Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN DAN BIAYA PRODUKSI PADA USAHA AYAM RAS PETELUR DENGAN DUA STRAIN BERBEDA (Studi Kasus di PD. Duta Hadir) THE ANALYSIS OF COMPARISON OF BENEFITS AND COSTS OF PRODUCTION ON BUSINESS LAYER WITH TWO DIFFERENT STRAINS (Case Study at PD. Duta Hadir) Fenny Deruli*, Rochadi Tawaf**, Achmad Firman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di PD. Duta Hadir pada tanggal 14-21 Desember 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan produksi telur, biaya produksi, dan keuntungan antara strain Isa Brown dengan Lohman di PD. Duta Hadir. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus dengan objeknya adalah kinerja produksi ayam strain Isa Brown dan Lohman di PD. Duta Hadir pada tahun 2010-2011. Teknik pengumpulan data terdiri atas data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan informan yaitu manajer produksi dan kepala kandang bagian produksi dan pullet. Model analisis yang digunakan adalah metode penyusutan Straight Line Metod, total biaya produksi, total penerimaan, pendapatan, dan revenue cost ratio (R/C). Hasil penelitian ini adalah produksi telur strain Isa Brown lebih banyak dibandingkan dengan strain Lohman yaitu 54.743,20 kilogram per periode pada strain Isa Brown dan 45.803 kilogram per periode pada strain Lohman. Biaya produksi per ekor ayam yang harus dikeluarkan selama satu periode pemeliharaan pada strain Lohman lebih rendah dibandingkan strain Isa Brown yaitu biaya produksi pada strain Lohman sebesar Rp. 292.883,40 dan pada strain Isa Brown Rp. 297.720,93. Keuntungan strain Isa Brown yang diperoleh dari pemeliharaan selama satu periode ialah Rp. 34.171.496,60 atau Rp. 17.875,05 per ekor sedangkan keuntungan strain Lohman Rp. 10.687.190,87 atau Rp. 8.682,83 per ekor. Tingkat efisiensi usaha dapat diketahui dengan menggunakan analisis Revenue cost ratio (R/C) dan didapatkan hasil bahwa revenue cost ratio pada strain Isa Brown bernilai 1,05 dan strain Lohman bernilai 1,02. Kata Kunci:
keuntungan, biaya produksi, telur, strain.
ABSTRACT This research was conducted at PD. Duta Hadir on December 14th-21th, 2014. The aims of this study were to determine the ratio of egg production, production cost, and profits between strain Isa Brown with Lohman at PD. Duta Hadir. The method used in this research was a case study method with a chicken production performance of strain Isa Brown and Lohman on 2010-2011 at PD. Duta Hadir. Data collection techniques consist of primary data and secondary data. This study used production manager, head of pullet cage and production as informans. The analysis models used
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli Straight Line metod for depreciation the total cost of production, total revenue, and revenue cost ratio (R/ C). The results of this research were the production of eggs strain Isa Brown is more than Lohman strain. The production of eggs strain Isa Brown is 54,743.20 kilogram per period and 45,803 kilogram per period in Lohman strain. Cost of production per layer to be incurred during the maintenance period at Lohman strain is lower than the strain Isa Brown. The cost of production per layer strain Lohman is IDR. 292,883.40 and the strain Isa Brown is IDR. 297,720.93. Profit of Isa Brown strain obtained from maintenance during the period was IDR. 34,171,496.60 or IDR. 17875.05 per layer while profit Lohman strain IDR. 10,687,190.87 or IDR. 8682.83 per layer. The level of business efficiency can be determined by using the analysis of Revenue cost ratio (R/C) and showed that the revenue cost ratio on the strain Isa Brown 1.05 and 1.02 Lohman strain. Keywords:
benefit, cost of production, egg, strain.
