Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
ANALISIS PERAN DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK (PA) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
Sidik Program Studi Sastra Inggris Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing Nusa Mandiri
[email protected]
ABSTRACT In the process of learning at the college level have greater difficulty if compared the learning process at the high school level or vocational. Students who succeed and success is not an easy thing to come by, because a lot of things that should be prepared so that the objectives to be achieved aspired. The purpose of establishing the academic supervisor in campuss is so intertwined relationship good communication between students and colleges, in order to get information about the state of science, psychological, as well as the potential of the student. The research on "The Role of the Academic Advisor Toward Improved Student Learning Motivation and Interests" and formulation of research problems are: a) How important is the role of academic counselors to motivate student learning. b) How important is the role of academic counselors to interest student learning and What solution is proposed that counselors can play better against student motivation and interest in learning. Important role that has been done by academic counselors, among others help students so that students have a learning attitude and good behavior, giving attention to the low attendance rate of students so that students are not exposed to droup out (DO), provide guidance to students so that students can develop the potential education, research, arts and culture, to take part in follow national and international activities, help resolve academic issues, giving attention to students who have low during midterms, provide guidance and motivation at the beginning of the semester for the students. Keyword: the role of academic counselors, motivation learning, interest learning I. PENDAHULUAN Dalam proses kegiatan belajar di perguruan tinggi mempunyai tingkat kesulitan yang lebih besar jika diandingkan dengan proses belajar pada tingkat sekolah menengah umum atau kejuruan. Mahasiswa yang berhasil dan sukses bukan hal yang dengan mudah didapat, dikarenakan banyak hal-hal yang harus disiapkan agar tujuan yang ingin dicita-citakan dapat tercapai. Menjadi mahasiswa ideal berarti mahasiswa tersebut harus mempunyai kematangan personal, akademik dan sosial. Yaitu mahasiswa yang tidak hanya sukses dalam menyelesaikan perkuliahan tepat waktu, melainkan juga mahasiswa yang memiliki selfesteem dan self-confidence yang tinggi, mau bekerja keras untuk maju, bertanggung jawab dan mempunyai kejujuran akademik. Selfesteem diartikan dalam istilah percaya diri meskipun tidak sepenuhnya menggambarkan makna yang sesungguhnya. Lutan (2003: 3) memaparkan bahwa “self-esteem adalah penerimaan diri sendiri, oleh diri sendiri berkaitan bahwa kita pantas, berharga, mampu dan berguna tak peduli dengan apa pun yang sudah, sedang atau bakal terjadi. Tumbuhnya
perasaan aku bisa dan aku berharga merupakan inti dari pengertian self-esteem”. Self-esteem merupakan kumpulan dari kepercayaan atau perasaan tentang diri kita atau persepsi kita terhadap diri sendiri tentang motivasi, sikap, perilaku, dan penyesuaian emosi yang mempengaruhi kita (Kidshealth, 2006). Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pula bahwa self esteem berkenaan dengan: (a) kemampuan kita untuk memahami apa yang dapat kita lakukan dan apa yang telah dilakukan, (b) penetapan tujuan dan arah hidup sendiri, (c) kemampuan untuk tidak merasa iri terhadap prestasi orang lain. Self confidence adalah sikap positif seorang individu yang merasa memiliki kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya maupun lingkungan. Menurut Hasan dalam Iswidharmanjaya (2005) menyatakan self confidence adalah percaya akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat.
