ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG KAWASAN USAHA BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI KABUPATEN BINTAN
Andrianov Susetya1, Andi Zulfikar2, Linda Wati Zen3 1
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
2
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] 3
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Researchers of multiple methods analysis with observations and interviews were conducted using three categories of measurement. For aquatic ecology measurements using PCA analysis. Parameters of water quality converted into PCA softwere found results of each with 5 locations cultivation . Pengujan with 3 very appropriate cultivation and Pangkil with 2 very appropriate. Buisness Feasibility analysis are used for researchers calculating by, Total Fixed Cost ( FC ), Net Benefit Cost Ratio (Net B I C), Break Event Point ( BEP), Payback of Period ( PP ), Financial rate of Return ( FRR ), The assumption of the estimated value of the business investment to pengujan as a whole is not feasible and Pangkil only 2 places from 5 locations. Social conditions of local communities respond some questions posed by the questionnaire found that area aquaculture in Pangkil responds with a value of 72 % , while 64.5 % Pengujan this indicates the level of enthusiasm with the farming community in the area.
Keywords :
Principal Component Analysis (PCA), Feasibility Aquatic Area, Floating Net Economic Value, Social Studies Of Fisherman, Aquatic Multi Analysis
ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG KAWASAN USAHA BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI KABUPATEN BINTAN
Andrianov Susetya1, Andi Zulfikar2, Linda Wati Zen3 1
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
2
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] 3
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Pengunaan metode multi analisis dalam penelitian dengan pengamatan dan wawancara yang dilakukan menggmtakan 3 katagori pengukuran. Untuk pengukuran ekologi perairan menggunakan PCA Analisis. Parameter kualitas perairan di konversikan kedalam softwere PCA didapati hasil dan masing-masing dengan 5 lokasi budidaya. Perairan Pengujan dengan 3 tempat budidaya sangat sesmil dan pangkil dengan 2 tempat budidaya yang sangat sesuai. Analisis kelayakan usaha yang digunakan dalam penelitian lui diukur menggunakan perhitungan, Total Fixed Cost (FC), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break Event Point (PEP) dan Pay Back of Period (PP), Financial Rate of Return (FRR), mendapati bahwa dengan Asumsi dari Perkiraan nilai investasi usaha maka untuk daerah pengujan secara keseluruhan tidak layak dan pangkil hanya ada 2 tempat dan S lokasi. Kondisi sosial masyarakat tempatan dengan merespon dan beberapa pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner mendapati bahwa daerah budidaya perairan pangkil merespon dengan nilai 72% sedangkan pengujan 64,5% hal ini menunjukkan adanya tingkat antusiasme masyarakat dengan adanya usaha budidaya di daerah tersebut.
Kata kunci :
Analisis Komponen Utama (PCA), Kelayakan lokasi Budidaya, Nilai Ekonomi Keramba Jaring Apung, Kajian Sosial Nelayan Budidaya, Multi Analisis Budidaya.
dipilih merupakan daerah pengembangan budidaya
I. PENDAHULUAN
selain itu akses prasarana jalan serta jaminan A.
Latar Belakang
keamanan.
Masyarakat pesisir perairan Pulau Bintan saat
B.
ini cendrung mengandalkan sektor penangkapan sebagai
mata
pencaharian
mereka.
Hal
ini
dilakukan karena kurangnya minat masyarakat terhadap budidaya. Pendapatan yang dihasilkan dari sektor pengkapan sangat tergantung situasi alam hal ini menyebabkan penangkapan yang dilakukan sering tidak ramah lingkungan. Salah-
Daya Dukung Perairan Budidaya
dukung
yang
memperhitungkan
lingkungan
berlangsungnya
kegiatan
perairan budidaya
daya tempat dalam
menentukan skala usaha/ukuran unit usaha akan dapat menjamin kontinuitas hasil panen. Sistem Budidaya model ini sering diperkenalkan sebagai sistem budidaya berkelanjutan (Meaden, 1991).
satu alternative lain dari penangkapan adalah dengan membudidayakan ikan, selain lebih ramah lingkungan, hasilnya juga dapat di prediksi.
III. METODA PRAKTEK A.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Kondisi Ekologi perairan
lahan
budidaya
di
sekitar
tempat
penelitian, Tingkat Kelayakan Usaha budidaya yang ditinjau dari Analisis Kelayakan Usaha budidaya,
Tingkat
Ekonomi Masyarakat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai 28 februari 2014 Adapun stasiun yang dipilih, yaitu : Titik 1 : Pulau Pengujan Titik 2 : Pulau Pangkil
dan
Kondisi Sosial yang berhubungan dengan kawasan budidaya dan disekitarnya. Manfaat dari penelitian ini dapat kiranya menjadi bahan pertimbangan kepada pengembang dan pengelola untuk dijadikan sebagai pedoman dalam penyusunan kebijakan dalam rancangan setrategis untuk pengelolaan kawasan pesisir.
