ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (Studi Kasus pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya)
CYNTHIA IRMA FITRIANA 093403152
[email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT This study aimed to determine (1) presentation of financial reporting of PDAM Tirta Sukapura before and after implementation of SAK ETAP based on statement of financial position (2) presentation of financial reporting of PDAM Tirta Sukapura before and after implementation of SAK ETAP based on statement of comprehensive income (3) presentation of financial reporting of PDAM Tirta Sukapura before and after implementation of SAK ETAP based on statement of changes in equity (4) presentation of financial reporting of PDAM Tirta Sukapura before and after implementation of SAK ETAP based on statement of cash flows. The method of analysis used is descriptive analysis. The results showed that : (1) occurred the decrease of asset, liability, and equity (2) occurred the decrease of gross profit, operating profit, earning before tax, earning after tax (3) occurred the decrease of total equity (4) presentation of statement of cash flows from operation activities before implementation of SAK ETAP used direct method and presentation of statement of cash flows from operation activities after implementation of SAK ETAP use indirect method. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari neraca (2) penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan laba rugi (3) penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan perubahan ekuitas (4) penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan arus kas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) terjadi penurunan aset, kewajiban, ekuitas sesudah implementasi SAK ETAP (2) terjadi penurunan laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak, dan laba bersih sesudah implementasi SAK ETAP (3) terjadi penurunan jumlah ekuitas sesudah implementasi SAK ETAP (4) penyajian
laporan arus kas dari aktivitas operasi sebelum implementasi SAK ETAP menggunakan metode langsung, sedangkan penyajian laporan arus kas dari aktivitas operasi sesudah implementasi SAK ETAP menggunakan metode tidak langsung.
Latar Belakang Masalah Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban suatu entitas kepada pihakpihak yang berkepentingan, mengenai managemen dan pemanfaatan sumberdaya perusahaan, dan capaian yang diperoleh pada periode tertentu. Permasalahan yang kemudian muncul dan menarik untuk dibahas yaitu, tidak semua entitas bisnis melaksanakan akuntabilitas publik. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu entitas milik daerah yang menghadapi dilema yang berhubungan dengan akuntabilitas publik, khususnya mengenai penyusunan laporan keuangan entitas. Di satu sisi, managemen PDAM berharap mampu menyusun laporan keuangan organisasi yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (SAK), yang akan digunakan untuk kepentingan pengajuan kredit (pembiayaan) dan pembayaran pajak kepentingan internal. Namun, di sisi yang lain, managemen PDAM menghadapi masalah kompleksitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK) umum. Apabila managemen menerapkan hal ini, maka kos yang akan dikeluarkan oleh entitas tersebut sangat besar. Fenomena ini dipahami dan disikapi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Juli 2009. SAK ETAP ini diberlakukan secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 1 Januari 2011. Sasaran dari SAK ETAP ini yaitu
entitas bisnis yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik (perusahaan tertutup) dan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pihak eksternal. Ketentuan implementasi SAK ETAP juga dialami oleh PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya yang merupakan entitas yang memenuhi kriteria sebagai entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan sebagaimana didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Terhitung efektif mulai dari 1 Januari 2011, laporan keuangan disusun dan disajikan menggunakan basis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka tujuan penulis mengadakan penelitian ini yakni: 1. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari neraca. 2. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan laba rugi. 3. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan perubahan ekuitas.
4. Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan arus kas. Metode Penelitian Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode dengan menyusun data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Tabel Operasionalisasi Variabel No.
Variabel
1.
Penyajian Laporan Keuangan Sebelum Implementasi SAK ETAP
2.
