ABSTRAK
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (Studi Kasus pada Mochi Maco Malang)
Ayesha Amalina Dini Rizka Fitriasari, SE., MSA., Ak. Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang Email :
[email protected] ABSTRAK Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Namun Mochi Maco masih belum melaporkan keuangan yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu SAK ETAP. Hasil dari penelitian adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP.
Kata kunci:
Standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP), laporan keuangan.
PENDAHULUAN Dalam beberapa tahun terakhir ini kota usaha kuliner kota Malang meningkat dengan drastis, terutama untuk kuliner yang menargetkan pasarnya kepada kaum muda, seperti cafe dan kuliner murah. Peningkatan ini dipicu oleh banyaknya pendatang muda di kota Malang, dikarenakan banyaknya mahasiswa yang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi di Kota Malang. Tidak hanya perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta juga banyak yang menarik pelajar dari luar kota Malang, sehingga populasi pelajar di kota Malang meningkat drastis. Mochi Maco adalah salah satu usaha kuliner yang tergolong tidak pernah sepi di antara usaha-usaha kuliner lainnya di Kota Malang. Perkembangan Mochi Maco tergolong pesat dalam
waktu yang singkat, mengingat tidak sampai setahun, Mochi Maco sudah mempunyai dua cabang di Kota Malang. Belum lagi banyak tawaran dari investor untuk membuka cabang di luar kota Malang seperti di Surabaya dan Sidoarjo. Oleh karena itu diperlukan adanya pengelolaan keuangan yang baik. Hal tersebut diwujudkan ke dalam laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan diperlukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan serta sebagai evaluasi operasional dan keuangan perusahaan. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan Keuangan menunjukkan kinerja keuangan perusahaan pada tahun yang sedang berjalan sebagai bahan evaluasi untuk kinerja keuangan perusahaan tahun berikutnya. Di Indonesia banyak usaha kecil dan menengah yang memang tidak membuat laporan keuangan sama sekali. Mereka hanya membuat catatan pemasukan dan pengeluaran, bahkan ada yang menjalankan usahanya hanya mempertimbangkan hasil penjualan dalam bentuk uang dan jumlah tersebut dipakai lagi untuk operasional sehingga hal sesederhana seperti keuntungan dari usaha tersebut saja tidak jelas. Padahal pelaporan keuangan memegang peranan yang penting dan krusial untuk mencapai keberhasilan usaha, tidak terkecuali usaha berskala kecil dan menengah. Sehubungan dengan pentingnya pelaporan keuangan untuk perusahaan di Indonesia dan kurangnya pengusaha skala kecil dan menengah yang melakukan pelaporan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. SAK berbasis IFRS ditujukan untuk entitas yang memiliki tanggung jawab publik yang signifikan dan entitas yang banyak melakukan aktivitas perusahaannya lintas negara. Namun SAK berbasis IFRS pada praktiknya membutuhkan biaya yang besar dan lebih sulit dipahami bagi pengusaha berskala kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan kepada entitas tanpa akuntabilitas publik, yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal disini contohnya adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas
memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,reksa dana dan bank. Mochi Maco tidak menerbitkan efeknya di pasar modal dan tidak juga menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, maka bisa disimpulkan bahwa Mochi Maco adalah perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan SAK berbasis IFRS dengan ketentuan pelaporan yang jauh lebih kompleks. Namun pada praktiknya, SAK ETAP masih belum terlalu dimengerti oleh pengusaha-pengusaha berskala kecil dan menengah pada umumnya, sehingga mereka tidak menggunakan pelaporan yang sesuai dengan standar tersebut. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Mochi Maco sementara hanya sebatas untuk kepentingan manajemen saja, yaitu untuk pengambilan keputusan secara jangka pendek. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi perusahaan untuk mengetahui kemampuan finansial selama periode tertentu, serta keberhasilan perusahaan di masa mendatang yang berkaitan tentang penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi demi pengelolaan yang baik. Ditambah lagi, Mochi Maco memiliki tujuan untuk ingin terus maju dan berkembang.
TINJAUAN PUSTAKA 1.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar Akuntansi Keuangan atau yang disingkat SAK adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Dalam SAK ETAP (IAI, 2009: 1) Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang: 1.