Waktu dan Tempat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah multi tester, Secchi disc, Meteran tali, layangan berpelampung, stop wach, pulpen dan kertas. B.
Prosedur Penelitian Dengan menggunakan pendekatan teknik
analisis PCA yang dibantuan dengan Microsoft Excel, maka untuk mencapai tujuan penelitian dalam analisis ini disusun tiga faktor/kriteria.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan dengan teknik analisis PCA hanya di A.
Budidaya
Apung
gunakan dalam perhitungan keriteria ekologi.
sarana
Untuk keriteria berikutnya seperti ekonomi dan
pemeliharaan ikan atau biota air yang mengapung
sosial menggunakan pendekatan masing-masing
diatas permukaan air.
yang kemudian dipadukan kedalam Microsoft
Keramba
Keramba Jaring
Jaring
Apung
Dengan
adalah
menggunakan
petakan-petakan kolom untuk tempat budidaya,
Excel dalam perhitungannya.
masyarakat dapat melakukan budidaya ikan di
B.1 Kriteria ekologi :
perairan umum.
Sosial
dan
Untuk penelitian kriteria ekologi perairan ini
yang
harus
hanya mengunakan perhitungan parameter fisika
dipertimbangkan adalah lokasi usaha budidaya
dan kimia dengan rumusan yang mengacu dari
dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung
hasil penelitian (Radiarta, 2008).
Ekonomi
yang
operasionalisasi
Aspek sangat
suatu
umum
usaha,
seperti
tempat
penjualan pakan, pembeli ikan dan lokasi yang
Tabel 2. Parameter Kesesuaian Kawasan Budidaya KJA.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter - Kedalaman - Kecerahan - Arus (cm/dt) - Suhu (°C) - Salinitas - (pH) - D.O ( mg/l)
Sangat sesuai, S1 10 – 20 >3 5 – 15 28 – 32 31 – 35 >7 >7
Cukup sesuai, S2 20 – 25 2 -3 15 – 25 25 – 28 28 – 31 6–7 5 -7
Bersyarat, S3 25 – 30 1-2 25 – 35 20 – 25 25 – 28 4–6 3 -5
Tidak sesuai, N < 6 & > 30 <1 < 5 & > 35 < 20 & > 32 < 25 & > 35 <4 <3
Hasil pengukuran kondisi ekologi di kedua daerah mengacu pada prosedur penelitian,
pengukuran
ekologi
berdasarkan analisis kesesuaian lahan budidaya KJA mengunakan parameter
fisika dan kimia yang di padukan dengan Berdasarkan nilai skor setiap parameter maka
pendekatan teknik analisis PCA.
dilakukan penilaian untuk menentukan apakah lokasi tersebut sesuai untuk lahan budidaya KJA dengan menggunakan formulasi yang dikemukakan oleh (Utojo, 2004)sebagai berikut: Nilai Skor Hasil Evaluasi =
Tabel
3.
Matrik Hasil Analisis Komponen Utama. Pada dasarnya prinsip penggunaan Softwere
PCA analisis adalah memaparkan data yang telah
Total skor setiap stasiun 4
Penentuan
A.
X 100%
Kategori
Kelayakan
dikonversikan dalam beberapa bentuk sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
Berdasarkan Interval No 1 2 3 4
Kisaran Nilai Skor (%) 81 – 100 65 – 80 60 – 64 < 59
Penilaian Hasil Evaluasi Sesuai Cukup sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
A1. Akar ciri dan Representasi Ragam Parameter Fisika dan Kimia Akar ciri dan Representasi ragam parameter Fisika dan Kimia adalah hasil konversi dari data parameter yang di masukkan (input) ke dalam
Sumber : (Utojo, 2004) dalam (Syamsiah, 2007). B.2 Kriteria Ekonomi :
kimia yang diperoleh kemudian di jadikan bahan
Adapun Analisis yang digunakan untuk mengetahui
kelayakan
usaha
diukur
melalui
perhitungan : Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break Event Point (BEP), Financial Rate of Return (FRR) dan Pay Back of Period (PP). Untuk pengolahan data dipergunakan Microsoft Excel. Mengacu pada (Bangkit, 2005) dan di modif sesuai penelitian. B.3 Kriteria Sosial Masyarakat, Adapun analisis analisis
kuantitatif.
