ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara langsung kepada konsumen CPO (industrial buyers), yaitu industri minyak goreng untuk mengetahui atribut-atribut mutu. Ini disebut juga dengan elemen Voice of Consumer (VOC) yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk. Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen dan pakar diperoleh delapan jenis atribut penentu mutu CPO yang menjadi prioritas konsumen dalam memilih CPO sebagai bahan baku minyak goreng, antara lain FFA, kadar kotoran, kadar air, PV, IV, DOBI, warna, dan karoten. Tabel 9 menunjukkan hasil analisis kepentingan antar atribut mutu CPO berdasarkan kombinasi pendapat pakar dan Tabel 10 menunjukkan hasil analisis prioritas atribut mutu CPO. Tabel 9. Hasil Analisis Kepentingan Antar Atribut Mutu CPO Atribut FFA Kadar air Kadar kotoran PV IV DOBI Warna Karoten
FFA
Kadar Air 1,644
Kadar Kotoran 1,644 0,922
PV 2,667 2,220
IV 2,667 2,459
DOBI 4,076 3,322
Warna 4,359 3,680
Karoten 6,544 6,118
2,352
2,459 1,246
3,323 2,551 2,047
3,817 3,322 2,766 2,221
6,544 5,348 4,828 4,076 3,758
Tabel 10. Hasil Analisis Prioritas Atribut Mutu CPO No 1 2 3 4 5 6 7 8
Atribut FFA Kadar kotoran Kadar air PV IV DOBI Warna Karoten
Bobot 0.255 0.199 0.191 0.117 0.101 0.066 0.049 0.024
Rangking 1 2 3 4 5 6 7 8
67
Berdasarkan metode pairwise comparison dari AHP yang dianalisa menggunakan Program Expert Choice 2000, maka didapat bobot masingmasing tingkat kepentingan atribut mutu CPO yaitu : kadar FFA (0.255), kadar kotoran (0.199), kadar air (0.191), Peroxide value (0.117), Iod value (0.101), DOBI (0.066), warna (0.049), dan karoten (0.024). Nilai Incon (Konsistensi
Indeks)
merupakan
nilai
ukuran
dari
seberapa
besar
kemungkinan ketidakkonsistenan kita dalam menetapkan prioritas untuk elemen-elemen yang ada. Konsistensi sampai kadar tertentu dalam menetapkan prioritas untuk elemen-elemen perlu untuk memperoleh hasilhasil yang sahih/akurat dalam dunia nyata. Nilai Konsistensi Indeks harus 10 persen atau kurang. Ketidakkonsistenan yang lebih besar menunjukkan kekurangan informasi atau kekurangpahaman sehingga hasilnya menjadi tidak akurat (Saaty, 1993). Nilai Incon yang diperoleh adalah lebih kecil dari 0,1 yaitu sebesar 0,03. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketidakkonsistenan gabungan pendapat konsumen pakar rendah, sehingga pendapat tersebut dipandang konsisten. Dari hasil analisis kepentingan antar atribut diatas, diketahui bahwa kadar FFA merupakan atribut yang menjadi prioritas pertama bagi konsumen dalam memilih CPO. Hal itu kemudian diikuti oleh atribut kadar kotoran, kadar air, PV, IV, DOBI, warna, dan karoten. B. Planning Matrix (Riset Pasar dan Rencana Strategik) Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji riset pasar berdasarkan penilaian konsumen mengenai sasaran perusahaan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan perusahaan. Dari hasil analisis riset pasar, diketahui bahwa rasio perbaikan yang diharapkan konsumen untuk keseluruhan atribut mutu CPO sudah memenuhi target sasaran yaitu 1.00. Dengan rasio perbaikan tersebut maka PKS Rambutan sudah memenuhi target pasar, dan yang harus dilakukan adalah mempertahankan mutu CPO yang sudah ada. Hasil dari analisis riset pasar dan sasaran yang harus dicapai PKS Rambutan dapat dilihat pada Tabel 11.
