Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
ANALISIS PROFITABILITAS, EARNING PER SHARE, PERTUMBUHAN PENJUALAN SEBELUM DAN SESUDAH BERSERTIFIKAT ISO Erlina Anjelina
[email protected] Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out the difference among Profitability, Earnings per Share, and Sales Growth before and after the companies are certified by ISO 9001-2008 in 2009 and 2010. The samples are 20 manufacturing companies which have been selected by using purposive sampling and these manufacturing companies have issued their financial statements and these statements have been obtained from the official websites of Indonesia Stock Exchange i.e. (www.idx.co.id). The period of the research is two years before and two years after the companies are certified by ISO 9001-2008 in 2007-2012 periods. The data analysis technique has been done by using statistic analysis technique and SPSS (Statistical Package for Social Sciences) version 20 and it uses more than one independent variables i.e.: profitability, earnings per share, and sales growth. Profitability variables are Net Profit Margin, Return on Asset, and Return on Equity. The result of the research shows that 3 variables have different condition before and after the companies are certified by ISO 9001-2008 i.e. Net Profit Margin, Return on Asset, and Earnings per Share whereas the remaining 2 variables do not have any different condition before and after the companies are certified by ISO 9001-2008 i.e. Return on Equity and Sales Growth. Keywords: ISO 9001 – 2008 Certificate, Profitability, Sales Growth ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara Profitabilitas, Earning Per Share, dan Pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008 pada tahun 2009 dan 2010. Sampel menggunakan metode purposive sampling sebanyak 20 perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Periode penelitian ini selama dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah bersertifikat ISO 9001–2008 yaitu 2007–2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik. Dengan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 20 dengan menggunakan variabel independen yang lebih dari satu yaitu profitabilitas, Earning Per Share, dan Pertumbuhan Penjualan. Variabel profitabilitas yang digunakan adalah Net Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 variabel memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008 yaitu Net Profit Margin, Return On Asset, dan Earning Per Share, sedangkan 2 variabel tidak memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008 yaitu Return On Equity dan Pertumbuhan Penjualan. Kata kunci: Sertifikasi ISO 9001–2008, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan.
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era globalisasi yang semakin meningkat persaingannya, kini setiap perusahaan dituntut untuk semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam setiap bagian-bagian perusahaan baik itu mencakup produksi, kepuasan pelanggan dan peningkatan laba. Standarisasi manajemen adalah bagian dalam perusahaan yang harus di perhatikan kualitasnya. Karena baik atau buruknya standarisasi manajemen mempengaruhi kualitas sistem bagaimana perusahaan memenuhi tujuannya berdasarkan apa yang telah ditentukan dalam perusahaan. Seiring dengan perkembangan jaman, maraknya gaya hidup yang terus meningkat membuat kebutuhan setiap individu semakin bervariasi. Hal tersebut menyebabkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
2 kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas dalam setiap produk atau jasa yang mereka gunakan. Konsumen yang cerdas pasti akan membandingkan satu produk dengan produk lain yang sejenis untuk mendapatkan produk yang lebih bermutu. Apabila suatu produk tidak memenuhi kualitas yang diinginkan maka mereka akan mengkonsumsi produk lain yang lebih baik. Karena itu hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan upaya meningkatan kualitas produknya demi mempertahankan atau bahkan meningkatkan loyalitas konsumen. Menurut Hestiningtyas (2011: 1) cara lain untuk menghadapi persaingan adalah menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Loyalitas konsumen sangat berperan agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik agar dapat membuat konsumen tetap loyal pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Kualitas akan menjadi syarat utama yang akan ditingkatkan perusahaan untuk mengembangkan loyalitas pelanggannya, karena kualitas produk yang rendah akan menanggung resiko pelanggan yang tidak setia. Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, yakni selain dapat meningkatkan loyalitas pelanggan tetapi juga dapat mencegah terjadinya perputaran pelanggan, mengurangi sensitifitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis (Fornell, 1992). Dalam kondisi seperti ini membuat perusahaan sadar akan pentingnya jaminan kualitas serta usaha untuk meningkatkan daya saing dengan melakukan perbaikan secara terus menerus atau berkelanjutan. Jaminan kualitas yang menjadi acuan dalam perdagangan internasional saat ini yaitu ISO 9001-2008 (International Organization of Standardization). ISO merupakan standar yang ideal dan diakui oleh dunia. Standar ini merupakan standar internasional untuk sistem manajemen kualitas (Quality Management System) yang memberikan suatu kerangka kerja seragam untuk jaminan mutu yang dapat digunakan di seluruh dunia.Sedangkan 2008 sendiri merujuk pada tahun revisi sehingga ISO 9001-2008 merupakan sistem manajemen mutu yang direvisi tahun 2008 tepatnya tanggal 14 November 2008. Hadirnya ISO 9001 ini mendorong tanggungjawab manajemen karena sistem ini mewajibkan untuk dihasilkannya barang dan jasa yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini bisa menarik perusahaan untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi di masa depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab–sebab terjadinya laba. Serta kepemilikan akan sertifikat ini dipandang bahwa perusahaan telah memiliki sistem kualitas yang baik. Dengan adanya kepemilikan sistem kualitas yang baik ini diharapkan bisa memberikan sinyal positif kepada pengguna laporan keuangan. Secara teoritis, ISO 9001 menawarkan banyak sekali manfaat bagi perusahaan, yaitu: meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan melalui jaminan kualitas. Namun dalam praktiknya, manfaat itu tidak selalu tercapai dengan baik. Hal ini yang menyebabkan perusahaan ragu untuk memperoleh sertifikat ISO. Disamping besarnya biaya yang diperlukan, upaya serta waktu yang diperlukan dalam pengimplementasian sistem sesuai standar ISO 9001. Penelitian mengenai ISO 9001 telah beberapa kali dilakukan. Variabel independen, seri ISO yang semakin berkembang, dan tempat riset yang digunakan beragam, hasil dari penelitian juga beragam. Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan Rasio Profitabilitas, Earning Per Share, dan Pertumbuhan Penjualan Sebelum dan Sesudah Bersertifikat ISO 9001–2008. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008, 2) Untuk mengetahui perbedaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