49
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Selain itu kecakapan dalam berkomunikasi, bekerjasama dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama. Produk mahasiswa yang ideal tersebut sangat mungkin dihasilkan oleh penyelenggara pendidikan, jika semua pihak (dosen akademik, dosen pengampu mata kuliah, kepala program studi, pimpinan fakultas dan universitas) secara bersama-sama bahu membahu mewujudkannya. Pendidikan tinggi merupakan wadah yang memungkinkan berkembangnya kepribadian manusia dengan mengembangkan kekuatan penalaran individu sebagai salah satu kekuatan utamanya. Perguruan tinggi terus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa agar mampu meningkatkan daya nalar, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan tinggi diatur dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan atau kesenian. 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pada kenyataannya, tingkat motivasi dan minat belajar mahasiswa masih sangat rendah. Hal ini sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada pada diri mahasiswa maupun yang berasal dari lingkungan. Masih banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan hanya sebatas ingin mendapat ijazah semata, dan hal tersebut memang nyata adanya. Berdasarkan hal tersebut membuat instansi perguruan tinggi menjadi mengalami dilematis. Satu sisi pihak perguruan tinggi ingin meluluskan sebanyak mungkin mahasiswa tiap tahunnya sedang disisi lain pihak kampus juga ingin membuat lulusannya berkualitas. Tetapi apakah benar dengan kondisi yang sangat memprihatinkan saat ini bisa didapatkan lulusan mahasiswa yang berkualitas baik dari segi keilmuan maupun dari sisi keahlian atau kompetensi. Untuk itu ada beberapa cara yang digunakan agar mahasiswa tetap termotivasi belajar dan mempunyai minat yang tinggi salah satunya adalah dengan membentuk perwalian 50
mahasiswa atau adanya dosen pembimbing akademik (PA). Tujuan pembentukan dosen PA ini adalah agar terjalin hubungan komunikasi yang baik antara mahasiswa dan perguruan tinggi, sehingga didapat informasi mengenai kondisi keilmuan, psikologis, maupun potensi yang dimiliki oleh mahasiswa. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dosen Pembimbing Akademik Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sebuah perguruan tinggi. Dosen adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah, 2006). Dosen adalah salah satu komponen Manusiawi dalam proses belajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Menurut Hendrosaputro (2010: 77-78) mengemukakan bahwa pembimbing akademik adalah tenaga pengajar tetap yang ditunjuk dan diserahi tugas membimbing mahasiswa; tujuan bimbingan adalah membantu mahasiswa mengembangkan potensinya sehingga memperoleh hasil yang optimal dan dapat menyelesaikan studinya dengan waktu yang ditentukan; Dalam Pedoman Pembimbingan Akademik (2008: 4) disebutkan bahwa pembimbing akademik adalah dosen yang ditugasi untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada individu atau kelompok mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan lingkungan kampus serta dapat meningkatkan diri dalam mengikuti kegiatan pendidikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengertian dari dosen Pembimbing Akademik (PA) adalah staf pengajar suatu perguruan tinggi yang dianggap cakap dan mampu memberikan bantuan nasehat akademik kepada para mahasiswa agar dapat menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa dengan baik. Bantuan yang diberikan oleh dosen pembimbing akademik kepada setiap mahasiswa yang ada dalam binaannya dimaksudkan agar mahasiswa tersebut dapat mengembangkan pandangan, potensi diri, mengambil keputusan dan menanggulangi konsekuensinya sendiri yang nantinya akan dipergunakan dalam hubungannya dengan masyarakat..
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
2.2. Tugas dan Kewajiban Pembimbing Akademik Hendrosaputro (2010:77-78), tugas dan kewajiban pembimbing akademik adalah: 1. Membantu mahasiswa menyusun kartu rencana studi dan memberikan pertimbangan mata kuliah yang diambil, memberikan pertimbangan kepada mahasiswa tentang banyaknya kredit yang akan diambil 2. Mendorong mahasiswa bekerja dan belajar secara teratur dan kontinyu serta menanamkan pentingnya disiplin diri sendiri dan kemampuan mengenai potensinya sendiri 3. Memberikan saran dan keterangan lain tentang mahasiswa yang dibimbing kepada pihak-pihak yang dipandang perlu 4. Menyampaikan peringatan kepada mahasiswa bimbingan yang berprestasi kurang atau turun. Sedangkan tugas umum Dosen Pembimbing Akademik, meliputi: 1. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang bagaimana cara belajar di Perguruan Tinggi 2. Mengidentifikasi jenis masalah-masalah akademik yang dihadapi oleh mahasiswa 3. Memberikan pengarahan tentang pentingnya studi kelompok yang dikembangkan dalam diskusi kelompok belajar. 4. Memberikan penjelasan tentang aturan akademik, pengertian KRS, Strategi belajar efektif untuk meningkatkan Indeks Prestasi. 5. Menerima laporan dari mahasiswa tentang kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapinya. 6. Mendorong mahasiswa agar gemar melakukan pengkajian bidang ilmu secara ilmiah dan melakukan penelitian. Untuk tugas khusus Dosen Pembimbing Akademik, antara lain: 1. Membuat jadwal pertemuan berkala antara dosen PA dengan Mahasiswa yang dibimbing 2. Mengadakan pertemuan berkala dengan mahasiswa yang dibimbingnya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. 3. Menerima keluhan dan laporan tentang kemajuan belajar mahasiswa, baik saat pertemuan terjadwal maupun di luar acara pertemuan. 4. Memberi pengarahan kepada mahasiswa yang dibimbing tentang berbagai keluhan dan laporan yang disampaikannya tentang masalah-masalah akademik dan atau masalah-masalah yang dapat mengganggu proses belajar mahasiswa.
