ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM GRADISKA CANDIREJO
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam Ilmu Syariah
Disusun oleh : SITI MAUNAH NIM : 20107025
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM GRADISKA CANDIREJO
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam Ilmu Syariah
Disusun oleh : SITI MAUNAH NIM : 20107025
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
MOTTO
Jadilah seperti pohon yang berbuah lebat, walau dilempar dengan batu sekalipun namun ia balas dengan buah Belajar itu bisa untuk kesenangan, bisa untuk hiasan dan bisa juga memperoleh kemampuan “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya” (HR.Muslim dari Umamah).
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Ibu dan bapak saya tercinta yang telah membesarkan dan membimbing saya sehingga berhasil seperti ini 2. Adik-adik serta kakak-kakak saya yang telah meberikan motivasi, saya ucapin terimakasih. 3. Temen-temenku, terutama empat sekawan yang selalu ada dan membantu memberikan masukan-masukan. 4. Buat temen-temen sekelas yang kadang suka usil. 5. Ari, Boz papi, Mbah Din, Jiteng, Fajar dan semuanya makasih atas doa, semangat dan motivasinya.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum. Wr. Wb Puji syukur selalu penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tanpa suatu halangan apapun. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh kedamaian. Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan syariah program studi DIII Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam proses penulisan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Drs. Mubasirun, M.Ag selaku ketua jurusan syariah STAIN Salatiga. 3. Abdul Aziz N.P, S.Ag, M.M., selaku ketua program studi DIII Perbankan Syariah. 4. H. Agus Waluyo, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam menyusun tugas akhir ini. 5. Seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu serta pelayanan yang baik selama penulis menuntut ilmu. 6. H.Z Joko Sumpeno, S.E selaku pimpinan KSP Gradiska yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan magang.
7. Seluruh karyawan dan staf KSP Gradiska Candirejo yang banyak membantu, memberikan data-data serta mengajari segala sesuatu yang penulis belum mengerti. 8. Kepada bapak, ibu, kakak, adik dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan tugas akhir ini, masih banyak kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai perbaikan akan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya demi kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 12 Agustus 2010 Penulis
Siti Maunah
ABSTRAK Nama : Siti Maunah Nim : 20107025 Judul : Analisis Pengendaliam Internal dalam Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Gradiska Candirejo Tahun : 2010 Sekarang banyak sekali terjadi kasus kredit bermasalah dan kredit macet pada lembaga keuangan. Oleh karena itu, keamanan atas pemberian kredit harus benar-benar diperhatikan oleh koperasi. Karena salah dalam pengambilan keputusan akan menyebabkan terjadinya kredit macet yang akan merugikan koperasi. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian internal yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan adanya sikap kehati-hatian pada koperasi terutama dalam hal memberikan kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dipertimbangkan dalam menyetujui kredit, penyebab kredit macet dan cara mengatasinya serta keefektifan pengendalian internal dalam pemberian kredit. Dengan menggunakan metode penelitian pengumpulan data dari berbagai sumber baik dari buku-buku, majalah, brosur dan data-data dari KSP Gradiska. Selain itu juga dengan melakukan wawancara kepada nara sumber dan melakukan pengamatan pada obyek penelitian. Dengan hasil penelitian dapat diketahui keefektifan pengendalian internal dengan penerapan prinsip 5C dan 7P, yang lebih menekankan pada Character, Collateral, Prospect, Payment dan Personality. Biasanya kegagalan kredit yang terjadi itu karena kelalaian pihak koperasi dalam menganalisa kredit yang akan disalurkan. Untuk mengatasinya dilakukan perpanjangan jangka waktu kredit, memperpanjang jangka waktu angsuran, penundaan pembayaran bunga sampai penurunan suku bunga. Kalau dengan cara itu masih sulit, jalan terakhir yang dilakukan dengan penyitaan barang jaminan. Sedang pengendalian internal yang dilakukan yaitu dengan menerapkan elemen-elemen pengendalian internal dan pemisahan tugas pada setiap bagian, terutama pada bagian kredit. Kata kunci : pengendalian internal dalam kredit
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
Halaman i
NOTA PEMBIMBING ……………………………………………………..
ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………....................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………....
v
KATA PENGANTAR …………………………………………...................
vi
ABSTRAK ………………………………………….....................................
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
xii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………........
6
C. Tujuan dan Kegunaan …………………………………………...
6
1. Tujuan ………………………………………………………
6
2. Kegunaan ……………………………………………………
7
D. Telaah Pustaka …………………………………………..............
8
E. Metodologi Penelitian …………………………………………..
9
1. Jenis Penelitian ………………………………………….......
9
2. Jenis Data yang Digunakan ………………………………...
10
3. Tehnik Pengumpulan Data …………………………………
10
F. Sistematika Penulisan …………………………………………..
11
BAB II : KERANGKA TEORITIS
A. Pengendalian Internal ………………………………………......
13
1. Pengertian Pengendalian Internal ..........................................
13
2. Tujuan Pengendalian Internal ................................................
14
3. Elemen-Elemen Pengendalian Internal ..................................
15
B. Kredit ...........................................................................................
17
1. Pengertian Kredit ...................................................................
17
2. Unsur-Unsur Kredit …………………………………………
19
3. Tujuan dan Fungsi Kredit ......................................................
21
4. Jenis-Jenis Kredit ...................................................................
22
5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ..........................................
25
6. Studi Kelayakan Usaha ..........................................................
28
7. Golongan Kualitas Kredit ......................................................
32
8. Prosedur Pemberian Kredit ....................................................
34
9. Jaminan Kredit .......................................................................
36
BAB III : LAPORAN OBYEK A. Gambaran KSP Gradiska ………………………………………
37
1. Sejarah Berdirinya KSP Gradiska …………………………..
37
2. Perkembangan KSP Gradiska ………………………………
39
3. Jenis-Jenis Produk …………………………………………..
42
B. Sistem Pemberian Kredit ………………………………………
46
1. Prosedur Permohonan Kredit ………………………………
46
2. Prosedur Pembayaran Angsuran ……………………………
49
BAB IV : ANALISA DATA A. Analisa Pemberian Kredit di KSP Gradiska …………………....