ditentukan
softwere. Hasil Representasi ragam fisika dan
yang dilakukan adalah yang
berdasarkan
mana
jarak
Responden
terdekat
antara
kawasan budidaya dengan masyarakat sekitar, dan jumlah responden ada 50 orang dewasa per lokasi penelitian. Untuk pembobotan skor disesuaikan dengan 4 katagori penilaian. Dengan perhitungan : Jumlah per 1 soal dibagi 4 = 100%
untuk beberapa percobaan perhitungan antara lain adalah : - Pebuatan grafik dengan sumbu x,y. - Kontribusi dan Persentase faktor utama - Matrik pembobotan skor setiap stasiun. Adapun akar ciri representasi dari pengukuran yang dilakukan pada perairan pulau pengujan dan pulau pangkil adalah sebagai berikut. Tabel 4. Akar ciri dan Representasi ragam parameter fisika kimia perairan
tersebut dijumlahkan sebaga penentu kelayakan
Akar ciri dan Representasi ragam parameter fisika kimia Perairan Pengujan Eignevaluae % Total Cumulative Cumulative 3,73 53,24 3,43 49,1 2,16 30,82 5,88 84,06 0,86 12,25 6,74 96,31 0,26 3,687 7,00 100,0 Akar ciri dan Representasi ragam parameter fisika kimia Perairan Pangkil 3,44 49,11 3,43 49,1 2,46 35,15 5,90 84,25 0,88 12,55 6,78 96,8 0,22 3,200 7,00 100,0
stasiun per KJA.
A2. Matriks pembobotan skor stiap stasiun Pembobotan skor sudah dapat dilakukan ketika pengukuran parameter telah dilaksanakan. Untuk penelitian kriteria ekologi perairan yang hanya mengunakan parameter fisika dan kimia dengan rumusan yang mengacu dari hasil penelitian Radiarta
Kontribusi dan persentase faktor utama Kelanjutan
tabel
penilaian
untuk
menentukan apakah lokasi kesesuaian untuk lahan
Representasi ragam parameter fisika kimia adalah
yang dikemukakan oleh Utojo tahun 2004 yang
tabel kontibusi dan persentase faktor utama, yang
dikombinasikan
mana dalam tabel tersebut adalah perolehan hasil
kelayakan berdasarkan intreval maka dapati bahwa
korelasi
untuk perairan pulau pengujan dan pangkil adalah
dengan
ciri
dan
budidaya KJA dengan menggunakan formulasi
parameter
Akar
2008
dan
antara
dari
tahun
akar
ciri
dengan
rumusan
penetntu
representasi. Adapun hasil tersebut akan menjadi
sebagai berikut.
tempat penentu dengan perhitungan kelayakan pada
Tabel 6. Nilai Skor Kelayakan pada KJA di kedua
tabel selanjutnya. Untuk tabel kontribusi pada
daerah.
kedua wilayah penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 5. Akumulasi data perhitungan PCA dengan Parameter. Parameter 1. kedalaman (m) 2. Kecerahan (m) 3. Arus (cm/dt) 4. Suhu (°C) 5. Salinitas 6. (pH) 7. D.O jumlah total
Pengujan pc 1 Bobot 0,264 0,1023 0,2808 0,1088 0,4925 0,1908 0,4566 0,1769 0,3836 0,1486 0,4068 0,1576 0,2963 0,1148 2,5806 100%
Pangkil pc1 Bobot 0,49347 0,2034 0,51518 0,2123 0,47374 0,1953 0,14274 0,0588 0,20673 0,0852 0,41313 0,1703 0,18127 0,0747 2,4263 100%
Stasiun 1 2 3 4 5
Perairan Pulau Pengujan Nilai Skor keriteria KJA 82,10 Sesuai 77,33 Cukup Sesuai 72,56 Cukup Sesuai 87,21 Sesuai 82,10 Sesuai
Perairan Pulau Pangkil Nilai Skor keriteria KJA 82,04 Sesuai 82,24 Sesuai 77,16 Cukup Sesuai 79,03 Cukup Sesuai 77,17 Cukup Sesuai
Kesesuaian parameter dapat dilihat pada lampiran
tabel
perhitungan.