5. Memberikan laporan tertulis setiap kepada ketua program studi tentang perkembangan belajar mahasiswa yang dimbimbingnya. 6. Menerima salinan Kartu Hasil Studi (KHS) yang dibimbingnya pada setiap akhir semester dan meneliti kembali keberhasilan studi mahasiswa. 7. Menandatangani KRS dan surat permohonan cuti akademik. Bila dipandang memungkinkan dan perlu dosen PA dapat melakukan konsultasi dengan pimpinan fakultas tentang masalahmasalah akademik yang dihadapi oleh mahasiswa yang dibimbingnya, termasuk melakukan komunikasi dengan orang tua mahasiswa yang dibimbingnya. 2.3. Pengertian Motivasi Motivasi menurut Sardiman (2009:73), motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi yang berawal dari kata motif dapat diartikan menjadi daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan menjadi sangat dirasakan atau sangat mendesak. Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Sedangkan pengertian motivasi menurut Asrori (2008) menjelaskan bahwa motivasi adalah a) Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. b) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Biggs dan Tefler dalam Dimyati dan Mudjiono (2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa perlu diperkuat 51
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat menjadi optimal. Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11). Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Suryabrata (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: a) Faktor Eksternal - Faktor dari luar individu yang terbagi menjadi dua: faktor sosial meliputi faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung dan faktor non sosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain. b) Faktor Internal - Faktor dari dalam diri individu yang terbagi menjadi dua: faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsifungsi fisiologis dan faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi. 2.4. Minat Belajar Minat atau ketertarikan terhadap sesuatu bersifat berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak menimbulkan rasa senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang seseorang terhadap objek, dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat seseorang tersebut. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama-kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu tersebut. Pengertian minat sudah dijelaskan oleh banyak pakar. Apa yang 52
menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik (Purwanto, 2007: 56). Minat, mampu memberikan dorongan kepada seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar yang sekiranya menarik untuk diketahui, menjadikannya memiliki semangat tinggi untuk mengetahui sesuatu yang telah menarik hatinya. Sedangkan menurut Muhibin (2011: 152) minat (interest) secara sederhana adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2007: 121). Minat dapat timbul dengan sendirinya, yang ditengarai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali, 2007: 121). Adanya hubungan seseorang dengan sesuatu diluar dirinya, dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat bergantung pada minat seseorang terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2005). Minat memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas, karena minat merupakan dorongan yang paling kuat dari dalam diri seseorang. Besar kecilnya minat, akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas seseorang. Minat adalah bentuk dari motivasi intrinsik. Pengaruh positif minat akan membuat seseorang tertarik untuk bereksperimen seperti merasakan kesenangan, kegembiraan dan kesukaan. Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang yang mampu membuat seseorang ingin merasakan hal-hal yang menyenangkan. Seseorang yang memiliki minat terhadap apa yang dipelajari lebih dapat mengingatnya dalam jangka panjang dan menggunakannya kembali sebagai sebuah dasar untuk pembelajaran di masa yang akan
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
