Edisi Juni 2016
ZAKAT
KEBANGKITAN ZAKAT Perda Zakat Tingkatkan Penghimpunan BAZNAS Sumsel Memuliakan Pekerja Perempuan
Nedia noor: Berbagi Itu Membahagiakan Zakat di London foto by : adityariski
Salam,
Beribadah Semakin Hasanah
Transaksi di lebih dari
210 negara
Transaksi di LEBIH DARI
P
embangunan yang terus-menerus digalakkan pemerintah, tak selamanya berhasil membangkitkan bangsanya menjadi bangsa sejahtera dan bermartabat. Banyak di antaranya, bahkan puluhan juta jumlahnya yang tercecer dalam pembangunan. Dengan segala keterbatasan, baik sosial, ekonomi, maupun politik, mereka benar-benar tak berdaya untuk bangkit menjadi umat yang mandiri dan bermartabat.
Tarik tunai gratis di lebih dari
Zakat, sebagai salah satu solusi mengatasi persoalan kemiskinan dan ketakberdayaan umat, dijalankan bukanlah sekadar untuk membina hubungan baik antara si kaya dan si miskin, tapi juga untuk meningkatkan produktivitas umat. Artinya, dana zakat yang potensinya luar biasa besarnya, harus didayagunakan sehingga mampu membangkitkan umat dari keterpurukan. Inilah Kebangkitan Zakat.
Transaksi di 49.000 jaringan ATM bersama & 93.000 jaringan atm prima
Belakangan ini, Kebangkitan Zakat terus kami gaungkan, termasuk dalam majalah ZAKAT ini. Ini tentu menginspirasi dan mendorong para amil zakat termasuk kami untuk terus-menerus meningkatkan pelayanannya, baik kepada para muzaki dan munfik maupun kepada para mustahik. Karena sasarannya adalah kebangkitan mustahik, maka kami akan terus memformulasikan berbagai program penyaluran yang sungguh-sungguh dibutuhkan para mustahik sehingga mereka benar-benar bangkit menjadi insan yang mandiri dan bermartabat.
28 juta merchant
14.000 atm bni
Kepada para muzaki, kami haturkan terima kasih atas kemurahan hatinya membantu para mustahik demi lahirnya umat yang mandiri dan sejahtera. Kami juga mengucapkan, selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya pada Ramadhan ini. Semoga meraih maghfirah-Nya dan menjadi orang-orang yang bertakwa. Redaksi Majalah ini diterbitkan oleh: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dewan Redaksi: Prof. Dr. Bambang SudibyoZainulbahar Noor Mundzir SupartaMasdar Farid Mas’udi Ahmad Satori IsmailEmmy Hamidiyah Irsyadul HalimNana MintartiMachasinNuryantoAsteraPrimanto BhaktiArifin PurwakanantaNdari Rumi WidyawatiBudi MargonoRatri Devy Arimbi konsultan Media: rubudesign.co Redaksi: Karsono TajuddinSunan Hasan Fotografer: Miroslav ArofichNizzar Gaisanishutterstock.com.Desain Grafis: Ardian Depetiz Redaksi dan
BNI baitullah iB hasanah
Nikmati kemudahan transaksi di Tanah Suci dengan Kartu Haji & Umroh Indonesia Kemudahan transaksi di lebih dari 210 negara dengan 28 juta merchant yang didukung oleh jaringan ATM MasterCard yang terletak di lebih dari 1,8 juta lokasi seluruh dunia (termasuk lebih dari 14.000 ATM BNI). BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
kartu haji & umroh Indonesia
Iklan: Jl. Kebon Sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555 Fax. (021) 3913777 www.baznas.or.id
1 Salam 2 Potret 4 ZAkat Utama: Kebangkitan zakat 8 Inspirasi : berbagi itu membahagiakan 11 program baznas
22 Bangkitnya Sekolah Gratis di Desa Terpencil Pandeglang
22 mudahnya berzakat di baznas 24 profil bazda
26 kabar baznas petani balikpapan nikmati manfaat zcd buah naga 27 laporan simba
28 tausiah ramadhan bulan kepedulian sosial 30 kabar bazda zakat di inggris 32 mandiri kokok herdhianto dirgantoro
34 PROGRAM ramadhan baznas
36 AMANAH
HASANAH A SIX Sinergi Hasanah Membangun Negeri
Rajab - Ramadhan 1437 H
1
Potret
Potret
Menyambut hadirnya bulan suci Ramadhan 1437 H, BAZNAS menggelar aksi simpatik, antara lain, dengan menyuguhkan teatrikal “Kebangkitan Zakat” oleh Grup Band Punk Muslim di Kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, pada Jumat (3/6).
Zakat Utama
Zakat Utama Menurut Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo, saat ini kesenjangan ekonomi dan sosial yang diindikasikan dengan indeks rasio gini sudah kebablasan karena sudah mencapai angka 0,4. “Ini artinya, satu orang terkaya di Indonesia menguasai 40% aset nasional,” tegasnya. Untuk mengatasi kemiskinan dan kebodohan itu, pemerintah telah melakukan berbagai program yang prorakyat miskin. Pada Era Jokowi sekarang ini telah dilaksanakan, antara lain, pembagian Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, dan Kartu Indonesia Pintar kepada keluarga miskin.
KEBANGKITAN UMAT
Hari-hari ini, umat Islam pada umumnya tengah berbahagia karena tamu agung yang menghadirkan rahmat dan ampunan-Nya, yakni Ramadhan telah datang kembali. Kegembiraan itu mereka wujudkan dalam pelaksanaan berbagai ibadah, selain berpuasa, seperti bertarawih, bertadarus Al-Quran, bersedekah dan berzakat. Mereka benar-benar bangkit dari kesibukan dunia yang sering meninabobokan menuju kekhidmatan beribadah demi menggapai ridha-Nya.
N
amun saat ini, di tengah suasana suka cita itu, ada kondisi yang menyedihkan karena ternyata masih banyak umat Islam di Indonesia ini yang dirundung berbagai persoalan hidup, antara lain, kemiskinan dan kebodohan. Dengan segala
4
Juni 2016 M
keterbatasannya, mereka benarbenar tak berdaya untuk bangkit mencapai kehidupan yang lebih baik dan berkualitas. Yang lebih memprihatinkan lagi, mereka ini berada di tengah-tengah sebagian kecil masyarakat yang
kehidupannya sangat berkualitas, bahkan berlimpah kemewahan. Karena para agniya atau para hartawan ini tak mempedulikan nasib si miskin, maka akhirnya terjadilah kesenjangan sosial yang menganga lebar.
Berbagai kebijakan pemerintah prorakyat miskin yang dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ini tidak cukup untuk mengatasi kemiskinan dan kebodohan, maka perlu ada dukungan dari gerakan filantrofi yang saat ini tengah berkembang di masyarakat, seperti zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Menurut Direktur Amil BAZNAS Arifin Purwakananta, zakat itu tumbuh berbasis pada keimanan dan produktivitas umat. “Syarat religius saja tidak cukup untuk membuatnya berkembang, zakat harus diletakkan pada kerangka produktivitas umat,”kata Arifin. Dengan demikian, katanya lebih lanjut, zakat dan kebijakan prorakyat miskin oleh negara tak saling mematikan, tetapi justru sebaliknya, tumbuhnya zakat di masyarakat akan makin mempercepat negara menyelesaikan tugasnya memakmurkan rakyatnya. Nah, untuk tumbuh atau bangkitnya zakat, diperlukan, antara lain, kemampuan dari para pengelola zakat untuk mengajak sebanyak mungkin masyarakat di seluruh
wilayah Nusantara menunaikan kewajiban zakat, sehingga potensi zakat yang menurut penelitian BAZNAS bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) besarnya mencapai Rp217 triliun bisa direalisasikan secara optimal. “Masyarakat berzakat akan ditandai dengan naiknya tiga pilar ekonomi zakat, yaitu religiuitas, produktivitas dan distribusi ekonomi. Religiuitas meningkatkan kinerja, antikorupsi, meminimalisir konflik sosial, dan produktivitas adalah modal untuk membuat bangsa ini lebih meningkat kehidupannya. Sedangkan distribusi ekonomi akan mendorong aliran dana zakat yang berujung pada terciptanya keadilan sosial,”papar Arifin. Konsep ini hampir sejalan dengan yang disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama, Tarmizi Tohor pada Rakornas BAZNAS Provinsi di Jakarta belum lama ini. Dia menyatakan bahwa selama ini dengan potensi zakat yang sekitar 10% dari APBN, umat Islam berpikir zakat itu hanya untuk mendekatkan jarak antara si kaya dan si miskin. “Sekarang kita harus ubah pola pikir itu, yaitu bahwa zakat adalah potensi ekonomi Islam dalam rangka pengentasan kemiskkinan,”tegasnya. Menurut dia, untuk kebangkitan zakat harus ada empat hal, yaitu regulasi, lembaga zakat, sumber daya manusia (SDM), dan data based. “Soal regulasi, dasar hukum agama sudah jelas dan dasar hukum negara sudah ada, yaitu UndangUndang Zakat No. 23/2011. Lembaga zakat juga sudah ada yaitu BAZNAS dan LAZ. Yang ketiga dan keempat ini yang belum dimiliki secara baik. Maka kapasitas SDM harus ditingkatkan dan harus punya data based tentang jumlah orang kaya dan miskin serta lokasinya. Ya, kita
harus tahu jumlah orang yang perlu dientaskan dan jumlah orang yang telah dientaskan,”ujarnya. Dia juga menekankan perlu adanya kerja sama dalam bekerja untuk kebangkitan zakat ini. “BAZNAS, BAZNAS di daerah dan LAZ harus sejalan dan sehati. Kita harus bersatu untuk membangkitkan zakat. Kalau tidak, nanti akan berserakan, tak bisa mencapai tujuan bersama mewujudkan kesejahteraan umat,”tegas Tarmizi. Dengan konsep pemberdayaan ini berarti mustahik bangkit berdaya bersama zakat. Dana zakat yang dikumpulkan dengan berbagai kemudahan fasilitas, dikelola secara baik dan diberikan kepada yang membutuhkan tidak langsung berupa dana konsumtif, tetapi mereka diberi kesempatan belajar untuk bekerja lebih baik. Salah satu contoh adalah Rizki Haryanto, anak dari kelurga miskin, bisa menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan pada 2012 dengan predikat memuaskan berkat bantuan program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) BAZNAS. Setelah lulus dari ITB, ia bekerja di perusahaan kontruksi migas PT McDermott. Kini, Rizki jadi seorang yang mandiri, bisa membantu orang tuanya dan berguna bagi lingkungannya. Dengan demikian, berzakat itu bermartabat dan mulia karena bisa mengangkat martabat umat. Jika kemudian manfaat zakat tak hanya dirasakan oleh satu atau dua orang mustahik, tapi ribuan orang, misalnya, bisa membuka lapangan kerja baru, maka zakat yang menggunakan konsep pemberdayaan ini akan membangkitkan potensi zakat yang manfaatnya berlipat-lipat.
Rajab - Ramadhan 1437 H
5
Zakat Utama
Zakat Utama Kalau pertumbuhan saat terjadinya Stunami Aceh dan gempa Yogyakarta tidak dimasukkan, rerata pertumbuhan penghimpunan ZIS 23%, jauh di atas pertumbuhan ekonomi pada periode itu yang hanya 5,7%.
Artinya dengan jargon kebangkitan zakat itu zakat harus lebih bangkit lagi?
Kebangkitan Zakat Kurangi Kesenjangan Sosial Akhir-akhir ini, BAZNAS menggaungkan Kebangkitan Zakat. Ini bisa dilihat, antara lain, di spanduk-spanduk kampanye zakat yang dipasang di berbagai lokasi dan tema Rakornas BAZNAS Provinsi yang digelar pada 10-12 Mei 2016 di Jakarta. Untuk mengetahui apa alasannya, majalah ZAKAT mewawancarai Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo di sela-sela acara Rakornas tersebut. Berikut hasil wawancaranya. Mengapa jargon kebangkitan zakat itu digaungkan? Ini kami lakukan karena ada beberapa alasan, antara lain, pertama, potensi zakat ternyata sangat besar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan BAZNAS bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2010, potensi zakat di Indonesia mencapai Rp217 triliun. Mengingat pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 adalah masing-masing 6,5%, 6,78%, 5,78%, 5,02%, dan 4,79%, maka melalui ekstrapolasi potensi zakat pada 2015 menjadi Rp280 triliun. Sementara, dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang bisa dihimpun pada 2015 baru sekitar Rp4 triliun atau kurang dari 1,4% dari potensi zakat.