adapun
jumlah
komponen yang ada yang kemudian di konversikan kedalam bentuk penilaian keriteria kesesuaian menurut parameter yang kemudian di konversikan
Pada tabel diatas untuk nilai pc1 adalah nilai hasil korelasi yang tertera pada hasil akar ciri representasi parameter fisika kimia, dimana hasil tersebut dijumlahkan secara keseluruhan hingga mendapatkan hasil jumlah total pc1. Pada kolom selanjutnya bobot adalah hasil dari pembagian dari nilai pc1 perparameter dibagi dengan jumlah total keseluruhan pc1 dan hasilnya adalah nilai bobot perparameter. Nilai bobot masing – masing parameter digunakan sebagai perkalian pada skor setiap setasiun yang nantinya hasil dari perkalian
kedalam softwere. Penunjukan
hasil
tersebut
terlihat
pada
perairan pengujan mengungguli keriteria Sesuai dengan jumlah 3 KJA dan perairan pangkil dengan jumlah 2 keriteria Sesuai selebihnya menduduki posisi cukup sesuai. Keriteria yang menunjukan Sesuai atau Cukup Sesuai menurut parameter yang telah dikonversikan kedalam softwere berdampak pada penelitian yang memfonis kan keberadaan di masing-masing KJA
yang diteliti padahal hal ini bukanlah hal besar
Asumsi dari jumlah biaya yang dikeluarkan
yang perlu dipersoalkan karena keriteria Sesuai dan
untuk modal usaha KJA sangat bervariasi hal ini
Cukup Sesuai sama sama menujukan penilaian
dikarenakan model keramba yang digunakan
“Sesuai”, lain halnya ada salah satu daerah yang
memakai produk KJA moderen dan tradisional.
menunjukkan peringkat “ Bersyarat dan Tidak
Untuk yang tradisional investasi yang dikeluarkan
Sesuai”.
tidak
besar
jika
dibandingkan
dengan
KJA
moderen. Angka dengan kepala 5 - 8 ratus juta B.
KONDISI EKONOMI DI KEDUA DAERAH
menggunakan KJA moderen sedangkan angka
Analisis Kelayakan Usaha yang dilakukan
dengan rata-rata 2 ratus juta menggunakan KJA
dengan mengidentifikasi biaya dan manfaat. Biaya
tradisional.
proyek pada dasarnya diklasifikasikan atas biaya
b)
investasi dan biaya operasional.
antara hasil panen (kg) yang diperoleh nelayan saat
Rincian
biaya
Tabel
Budidaya
yang
Kolom Hasil Pendapatan adalah perkalian
itt dengan asumsi hargajual di pasaran.
didalamnya terdapat Table Investasi dan Biaya
Penjelasan tentang keuntungan dari hasil yang
Operasional tersebut adalah Harga Bayangan untuk
dibudidayakan
diatas
Barang-barang Investasi dan di Asumsikan sesuai
menyatakan
dengan Perkiraan Harga mengikuti harga pasar saat
menghasilkan panen yang besar juga, hal ini
ini. Justifikasi yang mendasarinya adalah karena
dibuktikan pada tabel diatas kelompok pangkil
komponen biaya investasi tersebut merupakan
stasiun 1 dan 2. Investasi yang besar pada tahap
barang-barang yang dapat dikatagorikan dalam non
awal budidaya menggunakan KJA moderen adalah
tradable goods, sehingga harga yang digunakan
hal yang wajar dalam berbudidaya karena usaha
adalah harga domestik.
budidaya bersifat berkelanjutan dan terus menerus
bahwa
tidaklah investasi
seratamerta besar
dapat
Dalam kegiatan budidaya ini di Asumsikan
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
bahwa jumlah biaya variable sama atau tetap pada
tabel investasi dengan perbandingan usia usaha
setiap
budidaya dan model KJA yang digunakan.
usaha.
Berdasarkan
perhitungan
biaya
variable tersebut terlihat bahwa komponen pakan
c)
merupakan komponen terbesar yang menyedot
dan
kebutuhan biaya operasional. Hal ini dapat
dikurangkan
dimaklumi karena dalam suatu usaha budidaya ikan
investasikan.
(baik kolam maupun jaring apung) komponen
Kolom Hasil bersih menunjukkan bahwa basil pengurangan dengan
antan jumlah
hasil
pendapatan
biaya
yang
di
Hasil bersih juga digunakan untuk perputaran
pakan ikan merupakan komponen yang terbesar
modal
selanjutnya,
dengan
membagikan
karena menyangkut kelangsungan hidup ikan
keuntungan dan kerugian kepada seluruh auggota
budidaya.
kolompok untuk dikelola secara bersama kembali.
Adapun nilai dari hasil perhitungan analisis
Cara gampang untuk melihat gambaran kerugian
kelayakan usaha yang dilakukan adalah sebagai
dari usaha tersebut adalah kolom Jumlah biaya
berikut.
ditambah kolom hasil pendapatan kemudian dibagi
a)
Kolom Jumlah Biaya adalah penjumlahan dan
dua. Apabila hasil tersebut kurang dari hasil bersih
asumsi biaya investasi ditambah Biaya penyusutan
maka KJA tersebut mengalami kerugian. KJA yang
dan Biaya Tetap. Ini menggambarkan jumlah total
mengalami keuntungan yang signifikan terdapat
yang di investasikan.
pada stasiun 2 KJA perairan pangkil.