50
1. Penerapan Prinsip 5C ………………………………………
50
2. Penerapan Prinsip 7P ………………………………………
55
B. Penyebab Kegagalan Kredit dan Cara Mengatasi Kredit Macet ..
57
1. Penyebab Kegagalan Kredit ………………………………
57
2. Penyelamatan Kredit ………………………………………..
58
C. Efektifitas Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit …….
59
1. Elemen Pengendalian Internal ………………………………
60
2. Diskripsi Tugas ( Job Description ) …………………………
62
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………..
66
B. Saran ……………………………………………………………
67
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………..
69
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Analisa Kelayakan Usaha Gambar 2 Struktur Organisasi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Prosedur Permohonan Kredit Tabel 2 Prosedur Pembayaran Angsuran Tabel 3 Penilaian Kredit Tabel 4 Form Penilaian Kredit Tabel 5 Jumlah Anggota Tabel 6 Jumlah Peminjam
Daftar Riwayat Hidup Menyatakan bahwa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Siti Maunah
Alamat
: Candirejo Rt. 1 Rw. 4 Kec. Tuntang Kab.Semarang
Tempat tanggal lahir
: Kab.Semarang, 22 Mei 1989
Agama
: Islam
Pendidikan
: TK RA AN-NUR Candirejo lulus tahun 1995 SD CANDIREJO I lulus tahun 2001 SLTP NEGERI 2 TUNTANG lulus tahun
2004 SMA KARTIKA III-I BANYUBIRU lulus tahun
2007 Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 12 Agustus 2010
Siti Maunah NIM: 20107025
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi sebagai badan usaha harus senantiasa diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat. Salah satu potensi yang mendapat perhatian pemerintah dan perlu dikembangkan adalah sektor usaha kecil dan menengah. Kondisi ini mengharuskan setiap pengusaha baik usaha kecil maupun menengah melakukan upaya demi menstabilkan atau lebih meningkatkan eksistensi usahanya. Salah satu masalah yang umumnya menjadi penghambat adalah masalah permodalan usaha kecil dan menengah.
Masalah
permodalan
yang
dihadapi
mencangkup
aspek-aspek
permodalan, masalah pembiayaan usaha, serta cara memanfaatkan fasilitas dalam rangka pelaksanaan usahanya. Koperasi dalam hal ini berperan dalam membantu permasalahan yang dihadapi usaha kecil dan menengah melalui penyaluran kredit atau membantu permodalan ke sektor usaha kecil dan menengah. Dengan peran serta koperasi terhadap usaha kecil dan menengah dalam pemberian kredit, maka usaha kecil dan menengah dapat meringankan masalah permodalannya dan dapat meningkatkan
usahanya dengan kualitas yang baik dan bermutu sehingga usaha kecil dan menengah bisa membantu pertumbuhan ekonomi (http://www.pustakaonline.com). Diakui atau tidak koperasi saat ini menjadi salah satu roda penggerak ekonomi rakyat terutama golongan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini dapat kita lihat dari peran koperasi dalam rangka menyediakan modal kerja bagi usahawan kecil yang tumbuh bertebaran dimana–mana. Seperti di pasar tradisional, misalnya hampir semua pedagang menjadi anggota atau nasabah koperasi. Hal ini dapat kita lihat dari hilir mudik para petugas lapangan yang setiap hari menghimpun simpanan atau angsuran dari para pedagang. Dengan menjadi anggota koperasi pedagang merasa lebih nyaman berusaha, selain tidak dipusingkan dengan persyaratan yang berbelitbelit dalam mengurus pinjaman atau kredit. Menyimpan atau mengangsurpun prosesnya mudah dengan model jemput bola, para pedagang tidak perlu meninggalkan lapak usahanya yang berakibat mengurangi pemasukan. Lain jika berhubungan dengan perbankan selain prosesnya cukup panjang, proses pencairan dan pembayarannya tidak sederhana seperti di koperasi. Pengajuan sampai dengan pencairannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga banyak pedagang yang urung mengajukan pembiayaan ke bank karena terbentur waktu. Biasanya para pedagang membutuhkan dana dengan cepat untuk mengejar waktu penggunaannya. Misalnya untuk membeli barang dagangan yang cukup besar, untuk pesan barang atau keperluan lain yang membutuhkan dana dalam waktu singkat. Selain kendala proses, kebutuhan modal pedagang kecil juga tidak terlalu besar. Namun yang terpenting adalah nilai perputaran modal yang cukup cepat
sehingga bila dihadapkan dengan perbankan mereka cenderung minder. Apalagi jika dihadapkan dengan penyediaan jaminan atau agunan, mereka banyak yang kalah sebelum bertanding. Biasanya jaminan yang mereka punya adalah lapak tempat usaha mereka, kalaupun ada jaminan biasanya berupa BPKB kendaraan yang biasa untuk operasional sehari-hari. Dengan barang jaminan tersebut mereka tidak mungkin berhubungan dengan lembaga keuangan besar seperti bank (Fatkhul Mu’in, 2008: 20). Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 Pasal 1: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi
rakyat
yang
berdasarkan
atas
asas
kekeluargaan”
(http://www.pustakaonline.com). Seiring dengan semangat reformasi, pemerintah telah membuat sejumlah kebijakan yang memberikan kesempatan kepada seluruh warga masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi rakyat untuk memperkuat posisi mereka melalui wadah badan usaha koperasi. Untuk itu, pemerintah telah mencabut berbagai ketentuan yang menghambat dan menghalang-halangi rakyat untuk berkoperasi, misalnya keharusan untuk bergabung pada Koperasi Unit Desa (KUD). Pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 18 Tahun 1998, yang berisi pencabutan terhadap Inpres No. 4 Tahun 1984 tentang Pembinaan KUD, dan membuka kesempatan seluasluasnya bagi masyarakat untuk mendirikan badan usaha koperasi (Arifinal Chaniago, 1983 : 29)
Maka dari itu peluang bagi pengembangan Koperasi Simpan Pinjam sangat besar, karena pemerintah sangat memerlukan adanya lembaga-lembaga keuangan masyarakat yang dapat menjalankan fungsi intermediasi, yaitu menyalurkan dan mengelola secara efektif dana-dana yang dialokasikan untuk pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah. Sementara itu, pemerintah menyadari bahwa sebagian dari aset nasional berupa permodalan haruslah dialokasikan untuk pengusaha kecil dan mikro. Masalah keamanan atas kredit yang diberikan merupakan masalah yang harus diperhatikan oleh koperasi, karena adanya resiko yang timbul dalam sistem pemberian kredit. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain diperlukan suatu pengendalian internal yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Dengan terselenggaranya pengendalian internal yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam tubuh koperasi tersebut. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri, koperasi melalui usaha pemberian kreditnya mampu meningkatkan efektivitas sistem pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi resiko kegagalan kredit. Jika diteliti lebih dalam, kegagalan kredit disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal (http://www.pustakaonline.com). Dengan adanya unsur resiko dan ketidakpastian ini menyebabkan diperlukan suatu pengamanan kredit. Tujuan pengamanan ini adalah menghilangkan resiko atau setidak-tidaknya memperkecil resiko yang mungkin timbul. Oleh karena itu pihak
koperasi perlu meningkatkan kualitas pengamanan untuk setiap kredit agar memperkecil kemungkinan terjadinya kredit macet. Namun kenyataanya keberhasilan koperasi dalam menghimpun dana masyarakat kurang diikuti oleh strategi penyaluran dana yang terarah, sehingga telah menimbulkan kredit macet dan sebagian koperasi telah melanggar batas maksimum pemberian kredit (legal lending limits). Setiap lembaga keuangan dituntut untuk mengamankan kredit yang telah disalurkan agar pembayaran dari kreditur tetap lancar. Oleh karena itu, lembaga keuangan harus memiliki pengendalian internal yang efektif agar kredit yang diberikan dapat dikembalikan sesuai dengan prosedur. Tidak terkecuali dengan Koperasi Simpan Pinjam Gradiska yang juga merupakan lembaga keuangan non bank. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Gradiska Candirejo”.