PENDAHULUAN Ayam ras petelur merupakan salah satu komoditi peternakan penghasil telur yang dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat terutama kebutuhan gizi protein hewani. Telur merupakan hasil siklus reproduksi ayam betina atau unggas betina pada umumya dalam proses menghasilkan keturunan. Ayam tidak mampu memproduksi telur bila tidak diberi pakan sesuai dengan kebutuhannya. Data Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2013 menunjukkan bahwa produksi telur ayam ras di Jawa Barat tahun 2010 sebesar 103.428 ton atau mengalami peningkatan sebesar 8,15 persen dari tahun 2009 (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2013). Produksi telur meningkat kembali tahun 2011 sebesar 11,94 persen. Peningkatan ini terus berlanjut hingga tahun 2013 yang mencapai 6,19 persen dari tahun 2012. Konsumsi telur pada tahun 2012 sebesar 6,94 Kilogram/Kapita/Tahun (Dinas peternakan Provinsi Jawa Barat, 2013). Kabupaten Kuningan merupakan salah satu daerah yang menyuplai kebutuhan telur di Jawa Barat. Jumlah produksi telur di Kuningan pada tahun 2013 mencapai 30,3 persen dari total produksi telur di Jawa Barat (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2013). Salah satu usaha peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Kuningan adalah PD. Duta Hadir yang berdiri pada tahun 2000. Usaha ini terus berkembang dari dengan populasi awal berjumlah 6000 ekor pada tahun 2000 kemudian bertambah hingga mencapai 340.000 ekor tahun 2014.
Perusahaan ini bermitra dengan perusahaan Pamulihan Farm.
Kemitraan
perusahaan ini meliputi suplai DOC dan pakan serta penjualan telur. Usaha peternakan ayam ras petelur membutuhkan berbagai faktor produksi, seperti bibit, pakan, tenaga kerja, dan obat-obatan. Bibit yang digunakan harus dipilih dari induk yang produktif dan jenis unggul yaitu berproduksi tinggi dan dapat menyesuaikan dengan
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
iklim setempat. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah dan kebutuhan nutrisi. Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang berfungsi untuk memelihara dan merawat ayam. Obat-obatan berfungsi untuk mencegah atau mengobati ayam dari keadaan yang tidak baik karena ayam ras petelur rentan dengan penyakit. Perusahaan ini menggunakan dua jenis strain ayam ras yaitu Isa Brown dan Lohman. Kedua strain ini dipelihara sejak dari pullet sampai dengan afkir atau selama satu periode (kurang dari dua tahun). Kedua strain tersebut memiliki perbedaan seperti tingkat produksi dan konsumsi ransum. Perbedaan produksi tersebut memiliki korelasi positif terhadap biaya produksi dan keuntungan yang diterima oleh perusahaan ini. Hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diketahui perbandingan produksi telur, perbandingan biaya produksi, dan keuntungan antara strain Isa Brown dan Lohman. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja produksi ayam strain Isa Brown dan Lohman tahun 2010-2011 di PD. Duta Hadir, Desa Karangmangu No. 7 Kecamatan Kramat Mulya Kabupaten Kuningan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu (Bogdan dan Bicklen, 1982). 1.
Penentuan Informan Informan dipilih didasarkan kebutuhan penelitian, yaitu manager dan kepala kandang
bagian produksi dan pullet di PD. Duta Hadir. 2.
Jenis Data yang Dibutuhkan Penelitian dengan metode studi kasus ini penulis menghimpun dua jenis data yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dengan cara peninjauan langsung di PD. Duta Hadir untuk mendapatkan gambaran yang sesungguhnya tentang kegiatan dan pembiayaan produksi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung yang berpedoman pada daftar pertanyaan (panduan wawancara) kepada pihak PD Duta Hadir dan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang ada. Data sekunder yang digunakan adalah data produksi 2010-2011 seperti data produksi telur, pakan, dan obatobatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari sumber informasi melalui buku-buku literatur ilmiah yang berkaitan dengan teori yang relevan bagi permasalahan yang menjadi fokus studi dan menelusuri penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain. 3.
Operasional Variabel Variabel yang diamati dalam penelitiaan ini adalah sebagai berikut:
3.1.