d)
Kolom B/C Ratio menunjukkan ratio yang
perhitungan PP adalah tidak memperdulikan nilai
merupakan perbandingan antara nilai sekarang dan
waktu akan uang atau yang disebut juga dengan
keuntungan bersth yang positif dengan nilai
time value of money jadi 156,49 tahun tersebut
sekarang dari keuntungan bersih yang negatif
sebaiknya di abaikan saja.
dengan Kriterianya adalah:
g)
- Net B/C ratio > 1, maka investasi layak karena
yang mana pada kolom tersebut menginformasikan
memberikan keuntungan
tingkat pengembalian modal usaha dalam waktu 1
- Net BC ratio 1, berarti usaha tidak untung dan
tahun. Perhitungan asumsi analisis yang dilakukan
tidak rugi
angka diatas menunjukkan bahwa pengembalian
- Net B/C ratio < 1, maka investasi tidak layak
modal jika hasil tersebut >1 maka pengembalian
karena mengalami kerugian
modal usaha dapat tetap dijalankan. Pengembalian
Kolom FRR adalah kebalikan dan kolom PP
Dari kerterangan diatas yang menunjukkan
modal yang ditunjukkan pada tabel 7 diatas
bahwa Net BIC ratio > 1 hanyalah KJA 2, 4, 5 yang
menjelaskan tentang adanya nilai yang tidak
ada di perairan Pangkil. Untuk Prairan Pengujan
mencapai angka 1 dan angka yang berada didalam
Asumsi
kurung. Angka patokan nilai 1 dimaksudkan untuk
perhitungan
Net
B/C
ratio
tidak
menunjukkan nilai investasi yang layak.
menunjukkan
e)
Kolom BEP adalah kolom yang menunjukkan
mencapai 1 maka angka tersebut menunjukkan
jumlah titik balik dalam mencapai keuntungan
bulan, angka yang lebih dari 1 menandakan bahwa
target penjualan dengan titik keuntungan dari
percepatan pengembalian modal dalam bentuk
penjualan patokan harga yang di pakai. Dengan
persen pertahun. Untuk angka 8,12 pada tabel
perhitungail Total biaya dibagi dengan Hasil
perairan
Panen.
pengembalian
KJA yang dinilai dapat mencapai titik impas
1
tahun,
pangkil
apabila
menunjukkan
dengan
8,12%
angka
tidak
percepatan pertahun
dibandingkari dengan 2,42 untuk stasiun 4 daerah
adalah KJA 2 dan 4 pada perairan pulau pangkil.
pangkil. Sedangkan untuk 0,01 stasiun 5 penairang
f)
pangkil menggambarkan bahwa tidak adanya
Kolom
PP
adalah
kolom
yang
menginformasikant
tentang
jangka
waktu
pengembalian investasi dalam 1 tahun.
pengembaliani modal pada perhitungan diatas. Asumsi dan Nilai kelayakan usaha budidaya
Pay Back of Period (PP) pada tabel diatas
dengan menggunakan farian perhitungan ekonomi
menunjukanan adanya nilai Minus dan nilai < 1,
menginformasikan bahwasanya daerah Pengujan
dalam asumsi jangka waktu pengembalian pertahun
tidak layak untuk berbisnis budidaya keramba
dari usaha yang dijalankan terutama pada angka di
jaring apung hal ini dikarenakan jumlah modal
dalam kurung. minus dan plus pada angka tersebut
yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil
bukanlah menjadi masalah waktu atau lama
yang didapat kalaupun modal yang dikeluarkan
pengembalian modal melainkan nilai pada angka
besar maka pertanyaan mendasar adalah berapa
tersebutlah yang menjadi patokan seberapa lama
lama waktu yang dibutulikan masyarakat budidaya
kita dapat mengembalikan modal pada 1 tahun
tersebut untuk mendapatkan keuntungan bersih dan
periode budidaya. Jika dilihat dan PP yang
hasil berbudidaya. Hal yang sama juga terjadi di
dihasilkan oleh stasiun 5 perairan pangkil maka PP
Perairan Pangkil hanya beberapa daerah saja yang
yang di informasikan merupakan PP terlama dalam
dapat menghasilkan keuntungan lebih ini mungkin
penelitiari ini yaitu 156,49 tahun. Kelemahan dan
dikarenakan modal yang dikeluarkan sedikit, lama
waktu
berbudidaya,
tingkat
pengalaman
dan
biasanya adalah bantuan pengadaan bibit dari
ketekunan kelompok tersebut dalam mengelola dan
pemerintah walaupun banyak juga yang tidak,
mengurus KJA nya. Asumsi / Perkiraan harga
tetapi ini menjadi catatan penting karena bibit yang
barang, modal usaha, nilai investasi, Total Cost,
diberikan
dan Harga Jual yang dibutuhkan seringicali tidak
dengan ukuran untuk di budidayakan langsung ke
sesuai dengan yang di Perkirakan. Hal Seperti ini
dalam keramba dan ini menjadi persoalan penting
menimbulkan tandatanya mengapa dan bagaimana
ketika bantuan pemerintah itu tidak tepat sasaran
usaha tersebut bisa tenis dijalankan.
maka basil yang di usahakan pun kurang maksimal.