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2.
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contohnya adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.) SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.
2.
Laporan Keuangan Menurut Kieso, dkk (2011:5) laporan keuangan adalah sarana utama dimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan informasi keuangan kepada orang luar. Pernyataan ini memberikan sejarah perusahaan yang diukur dengan uang. Pengertian laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. 1 revisi tahun 2014 oleh IAI adalah Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang mencakup juga skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, sebagai contoh, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Dalam Kerangka Dasar ini juga disebutkan bahwa laporan keuangan disajikan sekurangkurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Akuntansi menghasilkan laporan keuangan yang bersifat umum. Surya (2012:3) mengungkapkan bahwa laporan keuangan meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, serta merupakan pertanggungjawaban manajemen dalam mengurus sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna laporan keuangan adalah investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP (IAI, 2009:2) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan aruskas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. 3.
Komponen Laporan Keuangan menurut SAK ETAP Menurut SAK ETAP Bab III tentang Penyajian Laporan Keuangan, “Laporan keuangan entitas meliputi: a) neraca b) laporan laba rugi c) laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan: i. seluruh perubahan dalam ekuitas ii. perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; d) laporan arus kas; dan e) catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. a) Neraca Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu tanggal tertentu akhir pelaporan dan minimal mencakup pos-pos Kas dan setara kas; Piutang usaha dan piutang lainnya; Persediaan; Properti investasi; Aset tetap; Aset tidak berwujud; Utang usaha dan utang lainnya; Aset dan kewajiban pajak; Kewajiban diestimasi;dan Ekuitas. Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009: 19) menyatakan bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca. b) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan (IAI, 2009: 23). Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, beban keuangan, bagian
laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode, ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto. c) Laporan Perubahan Ekuitas Dalam SAK ETAP (IAI, 2009: 26) Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan jumlah investasi oleh, dan deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut. d) Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atau kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (IAI, 2009: 28). Informasi yang disajikan di dalam laporan arus kas menurut SAK ETAP yakni sebagai berikut : a. Aktivitas Operasi, yaitu aktivitas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas b. Aktivitas Investasi, yaitu Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. c. Aktivitas Pendanaan Contohnya penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain, pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas, penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya, pelunasan pinjaman, pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan. e) Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan nararif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (IAI, 2009: 34). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif dan metode studi kasus. Menurut Kountur (2004:105), penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran atau penjelasan atas suatu kejadian dengan jelas tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Jenis datanya adalah kualitatif. Moeloeng (2012:6) menyatakan bahwa jenis data kualitatif adalah untuk penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Studi kasus mencoba menganalisa situasi (keadaan) suatu perusahaan, mencoba menemukan masalah, dan memecahkan masalah yang ada pada perusahaan. Dasar dari studi kasus adalah masalah yang muncul juga dialami perusahaan lain, tapi cara penyelesaiannya untuk tiap perusahaan tidaklah sama. Penyelesaiannya hanya berlaku pada satu obyek saja yaitu perusahaan yang diteliti.
Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah penerapan SAK ETAP pada Mochi Maco. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha cafe kuliner yang menjual produk utama mochi ice cream. Mochi Maco resmi berdiri 7 Juni 2014 dengan pemilik Rafli Egy.
Sumber Data Sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:129). Memaparkan mengenai sumber data bertujuan untuk mengetahui keadaan objek penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder: 1.
Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh peneliti (Hasan, 2002: 82). Data ini diperoleh dari sumber pertama yaitu melalui
karyawan perusahaan di bidang yang bersangkutan dengan penelitian. Data ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan dan kegiatan produksi yang dilaksanakan perusahaan tersebut atau hasil wawancara dari peelitian yang dilakukan oleh peneliti. 2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui dokumendokumen yang telah ada pada perusahaan yang mana mendukung penelitian. Hasan (2002: 82) memaparkan bahwa data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan nelitian dengan sumber yang tersedia. Data sekunder diperoleh dari buku referensi yang menunjang penelitian ini dan peraturan perundang-undangan.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan diolah sehingga dapat disajikan dengan bentuk yang mudah dipahami. Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2010:219). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Wawancara. Menurut Hasan (2002: 85), wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh oleh pewancara kepada responden dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam. Wawancara dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab langsung terhadap pihak-pihak yang bersangkutan seperti pemilik dan pegawai guna mendapatkan data dan keterangan mengenai penerapan akuntansi, pengelolaan keuangan Mochi Maco dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan SAK ETAP.