Total biaya produksi usaha peternakan ayam ras petelur adalah hasil penjumlahan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). a. Biaya Tetap (fixed cost), antara lain: Kandang, dihitung berdasarkan harga pembuatan kandang dibagi jumlah ayam dalam satuan rupiah. Gudang, dihitung berdasarkan harga pembuatan per meter dikalikan ukuran kandang dalam satuan rupiah. Egg tray, dihitung berdasarkan harga egg tray per unit dikalikan jumlah egg tray dalam satuan rupiah. Timbangan telur elektrik, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah timbangan telur elektrik dalam satuan rupiah. Timbangan telur manual, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah timbangan telur manual dalam satuan rupiah. Cangkul, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah cangkul dalam satuan rupiah. Listrik, dihitung berdasarkan harga per KWH dikalikan jumlah pemakaian dalam satuan rupiah. Piring melanin, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah piring dalam satuan rupiah. Selang, dihitung berdasarkan harga per meter dikalikan panjang selang dalam satuan rupiah. Gerobak, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah gerobak dalam satuan rupiah. b. Biaya variabel (variabel cost) yang dihitung terdiri dari biaya pembelian DOC, biaya pakan, biaya tenaga kerja dan biaya obat-obatan. Biaya tersebut dihitung
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
dalam satuan rupiah yang dikonversikan ke perhitungan satu periode pemeliharaan. Biaya pembelian DOC, dihitung berdasarkan harga per ekor dikalikan dengan jumlah DOC dalam satuan rupiah. Biaya pakan, dihitung berdasarkan harga pakan dikalikan dengan jumlah konsumsi pakan dalam satuan rupiah selama satu periode. Biaya tenaga kerja, dihitung berdasarkan upah per ekor dikalikan jumlah ayam dalam satuan rupiah. Biaya obat-obatan, dihitung berdasarkan harga obat-obatan dikalikan jumlah dalam satuan rupiah. Biaya peralatan seperti pembelian bola lampu dan peti kayu, dihitung berdasarkan harga per unit dikalikan jumlah dalam satuan rupiah. 3.2.
Penerimaan dari usaha peternakan ayam ras petelur terdiri dari a.
Penjualan telur dihitung berdasarkan harga telur per kilogram dikalikan dengan jumlah telur dalam satuan rupiah.
b.
Penjualan ayam afkir dihitung berdasarkan harga ayam afkir per kilogram dikalikan dengan jumlah ayam dalam satuan rupiah.
3.3.
Pendapatan/ keuntungan adalah semua penerimaan dikurangi dengan semua biaya produksi yang dikeluarkan selama satu periode pemeliharaan.
3.4.
Revenue cost ratio adalah total penerimaan dibagi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan.
4.
Model Analisis Model analisis matematik digunakan untuk perhitungan sebagai berikut: a. Penyusutan menggunakan metode Straight Line Method (Juniady, 2001)
b. Total Biaya Produksi (Simon, dkk., 2012. TC = TFC + TVC Keterangan
: TC
= Total biaya (total cost)
FC
= Biaya tetap (fixed cost)
VC
= Biaya variabel (variabel cost)
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
c. Total Penerimaan (Simon, dkk., 2012) TR = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) Keterangan
: TR
= Total revenue
P1
= Harga per kilogram telur
P2
= Harga per kilogram ayam afkir
Q1
= Tingkat produksi telur
Q2
= Tingkat ayam afkir
d. Pendapatan/Keuntungan (Simon, dkk., 2012) Π = TR – TC Keterangan
:Π
= Pendapatan
TR
= Total penerimaan
TC
= Total biaya produksi
e. Revenue Cost Ratio (R/C) A = R/C Keterangan
:A
= Revenue cost ratio (R/C)
R
= Revenue (penerimaan)
C
= Cost (biaya)