Ada beberapa poin dalam perkiraan harga
pemerintah
seringkali
tidak
sesuai
Penambahkan pendapatan dan perputaran
yang
modal biasanya para nelayan memelihara ikan
diperhitungkan antara lain, adalah : harga pakan,
dengan harga yang fantastis, meski begitu ikan
modal KJA Fiberglas dan penjualan ikan yang
tersebut hanyalah sebatas pelengkap budidaya. Ikan
berbeda harga disetiap masingnya. Selain dari tiga
yang di pelihara antaralain adalah ikan kerapu
item yang disebutkan ada juga modal yang tidak
cantang, kerapu macan, kerapu bebek, kerapu sunu,
diduga dan terus menyulitkan para nelayan yaitu
dan kerapu lumpur.
yang
asumsikan
tidak
sesuai
dengan
modal pembelian bibit. Bibit ikan yang didapat Tabel 7. Hasil Perhitungan Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis Ekonomi daerah Pangkil 1 2 3 4 834.732.500 284.617.000 288.757.000 216.870.000 384.000.000 1.368.000.000 197.520.000 408.000.000 450.732.500 1.083.383.000 91.237.000 191.130.000 0,46 4,81 0,68 1,8 521.708 49.933 350.859 127.571 (1,40) 0,12 (1,49) 0,41 (0,71) 8,12 (0,67) 2,42 Analisis Ekonomi daerah Pengujan 1 2 3 4 559.040.000 571.630.000 583.390.000 635.423.000 168.000.000 192.000.000 204.000.000 288.000.000 391.040.000 379.630.000 379.390.000 347.432.000 0,30 0,34 0,35 0,45 798.629 714.538 686.341 529.519 (1,02) (1,06) (1,10) (1,33) (0,98) (0,94) (0,91) (0,75)
Stasiun Jumlah Biaya Hasil Pendapatan Hasil Bersih B/C Ratio BEP / Thn PP FRR Stasiun Jumlah Biaya Hasil Pendapatan Hasil Bersih B/C Ratio BEP / Thn PP FRR
D.
Kondisi Sosial Masyarakat
5 222.670.000 223.200.000 530.000 1,00 239.430 156,49 0,01 5 598.795.000 204.000.000 394.795.000 0,34 704.465 (1,09) (0,92)
poin kelayakan diberi nilai 1,25/ poin nilai
D.1 Kondisi Sosial Menurut Parameter Kuisioner Dalam prosedur penelitian diatas menyatakan
kelayakan dari respon yang diberikan. Apabila nilai kelayakan 4 maka
4 X 1,25.
bahwa kuisioner yang dilakukan mernilikì 20
Tabel 8. Hasil responden analisis kelayakan lahan
jumlah pertanyaan dengan pengambaran kondisi
budidaya
ekologi
sosial
menujukkan
dan
ekonomi.
keterwakilan
Kondisi
secara
yang
menyeluruh
tentang keadaan sosial kawasan budidaya dan
Lokasi Pengujan Pangkil
Demensi Ekologi 23,00 27,50
Demensi Sosial 15,75 16,5
Demensi Ekonomi 25,75 28
Jumlah 64,50 72,00
keadaan lingkungan disekitarnya. Adapun perhitungan nilai kuisioner tersebut
Pengelompokan
tentang
dimensi
adalah nilai satu soal diberikan tillai 5 dengan
pertanyaan yang diajukan tidaklah begitu
jumlah soal 20. Kemudian nilai 5 dalam soal
berpengaruh
tersebut dibagi dengan 4 poin kelayakan, maka 1
diperoleh secara keseluruhan hanya saja ini
terhadap
basil
yang
yang
dapat mempermudah penanya agar tidak
c.