68
Tabel 11. Hasil Analisis Planning Matriks Untuk Atribut CPO PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III Atribut
Target Nilai 4 4 4 4 4 4 4 4
FFA Kadar kotoran Kadar air PV IV DOBI Warna Karoten
Skor Evaluasi 4 4 4 4 4 4 4 4
Tingkat Kepentingan 8 7 6 5 4 3 2 1
Rasio Perbaikan 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
C. Technical Response (Tanggapan atas karakteristik proses) Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan jenis aktivitas proses yang terkait dengan spesifikasi dan harapan konsumen. Penentuan aktivitas proses dilakukan oleh para pakar dengan teknik brainstorming dan studi literatur. Hasil dari analisis tanggapan atas karakteristik proses dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Analisis Matriks Technical Proses CPO
10
10
5
10
10
1
10
5
5
5
5
5
1
10
10
1
5
0
10
10
10
1
5
Distribusi (Transportasi)
10
0
Penyimpanan CPO
0
6
10
Pemurnian (Klarifikasi)
7
10
Pengempaan (Pengepressan)
10
Pengadukan
0
Penebahan
8
Perebusan (Sterilisasi)
FFA
Tingkat Kepentingan
Penyimpanan Buah
1
Atribut
Sortasi TBS
N o
Penerimaan TBS
Karakteristik Proses Produksi
3
Kadar kotoran Kadar air
4
PV
5
0
10
10
10
0
5
5
10
5
5
5
IV
4
0
10
5
10
0
1
5
5
1
1
6
DOBI
3
0
10
10
10
0
5
5
10
5
5
7
Warna
2
0
10
10
10
0
5
5
5
5
5
8
Karoten
1
0
10
10
10
0
5
5
5
5
5
2
Nilai 10 melambangkan hubungan kuat antara atribut dengan karakteristik proses produksi, dimana proses tersebut berpengaruh kuat terhadap peningkatan atau penurunan nilai atribut produk. Nilai 5 melambangkan hubungan sedang, nilai 1 melambangkan hubungan lemah, dan nilai 0 melambangkan tidak adanya hubungan antara proses tersebut dengan peningkatan dan penurunan nilai atribut.
69
Aktivitas proses yang berpengaruh kuat terhadap kadar FFA adalah sortasi TBS, penyimpanan buah, perebusan, dan pengadukan, sedangkan proses pengempaan, pemurnian, penyimpanan CPO, dan distribusi berpengaruh sedang. Disamping itu proses penebahan berpengaruh lemah terhadap kadar FFA. Kadar kotoran dipengaruhi kuat oleh proses sortasi TBS, penyimpanan buah, proses pengempaan, dan pemurnian, sedangkan perebusan, penebahan dan distribusi berpengaruh sedang. Proses pengadukan dan penyimpanan CPO memiliki pengaruh yang lemah. Kadar air dipengaruhi kuat oleh proses sortasi TBS, penyimpanan buah, perebusan, pengadukan, pengempaan, dan pemurnian. Proses distribusi CPO memiliki pengaruh yang sedang terhadap kadar air, sedangkan penyimpanan CPO memiliki pengaruh yang lemah. Peroxide Value (PV) dipengaruhi kuat oleh proses sortasi, penyimpanan buah, perebusan, dan pemurnian, sedangkan proses pengadukan, pengempaan, penyimpanan CPO dan distribusi CPO memiliki pengaruh yang sedang terhadap PV. Iod Value (IV) dipengaruhi kuat oleh sortasi dan perebusan, sedangkan penyimpanan buah, pengempaan, dan pemurnian memiliki pengaruh sedang, serta pengadukan, penyimpanan CPO dan distribusi berpengaruh lemah. DOBI dipengaruhi kuat oleh sortasi, penyimpanan buah, perebusan dan pemurnian, sedangkan proses pengadukan, pengempaan, penyimpanan CPO dan distribusi memiliki pengaruh yang sedang. Parameter warna dan kandungan karoten sama-sama dipengaruhi kuat oleh proses sortasi,
penyimpanan
buah,
dan
perebusan,
sedangkan
pengadukan,
pengempaan, pemurnian, penyimpanan CPO serta distribusi memiliki pengaruh yang sedang. D. Relationship (Tanggapan Atas Kebutuhan Pelanggan) Tahap ini merupakan tahap untuk membandingkan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut mutu produk CPO yang dihasilkan oleh PKS Rambutan. Dari hasil analisis diatas, diketahui bahwa seluruh atribut mutu CPO, yaitu FFA, kadar kotoran, kadar air, kadar PV, kadar IV, DOBI, warna dan kandungan karoten yang dihasilkan PKS Rambutan memuaskan bagi konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa mutu CPO PKS Rambutan diterima oleh konsumen dan target yang ditentukan oleh PKS Rambutan sudah