3 Return on Asset antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008, 3) Untuk mengetahui perbedaan Return on Equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008, 4) Untuk mengetahui perbedaan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008, 5) Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008 TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian ISO (International Organization Of Standardization) ISO (International Organization of Standardization) merupakan sebuah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perubahan barang dan jasa. Pada tanggal 23 Februari 1947 ISO didirikan dan mulai bekerja. Dalam enam dekade terkahir, ISO telah menetapkan lebih dari 18.000 standar. International Organization for Standardization (ISO) dibentuk untuk mengharmonisasikan standar–standar nasional dari masing–masing negara menjadi satu standar internasional yang sama. Di dalam ISO memuat spesifikasi–spesifikasi teknis atau kriteria yang sifatnya akurat yang dipergunakan sebagai aturan, petunjuk, dan definisi tertentu demi menjamin barang atau produk sesuai dengan standar yang telah disepakati sebelumnya. Banyak yang beranggapan bahwa ISO adalah singkatan dari kata The International Organization for Standardization. ISO bukanlah sebuah singkatan seperti yang selalu disebutkan oleh banyak orang. ISO adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sama”. Kata ISO sendiri dijadikan standar agar dapat mempermudah dalam pengimplementasian dan mudah diikuti serta diingat. Jika yang digunakan adalah singkatan, tentu di setiap negara akan berbeda singkatannya, seperti OIN dalam bahasa Perancis yang berarti Organitation International de Normalization atau OSI dalam bahasa Indonesia yang berarti Organisasi Standar Internasional. Sejarah ISO Sejarah ISO dimulai dari dunia militer sejak masa perang dunia II. Pada tahun 1943, pasukan inggris membutuhkan sekali banyak amunisi untuk perang sehingga untuk kebutuhan ini dibutuhkan banyak sekali supplier. Sebagai konsekuensinya, maka demi kebutuhan standarisasi kualitas, mereka merasa perlu untuk menetapkan standar seleksi supplier. Selanjutnya, 20 tahun kemudian perkembangan standarisasi ini menjadi semakin dibutuhkan hingga pada tahun 1963, departemen pertahanan Amerika mengeluarkan standar mutu untuk kebutuhan militer yaitu MIL-Q-9858A sebagai bagian dari MIL-STD series. Kemudian standar ini diadopsi oleh NATO (North Atlantic Treaty Organization) menjadi AQAP-1 (Allied Quality Assurance Publication-1) dan diadopsi oleh militer Inggris sebagai DEF/STAN 058. Seiring dengan kebutuhan implementasi yang semakin kompleks, maka DEF/STAN 058 dikembangkan menjadi BS-5750 pada tahun 1979. Atas usulan American National Standard Institute kepada Inggris, maka pada tahun 1987 melalui International Organization for Standardization, standard BS-5750 (British Standard) diadopsi sebagai sebuah international standard yang kemudian dinamai ISO 9000:1987. Pada perkembangan berikutnya, ditahun 1994, karena kebutuhan guaranty quality bukan hanya pada aspek final inspection, tetapi lebih jauh ditekankan perlunya proses preventive action untuk menghindari kesalahan pada proses yang menyebabkan ketidak sesuaian pada produk. Pada ISO 9000:1994 dikenal 3 versi, yaitu 9001 tentang design, 9002 tentang proses produksi, dan 9003 tentang services. Versi 1994 lebih fokus pada proses manufakturing dan sangat sulit diaplikasikan pada organisasi bisnis kecil karena banyaknya prosedur yang harus dipenuhi (sedikitnya ada 20 klausa yang semuanya wajib di dokumentasikan menjadi prosedur organisasi). Pada versi tahun 2000, tidak lagi dikenal 20 klausa wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Sehingga organisasi sekecil apapun bisa
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
4 mengimplementasi sistem ISO 9001:2000 dengan berbagai pengecualian pada proses bisnisnya dengan mewajibkan 6 prosedur yang harus terdokumentasi. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk penyempurnaan atas revisi tahun 2000 pada 14 November 2008. Adapun perbedaan antara versi 2000 dengan 2008 secara signifikan lebih menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Rasio Profitabilitas Menurut Kamaludin dan Indriani (2012: 40) Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan dalam beberapa kurun waktu dapat digunakan untuk memprediksi laba atau deviden di waktu yang akan datang. Dari sudut pandang investor analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi prospek masa depan suatu perusahaan. Sementara itu, dari sudut pandang manajemen selain alat prediksi antisipasi masa depan, juga sebagai dasar untuk perencanaan tindakan terhadap faktor – faktor kunci yang sering mempengaruhi peristiwa pada masa lalu sebagai pedoman ke depan. Ada tiga cara yang biasa digunakan dalam mengukur rasio profitabilitas: 1) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Tingkat net profit margin yang tinggi menunjukkan indikasi bahwa perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi pada suatu penjualan tertentu, 2) Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA yang semakin tinggi diindikasikan bahwa semakin baik nilai perusahaan tersebut, 3) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba yang diperoleh dari modal sendiri. Signaling theory Teori ini didasari adanya asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dengan investor. Fokus utama dari teori ini adalah mekanisme yang ditempuh manajemen untuk memberikan sinyal–sinyal positif pada pengguna laporan keuangan. Perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus akan mengalami kenaikan harga saham seiring dengan prospektif positif dari para investor. Agar sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memiliki kualitas buruk (Mengginson dalam Jogianto, 2005). Earning Per Share Earning Per Share adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Investor dan calon investor sangat tertarik pada earning per share (EPS) yang tinggi, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa dan menggambarkan prospek earning perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Pertumbuhan penjualan dapat diartikan sebagai sebuah cerminan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan di masa yang akan datang (Barton et al, 1989). Karena prinsipnya, bahwa semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka akan mencerminkan pendapatan meningkat. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan: 1) Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor ini terkait dengan kebijaksanaan dan keputusan yang di ambil perusahaan dalam bidang pemasaran dan faktor lain meliputi: kapasitas produk, mutu layanan, modal, jenis produk baru atau lama, pengurus dan sumber daya manusia