B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan judul yang telah dipilih, penjelasan keterangan atau informasi diluar judul maka penulis akan membahas secara garis besar perumusan
masalah yang ada kaitannya dengan judul yang dikemukakan. Dari hal-hal tersebut maka timbullah permasalahan sebagai berikut: 1. Hal-hal apa saja yang dipertimbangkan dalam menyetujui kredit di KSP Gradiska Candirejo? 2. Apa saja penyebab kegagalan kredit dan cara mengatasi kredit macet di KSP Gradiska Candirejo? 3. Bagaimana keefektifan pengendalian internal yang diterapkan oleh KSP Gradiska Candirejo?
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan a. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dipertimbangkan dalam menyetujui kredit di KSP Gradiska Candirejo. b. Untuk mengetahui penyebab kegagalan kredit dan cara mengatasi kredit macet di KSP Gradiska Candirejo. c. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal yang diterapkan pada KSP Gradiska Candirejo dalam hal pemberian kredit.
2. Kegunaan a. Bagi penulis 1) Dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dan dapat mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh.
2) Untuk menerapkan teori dengan melakukan praktik secara langsung di dunia usaha. 3) Untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan program studi Diploma III Perbankan Syariah STAIN. 4) Meningkatkan
pengetahuan
dan
menambah
pengalaman
serta
memperlancar ketrampilan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk memasuki lapangan pekerjaan. b. Bagi STAIN 1) Dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai kualitas sistem belajar mengajar. 2) Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk mahasiswa khususnya DIII Perbankan Syariah. c. Bagi KSP Gradiska 1) Laporan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk kebijakan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pemberian kredit. 2) Sebagai masukan kualitas manajemen sehingga mampu bersaing dan tetap eksis di dunia industri lembaga keuangan.
D. Telaah Pustaka Mungkin masalah pengendalian internal sudah pernah dibahas pada tugas akhir sebelumnya. Seperti tugas akhir karya Siti Malikatin dengan judul “Sistem Pengendalian Intern Barang Jaminan pada Perum Pegadaiaan Salatiga” tahun 2005. Yang berisi tentang analisis terhadap struktur organisasi, analisis sistem pemberian
wewenang, prosedur pembukuan pada proses penerimaan dan pengeluaran kembali barang jaminan, analisis mutu karyawan, analisis mutu karyawan, analisis laporan, analisis standar atau budget dan analisis pemeriksaan intern. Yang kedua adalah studi kasus yang dilakukan oleh Budi Prijanto dan Dessy Puspitasari dari fakultas ekonomi Universitas Gunadarma dengan judul “Evaluasi Efektivitas Struktur Pengendalian Internal Terhadap Prosedur Pemberian Kredit Investasi” studi kasus pada PT. Bank Eksekutif Internasional (Persero) Tbk Kelapa Gading. Penelitian ini berisi tentang pengendalian internal terhadap prosedur pemberian kredit investasi pada Bank Eksekutif Internasional yang dinilai baik karena kepatuhannya terhadap struktur pengendalian internal atas prosedur pemberian kredit investasi,yang attribute-nya adalah penandatanganan kepala cabang pada memo realisasi kredit. Dari hasil pemeriksaan memo realisasi kredit dalam tingkat keandalan mempercayai pengendalian internal adalah sebesar 95% dan batas kecepatan tertinggi atau Desired Upper Precision Limit (DUPL) ditentukan dengan menguji lembar sampel yang akan diperiksa sebagai langkah awal untuk mengetahui tingkat kesalahan dalam populasi pengambilan sampel dipilih secara acak. Dari pengujian lembar sampel itu tidak ditemukan kesalahan dengan tingkat keandalan 95% dan DUPL 5%. Sedangkan tugas akhir ini berkaitan dengan pemberian kredit, yang berjudul “Analisis Pengendalian Internal dalam Sistem Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Gradiska Candirejo”. Yang belum pernah dibahas dalam tugas akhir sebelumnya. Berisi tentang pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit dengan menerapkan prinsip 5C dan 7P. Serta penerapan elemen-elemen pengendalian
internal dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat.
E. Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terperinci keadaan serta kondisi dari suatu obyek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
2. Jenis data yang digunakan Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut: a. Data primer Data-data yang diperoleh dari KSP Gradiska baik berupa brosur, selebaran serta data yang berisi tentang produk atau profil mengenai KSP Gradiska secara langsung dari obyek yang atau sumber yang akurat. b. Data sekunder Data-data lain ini diperoleh secara tidak langsung yaitu dari buku, majalah atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
3. Tehnik pengumpulan data Tehnik pengumpulan data disini dilakukan dengan cara mencari informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas pada buku, majalah, brosur, data-data dari KSP Gradiska serta internet. Selain itu juga mendatangi obyek langsung dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan nara sumber. Guna mendapatkan data tentang pengendalian internal terhadap pemberian kredit.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar diperoleh gambaran yang berurutan dan saling berkaitan. Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metodologi penulisan dan sistemika penulisan.
