ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI PEMERINTAH DENGAN PERUSAHAAN ASURANSI SWASTA
Nama
: Maulidya Nurisya
NPM
: 21209879
Jurusan
: Akuntansi
Pembimbing : Sri Wahyu Handayani, SE., MMSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2012
Latar Belakang Dalam era globalisasi kita dapat merasakan adanya gejolak moneter yang dapat menimbulkan persaingan yang sangat ketat antara perusahaan-perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan hidup dituntut untuk mengelola perusahaannya dengan cara yang lebih efisien. Sebagai usaha yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi tidaklah berbeda halnya dengan bank dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara professional, baik dalam pengelolaan resiko maupun dalam pengelolaan keuangannya. Bagaimanapun, sebagai lembaga yang mengelola dana publik, perusahaan asuransi wajib melaporkan kinerja perusahaannya kepada publik, hal ini dilakukan agar para nasabah dan orang-orang yang memiliki kepentingan dapat mengetahui secara pasti tentang kondisi perusahaan, apakah perusahaan dalam keadaan sehat, kurang sehat atau tidak sehat (krisis). Untuk mengetahui keadaan dan kondisi perusahaan maka diperlukan adanya suatu penilaian terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari rasio profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas.
Rumusan dan Batasan Masalah 1. Bagaimana menganalisa perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan asuransi swasta? 2. Apakah hasil analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan asuransi swasta menunjukkan perbedaan yang signifikan? Agar penulisan ilmiah ini tidak menyimpang dari pokok bahasan, maka dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan pada perhitungan rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas yang berdasarkan data laporan keuangan PT. Jamsostek (Persero) dan PT. Prudential Life Assurance periode 2007-2011.
Tujuan Penelitian Dengan rumusan dan uraian diatas, maka tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan asuransi swasta 2. Untuk mengetahui apakah hasil analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi pemerintah dengan perusahaan asuransi swasta menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Metodologi Penelitian •
Analisis yang bersifat deskriptif Yaitu analisis dengan menggunakan tabel dan bagan. Setelah semua data dan informasi yang dibutuhkan diperoleh, maka penulis melakukan tahap pengolahan data-data tersebut dengan menggunakan tabel dan grafik.
•
Analisis Kuantitatif Yakni dengan menggunakan rumusan perhitungan SPSS yaitu dengan menggunakan alat statistik independent sampel T-test. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: H0: Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara perusahaan asuransi milik pemerintah dan perusahaan asuransi milik swasta. Ha: Terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara perusahaan asuransi milik pemerintah dan perusahaan asuransi milik swasta.
•
Alat Uji Analisis Alat uji analisis yang digunakan adalah independent sample T-test. Independent sample T-test adalah metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Independent sample T-test digunakan karena ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya.
Data dan Profil Objek Penelitian • Data yang digunakan dalam penelitian ilmiah ini adalah laporan keuangan PT. Jamsostek (Persero) dan PT. Prudential Life Assurance tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang merupakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. • Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi yaitu PT. Jamsostek (Persero) yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 dan PT. Prudential Life Assurance yang beralamat di Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta 10250, Indonesia.
Pembahasan Data Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan yang menjadi objek penelitian dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 diperoleh penentu kinerja perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta. Dalam penelitian ini rasio yang dipergunakan untuk menentukan kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.
Perbandingan Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas 0,12 0,12 0,1103
0,1069
0,0999
0,1
0,096
0,099
0,096
0,1006
0,0879
0,08 0,06
0,06 BUMN Swasta
0,04
0,02
0 2007 2008 2009 2010 2011
Perbandingan Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas 7
6,7565
6,9027
6
5 4,4398
4 3,6179 2,8279
3
BUMN Swasta
2
1,5
2,33 1,61
1,09
1
1,35
0 2007 2008 2009 2010 2011
Perbandingan Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas 8 7,66 7 6 4,9787
5
5,48
4
4,2
3,62
BUMN
3,554
3
2,9726
Swasta
2,06
2 1,541
2,1599
1 0 2007 2008 2009 2010
2011
Uji Independent Sample t-Test
Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Rasio Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio profitabilitas dengan Equal variance assumed adalah 1,134 dengan probabilitas 0,318. Karena probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians sama/tidak berbeda signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Oleh karena tidak ada perbedaan yang nyata dari kedua varians membuat penggunaan varians untuk membandingkan Rata-rata populasi (atau test untuk Equality of Means) menggunakan t test dengan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama). Berdasarkan tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio profitablitas dengan Equal variance assumed adalah 0,666 dengan probabilitas 0,524. Karena 0,524 > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti rata-rata profitabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta tidak berbeda signifikan. Semakin tinggi rasio profitabilitas menandakan semakin baik pula kinerja keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sehingga kemungkinan perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Dimana untuk memperoleh profit yang besar diperlukan adanya aktiva produktif yang berkualitas dan manajemen yang solid. Kedua perusahaan asuransi mampu menghasilkan rasio profitabilitas yang tidak jauh berbeda, hanya berbeda kurang lebih 1%. Hal tersebut dikarenakan nasabah prudential tidak hanya di Indonesa saja, tapi berskala internasional, biaya asuransi pun jauh berbeda dengan milik negara, karena prudential lebih mahal biaya asuransinya dibandingkan dengan milik negara sehingga profit yang dihasilkan pun tidak jauh berbeda meskipun nasabah yang dimiliki tiap perusahaan jauh berbeda.
