ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Adi Rahman ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial rasio keuangan terhadap kinerja Perusahaan Pembiayaan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory. Sumber data didapat dari laporan keuangan perusahaan pembiayaan tahun 2009-2011 yang terdaftar di BEI. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda. Penelitian ini menyimpulkan: secara simultan dan parsial rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NIM, NPL dan LDR berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di Bursa Efek Indonesia yang diukur dengan rasio ROA. Variabel yang memiliki pengarug dominan dalam penelitian ini adalah LDR dengan nilai koefisien beta 0,823. Kata kunci : rasio keuangan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), kinerja ABSTRACT The purpose of this research is to find out simultaneously and partially the influence of financial ratio toward performance of go public leasing corporation that was listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The research is explanatory categorical. Data resource collect from financial report from leasing corporation in period 2009-2011 that listing in IDX. Hypothesis test use multiple regression with significantly 5% degree. As conclusion: partially and simultaneously there are influence capital ratio CAR, NIM, NPL and LDR toward performance of go public leasing corporation that was listed in Indonesia Stock Exchange. Variable that dominant influence toward performance is LDR with beta coefficient 0,823. As advice of research is suggested for leasing company to take care their performance so that investor is always interesting attention it. Keywords : financial ratio, Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR), performance PENDAHULUAN usaha-an meliputi proses perencanaan, pengendalian dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, dan kreditur. Kinerja keuangan sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode terten-
Pengukuran kinerja per tu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Analisis dan interprestasi dari macammacam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja 275
276 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
keuangan perusahaan dibandingkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendirisendiri yang tidak berbentuk rasio. Media yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya sehingga dapat digunakan untuk membantu pemakaian di dalam menilai kinerja keuangan perusahaan pembiayaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Menurut Sofyan (2003) kinerja pembiayaan dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan, dan profitabilitas pembiayaan. Lebih lanjut dalam penelitian ini menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur suatu kinerja suatu pembiayaan. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return of Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya, dan Return on Aseset (ROA) pada pembiayaan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dalam investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan dalam ukuran kinerja pembiayaan. Alasan dipilihnya ROA sebagai variabel dependen dengan alasan bahwa ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik. Ka-
rena tingkat pengembalian (return) semakin besar. ROA juga merupakan perkalian antara faktor Net Income Margin (NIM) dengan perputaran aktiva. Net Income Margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya. Apabila salah satu dari faktor tersebut meningkat/keduannya, maka ROA juga akan meningkat. Alasan dipilihnya perusahaan pembiayaan karena kegiatan pembiayaan sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Penelitian mengenai analisis pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja pembiayaan banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Desfian (2005), Yudi (2011) dan Arbaniah (2011). Penelitian ini merupakan replikasi dari ketiga penelitian tersebut. Tetapi ada terdapat perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pemilihan variabel indepeden yang digunakan, periode penelitian dan objek penelitian. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel yang menurut penelitian sebelumnya paling berpengaruh terhadap kinerja pembiayaan. Variabel-variabel tersebut antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Oleh karena itu perlu diuji kembali. Berdasarkan latar belakang masalah yang muncul, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah secara simultan dan parsial CAR, NIM, NPL, dan LDR berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI?
277 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
2. Variabel manakah dari CAR, NIM, NPL, dan LDR yang berpengaruh dominan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI?
TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Farid dan Siswanto, 1998). Menurut Mahmud dan Halim (2003:75) ukuran kinerja meliputi rasio-rasio berikut: 1. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. 2. Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset. 3. Rasio solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. 4. Rasio profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas). 5. Rasio pasar mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai pasar. Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perus-
ahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai likuiditas, profitabilitas, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi banyak pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Analisis Rasio Keuangan Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan keuangan dengan elemen yang lain dalam laporan keuangan. Rasio-rasio keuangan mempunyai beragam jenis pemakaian. Kepentingan pemakaian (penggunaan) bervariasi dari sekelompok besar pos sampai kejumlah yang terbatas. Cakupannya sebagai berikut: 1. Ukuran-ukuran kinerja a. Rasio profabilitas b. Rasio pertumbuhan c. Ukuran penilaian 2. Ukuran-ukuran Efesiensi Operasi a. Manajemen Aktiva b. Manajemen Biaya 3. Ukuran-ukuran Kebijakan Keuangan a. Rasio Leverage b. Rasio Likuiditas Return on Assets (ROA) ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan ke-untungan. ROA menggunakan laba sebagi salah satu cara untuk menilai aktivitas dalam menggunakan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkanmaka semakin tinggi pula ROA, hal ini berarti bahwa perusahaan semakin efektif untuk menghasilkan keuntungan. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemam-
278 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
puan pembiayaan dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional Pembiayaan. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno, 2003:200).
akukan dari aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (Suyono, 2005:48). LDR dihitung dari perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada pembiayaan lain). Standar terbaik LDR adalah di atas 85%. Untuk dapat memperoleh LDR yang optimum, pembiayaan harus tetap menjaga NPL.
Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR) ATMR dihitung dari aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif (tidak tercantum dalam neraca) terhadap masing-masing pos dalam aktiva itu atau golongan nasabah atau sifat agunan (Dunhil, 2005: 254).
Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 1:
Net Interest Margin (NIM) NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen perusahaan pembiayaan terutama dalam hal pengelolaan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan laba bersih. Semakin besar rasio maka hal ini akan mempengaruhi pada peningkatan pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola oleh pihak pembiayaan dengan baik. Non Performing Loan (NPL) NPL adalah kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi pembiayaan. Salah satu fungsi pembiayaan adalah sebagai penghubung antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Perusahaan pembiayaan menetapkan bahwa resiko kredit bermasalah NPL adalah sebesar 5%. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan pembiayaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliring, dimana pemenuhannya dil-
Definisi Operasional Variabel 1. Variabel dependen berupa kinerja perusahaan pembiayaan yang diukur dengan ROA yang dihitung. 2. Variabel independen berupa rasiorasio keuangan antara lain CAR, NIM, NPL, dan LDR, masingmasing variabel didefenisikan sebagai berikut:
METODE PENELITIAN Sumber Data 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini berupa data keuangan perusahaan pembiayaan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011 yang telah diaudit dan kemudian dipublikasikan. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data terkait profil perusahaan pembiayaan yang go public di BEI periode 2009-2011.
279 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
Tabel 1: Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Arbaniah (2013)
Ahmad Desfian (2005)
Suyona Antoni (2005)
Dedy Bodin (2011)
Judul
Objek
Hasil
Analisis Pengaruh Rasio keuangan ter-hadap kinerja BPD seluruh Indonesia
BPD di se-luruh Indonesia Perio-de 20092011
Menguji pengaruh efesiensi LDR, CAR terhadap ROA
Perusahaan pembiayaan di Indonesia tahun 20022004 Perusahaan pembiayaan yang berpotensi di Indonesia
Rasio-rasio keuangan perusahaan pembiayaan, NIM terhadap ROA, NPL terhadap ROA, LDR terhadap ROA Secara parsial signifikan dan bersamasama berpengaruh terhadap ROA
Menguji pengaruh variable CAR, BOPO, NIM, LDR, NPL, PLO, Pk Terhadap ROA Rasiorasio profitabilitas dalam penilaian kinerja perusaan manufaktur dan non manyfaktur di bursa efek Indonesia
Perusahaan Manufaktur dan non Manufaktur di bursa efek Indonesia
Rasio-rasio keuangan pembiayaan terutama CAR, BOPO, dan LDR mampu mempengar uhi ROA Menunjukkan perbandingan dan perbedaan Rasio-rasio profitabiitas dan kinerja keuangan
Sumber: diolah penulis Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Pembiayaan yang go public di BEI sebanyak 11 perusahaan. Sedangkan sampel ditentukan dengan sampling jenuh atau sensus yaitu dimana semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel sama dengan populasi. Sampel seluruhnya diambil dari 11 perusahaan pembiayaan yang go public di bursa efek Indonesia. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan melalui: 1. Teknik pengumpilan data yang figunakan dengan cara mencatat atau mengcopy data yang ada pada situs BEI. 2. Dengan mengambil data dari kepustakaan dan literatur yang ada, yang terkait dengan objek penelitian. Teknik Analisis Data Pengujian Asumsi Klasik 1. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi nilai residual variable memiliki distribusi normal. Untuk menguji asumsi normalitas dari suatu data penelitian dalam hal ini digunakan uji normalitas metode grafik. Menurut Ghozali (2005:309) analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
280 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
2. Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolarance value atau variance inflation factors (VIF) sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: a. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dala model regresi. b. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dala model regresi. 3. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi adanya homoskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji grafik dengan dasar penarikan kesimpulan sebagai berikut: a. Jika pola sebaran data cenderung menyebar tidak beraturan, maka dapat dinyatakan data tersebut bersifat homoskedastisitas. b. Jika pola sebaran data cenderung membentuk garis lurus, bergelombang dan atau mengumpul di satu tempat, maka dapat dinyatakan sebaran data tersebut bersifat heteroskedastisitas. 4. Autokorelasi Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t–1 (sebelumnya).
Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Waston (DW test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya auatokorelasi adalah sebagai berikut: a. Bilai nilai DW terletak diantara batas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. b. Bila DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif. d. Bilai nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS). Adapun bentuk model yang digunakan dasar penentuan Return on Assets (ROA) adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan: Y : ROA atau kinerja perusahaan pembiayaan b : Konstanta X1 : CAR X2 : NIM X3 : NPL X4 : LDR b1…bn : Koefisien Regresi e : Error term 2. Koefesien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan
281 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Semakin besar nilai R2, semakin tepat model regresi yang dipakai sebagai alat untuk peramalan. 3. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kreterian pengambilan keputusan sebagai dasarnya: a. Quick look: Bila F lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5% dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut table. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tebel, maka Ho ditolak dan menerima HA. 4. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji satistik t) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengararuh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel-variabel depeden. Cara melakukan penarikan kesimpulan uji t adalah sebagai berikut: a. Quick Look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan tersebut 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolakbilai nilai t lebih besar 0 dapat ditolak bilai nilai t lebih besar dari pada 2 (da-
lam nilai absolute). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis manurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi data Deskripsi data penelitian ini menyajikan nilai minimum, maksimum, mean dan variance masingmasing variable penelitian. Variable penelitian yang disajikan dalam penelitian ini terdiri dari ROA sebagai variabel dependen dan CAR, NIM, NPL dan LDR sebagai variabel independen. Secara terperinci disajikan dalam Tabel 2 berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Penelitian Variabel Min Max CAR 17.42 103.26 NIM 4.75 91.22 NPL .13 5.56 LDR 36.5 91.69 ROA -8.97 37.12 Sumber: Data diolah
Mean 46.0691 25.6739 1.2852 62.8676 6.8903
Variance 721.298 401.600 1.960 157.737 57.515
2. Hasil Uji Hipotesis a. Uji F Secara lebih terperinci hasil uji F disajikan dalam Tabel 3 berikut: Tabel 3. Hasil Uji F Sum of Mean df F Squares Square Regression 1606.570 4 401.642 48.077 Residual 233.916 28 8.354 Total 1840.485 32 a. Predictors: (Constant), LDR, NIM, CAR, NPL b. Dependent Variable: ROA Model
Sumber: Data diolah
Sig. .000a
282 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
Berdasarkan hasil uji F sebagaimana dalam Tabel 3 tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung yang dihasilkan sebesar 48,077 yang lebih besar dari Ftabel (df: 4, 28; α: 5%) sebesar 2,714 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara serempak (simultan) ada pengaruh variabel independen yang terdiri dari CAR, NIM, NPL dan LDR terhadap ROA b. Uji t Secara lebih terperinci hasil uji t disajikan dalam Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
-31.523
4.592
.048
.023
.171
2.095 .045
NIM
.130
.028
.343
4.690 .000
NPL
1.255
.573
.232
2.188 .037
LDR
.497
.072
.823
6.857 .000
CAR
-6.865 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa nilai thitung yang dihasilkan CAR sebesar 2,095 yang lebih besar dari ttabel (df: 32; α: 5%) sebesar 2,04 dengan nilai signifikansi sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen CAR terhadap ROA Selanjutnya nilai thitung yang dihasilkan NIM sebesar 4,69 yang lebih besar dari ttabel (df: 32; α: 5%) sebesar 2,04 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α <
5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen NIM terhadap ROA. Selanjutnya nilai thitung yang dihasilkan NPL sebesar 2,188 yang lebih besar dari ttabel (df: 32; α: 5%) sebesar 2,04 dengan nilai signifikansi sebesar 0,037 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen NPL terhadap ROA. Selanjutnya nilai thitung yang dihasilkan LDR sebesar 6,86 yang lebih besar dari ttabel (df: 32; α: 5%) sebesar 2,04 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen LDR terhadap ROA. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat dibentuk suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = -31,523 + 0,048X1 + 0,130X2 + 1,255X3 + 0,497X4 + 4,59 Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1) Diketahui nilai konstanta (a) sebesar -31,523 yang berarti bahwa dengan asumsi seteris paribus/tetap nilai ROA sebesar -31,523 jika tidak dipengaruhi oleh CAR, NIM, NPL dan LDR. 2) Nilai koefisien CAR sebesar 0,048 yang berarti bahwa jika terdapat pengaruh sebesar satu satuan dari variabel CAR, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,048. 3) Nilai koefisien NIM sebesar 0,130 yang berarti bahwa jika terdapat pengaruh sebesar