BAB II
KERANGKA TEORITIS Berisi tentang teori-teori dan pendapat mengenai pengendalian internal dan kredit. Antara lain pengertian pengendalian internal, tujuan pengendalian internal, elemen-elemen pengendalian internal, pengertian kredit, unsur-unsur kredit, tujuan kredit, fungsi kredit, jenis kredit, prinsipprinsip pemberian kredit, studi kelayakan usaha, golongan kualitas kredit, prosedur pemberian kredit, jaminan kredit.
BAB III
LAPORAN OBYEK Berisi tentang gambaran singkat mengenai KSP Gradiska yaitu sejarah berdiri, perkembangan KSP Gradiska, jenis-jenis produk, struktur organisasi, sistem pemberian kredit, syarat-syarat mengajukan kredit, prosedur pemberian kredit.
BAB IV
ANALISA DATA Merupakan isi pokok dari laporan magang dan merupakan hasil perbandingan antara teori di bab dua dengan praktek di KSP Gradiska selama ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian di KSP Gradiska.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang melaksanakan analisa atas seluruh aktivitas perusahaan. Fungsi ini sangat penting karena menghasilkan pertimbangan dan saran yang bermanfaat untuk perencanaan berikutnya. Adanya pengendalian di perusahaan, maka diharapkan seluruh aktivitas dapat berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengendalian internal diperlukan sebagai suatu alat yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam pengendalian aktivitas perkreditan yang akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Jadi pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak (http://www.pustakaonline.com).
2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan utama pengendalian internal pada kredit adalah untuk mengarahkan kegiatan pemberian kredit agar dapat mengurangi terjadinya kegagalan perkreditan dan mengurangi terjadinya kredit macet. Kredit mempunyai risiko yang cukup tinggi yakni terjadi kemacetan pada saat pemberian kredit, risiko kemacetan kredit pada saat jatuh tempo dapat dikurangi
dengan
menjalankan
pengendalian
intern
secara
efektif
(http://www.pustakaonline.com). Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar: a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai. b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya. c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan
(http://id.wikipedia.org/wiki).
3. Elemen-Elemen Pengendalian Internal Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi (http://id.wikipedia.org/wiki):
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environmen) Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter-desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. b. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. c. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib. b) Pelimpahan tanggung jawab.
c) Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. d) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional. d. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak
yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem
pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. e. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen
dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.
B. Kredit 1. Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu (Kasmir, 2009: 96). UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan (http://isbs.wordpress.com). Sedangkan pengertian kredit menurut Eric L. Kohler : “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”. Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono : “Kredit adalah suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut pada pihak lain. Atau juga memberi pinjaman pada orang lain dengan harapan akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan bagi pihak yang bersangkutan”. Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat diketahui bahwa transaksi kredit timbul sebagai akibat suatu pihak meminjam kepada pihak lain, baik itu berupa uang, barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit yaitu berupa kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian maupun seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas akan mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur serta mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi debitur (http://silapcity.blogspot.com)
2. Unsur-Unsur Kredit Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut(Kasmir, 2009: 98-100) :
1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimasa sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. 2. Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masingmasing. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/ macet pemberian kredit. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja nasabah yang lalai, maupun resiko yang tidak disengaja. 5. Balas jasa Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut(Kasmir, 2009: 100-103): 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran barang 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapat 8. Untuk meningkatkan hubungan nasional
4. Jenis-Jenis Kredit Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut(Kasmir, 2009: 103-106): a. Dilihat dari segi kegunaan 1) Kredit investasi Biasanya
digunakan
untuk
keperluan
perluasan
usaha
atau
membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. 2) Kredit modal kerja Digunakan
untuk
keperluan
meningkatkan
produksi
dalam
operasionalnya. Misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji dan lain-lain. b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1) Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Misalnya kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian. 2) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan. Misalnya untuk kredit perumahan, kendaraan dan lain-lain. 3) Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan biasanya untuk membali barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja. 2) Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun, biasanya untuk investasi. 3) Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu antara tiga sampai lima tahun. d. Dilihat dari segi jaminan 1) Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. 2) Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1) Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. 2) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang peternakan kambing atau sapi. 3) Kredit industri yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. 4) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, timah atau minyak. 5) Kredit
pendidikan,
merupakan
kredit
yang
diberikan
untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa. 6) Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dokter, dosen atau pengacara. 7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Karena dalam pemberian kredit mengandung resiko, pihak koperasi harus aktif dalam memilih nasabah, yaitu dengan penilaian dari prinsip-prinsip dalam pemberian kredit, terdiri dari(Kasmir, 2009: 108-111): a. Character / Watak Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. b. Capacity / Kemampuan Capacity adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan
dengan
kemampuannya
mengelola
bisnis
serta
kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c. Capital / Modal Capital adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d. Collateral / Jaminan Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. e. Condition of Economic / Kondisi Ekonomi Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut (Kasmir, 2003: 98-111):
a. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadianya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. b. Party Yaitu mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan
tertentu
berdasarkan
modal,
loyalitas
serta
karakternya. c. Purpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. d. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah. e. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainya. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. g. Protection Tujuanya
adalah
bagaimana
menjaga
agar
usaha
dan
jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi
6. Studi Kelayakan Usaha Disamping menggunakan 5C dan 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dengan nama studi kelayakan usaha. Aspek-aspek dinilai antara lain sebagai berikut (Kasmir, 2003: 111-114): a. Aspek yuridis/ hukum Yaitu kita nilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siapa-
siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya adalah seperti berikut: 1) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri. 2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan. 3) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5) Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah b. Aspek pemasaran Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana. Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah: 1) Pemasaran produk minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun yang lalu. 2) Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun yang akan datang. 3) Peta kekuasaan yang ada. 4) Prospek produk secara keseluruhan. c. Aspek keuangan Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu, hendaknya dibuatkan cash flow dari pada keuangan perusahaan.
d. Aspek teknis/ operasi Menilai tentang bagaimana sistem operasi yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan. e. Aspek manajemen Menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya. f. Aspek sosial ekonomi Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti: 1) Meningkatkan ekspor barang 2) Mengurangi pengangguran atau lainnya 3) Meningkatkan pandapatan masyarakat 4) Tersedianya sarana dan prasarana 5) Membuka isolasi daerah tertentu g. Aspek amdal Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain terhadap:
1) Tanah/ darat menjadi gersang 2) Air menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa 3) Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.