f. Data hasil analisis tersebut dideskripsikan untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha ayam ras petelur dengan dua strain yang berbeda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Telur Produksi telur di PD. Duta Hadir terdiri dari produksi telur strain Isa brown dan Lohman. Strain ayam petelur Isa Brown dipelihara pada bulan April 2010 (15 minggu) sebanyak 2.382 ekor pada fase developer dan diafkir bulan September 2011 (90 minggu) sedangkan strain Lohman dipelihara pada bulan Mei 2010 (16 minggu) pada fase developer sebanyak 2.150 ekor dan diafkir bulan Oktober 2011 (90 minggu). Mortalitas strain Isa Brown sebanyak 353 ekor atau sebesar 14,81 persen dan strain Lohman sebesar 14,93 persen (321 ekor). Puncak produksi pada strain Isa Brown terjadi pada bulan Oktober 2010 (38 minggu) sebanyak 3.986,50 kilogram dan strain Lohman terjadi pada bulan Oktober 2010 (35
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
minggu) sebanyak 3.403,50 kilogram kemudian mengalami penurunan sedikit demi sedikit. Penurunan produksi ini dipengaruhi oleh umur ayam, biasanya sulit diatasi sehingga perlu peremajaan pengadaan bibit yang baru (Chintia, dkk., 2014). Total produksi telur strain Isa Brown selama satu periode pemeliharan yaitu 54.743,20 kilogram sedangkan total produksi telur strain Lohman selama satu periode pemeliharan yaitu 45.803 kilogram. Produksi telur, marjinal produksi dan rata-rata produksi strain Isa Brown dan Lohman selama satu periode pemeliharaan (18 bulan) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Telur, Marjinal Produksi dan Rata-Rata Produksi Strain Isa Brown dan Lohman Selama Satu Periode Pemeliharaan (18 Bulan)
April 2010
Jumlah Ayam (Ekor) Strain Strain Isa Lohman Brown 2.382
Mei 2010
2.360
2.150
22,70
Juni 2010
2.340
2.130
1.787,00
61,00
-88,22
-3,05
0,76
0,03
Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011 Maret 2011
2.321
2.110
3.863,50
1.822,00
-109,29
-88,05
1,66
0,86
2.301
2.090
3.916,00
2.854,00
-2,63
-51,60
1,70
1,37
2.282
2.070
3.864,00
3.101,50
2,74
-12,38
1,69
1,50
2.262
2.050
3.986,50
3.403,50
-6,13
-15,10
1,76
1,66
2.242
2.030
3.823,50
3.300,50
8,15
5,15
1,71
1,63
2.223
2.009
3.869,00
3.273,00
-2,39
1,31
1,74
1,63
2.204
1.989
3.836,50
3.143,00
1,71
6,50
1,74
1,58
2.185
1.969
3.335,50
2.705,00
26,37
21,90
1,53
1,37
2.166
1.949
3.610,00
2.744,50
-14,45
-1,98
1,67
1,41
April 2011
2.147
1.929
3.434,00
2.912,00
9,26
-8,38
1,60
1,51
Mei 2011
2.128
1.909
3.317,00
2.989,00
6,16
-3,85
1,56
1,57
Juni 2011
2.109
1.889
3.136,00
2.781,00
9,53
10,40
1,49
1,47
Juli 2011 Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 Jumlah
2.090
1.869
3.173,00
2.876,00
-1,95
-4,75
1,52
1,54
2071
1.849
3.044,00
2.765,00
6,79
5,55
1,47
1,50
2.029
1.830
2.725,00
2.591,00
7,60
9,16
1,34
1,42
Bulan
Telur (Kg) Strain Isa Brown
1.829
Strain Lohman
Marginal Produksi Strain Isa Brown -1,03
2.481,00 54.743,20
Strain Lohman
45.803,00
Produksi Rata-Rata (Kg) Strain Strain Isa Lohman Brown 0,01
110,00 -147,78
-19,16
1,36 24,95
23,39
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut (Sadono, 2012). Biaya produksi dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya tetap dan biaya variabel (biaya yang selalu berubah). Persentase biaya produksi strain Isa Brown dan Lohman dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Biaya Produksi Strain Isa Brown dan Strain Lohman Selama Satu Periode Pemeliharaan (18 Bulan) Biaya (Rp) Kriteria Kandang Peralatan Biaya Tetap Gudang Transportasi Listrik Pembelian Pullet Pakan Tenaga Kerja Peralatan Biaya Variabel Obat-Obatan
Strain Isa Brown 3.811.200,00 1.775.250,00 7.875.000,00 360.000,00 153.970,00 130.414.500,00 488.260.000,00 13.944.700,00 1.462.500,00 6.752.500,00
Total
654.809.620,00
1.
