PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALAN PEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007 - JUNI 2008
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Nama : Maria Sri Hartati NIM
: 048114150
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN RAWAT JALAN PEDIATRI PADA SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA KLEPU, GODEAN, YOGYAKARTA PERIODE JULI 2007 - JUNI 2008
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Nama : Maria Sri Hartati NIM
: 048114150
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
AKU DIPANGGIL BUKAN UNTUK KESUSKSESAN NAMUN UNTUK SETIA (MUDER THERESA)
”Dalam kegembiraan, kesederhanaan dan terutama dalam cinta kasih menolong orang lain seraya berdoa dan mengurbankan diri, menampakan kegembiraan hidup diantara orang sakit dan yang berkekurangan ” (Teresia Saelmaekers)
Kupersembahkan kepada: Allah Tritunggal maha Kudus sumber kekuatan dan keselamatanku Para suster sekongregasi khususnya para suster sekomunitas Orang tua dan sanak saudaraku yang selalu mendukungku dalam dao dan cinta Teman dan sahabat kenalan yang telah membantuku dalam bentuk apa pun Almamaterku yang tercinta v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Maria Sri Hartati
Nomer Mahasiswa
: 048114150
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberi kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
”Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri Pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta
Periode Juli 2007 - Juni
2008”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untak kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantukan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Juli 2009
Yang menyatakan
Maria Sri Hartati vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kehadapaan Allah Tritunggal Yang Mahakudus yang telah memampukan penulis menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ‘Analisis Penggunaan Antibiotik Pasien Rawat Jalan Pediatri pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Klepu, Godean, Yogyakarta Periode Juli 2007 - Juni 2008’ Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari banyak pihak untuk itu penulis menucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Riswaka Sudjaswadi, S. U., Apt., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberi arahan, dukungan, saran serta masukan dalam proses penyusunan skripsi 2. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan telah bersedia meluangkan waktu sebagai dosen penguji 3. Ibu dr.Fenty, M.Kes., Sp.PK, yang telah membantu, memberi saran/masukan dan bersedia meluangkan waktu sebagai sekretaris panitia penguji dan dosen penguji 4. Direktur Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih yang telah memberi izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit tersebut. vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kepala Bagian Urusan Medical Record, Kepala Bagian Rawat Jalan RSU. Panti Baktiningsih, seluruh staf dan karyawan yang telah membantu dan memperlancar penulis dalam pengambilan data 6. Pemimpin Umum Kongregasi Suster St. Fransiskus Charitas, Para suster komunitas ‘Serafim’ dan para suster komunitas ‘Degli Angeli’yang telah memberikan dukungan doa, kepercayaaan, perhatian dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi. 7. Orang tua, sanak saudara, yang telah mendukung dengan doa dan perhatiannya pada penulis dalam penyusunan skripsi 8. Sahabat dan kenalan yang telah memberikan bantuan pikiran dan tenaga, dukungan doa dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi, khususnya P. CB. Kusmaryanto SCJ 9. Teman-teman angkatan 2004, adik-adik angkatan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan dan saran Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, pikiran, dan tenaga. Akhir kata, semoga skripsi bermanfaaat bagi siapa saja yang membaca skripsi ini.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Peningkatan jumlah penggunaan antibiotik secara tidak rasional bagi anak-anak yang menderita penyakit ringan seperti batuk, pilek, demam ataupun diare menjadi masalah serius di bidang kesehatan. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten sehingga untuk mengatasinya diperlukan dosis antibiotik yang lebih tinggi, dapat memicu terjadinya efek samping obat dan terjadi peningkatan biaya yang sebenarnya tidak diperlukan. Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh gambaran penggunaann antibiotik pada terapi rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit swasta di Klepu, Yogyakarta, selama periode Juli 2007 – Juni 2008. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Data diperoleh secara retrospektif berupa lembar rekam medik pasien rawat jalan pediatri pengguna antibiotik dengan usia 1 – 12 tahun yang masuk ke instalasi pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan golongan antibiotik yang digunakan ada berbagai macam yakni antimikobakteri: 51,28%; β-Laktam: 33,06%; antibiotik kombinasi: 12,86%; makrolida: 2,03%; aminoglikosida: 0,40%; quinolon: 0,40%. Diagnosis dalam terapi antibiotik yaitu TBC: 51,28%; ISPA: 31,66%; gangguan pencernaan: 5,14%; obs. febris: 4,19% dan dengan diagnosis berbeda-beda: 8,27%. Dosis antibiotik tidak tepat dosis 13,13%. Frekuensi pemberian antibiotik tidak tepat 1,89%. Lama pemberian antibiotik dalam terapi yang berkisar antara 2 – 8 hari ada 42,50%; yang lebih dari 8 hari ada 51,28% dan yang tidak ada keterangannya sebesar 6,22%. Lembar resep yang mengandung antibiotik lebih dari satu ada 121 (19,64%) lembar. Data-data tersebut dibandingkan dengan parameter standar (MIMS 2007 – 2008, IONI 2000 dan DIH). Kata kunci: Antibiotik, Pediatri
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The using irrational antibiotics for infants who suffer from mild diseases such as cough, influenza, fever and diarrhea, this things have been became a major problem to the medical area. The irrational usage of antibiotics can cause bacteria becoming more resistant so that it needs higher doses to cure it. Certainly, it triggers more side effects and increases unnecessary cost. The goal of this research is to get an overview of the uses of antibiotics for the ambulatory pediatric patients in a private hospital in Klepu, Yogyakarta for the period of July 2007 – June 2008. This research is a non experimental research with a descriptive plan. The data were collected in a retrospective way by examining the medical records of the ambulatory pediatric patients age of 1 – 12 year who went to that hospital. The research shows interesting results. Antibiotics which are used are varied: antimicrobaktery: 51.28%; β-Laktam: 33.06%; combined antibiotic: 12.86%; makrolida: 2.03%; aminoglikosida: 0.40%; quinolon: 0.40%. Therapeutic diagnosis using antibiotics are TBC: 51.28%; infection of trachea: 31.66%; disturbance of metabolical digestion: 5.14%; obs. febris: 4.19% and with various diagnose: 8.27%. Irrational antibiotic dosage is 13,13%. Irrational frequency of antibiotics dosage is 1,89%. Duration of antibiotics therapy between 2 – 8 days: 42.50%; more than 8 days is 51.28% and no description is 6.22%. The prescriptions which contain more than one antibiotic are 121 (19,64%). The data are compared with standard parameters (MIMS 2007 – 2008, IONI 2000 and DIH). Keywords: Antibiotic, Pediatric
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. ..... iii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. .
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………....
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN.....................................................
vi
PRAKATA………………………………………………………………………... vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………........
ix
INTISARI………………………………………………………………………...
x
ABSTRACT……………………………………………………………………….
xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL……………………………………………………………......
xv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...... xvii BAB I. PENGANTAR A. Latar Belakang………………………………………………………………….
1
1. Rumusan Permasalahan………………………………………………………
3
2. Keaslian Penelitian…………………………………………………………...
4
3. Manfaat Penelitian…………………………………………………………...
4
B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....
5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA A. Pediatri 1. Pengertian …………………………………………………………………...
6
2. Farmakokinetik pada anak …………………………………………………...
6
2.1. Absorpsi…………………………………………………………………
7
2.2. Distribusi………………………………………………………………...
8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3. Metabolisme……………………………………………………………..
9
2.4. Ekskresi………………………………………………………………...
9
3. Penghitungan dosis........................................................................................
10
B. Antibotik 1. Definisi antibiotik...........................................................................................
11
2. Penggunaan antimikroba di klinik………………………………………...
12
3. Pengelompokan antibiotik……………………………………………….....
16
4. Resistensi dan efek samping………………………………………………..
19
C. RSU. Panti Bhaktiningsih, Godean, Klepu, Yogyakarta...................................
26
D. Keterangan Empiris ..........................................................................................
27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………………
28
B. Bahan Penelitian……………………………………………………………...
28
C. Definisi Opersional...…………………………………………........................
28
D. Lokasi Penelitian……………………………………………………………..
29
E. Tata Cara Penelitian…………………………………………………………..
29
F. Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian………………………………………. 30 G. Analisis Data ………………………………………………………………… 31 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan………………………....…
33
B. Diagnosis Penyakit untuk Antibiotik yang diresepkan………………….…...
36
C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik …………………...
41
1. Ketepatan dosis penggunaan antibiotik..........................................................
42
2. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari frekuensi pemberian.......................................................................................................
46
3. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari lama pemberian.............................................................................................. xiii
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Resep yang Mengandung Lebih dari satu Antibiotik.......................................
52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan........................................................................................................
55
B. Saran...................................................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
57
LAMPIRAN...........................................................................................................
61
BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................
94
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I
Indikasi dan dosis antibiotik yang diresepkan.................................
24
Tabel II
Golongan dan nama antibiotik yang diresepkan..............................
35
Tabel III
Diagnosis dan terapi Antibiotik yang diresepkan............................
36
Tabel IV
Ketepatan Dosis Penggunaan Antibiotik.........................................
45
Tabel V
Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik....................................
45
Tabel VI
Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik.....................................
47
Tabel VII
Persentase ketepatan frekuensi pemberian........................................
47
Tabel VIII
Persentase Penggunaan Antibiotik yang
Tabel IX
diresepkan di lihat dari Lama Pemberian.......................................
51
Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik.......................
52
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Persentase Golongan Antibiotik yang diresepkan...............................
33
Gambar 2. Persentase Diagnosis Antibiotik yang diresepkan...............................
38
Gambar 3. Persentase Ketepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan......................
43
Gambar 4. Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan..............
43
Gambar 5. Persentase Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan.............................................................................................
46
Gambar 6. Persentase Lama Pemberian Antibiotik yang diresepkan.....................
49
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Tabel Lembar resep pediatri yang mengandung antibiotik........
61
Lampiran 2. Tabel Diagnosis penyakit dalam meresepkan antibiotik.............
89
Lampiran 3. Contoh Perhitungan dosis ........................………………………
90
Lampiran 4. Tabel Penggunaan antibiotik yang diresepkan di lihat dari lama pemberian.......................................................................................
92
Lampiran 5. Tabel Penggunaan antibiotik kombinasi ....……………………...
92
Lampiran 6. Surat bukti sudah melakukan penelitian.........................................
93
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peresepan
obat
untuk
anak-anak
sering
mengalami
berbagai
permasalahan, yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus, tidak saja berdasarkan ketentuan dosis orang dewasa namun
perlu penyesuaian dosis,
pemilihan obat yang benar-benar tepat, dan memperhatikan kemungkinan efek samping obat (Widodo, 2006). Kecenderungannya di Indonesia sekarang ini
dokter dengan mudah
memberikan antibiotik untuk penyakit batuk, pilek, maupun diare. Penyakit infeksi ringan tersebut memiliki sifat bisa sembuh dengan sendirinya seiring meningkatnya daya tahan tubuh, meskipun ada juga batuk, pilek, maupun diare yang tidak disebabkan virus (Siswono, 2004). Persentase peresepan antibiotika yang sebenarnya tidak diperlukan 52% 62%, hal tersebut terjadi di beberapa negara sedang berkembang, data dari Indonesia mencatat sedikitnya 43% antibiotika yang diberikan sebenarnya tidak diperlukan. Holloway di Technical Briefing Seminar 2004 WHO Geneva, menyatakan bahwa 30 – 60% pasien memperoleh antibiotika, dan Indonesia menempati urutan tertinggi dibandingkan Nepal dan Bangladesh (Purnamawati, 2008).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian di beberapa tempat di Sumatera bagian barat menunjukkan bahwa tingkat pemakaian antibiotika sebesar 90%. Puskesmas-puskesmas yang memberikan antibiotika kurang dari 70% jumlahnya sedikit, dan tingkat penggunaan antibiotika untuk balita mencapai 83%, yang 60% pada usia di atas 5 tahun. Setiap hari telah diresepkan jutaan antibiotika bagi pasien dengan penyakit infeksi virus (Purnamawati, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) dengan responden 160 anggota mailing list diperoleh data penggunaan antibiotik yaitu dengan tingkat pemberiannya paling tinggi pada anak demam sebesar 87% kemudian diare 75%, ISPA 54,5%, dan batuk tanpa demam sebesar 47% (Purnamawati, 2008). Kasus penyakit infeksi pada anak sebagian besar penyebabnya adalah virus, dengan kata lain kemungkinan penggunaan antibiotik yang benar adalah tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 – 15% penderita anak. Penyakit virus adalah penyakit yang termasuk “self limiting disease” atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5 – 7 hari (Siswono, 2004). Penggunaan antibiotik untuk penyakit flu atau batuk-pilek biasa (common cold) pada bayi dan anak-anak kurang tepat karena penyakit
tersebut 95 %
disebabkan oleh virus, sehingga pemberian antibiotik tak ada gunanya/plasebo saja. Hasil penelitian sebelumnya, dalam satu tahun seorang anak bisa menderita flu atau
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
common colds sebanyak 8 hingga 12 kali dan itu merupakan hal yang normal, kecuali untuk bayi dibawah 3 bulan (Agnes, 2005). Fakta lain menyebutkan terdapat perbedaan dalam angka kematian akibat infeksi yang diobati dengan antibiotik secara tepat dan tidak tepat di rumah sakit. Angka kematian akibat infeksi karena penggunaan antibiotik tidak tepat mencapai dua sampai tiga kali lipat dibanding penggunaan antibiotik secara tepat (Siswono, 2004). Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan efek samping yang merugikan dan dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik menjadi masalah kesehatan yang sangat besar. Penggunaan antibiotik secara berlebihan disebut-sebut sebagai penyebab munculnya bakteri super yang resisten bahkan terhadap antibiotik yang paling kuat sekalipun (INS, 2007). Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang bergerak dibidang kesahatan yang berhubungan dengan obat-obatan, termasuk didalamnya penggunaan antibiotik bagi penderita infeksi, yang memungkinkan terjadinya penggunaan antibiotik yang kurang tepat. Rumah sakit Panti Bhaktiningsih merupakan rumah sakit kelas pratama, dengan tenaga kesehatan dan fasilitas yang terbatas, yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya (Emirentiana,1996). 1. Rumusan permasalahan Seperti apakah gambaran penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan pediatri di salah satu rumah sakit umum swasta Klepu, Godean, Yogyakarta periode 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Juli 2007-Juni 2008, yang meliputi: golongan dan jenis antibiotik yang digunakan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan
regimen dosis antibiotik yang
diresepkan. 2. Keaslian penelitian Penelitian tentang pengunaan antibiotik pernah dilakukan, yaitu Ketepatan Dosis dan Interaksi Antibiotika pada Sepuluh Kasus Penyakit Anak Terbesar di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Peride Januari-Juni 2000 (Verdei, 2001), Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Diare pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Betesda Yogyakarta Peride Januari-Juni Tahun 1999 (Indah, 2001), Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004 (Maxitalia, 2008), Evaluasi Penggunaan Antibiotik Paska Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004 (Ketut, 2005), dan Analisis Pengunaan Antibiotik Obat Pasien Diabetes Miletus Tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Flora, 2003). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada pasien (pediatri rawat jalan) dan pada rumah sakit yaitu pada salah satu rumah sakit umum swasta di Klepu, Godean, Yogyakarta. 3. Manfaat penelitian Manfaat teoritis yang
diharapkan dapat memberikan gambaran
penggunaan antibiotik dilihat dari golongan dan nama antibiotik yang diresepkan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diresepkan, untuk pasien rawat jalan pediatri di salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Godean, Yogyakarta Manfaat praktis yang diharapkan dapat memberikan masukan terhadap rumah sakit yang bersangkutan dalam meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian khususnya dalam penggunaan antibiotik pada pasien pediatri. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan pediatri pada salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juni 2007-Juli 2008, yang meliputi: golongan dan jenis antibiotik yang digunakan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan regimen dosis antibiotik yang diresepkan.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pediatri 1. Pengertian Istilah pediatri (ejaan Inggris: paedeatrics atau poediatrics) berasal dari 2 kata dalam bahasa Yunani yakni paidi yang berarti anak dan iatros yang berarti penyakit. Pada umumnya pediatri diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan kesehatan anak (Pramudiarja, 2006). Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia mendefinisikan bahwa anak adalah usia 1 hingga 15 ½ tahun, sedangkan kurang dari 12 bulan digolongkan sebagai bayi (Anonim, 2005). Guthrie (2005) menggolongkan beberapa kelompok usia dalam terminologi sebagai berikut: neonatus (28 hari sejak dilahirkan), infant (112 bulan), child (1-12 tahun) dan adolescent (13-18 tahun). Veerman dan Marcadis (1990) mengelompokkan usia menjadi pre term neonatus (kurang dari 37 minggu kelahiran), full term neonatus (37-41 minggu), neonatus (lahir sampai satu bulan), bayi (1-12 bulan), anak-anak/toddler (1-12 tahun), remaja/adoslescent (12-18 tahun) dan dewasa/adult (di atas 18 tahun) 2. Farmakokinetik pada anak Pemberian terapi obat yang efektif dan aman untuk penderita pediatri memerlukan suatu pemahaman yang mendalam tentang perbedaan-perbedaan yang ada mengenai kerja obat, metabolisme, dan eliminasinya, umumnya semua ukuran farmakokinetik akan berubah seiring dengan perubahan usia. Dosis obat untuk 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penderita pediatri (dalam mg/kg) harus disesuaikan dengan karakteristik kinetik masing-masing obat, usia (determinan utama), keadaan penyakit, jenis kelamin (pada anak pasca pubertas), dan kebutuhan individual. Bila hal-hal tersebut tidak dipahami dengan benar, dapat mengakibatkan perawatan yang kurang efektif atau bahkan toksik (Anonim, 2006a). 2.1. Absorpsi Faktor yang mempengaruhi absorpsi obat meliputi aliran darah pada tempat pemberian seperti yang ditentukan oleh keadaan fisiologis bayi atau anakanak (untuk obat yang diberikan secara oral), fungsi gastrointestinal yang cepat berubah selama beberapa hari pertama setelah lahir (Katzung, 1992). Sehubungan dengan absorpsi obat yang perlu dipertimbangkan pada anak adalah terjadinya perubahan-perubahan biokimiawi dan fisiologis pada traktus gastrointestinal. Pada 24 jam pertama kelahiran/kehidupan, terjadi peningkatan keasaman lambung secara menyolok. Oleh karena itu obat-obat yang terutama dirusak oleh asam lambung (pH rendah) sejauh mungkin dihindari. Pengosongan lambung pada hari I dan II kehidupan relatif lambat (6-8 jam). Keadaan tersebut berlangsung selama ± 6 bulan untuk akhirnya mencapai nilai normal seperti pada dewasa. Pada
tahap tersebut obat yang absorpsi utamanya di lambung akan
diabsorpsi secara lengkap dan sempurna, sebaliknya untuk obat-obat yang diabsorpsi di intestinum efeknya menjadi sangat lambat/tertunda (Izenberg, 2003). Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur, tetapi umumnya lambat, sehingga jumlah obat-obat yang diabsorpsi di intestinum sulit 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperkirakan. Jika peristaltik lemah maka jumlah obat yang diabsorpsi menjadi lebih besar, yang berarti dapat memberi konsekuensi berupa efek toksik obat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan peristaltik, misalnya pada diare, absorpsi obat cenderung menurun oleh karena lama kontak obat pada tempat-tempat yang mempunyai permukaan absorpsi luas menjadi sangat singkat (Izenberg, 2003). 2.2. Distribusi Proses distribusi obat dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh massa jaringan, kandungan lemak, aliran darah, permeabilitas membran, dan ikatan protein. Obat didistribusikan secara berbeda berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimiawinya. Komposisi tubuh pada anak selalu berubah sampai usia 12 tahun, anak-anak mempunyai volume tubuh yang besar dibanding total berat badannya, sehingga volume distribusinya lebih besar. Volume cairan ekstrasel pada anak juga lebih tinggi sehingga distribusi untuk obat larut air juga meningkat (Guthrie, 2005). Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel. Hal itu memungkinkan beberapa obat melintasi aliran darah otak secara mudah. Keadaan tersebut menguntungkan, misalnya pada pengobatan meningitis dengan antibiotika. Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus) dan baru mencapai nilai normal pada umur 1 tahun. Hal itu karena rendahnya konsentrasi albumin dalam plasma dan rendahnya kapasitas albumin untuk mengikat molekul obat. Keadaan tersebut menjadi penting pada bayi malnutrisi dan hipoalbuminemia. Interaksi antara obat dengan bilirubin pada ikatannya dengan protein plasma sangat penting diperhatikan. Bilirubin bebas dapat menembus barier darah otak pada neonatus dan 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebabkan kern-ikterus. Obat-obat sulfonamida, novobiosin, diazoksida, dan analog vitamin K dapat menggeser bilirubin dari ikatannya pada albumin plasma (Guthrie, 2005). 2.3. Metabolisme Hepar merupakan organ terpenting untuk metabolisme obat. Perbandingan relatif volume hepar terhadap berat badan menurun dengan bertambahnya umur. Berdasarkan perbandingan relatif tersebut, volume hepar pada bayi baru lahir + 2 kali dibandingkan anak usia 10 tahun. Hal itu menyebabkan kecepatan metabolisme obat paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun mulai anak sampai dewasa (Guthrie, 2005). Metabolisme kebanyakan obat terjadi dalam hati. Aktivitas metabolisme obat yang tergantung sitokrom P-450, oksidase fungsi campuran, dan enzim konjugasi sangat rendah pada awal masa neonatus dari pada setelah itu. Titik perkembangan yang aktivitas enzimnya maksimum tergantung atas sistem enzim spesifik yang dibicarakan, karena penurunan kesanggupan
neonatus untuk
memetabolisme obat mempunyai bersihan yang lambat dan pemanjangan waktu paruh dalam badan. Jika dosis obat dan jadwal pemberian tidak berubah demikian maka ketakaturan tersebut mempredisposisi neonatus kearah respon obat yang diharapkan dari obat yang dimetabolisme oleh hati (Katzung, 1992). 2.4. Ekskresi Metabolisme pada anak hingga usia kurang lebih satu bulan terhambat oleh
sistem hepatik yang belum sempurna. Pada neonatus, kecepatan filtrasi 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
glomeruler dan fungsi tubulus masih imatur. Diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk mencapai nilai normal. Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-40% dan sekresi tubulus 20-30% nilai orang dewasa, tingkat sekresi tubuler dan laju penyerapan kembali terus meningkat hingga mencapai nilai orang dewasa pada usia 6-12 bulan. Oleh karena itu, obat dan metabolit aktif yang diekskresi lewat urin cenderung terakumulasi. Sebagai konsekuensinya, obat-obat yang diekskresi dengan filtrasi glomerulus, seperti digoksin dan gentamisin, serta obat-obat yang sangat terpengaruh sekresi tubuler, misalnya penisilin, paling lambat diekskresi pada bayi baru lahir (Katzung, 1992 ). 3. Penghitungan dosis Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual. Untuk penentuan dosis yang lebih adekuat pada anak sebaiknya mengacu pada bukubuku standar pediatri dan buku-buku pedoman terapi pada anak lainnya. Penghitungan dosis juga dapat dilakukan berdasarkan umur, berat badan, atau luas permukaan tubuh (Pramudiarja, 2006). Untuk terapi, dosis anak tidak terdapat dalam literatur, maka dosis maksimum untuk anak dapat dihitung dengan membandingkan kebutuhan anak terhadap dosis maksimum dewasa. Yang paling tepat adalah dibandingkan terhadap luas permukaan, kemudian berat badan, atau umur anak. Berikut ini beberapa cara penghitungan dosis anak yang lazim dipakai (Lestari dkk, 2002):
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan umur: Formula Young: Dosis
anak =
dosis dewasa × umur (tahun) umur + 12 tahun
Formula Dilling : Dosis
anak =
n × dosis dewasa n + 12
Formula Cowling: Dosis Formula Fried: Dosis
anak =
anak =
n +1 × dosis dewasa 24
m × dosis dewasa 150
Berdasarkan berat badan (formula Clark): Dosis anak = dosis dewasa ×
berat badan(kg ) 70 kg
Berdasarkan luas permukaan tubuh: Dosis anak = dosis dewasa ×
luas
permukaan tubuh(m 2 ) 173(m 2 )
Cat: n : umur dalam tahun; m: umur dalam bulan. B. Antibotik 1. Definisi antibiotik
Antibiotik adalah golongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh
bakteri. Penggunaan antibiotik
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, dan biasanya antibiotik bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotik. Hal itu menyebabkan
pemberian
antibiotik
biasanya 11
diberikan
dalam
dosis
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyebabkan bakteri segera mati, dan dalam jangka waktu yang cukup panjang agar mutasi tidak terjadi. Penggunaan antibiotik yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang 'kebal' (Setiabudy dan Gan,1995). Turpin dan Velu (1957), mendefinisikan antibiotik yaitu semua senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup atau yang diperoleh melalui sintesis yang memiliki indeks khemoterapi tinggi yang manifestasi aktivitasnya terjadi pada dosis yang sangat rendah secara spesifik melalui inhibisi proses tertentu pada virus, mikroorganisme ataupun juga berbagai organisme bersel majemuk (Wattimena, 1991). 2. Penggunaan antimikroba di klinik
Penggunaan
antibiotika
di
klinik
berdasarkan
indikasi
dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Setiabudy dan Gan,1995) : a
Gambaran klinik penyakit infeksi, yaitu efek yang ditimbulkan oleh adanya mikroba dalam tubuh hospes, dan bukan berdasarkan kehadiran mikroba tersebut semata-mata
b Efek terapi antibiotik pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja antibiotik terhadap biomekanisme mikroba, dan terhadap biomekanisme tubuh hospes. c
Antibiotika dapat dikatakan bukan merupakan ‘obat penyembuh’ penyakit infeksi dalam arti kata sebenarnya. Antibiotik hanyalah mempersingkat waktu yang diperlukan tubuh untuk penyembuhan suatu penyakit infeksi
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Antibiotika hanya berkasiat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri (Wattimena,1991). Pengunaan salah
antibiotik secara luas mengandung berbagai risiko
sebagai berikut (Wattimena, 1991): a. Kebanyakan antibiotik menimbulkan efek samping dan risiko toksik b. Hipersensitivitas dapat diinduksi sehingga memungkinkan terjadi berbagai reaksi ringan atau gawat pada pemakaian berulang pemakaian berulang
antibiotik
tersebut. c. Flora normal usus sering termodofikasi sehingga meningkatkan kemungkinan untuk terjadi superinfeksi. d. Mutan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan merupakan ancaman bahaya individual atau epidemiologik. e. Status fisiopatologi pasien seringkali menuntut perhatian khusus pada disain terapi dengan antibiotik. f. Faktor lingkungan seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar atau bersamasama dengan terapi antibiotik merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap terapi antibiotik. Kesalahan yang lazim dilakukan pada terapi antibiotik yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam terapi berkisar pada: pertama yaitu kesalahan dalam pepilihan obat seperti, antibiotik yang salah, antibiotik diberikan untuk demam tanpa dokumentasi mikroorganisme, menggunakan antibiotik yang tidak aktif lagi, atau 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak dapat mencapai lokasi infeksi, menggunakan antibiotik yang toksik walaupun ada yang kurang toksik, dan menggunakan antibiotik yang mahal walaupun tersedia yang murah dan efektif, kedua yaitu kesalahan dalam pemberian/penggunaan seperti: dosis keliru, rute pemberian tidak memadai, jangka waktu penggunaan kurang cukup, gagal mengenal kejadian toksik, tidak memodifikasi dosis pada insufisiensi eliminasi, mengganti antibiotik padahal faktor tertentu yang memerlukan koreksi dan kepatuhan pasien pada posologi tidak tercapai (Wattimena, 1991). Penggunaan antibiotik yang rasional ialah seleksi antibiotik yang selektif terhadap mikroorganisme penginfeksi dan efektif untuk memusnahkannya yang mempunyai potensi kecil untuk menimbulkan toksisitas, atau reaksi alergi bagi pasien. Dengan demikian strategi terapi dengan antibiotik ditentukan oleh karateristik fenomena infeksi, lokasi infeksi, pengenalan penyebab infeksi, dan kondisi fisiologi penderita (Wattimena, 1991). Prinsip-prinsip peresepan antibiotik yang tepat (Sjabana, 2006) adalah sebagai berikut: a. Diagnosis infeksi bakteri ditegakkan (demam saja tidak selalu menunjukkan infeksi bakteri), lokasi infeksi, dan dipertimbangkan kemungkinan bakteri penyebab.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Jika memungkinkan, khususnya pada semua infeksi serius, diambil spesimen yang sesuai (darah, sputum, pus, urine) untuk kultur dan uji sensitivitas antibiotik, dan pemeriksaan mikroskopis dan pewarnaan gram perlu dilakukan. c. Secara keseluruhan, dipertimbangkan kebutuhan terapi antibiotik. d. Jika dilakukan kultur, ditetapkan perlu segera diterapi sebelum hasilnya diketahui atau tidak. e. Di pilih obat yang paling tepat, dosis, dan cara pemberiannya paling sesuai. Dipertimbangkan faktor berikut: organisme, pasien (usia, alergi, fungsi ginjal dan hati), rapuhnya ketahanan terhadap infeksi (malnutrisi,
keganasan,
imunosupresi, termasuk akibat kortikosteroid), kehamilan, atau faktor genetis selayaknya, keparahan infeksi, lokasi infeksi dan adanya benda asing, seperti katup jantung prostetis atau sepotong gelas pada luka kulit. f. Monitor keberhasilan terapi secara klinis atau mikrobiologis dengan kultur ulang sesuai kebutuhan, terkadang dibutuhkan konsentrasi plasma. g. Kombinasi antibiotik terkadang dibutuhkan dalam kasus: 1). infeksi campuran 2). kombinasi yang menghasilkan efek sinergis 3). jika organisme penyebab belum diketahui, maka diperlukan pemberian antibiotik dengan spektrum luas
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4). untuk menghindari timbulnya resistensi terhadap antibiotik tunggal. h. Antibiotik terkadang dapat juga digunakan untuk profilaksis, berdasarkan: 1). durasi singkat (biasanya ≤ 24 jam) 2). pilihan obat berdasar pengalaman sebelumnya akan kemungkinan kuman penyebab. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang tercapainya sasaran penggunaan antibiotik yaitu: aktivitas antimikroba, efektivitas dan efisiensi proses farmakokinetik, toksisitas antibiotik, reaksi antara modifikasi flora alamiah tuan rumah, penggunaan kombinasi antibiotik, pola penggunaan antibiotik (Wattimena, 1991). 3. Pengelompokan antibiotik
Berbagai pendekatan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan antibiotik antara lain (Wattimena, 1991): a. Pendekatan secara kimia 1. Beta laktam a).Kelompok penisilin: penisilin G, dan derivatnya, seperti: fenoksipenisilin (penisilin V, fenetisilin, propisilin), metisilin dan isoksazolil penisilin (oksasilin,
kloksasilin,
dikloksasilin),
aminopenisilin
(ampisilin,
netampisilin, hetasilin, amoksisilin), karboksi penisilin (karbensilin).