2.
Dokumentasi. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2013:240). Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa laporan keuangan, catatan keuangan, kebijakan, profil perusahaan, dan sebagainya.
Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244). Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan obyek penelitian yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana SAK ETAP diterapkan terhadap pelaporan keuangan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu : 1.
Memberi gambaran dan penjelasan mengenai laporan keuangan yang sudah disusun oleh Mochi Maco Malang.
2.
Menyusun dan menyajikan laporan keuangan Mochi Maco berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Mochi Maco adalah salah satu usaha kuliner yang berada di kota Malang yang memiliki dua cabang. Perusahaan ini termasuk salah satu tempat kuliner yang selalu ramai di Malang karena merupakan perusahaan yang paling populer di bidangnya yaitu mochi ice cream. Mochi Maco resmi berdiri 7 Juni 2014 dengan pemilik Rafli Egy dan dengan tim logistik dan operasional. Mochi Maco yang awalnya berfokus hanya pada produk Mochi Ice Cream merambah minuman dan makanan yang diunggulkan seperti Cilok dan Sosis Bakar. Awal tahun 2015 dibuka cabang kedua di Soekarno Hatta dan menambah fokus produk dessert Mochi Ice Cream. Mochi Maco menambah tim-tim baru di bidang marketing dan produksi seiring dengan bertambahnya cabang di Malang serta penjualan off-store. Pada pertengahan 2015 penjualan Mochi Maco tidak hanya di dua store saja, namun juga penjualan terhadap reseller luar kota dan penjualan di event-event dengan membuka booth makanan. Pada akhir 2015, menu di Mochi Maco ditambah variannya seperti snack dan bento agar menarik pelanggan.
Lokasi Perusahaan Kedai Mochi Maco terletak di dua tempat yaitu Jl. Galunggung No. 23 dan Jl. Soekarno Hatta Kav 3 no 30. Kantor dan rumah produksi Mochi Maco berada di Jl. Taman Borobudur Indah B20 Malang.
Laporan Keuangan yang Disusun oleh Mochi Maco
Laporan keuangan yang disusun oleh Mochi Maco hanyalah neraca saldo dan laporan laba rugi. Berikut adalah laporannya. Tabel 4.1 Neraca Saldo yang Dibuat oleh Mochi Maco Neraca Saldo Mochi Maco Per 31 Desember 2015 (dalam rupiah) No. Akun 1-110 1-130 1-140 1-150 1-160 1-210 1-220 1-230 1-240 2-100 2-400 3-100 3-200 4-100 4-200 4-300 5-140 5-200 5-201 5-202 5-210 5-220 5-230 5-240 5-250 5-260 5-300 5-500 5-600 5-900 6-100
Nama Akun Cash On Hand Bank BCA Belanja Bank BCA Saving Perlengkapan Persediaan / Bahan Baku Peralatan Produksi Kendaraan Peralatan Store Suhat Peralatan Store Galunggung Hutang Dagang Hutang Pajak Modal Prive Penjualan Store Penjualan Reseller Pendapatan Lain – Lain Beban Gaji Beban Operasional Store Beban Telepon Beban Pulsa Beban Operasional Reseller Beban R & D Beban Coaching Beban Marketing Beban Seragam Pegawai Beban Renovasi Ruangan/ Dekorasi Beban Sewa Beban lain - lain Beban Pajak HPP Sumbangan TOTAL