6
Juni 2016 M
Kedua, kesenjangan sosial di Indo nesia relatif tinggi. Ini diindikasi kan dengan indeks rasio gini yang sudah mencapai angka 0,4. Artinya, 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 40% aset nasional. Ini kesenjangan yang kebablasan. Selama 32 tahun, Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang otoritarian dan dekat dengan kroni konglomerat, rasio gininya tak pernah melampaui 0,35. Selama Reformasi ini, angkanya melonjak cepat sekali. Pada 2010 rasio gininya 0,4; pada 2014, rasio gininya 0,416. Lalu, pada 2015 di bawah kepemimpinan Jokowi ini, rasio gininya turun lagi menjadi 0,4. Tampaknya ada yang keliru dalam desain pembangunan ekonomi sosial selama era Reformasi. Nah, jika dikelola dengan baik, kebangkitan
zakat insya Allah akan menjadi pilar penting jihad ekonomi umat untuk memoderasikan atau mengurangi kesenjangan sosial itu.
Apakah juga karena selama ini zakat belum bangkit? Sebenarnya zakat sudah bangkit kalau dilihat pertumbuhan penghim punan ZIS nasional. Rata-rata per tum buhan penghimpunan ZIS untuk periode 2012-2015 adalah sekitar 41,03 %, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi pada periode itu yang hanya 5,42%. Memang ada pertumbuhan penghimpunan ZIS yang tinggi sekali, yaitu pada waktu terjadinya Tsunami di Aceh (20042005) dan gempa di Yogyakarta (2007). Pada tahun- tahun itu, pertumbuhannya hampir 100 persen.
Ya, namanya kebangkitan itu banyak sisinya. Ada alasan lain digaung kannya kebangkitan zakat. Ternyata, dari Rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji, zakat yang paling diabaikan. Dalam shalat tiap hari kita memperbaharui syahadat kita. Ada yang berhaji berkali-kali. Tapi, zakat tidak ditunaikan. Padahal dalam Al-Quran perintah mendirikan shalat hampir selalu diiringi dengan perintah menunaikan zakat. Ini diulang dalam 32 ayat. Selain itu, dalam QS Al-Maun, orang yang melaksanakan shalat tapi shalatnya tak melahirkan keshalehan sosial sangat dikecam. Pada era Khalifah Abu Bakar zakat itu dikelola negara dan yang tak membayar zakat diperangi.
Apa langkah-langkah yang tengah dilakukan BAZNAS untuk kebangkitan zakat?
persiapannya harus dimulai dari sekarang. Sebab, untuk bisa diawasi OJK itu tidak serta merta, tidak satu dua tahun langsung diterima.
Bagaimana dengan BAZNAS di daerah dan LAZNAS? Mereka juga harus digerakkan karena mereka punya peran besar dalam penghimpunan ZIS secara nasional. Yaitu, 40% penghimpunan oleh LAZ dan 56% oleh BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, sedangkan BAZNAS hanya 4%.
Price Waterhouse Coopers (2005), Citybank (2010) dan Mc Kinsey memproyeksikkan, pada era 20302050 Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh hingga keempat dunia. Bagaimana tanggapan Bapak terhadap prediksi ini dikaitkan dengan kebangkitan zakat? Saya kira hal itu adalah sunatullah, sebagaimana ditegaskan dalam QS Ali Imran ayat 140 yang artinya,”Jika
kamu terluka (pada Perang Uhud), mereka pun mendapat luka yang serupa (pada Perang Badar). Masa kemenangan dan kekalahan itu, Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran, agar Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang kafir dan agar sebagian kamu dijadikkanNya gugur sebagai syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim”.
Kami berupaya mendongrak peng him punan ZIS. Pertumbuhan per tahunnya diupayakan bisa diper tahankan di atas 23 persen. Penyalurannya kami pertajam sehing ga mustahik yang dientaskan bisa secara terukur. Dari segi fikihnya, kami perbaiki dan kami menerapkan manajemen modern.
Artinya tidak selamanya Indonesia menjadi pecundang. Suatu saat nanti Insya Alloh Indonesia akan menjadi salah satu negara adi kuasa.
Selain itu, kami juga tengah mengem bangkan unit-unit pengum pul zakat (UPZ). Tengah diupayakan juga BAZNAS menjadi lembaga keuangan yang kredibel. Pada 2020, diharapkan BAZNAS sudah mulai diawasi oleh otoritas jasa keuangan (OJK), seperti halnya perbankan. Memang
Jika proyeksi itu benar, maka potensi zakat pada era tersebut akan menjadi sangat besar. Pada saat itu barangkali akan sulit untuk mendapatkan mustahik. Menghadapi hal itu, dari sekarang kita harus membangun fondasinya. Fondasi yang harus dibangun oleh BAZNAS
Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA.CA Ketua BAZNAS
provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota adalah legalitas lembaga dan kepemimpinannya; kesesuaian de ngan syariah dalam pengelola an ZIS; akuntabilitas pengelolaan ZIS; kredibilitas, keamanahan, dan kompetensi anggota dan amil/ amilat; penerapan sistem informasi dan manajemen BAZNAS (SIMBA) dengan baik dan benar; serta penghimpunan dan penyaluran ZIS yang optimal.
Apa mimpi besar Bapak untuk kebangkitan zakat ini? Mimpi besarnya, ya, potensi zakat yang besar itu bisa terealisasi. Kalau kita bisa mencapai 50 persen saja dari potensi zakat, itu sudah luar biasa. Saya tahu, mungkin realisasi 100 persen tak bisa tercapai. Lalu, BAZNAS dan LAZ menjadi lembaga kebanggaan, dambaan, dan keper cayaan masyarakat. Mimpi ini bisa dicapai dengan syarat, antara lain, ada kerja sama, kompetensi, dan penerapan manajemen modern. Berbagai kom petensi kita sinergikan. Ahli fikih ya disinergikan dengan ahli-ahli lain, seperti manajemen, keuangan, dan akuntansi. Juga perlu ada enterpreneurship, yakni semangat ker ja yang tak pernah putus asa, atau pantang menyerah. Ya, setelah berikhtiar, kita bersandar sepenuhnya pada pertolongan Allah. Zakat harus dikelola dengan semangat itu.
Rajab - Ramadhan 1437 H
7
Inspirasi
Inspirasi main dengan perintah yang wajib itu,” ujarnya bercerita tentang faktor yang mendorong dia berzakat, berinfak dan bersedekah. Dia juga menyampaikan alasan berzakatnya ke BAZNAS, yaitu bahwa BAZNAS adalah lembaga yang dibentuk pemerintah dan dia yakin BAZNAS akan mengelola zakatnya sesuai syariah “Sebenarnya banyak yayasan yang bergerak di bidang penyaluan zakt ini, tapi saya tak mau repot harus mencari, mana yang benar, yang tidak. Saya tak tahu. Ya, yang lebih aman, saya berzakat melalui BAZNAS saja yg dibentuk oleh pemerintah,”kata istri Bambang Setiyono itu.
Nedia Noor:
Berbagi itu Membahagiakan B
erbagi, termasuk berbagi uang yang relatif sulit harus dibiasakan sejak kecil agar ketika dewasa dan punya penghasilan, dengan mudah seorang muslim mau berbagi baik yang wajib maupun yang sunah, yaitu zakat, infak dan sedekah (ZIS). Ajaran ini dijalankan oleh kedua orang tua Nedia Noor (59). Dan hasilnya terbukti, ketika dia sudah punya penghasilan sejak kuliah di Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia (ASMI) ia mau mengeluarkan ZIS
8
Juni 2016 M
baik ke perorangan langsung maupun ke lembaga/badan amil zakat. Dan, sejak 2011, mantan Senior Vice President Public Sector Bank BPTN itu menunaikan zakatnya melalui BAZNAS. “Kebetulan kami dilahirkan dari keluarga berbagi. Jangankan yang wajib, seperti zakat, yang sunah saja dilaksanakan. Misalnya, ibu saya itu kalau masak makanan selalu banyak agar bisa berbagi dengan tetangga. Ibu saya khawatir berdosa, tetangga
mencium bau masakannya, tapi tak merasakan masakannya,” kata ibu 4 anak itu bercerita pengalaman di kampung kelahirannya, Bangka,Pangkalpinang. Ketika berada di Jakarta pun, katanya lebih lanjut, kebiasaan berbagi itu tetap dilaksanakan. “Pesan ibu yang selalu saya ingat, ‘Kalau kamu banyak berbagi membahgiakan orang lain kamu akan bahagia. Dan laksanakan yang diwajibkan Allah, yaitu shalat, puasa, zakat, dan haji. Jangan main-
Mantan Confidential Secretary to SMG Administration Head or Director di Citybank, Jakarta itu, berharap agar dana zakat itu betul-betul dialokasikan oleh BAZNAS kepada mustahiknya melalui berbagai program nya baik yang produktif maupun yang konsumtif. “Seperti kata ibu saya bahwa berbagi itu membahagiakan orang lain, maka saya pun berbahagia sekali dana zakat itu bisa membahagiakan para musatahik,”kata mantan Senior Manager di Bank Universal itu. Karena jumlah kaum dhuafa di Indonesia ini banyak dan mereka perlu dibahagiakan, Nedia yang piawi dalam bidang fundrising ini, ingin mengajak atau menginspirasi orang untuk berinfak atau berbagi. Dia merencanakan mengumpulkan rekan-rekannya dalam suatu pengajian rutin yang diisi oleh para ustaz yang mampu memotivasi jamaah pengajian para eksekutif itu untuk mengeluarkan ZIS-nya. Kalau impiannya terlaksana dan berhasil mendorong orang untuk berbagi, dia akan menyerahkan dana yang terkumpulnya ke lembaga amil zakat karena akan lebih besar dan
efektif pemanfaatanya. “Saya lebih senang kalau yang mendapatkan kebahagian dari dana ZIS lebih banyak lagi dengan program-program yang memberdayakan mustahik Impiannya ini lahir ketika dia ingin berhijrah dari dunia perbankan yang ribawi ke dunia usaha non-ribawi. Sejak berkarier di Bank BPTN, Nedia menekuni agama lebih dalam dan akhirnya dia dipertemukan dengan para dai yang menjelaskan tentang haramnya riba. Nedia ragu untuk segera resign dari Bank BPTN. Maka, ia melaksanakan shalat istikharah. Petunjuk-Nya datang saat dia membuka Al-Quran secara random, dan yang terbuka ternyata Al-Quran Surat Al-Baqarah yang menjelaskan larangan riba. “Mata saya tertuju pada ayat di Al-Baqarah itu. Dan, pun saya menangis sambil beristighfar karena saya merasa berdosa selama ini. Lalu, saya niatkan untuk berhijrah,” ceritanya. Untuk berhijrah segera, di hatinya masih ada sedikit keraguan. Maka, ia beristikharah lagi. Setelah itu dia membuka lagi Al-Quran dan yang terbaca adalah ayat tentang hijrah itu. Saya lupa ayatnya, tapi isinya memotivasi orang untuk hijrah karena balasannya surga,”ujarnya. Setelah mantap untuk berhijrah, Nedi punya keinginan untuk mengajak orang menjadi dermawan membantu fakir miskin. Untuk mendapatkan petunjuk tentang baik tidaknya keinginannya ini, beberapa kemudian ia melakukan shalat istikharah lagi. Sekali lagi, petunjuk-Nya hadir saat dia membuka Al-Quran secara random, yang terbuka adalah ayat yang menegaskan bahwa sesungguhnya bila mengajak orang berbuat kebaikan, maka itu mulia. Nedia mengundurkan diri secara resmi dari Bank BPTN awal Januari 2016.
Karena telah didik kedua orang tuanya sejak kecil untuk berbagi kepada sesama, sebelum mengajak orang lain atau rekan-rekannya berbagi, Nedia pun sudah membiasakan anak-anak untuk berbagi. “Saya sering katakan kepada anak-anak saya, ‘kalau keluar rumah, biasakan bersedekah berapa pun dan berdoalah, semoga kita dijauhkan dari malapetaka dan diberi kemudahan’,” katanya. Menurut Nedia, berdoa itu penting karena bisa jadi doa itu dikabulkan segera oleh Allah. “Suatu ketika saya terkena sakit dada, lalu saya jalan pagi dan bersedekah dengan jumlah yang cukup besar, sambil berdoa, ya Allah semoga ini menyembuhkan penyakit saya,’. Luar biasa. Seketika itu sakit dada saya sembuh,” ceritanya. Selain menjelaskan soal berdoa saat bersedekah itu, Nedia juga sering meyakinkan anak-anaknya bahwa dengan berzakat atau bersedekah harta yang diperoleh akan bertambah dan berkah. Dia mengatakan itu karena mengalaminya. “Setiap tahun dengan berzakat itu, alhamdulillah, rezeki saya meningkat terus. Ini bisa dilihat dari jumlah zakat yang saya bayarkan,” tegasnya. Selain itu, katanya, dengan keber kahan dan peningkatan rezeki, anakanaknya bisa mengecap pendidikan di perguruan tinggi ternama. Anak pertama lulusan S2 di Inggris, anak kedua sedang menempuh program Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan anak ketiganya kliah di Universitas Indonesia semester 4. Menurut Nedia, mereka itu dididik bersedekah sejak bersekolah di taman kanak-kanak (TK). “Karena bersedekahnya sering, mereka dapat semacam sertifikat paling rajin bersedekah dari sekolahnya,”cerita Nedia.
