ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA) Silvy Fauziah Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi wisatawan pada ekowisata pulau pramuka.
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif. Data primer diperoleh dari
kuesioner dengan jumlah responden 96 orang. Sampel diambil berdasarkan non probability sampling dengan
metode purposive sampling dan convenience sampling. Penelitian ini
menggunakan metode statistik deskriftif, cochran Q Test dan conjoint analysis yang bertujuan untuk mengetahui profil wisatawan , mengevaluasi karakteristik dari atribut produk wisata yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam
membeli produk wisata dan
menggambarkan
kombinasi produk wisata yang paling disukai oleh wisatawan secara umum maupun segmen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 11 atribut yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam membeli produk wisata , yaitu: jenis transportasi, volume transportasi, atraksi wisata, aktivitas wisata, jenis akomodasi, lokasi akomodasi, fasilitas akomodasi, jenis makanan , pemandangan dari restoran, lokasi toko cinderamata dan jenis cinderamata. Dimana 5 atribut yang dinilai paling penting keberadaannya oleh wisatawan pada suatu produk wisata yaitu aktivitas wisata, atraksi wisata, jenis akomodasi, jenis makanan dan jenis cinderamata.
Kata Kunci: Preferensi, Wisatawan, Pulau Pramuka, Cochran Q Test, Conjoint Analysis
1. Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Hal ini didukung oleh data yang dikeluarkan Organisasi Kepariwisataan Dunia (UNWTO, United Nations World Tourism Organization, 2011) , yang melaporkan bahwa pertumbuhan kepariwisataan global menunjukkan pemulihannya dari keterpurukan akibat krisis ekonomi pada tahun 2008-2009. Semakin dinamisnya perkembangan
industri pariwisata dan terus diperkuat oleh
kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi didunia, menjadikan pariwisata memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa didunia saat ini. Bahkan , menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (2002), pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini: (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international. (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, serta jasa-jasa pelayanan lainnya. (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi. (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi. (5) Penghasil devisa. (6) Pemicu perdagangan international. (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun, dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang, seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi. Oleh karena daya tarik dari industri pariwisata yang sangat besar tersebut, banyak negara khususnya negara berkembang berupaya memajukan sektor industri pariwisata dengan cara
memperbaiki infrastruktur pariwisata, penyediaan insentif berupa pembebasan visa kunjungan wisata, promosi dan pemasaran ke luar negeri. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar para wisatawan tertarik untuk datang berkunjung dan membelanjakan uangnya. Tetapi industri pariwisata tidak selalu terus menerus membawa dampak positif seperti : penghasil devisa, membuka lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi; akan tetapi secara bersamaan juga menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pergeseran nilai nilai sosial budaya maupun pencemaran lingkungan fisik dan biotis seperti yang terjadi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Sawitri dkk, 2004), tercemarnya ekosistem air sebagai akibat perilaku beberapa pengunjung wisata alam. Isu dampak negatif pariwisata inilah yang mengakibatkan perubahan paradigma pola wisata dewasa ini, dari model pariwisata massal ( mass tourism ) atau pariwisata konvensional ke model pariwisata alternatif ( alternative tourism). Dimana salah satu model wisata alternatif tersebut adalah ekowisata (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan (Deptan, 2005). Ekowisata memiliki potensi yang besar untuk berkembang baik dalam skala nasional maupun global. Hal ini didukung oleh laporan World Travel Tourism Council (WTTC ) tahun 2000 (www.antaranews.com ), pertumbuhan rata-rata ekowisata sampai 10 persen per tahun atau lebih tinggi dari pariwisata umumnya yang sebesar 4,6 % per tahun.. Salah satu contoh destinasi ekowisata yang sedang mengalami perkembangan adalah pulau pramuka, kepulauan seribu yang lokasinya relatif berada tidak jauh dari DKI Jakarta.