DEBIT KREDIT 7.177.200 18.233.400 15.173.500 6.157.900 32.780.500 50.915.000 18.750.000 32.200.000 25.650.000 50.550.500 35.961.200 19.300.000 118.702.350 3.368.690.400 213.842.700 13.578.500 572.508.300 46.805.050 3.990.600 848.000 7.519.000 1.772.300 46.025.500 4.309.000 6.575.000 99.871.500 122.000.000 54.888.450 35.961.200 2.348.841.150 24.268.400 3.701.923.300 3.701.923.300
Sumber: Mochi Maco
Tabel 4.2 Laporan Laba yang Dibuat Oleh Mochi Maco
Laporan Laba Rugi Mochi Maco Per 31 Desember 2015 (dalam rupiah) Penjualan Penjualan Store Penjualan Reseller Jumlah Penjualan HPP Laba kotor
3.368.690.400 213.842.700 3.582.533.100 2.348.841.150 661.183.650
Beban Operasional Laba Operasional
912.224.250 321.467.700
Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain Beban Lain-lain Total
13.578.500 (54.888.450) (41.309.950)
Sumbangan Laba Sebelum Pajak Beban Pajak Laba Bersih
(24.268.400) 255.889.350 35.961.200 291.850.550 Sumber: Mochi Maco
Dari laporan keuangan yang disajikan oleh Mochi Maco serta hasil wawancara dan observasi, berikut adalah hasil analisa laporan keuangan Mochi Maco yang disesuaikan dengan SAK ETAP: 1. Dalam SAK ETAP penyusutan aset tetap harus diakui dalam laporan laba rugi dan beberapa metode penyusutan yang mungkin dipilih, antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit produksi (sum of the unit of production method). Mochi Maco masih belum menyusutkan asetnya sama sekali atau tidak memiliki daftar penyusutan aset sehingga peneliti membuat penyusutan aset dengan metode garis lurus.
2. Karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa entitas mempunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban yang dimiliki oleh Mochi Maco adalah hutang dagang dan hutang gaji. Pencatatannya sudah sesuai dengan SAK ETAP. 3. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban. Laporan perubahan ekuitas belum dilaporkan oleh Mochi Maco. 4. Sumber akun pendapatan Mochi Maco hanyalah dari penjualan, baik store, reseller maupun di luar store dan reseller, seperti membuka stand di event-event tertentu. Namun akun “Pendapatan Lain-Lain” oleh Mochi Maco digunakan untuk mencatat pendapatan di luar store dan reseller, padahal transaksi yang dicatat dalam pendapatan lain-lain adalah untuk semua pendapatan yang terjadi di luar kegiatan operasional perusahaan, contohnya penjualan aset, atau penjualan persediaan. Ketidak sesuaian ini akan muncul juga dalam penyusunan laporan laba rugi. 5. Dalam SAK ETAP penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset. Beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa, atau kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Yang termasuk dalam beban namun belum dilaporkan oleh Mochi Maco adalah beban perlengkapan, penyesuaian untuk beban sewa dibayar di muka, dan beban penyusutan. 6. Laporan keuangan entitas menurut SAK ETAP meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Selama ini Mochi Maco hanya laporan laba rugi dan neraca saldo. Terdapat ketidak sesuaian pada laporan laba rugi yang disusun yaitu belum ada pencatatan terhadap jurnal penyesuaian. Selain itu untuk pencatatan akun pendapatan lain-lain yang belum sesuai, maka berdampak juga pada laporan laba rugi. Maka dari itu laporan keuangan yang sudah disusun oleh Mochi Maco belum sesuai dengan ketentuan SAK ETAP.