Rajab - Ramadhan 1437
9
Program Baznas
BAZNAS
Deklarasikan Komitmen untuk Kebangkitan Zakat S
ebagai awal kebangkitan BAZNAS, segenap anggota BAZNAS periode 2015-2020, pimpinan BAZNAS provinsi dan koordinasi BAZNAS provinsi menyatakan komitmennya secara penuh untuk melaksanakan tugas dan amanah sebagai amil zakat sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan serta mencapai key performance indicator (KPI) BAZNAS 2016 sesuai dengan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BAZNAS Provinsi 2016. Ikrar itu disampaikan pada akhir acara Rakornas BAZNAS Provinsi yang digelar di Hotel Millenium, Jakarta, 10-12 Mei 2016 di bawah panduan Masdar F. Masudi, anggota BAZNAS. Kemudian, mewakili para pimpinan BAZNAS provinsi dari seluruh Indonesia, Ketua BAZNAS Aceh dan Ketua BAZNAS Papua menandatangani ikrar tersebut disaksikan oleh Ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo. Tepuk tangan meriah pun pecah.
Melihat semangat yang menggebu dan suara lantang dari para pimpinan BAZNAS provinsi saat membacakan ikrar ini, Bambang Sudibyo pada sambutan penutupan Rakornas ini menyatakan bahwa sangat terlihat geliat Kebangkitan BAZNAS itu, sampai-sampai di matanya, Ketua BAZNAS Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sudah tua, tampak 5-10 tahun lebih muda. “Kita bersyukur kepada Allah SWT karena perhelatan ini berjalan sukses,”katanya yang kemudian mendelegasikan ke Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor untuk menutup Rakornas BAZNAS Provinsi 2016 ini. Bambang patut bersyukur karena hasil Rakornas ini sesuai dengan yang diharapkan. Pada sambutan pembukaan Rakornas dengan tema Kebangkitan BAZNAS ini, Bambang Sudibyo menyatakan bahwa dari Rakornas ini diharapkan ada KPI BAZNAS provinsi yang sikron dengan KPI BAZNAS pusat sehingga secara
nasional KPI tersebut menuju ke arah yang sama. “Selain itu, diharapkan juga ada roadmap yang jelas mengenai arah BAZNAS untuk periode 2016-2020,”katanya sebelum dibuka oleh Menteri Agama yang diwakili oleh Dirjen Bimas Islam Prof. Dr. Machasin. Dalam sambutannya, Machasin menyampakan tiga hal yang perlu diperhatikan para peserta Rakornas. Pertama, belum semua calon muzaki menyadari tentang kewajiban membayar zakat ini. Di mata mereka zakat lebih banyak dipandang sebagai karitas atau sedekah yang boleh diberikan dan tidak diberikan. Mereka tidak menyadari bahwa zakat adalah kewajiban, seperti yang ditegaskan dalam Al-Quran. Karena itu, kata Machasin, walaupun tujuan utama dari Rakornas ini, antara lain, membuat indikator kunci kinerja, masalah pertama ini juga penting, yaitu bagaimana menyadarkan umat
Rajab - Ramadhan 1437 H
11
Program Baznas atau calon muzaki bahwa membayar zakat itu adalah sebuah kewajiban.
Kedua, zakat merupakan potensi yg sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Sumber alam terbesar (lebih dari 65%) ada di dunia Islam. Akan tetapi, orang miskin di dunia ini, 70% ada di negara Islam yang terbentang dari Maroko di sebel ah barat sampai ke Merauke di sebelah timur. Negara-negara ini mengalami kesulitan ekonomi dan banyak negara yg disebut negara gagal. “Ini harus diselesaikan segera, antara lain, dengan potensi-potensi ekonomi yang tersedia di dunia Islam seperti zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Ketiga,
banyak orang yang mengetahui bahwa zakat itu wajib, tapi mereka tidak menemukan lembaga atau badan amil zakat yang bisa dipercaya untuk menyalurkan zakatnya. Akibatnya, mereka menyampaikan zakatnya langsung ke mustahik yang bersifat konsumtif yang tak punya daya guna untuk mengentaskan orang dari kemiskinan, sehingga dari tahun ke tahun jumlah mustahik tak berubah, bahkan lebih banyak. Karena itu, kata Machasin lebih lanjut, menumbuhkan kepercayaan orang kepada BAZNAS pusat, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, serta lembaga amil zakat (LAZ) sangat penting untuk dilakukan.”Untuk menimbulkan kepercayaan, yang pertama adalah transparansi. Yang
12
Juni 2016 M
Program Baznas kedua, melibatkan orang-orang kunci bahwa zakat sampai ke alamat dengan baik dan betul-betul memperbaiki keadaan,”tegasnya mengakhiri sambutannya. Tiga hal yang disampaikan Dirjen Bimas Islam ini memang menjadi perhatian BAZNAS. Ini terlihat dari materi yang dibahas dalam Rakornas tersebut, antara lain, Strategi Penghimpunan Zakat Nasional, Kebijakan Kementerian Agama tentang Pengembangan Perzakatan Nasional, Strategi Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Nasional, serta Startegi Penguatan Kelembagaan BAZNAS provinsi. Setelah berbagai materi ini dibahas dengan penuh keseriusan meski harus sampai larut malam, para peserta Rakornas dibagi dalam tiga kelompok (komisi) untuk mendiskusikan berbagai strategi dalam penghimpunan zakat, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, serta penguatan kelembagaan BAZNAS. Akhirnya, dihasilkan berbagai rekomendari dari setiap komisi dan besok harinya, menjelang penutupan acara Rakornas, pimpinan komisi menyampaikan rekomendasinya masing-masing untuk dibahas dalam rapat pleno. Rekomendasi Komisi 1 (Bidang Peng himpunan Zakat), antara lain, target penghimpunan zakat oleh
BAZNAS provinsi seluruh Indonesia tahun 2016 minimal sebesar Rp2,8 triliun; BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota melakukan pendekatan kepada kepala daerah untuk menerbitkan instruksi pemo tongan zakat dan atau infak rekanan (pengusaha); dan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota meman faatkan teknologi yang disiapkan oleh BAZNAS dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada muzaki. Rekomendasi Komisi 2 (Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat), antara lain, program beasiswa Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) dicanangkan sebagai program nasional di mana setiap BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota akan melaksanakan program tersebut sesuai dengan kemampuan masing-masing; BAZNAS membuat 81 program Zakat Community Development (ZCD) di seluruh Indonesia sampai tahun 2020, sedangkan BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota membuat 2-3 titik program ZCD di provinsi sampai 2020; serta memprioritaskan pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk program dakwah pada daerah minoritas. Sedangkan rekomendasi Komisi 3 (Bidang Kelembagaan BAZNAS), antara lain, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota mendorong pemda dan DPRD untuk menguatkan kelembagaan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota dengan menerbitkan Perda tentang Penge lolaan Zakat; BAZNAS agar mem bentuk tim pendamping penyusunan RKAT untuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabuapten/kota; BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota wajib menerapkan simba; serta BAZNAS meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) amil pelaksana BAZNAS melalui character and capacity building.
Rumah Sehat BAZNAS, Gratis bagi yang tak berpunya J
umat (15/4), Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Makassar memberikan layanan kesehatan luar ruangan bagi masyarakat Dusun Passimbungan Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Pada kesempatan itu, layanan yang diberikan oleh tim RSB berupa penyuluhan preventif atau pencegahan mengenai gejala tekanan darah tinggi (hipertensi). “Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balit bangkes) Kementerian Kesehatan tahun lalu merilis survei yang menyatakan Hipertensi sebagai penyakit nomor lima penyebab kematian” jelas petugas medis RSB Makasar Syamikar Baridwan. Warga yang hadir nampak antusias dalam menyimak penjelasan yang diberikan. Beberapa di antaranya turut mengajukan pertanyaan balik kepada para petugas RSB. Warga nampak dapat merasakan manfaat dari penyuluhan tersebut. Layanan yang bertujuan sebagai pencegahan itu merupakan bagian dari program RSB Makassar.
Program layanan preventif tersebut juga berjalan di empat rumah sehat baznas yang lain. Yakni di Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, dan Pangkalpinang. Di samping itu Rumah Sehat Baznas juga memiliki program layanan rehabilitatif, promotif, dan kuratif atau penyembuhan. Kesemua layanan itu ditujukan bagi mustahik khususnya fakir miskin dengan sistem keanggotaan dan diberikan tanpa dipungut biaya.
Sementara untuk lahan tempat berdiri RSB dengan memanfaatkan lahan wakaf. Di jakarta menggunakan tanah wakaf Masjid Sunda Kelapa, di Yogyakarta berasal dari tanah wakaf Universitas Islam Indonesia. di Sidoarjo dari Yayasan Al Chusnaini, serta UMI di Makassar. Dana zakat yang ditunaikan para muzaki melalui BAZNAS digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional medis dan non medis.
Tercatat di tahun 2015, tiap Rumah Sehat BAZNAS rata-rata menerima kunjungan sebanyak 50 ribu kali. Namun hal ini tidak berlaku bagi RSB Pangkalpinang. Sebab RSB ini terbilang baru dan berjalan kurang dari setahun.
Model pelayanan Rumah Sehat BAZNAS diberikan dalam bentuk Pelayanan dalam Ruang berupa Konsultasi Psikologi, Layanan Dokter Spesialis, Unit Gawat Darurat, Dokter Umum, Khitanan Massal, Ruang Rawat Inap, Unit Laboratorium, Pelayanan Ambulans, Unit Farmasi.
Berdirinya Rumah Sehat BAZNAS di berbagai daerah merupakan hasil kerja sama BAZNAS dengan berbagai pihak. Dana pembangunanya disokong dari dana Corporate Social Responsibility (CSR). Diantaranya berasal dari sejumlah Badan usaha milik negara (BUMN) yakni pertamina, PGN, serta PT Timah.
RSB berkomitmen untuk memberikan layanan secara gratis, dengan cara yang humanis dan profesional sebab sehat adalah hak setiap orang, tak terkecuali orang yang kekurangan secara ekonomi. Pembangunan RSB ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat kurang mampu memperoleh akses kesehatan. Rajab - Ramadhan 1437 H
13
Program Baznas Direktur Rumah Sehat BAZNAS Jakarta, dr Meizi Fachrizal Achmad, mengatakan, jaminan kemudahan itu diberikan kepada para pasien melalui pengurusan member yang sederhana dan seluruh pelayanan kesehatan seperti poli, laboratorium, radiologi, apotik, IGD dan rawat inap yang berada pada satu lokasi. “Untuk mendapat pelayanan medis, tak perlu mengisi berkas macam-macam, hanya tinggal menunjukkan kartu peserta. Bahkan bagi kasus darurat, pasien tidak perlu menunjukkan kartu tersebut,” katanya. Kartu peserta diperoleh dengan mendaftarkan diri dengan menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga
Program Baznas dan Surat Keterangan Tidak Mampu. Petugas akan melakukan survei untuk memastikan pasien betul-betul dari kalangan kurang mampu. Di RSB Yogyakarta, Layanan Poli Umum buka hari Senin-Sabtu dari 08.00-20.00 WIB dan hari Minggu dari 08.00-14.00 WIB. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Poli Umum pada bulan Desember 2015 berjumlah 1.960 pasien yang didominasi oleh anak-anak dan lansia. Layanan Luar Ruang menjadi pintu masuk dalam melayani masyarakat pelosok. Seperti kegiatan penyuluhan hipertensi yang dilakukan RSB Makassar, konsep Layanan Luar Ruang RSB dengan melakukan “jemput bola” bertujuan untuk
memudahkan masyarakat kurang mampu di kawasan terpencil untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Model Pelayanan Luar Ruang antara lain meliputi Pondok Sehat Terpadu untuk memudahkan masyarakat kurang mampu di kawasan terpencil untuk Anak gizi buruk, Masyarakat Tanggap Bencana, Program Anak Sekolah Sehat untuk siswa Guru Sekolah, Orang Tua, dan Penjual Kantin Sekolah serta Program Dokter Keluarga Pra Sejahtera. Layanan Luar Ruang Gedung di tiap RSB menjangkau hingga keluar kota, seperti RSB Sidoarjo yang melayani hingga Kabupaten Sidoarjo, Malang, Jombang, Kediri, Pasuruan, Gresik dan Lamongan.
di Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Acara tersebut diikuti sejumlah Pegawai Kemenristek Dikti. Sebanyak 300 Pegawai dari staf hingga pejabat eselon satu nampak antusias mendengarkan sosialisasi yang disampaikan.