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b). Kelompok sefalosporin: sefalotin, sefalorodin, sefaleksin. 2. Aminoglikosida: streptomisin, kanamisin, gentamisin, tobramisin, neomisin, framisetin. 3. Kloramfenikol: kloramfenikol, tiamfenikol 4. Tetrasiklin:
tetrasiklin,
oksitetrasiklin,
klortetrasiklin,
demetiklor,
rolitetrasiklin, metasiklin, dosisiklin, minosiklin. 5. Makrolida
dan
kelompok
yang
berdekatan:
eritromisin,
spiramisin,
oleandomisin, linkomisin, klindamisin, sinergistin, pristinamisin, virginiamisin 6. Refampisin: rifamisin 7. Polipeptida siklik: polimiksin B, basitraksin, polimiksin E (polistin) 8. Antibiotik polien: nistatin, amfoterisin B 9. Antibiotik Lain: vankomisin, ristosetin, novobiosin, griseofulfin b. Pendekatan berdasarkan mekanisme kerja antibiotik (Wattimena, 1991): 1). Antibiotik yang menginhibisi sintesis atau mengaktifasi enzim dan merusak dinding bakteri sehingga menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak dan sering kali lisis. Termasuk dalam kelompok ini adalah: penisilin, sefalosforin, sikloserin, vankomisin, ristisetin, basitrasin. 2). Antibiotik yang bekerja langsung terhadap membran sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan kehilangan senyawa intraseluler. Termasuk dalam golongan ini adalah: polimiksin, kolistimetat, antifungus folien, nistatin, amfoterisin.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3). Antibiotik yang menggangu fingsi ribosom bakteri menyebabkan penghambatan sintesis protein secara reversibel.
Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah: kloramfenikol, tetrasiklin, antibiotik makrolida, eritromisin, linkomisin, dan klindamisin. 4). Antibiotik yang menghambat/menggangu sintesis asam nukleat sel mikroba. Yang termasuk kelompok ini adalah rifampisin 5). Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroba. Yang termasuk kelompok ini adalah makrolida c. Pendekatan berdasarkan manfaat dan sasaran kerja (Wattimena, 1991): 1). Antibiotik berspektrum sempit Jenis antibiotik tersebut ada dua macam yaitu: a. Antibiotik yang terutama bermanfaat terhadap bakteri gram positif dan basil seperti penisilin G, linkomisin, vankomisin, basitrasin b. Antibiotik yang terutama efektif terhadap bakteri gram negatif seperti: aminoglikosida, polimiksin. 2). Antibiotik berspektrum luas Antibiotik ini mempunyai spektrum kerja luas yaitu efektif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif seperti: ampisilin, sefalosporin, tetrasiklin, klorampenikol. d. Pendekatan berdasarkan daya kerja antibiotik (Wattimena, 1991): Berdasarkan daya kerjanya ada dua macam yaitu:
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1). Antibiotik bakteriostatik, antibiotik ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri, seperti tetrasiklin yang bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri. 2). Antibiotik bakterisid, antibiotik ini berefek mematikan bakteri, seperti rifampisin, polimiksin yang bekerja dengan menghambat biosintesis dinding sel bakteri. 4. Resistensi dan efek samping
Resistensi bakteri dapat terjadi karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, contoh penggunaan obat yang tidak rasional antara lain: penulisan obat yang tidak perlu, obat yang salah, obat yang tidak efektif dan obat dengan kemanjuran yang meragukan, obat efektif yang tersedia kurang digunakan, dan penggunaan obat yang tidak benar. Dalam konferensi tenaga ahli tentang pengunaan obat rasional yang diadakan oleh WHO (1985), di Nairobi mendefinisikan penggunaan obat yang rasional sebagai berikut: penggunaan obat yang rasional mensyaratkan bahwa pasien menerima obat-obat yang sesuai dengan kebutuhan klinik mereka, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan individu mereka sendiri, untuk periode waktu yang memadai, dan pada harga terendah untuk mereka dan masyarakat (Siregar, 2006). Istilah penggunaan obat yang rasional dalam kontek biomedis mencakup kriteria berikut (Siregar, 2005) : a. obat yang benar b. indikasi yang tepat, yaitu alasan menulis resep didasarkan pada pertimbangan medis yang baik 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. obat yang tepat, mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan pada pasien, dan harga d. dosis, pemberian, dan durasi pengobatan yang tepat e. pasien yang tepat, tidak ada kontraindikasi dan kemungkian reaksi merugikan adalah minimal f. kepatuhan pasien terhadap obat Menurut Sjabana (2006), penggunaan antibiotik secara rasional harus: a. tepat indikasi baik profilaksis, maupun terapeutik
secara empiris: data
epidemiologis bakteri maupun secara terarah (efektif, aman, spektrum sempit) b. tepat penderita c. tepat obat d. tepat dosis e. waspada terhadap adverse effect (AE) atau kejadian yang tidak diinginkan, efek samping obat. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional (irrational use of drugs/IRUD) dapat menyebabkan terjadinya resistensi bakteri. Dari berbagai studi, bentuk utama irrational use of drugs/IRUD (Purnamawati 2008), adalah: a. pemberian beberapa obat sekaligus pada saat yang bersamaan pada kondisi yang tidak memerlukan beberapa obat tersebut. Salah satu contohnya yaitu: polifarmasi (pemberian puyer/racikan) yang berisikan beberapa obat sekaligus untuk anak-
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
anak dengan gangguan kesehatan ringan harian seperti demam, batuk-pilek, atau diare). b. pemberian antibiotika yang berlebihan c. pemberian steroid yang berlebihan d. tingginya tingkat pemakaian obat non generik e. tingginya tingkat pemakaian obat injeksi f. tingginya tingkat pemakaian obat yang sebenarnya tidak dibutuhkan/off label use, yang termasuk dalam kategori off label use adalah pemberian antibiotik untuk infeksi virus seperti diare akut dan ISPA, pemberian steroid untuk batuk, pilek, pemberian suplemen, vitamin, antihistamin untuk common colds/flu, bronkodilator untuk batuk pada ISPA. Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap antibiotik tertentu berupa resistensi alamiah, resistensi karena adanya mutasi spontan (resistensi kromosomal) dan resisensi karena adanya faktor R pada sitoplasma (resistensi ekstrakromosal) atau resistensi karena pemindahan gen yang resisten atau plasmid/resistensi silang (Wattimena, 1991). Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh suatu antibiotik. Resisten dibagi dalam tiga kelompok (Katzung, 1992), yaitu: a
Reistensi genetik, dengan mutasi spontan gen mikroba berubah, sehingga mikroba yang sensitif terhadap suatu antibiotika menjadi resisten.
b Resistensi non genetik, bakteri dalam keadaan istirahat bila bakteri aktif lagi maka akan sensitif lagi 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c
Resistensi silang, keadaan resisten terhadap antibiotik tertentu yang juga memperlihatkan resistensi terhadap antibiotik lain. Resistensi bakteri terhadap antibiotik membawakan masalah tersediri yang
dapat menggagalkan terapi dengan antibiotik. Resistensi dapat merupakan masalah individu dan epidemiologik (Wattimena, 1991). Penyebab timbulnya resistensi antibiotika yang terutama adalah karena penggunaan antibiotika yang tidak tepat, tidak tepat sasaran, dan tidak tepat dosis. Tidak tepat sasaran, salah satunya yaitu pemberian antibiotika pada pasien yang bukan menderita penyakit infeksi bakteri. Walaupun menderita infeksi bakteri, antibiotika yang diberikan pun harus dipilih secara seksama, tidak semua antibiotika ampuh terhadap bakteri tertentu. Setiap antibiotika mempunyai daya bunuh terhadap bakteri yang berbeda-beda, karena itu, antibiotika harus dipilih dengan seksama. Ketepatan dosis sangat penting diperhatikan, tidak tepat dosis dapat menyebabkan bakteri tidak terbunuh, bahkan justru dapat merangsangnya untuk membentuk turunan yang lebih kuat daya tahannya sehingga resisten terhadap antibiotika (Anonim , 2006b) Terdapat banyak Mekanisme yang menyebabkan mikroorganisme bisa menunjukan
resistensi
terhadap
menghasilkan enzim yang
obat-obatan
antara
lain:
mikroorganisme
merusak obat aktif, mikroorganisme merubah
permeabilitasnya terhadap obat, mikroorganisme mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat, mikroorganisme mengembangkan perubahan lintasan metabolisme yang memintas reaksi yang dihambat oleh obat tersebut, dan 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mikroorganisme mengembangkan suatu enzim yang telah berubah namun masih tetap dapat melakukan fungsi metabolismenya walaupun jauh berkurang dipergunakan oleh obat dari pada enzim di dalam kuman yang rentan (Katzung, 1992). Setiabudy dan Gan (1995) membagi efek samping antibiotika menjadi tiga kelompok yaitu: a
Reaksi alergi, ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan sistem imun tubuh, terjadinya tidak tergantung pada besarnya dosis obat, manifestasi gejala dan derajad beratnya reaksi dapat bervariasi.
b Reaksi idiosinkrasi, merupakan reaksi yang normal yang diturunkan secara genetik terhadap pemberian antibiotik tertentu. c
Perubahan biologik dan metabolik, pada tubuh hospes baik yang sehat atau yang menderita infeksi, terdapat populasi mikroflora normal dengan keseimbangan ekologi populasi mikroflora tersebut biasanya tidak menunjukan sifat pathogen. Penggunaan antibiotika terutama untuk yang berspektrum luas dapat
menggangu keseimbangan ekologi mikroflora sehingga jenis mikroba meningkat jumlah populasinya dan bisa menjadi pathogen (Wattimena, 1991) Dampak negatif pemberian antibiotik yang berlebihan dan tidak bijaksana adalah terbunuhnya “kuman baik” yang ada di dalam tubuh. Tempat yang semula ditempati kuman baik menjadi vakum dan kekosongan tersebut diisi oleh kuman “jahat” atau oleh jamur, kondisi ini disebut sebagai “superinfection” (Nisa, 2007).
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. RSU. Panti Bhaktiningsih, Godean, Klepu, Yogyakarta
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Yunisa, 2008) Menurut keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan
dan
pencegahan
serta
melaksanakan
rujukan.
Rumah sakit umum mempunyai empat fungsi dasar, antara lain pelayanan penderita, pendidikan dan pelatihan, penelitian serta kesehatan masyarakat (Yunisa, 2008) RSU. Panti Bhaktiningsih terletak di sebelah selatan Yogyakarta, sebelah selatan berbatasan dengan dengan kecamatan Sedayu (Kabupaten Bantul), sebelah utara berbatasan dengan sungai progo (Kabupaten Kulon progo), sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Gamping dan kecamatan Mlati/kabupaten Sleman (Emirentiana,1996). Pada tanggal 16 Juli 1969 didirikan suatu Yayasan Kesejahteraan Kesahatan Rakyat (YKKR) Santo Fransiskus, Klepu, yang mengelola poliklinik dan ruamah bersalin sebagai wujud dan tanggapan atas kebutuhan masyarakat disekitar dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan (Siyam, 1996)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tanggal 1 Oktober 1988, YKKR Santo Fransiskus mendapat izin menjadi rumah sakit umum (RSU) kelas pratama (tipe D) yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan dan merawat orang sakit. Fasilitas yang dimiliki dari RSU ini meliputi: kamar operasi, kamar rontgen, ruang perawatan, rumah duka, ruang P3K, laboratorium, kantor yayasan, ruang direksi, asrama,
dan ruang kebidanan
(Emirentiana,1996). Rumah sakit Panti Baktiningsih memberikan pelayanan kesehatan untuk semua kalangan masyarakat.
Visi rumah sakit adalah atas dasar cinta kasih
memberikan pelayanan yang manusiawi, menyeluruh, professional, berkinerja tinggi, bermutu sesuai dengan harkat dan martabat manusia, dan dengan misi 1). melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh demi memuliakan nama Tuhan dalam kegembiraan, kedederhanaan, dan terutama dalam cinta kasih, 2). mendayagunakan seluruh sarana dan prasarana sumber daya manusia yang tersedia, dan 3). memberikan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (Emirentiana,1996). D. Keterangan Empiris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai penggunaan antibiotik pada pasien pediatri pada salah satu rumah sakit swasta Klepu, Godean, Yogyakarta, yang meliputi: golongan dan nama antibiotik yang digunakan, diagnosis dalam peresepan antibiotik, dosis dan diresepkan.
25
regimen dosis antibiotik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel I Indikasi dan dosis antibiotik yang diresepkan, berdasarkan standar: DIH , IONI 2000, dan MIMS 2007-2008 No 1
Golongan antibiotik Antimikobakteri: Rifampisin
Isoniazid
Indikasi TB pulmoner dan ekstra pulmoner, liprosis
TBC dalam kombinasi dengan obat anti TB lain
Pirazinamida
2.
β-laktam 1.a. Pinisilin Amoxicillin Ampisilin
1.b. Sefalosporin Cefadroxil
Dosis IONI 2000
DIH
Infeksi saluran nafas, infeksi saluran genitourinaria, infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan organisme gram positif/negatif yang peka terhadap obat ini Infeksi saluran kemih, otitis media, bronkitis akut, salmonelasis invasif, dan gonore
Rifampisin Inflant dan anak <12 th: TB dosis tiap hari: 10 mg/kg/hari, max 600 mg/hari, laten dan infeksi TB: 10-20 mg/kg/hari, mx 600 mg selama 6 bulan. INH Inflant dan anak: Infeksi TB laten: 10-20 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis terbagi (max 300 mg) atau 20-40 mg/kg (max 900 mg) 2 kali seminggu selama 9 bulan Infesi TB aktif: 10-15 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis terbagi (maks 30 mg/hari) atau 20-30 mg/kg (maks 900 mg 2 kali seminggu PZA Dosis anak: tiap hari: 15-30 mg/kg/hari (max 2 g/hari) atau 50 mg/kg/dosis (max 4 g/dosis)
Rifampisin TB: 10 mg/kg (8-12 mg/kg) perhari max 600 mg/hari, dua atau tiga kali seminggu, sebaiknya diberikan 30 menit sebelum makan
Amoxcicilin Dosis anak ≤ 3 bulan : 20-30 mg/kg/hari tiap 12 jam ≥ 3 bulan sampai < 40 kg: 20-50 mg/kg/hari tiap 8-12 jam
Amoxicilin Dosis anak < 10 th: 125-250 mg tiap 8 jam
Ampisilin: Dosis inflan & anak: 50100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam, max 2-4 g/hari Cefadroxil Dosis oral anak: 30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi, max 2 g/hari
26
INH Anak: 5 mg/kg (4-6 mg/kg)/hari, max 300 mg/hari; 10 mg/kg tiga kali seminggu atau 15 mg/kg dua kali seminggu Profilaksis: 5 mg/kg/hari (maks 300 mg/hari) selama 6 bulan atau lebih. PZA Dosis untuk dua atau tiga bulan pertama: 25 mg/kg/hari (20-30 mg/kg/hari); 35 mg/kg (30-40 mg/kg) tiga kali seminggu;50 mg/kg (40-60 mg/kg) dua kali seminggu
Ampisilin Dosis untuk anak-anak <10 tahun = ½ dari dosis dewasa. Dosis dewasa: oral: 0,25-1 g tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum sebelum makan. Cefadroxil Dosis anak < 1 tahun = 25 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi, anak 1-6 tahun = 250 mg 2 kali/hari, anak > 6 tahun = 500 mg 2 kali/hari
MIMS 2007-2008 Rifampisin Dosis anak 10-20 mg/kg BB/hari, max 600 mg/hari, paling baik diberikan pada perut dalam keadaan kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan INH Dosis anak = 10-20 mg/kg BB/hari dalam dosis tunggal atau dosis terbagi tegantung keparahannya, pemberian bersamaan dengan Rifamisin dengan fekuensi 1 tab 1 kali sehari PZA Dosis dewasa: 20-35 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis terbagi, maks 3 g/hari Amoxcicilin Dosis anak: 20 mg/kg BB/hari tebagi tiap 8 jam, sebaiknya diberikan bersama makanan
Cefadroxil Dosis anak: 30 mg/kg/hari dalam dua dosis terbagi tiap 12 jam, anak < 40 kg= 25 mg/kg/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Antibiotik Kombinasi Bactricid Cotrimoxazole (kombinasi sulfametasole dan trimethopen 5:1)
Infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, infeksi saluran cerna, dan bronchitis kronis dan akut
4.
Makrolida Eritromisin
5.
Aminoglikosida Gentamisin sulfat
6.
Quinolon Ciprofloxasin
alternatif bagi pasien yang alergi pinisilin dengan pengobatan enteritis kompilobakter, pneumonia, penyakit legionnaire, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronis, akne vulgaris, dan profilaksis difetri Infeksi kulit bakterial, septicemia, ISK, infeksi saluran nafas, maingitis, infeksi kulit dan jaringan lunak Infeksi kuman gram positif/negatif, profilaksis pada bedah saluran cerna bagian atas, infeksi saluran atas, ISK, gonore
Dosis anak: Infeksi ringan–sedang: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam, infeksi berat: 20 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam, otitis media akut: 8 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 10 hari, dan ISK: 6-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam Dosis inflant dan anak: Base (dosis awal), estolate dan stearat:30-50 mg/kg hari dalam 2-4 dosis terbagi (tidak lebih dari 2 g/hari), ethyisuccinate: 30-50 mg/kg hari dalam 2-4 dosis terbagi (tidak lebih dari 3,2 g/hari), pharingitis 240 mg dalan 2 dosis terbagi max 1600 mg/hari selama 5 hari
Dosis anak 6 bulan-5 tahun = 240 mg, dan 6-12 tahun = 480 mg tiap 12 jam
Dosis anak 6-12 th = 5-10 mL, 2-5 th = 2,5-5 mL, 6 minggu-2 th = 2,5 mL, semuanya 2 kali perhari. Dewasa dan anak >12 th = 2 tab 2 x/hari
Dosis dewasa dan anak > 8 th = 250500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 g tiap 12 jam, sampai 2 th 125 mg tiap 6 jam, dan 2 -8 tahun = 250 mg tiap 6 jam.untuk infeksi berat dosis dapat digandakan
Dosis anak: 30-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Bayi < 2 th = 125 mg 4 x / hari
Topical: cara penggunaannya yaitu dengan mengoleskan 3-4 kali perhari
Sediaan ini dalam bentuk salep maka cara penggunaannya yaitu dengan mengoleskan 3-4 kali perhari
Dosis anak: 3-5 mg/kg/hari terbagi dalam tiga dosis Topical: oleskan 3-4 kali/hari
Dosis anak:ISK: 1-17 th: 20-30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi tiap 12 jam selama 10-21 hari (max 1,5 g/hari) dan cystic fibrosis: 5-17 th: 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 10-21 hari
Dosis anak tidak dianjurkan tetapi bila resikonya lebih baik maka dosis yang dapat diberikan untuk dosis oral = 7,515 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 2 dosis
27
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian termasuk jenis penelitian non ekperimental dengan rancangan deskriptif, data dikumpulkan secara retrospektif periode Juli 2007-Juni 2008 di salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Yogyakarta. B.
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah berupa lembar catatan medik (medical records) dengan kriteria: 1. Pasien pediatri usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di instalasi rawat jalan di salah satu rumah sakit swasta, klepu periode Juli 2007-Juni 2008 2. Memuat tanggal, umur pasien, berat badan pasien, diagnosis dan anamnesis, serta terapi farmakologi khususnya menerima terapi antibiotik. C.
Definisi Operasional
1. Pasien pediatri adalah pasien dengan usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di instalasi rawat jalan pada salah satu rumah sakit swata di Klepu, Godean, Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Antibiotik adalah semua obat golongan antibiotik yang digunakan untuk semua pasien pediatri usia 1-12 tahun yang menjalani perawatan di instalasi rawat jalan salah satu rumah sakit swasta Klep, Yogyakarta periode Juli 2007-Juni 2008. 3. Penghitungan dosis anak berdasarkan berat badan dan usia anak, dengan standar dosis: Drug information Handbook (DIH), Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), MIMS Indonesia 2007/2008. D.
Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai analisis penggunaan antibiotik pada pasien pediatri di lakukan di instalasi rawat jalan pada salah satu rumah sakit umum swasta di Klepu, Godean, Yogyakarta. E.
Tata Cara Penelitian
Jalannya penelitian meliputi tiga tahap, tahap pertama adalah tahap perencanaan, tahap kedua adalah tahap pengambilan data, dan tahap ketiga adalah pengolahan hasil dan pembahasan. 1. Perencanaan, meliputi penentuan dan analisis masalah yang akan dijadikan bahan penelitian, dimulai dengan mencari informasi penggunaan antibiotik pada pasien pediatri sebagai pertimbangan penentuan masalah. 2. Pengambilan data, di lakukan dengan cara melihat catatan medik di ruang instalasi rawat jalan khususnya pasien rawat jalan pediatri dengan usia 1-12 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun, kemudian dari catatan medik tersebut semua resep yang mengandung antibiotik dicatat ulang, lengkap dengan tanggal, umur pasien, berat badan pasien, diagnosis dan anamnesis penyakit, dan terapi yang diberikan dalam buku laporan. a. Proses pengambilan data dilakukan dengan penelusuran data pasien pediatri, kemudian dipilih lembar rekam medik yang meresepkan antibiotik sebagai data dan mencatatnya ke dalam lembar kerja laporan. b. Proses pencarian data dilakukan dengan melihat laporan di instalasi rawat jalan yang berisi tanggal, berat badan pasien, diagnosis dan anamnesis penyakit, dan terapi obat yang diresepkan. Selanjutnya dilakukan pengambilan data berupa lembar rekam medik yang menggunakan terapi antibiotik. c. Proses pencatatan data dilakukan dengan mencatat data yang ada dalam lembar rekam medik pasien pediatri rawat jalan. Data yang diambil meliputi tanggal, berat badan pasien, diagnosis penyakit, dan terapi obat yang
diresepkan.
Data
yang
diperoleh
diolah
mengelompokkan dalam bentuk table dan diagram pie. F.
Tata Cara Pengolahan Hasil Penelitian
30
dengan
cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengumpulan data kemudian diolah, dan disajikan secara deskriptif, data yang diambil berupa: 1. Golongan dan nama antibiotik yang digunakan 2. Diagnosis dalam peresepan antibiotik 3. Dosis dan regimen dosis antibiotik yang diresepkan G. Analisis Data
1. Golongan dan jenis antibiotik yang digunakan Masukkan data dalam tabel yang terdiri dari kolom nomer, golongan antibiotik, nama antibiotik (nama generik daan nama dagang) yang digunakan, jumlah item obat (R/), dan persentasenya, sehingga diperoleh persentase golongan dan jenis antibiotik yaitu:
% Golongan antibiotik =
% Jenis antibiotik =
∑ X golongan antibiotik × 100% ∑ R / antibiotik
∑ X jenis antibiotik × 100% ∑ item antibiotik
2. Persentase dari diagnosis penyakit dalam peresepan antibiotik
Persentase diagnosis penyakit =
∑ satu ∑ seluruh 31
hasil hasil
diagnosis diagnosis
× 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Dosis dan regimen dosis dalam penggunaan antibiotik Dosis antibiotik dan regimen dosis antibiotik di bandingkan dengan buku standar yaitu DIH, IONI 2000, dan MIMS 2007/2008, sebagai berikut:
% ketepatan dosis =
∑ item dosis tepat × 100% ∑ item antibiotik
% ketidaktepatan dosis =
∑ x dosis ∑ item
% ketepatan frekuensi pemberian =
tidak
tepat
antibiotik
× 100%
∑ frekuensi pemberian ∑ item antibiotik
% F.P. tidak tepat =
∑ frekuensi pemberian tidak ∑ item antibiotik
% lama pemberian =
∑ x lama pemberian × 100% ∑ item antibiotik
32
tepat
tepat
× 100%
× 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di salah satu rumah sakit umum swasta, Klepu, Godean, Yogyakarta, pada pasien rawat jalan pediatri dengan usia 1-12 tahun pada periode Juli 2007-Juni 2008, data diperoleh dengan melihat catatan medik pasien rawat jalan pediatri baik pasien dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter bedah, kebidanan, dokter gigi, dokter THT, dokter umum dan dokter penyakit jiwa. Data yang diambil adalah lembar catatan medik yang memberikan terapi antibiotik berjumlah 616 lembar dengan jumlah item keseluruhan 1659 item maka diperoleh rata-rata item per lembar resep 2,69 ≈ 2,7 item/lembar. A. Golongan dan Jenis Antibiotik yang diresepkan.
Antibiotik yang diresepkan 739 item obat dari 616 lembar resep, terbagi dalam 6 golongan antibiotik yaitu golongan antimikobakteri, golongan β-laktam, antibiotik kombinasi, golongan makrolida, golongan aminoglikosida dan golongan quinolon, seperti yang tertera dalam gambar I dibawah ini: 0,40%
Antimikobakteri
0,40%
β- Laktam
2,03% 12,86% 51,28%
33,06%
Antibiotik kombinasi Makrolida Aminoglikosida Quinolon
Sumber: data yang diolah
Gambar 1. Persentase golongan antibiotik pasien pediatri yang diresepkan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Antibiotik yang diresepkan 739 item terbagi dalam 6 golongan dan 10 jenis antibiotik. Golongan antibiotik yang digunakan dalam terapi terbagi dalam 6 golongan antibiotik dan yang paling banyak digunakan adalah golongan antimikobakteri sebanyak 379 (51,28 %) terdiri
dari 271
rifampisin, 100
pirazinamida (PZA), dan 8 isoniasid (INH), antibiotik tersebut diindikasikan untuk TBC dan semuan obat memakai nama generik; yang kedua adalah golongan βLaktam yang terbagi menjadi dua, yaitu penisilin berjumlah 243 (32,92 %) terdiri dari 155 Amoxsan, 47 amoksisilin, 35 Opimox, 5 Kalmoxicilin, 1 ampisilin, dan sefalosporin yaitu 1
(0.14 %) sefadroksil. Golongan β-Laktam 244 item, yang
memakai nama generik 53 item (amoksisilin) dan 209 memakai nama dagang (Amoxsan, Klmoxicilin, Opimox), golongan yang ketiga adalah antibiotik kombinasi berjumlah 95 (12,86 %) terdiri dari 86 Bactricid dan 9 kotrimoksasol, dari 95 yang memakai nama generik 9 item (kotrimoksasol) dan 86 item menggunakan nama dagang (Bactricid), untuk golongan β-Laktam dan antibiotik kombinasi ada 339 item antibiotik, yang memakai nama generik 44 item antibiotik (amoksisilin dan kotrimoksasol) dan 295 item antibiotik memakai nama dagang yaitu golongan βLaktam (Amoxsan, Kalmoxicilin, Opimox) dan antibiotik kombinasi (Bactricid), hal tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut lebih banyak menggunakan antibiotik dengan nama dagang dibandingkan nama generik; golongan keempat berjumlah 14 (2,03 %) yaitu golongan makrolida (eritromisin); golongan kelima berjumlah 3 (0,40 %) yaitu golongan aminoglikosida (gentamisin); dan golongan keenam berjumlah 3
(0,40 %) yaitu golongan quinolon (siprofloksasin), ketiga 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
golongan tersebut semuanya memakai nama generik. Golongan dan jenis antibiotik yang diresepkan dapat dilihat dalam tabel II di bawah ini: Tabel II. Golongan dan Nama Antibiotik Pasien Pediatri yang diresepkan No 1
2
Golongan antibiotik Antimikobakteri:
β-laktam 1.a. Pinisilin
Nama generik
Nama dagang
3 4 5 6
Persentase (%)
Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
271 8 100
36,64 1,08 13,56
Amoksisilin
47 155 35 5 1 1 9 86 15 3 3 739
6,36 20,95 4,79 0,68 0,14 0,14 1,22 11,64 2,03 0,40 0,40 100,00
∑% golongan 51,28
33,06 Amoxsan Opimox Kalmoxicilin
1.b. Sefalosporin Antibiotik Kombinasi Makrolida Aminoglikosida Quinolon
Jumlah
Ampisilin Sefadroksil Kotrimoksasol Bactricid Eritromisin Gentamisin Siprofloksasin Jumlah
12,86 2,03 0,40 0,40 100,00
Hasil penelitian menujukkan bahwa pasien pediatri rawat jalan di rumah sakit tersebut 51,28 % menerima terapi untuk penyakit TB dengan antibiotik antimikobakteri. Antibiotik tersebut berdaya kerja sebagai bakterisid yang berefek menghambat pembelahan bakteri dengan mekanisme kerja menghambat/menggangu sintesis asam nukleat sel mikroba (Wattimena, 1991). Penggunaan antibiotik penisilin sebesar 32,92 %. Antibiotik tersebut berdasarkan manfaat dan sasaran kerjanya termasuk antibiotik berspektrum luas yang bekerja dengan cara menginhibisi sintesis atau mengaktifkan enzim yang merusak dinding bakteri, sehingga menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak dan sering kali lisis (Wattimena, 1991). Peresepan antibiotik kombinasi dengan komposisi 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kombinasi sulfametosasol (SMZ) dan trimetoprim (TM) dengan perbandingan 5:1 sebesar 12,86%. B. Diagnosis Penyakit dari Antibiotik yang diresepkan
Tepat indikasi dapat dilihat dari diagnosis penyakit dari terapi antibiotik yang diberikan. Kesesuaian antara penyakit yang diderita dengan terapi yang di berikan kususnya peresepan antibiotik bagi anak-anak perlu dikaji, karena kesalahan atau ketidaktepatan diagnosis dengan terapi yang diberikan dapat berakibat fatal. Antibiotik hanya bermanfaat dengan baik bila penyakit tersebut karena infeksi oleh bakteri, bukan karena virus atau penyebab lain, data diagnosis penggunaan antibiotik yang diresepkan dapat dilihat pada tabel III berikut: Tabel III. Diagnosis dan Terapi Antibiotik yang diresepkan No 1 2
3
4 5
Indikasi TBC Menurut Handrawan (2007), ISPA dibagi menjadi: 1.Batuk, pilek panas 2.Pharingitis (infeksi di tenggorokan) 3.Rinopharingitis (infeksi di hidung dan tenggorokan), 4.Tonsilopharingitis (infeksi di kelenjar amandel selain tenggorokan) Gangguan pencenaan: • Diare, muntah • Muntah, pusing, Pilek panas, sakit perut (abdominal pain) • BAB lembek, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses Obs. Febris Infeksi saluran kemih (ISK)
Antibiotik
Item
RIF INH PZA
271 8 100
Amoksisilin Kotrimoksasol Eritromisin Cefadroksil
173 38 11 1
Ciprofloksasin Amoksisilin Kotrimokasol
32 3 3
Amoksisilin kotrimokaasol Amoksisilin Kotrimoksasol
36
∑ keseluruhan
Persentase (%)
379
51,28
234
31,66
38
5,14
26 5
31
4,19
7 5
12
1.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Asma bronkiole (bronkiole asmatikus)
Amoksisilin Kotrimoksasol Eritromisin
6 3 1
10
1,35
Amoksisilin
10
10
1,35
1 1 1
3
0,40
1 2
3
0,40
Amoksisillin
3
3
0,40
Eritromisin Gentamisin sulf
1 1
2
0,27
Demam Typoid (demam enterik)
Amoksisilin
2
2
0,27
13
Otitis media
Amoxicillin
2
2
0,27
14 15 16 17 18
Vlact V. Excariasis Rhinitis Enteritis Ada bintil kuning di kaki
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
19 20 21 22
Hipertropitonsil Phimosis Syndrom Neprotik Caritatis dentis Jumlah
Amoksisilin Amoksisilin Kotrimoksasol Kotrimoksasol Gentamisin sulf Amoksisilin Amoksisilin Ampisilin Amoksisilin
1 1 1 1 739
1 1 1 1 739
0,14 0,14 0,14 0,14 100,00
7 8
Luka dan luka di kepala dibagian V. Laceratum (bagian kiri) Impertigo
Amoksislin Eritromisin Gentamisin sulf 9
Varicella (cacar air) Kotrimoksasol Amoksisilin
10 11
12
Panas dan sariawan Dermatitis
Persentase diagnosis dari penggunaan antibiotik yang diresepkan dapat dilihat dalam gambar 2. berikut:
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T BC
7,73%
ISPA
4,19% 5,14% 51,28% 31,66%
Gangguan pencernaan Obs. Febris lain-lain
Sumber: data yang diolah
Gambar 2. Persentase indikasi antibiotik yang diresepkan
Indikasi dari 739 antibiotik yang digunakan sebanyak 379 (51,28 %) dengan Indikasi TBC, 234 (31,66 %) dengan indikasi ISPA, 34 (5,14 %) dengan indikasi gangguan pencernaan,
31 (4,19 %) dengan indikasi obstruksi febris
(demam), dan 61 (7,73 %) dengan indikasi yang bermacam-macam antara lain asma bronkiale, ISK (infeksi saluran kemih), luka dan luka di kepala dibagian v. laceratum (bagian kiri), impertigo, varicella (cacar air), panas dan sariawan, dermatitis, demam typoid (demam enterik), otitis media, vlact, v. exscariasis, rhinitis enteritis, bintil kuning di kaki, hipertropitonsil, phimosis, syndrom neprotik, dan caritatis dentis. Indikasi Pengunaan antibiotik yang tertinggi untuk TBC sebesar 51,28 % dengan
jenis antibiotik rifampisin, isonoasid (INH), dan pirazinamida (PZA).
Antibiotik yang di resepkan tersebut merupakan satu paket terapi untuk tuberkulosis pada bulan-bulan pertama yang dikenal dengan 'triple drug' untuk dapat benar-benar mematikan bakteri mikobakterium tuberkulosa penyebab penyakit TBC. Anak-anak pada dua bulan pertama/fase awal diberi INH, rifampisin, dan pirazinamid, kemudian empat bulan berikutnya diberi INH, dan rifampisin (Anonim, 2000). 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian menunjukkan ada 100 pirazinamida yang diresepkan untuk anak-anak padahal terapi dengan pirazinamida untuk anak-anak tidak dianjurkan karena tidak ada dosis tertentu yang telah ditetapkan (Wattimena, 1991). Indikasi kedua dalam peresepan antibiotik sebesar 31,66 % untuk infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) terdiri dari: 1. batuk, pilek, panas, 2. pharingitis (infeksi di tenggorokan), 3. rinopharingitis (infeksi di hidung dan tenggorokan), 4. tonsilopharingitis ( infeksi di kelenjar amandel selain tenggorokan). Jenis antibiotik yang digunakan antara lain amoksisilin, Bactricid, kotrimoksasol, eritromisin, dan sefadroksil. Penggunan antibiotik dengan diagnosis ISPA tersebut, tidak didukung hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya infeksi oleh bakteri, antibiotika hanya bermanfaat dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakitpenyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, untuk pilek, batuk, dan radang tenggorokan yang terinfeksi bakteri biasanya dahak atau cairan hidungnya berwarna kuning atau hijau, sedangkan yang disebabkan oleh virus biasanya dahak atau cairan hidung berwarna bening atau putih (Purnamawati, 2008). Antibiotik dibutuhkan bila batuk dan pilek berkelanjutan selama lebih 10 – 14 hari yang terjadi sepanjang hari/bukan hanya pagi atau malam saja (Widodo, 2006) Indikasi ketiga sebesar 38 (5,14 %) untuk gangguan pencenaan, terdiri dari diare, muntah, pusing, pilek panas, sakit perut (abdominal pain), dan BAB lembek, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses. Dari 38 item antibiotik yang diresepkan yang diagnosisnya disertai dengan data laboratoriun hanya 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 item antibiotik (Bactricid dan siprofloksasin) dengan diagnosis BAB lembek/diare, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses, kalau dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut maka penggunan antibiotik diperlukan, karena diketahui dalam fesesnya terdapat bakteri, tanda-tanda fisik yang kelihatan bila diare disebabkan oleh bakteri biasanya disertai lendir dan darah, sedangkan yang disebabkan oleh virus biasanya hanya ada sedikit lendir dan darah (Purnamawati, 2008), indikasi untuk siprofloksain tepat yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri tetapi siprofloksasin bukan pilihan pertama untuk anak-anak sehingga perlu hati-hati
karena
siprofloksasin memberi efek chondrotoxic, yang berpengaruh pada pertumbuhan tulang anak, dan bila anak-anak sering diberi antibiotika penulangannya terganggu sehingga akan kerdil/tidak bisa tumbuh sewajarnya (Siswono 2008). 34 item tanpa pemeriksaan lebih lanjut sehingga tidak diketahui penyebabnya, padahal pemberian antibiotik dan antidiare pada anak-anak yang menderita diare akut tidak diperlukan yang dibutuhkan adalah asupan oralit sebagai pengganti cairan yang hilang supaya tidak terjadi dehidrasi, karena penggunaan antibiotik dan antidiare yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping/adverse effect yang tidak diinginkan (Siregar, 2006). Selain itu penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga dapat menyebabkan peningkatan resistensi antibiotik, dan peningkatan biaya pengobatan (Sjabana, 2006). Diagnosis keempat sebesar 31 (4,19 %) untuk obstruksi febris (demam), biasanya demam yang disebabkan oleh virus mendadak tinggi dan disertai nyeri persendian, sedangkan yang disebabkan oleh bakteri biasanya suhu tubuh bertahap naik (Purnamawati, 2008). Dari hasil penelitian tidak mencantumkan keterangan 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tantang terjadinya demam secara bertahap atau tiba-tiba demam menjadi tinggi, sehingga penyebab demam belum diketahui dengan pasti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa catatan medik yang diteliti sebagian besar tidak disertai hasil pemeriksan laboratorium yang menunjukkan terjadinya infeksi oleh bakteri, dalam pemeriksaan laboratorium pada infeksi bakteri biasanya terdapat peningkatan jumlah lekosit (sel darah putih) melebihi angka normal dalam pemeriksaan darah rutin (Purnamawati, 2008), Hal ini terjadi pada penggunaan antibiotik dengan infeksi ringan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) atau penyakit gangguan pencernaan seperti diare cair, muntah atau sakit perut. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi dan tidak tepat dosis dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh anak sehingga imunitas anak akan turun, dan mudah terserang penyakit lagi, bila anak mengalami infeksi oleh bakteri yang sama dibutuhkan antibiotik dengan dosis yang lebih tinggi (Anonim, 2008). C. Dosis dan Regimen Dosis dalam Penggunaan Antibiotik
Regimen obat dibagi menjadi 6 yaitu: 1. dosis dan frekuensi pemberian 2. rute pemberian 3. bentuk sediaan 4. cara pemberian 5. efikasi dan kepatuhan terapi 6. lama terapi (Siregar, 2006), 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis regimen obat dalam penelitian hanya dibatasi pada ketepatan dosis dalam terapi antibiotik yang diresepkan, frekuensi pemberian antibiotik dalam terapi dan lama terapi. 1. Ketepatan dosis pada penggunaan antibiotik yang diresepkan
Ketepatan dosis mutlak diperlukan dalam proses terapi pasien pediatri rawat jalan, hal itu menjadi penting karena berkaitan dengan terapi pediatri yang berbeda dengan terapi orang dewasa, oleh karena itu penyesuaian dosis untuk anak mutlak diperlukan, selain itu pada pasien rawat jalan biasanya lemah dalam memonitor penggunaan obat yang diberikan. Dosis obat harus tepat atau sesuai diagnosis penyakit yang dialami, bila dosis kurang akan menyebabkan efek terapi yang diharapkan tidak tercapai atau memerlukan waktu yang lebih lama untuk munculnya efek terapi, tetapi bila dosis berlebih dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya efek samping, reaksi obat merugikan dan terjadinya toksik bagi penderita/pasien. Ketepatan dosis dalam penelitian ditentukan berdasarkan perbandingan antara dosis antibiotika yang tercatat dalam catatan medik dengan standar dosis: Drug information Handbook (DIH), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, MIMS Indonesia 2007/2008, dan penghitingan dosis anak berdasarkan berat badan dan umur anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang diresepkan sebanyak 86,87% tepat dosis, dan 13,13% tidak tepat dosis, ketidaktepatannya yaitu dosis 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlebih, dosis kurang dan tidak ada keterangan kekuatan dosisnya, data ini dapat di lihat dalam gambar 3. dan 4. berikut:
13.13%
Tepat dosis
86.87%
Tidak tepat dosis
Sumber: data yang diolah
Gambar 3. Persentase ketepatan dosis antibiotik yang diresepkan
Dosis lebih 6.23%
4.06% 2.84%
Dosis kurang Tidak ada keterangan
Sumber: data yang diolah.
Gambar 4. Persentase ketidaktepatan dosis antibiotik yang diresepkan
Hasil penelitian yang diperoleh dari 739 antibiotik yang diresepkan 642 (86,87%) tepat dosis dan 97 (13,13 %) tidak tepat dosis, dari 97 antibiotik yang tidak tepat dosis tersebut terdiri dari: 30 (4,06 %) dengan dosis berlebih, 21 (2,84 %) dengan dosis kurang/dibawah dosis terapi, dan 46 (6,23 %) tidak ada keterangan kekuatan (mg) obat. Peresepan antibiotik yang kurang tepat dengan dosis berlebih 30 (4,06 %) ini tidak tepat, karena dapat menimbulkan berbagai macam efek samping yaitu kemungkinan terjadinya efek toksik apabila kelebihan dosis tersebut telah melewati batas efek toksik minimal (Dwiprahasto dan Kristin, 1993). Penggunaan antibiotik dengan dosis yang kurang 21 (2,84 %), dapat menyebabkan terjadinya resistensi 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuman terhadap antibiotik, karena dosis efektif minimal antibiotik tersebut belum tercapai sehingga akan timbul bahaya resistensi, sehingga dalam pengobatan selanjutnya akan dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk infeksi oleh bakteri yang sama (Dwiprahasto dan Kristin, 1993). Penggunaan antibiotik dengan tidak ada keterangan kekuatan (mg) dosis obat 46 (6,23 %), sehingga dosis yang harus diberikan juga tidak dapat diketahui khususnya pada sedian dalam bentuk racikan atau puyer, obat yang diracik bersama dengan alasan apapun sebenarnya tidak dapat diterima, hal itu dikarenakan secara farmakologi terapi antibiotik bersifat kausatif dan harus diberikan dalam satu ’course of treatment’ (Dwiprahasto dan Kristin, 1993). Peresepan antibiotik tanpa menyertakan kekuatan (mg) dosis obat tersebut kurang tepat, maka perlu dikomunikasikan kembali kejelasannya pada dokter yang menulis resep tersebut supaya tidak terjadi kesalahan yang fatal yang dapat membahayakan keselamatan pasien, juga menjadi masalah bagi tenaga kesehatan yang bersangkutan. Penghitungan dosis antibiotik dalam penelitian ini dengan mengunakan mg/kg berat badan anak per hari, karena penentuan dosis untuk anak yang paling baik adalah tidak menghitung dosis menurut perbandingan dengan orang dewasa akan tetapi disesuaikan dengan ukuran fisik anak tersebut secara individual seperti halnya pada antibiotik yang dosisnya dinyatakan dalam sekian mg/kg berat badan anak per hari (Joenoes, 1998). Ketidaktepatan dosis antibiotik 97 (13,13%) yang diresepkan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping obat, bila dosis yang diberikan 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih tinggi atau lebih kuat akan mengakibatkan efek toksin (racun), dan bisa juga menyebabkan gangguan ginjal, tulang cepat keropos, atau gigi mudah tanggal dan sariawan, sedangkan pemberian antibiotik dengan dosis rendah dapat menyebabkan kuman menjadi resisten (Siswono, 2004). Ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan antibiotik tersebut dapat dilihat dalam tabel IV dan tabel V berikut: Tabel IV. Ketepatan Dosis pada Penggunaan Antibiotik yang diresepkan No 1
Golongan antibiotik
Nama generik
Nama dagang
β-laktam 1.a. Pinisilin
Amoksisilin Amoxsan Opimox Kalmoxicilin
3 4 5 6 Ket
tepat
≠ ada keterangan
0 4 0
267 1 100
4 0 0
0 3 0
3 6 4 0 0 0 1 1 2 0 0 21
42 117 27 5 1 1 7 58 11 3 2 642
1 5 4 0 0 0 1 13 1 0 1 30
1 27 0 0 0 0
Antimikobakteri: Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
2
Dosis (+)
(-)
Ampisilin 1.b. Sefalosporin Sefadroksil Antibiotik Kotrimoksasol Kombinasi Bactricid Makrolida Eritromisin Aminoglikosida Gentamisin Quinolon Siprofloksasin Jumlah (-) : dosis kurang, (+) : dosis berlebih
14 1 0 0 46
Tabel V. Persentase Ketidaktepatan Dosis Antibiotik yang diresepkan No 1 2 3 4
Jenis Ketidaktepatan Dosis
Jumlah
Tepat dosis Dosis Berlebih Dosis kurang Tidak ada keterangan Jumlah
642 30 21 46 739
45
Persentase (%) 86,87 4,06 2,84 6,23 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Regimen dosis penggunaan antibiotik dilihat dari frekuensi pemberian
Frekuensi pemberian pada terapi obat menjadi penting karena frekuensi pemberian yang tidak tepat atau tidak sesuai, dapat manyebabkan toksik, dimana kadar obat dalam darah berada di atas kadar toksik minimal (KTM), atau akan menyebabkan obat tidak berefek karena kadar obat dalam darah masih di bawah kadar efek minimal (KEM). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 725 antibiotik (98,11 %) tepat dalam frekuensi pemberiannya, dan 9 antibiotik (1,22 %) tidak tepat fekuensi pemberiannya dan 5 (0,67%) tidak ada keterangan, data ini dapat dilihat dalam gambar 5. berikut:
Tepat Tepat
0.67% 0.67% 1.22% 1.22%
Tidak tepat tepat Tidak
98.11% 98.11%
Tidak Tidak ada ada keterangan keterangan
Sumber: data yang diolah .