Penyusunan Laporan Keuangan Mochi Maco yang Disesuaikan dengan SAK ETAP Langkah selanjutnya adalah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dari akun-aku yang ada dalam neraca saldo. Berikut ini adalah laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP:
Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi Mochi Maco Per 31 Desember 2015 (dalam rupiah) Penjualan Penjualan Store Penjualan Reseller Jumlah Penjualan
3.368.690.400 213.842.700 3.582.533.100 2.921.349.450 661.183.650
HPP Laba kotor Beban Operasional Laba Operasional
339.715.950 321.467.700
Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain Beban Lain-lain Total
13.578.500 (54.888.450) (41.309.950)
Sumbangan (24.268.400) Laba Sebelum Pajak 255.889.350 Beban Pajak 35.961.200 Laba Bersih 291.850.550 Sumber: Mochi Maco, data diolah oleh peneliti
Tabel 4.4 Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas Mochi Maco Untuk Periode yang Berakhir31 Desember 2015 (dalam rupiah) Modal
17.655.600
Saldo Laba Prive
292.441.700 118.702.350
Penambahan Modal Modal Akhir
173.739.350 191.394.950
Sumber: Mochi Maco, data diolah oleh peneliti
Tabel 4.5 Neraca Neraca Mochi Maco Per 31 Desember 2015 (dalam rupiah) Aset Aktiva Lancar Kas dan Bank Perlengkapan Persediaan / Bahan Baku Beban Dibayar Di Muka
40.584.100 1.049.350 32.780.500 98.500.000
Total Aktiva Lancar
172.913.950
Aktiva Tidak Lancar Peralatan Produksi Akm. Peny. Peralatan Produksi Kendaraan Akm. Peny. Kendaraan Peralatan Store Suhat Akm. Peny. Peralatan Store Suhat Peralatan Store Galunggung Akm. Peny. Peralatan Store Galunggung Peralatan Kantor Akm. Peny. Peralatan Kantor
27.300.000 (4.934.700) 18.750.000 (1.953.100) 32.200.000 (5.847.900) 25.650.000 (5.699.300) 23.615.000 (4.087.300)
22.365.300 16.796.900 26.352.100 19.950.700 19.527.700
Total Aktiva Tidak Lancar
104.992.700
Total Aktiva
277.906.650 Ekuitas dan Kewajiban
Kewajiban Hutang Dagang Hutang Pajak
50.550.500 35.961.200
Total kewajiban
86.511.700
Ekuitas Modal Pemilik
191.394.950
Total Ekuitas dan Kewajiban
277.906.650 Sumber: Mochi Maco, data diolah oleh peneliti
Tabel 4.6 Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Mochi Maco Untuk Periode yang Berakhir C331 Desember 2015 (dalam rupiah) Laba bersih
292.441.700
Arus kas dari kegiatan operasi Ditambah Kenaikan hutang pajak Beban Depresiasi Kenaikan hutang dagang Dikurangi Kenaikan persediaan Kenaikan beban dibayar di muka Arus kas bersih dari kegiatan investasi Arus kas dari kegiatan investasi Dikurangi Peralatan Produksi Kendaraan Peralatan Store Suhat Peralatan Store Galunggung Peralatan Kantor Arus kas bersih dari kegiatan investasi
35.961.200 20.877.900 42.647.350 (37.526.700) (98.500.000) (36.540.250)
(11.100.000) (18.750.000) (32.200.000) (10.950.000) (23.615.000)
Arus kas dari kegiatan pendanaan Prive Saldo Kas
(96.615.000)
(118.702.350) 40.584.100
Sumber: Mochi Maco, data diolah oleh peneliti
Catatan Atas Laporan Keuangan: Umum Mochi Maco mulai didirikan dan mulai beroperasi pada tanggal 7 Juni 2014. Mochi Maco pada awalnya hanya mempunyai satu kedai yaitu di Jl. Galunggung No. 83, Malang. Pada
tanggal 26 Januari 2014 Mochi Maco Malang membuka cabang keduanya di kota Malang yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Kav 3 no 30. Pada Tahun 2015 Mochi Maco memusatkan kegiatan operasional dan produksinyadi kantor sekaligus rumah produksi dan penyimpanan bahan baku yang berada di Jl. Taman Borobudur Indah B20 Malang. Jumlah karyawan Mochi Maco per tanggal 31 Desember 2015 adalah 67 orang. Standar yang berlaku dalam laporan keuangan Mochi Maco Malang adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Kebijakan Akuntansi Laporan keuangan disusun berdasarkan SAK