datang (Garner, Ormrod, 2003). Dengan minat yang besar terhadap sesuatu hal dapat membuat seseorang akan mempunyai dorongan yang kuat untuk menggapai hal yang menjadi tujuannya. Demikian juga dengan tingginya minat belajar seorang mahasiswa tidak dapat tumbuh dengan sendirinya, diperlukan adanya stimulan maupun dorongan-dorongan yang mengarahkan seorang mahasiswa tersebut akan tertarik dengan suatu mata kuliah tertentu. Dorongan-dorongan tersebut dapat berasal dari dalam diri priabadi mahasiswa maupun berasal dari lingkungannya. Menurut Safari (2003), indikator minat ada empat, yaitu: 1. Perasaan Senang, seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut. 2. Ketertarikan Siswa, berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 3. Perhatian Siswa, perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. 4. Keterlibatan Siswa, ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandanganpandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Tujuan dari rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan mengutip buku-buku, literatur dari internet, jurnal-jurnal yang sudah dilakukan sebelumnya dan ada kaitannya dengan permasalahan objek yang sedang diteliti.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Peran sebagai dosen pembimbing akademik pada sebuah perguruan tinggi merupakan bagian yang sangat penting karena dapat memberikan jarak yang begitu dekat antara mahasiswa dengan pihak kampus. Kesenjangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir dan kesalahan informasi yang mungkin terjadi juga dapat dihindari. Untuk itu dosen pembimbing akademik yang ada disetiap kampus seharusnya dapat terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan. Dosen pembimbing adademik juga dapat berperan sebagai motivator pada mahasiswa bimbingannya. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini dapat kita lihat peran dosen pembimbing akademik, yakni: (Pedoman Pembimbingan Akademik, 2008: 8). 1. Bimbingan dan Motivasi Awal Semester Pada awal semester merupakan waktu yang paling tepat untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa baru maupun tingkat atas, dikarenakan pada awal perkuliahan ini semangat dan motivasi belajar mahasiswa masih sangat tinggi. Keadaan ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh dosen pembimbing akademik untuk mensosialisasikan agenda maupun kegiatan konseling yang nanti akan dilaksanakan selama satu semester ke depan. Selain itu dosen pembimbing akademik akan dengan mudah memberikan motivasi belajar, motivasi mengikuti kegiatan-kegiatan mahasiswa yang sudah disediakan pihak kampus. Keikutsertaan lainnya dapat berupa mengikuti seminar-seminar akademik maupun entrepreneurship yang sering diadakan oleh perhimpunan mahasiswa maupun pihak kampus. Selain menjelaskan mengenai agenda dan kegiatan kampus dosen pembimbing akademik juga dapat memberikan motivasi belajar bagi mahasiswa dan dapat juga memberikan tips dan trik maupun kiat-kiat agar pada akhir semester mahasiswa berhasil mendapatkan Indeks Prestasi (IP) yang tinggi. 2. Menjelaskan Mengenai Kehadiran Mahasiswa Dalam tahapan awal semester ini, dosen pembimbing akademik juga harus menjelaskan mengenai prosentase kehadiran, karena jika terdapat mahasiswa yang tidak hadir mengikuti perkuliahan atau jumlah kehadirannya minimal akan dapat menyebabkan mahasiswa tersebut tidak diperbolehkan mengikuti ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. 53
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
Bahkan di beberapa perguruan tinggi yang lain dapat mengakibatkan mahasiswa tersebut terkena Droup Out (DO). 3. Memberikan Perhatian Untuk Peningkatan Nilai Perolehan nilai pada ujian tengah semester (UTS) dapat dijadikan sebaai tolak ukur apakah mahasiswa tersebut dapat dengan baik mengikuti perkuliahan atau tidak. Karena penilaian pada ujian pertengahan ini materi kuliahanya juga belum terlalu banyak dan mendalam, sehingga seharusnya dapat diikuti dengan baik. Memberikan perhatian kepada mahasiswa yang mendapat nilai UTS-nya rendah dapat dilakukan dengan menanyakan secara personal kepada mahasiswa tersebut mengenai permasalahan yang ditemui dalam proses mengikuti mata kuliah tertentu. Permasalahan yang biasa ditemui diantaranya: 1) mata kuliahnya terlalu sulit; 2) dosen tidak menguasai mata kuliah; 3) tidak menyukai mata kuliah tersebut. 4. Membantu Mahasiswa Berperilaku dan Bersikap Baik. Prestasi mahasiswa tidak selalu dilihat dari indeks prestasi akademiknya tetapi juga harus didukung dengan adanya soft skill yang baik. Kemampuan akademik lebih mengarah pada hard skill sedangkan kemampuan mengendalikan emosi, perilaku yang baik, sopan santun merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa. Peran dosen pembimbing akademik, harus dapat membantu mahasiswa agar berperilaku dan bersikap yang baik kepada dosen, maupun kepada sesama mahasiswa yang lain. Mengapa sikap ini harus dimiliki oleh seorang mahasiswa ? Karena jika seorang mahasiswa yang pintar secara akademik tetapi tidak diiringi dengan perilaku dan sikap yang baik, maka akan sangat membahayakan bagi kehidupan mahasiswa tersebut. Coba kita lihat generasi muda sekarang ini, di Indonesia banyak sekali mahasiswa yang pintar, tetapi banyak juga yang tidak dilengkapi dengan kemampuan soft skill sehingga masih banyak yang tidak memperhatikan integritas dirinya sebagai mahasiswa, masih banyak yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Misalnya: melakukan tindakan mencontek pada saat ujian, melakukan tindakan plagiat (menjiplak) hasil karya orang lain tanpa menyebutkan referensinya. 5. Dapat Membantu Menyelesaikan Masalah Akademik
