ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DASAR DAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET Luh Putu Ida Harini1, I Gede Santi Astawa2, I Gusti Ayu Made Srinadi 3, 1
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana,
[email protected] Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Udayana,
[email protected] 3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana,
[email protected] 2
Abstrak. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menghendaki adanya reorientasi pembelajaran (classroom reform) dari model teaching ke model learning dengan berpusat pada peserta didik (student centered learning). Selama ini dalam proses pelaksanaan pembelajaran sistem KBK suatu mata kuliah, apabila terjadi kegagalan, yang akan dikaji adalah model pembelajaran yang telah dilakukan, dan jarang sekali seorang pengajar mengkaji kegagalan tersebut dari sudut pandang mahasiswa. Berawal dari fenomena tersebut maka dilakukan analisa penyebab ketidaktuntasan mahasiswa dalam memahami matakuliah matematika dalam hal ini mengambil studi kasus materi peluang dan pencacahan pada mata kuliah Matematika Diskret. Materi peluang dan pencacahan yang sebenarnya sudah dikenalkan dari tingkat sekolah menengah pertama ternyata paling sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa dan bahkan menjadi penyebab utama turunnya nilai hasil pembelajaran Matematika Diskret secara umum. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan memengaruhi ketuntasan pemahaman mahasiswa pada pembelajaran konsep pencacahan dan peluang dengan menggunakan Uji KhiKuadrat (Chi-Square) dan analisis regresi logistik. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa nilai rataan UN, nilai UN Matematika dan nilai Kalkulus I berpengaruh secara signifikan terhadap ketuntasan penguasaan konsep pencacahan dan peluang pada mata kuliah Matematika Diskrit.
Kata Kunci: analisis regresi logistik, peluang, pencacahan, uji ketergantungan.
1 Pendahuluan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah banyak diterapkan menghendaki adanya reorientasi pembelajaran (classroom reform) dari model teching ke model learning dengan berpusat pada peserta didik (student centered learning). Namun demikian dalam operasionalnya masih banyak terjadi ketimpangan sehingga terdapat banyak hal yang kemudian membuat sistem KBK tidak bisa diterapkan dengan baik dalam suatu proses belajar. Selama ini apabila terjadi kegagalan dalam proses pelaksanaan pembelajaran sistem KBK maka yang akan di kaji adalah model pembelajaran yang telah dilakukan, dan jarang sekali seorang pengajar mengkaji kegagalan tersebut dari sudut pandang mahasiswanya.
433
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Berawal dari fenomena tersebut, penelitian ini bermaksud melakukan analisa penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami matakuliah matematika. Hasil penelitian dari Kiat [2] menyatakan bahwa beberapa tipe kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa dalam pengerjaan soal kalkulus khususnya integral diantaranya meliputi kesalahan konsep (conceptual errors), kesalahan procedural (procedural errors) dan kesalahan teknik (technical errors). Selanjutnya yang perlu dikaji apakah kesulitan tersebut muncul akibat dari tiga tipe kesalahan tersebut ataukah mungkin karena penyebab lain, misalnya karena kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menterjemahkan maksud soal, lemahnya kemampuan mahasiswa pada materi prasyarat, karena sistem evaluasi yang diterapkan, atau faktor-faktor lain. Sebagai suatu studi kasus, dalam penelitian ini diambil materi peluang dan pencacahan pada mata kuliah Matematika Diskret. Materi ini diambil mengingat seringkali terjadi kontradiksi dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran yang sulit dijelaskan secara umum. Materi peluang dan pencacahan sebenarnya sudah dikenalkan dari tingkat sekolah menengah pertama. Akan tetapi berdasarkan pengalaman peneliti dalam mengajar matakuliah Matematika Diskret, materi peluang dan pencacahan ini yang paling sulit dipahami oleh sebagian besar mahasiswa. Mahasiswa sebagian besar sangat mengerti apabila sedang mendengarkan penjelasan langsung dari pengajar, akan tetapi apabila dihadapkan dengan permasalahan atau soal yang telah dimodifikasi, mahasiswa cenderung kebingungan dan hasilnya materi ini menjadi sebab utama turunnya nilai hasil pembelajaran Matematika Diskret secara umum. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh faktor dan penyebab kesulitan yang dialami mahasiswa dalam materi tersebut sehingga pengajar lebih memahami karakteristik mahasiswa dan dapat mengevaluasi sekaligus menentukan metode pembelajaran yang lebih baik dari yang telah dilakukan. Dengan demikian diharapkan arah pembelajaran dapat disesuaikan untuk menjangkau tingkat pemahaman mahasiswa secara umum sehingga pembelajaran secara KBK dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor utama penyebab kesulitan belajar pada mahasiswa dan mengetahui variabel-variabel apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap capaian penguasaan konsep dasar dengan ketuntasan pemahaman materi pencacahan dalam Matematika Diskret.