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
5 (tenaga kerja). 2) Faktor Ekstern adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan. Berupa keadaan perekonomian, permintaan pelanggan, persaingan, dan kebijakan dari pemerintah. Ketika pertumbuhan penjualan suatu perusahaan itu meningkat, secara tidak langsung dibutuhkan lebih banyak investasi pada elemen aset baik itu aset lancar maupun aset tidak lancar. Pihak perusahaan perlu mempertimbangkan sumber pendanaan apa yang dipakai dalam pembelanjaan aset tersebut. Pengembangan Hipotesis Hubungan ISO 9001–2008 dengan Net Profit Margin Tingkat net profit margin yang tinggi menunjukkan indikasi bahwa perusahaan memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi pada suatu penjualan tertentu. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2005) dengan indikator Profit Margin, Sales Growth, Earning Per Share (EPS) menunjukkan hasil yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan bersertifikat ISO lebih tinggi daripada kinerja perusahaan yang tidak bersertifikat ISO. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H1: Terdapat perbedaan net profit margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hubungan ISO 9001–2008 dengan Return On Asset Tingkat Return On Asset yang semakin tinggi diindikasikan bahwa semakin baik nilai perusahaan tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mokhtar et al, (2012) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam Return On Asset, Return On Sales, Working Capital, Economic Value Added, usia perusahaan, ukuran perusahaan dan industry category antara perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO 9000 dengan yang tidak memiliki sertifikasi ISO 9000. Hal ini karena perusahaan tersebut mempunyai kemampuan dalam mendayagunakan sumber daya atau aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba, yang dapat memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya dan akan mendapatan respon positif dari pihak luar. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H2: Terdapat perbedaan return on asset antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hubungan ISO 9001–2008 dengan Return On Equity Tingginya Return On Equity ini mengindikasikan bahwa perusahaan dapat mengelola modal yang dimiliki dengan baik. Tambunan (2009) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan Return On Equity sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001 pada PT. INALUM yaitu Return On Equity lima tahun sebelum sertifikasi ISO 9001 cenderung bernilai negatif sedangkan Return On Equity untuk lima tahun sesudah sertifikasi ISO 9001 cenderung bernilai positif walaupun terjadi penurunan akan tetapi penurunan Return On Equity tidak sampai ke level yang negatif. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H3: Terdapat perbedaan return on equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hubungan ISO 9001–2008 dengan Earning Per Share Meningkatnya laba dapat menyebabkan perusahaan tetap mampu mendanai kebutuhan operasionalnya selain dengan pendaaan internal. Tingginya Earning Per Share mengindikasikan adanya laba bersih setelah didistribusikan kepada pemegang saham yang mempengaruhi perusahaan harus mampu memenuhi permintaan pemegang saham untuk menerbitkan saham yang beredar. Sharma (2005) menyatakan bahwa dengan indikator Profit Margin, Sales Growth, Earning Per Share (EPS) menunjukkan hasil yang positif setelah memperoleh sertifikasi ISO 9000. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
6 H4: Terdapat perbedaan earning per share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hubungan ISO 9001–2008 dengan Pertumbuhan Penjualan Pengendalian intern yang berbeda yang menyebabkan kemampuan perusahaan dalam mengikuti pangsa pasar pun juga berbeda dan beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar dan Kurnia (2005), menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik untuk domestic sales growth maupun foreign sales growth antara satu tahun sebelum dengan satu sampai dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000. Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah: H5: Terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bersertifikat ISO 9001–2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel ini antara lain: 1) Perusahaan yang diteliti adalah manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2007-2012, 2) Telah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008 pada tahun 2009 dan 2010, 3) Tersedia laporan keuangan untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah sertifikasi yaitu laporan keuangan tahun 2007–2012, 4) Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang pelaporan yang sama selama periode tahun 2007–2012, yaitu mata uang rupiah, 5) Laporan perusahaan yang menyediakan data–data lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data sekunder yang di dapat dari Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2013 pada perusahaan manufaktur yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Profitabiltas dalam penelitian ini diukur dengan rasio net profit margin (NPM), rasio return on asset (ROA) dan rasio return on equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Sartono, 2001: 123). Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Ukuran Net Profit Margin dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Net Profit Margin
=
Laba bersih setelah pajak Penjualan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
7 Return on Asset Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Ukuran Return on Asset dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Return on Asset =
Laba bersih setelah pajak Total Aset
Return on Equity Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran Return on Equity dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Return on Equity
Laba bersih setelah pajak
=
Total Ekuitas
2.