Baznas ajak pegawai Kemenristek dikti berzakat
B
AZNAS terus menggalakkan potensi zakat di berbagai lembaga negara. Hal itu sesuai dengan Inpres NO. 3 tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Kementrian dan Lembaga.
14
Juni 2016 M
Harapannya manfaat zakat dapat lebih banyak dirasakan oleh masyarakat. Mewujudkan hal tersebut, Kamis (14/4) BAZNAS melakukan sosialisasi
Dalam kesempatan itu, narasumber dari BAZNAS diisi langsung oleh ketuan BAZNAS Prof. Bambang Sudibyo dan anggota BAZNAS Emmy Hamidiyah. Dilihat dari potensinya, zakat di Kemenristek Dikti berkisar Rp 200 juta per bulan dari 1.200 pegawai kemenristek dikti telah pada nishab zakat. Selain sosialisasi, upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan pengumpulan zakat ialah dengan mendorong Menteri membuat surat edaran kepada para pegawai untuk menunaikan ibadah zakatnya.
Ufia Serahkan Infak Pelanggannya Sebesar Rp142 Juta ke BAZNAS PT Ufia Tirta Mulia, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) syariah pertama di Indonesia, menyerahkan infak pelanggannya sebesar Rp142 juta melalui BAZNAS yang secara simbolis diterima oleh Wakil Ketua BAZNAS Zainulbahar Noor. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Ufia yang telah memberikan kepercayaan kepada BAZNAS untuk menerima infak pelanggan Ufia. Ka mi akan menyerahkannya kembali
ke pa da yang berhak menerimanya. Semoga Ufia diberkahi Allah SWT, ”kata Zainulbahar pada acara serah terima infak pelanggan Ufia tersebut yang berlangsung di kantor BAZNAS, Gedung Arthaloka, Jakarta, Kamis (26/5). Menurut pimpinan dan pemilik Ufia H. Ardju Fahadania, MSc, infak pelanggan itu berasal dari penjualan setiap 1 liter air minum Ufia yang sebesar Rp15-nya dipotong untuk infak. ‘Jumlah infak pelanggan Ufia pada 2015 ini lebih tinggi dari tahun 2014 yang
BAZNAS Tanggap Bencana Bantu Korban Banjir Jawa Tengah
T
im BAZNAS Tanggap Bencana bergerak menuju wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah. Tim terdiri dari tiga kelompok yang masingmasing akan fokus pada penanganan rescue dan evakuasi korban yang saat ini masih berlangsung. Tim A bergerak menuju lokasi banjir dan tanah longsor di Purworejo dan banjir bandang Kebumen. Tim B akan ke lokasi banjir meluap di wilayah Surakarta dan sekitarnya dari luapan Sungai Bengawan Solo sedangkan Tim C akan bergerak ke lokasi tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara. BAZNAS berkomitmen untuk mem
bantu meringankan penderitaan para korban bencana dengan menyalurkan berbagai bantuan senilai Rp1 Miliar. BAZNAS akan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti BAZNAS di daerah setempat, Lembaga Amil Zakat (LAZ), BASARNAS dan BNPB.
hanya Rp60 juta,”kata Ardju yang berwirausaha sejak 1998 itu. Dia berharap, usahanya yang bersem boyan minum UFIA bermineral sambil beramal bisa berkembang pesat sehingga bisa berpartisipasi dalam pengentasan kemiskinan. “Untuk itu, Ufia terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan masyarkat. Mohon doa dan dukungan kaum muslimin agar pelanggan kami meningkat sehingga infak perusahaan juga meningkat,” kata Ardju yang pernah bekerja di industri sepatu Bata dan Nike.
BRI 050401000240301, Mandiri 0700001877773 atas nama BAZNAS. Informasi lapangan dapat diperoleh dari Fikri 08170742004.
“Kami akan menggerakkan BAZ NAS Provinsi dan Kabupaten/ Kota dan LAZ. Kami juga akan berkoordinasi dengan BASARNAS dan BNPB,” ujar ketua BAZNAS Prof. Dr. Bambang Sudibyo Pa ra korban sangat membutuhkan per tolongan. BAZNAS membuka Dom pet bencana di Nomor rekening: BCA 6860 1485 77, Rajab - Ramadhan 1437
15
Program Baznas
Program BAZNAS
Baznas dan CIMB Niaga Syariah Majukan Petani Bali
P
Zakat Community Development (ZCD) Baznas
rogram
kembali menerima penyaluran dana
Corporate
Social
Responsibility
(CSR) dari Bank CIMB Niaga Syariah. Dana CSR tersebut ditujukan untuk pemberdayaan petani di Desa Candi Kuning II, Baturiti Bedugul Kabupaten Tabanan, Bali. Penyaluran dana tahap dua ini sebesar Rp 96 juta. Fokus program yang dikembangkan meliputi penambahan jumlah penerima manfaat, program intensifikasi lahan tanam, modal usaha, serta pelatihan dan pendampingan pasca panen. Berjalannya program ZCD dengan kegiatan pertanian dan pemberian
modal di kawasan minoritas muslim itu telah dirasakan manfaatnya oleh 30 kepala keluarga.
Head of Syariah Banking PT CIMB Niaga Tbk, Rusdi Dahardin berharap petani-petani Muslim di Bedugul, Bali dapat lebih sejahtera secara finansial dan moral, dengan bimbingan dan edukasi dari BAZNAS. CIMB Niaga Syariah berkomitmen untuk membantu masyarakat di bidang ekonomi, selama ini sebaran bantuan CSR untuk masyarakat pedesaan dan pinggiran kota. Setelah ini perusahaan tersebut akan fokus untuk melakukan pemberdayaan nelayan di pesisir.
BAZNAS Tanggap Bencana Beri Pelatihan Evakuasi
Kepala Divisi Pendayagunaan dan Pendistribusian BAZNAS, Deni Hidayat mengatakan, BTB bergerak pada kegiatan penanggulangan bencana yang merupakan salah satu penyebab kemiskinan."Pada saat bencana emergency respond BTB tetap terjun sebagai starting point kegiatan untuk menyisir kepada perikehidupan masyarakat terdampak," katanya.
AZNAS Tanggap Bencana (BTB) memberikan pelatihan evakuasi bencana kepada tenaga-tenaga medis Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Jakarta berupa pertolongan pertama menghadapi bencana yang terjadi di dalam gedung, seperti evakuasi orang terjebak di dalam lift, cara aman memapah korban, dan penyelamatan kebakaran, Kamis, 25 Mei 2016.
Fokus aksi recovery terhadap perikehidupan masyarakat terdampak, antara lain, menghidupkan kembali perekonomian yang terganggu akibat bencana, seperti UKM, pasar yang memerlukan perbaikan dengan pendekatan Disaster Lossed Asset (DLA) untuk menghitung dan merencanakan program recovery.
B
16
Juni 2016 M
Program ZCD adalah program pengembangan komunitas dengan mengintegrasikan aspek sosial (pendidikan, kesehatan, agama, lingkungan, dan aspek sosial lainnya) dan aspek ekonomi secara komprehensif yang pendanaan utamanya bersumber dari zakat, infak, dan sedekah sehingga terwujud masyarakat sejahtera dan mandiri. Saat ini BAZNAS bekerja sama dengan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/ Kota telah membangun program tersebut di 49 titik tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
Zakat Entaskan 1% Kemiskinan Indonesia
B
adan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) makin menguatkan sinergi pengelolaan zakat nasional dalam mencapai tujuan bersama, kemakmuran umat. Sinergi tersebut dibahas dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LAZ yang dilaksanakan pada Rabu (25/5) di Jakarta. Acara tersebut diikuti oleh 29 LAZ, di antaranya, telah mendapat pengukuhan dari Kementerian Agama, sebagian telah mendapat izin, yang lainnya memperoleh rekomendasi dari BAZNAS dan
organisasi massa besar berpotensi mendirikan LAZ.
yang
Ketua BAZNAS Prof. Dr Bambang Sudibyo, MBA, CA mengatakan, sinergi dilakukan agar dampak dari gerakan zakat menjadi terarah dan efektif.“Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) yang dikumpulkan oleh pengelola zakat resmi berpotensi untuk mengentaskan kemiskinan sebanyak 280.000 jiwa atau 1% dari jumlah penduduk miskin Indonesia,” katanya. Jumlah tersebut dibagi porsi sesuai pemetaan kekuatan masingmasing, yaitu kepada BAZNAS 10%,
BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/ Kota 50% dan Lembaga Amil Zakat 40%. Sedangkan dana ZIS yang diperlukan untuk mengangkat derajat para mustahik tersebut sebanyak Rp5 triliun yang dibagi sesuai porsi dan kekuatan BAZNAS, BAZNAS di daerah dan LAZ Nasional. Selain pembahasan mengenai strategi nasional pengelola zakat 2016-2020, disampaikan pula Key Performace Indicator (KPI) BAZNAS 2016-2020 dan implikasinya pada KPI LAZ. BAZNAS juga melakukan sosialisasi pelaporan dan sinergi dengan Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (SIMBA). Rajab - Ramadhan 1437 H
17
Profil Bazda
Profil Bazda
Klinik Al Afiyah Baznas
Perda Zakat Tingkatkan Penghimpunan BAZNAS Sumsel
Mudahkan Masyarakat OKU Nikmati Pengobatan Berkualitas
Adanya hubungan harmonis antara pengurus BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/ kota dan penentu kebijakan di daerah, seperti gubernur dan bupati/walikota, dapat mempermudah dan memperlancar penglolaan zakat, sehingga pengumpulan dan penyaluran zakat bisa dilakukan secara optimal. “Kalau soal kelembagaan kami diberikan kemudahan karena pengurus dekat dengan penentu kebijakan daerah sehingga berbagai usulan-usulan kami dengan mudah ditangkap. Masyarakat pun merespon program kami dengan baik pula,” kata Wakil Ketua III BAZNAS Sumsel Drs. H. Ardi Husin di sela-sela pentupan Rakornas BAZNAS di Hotel Millenium, Jakarta, 12 mei 2016. Menurut Ardi, dengan adanya kemudahan itu, pada 2015, BAZNAS Sumsel mampu meraih penghimpunan sesuai dengan target, yaitu Rp2,1 miliar. “Ini bisa dicapai karena kami didukung Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang oleh gubernur ditekankan untuk membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Selain itu, juga ada peraturan daerah (Perda) dan surat edaran (SE) gubernur tentang kewajiban pegawai negeri sipil (PNS) untuk membayar zakat. Dengan kemudahan ini, insya Allah target penghimpunan pada 2016 sebesar Rp3 miliar bisa tercapai,” kata Ardi yang didampingi Wakil Ketua IV BAZNAS Sumsel Drs. H.M. Teguh Shobri. Kesuksesan BAZNAS Sumsel dalam mengelola zakat tentu tak hanya karena adanya kemudahan itu, tapi juga karena adanya dukungan
18
Juni 2016 M
sumber daya manusia (SDM)-nya. Pengurusnya yang berjumlah 5 orang ditambah pelaksana 10 orang adalah tenaga-tenaga baru-baru yang energik dan berpendidikan minimal dari Diploma 3 dengan berbagai keahlian, antara lain syariah, hukum, akuntansi, keuangan, dan manajemen. Dalam hal pengumpulan zakat, pada 2009, BAZNAS Sumsel mendapatkan Award Pengumpulan BAZNAS Tercepat se-Indonesia. “Prestasi ini bisa diraih karena Gubernur Sumsel ketika itu aktif meminta apa saja yang bisa beliau bantu untuk kebangkitan zakat, misalnya, surat yang harus beliau tanda tangani. Dengan adanya keputusan gubernur tentang zakat, pengumpulan zakat melonjak cepat,” kata Teguh Shobri. Dalam hal program penyaluran, BAZNAS Sumsel mengadopsi yang ada di BAZNAS, seperti Sumsel Sehat, yaitu pemberian bantuan kesehatan; Sumsel Makmur, yaitu pemberian tambahan modal untuk pedagang kecil; Sumsel Cerdas, yaitu pemberian bantuan pendidikan untuk warga yang tidak mampu, seperti binaan pesantren tahfiz; Sumsel Takwa, yaitu pengiriman da’i ke beberapa daerah untuk bina masyarakat dan bina mualaf; dan
“Saat ini BAZNAS sedang meng himpun infaq, dari para Pegawai Ne geri Sipil (PNS) Pemkab OKU dan masih terus mensosialisasikan zakat bagi masyarakat yang peng hasilannya mencapai nishob untuk merealisasikan pembelian ambu lans,”ujarnya.