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi berupa taman nasional laut bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKPS). Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka tidaklah mengherankan bilamana pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada pengembangan budidaya laut dan pariwisata. Tetapi belakangan ini terjadi ketimpangan yang cukup besar dalam hal kunjungan wisatawan antara pulau yang satu dan pulau yang lain. Bahkan dapat dikatakan pesona pulau-pulau lain, khususnya pulau pramuka , kelurahan pulau panggang , seakan tenggelam ditengah derasnya kunjungan wisatawan ke pulau “primadona” yang akhirnya membuat potensi ekowisata pulau pramuka terabaikan dan relative tidak diketahui oleh wisatawan banyak. Hal inilah
yang menjadi sebuah tantangan
bagi balai TNKps
bagaimana untuk
mengemas (packaging) dan membuat perencanaan (programming) atas produk wisata di kepulauan seribu agar gaung dari ekowisata pulau pramuka tetap terdengar. Adapun langkah pertama yang diperlukan untuk membuat suatu perencanaan program wisata adalah pihak pengelola perlu mengetahui apa saja atribut-atribut yang menjadi kesukaan atau keinginan wisatawan dari suatu produk wisata dimana keinginan wisatawan tersebut merupakan hal yang masih mungkin disediakan
oleh pemasar. Menurut Kadampully (2002:12)
mengemukakan bahwa dalam “Menyusun sebuah program wisata harus terdiri berbagai unsur seperti akomodasi, food & beverage dan entertainment”. Program wisata yang baik adalah
dengan mengajak wisatawan dalam merancang
kegiatan yang mereka inginkan dan melibatkan lebih dari satu organisasi dalam kegiatan
program wisata tersebut untuk saling mendukung. Adalah analisis conjoint salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kombinasi atribut dari produk yang sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan yang masih dapat ditawarkan oleh produsen. Analisis Conjoint juga dapat dipergunakan untuk menentukan konsep produk yang optimal atau mengidentifikasi segmen pasar tertentu sesuai dengan konsep produk. Pengunaan Analisis Conjoint pada penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan karakteristik produk wisata yang disukai oleh wisatawan serta dapat dikembangankan pada ekowisata pulau pramuka. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Destinasi Ekowisata Kepulauan Seribu Dengan Pendekatan Analisis Conjoint (Studi Kasus Pulau Pramuka)”. Dengan ruang lingkup dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke pulau pramuka dan dikelompokan berdasarkan motivasi berkunjung.
2. Metodologi Penelitian 2.1 Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah riset deskriptif . Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Metode penelitian menggunakan pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu, yaitu para wisatawan pengunjung destinasi ekowisata pulau pramuka. Horizon waktu untuk penelitian ini adalah cross-sectional, di mana data yang dikumpulkan hanya satu kali, dalam kurun waktu tertentu.
2.2 Teknik pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan oleh peneliti guna memperoleh informasi berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas di dalam penelitian ini, di mana studi pustaka diperoleh melalui beragam sumber, yaitu buku, artikel, dan jurnal. 2. Wawancara Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dan melalui tatap muka dengan pihak balai Taman Nasional Kepulauan Seribu berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan dan pemasaran
(TNKps)
destinasi ekowisata
pulau pramuka. 3. Kuesioner Dalam
penelitian ini, kuesioner
dibagi menjadi dua tahap.
Pada tahap 1
kuesioner disebarkan secara acak kepada member komunitas wisata atau tour travel yang melayani wisata ke kepulauan seribu pada jejaring sosial facebook yang diketahui telah pernah berkunjung ke pulau pramuka.Sedangkan kuesioner pada tahap 2 disebarkan langsung kepada pengunjung /wisatawan pulau pramuka.
2.3 Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Non
probability sampling yaitu purposive sampling dan convenience sampling. Menurut Sugiyono (2006: 77) “Non probability sampling dalah teknik sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Dimana
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2006: 78). Berdasarkan data BPS kepulauan seribu diketahui jumlah populasi wisatawan yang berkunjung ke kawasan kepulauan seribu ratarata sebanyak 102.069 per tahun atau 2126,44 orang per minggu. Dari jumlah populasi tersebut dapat ditentukan ukuran sample menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004: 108) dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebesar: n=
N 1 + Ne2
=
2126,44
= 95,5
1+ 2126,44 (0,1)2
n = 95,5 ≈ 96 (digenapkan menjadi 96) Dimana: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
2.4 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis Cochran Q test, dan analisis konjoin (Conjoint analysis). Analisis diawali dengan analisis statistic deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai profil responden. Kemudian data diolah dengan analisis Cochran Q test untuk pengujian validitas, yang bertujuan untuk mengetahui atribut – atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk wisata. Sedangkan analisis konjoin digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk wisata.
2.5 Dasar Teori Menurut Burkat dan Medlik dalam Oka A. Yoeti (2009:16) ”Produk industri pariwisata adalah suatu susunan produk yang terdiri dari campuran: atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan” Menurut Swarbrooke dan Horner (2007:6) mengemukakan bahwa “Perilaku wisatawan adalah kunci penopang semua aktivitas marketing yang dilaksanakan untuk pengembangan, promosi dan menjual produk wisata dan proses mempelajari mengapa orang membeli produk yang mereka beli dan bagaimana membuat keputusan tersebut.” Menurut Marpaung (2002:118) mengemukakan bahwa: “ Pemasaran pariwisata mencakup: menemukan apa yang menjadi keinginan konsumen (market reseach), mengembangkan pemberian pelayanan yang sesuai kepada wisatawan (product planning) pemberitahuan tentang produk yang dibuat (advertising and promotion) dan memberikan
intruksi dimana wisatawan dapat
memperoleh produk-produk tersebut (channels of
distribution-tour operator and travel agent)” Menurut Chaplin (2002), “Preferensi adalah suatu sikap yang lebih menyukai sesuatu benda daripada benda lainnya. Sedangkan menurut Kotler (2002), preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Menurut Green & Krieger dalam
Budipriyanto (2007) , analisis Conjoint
(Conjoint Analysis, Considered Jointly) merupakan suatu metode yang sangat powerful untuk membantu mendapatkan kombinasi atau komposisi atribut-atribut suatu produk atau jasa baik baru maupun lama yang paling disukai konsumen.
3 Hasil dan pembahasan 3.1. Hasil Analisis Cochran Q Test Setelah data pada kuesioner tahap pertama terkumpul, maka dilakukan uji cochran yang berfungsi untuk mengevaluasi atribut mana saja yang berhak terpilih dalam analisis selanjutnya. Pengujian validitas atribut dengan menggunakan metode Cochran Q Test ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kepada 20 responden. Adapun hasil akhir analisis cochran dengan bantuan software SPSS versi 16.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 1 - Hasil Akhir Atribut Produk Wisata No
Atribut
1
Atraksi Alami
2
Aktivitas Wisata Bahari
3
Jenis Akomodasi
4
Lokasi Akomodasi
5
Fasilitas Akomodasi
6
Jenis Transportasi
7
Volume Transportasi
8
Variasi Makanan
9
Tampilan Restoran
10
Jenis Cinderamata
11
Lokasi Toko Cinderamata
3.2. Hasil Analisis Conjoint Secara Keseluruhan (Aggregate)
Tabel 2 - Hasil analisis conjoint secara aggregate pada kartu A Atribut
Level
Utility Estimate
Importance Values (%)
Jenis Transportasi
Volume Transportasi
Atraksi
Aktivitas Wisata
Perahu
-0,043
Speedboat
0,043
Kecil
0,109
Sedang
-0,203
Besar
0,094
Pemandangan Alam
0,063
Flora Fauna
-0,130
Konservasi
0,067
Snorkling
0,088
Fishing
-0,033
Kano
0,183
Wisata Perikanan
-0,238
13,32
25,56
26,75
34,38
Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut aksesibilitas & atraksi wisata pada table diatas, diketahui tingkat kepentingan atribut dan level atribut dari aksesibilitas & atraksi wisata yang disukai oleh wisatawan, maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Aktivitas Wisata (34,38% ) Untuk atribut aktivitas wisata secara umum wisatawan lebih menyukai aktivitas wisata berperahu (dengan nilai 0,183) dibanding pilihan aktivitas wisata lain. 2. Atraksi (26,75% ) Untuk atribut atraksi wisata secara umum wisatawan lebih menyukai atraksi wisata konservasi (dengan nilai 0,067), diikuti oleh pemandangan alam (dengan nilai 0,063), dan terakhir flora fauna (dengan nilai -0,130). 3. Volume Transportasi (25,56% ) Untuk atribut volume transportasi secara umum wisatawan lebih menyukai transportasi berukuran kecil (dengan nilai 0,109) bila dibandingkan dengan yang berukuran besar maupun sedang. 4. Jenis Transportasi (13,32% ) Untuk atribut jenis transportasi secara umum wisatawan lebih menyukai transportasi jenis speedboat (dengan nilai 0,043) dibanding jenis perahu.
Tabel 3 - Hasil analisis conjoint secara aggregate pada kartu B Atribut Jenis Akomodasi
Lokasi Akomodasi
Fasilitas Akomodasi
Level
Utility Estimate
Motel
-0,030
Home Stay
0,074
Cottage
-0,043
Dekat laut
-0,146
Jauh dari laut
0,146
Mewah
-0,044
Standar
0,044
Importance Values (%)
18,65
13,44
11,45
Jenis Makanan
View Restoran
Jenis Cinderamata
Lokasi Toko
Beragam
-0,270
Serba laut
0,270
Menarik
-0,119
Standar
0,119
Kerajinan Tangan
-0,167
Makanan khas
0,167
Disekitar dermaga
0,059
Didekat penginapan
-0,059
19,21
11,75
14,79
10,70
Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut fasilitas wisata pada table diatas, diketahui tingkat kepentingan atribut dan level atribut dari fasilitas wisata yang disukai oleh wisatawan, maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Jenis Makanan (19,21% ) Untuk atribut jenis makanan secara umum wisatawan lebih menyukai makanan serba laut (dengan nilai 0,270) dibanding pilihan makanan yang beragam. 2. Jenis Akomodasi (18,65% ) Untuk atribut jenis akomodai secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi jenis home stay dengan skor utilitas (dengan nilai 0,074) bila dibandingkan dengan akomodasi jenis motel maupun cottage. 3. Jenis Cinderamata (14,79% ) Untuk atribut jenis cinderamata secara umum wisatawan lebih menyukai oleh-pleh berupa makanan khas (dengan nilai 0,167) dari destinasi wisata yang dikunjungi dibandingkan dengan oleh-oleh kerajinan tangan. 4. Lokasi Akomodasi (13,44% ) Untuk atribut lokasi akomodasi secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi yang jauh dari laut (dengan nilai 0,146).
5. View Restoran (11,75% ) Untuk atribut view restoran secara umum wisatawan lebih menyukai yang bertema standar (dengan nilai 0,119). 6. Fasilitas Akomodasi (11,45% ) Untuk atribut fasilitas akomodasi secara umum wisatawan lebih menyukai akomodasi yang standar (dengan nilai 0,044). 7. Lokasi toko cinderamata (10,70% ) Untuk atribut lokasi toko cinderamata secara umum wisatawan lebih menyukai yang berlokasi disekitar dermaga (dengan nilai 0,059) dibandingkan yang berlokasi didekat penginapan tempat wisatawan menginap.
3.3 Hasil Analisis Conjoint Berdasarkan Segmen Motivasi Tabel 4 - Profil Aksesibilitas & Atraksi berdasarkan Motivasi Berkunjung Motivasi Kunjungan
Karakteristik Jenis Transportasi & Atraksi Wisata
Fisik
Speedboat Besar Pemandangan alam Kano
Budaya
Personal
Emotional
Speedboat Kecil Konservasi Kano Speedboat Kecil Pemandangan alam Kano Speedboat Kecil Konservasi Snorkling
Setelaah menganallisis preferennsi respondeen secara kesseluruhan, paada penelitiaan ini dianalisis jug ga preferensi wisatawaan berdasarkkan segmenn motivasi wisatawan yang bertujuan unttuk penetapaan target passar (targetingg) pada prooduk wisata. Penetapan target t pasar pada penelitian p inni mengac pada p pola prreferensi suuatu kelompook atau seggmen. D Dalam pola ini i menunjuukkan kelom mpok-kelomppok preferennsi yang terppisah-pisah yang disebut segmen pasar alaami. Pemasarr (pihak balaai) dapat meengembangkan produk wisata w berdasarkan kelompok-ke k elompok wissatawan sesuuai dengan kesukaan k kellompok terseebut. ¾ Targeeting untuk Aksesibilitaas & Atrakssi Karen na terdapat kemiripan k prreferensi wisatawan terhhadap aksesibilitas & attraksi dari produk wisata maaka untuk semua seggmen wisatawan dapatt dikembanngkan akksesibilitas & atraksi denngan 2 karakkteristik yaittu:
Speeedboat Beesar Pemandaangan Alam m K Kano
Se emua Se egmen Speeedboat K Kecil Konsservasi Snorrekling
Gamb bar 1 - Peneetapan Targget (Targetin ng) wisataw wan terhadaap Aksesibilitaas & atraksi wisata
Tabel 5 - Profil Faailitas Wisatta berdasarrkan Motivaasi Berkunju ung Motivasi Ku unjungan
Karakteristiik Fasilitas Wisata W
¾
Jeniss Akomodasi
¾
Lokasii Akomodasi Fasilitass Akomodasi
Fisik, Bu udaya,
¾ Emotioonal ¾ ¾
Jennis Makanan Viiew Restoran Jenis Cinderamata C L Lokasi Toko Jeniss Akomodasi Lokasii Akomodasi Fasilitass Akomodasi
Person nal
Jennis Makanan Viiew Restoran Jenis Cinderamata C L Lokasi Toko
Home Stay JJauh dari laut Standar Serba laut Standar M Makanan Khas Dissekitar dermagga Home Stay J Jauh dari laut Mewah Serba laut Standar Keerajinan Tangann Dissekitar dermagga
¾ Targeeting untuk fasilitas wissata Sama halnya denngan kesamaan preferennsi wisataw wan terhadapp aksesibilittas & attraksi pada fasilitas wiisata terdapaat pula kem miripan prefferensi , maaka untuk seemua seegmen wisaatawan sebaaiknya dikem mbangkan fasilitas fa wisaata dengan 2 karakterisstik , yaitu: H Homestay Jau uh dari laut Standar S Serba laut Standar Maakanan khas
Semua Segmen S
Disekkitar dermaga Homestay Jaauh dari laut Mewah Serba laut Standar Kerrajinan tangan Dise ekitar dermaga
G Gambar 2- Penetapan P T Target (Targgeting) wisatawan terhaadap Fasilittas wisata
4 Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Atribut aksesibilitas & atraksi yang mempengaruhi preferensi wisatawan yang mendukung keputusan dalam melakukan sebuah kunjungan wisata secara berurutan, yaitu: (1) Aktivitas wisata (2) Atraksi wisata (3) Volume transportasi serta (4) Jenis transportasi. 2. Atribut fasilitas wisata yang mempengaruhi preferensi wisatawan yang mendukung keputusan dalam melakukan sebuah kunjungan wisata secara berurutan, yaitu : (1) Jenis makanan, (2) Jenis akomodasi, (3) Jenis cinderamata , (4) Lokasi akomodasi , (5) View restoran (6) Fasilitas akomodasi (7) Lokasi toko cinderamata. 3. Dapat ditentukan perbedaan preferensi wisatawan terhadap karakteristik aksesibilitas & atraksi berdasarkan perbedaan motivasi kunjungan. 4. Dapat ditentukan perbedaan preferensi wisatawan terhadap karakteristik fasilitas wisata berdasarkan perbedaan motivasi kunjungan, tetapi pada profil fasilitas wisata didapati kemiripan preferensi dari 3 segmen wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA [1] Arifin, Johar. (2008). Statistik Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta : Elex Media Komputindo. [2] Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian (Cetakan Ketujuh) . Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. [3] Burton, R. (1995). Travel geography. London: Pitman Publishing. [4] Budipriyanto, Adi (2007). Analisis Konseptual Pengembangan Produk Dengan
Pendekatan
Analisa Conjoint (Studi Kasus PT. Sinar Sosro). Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Universitas Indonesia, Jakarta. [5] Cakravastia A, Sutoko M.S, Yudhistira,T, dan Yeannie, D.(1999). Analisa Data Multivariabel Majemuk : Teknik-Teknik Analisis Data Multivariat. Bandung : InstitutTeknologi Bandung. [6] Chandra G. (2002). Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : Penerbit ANDI. [7] Chaplin JP. Alih bahasa oleh dr. Kartini Kartono. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Edisi kelima. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. [8] Correia, Antonia & Geoffrey I. Crouch. (2004) . A Study of Decision Processes: Algarve, Portugal ; Faculty of Economic. University of Algarve & School of Business. La Trobe University. [9] Damanik, J. & Weber, H. F. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Puspar UGM & Penerbit ANDI. [10] Damardjati, RS. (2001). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita. [11] Deptan, 2005. “Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani” pada http://database.deptan.go.id . Diakses 5 Maret 2011. [12] Drumm, A & Moore, A. (2002). Ecotorurism Development: An Introduction to Ecotourism Planing. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA. [13] Edwin Fiatiano. 2000. Tata Cara Mengemas Produk Pariwisata pada Daerah Tujuan Wisata.
Program Studi D3 Pariwisata FISIP Universitas Airlangga:Surabaya. Jurnal. [14] Fennel DA. 1999. Ecotourism An Introduction. New York : Routledge. [15] Firman (2006). Analisis Strategi Pemasaran Pariwisata Bahari Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Insttitut Pertanian Bogor, Bogor. [16] Goeldner, Charles R, J.R Brent Ritchie, Robert W. Mcintosh. (2000). Tourism Principles, Practices, Philosophies 8th Editions. Canada: John Wiley & Sons [17] Hair Jr., Joseph F., et al., (2006) . Multivariate Data Analysis (sixth edition). Prentice-Hall. [18] Handayani, Sri. (2008). Analisis Conjoint Dalam Penentuan Preferensi Pemirsa Berita Televisi untuk Pengembangan Program Berita “LIPUTAN 6” SCTV”. Vol 13 no. 1. 2008. [19] Hesti W ,T (2009). Keterlibatan Warga Pulau Pramuka Dalam Usaha Ekowisata Di Kepulauan Seribu. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Insttitut Pertanian Bogor, Bogor [20] Hendarto, Kresno A. Ekowisata: Sebuah Diferensiasi Produk Pariwisata di Indonesia Pasca Tragedi Bali. http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/01/ekowisata-sebuah-diferensiasi-produk.html. [21] Husein, Umar.(2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Cet ke 6). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. [22] Inskeep, E. (1991). Tourism Planning : An integrated and sustainable development
approach van nosttrand reinhold. New York.USA.. [23] Irawan. (1996). Pemasaran Prinsip dan Kasus. Yogyakarta: PT.BPFE [24] Kadampully, Jay. (2002). Service Management (the new paradigm in hospitality).Australia :Pearson Education. [25] Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan. 2003. Leaflet "Indonesia The Most varied Destination Anywhere. The Jewel of Ecotourism Destination”. The Ministry of Culture and Tourism, Jakarta. [26] Khotijah, Siti. (2004). Smart Strategy of Marketing: Persaingan Pasar Global. Bandung: Penerbit Alfabeta. [27] Kotler, P & Gary Amstrong. (2006). Principle of Marketing (11th edition). New York:.Prentice Hall. [28] ____________________. (2008). Principal of Marketing (12 th edition). New Jersey:
Pearson Prentice Hall . [29] Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. (Jilid 1) Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo [30] _________. (2003). Marketing management (11th edition). International Edition:
Prentice Hall. [31] _________. (2005). Manajemen Pemasaran, jilid 1. Jakarta: PT Indeks Kelompok GRAMEDIA. [32] Kuhfeld, W. F.(2000).”Conjoint Analysis Examples”,SAS Institut,Inc.
http://www.sawtooth software.com. [33] Marpaung, H. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta. [34]. __________. (2002) . Pengetahuan Kepariwisataan (edisi Revisi). Bandung: Penerbit Alfabeta. [35] Middelton V.T.C. and Clarke J. (2001). Marketing in Travel and Tourism. Butterworth-Heineman : Oxford. [36] Mill, Robert Christie. Alih bahasa oleh Tri Budi Satrio. (2000).Tourism. The International Business. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo. [37] Morrison M, Allastair. (2002), Hospitality and Travel Marketing (3rd edition), New York :DELMAR [38] Nursusanti, B. (2005). Identifikasi Persepsi dan Preferensi Wisatawan Terhadap Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cianjur. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. [39] Page, s. J. & dowling, r.K. (2002) . Ecotourism. Prentice Hall, Harlow. [40] Pitana, I G., dan Gayatri, P G. (2005). Sosiologi dan Atropologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi. [41] Poerwanto. (2004). Analisis Kesan Wisatawan Terhadap Dimensi Kualitas Produk Wisata. Jakarta: Jurnal Ilmiah Pariwisata STP Trisakti, Maret 2004, Vol.9, No.1, hal 76-87. [42] Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Kepariwisataan. [43] Republik Indonesia. Undang – Undang no. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. [44] Santoso, Singgih. (2010). Statistik Multivariat: Konsep dan aplikasi dengan SPSS.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. [45] Sawitri, R., Heryanto, N.M.,Santosa, H. 2004. Pengaruh Kegiatan Wisata AlamTerhadap Kelestarian Lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, Vol. 1 (3) 2004: 326 -336, Bogor Indonesia. [46] Sekaran, Uma. (2006). Research methods for business. Jakarta: Salemba Empat.