Earning Per Share Earning Per Share adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Ukuran Return on Equity dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Earning per Share =
Laba bersih Rata – rata jumlah saham yang beredar
3.
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Ukuran pertumbuhan penjualan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Pertumbuhan Penjualan
=
Penjualan t - Penjualan t-1 Penjualan t-1
Teknik Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20 for Windows. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov (KS) Test, uji hipotesis menggunakan uji beda sampel berpasangan (Paired sampel t- test) jika data berdistribusi normal dan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test jika data tidak berdistribusi normal. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi dilihat dari mean, median, modus, rentang (range), variasi (variance), standar deviasi (standard deviation) (Sugiyono, 2004). Uji Normalitas Uji Normalitas merupakan salah satu pengujian yang digunakan untuk menguji apakah dalam variabel yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini mneggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov (KS).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
8 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis data dan percobaan yang telah dilakukan baik yang terkontrol atau tidak terkontrol (observasi). Uji hipotesis menggunakan uji beda sampel berpasangan (Paired sampel t- test) jika data berdistribusi normal dan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test jika data tidak berdistribusi normal. 1.
Uji beda sampel berpasangan (Paired Sample t-test) Uji beda sampel berpasangan atau t-test, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel yang berpasangan atau berhubungan. Sampel yang berpasangan maksudnya subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda, seperti perlakuan sebelum dan sesudah (Priyatno, 2012). Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat signifikansi α = 0,05 yaitu sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan profitabilitas, Earning Per Share, dan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan profitabilitas, Earning Per Share, dan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008. 2.
Wilcoxon Signed Ranks Test Wilcoxon Signed Ranks Test adalah sebuah tes hipotesis non-parametrik statistik yang digunakan ketika membandingkan dua sampel yang berhubungan. Hal ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk uji paired sample t-test yang tidak dapat diasumsikan terdistribusi secara normal. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat signifikansi α = 0,05 yaitu sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan profitabilitas, Earning Per Share, dan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat perbedaan profitabilitas, Earning Per Share, dan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah bersertifikat ISO 9001–2008. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil statistik deskriptif dapat dilihat hasil pengolahan data menghasilkan nilai minimum, nilai maximum, rata–rata dan standar deviasi atas variabel–variabel yang digunakan. Profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai minimum sebesar -0,036 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, sedangkan nilai minimum sebesar -0,033 ketika dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008. Yang artinya Net Profit Margin mengalami peningkatan sebesar 0,003. Hal ini juga terjadi untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 90012008 yang mengalami peningkatan sebesar 0,221 dari -0,225 menjadi 0,004. Nilai maximum Net Profit Margin juga mengalami peningkatan sebesar 0,04 dari 0,156 menjadi 0,196 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,021 dari 0,156 menjadi 0,186 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Nilai rata–rata Net Profit Margin juga mengalami peningkatan sebesar 0,2955 dari 0.4325 menjadi 0,7280 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,307 dari 0,4400 menjadi 0,7470 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Standar deviasi net Profit Margin juga mengalami peningkatan sebesar 0,017622 dari 0,045992 menjadi 0,063614 untuk dua tahun dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008. Namun mengalami penurunan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
9 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 sebesar 0,024533 dari 0,085142 menjadi 0,060610. Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum NPM 2thn sebelum 20 -.036 NPM 1thn sebelum 20 -.225 NPM 1thn sesudah 20 .004 NPM 2thn sesudah 20 -.033 ROA 2thn sebelum 20 -.027 ROA 1thn sebelum 20 -.086 ROA 1thn sesudah 20 .003 ROA 2thn sesudah 20 -.047 ROE 2thn sebelum 20 -.129 ROE 1thn sebelum 20 -.461 ROE 1thn sesudah 20 .010 ROE 2thn sesudah 20 -.168 EPS 2thn sebelum 20 -25.193 EPS 1thn sebelum 20 -67.723 EPS 1thn sesudah 20 2.302 EPS 2thn sesudah 20 -44.662 SG 2thn sebelum 20 -.376 SG 1thn sebelum 20 -.607 SG 1thn sesudah 20 -.243 SG 2thn sesudah 20 -.061 Valid N (listwise) 20 Sumber : data sekunder diolah, 2015.