Gambar 5. Persentase ketepatan frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan
Frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan sebanyak 725 (98,11 %) tepat dalam frekuensi pemberiannya, terdiri dari 379 (51,28%) antimikobakteri, 211 (28,55%) golongan β-Laktam,
69 (9,33%) antibiotik kombinasi, 12 (1,62%)
golongan makrolida , 3 (0,40%) golongan aminoglikosida, dan 3 (0,40%) golongan quinolon; dan 14 antibiotik (1,89 %) tidak tepat fekuensi pemberiannya, 9 (1,22%) antibiotik kombinasi (Bactricid), dan 5 (0,67%) tidak ada keterangan (Amoxsan dan Bactricid), data ini dapat dilihat dalam tabel VI. berikut: 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel VI. Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan No 1
Golongan antibiotik
Nama generik
Nama dagang
1x1
Frekuensi pemberian 2x1 3 x 1 ≠ ada ket.
Standar
Antimikobakteri Rifampisin Isoniazid Pirazinamida
2
β-laktam 1.a. Pinisilin
271 8 100
1x1 1x1 1x1
Amoksisilin
47 154 35 5 1
Amoxsan Opimox Kalmox 1.b. Sefalosporin Antibiotik Kombinasi Makrolida Aminoglikosida Quinolon
3 4 5 6
Ampisilin Sefadroksil Kotrimoksasol
1 9 73
Bactricid Eritromisin Gentamisin Siprofloksasin
3
9 15 3
1
4
2-3 x 1 3x1 3x1 3x1 3x1 2x1 2x1 2x1 3x1 3-4 x 1 2x1
Tabel VII. Persentase Ketepatan Frekuensi Pemberian Antibiotik yang diresepkan. No 1 2 3
Frekuensi pemberian
Jumlah
Tepat Tidak tepat Tidak ada keterangan Jumlah
725 9 5 739
Persentase (%) 98,11 1,22 0,67 100,00
Frekuensi pemberian antibiotik yang tidak tepat sebesar 14 (1,89 %), antara lain 9 (1,22%) kurang tepat dalam frekuensi pemberiannya, seharusnya 2 x 1 per hari diberikan 3 x 1 per hari yaitu antibiotik kombinasi (kotrimoksasol). Frekuensi pemberian kotrimoksasol ditentukan oleh t ½ eliminasi dan dosisnya. Kotrimoksasol adalah kombinasi
antara sulfametoksasol dan trimetroprim dengan
perbandingan 5:1, t ½ eliminasi dari sulfametoksasol = 9 jam, trimetroprim = 6-17 jam dan mengalami perpanjangan pada pasien gagal ginjal (Lacy dkk, 2006), dengan 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian frekuensi pemberian kotimoksasol kurang tepat bila diberikan 3 x 1 per hari meskipun dengan dosis yang sama. Terdapat 5 item tanpa keterangan frekuensi pemberiaannya terdiri dari 1 item
golongan β-laktam (Amoxsan) dan 4 item
antibiotik kombinasi (Bactricid). Frekuensi pemberian yang salah dan tidak ada keterangan tetapi dapat berakibat yang tidak baik, karena bila frekuensi pemberiananya menjadi lebih sering dapat menyebabkan kadar obat dalam darah menjadi lebih tinggi bahkan dapat terjadi toksik, apalagi jika frekuensi pemberian tidak ada keterangan sebaiknya dikonfirmasikan kembali pada dokter yang menulis resep tersebut supaya tidak terjadi kesalahan yang dapat membahayakan keselamatan pasien. Frekuensi pemberian antibiotik tergantung t½ obat tersebut bila t½ nya pendek maka frekuensi pemberiannya sering (Ratih 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi pemberiannya tepat tetapi ada yang perlu di perhatikan terutama tentang takaran pemberian/aturan pemakaian obat tersebut seperti 3 x 3/4 cth, 3 x 4/5, 3 x 1 ¼ cth, dan 3 x 1 1/3 cth, aturan pemakaian
tersebut sebaiknya tidak dipakai
karena aturan pemakaian tersebut
membuat pasien (orang tua pasien) akan kesulitan untuk mengukur dengan tepat, kecuali ada sendok dengan garis ukur yang mencantumkan ukuran mililiternya. Pengambilan sedian yang kurang tepat dengan yang ditentukan akibatnya dosis yang diharapkan juga tidak terpenuhi (dosisnya bisa berlebih atau kurang), bila hal ini terjadi dapat menyebabkan toksik atau sebaliknya tidak memberikan efek terapi yang
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diharapkan dan menjadi salah satu penyebab bakteri menjadi resisten, selain itu juga akan mempengaruhi dalam kepatuhan pasien dalam terapi. 3. Regimen dosis pada penggunaan antibiotik dilihat dari lama pemberian
Penggunaan antibiotik harus memperhatikan juga lama pemberian terapi karena salah satu efek terapi dapat tercapai bila lama terapi sesuai dengan keparahan infeksi atau penyakit yang dialamai pasien. Hasil penelitian menujukkan bahwa lama pemberian antibiotik yang diresepkan, antara 2-8 hari 42,50%, lebih dari 8 hari 51,28%, dan tidak ada keterang 6,22 %, data tersebut dapat dilihat pada gambar 6. berikut: 6,22% 42,50% 51,28%
antara 2-8 hari lebih dari 8 hari tidak ada keterangan
Sumber: data yang diolah
Gambar 6. Persentase lama pemberian antibiotik yang diresepkan
Hasil penelitian menujukkan bahwa lama terapi antibiotik yang diberikan 2-8 hari dengan jumlah 314 (42,50 %), lebih dari 8 hari 51,28 % dengan diagnosis TBC, dalam pengobatan TBC dibutuhkan waktu yang lebih panjang sesuai ketentuan yang ada, dan sejumlah 46 (6,22 %) tidak ada keterangan. Lama pemberian antibiotik antara 2-8 hari 314 (42,50 %) terdiri dari 13 diberikan selama 2 hari yaitu golongan amoksisilin, 62 diberikan selama 3 hari terdiri dari golongan amoksisilin, kotrimoksasol, dan eritromisin, 146 diberikan selama 4 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hari terdiri dari amoxicilin, kotrimoksasol, dan eritromisin, 47 diberikan selama 5 hari terdiri dari amoksisilin sefadroksil, dan ampisilin, kotrimoksasol, dan eritromisin, 35 diberikan selama 6 hari terdiri dari amoksisilin, ampisilin,
dan
kotrimoksasol, 5 diberikan selama 7 hari terdiri dari kotrimoksasol, dan 6 diberikan selama 8 hari yaitu golongan ß-laktam, dan antibiotik kombinasi. Lama terapi antibiotik harus cukup panjang untuk menjamin bahwa semua bakteri telah mati dan untuk menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan 2-3 hari setelah gejala penyakit hilang (Ratih, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu pemberian yang paling banyak adalah penggunaan selama 4 hari sebanyak 146, yang kedua selama 3 hari sebanyak 62 dan yang ketiga selama 5 hari sebanyak 47 dengan diagnosis infeksi ringan sampai sedang, lama pemberian/lama waktu penggunaan antibiotik sangat bervariasi, tergantung infeksi yang diderita. Untuk infeksi bakteri yang ringan, penggunaan selama kurang lebih lima hari sudah cukup (Fitria, 2008). Lama pemberian antibiotik lebih dari 8 hari di maksudkan bahwa pemberian antibiotik untuk TBC selama satu bulan sampai 9 bulan (51,28 %). Ada 57 anak yang menderita TBC, dengan lama pemberian antibiotik sangat bervariasi, yang menerima antibiotik selama 6 sampai 9 bulan berjumlah 18 anak, dan yang menerima antibiotik selama 1 sampai 5 bulan berjumlah 39 anak. Untuk lama pemberian 6 sampai 9 bulan sudah sesuai dengan ketentuan satu paket terapi untuk tuberkulosis pada bulan-bulan pertama yang dikenal dengan 'triple drug'. Lama pemberian antibiotik untuk infeksi bakteri yang sifatnya khusus, seperti TBC, waktu 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dibutuhkan sekitar 6 bulan, dan bisa menggunakan pengobatan alternatif jika pada fase awal tanpa PZA, pemberian
INH, dan rifampisin dilanjutkan selama
sembilan bulan (Wattimena, 1991) untuk itu lama terapi yang tepat dapat beragam dari satu dosis tunggal sampai dengan pemberian
obat seumur hidup, tergantung
pada kondisi pasien. Salah satu masalah adalah penggunaan obat yang melewati rangkaian terapi atau sebaliknya lama pengobatan dapat lebih singkat daripada yang direkomendasikan (Siregar, 2006). Lama pemberian antibiotik selama 1 sampai 5 bulan bukan berarti tidak tepat hal ini di sebabkan karena keterbatasan data yang ada, data yang di ambil dari bulan Juli 2007-Juni 2008 sehingga ada kemingkinan data sebelum dan sesudah bulan tersebut yang masih ada hubungan dengan pengobatan TBC pada pasien tersebut tidak bisa di ambil, selain itu pengobatan TBC juga melihat dari keparahan penyakitnya. Hasil penelitian yang lain menunjukan ada 46 (6,22%) dengan lama pemberian tidak ada keterangan (tidak diketahui), ini menjadi masalah dan kurang tepat dalam terapi. Persentase Lama pemberian antibiotik tersebut dapat dilihat dalam tabel VIII berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel VIII. Persentase Penggunaan Antibiotik di lihat dari Lama Pemberian Lama pemberian dalam hari Jumlah Persentase Dua hari 13 1,76 % Tiga hari 62 8,39 % Empat hari 146 19,76 % Lima hari 47 6,36 % Enam hari 35 4,74 % Tujuh hari 5 0,68 % Delapan hari 6 0,82 % Lebih dari delapan hari 379 51,28 % Tidak ada keterangan 46 6,22 % Jumlah 739 100,00 %
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik
Hasil
penelitian pada pasien rawat jalan pediatri menunjukkan bahwa
terdapat 121 (19,64 %) lembar resep yang mengandung
lebih dari satu antibiotik,
seperti yang tertera dalam tabel IX berikut: Tabel IX. Resep yang Mengandung Lebih dari Satu Antibiotik per Lembar Resep untuk Pasien Rawat Jalan Pediatri No 1 2
Kombinasi antibiotik Antimikobakteri: RIF, INH, PZA RIF dan Amoxsan
Diagnosis TB atau Kontrol TB
3
RIF dan Bactricid
4 5
RIF, PZA dan Amoxsan Gentamisin Sulfat Eritromisin
6
Amoxsan dan Kotrimoksasole
7
Bactricid dan Gentamisin Sulfat
8
RIF, INH dan Amoxicilin Jumlah
dan
Jumlah 99
-Kontrol TB dan batuk, pilek panas -Kontrol TB -TB dan Batuk, pilek, dan panas -Kontrol TB -Kontrol TB, diare 2 kali sehari -PKTB atau kontrol TB -Impertigo Bullosa -Dermatitis Telinga kiri lecet dan gatal
5 3 4 1 2 2 1 1
-Agak panas, perut sakit dan BAB susah -Rhinitis Batuk, pilek, panas, pusing, BAB/BAK susah, dikaki ada bintil-bintil kuning -Kontrol TB Paru, batuk, pilek
1 1 1 121
Hasil penelitian menujukkan 121 lembar resep mengandung antibiotik lebih dari satu. Bila dilihat diagosis penyakit paling banyak adalah penggunaan antibiotik untuk terapi tuberkulosis, terdapat 99 lembar resep. Kombinasi antibiotik tersebut memang harus diberikan dalam pengobatan TBC supaya diperoleh hasil terapi seperti yang diinginkan. Penggunaan antibiotik lebih dari satu perlembar resep dengan diagnosis TBC ada 99 lembar resep kombinasi antibiotik (rifampisin, INH, dan PZA), kombinasi INH dengan rifampisin 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimaksudkan untuk menghambat timbulnya resistensi, untuk membunuh bakteri dan memungkinkan masa pengobatan yang lebih singkat, sedangkan pengunaan PZA dimaksudkan supaya efek klinik dapat tercapai, tetapi harus diperhatikan juga karena efek toksisitasnya dapat bermakna pada gangguan fungsi hati, sebaiknya PZA digunakan dalam paduan obat kombinasi melawan mikobakteri yang resisten terhadap obat garis pertama, tapi kadang-kadang diberikan (50 mg/kg dua kali seminggu) sebagai obat garis pertama dalam terapi jangka pendek bersama obat lain (Katzung, 1992). Kombinasi antibiotik untuk indikasi TB diperlukan dengan tujuan untuk memperlambat timbulnya resistensi (Anonim, 2000). Untuk kombinasi RIF dengan Amoxsan terdapat 8 lembar resep, RIF dengan Bactricid terdapat 8 lembar resep dan RIF, INH dan amoksisilin, dan RIF, PZA, Amoxsan, keempat kombinasi tersebut tidak terjadi interaksi. Isoniasid akan berintereaksi dengan feniton yang berakibat terjadinya peningkatan konsentrasi kedua obat tersebut dalam darah, dan
rifampisin akan berintereaksi dengan kumarin,
kinidin, digoksin, propanolol dan teofilin yang menyebabkan obat-obat tersebut mengalami penurunan karena percepatan metabolisme (Katzung, 1992). Terapi kombinasi RIF, PZA, dan INH, apabila dilihat dari diagnosisnya telah sesuai yaitu untuk pengobatan TB sedangkan untuk amoksisilin/Amoxsan dengan diagnosis mengobati batuk, pilek dan panas, dan Bactricid dengan diagnosi diare akut dan batuk, pilek, panas, sebenarnya antibiotik ini tidak diperlukan/berlebih karena batuk, pilek, panas kebanyakan disebabkan oleh virus bukan oleh bakteri. Untuk diare akut yang dibutuhkan adalah menggantikan cairan yang terbuang dengan 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cairan elektrolit atau oralit karena diare belum tentu disebabkan oleh bakteri kecuali hasil uji positif mengandung bakteri. Kombinasi antara gentamisin sulfat dengan eritromisin, Amoxsan dengan kotrimoksasol, dan Bactricid dengan gentamisin sulfat, dari kombinasi antibiotik tersebut tidak terjadi interaksi antara antibiotik yang satu dengan yang lain, karena eritromisin akan berinteraksi dengan teofilin yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi kadar teofilin dalam darah, untuk golongan aminoglikosida akan berinteraksi dengan golongan penisilin yang dapat mengakibatkan kedua obat tersebut menjadi tidak aktif (Katzung, 1992). Kombinasi antibiotik untuk gentamisin dimaksudkan sebagai obat luar karena secara oral tidak dapat diabsorsi, sehingga kombinasi gentamisin dan eritromisin untuk mempercepat pengobatan yaitu melalui oral dan pengobatan luar dengan indikasi impertigo bullosa dan dermatitis. Indikasi Amoxsan dan Batricid yaitu untuk batuk, pilek, dan BAB susah sebenarnya penyakit seperti ini kurang tepat bila diberi antibiotik karena belum pasti di sebabkan oleh bakteri atau termasuk infeksi ringan, karena penggunaan kombinasi dua atau lebih antibiotik tidak dianjurkan, apalagi kombinasi dengan dosis tepat (Yunisa, 2008).
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Antibiotik yang digunakan terbagi dalam 6 golongan antibiotik yaitu 51,25 % golongan antimikobakteri, 33,06 % golongan β-Laktam yaitu penisilin dan sepalosporin, 12,86 % golongan antibiotik kombinasi,
2.03 % golongan
makrolida, 0,40 % golongan aminoglikosida, dan 0,40 % golongan quinolon. Terdiri dari 10 jenis antibiotik antara lain: rifampisin, Pirazinamida, Isonoazid, amoksisilin, ampisilin, sefadrosil, kotrimoksasol, eritromisin, gentamisin, dan siprofloksasin. 2. Diagnosis antibiotik yang diresepkan 51,28 % dengan diagnosis TBC, 31,66 % dengan diagnosis ISPA, 5,14 % dengan diagnosis gangguan pencernaan, 4,19 % dengan diagnosis obstruksi febris (demam), dan 8,27 % diagnosis yang berbedabeda. 3. Dosis antibiotik yang diresepkan 86,87% tepat dosis, dan 13,13 % tidak tepat dosis terdiri dari 4,06 % dosis berlebih, 2,84 % dosis kurang, dan 6,23 % tidak ada keterangan kekuatan (mg) obat. 4. Frekuensi pemberian antibiotik yang diresepkan 98,11% tepat dalam frekuensi pemberiannya, 1,22 % tidak tepat fekuensi pemberiannya dan 0,67% tidak ada keterangan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Lama pemberian antibiotik yang diresepkan 2-8 hari 42,50 %, lebih dari 8 hari maksudnya satu bulan sampai sembilan bulan dengan diagnosis TBC 51,28 %, dan 6,22 % tidak ada keterangan. 6. Antibiotik kombinasi yang diresepkan 19,64 % lembar resep mengandung lebih dari satu antibiotik. B. Saran
Saran yang dapat disampaikan atas hasil penelitian ini adalah: 1. Diharapkan supaya pihak rumah sakit lebih memperhatikan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melakukan kajian kerasionalan penggunaan antibiotik secara periodik sebagai wujud kepedulian untuk mencegah semakin meningkatnya resistensi bakteri dan dalam meresepkan obat sebaiknya lebih banyak memakai obat generik. 2. Bagi peneliti yang selanjutnya sebaiknya penelitian tidak hanya berdasarkan data catatan medik saja tetapi bisa dilengkapi dengan hasil test laboratorium, wawancara dengan dokter, dan pasien yang bersangkutan supaya hasil penelitian lebih valid untuk bisa menyatakan bahwa penggunaan antibiotik tersebut rasional.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agnes
T.H., 2005, Batuk Pilek tak Perlu Antibiotik, http://www.salamaa.blogspot.com/2005/07/antibiotik.html diakses tanggal 05 Febuari 2008
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 205, 212, 222-223, 226, 229, DepKes RI, Jakarta. Anonim, 2005, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Vol. 40, PT Amen Kosong, Jakarta. Anonim, 2006a, Terapi Obat Pada Penderita Pediatri, www.pediatrik.com/ilmiah_popular/20060220-p0fl2y-ilmiah_popular., diakses tanggal 17 September 2008 Anonim, 2006b, Antibiotik, http://www.medicastore.com/apotik_online/antibiotika/antibiotika.htm diakses tanggal 19 Agustus 2008 Anonim, 2007, MIMS Indonesiai, edisi VII, 200, 201, 204, 206, 229, 240, 242, 274, PT Info Master dan CMP Medica, Jakarta. Anonim, 2008, Anak Flu Jangan Diberi Antibiotik http://www.sulastowo.com/2008/06/09/anak-flu-jangan-diberi-antibiotik/ Tgl 27 Janiari 2009 Dwiprahasto, I. dan Kristin,E., 1993, Pemakaian Obat Pada Anak, Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Unversitas Gadjah Mada, Yogyakarta Emirentiana, 1996, Charitas Chisti Urget Nos, 129-136, Kongregasi Suter St. Fransiskus Charitas, Palembang. Fitria W. L., 2008, Dampak Negatif Antibiotik terhadap Balita, http://b-ittech.com/k-link/?p=121, diakses tanggal 12 0ktober 2008 Flora S., 2003, Analisis Pengunaan Antibiotik Obat Pasien Diabetes Miletus Tipe-2 Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gutrie E.W., 2005, Pediatric Dosing consideration, http://wwwuspharmacost com/index.asp?show=articlepage=81650.htm, diakses tanggal 30 April 2008. Handrawan N., 2007, Tergantung Daya Tahan, http://doktersehat.com/2007/07/24/apa-si-panas-dalam-itu/ diakses tanggal 31 Maret 2009 Indah R., 2001, Penggunaan Antibiotik Untuk Terapi Diare Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Betesda Yogyakarta Peride Januari-Juni Tahun 1999, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta. INS, 2007, Sembarangan Menggunakan Antibiotika Dapat Menyebabkan Resistensi, http://www.kalbefarma.com/index.php?mn=news&tipe=detail&detail=18800 diakses tanggal 05 Pebuari 2008 Inzenberg N., 2003, Hand Book of Pediatric Drug Therapy edition, Spinghouse Comparation, Springhouse Pensylvania Joenoes N.Z., 1998, Ars Precribendt, Airlangga Uninercity Press, Surabaya Katzung B.G., 1992, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi III, 612, 893-895, diterjemahkan oleh Binawati, H.K., Budi, I., Chistianto, S., Hermawan, S., Yunita, H.H., Gunadi, B., Petrus, H., , Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Ketut M.A., 2005, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Paska Kemoterapi pada Kasus Kanker Payudara di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Lestari, Rahayu, Rya, Suhardjono, Maisunah, Soewarni dan Sunarsih, 2002, Seni Menulis Resep,Tteori dan Praktek, 11-12, Penerbit p.t.Perca , Jakarta. Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drung Inforation Handbook, 14 th Edition, 106, 117, 284, 345, 564, 732, 868,1353, 1396, 1494,1496, Lexi-Comp Inc, American. Maxitalia M., 2008, Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Kasus Kanker Leher Rahim di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Thun 2004, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nisa,
2007, Antibiotik Dan Kekebalan Tubuh Pada Anak, http://www.sehatgroup.web.id/ journal\item\13 diakses tanggal 17 September 2008
Pramudiarja, 2006, Potensi Medication Error Resep Anak Di 10 Apotek Di Kota Yogyakarta Periode Januari-Maret 2005, Skripsi, 11,15-16, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta Purnamawati S.P., 2008, Drugs are much too serious a thing to be left to the medical profession and the pharmaceutical industry G. Cannon http://www.sehatgroup.web.id/artikel/201.asp?FNM=201, diakses tanggal 05 Febuari 2008 Ratih
2006, Prinsip-prinsip terapi Antimikroba, www.farmako.uns.ac.id/penguasa/barak_upload/materi/PrinsipPrinsip%2520Terapi%2520Antimikroba. diakses tanggal 17 September 2008
Setiabudy R. dan Gan, H.S., 1995, Pengantar antibiotik, Farmakologi dan Terapi, 571-583, Bagian Farmakologi, fakultas Kedokteran UI, Jakarta Siregar C.J.P., 2006, Farmasi Klinik: Terapi Dan Terapan, 90-91,92,111-113, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Siswono, 2004, Batuk, Pilek, dan Diare tidak Perlu Antibiotik, http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1085111410,87932, diakses tanggal 05 Febuari 2008 Siyam, F.X., 1996, Buku Kenangan 25 Tahun Pelayanan Kesehatan, 66-67, Panitia peringatan, Yogyakarta. Sjabana, D., 2006, Antibakteri, http://victor health.blogspot.com/2007/08/ meresepkan-antibiotik-berlebihan diakses tgl 02-12 08 Veerman, M.W. dan Marcadis, M.L., 1990, Nonpreparation Drug Use in Children, Handbook of Nonprepatration Drugs, 9th ed, 1021-1032, APHA Wasington. Verdei E.G., 2001, Ketepatan Dosis dan Interaksi Antibiotika Pada Sepuluh Kasus Penyakit Anak Terbesar Di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rapih Peride Januari-Juni 2000, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wattimena, 1991, Farmakodinamik dan Terapi Antibiotik, 18-48, Gadjah Mada University Press, Yogyakata. Widodo, 2006, Penggunaan Antibiotika Irasional Pada Anak http://www.pdpersi.co.id/?show=artikel diakse tanggal 05 Febuari 2008 Yunisa, 2008, Evaluasi Penulisan Resep Penderita Rawat Jalan Yang Dilayani Depo Farmasi Pusat Di Sebuah Rumah Sakit Di Bandung, http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/skripsi-lainnya/evaluasi-penulisanresep-penderita-rawat-jalan, diakses tanggal 2 desember 2008
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Tabel resep (no, tanggal/bulan/ tahun, usia/berat badan, dan terapi obat) dan indikasi dari catatan medik pada pasien pediatri (usia: 1 -12 tahun) yang mengandung antibiotik perisode Juli 2007- Juni 2008 No
Tgl/bln/th
Usia (th)/BB (kg)
1 2
9/7/2007 29/7/2007
7 th 8 bln/ 20,5 kg 5 th 10 bln/18 kg
3 4 5 6 7
9/8/2007 2/9/2007 21/9/2007 29/5/2008 25/7/2007
2 th 4 bln/9,5 kg 2,5 th/ 9,5 kg 2 th/10 bln/15 kg 3 th 6 bln/17 kg 7 th/ 23,5 kg
8 9
2/8/2007 1/10/2007
7 th 1 bln/23,5 kg 9,7 th/24,5 kg
Diagnosis penyakit (dari catatan medik) batuk, pilek dan panas Caritis dentis Sakit gigi sejak kemarin dan bengkak sejak tadi pagi Muntah 4x, mencret 4x Diare 6 kali sehari cair, nafsu makan kurang ISPA: panas 300C mulai pagi, pilek dan mual ISPA (Batuk, pilek satu hari, muntah-muntah) Diagnosa: Kontrol TB dan Rhinitis Batuk, pilek susah, makan Kontrol TB dan mengeluh batuk Kontrol TB