Sumsel Peduli, yaitu pemberian bantuan bagi masyarakat yang terkena musibah, seperti kebakaran dan banjir. Program-program tersebut sudah dilakukan 3 atau 4 tahun lalu. Tahun ini, kata Ardi, ada penambahan program, yaitu Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) untuk keluarga mskin. “Kami sedang merekrut calon mahasiswa yang punya potensi, tapi dari sisi ekonomi masih lemah. Jumlahnya, kami berkomitmen untuk tahun 2016 ini membiayai SPP 50 orang mahasiswa. Dananya dibayarkan ke lembaga pendidikan, tidak langsung kepada mahasiswa yang bersangkutan,” jelas Ardi. Ketika ditanya program unggulan, Ardi menyebut program Sumsel Takwa. “Sebenarnya semua program unggulan, tapi Sumsel Takwa ini diharapkan jadi program rintisan. Untuk tahun 2016 ada 12 orang dai yang dikirim. Dari 17 kabupaten, tadinya tiap kabupaten seorang dai, tapi ada kabupaten yang belum siap. Jadi, ada kabupaten yang dapat dua orang dai, ada yg satu. Dengan adanya progam ini suasana keagamaan di desa lebih semarak dan respon masyarakat terhadap program ini tinggi. Ini juga mendukung pengumpulan zakat,”kata Ardi.
Menurut Admiathi Somad, kini klinik membutuhkan ambulans untuk mengantar atau menjemput pasien serta memberikan layanan rujukan pada rumah sakit yang lebih besar. Layanan ambulans yang disediakan oleh rumah sakit pemerintah maupun swasta di OKU Timur terbatas sehingga banyak warga yang harus menyewa mobil angkutan umum jika akan berobat ke Klinik Al-Afiyah atau dirujuk ke rumah sakit lain.
M
ewujudkan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat secara cuma-cuma bagi kaum dhuafa, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Ogan Komering Ulu (OKU) meresmikan Klinik Al-afiyah Baznas, Rabu (27/1).
Klinik kesehatan tersebut beralamat di Jalan Garuda, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Baturaja Timur. Pendirian dari klinik itu dibiayai dari dana zakat yang terhimpun dari masyarakat sekitar. Pelayanan dari klinik tersebut di antara menangani pelayanan emergency (darurat), pelayanan umum, keluarga berencana (KB) dan fisioterapi. Untuk operasional, klinik ini dijalankan oleh dua orang dokter umum dibantu oleh tiga perawat, dua bidan, satu tenaga farmasi dan satu orang administrasi. Ketua BAZNAS OKU Admiathi Somad menjelaskan lokasi klinik terbilang strategis. Karena lokasinya berada di komplek Islamic Center Kabupaten OKU. Sehingga masyarakat mudah untuk mengaksesnya dari berbagai penjuru kota kecil itu.
“Klinik seperti inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tingkat kunjungan nya mencapai ratusan pasien setiap hari, baik masyarakat umum maupun yang kurang mampu,” terangnya. Pada Februari lalu, Klinik Al-Afiyah juga membantu biaya pengobatan dua orang penderita pasien tumor ganas. Mereka dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sutowo Baturaja dan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Mohammad Husen Palembang untuk menjalani operasi. Pasien pertama adalah Siti Khofifah, seorang balita berusia 40 hari, anak pasangan Ribut dan Iswati, warga Dusun Sumber Jaya, Kelurahan Sepancar Lawang Kulon, Kecamatan Baturaja Timur. Pasien itu menderita tumor ganas di bagian leher. Pasien lainnya bernama Nurma, warga Kelurahan Talang Jawa, Kecamatan Baturaja Barat yang juga menderita Tumor ganas di bagian perutnya. Klinik juga memberikan operasi katarak gratis.
Pejabat (Pj) Bupati OKU Maulan Aklil mengatakan, awalnya dirinya pesimistis bisa mendirikan klinik ini karena ketiadaan dana. Namun rencana pendirian klinik ini ternyata didukung oleh banyak pihak dengan mengirimkan bantuan. “Selagi ada niat baik akhirnya Klinik Al-Afiyah berhasil berdiri. Alham dulillah banyak yang menyumbang mulai obat, dokter dan perawat gratis,” ujarnya. Perwakilan BAZNAS Sumsel, M Teguh Sobri mengatakan, Klinik AlAfiyah adalah klinik yang memberikan pelayanan kesehatan secara cumacuma pertama kali di Sumatera Selatan. Selanjutnya diharapkan bisa berkembang menjadi Rumah Sehat BAZNAS, yaitu layanan kesehatan gratis setara rumah sakit bagi warga kurang mampu. “Di Sumsel semua persiapan untuk mendirikan Rumah Sehat ini sudah dilakukan, namun hingga kini pihaknya belum bisa menyediakan lahan, padahal hanya 800 meter persegi,”ujarnya.
Rajab - Ramadhan 1437 H
19
Kabar Bazda
Laporan Simba
Petani Balikpapan
Nikmati Segarnya Manfaat ZCD Buah Naga
Data Penghimpunan dan Pendayagunaan Zakat Baznas Se-Indonesia Penghimpunan
Penyaluran
Daya Serap
111.484.410.167
102.717.485.855
92.14%
feed at 15:41 WIB
feed at 15:41 WIB
feed at 15:41 WIB
and counting...
and counting...
Penghimpunan
and counting...
Proporsi Penghimpunan ZIS
Perolehan Data Penghimpunan Nasional
L
ahan pertanian di Kalimantan berpotensi tinggi namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan tanaman yang cocok untuk kawasan itu salah satunya dengan buah tropis berupa buah naga. Tanaman itu menjadi unggulan program ZCD Kota Balikpapan. Pemanfaatan buah naga mencapai lima ribu hektare. Program ini juga telah membantu lebih dari 100 buruh tani di kota itu, untuk memanen hasil tanamnya sendiri dan menikmati hasil dari budidaya buah naga. Anggota BAZNAS, Ir Nana Mintarti mengatakan, petani yang menjadi mustahik program nasional BAZNAS ini memiliki etos kerja yang tinggi, sebuah modal berharga untuk mengajak maju bersama menuju kehidupan yang lebih baik. Petani buah naga di Balikpapan telah beberapa kali memanen
20
Juni 2016 M
dengan penghasilan 8 juta Rupiah setiap panen. Program ini sukses berjalan karena dua hal penting yaitu pendampingan dan penguatan sektor hilir. “Pendampingan akan berjalan baik apabila figur seorang pendamping dan etos kerjanya exellent. Alhamdulillah, ZCD BAZNAS Kota Balikpapan mempunyai pendamping yang memiliki jiwa kewirausahaan-sosial,” katanya di sela kunjungan ke lokasi kebun buah naga bersama para peserta Workshop Program ZCD Regional Kalimantan, Minggu (28/2). Pendamping tersebut merupakan seorang lulusan sarjana pertanian yang kembali ke desanya dan menjadi petani dan selama ini aktif dalam menginisiasi lembaga keuangan mikro agar petani mudah mendapatkan akses permodalan pada musim tanam berikutnya.
Selain itu, hasil panen buah naga juga sudah dinanti oleh koperasi petani yang membeli dengan harga yang baik sehingga petani terhindar dari ancaman harga yang jatuh terpuruk. Dua hal ini menjadi perhatian dalam Workshop Program ZCD Regional Kalimatan yang diikuti oleh 30 peserta dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Sebab dua hal inilah yang akan menentukan besarnya dampak yang dinikmati oleh mustahik program tersebut. Di wilayah Kalimantan saat ini terdapat 8 titik ZCD, dan segera akan bertambah 4 titik di Kalimantan Timur pada tahun ini. Secara nasional, program ZCD telah dilaksanakan di 49 daerah di Indonesia dengan program utama penguatan ekonomi, seperti pertanian dan peternakan.
Rupiah (dalam jutaan)
30,000
Zakat Infak
22,500
24.2%
15,000
75.8%
7,500 0 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Bulan
Nov
Des
Zakat
feed at 15:41 WIB
feed at 15:41 WIB
Proporsi Program Penyaluran
5.2% 6.2 %
Infak
Target (Dalam Milyaran Rupiah)
12.4%
Target
9.8%
19.5%
9.9%
0
37%
ZCD
RMB
feed at 15:41 WIB
5000
111.484 RCAB
feed at 14:52 WIB
Rajab - Ramadhan 1437 H
21
Bangkit
Bangkit SD Cibarani dengan kegiatan belajar kelas sore. Namun hal itu hanya bertahan satu semester saja.
Bangkitnya Sekolah Gratis di Desa Terpencil Pandeglang Sekolahnya memang minim fasilitas dan berada di kawasan terpencil di Pandeglang. Akan tetapi, besar manfaatnya, terutama bagi ana-anak dari keluarga tak mampu. Sebab, mereka bisa bersekolah di sana secara gratis dan mendapatkan seragam gratis pula.
I
tulah Sekolah Menengah Kejuruan Karya Bakti Mandiri (SMK KBM) yang menjadi satu-satunya sekolah lanjutan tingkat atas bagi siswa yang yang tinggal di antara tiga desa, yaitu Desa Cibarani, Desa Cisereh, dan Desa Kubang Kondang di Kecamatan Cisata, Pandeglang. Jarak sekolah yang baru-baru ini mendapat bantuan dana dari BAZNAS sebesar Rp107 juta itu dari pusat Kecamatan Cisata sekitar 25 km. Menurut penggagas SMK KBM Dede Rohimin, pada awalnya SMK ini didirikan untuk mendekatkan jarak fasilitas pendidikan dengan anak-anak usia sekolah di tiga desa
22
Juni 2016 M
itu, khususnya dari kalangan tak berpunya. Apalagi, jumlah anak-anak yang sudah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kawasan ini cukup banyak. Mereka lulus dari tiga sekolah lanjutan pertama, yaitu MTS Cibarani, SMPN 1 Cisata, SMPN 3 Cisata dan MTS Muhammadiyah Kubang Kondang. ”Saya lihat kebanyakan dari mereka putus sekolah dan memilih bekerja merantau ke ibu kota. Sebagian anakanak perempuan juga memutuskan untuk menjadi pembantu,” terangnya. Kepada majalah BAZNAS pria asli Pandeglang itu menceritakan,
semula SMK itu merupakan kelas jarak jauh dari SMK Karya Bakti di Kecamatan Pagelaran yang didirikan pada 2012. Siswa pertama yang mendaftar tercatat hanya 17 orang. Setelah berusia empat tahun, SMK KBM Cisata berdiri mandiri dari SMK Karya Bakti Pagelaran dengan cara membuat Yayasan yang bernama Yayasan Attoriiqo Mahmudan.
Sekolah yang masih mengajukan izin itu kemudian terpaksa pindah ke rumah orang tua Dede Rohimin. Proses belajar memanfaatkan ruang yang terbatas dan seadanya. Minimnya berbagai fasiltas bangunan yang dimiliki membuat SMK KBM dianggap kurang layak untuk beroperasi. Bahkan dalam kunjungan dari Dinas Pendidikan setempat, jika kelayakan fasilitas tidak terpenuhi maka sekolah terpaksa tak boleh dijalankan. Pada perkembangannya, yayasan mendapatkan tanah wakaf seluas 1.192 m2 dengan harga Rp25 juta, namun baru dibayar Rp10 juta. Kini sekolah memerlukan lahan tambahan 1.808 m2 dengan harga Rp45 juta. Pembangunan sekolah tersebut berlokasi sekitar 300 meter dari rumah orang tua Dede Rohimin yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan sekolah. Gambaran fasilitas yang dimiliki oleh SMK KBM ini yakni hanya memiliki tiga komputer, 73 bangku, dan buku-buku seadanya. Dana
bantuan
BAZNAS
akan
digunakan untuk melunasi pembelian tanah wakaf, hutang bahan bangunan, finishing dua ruang kelas, pembangunan satu ruang kelas dan satu ruang guru, serta membantu insentif guru selama satu tahun. Selain itu, saat ini SMK KBM Cisata memiliki tenaga pengajar sebanyak 15 orang. Sejauh ini, Yayasan belum bisa memberikan upah mengajar yang layak. Mereka baru mendapatkan insentif bulanan sekitar Rp 100.000-200.000, jumlah sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Pria bergelar sarjana pendidikan Islam itu menyebut simpati masyarakat terhadap sekolah kejuruan itu semakin meningkat. Dia menyebutkan semula banyak masyarakat yang berpandangan kurang baik terhadap usahanya tersebut. Namun kini masyarakat mulai mendukung dan mempercayakan pendidikan anaknya ke SMK KBM. Saat ini, siswa dari SMK dengan jurusan teknik komputer itu berjumlah 134 orang. Jumlah tersebut termasuk 79 calon siswa baru. Pria yang juga sempat berbisnis itu mengatakan pendidikan di SMK KBM tidak
ditarik biaya. Dede memilih untuk membebasbiayakan bagi anak-anak yang sekolah di SMK tersebut. Selain itu, tambahnya, siswa baru juga mendapatkan seragam gratis. Pendidik kelahiran 1980 itu mengakui tidak mudah untuk menjalankan sekolah seperti yang tengah dilakukannya saat ini. Dia mengaku tidak sedikit hal yang harus dikorbankan agar pendidikan bagi anak di Pandeglang bisa terus berlangsung. ”Rasanya ada kepuasan tersendiri lewat pendidikan bisa membantu orang lain. Ikhlas itu dimulai dengan terpaksa,” jelasnya. Ke depan dia berharap, angka putus sekolah yang tinggi di daerahnya itu bisa terus terkikis. Selain itu, dengan berdirinya sekolah kejuruan itu potensi yang ada pada siswa bisa terangkat. Sehingga anak menjadi lebih mandiri. Petugas penyaluran zakat BAZNAS Iman Damara mengatakan, sekolah ini memenuhi dua kriteria penerima zakat. Pertama dari sisi siswa mereka adalah ashnaf fakir miskin, sementara dari segi para guru mereka adalah ashnaf fiisabilillah.