Biaya Tetap
a)
Penyusutan Kandang
Persentase (%)
3.440.000,00 1.775.250,00 7.875.000,00 360.000,00 155.750,00 123.840.000,00 417.966.250,00 12.477.500,00 1.468.500,00 7.140.000,00
Strain Isa Brown 0,58 0,27 1,20 0,06 0,02 19,92 74,57 2.13 0,22 1,03
Strain Lohman 0,60 0,31 1,37 0,06 0,03 21,48 72,50 2,16 0,25 1,24
576.498.250,00
100
100
Strain Lohman
Kandang merupakan bagian terpenting bagi ayam petelur untuk berproduksi.
Jenis
kandang yang digunakan adalah semi permanen dengan daya tahan selama 15 tahun. Harga pembuatan kandang terdiri dari dua kriteria yaitu pembuatan atap dan pembuatan baterai. Harga pembuatan atap yaitu Rp. 48.000 per meter. Satu meter atap dapat memuat 6 ekor ayam petelur. Harga pembuatan baterai Rp. 8.000 per bilik. Satu bilik baterai memuat 1 ekor ayam petelur. Biaya kandang pada strain Isa Brown Rp. 3.811.200,00 atau 0,58 persen dari total biaya produksi sedangkan strain Lohman Rp. 3.440.000,00 atau 0,60 persen dari total biaya produksi.
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
b) Peralatan Biaya peralatan yang termasuk dalam biaya tetap adalah egg tray, timbangan telur elektrik, timbangan telur manual, cangkul, selang, piring melamin, dan gerobak.
Biaya
peralatan yang termasuk biaya tetap pada strain Isa Brown dan Lohman bernilai sama yaitu Rp. 1.775.250,00 selama satu periode pemeliharaan atau 0,27 persen dari total biaya produksi pada strain Isa Brown dan 0,31 persen dari total biaya produksi pada strain Lohman. c)
Gudang Jenis Gudang yang digunakan yaitu permanen. Harga pembuatan gudang Rp. 175.000
per meter. Gudang yang digunakan berukuran 450 meter dengan berbahan beton. Daya tahan gudang tersebut selama 15 tahun. Biaya penyusutan gudang pada strain Isa Brown dan Lohman bernilai sama yaitu sebesar Rp. 7.875.000,00 atau sebesar 1,20 persen dari total biaya produksi pada strain Isa Brown dan 1,37 persen dari total biaya produksi pada strain Lohman. d) Transportasi Biaya transportasi selama satu periode pemeliharaan pada strain Isa Brown dan Lohman berjumlah sama yaitu Rp. 360.000,00 atau 0,06 persen dari total biaya produksi. e)
Listrik Biaya listrik selama satu periode pemeliharaan strain Isa Brown yaitu Rp. 153.970,00
atau 0,02 persen dari total biaya produksi dan Rp. 155.750,00 atau 0,03 persen dari total biaya produksi pada strain Lohman. 2.
Biaya Variabel
a.
Pembelian Pullet Pembelian pullet pada strain Isa Brown sebesar Rp. 130.414.500,00 atau 19,92 persen
dari total biaya produksi dan Rp. 123.840.000,00 atau 21,48 persen dari biaya produksi pada strain Lohman. Biaya pembelian pullet dihitung dari umur pullet dikalikan dengan harga pullet satu minggu dikalikan jumlah pullet. Harga pullet strain Isa Brown Rp. 3.650,00 per ekor per minggu dan strain Lohman Rp. 3.600,00 per ekor per minggu. b.