10
3/12/2007
9,7 th/25 kg
Diagnosa: Kontrol TB dan batuk, dan pilek
11 12 13
5/1/2008 1/11/2007 2/7/2007
9,7 th/ 25,5 kg 9,8 th/25,5 kg 5 th/17,5 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hr
14
18/7/2007
5 th/17,5 kg
Batuk, pilek
15 16
19/5/2008 26/5/2008
5 th 10 bln/ 16 kg 5 th 10 bln/ 16 kg
Batuk Batuk dan pilek
17 18 19 20 21
21/6/2007 5/7/2007 5/9/2007 2/8/2007 28/2/2008
10 th 10 bln/35 kg 9,4 th/24 kg 9,6 th/25 kg 9,5 th/24,5 kg 3 th 10 bln/14,5 kg
Syndrom neprotic Kontrol TB Kontrol TB, Batuk dua hari dan pilek Kontrol TB TB
61
Terapi obat Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxicilin 3x 250 mg, Proris 3 x cth 1/2 Bactricid 2 x cth 1, lacto B 2 x sachet, Vistrum 1 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol 3 x 100 mg, Trifed ¼ + CTM 1/6 3 x 1 Amoxicilin 3 x 200 mg, Vometa 3 x cth ½ K/P, Sanmol 3 x cth 1, Alco DMP syr 3 x cth 1/2 Opimox 3 x cth 1, Intunal syr 3 x cth 1 ½, Becefort 1x cth 1 Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 350 mg, Trifed 3 x ½ Tab Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Trifed 3 x ½ Tab Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg R/ Epexol Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg R/ Epexol Trifed Pulv. X 2 x 1 Bactricid Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Gavox 1 x 250 mg Pulmolin 175 mg (XXX), RIF 250 mg (XXX) R/ Amoxsan 250 mg (5) Trifed 1/3 pulv. (X) 3 x 1 Ambroxol 10 mg Amoxsan 125 mg, 3 x cth 1 R/ Trifed 1/3 CTM ½ pulv. (X) 3 x 1 Ambroxol 10 mg Eritromisin 250 mg 3 x cth 1, Salbutamol, Trifed 1/3, 3 x 1 Amoxsan 500 mg (7) Salbutamol Trifed, CTM pulv (XII) 3 x1 Epexol Ampicilin 250 mg 1 x 1 (V), Medixson ½ tab Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 200 mg, Intunal 3 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 23 24 25 26
7/6/2008 21/2/2008 4/1/2008 3/9/2007 10/8/2007
1,6 th/9,6 kg 3,5 th/13,5 kg 1 th/8.3 kg 9,6 th/25 kg 9,5 th/25,5 kg
TB TB TB dan nafsu makan kurang Kontrol TB, Batuk tiga hari, pilek, panas Kontrol TB dan batuk-batuk
27 28
1/11/2007 11/1/2008
9,8 th/25 kg 9,9 th/25,3 kg
Kontrol TB Kontrol TB, Batuk, pilek, dan panas
29 30 31
22/10/2007 19/5/2008 20/8/2007
3,7 th/14,5 kg 4,2 th/15 kg 5,1 th/16 kg
batuk, pilek, nafsu makan < Pharingitis (batuk 3 hari, pilek) Batuk, pilek
32
5/7/2007
1,7 th/9 kg
Kontrol TB
33 34 35 36
19/10/2007 2/8/2007 6/10/2007 20/8/2007
1,10 th/9 kg 1,8 th/ 9 kg 11 th/41 kg 6th/40 kg
TB (Nafsu makan kurang) Kontrol TB dan batuk 1 minggu, pilek Batuk dan pilek, riwayat penyakit epilepsi Batuk, pilek, dan panas
37
12/6/2008
6 th 10 bln/50 kg
38 39
28/5/2008 16/6/2008
6 th 10 bln/ 50,5 kg 2 ,3 th/ 10 kg
Diare (BAB 1 x sehari, lembek, berlendir, leukosit, eritrosit, bakteri) Diare kronis (diare ±2 hari) Batuk dan pilek dua minggu
40 41 42 43
5/7/2007 4/10/2007 6/9/2007 16/6/2008
3,3 th/13 kg 3,6 th/13 kg 3,5 th/ 13,5 kg 6 th 10 bln/50 kg
Kontrol TB dan nafsu makan kurang Kontrol TB Kontrol TB (nafsu makan <) diare cair 4 x sehari, berlendir, leukosit, eritrosot, bakteri
62
TB Vit B6 100 mg 1 x 1, RIF 125 mg, PZA 1 x 150 mg, Alco DMP syr 2 x cth ½ TB Vit B6 150 mg + Hep, RIF 175 mg TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 135 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg Epexol Trifed Pulv CTM Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Gavox 250 mg Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg Bactricid Trifed Sanmol pulv Epexol Bactricid 2 x cth 1 ½, Curvit Cl 1 x cth 1, Intunal Eritromicin 175 mg 3x1, Salbutamol 1/3 t1b, Ambroxol ½ tab 3x1 Amoxsan 250 mg (4) Epexsol, Trifed pulv X 3 x1 Aminof, CTM Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 140 mg Curvit Cl 1 x cth 1 Ambroksol 5 g Salbutamol 1 g pulv. X 3 x 1 Trifed 1/5 Pulmolin 1 x 140 mg + Hep, RIF syr, Vistrum 1 x cth 1, Gavox 1 x 100 mg Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 120 mg,, Intunal 3 x cth 1/3 Amoxsan 250 mg (X) 3 x 1, Mucera, Paracetamol, Trifed Amoxsan 250 mg (X) 3 x 1, Curvit Cl Epexol Trifed pulv CTM Bactricid 240 mg 2 x 2 tab XII, Lacto B 2 x 1 VII Bactricid 240 mg 2 x 1 tab (X), Lacto B 3 x 1 (VIII) Amoxsan Epexol Trifed pulv CTM Vistrum 1 x cth 1 Pulmolin 1 x 250 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 1 x cth 1 Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44 45 46 47 48 49 50 51 52
19/6/2008 20/8/2007 23/6/2008 5/11/2007 3/12/2008 31/1/2008 1/1/2008 6/8/2007 20/8//2007
6 th 10 bln/50 kg 1,7 th/9 kg 6 th 10 bln/50 kg 3,7 th/13,5 kg 3,8 th/ 13,5 kg 3,9 th/14,5 kg 3,9 th/14 kg 2 th 11 bln/ 11 kg 2 th 11 bln/11 kg
Diare TB Diare Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB
Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII Pulmolin 90 mg, RIF 100 mg, Curvit Cl Ciprofloxacin 2 x 250 mg, Lacto B 2 x 1 VIII Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1 x cth 1 Pulmolin 1 x 135 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl, Trifed + CTM Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum Amoxsan 3 x cth ½ , RIF 1x 150 mg Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1x 150 mg 1x 1, PZA 1 x 125 mg
53 54
27/9/2007 30/8/2007
3 th/ 11.5 kg 2 th 11 bln/11 kg
Kontrol TB Kontrol TB
Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Pulmolin 100 mg + Hept, RIF 1x 150 mg 1x 1, PZA 1 x 125 mg
55 56 57 58 59 60
25/10/2007 25/11/2007 28/1/2008 31/12/2007 14/7/2007 22/11/2007
3,1 th/12 kg 3,2 th/12 kg 3,4 th/12,5 kg 3,3 th/12,5 kg 1,4 th/15,5 kg 1,9 th/ 15,5 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan batuk, pilek dua hari Kontrol TB Kontrol TB Batuk dan nafsu makan kurang
61 62 63
30/7/2007 18/10/2007 19/11/ 2007
7,1 th/ 24,5 kg 1,7 th/1 kg 1 th 8 bln/ 12 kg
Batuk dan pilek Kontrol TB TB dan batuk, pilek selama 3 hari
64 65 66 67 68
29/11/2007 20/8/2007 17/12/2007 29/9/2007 20/9/2007
1,8 th/ 11 kg 1,5 th/10,5 kg 1,9 th/ 11 kg 1,6 th/11 kg 1,6 th/11 kg
Batuk, pilek dan panas Kontrol TB Kontrol TB Diare 2 x sehari cair dan panas Kontrol TB
Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg + Cobuzym, RIF 1 x 175 mg, Intunal 3 x cth 1 Pulmolin 130 mg, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Bactricid Salbutamol pulv Epexol Vistrum 1 x cth 1 Batricid 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab Pulmolin 100 mg + Cobuzym, RIF 1 x 150 mg Pulmolin100 mg + Cobuzym, RIF 1x150 mg, Curvit Cl 1x cth 1 R/ Bactricid 480 mg (6) Epexol Trifed pulv. X 2 x 1 CTM Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Epexol 3 x cth Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg Pulmolin 1 x 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum Lacto B 2 x 1 sachet, Bactricid 2 x cth 1, Sanmol k/p Pulmolin 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg,, Lacto B 2 x sachet, Bactricid 2 x cth 1
69
17/4/2008
3,3 th/ 10,5 kg
ISPA Batuk dan pilek
70
21/5/2008
3,4 th/ 11 kg
Diagnosa: Pharingitis alergi Pilek dan jika pagi sesak
Amoxicilin 3 x cth 1 Parasetamol III Dextromethorphan III Trifed II pulv. 3 x 1 Epexol II Salbutamol II Amoxicilin 2 x cth 1, Salbutamol syr Trifed 1/5
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Epexol 1/5 Dextromethorphan 71
12/ 7/2007
2,5 th/ 10 kg
Batuk dan sesak
72
9/11/2007
2,9 th/10,2 kg
ISPA (batuk, pilek, panas mulai kemari)
73 74 75
10/5/2008 23/7/2007 20/8/2007
2,3 th/10 kg 4,4 th/16 kg 4,5 th/16 kg
Agak panas, perut sakit dan BAB susah Kontrol TB, Batuk, dan pilek Kontrol TB
76
6/3/2008
1,1 th/10 kg
Batuk, pilek, dan panas
77
23/9/2007
: 8 th/23 kg
Rhinitis Batuk, pilek, panas, pusing, BAB/BAK susah, dikaki ada bintil-bintil kuning
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
23/10/2007 5/6/2008 14/1/2008 14/1/2008 21/2/2008 10/5/2008 16/7/2007 17/9/2007 6/8/2007 16/8/2007 5/2/2008 23/8/2007 22/11/2007 15/6/2008
8,2 th/ 14 kg 1 th/8 kg 8,6 th/ 24 kg 1 th 10 bln/11,5 kg 1 th 11 bln/ 12 kg 2,2 th/12,5 kg 4 th/13,5 kg 4,2 th/13 kg 4,1 th/13 kg 1,5 th/ 10 kg 2,3 th/12 kg 2,1 th/ 12 kg 4,4 th/14,5 kg 1,4 th/8,5 kg
Impertigo Bullosa Panas 2 hari dan dimulut keluar darah. Rhinofaringitis: batuk dan pilek sejak kemarin Kontrol TB Batuk, pilek dua hari Obstruksi febris: panas dua hari dam muntah-muntah Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk, pilek, panas ISPA (batuk, pilek, panas 2 hari) Diare Kontrol TB ISPA (Panas mulai pagi, pikek)
92
28/7/2008
1,5 th/9,5 kg
PKTB
64
pulv. X 3 x 1
Amoxsan 3 x 125 mg Trifed 1/5 CTM ¼ pulv. 3 x 1 Epexol ½ Dextromethorphan ¼ Amoxsan 3 x 125 mg, Curvit 2 x cth 1 CTM II Epexol II pulv. 3 x 1 Dextromethorphan II Amoxsan 3 x 125 mg, Cotrimoxasole 2 x cth 1, Vometas 3 x gtt Pulmolin 160 mg + Cobuzym, RIF 1 x 250 mg Pulmolin 225 mg + Cobuzym Amoxsan, Epexol pulv. X 3 x 1 Teifed, CTM Bactricid 480 mg (6) Epexol Salbutamol pulv. X 3 x 1 Trifed Bactricid 2 x 480 mg, Paracetamol 3-4 x cth 1, Gentamisin 3-4 x sehari Ambroxole 4 Trifed 5 pulv. Salbutamol 5 Eritromosin 3 x 200 mg, Gentamisin 3-4 x sehari Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol syr Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP Plus, Sanmol k/p Pulmolin 100 mg + Hep, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl Amoxsan 3 x cth 1, Intunal Bactricid 2 x cth 1, Vometa 3 x 0,5 mL, Paracetamol 3-6 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 130 mg + Hep, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1, Gavox Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Intunal, Sabmol Amoxiciclin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Pulmolin 1 x 150 mg , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 Amoxsan syr 3 x cth 1 Paracetamol II Dextromethorphan II pulv X 3 x 1 Efexol II Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93 94 95
30/8/2007 16/8/2007 27/9/2007
1,6 th/9 kg 3,3 th/16.5 kg 1,7 th/9,5 kg
PKTB batuk, pilek dan panas 3 har PKTB
96 97
21/9/2007 17/3/2008
4 th/16,6 kg 7,2 th/20,5 kg
ISPA (batuk, pilek mulai tadi malam) Stomatitis Nasofaringitis dan batuk, pilek
98
12/3/2008
7,2 th/20,5 kg
99
14/10/2007
7 th 10 bln/20 kg
Stomatitis Nasopharingitis: batuk. Pilek, ada bercak putih kemerahan dibibir bawah Bronkitis Asmatikus
100 101
10/3/2008 12/6/2008
8,3 th/ 18,5 kg 8,6 th/21 kg
Panas tiga hari Rhinopharingitis Batuk, pilek, panas, hiperemis dan berdahak
102
16/4/2008
8,4 th/20 kg
Asma bronchiole Panas, batuk, pilek satu hari, sesak
103 104 105 106 107 108
19/2/2008 5/3/2008 4/11/2007 3/12/2007 18/10/2007 9/11/2007
1,5 th/ 8 kg 1,6 th/ 8,5 kg 1,2 th/8 kg 1,3 th/10 kg 1,1 th/8 kg 1, 6 th/10 kg
Gejala TB dan batuk Kontrol TB TB TB dan Batuk TB ISPA (mulai malam panas 380C dan pilek)
109 110 111 112 113 114
20/4/2008 3/1/2008 24/1/2008 13/3/2008 18/2/2008 10/10/2007
2,1 th/14 kg 1,4 th/10 kg 1,4 th/9,5 kg 1,6 th/9 kg 1,5 th/9 kg 1 th 10 bln/10 kg
Luka di kepala dan kaki terkena batu Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB ISPA Panas 2 hari, batuk, pilek, nafsu makan kurang
65
Pulmolin 1 x 100 mg + Hep, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl, Efexol 5 mg + CTM Bactricid 2 x cth ½, Ambroxol 3 x cth ½, Vistrum 1 x cth 1 Pulmolin 100 mg + Hep, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Vit B1 50 mg + Vit B6 20 mg, 2 hari 1 x Amoxsan Forte 3 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1 R/ Epexol Salbutamol pulv. X 3 x 1 Trifed CTM Eritromisin 3 x 200 mg, Tusalos 3 x ½, Interhistin 3 x ½ Amoxicilin 250 mg 3 x 1, Curvit Cl 2 x 1 Salbutamol 4 Ambroxsol 4 pulv. X/3 x 1 Trifed tab 4 Amoxsan 3 x cth 1, Becefort, Paracetamol K/P cth 1 Medixon 1/3 tab Salbutamol 1 mg Epexol 15 mg pulv. XII/3 x 1 Trifed tab ½ Sanmol 200 mg X, Amoxsan 3 x 250 mg Amoxicilin 3 x 300 mg, Paracetamol syr 250 mg 3 x cth ¾ Salbutamol, Epexol Trifed, CTM pulv. 3 x 1 TB Vit B6 80 mg, RIF 125 mg, PZA 2 x 100 mg TB Vit B6 80 mg, RIF 125 mg, PZA 2 x 100 mg Pulmolin 80 mg + Hep, RIF 125 mg, PZA 1 x 100 mg, Amoxsan 3 x cth 1 Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg (XXX), Trifed + CTM, Curvit Cl 1 x cth 1 Pulmolin 80mg + Hep, RIF 125 mg, PZA 1 x 100 mg Sanmol 3 x 100 mg (X), Amoxsan 3 x cth 1 Trifed 1/5 Epexol 3 mg Pulv. X 3 x 1 CTM 1/5 Amoxicilin 3 x 150 mg, Proris 3 x cth ½ Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 TB Vit B6 100 mg + Hep, RIF 125 mg , Vistrum, Curvit Cl TB Vit B6 100 mg + Hep, RIF 125 mg, Vistrum Amoxicilin 3 x cth 1 Paracetamol 1/5 Ziterizin 1/5 pulv. X 3 x 1 Epexol 1/5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
20/12/2007
2 th /10,5 kg
ISPA (Muntah 3 x, batuk, pilek)
116 117 118 119 120
12/7/2007 3/4/2008 24/4/2008 12/5/2008 5/5/2008
3,9 th/10,5 kg 1,7 th/9 kg 1,7 th/9 kg 1,8 th/10 kg 1,8 th/10 kg
121
6/8/2007
3 th 10 bln /11 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan batuk Kontrol TB Kontrol TB dan panas, muntah 4 kali sejak pagi, nafsu makan kurang Kontrol TB dan batuk, pilek
122
1/9/2007
3 th 11bln /11 kg
Kontrol TB dan batuk, pilek, nafsu makan kurang
123 124 125 126 127
2/12/2007 8/10/2007 5/6/2008 26/6/2008 22/11/2007
4,1 th /12 kg 4 th /11 kg 1 th 11 bln/11 kg 1 th 11 bln/11 kg 6,3th/29 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk, pilek, panas
128
10/4/2008
6 th 11 bln/32 kg
Tonsilopharingitis Panas 1 hari, batuk, pilek, muntah 1 kali, berdahak, pusing, dan hiperemis T2-2
129
27/12/2007
4 th /12 kg
Rhiningitis Batuk, pilek, panas dan kejang
130 131 132 133
28/1/2008 3/8/2007 13/4/ 2007 2/8/2007
4,2 th /12,5 kg 2 th/8,7 kg 2,8 th/10,5 kg 7,4 th/21 kg
Kontrol TB Panas dan diare 4 kali ISK: mulai malam panas, Batuk, pilek, pusing dan disuria Diare 3 x, perut sakit dan demam
66
Dextromethorphan 1/5 Opimox syr 3 x cth 1, Sanmol 3 x 100 mg Trifed 1/5 Epexol 1/5 Pulv. X 3 x 1 CTM 1/5 Vit B6 (XXX), INH 125 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 + Hep, RIF 1 x 150 mg, Vistrum, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 + Hep, RIF 1 x 150 mg, Vistrum, Trifed TB Vit B6 + Hep, RIF 150 mg, Curvit Cl Bactricid 2 x cth 1, Sanmol, Vomitas k/p cth ¾ Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Curvit Cl 1 x cth 1 Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol Pulmolin 80 mg, RIF 1 x 150 mg R/ Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol CTM Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg Sanmol 300 mg, Vistrum Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol Salbutamol Opimox 3 x 250 mg Trifed 7 CTM 7 Pulv. X 3 x 1 GG 6 Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Sanmol Diaz Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol syr 3 x 125 mg, Volmabe Bactricid 2 x cth 1, Paracetamol 3-6 x 1mL Valisanbe K/P 3 x 2 mg, bila t > 380C, Igastine 1 x 1 Bactricid Forte 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134 135
2/8/2007 28/7/2008
1,7 th/8,4kg 2,7 th/10 kg
Panas dan sariawan lidah putih2, batuk, pilek 3 hari
136 137 138 139
1/10/2007 4/10/ 2007 22/2/2008 11/4/2008
1,9 th/9,7kg 2 th 11 bln/16,5kg 3,2 th /17,5kg 3,5 th/18kg
Kontrol TB Batuk, pilek, panas 3 hari Luka bakar dibahu kiri terkena panci panas Batuk, pilek 2 hari
140 141
3/3/2008 1/3/2008
3,3 th/17,5 kg 3,8 th/13,5 kg
telingga keluar cairan dan kejang tgl 25-2-2008 Obs. Febris
142 143
3/3/2008 5/5/2008
3,9 th/13,5 kg 2,2 th/10 kg
Amubiosis: BAB 5 kali, sedikit berdarah dan berbusa Batuk, pilek satu minggu
144
16/6/ 2008
2,3 th/10 kg
Batuk, pilek dua minggu
145
16/5/2008
3,5 th/17 kg
ISPA dan batuk, pilek
146
24/6/2008
3.6 th/17 kg
ISPA dan batuk, pilek, panas
147 148 149 150 151
23/7/2007 25/6/2007 26/7/2007 20/8/2007 10/7/2008
11 th/28 kg 6,11 th/20,5 kg 7 th/20,5 kg 7,1 th/21kg 7 th 10 bln/17 kg
Kontrol TB dan nnafsu makan kurang Kontrol TB dan nafsu makan kurang Kontrol TB dan nafsu makan kurang Kontrol TB dan nafsu makan kurang Asma bronkiole
67
Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Candistin Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol, Condisten Pulmolin 100 mg (XX), RIF 1 x 150 mg (XX), PZA 1 x 125 mg (XI) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Trifed + Epexol, Curvit Cl 2 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Proris 3 x 10 cc Eritromisin 3 x cth 1 Dextromethorphan III Paracetamol III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III Defaksan 2 x 3 ½ cth, Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Dextromethorphan ¼ tab Paracetamol 150 mg Pulv. X 3 x 1 CTM ¼ tab Lacto B 2 x 1 sachet, Bactricid 2 x cth 2 Promoba 3 x cth 1, Bactricid 2 x cth 1 ½, Lacto B 2 x 1 sachet Bactricid Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Vistrum Eritromisin 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III Eritromisin 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Pulv. X 3 x 1 Epexol III RIF1 x 300 mg, INH 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum Amoxsan 3 x cth 1, Penobarbital Trifed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CTM Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Theofilin Bactricid 2 x cth 4/5, Paracetamol, Igasttrum 2 x 0,5 mL, Vometa K/P, Lacto B 2 x 1/2 sachet Sanmol syr 3 x cth ½ , Amoxsan 3 x cth ½ Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal 3 x cth ¾, Gavox 1 x 100 mg
152 153 154
3/4/ 2008 1/12/2007 23/8/2007
8 th/10,5 kg 1,1 th/7 kg 3 th/8 kg
Pharingitis akut: panas 2 hari, diare ada darah Obs. Febris Rhinopharingitis: batuk, pilek, panas tiga hari
155
26/9/2007
5,5 th/18 kg
Tonsilopharingitis dan diare
156 157 158 159 160
30/8/2007 27/11/2007 17/4/2007 21/4/2008 22/6/2008
1 th 10 bln/8,5kg 5,7 th/ 18,5 kg 1,6 th/11 kg 1 th 10 bln/8,5kg 2 th/9 kg
Diare 2 hari cair Hipertropitonsil: panas, muntah, dan nyeri telan Diare cair akut: BAB cair 2 x sehari Diare3 x sehari Rhiopharingitis Diare tanpa dehidrasi, Batuk, pilek, panas
161 162 163 164
19/6/2008 18/10/2007 22/11/2007 27/8/2007
1,8 th/11,5 kg 3,3 th/15,5 kg 3,4 th/15,5 kg 8,5 th/30 kg
Batuk, pilek, panas 2 hari Batuk, pilek Batuk, pilek mulai tadi malam Batuk, pilek satu minggu
165 166
9/6/2008 6/7/2007
3 th 11 bln/17 kg 2 th/11,5 kg
Rhonopharingitis (batuk, pilek, panas mulai malam) ISPA (batuk, pilek, panas satu hari)
167 168
19/7/2007 9/9/ 2007
2 th 11 bln/16,5 kg 3 th/11 kg
Pilek, panas dua hari ISPA (batuk, pilek)
169
25/8/2007
2 th 11 bln/11 kg
ISPA (batuk, pilek, panas dua hari)
170 171 172
4/2/ 2008 16/3/2008 5/12/2007
10,4 th/40 kg 10 th 9 bln/40 kg 8 th10 bln/30kg
Batuk, pilek, panas mulai tadi malam Batuk, pilek, panas mulai tadi malam Batuk, pilek, panas
68
Opimox Forte 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Pamol 4 CTM 3 Pulv. X 3 x 1 Ambroxsole 4 Bactricid syr 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Vometa Opimox 3 x 250 mg, Ambroxsol 3 x cth 1, FG Troces 4 x 1, Lacto B 2 x 1 sachet Bactricid 2 x cth ½ , Lacto B 2 x 1 sachet, Oralit Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x ½ sachet Salbutamol 0,5 mg Ambroxsol 7,5 mg Trifed ¼ Pulv. X 3 x 1 Interhistin1/4 Amoxsan 3 x cth 1, Epexol 3 x cth ¾, Sanmol + Diaz Bactricid 2 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ½ Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxsan Forte3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Bactricid 2 x cth 1 ½, Intunal 3 x cth 1 Amoxicilin 3 x 175 mg, Paracetamol 3 x 1,0 mg CTM 1/3 Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1 Intunal 3 x cth ½, Amoxsan 3 x cth 1 Cefadroxil 2 x cth 1 Dextromethorphan III Epexol III Pulv. X 3 x 1 Amoxicilin 3 x 3 x cth 1, Paracetamol syr 3 x cth 1 Dextromethorphan III Trifed III Epexol III Pulv. X 3 x 1 CTM I Amoxsan 3 x 500 mg, Intunal 3 x cth 1, Sanmol K/P1 tab Opimox 3 x 200 mg, Intunal 3 x 1 tab Opimox 3 x 200 mg, Intunal 3 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
15/6/2007
2,2 th/12 kg
Febris ( Panas mulai tadi malam, muntah 3 kali, Batuk, pilek)
174
30/1/2008
3,4 th /12 kg
Nasopharingitis
175 176
5/5/2008 21/2/2008
3,8 th /12,5 kg 2 th 10 bln/12,5 kg
ISPA (batuk, pilek, panas /370C) Batuk, pilek, panas dua hari, muntah bila batuk, pusing, dan nafsu makan kurang
177 178
16/8/2007 22/10/2007
2,4 th/12,5 kg 2,6 th / 12,5 kg
Batuk, pilek 1 minggu, demam, BAB 3x/hari dan berlendir Batuk, pilek mulai kemarin
179
19/2/2008
2 th 10 bln/13 kg
Batuk, pilek, panas sejak pagi, muntah dan hiperemis
180
15/1/2008
2 th 9 bln/13,5 kg
Enteritis (Diare berlendir, ada bakteri dalam feses, Batuk, pilek)
181
17/7/ 2008
3,3 th/14 kg
Batuk 10 hari, pilek
182 183 184
31/5/2008 16/8/2007 11/1/2008
7,2 th/28 kg 6,3 th/27 kg 6,8 th/28 kg
ISPA (batuk, pilek, panas mulai pagi, telinga sakit lagi) Rinopharingitis (batuk, pilek, panas tiga hari) Pharingitis
185 186
2/5/2008 4/6/2008
7,3 th/ 28,5 kg 3 th/20,5 kg
Pharingitis: panas 3 hari (380C) Rinopharingitis Batuk, pilek, panas sejak tadi malam
187
9/8/2007
4,9 th/14,5 kg
Batuk satu minggu, pilek
69
Amoxicilin 3 x 1 XII, Vometa 3 x 8 tetes K/P Paracetamol 125 mg CTM 1 mg pulv. X 3 x 1 Bactricid 2 x cth 1 ¼, Pamol ¼ tab K/P Ambroxsol Interhistin Pulv. X 3 x 1 Trifed Amoxicilin syr 3 x cth 1, Bendylin 1 x cth 1 Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 Salbutamol Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Gavox 1 x 125 mg Bactricid, Trifed Epexol, CTM Pulv. X 3 x 1 Amoxsan III Trifed III CTM III Pulv. X 3 x 1 GG III Paracetamol Bactricid 2 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG Amoxsan 500 mg (V) Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Gavox 1 x 150 mg Opimox Forte 3 x 250 mg, Alco DMP 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 2, Intunal 3 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1 Dextromethorphan Paracetamol Pulv. X 3 x 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Proxicam, Becefort Eritromisin 3 x 200 mg, Pamol 200 mg Interhistin Ambroxsol Pulv. X 3 x 1 Trifed Amoxsan 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188 189 190 191