Hingga saat ini SMK KBM Cisata telah meluluskan satu angkatan siswa pada 2015. Jumlah siswa SMK ini sebanyak 76 siswa dengan perincian, Kelas X sebanyak 38 orang ; Kelas XI sebanyak 19 orang ; Kelas XII sebanyak 19 orang. Meskipun banyak keterbatasan, sekolah yang minim fasilitas itu mencoba terus berjalan. Tercatat sudah empat kali SMK KBM berpindah tempat. Sebelumnya SMK KBM pernah menumpang bangunan
Rajab - Ramadhan 1437 H
23
Mudahnya Berzakat di BAZNAS Muzaki Corner
Layanan Jemput Zakat
Dapat anda download aplikasinya di
Kami Siap Jemput ZAKAT Anda
08787-7373-555 Hotline
3904555 Belanja sambil Berzakat
Salurkan zakat anda di rekening Bank berikut CABANG
REKENING ZAKAT
REKENING INFAK
070-00 -0185555-5
070 00 0187777 3
Thamrin
700 1325498
700 1334 756
Jakarta Prapatan
0029 2855 58
0029 2829 77
Ciracas
0058 3323 62
0058 3323 70
Kwitang
6860 1487 55
6860 1485 77
011-555510
011-777710
KP Sudirman
301 007 0753
301 007 0752
Jakarta
2-700-000555
2-700-005777
Jakarta Benhil
009 555 5554
009 577 7779
Jakarta Benhil
098 888 8819
098 888 8819
Plaza Mandiri
syariah
Jatinegara
(Dollar)
Pondok Indah
971 0064 55
971 0078 77
Melawai
8800255-01-6
8800277-01-0
Kuningan
10000 15559
10000 17779
Harmoni
7011 0011 55
7011 0016 77
Jakarta Benhil
1000 783214
1000782854
KP Kuningan
127.80.0001.555
127.80.0001.977
502.01.0011 8.00.9
502.01.0011.9005
081 00000 111
081 00000 777
Sudirman Rekening Ponsel KP Cik Ditiro KC Bekasi KP Operasional Senayan Bank Panin Syariah
24
Juni 2016 M
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan motto Kebangkitan Zakat, kini ingin melayani lebih baik dengan memberi kemudahan berzakat kepada kaum muslimin dan muslimat. Inilah sejumlah layanan Kemudahan Zakat BAZNAS di Bulan Ramadhan. REKENING ZAKAT BAZNAS BNI Syariah 0095555554 BCA 6860158755 Mandiri 0700001855565 BRI Syariah 1000783214 LAYANAN JEMPUT ZAKAT BAZNAS
Rekening Bank BANK
Inilah Layanan Kemudahan Zakat Melalui BAZNAS
990 00 23 828
990 00 47 964
006.01.01.00555.5
006.01.01.00777.7
500.100.555.3
500.100.777.0
1009001189
-
Dengan berbelanja di
Contact Center +62213904555 +6287877373555 KONTER ZAKAT BAZNAS
Anda telah ikut meringankan beban saudara kita
Plaza Semanggi Plaza Senayan Tangerang City Mall Mall Kelapa Gading The Breeze BSD City Emporium Mall Pluit Summarecon Mal Bekasi Metropolitan Mall Transmart Cilandak Plaza Festival Kuningan Pondok Indah Mall Pasific Place Kementerian Keuangan RI Gedung Juanda 2 Kementerian Keuangan RI Gedung Radius Prawiro Ratu Plaza Sudirman Kementerian Pendidikan dan Budaya RI Masjid At-Tholibin Menara Karya
Menara Kadin Masjid Yusuf The Energy Building Aneka Tambang Indofood Tower Masjid Nursiah Surya Paloh Metro TV Teras Metro TV KPP Kalibata Equity Tower Dirjen Pajak Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Masjid Baitussalam Gedung Arthaloka BPJS Kesehatan PHE Tower
MENU ZAKAT BAZNAS DI ATM
Bank Muamalat Bank Mandiri Bank BNI Syariah Bank BRI Syariah Bank BTN Bank BTN Syariah Bank Sinarmas Bank Sinarmas Syariah
ZAKAT PAYROLL SYSTEM Layanan kemudahan zakat melalui kerjasama otomatisasi zakat dari penghasilan atau gaji, sehingga setiap pemerimaan gaji sudah bersih dari kewajiban zakat. Info Hub Sdr. Budi Setiawan +6281310158841
BAZNAS CHARITY STORE Plaza Semanggi Pusat Barang Bekas Berkualitas, menjual memorabilia tokoh dan public figur. Seluruh penjualan didonasikan untuk bantuan kemanusiaan dan korban bencana. Masyarakat juga dapat berdonasi menyumbang barang bekas. Info hubungi Sdr. Rulli +6281399366685 (Phone/WA) PAKET RAMADHAN BAHAGIA Hanya dengan Rp 200.000,- anda sudah memberi bantuan sembako & kebutuhan ramadhan kepada masyarakat miskin. Kami langsung mengantarkannya ke tujuan dengan kerjasama GO-JEK. Infak paket ini hubungi Sdr. Deasy +6281586419093 Seluruh dana yang terhimpun akan disalurkan untuk bantuan bagi mereka sangat membutuhkan melalui program bantuan produktif, bantuan sosial, dan dakwah/advokasi. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas BAZNAS dalam menjalankan tugasnya diawasi internal Audit, diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, Audit Management ISO dan dibawah pengawasan Irjen Kementerian BNN Agama RI.
Salam Kebangkitan Zakat. BAZNAS
Rajab - Ramadhan 1437 H
25
Zakat Dunia
Zakat Dunia “Kami memberikan pelaya nan yang meliputi pendidikan, peng hitungan zakat, penghimpunan dan pendistribusian zakat untuk keun tungan atau kepentingan penerima zakat (mustahik) lokal atau setempat,”kata penyandang gelar MA bidang Ekonomi dan Manajemen dari Cambridge University, London, itu, kepada Muslimview baru-baru ini.
Badan Amil Zakat di Inggris Bantu Pengungsi dan Tunawisma
Sejak didirikan pada 2011, NZF telah mendistribusikan lebih dari 3 juta poundsterling dana zakatnya untuk para mustahik. “Melalui dana bantuan biaya hidup, kami telah mentransformasi kehidupan 3000 keluarga dan individu dalam mengatasi kesulitan keuangannya. Kami juga telah melaksanakan 3 proyek pembangunan shelter untuk para Muslimah yang tak punya rumah (tunawisma),”ujar Iqbal yang juga pimpinan di Muslim Council of Britain’s UK Refugee . Untuk meningkatkan kesadaran ko mu nitas Muslim di Inggris dalam membayar zakat, NZF melakukan program penyadaran zakat dengan kampa nye zakat melalui berbagai media, baik cetak, elektronik maupun digital. Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan organisasi-organisasi komunitas Muslim dan masjid-masjid.
Serangan penghancuran dua menara kembar World Trade Center (WTC), New York, Amerika Serikat (AS) pada 11 Sepetember 2001 atau dikenal dengan 9/11, memang menghadirkan kebencian dan ketakutan terhadap Islam (Islamphobia), sehingga diperkirakan, Islam akan ditinggalkan oleh pemeluknya dan kemudian jumlah Muslim di AS dan Eropa akan menurun.
N
amun ternyata, jumlah pemeluk Islam di negara-negara tersebut justru bertambah. Di Inggris, misalnya, menurut salah seorang Muslim dari West Yorkhire, Inggris, Yusuf Ismail Patel, sejak ramainya peristiwa 11/9 di AS, hampir setiap hari ada warga Inggris yang memeluk agama Islam. “Hampir setiap hari saya melihat dan mendengar ada yang masuk Islam di inggris,”kata Patel yang juga pendiri
26
Juni 2016 M
lembaga amal dunia di Inggris, World Charity Organization (WCO) saat kunjungannya ke kantor berita Mi’raj Islamic News Agency (MINA) beberapa waktu lalu. Pernyataan Patel ini dikuatkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Inggris yang menyatakan bahwa jumlah umat Islam di Inggris saat ini ada 3.114.992 orang atau
5,4 persen dari populasi Inggris dan Wales. Pada 1991, jumlahnya hanya 950.000 orang, atau hanya 1,9 persen dari populasi. Dengan semakin banyaknya komunitas Muslim, maka Islam di Inggris semakin bergeliat dengan berbagai aktivitasnya. Salah satunya, aktivitas pengelolaan zakat yang dilakukan oleh The National Zakat
Foundation (NZF). Menurut Chief Excecutive Officer (CEO) NZF, Iqbal Nasim, misi NZF adalah memperkuat dan memperluas ikatan atau hubungan komunitas Muslim dengan zakat serta memperbaiki kondisi dari para anggota komunitas yang paling rawan di seluruh wilayah, termasuk di dalamnya para janda, yatim piatu, pengungsi, lansia, dan tunawisma.
Zakat didistribusikan secara lokal, kata Iqbal lebih lanjut, karena ada ribuan orang di beberapa wilayah di Inggris yang punya kebutuhan mendesak dan mereka tergolong sebagai mustahik. Untuk mempertegas alasannya, Iqbal mengutip sebuah hadits riwayat Bukhari yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah mengutus Muadh bin Jabal ke Yaman dan beliau mengatakan kepada Muadh, “ajari mereka (warga Yaman) bahwa Allah SWT telah mewajibkan kepada mereka untuk membayar zakat
yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan memberikan zakat itu kepada warga miskin di antara mereka”. Dalam hal proporsi pendistribusian zakat, NZF membuat kebijakan, 60-70% dialokasikan untuk mem bantu keluarga dan individu yang membutuhkan dana dalam mengatasi kesulitan hidupnya. 20-30 % dana zakat dialokasikan untuk mendukung program pembangunan shelter bagi Muslimah tuna wisma. Maksimum 10 % dialokasikan untuk biaya adminitrasi program bantuan dana individu dan keluarga mskjin. Menurut Iqbal, seluruh biaya administrasi lainnya menggunakan dana non-zakat atau sedekah. ”Jadi, kami menerima sedekah atau infak yang kemudian kami gunakan untuk berbagai kegiatan atau program yang tidak bisa didanai oleh kontribusi zakat. Di NZF, dana non-zakat ini bisa memperlancar jalannya programprogram. Misalnya, pengembangan semua pendidikan zakat dan alatalat penghitungan zakat didanai oleh dana non-zakat,” tegasnya. Dengan demikian, kata Iqbal, ketika seseorang membayar zakat melalui NZF, berarti NZF membantu orang tersebut melaksanakan kewajibannya sebagai Muslim. Tapi, ketika seseorang memberikan sedekahnya melalui NZF, berarti dia membantu organisasi (NZF) mencapai tujuan organisasi. Dalam hal pembayaran zakat, Iqbal menyarankan agar diusahakan seca ra keras untuk dilaksanakan karena itu sebuah kewajiban dan zakatnya harus dihitung secara tepat. Maka, NZF menyediakan beberapa sumber tentang penghitungan zakat ini, yaitu pada website www.nzforg.uk/ calculator dan www.zakatguide.co.uk.