2 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana dengan pelaksanaan tindakan selama 3 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena ingin memperbaiki kualitas pembelajaran untuk mata kuliah konsep dasar yang bermuara pada peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran komunikasi matematis mahasiswa. Mata kuliah konsep dasar yang diambil dalam penelitian ini adalah mata kuliah matematika diskret, mengingat mata kuliah tersebut sebenarnya merupakan salah satu mata kuliah yang sangat terhubung dengan dunia nyata akan tetapi di satu sisi menjadi salah satu mata kuliah yang susah di pahami oleh sebagian besar mahasiswa matematika. Adapun kerangka pemecahan masalah yang akan dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 434
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
1.
Melakukan tes diagnostik berupa tes kemampuan awal (tes kompetensi dasar) mahasiswa yang harus dikuasai sebelumnya (mata kuliah prasyarat), pre test dan post test setiap kali dilakukan tatap muka. 2. Mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasar tes kompetensi dasar, (hasil evaluasi kurang dari 75%) 3. Mengidentifikasi terjadinya kelemahan berdasarkan hasil tes yang telah diperoleh. 4. Mencari faktor dan penyebab terjadinya kesulitan belajar. 5. Mencari alternatif penanganan untuk mengatasi faktor penyebab kesulitan belajar yang telah diperoleh. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan untuk melakukan analisis kesulitan belajar mata kuliah Matematika Diskret khususnya pada materi Peluang dan Pencacahan. Adapun langkah yang dilakukan dalam analisa adalah sebagai berikut: 1. Membuat prangkat pembelajaran berupa tes kompetensi dasar, pre test dan post test (untuk setiap tatap muka), Lembar Pengamatan, Lembar Evaluasi Formatif, Instrumen Pengukuran Sikap dan Motivasi Belajar. 2. Langkah dan analisa pembuatan perangkat tes diagnostik. a. Spesifikasi tes meliputi: tujuan, kisi-kisi, bentuk dan panjang tes. Tujuan tes ini digunakan untuk mendiagnosis kesulitan yang dihadapi mahasiswa. Penyusunan kisi-kisi disesuaikan dengan materi yang dipilih berdasarkan pokok bahasan yang essensial, berkelanjutan, bernilai praktis, jika ada konsep maka konsep tersebut untuk mempelajari bidang lain serta ranah kognitif yang diukur. Bentuk tes yang sesuai dengan tujuan tes adalah bentuk uraian. b. Menulis soal c. Validitas Tes yang menggunakan validitas isi d. Uji coba soal dilakukan untuk mahasiswa yang tidak menjadi subyek penelitian e. Setelah diuji coba, dilakukan analisis soal untuk menentukan reliabilitas soal, penentuan reliabilitas soal dengan rumusan k p1 p r11 1 Sx 2 k 2 2 dengan k = banyaknya item, Sx = Varian Skor Tes, dan p = proporsi subyek yang benar menjawab dibagi banyaknya subyek yang menjawab suatu item, f. Menyusun soal kembali. g. Melakukan Pembelajaran dan Tindakan Kelas. Pada setiap kegiatan tatap muka diupayakan agar diperoleh data tentang hasil belajar, respon dan motivasi mahasiswa. Pada setiap pelaksanaan tindakan akan dilakukan evaluasi kepada subyek penelitian menggunakan test yang sudah disusun sebelumnya. Analisis data dilakukan untuk menentukan materi mana yang belum dikuasai siswa, mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan siswa, kemudian menentukan kesulitan atau kekurangan yang diduga menjadi penyebab kesalahan siswa dalam menjawab soal. Analisis dilakukan terhadap tingkat pencapaian tiap-tiap butir untuk menentukan tingkat penguasaan belajar mahasiswa, dengan kata lain tes ini menggunakan acuan kriteria. Batasan yang 435
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