Penyajian Laporan Keuangan Sesudah Implementasi
Definisi Aspek yang Diteliti Operasional Menurut PSAK 1. Neraca No.1 (Revisi sebelum 2009, h.5, par.9), implementasi “Tujuan laporan SAK ETAP keuangan adalah 2. Laporan Laba memberikan Rugi sebelum informasi implementasi mengenai posisi SAK ETAP keuangan, kinerja 3. Laporan keuangan dan arus Perubahan kas entitas yang Ekuitas bermanfaat bagi sebelum sebagian besar implementasi kalangan pengguna SAK ETAP laporan dalam 4. Laporan Arus pembuatan Kas sebelum keputusan implementasi ekonomi”. SAK ETAP Menurut SAK 1. Neraca ETAP (IAI:2009, sesudah h2, par.2.1) implementasi adapun tujuan dari SAK ETAP laporan keuangan 2. Laporan Laba
SAK ETAP
adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuagan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Rugi sesudah implementasi SAK ETAP 3. Laporan Perubahan Ekuitas sesudah implementasi SAK ETAP 4. Laporan Arus Kas sesudah implementasi SAK ETAP
Teknik Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu analisis data yang dilaksanakan dengan jalan menggambarkan, melukiskan dan menguraikan secara mendalam keadaan yang sebenarnya di lapangan atau peristiwa yang terjadi. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yaitu menggunakan analisis interaktif. Pengumpulan data yang diperoleh dilapangan disajikan dalam bentuk narasi, hasil dari pengumpulan data direduksi, dirangkum sehingga menemukan tema-tema dan pola pokok yang relevan dengan penelitian. Pembahasan Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK
ETAP yang ditinjau dari laporan keuangan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Data diperoleh dari laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya tahun 2010 dengan basis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) & Keputusan Menteri Otonomi Daerah No. 8 Tahun 2000 Pedoman Akuntansi PDAM dan laporan keuangan tahun 2010 yang disajikan kembali menggunakan basis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 1. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari neraca. a. Penyisihan piutang Perbedaan penyajian laporan keuangan sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP di PDAM Tirta Sukapura dapat dilihat dari pengukuran terhadap penyisihan piutang ragu-ragu. Sebelum implementasi SAK ETAP, penyisihan piutang ragu-ragu diukur berdasarkan umurnya (aging schedule). Sedangkan sesudah implementasi SAK ETAP, penyisihan piutang usaha dibentuk secara kelompok pelanggan (pelanggan rumah tangga, 109 niaga, sosial, industri, instansi pemerintah, dan lain-lain) dengan besaran
penyisihan rata-rata piutang tak tertagih untuk tiga tahun terakhir pada masing-masing kelompok. Dengan adanya implementasi SAK ETAP berpengaruh terhadap kenaikan akumulasi penyisihan piutang tak tertagih sebesar Rp. 112,719,651.
b. Penurunan nilai aset Menurut SAK ETAP, pada setiap tanggal pelaporan PDAM harus menilai apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset. Jika terdapat indikasi tersebut, PDAM harus mengestimasi nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset tersebut. Penilaian aset bisa secara individu tetapi dalam konsisi tertentu harus diestimasi untuk kelompok aset. Sedangkan sebelum implementasi SAK ETAP tidak ada kebijakan akuntansinya. Dengan adanya implementasi SAK ETAP berpengaruh terhadap penurunan nilai aset lain-lain sebesar Rp. 394.464.133. c. Imbalan pasca kerja Dalam penyajian laporan keuangan sebelum implementasi SAK ETAP, pembebanan biaya pensiun, uang penghargaan masa kerja, uang pesangon, dan uang penggantian hak dicatat sebagai