Pakan Biaya pakan pada strain Isa Brown sebesar Rp. 488.260.000,00 atau 74,57 persen dari
total biaya produksi dan pada strain Lohman sebesar Rp. 417.966.250,00 atau sebesar 72,50 persen dari total biaya produksi. Besarnya biaya pakan yang dikeluarkan tergantung terhadap konsumsi ransum.
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
c.
Tenaga Kerja Tenaga kerja pada strain Isa Brown yaitu sebesar Rp. 13.944.700,00 atau 2,13 persen
dari total biaya produksi dan Rp. 12.477.500,00 atau 2,16 persen dari total biaya produksi pada strain Lohman selama satu periode pemeliharaan.
Biaya tenaga kerja dihitung
berdasarkan upah per ekor ayam dikalikan jumlah ayam. Upah per ekor ayam sebesar Rp. 350,00. Tenaga kerja yang digunakan untuk merawat strain Isa Brown maupun Lohman ialah satu orang. d.
Peralatan Biaya peralatan yang termasuk ke dalam biaya variabel terdiri atas peti kayu dan bola
lampu. Biaya peralatan ini pada strain Isa Brown sebesar Rp. 1.462.500,00 atau 0,22 persen dari total biaya produksi sedangkan pada strain Lohman sebesar Rp. 1.468.500,00 atau 0,25 persen dari total biaya produksi. e.
Obat-Obatan Biaya obat-obatan dan listrik dapat dikatakan cukup besar selama satu periode
pemeliharaan. Total biaya obat-obatan strain Isa Brown sebesar Rp. 6.752.500,00 atau 1,03 persen dari total biaya produksi sedangkan strain Lohman Rp.7.140.000,00 atau 1,24 persen dari total biaya produksi.
Biaya obat-obatan ini digunakan untuk membeli obat cacing,
vitamin, antibiotik, desinfektan, dan vaksin. Penerimaan Penerimaan pada studi kasus ini terdiri dari penjualan telur dan penjualan ayam afkir. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Asnawi (2009) menyatakan bahwa penerimaan pada usaha ayam petelur diperoleh setelah hasil produksi dijual yaitu bersumber dari penjualan telur, ayam afkir, dan kotoran ayam. Penerimaan dari penjualaan kotoran ayam pada studi kasus ini tidak dihitung karena kotoran ayam yang dijual digunakan untuk uang kas para tenaga kerja. Penerimaan dari hasil penjualan telur strain Isa Brown sebesar Rp. 655.338.116,60 sedangkan strain Lohman Rp, 546.413.040,87. Penerimaan dari penjualan telur diperoleh dari total produksi dikalikan harga telur per kilogram. Total produksi telur strain Isa Brown yaitu 54.743,20 kilogram sedangkan strain Lohman 45.803 kilogram.
Penerimaan dari
penjualan ayam afkir strain Isa Brown sebesar Rp. 33.643.000,00 dan strain Lohman Rp. 40.772.400,00. Penerimaan dari penjualan telur ini diperoleh dari jumlah produksi telur dikalikan dengan harga telur per kilogram. Penerimaan dari penjualan ayam afkir diperoleh dari total berat ayam dikalikan dengan harga ayam per kilogram. Jumlah ayam strain Isa
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
Brown yang di afkir sebanyak 2.029 ekor, total berat 3.958 kilogram, dan harga ayam sebesar Rp. 8.500,00 per kilogram. Total penerimaan strain Isa Brown sebesar Rp. 688.981.116,60. Jumlah ayam strain Lohman yang diafkir sebanyak 1.829 ekor dengan berat total 3.342 kg dan harga per kilogram sebesar Rp. 12.200,00. Total penerimaan strain Lohman sebesar Rp. 587.185.440,87. Total penerimaan strain Isa Brown dan Lohman selama satu periode pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Total Penerimaan Strain Isa Brown dan Strain Lohman Selama Satu Periode Pemeliharaan Strain No Penerimaan Isa Brown Lohman …Rp… 546.413.040,87 1 Telur 655.338.116,60 40.772.400,00 2 Ayam Afkir 33.643.000,00 587.185.440,87 688.981.116,60 Total Analisis Keuntungan Pendapatan/ keuntungan pada usaha peternakan ayam petelur merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total produksi yang dikeluarkan (Asnawi, 2009). Keuntungan dapat dibagi atas dua pengertian (Saragih, 1980., Yusja, 1984., dan Hadiana, 1990 dikutip dalam Dadi, 1993). Pertama, keuntungan jangka pendek, yaitu keuntungan sebagai selisih antara penerimaan dengan biaya tidak tetap.