70
tercapai. Tabel 13 menunjukkan hasil analisis kepuasan konsumen terhadap atribut mutu CPO yang dihasilkan PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III dan perhitungan analisis ini dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 13. Hasil Analisis Relationship Terhadap Atribut Mutu CPO PKS Rambutan Atribut FFA Kadar kotoran Kadar air PV IV DOBI Warna Karoten
Sangat tidak puas 0
Tidak Cukup Puas puas puas 0 2 2
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1
1 2 2 3 2 1 2
3 2 2 3 2 4 2
Sangat Jumlah Total puas nilai 2 6 24 2 2 1 0 1 1 1
6 6 6 6 6 6 6
25 24 21 21 21 24 21
Nilai indeks 4.80
Tingkat kepuasan 4
5.00 4.80 4.20 4.20 4.20 4.80 4.20
4 4 4 4 4 4 4
E. Technical Correlations Analisis Technical Correlations diperlukan untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar karakteristik proses yang satu dengan proses lainnya. Suatu perubahan pada salah satu proses dapat mengakibatkan perubahan pada proses lainnya. Hasil analisis untuk technical correlations ini dapat dilihat pada Tabel 14.
4
Perebusan (Sterilisasi)
5
Penebahan
6
Pengadukan
7
Pengempaan (Pengepressan)
8
Pemurnian (Klarifikasi)
9
Penyimpanan
10
Distribusi / Transportasi
++
+
+
++
+
+
++
+
+
+
+
+
++
++
++
++
+
+
+ +
-
++
-
++
++
Distribusi (Transportasi)
Penyimpanan CPO
Penyimpanan Buah
Pemurnian (Klarifikasi)
3
+
Pengempaan (Pengepressan)
Sortasi TBS
++
Pengadukan
2
+
Penebahan
Penerimaan Buah
Perebusan (Sterilisasi)
1
Penyimpanan Buah
Aktivitas Proses
Sortasi TBS
No.
Penerimaan Buah
Tabel 14. Hasil Analisis Karakteristik Proses Produksi Untuk Technical Correlations CPO
-
71
Dari hasil analisa data diketahui bahwa proses penerimaan TBS memiliki hubungan kuat positif terhadap proses penerimaan buah, dan memiliki hubungan positif terhadap proses sortasi TBS. Proses sortasi TBS memiliki hubungan kuat positif terhadap proses perebusan dan pengempaan; memiliki hubungan positif dengan proses penyimpanan buah, proses penebahan, pengadukan, pemurnian dan penyimpanan CPO. Proses penyimpanan buah memiliki hubungan kuat positif terhadap proses perebusan; memiliki hubungan kuat dengan proses penebahan, pengadukan, pengempaan, pemurnian dan penyimpanan CPO. Proses perebusan memiliki hubungan kuat positif terhadap proses penebahan, pengadukan, pengempaan dan pemurnian, serta memiliki hubungan positif dengan proses penyimpanan CPO. Proses penebahan memiliki hubungan positif terhadap proses pengadukan dan pengempaan. Proses pengadukan memiliki hubungan kuat positif terhadap proses pengempaan, memiliki hubungan positif terhadap proses pemurnian, dan memiliki hubungan negatif dengan proses penyimpanan CPO. Proses pengempaan memiliki hubungan kuat positif terhadap proses pemurnian dan memiliki hubungan negatif dengan penyimpanan CPO. Proses pemurnian memiliki hubungan kuat positif terhadap proses penyimpanan CPO dan memiliki hubungan negatif dengan proses distribusi. Proses penyimpanan CPO memiliki hubungan negatif dengan proses distribusi. F. Technical Matrix (Prioritas Tanggapan Teknis dan Target Teknis) Technical Matrix berisi informasi mengenai tingkat kepentingan tanggapan teknis berdasarkan kebutuhan dan harapan pelanggan, serta nilai relatif dari karakteristik proses yang menjadi target performansi teknis yang harus dicapai perusahaan. Dari hasil analisa perhitungan data, didapat bahwa aktivitas proses yang paling menentukan mutu CPO yang akan digunakan sebagai bahan baku minyak goreng adalah proses sortasi TBS (0,175) dan penyimpanan buah (0,165) merupakan proses yang paling utama perlu mendapat perhatian, diikuti oleh proses perebusan (0,143), pemurnian (0.139), pengempaan
(0,119),
pengadukan
(0,104),
distribusi
CPO
(0,078),
penyimpanan CPO (0,054), serta penebahan (0,023). Hasil analisis hubungan keterkaitan antar proses produksi dapat dilihat pada Tabel 15.