beban pada tahun dimana realisasi pembayaran dilakukan atau pada saat telah purna tugas. Sedangkan sesudah implementasi SAK ETAP mengharuskan beban diakui pada saat karyawan (termasuk direksi) masih aktif melakukan hubungan kerja dengan perusahaan, perhitungan beban dilakukan dengan metode Projected Benefit Cost Method. Demikian pula dengan aset dan kewajiban imbalan paska kerja diakui di neraca berdasarkan perhitungan tersebut. Dengan adanya implementasi SAK ETAP maka kewajiban tidak lancar perusahaan menjadi bertambah dikarenakan adanya pengakuan terhadap pos “Kewajiban Imbalan Pasca Kerja” sebesar Rp. 1.468,189,672. d. Dana pemeliharaan meter air
Keputusan Menteri Otonomi Daerah juga mempunyai perbedaan yang material terhadap PSAK yaitu dana meter yang diterima dari pelanggan dicatat sebagai kewajiban. Menurut SAK ETAP pengakuan terhadap dana meter sebagai kewajiban tidak tepat karena tidak ada peristiwa masa lalu atau kewajiban konstruktif yang mengharuskan perusahaan mengeluarkan sumber daya pada masa mendatang tekait dengan meter air setiap pelanggan. Sehingga dalam laporan keuangan neraca, dana pemeliharaan meter air dihapuskan dan menjadi pengurang kewajiban tidak lancar perusahaan sebesar Rp. 1,548,393,805. e. Uang jaminan pelanggan Akun ini merupakan uang jaminan yang dipungut dari setiap pelanggan untuk pemasangan sambungan baru. Dengan adanya implementasi SAK ETAP, uang jaminan pelanggan tidak diakui sehingga dihapuskan dan menjadi pengurang kewajiban tidak lancar perusahaan sebesar Rp. 148,736,170. f. Modal hibah Modal hibah pada tahun 2010 yaitu sebelum implementasi SAK ETAP diakui sebagai salah satu pos yang terdapat di dalam ekuitas. Sesudah implementasi SAK ETAP, maka penyesuiaan terhadap pos modal hibah diakui sebagai pos “Modal Pemerintah yang belum ditentukan statusnya” sebesar Rp. 1,502,766,786. g. Saldo laba
Dengan implementasi SAK ETAP pada laporan keuangan tahun 2010 maka terdapat perbedaan penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan adanya penyesuaian sebesar Rp. 278,183,080 terhadap pengakuan dan pengukuran pos-pos didalam laporan keuangan seperti penyesuaian terhadap imbalan pasca kerja, dana pemeliharaan meter air, dan lain-lain.
2. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan laba rugi. Perbedaan penyajian laporan keuangan yang ditinjau dari laporan laba rugi terjadi karena adanya penyesuaian akibat dari implementasi SAK ETAP. Pospos yang mengalami penyesuaian tersebut adalah : a. Beban Langsung dan Beban Usaha b. Penghasilan (beban) lain-lain c. Kerugian penurunan nilai aset d. Penghapusan jaminan pelanggan 3. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan perubahan ekuitas. Perbedaan penyajian laporan keuangan yang ditinjau dari laporan perubahan
ekuitas
terjadi
karena
adanya
penyesuaian
akibat
dari
implementasi SAK ETAP yang terjadi pada neraca dan laporan laba rugi seperti : 1. Modal hibah
2. Imbalan pasca kerja
3. Dana pemeliharaan meter air
6. Akumulasi penyusutan
4. Kerugian penurunan nilai aset
7. Penyisihan piutang ragu-ragu
5. Jaminan pelanggan 4. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan arus kas. Menurut Otonomi Dearah, laporan arus kas menyajikan laporan sumber perolehan dan penggunaan kas dan setara kas untuk periode tertentu. Arus kas dari aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method). Sedangkan menurut SAK ETAP, laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode. Berbeda dengan Otonomi Daerah, SAK ETAP mengatur laporan arus kas nya berdasarkan metode tidak langsung (indirect method).