Kondisi Ekonomi
berulang dan berbelit belit dalam bertanya
Kondisi ekonomi seringnya berkaitan dengan
kepada masyarakat. Adapun jumlah nilai yang
kondisi sosial, hal ini terjadi apabila adanya
diberikan oleh kedua kawasan budidaya menunjukkan lebih dari separuh nilai yang diharapkan merespon dengan baik. Hal ini berarti bahwa kawasan tersebut memiliki
prestasi yang didapat maka ada reward yang di harapkan. Bentuk reward yang di harapkan untuk para perani ikan dan nelayan dalam berbudidaya adalah kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini penggambaran kondisi ekonomi pada masyarakat
peran dalam mengawasi dan mengamati
pengujan
perkembangan dan tindak lanjut tentang
sedangkan pangkil 28 persen dan jumlah total yang
keberadaan kawasan budidaya yang menjadi
ditanyakan. Angka diatas menujukkan bahwa
sorotan pemerintah untuk meningkatkan taraf
pangkil unggul juga dalam peningkatan ekonomi
hidup masyarakat pesisir.
sesuai dengan hasil suive dalam kuisioner.
a.
menyumbang
angka
25,75
persen
kondisi sosial ekologi. Pengambaran
kodisi
ekologi
V.
dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
kuisioner menunjukkan bahwa untuk daerah pulau
perairan
pulau
pengujan
hanya
menyumbang 23 persen dan total yang dihasilkan
untuk
Kesimpulan Penelitian Kesimpulan dan penelitian yang diambil dan
ke dua daerah tersebut menyatakan bahwa Kondisi
kondisi
Ekologi perairan budidaya keramba jaring apung
ekologi. Sedangkan perairang pulau pengkil
perairan pengujan Iebih sesuai dibandikan dengan
unggul
ini
kawasan budidaya daerah pangkil ini dapat dilihat
menunjukkan bahwa respon akan kondisi
dan hasil analisis kesesuaian parameter dan
ekologi yang diberikan masyarakat dalam
keseuaian
penggambaranya lebih di unggulkan di daerah
menunjukkan bahwa kedua kawasan tersebut cukup
dengan
penggambaran
A.
27,5
persen.
Hal
Penggambaran kondisi sosial dalam persepsi kuisioner diatas adalah menunjukkan bahwa tidak berbeda jauh antara pengujan dan pangkil, ini dikarenakan pertanyaan dengan tikat kesejahteraan dengan berbudidaya dalam sebagian kelompok bahwasanya
berbudidaya
bukanlah
pekerjaan pokok yang mereka kerjakan melainkan hanya sampingan. Oleh karena itu maka jawaban mereka tentang adanya pengingkatan taraf hidup dengan berbudidaya kelompok tersebut menjawab tidak.
analisis.
Hal
ini
Bila ditinjau dad analisis kelayakan usaha dan
Kondisi Sosial
menjawab
PCA
sesuai untuk melakukan budidaya.
pangkil. b.
dalam
nilai ekonomi yang dilakukan, untuk kawasan budidaya perairan Pangkil lebih menguntungkan karena pembudidaya daerah Pangkil memiliki nilai investasi yang rendah dengan profit yang tinggi sedangkan
pembudidaya
daerah
Pengujan
mengalami kebalikan dan hal tersebut. Ditinjau dati sisi sosial yang dilihat dan hasil wawancara dan kuisioner yang diberikan maka untuk
masalab
sosial
menujukkan
bahwa
pembudidaya daerah pangkil juga lebih dengan tingkat kesesuaian 72 persen dari 100 persen poin yang diberikan sedangkan pauggujan memiliki 64,5 persen dan 100 persen poin. Hal ini juga
mengisaratkan bahwa dan keberhasilan budidaya
membantu nelayan juga perlu ditinjau kembali,
yang dilakukan sedikit banyak berpengaruh pada
karena isu yang beredar di masyarakat tentang
talaran sosial ekonomi masyarakat budidaya.
bantuan pemerintah sering ditanggapi dengan nada
Perpaduan antan ekologi, ekoriomi dan sosial
negatif oleh masyarakat. Ini dikarenakan adanya
dalam penelitian terdapat pada tatanan nilai sosial
oknum
masyarakatnya, hal ini dikarenakan kondisi ekologi
pengadaan barang.
dan ekonomi hanyalah sebatas modal awal untuk
f.
melakukan usaha. Nilai sosial yang timbul dan
terdapat kekurangan dan perlu adanya masukan
munculnya
lebih lanjut dalam pembuatannya. Untuk itu kritik
kelompok
menimbulkan
masyarakat
semangat
budidaya
kebersamaan
dan
yang
bermainamain
dalam
proses
Karya ilmiah yang dituliskan masih banyak
dan saran sangat diperlukan.
kekompakan dalam menjaga dan melestarikan DAFTAR PUSTAKA
lingkungan sekitar.
B.
Saran Adapun saran dalam penelitian ini adalah
a.
Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung di
masing-masing Kelompok nelayan budidaya perlu dilakukan
pelatihan
pemantauan
usaha
manajemen budidaya
usaha
oleh
dan
penyuluh
perikanan b.