ETAP dan disusun menggunakan basis akrual kecuali pada laporan arus kas. Laporan arus kas disusun menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas yang dikeluarkan dalam aktivitas operasi dan pendanaan. Mata uang yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas di tangan dan kas di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Kas di tangan digunakan untuk memenuhi biaya operasional sehari – hari, seperti pembelian bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya operasional lainnya. Kas di bank dibagi ke dua rekening, yaitu rekening yang tujuannya untuk melakukan pembayaran via transfer bank dan rekening kedua adalah rekening untuk menabung atau disetor ke pemilik. Kas bersumber dari hasil penjualan atau pendapatan Mochi Maco. Penjualan reseller dilakukan dengan cara transfer langsung ke rekening saving. Berikut adalah rincian kas dan setara kas: Kas di Tangan
Rp 7.177.200
Bank BCA Belanja
Rp 18.233.400
Bank BCA Saving
Rp 15.173.500
Total
Rp 40. 584.100
Persediaan Persediaan pada Mochi Maco Malang terdiri dari bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku seperti bahan baku utama untuk mochi es krim yaitu tepung, gula, es krim, kemudian untuk makanan ayam, daging, sosis, tahu dan lain-lain. Selain itu ada juga bahan baku untuk minuman seperti bubuk greentea, bubuk taro, coklat, dan lain sebagianya. Sedangkan bahan
baku penolong untuk semua produk, mochi es krim, makanan, dan minuman, contohnya garam, baking soda, bumbu-bumbu seperti merica, msg, pewarna makanan, whipped cream, dan lain sebagainya. Selain bahan baku mentah, ada juga persediaan siap jual yaitu mochi es krim yang sudah diolah. Jeda antara mochi es krim yang sudah jadi dan terjualnya rata-rata tiga hari. Persediaan bahan baku dan persediaan bahan pembantu dinyatakan sesuai harga perolehan. Persediaan ini dihitung dengan metode First In First Out. Berikut adalah rincian dari akun persediaan. Bahan Baku Utama
Rp 16. 452.300
Bahan Baku Penolong
Rp 8.977.700
Persediaan Siap Dijual
Rp 7.350.500_
Total
Rp 32.780.500
Beban Dibayar Di Muka Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus. Aset tetap Aset tetap dikelompokkan sesuai lokasi aset tersebut, yaitu aset tetap di kantor dan produksi, store Galunggung, dan store Suhat. Aset tetap yang digunakan bersama adalah kendaraan Tossa yang digunakan sehari-hari untuk mengantar bahan baku dari kantor ke store Galunggung dan Store Suhat. Aset tetap Mochi Maco hanyalah peralatan seperti freezer, showcase, dan lain-lain. Mochi Maco tidak mempunyai aset tetap berupa bangunan dan tanah. Beban penyusutan dibebankan pada laporan laba rugi pada sesuai dengan terjadinya. Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya harus dikerluarkan dari kelompok aset tetap dan laba yang terjadi dikreditkan pada tahun berjalan. Aset tetap disusutkan tanpa nilai residu dengan metode garis lurus dengan masa manfaat sebagai berikut: Nama Aset AC Check Log Chiller besar
Masa Manfaat 4 4 6
Freezer Genset Handphone Inventaris Komputer Mesin kasir Printer Showcase Tossa
6 8 2 6 4 4 2 6 8
Sedangkan rincian penambahan aktiva tetap pada tahun 2015 adalah sebagai berikut (dalam rupiah): Peralatan Produksi Kendaraan
Saldo Awal 16.200.000 -
Peralatan Store Suhat Peralatan Store Galunggung Peralatan Kantor Jumlah
14.700.000
Penambahan 11.100.000 18.750.000 32.200.000 10.950.000 23.615.000
30.900.000
Saldo Akhir 27.300.000 18.750.000 32.200.000 25.650.000 23.615.000 127.515.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Peralatan Produksi Kendaraan Peralatan Store Suhat Peralatan Store Galunggung Peralatan Kantor Jumlah
Saldo Awal 625.000 -
Penambahan 4.309.700 1.953.100 5.847.900
Saldo Akhir 4.934.700 1.953.100 5.847.900