Gambar. 1 Analisa kelayakan usaha ASPEK YANG DIANALISIS
PASAR DAN PEMASARAN
TEKNIS PRODUKSI
Apakah produk dapat dijual
Apakah usaha dapat di set up
Permintaan Pembeli Persaingan Promosi Distribusi Harga
Lokasi Bahan baku Tenaga kerja Alat & mesin Transportasi Komunikasi Lingkungan Infrastruktur
HUKUM Apakah aspek hukum dapat dipenuhi
Legalitas badan usaha Perijinan yang harus dipenuhi
MANAJEMEN Apakah usaha dapat dikelola
Struktur Organisasi Tenaga teknis Tenaga administrasi Tenaga manajerial Kemampuan Wewenang& tanggung jawab Pelatihan yang diperlukan
Poin-poin yang harus dinilai oleh surveyor
KEUANGAN *Apakah menguntungkan *Dapat memenuhi kewajiban phk-3 *Bagaimana likuiditasnya selama periode usaha
Biaya-biaya dan pendapatan Sumber pembiayaan Keadaan keuangan (neraca &R/L) Cash flow Evaluasi keuangan R/L, BEP, Rasio-rasio dll
7. Golongan Kualitas Kredit Untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut (Kasmir, 2003: 123-125): a. Lancar (pas) Suatu kredit bisa dikatakan lancar apabila : 1) Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu 2) Memiliki mutasi rekening yang aktif atau 3) Bagian dari kredit yang dijamin agunan tunai (cash collateral). b. Dalam perhatian khusus (special mention) Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain: 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari 2) Kadang –kadang terjadi cerukan 3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan 4) Mutasi rekening relative aktif 5) Didukung dengan pinjaman baru c. Kurang lancar (substandard) Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antaranya: 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari 2) Sering terjadi cerukan
3) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yangb diperjanjikan lebih dari 90 hari 4) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah 5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur 6) Dokumen pinjaman yang lemah d. Diragukan (doubtful) Dikatakan meragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya: 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari 2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen 3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari 4) Terjadi rekapitulasi bunga 5) Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit atau pun pengikatan jaminan e. Macet (loss) Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain: 1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari 2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru 3) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.
8. Prosedur Pemberian Kredit Prosedur merupakan tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh suatu tujuan tertentu. Pada prosedur kredit ini dilakukan agar kreditur mudah dalam menilai kelayakan suatu kredit atau pembiayaan. Prosedur pembiayaan tersebut meliputi (Kasmir, 2009: 115): a. Pengajuan Berkas-Berkas Adalah berkas atau formulir pengajuan pembiayaan. Pada nasabah perorangan biasanya terdiri dari formulir pengajuan pinjaman, foto copy identitas. Sedang pada nasabah berbadan hukum atau corporate adalah: latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan pembiayaan, besarnya pembiayaan dan jangka waktu, cara mengembalikan pembiayaan dan jaminan. b. Penyelidikan Berkas Pinjaman Adalah untuk meneliti berkas yang diajukan apakah sudah lengkap dan benar. c. Wawancara Awal Merupakan penyelidikan langsung berhadapan calon nasabah peminjam, untuk mengetahui keinginan calon debitur yang sebenarnya. d. On The Spot Adalah kegiatan pemeriksaan lapangan untuk meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. e. Wawancara II
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan apakah calon kreditur layak untuk memperoleh pembiayaan atau tidak. Kegiatan ini juga untuk memperbaiki berkas. f. Keputusan Kredit Adalah penentuan tentang penerimaan permohonan pembiayaan atau penolakan. Jika diterima akan diteruskan ke proses selanjutnya. g. Penandatanganan Akad Kredit Kegiatan untuk menyatakan persetujuan tertulis antara dua pihak tentang suatu hal. Dalam hal ini biasanya berisi tentang mengikat jaminan dengan hipotek dan perjanjian lain yang dianggap perlu. h. Realisasi Kredit Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Penyaluran kredit Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi pembiayaan atau kredit.
9. Jaminan Kredit Adapun beberapa jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adlah sebagai berikut (Kasmir, 2003: 1107-108): a. Dengan jaminan Jaminan benda berwujud, yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti: 1) Tanah
2) Bangunan 3) Kendaraan bermotor 4) Mesin-mesin atau peralatan 5) Barang dagang 6) Tanaman/ kebun/ sawah 7) Dan lainnya Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: 1) Sertifikat saham 2) Sertifikat obligasi 3) Sertifikat tanah 4) Sertifikat deposito 5) Rekening tabungan yang dibekukan 6) Rekening giro yang dibekukan 7) Wesel dan surat tagihan lain
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran KSP Gradiska 1. Sejarah berdirinya KSP Gradiska KSP Gradiska ini sebenarnya berawal dari sekumpulan UKM-UKM dilingkungan desa Candirejo yang berinisiatif mempunyai wadah sebagai tempat silaturahmi berbagai cerita antar UKM tersebut. Berasal dari berbagai macam latar belakang dan karakter orang. Akhirnya berdiri Koperasi Simpan Pinjam yang bernama Gradiska dan terpilih HZ Joko Sumpeno, S.E. sebagai ketua dengan pertimbangan, karena dirinya mantan pegawai bank yang sudah berpengalaman mengelola keuangan dilembaga perbankan. Dengan visi membantu rakyat kecil, 12 Mei 2002 koperasi ini mulai beroperasi. Awalnya mengumpulkan dana dari anggota yang berjumlah 50 orang, sebesar Rp 500.000,- untuk simpanan pokok dan simpanan wajib Rp 100.000,per bulan. Dalam pembiayaan kredit pun, pihak KSP Gradiska juga tidak terlalu ketat dalam menerapkan aturan dan syarat pembiayaan. Dengan prinsip kekeluargaan dan gotong royong koperasi ini memberikan kemudahan bagi anggota yang membutuhkan pinjaman. Sehingga KSP Gradiska sampai saat ini bisa tetap eksis dalam mewujudkan tujuan koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya.