Manajemen
usaha
dalam
berbudidaya
kelompok perlu adanya evaluasi dan perbaikan dalam sistem tegulasi di sisi ekonomi dan sistem
Akbar S. 2002. Pembesaran Ikan Kerapu Bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung. Pengembangan Agribisnis Kerapu. Prosiding Lokakarya Nasional. RISTEK - DKP – BPPT. Jakarta. Dahuri, R. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. ______, 2004. Cetak Biru Pembangunan Kelautan dan Perikanan Menuju Indonesia Yang Maju, Adil, Makmur dan Berdaulat. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB
sosial. c.
Perlu adanya data yang kongkrit terkait
dengan pencatatan yang lebih spesipik terhadap hasil produksi melayan yang berbudidaya, seperti
Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius : Jakarta
jenis ikan yang dihasilkan dan berapajumlah dan berat hasil panen per jenis ikan yang dihasilkan. Hal ini diperlukan untuk menguji tingkat kemajuan
Ghufran, M.H.K.K. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik dan Obatobatan. Lily Publisher. Yogyakarta.
usaha budidaya dan tingkat produktivitas perairan Hutabarat dan Evans. 1986. Pengantar Ilmu Perairan dan Budidaya Air. Yogyakarta.
dan perikanan d.
Pemerintah perlu kiranya mencoba mengkaji
ulang tentang usuian berbudidaya untuk nelayan dan masyarakat pesisir khususnya KJA air laut. Adapun pengkajian ulang yang dilakukan berupa nilai investasi yang dilakukan dan biaya produksi untuk mengkasilkan. e.
Pemantauan
bantuan
yang
tentang dikeluarkan
tepat
dan tidaknya
pemerintah
untuk
Komar, 1983. Kajian damak lingkungan sekitar. Jakarta Meaden GJ and Kapetsky JM. 1991. Geographical Information System and Remote Sensing in Inland Fisheries and Aquaculture. FAO Fish. Nybakken, J.W. 1998. Biologi Laut ; Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,Jakarta.
Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga . Gajah mada University Press.Jogjakarta. _______. 1996, Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, UGM Press, Yogyakarta. Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Poernomo A. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Udang Ramah Lingkungan. Ditjen Perikanan, Jakarta. Romimohtarto, dan Juwana. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. LIPI, Jakarta.
Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Soderberg, R. W. 1995. Flowing Water Fish Culture. Lewis Publisher, Florida. Sapto, 2011. Analisis Usaha Perikanan Budidaya. Penerbit. Pusat penyuluhan Kelautan Perikanan. Kementrian Kelautan Perikanan. Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kalautan. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Zulkifli Mantu. 2010. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas Dan Nila Dalam Keramba Jaring Apung Ganda di Pesisir Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulawesi Utara
LAMPIRAN TABEL NILAI EKONOMI DAN PEMBIAYAAN KERAMBA JARING APUNG Kelompok No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Keriteria Usaha
Keterangan dan jumlah
jenis usaha, tahun usia usaha luas area usaha jenis yang dipelihara berapa kali panen panen mendatang (bulan) harga panen per jenis ikan modal usaha model keramba Biaya perbaikan / tahun Biaya minyak jumlah kantong jumlah kantong yang terisi jumlah ikan masing-masing kantong usia ikan masing-masing kantong jenis ikan masing-masing kantong ukuran kantong ukuran jaring kantong jenis pakan jadwal pemberian pakan harga pakan BIAYA INVESTASI
No
komponen biaya
satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Drum Plastik Kayu bulat Papan Bahan jaring dalam # 1.5" Bahan jaring luar # 1" Paku / baut Tali RIS Jangkar Rumah jaga / kelong Timbangan gantung Tabung oksigen Ember dan Es Box Tangguk Sampan / Perahu Satu set KJA Fiberglass 3x3 10 lobang
buah batang lembar kg kg meter kg buah unit buah buah buah buah buah
15 jumlah No
komponen biaya
1 2 3 7
Benih ikan kerapu 5 - 8 cm pakan pelet (alternatif 1) pakan pelet (alternatif 2) upah penjaga (2orang) upah tenaga pengerja 8 jaring 9 biaya minyak solar 10 sewa sarana angkutan 11 obat-obatan BIAYA TETAP 1 2 3 4 Jumlah
retribusi usaha biaya perawatan jaring Listrik perawatan perahu
Hasil Panen Asumsi jumlah per Setiap panen Jumlah TERAKHIR panen
jumlah fisik
harga persatuan Rp
jumlah biaya Rp
umur ekonomi (tahun)
nilai penyusutan Rp
Nilai sisa proyek Rp
lubang total biaya investasi Rp.-------------BIAYA OPERASIONAL jumlah biaya per satuan jumlah biaya satuan fisik Rp per periode Rp ekor ekor ekor org/bln HOK liter trip paket unit/bl n HOK paket bulan
kg kg
Rp.-----------jumlah biaya 1 tahun Rp
Keterangan