1.019.400
4.679.900 4.087.300
5.699.300 4.087.300
1.644.400
20.877.900
22.522.300
Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang harus dilunasi paling lambat satu tahun dari umur hutang atau satu periode akuntansi. Kewajiban jangka pendek yang dimiliki Mochi Maco Malang adalah Utang Dagang pada supplier bahan baku. Utang dagang pada supplier biasanya dilunasi pada bulan berikutnya dihitung sejak tanggal transaksi
Berikut adalah rincian .utang dagang yang masih harus dilunasi oleh Mochi Maco (dalam rupiah) Nama Supplier Jumlah AMANAH 1.169.500 CANDRA 2.719.000 CLEO 3.288.000 D3 FRESH 832.500 DAGING 855.000 DEWA DEWI 717.500 FRESH FRUIT 3.622.700 MOLINDO 720.000 PRIMA 90.000 SUKANDA 10.729.800 SUKSES 1.978.500 SUPERMAMA 10.989.400 SUSANA 9.228.000 TISU LIVI 229.400 UD SUBUR 2.791.200 WIJAYA 590.000 Total 50.550.500 Hutang pajak Pajak yang berlaku untuk Mochi Maco adalah tarif 1% dari omzet. Tarif ini berlaku untuk usaha wajib pajak orang pribadi dan untuk usaha yang omzetnya tidak lebih dari 4,8 miliar rupiah Ekuitas Ekuitas adalah modal yang digunakan pemilik untuk membangun perusahaan. Modal pemilik Mochi Maco adalah modal yang berasal dari milik pribadi. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi dan saat penyerahan/ pengiriman barang kepada konsumen, sedangkan beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis) pada periode yang bersangkutan. Penjualan Pendapatan yang diterima Mochi Maco semuanya dari hasil penjualan. Penjualan store adalah penjualan yang terjadi di kedai Mochi Maco Malang, yaitu cabang Galunggung dan
cabang Soekarno-Hatta. Sedangkan penjualan reseller adalah penjualan kepada pihak-pihak yang membeli produk Mochi Maco untuk dijual kembali. Produk yang dijual belikan hanya produk mochi es krim semua varian rasa dan dengan jumlah minimal pembelian. Berikut rincian penjualan Mochi Maco Malang: Penjualan Store Penjualan Reseller Pendapatan di Luar Store dan Reseller Jumlah Penjualan
3.368.690.400 213.842.700 13.578.500 3.596.111.600
Harga Pokok Penjualan Persediaan Awal: Bahan Baku Bahan Penolong Total
Rp Rp Rp
Penambahan: Pembelian Bahan Baku Pembelian Bahan Penolong Total
Rp 1.376.008.660,00 Rp 740.927.740,00 Rp 2.116.936.400,00
Persediaan Akhir Bahan Baku Bahan Penolong
Rp Rp Rp
3.085.000,00 1.661.200,00 4.746.200,00
16.452.300,00 8.977.700,00 25.430.000,00
Pemakaian Bahan
Rp 2.096.252.600,00
Biaya Produksi Langsung Biaya Gaji
Rp 763.344.550,00
Biaya FOH
Rp 70.476.700,00 Rp 833.821.250,00
Barang Jadi Awal Barang Jadi Akhir
Rp Rp
HPP
Rp 2.925.659.150,00
2.935.800,00 7.350.500,00
Beban Operasional Rincian Beban Operasional Beban Gaji Pegawai Penyusutan Peralatan Operasional Store Telepon Pulsa Beban Perlengkapan Operasional Reseller Pengembangan resep Biaya Coaching Marketing Seragam Pegawai Renovasi Ruangan dan Dekorasi Biaya Sewa
Rp 572.508.300,00 Rp 16.568.200,00 Rp 46.805.050,00 Rp 3.990.600,00 Rp 848.000,00 Rp 5.108.550,00 Rp 7.519.000,00 Rp 1.772.300,00 Rp 46.025.500,00 Rp 4.309.000,00 Rp 6.575.000,00 Rp 99.871.500,00 Rp 23.500.000,00 Rp 835.401.000,00
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau SAK ETAP pada Mochi Maco Malang bisa disimpulkan bahwa: 1.
Mochi Maco Malang belum menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Laporan keuangan yang disajikan hanyalah laporan kas harian, neraca saldo, dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui informasi lebih detail laporan yang digunakan selama ini adalah laporan penjualan per hari dan pengeluaran per hari. Namun informasi ini hanya berguna untuk jangka pendek saja. Selain itu, Mochi Maco tidak membuat jurnal penyesuaian untuk penyusutan, beban perlengkapan, dan beban di bayar di muka.
2.