Kedua, keuntungan jangka panjang, yaitu
keuntungan sebagai selisih antara penerimaan dengan biaya tetap dan biaya tidak tetap. Perhitungan keuntungan baik jangka panjang maupun jangka pendek tidak memperhitungkan tenaga kerja keluarga. Analisis keuntungan strain Isa Brown dan Lohman selama satu periode pemeliharaan (18 Bulan) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Keuntungan Strain Isa Brown dan Strain Lohman Selama Satu Periode Pemeliharaan (18 Bulan) Strain No Kriteria Isa Brown Lohman …Rp… 1 Jumlah Ayam Awal (ekor) 2.382 2.150 Jumlah Ayam Afkir (ekor) 2.029 1.829 2 Jumlah Telur (kilogram) 54.743,20 45.803 3 Jumlah Penerimaan Telur (rupiah) 655.338.116,60 546.413.040,87 4 Jumlah Penerimaan Penjualan Ayam Afkir 33.643.000,00 40.772.400,00 (rupiah) 5 Jumlah Biaya Produksi (rupiah per periode) 654,809,620.00 576,498,250.00 6 Keuntungan (Rupiah) 34.171.496,60 10.687.190,87
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
Lanjutan Tabel 4. Analisis Keuntungan Strain Isa Brown dan Strain Lohman Selama Satu Periode Pemeliharaan (18 Bulan) Strain No Kriteria Isa Brown Lohman …Rp… 7 Rata-Rata Produksi (kilogram per ekor) 24,95 23,39 8 Rata-Rata Biaya Produksi (Rupiah per 297.720,93 292.883,40 ekor per periode) 9 Rata-Rata Penerimaan Telur (rupiah per 299.014,91 279.274,05 ekor) 10 Rata-Rata Penerimaan Penjualan Ayam 16.581,07 22.292,18 Afkir (rupiah per ekor periode) 11 Keuntungan Rata-Rata (rupiah per ekor) 17.875,05 8.682,83 Revenue Cost Ratio (R/C) Pendapatan usaha yang besar tidak selalu mencerminkan tingkat efisiensi usaha yang tinggi. Tingkat efisiensi usaha dapat diketahui melalui analisis revenue cost ratio (R/C). nilai R/C ratio pada strain Isa Brown bernilai 1,05 dan pada strain Lohman bernilai 1,02 (Tabel 5). Soekartawi (2002), menyatakan bahwa untuk nilai R/C ratio lebih dari 1 maka usaha tersebut dinyatakan menguntungkan atau layak untuk dikembangkan. Nilai R/C ratio sebesar 1,05 maka dapat diartikan bahwa setiap penggunaan biaya produksi sebesar Rp. 1.000.000,00 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.050.000,00 pada strain Isa Brown dan pada strain Lohman yang bernilai 1,02 diartikan bahwa setiap penggunaan biaya produksi sebesar Rp. 1.000.000,00 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.020.000,00. Tabel 5. Revenue Cost Rasio (R/C) Strain Isa Brown dan Strain Lohman Strain Isa Brown Lohman
Total Biaya Produksi Total Penerimaan (Rp) (Rp) 654.809.620,00 688.981.116,60 576.498.250,00 587.185.440,87
R/C 1,05 1,02
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Produksi telur strain Isa Brown lebih banyak dibandingkan dengan strain Lohman yaitu 54.743,20 kilogram per periode pada strain Isa Brown dan 45.803 kilogram per periode pada strain Lohman.