283 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
satu satuan dari variabel NIM, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,130. 4) Nilai koefisien NPL sebesar 1,255 yang berarti bahwa jika terdapat pengaruh sebesar satu satuan dari variabel NPL, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar 1,255. 5) Nilai koefisien LDR sebesar 0,497 yang berarti bahwa jika terdapat pengaruh sebesar satu satuan dari variabel LDR, maka nilai ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,497. c. Uji Determinasi Berdasarkan hasil uji determinasi pada Tabel 4 diketahui bahwa variabel LDR memiliki nilai beta sebesar 0,823 yang paling besar di antara variabel bebas lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan adalah LDR. Pembahasan 1. Pengaruh secara Simultan CAR, NIM, NPL, dan LDR terhadap Kinerja Perusahaan Pembiayaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (ROA) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terkait pengaruh secara simultan menyimpulkan bahwa secara simultan CAR, NIM, NPL dan LDR bepengaruh terhadap kinerja (ROA) perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Arbaniah (2013) yang juga menyimpulkan bahwa secara simultan CAR, NIM, NPL dan LDR bepengaruh terhadap kinerja (ROA).
2. Pengaruh Secara Parsial CAR, NIM, NPL, dan LDR terhadap Kinerja Perusahaan Pembiayaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (ROA) CAR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,045 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen CAR terhadap variabel dependen yaitu kinerja (ROA) perusahaan pembiayaan yang go public di BEI. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suyono (2005) dan Desfian (2005) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif tehadap ROA. Hal ini perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa CAR dalam penelitian ini terbentuk dari asset perusahaan pembiayaan yang terdiri dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan pembiayaan meliputi kas dan setara kas, times deposit, investasi, pembiayaan konsumen, leasing yang disalurkan aktiva tetap bersih dan aktiva lain-lain. Unsur-unsur aktiva tersebut yang harus tersedia dalam perusahaan pembiayaan guna kecukupan modal yang dimiliki serta pencapaian ROA yang bagus dan sesuai dengan yang ditargetkan oleh manajemen. Se-makin tinggi rasio CAR yang dihasilkan oleh perusahaan pembiayaan, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan ter-sebut, sehingga pencapaian rasio profitabilitas perusahaan pembiayaan khususnya rasio ROA semakin bagus pula. Hal ini sejalan dengan penelitian Desfian (2005) menyatakan bahwa semakin menurunnya CAR semakin rendah profitabilitas yang diperoleh. Hal ini disebabkan taksiran modal akan negative sparead dan peningkatan asset yang tidak diimbangi dengan penambahan modal. Rendahnya
284 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
CAR menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas Perusahaan Pembiayaan yang go public. Terkait pentingnya CAR terhadap ROA pendapat yang sesuai juga menyatakan bahwa CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan pembiayaan dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional pembiayaan. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno, 2003:200). Dunhil (2005:16) juga menyatakan bahwa CAR adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan pembiayaan dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen pembiayaan dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal. Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar presentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Modal perlu dirinci apa yang dapat digolongkan dan diperhitungkan sebagai modal pembiayaan. NIM memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen NIM terhadap variabel dependen yaitu kinerja (ROA) perusahaan pembiayaan yang go public di BEI. NIM dalam penelitian ini dibentuk dari unsur pendapatan bunga bersih (pendapatan perusahaan dikurangi dengan bunga yang dibayar perusahaan) dibandingkan dengan aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR). Semakin tinggi rasio yang dihasilkan oleh NIM akan meningkatkan pencapaian rasio profitabilitas khususnya dalam penelitian ini rasio ROA. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mawardi (2005) yang menunjukkan NIM berpengaruh terhadap ROA. Setiap peningkatan NIM akan mengakibatkan peningkatan ROA. Hal ini terjadi karena setiap peningkatan endapatan bunga bersih, yang merupakan selisih antara total biaya bunga dengan total pendapatan bunga mengakibatkan bertambahnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan ROA. NPL memiliki nilai signifikansi sebesar 0,037 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen NPL terhadap variabel dependen yaitu kinerja (ROA) perusahaan pembiayaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. NPL dalam penelitian ini dihitung berdasarkan perbandingan total NPL dengan total leasing dan pembiayaan konsumen. Sehingga dari perbandingan tersebut didapat persentase dari NPL. Semakin kecil rasio NPL ini akan berpengaruh besarnya rasio profitabilitas perusahaan pembiayaan khususnya dalam penelitian ini ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mawardi (2005) yang menunjukkan bahwa NPL mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA, artinya setiap kenaikan jumlah NPL akan berakibat menurunnya ROA. Menurutnya hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia perihal NPL mengatur bahwa setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan, harus discover dengan cadangan aktiva produktif dengan cara mendebet rekening biaya cadangan aktifa