9/8/2007 3/10/2007 4/7/007 2/8/2007
1,5 th/10,4kg 2,5 th/12,5 kg 4 th11 bln/17 kg 5 th/17,5 kg
Diare 7 kali lembek berlendir dan berdarah Otitis media akut Kontrol TB Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hari
Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Amoxicilin 3 x cth 1 ½, Interhistin 3 x cth ½ Pulmolin 175 mg + Hep, RIF 1 x 250 mg, Vistrum syr Pulmolin 175 mg + Hep , RIF 1 x 250 mg Amoxsan 500 mg (6) Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1 Ambroxsol 10 mg Pulmolin 175 mg + Hep, RIF 1 x 250 mg, Vistrum syr
192
2/9/2007
5,1 th/17 kg
Kontrol TB
193
5/10/2007
5,3 th/17 kg
Batuk, pilek
194
19/5/2008
5 th 10 bln/16 kg
Asma
195
26/5/2008
5 th 10 bln/16 kg
Batuk, pilek
196 197
6/3/2008 28/8/2007
1,9 th/12 kg 1 th/11,5 kg
Phimosis Rinopharingitis (batuk, pilek, panas satu hari)
198 199 200 201 102
13/12/2007 6/4/2008 17/5/2008 20/9/2007 16/5/2008
1,4 th/12 kg 1,8 th/13 kg 1,9 th/13 kg 5,8 th/15 kg 2,2 th/13 kg
Batuk, pilek, panas sejak tadi malam ISPA (batuk, pilek, panas 1hari) ISPA (batuk, pilek, panas 2 hari, kejang) Kontrol TB ISPA (Batuk, pilek, panas 1hari)
103
1/11/2007
5 th 10 bln/15,5 kg
Kontrol TB, Batuk, pilek
204
13/9/2007
5,6 th/14 kg
Varicella Zostert Tonsilo faringitis akut ( batuk, pilek, cangkrangan)
70
Amoxsan 500 mg (6) Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Ambroxsol Eritromisin 2 x 250 mg (X) Salbutamol 1,5 mg Trifed 1/3 Pulv. X 3 x 1 Metil Py 4 mg Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Opimox Forte 3 x cth ¼, Proris 3 x cth ¾ Amoxicilin 100 mg 3 x cth 4/5, Paracetamol 3 X 100 mg Trifed II CTM II Pulv. X 3 x 1 Antasida V Amoxsan 3 x cth ¾, Proris K/P cth 1, Intunal 3 x cth ½ Amoxsan 3 x cth ¾, Intunal 3 x cth 1, Becefort 1 x cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Vit B6 3 x 1, Intunal 3 x cth 1 Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg Amoxicilin 3 x cth 1 Trifed 3, Epexol 3 Dextomethopen 3 Pulv. X 3 x 1 Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg Trifed, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Thofilin Sanmol 3 x cth 1, Bactricid 2 x cth 1, Curcuma Cl 2 x cth 1, Bedak salycil Trifed 3 Dexa 3 Pulv. X 3 x 1 GG 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
11/10/2007
5,9 th/15 kg
Kontrol TB,batuk
206
26/11/2007
5 th 10 bln/16 kg
Kontrol TB, Batuk, pilek
207
7/1/008
6 th/15 kg
Kontrol TB Nafsu makan <, batuk, sesak nafas kambuh
208 209 210 211 212 213 214 215
8/5/2008 6/3/2008 6/8/ 2007 5/7/2007 6/9/2007 4/10/2007 5/11/2007 3/12/2007
6,4 th/16 kg 6,2 th/15 kg 3,4 th/13 kg 3,3 th/12,5 kg 3,5 th/13,5kg 3,6 th/13,5kg 3,7 th/13,5kg 3,8 th/13,5kg
Kontrol TB Kontrol TB TB bulan I Kontrol TB bulan II Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB
216 217 218
3/1/2008 31/1/2008 3/9/2007
3,9 th/14 kg 3,9 th/14,5 kg 2,9 th/16 kg
Kontrol TB Kontrol TB Batuk, pilek 5 hari
219
27/3/2008
3 th 11 bln/15 kg
220
25/10/2007
2 th 11 bln/16 kg
Enteritis akut Diare 2 h1ri 5 kali, panas 2 hari, abdomen nyeri . Batuk, pilek
221
22/11/2007
3 th/16 kg
Batuk, pilek 4 hari
222
9/4/2008
3,5 th/18 kg
Rinopharingitis dan Penas satu hari, batuk pilek
71
Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg CTM, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 CTM Pulmolin 150 mg + Hept, RIF 1 x 225 mg R/ Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Thofilin RIF 1 x 220 mg, Vit B6 150 mg RIF 1 x 250 mg, Vit B6 150 mg Pulmolin 125 mg, RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1x cth 1 INH 125 mg, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 150 mg, Vit B6 10 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg , Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 135 mg,RIF 1 x 200 mg, Vistrum 1x cth 1 Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 200 mg,Vistrum 1x cth 1 Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Vistrum 1x cth 1 Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Bactricid 240 mg 2 x cth 1, Lacto B VI 2 x 1 sachet, Paracetamol 3-6 x cth 1/3, Pharolit ad Libitum Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Citidex Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1 Opimox 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223 224 225 226 227
30/3/2008 28/7/2007 24/9/2007 6/9/2007 1/1/2008
3,4 th/18 kg 2,6 th/11,5 kg 1,9 th/9,5 kg 1,5 th/8,1 kg 2 th/9,5 kg
Batuk Rinopharingitis akut: panas 1 hari, Batuk malam, dingin Batuk, pilek 2 hari BAB cair 4-5 kali sehari Impertigo
228 229 230
12/6/ 2008 20/9/2007 16/8/ 2007
2,2 th/10 kg 2,2 th/7,8 kg 4,5 th/16,5 kg
Sakit perut sejak pagi, muntah 3 kali sehari, dan panas PKTB aktif ISPA (batuk batuk brdahak, pilek, panas sejak tadi malam)
231
15/11/2007
4,8 th/17 kg
232 233
27/9/2007 19/9/2007
2,4 th/10,5 kg 3 th/12 kg
Pharingitis akut: panas sejak tadi malam, pusing, tenggorokan gatal, nafsu makan kurang ISPA : batuk, pilek, panas tiga hari Bronkitis Asmatikus Serangan nafas sejenak, panas dengan riwayat asma
234 235 236
8/5/2008 21/10/2007 7/6/2008
3,9 th/13 kg 2,5 th/12,5 kg 3 th 10 bln/13 kg
Batuk, pilek satu minggu Vlact Pharingitis akut Batuk, pilek dan mual
237
7/9/2007
6,6 th/17 kg
Batuk berulang Batuk berdahak selama satu bulan
238 239
24/9/2007 10/9/2007
6,6 th/17 k 6,6 th/17 kg
Kontrol TB PKTB aktif
Trifed 4 Epexol 4 Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 4 Navit 5 Alco DMP 3 x cth ½, Eritromisin 250 mg 3 x 1 (X), Sanmol 3 x cth 1 ½ Amoxicilin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Becefort Amoxsan Forte 3 x cth ¾, Intunal, Curvit Cl 2 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Amoxicilin 3 x cth 1 Dextromethorphan CTM Pulv. X 3 x 1 Kalcium Bactricid 2 x cth I, Sanmol, Vometa Pulmolin 1 x 75 mg, RIF 1 x 125mg, PZA 1 x 100 mg Opimox 3 x cth ¾ Trifed IV Epexol III Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan IV Kalmoxicilin 3 x 125 mg, Alco DMP 3 x cth 1 Sanmol 3 x cth 1 ½, Becefort 1 x cth Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal 3 x cth ¾, Sanmol Bactricid 2 x 240 mg, Profilas 2 x ¼ Ambroxol 3 Trifed 3 Pulv. X II 3 x 1 Salbutamol 3 Bactricid 2 x cth 1 ½, Intunal 3 x cth 1 Amoxicilin 3 x 160 mg XV, Proris 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1 ½ , Vometa 3 x cth ½ Trifed 3 Epexol 3 Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 2 mg 3 Interhistin 3 Amoxsan Forte 3 x cth 1 Trifed 1/3 tab Epexol 1/3 tab Pulv. X 3 x 1 CTM 1/3 tab Pulmolin 1 x 175 mg + Hept, RIF 1 x 275mg, PZA 1 x 225 mg Pulmolin 1 x 175 mg, RIF 1 x 275mg, PZA 1 x 225 mg, Curvit Cl 2 x cth 1
240 241 242 243
8/10/2007 8/11/2007 7/1/2008 6/12/2007
6,7 th/17,5 kg 6,8 th/18,5 kg 6 th 10 bln/19 kg 6,9 th/18,5 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB
Pulmolin Pulmolin Pulmolin Pulmolin
72
1 x 175 mg + Hept, RIF 1 x 275 mg, PZA 1 x 225 mg 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Vistrum 1x cth 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244 245 246
4/2/2008 5/10/2007 21/6/2008
6 th 11 bln/18 kg 1 th 10 bln/10 kg 1,6 th/8,7 kg
Kontrol TB dan batuk 4 hari Pilek, panas 2 hari 390C Dermatitis Telinga kiri lecet dan gatal
247
28/4/2008
2,5 th/12 kg
Batuk, pilek 2 minggu
248
13/1/2008
1,2 th/9 kg
Varicella dan kronggkongan panas, batuk
249 250 251 252
18/7/2007 16/8/2007 17/9/2007 5/11/2007
2,7 th/11 kg 2,8 th/12 kg 2,9 th/12 kg 2 th 11 bln/12 kg
PKTB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB
253 254
12/5/2008 8/10/2007
3,4 th/13 kg 2 th 10 bln/11,5 kg
Batuk, pilek, panas tiga hari Kontrol TB, diare 2 kali sehari
255
20/6/2007
3 th/13 kg
ISPA (Pilek, panas 37,3 0C)
256
4/9/ 2007
3 th 11 bln/14,5 kg
Tonsilopharingitis akut Batuk berdahak, pilek 2 hari, Pharing hiperemis T3
257
2/8/2007
3,1 th/14 kg
Pharingitis akut (Panas mulai tadi malam, muntah 3 x, Batuk, pilek, hiperemis T1-2)
258
25/10/2007
3,5 th/15 kg
Batuk, pilek 9 hari
Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, Curvit Cl 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Alco DMP 3 x 1 Eritromisin 2 CTM 3 Kalk 4 Pulv. X 3 x 1 Vit B Complex 6 Gentamisin Amoxsan forte 3 x cth 1 Trifed Epexol 3 mg CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin Sanmol 3 x 1 cc, Amoxsan 3 x cth 1 Trifed 1/6 CTM 1/6 Pulv. X 3 x 1 Becefort 1/6 Pulmolin 200 mg + Heptasan , RIF 1 x 150 mg Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg RIF x 175 mg XXX 1 x 1 Bactricid 2 x cth 1 ½, Alco DMP 3 x cth ¾ Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg, Lacto B 2 x 1 sachet Bactricid 480 mg (6) CTM 1 mg Pulv. X 2 x 1 Amoxicilin 200 mg 3 x cth 4/5, Paracetamol 3 x 300 mg Trifed ¼ CTM ¼ Pulv. X 3 x 1 Amoxsan 4 Trifed 3 GG 4 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 3 Amoxsan 3 x cth 4/5, Vometa 3 x ½ (2,5 mg), Curvit Cl 2 x cth 1 GG 4 Prednison 3 CTM 3 Pulv. X 3 x 1 Antasid 3 Amoxsan Trifed Epexol Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1
73
Pulv. X 3 x 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
22/12/2007
3,7 th/15 kg
Pharingitis akut Batuk, pilek, panas tiga hari, pharing hiperemis T2-2
260
18/2/2008
3,8 th/14,5 kg
Batuk, pilek, panas 4 hari
261 262 263 264 265
15/2/2008 11/10/2007 22/11/2007 11/10/2007 28/4/2008
3,8 th/14,5 kg 2,4 th/15 kg 2,5 th/16 kg 7,5 th/18 kg 5 th/17,5 kg
266 267 268
1/10/2007 8/5/2008 7/6/2008
5,6 th/17,5 kg 5 th 11 bln/19,5kg 6 th/20 kg
ISPA (batuk, pilek, panas) Batuk, pilek, muntah, panas sejak pagi, BAB cair 3 kali Batuk, pilek, muntah, sejak tadi pagi, panas 380C Panas sejak tadi pagi, persendian pegal-pegal Rinopharingitis: batuk, pilek dua hari, panas 38,4 0C, pharing: hiperemis Rinopharingitis (batuk, pilek 4 hari) Batuk, pilek satu minggu Tonsilopharingitis akut Batuk, pilek, mual, nyeri telan, hiperemis T1-2
269
1/10/2007
4,1 th/15 kg
Batuk, pilek 2 minggu
270
8/10/ 2007
4,1 th/15 kg
Batuk, pilek, panas
271
5/11/2007
4,2 th/15 kg
Batuk, pilek, panas ± 1 bulan
272 273
2/6/2008 27/12/2007
2,9 th/10,5 kg 4,4 th/15 kg
Febris: panas naik turun, muntah ± 4 hari Rinopharingitis Batuk, pilek, panas 2 hari
74
Amoxsan Trifed GG Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol 3 x 150 mg, Gavox Opimox Forte 3 x cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP Eritromisin 3 x 200 Mg, Proris Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal Forte 3 x cth 1, Vistrum 2 x cth 1 Amoxsan syr 3 x cth 1, Intunal Forte 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP Opimox Forte 3 x cth 1, Paracetamol, Becefort Trifed 5 Epexol 5 Interhistin 5 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 3 Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Intunal Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Intunal, Profilas 2 x ½ tab Amoxicilin 3 x cth 1, Curvit Cl 1 x cth 1, Sanmol syr 3 x 100 mg Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274 275
5/11/2007 1/10/2007
2,8 th/10,5 kg 2,6 th/9,5 kg
Kontrol TB Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang dan BB sulit naik
276
10/1/2008
1,8 th/8 kg
Obstruksi Febris Batuk, pilek, panas 4 hari, muntah
277 278 279
22/10/2007 15/11/2007 13/12/2007
2,7 th/10 kg 2,8 th/11 kg 2,9 th/10,5 kg
PKTB Aktif Kontrol TB Kontrol TB dan Panas 3 hari
280 281 282 283 284
14/2/2008 14/1/2008 17/3/2008 17/4/2008 12/6/2008
2 th 11 bln/11 kg 2 th10 bln/11,5 kg 3 th/11 kg 3.1 th/11,5 kg 3,3 th/12 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk, pilek, panas mulai kemarin
285 286
15/5/2008 18/9/2007
3,2 th/12 kg 6,5 th/16 kg
Kontrol TB Kontrol TB Paru
287 288 289 290
26/11/2007 29/10/2007 24/12/2007 14/1/2008
6,7 th/16,5 kg 6,6 th/16,2 kg 6,8 th/16,5 kg 6 th 9 bln/17 kg
Kontrol TB Paru Kontrol TB Paru Kontrol TB Paru Kontrol TB Paru, batk, pilek
291
17/3/2008
6,11 th/17,5 kg
Kontrol TB Paru dan asma (whezing /mengik)
292 293
11/2/2008 19/7/2007
6 th 10 bln/17,5 kg 4,6 th/18,5 kg
Kontrol TB Paru Rinopharingitis akut (Nyeri menelan, Batuk, pilek, hiperemis T 2-2)
75
Salbutamol Vistrum Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 135 mg Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x 1, Vometa 3 x 0,3 cc Trifed 1/6 Epexol 1/6 Pulv. X 3 x 1 CTM 1/6 Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 135 mg Pulmolin 120 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Intunal Amoxsan CTM pulv. (X) 3 x 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM TB Vit B6 1 x 100 mg 1 x 1, RIF 1 x 150 mg RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab Salbutamol CTM Pulv. X 3 x 1 Theofilin RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg , Ketotifen 2 x ½ tab RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg, INH 150 mg, Ketotifen 2 x ½ tab RIF 1 x 175 mg, INH 250mg , Ketotifen 2 x ½ tab, Sanmol Amoxicilin 250 4 tab Trifed Pulv. X 3 x 1 Epexol TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Ketotifen 2 x ½ tab Salbutamol Theofilin Pulv. X 3 x 1 Epexol TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Ketotifen 2 x ½ tab Cotrimoxasal 2 x 480 mg, Becefort R/ Rhinofed 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294 295
31/7/2008 8/10/2007
7,3 th/ 18 kg 4,8th/ 17,5 kg
Pusing dan batuk Batuk, pilek, panas 1 minggu
296
3/7/ 2007
1,9 th/12,5 kg
Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang
297 298 299
1/10/2007 21/3/2008 27/1/2008
2 th/14 kg 2,5 th/15,5 kg 2,7 th/16,5 kg
Batuk, pilek, panas 4 hari, muntah 2 x sehari, nafsu makan < ISPA: batuk, pilek, panas sejak tadi malam, nafsu makan < Diare cair akut BAB cair 3 x sehari, nafsu makan/minum kurang
300
26/6/2008
2.9 th/ 16,5 kg
Batuk, pilek dan muntah
301 302 303 304 305 306 307 308 309 310
5/10/2007 22/11/2007 8/11/2007 27/12/2007 28/2/2008 27/3/2008 28/1/ 2008 26/11/2007 19/6/2008 8/9/2007
6,6 th/25 kg 6,7 th/27 kg 6,7 th/26 kg 6,8 th/27 kg 6 th 10 bln/27 kg 6,11 th/29 kg 6,9 th /28 kg 11 th/31 kg 11,7 th/34 kg 7,5 th/22 kg
TB Aktif (LED = 11/30) Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan batuk, pilek Batuk, pilek 3 hari ISPA: batuk, pilek Rinopharingitis (Batuk, pilek 1 minggu)
311
29/11/2007
7,5 th/23 kg
Rinopharingitis: batuk, pilek 2 hari
312
26/3/2008
7,9 th/25 kg
batuk berulang
313 314
8/5/2008 5/9/2007
7 th 11 bln/25 kg 7,6 th/21,2 kg
ISPA: batuk, pilek dan sesak nafas PKTB aktif
Pednison 4 Pulv. X 3 x 1 CTM Opimox Forte 3 x cth 1, Trifed + CTM Amoxsan 3 x cth 1 Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Amoxicilin 3 x cth 1, Vometa syr 3 dd 0,6 cc Dextrometophen III CTM II Pulv. X 3 x 1 Amoxsan 3 x cth 1, Intunal, Curvit Cl 2 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Paracetamol 3 x 175 mg Amoxsan Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM Proxion syr, Vometa Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Gavox 1 x 250 mg Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 350 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 1 x 250 mg + Heptasan 2 mg , RIF 1 x 350 mg, Alco DMP plus Amoxsan 3 x 250 mg, Intunal 3 x 1 tab Opimox 3 x 100 mg, Intunal 3 x 1 tab Kotrimoxasol 480 mg 2 x 1, Proris 3 x 1, Profilas 2 x ½ tab, Curvit Cl 1 x cth 1 Ambroxol 5 Trifed 4 Pulv.X 3 x 1 Salbutamol 5 Bactricid 480 mg 2 x 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Bactricid 480 mg 2 x 1 tab Salbutamol 1 mg Epexol 10 mg Pulv. X 3 x 1 Interhistin 1 mg Bactricid 2 x 480 mg X, Profilas 2 x ½ XX, Mucera syr 3 x 5cc Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, , PZA 1 x 200 mg
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325
29/10/2007 31/11/2007 1/12/2007 3/1/2008 3/2/2008 5/3/2008 29/4/2008 30/5/2008 29/6/2008 14/1/2008 14/4/2008
7,7 th/22 kg 7,8 th/21,5 kg 7,9 th/22 kg 7 th 10 bln/22 kg 7 th 11 bln/22,5 kg 8 th/22 kg 8,1 th/22,5 kg 8,2 th/23 kg 8,3 th/23 kg 5 th 11 bln/20 kg 6,2 th/21 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Bronkitis Batuk kronis berulang (batuk, pilek 2 hari)
326
20/7/2007
3 th/17,5 kg
327 328
19/11/2007 5/12/2007
3,4 th/15 kg 3,5 th/16 kg
Rinopharingitis Perut sakit, muntah, pharing hiperemis Pharingitis dan herpes Camond coold
329
29/10/2007
5,6 th/15 kg
Batuk, pilek 1 minggu, nafsu makan kurang
330 331 332
26/11/2007 19/11/2007 6/12/2007
5,1 th/20 kg 5,5 th/17 kg 5,8 th/16 kg
Pharingitis (Panas 2 hari 370C) Pharingitis (Panas sejak kemarin) Batuk, pilek
333 334
23/4/2008 29/11/2007
5,8 th/18 kg 2,8 th/11 kg
335
2/5/2008
5,9 th/18,5 kg
336 337 338 339 340
24/2/2008 20/4/2008 8/11/2007 5/11/2007 9/6/2008
3,1 th/12 kg 2,8 th/11 kg 2 th/12,5 kg 7,2 th/30 kg 7,9 th/32,5 kg
luka kepala bagian V. Laceratum (bagian kiri) Obs. Febris (sejak 2 hari badan panas (38,5 0C), nafsu makan kurang) Obs. Febris (sejak kemarin badan panas (38 0C), nafsu makan kurang, pusing dan muntah-muntah) Obs. Febris (sejak 2 hari badan panas /39,7 0C) Obs. Febris (sejak 2 hari panas (38 0C) Batuk, pilek satu minggu Panas dua hari, diare 5 kali Pharingitis
77
Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 200 mg Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 200 mg Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 225 mg, RIF 1 x 300 mg Sanmol ½ tab K/P, Amoxsan Forte 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab Profilas 2 x ½ tab Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Bactricid 2 x cth 1 (240 mg), Proris, Vometa 3 x gtt 5 (k/p), Trifed syr Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1, Acyclavir Opimox Forte 3 x cth 1 Trifed ¼ Epexol 5 mg Pulv. X 3 x 1 CTM ¼ Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Curvit Cl 2 x cth 1, Sanmol, Gavox Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth 1 ½ , Curvit Cl Amoxsan 3 x cth 1, Proris 1 x cth 1 ( k/p) Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Amoxsan 3 x cth 1 ½ , Proris 3 x cth 1 Sanmol, Amoxsan 3 x cth 1, Curvit Cl 1 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1 ½ , Sanmol 3 x 200 mg , Vometa syr 3 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Sanmol syr 3 x 200 mg , Vistrum 1 x cth 1 Sanmol syr 3 x cth 1, Amoxsan 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Intunal 3 x cth ½ Bactricid 2 x cth 1, Lacto B Amoxsan Forte 3 x cth II,, Proxion Forte cth 1 ½ (k/p)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
341
12/11/2007
1,7 th/8,5 kg
Pharingitis dan Panas tiga hari
342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355
6/12/2007 22/11/2007 27/12/2007 28/1/2008 31/3/2008 28/2/2008 24/4/2008 29/5/2007 26/6/2008 22/11/2007 8/5/2008 21/3/2008 21/6/2008 7/11/2007
1,8 th/9 kg 1,7 th/8,4 kg 1,8 th/9 kg 1,9 th/9,5 kg 1 th 11 bln/10,5 kg 1 th 10 bln/10 kg 2 th/10,5 kg 2,1 th/10,5 kg 2,2 th/11 kg 6,5 th/19,5 kg 7 th/20 kg 1,2 th/10 kg 1,5 th/11 kg 2,3 th/12,5 kg
Kontrol TB PKTB aktif Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk 2 hari, pilek, panas mulai malam, muntah 1x, Tonsilopharingitis akut ISPA (batuk, pilek, panas) Muntah 7 x sehari, diare 1 kali Obs. febris
356 357 358 359 360
12/11/2007 17/12/2007 22/11/2007 17/1/2008 12/2/2008
2,3 th/12,5 kg 2,4 th/14,5 kg 2,3 th/13,5 kg 2,5 th/14,5 kg 2,6 th/14,5 kg
PKTB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Sariawan
361 362 363 364 365
17/4/2008 14/2/2008 19/5/2008 12/6/2008 15/12/2007
2,8 th/15,5 kg 2,6 th/14,5 kg 2,9 th/16 kg 2 th 10 bln/17 kg 4,8 th/17 kg
Kontrol TB Kontrol TB dan nafsu makan kurang Kontrol TB Kontrol TB ISPA Batuk, pilek, panas sejak kemarin pagi
366
20/9/2007
9 th/35 kg
Tonsilopharingitis Torak RBH +/+, Batuk, pilek, pharing: hiperemis T2-2
367 368 379
5/11/2007 8/11/2007 5/1/2008
9,2 th/34,5 kg 9,2 th/34,5 kg 9,4 th/3,5 kg
panas, mual, nyeri pada scrotum Panas dan batuk Batuk, pilek, panas tiga hari
78
Amoxsan 250 mg 5 CTM pulv. X 3 x 1 Sanmol Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Pulmolin 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg,, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 100 mg + Heptasan, , RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Pulmolin 100 mg + Heptasan, , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 + Heptasan,, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, Gavox 1 x 100 mg TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg,, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 + Heptasan, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ¾ Amoxsan 3 x cth 1, Proris 3 x cth 1, Becefort 2 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 3 x ½ sachet, Vometa 3 x gtt 4, Igastrum 2 x 0 5 Amoxicilin 3 x cth 4/5, Sanmol 3 x cth 1, CTM 1/3 tab + B.Comp ½ tab Pulv. X 3 x 1 Pulmolin 120 mg, RIF 1 x 180 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 250 mg, PZA 1 x 200 mg, Alco DMP plus Pulmolin 135 mg, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 170 mg Pulmolin 150 mg, RIF 1 x 250 mg, PZA 1 x 200 mg, Alco DMP plus Amoxicilin 3 x cth 1 Dextromethorphan II Paracetamol II Pulv. X 3 x 1 TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg,, Sanmol, Becefort TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg 1x 1 TB Vit B6 150 mg, RIF 1 x 225 mg, Trifed 3 x cth ¾ Opimox Forte 3 x cth 1 Epexol III CTM I Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan III Tozalos III Kotrimoxasol 2 x 480 mg, Paracetamol 350 mg , Becefort Kalmetason 8 Ambroxol 8 Pulv. X 3 x 1 CTM 8 Amoxsan 3 x 500 mg (X), Proris Amoxsan 3 x 500 mg (X), Sanmol 3 x 1 (k/p) Amoxsan 3 x 500 mg (X), Curvit Cl Trifed ½ tab Epexol 15 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
370
8/12/2007
9,3 th/35,5 kg
ISPA Batuk, pilek, panas sejak tadi malam 370C, kembung, muntah.