Simpulan Bahwa dengan adanya pengakuan, reklasifikasi, dan pengukuran pos-pos tertentu berdasarkan SAK ETAP, maka berpengaruh pada : 1. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari neraca. Penurunan Aset Dilaporkan Sebelumnya JUMLAH ASET
25,819,452,518
Penurunan Kewajiban
Penyesuaian (507,123,383)
Disajikan Kembali 25,312,329,135
Dilaporkan Sebelumnya
JUMLAH KEWAJIBAN
2,923,466,220
Penyesuaian
(228,940,304)
Disajikan Kembali
2,694,525,916
Penurunan Ekuitas Dilaporkan Sebelumnya
JUMLAH EKUITAS
22,895,986,300
Penyesuaian
Disajikan Kembali
(278,183,080) 22,617,803,220
2. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laba rugi Penurunan laba kotor Dilaporkan Sebelumnya
LABA KOTOR
15,594,441,333
Penyesuaian
(268,633,646)
Disajikan Kembali
15,325,807,687
Penurunan laba usaha Dilaporkan Sebelumnya
LABA USAHA
2,603,921,503
Penyesuaian
(1,580,909,323)
Disajikan Kembali
1,023,012,179
Penurunan laba sebelum pajak Dilaporkan Sebelumnya
LABA SEBELUM PAJAK
3,217,871,361
Penyesuaian
(278,183,081)
Disajikan Kembali
2,939,688,280
Penurunan laba bersih Dilaporkan Sebelumnya
LABA BERSIH
Penyesuaian
2,506,566,446
Disajikan Kembali
(278,183,081)
2,228,383,365
3. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan perubahan ekuitas Hasil analisis menujukan dengan penyaian kembali laporan perubahan ekuitas berbasis SAK ETAP mengakibatkan penurunan ekuitas sebesar Rp. 278,183,080 sehingga berdampak pada penurunan jumlah ekuitas dari Rp. 22,895,986,300 menjadi Rp. 22,617,803,220 4. Penyajian laporan keuangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sebelum dan sesudah implementasi SAK ETAP dilihat dari laporan arus kas Menurut Otonomi Dearah, laporan arus kas menggunakan metode langsung (direct method). Sedangkan menurut SAK ETAP menggunakan metode tidak langsung (indirect method). Daftar Pustaka Bogdan, Robert C; Biklen, Knopp Sari.1982.Qualitative Reasearch For Education; An Introduction to Theory and Methods; Allyn and Bacon.Boston London; 1982
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
Dewan Standar Akuntansi Keuangan.2009. Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia
S, Munawir. Analisa Laporan Keuangan edisi keempat. Yogyakarta : Liberty
Harahap, Sofyan Syafri.,2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Kieso, D.E., Weygandt, J.J., Warfield, T. D.2011. Intermediate Accounting (IFRS ed). USA : John Wiley & Sons
Marcelia,Monica.2011.Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP) Studi Kasus pada CV. Scala Mandiri. Jakarta:Universitas Bina Nusantara.
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael.1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta : UI Press
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya.
S-620/D5/05/2011.Petunjuk Teknis Penerapan SAK ETAP di PDAM
Sadjiarto, A.2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 2(2):138-150
STICE, James D; STICE, Earl K; SKOUSEN, K. Fred; AKBAR, Ali [pnj]. 2009. Akuntansi keuangan=intermediate accounting buku 2 v.2. Jakarta : Salemba Empat
Sugiarto.2002.Pengantar Akuntansi.Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Sugiyono.2001.Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sugiyono.2001.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Trinovedy,Sarah Nancy.2013.Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP) Studi Kasus pada PT. Gria Dana Sejahtera. Jakarta:Universitas Bina Nusantara.
Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., Kieso, Donal E.2011. Financial Accounting IFRS Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Edisi 8.Jilid 2.Terj. Yohanes Lamarto. Jakarta : Erlangga.
Wijaya,Kartika.2011.Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas publik (SAK ETAP) Studi Kasus pada PT. Saptawira Adhitama Tour & Travel.Jakarta:Universitas Bina Nusantara.
690.940/1186/OTDA. Pelaksanaan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 Tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum
Basir, S.2010. Persiapan Penerapan PSAK ETAP
http://home.russellbedford.co.id/downloads/publications/0ee89_Naskah%20Juli %202010.pdf www.pdamtirtasukapura.co.id
http://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/