54
Peran dosen pembimbing akademik yang paling utama adalah harus dapat membantu mahasiswa mengatasi masalah akademiknya. Misalnya: 1) nilai suatu mata kuliah kenapa rendah sekali; 2) permasalahan dengan dosen pengajar.; 3) indeks prestasinya. Untuk mengatasi permasalahan nilai mata kuliah yang rendah, dapat dilakukan dengan memberikan saran agar mahasiswa tersebut membuat kelompok-kelompok diskusi maupun belajar berkaitan dengan mata kuliah yang dianggap sulit, ikut dalam forum-forum online , berkoordinasi dengan dosen pengampu dan berdiskusi bagaimana tips dan triknya agar dapat memahami mata kuliah tersebut dengan mudah. Untuk mengatasi permasalahan dosen pengajar yang tidak menguasai materi, atau ada anggapan dosen ”killer”, sebagai seorang dosen pembimbing akademik harus dapat menjembatani atau sebagai mediator antara mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut dengan dosen yang bersangkutan dan mencari solusi terbaik yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Bukan malah mengadu domba antara mahasiswa dengan dosen pengampu. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan individu pada mahasiswa yang mendapat IPK yang rendah, dosen pembimbing akademik dapat mengarahkan agar mahasiswa tersebut lebih aktif mengikuti perkuliahan, mempunyai buku-buku referensi mata kuliah, aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen pengajar dan juga tepat waktu dalam mengirimkan tugasnya, mengikuti ujian yang diadakan dikampus tersebut. Hal ini wajib, karena prosentase mengikuti ujian pasti lebih besar dibandingkan dengan kehadiran maupun keaktfian dalam mengumpulkan tugas-tugas kuliah. 6. Membantu Mahasiswa Meningkatkan Potensi Pendidikan, Penelitian Dan Seni Budaya Keahlian seorang mahasiswa juga tidak selalu berhubungan dengan prestasi akademik, ada juga beberapa mahasiswa yang mempunyai prestasi dibidang lain, misalnya: oleh raga, musik, maupun seni budaya lainnya. Peran sebagai dosen pembimbing akademik juga semaksimal mungkin dapat mengeksplorasi potensipotensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Memberikan pengarahan dan saran bagaimana agar semua potensi yang dimiliki mahasiswa tersebut dapat tersalurkan dengan baik dan menghasilkan
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
prestasi yang membanggakan baik bagi lembaga maupun bagi mahasiswa itu sendiri. Dari sisi penelitian, potensi ini juga sangat penting untuk dikembangkan. Sebagai dosen pembimbing akademik, hendaknya memberikan contoh-contoh nyata tentang penelitian-penelitian yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dan menginformasikan mengenai jurnal-jurnal yang dapat diisi oleh mahasiswa. Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa peran sebagai dosen pembimbing akademik tidaklah semudah yang dibayangkan. Oleh karena itu menjadi dosen pembimbing harus dijalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab. Bagaimana peran dosen pembimbing akademik untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar mahasiswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dikampus. Selain menjadi pengajar di perguruan tinggi, dosen juga diberikan tanggung jawab sebagai pembimbing akademik yang mempunyai tugas dan kewajiban terhadap mahasiswa yang dibimbingnya. Tugas dari dosen pembimbing akademik adalah sebagai mediator atau penghubung antara mahasiswa dengan lembaga kampus terhadap informasiinformasi yang ada dilingkungan kampus. Selain itu dosen pembimbing akademik juga mempunyai tanggung jawab sebagai motivator yang selalu memberikan motivasi atau dorongan kepada mahasiswa agar dapat menyelesaikan pendidikannya sesuai waktu yang sudah ditentukan dengan hasil yang memuaskan. Berkaitan dengan peran sebagai pemberi motivasi belajar kepada mahasiswa bimbingannya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (Pedoman Penasehat Akademik Univ.Kanjuruhan Malang, 2008) 1. Mendorong mahasiswa agar belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi internal yang dimiliki 2. Memberikan saran kepada mahasiswa untuk memanfaatkan sarana dan prasarana belajar yang tersedia dengan optimal 3. Menunjukan jalan bagi upaya mengembangkan minat dan potensi mahasiswa. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh - sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas belajar bahkan tidak mau mengerjakan tugastugas yang berhubungan dengan pelajaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang menjadi pendorong baik dari dalam maupun dari luar