Dalam perkembangan berikutnya, untuk meningatkan sumber daya manusia bagi pengelola koperasi. Pihaknya mempunyai program pendidikan dua kali selama setahun. Salah satunya melalui sistem pendidikan outbound diluar ruangan. Selain itu pihak Gradiska mengikut sertakan pula para pengelolanya untuk mengikuti pendidikan–pendidikan diberbagai kota yang diadakan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Strategi yang diterapkan dalam memberikan kenyamanan bagi anggotanya adalah dengan memberikan pelayanan yang optimal dalam melayani para anggotanya. Mulai persyaratan yang mudah dalam pengajuan pinjaman, sampai kemudahan membayar angsuran. Karena peminjam adalah para petani dan pedagang, maka jenis pinjaman yang sering digunakan adalah dengan sistem musiman, artinya dengan masa dua bulanan agar perputaran uangnya semakin cepat. Selain itu untuk meningkatkan simpanan sukarela dibuka dengan peluang bunga yang tinggi. Dengan sistem bunga harian. Yaitu para penyimpan tetap bisa mendapat bunga walau masa waktunya belum ada satu bulan. Sistem yang digunakan berbeda dengan bank. Karena yang kita layani adalah anggota kita sendiri, jika mendapat sisa hasil usaha (SHU) mereka juga akan menikmati diluar bunga simpanan. KSP Gradiska selalu mengedepankan pelayanan yang prima dalam melayani anggotanya. Tiap tahun juga ada undian berhadiah untuk anggota sebagai bentuk pelayanan. Selain itu Gradiska juga menggunakan sistem jemput bola dalam melayani anggota, jika anggota sibuk dan tidak sempat datang kekantor sendiri. Dibuka pula transfer bank, yang dapat memudahkan para
peminjam untuk melakukan angsuran jika mereka sibuk (Mitra Koperasi, 2007: 35-36).
2. Perkembangan KSP Gradiska KSP Gradiska adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang berlatar belakang badan usaha koperasi, yang beralamatkan di Jln. Mertokusumo RT 02/08 Candirejo Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Berdiri sejak tanggal 12 Mei 2002 dengan Nomor Badan Hukum 247/BH/KDK.II>I/188-4/11 2002 dan berstatuskan sebagai Koperasi Simpan Pinjam. dan memiliki ijin yang berasal dari NPWP, TDP dan IMB. Dalam perkembangannya KSP Gradiska memiliki dua kantor cabang dan satu kantor mikro yang baru saja dimerger. Kantor cabang Bawen beralamatkan Jl. Soekarno Hatta No. 32 Harjosari, Bawen, Kab. Semarang. Sedangkan kantor Bedono beralamatkan diruko pasar Bedono Kec. Jambu Kab. Semarang. Berikut ini adalah penjesannya: a. Kantor Nama KSP
: Gradiska
Nomor badan hukum
: 247/BII/KDK.11.1/138/11/2002
Tanggal dan tahun berdiri
: 12 Februari 2002
Kepemilikan kantor
: milik sendiri
Alamat kantor
: Jl. Mertokusumo Rt 02/08
Desa
: Candirejo
Kecamatan
: Tuntang
Kabupaten Alamat kantor cabang Bawen
: Semarang : Jl. Soekarno Hatta Km 32 Harjosari
Desa
: Harjosari
Kecamatan
: Bawen
Kabupaten
: Semarang
Propinsi
: Jawa Tengah
Alamat kantor cabang Bedono
: ruko pasar Bedono
Desa
: Jambu
Kecamatan
: Jambu
Kabupaten
: Semarang
Propinsi
: Jawa Tengah
b. Nama pengurus Ketua
:H.Z Joko Sumpeno,S.E.
Sekretaris
: Karmila Kusuma Wardani
Bendahara
: Suliyatik
Pembantu umum
:Muhammad Setiawan
c. Pengawas Pengawas
:Budiyanto,S.H.
Anggota
: Muhammad Faisal
Anggota
: Aris Setiawan
d. Manajer atau pengelola kantor cabang Nama manager 1
:Ny. Arni
Kantor cabang
: Bawen
Nama manager 2
:Suliyatik
Kantor cabang
: Bedono Gambar. 2 Struktur Organisasi
RAT Badan Pengawas Badan Pengurus Manajer
Manager Cabang
Manager Cabang
Manager Cabang
Kabag Simpanan
Kabag Pinjaman
Kabag Operasional
Staf dan administrasi simpanan, pinjaman, pembukuan, dan petugas lapangan
3. Jenis-jenis produk a. Produk simpanan 1) Simpanan Sukarela (Sirela) Simpanan anggota yang penyetoran dan pengambilannya dapat dilakukan setiap waktu. Dana dari sirela dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi rakyat. Koperasi akan memberikan bonus yang menarik dari hasil pemanfaatan dana sukarela. Karena mereka
menganggap kalau produk Sirela ini sederhana dan memudahkan mereka untuk bertransaksi. Syarat-syarat Sirela sebagai berikut: a) Foto copy KTP/ SIM/ kartu pelajar b) Setoran awal minimal Rp. 15.000,c) Dapat dijadikan jaminan pinjamam minimal setoran 2) Simpanan Berjangka Merupakan
simpanan
uang
dengan
pengambilan
kembali
ditentukan jangka waktunya sesuai yang telah disepakati. Jangka waktu simpanan berjangka yaitu 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan seterunya. Sedangkan syarat-syaratnya adalah: a) Foto copy KTP/ SIM rangkap dua (yang belum mati) b) Foto copy BPKB, STNK, KK c) Berlaku untuk perorangan maupun perusahaan 3) Simpanan Masa Depan Simpanan ini mirip dengan simpanan berjangka, hanya saja dalam Simapan menabung rutin setiap bulan selama jangka waktu 3 tahun sampai 5 tahun dengan jumlah yang sama setiap bulan yaitu Rp. 50.000, Rp. 100.000, Rp. 150.000 dan Rp. 200.000 . Namun selama jangka waktu tersebut simpanan tidak boleh diambil. Dan diberikan bunga yang tinggi yaitu 1% per bulan per saldo. Syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan b) Mengisi blanko keanggotaan KSP Gradiska c) Memilih jumlah simpanan yang diinginkan d) Mendapat sertifikat Simapan dari KSP Gradiska sebagai bukti keanggotaan b. Pinjaman Koperasi simpan pinjam Gradiska juga melayani pinjaman dengan syarat yang mudah, cepat dan dengan jasa ringan. Serta ditangani oleh petugas yang berpengalaman. Pinjaman ini antara lain:
1) Pinjaman jangka pendek 2) Pinjaman jangka panjang 3) Pinjaman lunak dengan jasa 11%/ tahun menurun 4) Pinjaman bagi karyawan Syarat-syarat mengajukan kredit: 1) Jaminan BPKB kendaraan roda dua atau emapt a) Foto copy KTP suami/ istri b) Foto copy kartu keluarga c) Foto copy STNK & BPKB rangkap dua 2) Jaminan sistem potongan gaji a) Foto copy KTP suami/ istri b) Foto copy kartu keluarga
c) Surat pernyataan potongan gaji dari juru bayar d) Foto copy slip gaji terakhir c. Pinjaman Anggota Bagi UKM Program ini merupakan program dana bergulir dari pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM untuk mengembangkan KSP-KSP yang memberikan perhatian kepada anggota maupun calon anggotanya yang berbasis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kebutuhan dana ini digunakan untuk usaha-usaha sebagai berikut: 1) Perdagangan : dagang sembako, pakaian, rumah makan dan lain sebagainya.