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
2.
Biaya produksi per ekor ayam yang harus dikeluarkan selama satu periode pemeliharaan pada strain Lohman lebih rendah dibandingkan strain Isa Brown yaitu biaya produksi pada strain Lohman sebesar Rp. 292.883,40 dan pada strain Isa Brown Rp. 297.720,93.
3.
Keuntungan strain Isa Brown yang diperoleh dari pemeliharaan selama satu periode ialah Rp. 34.171.496,60 atau Rp. 17.875,05 per ekor sedangkan keuntungan strain Lohman Rp. 10.687.190,87 atau Rp. 8.682,83 per ekor.
Saran Para peternak disarankan untuk memelihara ayam ras petelur strain Isa Brown dibandingkan dengan strain Lohman karena dianggap lebih menguntungkan dari segi produksi dan keuntungan yang dihasilkan. Perlu penelitian lebih lanjut kedua strain pada kondisi peternakan rakyat. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. H. Rochadi Tawaf, MS. selaku pembimbing utama dan Achmad Firman, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing anggota yang telah banyak membantu dan memberikan masukan, solusi dan saran-saran. Terima kasih kepada Dr.Ir. Linda Herlina, M.P., Syahirul Alim, S.Pt., M.Si. dan Dr. Ir. Wiwin Tanwiriah, MP. selaku dosen pembahas yang berkenan memberikan masukan dan saran yang membangun untuk penulis, serta seluruh civitas akademika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran atas segala perhatian dan bantuan selama menempuh pendidikan disini.
DAFTAR PUSTAKA Asnawi, A. 2009. Perbedaan Tingkat Keuntungan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Antara Sebelum dan Sesudah Memperoleh Kredit PT. BRI di Kabupaten Pinrang. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan, Vol. XIII(1), Januari 2009. Bogdan,R.C. dan Bicklen, S. K. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Method. Allyn and Bacon, Inc. Massachussets. Chintia, C. L. S., Boyke, R., Masje, T. M., Poulla, O. V. W. 2014. Analisis Penggunaan Faktor Produksi Pada Perusahaan Ayam Ras Petelur. Jurnal Zootek. 34 (Edisi Khusus): 1-14. Dadi, S. 1993. Peluang Ekonomi Ternak Ayam Petelur Jantan Sebagai Alternatif Sumber Usaha Ternak Penghasil Daging di Kabupaten Ciamis. Disertasi. UNPAD.
Analisis Perbandingan Keuntungan Dan Biaya Produksi ……………..…………….….....Fenny Deruli
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2013. Laporan Tahunan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. Dinas Peternakan Jawa Barat. Bandung. Dinas Peternakan Jawa Barat. 2013. Produksi Telur di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013. http://disnak.jabarprov.go.id/index.php/subblog/index/MTI5 (diakses pada Senin. 3 November 2014 Pukul 22.55 WIB). Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan. 2013. Statistik Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2013. Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan. 111:129. Juniady, S. S. 2001. Kajian terhadap Beberapa Metode Penyusutan dan Pengaruhnya terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan (Cost of Good Sold). Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 3, No. 2, November 2001: 157 – 173. Sadono, S. 2012. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ke-3. Cetakan 27. Rajawali Pers. Jakarta. Simon, C., Hari, D. U., Budi, H. 2012. Analisis Ekonomi Usaha Ayam Petelur CV. SANTOSO FARM di Desa Kerjen Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar (Economic Analysis Of Layer At CV. “Santoso Farm” In Kerjen Village Srengat Subdistrict Blitar Regency). Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya. Malang. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi CobbDouglas. Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal. 14.