Rajab - Ramadhan 1437
27
Pernik Ramadhan
BAZNAS CHARITY STORE
Charity Store
Belanja Lebih Baik Sambil Sedekah Donation Zakat Corner Bazar Fashion Hijab Decoration Reused Good Sport Electronic Etc
Date
9 Juni s/d 2 Juli At Lantai LG
Didukung oleh:
Donatur juga bisa berpartisipasi melalui transfer ke: BNI Syariah : 009 00005574 an Badan Amil Zakat nasional (BAZNAS) Hubungi : Ruli Kurniawan : 0813 9956 6685 | 021-390 4 555 Juni 2016 M
28
Seluruh hasil penjualan akan disalurkan ke unit BAZNAS Tanggap Bencana
"pasukan umar bin khattab" disambut tangis bahagia mustahik Ibu Sarini bersama kedua anaknya di depan rumah kontrakannya
P
rogram bagi-bagi zakat secara langsung (door to door) ke para mustahik, yang disebut juga sebagai Program “Pasukan Umar bin Khattab” di-launching BAZNAS begitu seder hana, tanpa hingar-bingar suara musik nasyid dan jepretan kamera media-media nasional. Di sana hanya ada janji dari para amil BAZNAS untuk melayani sepenuh hati para mustahik. Ya, launching Program “Pasukan Umar bin Khatab” di Kantor BAZNAS Jalan Kebon Sirih, 5 Ramadhan 1437 H bertepatan dengan 10 Juni 2016 itu, seakan disambut dingin khalayak. Namun, saat hadir di kampungkampung mustahik yang kumuh dengan rumah yang sempit dan pengap, seperti di Kampung Rawa das, Rt 03/03, Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, “Pasukan Umar bin Khattab” ini disambut dengan hangat, bahkan lebih dari itu, di sana ada deraian air mata haru. Betapa tidak haru, bila masalah pelik yang menjerat mustahik dan sulit diurai, terurai begitu datang “Pasukan Umar bin Khattab”.
rasanya hati saya. Tak ada lagi kata yang bisa saya ucapkan selain alhamdulillah dan terima kasih. Semoga Allah membalas amal kebaikan BAZNAS,” kata Sarini (52) sambil mengusap air mata yang jatuh di pipinya dengan jilbabnya. Janda dengan tiga orang anak itu memang benar-benar terhimpit hidupnya, apalagi bila ia sakit, tak ada yang bisa membantu membiayai hidupnya, seperti yang terjadi belakangan ini. Anaknya yang pertama yang sering membantunya mendapat musibah kecelakaan motor. Lalu, anaknya yang kedua terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempat kerjanya. Kemudian, anaknya yang ketiga yang baru duduk di kelas 4 sekolah dasar (SD) juga sakit. Dalam kondisi seperti itu, terpaksa ia harus meminjam uang ke tetangganya, Rp 1 juta untuk biaya pengobatan dirinya dan Rp1 juta untuk biaya pengobatan anaknya.
sebesar Rp1,4 juta. “Bagaimana bisa bayar kontrakan, anak saya itu sudah setahun menganggur,” kata Sarini sedih. Kesedihan Sarini terhapuskan ketika “Pasukan Umar bin Khattab” juga mau membantu membayarkan utang tunggakan kotrakan Indra. Mata Indra pun berkaca-kaca saat menerima bantuan itu. “Terima kasih kepada BAZNAS. Saya tak bisa membalas kebaikan itu, hanya Allah yang membalasnya. Ya, semoga Allah membalas amal kebaikan BAZNAS,” kata Indra. Yang disebut-sebut BAZNAS oleh Sarini dan Indra tentu adalah para muzaki dan munfik BAZNAS.Ya, memang beruntunglah menjadi muzaki dan munfik karena mereka selalu didoakan amal-amal kebaikannya diterima Allah oleh para mustahiknya.
Tentang penyakit lepra yang diderita Sarini, “Pasukan Umar bin Khattab” Saat ini, Indra Gunawan (25) anak Wilayah Jakarta Timur dan Bekasi kedua Sarini bersama menantunya belum bisa mengatasinya saat itu yang baru melahirkan tinggal bersa juga, tapi akan mengkonsultasikannya manya di rumah kontrakan berukuran ke Rumah Sehat BAZNAS (RSB). 4 x 8 m2. Tentu ini membebaninya. Kebangkitan Zakat Dari rumah Sarini, kemudian mereka Yang lebih membebani pikirannya “Saya benar-benar merasa senang Donatur bisa berpartisipasi dengan membeli voucher melalui tranfer ke: menyusuri bergerak gang-gang BCA : 6860 - 1487 - 55,punya Mandiri utang : 070 - 00 - 0185555 - 5, Bri Syariah : 701 - 3116 - 37555 adalah Indra tunggakan utang-utang saya hari ini dibantu sempit menemui mustahik di sekitar an Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dibayarkan oleh BAZNAS. Lega kotrakan rumah selama 2 bulan Kelurahan Duren Sawit. Rajab - Ramadhan 1437 H
29
Program Ramadhan
Program Ramadhan Hafizh Indonesia, dihadiri pula oleh 100 orang anak yatim.
Program Ramadhan
Langkah Memuliakan Mustahik
Kelima, Program “Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Menengah (UKM) BAZ NAS” diadakan di Tangerang City Kota Tangerang pada 22 Juni 2016.
Selain itu, ada juga Gerakan Devisa Mudik, di seluruh Pulau Jawa pada 25 Juni- 5 Juli 2016. Ini adalah gerakan kampanye memanfaatkan perputaran uang pada masa mudik Lebaran untuk kegiatan produktif di kampung halaman para pemudik. Kampanye ini diisi dengan pelatihan di 10 desa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. "Pasukan Umar bin Khattab"
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggerakkan tim khusus yang diberi nama ”Pasukan Umar bin Khattab” dan bekerja sama dengan ojek dalam jaringan (daring) mencari mustahik (penerima zakat) untuk menyalurkan zakat serta bantuan lain, seperti makanan dan pengobatan.
D
irektur Amil Zakat Nasional BAZNAS Moh. Arifin Pur wakananta mengatakan, ini adalah langkah untuk memuliakan mustahik, agar mereka tidak berebut dan berdesakan mendapatkan haknya. “Pasukan Umar bin Khattab” setiap hari berkeliling wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi menyurvei dan menyalurkan bantuan langsung sesuai kebutuhan mustahik. Pasukan berjumlah 15 orang lengkap dengan akomodasi lima unit mobil. “Pasukan Umar bin Khatab” ini di-launching pada Jumat, 10 Juni 2016 di kantor BAZNAS Jl. Kebon Sirih, Jakarta. Selain itu, BAZNAS juga mengadakan program BAZNAS Peduli Buruh Migran. Program ini diselenggarakan
30
Juni 2016 M
di Victoria Park, Hongkong berupa kegiatan advokasi, seperti penye baran panduan Ramadhan, tausiyah, pelatihan keterampilan psikologi dasar dan buka puasa bersama.
Program lainnya pada Rama dhan ini adalah program Pesan tren Entrepreneur yang diadakan di Lembaga Penjamin Mutu Pendi dikan (LPMP) Pasar Rebo, Jakarta,
21-24 Juni 2016. Ini adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan entrepreneurship bagi mustahik yang memiliki tekad untuk menjadi pengusaha. Kegiatan ini melibatkan para praktisi profesional untuk mencetak entrepreneur muda Muslim yang tangguh, profesional dan berakhlak mulia.
BAZNAS juga menyelenggarakan Teras Sehat Jabodetabek pada 6 Juni-5 Juli 2016. Ini adalah program kesehatan yang bersifat preventif, berupa informasi manfaat puasa bagi kesehatan, ibu hamil dan menyusui, pendidikan anak dan perawatan penyakit.
Untuk memberi kemudahan pembayaran zakat, BAZNAS juga membuka konter Pembayaran Zakat mulai 6 Juni sampai 5 Juli 2016 di 12 mall dan 17 perkantoran di kawasan Jabodetabek. Mallmall tersebut, antara lain, Plaza Senayan, Summarecon Mall Bekasi, Plaza Semanggi, Pondok Indah Mall, dan The Breeze BSD City. Sedangkan, perkantorannya, antara lain, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Aneka Tambang. Selain itu, BAZNAS juga mengadakan serangkaian event dan launching program di mall-mall di Jabodetabek, di antaranya: Pertama, Program Charity Store pada 15 juni 2016 di Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, yang dimeriahkan oleh Terry Puteri. Kedua, Program “Paket Ramadhan Bahagia” yang bekerja sama dengan GOJEK dan dimeriahkan oleh Budi Doremi, diadakan di LA PIAZZA Mall Kelapa Gading Jakarta pada 17 Juni 2016.
Untuk membantu penjual barang bekas meningkatkan taraf hidupnya, pada Ramadhan ini BAZNAS juga menggelar program ReUsed Market di Pasar Loak Kebayoran lama, Jakarta Selatan, mulai 24 Juni hingga 5 Juli 2016.
Lalu, program Hidangan Berkah Ramadhan digelar pada 6 Juni-5 Juli 2016 di Jakarta dan sekitarnya. Ini adalah program penyediaan konsumsi berbuka puasa dan sahur bagi mustahik di lingkungan penduduk miskin, salah satunya di Masjid Terminal Depok yang menjadi hunian anak-anak jalanan.
Ketiga, Meet and Greet dengan artis penyumbang Charity Store dilaksanakan di Plaza Semanggi, Jakarta, pada 18-19 juni 2016. Keempat, Program “Beasiswa BAZNAS” dilaksanakan pada 20 Juni 2016 di Plaza Semanggi, Jakarta. Ini dimeriahkan oleh Dik Doang dan Adi
Keenam, “Layanan Digital Zakat de ngan Kitabisa.com” diadakan pada 24 Juni 2016 dengan dipandu oleh Terry Puteri. Ketujuh, “Gerakan Devisa Mudik” Talk Show dengan tema Makin Sehat dan Produktif dengan Puasa yang dimeriahkan oleh dr. Lula Kamal pada 25 Juni 2016 di Tangerang City, Kota Tangerang. Moh. Arifin Purwakananta menga takan, BAZNAS juga menyediakan program Paket “Ramadhan Bahagia”, yakni memberikan paket berisi ke butuhan sehari-hari. Isi paketnya berupa beras, sembako, makanan kecil. Ada juga makanan produk UKM binaan BAZNAS agar produk-produk mereka bisa terbeli dan bisa punya penghasilan lebih di Ramadan ini. “BAZNAS menargetkan mengirim 10.000 paket di kota-kota melalui layanan ojek online. Sementara di wilayah yang belum tersedia layanan ojek online akan disalurkan melalui BAZNAS provinsi atau kabupaten/ kota,” katanya. Menurut Arifin, BAZNAS berusaha menambah jumlah paket yang dikirim kan pada pertengahan Ramadhan dengan mencari sejumlah donatur lainnya. ”Biasanya para mustahik mendatangi lembaga atau individu yang memberikan zakat atau sedekah sehingga menimbulkan antrean pan jang yang tak jarang menimbulkan kerusuhan, terinjak-injak bahkan hingga meninggal. Oleh karena itu, kami ingin memuliakan para mustahik dengan mengantarkannya secara langsung,” kata dia.
Rajab - Ramadhan 1437 H
31
Tausiah
Tausiah Ramadhan dengan berbagai keutamaannya telah mendorong umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan sensitivitas kepedulian. Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS Ad-Dukhan : 3). Ibnu Abbas, Qotadah dan Mujahid mengatakan bahwa malam yang diberkahi tersebut adalah malam lailatul qadar. (Lihat Ruhul Ma’ani, 18/423, Syihabuddin Al Alusi).