2) Perindustrian : industri kecil (tahu, tempe), kerajinan dan lain sebagainya. 3) Pertanian
: ternak, perkebunan,perikanan dan lain sebagainya.
4) Konsumsi
: pembelian kendaraan, pembelian rumah/ tanah, pembelian
alat rumah tangga dan lain sebagainya. 5) Nelayan
: pembelian perahu da peralatan nelayan lainnya.
Syarat untuk kredit anggota UMKM 1) Harus menjadi anggota KSP Gradiska 2) Mempunyai usaha atau produksi tetap 3) Foto copy KTP suami / istri 4) Foto copy kartu keluarga 5) Jaminan BPKB motor minimal tahun 1998 •
Untuk jasa jaminan, khusus untuk program pinjaman UMKM ini hingga 1.5%
d. Penghitungan dan pembayaran bunga 1) Bunga dihutung atas dasar saldo harian dengan saldo sekurang-kurangnya Rp. 15.000 2) Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir bulan dari bulan yang bersangkutan dan langsung dikreditkan atau ditambahkan pada saldo penabung yang tercatat pada pembukuan koperasi 3) Besarnya suku bunga ditentukan oleh koperasi. Apabila terjadi perubahan bahan tersebut diberlakukan pada awal periode bulan berikutnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada penabung
4) Setiap pendapatan bunga dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(Brosur KSP Gradiska) Contoh: a. Perhitungan bunga mingguan Bunga pinjaman mingguan yang maksimal 3 bulan Bunga
= 20%
Jangka waktu
= 3 bulan/ 12 minggu
Plafond kredit
= Rp. 500.000,-
Bunga → Rp. 500.000 X 20 % = Rp. 100.00 Jumlah yang harus dibayar → Rp. 500.000 + Rp. 100.000 = Rp. 600.000,Besarnya angsuran tiap minggu → Rp. 600.000 : 12 minggu = Rp. 50.000,b. Perhitungan bunga bulanan Bunga
= 2,5 %
Jangka waktu
= 10 bulan
Plafond kredit
= Rp. 1.000.000,-
Besarnya angsuran Pokok
= Rp. 1.000.000 : 10 bulan
= Rp. 100.000,-
Bunga
= 2,5% X Rp. 1.000.000
= Rp. 25.000,-
Jadi jumlah angsuran
= pokok + bunga
= Rp. 100.000 + Rp. 25.000 = Rp. 125.000,-
B. Sistem Pemberian Kredit 1. Prosedur Permohonan Kredit Dalam prosedur permohonan kredit pihak-pihak yang terlibat adalah peminjam, kasir/ teller, bagian kredit/ pinjaman dan manager. Pertama yaitu peminjam/ calon kreditur datang kekantor mengisi form permohonan pinjaman untuk selanjutnya diserahkan kepada manager beserta syarat-syarat pinjaman. Setelah itu manager menganalisa identitas pemohon, melakukan wawancaran dan meregister permohonan apakah disetujui atau ditolak. Jika diterima dokumen diserahkan kepada bagian kredit untuk ditanda tangani, dibuatkan akad pinjaman, kartu pinjaman, buku angsuran dan kwitansi tanda terima untuk selanjutnya dibukukan. Kemudian kwitansi dan dokumen diserahkan kasir untuk diteliti lagi, jika semua sudah sesuai serahkan uang dan buku angsuran kepada kreditur, arsipkan kekartu pinjaman. Jika permohonan pinjaman ditolak,maka panggil kreditur jelaskan alasan penolakan serahkan dokumen bagian kredit untuk selanjutnya diarsipkan sebagai dokumen penolakan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini
Tabel . 1 Prosedur permohonan kredit PEMINJAM
KASIR/TELLER
BAGIAN KREDIT
MANAGER
Isi form
Terima
pemohon
permohonan &
Serahkan ke
Terima dokumen
manager dan
Tanda tangani kolom
syarat-syarat
persetujuan pada
pinjaman
identitas Menganalisa permohonan beserta syarat-
Terima kwitansi
permohonan
Pemeriksaan
Buatkan akad
Keabsahan
Minta tanda tangan
dokumen
akad
Terima buku
Lakukan
Buatkan kartu
angsuran dan
pembayaran ke
pembiayaan
uang pinjaman
anggota
Buatkan buku
Serahkan buku
angsuran
angsuran
Buatkan kwitansi
Arsip ke kartu
tanda terima
Disetujui
Pembiayaan
Dibukukan
Serahkan
Serahkan ke kasir
Dokumen
syarat pinjaman Melakukan wawancara Register permohonan pembiayaan
ke juru buku
Ditolak Terima dokumen
Panggil anggota
Arsip dokumen
Jelaskan alasan
penolakan
penolakan Serahkan dokumen ke juru
2. Prosedur Pembayaran Angsuran Pihak-pihak yang terlibat adalah peminjam, kasir, bagian kredit dan pembukuan. Pertama isi form angsuran, siapkan buku angsuran dan uang. Serahkan kepada kasir hitung uang cocokkan dengan tanda setor, catat dibuku mutasi harian, catat dikartu pinjaman kemudian tanda setoran diserahkan kepada bagian kredit dan buku angsuran diberikan kepada peminjam. Dibagian kredit menerima tanda setoran yang selanjutnya diarsipkan sebagai bukti kas masuk dan dicatat dikartu pijaman yang ada di koperasi. Dibagian pembukuan, setelah menerima tanda setoran langsung catat dijurnal kas masuk kemudian diarsipkan.