Maximum .156 .165 .186 .196 .368 .371 .389 .397 .729 .778 .837 1.131 1138.092 1277.596 3912.259 4403.343 .538 .669 .526 .538
Mean .04325 .04400 .07470 .07280 .05810 .06415 .09325 .08735 .11860 .11625 .18050 .17770 147.69815 184.98645 390.68295 432.13290 .21075 .12875 .13420 .15180
Std. Deviation .045992 .085143 .060610 .063614 .082207 .093603 .089452 .092544 .164548 .230609 .182408 .248004 268.581038 325.073472 868.234365 979.390954 .194266 .277095 .181213 .153365
Profitabilitas kedua yang diukur dengan Return On Asset (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -0,027 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008, sedangkan nilai minimum sebesar -0,047 ketika dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Yang artinya Return On Asset mengalami penurunan sebesar 0,02. Nilai minimum untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 yang mengalami pengingkatan sebesar 0,089 dari -0,086 menjadi 0,003. Nilai maximum Return On Asset juga mengalami peningkatan sebesar 0,029 dari 0,368 menjadi 0,397 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,018 dari 0,371 menjadi 0,389 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh seetifikat ISO 9001–2008. Nilai rata-rata Return On Asset juga mengalami peningkaan sebesar 0,2925 dari 0,5810 menjadi 0,8735 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,291 dari 0,6415 menjadi 0,9325 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Standar deviasi Return On Asset juga mengalami peningkatan sebesar 0,010337 dari 0,082207 menjadi 0,092544 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Namun mengalami penurunan untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 sebesar 0,004151 dari 0,093603 menjadi 0,089452. Profitabilitas ketiga yang diukur dengan Return On Equity (ROE) memiliki nilai minimum sebesar -0,129 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, sedangkan nilai minimum sebesar -0,168 ketika dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Yang artinya Return On Equity mengalami penurunan sebesar 0,039. Nilai minimum untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 yang mengalami peningkatan sebesar -0,451 dari -0,461 menjadi 0,010. Nilai maximum Return On Equity juga mengalami peningkatan sebesar 0,402 dari 0,729 menjadi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
10 1,131 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008 dan mengalami peningkatan pula sebesar 0,059 dari 0,778 menjadi 0,837 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008. Nilai ratarata Return On Equity juga mengalami peningkaan sebesar 0,0591 dari 0,11860 menjadi 0,17770 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,06425 dari 0,11625 menjadi 0,18050 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Standar deviasi Return On Equity juga mengalami peningkatan sebesar 0,083456 dari 0,164548 menjadi 0,248004 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Namun mengalami penurunan untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 sebesar 0,048201 dari 0,230609 menjadi 0,182408. Uji statistik deskriptif untuk Earning Per Share (EPS) memiliki nilai minimum sebesar -25,193 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, sedangkan nilai minimum sebesar -44,662 ketika dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Yang artinya Earning Per Share mengalami penurunan sebesar 19,469. Nilai minimum untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 yang mengalami peningkatan sebesar -65,421 dari -67,723 menjadi 2,302. Nilai maximum Earning Per Share juga mengalami peningkatan sebesar 3265,251 dari 1138,092 menjadi 4403,343 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan pula sebesar 2634,663 dari 1277,596 menjadi 3912,259 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Nilai rata-rata Earning Per Share juga mengalami peningkaatn sebesar 284,43475 dari 147,69815 menjadi 432,13290 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan sebesar 205,6965 dari 184,98645 menjadi 390,68295 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Standar deviasi Earning Per Share juga mengalami peningkatan sebesar 710,809916 dari 268,581038 menjadi 979,390954 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 mengalami peningkatan sebesar 543,160893 dari 325,073472 menjadi 979,390954. Uji statistik deskriptif untuk Pertumbuhan Penjualan (SG) memiliki nilai minimum sebesar -0,376 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, sedangkan nilai minimum sebesar -0,061 ketika dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008. Yang artinya Pertumbuhan Penjualan mengalami penurunan sebesar 0,315. Nilai minimum untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 yang mengalami peningkatan sebesar 0,364 dari -0,607 menjadi -0,243. Nilai maximum Pertumbuhan Penjualan sebesar 0,538 untuk dua tahun sebelum memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan nilai maximum Pertumbuhan Penjualan sebesar 0,538 untuk dua tahun sesudahnya. Yang artinya nilai maximum Pertumbuhan Penjualan sama antara dua tahun sebelum dan sua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Nilai ratarata Pertumbuhan Penjualan juga mengalami penurunan sebesar 0,05895 dari 0,21075 menjadi 0,15180 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0,00545 dari 0,12875 menjadi 0,13420 untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Standar deviasi Pertumbuhan Penjualan mengalami penurunan sebesar 0,040901 dari 0,194266 menjadi 0,153365 untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 mengalami penurunan sebesar 0,095882 dari 0,277095 menjadi 0,181213.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
11 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan tabel dengan uji Kolmogorov Smirnov. Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal, sedangkan jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas ini dapat dijadikan alat analisis untuk mengambil keputusan yang akan digunakan sebagai uji hipotesis. Jika data berdistribusi normal maka alat analisis yang digunakan adalah uji beda sampel berpasangan (Paired Sample t-test). Jika data berdistribusi tidak normal maka alat analisis yang digunakan adalah analisa non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test. Tabel 2 Hasil Uji Normalitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov
Asymp. Sig.
Distribusi
Smirnov
(2-tailed)
Data
NPM 2thn sebelum
0,630
0,823
Normal
NPM 1thn sebelum
0,943
0,336
Normal
NPM 1thn sesudah
0,713
0,689
Normal
NPM 2thn sesudah
0,917
0,370
Normal
ROA 2thn sebelum
0,951
0,327
Normal
ROA 1thn sebelum
0,800
0,544
Normal
ROA 1thn sesudah
0,700
0,711
Normal
ROA 2thn sesudah
0,793
0,555
Normal
ROE 2thn sebelum
1,098
0,179
Normal
ROE 1thn sebelum
1,066
0,206
Normal
ROE 1thn sesudah
0,937
0,343
Normal
ROE 2thn sesudah
1,251
0,087
Normal
EPS 2thn sebelum
1,214
0,105
Normal
EPS 1thn sebelum
1,199
0,113
Normal
EPS 1thn sesudah
1,464
0,028
Tidak Normal
EPS 2thn sesudah
1,401
0,040
Tidak Normal
SG 2thn sebelum
0,644
0,802
Normal
SG 1thn sebelum
0,683
0,739
Normal
SG 1thn sesudah
0,632
0,820
Normal
SG 2thn sesudah 0,543 Sumber: data sekunder diolah, 2015.
0,930
Normal
Variabel
Berdasarkan tabel 2 yaitu hasil uji normalitas antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 terlihat nilai Kolmogorov Smirnov yang dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Earning Per Share (EPS) untuk satu tahun dan dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 tidak berdistribusi normal karena Asymp. Sig. (2tailed) < 0,05 yaitu satu tahun sesudah memiliki nilai 0,028 < 0,05 dan dua tahun sesudah memiliki nilai 0,040 < 0,05. Namun variabel NPM, ROA, ROE, dan SG atau pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 memiliki data berdistribusi normal. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pengujian hipotesis untuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
12 variabel NPM, ROA, ROE, dan SG menggunakan uji hipotesis Paired Sample t-test sedangkan untuk variabel EPS menggunakan uji hipotesis Wilcoxon Signed Ranks test. Pengujian Hipotesis 1) Pengujian hipotesis pertama Melalui Paired Sample t-test maka akan diketahui apakah terdapat perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Tabel 3 berikut merupakan hasil pengujian paired sample t-test untuk Net Profit Margin (NPM). Tabel 3 Hasil Uji Paired Sample t-test sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 Mean
NPM 1thn sebelum -.030700 NPM 1thn sesudah NPM 2thn sebelum Pair 2 -.029550 NPM 2thn sesudah Sumber: data sekunder diolah, 2015. Pair 1
Paired Sample Test Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Deviation Error Interval of the Mean Difference Lower Upper
t
df
Sig.
.064807 .014491
-.061031
-.000369
-2.118
19
.048
.041391 .009255
-.048922
-.010178
-3.193
19
.005
Hasil perhitungan pada tabel 3 menunjukkan bahwa t hitung untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah yaitu sebesar -2,118 dan signifikansi sebesar 0,048 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan t hitung untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah yaitu sebesar -3,193 dengan signifikansi sebesar 0,005 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya terdapat perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008. Jadi hipotesis pertama diterima. Hasil uji ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2005). 2)
Pengujian hipotesis kedua Melalui Paired Sample t-test maka akan diketahui apakah terdapat perbedaan Return On Assetantara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Tabel 4 berikut merupakan hasil pengujian paired sample t-test untuk Return On Asset (ROA). Tabel 4 Hasil Uji Paired Sample t-test sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 Mean
ROA 1thn sebelum -.029100 ROA 1thn sesudah ROA 2thn sebelum Pair 2 -.029250 ROA 2thn sesudah Sumber: data sekunder diolah, 2015. Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Interval Deviation Error of the Difference Mean Lower Upper
T
df
Sig.
.045707 .010220
-.050492
-.007708
-2.847
19
.010
.049161 .010993
-.052258
-.006242
-2.661
19
.015
Hasil perhitungan pada tabel 4 menunjukkan bahwa t hitung untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah yaitu sebesar -2,847 dan signifikansi sebesar 0,010 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan t hitung untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah yaitu sebesar -2,661 dengan signifikansi sebesar 0,015
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
13 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya terdapat perbedaan Return On Asset antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001– 2008. Jadi hipotesis kedua diterima. Hasil uji ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mokhtar et al, (2012). 3)
Pengujian hipotesis ketiga Melalui Paired Sample t-test maka akan diketahui apakah terdapat perbedaan Return On Equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Tabel 5 berikut merupakan hasil pengujian paired sample t-test untuk Return On Equity (ROE). Tabel 5 Hasil Uji Paired Sample t-test sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008 Mean
ROE 1thn sebelum -.064250 - ROE 1thn sesudah ROE 2thn sebelum Pair 2 -.059100 - ROE 2thn sesudah Sumber: data sekunder diolah, 2015. Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Interval Deviation Error of the Difference Mean Lower Upper
t
df
Sig.