Pembahasan Cont. 2 Analisis Rasio Likuiditas Berdasarkan tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio likuiditas dengan Equal variance assumed adalah 13,762 dengan probabilitas 0,006. Karena probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, atau kedua varians benar-benar berbeda dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Perbedaan yang nyata dari kedua varians membuat penggunaan varians untuk membandingkan rata-rata populasi dengan t test sebaiknya menggunakan dasar Equal variance not assumed (diasumsi kedua varians tidak sama). Berdasarkan tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio likuiditas dengan Equal variance not assumed adalah 3,919 dengan probabilitas 0,014. Karena 0,014 < 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti rata-rata likuiditas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta benar-benar berbeda/berbeda signifikan. Tingkat rasio likuiditas perusahaan asuransi BUMN jauh lebih tinggi dibandingkan perusahaan asuransi swasta. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi BUMN memiliki kondisi yang lebih likuid, sekilas memang terlihat kinerja perusahaan asuransi BUMN lebih baik dibanding perusahaan asuransi swasta karena mampu menghasilkan rasio likuiditas yang jauh diatas perusahaan asuransi swasta, namun ternyata tidak selalu demikian, pada dasarnya semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya dapat digunakan untuk membayar deviden, membayar hutang jangka panjang atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat kembalian lebih. Batas tingkat minimum likuiditas untuk perusahaan asuransi yang digolongkan dalam kategori sehat adalah 100% namun perusahaan asuransi BUMN bahkan mampu mencapai 690,27% ditahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan asuransi BUMN tidak cukup ekspansif di dalam melakukan investasi pada aktiva yang berisiko dalam memperoleh pendapatan bagi perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan asuransi swasta jika dilihat dari rasio likuiditasnya, sebenarnya kinerja perusahaan cukup baik namun perusahaan masih perlu meningkatkan agar semakin jauh terhindar dari resiko kritis.
Pembahasan Cont. 3 Analisis Rasio Solvabilitas Berdasarkan tabel 4.4 bahwa F hitung untuk rasio solvabilitas dengan Equal variance assumed adalah 0,926 dengan probabilitas 0,364. Karena probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, atau kedua varians sama/tidak berbeda signifikan dalam kinerja kedua perusahaan asuransi. Oleh karena tidak ada perbedaan yang nyata dari kedua varians membuat penggunaan varians untuk membandingkan Rata-rata populasi (atau test untuk Equality of Means) menggunakan t test dengan dasar Equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama). Berdasarkan tabel 4.4 bahwa t hitung untuk rasio solvabilitas dengan Equal variance assumed adalah -1,405 dengan probabilitas 0,198. Karena 0,198 > 0,05 maka H0 diterima, ini berarti rata-rata solvabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta tidak berbeda signifikan. Dalam penelitian ini rasio solvabilitas perusahaan asuransi BUMN dan perusahaan asuransi swasta telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan Bapepam-LK, yang menstandartkan BTSM (Batas Tingkat Solvabilitas Minimum) bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi agar tetap dalam kondisi yang sehat yaitu 120%. Bila di lihat dari rata-rata, rata-rata rasio solvabilitas perusahaan asuransi swasta lebih tinggi dari perusahaan asuransi BUMN. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan asuransi BUMN, kesehatan perusahaan asuransi swasta dapat dilihat dari besarnya rasio solvabilitas perusahaan asuransi swasta tertinggi sebesar 766% dan terendah sebesar 206% pada periode penelitian. Berbeda dengan perusahaan asuransi BUMN, yang rasio solvabilitas tertinggi sebesar 497,87% dan terendah sebesar 154,10%. Tingkat rasio solvabilitas kedua perusahaan asuransi ini menunjukkan bahwa keadaan/kondisi keuangan masingmasing perusahaan dalam keadaan sehat dan cukup aman dari resiko likuidasi.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dalam Penelitian ini penulis menganalisa dengan menggunakan uji independent sample t test dengan menggunakan laporan keuangan kedua perusahaan tersebut, hasil analisis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas perusahaan asuransi BUMN tidak berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta karena memiliki tingkat signifikan > 0,05. Sedangkan untuk rasio likuiditas perusahaan asuransi BUMN berbeda signifikan dengan perusahaan asuransi swasta karena memiliki tingkat signifikan < 0,05. Dilihat dari rasio profitabiltas dan rasio sovabilitasnya kinerja perusahaan asuransi swasta lebih baik dari perusahaan asuransi BUMN karena perusahaan asuransi swasta memiliki rasio yang lebih tinggi yang menandakan perusahaan asuransi memiliki kondisi perusahaan yang lebih sehat. Dari rasio likuiditasnya perusahaan asuransi BUMN memiliki rasio yang lebih tinggi dari perusahaan asuransi swasta yang berarti perusahaan asuransi BUMN memiliki kondisi yang lebih likuid dibanding perusahaan asuransi swasta. Saran Dengan berbagai telaah dan analisa yang dilakukan serta berdasarkan keterbatasan penelitian, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Mengambil periode pengamatan penelitian yang lebih panjang dengan sampel yang lebih banyak. Dengan periode pengamatan penelitian lebih panjang dan sampel yang lebih banyak diharapkan akan memprediksi secara lebih akurat tingkat kinerja perusahaan asuransi. 2. Rasio-rasio keuangan sebagai penentu kinerja keuangan perusahaan asuransi sebaiknya dikaitkan dengan rasio-rasio penentu kinerja keuangan perusahaan asuransi lainnya dengan menambahkan variabel seperti CAR, Claim Rasio, Expense Rasio dan lain-lain.