371 372 373 374 375 376 377 378 389 380 381 382 383 384 385
23/11/20 1/11/2007 13/12/ 2007 15/11/2007 14/1/2008 15/2/2008 7/4/2008 10/3/2008 8/5/2008 5/6/2008 5/11/2007 3/10/2007 14/11/2007 17/12/2007 2/12/2007
4,4 th/14 kg 1 th/6,8 kg 1,1 th/7,4 kg 1 th/7 kg 1,2 th/8 kg 1,3 th/8 kg 1,5 th/8,5 kg 1,4 th/8,3 kg 1,6 th/8,9 kg 1,7 th/8,7 kg 3,7 th/12,5 kg 8 th/17 kg 8,1 th/17,5 kg 1 th/8 kg 2 th/ 11 kg
386 387
17/1/2008 27/6/2008
2,3 th/12 kg 2,7 th/13 kg
Panas satu hari Kontrol TB paru Kontrol TB paru Kontrol TB paru Kontrol TB paru dan batuk, pilek Kontrol TB paru Kontrol TB paru dan Rinopharingitis Kontrol TB paru Kontrol TB paru Kontrol TB paru Pharingitis: panas mulai tadi malam Gejala TB paru, Batuk satu hari, panas tinggi 40 0C PKTB Batuk, pilek, panas 3 hari (370C), nafsu makan kurang Typoid: dari sabtu sore panas naik turun, pukul 19.00 kejang ± 5 menit Batuk dan pilek satu minggu, panas satu hari Rinopharingitis Batuk, panas 5 malam (370C), muntah 1 kali
388 389
6/12/2007 17/12/2007
4 th/18,5 kg 7,6 th/31 kg
Pharingitis: batuk, pilek, panas sejak siang, sakit menelan Diare (mecret 4 x sehari dan batuk)
390 391 392
7/1/2008 8/12/2007 27/12/2007
7,6 th/31 kg 6,5 th/ 20 kg 6,4 th/28,5 kg
ISPA: panas 40 0 C, batuk dan pilek Rinopharingitis: batuk, pilek, panas sejak tadi malam Demam Typhoid (pilek, panas 4 hari (370C), muntah tiap pagi, mulut: pharing hiperemis T1-1, lidah kotor, nyeri diepigastrium, RPD: R. Flek paru)
393
3/12/2007
8 th/25,5 kg
batuk-batuk sakit 2 minggu
394
6/11/2007
8,1 th/25 kg
TB aktif
79
CTM 1,5 mg Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 1,5 mg Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X) Epexol 8 Tozalos 8 Pulv. X 3 x 1 Dextromethorphan 8 Sanmol cth 1 (k/p), Amoxsan Forte 3 x cth ¾ , Curvit Cl Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 80 mg, Vistrum Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 100 mg, Vistrum Pulmolin 70 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 100 mg, Alco DMP 3 x 0.5 cc, Curvit Cl 1 x cth 1 Pulmolin 80 mg, RIF 1 x 125 mg, Intunal 3 x cth ½ TB Vit B6 1 x 80 mg, RIF 1 x 125 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 125 mg (XXX) TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 125 mg (XXX) TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl 1 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth ¾ , Proris syr, Vistrum Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X), Paracetamol 3 x 200 mg, Mucera 3 x cth ½ Pulmolin 200 mg (1 x ½ ), RIF 1 x 300 mg (1 x 1) PZA 2 x 250 mg ( 2 x ½ tab) XI Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol, Curvit Cl Sanmol 3 x 1 cc, Opimox Forte 3 x cth 1, Diazepam 3 x 1 5 mg Amoxsan 3 x cth ¾, Sanmol k/p cth 1, Intunal 3 x cth ¾ Opimox Forte 3 x cth ¾, Pamol 150 mg (k/p) Interhistin 1/3 tab Ambroxsol 10 mg 3x1 Trifed 1/3 tab Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol cth 1 ½ , Vistrum 1x cth 1 Bactricid CTM Pulv. X 2 x 1 Lacto B, Salbutamol, Metronidazol 3 x 200 mg untuk 5 hari Amoxicilin 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Batricid 2 x cth 1, Paracetamol, Alco DMP plus, Vometa, Imboost Amoxsan Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Amoxsan 3 x 100 mg Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
395 396 397 398 399 400 401 402 403
17/12/2007 4/2/2008 7/1/2008 6/3/2008 7/4/2008 8/5/2008 22/4/2008 5/6/2008 17/4/2008
8,2 th/26,5 kg 8,2 th/26,5 kg 8,1 th/25,5 kg 8,3 th/26,5 kg 8,4 th/26,5 kg 8,5 th/26,5 kg 8,4 th/26,5 kg 8,7 th/27 kg 5 th 10 bln/23,5 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Luka dijahit Kontrol TB, batuk campur darah satu minggu yang lalu Batuk, pilek 2 minggu
404
5/5/2008
5 th 11 bln/23 kg
Sering sakit perut, mual, pusing,telinga sakit, batuk, pilek
405 406
27/6/2008 30/6/2008
6,1 th/16 kg 6,1 th/16 kg
Batuk dan pilek V. Excoriasis
407
17/12/2007
5,1 th/21,5,kg
Batuk, pilek, panas, sakit tenggorokan 2 hari
408
27/11/2007
7,9 th/25 kg
Pharingitis akut Batuk, nyeri telan, panas (380C), pharing hiperemis T2-2
409 410 411 412
3/12/2007 6/12/2007 14/1/2008 27/12/2007
10 th11 bln/ 33 kg 1,9 th/9 kg 1 th 10 bln/9,5 kg 1,9 th /9 kg
413 414 415 416 417
11/2/2008 13/3/2008 7/5/2008 10/4/2008 12/6/2008
1 th11 bln/9,5 kg 2 th/ 10 kg 2,2 th/11 kg 2,1 th/10 kg 2 th 11 bln/10,5 kg
Rhinitis (telinga sakit, panas) TB paru aktif Kontrol TB dan batu 4 hari Kontrol TB Batuk, pilek, nafsu makan kurang Kontrol TB nafsu makan kurang Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan Batuk, pilek, panas 3 hari
80
Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg Pulmolin 1 x 300 mg , RIF 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg Pulmolin 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg Opimox 3 x 250 mg (XX) TB Vit B6 1 x 300 mg, RIF 1 x 300 mg Amoxsan 500 mg 5 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Sanmol Opimox Forte 3 x cth 1 Amoxicilin 3 x cth 1, Purdex syr 3 x cth ½ Bactricid Trifed Epexol Pulv. XII 3 x 1 CTM Becefort Kalmoxicilin syr 3 x cth 1, Curvit Cl, Paracetamol Trifed CTM pulv. Kalmet Amoxsan 250 mg 3 x tab1 (X), Sanmol, Trifed 3 x ¾ Pulmolin 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg,, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 100 mg + Heptasan 2 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Alco DMP syr Pulmolin 1 x 100 mg + Heptasan 2 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl , Trifed + Epexol Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 100 mg + Cob, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl, Gavox 1 x 100 mg Pulmolin 1 x 100 mg , RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl Pulmolin 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg (XXX) TB Vit B6 150 mg, Sanmol, Curvit Cl Amoxsan 250 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
418 419 420 421
11/10/2008 21/7/2007 3/12/2007 21/12/2007
7,5 th/18 kg 3,8 th/12,5 kg 4 th/31,5 kg 6 th/19,5 kg
422
27/12/2007
6 th/19 kg
Panas sejak tadi pagi, persendiaan pegal-pegal Obs. Febris: panas sejak tadi malam Obs. Febris hair I: panas sejak tadi pagi (39 0C) ISPA: batuk, pilek, panas mulali kemarin sore (380C), muntah, mual Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang
423
17/12/07
5,4 th/20 kg
diare lebih dari 3 x , batuk tiap malam dan panas 5 hari
424
2/7/2007
12 th/36,5 kg
425
29/11/2007
12 th/37 kg
426 427 428 429 430
21/7/2007 17/10/2007 18/8/2007 17/1/2008 9/1/2008
4,1 th/15 kg 4,4 th/15 kg 4,2 th/15 kg 9 th/24,5 kg 9 th/24,5 kg
431
1/1/2008
4,6 th/16 kg
Tonsilopharingitis Panas ( 39 0C), pusing, nyri telan,badan pega-pegal sejak tadi pagi, pharing: hiperemis T4-4 ISPA (Batuk, pilek, panas mulai tadi pagi (37,90C), mual, muntah) Obs. Febris hari I: panas (370C), muntah 1 kali Batuk dan pilek dua hari, panas tadi malam (40 0C) Panas (380C) dua hari TB paru aktif Tonsilitis Kronis Suara serak sudah dua bulan, batuk, tonsil T4-4 Tonsilopharingitis akut Batuk, panas dua hari (390C), nyeri telan, pharing hiperemis T3-3
432
30/12/2007
3,4 th/14 kg
Rinopharingitis akut Batuk, pilek, panas 2 hari, mulut: lidah giografika dan hiperemis
433
7/1/2008
3,5 th/14 kg
ISK dan batuk, pilek
434
3/9/2007
3,6 th/17,5 kg
Batuk dan pilek
435
27/2/2008
3,7 th/14,5 kg
Batuk, pilek, panas, pharing hiperemis
81
Eritromisin 3 x 200 mg, Proris Amoxicilin 250 mg 3 x cth 2, Sanmol 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth ¾, Vistrum, Sanmol 3 x cth 1 Opimox 200 mg 3 x cth 4/5, Tuzalos 3 x ½ Amoxsan Trifed Pulv XII 3 x 1 Epexol Curvit Cl Amoxsan Forte 3 x cth 1 Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 Efexol Teofilin Amoxicilin 3 x 100 mg, FG Troches Dumin 3 x 1 Zegavit 1 x 1 X 3x1 Amoxicilin 3 x 250 mg (X), Zegavit 1 x 1 (V), Tuzalos 3 x 1 (X) Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth ½ , Vometa 3 x cth ½ Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth ½ Pulmolin 250 mg, RIF 1 x 350 mg, PZA 1 x 300 mg tab Amoxicilin 250 mg 3 x 1 (X), Mucera 3 x cth 1 Kalmoxicilin 3 x cth 1, Curvit Cl, Paracetamol Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Paracetamol Trifed CTM Pulv. X 3 x 1 GG Vit C Bactricid 480 mg 2 x ½ tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Opimox Forte 3 x cth 1 Trifed ¼ Epexol ¼ Pulv. X 3 x 1 CTM ¼ Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Paracetamol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
436
5/10/2007
3,7 th/18 kg
Batuk, hiperemis, Tonsil T3-3
437 438 439
7/1/2008 12/9/2007 7/5/2008
3,9 th/19,5 kg ,5 th/8,4 kg 4,1 th/22 kg
Batuk, pilek satu minggu, panas Obs. Febris Panas 3 hari 41 0 C Rinopharingitis
440 441 442 443 444
17/1/2008 21/5/2008 19/6/2008 5/6/2008 14/1/2008
1,9 th/9,6 kg 2,2 th/9,9 kg 2,3 th/10 kg 2,3 th/10 kg 3,7 th/12,5,kg
Pharingitis dan muntah 3 kali, panas Camond coold TB Paru TB Paru Batuk, pilek, panas sejak kemarin pagi
445
31/5/2008
4 th/13 kg
Rinopharingitis Batuk, pilek, panas (380C), nyeri telan, pharing hiperemis T11
446 447 448 449 450 451 452 453
7/1/2008 21/2/2008 6/3/2008 10/4/2008 5/6/2008 5/5/2008 16/8/2007 22/10/2007
1,3 th/8 kg 4,8 th/16 kg 4,9 th/16,5 kg 4,10 th/17,5 kg 4 th 11 bln/17 kg 5 th /17 kg 2,4 th/12,5 kg 2,6 th/12,5 kg
pilek, panas, muntah TB aktif Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB, nafsu makan kurang Batuk, pilek 1minggu, BAB 3 x 1 berlendir, demam Batuk, pilek, panas mulai kemarin
454
19/2/2008
2 th 10 bln/13 kg
Batuk, pilek, panas 370C sejak tadi malam, muntah
82
Trifed Salbutamol CTM Pulv. X 3 x 1 GG Vit C Eritromisin 3 x cth ¾ Trifed ¼ Dexa ¼ Pulv. XII 3 x 1 CTM 1/6 Amoxsan syr 125 mg 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Amoxicilin 3 x cth ¾ , Paracetamol 3 x cth ¾ Bactricid 2 x cth 1 1/3, Sanmol 3 x 200 mg (k/p) Ambroxsol 1/3 tab Interhistin 1/3 tab Trifed 1/3 tab 3x1 Vometa 1/3 tab Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Intunal 3 x cth, Curvit Cl 1 x cth 1 TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Pulv. X 2 x 1 Epexol Amoxsan 3 x 125 mg, Igastin 2 x 0,5 mg, Paracetamol 3-6 x cth 1 Trifed 4 Epexol 3 Interhistin 3 Pulv. X 3 x 1 Vit C 5 Amoxsan, Nipe, San B Forte TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg TB Vit B6 1 x 180 mg, RIF 1 x 270 mg, PZA 1 x 200 mg TB Vit B6 175 mg + Heptasan 175 mg, RIF 1 x 250 mg, Gavox 1 x 175 mg,, Amoxsan 3 x cth 1 TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 225 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Gavox 1 x 125 mg Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 CTM Vistrum 1x cth 1 Amoxsan 500 mg 3 tab Trifed GG Pulv. X 3 x 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
455
15/1/2008
2,8 th/12,5 kg
Diare (berlendir, ada bakteri pada feses), batuk, pilek
456
21/2/2008
2 th 10 bln/13 kg
Batuk, pilek, panas dua hari, pusing, muntah bila batuk, nafsu makan kurang
457 458 459 460 461 462
17/3/2008 14/4/2008 3/4/2008 12/5/2008 9/6/2008 28/2/2008
2,3 th/10,5kg 2,4 th/11,5 kg 2,4 th/11 kg 2,5 th/11,5 kg 2,6 th/12 kg 6,6 th/24 kg
TB dan ISPA Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB demam typoid Batuk 2 minggu, panas 1 minggu
463 464
25/2/2008 7/4/2008
4,1 th/14,5 kg 4,3 th/15 kg
465 466 467 468
15/7/2007 17/9/2007 16/8/2007 18/10/2007
2,5 th/11,5 kg 2,7 th/12 kg 2,6 th/12 kg 2,8 th/11,5 kg
Batuk, pilek, panas 37,8 0C sejak kemarin, muntah Tonsilopharingitis akut: Pharing: hiperemis, tonsil: T3-3, panas sejak kematin 38,5 0C, nyeri telan. Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan diare 2x/hari
469 470
15/11/2007 14/12/2007
2,9 th/12 kg 1,4 th/10 kg
Kontrol TB ISPA: batuk, pilek, panas 3 hari
471 472 473 474 475 476
12/5/2008 11/2/2008 29/2/2008 10/4/2008 9/3/2008 8/5/2008
3,2 th/13 kg 1,5 th/10 kg 1,5 th/10,5 kg 1,7 th/11 kg 1,6 th/10,7 kg 1,8 th/11,5 kg
Batuk dan pilek 3 hari, diare 3 hari PKTB, nafsu makan kurang Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB
83
CTM Paracetamol Bactricid 3 x cth 1, Curvit Cl 2 x cth 1 Trifed GG Pulv. X 2 x 1 CTM Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 2 x 1 Salbutamol Theofilin TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg., PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 135 mg, RIF 1 x 175 mg, Curvit Cl 2 x cth 1 Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin CTM Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol Amoxicilin 3 x cth 1 ½ Sanmol 3 x 150 mg, Becefort 1 x cth 1 Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 150 mg Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg Pulmolin 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg Bactricid 480 mg 2 x ½ tab, Lacto B + CTM 1 mg Pulmolin 125 mg 1 x 1 (XXX), RIF 1 x 175 mg (XXX) Amoxicilin 3 x cth 1 Trifed II Epexol II CTM II Pulv. X 3 x 1 Paracetamol II Dextromethorphan II Bactricid 2 x cth 1 ½ , Alco DMP 3 x cth ¾ TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 100 mg (XXX), RIF 1 x 150 mg (XXX), PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 110 mg, RIF 1 x 150 mg, Vistrum 1x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
477 478
10/6/2008 13/12/2007
1,9 th/11,5 kg 10 th/40 kg
479
17/2/2008
4,4 th/14 kg
Kontrol TB Obs. Febris hari ke-4 Pharing: hiperemis, Batuk, pilek, panas, diare Asma dan batuk, pilek
TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 150 mg , Curvit Cl Kotrimoxasol 480 mg 2 x 1, Tuzalos, Zegavit
480
21/2/2008
4,4 th/14 kg
Asma dan batuk, sering panas
481 482 483 484 485 486 487 488
20/1/2008 25/2/2008 11/2/2008 17/3/2008 21/4/2008 20/6/2008 18/5/2008 11/2/2008
4,1 th/12,5 kg 4,2 th/13 kg 4,2 th/13 kg 4,3 th/13,5 kg 4,4 th/14 kg 4,6 th/15 kg 4,5 th/14,5 kg 4 th/12,5 kg
PKTB akif dan sering batuk-batuk Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk, panas 2 hari
489
18/2/2008
1 th/9,5 kg
Batuk
490
13/9/2007
8 th/ 25 kg
491 492
20/1/2008 11/2/2008
7 th/17 kg 7,1 th/17 kg
Obs. Febris Batuk, pilek, panas 37,7 0C, muntah 5 x, perut sakit. Asma bronkodilator, batuk, pilek, wheezing Batuk, pilek
493 494 495 496 497 498 499 500 501
21/3/2008 21/2/2008 25/2/2008 25/2/2008 6/3/2008 24/4/2008 27/3/2008 26/5/2008 23/6/2008
7,2 th/18 kg 5,4 th/20 kg 5 th 11 bln/16,5 kg 4,9 th/16 kg 4 th 10 bln/16,5 kg 4 th 11 bln/16,5 kg 4 th 10 bln/16,5 kg 5 th/17 kg 5,1 th/17 kg
Batuk, pilek, panas Batuk, pilek, panas dua hari, pusing ISK: Perut sering sakit selama satu minggu PKTB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TBdan nafsu makan < Kontrol TB
84
Pamol 150 mg, Bactricid 2 x cth 1 ¼ Ambroxsol 10 mg Interhistin ½ tab Pulv. X 3 x 1 Salbutamol 0,75 mg Amoxsan 3 x cth 1, Profilas 2 x cth ½ , Curvit Cl Trifed Epexol CTM Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Theofilin Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 175 mg, Trifed 3 x cth 1 Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 200 mg, PZA 1 x 175 mg Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Pyravit 1 x cth 1 ½ , RIF 1 x 200 mg, Curvit Cl Sanmol, Amoxsan 3 x cth 1, Epexol + CTM Amoxsan 500 mg 3 tab Epexol Pulv. XII 3 x 1 CTM Bactricid 2 x cth II, Intunal 3 x cth 1 ½ , Vometa 3 x cth 1, Curvit Cl Kotrimoxasol 240 mg 2 x cth, Salbutamol, CTM + GG Amoxsan 250 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X CTM 3x1 Salbutamol Profilas 2 x ½ tab Amoxicilin 3 x cth 1, Sanmol 3 x cth 1, Mucera 3 x cth 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP 3 x cth ½ Amoxsan Forte 3 x cth 1, Sanmol 150 mg , Diaz 1 mg TB Vit B6 1 x 150 mg, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg TB Vit B6 1 x 150 mg (XV), RIF 1 x 225 mg (XV), PZA 1 x 200 mg (XXX) TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg TB Vit B6 1 x 150 mg (XXX), Curvit Cl , RIF 1 x 225 mg (XXX), PZA 1 x 200 mg TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg TB Vit B6 1 x 175 mg, RIF 1 x 250 mg,, Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
502 503 504 505 506 507
3/3/2008 17/3/2008 31/3/2008 24/4/2008 26/6/2008 29/5/2008
3,5 th/12,5 kg 3,5 th/13 kg 3,5 th/12,5 kg 3,6 th/13 kg 3,8 th/12,5 kg 3,7 th/13 kg
TB paru Kontrol TB Kontrol TB dan nafsu makan < Kontrol TB dan batuk, pilek Kontrol TB dan batuk-batuk Kontrol TB dan batuk, pilek
508
13/11/2007
4,5 th/15,5 kg
Tonsilitis akut Batuk, pilek, panas, pharing hiperemis T3-3, Pusing
509
28/1/2008
4,8 th/16,5 kg
Batuk, pilek, nafsu makan kurang, tidak bisa duduk
510
2/6/2008
5,1 th/15,5 kg
Batuk, pilek, panas 2 hari
511
10/5/2008
5 th/16 kg
Tonsilopharingitis Batuk, pilek, nyeri telan, mulur: lidah giografika, hiperemis T2-2
512 513 514 515 516
11/2/2008 25/2/2008 3/3/2008 27/3/2008 22/8/2007
1 th/11 kg 1 th/11 kg 8 th/20,5 kg 1,1 th/11,5 kg 3 th/12 kg
517 518 519 520 521 522 523 524 525 526 527 528
13/3/2008 6/3/2008 31/3/2008 6/2/2008 24/3/2008 9/6/2008 7/5/2008 30/12/2007 26/2/2008 4/10/2007 2/3/2008 18/10/200
3,7 th/15 kg 11,7 th/49 kg 1,1 th/8 kg 1 th/6,5 kg 1,2th/7 kg 1,4 th/7 kg 1,3 th/7 kg 5,3 th/16,5 kg 5,5 th/17 kg 1 th/9 kg 5,6 th/17 kg 1 th/9 kg
PKTB Kontrol TB panas mulai kemarin, pusing, Diare > 5x, nafsu makan < Kontrol TB dan nafsu makan kurang Rinopharingitis & dehidrasi, batuk, pilek, panas 380C dua hari, diare 3 x cairdan berlendir, muntah-muntah Batuk, pilek, panas 3 hari Batuk, panas, sesak mulai kemarin TB PKTB aktif Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Obs. Abdominal pain (perut sakit) ISK: mual, muntah, sakit perut. PKTB ISK: nyeri perut tidak hilang Kontrol TB
85
TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Gavox TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl TB Vit B6 125 mg + Heptasan, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg TB Vit B6 1 x 125 mg + Cob, RIF 1 x 175 mg TB Vit B6 1 x 125 mg , RIF 1 x 200 mg,, Curvit Cl, Trifed + CTM TB Vit B6 1 x 125 mg + Cob, RIF 1 x 200 mg Bactricid 480 mg 5 tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Kalmox 500 mg 4 tab Paracetamol 4 tab GG 4 tab Pulv. X 3 x 1 Trifed 4 tab Bactricid 480 mg 5 tab Epexol + Trifed Pulv. X 3 x 1 Curvit Cl, Rifalin 1 x 5 mg Amoxsan 500 mg 3 tab Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Salbutamol Kalmox 500 mg 4 tab Efexol Vit C Pulv. X 3 x 1 Trifed Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg Bactricid 2 x cth II, Lacto B 2 x 1 sachet, Curvit Cl 2 x cth 1 Pyravit 1 x cth 1, RIF 1 x 150 mg, Intunal 3 x cth ¾ Amoxsan 3 x 125 mg, Lacto B 2 x ½ ,Vometa 3 x cth ½ , Intunal 3 x cth ¾ Amoxsan Forte 3 x cth 1, Alco DMP plus 3 x cth 1 Amoxsan 3 x 500 mg, Intunal 3 x 1, Supralysin 1 x cth II TB Vit B6 1 x 80 mg, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100 mg TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 75 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, PZA 1 x 75 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 75 mg, RIF 1 x 100 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 75 mg (XXX), RIF 1 x 100 mg (XXX), PZA 1 x 75 mg (LX), Curvit Cl 1 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Antasid 3 x cth 1, Paracetamol Bactricid 2 x cth 1, Vometa 3 x ½ Pulmolin 80 mg + Heptasan, RIF 1 x 125mg, PZA 1 x 100mg, Amoxsan 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Vometa 2 x ½ , Proris 2 x 100 mg Pulmolin 80 mg + Heptasan, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
529 530 531 532 533 534 535 536 537 538 539 540 541
15/11/2007 3/1/2008 3/12/2007 24/1/2008 18/2/2008 3/4/2008 13/3/2008 24/4/2008 5/5/2008 5/6/2008 12/5/2008 26/6/2008 13/3/2008
1,1 th/9 kg 1,3 th/10 kg 1,2 th/10 kg 1,3 th/10 kg 1,4 th/10 kg 1,6 th/10 kg 1,5 th/9,5 kg 1,7 th/10 kg 1,9 th/10,5 kg 1 th 10 bln/11 kg 1,9 th /10,5 kg 1 th 10 bln/11 kg 10 th/24 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB dan batuk-batuk Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB muntah 7 x sejak pagi, badan hangat, nafsu makan kurang Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Asma: batuk, pilek dan sesak
542 543 544 545
19/8/2007 26/5/2008 10/4/2008 5/6/2008
3,8 th/15 kg 4,5 th/15,5 kg 10 th/31,5 kg 10 th/24 kg
Cacar air hari ke-2 (37,7 0C) Panas 3 hari ISK: dada sakit, panas satu hari, dan mual Rinopharingitis Batuk, pilek, panas, nafsu makan kurang
546
7/4/2008
7 th/27 kg
ISPA Batuk, panas, muntah dan tidak bisa tidur
547
10/4/2008
7 th/27 kg
ISPA
548 549 550
24/4/2008 28/4/2008 21/1/2008
7 th/24,5 kg 7 th/24,5 kg 4,6 th/16 kg
ISK (Perut sering sakit) ISK Batuk, pilek, panas satu minggu.