285 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
produktif dan mengkredit rekening cadangan penghapusan aktiva produktif, sehingga setiap kenaikan outstanding pinjaman diberikan akan menambah biaya cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya mempengaruhi ROA perusahaan Pembiayaan (Leasing). LDR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α < 5%), hal ini dapat disimpulkan H1 diterima dan Ho ditolak yang berarti bahwa secara parsial ada pengaruh variabel independen LDR terhadap variabel dependen yaitu kinerja (ROA) perusahaan pembiayaan yang go public di BEI. Loan to Deposit Ratio menunjukkan rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio tersebut dihitung dari jumlah kewajiban jangka pendek (hutang pajak, biaya yang harus dibayar dan hutang lain-lain bersifat jangka pendek) dibandingkan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pembiayaan (kas dan setara kas serta times deposit). Semakin besar rasio LDR yang dihasilkan perusahaan pembiayaan, maka akan semakin meningkatkan pencapaian rasio profitabilitas perusahaan khususnya rasio ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Desfian (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel LDR disebabkan peningkatan dalam pemberian kredit ataupun penarikan dana oleh masyarakat dimana hal ini dapat mempengaruhi likuiditas Perusahaan pembiayaan (Leasing) yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat. 3. Variabel yang Berpengaruh Dominan terhadap Kinerja Perusahaan Pembiayaan yang Go Public di BEI Berdasarkan uji determinasi dalam penelitian ini telah diketemukan bahwa variabel yang
memiliki pengaruh dominan tehadap kinerja perusahaan pembiayaan yangs go public di Bursa Efek Indonesia adalah variabel LDR dengan nilai koefisien beta sebesar 0,823. Dengan demikian hipotesis variabel NIM memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di Bursa Efek Indonesia tidak terbukti. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Income Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 (. 2. Pengujian secara parsial dapat disimpulkan sebagai berikut: a. CAR berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil 0,05 ( dengan koefisien regresi sebesar 0,048. b. NIM berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 ( dengan koefisien regresi sebesar 0,130. c. NPL berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,037 lebih kecil 0,05 ( dengan koefisien regresi sebesar 1,255. d. LDR berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
286 Kindai Volume 9 Nomor 4, Oktober – Desember 2013
kecil 0,05 ( dengan koefisien regresi sebesar 0,497. 3. Variabel LDR merupakan variabel yang berpengaruh dominan berdasarklan hasil penelitian ini terhadap kinerja perusahaan pembiayaan yang go public di BEI dengan nilai koefisien beta sebesar 0,823. Saran 1. Perusahaan pembiayaan yang go public di BEI disarankan untuk selalu menjaga rasio keuangan yang baik guna menarik minat investor yang akan membeli setiap saham yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan variabel NIM merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai capaian ROA perusahaan, oleh karenanya perusahaan harus selalu menjaga rasiorasio yang berkenaan dengan profitabilitas. 2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih mendalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi rasio profitabilitas perusahaan pembiayaan yang go public di BEI. 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sampel penelitian guna menghindarkan gejala asumsi klasik yang mungkin terjadi jika data yang tersedia terbatas.
DAFTAR PUSTAKA Desfian, Desfian. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Pembiayaan di Indonesia Tahun 2001-2003. Tesis Program Pascasarjana Magistar Manajemen Unipersitas Diponegoro.
Dunil, Z. 2006. Perusahaan Pembiayaan Risk-Based Audit dalam Pemeriksaan Perkreditan. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Farid Harianto dan Siswanto Sudarmo, 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. PT Bursa Efek Jakarta: Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariati dengan Program SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Mawardi, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Sofyan, Sopriza. 2003. Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Bank di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen. Vol 2. No 3. Suyono, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty