ANALISIS POTENSI ZAKAT PENGHASILAN PROFESI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KABUPATEN GARUT
TIARA NOER CAHYADI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Potensi Zakat Penghasilan Profesi dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Penghimpunan Dana Zakat di BAZNAS Kabupaten Garut adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016 Tiara Noer Cahyadi NIM H54120010
ABSTRAK TIARA NOER CAHYADI. Analisis Potensi Zakat Penghasilan Profesi dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Penghimpunan Dana Zakat di BAZNAS Kabupaten Garut. Dibimbing oleh DENI LUBIS. Potensi zakat yang dimiliki Kabupaten Garut mampu untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Kesenjangan antara potensi zakat dengan dana zakat yang terkumpul di BAZNAS Kabupaten Garut menjadi masalah yang belum terselesaikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis potensi zakat penghasilan profesi dan faktor yang memengaruhi penghimpunan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut dengan melihat faktor yang mendukung muzaki dalam membayar zakat melalui BAZNAS dan mengetahui alasan muzaki membayar secara langsung ke mustahik, serta menganalisis tingkat kepuasan muzaki terhadap kinerja BAZNAS di Kabupaten Garut agar penghimpunan dana zakat meningkat. Hasil penelitian menunjukkan potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut yang terkumpul pada tahun 2015 sebesar Rp23 098 565 171. Faktor-faktor yang mendukung muzaki dalam membayar zakat didominasi oleh faktor altruism (keadaan sosial), faktor selanjutnya ialah faktor pengetahuan, balasan, kepuasan, keimanan, dan organisasi. Alasan muzaki dalam membayar zakat sacara langsung adalah lebih mudah dan tepat sasaran sebesar 72.5 persen dan sebesar 2.5 persen tidak percaya kepada OPZ/BAZNAS. Untuk meningkatkan kepuasan muzaki terhadap kinerja BAZNAS Kabupaten Garut diperlukan adanya perbaikan pada atribut lembaga BAZNAS harus dikenal banyak orang, BAZNAS Kabupaten Garut harus menentukan program yang lebih kreatif, pendistribusian dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut harus dilaksanakan secara menyeluruh, dan penyediaan layanan jemput zakat. Kata Kunci: Analisis faktor, kinerja, penghimpunan, dan potensi
ABSTRACT TIARA NOERCAHYADI, Analysis of Potential Income Zakat Profession and Factors Affecting Zakat Fund Raising in BAZNAS Garut. Supervised by DENI LUBIS The potential of zakat in Garut can reduce poverty, but this time there has been a gap between the potential of zakat whit charity funds collected in BAZNAS Garut. This study aims to analyze the potential of zakat profession income and the factors that affect the collection of zakat in BAZNAS Garut by looking at factors that support muzaki in paying zakat through BAZNAS and find out the reason muzaki directly pay to mustahik, and to analyze the muzaki satisfaction level on the performance BAZNAS in the District Garut to zakat of increased fund raising. The results showed the potential of zakat profession income in Garut collected in 2015 is Rp23 098 565 171. Factors that support muzaki to paying in zakat dominated by altruism factors (social conditions), factor of knowledge, reply, satisfaction, faith and organization. The reasons muzaki
paying zakat directly is more easily and precisely target of 72.5 percent and 2.5 percent did not believe in the OPZ / BAZNAS. To increase muzaki satisfaction of the performance BAZNAS muzaki Garut needed improvements in the attributes BAZNAS institutions should have known a lot of people, BAZNAS in Garut must determine which program is more creative, distribution zakat funds in BAZNAS Garut should be implemented fully, and the provision of shuttle services zakat. Keywords: factor analysis, performance, compilation, and potential
ANALISIS POTENSI ZAKAT PENGHASILAN PROFESI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KABUPATEN GARUT
TIARA NOER CAHYADI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Potensi Zakat Rumah Tangga dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Rendahnya Penghimpunan Dana Zakat di Kabupaten Garut. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebagai rasa bersyukur telah menyelesaikan skripsi ini kepada: 1. Orang tua tercinta yaitu Ibu Asti Prapti Syarifah yang selalu mendidik dan mensuport penulis hingga bisa menyelesaikan tugas akhir dibangku perkuliahan ini. Bapak Yedi Cahyadi seorang ayah yang tidak kalah saya sayangi. Bibi Hira Zukbaedah serta Adik saya Muhammad Rahman Cahyadi dan Muhammad Azka Hoed serta keluarga besar atas segala doa dan dukungannya yang selalu diberikan. 2. Bapak Deni Lubis, S.Ag, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Jaenal Effendi, S.Ag, M.A selaku penguji utama dan dosen penguji dari komisi pendidikan Ibu Ranti Wiliasih, S P, M. atas kritik dan saran yang telah diberikan untuk perbaikan skripsi ini. 4. Seluruh pihak instansi BAZNAS Kabupaten Garut, BPS Kabupaten Garut dan instansi terkait yang membantu dalam penyediaan data. 5. Beasiswa IPB Speak’s Out (ISOC) yang mendukung penulis dalam menyelesaikan bangku perkuliahan. 6. Para Dosen, staf dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis. 7. Kelompok bimbingan Ekonomi Syariah, Zalika Nasser, Zacky Hamzah, Ira, dan Khadijah Hasim yang saling memberikan saran dan masukan serta berbagi ilmu dalam menyelesaikan skipsi. 8. Elsan Al-miraj J, Nadia Nurdiniyati, Mutiara Putri Prastiwi, Genny Supratman, Anti Siti F, Asti Nurlatifah F, Tri Widyastuti, Ramuna, Nia Febrianah, Windawati, dan Arum Amelia yang selalu setia memberikan dukungan dalam bentuk apapun demi terselesaikannya skripsi ini. 9. Seluruh keluarga Ilmu Ekonomi, terutama Ilmu Ekonomi Syariah 47, 48 dan 49 atas bantuan, kritik, saran, doa dan dukungannya. 10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa saya sebut datu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor,Agustus 2016 Tiara Noer Cahyadi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Zakat
4
Zakat Penghasilan Profesi
5
Pandangan Ulama Tentang Zakat Profesi
5
Nisab Zakat Profesi
6
Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat
6
Kepuasan dan Kualitas Pelayanan
7
Kepuasan Pelanggan
7
Penelitian Terdahulu
7
Kerangka Pemikiran
10
METODE PENELITIAN
12
Waktu dan Lokasi Penelitian
12
Jenis dan Sumber data
12
Metode Pengambilan Sampel
12
Metode Pengolahan dan Analisis Data
12
GAMBARAN UMUM Kondisi Zakat di Kabupaten Garut HASIL DAN PEMBAHASAN
16 16 18
Potensi Zakat Kabupaten Garut
18
Karakteristik Responden
18
Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Garut
21
Kinerja Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut
26
SIMPULAN DAN SARAN
31
Simpulan
31
Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
32 32 34 55 DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Potensi Zakat Nasional Kategori skala likert Pelaksanaan Zakat, Infak, Sedekah di Jawa Barat tahun 2014 Jumlah Angkatan Kerja Jawa Barat 2014 Potensi Zakat Penghasilan Profesi di Kabupaten Garut Variabel Penelitian KMO and Bartlett's Test Rotade Component Matrix Urutan Faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat Alasan Muzaki Membayar Secara Langsung Kepada Mustahik
1 13 16 18 18 21 22 23 23 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Penerimaan total zakat, infak, dan sedekah tahun 2010-2015 Kerangka Pemikiran Matriks Kepentingan Kinerja Karakteristik Usia Muzaki Karakteristik Pendidikan Muzaki Karakteristik Pendapatan Muzaki Karakteristik Jenis Kelamin Muzaki Matrik Diagram Kartesius
2 11 15 19 19 20 20 26
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kuesioner Penelitian Bagi Muzaki yang Membayar ke BAZNAS Kuesioner Penelitian Bagi Muzaki yang Membayar Langsung Tabel r Hasil Uji Validitas Kuesioner 1 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner 1 Anti-image matrices Total Variance Explained Dimensi Kepentingan dan Kinerja BAZNAS Kabupaten Garut Riwayat Hidup
34 43 48 48 49 50 51 52 53
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan UU nomor 23 tahun 2011, pengelolaan zakat di Indonesia telah dikelola secara nasional diikuti dengan didirikannya Badan Amil Zakat (BAZ) serta Lembaga Amil Zakat (LAZ). Badan Amil Zakat merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat dan Lembaga Amil Zakat merupakan lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Lembaga pengelola zakat memiliki peran penting dalam penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat masyarakat Indonesia. Sekitar 85 persen penduduk Indonesia beragama Islam. Keadaan seperti diatas dapat mengakibatkan potensi penghimpunan dana zakat di Indonesia sangat besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2011 menunjukkan bahwa potensi zakat secara nasional sebesar 217 triliun. Potensi ini terdiri dari potensi zakat rumah tangga 82.7 triliun, potensi zakat industri dan swasta 114.9 triliun, potensi zakat BUMN 2.4 triliun, dan potensi zakat tabungan 17.0 triliun terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Potensi Zakat Nasional Tahun 2011 Keterangan Potensi zakat (triliun rupiah) Potensi zakat rumah tangga 82.7 Potensi zakat industri swasta 114.9 Potensi zakat BUMN 2.4 Potensi zakat tabungan 17.0 Total potensi zakat nasional 217.0
Sumber: Firdaus dan Beik (2011)
Potensi zakat penghasilan profesi merupakan kumpulan dari potensi-potensi zakat di setiap wilayah. Terdapat dua bagian wilayah potensi zakat yaitu wilayah dengan potensi zakat tertinggi dan wilayah dengan potensi zakat terendah. Jawa Barat menjadi wilayah daerah yang memiliki potensi zakat tertinggi yang disusul oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Wilayah Bali, Papua dan Papua Barat yang merupakan minoritas muslim memiliki potensi zakat terendah. Pelaksanaan pengelolaan zakat yang terkait dengan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat, saat ini sudah dibentuk pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota. Kabupaten Garut merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi zakat tinggi di Jawa Barat setelah Kabupaten Subang dan Ciamis (Jawa Barat dalam Angka 2015). Jumlah penduduk Kabupaten Garut sebanyak 2 526 186 jiwa dengan mayoritas penduduk muslim sekitar 82 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Garut. BAZNAS Kabupaten Garut menjadi salah satu lembaga yang dibentuk pemerintah dengan tujuan pengelolaan dana zakat. Dana zakat yang terkumpul di BAZNAS Kabupaten Garut hanya berupa zakat penghasilan profesi. Berdasarkan Peraturan daerah No 6 Pasal 14 Tahun 2014 mengatur bahwa BAZNAS Kabupaten Garut bertugas untuk
2 melakukan pengumpulan zakat penghasilan atau infak profesi pegawai PNS dilingkungan pemerintah daerah melalui UPZ instansi dan zakat fitrah dikelola oleh Badan Musyawarah Zakat, Infak, dan Sedekah (BMZIS) desa/kelurahan. BMZIS merupakan badan yang menetapkan mustahik, muzaki, pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan ZIS di tingkat desa/kelurahan dan mempunyai tugas untuk melakukan pengumpulan zakat emas, perak dan logam mulia, zakat uang dan zakat surat berharga yang bernilai uang, zakat pendapatan dan jasa, zakat rikaz, zakat pertanian, zakat peternakan, dan zakat perikanan serta zakat fitrah tingkat desa/kelurahan. Gambar 1 menunjukkan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah BAZNAS Kabupaten Garut dari tahun 2010 sampai 2015. 1000 900 800 Juta Rupiah
700 600 500 400
Total Zakat
300 200 100 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
Sumber: BAZNAS Kabupaten Garut Tahun 2016 Gambar 1 Total Penerimaan zakat, infak, dan sedekah di BAZNAS Kabupaten Garut Tahun 2010-2015 Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut pada tahun 2010 sebesar Rp10 747 675, tahun 2011 meningkat menjadi Rp18 037 500, tahun 2012 penghimpunan sebesar Rp795 898 494 meningkat drastis dari tahun 2011, pada tahun 2013 sebesar Rp898 600 375, tahun 2014 Rp835 568 000 dan pada tahun 2015 sebesar Rp920 286 973. Penghimpunan dana zakat yang meningkat drastis pada tahun 2012 dikarenakan pada tahun 2012 BAZNAS Kabupaten Garut mulai gencar melakukan penghimpunan dana zakat dari PNS seperti instansi pemerintah meliputi bupati dan wakil bupati beserta jajarannya, lembaga teknis daerah, inspektorat dan lembaga lainnya. Jumlah penghimpunan ini masih jauh dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Garut. Dana yang terkumpul paling banyak diperoleh dari Kementian Agama, sedangkan lembaga pemerintah yang lain belum melakukan pemotongan secara langsung dari gaji yang menyebabkan potensi zakat penghasilan profesi belum dilaksanakan secara optimal oleh BAZNAS Kabupaten Garut.
3 Rumusan Masalah Wilayah dengan potensi zakat tertinggi adalah wilayah Jawa Barat yaitu sebesar 17.67 triliun. Provinsi Jawa Barat terdiri atas 18 Kabupaten dan 9 Kota. Salah satunya adalah Kabupaten Garut. Sejak dikeluarkan perintah pengumpulan zakat disebar kewilayah Kabupaten/Kota, Kabupaten Garut merespon cepat dalam menangani pengelolaan zakat. Kabupaten Garut mengeluarkan Peraturan daerah (Perda) No 1 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Zakat dan digantikan dengan dikeluarkannya Perda No 6 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah. Kabupaten Garut menjadi wilayah pertama yang memiliki peraturan daerah mengenai pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Penelitian mengenai penghimpunan zakat penghasilan profesi mengacu pada peraturan hukum yang berlaku di Indonesia. Beberapa peraturan seperti, UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, pada BAB VI Pasal 4 dijelaskan mengenai objek zakat, salah satunya yaitu zakat penghasilan dan jasa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 60 Tahun 2010 mengatur tentang zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dan Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan. Menurut Rofik (2014) ketua BAZNAS Kabupaten Garut, potensi zakat penghasilan profesi bisa lebih besar dikarenakan penghasilan PNS tidak sama rata. Belum lagi apabila ditambahkan dengan zakat penghasilan profesi dari setiap lembaga seperti TNI, kejaksaan, pengadilan, dan kementrian agama. Kendala rendahnya penghimpunan zakat dikarenakan pemahaman masyarakat terhadap kewajiban zakat masih kurang, sebagian masyarakat yang tidak ingin membayar zakat karena sudah membayar pajak. Rendahnya penghimpunan dana zakat penghasilan profesi ini bisa disebabkan faktor kelembagaan seperti, terbatasnya sumber daya manusia yang bekerja di BAZNAS Kabupaten Garut, koordinasi lembaga zakat masih kurang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penghimpunan dana zakat. Rumusan masalah yang saya angkat dari penelitian ini terdiri dari tiga yaitu: 1. Berapa besaran potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut ? 2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi muzaki membayar zakat? 3 Bagaimana kualitas kinerja BAZNAS Kabupaten Garut berdasarkan kepuasan muzaki? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang sudah dijelaskan, maka tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut. 2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat 4 Mengidentifikasi kinerja BAZNAS Kabupaten Garut berdasarkan kepuasan muzaki
4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diberikan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi mahasiswa, sebagai media pengaplikasian dari teori-teori yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan. Khususnya terkait Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). 2. Bagi lembaga pengelola zakat, dapat digunakan sebagai referensi serta evaluasi dalam membuat kebijakan yang dapat memaksimalkan potensi zakat. 3.
Bagi masyarakat, menjadi sumber informasi tambahan terkait dengan penghimpunan dana zakat dan bisa membantu pemerintah dalam meningkatkan potensi zakat disetiap daerah guna untuk pengetasan kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menghitung potensi zakat penghasilan profesi di daerah Kabupaten Garut, menganalisis faktor apa yang memengaruhi muzaki membayar zakat khususnya zakat penghasilan profesi dan menganalisis kualitas kinerja BAZNAS berdasarkan kepuasaan muzaki. Sampel penelitian ini adalah muzaki yang membayar zakat profesi khususnya PNS dengan 80 sampel. Muzaki yang membayar zakat ke BAZNAS Kabupaten Garut sebanyak 50 sampel dan 30 sampel muzaki yang membayar secara langsung ke mustahik. TINJAUAN PUSTAKA Zakat Zakat secara bahasa yaitu, al-barakatu “keberkahan”, al-namaa “pertumbuhan” dan “perkembangan”, ath-thaharatu “kesucian”, dan ash-shalahu “keberesan”. Secara istilah bahwa zakat merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin 2002). Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2011 zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha (muzaki) untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai dengan syariat Islam. Zakat merupakan instrumen ibadah yang memiliki sisi sosial ekonomi yang sangat kuat. Salah satu fungsi zakat adalah sebagai antiresa dari sistem perekonomian rabawi yang artinya, upaya memerangi sistem riba tidak akan berjalan dengan baik apabila institusi zakat tidak dapat dioptimalkan (Beik dan Arsyianti 2015). Landasan hukum zakat seperti halnya yang tercantum dalam Al-Quran surat AtTaubah ayat 103 yang artinya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa buat mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Landasan hukum zakat lainnya terdapat dalam surat Ar-Ruum ayat 39 yang artinya “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan yang kamu berikan berupa
5 zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah SWT, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan hartanya”. Allah berfirman dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60 yang artinya“ Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orag fakir, orang-orang miskin, para pengurus zakat, paramu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah, orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana” Zakat Penghasilan Profesi Zakat penghasilan profesi adalah zakat yang berasal dari pendapatan profesi yang telah melebihi nisab yang ditetukan. Profesi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu profesi atau pekerjaan yang dilakukan tanpa tergantung pada orang lain dan profesi atau pekerjaan yang dilakukan seseorang untuk pihak lain. Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 3 Tahun 2003 Tentang Zakat Penghasilan yang dimaksud dengan “penghasilan” adalah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain- lain yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai atau karyawan, maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya, serta pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya. Pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam. Pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Penghasilan yang diperoleh dari hasil ini merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insiyur, advokat seniman, penjahit, tukang kayu dan lainnya. Kedua, pekerjaan yang dikerjakan seseorang untuk pihak lain, baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan memperoleh upah yang diberikan dengan tangan, otak, ataupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium (Qardawi 2011). Landasan hukum zakat penghasilan tidak disebutkan secara khusus. Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 267 “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa yang keluarkan dari bumi untuk kalian, dan janganlah kalian memilih yang buruk-buruk lalu kalian nafkahkan daripadanya, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha terpuji." Pandangan Ulama Tentang Zakat Profesi Menurut Qardawi 2011, para imam mazhab empat berbeda pendapat mengenai zakat penghasilan. Abu Hanifah berpendapat bahwa harta penghasilan itu dikeluarkan zakatnya bila mencapai setahun penuh pada pemiliknya, kecuali pemiliknya mempunyai harta sejenis yang harus dikeluarkan zakatnya yang untuk itu zakat harta penghasilan itu dikeluarkan dari permulaan tahun dengan syarat sudah mencapai nisab. Demikian bila memperoleh penghasilan sedikit maupun banyak dan menjelang waktu setahun dari harta yang sejenis maka wajib dikeluarkan zakatnya bersamaan dengan pokok harta sejenis tersebut, meskipun berupa emas, perak, binatang piaraan, atau anak-anak binatang piaraan yang lainnya. Maliki berpendapat bahwa harta penghasilan tidak dikeluarkan zakatnya sampai penuh waktu setahun, baik harta itu sejenis dengan jenis harta pemiliknya atau tidak sejenis, kecuali binatang peliharaan. Seseorang yang memperoleh penghasilan berupa
6 binatang piaraan yang sejenis dengan yang diperolehnya, zakatnya dikeluarkan bersamaan dengan waktu penuhnya batas satu tahun binatang piaraan miliknya bila sudah mencapa nisab. Tetapi, bila binatang piaraan penghasilan itu berupa anaknya, maka anaknya itu dikeluarkan zakatnya berdasarkan masa setahun induknya. Imam Syafi’i menyatakan bahwa zakat penghasilan itu dikeluarkan zakatnya bila mencapai waktu setahun meskipun memiliki harta sejenis yang sudah cukup nisab. Tetapi zakat anak-anak binatang piaraan dikeluarkan bersamaan dengan zakat induknya yang sudah mencapai nisab, dan bila tidak mencapai nisab maka tidak dikeluarkan zakatnya. Ibnu Hazm berpendapat bahwa pendapat-pendapat diatas itu salah dan menyatakan bahwa ketentuan setahun itu berlaku bagi seluruh harta benda, uang penghasilan atau bukan, bahkan termasuk anak-anak binatang peliharaan. Hal ini bertentangan dengan Dud Zahiri yang berpendapat bahwa seluruh harta penghasilan wajib zakat tanpa persyaratan setahun. Nisab Zakat Profesi Menurut Hafidhudin 2002, menjelaskan bahwa ada tiga pendekatan yang bisa digunakan dalam menghitung zakat profesi. Pertama, menqiyaskan zakat profesi dengan zakat emas perak atau perdagangan, dimana nisabnya adalah 85 gram emas dan terdapat haul. Sehingga, zakat dikeluarkan setahun sekali dengan kadar 2.5 persen. Biaya hidup standar yang ditetapkan negara dapat menjadi pengurang pendapatan kena zakat. Kedua, mengqiyaskan zakat profesi dengan zakat pertanian. Nisabnya adalah 524 kg beras dan kadarnya adalah lima persen. Tidak ada haul, dan zakatnya dikeluarkan setiap menerima penghasilan (sebulan sekali). Biaya hidup tidak menjadi pengurang pendapatan kena zakat, yang dapat mengurangi adalah utang pokok, yaitu utang yang habis terpakai untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makanan dan kesehatan. Utang rumah dan kendaraan tidak termasuk utang pokok karena kedua benda tersebut pada akhirnya menjadi milik sang muzaki. Ketiga, mengqiyaskan zakat profesi dengan dua hal sekaligus (qiyas syabah), yaitu dengan zakat pertanian untuk standar nisabnya, dan zakat emas perak/perdagangan untuk kadarnya. Sehingga, nisabnya adalah 524 kg beras, tidak ada haul, dan dikeluarkan setiap bulan. Adapun kadarnya adalah 2.5 persen. Angka 2.5 persen ini menunjukkan bahwa keterlibatan usaha manusia dalam suatu profesi lebih tinggi bila dibandingkan dengan keterlibatan usaha manusia dalam pertanian. Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat Zakat adalah rukun Islam setelah salat yang merupakan suatu kewajiban yang telah ditetapkan dalam Al-Quran. Selain berkaitan erat dengan nilai ketuhanan, zakat juga mengandung nilai kemanusiaan. Faktor utama yang seharusnya memengaruhi seseorang dalam mengeluarkan zakat adalah faktor keimanan. Keimanan merupakan usaha-usaha memahami kejadian dan meyakini. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang maka semakin tinggi pemahamannya mengenai hal-hal yang wajib dikerjakan seperti zakat. Allah swt telah berfirman dalam Al-Quran mengenai perintah berzakat secara berulangulang sebanyak 32 kali. Faktor lain dapat memengaruhi seseorang dalam berzakat selain keimanan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vendi (2014) menjelaskan bahwa faktor utama yang mendukung dalam membayar zakat yaitu faktor kepuasan dengan nilai keragaman sebesar 28.635 persen. Kepuasan dalam hal ini yaitu seseorang merasa senang apabila membantu fakir/miskin. Responden juga merasa puas ketika sudah mengeluarkan zakat
7 karena mereka menganggap bahwa berzakat adalah bentuk rasa syukur mereka atas rezeki yang telah Allah SWT berikan dan merasa puas karena dapat menyalurkan hak orang lain yang ada pada harta mereka. Hasil penelitian berbeda dilakukan oleh Santika (2015) yang menjelaskan bahwa faktor pertama yang terbentuk adalah faktor organisasi. Faktor organisasi menjadi faktor yang paling dominan memengaruhi muzaki membayar zakat, dengan nilai keragaman yang tinggi sebesar 28.941 persen. Responden yang memberikan nilai yang tinggi pada faktor ini adalah responden yang merasa nyaman membayar zakat di organisasi pengelola zakat. Kepuasan dan Kualitas Pelayanan Kepuasan Pelanggan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan (Kotler dan Keller 2008). Pelanggan menggunakan banyak sumber untuk menggali suatu kinerja lembaga seperti, pengalaman masa lalu, berita dari mulut ke mulut dan iklan. Kepuasan bisa ditentukan atas perpormance produk atau jasa dalam memenuhi harapan. Menurut Irawan (2003), ada lima faktor yang mendorong kepuasan pelanggan diantaranya adalah kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, emotional factor dan kemudahan. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam Lupioyadi (2009), dibagi atas adanya perbandingan 2 faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka diterima (perceived service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service). Menurut Lupioyadi (2009), dimensi kualitas pelayanan ada 5 dimensi antara lain: 1. Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya serta kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan. 2. Responsiveness (Kesigapan), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dengan tepat kepada pelanggan, dengan informasi pelayanan yang jelas. 3. Assurance (Keyakinan), yaitu pengetahuan kesopansantunan dan kemampuan seluruh pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. 4. Empathy (Empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. 5. Tangible (Berwujud), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Penelitian Terdahulu Penelitian Rouf et all (2011) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat membayar zakat di Rumah Zakat cabang Semarang. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi dengan menggunakan variabel dependen minat (Y) dan variabel
8 independen (X) kepercayaan, religiusitas dan pendapatan. Hasilnya, ditemukan bahwa variabel kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat, variabel religiusitas berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat, variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat dan variabel kepercayaan, religiusitas dan pendapatan secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat membayar zakat. Aziz (2015) meneliti mengenai pengaruh pemahaman, religiusitas dan kondisi keuangan muzaki terhadap kepatuhan zakat profesi di Kota Yogyakarta. Hasilnya menjelaskan bahwa, variabel pemahaman muzaki berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan membayar zakat profesi yang sesuai dengan hipotesis penelitian, variabel religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan membayar zakat profesi, karena mayoritas merupakan PNS yang umumnya membayar zakat berdasarkan himbauan pemerintah setempat dan variabel keuangan juga tidak berpengaruh signifikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat kecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS). Riani (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku muzzaki dalam membayar zakat (studi kasus pada BAZNAS Kota Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku PNS Kota Yogyakarta dalam membayar zakat dan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhinya. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, pola perilaku pembayaran zakat PNS di Kota Yogyakarta tidak dipengaruhi oleh pengetahuan maupun regulasi dari pemerintah maupun dari BAZNAS Kota Yogyakarta. Hal ini berarti didasarkan pada kesadaran PNS dalam membayar zakat profesi. Berdasarkan uji-t variabel pengetauan, regulasi, kredibilitas dan akuntabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh dependen. Firdaus dan Beik (2011) Potensi zakat rumah tangga Nasional. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS 2009 dengan responden sebanyak 291.753. Hasil perhitungan mengenai potensi zakat rumah tangga nasional yaitu mencapai 82.7 triliun, angka ini setara dengan 1.30 persen dari total PDB. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan potensi zakat terbesar yaitu Rp17.67 triliun, disusul oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah yang masing-masingnya memiliki potensi sebesar Rp15.49 triliun dan Rp13.28 triliun. Santika (2015) Analisis potensi zakat dan faktor-faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat di Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Hasilnya bahwa potensi zakat di Kota Bogor tahun 2015 sebesar Rp462 402 202 437 dan berdasarkan analisis faktor menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat adalah faktor organisasi, faktor kepedulian sosial, faktor pemahaman zakat, faktor pemahaman agama, faktor balasan dan faktor keimanan. Serta dalam penelitian ini bahwa alasan muzaki membayar zakat melalui BAZNAS atau UPZ dan LAZNAS adalah karena faktor transparansi sedangkan membayar langsung kepada mustahik adalah faktor lingkungan. Muda et all (2006) Factors Influencing Individual Participation in Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebesar 67.32 persen lima faktor seperti organisasi, altruism, reward, kepuasan, dan tingkat keimanan dapat menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Analisis lebih jauh menjelaskan bahwa faktor altruism memiliki nilai komposit paling tinggi yang artinya bahwa untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berzakat tidak hanya dalam aspek agama, akan tetapi kepedulian terhadap sesame dapat memengaruhi masyarakat dalam membayar zakat.
9 Sariningrum (2011) menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pembayaran zakat di Kota Palembang. Metode yang digunakan untuk analisis potensi zakat dengan pendekatan pendapatan untuk melihat potensi zakat, analisis faktor dan analisis regresi logistik untuk menjawab faktor-faktor yang memengaruhi pembayaran zakat di Kota Palembang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa potensi zakat di kota Palembang sebesar 331 milyar rupiah per tahun atau mencapai 2% dari PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) Kota Palembang. Hasil analisis faktor menunjukkan ada 4 faktor yang memengaruhi seseorang untuk berzakat, yaitu faktor keimanan, faktor sosial (altruism), faktor pemahaman agama dan faktor penghargaan. Faktor-faktor yang memengaruhi pilihan organisasi zakat dilihat dari karakteristik individu yaitu sebagai upaya bersyukur dan kesadaran akan adanya hak orang lain dalam harta. Siska dan Siswantoro (2012) Analysis of Zakat On Income Payers Preference In Indonesia (Potency Of Double Zakat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi muzaki dalam membayar zakat penghasilan. Metode penelitian yang digunakan adalah Crosstab dan Model Structural Equation (SEM) dengan Partial Least Square (PLS). Hasilnya menunjukkan bahwa faktor motivasi memberikan pengaruh positif dalam membayar zakat penghasilan bulanan, sementara persepsi memiliki pengaruh negatif bagi preferensi membayar zakat atas penghasilan. Bakar et all (2010) Motivations of Paying Zakat On Income: Evidence from Malaysia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi logistik multivariat dalam menilai pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Muslim terhadap zakat pendapatan. Hasil menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan yang mempengaruhi perilaku muslim dalam membayar zakat pendapatan. Mahanani (2014) Faktor-faktor yang memengaruhi preferensi pegawai berzakat Di UPZ LAZ IPB. Penelitian ini dilakukan di LAZ IPB dengan responden 54 orang dengan 32 orang merupakan 10 persen dari 315 pegawai yang menjadi muzaki tetap di UPZ dan 22 orang yang bukan muzaki tetap. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, zakat profesi sudah ada lebih dari 10 tahun dan selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun pegawai IPB masih banyak yang belum mengetahui zakat profesi dan keberadaan LAZ. Faktor yang memengaruhi secara signifikan adalah pelayanan dan jabatan. Alasan para pegawai menyalurkan zakatnya ditempat lain bahwa mereka belum sadar berzakat, karena telah menyalurkan ditempat lain dan memilih langsung membyara kepada mustahik. Vendi (2014) menganalisis faktor-faktor yang memegaruhi muzaki dalam membayar zakat: studi kasus Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Analisis data menggunakan analisis faktor dengan responden sebayak 50 orang yang tersebar di beberapa kecamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi dalam membayar zakat yaitu faktor kepuasan, keimanan, kecakapan OPZ, sosialisai dan publikasi, balasan dan regulasi. Muzaki memilih OPZ formal sebanyak 48 persen alasan utamanya yaitu karena fatwa ulama dan tokoh serta kemudahan 34 persen. Membayar di OPZ non-formal karena kemudahan 30 persen, kenyamanan 24 persen, akses 24 persen dan yang membayar secra langsung 62 persen karena kepuasan. Mukhlis dan Beik (2013) analisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan membayar zakat: studi kasus Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan yaitu analisis faktor. Dari hasil penelitian ini, diketahui sejumlah faktor yang membuat seseorang ingin untuk membayar zakat yaitu faktor keagamaan seperti iman, pemahaman agama, dan balasan, lalu ada juga faktor-faktor lainnya seperti kepedulian sosial,
10 kepuasan diri, dan organisasi. Hal ini sekaligus memberikan arahan bahwa untuk meningkatkan penerimaan zakat, tidak hanya menekankan aspek keagamaan, tetapi ikut memerhatikan aspek sosial, kepuasan diri, dan organisasi. Annellys (2015) dalam penelitian yang berjudul analisis kinerja atribut mutu layanan pada kepuasan pelanggan Hotel Horison Ultima Malang. Metode yang digunakan adalah analisis Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada kuadran satu memiliki atribut terbayak, hampir sebagian besar atribut penting Hotel Horizon Ultima Malang perlu diperbaiki kinerjanya dan tingkat kepuasan pelanggan (CSI) terhadap kinerja hotel Horizon Ultima berada pada rentang puas. Pelani (2015) dalam penelitian Analisis kualitas layanan PT KAI terhadap kepuasan pengguna jasa kereta Commuterline Jabodetabek di stasiun Manggarai Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI), dan Uji Chi Square. Hasil dari peneltian dari metode IPA terdapat dua atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi namun kinerjanya masih kurang memuaskan. Atribut tersebut adalah ketepatan jadwal perjalanan kereta Commuterline di stasiun Manggarai dan keamanan serta kenyamanan pada stasiun Manggarai. Hasil CSI menunjukkan bahwa pengguna jasa kereta Commuterline puas terhadap kinerja PT KAI. Berdasarkan hasil uji Chi Squaare, terdapat satu dari Sembilan variabel yang memiliki perbedaan tingkat kepuasan, yaitu tujuan perjalanan. Kerangka Pemikiran Potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut sangat besar. Terbukti dengan banyaknya angkatan kerja yang sudah wajib zakat akantetapi nominal potensi zakat di Kabupaten Garut belum diketahui secara pasti. Zakat merupakan salah satu instrumen yang dapat meningkatkan ekonomi umat. Penghimpunan dana zakat di lembaga yang telah disediakan oleh pemerintah seharusnya dapat membantu mustahik dalam mendapatkan bantuan. Lembaga pengelola zakat faktanya belum secara optimal melakukan peran dalam penghimpunan dana zakat. Dana zakat yang terhimpun di lembaga dipengaruhi oleh keinginan muzaki dalam membayar zakat. Faktor-faktor yang memengaruhi keinginan muzaki membayar zakat dapat diidentifikasi kedalam dua faktor yaitu faktor Lembaga berasal dari internal maupun muzaki itu sendiri berasal dari eksternal. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini yang pertama akan dilakukan adalah menghitung estimasi potensi zakat penghasilan profesi Kabupaten Garut secara matematis. Kedua, menganalisis faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat dengan menggunakan analisis faktor dan juga menganalisis secara deskriptif mengenai alasan muzaki membayar zakat secara langsung. Ketiga, menganalisis tingkat kinerja berdasarkan kepuasan mustahik menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Santika (2015), Vendi (2014), Muda et all (2006), dan Mukhlis dan Beik (2011). Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama meneliti mengenai faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat dengan metode analisis faktor. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini, menganalisis mengenai kualitas kinerja lembaga BAZNAS berdasarkan kepuasan muzaki yang merujuk pada penelitian Annellys (2015) dan Pelani (2015). Diharapkan penelitian ini
11 memberikan manfaat mengenai pemahaman muzaki terhadap zakat dan sebagai bahan evaluasi bagi lembaga dalam peningkatan penghimpunan dana zakat.
Potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut
Penghimpunan dana zakat penghasilan profesi di organisasi masih rendah dari potensi
Faktor-faktor yang memengaruhi penghimpunan dana zakat
Faktor Internal Kelembagaan
Faktor Ekststernal Muzaki
Membayar Zakat
Kualitas Pelayanan
Program
Citra Lembaga
Kepuasan
Pengetahuan
Balasan
Rekomendasi Peningkatan Penghimpunan Dana Zakat
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Tidak Membayar Zakat
Altruisme
Keimanan
12
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Garut sejak April sampai Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara dengan sebagian masyarakat di Kabupaten Garut. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Pemilihan Kabupaten Garut sebagai tempat penelitian karena penghimpunan dana zakat di wilayah Kabupaten Garut tergolong memiliki potensi zakat tinggi setelah Kabupaten Subang dan Ciamis dan Kabupaten Garut menjadi salah satu Kabupaten yang pertama yang memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan zakat. Objek dari penelitian ini yaitu Pegawai Negri Sipil (PNS) daerah Kabupaten Garut. Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner yang diajukan kepada responden yaitu muzaki yang telah membayar zakat maal di BAZNAS khususnya zakat profesi dan yang membayar secara langsung. Data sekunder diperoleh dari jurnal, skripsi, buku, internet, instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementrian Agama (Kemendag) dan BAZNAS Kabupaten Garut. Metode Pengambilan Sampel Teknik penarikan contoh dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan contoh tanpa peluang (non probability sampling) dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik tertentu yang cocok berkaitan dengan anggota contoh yang diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda 2009). Secara umum, jumlah sampel yang dianjurkan dalam analisis faktor adalah antara 50 sampai 100 sampel (Santoso, 2010). Metode Pengolahan dan Analisis Data Potensi zakat rumah tangga yaitu dilakukan dengan menghitung pendapatan rumah tangga yang mengacu pada penelitian Firdaus dan Beik (2011). Data sekunder mengenai pendapatan rumah tangga diolah menggunakan software excel 2010. Selanjutnya, analisis faktor digunakan untuk melihat faktor yang memengaruhi muzaki dalam membayar zakat dan Metode Important Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menentukan bobot pada sisi tingkat kinerja/pelayanan yang diterima muzaki (X) dan bobot pada sisi tingkat kepentingan/harapan muzaki (Y) atas dasar lima dimensi kualitas pelayanan jasa yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles. Skala likert digunakan untuk menganalisis faktor muzaki membayar zakat dan penilaian kinerja BAZNAS. Dalam penelitian skala likert digunakan untuk memberi (nilai skor) terhadap pernyataan dalam kuesioner penelitian. Skala likert menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai macam pertanyaan dan menjadi titik tolak untuk menyusun instrumen yang digunakan. Penggunaan skala likert ini bertujuan untuk mengukur sikap dan pendapat masyarakat. Data diolah dengan metode analisis faktor yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan
13 uji realibilitas. Kategori skala likert yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. Tabel 2 Kategori skala likert Kategori Jawaban Sangat setuju Setuju Cukup setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Skor 1 2 3 4 5
Analisis Potensi Zakat Penghasilan Profesi Zakat penghasilan profesi didapat dari pendapatan profesi. Zakat profesi dihitung berdasarkan qiyas (analogi) syabah yaitu perpaduan zakat pertanian dan zakat emas atau perak (Hafidhudin 2002). Dari sudut nisab dianalogikan pada zakat pertanian yaitu sebesar 524 kg beras dan dikeluarkan pada saat menerimanya. Dari sudut kadar zakat, dianalogikan pada zakat emas yaitu sebesar 2.5 persen. Pendapatan yang dihitung yaitu dari pendapatan kotor. ..
Pendapatan per bulan harus mencapai nisab pembelian gabah dari petani yaitu mencapai Rp3 825 200, dengan asumsi harga gabah pada tahun 2015 menurut HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah adalah sekitar Rp7 300. Uji validitas dan realibilitas Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor dengan uji validitas dan realibilitas terlebih dahulu. Uji validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengukur valid atau tidaknya variabel pertanyaan penelitian yang diteliti. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan software SPSS 22 dengan metode Korelasi Pearson, yaitu dengan cara mengorelasikan skor variabel dengan skor totalnya. Skor total adalah penjumlahan dari seluruh variabel. Hasil uji validitas dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Validitas Statistic. Kaidah keputusan validitas yaitu (Priyatno 2014): a. Jika rhitung < rtabel maka tidak valid b. Jika rhitung ≥ rtabel maka valid Uji realibilitas adalah kelanjutan dari uji validitas, dimana variabel yang masuk pengujian adalah variabel yang valid saja. Realibilitas atau keandalan dapat diartikan sebagai indeks yang menunjukkan dimana suatu alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Hermawan 2006). Menguji realibilitas pada kuesioner penelitian ini menggunakan SPSS 22 dengan metode Cronbach’s Alfa. Realibilitas kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima dan diatas 0.8 adalah baik. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk meringkas sejumlah variabel yang saling berkolerasi, menjadi beberapa kelompok (faktor) yang masing-masing menggambarkan suatu dimensi/konsep tertentu. Hasil analisis faktor dapat digunakan
14 pula untuk mengelompokan objek berdasarkan ciri faktor yang terbentuk. Dapat pula digunakan untuk analisis lanjutan, misalnya untuk mengatasi masalah multikolinier pada analisis regresi berganda (Firdaus et all 2011). Proses analisis faktor tidak membutuhkan sebuah model khusus karena merupakan interdependence techniques, artinya tidak ada variabel dependen maupun variabel independen dalam analisis tersebut. Ada beberapa tahap analisis faktor: 1. Uji Keiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) Alat analisis yang digunakan adalah Kaiser Meyer Olkin (KMO) and Bartlet’s test (Priyatno 2014). Pengujian ini bertujuan untuk menyaring variabel-variabel yang akan dianalisis agar memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut. Persyaratan pokok yang harus dipenuhi ialah angka MSA harus diatas 0.5 (Narimawati 2008). Ketentuan didasarkan pada kriteria sebagai berikut: a. Jika probabilitas (sig) < 0.05 maka variabel dapat dianalisis lebih lanjut. b. Jika probabilitas (sig) > 0.05 maka variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Besarnya angka (KMO-MSA) berkisar antara 0 hingga 1, jika digunakan dalam menentukan penggabungan variabel ketentuannya sebagai berikut: a. Jika bernilai 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan. b. Jika bernilai ≥ 0.05, maka variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. c. Jika bernilai < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut. 2.
Uji Principal Component Analysis (PCA)
Setelah jumlah variabel terpilih, maka dilakukan reduksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor dengan metode PCA. Hasilnya menampilkan tabel communalities dan tabel Total Variance Explained (TVE). Semakin besar nilai communalities (>0.5), maka semakin baik analisis faktor karena semakin besar karakteristik variabel asal yang dapat diwakili oleh faktor yang terbentuk (Santoso dan Tjiptono 2001). Kemudian di tabel TVE terdapat initial eigenvalues yang menggambarkan beberapa nilai. Pertama, total initial eigenvalues yang menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk. Kedua, percent of variance yang menunjukkan keragaman yang dapat digambarkan oleh faktor yang terbentuk. Variabel yang sudah masuk kedalam beberapa faktor, perlu dilakukan proses rotasi terhadap seluruh variabel. Metode yang digunakan dalam proses rotasi ini adalah metode varimax. Proses ini dapat memperjelas kedudukan variabel terhadap faktor yang terbentuk (loading factor) nilainya (>0.5) pada tabel rotated component matrix. Setelah mendapatkan faktor yang terbentuk beserta variabel-variabel yang menyertainya, maka melalui nilai percent of variance (tingkat keragaman) juga diperoleh faktor yang paling dominan berpengaruh. 3. Menamakan faktor Langkah terakhir adalah memberi nama pada faktor yang terbentuk dari hasil reduksi. Penamaan faktor bergantung pada nama-nama variabel yang menjadi satu dengan interpretasi masing-masing analis dan aspek lainnya (Santoso dan Tjiptono 2001).
15 Importance Performance Analysis (IPA) Kepentingan (Y) Kuadran I
Kuadran II
Atributes to improve
Maintain performance
Kuadran III Attributes to maintain
Kuadran IV Main priority Kinerja (X)
Gambar 3 Matriks Kepentingan Kinerja Metode Importance Performance Analysis (IPA) secara konsep merupakan suatu model multi-atribut. Teknik ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penawaran pasar dengan menggunakan dua kriteria yaitu kepentingan relatif atribut dan kepuasan konsumen. Penerapan teknik IPA dimulai dengan identifikasi atribut-atribut yang relevan terhadap situasi pilihan yang diamati. Dengan menggunakan mean, median atau pengukuran ranking, skor kepentingan dan kinerja atribut dikumpulkan dan diklasifikasikan ke dalam kategori tinggi atau rendah, kemudian dengan memasangkan kedua set rangking tersebut, masing-masing atribut ditempatkan ke dalam salah satu dari empat kuadran kepentingan kinerja. Menurut Rangkuti (2008), IPA adalah suatu metode untuk menganalisis tingkat kepentingan dan hasil penilai kinerja. Dalam hal ini dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan pelaksanaannya pada sebuah perusahaan. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja atau pelaksanaannya dengan skor kepentingan. Gambar 3 menunjukkan bahwa skor mean kinerja dan kepentingan digunakan sebagai koordinat untuk memplotkan atribut-atribut individu yang dijelaskan matriks dua dimensi. a. Kuadran I (Atributes to improve), memuat faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi responden (muzaki), namun manajemen lembaga BAZNAS Kabupaten Garut belum melaksanakan sesuai dengan keinginan (harapan) responden. Atribut yang termasuk ke dalam atribut ini harus ditingkatkan sehingga performance dalam kuadran ini meningkat. b. Kuadran II (Maintain performance), memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh responden dan faktor-faktor yang dianggap penting oleh responden sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasan relatif lebih tinggi. c. Kuadran III (Attributes to maintain), memuat faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi responden dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel-veariabel yang termasuk pada kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. d. Kuadran IV (Main priority), memuat faktor-faktor yang kurang penting oleh responden dan pelaksanaan kinerjanya dianggap berlebihan. Atribut pada kuadran ini dapat dikurangi oleh pihak lembaga, karena dapat mengurangi beban lembaga.
16
GAMBARAN UMUM Kondisi Zakat di Kabupaten Garut Kabupaten Garut merupakan salah satu Kabupaten pertama yang mengeluarkan peraturan daerah mengenai pengelolaan zakat yaitu, Perda Nomor 1 tahun 2003 dan pada tahun 2014 mengalami perubahan menjadi Perda No 6 Tahun 2014. BAZNAS Kabupaten Garut dibentuk setelah dikeluarkannya surat Keputusan Bupati No 103 Tahun 2003 tentang pembentukan struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi BAZIS Kabupaten Garut; dan surat Keputusan Bupati Garut No 451.12/Kep.498.Admkesra/2010 tentang pembentukan dewan pertimbangan. Tabel 3 menjelaskan pelaksanaan zakat, infak, dan sedekah di Jawa Barat tahun 2014. Kabupaten Garut menempati urutan ketiga untuk total penerimaan ZIS terbesar akantetapi untuk zakat maal penghimpunannya masih sangat rendah dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang lainnya. Tabel 3 Pelaksanaan Zakat, Infak, Sedekah di Jawa Barat tahun 2014 Kabupaten/ Zakat Maal Zakat Fitrah Infak Total Zakat Kota Subang 1 792 364 114 21 930 024 363 728 442 24 086 117 106 Ciamis 154 803 800 18 388 555 000 1 219 258 650 19 762 617 450 Garut 18 467 000 17 962 296 125 349 117 800 18 329 880 925 Sumber: BPS Kabupaten Garut 2015 (diolah)
Penghimpunan yang dikelola oleh BAZNAS Kabupaten Garut mengalami peningkatan setiap tahunnya seperti ditunjukan pada Gambar 1. Meningkatnya penghimpunan dana zakat tidak terlepas dari faktor lembaga yang secara profesional menjalankan perannya dalam program penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat. Beberapa program yang telah dilaksanakan oleh BAZNAS Kabupaten Garut diantaranya adalah: 1. Bidang Administrasi dan Kelembagaan; a. Silaturahmi kelembagaan dengan BAZNAS Kabupaten dalam bidang Strategi Pengumpulan dan Model Pendayagunaan b. Kunjungan BAZNAS Kabupaten Sumedang c. Partisipasi kegiatan dalam membangun jejaring dan publikasi baik dengan media, perguruan tinggi, LSM dan institusi lainnya 2. Bidang Pengumpulan; a. Sosialisasi Mekanisme Pengumpulan UPZIS ke beberapa Instansi b. Sosialisasi dan Pembinaan BAZ Kecamatan dan BMZIS Desa 3. Bidang Pendistribusian; a. Santunan Faqir Miskin; - Santunan Anak Yatim dan Jompo - Partisipasi Bantuan Pengobatan dan Khitanan Masal - Santunan Anak Jalanan - Penjajagan dan Persiapan bantuan keuangan guru ngaji sebangak 2000 orang se-Kabupaten Garut b. Layanan Ibnu Sabil dan Sabililla
17 4. Bidang Pendayagunaan; a. Launching Layanan Kesehatan melalui penyediaan Ambulance Gratis b. Pemberdayaan Usaha Kecil Berbasis Kelompok Masyarakat melalui optimalisasi sedekah c. Beasiswa kerjasama dengan Yayasan Bakri Amanah Jakarta untuk 12 Orang (6 SD dan 6 SMA/SMK) di Kecamatan Samarang dan Wanaraja 5. Bidang Penelitian dan Pengembangan; a. Penyusunan kajian PERDA No. 1 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan ZIS di Kabupaten Garut b. Suporting upaya revisi PERDA Zakat sesuai UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat c. Penjajagan konsepsionalisasi kelembagaan BAZNAS sebagai mitra Pemda dalam penyaluran bantuan keuangan untuk guru ngaji di Kabupaten. Garut Selama ini total zakat yang diterima oleh BAZNAS seratus persen berasal dari zakat penghasilan profesi PNS. Zakat yang secara langsung dipotong dari gaji bruto PNS melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) yang ada di instansi-instansi seseuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 60 Tahun 2010 Tentang Zakat Penghasilan, sehingga pengumpulan zakat dari sektor lain belum dapat dimaksimalkan. Kendala-kendala yang dirasakan oleh BAZNAS selama ini yaitu: 1. Permasalahan Internal yang dihadapi; a. Kelembagaan BAZNAS Kabupaten masih dalam proses formalisasi sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku b. Pengurusan BAZNAS Kabupaten belum definitif untuk kepengurusan periode 2015 – 2020 sesuai dengan aturan dan ketentuan perundang undangan yang berlaku c. Peraturan daerah (Perda) Pengelolaan Zakat yang telah disahkan perlu segera diproses dalam lembaran daerah dan disosialisasikan d. Kelayakan kantor BAZNAS perlu kelengkapan dan penataan lebih lanjut e. Kepastian hukum hak budgeting dan hak amil BAZNAS Kabupaten sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku f. Kepastian hukum hak budgeting dan hak amil BAZNAS Kabupaten sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku 2. Permasalahan Eksternal yang dihadapi; a. Dukungan spirit dan moril ulama dan tokoh masyarakat terhadap BAZNAS belum optimal b. Masih terasa tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah c. Suporting Government masih dirasakan fluktuatif dan belum sesuai dengan ketentuan perundang undangan khususnya terhadap upaya penanggulangan kemiskinan berbasis potensi dana Zakat, Infak, dan Sedekah
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Zakat Kabupaten Garut Jumlah penduduk Kabupaten Garut pada tahun 2014 sebesar 2 526 186 jiwa meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data BPS tahun 2014, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Garut tahun 2014 sebanyak 1 003 916 pekerja. Pada Tabel 4 dijelaskan bahwa penduduk yang bekerja di Kabupaten Garut hanya sekitar 922 194 jiwa dan yang menganggur sebanyak 81 722 jiwa. Tabel 4 Jumlah Angkatan Kerja Jawa Barat 2014 Kabupaten/Kota Bekerja Pengangguran Angkatan Kerja Garut 922 194 81 722 1 003 916 Subang 656 787 52 004 708 791 Ciamis 723 640 44 938 768 578
Sumber: Jawa Barat dalam angka 2014 (diolah)
Garis kemiskinan di Kabupaten Garut tahun 2014 sebesar Rp234 661 dan jumlah rata-rata anggota keluarga di Kabupaten Garut menurut BPS tahun 2014 yaitu sebanyak 5 orang. Perhitungan potensi zakat penghasilan profesi diperoleh dari pendapatan angkatan kerja Kabupaten Garut tahun 2015 yang telah mencapai nisab. Nisab yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan harga beras dari petani yaitu Rp7 300/kg beras. Pekerja yang harus membayar zakat penghasilan profesi adalah pekerja yang memiliki pendapatan perbulan yang telah mencapai nisab sebesar Rp3 825 200. Berdasarkan BPS Kabupaten Garut pendapatan dari Rp3 618 792 telah mencakup pendapatan yang mencapai nisab karena antara pendapatan Rp3 618 792 sampai Rp7284 729 ada pendapatan yang mencapai nisab yaitu sekitar Rp3 825 200. Angkatan kerja yang telah mencapai nisab untuk berzakat ada sebanyak 1401 pekerja. Oleh karena itu, potensi zakat penghasilan profesi Kabupaten Garut sebesar Rp23 098 565 171 pertahun seperti ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Potensi Zakat Penghasilan Profesi di Kabupaten Garut Pendapatan pekerja (Rp) 3 618 792 7 284 729 Total
Jumlah pekerja (jiwa) 684 717 1401
Pendapatan pekerja muslim per tahun (Rp) 29 703 044 736 62 691 215 947
Sumber: BPS Kabupaten Garut, 2016 (diolah)
Potensi zakat rumah tangga per tahun (Rp) 7 425 761 184 15 672 803 987 23 098 565 171
Karakteristik Responden Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 80 puluh responden. Sampel yang terpilih adalah 50 muzaki yang membayar zakatnya langsung ke BAZNAS dan 30 muzaki yang membayar secara langsung ke mustahik. Karakteristik responden dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan status
19 perkawinan. Karakteristik ini disajikan dalam bentuk grafik untuk mengetahui proporsi responden tiap variabelnya. Usia
Adapun kelompok usia dalam penelitian ini adalah usia produktif. Usia produktif menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah usia 16-64 tahun. Dalam penelitian ini kelompok usia muzaki yang membayar ke BAZNAS terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 2 persen, 30-40 tahun sebesar 32 persen, 40-50 tahun sebesar 53 persen, dan lebih dari 50 tahun sebesar 13 persen. Usia yang paling dominan dalam membayar zakat ke BAZNAS yaitu pada usia 40-50 tahun. Selain itu, kelompok usia muzaki yang membayar zakat secara langsung terdiri mulai usia 30-40 sebesar 17 persen, usia 40-50 sebesar 38 persen, dan usia lebih dari 50 tahun sebesar 45 persen. Usia yang yang paling dominan dalam membayar zakat secara langsung yaitu pada usia 50 tahun keatas.
Muzaki BAZNAS
Muzaki Membayar Langsung 0%
2% 13% 32%
17%
20-30 tahun 30-40 tahun
53%
20-30 tahun
45%
30-40 tahun 40-50 tahun
40-50 tahun
38%
50 > tahun
50> tahun
Gambar 4 Karakteristik Usia Muzaki Pendidikan Tingkat pendidikan pada dasarnya bisa mencerminkan kemampuan seseorang dalam membayar zakat, kemana tempat membayar zakat dan berapa yang harus dibayarkan. Pada studi lapang yang dilakukan ditemukan beragam tingkat pendidikan responden, bagi muzaki yang membayar ke BAZNAS berpendidikan S1 sebesar 80 persen selanjutnya, S2 sebesar 15 persen, S3 sebesar 2 persen, dan D3 sebesar 3 persen. Sedangkan, muzaki yang membayar langsung kepada mustahik memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 77 persen, S2 sebesar 15 persen, dan D3 sebesar 8 persen. Pada tingkat pendidikan keduanya didominasi pada tingkat S1.
Muzaki BAZNAS 2%
Muzaki membayar Langsung
3% S1
15%
S2
2%
3%
S1
15%
S2
S3 80%
D3
80%
S3 D3
Gambar 5 Karakteristik Pendidikan Muzaki
20 Pendapatan Pendapatan muzaki BAZNAS dikategorikan kedalam 3 kelompok yaitu, pendapatan dari 3.5 juta rupiah hingga 5 juta rupiah sebesar 80 persen, pendapatan 5 juta rupiah hingga 7 juta rupiah sebesar 10 persen, dan pendapatan lebih dari 7 juta rupiah sebesar 10 persen. Bagi muzaki yang membayar langsung memiliki pendapatan 3.5 juta rupiah himgga 5 juta rupiah sebesar 85 persen, pendapatan 5 juta rupiah hingga 7 juta rupiah sebesar 10 persen, dan pendapatan lebih dari 7 juta sebesar 8 persen. Tingkat pendapatan didominasi pada tingkat pendapatan rata-rata yaitu berkisar antara 3.5 juta sampai 5 juta rupiah.
Muzaki BAZNAS
10%
Muzaki Membayar Langsung
10% 80%
3,5juta-5juta
10%
5% 85%
5juta-7juta
3,5Juta-5juta 5Juta-7Juta
> 7 juta
>7 juta
Gambar 6 Karakteristik Pendapatan Muzaki Jenis Kelamin Jenis kelamin pada penelitian yang dilakukan pada muzaki yang membayar zakat ke BAZNAS di dominasi oleh laki-laki sebesar 86 persen dan perempuan sebesar 32 persen. Pada muzaki yang membayar zakat secara langsung di dominasi oleh perempuan sebesar persen sedangkan, laki-laki 30 persen.
Muzaki BAZNAS 32% 68%
\
Perempuan Laki-laki
Muzaki Membayar Langsung 30%
Perempuan
70%
Laki-laki
Gambar 7 Karakteristik Jenis Kelamin Muzaki Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Validitas dan uji realibilitas dilakukan dengan tujuan agar atribut variabel yang digunakan memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut. Diketahui r tabel (Lampiran 3) dari degree of freedom (N-2) yaitu 50-2= 48. Kemudian r tabel di angka 48 dengan tingkat signifikansi 0.05 menunjukkan sebesar 0.2787. Variabel yang nilainya kurang dari
21 0.2787 dinyatakan tidak valid. Metode analisis Korelasi Pearson (Lampiran 4) menunjukkan hasil uji validitas untuk kuesioner 1 ada 6 variabel pertanyaan yang harus dihilangkan yaitu variabel (var 2) shalat sunnah, (var 10) zakat mal (profesi) itu wajib jika telah mencapai nisab (batas minimal harta wajib zakat), (var 21) kegemaran meningkatkan ekonomi fakir miskin, (var 24) harta menjadi bersih setelah berinfak dan berzakat, (var 25) percaya pada balasan atas semua yang telah dilakukan, dan (var 29) organisasi zakat transparan dalam melaporkan keuangan. Uji realibilitas pada Lampiran 5 dengan metode Cronbach’s alfa menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alfa sebesar 0.891 yang menunjukkan 25 variabel telah reliable atau konsisten. Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Garut Penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor. Tujuannya untuk meringkas atribut variabel utama menjadi beberapa faktor sederhana. Variabel penelitian (Tabel 6) yang digunakan merupakan variabel yang mengacu pada penelitian yang dilakukan Beik dan Mukhlis (2013), Santika (2015), dan Vendi (2014). Sebelum melakukan analisis faktor, dimulai dengan melakukan pengujian validitas terhadap variabel pertanyaan kuesioner dalam SPSS seperti data diatas. No var1 var2 var3 var4 var5 var6 var7 var8 var9 var10 var11 var12 var13 var14 var15 var16 var17 var18 var 19 var20 var21 var22
Tabel 6 Variabel Penelitian Variabel penelitian Shalat fardu 5 waktu sehari semalam Shalat sunnah Puasa dibulan Ramadhan Bersedekah, infak sudah menjadi kebiasaan. Baik ketika lapang maupun sempit Rutin membaca Al-Quran Rutin mengikuti majelis ta’lim Pemahaman tentang zakat profesi itu wajib Hukum membayar zakat profesi itu wajib Hukum meninggalkan zakat profesi dosa besar Zakat mal (profesi) itu wajib jika telah mencapai nisab (batas minimal harta wajib zakat) Anda mampu menghitung zakat profesi sendiri Zakat dibagikan kedelapan golongan asnaf Bayar zakat sama pentingnya dengan shalat Zakat profesi merupakan qiyas yang diperbolehkan Zakat Membersihkan harta Perasaan bersalah jika tidak membayar zakat Kegemaran membantu fakir miskin Zakat sebagai rasa bersyukur Benteng dari perilaku kikir Perasaan iba terhadap fakir miskin Kegemaran meningkatkan ekonomi fakir miskin Berperan menjadi contoh yang baik bagi orang lain
22 No var23 var24 var25 var26 var27 var28 var29 var30 var31
Variabel Penelitian (lanjutan) Menyadari ada hak orang lain dalam hak pribadi Harta menjadi bersih setelah berinfak dan berzakat Percaya pada balasan atas semua yang telah dilakukan Mendapat kemudahan rezeki setelah membayar zakat Hati tenang, disiplin dan pekerjaan lancar Organisasi pengelola zakat bekerja secara professional Organisasi zakat transparan dalam melaporkan keuangan Lembaga amil zakat melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat Ada pemotongan gaji secara langsung untuk berzakat dari institusi tempat bekerja
Analisis dilanjutkan dengan menggunakan KMO dan Barlett’s Test (Tabel 8). Hasilnya adalah nilai KMO memiliki nilai yang cukup tinggi berkisar antara 0.5 hingga 1 yaitu 0.676 dan Bartlett's Test 522.927. Tabel 7 KMO dan Bartlett's Test KMO dan Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Df Sig.
0.676 522.927 190 0.000
Langkah selanjutnya yaitu pengecekan Anti Image Matrices (Lampiran 6). Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel mana yang layak untuk dianalisis lebih lanjut. Variabel yang memiliki nilai MSA < 0.5 (dapat dilihat pada output yang bertanda ‘a’ pada kolom Anti Image Correlation) harus dikeluarkan. Hasil penelitian menjelaskan, ada tiga variabel yang memiliki nilai MSA< 0.5 yaitu (var 5) rutin membaca Al-Quran, (var 27) hati tenang, disiplin, dan pekerjaan lancar, dan (var 28) organisasi pengelola zakat bekerja secara profesional. Proses selanjutnya adalah factoring, mengelompokan variabel menjadi beberapa faktor atau komponen dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA). Data The total variance yang diperhatikan yaitu diagonal matriks korelasi, setiap elemennya sebesar 1 (satu) dan full variance dipergunakan untuk dasar pembentukan faktor, yaitu variabel-variabel baru sebagai pengganti variabel-variabel lama, yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak lagi berkorelasi satu sama lain, seperti variabel-variabel asli yang memang saling berkorelasi. Lampiran 7 menunjukkan nilai eigen value untuk setiap faktor, pada awalnya terdiri dari 25 faktor yaitu sebanyak variabel aslinya. Dipilih faktor-faktor yang memiliki nilai lebih dari 1. Eigen value merupakan total variance yang di jelaskan oleh seluruh faktor atau merupakan sumbangan dari faktor tertentu terhadap seluruh variance dari variabel awal atau variabel asli. Terdapat enam faktor atau component yang memiliki nilai initial eigenvalues di atas 1, masing-masing nilainya yaitu 6.293, 3.128, 1.893, 1.672, 1.433, dan 1.022. Keenam faktor tersebut mampu menjelaskan keragaman total sebesar 77.208 persen, artinya keenam faktor yang terbentuk dalam penelitian ini dapat memengaruhi keinginan muzaki dalam mengeluarkan zakat sebesar 77.208 persen dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain.
23 Langkah selanjutnya adalah mengelompokan atribut variabel yang sesuai tingkat korelasinya dengan melihat tabel rotated component matrix hasil dari rotasi dengan metode varimax pada Tabel 8. Semakin besar nilai loading factor atribut variabel, semakin besar korelasinya terhadap faktor yang terbentuk. Koefisien korelasi yang diwakili oleh factor loading apabia memiliki nilai lebih dari 0.30 dianggap cukup kuat. Terlihat bahwa korelasi (var 1) shalat fardu 5 waktu sehari semalam dengan kelompok faktor kesatu sebesar 0.120, kelompok kedua sebesar 0.115, faktor ketiga sebesar 0.053, faktor keempat sebesar 0.003, faktor kelima sebesar 0.883, dan faktor keenam sebesar 0.193. Nilai korelasi yang lebih dari 0.30 yaitu pada component/faktor lima, demikian seterusnya sampai variabel terakhir. Tabel 9 merangkum hasil dari olahan rotated component matrix dengan nilai loading faktor > 0.5. Tabel 8 Rotated Component Matrix No VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00022 VAR00023 VAR00026 VAR00030 VAR00031
1 .120 .157 .111 .164 .056 .002 -.054 .444 .181 .693 .696 .628 .915 .901 .618 -.061 .148 .093 .274 .388 .188 .038
2 .115 -.018 .157 .639 .844 .851 .699 .561 .402 .226 .281 -.037 .053 -.103 -.073 .117 -.070 .182 .438 -.159 .417 .104
Component 3 4 .053 .003 .007 .888 .097 .852 .129 .149 .039 .016 -.042 .067 .514 .018 .159 -.047 .207 -.210 .235 .118 .292 .051 .506 .232 .011 .127 -.018 .207 -.233 .193 .291 .392 .131 .664 .132 .831 -.112 .607 .031 .568 -.021 .029 -.149 .111
5 .883 .224 .095 .614 .367 .096 -.166 -.020 .677 .038 -.057 .130 .088 .089 .533 .709 .272 -.098 .078 -.032 .085 .070
6 .193 .156 -.029 .097 .106 -.021 .112 .460 .089 .280 .060 -.132 .067 .034 -.012 .223 .158 -.169 -.213 .121 .658 .793
Selanjutnya, hasil dari Rotated Component Matrix diberikan penamaan yang sesuai dengan keterkaitan antara variabel yang mendukungnya. Penamaan dilakukan dengan merujuk pada penelitian terdahulu sesuai dengan faktor yang diambil dari penelitian ini. Faktor altruism, keimanan, kepuasan, dan faktor organisasi yang mengacu pada penelitian yang dilakukan Beik dan Mukhlis (2013). Sedangkan faktor balasan mengacu pada penelitian Santika (2015) dan faktor pengetahuan mengacu pada penelitian Vendi (2014). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pertama merupakan faktor altruism berdasarkan variabel yang mendukung di dalamnya. Kedua merupakan faktor pengetahuan. Ketiga merupakan faktor balsan. Keempat merupakan faktor kepuasan. Kelima merupakan faktor keimanan dan keenam merupakan faktor organisasi. Tabel 9 menunjukan urutan faktor yang paling memngaruhi dalam membayar zakat sesuai dengan data pada Lampiran 7, yang menjelaskan bahwa faktor pertama memiliki nilai variance paling besar yaitu 31.466 persen. Faktor kedua sebesar 15.642, faktor ketiga sebesar
24 9.463, faktor keempat sebsar 8.361, faktor kelima sebesar 7.116 dan faktor keenam sebesar 5.110. No 1 2 3 4 5 6
Tabel 9 Urutan Faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat Faktor Variance (%) Altruism 31.466 Pengetahuan 15.642 Balasan 9.463 Kepuasan 8.361 Keimanan 7.116 Organisasi 5.110
Sumber: Data primer, diolah (2016)
Faktor Altruism Faktor altruism adalah faktor yang berkaitan dengan tingkat kepedulian seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Semakin tinggi tingkat kepedulian seseorang maka, semakin tinggi juga motivasi untuk membayar zakat. Variabel atribut dalam faktor ini dijelaskan dalam beberapa variabel seperti (var 13) membayar zakat sama pentingnya dengan salat, (var 14) zakat profesi merupakan qiyas yang diperbolehkan, (var 15) zakat membersihkan harta, (var 16) perasaan bersalah jika tidak membayar zakat, (var 17) kegemaran membantu fakir miskin, dan (var 18) zakat sebagai rasa bersyukur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, faktor altruism (kepedulian sosial) menjadi faktor paling dominan memengaruhi muzaki dalam membayar zakat berdasarkan Tabel 10. Tabel 9 menunjukkan nilai keragaman yang paling tinggi pada faktor altruism sebesar 31.466 persen dan nilai korelasi yang tinggi dijelaskan pada variabel atribut (var 16) perasaan bersalah jika tidak membayar zakat sebesar 0.915. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muda, Marzuki, dan Shaharuddin (2006), yaitu faktor altruism memiliki nilai komposit paling tinggi yang artinya seseorang yang membayar zakat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor keimanan tetapi faktor ini berhubungan dengan bagaimana keyakinan atau nilai-nilai moral mempengaruh individu beragama untuk berpartisipasi dalam zakat. Faktor Pengetahuan Faktor pengetahuan adalah faktor yang berkaitan dengan pemahaman seseorang terhadap kewajiban membayar zakat. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang kewajiban membayar zakat maka semakin tinggi juga motivasi untuk membayar zakat. Variabel atribut yang ada dalam faktor ini yaitu (var 6) rutin mengikuti majlis ta'lim, (var 7) pemahaman tentang zakat profesi itu wajib, (var 8) hukum membayar zakat profesi itu wajib, (var 9) hukum meninggalkan zakat profesi dosa besar, dan (var 11) mampu menghitung zakat profesi sendiri. Berdasarkan Tabel 9 nilai keragaman pada faktor ini sebesar 15.642 persen, dan responden mengakui bahwa pemahaman tentang zakat profesi itu wajib dengan nilai paling tinggi sebesar 0.844. Faktor Balasan Faktor balasan adalah faktor yang berkaitan dengan harapan seseorang yang telah membayar zakat. Semakin tinggi balasan yang diharapkan maka, semakin tinggi motivasi membayar zakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor balasan menggambarkan keragaman data yang dapat dijelaskan sebesar 9.463 persen. Variabel atribut dalam faktor
25 ini yaitu (var 3) puasa dibulan Ramadhan, (var 4) bersedekah, berinfak, (var 19) benteng dari perilaku kikir, dan (var 26) mendapat kemudahan rezeki setelah membayar zakat. Variabel yang paling dominan memengaruhi yaitu (var 3) puasa dibulan Ramadhan sebesar 0.888 artinya, seseorang yang menjalankan puasa wajib akan menjalankan perintah Allah yang wajib juga seperti zakat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhklis dan Beik (2013) faktor mengharap balasan menjadi faktor yang memengaruhi muzaki dalam membayar zakat, faktor ini menerangkan karakteristik responden yang ingin membayar zakat, karena mengharapkan sesuatu setelah mereka membayar zakat, seperti lingkungan yang menyambut baik saat mereka berzakat dan harapan mendapatkan kemudahan rezeki setelah membayar zakat. Faktor Kepuasan Faktor kepusan adalah faktor yang berkaitan dengan seseorang yang memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap yang membutuhkan. Faktor ini terdapat variabel atribut (var 20) perasaan iba terhadap fakir miskin, (var 22) berperan menjadi contoh yang baik bagi orang lain, dan (var 23) menyadari ada hak orang lain dalam hak pribadi. Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang, maka semakin tinggi motivasi untuk membayar zakar. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kepuasan memiliki nilai keragaman 8.361 persen. Berperan menjadi contoh yang baik bagi orang lain, memiliki nilai korelasi yang tinggi yaitu 0.831. Responden berharap mendapat ganjaran pahala dikarenakan orang-orang mengikuti kebaikan yang telah mereka contohkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vendi (2014) menunjukkan bahwa faktor kepuasan menjadi faktor yang paling dominan memengaruhi muzaki membayar zakat. Responden memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan zakat karena senang membantu fakir/miskin. Faktor Keimanan Faktor keimanan adalah faktor yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab seorang muslim untuk memenuhi kewajiban membayar zakat. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang maka semakin tinggi motivasi dalam membayar zakat. Faktor ini memiliki nilai keragaman sebesar 7.166 persen dan variabel atribut dengan tingkat korelasi yang tinggi adalah atribut shalat fardu 5 waktu sehari semalam sebesar 0.883. Variabel atribut dalam faktor ini yaitu (var 1) shalat fardu 5 waktu sehari semalam dan (var12) zakat dibagikan kepada delapan kelompok/ asnaf. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muhklis dan Beik (2013) yang menjelaskan bahwa atribut selalu sholat fardhu 5 kali dalam satu hari memiliki nilai korelasi tertinggi. Hubungan vertikal dengan Allah menjadi salah satu faktor terkuat yang mendorong seseorang dalam membayar zakat dan terdapat hubungan yang kuat antara sholat dan zakat. Faktor Organisasi Faktor yang terakhir adalah faktor organisasi. Faktor ini berkaitan dengan lembaga pengelola zakat yang memiliki nilai keragaman sebesar 5.110 persen. Organisasi memiliki pengaruh besar untuk seseorang dalam membayar zakat. Variabel atribut yang terdapat pada faktor ini yaitu (var 30) lembaga amil zakat melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dan (var 31) adanya pemotongan gaji secara langsung untuk berzakat dari institusi tempat bekerja. Kebijakan pemotongan zakat secara langsung yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat mampu meningkatkan penerimaan zakat dan dianggap efektif untuk terus dikembangkan dan memiliki nilai korelasi tertinggi 0.793. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santika (2015), bahwa
26 faktor organisasi menjadi faktor yang memengaruhi seseorang dalam membayar zakat. Hal ini ditunjukan dengan seseorang merasa nyaman membayar zakat di organisasi pengelola zakat. Alasan Muzaki membayar secara Langsung kepada Mustahik Selain keenam faktor diatas, berdasarkan hasil studi lapang yang telah dilakukan, rendahnya penghimpunan dana zakat penghasilan profesi di BAZNAS Kabupaten Garut dapat disebabkan oleh muzaki yang lebih memilih membayar secara langsung kepada mustahik. Berdasarkan Tabel 3 kemudahan membayar kepada sasaran yang tapat menjadi alasan yang paling kuat muzaki membayar secara langsung sebesar 72.5 persen. Alasan yang kedua adalah merasa nyaman dan aman yang ditunjukan dengan nilai 55 persen dan 2.5 persen menyatakan bahwa muzaki tidak percaya kepada OPZ/BAZNAS. Tabel 10 Alasan Muzaki membayar secara Langsung kepada Mustahik Variabel Persen Lebih mudah dan langsung sasaran 72.5 lebih nyaman dan aman 55 Lingkungan Sekitar 52.5 Leboh puas 50 Tidak ada sosialisasi mengenai OPZ 27.5 lokasi jauh ke OPZ 12.5 Tidak ada informasi seputar OPZ 12.5 Farwa ulama dan tokoh 5 Tidak percaya 2.5
Sumber: Data primer, diolah (2016)
Kinerja Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut Penilaian Tingkat Kepentingan Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut Kualitas pelayanan yang diberikan oleh BAZNAS Kabupaten Garut dalam rangka memenuhi pencapaian yang diinginkan tidak terlepas dari harapan yang dimiliki oleh muzaki. Kepuasan seorang muzaki akan tumbuh, jika harapan yang diinginkan terpenuhi yang pada akhirnya akan meningkatkan awareness muzaki dalam membayar zakat di lembaga yang sudah disediakan. Penilaian tingkat kepentingan terhadap 32 atribut pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan Lampiran 8 harapan yang diinginkan oleh muzaki berdasarkan nilai rata-rata yang tinggi diantara 32 atribut yaitu BAZNAS Kabupaten Garut merupakan lembaga yang professional, harus dikenal banyak orang, prosedur pemanfaatan zakat harus sesuai dengan aturan yang beraku (UU/Perda), pendistribusian dana zakat harus secara menyeluruh, dan adanya transparansi laporan keuangan. Atribut kualitas pelayanan/harapan yang dianggap paling penting oleh muzaki adalah transparansi laporan keuangan dengan nilai rata-rata kepentingan sebesar 4.6. Hasil ini menunjukkan bahwa yang dirasakan oleh Muzaki, BAZNAS kurang transparan dalam memberikan laporan keuangan secara rutin. Transparansi laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jumlah penerimaan dan pendistribusian dana zakat.
27 Penilaian Tingkat Kinerja Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut Kinerja BAZNAS Kabupaten Garut dinilai berdasarkan pelayanan yang sudah diterima oleh muzaki. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8 yang ditunjukan dengan nilai rata-rata kinerja. Hasil menunjukkan bahwa ada beberapa atribut dengan rata-rata kinerja besar diantara 32 atribut yang lainnya yaitu BAZNAS Kabupaten Garut adalah lembaga yang terpercaya, pemanfaatan zakat sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/Perda), petugas sangat tanggap terhadap bencana yang menimpa masyarakat, BAZNAS dapat menjamin rahasia muzaki, dan lokasi yang stategis dan mudah dijangkau. Atribut yang paling baik dengan nilai 3.3 yaitu prosedur pemanfaatan zakat sesuai dengan UU atau Perda Kabupaten. Hasil ini mununjukan bahwa BAZNAS Kabupaten Garut dianggap sudah bekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, mulai dari Undangundang ataupun peraturan daerah dalam sisi pemanfaatan dana zakat. Kinerja BAZNAS Kabupaten Garut dirasakan juga sangat rendah dalam penyediaan layanan jemput zakat ditunjukan dengan nilai rata-rata kinerja terendah diantara 32 atribut sebesar 2.4. Kurang maksimalnya kinerja BAZNAS Kabupaten Garut dalam memberikan layanan jemput zakat dirasakan kurang puas olrh muzaki. Analisis untuk Meningkatkan Kepuasan muzaki terhadap Kinerja BAZNAS Kabupaten Garut dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) Pengukuran Importance Performance Analysis (IPA) dijabarkan kedalam diagram Kartesius pada Gambar 8 yang menunjukkan sumbu X dan sumbu Y. Sumbu X merupakan rataan tingkat kinerja dan sumbu Y merupakan rataan tingkat kepentingan. Penempatan 32 atribut dapat dikelompokan menjadi empat kuadran. Kuadran tersebut berisi rataan skor kinerja dan skor rataan kepentingan yang kemudian akan membentuk sebuah titik. Masing-masing atribut akan tersebar kedalam empat kuadran yang akan memudahkan untuk melakukan skala prioritas. Pada Gambar 8 terlihat diagram kartesius dimana 32 atribut telah menyebar di empat kuadran. KUADRAN I
KUADRAN III
KUADRAN II
KUADRANIV IV
Gambar 8 Matrik Diagram Kartesius
28 Kuadran Pertama (Atributes to improve) Kuadran ini menunjukkan bahwa atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini harus lebih diutamakan untuk diperbaiki. Atribut dalam kuadran ini memiliki nilai kepentingan yang tinggi bagi muzaki sedangkan kinerja BAZNAS Kabupaten Garut kurang memuaskan. Adapun atribut-atribut pada kuadran ini yang perlu dievaluasi dan diperbaiki pelayananya yaitu: 1. Lembaga BAZNAS harus dikenal banyak orang (atribut 3) Lembaga yang harus dikenal banyak orang dinilai memiliki nilai kepentingan yang paling tinggi tetapi kinerjanya dinilai paling rendah. BAZNAS Kabupaten Garut perlu melakukan evaluasi dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan BAZNAS Kabupaten Garut sebagai lembaga pengelola zakat. Dengan demikian BAZNAS semakin dikenal di kalangan masyarakat dan masyarakat yang membayar zakat di BAZNAS meningkat. 2. BAZNAS Kabupaten Garut harus menentukan program yang lebih kreatif (atribut 7) Program BAZNAS Kabupaten Garut harus dilakukan dengan lebih kreatif. Program yang kreatif dapat menarik minat masyarakat untuk membayar zakat di BAZNAS. 3. Pendistribusikan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut harus dilaksanakan secara menyeluruh (atribut 14) Pendistribusian dana zakat harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ada dalam Al-Quran yaitu dibagikan ke delapan golongan asnaf yang terdiri dari fakir, miskin, mualaf, amil, garimin, riqab, ibnu sabil, dan fisabilillah serta secara menyeluruh ke semua daerah di Garut sampai daerah terpencil. 4. Penyediaan layanan jemput zakat (atribut 27) Layanan jemput zakat merupakan layanan yang dianggap efektif dalam penghimpunan dana zakat. Dengan layanan jemput zakat, masyarakat yang malas membayar zakat secara langsung ke BAZNAS tidak memiliki alasan untuk tidak membayar zakat. Kuadran Kedua (Maintain performance) Kuadran ini menunjukkan atribut yang dianggap sangat penting oleh muzaki dan kinerja BAZNAS Kabupaten Garut telah dilaksanakan dengan baik dan memuaskan, sehingga harus dipertahankan pelaksanaannya. Adapun atribut-atribut yang perlu dipertahankan oleh BAZNAS Kabupaten Garut adalah: 1. BAZNAS Kabupaten Garut merupakan lembaga yang bekerja secara professional (atribut 1) Profesionalitas BAZNAS Kabupaten Garut menjadi hal yang harus dipertahankan prestasinya oleh BAZNAS. Hal ini dirasa oleh muzaki bahwa kinerja BAZNAS sudah professional yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja dan penghimpunan dari tahun-tahun sebelumnya. 2. Lembaga yang terpercaya (2) BAZNAS Kabupaten Garut harus menjaga kepercayaan dari muzaki. Kepercayaan ini dapat meningkatkan penghimpunan dalam pengelolaan zakat meskipun masih ada sebesar 2.5 persen masyarakat merasa tidak percaya apabila harus mengumpulkan zakat di BAZNAS Kabupaten Garut berdasarkan hasil peneitian pada Tabel 11. Oleh karena itu, BAZNAS Kabupaten Garut harus melakukan upaya untuk menjaga kepercayaan muzaki dengan selalu melakukan transparansi laporan keuangan setiap bulan dan setiap tahun.
29 3. Prosedur penerimaan zakat telah sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/ Perda) (atribut 8) Penerimaan penghimpunan dana zakat di Kabupaten Garut sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku yaitu mneurut UU Nomor 23 tahun 2011 dan peraturan daerah nomor 6 tahun 2914 tentang Pengelolaan zakat. Hal ini harus dipertahankan oleh BAZNAS untuk meningkatkan kualitas kinerja saat ini dan masa depan. 4. Pelayanan yang cepat, mudah dan professional (atribut 9) Pelayanan yang cepat, mudah dan professional menjadi hal yang diharapkan oleh muzaki dalam menghimpun dana di BAZNAS. Hasil peneitian menunjukkan bahwa pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut memuaskan muzaki seperti santunan faqir miskin, santunan anak yatim dan jompo, pengobatan dan khitanan masal. 5. Prosedur pemanfaatan dana zakat telah sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/ Perda) (atribut 10) Pemanfaatan dana zakat telah dilakukan dengan baik. Pemanfaatan dana zakat di Garut dilakukan dengan dilakukannya pemberdayaan usaha kecil berbasis kelompok masyarakat melalui optimalisasi sedekah. Hasil penelitian menjelaskan bahwa atribut ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kinerja yang sangat baik dibandingkan dengan atribut yang lainnya sehingga hal ini harus dipertahankan. 6. Petugas sangat tanggap terhadap bencana yang menimpa masyarakat (atribut 12) Fakta di lapangan menyatakan bahwa BAZNAS Kabupaten Garut sangat tanggap terhadap bencana yang terjadi di daerah Kabupaten Garut. Salah satunya ditandai dengan adanya program BAZNAS untuk kepentingan sosial yaitu penyediaan ambulance gratis bagi setiap masyarakat yang membutuhkan. Kinerja ini dirasakan sudah baik oleh muzaki sehingga harus dipertahankan. 7. Penyaluran dana zakat telah tepat sasaran pada mustahik yang membutuhkan (atribut 15) Muzaki merasakan bahwa penyaluran dana zakat telah tepat sasaran yaitu dibagikan kepada mustahik yang membutuhkan sesuai dengan aturan yang berlaku seperti UU Nomor 23 tahun 2011 dan peraturan daerah nomor 6 tahun 2914 sehingga hal ini perlu dipertahankan untuk meningkatkan kinerja BAZNAS. 8. Transparansi laporan keuangan (atribut 16) Transparansi laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Garut merupakan atribut yang sangat diharapkan oleh muzaki seperti dijelaskan pada Lampiran 8 bahwa transparansi laporan keuangan merupakan harapan yang dianggap sangat penting bagi muzaki. Tingkat kinerja dalam hal ini sudah dirasa baik, sehingga harus dipertahankan. 9. Petugas mempunyai pengetahuan yang baik tentang zakat (atribut 17) Pengetahuan yang baik tentang zakat merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh petugas BAZNAS Kabupaten Garut karena penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat tidak boleh sembarangan harus sesuai dengan syariat Islam dan hukum yang berlaku. 10. Rutin memberikan laporan pendistribusian zakat (atribut 18) Laporan pendistribusian telah rutin dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Garut setiap bulan dan setiap tahun melalui web dan dikirimkan kepada instansi terkait. Masyarakat mudah mengakses laporan tersebut dan memantau kinerja BAZNAS. Hal ini sudah memuaskan muzaki dan harus dipertahankan agar kepercayaan muzaki dapat terjaga.
30 11. BAZNAS Kabupaten Garut dapat menjamin rahasia muzaki (atribut 21) Kerahasiaan muzaki merupakan hal yang harus dijaga oleh BAZNAS baik dalam hal data diri atau besaran zakat yang diberikan sehingga muzaki merasa aman membayar zakat di BAZNAS. Hal ini memberikan dampak positif terhadap BAZNAS Kabupaten Garut dengan meningkatnya pemasukan zakat oleh masyarakat. Kuadran Ketiga (Attributes to maintain) Kuadran ini menunjukkan atribut kurang diharapkan muzaki, serta kinerja yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Garut juga rendah. Atribut yang berada pada kuadran ini kurang berpengaruh terhadap kepuasan muzaki. Adapun atribut-atribut dalam kuadran ini adalah: 1. Program zakat di BAZNAS Kabupaten Garut inovatif dan banyak kontribusinya bagi masyarakat (atribut 4) Program-program yang inovatif kurang berpengaruh terhadap kualitas kinerja BAZNAS Kabupaten Garut. Tidak harus program yang inovatif namun program yang tepat sasaran yang lebih diperlukan dan diharapkan oleh muzaki seperti santunan fakir miskin, santunan anak jalanan, santunan anak yatim dan jompo. 2. Program zakat yang variatif (atribut 5) Program yang variatif tidak terlalu diharapkan oleh muzaki karena program ini akan menghabiskan biaya operasional BAZNAS Kabupaten Garut. Oleh karena itu, BAZNAS melaksanakan program yang efisien terhadap muzaki seperti pemberdayaan usahs kecil berbasis kelompok masyarakat melalui optimlisasi sedekah yang sampai sekarang masih berjalan. 3. Program zakat efektif (atribut 6), petugas memberikan informasi zakat yang tepat dan cepat (atribut 11) Program zakat efektif, petugas memberikan informasi zakat yang tepat dan cepat merupakan atribut yang diperlukan namun keberadaan atribut ini bisa jadi tidak terlalu diprioritaskan. Saat ini cukup dengan pengetahuan tentang lembaganya terlebih dahulu. 4. BAZNAS memiliki kantor yang tertata rapi (23) Kantor yang tertata rapi tidak terlau diharapkan. Tidak harus kantor yang tertata rapih tapi pelayanan yang baik yang diharapkan oleh muzaki. 5. Suasana kantor BAZNAS nyaman dan islami (atribut 25) Suasana kantor yang nyaman dan islami dapat dilakukan setelah program-program yang utama telah dilakukan sehingga atribut ini dirasakan tidak terlalu diharapkan. 6. BAZNAS mempunyai website sehingga memudahkan muzaki untuk mencari informasi (atribut 28) Pencarian informasi berbasis website tidak terlalu diharapkan dikarenakan masyarakat di Kabupaten Garut lebih memilih mencari informasi secara langsung kepada yang bersangkutan daripada harus mencari informasi melalui media elektronik. 7. Sosialisasi melalui kegiatan formal maupun non-formal (atribut 30) Sosialisasi melalui kegiatan formal maupun non-formal tidak terlalu diharapkan oleh muzaki. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sosialisasi melalui kegiatan-kegiatan dirasakan tidak terlalu efektif untuk mengenalkan lembaga pengelola zakat dikarenakan kegiatan formal maupun non-formal dengan peserta yang terlalu banyak menjadi kendala dalam pemahaman materi.
31 8. BAZNAS Kabupaten Garut memberikan promosi yang menarik (atribut 31) Promosi yang menarik tidak terlalu diharapkan karena dengan promosi yang menarik bida menyebabkan biaya operasional yang terlalu tinggi. 9. Promosi melalui iklan di media massa dan media sosial yang memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat (atribut 32). Promosi melalui iklan di media massa dan media sosial terlalu menghabiskan biaya sehingga promosi ini tidak terlalu diharapkan. Kuadran Keempat (Main priority) Kuadran ini menunjukkan atribut yang mempengaruhi muzaki dinilai kurang penting tetapi kinerja yang dilakukan BAZNAS Kabupaten Garut dianggap berlebihan. Atribut pada kuadran ini dapat dikurangi oleh pihak lembaga karena dapat mengurangi beban lembaga baik biaya maupun waktu. Atribut yang dimaksud adalah: 1. Petugas BAZNAS menyediakan konsultasi zakat yang tepat dan mudah dimengerti (atribut 13) Penyediaan konsultasi zakat menjadi atribut yang dianggap berebihan oleh muzaki karena program konsultasi menyebabkan biaya operasional lembaga yang terlalu tinggi apalagi dilakukan di beberapa tempat serta waktu yang digunakan. Oleh karena itu, diharapkan petugas dapat meminimalisir biaya untuk melakukan konsultasi. 2. BAZNAS dapat menjaga hubungan baik dengan muzaki (atribut 19) Menjaga hubungan baik dengan muzaki menjadi salah satu hal yang dianggap berlebihan. Misalnya, melakukan silaturahmi secara langsung ke setiap rumah muzaki sehingga meningkatkan biaya operasional BAZNAS Kabupaten Garut. 3. BAZNAS mudah menerima kritik dan saran dari muzaki (atribut 20) Kemudahan menerima kritik dan saran dari muzaki dirasakan terlalu berlebihan kinerjanya, sehingga untuk melakukan pekerjaan yang lainnya tidak maksimal. 4. Petugas amil yang dapat berkomunikasi dengan baik, berpakaian rapi, ramah, dan sopan dalam memberikan pelayanan (atribut 22) Pemberian pelayanan yang baik, rapih ramah dan sopan santun menjadi atribut yang berlebihan yang dirasakan oleh muzaki sehingga diharapkan petugas bersikap sederhana. 5. BAZNAS memiliki kantor yang memenuhi standard kantor modern (atribut 24) Memiliki kantor yang modern bisa mengakibatkan biaya tinggi yang harus dikeluarkan oleh BAZNAS sehingga atribut ini dianggap berlebihan oleh muzaki.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut tahun 2015 diestimasi sebesar Rp23 098 565 171 pertahun, berdasarkan perhitungan potensi zakat penghasilan profesi dari pendapatan angkatan kerja yang telah mencapai nisab. 2. Faktor-faktor yang memengaruhi penghimpunan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut didominasi oleh faktor altruism selanjutnya faktor pengetahuan, faktor balasan, faktor kepuasan, faktor keimanan, dan faktor organisasi serta pembayaran zakat secara langsung kepada mustahik yang dianggap lebih mudah dan tepat sasaran.
32 3. Kepuasan muzaki terhadap BAZNAS Kabupaten Garut dapat ditingkatkan dengan perbaikan atribut lembaga BAZNAS agar lebih dikenal banyak orang, membuat program yang lebih kreatif, pendistribusian dilaksanakan secara menyeluruh, dan disediakan layanan jemput zakat. Saran 1. Lembaga pengelola zakat khususnya BAZNAS Kabupaten Garut perlu melakukan peningkatan penghimpunan dana zakat karena, tingginya potensi zakat penghasilan profesi di Kabupaten Garut dibandingkan dengan penghimpunannya. Peningkatan penghimpunan bisa dilaksanakan melalui program layanan jemput zakat. 2. Diperlukan upaya peningkatan dari BAZNAS dalam melakukan sosialiasi secara berkelanjutan mengenai lembaga pengelola zakat yang sudah dibentuk oleh pemerintah yang mempunyai tugas penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat. Program sosialisasi kesetiap instansi ataupun sosialiasi pada saat acara besar di Kabupaten Garut. 3. Fokus perbaikan pada tingkat pelayanan yaitu, terdapat empat atribut yang dianggap menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan seperti lembaga BAZNAS yang harus dikenal banyak orang, BAZNAS harus menentukan program yang lebih kreatif, pendistribusian dana zakat harus dilaksanakan secara meyeluruh, dan penyediaan layanan jemput zakat.
Daftar Pustaka Annellys MB. 2015. analisis kinerja atribut mutu layanan pada kepuasan pelanggan hotel horison ultima malang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Aziz MA. 2015. pengaruh pemahaman, religiusitas dan kondisi keuangan muzaki terhadap kepatuhan zakat profesi di Kota yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta (ID):. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Garut dalam Angka 2013. Garut (ID): BPS Kabupaten Garut. . 2014. Kabupaten Garut dalam Angka 2014. Garut (ID): BPS Kabupaten Garut. . 2015. Kabupaten Garut dalam Angka 2015. Garut (ID): BPS Kabupaten Garut. . 2015. Jawa Barat dalam Angka 2015. JawaBarat (ID):Jawa Barat Bakar A, Barizah N, Rashid A. 2010. motivations of paying zakat on income: evidence from Malaysia. International Journal of Economics and Finance. Vol. 2, No. 3. Beik IS, Arsyianti LD. 2015. Ekonomi Pembangunan Syariah. Bogor (ID): IPB Press Firdaus M, Beik IS. 2011. potensi zakat rumah tanga nasional. iqtishodia jurnal ekonomi islam republika. [Internet]. [diunduh 2015 Januari 6]. Tersedia pada: www.mobile.repository.ipb.ac.id. Firdaus M, Harmini, MA Farid. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. Hafidhuddin D. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta (ID): Gema Insani.
33 . 2008 Agar Harta Berkah dan Bertambah, Jakarta: Gema
Insani. Hermawan A. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta (ID): PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Irawan H. 2003. Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo Juanda B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Penerjemah: Bob Sabran. Jakarta (ID). Penerbit Erlangga. Lupiyoadi R, Hamdani A. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID): Salemba Empat. Mahanani. 2014 faktor-faktor yang memengaruhi preferensi pegawai berzakat Di UPZ LAZ IPB.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Muda M, Marzuki A, Shaharudin A. 2006. Factors Influencing Individual Participation In Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Islamic University College of Malaysia (KUIM) Mukhlis A, Beik IS (2011) Analisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan membayar zakat: Studi Kasus Kabupaten Bogor. Jurnal al-Muzara’ah, Vol I, No. 1, 2013. Pelani A. 2015. Analisis kualitas layanan PT KAI terhadap kepuasan pengguna jasa Kereta Commuterline Jabodetabek di Stasiun Manggarai Jakarta.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Priyatno D. 2014. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Qardawi Y. 2011. Hukum Zakat. Volume ke-2. Hafidhuddin D, Harun S, Hasanuddin, penerjemah. Jakarta (ID): Litera Antar Nusa Pr. Terjemahan dari: Fiqhuz-Zakat. Rangkuti F. 2008. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Riani (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku muzzaki dalam membayar zakat (Studi Kasus pada BAZNAS Kota Yogyakarta). [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri. Rouf, M. Abdul (2011) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Masyarakat Membayar Zakat di Rumah Zakat Cabang Semrang. [skripsi]. Semarang (ID): Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Utama. Santika (2015) Analisis potensi zakat dan faktor-faktor yang memengaruhi muzaki membayar zaka di Kota Bogor.[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Santoso S, Tjiptono F. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo. Santoso S. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo. Sariningrum SZ. 2011. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi pembayaran zakat di Kota Palembang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Siska H, Siswntoro D. 2012. Analysis of zakat on income payers preference in indonesia (Potency Of Double Zakat). Journal 3rd International Conference On Business And Economic Research ( 3rd Icber 2012 ) Proceeding. Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat: Arti dan Interpretasi. Jakarta (ID): PT Rineka Cipta Vendi RO. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Muzaki Dalam Membayar Zakat: Studi Kasus Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
34 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Bagi Muzaki yang Membayar ke BAZNAS KUESIONER PENELITIAN ANALISIS POTENSI ZAKAT RUMAH TANGGA DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENDAHNYA PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KABUPATEN GARUT
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner penelitian Saya, TIARA NOER CAHYADI (H54120010) mahasiswa S1 Departemen Ilmu Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa potensi zakat rumah tangga dan faktor yang memegaruhi rendahnya penghimpunan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerja sama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. No : Hari/tanggal wawancara : BAGIAN A. IDENTITAS RESPONDEN 1.a Nama : 2.a Jenis Kelamin : 3.a Alamat Lengkap : Desa Kecamatan 4.a Usia : 5.a Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 6.a Status Menikah Belum Janda/duda Menikah 7.a Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah Lulusan Lulusan S2 SMA Lulusan SD Lulusan D3 Luusan S3 Lulusan SMP Lulusan S1 8.a Pekerjaan Petani Karyawan BUMN PNS
Karyawan Swasta Wiraswasta Lainnya ..
35 9.a Pendapatan Jenis Pendapatan Gaji Hasil dagang Upah Pendapatan sewa Lainnya Total
Perbulan ( Rp )
10.a Pengeluaran: Jenis pengeluaran Per bulan (Rp) Konsumsi: -Makanan -Non makanan (pulsa, bensin, listrik, pakaian dll) Pendidikan: Kesehatan : Transportasi : Lainnya : Total : 11.a Aset yang dimiliki: Jenis Aset Volume Kepemilikan Rumah Mobil Motor Tanah Lainnya 12.a Apakah Bapak/ibu selalu menyisihkan untuk menabung? Tidak Ya 13.a Dimanakan Bapak/ibu menabung? Bank Bank Syariah Dirumah Konvensional 14.a Apakah Bapak/ibu rutin berinfak/bersedekah? Tidak Ya 15.a Periode Bapak/ibu berinfak/bersedekah? Per hari Per Per minggu bulan B. PEMBAYARAN ZAKAT 1.b Apakah Bapak/ibu membayar zakat? Tidak Ya
Lain nya
36 2.b Jenis zakat apa sajakah yang Bapak/ibu bayarkan dalam 1 tahun terakhir? (boleh lebih dari 1) Jenis Zakat Zakat Fitrah Zakat Peternakan Zakat Perdaganngan Zakat Profesi Zakat pertanian
(√)
Jumlah yang dibayarkan
Periode Pembayaran
3.b Apakah pendapat Anda tentang hukum zakat profesi / zakat pendapatan?
Wajib
Tidak Wajib
Tidak tahu
4.b Apakah Anda tahu tata cara penghitungan zakat profesi/pendapatan?
Tidak
Ya , yaitu
5.b Apakah Anda tahu berapa nisab zakat profesi/pendapatan?
Tidak
Ya , yaitu
6.b Apakah Anda tahu kapan zakat profesi/pendapatan dibayarkan?
Tidak
Ya , yaitu
7.b Bagaimana Bapak/ibu membayar zakat profesi/pendapatan? (bisa lebih dari 1) OPZ/ dipotong langsung Secara Langsung kepada Mustahik 8.b jika langsung kepada mustahik, apa alasan Anda? (boleh lebih dari 1)
Tidak percaya pada OPZ
Lebih mudah & langsung ke sasaran
Tidak ada OPZ di sekitar tempat tinggal
Tidak ada informasi seputar OPZ
Lokasi Jauh ke OPZ
Fatwa ulama, tokoh
Lebih puas
Lingkungan sekitar
Tidak ada sosialisasi mengenai OPZ
Lebih nyaman dan aman
9.b Apakah Anda pernah mengetahui tentang OPZ?
Ya, seperti
Tidak
*OPZ = Organisasi Pengelola Zakat/ BAZNAS Kabupaten Garut
37 C Faktor-faktor yang mendukung anda dalam membayar zakat, silahkan beri tanda ceklis (√) pada tabel dibawah ini : Keterangan STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju EKSTERNAL STS TS CS S SS 1.c Shalat fardu 5 waktu sehari semalam 2.c Shalat sunnah 3.c Puasa dibulan Ramadhan 4.c Ber sedekah, infak sudah menjadi kebiasaan. Baik ketika lapang maupun sempit 5.c Rutin membaca Al-Quran 6.c Rutin mengikuti majelis ta’lim 7.c
STS
TS
CS
S
SS
Pemahaman tentang zakat profesi itu wajib 8.c Hukum memabayar zakat profesi itu wajib 9.c Hukum meninggalkan zakat profesi dosa besar 10.c Zakat mal (profesi) itu wajib jika telah mencapai nisab (batas minimal harta wajib zakat) 11.c Mampu menghitung zakat profesi sendiri 12.c Zakat dibagikan kepada delapan kelompok/ asnaf 13.c Bayar zakat sama pentingnya dengan shalat 14.c Zakat profesi merupakan qiyas yang dibolehkan *qiyas = menganalogikan atau membandingkan kejadia saat ini dengan kejadian di masa Rasuullah SAW STS TS CS S SS 15.c Zakat Membersihkan harta 16.c Perasaan bersalah jika tidak membayar zakat 17.c Kegemaran membantu fakir miskin 18.c Zakat sebagai rasa bersyukur 19.c Benteng dari perilaku kikir 20.c Perasaan iba terhadap fakir miskin
38
21.c Kegemaran meningkatkan ekonomi fakir miskin 22.c Berperan menjadi contoh yang baik bagi oranmg lain 23.c Menyadari ada hak orang lain dalam hak pribadi 24.c 25.c 26.c 27.c
Harta menjadi bersih setelah berinfak dan berzakat Percaya pada balasan atas semua yang telah dilakukan Mendapat kemudahan rezeki setelah membayar zakat Hati tenang, disiplin dan pekerjaan lancar
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
INTERNAL 28.c 29.c 30.c 31.c
Organisasi pengelola zakat bekerja secara professional Organisasi zakat transparan dalam melaporkan keuangan Lembaga amil zakat melakukan sosialisasi langsung kepada masyrakat Ada pemotongan gaji secara langsung untuk berzakat dari institusi tempat bekerja
D. Penilaian terhadap Kinerja Organisasi Pengelola Zakat Keterangan : STP = Sangat Tidak Penting TP = Tidak Penting P = Penting CP = Cukup Penting SP = Sangat Penting
STP = Sangat Tidak Puas TP = Tidak Puas P = Puas CP = Cukup Puas SP = Sangat Puas
Kepentingan : Harapan ibu/bapak terhadap kinerja BAZNAS, apakah pernyataan dibawah ini penting untuk dilakukan oleh BAZNAS atau tidak. Kinerja : Penilaian terhadap kinerja BAZNAS yang dirasakan. Apakah sudah merasa puas atau tidak.
39
Kepentingan (Harapan)
No
Citra Lembaga
1.d
BAZNAS Kabupaten Garut adalah lembaga yang profesional BAZNAS Kabupaten Garut adalah embaga yang terpercaya BAZNAS Kabupaten Garut dikenal banyak orang
2.d 3.d
Program BAZNAS No 4.d
5.d
6.d 7.d
TP
CP
P
SP
Kepentingan (harapan) STP
TP
CP
P
SP
Program zakat di BAZNAS Kabupaten Garut inovatif dan banyakkontribusinya bagi masyarakat BAZNAS Kabupaten Garut mempunyai program zakat yang variatif Program zakat di Kabupaten Garut berjalan sangat efektif BAZNAS Kabupaten Garut saangat kreatif dalam menentukan program. Kepentingan (Harapan)
No
Reliability
8.d
Prosedur penerimaan zakat di BAZNAS Kabupaten Garut sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/ Perda) Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut cepat, mudah dan professional
9.d
STP
STP
TP
CP
P
SP
ST Puas
ST Puas
Kinerja (Realita) TP
CP
P
SP
Kinerja (realita) TP
CP
P
Kinerja (Realita) ST TP CP P Puas
SP
SP
40 10. d
Prosedur pemanfaatan zakat di BAZNAS Kabupaten Garut sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/Perda) Kepentingan (Harapan)
No
Responsivenerss
11.d
Petugas memberikan informasi zakat yang tepat dan cepat Petugas BAZNAS sangat tanggap terhadap bencana yang menimpa masyarakat Petugas BAZNAS menyediakan konsultasi zakat yang tepat dan mudah dimengerti Petugas BAZNAS Kabupaten Garut mendistribusikan secara menyeluruh Program penyaluran zakat di BAZNAS Kabupaten Garut tepat sasaran pada mustahik yang membutuhkan
12.d
13.d
14.d
15.d
TP
CP
P
SP
Kepentingan (Harapan)
No
Assurance
16.d
Transparansi laporan keuangan
17.d
Petugas BAZNAS mempunyai pengetahuan yang baik tentang zakat BAZNAS rutin memberikan laporan pendistribusian zakat
18.d
STP
STP
TP
CP
P
SP
Kinerja (Realita) ST TP CP P Puas
Kinerja (Realita) ST TP CP P Puas
SP
SP
41
No 19.d 20.d 21.d
Kepentingan (Harapan) Emphaty
CP
P
SP
Kepentingan (Harapan) Tangible
STP
24.d
BAZNAS mempunyai petugas amil yang dapat berkomunikasi dengan baik, berpakaian rapi, ramah, dan sopan dalam memberikan pelayanan BAZNAS memiliki kantor yang tertata rapi BAZNAS memiliki
25.d
Suasana
23.d
TP
BAZNAS dapat menjaga hubungan baik dengan muzaki BAZNAS mudah menerima kritik dan saran dari muzaki BAZNAS dapat menjamin rahasia muzaki
No 22.d
STP
TP
CP
P
SP
Kinerja (Realita) ST TP CP P Puas
SP
Kinerja (Realita) ST TP CP P Puas
SP
kantor yang memenuhi standard kantor modern kantor
BAZNAS nyaman dan islami
Akses No 26.d
27.d
Kepentingan (Harapan) STP
BAZNAS mem-berikan kemuda-han dalam berzakat dengan memanfaatkan teknologi(m-banking, transfer, credit card, dll) BAZNAS menye-diakan layanan jem- put zakat
TP
CP
P
SP
Kinerja (Realita) ST TP CP Puas
P
SP
42 28.d
29.d
BAZNAS mem-punyai website sehingga memudahkan muzaki untuk mencari informasi Lokasi BAZNAS Strategis
No
Promosi Lembaga
30.d
BAZNAS Kabupaten Garut melakukan sosialisasi melalui kegiatan formal maupun non-formal BAZNAS Kabupaten Garut memberikan promosi yang menarik BAZNAS Kabupaten Garut melakukan promosi melalui iklan di media massa dan media sosial yang memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat
31.d 32.d
dan mudah dijangkau
Kepentingan STP
TP
CP
P
SP
ST Puas
Kinerja TP
CP
P
Apakah saran Anda untuk perbaikan kinerja BAZNAS Kabupaten Garut ? (meliputi fasilitas, pelayanan, dan program penyaluran) Fasilitas ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Pelayanan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Program Penyaluran ................................................................................................................................................ ...............................................................................................................................................
“Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu, semoga Allah swt. membalas semua kebaikan yang telah diberikan”
SP
43 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Bagi Muzaki Membayar Langsung KUESIONER PENELITIAN ANALISIS POTENSI ZAKAT RUMAH TANGGA DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENDAHNYA PENGHIMPUNAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KABUPATEN GARUT
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner penelitian Saya, TIARA NOER CAHYADI (H54120010) mahasiswa S1 Departemen Ilmu Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa potensi zakat rumah tangga dan faktor yang memegaruhi rendahnya penghimpunan dana zakat di BAZNAS Kabupaten Garut. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerja sama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. No : Hari/tanggal wawancara : BAGIAN A. IDENTITAS RESPONDEN 6.a Nama : 7.a Jenis Kelamin : 8.a Alamat Lengkap : Desa Kecamatan 9.a Usia : 10.a Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 6.a Status Menikah Belum Janda/duda Menikah 7.a Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah Lulusan Lulusan S2 SMA Lulusan SD Lulusan D3 Luusan S3 Lulusan SMP Lulusan S1 8.a Pekerjaan Petani Karyawan BUMN PNS
Karyawan Swasta Wiraswasta Lainnya ..
44 9.a Pendapatan Jenis Pendapatan Gaji Hasil dagang Upah Pendapatan sewa Lainnya Total
Perbulan ( Rp )
10.a Pengeluaran: Jenis pengeluaran Per bulan (Rp) Konsumsi: -Makanan -Non makanan (pulsa, bensin, listrik, pakaian dll) Pendidikan: Kesehatan : Transportasi : Lainnya : Total : 11.a Aset yang dimiliki: Jenis Aset Volume Kepemilikan Rumah Mobil Motor Tanah Lainnya 12.a Apakah Bapak/ibu selalu menyisihkan untuk menabung? Tidak Ya 13.a Dimanakan Bapak/ibu menabung ? Bank Bank Syariah Dirumah Konvensional 14.a Apakah Bapak/ibu rutin berinfak/bersedekah ? Tidak Ya 15.a Periode Bapak/ibu berinfak/bersedekah ? Per hari Per Per minggu bulan
Lain nya
45 B. PEMBAYARAN ZAKAT 2.b Apakah Bapak/ibu membayar zakat ? Tidak Ya 2.b Jenis zakat apa sajakah yang Bapak/ibu bayarkan dalam 1 tahun terakhir ? (boleh lebih dari 1) Jenis Zakat Jumlah yang dibayarkan Periode Pembayaran (√) Zakat Fitrah Zakat Peternakan Zakat Perdaganngan Zakat Profesi Zakat pertanian 3.b Apakah pendapat Anda tentang hukum zakat profesi / zakat pendapatan ?
Wajib
Tidak Wajib
Tidak tahu
4.b Apakah Anda tahu tata cara penghitungan zakat profesi/pendapatan ?
Tidak
Ya , yaitu
5.b Apakah Anda tahu berapa nisab zakat profesi/pendapatan ?
Tidak
Ya , yaitu
6.b Apakah Anda tahu kapan zakat profesi/pendapatan dibayarkan ?
Tidak
Ya , yaitu
7.b Bagaimana Bapak/ibu membayar zakat profesi/pendapatan ? (bisa lebih dari 1) OPZ/ dipotong langsung Secara Langsung kepada Mustahik 8.b jika langsung kepada mustahik, apa alasan Anda ? (boleh lebih dari 1) Tidak percaya Lebih mudah & Tidak ada OPZ di pada OPZ langsung ke sasaran sekitar tempat tinggal Tidak ada Lokasi Jauh ke Fatwa ulama, tokoh informasi OPZ seputar OPZ
Lebih puas
Lebih nyaman dan aman
Lingkungan sekitar
9.b Apakah Anda pernah mengetahui tentang OPZ ?
Ya, seperti
Tidak
*OPZ = Organisasi Pengelola Zakat/ BAZNAS Kabupaten Garut
Tidak ada sosialisasi mengenai OPZ
46 C Faktor-faktor yang mendukung anda dalam membayar zakat, silahkan beri tanda ceklis (√) pada tabel dibawah ini : Keterangan STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju EKSTERNAL STS TS CS S SS 1.c Shalat fardu 5 waktu sehari semalam 2.c Shalat sunnah 3.c Puasa dibulan Ramadhan 4.c Ber sedekah, infak sudah menjadi kebiasaan. Baik ketika lapang maupun sempit 5.c Rutin membaca Al-Quran 6.c Rutin mengikuti majelis ta’lim 7.c
STS
TS
CS
S
SS
Pemahaman tentang zakat profesi itu wajib 8.c Hukum memabayar zakat profesi itu wajib 9.c Hukum meninggalkan zakat profesi dosa besar 10.c Zakat mal (profesi) itu wajib jika telah mencapai nisab (batas minimal harta wajib zakat) 11.c Mampu menghitung zakat profesi sendiri 12.c Zakat dibagikan kepada delapan kelompok/ asnaf 13.c Bayar zakat sama pentingnya dengan shalat 14.c Zakat profesi merupakan qiyas yang dibolehkan *qiyas = menganalogikan atau membandingkan kejadia saat ini dengan kejadian di masa Rasuullah SAW STS TS CS S SS 15.c Zakat Membersihkan harta 16.c Perasaan bersalah jika tidak membayar zakat 17.c Kegemaran membantu fakir miskin 18.c Zakat sebagai rasa bersyukur 19.c Benteng dari perilaku kikir 20.c Perasaan iba terhadap fakir miskin
47
21.c Kegemaran meningkatkan ekonomi fakir miskin 22.c Berperan menjadi contoh yang baik bagi oranmg lain 23.c Menyadari ada hak orang lain dalam hak pribadi 24.c 25.c 26.c 27.c
Harta menjadi bersih setelah berinfak dan berzakat Percaya pada balasan atas semua yang telah dilakukan Mendapat kemudahan rezeki setelah membayar zakat Hati tenang, disiplin dan pekerjaan lancar
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
STS
TS
CS
S
SS
INTERNAL 28.c 29.c 30.c 31.c
Organisasi pengelola zakat bekerja secara professional Organisasi zakat transparan dalam melaporkan keuangan Lembaga amil zakat melakukan sosialisasi langsung kepada masyrakat Ada pemotongan gaji secara langsung untuk berzakat dari institusi tempat bekerja
Apakah saran Anda untuk perbaikan kinerja BAZNAS Kabupaten Garut ? (meliputi fasilitas, pelayanan, dan program penyaluran) Fasilitas ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Pelayanan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ Program Penyaluran ................................................................................................................................................ ...................................................................................................................................... “Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu, semoga Allah swt. membalas semua kebaikan yang telah diberikan”
48 Lampiran 3 Tabel r Tabel r (45-50) Tingkat signifikansi untuk uji satu arah Df = (N-2) 45 46 47 48 49 50
0.05 0.1
0.2429 0.2403 0.2377 0.2353 0.2329 0.2306
0.025 0.05
0.2876 0.2845 0.2816 0.2787 0.2759 0.2732
0.01 0.005 0.0005 Tingkat signifikansi untuk uji dua arah 0.02 0.01 0.001 0.3384 0.3348 0.3314 0.3281 0.3249 0.3218
0.3721 0.3683 0.3646 0.3610 0.3575 0.3542
0.4647 0.4601 0.4557 0.4514 0.4473 0.4432
Lampiran 4 Uji Validitas Kuesioner 1 var1
var2
Uji Validitas (sebelum) var3 Var4 Var5 Var6 Var7 Var8
Pearson .550** .162 .496** Correlation Tot Sig.(2-tailed) .001 .351 .002 50 50 N 50 var11 var12 var13 Pearson .565** .479** .675** Correlation To Sig.(2-tailed) .000 .004 .000 t 50 50 N 50 Var21 var22 Var23 Pearson .270 .484** .515** To Correlation t Sig.(2-tailed) .117 .003 .002 50 50 N 50 Var31 Pearson .355* Correlation Tot Sig.(2-tailed) .049 N 50
Var9
var10
.615** .605** .392* .751** .635** .523**
.322
.000 .000 .020 .000 .000 .001 50 50 50 50 50 50 var14 var15 Var16 var17 Var18 Var19
.059 50 Var20
.506** .636** .637** .614** .533** .465**
.516**
.002 .002 .000 .000 .000 .001 .005 50 50 50 50 50 50 50 Var24 Var25 Var26 Var27 Var28 Var29 Var30 .304
.306 .324* .315* .375*
.051
.575**
.076 50
.072 50
.771 50
.000 50
.045 50
.039 50
.027 50
49
var1
Uji Validitas (sesudah) var3 Var4 Var5 Var6 Var7 Var8
Pearson .550** .496** Correlation tot Sig.(2-tailed) .001 .002 50 N 50 var12 var13 Pearson .479** .675** Correlation tot Sig.(2-tailed) .004 .000 50 50 N var22 Var23 Pearson .484* .515** Correlation * tot Sig.(2-tailed) .003 .002 50 50 N
Cronbach's Alpha Lam .891
N of Items 25
var11
.615** .605** .392* .751** .635** .523** .565** .000 .000 .020 .000 .000 .001 50 50 50 50 50 50 var14 var15 Var16 var17 Var18 Var19
.000 50 Var20
.506** .636** .637** .614** .533** .465**
.516**
.002 .000 .000 .000 .001 .005 50 50 50 50 50 50 Var26 Var27 Var28 Var30 Var31 .324* .315* .375* .575** .355* .045 50
Lampiran 5 Uji realibilitas kuesioner 1 Reliability Statistics
Var9
.039 50
.027 .000 50 50
.049 50
.002 50
Lampiran 6 Anti-image matrices 50
Anti var1 ima ge
var3 var4
Corr var5 elati on var6
var
var
1
3
var var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
var
Var
var
var
var
var
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
26
27
28
30
31
.562 .578 .092 .284 .370 .193 .032 .068 .260 .345 .411 .199 .196 .128 .055 .118 .192 .240 -.069
-.205
-.058
-.011
.327
.029
-.120
.167
.040
-.257
.105
-.155
.388
-.039
.111
-.451
.155
-.070
.358
-.102
-.351
.002
-.016
.060
-.091
.054
.059
-.295
-.161
-.006
.340
-.169
.036
-.182
.060
-.239
-.017
-.246
.153
.008
.328
.066
.119
.185
.172
-.109
-.173
4
5
a
a
-.578 567 .092 -.284 .370
var7
-.193
var8
-.032
var9
.068
.638 532 .591 060 .044 077
var11 .260 .264 var12 -.345 320 var13 -.411 035 var14 .199 237 var15 .196 .302 var16 .128 .078 var17 .055 457 . var18 118 .144
. . .638 532 .591 . a 598 .616 416 . . a .616 344 .881 . a 416 .881 687 . .040 .133 185 . . 136 179 .284 . .125 .001 112 . 194 .574 466 . . .107 434 .477 . . 136 .021 025 . . .419 260 .182 . 136 .133 126 .047 .025 087 . . .502 128 .213 . 152 .028 034
060 . .040 .133 . 185 . a 651 .660 . 218 . .030 .073 . 397 .145 . .272 . .224 116 . .274
. .044 136 179 . .284 . .660 a 703 . .434 .333 232 . .210 .041 173 199 . .041 .024
077 . .125 . .001 112 218 . .434 a 779 .120 . .225 .008 003 . .085 . .111 094 013
. .264 194 .574 . 466 . .030 .333 . .120 a 557 .429 .213 . .134 035 034 . .092 . 293
320 . .107 434 . .477 .073 232 .225 . .429 a 593 064 043 . 147 . .346 026 . .010
. 035 136 . .021 025 397 . .210 .008 .213 . 064 . a 652 . .362 . .347 .068 . .151 .322
. 237 . .419 260 . .182 . .145 .041 003 .134 . 043 . .362 a 610 .050 .116 405 .154
. .302 136 . .133 126 .272 173 . .085 035 . 147 .347 . .050 a 697 .404 . 095 106
.078 . .047 .025 . 087 .224 . 199 .111 . 034 . .346 .068 .116 . .404 a 771 . .332 . 054
457 .502 128 . .213 116 . .041 094 . .092 026 .151 405 095 . .332 a 677 . .436
. .144 152 . .028 034 . .274 .024 . 013 293 . .010 .322 . .154 . 106 054 . .436 a 620
193 . .083 075 . .061 409 .104 . 119 . .245 068 397 100 . .527 . .014 152 . .742
. .424 319 . .329 295 . .388 .009 . .101 506 . .386 . .162 . .302 321 179 . .390 433
.019 -.004 352 . .049 -.039 .397 .009 .146 115 . -.001 -.155 .044 -.407 .082 .171 .199 .102 .158 -.117 -.017 133 . .173 -.158 165 -.153 .252 023 -.113 .294 .304 -.408 .000 215 . -.014 -.161 072 . .393 -.105 008 .325 .078 128 . . 332 .160 139
. .142 . -.113 .161 .380 .063 . .076 . -.255 . -.168 .191 . -.009 . -.139 . -.006 .
. 082
.
.116
.301
.055
. 321
. 080
.122
.067
2 var19 .192 193 . var20 240 .424 var22 .069 019 var23 .205 .004 var26 .058 352 var27 .011 .167 . var28 327 040 . var30 029 .257 var31 .120 105
. . .083 075 .061 . 319 .329 295 . . .039 146 .155 . . 049 009 .001 . . .397 115 .044 . 142 .113 161 . . .155 111 .070 . 388 .451 358 . . .039 155 .102
409 . .388 .407 082 .171 . 380 .351 . 002 .016
. .104 .009 199 . 102 .158 . 063 060 . .091 054
119 .101 . .117 . .017 133 . 076 . 059 .295 . .161
. .245 506 173 .158 . 165 . .255 . .006 340 .169
068 . .386 . .153 252 . 023 .168 036 . .182 060
. 397 .162 .113 . 294 . .304 191 . .239 .017 . .246
. 100 .302 .408 . 000 215 . .009 153 008 328
. .527 321 .014 . .161 . 072 .139 . 066 . 119 . 185
.014 . 179 393 .105 . 008 .006 . 172 . .109 . .173
152 . .390 . .325 .078 . 128 082 . .116 .055 080
. .742 433 332 .160 . 139 . .301 321 .122 . .067
a 526 . .613 . .315 286 . .243 352 . .344 008 .023
. .613 a 528 492 . .362 073 . .423 240 . 174 .081
.315 . 492 . a 516 .250 . 195 .394 . 144 . .112 .065
-
. 286
.
.362
.
.
a
.
-
-
a
. 115
.
-
-
.
.122
-
.009
a
.033
-
.
a
.268
.
587 -
.268
. 153
.354 -
.009
.033
.354 .
153
-
-
315
.166
.012
.471 -
-
.
.
.471
.012 -
.166
a
.065
.122
265
443
265
-
.528
.528
.225 -
.
516
.112
.225
.081
.
. 115
. 174
144
.023
.
-
-
. 008
240
.394
.158
.158
-
.
.
.344
.423
195
658
. 352
073
.250 -
.243
. 270
.
a
665
270
Measures of Sampling Adequacy (MSA)
.
51
52 Lampiran 7 Total Variance Explained
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Initial Eigenvalues % of Cumulative Total Variance %
Extraction Sums of Squared Loadings % of Cumulative Total Variance %
Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumulati Total Variance ve %
6.293
31.466
31.466
6.293
31.466
31.466
3.974
19.871
19.871
3.128
15.642
47.108
3.128
15.642
47.108
3.297
16.483
36.353
1.893 1.672 1.433 1.022 .818 .724 .569 .530 .379 .359 .281 .246 .220 .139 .098 .080 .068 .047 .108 .082
9.463 8.361 7.166 5.110 4.092 3.619 2.845 2.651 1.896 1.797 1.405 1.230 1.099 .695 .488 .402 .340 .234 .431 .328
56.571 64.932 72.098 77.208 81.300 84.918 87.763 90.414 92.311 94.108 95.513 96.743 97.841 98.536 99.024 99.196 99.426 99.540 99.766 100.000
1.893 1.672 1.433 1.022
9.463 8.361 7.166 5.110
56.571 64.932 72.098 77.208
2.522 2.230 2.016 1.403
12.611 11.148 10.079 7.016
48.965 60.112 70.191 77.208
53 Lampiran 8 Dimensi Kepentingan dan Kinerja BAZNAS Kabupaten Garut Menurut Muzaki No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15.
Pernyataan Citra Lembaga BAZNAS Kabupaten Garut lembaga yang professional BAZNAS Kabupaten Garut lembaga yang terpercaya BAZNAS Kabupaten Garut dikenal banyak orang Program BAZNAS Program zakat di BAZNAS Kabupaten Garut inovatif dan banyak kontribusinya bagi masyarakat BAZNAS Kabupaten Garut mempunyai program zakat yang variatif Program zakat di Kabupaten Garut berjalan sangat efektif BAZNAS Kabupaten Garut saangat kreatif dalam menentukan program Realibility (Keandalan) Prosedur penerimaan zakat di BAZNAS Kabupaten Garut sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/ Perda) Pelayanan BAZNAS Kabupaten Garut cepat, mudah dan professional Prosedur pemanfaatan zakat di BAZNAS Kabupaten Garut sesuai dengan aturan yang berlaku (UU/Perda) Responsivenerss (Ketanggapan) Petugas memberikan informasi zakat yang tepat dan cepat Petugas BAZNAS sangat tanggap terhadap bencana yang menimpa masyarakat Petugas BAZNAS menyediakan konsultasi zakat yang tepat dan mudah dimengerti Petugas BAZNAS Kabupaten Garut mendistribusikan secara menyeluruh Program penyaluran zakat di BAZNAS Kabupaten Garut tepat sasaran pada mustahik yang membutuhkan
Rata-Rata Kepentingan Kinerja 4.25
3
4.2
3.125
4.175
2.85
4.1
2.65
4.05
2.75
4
2.825
4.125
2.775
4.3
3.2
4.175
3.125
4.325
3.3
3.975
2.8
4.3
3.2
4.1
2.975
4.325
2.775
4.45
3
54
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32
Assurance (Jaminan) Transparansi laporan keuangan Petugas BAZNAS mempunyai pengetahuan yang baik tentang zakat BAZNAS rutin memberikan laporan pendistribusian zakat Emphaty (Empati) BAZNAS dapat menjaga hubungan baik dengan muzaki BAZNAS mudah menerima kritik dan saran dari muzaki BAZNAS dapat menjamin rahasia muzaki Tangible (Bukti Langsung) BAZNAS mempunyai petugas amil yang dapat berkomunikasi dengan baik, berpakaian rapi, ramah, dan sopan dalam memberikan pelayanan BAZNAS memiliki kantor yang tertata rapi BAZNAS memiliki kantor yang memenuhi standard kantor modern Suasana kantor BAZNAS nyaman dan islami Akses BAZNAS memberikan kemudahan dalam berzakat dengan memanfaatkan teknologi (mbanking, transfer, credit card, dll) BAZNAS menyediakan layanan jemput zakat BAZNAS mempunyai website sehingga memudahkan muzaki untuk mencari informasi Lokasi BAZNAS Strategis dan mudah dijangkau Promosi Lembaga BAZNAS Kabupaten Garut melakukan sosialisasi melalui kegiatan formal maupun nonformal BAZNAS Kabupaten Garut memberikan promosi yang menarik BAZNAS Kabupaten Garut melakukan promosi melalui iklan di media massa dan media sosial yang memberikan kemudahan informasi bagi masyarakat
4.65
2.925
4.5
3.1
4.325
2.95
3.95
2.975
4.025
2.875
4.15
3.175
3.975
3.05
3.95
2.65
3.85
2.975
3.9
2.425
4.075
2.6
4.175
2.4
4.05
2.55
4.05
3.025
3.85
2.625
3.775
2.625
3.775
2.6
3 55 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut, 27 Mei 1994 dari ayah Yedi Cahyadi dan Asti Prapti Syarifah. Penulis adalah anak perempuan dari dua bersaudara. Adik penulis bernama Muhammad Rahman Cahyadi. Penulis memulai pendidikan formal di TK Darusalam dan melanjutkan pendidikan di SD Lebak Jaya 02. Pada tahun 2006 penulis duduk dibangku SMP yaitu SMPN 2 Garut. Kemudian pda tahun 2012 penulis lulus dari SMA N 6 Garut dan pada tahuan yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur undangan dan diterima di program studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti proses pendidikan dan kegiatan mahasiswa di IPB, penulis mendapatkan bantuan berupa beasiswa bulanan dari ISOC (IPB Speak’s Out Comunnity). Disamping itu penulis aktif sebagai pengurus dan anggota dari Syaria Economics Student Club (SES-C) pada tahun 2012-2014 di bidang bisnis dan Himpunan Mahasiswa Garut (HIMAGA). Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti SEASON 9 dan DOMBA-CUP 2014. Penulis pernah meraih juara 1omba volly putri antar departemen.