551 552 553 554 555 556
5/5/2008 4/4/2008 17/4/2008 6/3/2008 24/4/2008 27/3/2008
7,1 th/25 kg 4,9 th/17,5 kg 10 th/26 kg 1 th/10,5kg 1,1 th/10,5kg 1 th/10,5kg
ISK Diare 15 kali, muntah 5 kali ISK: perut sakit, BAK sakit Pharingitis (Panas mulai kemarin) Demam mulai kemarin, pilek TB
86
Pulmolin 90 mg, RIF 1 x 125 mg, PZA 1 x 100 mg Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1, Trifed + CTM Pulmolin 100 mg, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg + Heptasan, RIF 1 x 150mg, Vistrum TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan, RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan RIF 1 x 150mg, Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg+ Heptasan RIF 1 x 150mg, Trifed Bactricid 2 x cth 1, Sanmol, Vometa k/p cth ¾ TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg Curvit Cl 2 x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150mg, Avil + Coitedex Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Curvit Cl Trifed, Epexol Salbutamol Pulv. X 3 x 1 Theofilin Amoxicilin 3 x 250 mg (XII), Sanmol 3 x cth 1, CTM 3 x 1/3 tab, Acyclavir 200 mg (XX) Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Proxion Amoxicilin 3 x 300 mg, Paracetamol 3 x300 mg Antasid sry 3 x cth 1 Curvit Cl, Sanmol , Amoxsan 300 mg 3 x 1, Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Amoxicilin 250 mg (XX) 3 x 1, Pamol 2 x ½ CTM GG 3x1 Alco DMP ¼ Amoxsan 3 x cth 1 ½ Trifed ½ tab Epexol ½ tab Pulv. X 3 x 1 CTM ½ tab Amoxsan Forte 3 x cth 1, Gavox 1 x 250 mg Amoxsan Forte 3 x cth 1 Sanmol, Bactricid 2 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Amoxsan Forte 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth 1, Vometa k/p cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet Diazepam 2 x 1,5 mg, Bactricid 2 x cth 1, Proris 3 x 1 tab Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1, Vistrum 1x cth 1 Amoxsan 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1, Trifed 3 x cth ½ TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
557 558 559 560 561
10/4/2008 22/5/2008 24/4/2008 20/6/2008 24/4/2008
1,2 th/10,5kg 1,1 th/11kg 1,1 th/11 kg 1,3 th/11,5kg 1,5 th/9,5 kg
Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB Batuk, panas
562
6/7/2007
1,4 th/7,5 kg
Camond coold (Panas,batuk 2 hari)
563
21/11/2007
1,8 th/9 kg
Batuk, pilek, panas dan sariawan 2 hari
564 565 566
17/4/2008 5/5/2008 11/4/2008
2,2 th/9,8 kg 2,3 th/9,8 kg 8 th/47 kg
Kontrol TB Kontrol TB ISPA
567 568
19/5/2008 14/4/2008
2,3 th/10 kg 4,3 th/16,5 kg
Kontrol TB Batuk dan pilek 3 hari
569 570 571
8/5/2008 8/5/2008 26/5/2008
5,9 th/17 kg 5,9 th/17 kg 4 th 10 bln/11,5 kg
panas 380C, sejak tadi malam Panas 380C, sejak tadi malam Batuk 3 hari, pilek, panas, nafsu makan kurang
572 573 574 575 576 577 578 579
2/5/2008 12/6/2008 26/5/2008 30/4/2008 5/5/2008 8/4/2008 22/5/2008 16/4/2008
4 th 11 bln/11 kg 5 th/12 kg 4 th 11 bln/11 kg 5 th/14,5 kg 5,1 th/14 kg 2 th 10 bln/13 kg 2 th 11 bln/13 kg 2 th 10 bln/13 kg
580 581
5/6/2008 22/5/2008
3 th/13,5 kg 1,1 th/8,1 kg
TB Pulmo aktif Kontrol TB Kontrol TB ISK (nyeri kencing) ISK ( perut anyang-anyangan) PKTB Kontrol TB Infeksi Digestive Muntah sejak pagi, panas 38,2 0C 1 hari Kontrol TB Panas 380C sejak tadi malam, diare 5 kali cair
TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Vistrum TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Bactricid Trifed Pulv. X 3 x 1 CTM Proxion, Supralysin Amoxcilin 75 mg 3 x 1, Curvit Cl 2 x cth 1, Paracetamol syr 3 x 7 mg Trifed 1/6 Ambroxsol 1/6 Salbutamol 2 mg ¼ Pulv. X 3 x 1 Vit C ¼ Amoxicilin 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Caladin 1 x cth 1 Amoxicilin 500 mg (XV) 3 x 1, Dextromethorphan (XV) 3 x 1, Epexol (XV) 3 x 1, Paracetamol (X) 3 x 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, PZA 1 x 125 mg, Zetirizin 1 x 5 mg Bactricid 480 mg 2 x ½ tab (V), Sanmol 3 x 100 mg X Trifed 1/3 tab Epexol 7,5 mg Pulv. X 3 x 1 CTM 1 mg Amoxsan syr 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 Amoxsan syr 3 x cth 1, Sanmol k/p cth 1 ½ , Intunal 3 x cth 1 Vistrum 1x cth 1, Sanmol , Amoxsan 3 x cth 1 Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 CTM Epexol + CTM, Curvit Cl, TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg PZA 1 x 150 mg TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 2 x 150 mg TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg,, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl, Intunal 3 x cth 1 Proris Forte 3 x cth 1, Amoxicilin syr 3 x cth ½ Amoxsan 3 x cth 1 Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg Pyravit 1 x cth 1 ¼ , RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl Bactricid syr 2 x cth 1, Vometa,, Curvit Cl 2 x cth 1, Sanmol Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg Bactricid 2 x cth 1, Lacto B 2 x 1 sachet, Sanmol k/p cth ¾
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
582 583
13/6/2008 30/9/2007
3 th/13,5 kg 5 th/23 kg
Batuk, pilek, panas Asma Bronkiole (batuk, pilek, sesak)
584 585
21/4/2008 19/9/2007
5,6 th/25 kg 5 th/ 18,5 kg
Obs. Febris (panas 370C 2 hari, pusing) Rinopharingitis Pharing hiperemis T2-2, nyeri telan
586 587 588
8/10/2007 22/5/2008 5/6/2008
5,1 th/ 18,5 kg 1,7 th/8,5 kg 1,8 th/9 kg
batuk, pilek satu minggu dan panas. PKTB Kontrol TB
589 590 591
5/6/2008 19/6/2008 26/6/2008
6,4 th/20 kg 1,8 th/9 kg 3,5 th/12 kg
PKTB Kontrol TB PKTB aktif, nafsu makan kurang
592 593 594
12/6/2008 26/6/2008 30/6/2008
6,2 th/18 kg 6,4 th/20 kg 1 th 10 bln/ 10,5 kg
Batuk, pilek, panas 3 hari Kontrol TB Batuk, pilek, panas
595
5/6/2008
2,2 th/10 kg
PKTB
596 597 598 599 600 601 602 603 604 605 606 607 608 609
19/6/2008 19/6/2008 19/3/2008 21/3/2008 26/3/2008 12/6/2008 26/6/2008 18/6/2008 26/6/2008 21/4/2008 5/5/2008 19/5/2008 15/6/2008 1/2/2008
2,2 th/10 kg 4,6 th/18 kg 8 th/25 kg 8 th/25 kg 8 th/25 kg 5 th 10 bln/19 kg 8,3 th/25,5 kg 5 th 10 bln/19 kg 5 th/21 kg 5 th 11 bln/15 kg 6 th/15,5 kg 6 th/15,5 kg 6,1 th/16 kg 1,7 th/9,1 kg
Kontrol TB Pharingitis (panas 38,4 0C mulai pagi) Luka kena pecahan kaca Kontrol luka kena pecahan kaca Kontrol luka ada pus (nanah) luka kaki terjepit ruji panas mulai tadi siang (39,9 0C) Kontrol luka Batuk, pilek, panas PKTB aktif Kontrol TB Kontrol TB Kontrol TB ISPA (batuk, pilek, panas)
Amoxsan 3 x cth 1, Intunal syr 3 x cth 1, Salbuven syr 3 x cth 1 Opimox Forte 3 x cth 1, Salbuven 3 x cth 1 Trifed 1/3 tab Epexol ½ tab Pulv. X 3 x 1 CTM 1/3 tab Dexa 1/3 tab Amoxicilin 300 mg 3 x 1, Paracetamol 3 x 200 mg, Imboost 1 x cth 1 Kotrimoxasol 2 x 240 mg, Becefort Rhinofed 3 Prednison 4 Pulv. X 3 x 1 CTM 3 TB Vit B6 1 x 85 mg, RIF 1 x 125 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Amoxsan syr 3 x cth 1 Epexol Trifed CTM pulv. X 3 x 1 Salbutamol TB Vit B6 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg, Vistrum 1x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg, Curvit Cl TB Vit B6 1 x 125 mg, RIF 1 x 175 mg, PZA 1 x 150 mg, Curvit Cl 1 x cth 1 Alco DMP 3 x cth ¾ Amoxsan Forte 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1, Supralysin 1 x cth 1 TB Vit B6 1 x 200 mg, RIF 1 x 300 mg, PZA 1 x 250 mg, Vistrum 1x cth 1 Amoxsan syr 3 x cth 1, Alco DMP plus 3 x cth ¾ Curvit Cl 1x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg, RIF 1 x 150 mg Amoxsan syr 3 x cth 1 TB Vit B6 1 x 100 mg (XV) 3 x 1, RIF 1 x 150 mg (V) 1 x 1 Amoxsan Forte 3 x cth 1, Proxion Forte Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, As. Mefenamat 3 x 250 mg Opimox 3 x 250 mg, Exaflam 3 x 25 mg Opimox 3 x 250 mg, Exaflam 3 x 25 mg Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Sanmol 3 x ½ Amoxsan 3 x cth 1, Epexol 3 x cth 1, Paravion Forte Opimox 3 x 250 mg (X), Sanmol 3 x ½ (X) Bactricid syr 2 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 225 mg,, PZA 1 x 200 mg, Intunal RIF 1 x 225 mg, Gavox 1 x 175 mg Pyravit 1 x cth 1 ¼, RIF 1 x 225 mg, PZA 1 x 200 mg , Curvit Cl Pyravit 1 x cth 1 ½, RIF 1 x 225 mg, Curvit Cl Eritromisin 3 x cth 1, Paracetamol 3 x cth ¾ Dextromethorphan 1/5 tab
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Trifed 1/5 tab Epexol 1/5 tab Pulv. XV 3 x 1 Intunal 1/5 tab Promuba 3 x cth 1, Bactricid + CTM, Lacto B 2 x 1 sachet
610
30/6/2008
5 th/18,5 kg
611
2/6/2008
6,6 th/ 18,5 kg
Amubiosis BAB 3 kali cair dan berlendir, perut kembung Batuk, pilek 2 hari
612
16/6/2008
6,6 th/ 18,5 kg
Batuk mulai pagi, pilek
613
8/6/2008
8 th/29,5 kg
614
20/6/2008
8 th/29,5 kg
Tonsilopharingitis: panas sejak tadi pagi (380C), sariawan, pharing hiperemis T3-3 Panas 1 hari
615 616
17/9/2007 26/6/2008
6 th/17 kg 1,2 th/8,7 kg
Batuk 2 hari, nafsu makan kurang Batuk berdahak, pilek, muntah satu hari
Rata-rata per lembar resep =
1659 = 2,69 ≈ 2,7 item/lembar. 616
89
Amoxsan 3 x cth 1, Profilas 2 x ½ tab Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Bactricid Trifed Epexol Pulv. X 3 x 1 Salbutamol Coitides Eritromisin 3 x 300 mg, CTM 3 x 2 mg, Pamol 3 x 300 mg Amoxicilin 300 mg (XII) 3 x 1 Paracetamol VI Dextromethorphan V Pulv. X 3 x 1 Amoxsan Forte 250 mg 3 x cth 1, Sanmol 3 x 3 x cth 1, Intunal 3 x cth 1 Bactricid 2 x cth ¾, Ambroxsol 7,5 mg, Interhistin ¼ tab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Tabel Diagnosis Penyakit Dalam Meresepkan Antibiotik Antibiotik Amoxicilin
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Doagnosis Batuk, pilek, panas Obs. Febris Pharingitis Rhinopharingitis ISPA Batuk/batuk kronis ISK Asma Bronkeole Tonsilopharingitis Panas, perut sakit Luka Pilek, muntah, pusing Demam Typoid Panas dan sariawan Telinga keluar cairan Vancella ( panas kerongkongan, batuk, pilek) V. laceratum Haemaptoe (batuk) Tonsilitis kronis Otitis Media Impertigo Vlact V. Excoriosis Cacar air dan panas Stomatitis Nosopharingitis Hipertropitonsil Phimosis Tonsillitis akut
Ampisilin
1
Syndrome Neprotik
1
Cepadroxsil
1
ISPA
1
RIF PZA INH
1 2 3
TB TB TB
271 100 8
Bactricid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Batuk, pilek, panas Diare, muntah Rhinopharingitis ISK Obs. Febris Pharingitis Panas, muntah Entritis Bronkhitis Asmatikus Amubiosis BAB lembek, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), ada bakteri dalam feses Rhinitis Batuk, pilek Nosopharingitis Varicella Zoster tonsilo ISPA Sakit perut, mual, pusing, pilek, batuk, telinga sakit Obst. Abdominal pain
27 24 5 5 4 3 3 2 2 2 2
12 13 14 15 16 17 18
90
Jumlah 91 28 17 17 32 5 7 6 7 2 9 1 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cotrimoxasole
1 2 3 4 5 6
Rhinopharingitis Tonsilopharingitis Panas, batuk, pilek, Panas, perut sakit, BAB/BAK sulit Obs. Febris Asma Bronkiole
4 1 1 1 1 1
Eritromisisin
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Batuk, pilek ISPA Rhinophatingitis Asma Br Pharingitis Impertigo Bullosa Stomatitis Nosopharingitis Dermatitis Tonsilopharingitis
5 3 1 1 1 1 1 1 1
Gentamisin
1 2 3
Impertigo Bullosa Bintil-bintil kuning di kaki Dermatitis (teling lecet, gatal)
1 1 1
Ciprofloxasin
1
Diare, berlendir, leukosit (+), eritrosit (+), Ada bakteri dalam feses Diare
2
2
Jumlah
1 739 R/
Lampiran 3. Contoh Perhitungan Dosis Resep Klepu, 29/7/2007 R/ Amoxicilin 3x 250 mg R/ Proris 3 x cth 1/2 Umur/BB: 5 th 10 bln/18 kg Diagnosa: Caritis dentis Sakit gigi sejak kemarin dan bengkak sejak tadi pagi Dosis standar untuk anak = 20 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8 jam Penghitungan dosis Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 250 mg = 750 mg Dosis sekali pakai = 250 mg Dosis standar ( MIMS, 2008) Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 18 kg = 360 mg/hari Dosis sekali pakai = 360 mg : 3 = 120 mg Standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 18 kg = 360 mg/hari : 3 = 120 mg Dosis max 50 x 18 kg = 900 mg/hari : 3 = 300 mg Jadi dosis sekali pakai antara 120-300 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis amoxicillin yang diberikan tepat dosis karena masih berada diantara range yaitu 120-300 mg dengan standar DIH. Resep no. 261 Klepu, 15/2/2008 R/ Opimox Forte 3 x cth 1 ½ R/ Intunal 3 x cth
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Umur/BB: 3,8 th/14,5 kg Diagnosa: ISPA (batuk, pilek, panas) Opimox dengan zat aktif amoksisilin Dosis standar untuk anak 3 bulan-< 40 kg = 20-50 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8-12 jam (DIH) Dosis anak < 10 th = 125-250 mg tiap 8 jam ( IONI 2000) Dosis anak = 20 mg/kg/hari terbagi tiap 8 jam (MIMS 2007-2008) Penghitungan dosis 1 cth Opimox Forte = 5 mL menandung 250 mg amoksisilin Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 375 mg = 1125 mg Dosis sekali pakai = 375 mg Dosis standar ( MIMS, 2008) Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 14,5 kg = 290 mg/hari Dosis sekali pakai = 290 mg : 3 = 96,6 mg Dosis standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 14,5 kg = 290 mg/hari : 3 = 96,6 mg Dosis max 50 x 14,5 kg = 725 mg/hari : 3 = 241,6 mg Jadi dosis sekali pakai antara 96,6-241,6 mg Dosis standar IONI 2000 125-250 mg tiap 8 jam Dosis sekali pakai 375 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis Opimox yang diberikan tidak tepat dosis karena melebihi standar dosis. Resep no. 420 Klepu, 3/12/2007 R/ Amoxsan Forte 3 x cth ¾, R/ Vistrum R/ Sanmol 3 x cth 1 Umur/BB: 4 th/31,5 kg Diagnosa: Obs. Febris hair I: panas sejak tadi pagi (39 0C) Amoxsan dengan zat aktif amoksisilin Dosis standar untuk anak 3 bulan-< 40 kg = 20-50 mg/kg BB/hari terbagi dalam tiap 8-12 jam (DIH) Dosis anak < 10 th = 125-250 mg tiap 8 jam ( IONI 2000) Dosis anak = 20 mg/kg/hari terbagi tiap 8 jam (MIMS 2007-2008) Penghitungan dosis 1 cth Amoxsan Forte = 5 mL menandung 250 mg amoksisilin ¾ cth x 250 mg = 187,5 mg Dosis yang dipakai Dosis yang dipakai sehari = 3 x 187,5 mg = 535,5 mg Dosis sekali pakai = 187,5 mg Dosis standar ( MIMS, 2008) Dosis yang dipakai sehari = 20 mg x 31,5 kg = 630 mg/hari Dosis sekali pakai = 630 mg : 3 = 210 mg Dosis standar DIH: anak 20-50 mg/kg/hari Dosis min 20x 31,5 kg = 630 mg/hari : 3 = 210 mg Dosis max 50 x 31,5 kg = 1575 mg/hari : 3 = 525 mg Jadi dosis sekali pakai antara 210-525 mg Dosis standar IONI 2000 125-250 mg tiap 8 jam Dosis sekali pakai 187,5 mg Kesimpulan Dari penghitungan dosis tersebut, dosis Amoxsan yang diberikan tidak tepat dosis karena dosis kurangnya.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Tabel Penggunaan Antibiotik yang diresepkan di lihat dari Lama Pemberian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Antibiotik Amoxsan Amoxiclin Opimox Kalmox Ampisilin Cefadroxil RIF INH PZA Bactricid Cotrimoxazole Eritomisin Gentamisin sulf Ciprofloxacin Jumlah
2
3
4
5
6 4 3
45 7 2 2
84 22 23 2
10 3 1
Lama pemberian (hari) 6 7 8 >8 2 1 2
2 1
Tidak ada keterangan 8 8 3 1
1 1 271 8 100
13
5
11
25
1
4
7
62
146
47
32
5
1
35
5
6
379
7 9 3 1 3 46
Lampiran 5. Tabel penggunaan antibiotik kombinasi No 1 2
Kombinasi antibiotik Antituberkulosis : RIF, INH, PZA RIF dan Amoxsan
No.Resep 13 51 121 122
3
RIF dan Bactricid
4
RIF, PZA dan Amoxsan
5
Gentamisin Sulf dan Eritromisin
6 7
Amoxsan dan Kotrimoxasole Bactricid dan Gentamisin Sulf
191 279 284 450 10 28 63 68 253 468 507 105 526 78 246 73 77
8
RIF, INH dan Amoxicilin
290
93
Diagnosis TB atau Kontrol TB -Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hr -Kontrol TB -TB dan Batuk, pilek -Kontrol TB dan Batuk, pilek, nafsu makan kurang -Kontrol TB dan batuk, pilek 4 hari -Kontrol TB dan Panas 3 hari -Kontrol TB dan batuk, pilek, panas -Kontrol TB -TB, batuk, pilek -TB dan Batuk, pilek, dan panas -TB dan Batuk, pilek selama 3 hr -Kontrol TB -Kontrol TB, diare 2 kali sehari -Kontrol TB dan Diare 2x/hari -Kontrol TB dan batuk, pilek -Kontrol TB -PKTB -Impertigo Bullosa -Dermatitis (telinga kiri lecet, gatal) -Agak panas, perut sakit, BAB susah -Rhinitis(Batuk, pilek, panas, pusing, BAB/BAK susah, bintil dikaki) -Kontrol TB Paru, batuk, pilek
Jumlah 99 8
7
2 2 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Maria Sri Hartati, lahir di
Blambangan Pagar, Lampung Utara tanggal 01
Januarai 1977, anak dari pasangan CS. Suhardi dan M. Mujinem, anak nomer delapan dari delapan bersaudara. Penulis menyelesaikan sekolah dasar tahun 1990 di SDN Campang Tritunggal, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP PGRI Dayamurni dan tamat tahun 1993, kemudian melanjutkan di sekolah menengah atas di SMA Adi Sucipto sampai tamat tahun 1997 Tahun 1998 menetukan pilihan hidup melamar menjadi biarawati di biara Suster Santo Fransiskus Charitas, Palembang. Selama 4 tahun menjalani masa pendidikan di rumah noviciat Santo Bonaventura, Km 7, Palembang. Profesi sementara tahun 2002 kemudian berkarya di komunitas Sungai Buah, Palembang, selama satu tahun, kemudian tahun 2003 pindah kekomunitas Tegal Sari, Belitang. Pada tahun yang sama penulis diutus untuk studi di jenjang S1 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2 95