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik pada Mochi Maco Malang dilakukan dengan mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis bukti transaksi, mencatat transaksi dalam bentuk jurnal, membuat daftar kode akun, memposting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, menyusun neraca saldo disesuaikan, membuat laporan
keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemilik, neraca, dan laporan arus kas. Kemudian dilanjutkan dengan membuat jurnal penutup, menyusun neraca saldo setelah penutupan, dan membuat jurnal pembalik. 3.
Hal-hal yang menyebabkan Mochi Maco Malang mengalami kesulitan dalam menerapkan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan adalah: a. Kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Keuangan Mochi Maco hanya dipegang oleh satu orang saja, selain menyusun laporan keuangan, akuntan Mochi Maco juga mengatur keuangan perusahaan sehingga mengalami kendala untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. b. Mochi Maco Malang tergolong perusahaan yang masih baru dan masih belajar dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan ini masih dalam proses untuk mengerjakan proses bisnis yang stabil, termasuk sistem keuangan dan pelaporannya. c. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan akan pentingnya laporan keuangan yang lengkap dan sesuai standar
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan, maka penulis memberikan saran dan rekomendasi sebagai berikut: a. Mochi Maco sebaiknya mulai menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, selain memudahkan pengambilan keputusan untuk jangka panjang, perusahaan juga akan mendapatkan manfaat contohnya untuk penilaian kerja dan pengajuan kredit pada bank, yang mendukung Mochi Maco untuk terus berkembang ke depannya. b. Mochi Maco sebaiknya menambah sumber daya manusia khususnya di bidang keuangan atau akuntansi agar tidak terjadi rangkap pekerjaan. c. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar demi kemajuan perusahaan mereka sendiri. d. Bagi perusahaan yang ada atau akan merintis, sebaiknya dari awal menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar agar lebih mudah untuk ke depannya apalagi jika perusahaan terus berkembang seperti Mochi Maco. e. Bagi pemerintah, sebaiknya mengadakan semacam pelatihan untuk UMKM agar pengusaha-pengusaha sadar akan pentingnya penggunaan SAK ETAP.
Daftar Pustaka Andriani, Lilya, Anantawikrama Tungga Atmadja, Ni Kadek Sinarwati. 2014. Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis SAK ETAP pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Sebuah Studi Kasus Intrepetatif pada Peggy Salon) Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Bestari, Sabria Rizkia. 2012. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Pada Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Studi Kasus Pada Distro dan Clothing Heroine EXP, Malang). Ersanti, Anita. 2015. Evaluasi dan Penyusunan Kembali Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada Distro XXX dan XXX Salon Malang) Etsapatria, Dessy. 2012. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Satandar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus pada Badan Keswadayaan Masyarakat Insan Mandiri Kelurahan Mojolangu). Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2014. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ). Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan
Akuntan Indonesia. “SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)” (http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20ETAP&id=7 1), diakses 17 Januari 2016
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, Terry D. Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate Edisi Keduabelas Jilid 3. Jakarta: Erlangga Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. Jakarta : Salemba Empat Kountur, Ronny. 2004. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM. Leries, Floren Violetfin, Fefri Indra Arza, Citra Ramayani. 2013. Penerapan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Studi Kasus Pada CV. Citra Pandion Bernas di Kabupaten Solok) Moeloeng, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia
Putri, Weny Prisilia Joana. 2012. Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Studi Kasus Pada CV Adi Buana – KTV Inul Vizta Malang). Rini, Wenny Puspita. 2015. Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. (Studi Kasus Pada PT Dinamika Megatama Unit Peternakan Ayam Jabung Malang) Sari, Arum Puspita. 2014. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. (Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami) Septiawan, Budi. 2013. Pengaruh Penerapan SAK ETAP dan Konsultasi Manajemen Terhadap Kelangsungan Usaha (Going Concern) dan Hubungannya dengan Kemudahan Perolehan Modal pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Bandung (Studi pada Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kota Bandung) Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Surya, Raja Adit Satriawan. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS +. Yogyakarta: Graha Ilmu Wilujeng, Mekar Sari Rahayu. 2013. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Distro Lollypop Surabaya) Wirahardja, Roy Iman dan Wahyuni, Ersa Tri. Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK. Majalah Akuntansi Indonesia. (Online), Edisi No.9, Tahun III, Agustus 2009. (http://www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_19.pdf), diakses 19 Januari 2016