diri individu yang dapat menumbuhkan semangat dan minat dalam melakukan sesuatu untuk memperoleh keberhasilan. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi maka akan cenderung semangat dan minatnya menjadi lemah dan tidak menyenangi materi pelajaranan serta kesulitan untuk menguasai materi kuliah yang diberikan. Minat seseorang terhadap sesuatu dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor Internal merupakan Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yang berasal dari individu siswa itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk, (2007 : 76) faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan. Menurut Muhibbin,(2003:131) faktor internal (faktor yang berasal dari dalam siswa itu sendiri) meliputi dua aspek yakni: 1) aspek fisologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Faktor yang berasal dari internal mahasiswa harus dapat dikelola dengan baik oleh mahasiswa yang bersangkutan. Salah satunya adalah faktor kesehatan tubuh. Kesehatan Menurut Slameto (2003:54), sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan atau kelainankelainan fungsi atau alat inderanya serta tubuhnya. Menurut Muhibbin (2003:131), kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap minat belajar, sebab seorang mahasiswa yang sehat jasmani dan rohani maka akan giat dalam belajar ( tanpa adanya rintangan), sedangkan bila mahasiswa tersebut sakit maka akan merasa malas dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap gairah atau minat belajarnya. Kondisi tubuh yang lemah akan menurunkan kemampuan untuk menerima pelajaran sehingga materi yang dipelajari kurang atau tidak dapat masuk. Dengan kondisi yang sehat seseorang akan mudah berkonsentrasi dan dapat menumbuhkansemangat dan minat belajar. Kesehatan mental yang baik akan menimbulkan semangat yang stabil, minat yang positif, dan sikap yang dinamis untuk meraih sukses belajar. Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan 55
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
dapat mempengaruhi minat belajar. Kesehatan merupakan kondisi fisik seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika badannya kuat, lengkap panca inderanya, tidak terganggu (sakit). Jika mahasiswa mempunyai kesehatan yang tidak baik dalam arti sedang sakit, kondisi fisiknya lemah, panca inderanya tidak dalam keadaan fit atau terganggu, maka mahasiswa tersebut tidak akan maksimal menerima materi kuliah dari dosen. Peran dosen pembimbing akademik agar faktor internal ini dapat dijadikan sebagai dorongan dan semangat bagi mahasiswa dalam proses meningkatkan minat belajar, baik dikampus maupun dirumah dapat dengan memberikan pengartian mengenai pentingnya kesehatan tubuh dan memberikan pesan bahwa hindari hal-hal yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan dapat menurun. Misalnya hindari merokok, begadang setiap hari, olahraga teratur dan makan-makanan yang sehat. Disamping memberikan pengertian dan nasehat, dosen pembimbing akademik juga dapat terus memantau kondisi dari mahasiswa bimbingannya setiap kali mengikuti perkuliahan maupun kegiatan lain dilingkungan kampus. Menurut Sugihartono dkk, (2007 : 76) faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor kampus, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik,relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor kampus yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi dosen dengan mahasiswa, relasi antar mahasiswa, disiplin waktu kuliah, standar kurikulum materi kuliah, sarana dan prasarana kuliah, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan mahasiswa dalam masyarkat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media masa. Faktor dari luar mahasiswa ini merupakan faktor yang paling dominan dalam proses memberi pengaruh baik itu pengaruh positif maupun negatif. Peran dosen pembimbing akademik untuk dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa, dapat melihat dari faktor eksternal diatas. Dan memang dalam hal ini kapasitas dari dosen pembimbing akademik masih sebatas memberikan pengertian dan nasehat-nasehat mengenai hal-hal apa saja yang harus dihindari dan harus didekati agar minat belajar terus mengalami peningkatan. selain dari kedua peran penting yang harus dilakukan oleh dosen pembimbing akademik dalam usahanya meningkatkan motivasi dan minat belajar 56