digunakan untuk mengukur tingkat pencapaiannya/penguasaan materi adalah 75%, dan selanjutnya hasil analisis digunakan untuk memberikan perlakuan tambahan pada proses belajar. Selain itu dilakukan pula Identifikasi Variabel. Dari data respon yang diperoleh akan ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar mahasiswa. Kemudian dari faktor-faktor tersebut dibuat variabel yang akan dianalisis dalam penelitian. Variabel ini dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu : 1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin mahasiswa (JK), asal sekolah (SMA/SMK), Rataan Nilai UN, Nilai Kalkulus I, Nilai UN Matematika, TKD dan variabel lain yang diperoleh dari analisa faktor yang ada. 2. Variabel respon dalam penelitian ini adalah status pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan (Y). Pada tahap observasi dan evaluasi dilakukan analisis perbandingan antara hasil test pendahuluan dengan test akhir dari mahasiswa. Tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari perlakuan yang diberikan. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 For Window, untuk mencapai tujuan penelitian digunakan Uji Khi-Kuadrat dan analisis Regresi Logistik Biner. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah: 1. Melakukan perancangan data dengan mengadakan survei terhadap responden yang menjadi objek penelitian pada setiap tatap muka. 2. Melakukan summary data dan analisis deskriptif untuk melihat gambaran umum masing–masing peubah yang diperoleh. 3. Analisis data untuk melihat ketergantungan dua variabel menggunakan Uji Khi-Kuadrat (Chi-Square) 4. Analisis data untuk melihat pengaruh bersama variabel-variabel yang digunakan dengan analisis regresi logistik digunakan. 5. Intepretasi model. Variabel-varibel yang digunakan dalam kajian ini meliputi: Jenis Kelamin (JK), Asal Sekolah (SMA/SMK), Nilai UN Matematika, Rataan Nilai UN, Nilai Kalkulus I, Tes Kemampuan Dasar (TKD), Ketuntasan Pre Test, dan Ketuntasan Post Test (Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan). Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik inferensial terhadap data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan data-data yang diperoleh dari hasil TKD, Pre Test dan Post Test. Dalam hal ini Uji Khi-Kuadrat (Chi-Square) digunakan untuk melihat ketergantungan dua variabel dan analisis regresi logistik digunakan untuk melihat pengaruh bersama variabel-variabel yang digunakan.
3 Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil observasi diperoleh deskripsi kendala yang dialami mahasiswa dalam memahami materi diantaranya: 1) mahasiswa kurang menguasai mata kuliah dasar yang digunakan sebagai prasyarat, sehingga mereka akan mengalami kesulitan yang lebih berat lagi pada saat memahami konsep yang lebih abstrak, 2) mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami soal akibat kurangnya kemampuan mengiterpretasi masalah nyata (soal cerita) ke dalam bahasa matematika, 3) mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih bahasan mana yang harus di gunakan untuk menyelesaikan konsep pencacahan dan 436
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
peluang. Melihat hal tersebut dapat diketahui bahwa letak kesulitan belajar mahasiswa cenderung diakibatkan oleh kekurangan mereka dalam menguasai konsep dasar dan bukan berasal dari ketidakjelasan materi yang telah diberikan selama proses pembelajaran mata kuliah Matematika Diskret. Selanjutnya akan dilakuakan analisis data hasil observasi dan variabel-variabel yang telah diperoleh. 3.1
Analisis Uji Ketergantungan (Kebebasan) Dua Variabel
Pada saat menguji kebebasan antar dua variabel, frekuensi data obserbasi dinyatakan dalam tabel kontingensi. Untuk menguji hipotesis nol bahwa kedua variabel saling bebas, maka dilakukan dengan uji Khi-Kuadrat ( . Adapun hasil Uji Ketergantungan (Kebebasan) Dua Variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hasil analisis data uji ketergantungan variabel jenis kelamin dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan tersaji pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut. TABEL 1 Hasil Tabulasi Silang variabel Jenis Kelamin dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
TABEL 2 Hasil Analisis untuk Uji Ketergantungan variabel Jenis Kelamin dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
Dari hasil uji ketergantungan variabel jenis kelamin dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan (Tabel 2) diperoleh bahwa kedua variabel saling bebas, dan tidak ada kecenderungan jenis kelamin tertentu menunjukkan ketuntasan yang berbeda dibanding jenis kelamin lainnya.