72
Tabel 15. Hasil Analisis Technical Matrix CPO
3
0
10
1
5
Distribusi (Transportasi)
5
Penyimpanan CPO
5
0
10
10
5
5
1
10
10
1
5
0
10
10
10
0
10
10
10
1
5
5
IV
6
DOBI
3
0
10
10
10
0
7
Warna
2
0
10
10
10
0
8
Karoten
1
0
10
10
10
0
0
360
340
295
48
T O T A L
5
7
Kadar air PV
Rangking
10
6
4
Nilai Tingkat Kepentingan Nilai Relatif
Pengaduka
10
Penebahan
10
Pemurnian (Klarifikasi)
8
Pengempaan (Pengepressan)
2
Kadar kotoran
Perebusan (Sterilisasi)
FFA
Penyimpanan Buah
1
Sortasi TBS
Atribut
Penerimaan TBS
No
Tingkat Kepentingan
Karakteristik Proses Produksi
5
0
10
10
10
0
5
5
10
5
5
4
0
10
5
10
0
1
5
5
1
1
5
5
10
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
215
245
285
112
160
2.060 1,000
0
0,175
0,165
0,143
10
1
2
3
0,023 0,104 9
6
0,119
0,139
0,054
0,078
5
4
8
7
Proses pelaksanaan Quality Function Deployment (QFD) adalah dengan menyusun satu atau lebih matriks yang disebut dengan rumah kualitas (House Of Quality). Matriks tersebut menjelaskan hal-hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen dan cara untuk memenuhinya. Rumah kualitas juga menggambarkan hubungan antara keinginan konsumen dengan aktivitas perusahaan serta mengevaluasi kemampuan perusahaan. Analisa yang dilakukan terhadap rumah kualitas menghasilkan tiga hal yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan mutu CPO. Konsep rumah kualitas PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III, Tebing Tinggi dapat dilihat pada Gambar 6.
73
+ +
+
+
HARAPAN PELANGGAN
FFA Kadar kotoran Kadar air PV IV DOBI Warna Carotene
--
8 7 6 5 4 3 2 1
4 4 4 4 4 4 4 4
PKS Rambutan, PTP. N III
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
Nilai Tingkat Kepentingan Nilai Relatif
0
360
340
295
48
215
245
285
112
160
0
Target dan Rasio
PKS Rambutan,PTP.N III
Penyimpanan CPO
Distribusi (Transportasi)
-
++
++
++
+
--
+
+
Pemurnian (Klarifikasi)
++
Penebahan
Penyimpanan TBS
++
+ ++
+
Sortasi TBS
Penerimaan TBS
BOBOT KONVERSI
+
++
Perebusan (Sterilisasi)
++
-
++
+
Pengempaan (Pengepressan)
+
++
Pengadukan
+
+
+
++
4;1.00 4;1.00 4;1.00 4;1.00 4;1.00 4;1.00 4;1.00 4;1.00
0,175 0,165 0,143 0,023 0,104 0,119 0,139 0,054 0,078
Keterangan :
++ + --
: kuat : sedang : lemah : hubungan kuat positif : hubungan positif : hubungan kuat negatif : hubungan negatif
Gambar 6. House Of Quality PKS Rambutan, PT. Perkebunan Nusantara III
74