mahasiswa, dosen pembimbing akademik juga dapat memberikan solusi terbaik jika langkahlangkah yang diberikan belum mendapatkan hasil yang optimal. Solusi yang dapat diberikan diantaranya membuat forum diskusi, kelompok belajar, menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tidak bosan-bosan memberikan dorongan dan semangat serta tauladan kepada mahasiswa bimbingannya. V. PENUTUP Peran dari dosen pembimbing akademik disetiap kampus memiliki peran penting dalam meningkatkan hasil studi mahasiswa. Peran penting yang telah dilakukan oleh pembimbing akademik, antara lain membantu mahasiswa agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku belajar yang baik, memberikan perhatian kepada mahasiswa yang tingkat kehadirannya rendah agar mahasiswa tidak terkena droup out (DO), memberikan bimbingan pada mahasiswa agar mahasiswa dapat mengembangkan potensi pendidikan, penelitian, seni dan budaya, untuk turut mengikuti kegiatan baik nasional maupun internasional, membantu menyelesaikan masalah akademik, memberikan perhatian kepada mahasiswa yang memiliki rendah pada saat ujian tengah semester, memberikan bimbingan dan motivasi pada awal semester agar mahasiswa. Meningkatkan motivasi dan minat belajar mahasiswa merupakan suatu hal yang sulit tapi bukan suatu hal yang tidak dapat dilakukan. Dengan memberikan motivasi, semangat dan tauladan kepada mahasiswa bimbingan diharapkan dapat merubah sedikit demi sedikit pola belajar yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Misalnya tidak aktif masuk kuliah, tidak aktif mengirimkan tugas, tidak berperan dalam kegiatan kemahasiswaan, maupun sangat sedikit sekali perannya dalam kegiatan penelitian mahasiswa. Faktor internal dan eksternal yang positif dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar mahasiswa harus terus ditingkatkan intensitasnya, sedangkan hal-hal yang berpengaruh negatif sedapat mungkin dihindari oleh mahasiswa karena dapat mengakibatkan menurunnya motivasi dan minat belajar yang sedang dibangun. Pada tahapan ini peran dosen pembimbing akademik memegang peran yang sangat penting disamping juga ada faktor eksternal lainnya yang mendukung. Pemantauan mengenai kehadiran pada perkuliahan, ketepatan mengirimkan tugas kuliah dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan di lingkungan kampus dapat juga dijadikan sebagai acuan, apakah peran yang selama ini dijalankan sudah sesuai dengan yang
Widya Cipta,Vol. VII, No.1 Maret 2015
diinginkan atau masih ada yang diperbaiki untuk semester berikutnya.
harus
DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta. Djaali, H. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Djamarah, SB dan Zein,A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta Kidshealth. 2006. Whats is self esteem . diambil dari http://kidshealth.org/kid/feeling/emotion /self_esteem.html (diakses 15 November 2013) Hendrosaputro. 2010. “Tugas dan Fungsi Pembimbing Akademik di Perguruan Tinggi”. Dalam Jurnal Akademika, Vol. 2, No. 1, Januari 2010. Ilyas.2013 Artikel berjudul ” Peran ideal Dosen Pembimbing Akademik dan Prestasi belajar mahasiswa”, terdapat pada situs: [http://sekitar-pendidikan. blogspot. com/2013/04/] diakses pada 09 November 2013. Iswidharmanjaya, A dan Agung, G. 2005. Satu hari menjadi lebih percaya diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Purwanto, M.Ngalim.2007. Psikologi Pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Rusli, Lutan. 2003. Self Esteem: Landasan Kepribadian. Jakarta : Bagian proyek peningkatan Mutu Organisasi dan Tenaga Keolahragaan Dirjen Olahrga Depdiknas. Safari.2003. Artikel berjudul: ”Indikator Minat Belajar”, terdapat pada [http://pedomanskripsi.blogspot.com/2011/07/indikator -minat-belajar.html] diakses 16 November 2013. Sardiman, AM. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Rajawali Press. Slameto.2007. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineke Cipta Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Syah, Muhibin. 2011. Psikologi Belajar,Jakarta. Raja Grafindo Persada Universitas Kanjuruhan Malang. 2008. “Pedoman Penasehat Akademik UKM”. Malang
57