.130762
.029239
-.125449
-.003051
-2.197
19
.041
.134700
.030120
-.122142
.003942
-1.962
19
.065
Hasil perhitungan pada tabel 5 menunjukkan bahwa t hitung untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah yaitu sebesar -2,197 dan signifikansi sebesar 0,041 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan t hitung untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah yaitu sebesar -1,962 dengan signifikansi sebesar 0,065 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi hipotesis ketiga ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan Return On Equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008. Meskipun pada satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah memiliki perbedaan. Hasil uji ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2009). 4)
Pengujian hipotesis keempat Melalui Wilcoxon signed ranks test maka akan diketahui apakah terdapat perbedaan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Pengujian hipotesis keempat ini menggunakan Wilcoxon signed ranks test dikarenakan data tidak berdistribusi normal. Wilcoxon signed ranks test ini merupakan alternatif pengujian hipotesis ketika data tidak berdistribusi normal. Tabel 6 berikut merupakan hasil pengujian Wilcoxon signed ranks test untuk Earning Per Share (EPS). Tabel 6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 Test Statisticsa EPS 1thn sesudah - EPS 2thn sesudah EPS 1thn sebelum EPS 2thn sebelum Z -3.472b -3.024b Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .002 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks. Sumber: data sekunder diolah, 2015.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
14 Hasil perhitungan pada tabel 6 menunjukkan bahwa Z hitung untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah yaitu sebesar -3,472 dan signifikansi sebesar 0,001 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan Z hitung untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah yaitu sebesar -3,024 dengan signifikansi sebesar 0,002 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya terdapat perbedaan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008. Jadi hipotesis keempat diterima. Hasil uji ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2009). 5)
Pengujian hipotesis kelima Melalui Paired Sample t-test maka akan diketahui apakah terdapat perbedaan pertumbuhan penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Tabel 7 berikut merupakan hasil pengujian paired sample t-test untuk pertumbuhan penjualan atau Sales Growth (SG). Tabel 7 Hasil Uji Paired Sample t-test sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001 – 2008 Mean
SG 1thn sebelum -.005450 SG 1thn sesudah SG 2thn sebelum Pair 2 .058950 SG 2thn sesudah Sumber: data sekunder diolah, 2015. Pair 1
Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. 95% Confidence Interval Deviation Error of the Difference Mean Lower Upper
t
df
Sig.
.390770
.087379
-.188336
.177436
-.062
19
.951
.202425
.045264
-.035788
.153688
1.302
19
.208
Hasil perhitungan pada tabel 7 menunjukkan bahwa t hitung untuk satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah yaitu sebesar -0,062 dan signifikansi sebesar 0,951 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Sedangkan t hitung untuk dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah yaitu sebesar 1,302 dengan signifikansi sebesar 0,208 yang dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Jadi hipotesis kelima ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan Pertumbuhan Penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hasil uji ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmar dan Kurnia (2005).
PEMBAHASAN Perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008. Net Profit Margin memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001-2008. Perusahaan mengetahui akan mengalami peningkatan pada saat proses penerapan sebuah standar. Namun hal ini tidak berlaku untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 pada tahun 2009 dan tahun 2010 yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Adanya perbedaan Net Profit Margin sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 ini dikarenakan perusahaan juga melibatkan semua jajaran organisasi baik itu pimpinan hingga kepada karyawan level bawah dalam pengelolaan aspek kualitas sebelum sertifikat ISO 9001–2008 itu diterapkan, sehingga ketika sertifikat ISO 9001–2008 itu diterapkan seluruh lini kerja telah memahani dengan betul mengenai aspek peningkatan kualitas pada perusahaannya. Dengan demikian peningkatan yang terjadi pada rasio
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
15 profitabilitas yang diukur dengan Net Profit Margin disebabkan oleh perbaikan internal perusahaan antara lain: perusahaan selalu menjaga hubungan baik dengan konsumen yang menyebabkan konsumen tetap loyal terhadap produk yang dimiliki perusahaan, perusahaan juga selalu melakukan perbaikan terus menerus pada setiap lini kerja tanpa menunggu permasalahan muncul. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sharma (2005) yang menggunakan 70 sampel perusahaan dari berbagai sektor (tidak membatasi penelitian pada satu sektor manufaktur saja). Perbedaan Return On Asset antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Return On Asset memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Ini artinya perusahaan dapat menekan berbagai biaya ketika hendak merencanakan peningkatan kualitas bahkan pada saat sertifikasi itu diterapkan dengan efektif. Perusahaan pun dengan efektif telah mengelola investasinya dengan baik. Dengan menggunakan modal asing sebagai biaya tambahan disamping biaya internal perusahaan. Yang tidak mempengaruhi keberadaan laba yang diperoleh oleh perusahaan pada suatu periode. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mokhtar et al, (2012) bahwa terdapat perbedaan ROI setelah sertifikat. Secara lebih spesifik ROI menurun setelah sertifikasi. Penurunan ROI setelah sertifikasi ini dapat dijelaskan dengan mengamati kenaikan atau penurunan rata–rata Operating Profit Margin (OPM). Namun tidak sejalan dengan Wilopo dan Priyambodo (2008). Perbedaan Return On Equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Return On Equity tidak memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Hal tersebut dikarenakan selama dua tahun setelah sertifikasi, perusahaan masih belum bisa mengembalikan modal yang digunakan dalam proses pencapaian jaminan kualitas yang berupa sertifikasi ISO 9001–2008 mengingat tingkat pengembalian modal atas sebuah pendanaan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bentuk modal yang diperoleh perusahaan dari pihak lain ini dapat mempermudah perusahaan dalam mempersiapkan kebutuhan sebelum bahkan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001–2008 dari segi kesiapan perusahaan dalam memberikan dukungan berupa biaya kualitas untuk peningkatan aspek kualitas atau sertifikasi, memberikan penghargaan atas prestasi yang diperoleh dalam proses peningkatan aspek kualitas perusahaan sesudah memperoleh sertifikat, memberikan pelatihan khusus kepada seluruh karyawan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi yang mengindikasikan bahwa akan terwujud karyawan yang kompeten dalam mengelola aspek kualitas dalam mengimplemantasi ISO 9001–2008. Perbedaan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Earning Per Share memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Perusahaan yang menerbitkan banyak saham dapat menarik perhatian investor dalam menanamkan modalnya. Meningkatnya laba dapat menyebabkan perusahaan tetap mampu mendanai kebutuhan operasionalnya selain dengan pendaaan internal. Penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang menjelaskan bahwa perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus akan mengalami kenaikan harga saham seiring dengan prospektif positif dari para investor. Tingginya Earning Per Share mengindikasikan adanya laba bersih setelah didistribusikan kepada pemegang saham yang mempengaruhi perusahaan harus mampu memenuhi permintaan pemegang saham untuk menerbitkan saham yang beredar.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
16 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sharma (2005) namun tidak sejalan dengan yang dilakukan Malinda (2014) yang menjelaskan bahwa variabel ISO tidak mempunyai pengaruh terhadap terjadinya Earning Per Share. Perbedaan Pertumbuhan Penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Pertumbuhan penjualan tidak memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmar dan Wiwik Kurnia (2005), menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan baik untuk domestic sales growth maupun foreign sales growth antara satu tahun sebelum dengan satu sampai dua tahun sesudah memperoleh sertifikat ISO 9000. Penelitian ini mengindikasikan bahwa masih terdapat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wilopo dan Priyambodo (2008) yang menjelaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam sales growth setelah satu tahu sertifikasi, tetapi tidak terdapat perbedaan setelah dua dan tiga tahun sertifikasi. Hal ini dikarenakan, perusahaan mampu mengikuti perkembangan pangsa pasar. Ini artinya untuk masing – masing perusahaan mempunyai pengendalian intern yang berbeda yang menyebabkan kemampuan perusahaan dalam mengikuti pangsa pasar pun juga berbeda dan beragam. Penyebab lain mungkin karena perusahaan mampu meminimalisir biaya yang beragam ketika akan mengimplementasikan ISO 9001–2008 namun tidak mampu membuat penjualan meningkat sesudah sertifikasi. Seperti yang dilihat bahwa terjadi perbedaan NPM, ROA, dan EPS sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 tetapi tidak untuk ROE dan pertumbuhan penjualan. Kemungkinan hal ini disebabkan ada lini kerja yang tertinggal semasa dilakukan pelatihan kerja mengenai sertifikasi ISO 9001–2008 yaitu pada departemen penjualan yang fokus utamanya adalah meningkatkan penjualan dari periode satu ke periode selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian atas variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat perbedaan Net Profit Margin antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, 2) Terdapat perbedaan Return On Asset antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, 3) Tidak terdapat perbedaan Rerturn On Equity antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, 4) Terdapat perbedaan Earning Per Share antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008, 5) Tidak terdapat perbedaan Pertumbuhan Penjualan antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008. Saran Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001–2008 pada tahun 2009 dan 2010. Untuk penelitian selanjutnya dapat melanjutkan dengan menambah sampel dengan kurun waktu yang lebih panjang, membandingkan dengan perusahaan yang tidak bersertifikat ISO, serta menambah beberapa variabel seperti rasio aktivitas dan rasio likuiditas. DAFTAR PUSTAKA Ahmar, N. dan W. Kurnia, 2005. Analisis Perbandingan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth) Sebelum Dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO 9000: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 6 (2015)
Analisis Profitabilitas, Earning Per Share...-Anjelina, Erlina
17 Barton, S. L, Ned C. Hill, dan S. Sundaran. 1989. An Empirical Test of Stakeholder Theory Predictions of Capital Structure. Journal of The Financial Management Association. Spring. Fornell, C. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer. The Swedish Experience. Journal of Marketing Vol. 56. Hestiningtyas, A. 2011. Analisis Aktivitas dan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Skripsi STIE Perbanas. Surabaya. Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Edisi III. Andi. Yogyakarta. Kamaludin dan R. Indriani. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. CV. Mandar Maju. Bandung. Malinda, F. 2014. Pengaruh Environmental Performance terhadap financial Performance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efdek Indonesia 2010-2011. Skripsi Universitas Lampung, Lampung. Mokhtar, M. Zulkifli dan M. S. Muda. 2012. Comparative Study On Performance Measures And Attributes Between ISO and Non-ISO Certification Companies. International Journal of Business and Management. Priyatno, D. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik Dengan SPSS. Penerbit Gava Media. Yogyakarta. Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. BEF Yogyakarta. Sharma, D. S. 2005. The Association Between ISO 9000 Certification And Financial Performance. The International Journal of Accounting. Elsevier. Sugiyono. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung. Tambunan, P. S. R. 2009. Analisis Perbedaan Rasio Profitabilitas sebelum dan sesudah sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) 9001 pada PT. INALUM. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan. Wilopo. R. dan A. Priyambodo. 2008. Analisis Kinerja Perusahaan dan Kinerja Saham Perusahaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6(3).