437
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
2. Hasil analisis data uji ketergantungan variabel asal sekolah dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan tersaji pada Tabel 3 dan Tabel 4. TABEL 3 Hasil Tabulasi Silang variabel Asal Sekolah dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
TABEL 4 Hasil Analisis untuk Uji Ketergantungan variabel Asal Sekolah dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
Dari hasil uji ketergantungan variabel Asal Sekolah dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan (Tabel 4) diperoleh bahwa kedua variabel saling bebas, dan tidak ada kecenderungan mahasiswa dengan latar belakang SMA menunjukkan ketuntasan yang berbeda dibanding mahasiswa dengan latar belakang sekolah SMK. 3. Hasil analisis data uji ketergantungan variabel Nilai Kalkulus I dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan tersaji pada Tabel 5 dan Tabel 6. TABEL 5 Hasil Tabulasi Silang variabel Nilai Kalkulus I dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
438
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
TABEL 6 Hasil Analisis untuk Uji Ketergantungan variabel Nilai Kalkulus I dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
Dari hasil uji ketergantungan variabel Nilai Mata Kuliah Kalkulus I dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan (Tabel 6) diperoleh bahwa kedua variabel saling bergantung (tidak saling bebas), artinya ada kecenderungan Nilai Mata Kuliah Kalkulus I mahasiswa memengaruhi ketuntasan mahasiswa dalam memahami konsep peluang dan pencacahan. 4. Hasil analisis data uji ketergantungan variabel Ketuntasan Pre Test dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan tersaji pada Tabel 5 dan Tabel 6. TABEL 7 Hasil Tabulasi Silang variabel Ketuntasan Pre Test dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
TABEL 8 Hasil Analisis untuk Uji Ketergantungan variabel Ketuntasan Pre Test dengan Ketuntasan Penguasaan Konsep Peluang dan Pencacahan
439
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
Dari hasil uji ketergantungan variabel Ketuntasan Pre Test dengan ketuntasan penguasaan konsep peluang dan pencacahan (Tabel 8) diperoleh bahwa kedua variabel saling bebas, artinya tidak ada kecenderungan mahasiswa yang tuntas dalam penyelesaian soal-soal Pre Test juga akan tuntas dalam penguasaan konsep peluang dan pencacahan. Dengan demikian dari hasil uji ketergantungan dua variabel menunjukkan bahwa variabel ketuntasan penguasaan konsep pencacahan dan peluang hanya memiliki ketergantungan dengan variabel nilai Kalkulus I, sedangkan dengan variabel lainnya seperti JK mahasiswa, asal sekolah mahasiswa, dan Ketuntasan Pre Test memiliki hubungan saling bebas. 3.2
Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik adalah metode statistika yang mempelajari tentang pola hubungan secara matematis antara satu peubah tak bebas (dependen/respon) dengan satu atau lebih peubah bebas (independent/prediktor). Secara umum regresi logistik dibedakan menjadi Regresi Logistik Nominal, Regresi Logistik Ordinal, Regresi Logistik Biner (Dikotomus) dan Regresi Logistik Polikotomus [1,3,4]. Karena dalam penelitian ini hanya melibatkan dua kategori maka regresi logistik yang akan digunakan adalah Regresi Logistik Biner (Dikotomus). Analisis regresi logistik biner adalah suatu analisis regresi logistik antara peubah independen ( ) dengan peubah dependen ( ) yang terdiri dari dua kategori, yang dalam penelitian ini dikategorikan dengan tuntas (1) dan tidak tuntas (0). Peubah dependen dengan dua kategori yaitu 0 dan 1 tersebut akan mengikuti distribusi Bernoulli dengan fungsi peluang berikut dengan y 0, 1 Jika
maka
dan jika
maka
(1) .
Tujuan dari analisis regresi logistik biner adalah untuk mencari pola hubungan secara peluang antara peubah dengan peluang (peluang kejadian yang diakibatkan oleh ). Berapapun nilai bila disubstitusikan ke dalam fungsi logistik hasilnya akan berkisar antara 0 dan 1. Fungsi logistik dapat dilihat sebagai berikut :
Regresi logistik sebenarnya menggambarkan peluang terjadinya suatu kejadian dimana kemungkinan nilai yang berkisar antara 0 dan 1 atau yang menyatakan resiko dari seorang individu. Bentuk Persamaan Regresi Logistik adalah sebagai berikut : (2) dengan
adalah jumlah parameter. Untuk memperoleh fungsi
yang linear
dalam parameter sehingga mempermudah mengestimsi parameter-parameternya 440
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
digunakan suatu transformasi yang dikenal sebagai transformasi logit yang menghasilkan model logit. Model logit tersebut disajikan dalam persamaan berikut : (3) Estimasi parameter dilakukan dengan metode maksimum likelihood. Selanjutnya untuk melihat pengaruh bersama semua variabel/peubah penelitian terhadap ketuntasan pemahaman materi pencacahan dilakukan dengan analisis regresi logistik biner. Dari hasil analisis regresi logistik biner metode stepwise pada tahap akhir hanya terdapat tiga variabel yang signifikan, seperti diuraikan dalam Tabel 9 berikut. TABEL 9 Uji Signifikan Model Regresi Logistik
RataUAN
B -3.402
S.E. 1.072
Wald 10.071
MathUAN
2.767
.915
NILAIKAL1
df 1
Sig. .002
Exp(B) .033
9.150
1
.002
15.915
8.104
3
.044
NILAIKAL1(1)
7.708
4.216
3.343
1
.067
2225.553
NILAIKAL1(2)
8.103
4.141
3.829
1
.050
3304.728
NILAIKAL1(3)
4.333
3.758
1.329
1
.249
76.141
. .