[47] Sérgio D. F L, Antonio R. B, Jesús V. M. (2009). Post Hoc Tourist Segmentation with Conjoint and Cluster Analysis. PASOS. Revista de Turismo y Patrimonio Cultural.Vol. 7 N03 págs. 491-501. 2009. [48] Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta :PT. Gramedia
Pustaka Utama. [49] Soekadijo, R.G. (2000). Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai
“Systemic Lingkage”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [50] Soeratno & Arsyad, L. (2003). Metode penelitian : Untuk ekonomi dan bisnis.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. [51] Soeroso, Amiluhur. (2008). Pengembangan Pariwisata Hijau Di wilayah Kaliurang Kaliadem, Sleman, DIY Sebuah Penerapan Analisis Conjoint. dalam Jurnal Optimal, Vol 5 no. 3. 2008. [52] Spillane, JJ. (2002).Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya.Yogyakarta:
Kanisius. [53] _________. (2003). Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. [54] _________. (2004). Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa.. Yogyakarta.:Penerbit Kanisius. [55] Surjandari, Isti, Conjoint Analysis: Konsep dan Aplikasi, Penerbit Universitas Trisakti Undang-undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang “Pangan”. [56] Suyono J. (2005). Konsep dan Dimensi strategi Pemasaran Pariwisata (Studi Kasus Posisi Indonesia di Asia Tenggara). Bandung: Jurnal Pariwisata STPB, Desember 2005, hal. 2-13. [57] Swarbrooke, J., & Horner, Susan. (2007). Consumer behaviour in tourism. UK:
Buuterworth- Heinemann.
[58] Suryanto .2009. Ekowisata Hasilkan Devisa Rp80 Triliun. http://www.antaranews.com/berita/1257939487/ekowisata-hasilkan-devisa-rp80-triliun. Diakses tangal 1 Oktober 2010. [59] Sudibyo. (2002). Perilaku konsumen dan kesimbangan kebutuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [60] Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. [61] Suryadi, I Gede Iwan. 2007. Artikel Pemasaran Pariwisata . Bali: Stikom Bali. [62] Suryahadi, Yuri. (2009). Analisis Persepsi dan Preferensi Konsumen Terhadap Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Tesis S2 Tidak Dipublikasikan,Universitas Institut Pertanian Bogor, Bogor. [63] Umar, Husein .(2001). Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran (Cetakan Pertama).Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. [64] United Nation-World Tourism Organization.. (2011). Tourism Highlights (2011 Edition) . Madrid :UN-WTO. [65] Wahab, S.Alih bahasa oleh Gromang ,F .(2003). Manajemen Kepariwisataan . (Cetakan IV). Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
[66] World Economic Forum (WEF). 2011. The Travel and Tourism Competitiveness Report. Geneva, Switzerland. [67] Wood, M. E. (2002). Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainibility. New York:United Nation Publication. [68] Yulianda, F. (2007). Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi, Makalah. Dep. Manajemen Sumberdaya, Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. [69] Yoeti, O. A. (1997). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Penerbit: PT. Pradnya Paramita (cetakan pertama). Jakarta.
[70] _________. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa offset. [71] Zalukhu, Sukawati. (2009). Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata. Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan. UHJAK/2009/PI/H/9. [72] www.world-tourism.org.omt/ecotourism2002.html. Diakses tanggal 23 November 2011. [73] http://www.pulauseribujakarta.net. Diakses tanggal 2 Oktober 2011. [74] http://www.conservation.org. Diakses tangal 6 september 2010. [75] Kepariwisataan Global 2010 Tumbuh Menggembirakan. http://caretourism.wordpress.com/2011/03/20/kepariwisataan-global-2010-tumbuhmenggembirakan/ . Diakses tangal 8 september 2011. [76] http://tnlkepulauanseribu.net . Diakses tangal 10 Oktober 2011. [77] www.bps.co.id Diakses tangal 20 Oktober 2011. [78] www.wikipedia.com Diakses tangal 28 Oktober 2011