RAMADHAN
Bulan Kepedulian Sosial Di antara keutamaan Ramadhan: Pertama, Ramadhan adalah bulan mulia yang dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al-Qur’an diturunkan. Allah SWT berfirman “(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah : 185). Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan,”(Dalam ayat ini) Allah ta’ala memuji bulan puasa, yaitu Ramadhan, dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan
32
Juni 2016 M
ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an dari bulanbulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya kepada para Nabi "alaihimus salam.” (Tafsirul Qur’anil Adzim, I/501, Darut Thoybah). Kedua, ketika Ramadhan tiba, setan-setan dibelenggu, pintupintu neraka ditutup dan pintupintu surga dibuka. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Ramadhan
tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Muslim)
Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan,”Pintupintu surga dibuka pada bulan ini karena banyaknya amal shaleh yang dikerjakan sekaligus untuk memotivasi umat Islam untuk melakukan kebaikan. Pintu-pintu neraka ditutup karena sedikitnya
rahimahullah
maksiat yang dilakukan oleh orang yang beriman. Setan-setan diikat kemudian dibelenggu, tidak dibiarkan lepas seperti pada bulan selain Ramadhan.” (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 4, Wazarotul Syuunil Islamiyyah) Ketiga, pada Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah diturunkannya Al-Qur’anul Karim. Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS AlQadr : 1-3). Dan Allah SWT juga berfirman, “Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Keempat, Ramadhan adalah salah satu waktu dikabulkannya doa. Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari pada Ramadhan, dan setiap Muslim apabila memanjatkan do’a, pasti dikabulkan.” (HR. AlBazaar). Ramadhan dan Kepedulian Sosial Allah mensyariatkan puasa bertujuan untuk mencetak muttaqin (QS AlBaqarah 183). Orang bertakwa selalu menunaikan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya dan dia menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya (Al-Baqarah 2). Muslim yang berpuasa harus mampu merefleksikan nilai-nilai Al-Quran dalam semua aspek kehidupan agar mendapatkan kebahagiaan dan tidak ditimpa kehinaan. Ada dua aspek yang menjadi ciri manusia yang tidak ditimpa kehinaan yaitu; mengokohkan hubungan baik dengan Allah (hablum minallah) dan menguatkan hubungan baik dengan manusia (hablum minannas), sebagaimana firmanNya, “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan
mereka diliputi kerendahan” ( QS Ali Imran: 112). Kesuksesan seorang mukmin dalam berpuasa bisa diukur dengan dua aspek di atas: pertama, meningkatnya kelezatan berhubungan dengan Allah dan kedua meningkatnya sensitivitas sosial. Jika kita amati ciri-ciri muttaqin dalam Al-Quran tidak akan terlepas dari dua kisaran tersebut (lihat umpamanya, QS AlBaqarah 2-5, Ali Imron 133-135, Al-Mu’minun 1-10, dan Al-Dzariyat 15-19). Selama kita berpuasa di bulan Ramadhan, dua sisi kesuskesan ini terus ditempa. Hablumminallah dipertajam dengan ibadah shoum, shalat jamaah 5 waktu, qiyamullail, tilawatul quran, memperbanyak doa, bermunajat dan amalan lain untuk beraqarub kepada Allah. Aspek ini akan menanamkan dan mengokohkan kelezatan beribadah kepada Ilahi. Sedangkan hablumminannas direalisasikan dengan mengeluarkan zakat maal, zakat fitrah, menyediakan buka puasa, bersedekah tathawwu’ (sunnah), berbagi dengan fukoro, peduli kepada yatim dan miskin. Rasulullah SAW menjelaskan, hubungan puasa dengan kepadulian sbb.: Rabb-ku pernah menawariku agar lembah Mekah menjadi emas. Aku menjawab: tidak wahai Rabb-ku, biarlah aku kenyang sehari dan lapar sehari. Bila aku lapar bertadlarru’ kepada-Mu dan berdzikir kepada-Mu dan bila aku kenyang aku memujiMu dan bersyukur kepada-Mu (HR Ahmad, At-Turumudzy, Hasan, Ibnu Sa’d, At-Thabrani dan Al- Baihaqi).
Ahmad Satori Ismail Anggota BAZNAS
Ramadhan dengan berbagai keutamaannya telah mendorong umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan sensitivitas kepedulian. Di manamana mereka mengagungkan syiar Islam, menebar sedekah, meyiapkan ta’jil dan buka puasa untuk shoimin dan shoimat khususnya untuk orang miskin. Orang miskin di sekitar kita ada dua macam: miskin yang berani meminta dan miskin yang tidak berani meminta. Sebagaimana Allah firmankan: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian”. ( QS Adz Dariyat 19). Dalam ayat lain ditegaskan: “dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta),”( QS Al Ma’arij 2425). Kita gampang memberi kepada orang miskin yang meminta, tapi bagaimana dengan orang miskin yang tidak meminta? Kelompok ini memiliki ‘izzatunnafsi ( harga diri) sehingga menuntut kita untuk memiliki sensitivitas sosial yang lebih tinggi terhadap mereka. Apakah puasa kita sudah meningkatkan kelezatan ibadah dan kepedulian sosial kita? Semoga sudah. Amiin. Rajab - Ramadhan 1437 H
33
Mandiri
Mandiri SPONTAN, tanpa studi pendahuluan, apalagi perbandingan dengan kebijakan di dalam dan luar negeri, Kokok Herdhianto Dirgantoro bersama dua rekannya memutuskan kebijakan cuti hamil dan melahirkan selama enam bulan, lengkap dengan gaji penuh saat seorang karyawati mereka hamil. Ini dua kali lipat lebih banyak dari aturan baku pemerintah yang hanya membolehkan cuti hamil dan melahirkan selama tiga bulan.
Mereka berkorban agar rekannya dapat menjaga kehamilan dan melahirkan dengan tenang. “Saya terharu dengan keikhlasan mereka. Secara uang, mungkin saya ada kerugian, tapi kekompakan organisasi menjadi gantinya. Rasanya kekompakan dan rasa kekeluargaan ini nilainya jauh lebih tinggi dari uang,” papar Kokok. Kokok pun membuktikan, memasuki tahun ketiga, laju pertumbuhan usahanya tidak terganggu oleh kebijakan cuti hamil dan melahirkan ini. Speed operasional perusahaan dengan 25 orang karyawan ini pun tetap konstan. “Setiap tahun, pendapatan kami tumbuh 40%. Tahun ini cukup berat bagi semua bisnis. Tapi alhamdulillah semua berjalan lancar. Pendapatan tumbuh normal walau tetap ada tagihan mundur dalam batas normal,”jelasnya.
Penghormatan
Kokok Herdhianto Dirgantoro
Memuliakan Pekerja Perempuan R
ugi? Tentu saja. Apalagi saat itu, perusahaanya, Opal Communication, baru memasuki tahun pertama. Keuangan pun sebenarnya sedang sulit.
34
Juni 2016 M
“Jika dihitung dengan uang, tentunya memang rugi karena saya kehilangan satu tenaga yang cukup vital di kantor. Dalam rapat direksi, saya meminta pencadangan ke bagian
keuangan untuk merekrut satu orang pengganti sementara saat karyawati cuti. Uangnya cukup. Saya kira rugi sedikit tak apalah untuk karyawati yang bagi saya aset perusahaan,” kisah Kokok kepada Majalah ZAKAT. Namun ia sungguh kaget karena saat kebijakan cuti dan pencadangan diumumkan, karyawan lain justru mengajukan diri secara sukarela secara bergantian menggantikan karyawati yang cuti hamil tanpa meminta tambahan pendapatan.
Bagi Kokok, kebijakan cuti enam bulan ini merupakan bagian dari penghormatan dan pemuliaan terhadap pekerja perempuan. Dengan masa karier 25-30 tahun serta kemungkinan melahirkan anak 2-3 tahun, maka dispensasi 1-1,5 tahun dari masa karier, menurut dia, sungguh kecil.
tidak mendapat perhatian negara terkait cuti hamil dan benefit lainnya. Jumlahnya puluhan juta orang,” katanya prihatin. Di sisi lain Kokok berpendapat, cuti hamil enam bulan memberikan ketenangan bagi ibu hamil dan masa air susu ibu (ASI) eksklusif secara langsung yang lebih lapang. Ini memberikan kesempatan negeri ini memperoleh generasi mendatang yang lebih sehat.
bisa dilakukan secara bertahap. “Untuk jangka pendek, setidaknya pemerintah dan dunia usaha bisa mengupayakan ruang laktasi yang memadai dan day care untuk ibu bekerja. Itu saja sudah banyak membantu ibu bekerja,” ucapnya.
“Jadi menurut saya, penghormatan atas kontribusi perempuan dalam perekonomian, status sebagai yang menciptakan generasi mendatang, sudah selayaknya perempuan Indonesia memperoleh cuti yang lebih lapang. Bisa dilakukan bertahap atau sekaligus. Mekanismenya seperti apa, mungkin pemerintah, DPR, dan industri besar yang tahu dan bisa merumuskan,” ungkapnya. Kokok mengaku memiliki pengalaman pahit dengan perusahaan yang tidak pro terhadap kebijakan hamil dan menyusui bagi pekerja perempuan. Saat istrinya hamil anak pertama, kondisi fisik sang istri menurun drastis hingga berat badan istrinya turun 15 kg.
Tak hanya itu, ia juga menilai, jika perusahaan tidak mau menanggung biaya cuti 6 bulan atau lebih, yang akan dikorbankan adalah perekonomian secara makro. Faktanya, total angkatan kerja dan tingkat partisipasi pekerja perempuan di Indonesia sangat tinggi.
Tak hanya itu, istrinya pun tidak bisa melihat cahaya dan mual hebat hampir setiap hari. Sementara telepon dari kantornya terus masuk untuk memaksanya masuk kerja. “Akhirnya, atas keputusan kami berdua, istri mengundurkan diri dari kantor. Hari itu saya berjanji, jika punya perusahaan sendiri, saya akan mengupayakan keadilan untuk karyawati, terutama yang sedang hamil,” jelasnya.
“Ini semua kita baru bicara ibu bekerja formal. Masih banyak ibuibu lain yang bekerja informal dan
Menurut dia, jika perusahaan merasa cuti hamil dianggap memberatkan, kebijakan pro-hamil dan menyusui
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, angka pemberian ASI eksklusif pada usia bayi 0-1 bulan mencapai angka 52,7%. Namun, seiring dengan bertambahnya usia bayi, angka ASI eksklusif pun menjadi menurun hingga pada usia 6 bulan. Angka ASI eksklusif menjadi 30,2% saja.
Tahukah?
Rajab - Ramadhan 1437 H
35
Amanah
Moh. Arifin Purwakananta Direktur Amil Zakat Nasional Baznas
Berderap Kebangkitan Zakat A
da yang bertanya kepada saya, apa yang harus dibangkitkan dari gerakan zakat di negeri ini? Pertanyaan ini membantu saya untuk menjelaskan, apa yang dimaksud dengan kebangkitan zakat, yang menjadi tema BAZNAS mulai Ramadhan 1437 H ini. Menurut saya, minimal ada tiga hal yang membangun konstruksi Kebangkitan Zakat kita, yaitu produktivitas umat, sistem ekonomi yang adil dan memberdayakan, serta praktik organisasi pengelola zakat. Praktik Zakat haruslah mendorong gerakan produktivitas umat. Umat harus disadarkan agar bertrans formasi dari kelas konsumen menjadi produsen. Setiap kita haruslah menjadi pribadi produktif dalam bidang kita masing-masing. Untuk itu, pendidikan yang merangsang produktivitas harus digelar, seluruh industri dasar dan berbagai infrastruktur yang menjadi modal dasar produktivitas harus diupayakan. Hidup saja tidak cukup, kita harus menyumbangkan sesuatu bagi peradaban ini. Zakat akan berderap bangkit di negeri yang umat Islamnya produktif. Zakat hanya dapat tumbuh jika sistem tatanan ekonomi bangsa ini
36
Juni 2016 M
sudah merupakan ekonomi yang adil, meniadakan riba, ekonomi yang memberdayakan orang kecil, ekonomi yang lebih menyejahterakan. Si kaya tak menginjak yang miskin, majikan tak menginjak buruh, buruh tak mencuri majikan, tak ada rente dll. Sistem ekonomi yang tidak membuat kita tertipu oleh gemerlap dunia dan melupakan kebahagiaan sejati. Sistem ekonomi ethic itulah yang kita beri nama sistem ekonomi Islam, ekonomi Islami, ekonomi syariah, ekonomi umat atau ekonomi zakat. Dari sistem ekonomi seperti inilah nantinya lahir kemakmuran. Zakat akan berlimpah di negeri yang makmur. Zakat akan memakmurkan jika kita dapat menegakkan syariat zakat ini dengan baik, mendorong kedermawanan kepada masyarakat Muslim, membangun layanan kemu dahan ibadah zakat, mengelola dana zakat dan mengupayakan keberdayaan masyarakat dengan mendistribusikan dan men dayagunakan zakat. Untuk itu, mutu organisasi pengelola zakat, sumber daya manusia (SDM) Amil Zakat dan tata kelola zakat di negeri ini haruslah menjadi titik krusial yang kita benahi dan perbaiki terus-menerus. Zakatlah
yang menjadi dana untuk membantu mereka yang lemah atau dilemahkan. Maka, membangkitkan zakat bukan lah hanya membangun manajemen untuk menghimpun zakat sebesarbesarnya. Sebab, dana zakat sebesar 2,5% dari perekonomian ini tak dapat mengatasi masalah yang timbul jika 100% perekonomiannya tidak dituntun oleh sistem yang baik. Juga tidaklah mungkin kita mengandalkan dana zakat 2,5% untuk memakmurkan bangsa ini jika umat melupakan produktivitas dan dibiarkan menjadi konsumen terbesar di dunia. Kita harus menggerakkan ketiganya sekaligus, yaitu mendorong produktivitas umat sekuat- sekuatnya, membangun tatanan ekonomi umat yang paling adil dan paling memberdayakan, serta menghadirkan tatanan pengelolaan zakat yang transformatif. Itulah misi gerakan zakat. Maka, saya mengajak kita semua berderap, memadukan dan menyelaraskan langkah agar rapi dalam langkah yang ritmis menuju cita-cita mulia menegakkan syariat zakat bagi kesejahteraan dunia. Kabangkitan Zakat adalah keniscayaan. Aroma harumnya telah semerbak ke seantero negeri. Semangatnya menyeberangi samudra. Ia adalah gelombang tak terkirakan dahsyatnya. Itulah Kebangkitan Zakat.