Tabel 9 memperlihatkan bahwa nilai UN Matematika, Rataan Nilai UN dan Nilai Kalkulus I berpengaruh secara signifikan terhadap ketuntasan penguasaan konsep pencacahan dan peluang. Sedangkan variabel lainnya yaitu Jenis Kelamin (JK), Asal Sekolah (SMA/SMK), Tes Kemampuan Dasar (TKD), dan Ketuntasan Pre Test tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai UN Matematika menunjukkan penguasaan konsep dasar matematika yang dicapai pada jenjang SMA/SMK dari mahasiswa yang mempelajari Matematika Diskret, khususnya pada konsep pencacahan dan peluang. Nilai UN Matematika yang semakin tinggi (dilihat dari nilai Exp(B) untuk MathUAN sebesar 15.915) akan meningkatkan peluang untuk menuntaskan penguasaan konsep pencacahan dan peluang. Hal ini memperlihatkan bahwa penguasaan konsep dasar matematika yang baik pada jenjang pendidikan SMA/SMK akan membantu ketuntasan penguasaan terhadap pengembangan dari konsep dasar tersebut atau penguasaan terhadap konsep baru yang sedang dipelajari pada jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi. Demikian juga untuk nilai Kalkulus I, dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh nilai D dalam Kalkulus I, maka mahasiswa yang memperoleh nilai C, B, dan A memiliki peluang jauh lebih besar mencapai ketuntansan penguasaan konsep pencacahan dan peluang. Namun hal berbeda dijumpai dalam Rataan Nilai UN. Hal ini disebabkan karena kenaikan Rataan Nilai UN juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai pelajaran selain pelajaran Matematika (nilai Bahasa Indonesia, IPA), memperlihatkan hasil yang sebaliknya. Semakin tinggi nilai UN pelajaran 441
Prosiding Konferensi Nasional Matematika XVII - 2014 11 - 14 Juni 2014, ITS, Surabaya
selain Matematika pada jenjang SMA/SMK menunjukkan peluang yang semakin kecil dalam menuntaskan penguasaan konsep pencacahan dan peluang pada mata kuliah Matematika Diskret.
4 Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh bahwa: 1. Hasil uji ketergantungan dua variabel menunjukkan bahwa variabel ketuntasan penguasaan konsep pencacahan dan peluang memiliki ketergantungan dengan variabel nilai Kalkulus I, sedangkan dengan variabel lainnya seperti JK mahasiswa, asal sekolah mahasiswa, dan Ketuntasan Pre Test memiliki hubungan saling bebas. 2. Hasil uji untuk melihat pengaruh bersama variabel-variabel JK, asal sekolah, Nilai Kalkulus I, Nilai UN_Math, Rataan Nilai UN, Pre Test, dan nilai TKD diperoleh bahwa nilai UN Matematika, Rataan Nilai UN dan Nilai Kalkulus I yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketuntasan penguasaan konsep pencacahan dan peluang.
5 Ucapan Terima Kasih Atas dipublikasikannya hasil penelitian ini, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Udayana atas bantuan dana yang diberikan melalui hibah penelitian skim Dosen Muda tahun 2013 dengan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen Muda Universitas Udayana Tahun Anggaran 2013, Nomor: 74.111/UN14.2 /PNL.01.03.00/2013.
6 Daftar Pustaka [1] Hosmer, D.W., and Lemeshow, S., Applied Logistic Regression, 2nd edition , John Wiley and Sons Inc., New York, 2000 [2] Kiat, Seah Eng, Analysis of Students’ Difficulties in Solving Integration Problems, The Mathematics Educator Vol. 9, No.1, 39-59, 2005 [3] Kleinbaum, D.G. dan Klein, M., Logistic Regression, 3rd edition, Springer, 2010 [4] Myers,R.H., Classical and Modern Regresion with Aplication, 2nd edition, PWS-KENT Publishing Company, Boston, 1990
442