PEMINJAM
Isi form angsuran Siapkan buku angsuran Siapkan uang
Tabel. 2 Prosedur pembayaran angsuran KASIR/TELLER BAGIAN KREDIT
PEMBUKUAN
Terima tanda setor Buku angsuran Hitung uang Cocokan uang dengan tanda setoran Catat dibuku mutasi
Terima Buku
harian
angsuran
Catat dikartu pinjaman nasabah Serahkan tanda setoran ke bagian kredit Serahkan buku angsuran ke nasabah
Terima tanda
Terima tanda
setoran
setoran
sebagai arsip
Catat dijurnal
bukti kas
kas masuk
masuk
Arsipkan
Catat dikartu pinjaman
BAB IV ANALISA DATA
A. Analisa Pemberian Kredit di KSP Gradiska 1. Penerapan Prinsip 5C KSP Gradiska selalu memperhatikan beberapa hal sebelum menyalurkan dana kepada anggotanya yaitu: a. SIAPA yang meminjam ? b. APAKAH pinjaman aman terhadap resiko? c. BERAPA jumlah pinjaman ? d. UNTUK maksud usaha apa ? Sama halnya dengan lembaga keuangan lain, KSP Gradiska juga menggunakan analisa kredit 5C dan 7P dalam pemberian kredit kepada para anggotanya yaitu: Prinsip analisa pemberian kredit berdasarkan 5C yaitu: a. Character / Watak Bagaimana sifat atau watak calon kreditur yang sedang dihadapi dapat dilihat pada saat wawancara. b. Capacity / Kemampuan Apakah kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit lancar, yang kemudian dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga akan diketahui kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
c. Capital / Modal Berapa modal yang dimiliki untuk mengembangkan usahanya? Apakah semuanya berasal dari pinjaman di KSP. d. Collateral / Jaminan Bagaimana jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik seperti kendaraan roda dua atau roda empat, surat tanah atau yang lainnya. Apakah nilai jualnya lebih tinggi dari pinjaman. e. Condition of Economic / Kondisi Ekonomi Disini dalam menilai kredit juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam analisis menggunakan 5C yang paling sering digunakan adalah jaminan (collateral) dan watak (character). Misalnya untuk pinjaman satu atau dua juta jaminan diberikan kendaraan roda dua tahun 2009 atau 2010 pasti akan cepat untuk diproses. Hal pertama yang diperhatikan dalam mengajukan kredit pasti jaminan baru setelah itu watak dari calon kreditur. Biasanya yang mengajukan kredit adalah anggota KSP jadi secara tidak langsung bisa diketahui bagaimana watak dari calon kreditur. Lebih jelasnya pihak KSP menggunakan tabel dan form penilaian pinjaman untuk mempermudah dalam memberikan kredit. Seperti tabel di bawah:
Tabel. 3 Penilaian kredit Aspek Karakter
Obyek yang dianalisa Reputasi pekerjaan
Sumber Gambaran umum Koperasi
Karakter pengurus dan pengelola
sesuai format aplikasi/ isian
Kelengkapan dan keabsahan
Informasi dari pihak ketiga
legalitas
laporan keuangan
Konsistensi pengendalian pembiayaan dan laporan keuangan Kapasitas Legalitas usaha
Modal
Kinerja rasio keuangan
Bisnis usaha
Cash flow
Latar belakang pengurus dan
SIUP,NPWP,TDP,TDR,AD/RT
pengelola
Latar belakang pendidikan
Kinerja manajerial usaha
Info pihak ketiga
Kemampuan pendanaan modal
Laporan keuangan
sendiri
Data kekayaan sesuai format
Analisis likuiditas, solvabilitas,
isian
rentabilitas, resiko usaha, efisiensi
Analisa hasil survey
dll. Kemungkinan pengguna pembiayaan untuk tujuan lain
Jaminan
Nilai transaksi jaminan dibanding
NJOP PBB
pembiayaan yang diberikan
Tahun pembuatan
Kecenderungan fluktuasi nilai
Kondisi fisik
jaminan
Harga pasaran yang
Kepemilikan jaminan
sama/sejenis
Marketable
Info lingkungan
Kondisi jaminan (fisik dan aspek
Info pihak berwenang
hukum) Kemudahan pemikatan Kondisi
Dampak perekonomian makro dan
Media masa
Ekonomi
regional terhadap usaha
Rumor
Regulasi pemerintah pusat dan daerah gejolak sosial politik
Selain itu juga digunakan form rekomendasi kredit sebagai berikut: Tabel. 4 Form penilaiaan kredit ASPEK NO A KARAKTER ANGGOTA 1 Apakah bersikap tenang dan terbuka? 2 Apakah rumah tangganya rukun dan tentram? 3 Apakah dikenal baik olek RT dan tetangga? 4 Apakah kondisi ekonominya baik/ meningkat? 5 Apakah tepat janji? B 1 2
ASPEK KELAYAKAN USAHA Apakah merupakan usaha pokok? Telah memiliki pengalaman usaha yang sama?
KONDISI YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK
3 4 5 6 7 8 9
Apakah bahan mudah diperoleh? Apakah prospek pasar bagus? Telah memiliki pelanggan? Apakah usaha sejenis disekitar sudah banyak? Apakah omsetnya stabil? Persentase keuntungan diatas 20%? Apakah pemohon mengalami kendala dalam usaha?
YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK
C 1 2 3
KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN PINJAMAN Apakah kewajiban angsuran <1/3 kas? Aset usaha >pinjaman? Tinggkat keuntungan layak dibanding mark-up?
YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK
D 1 2 3
MODAL USAHA Modal sendiri < 30% nilai pinjaman? Tidak memiliki pinjaman lain? Pinjaman akan dipakai usaha?
E 1 2 3 4
JAMINAN Suami/ istri/ anak bersedia ikut akad perjanjian? Bersedia menyerahkan barang jaminan? Nilai jaminan lebih tinggi dari pinjaman? Ada penjamin?
YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK
F 1 2 3 4 5
KONDISI EKONOMI Pasang surut harga tidak membahayakan usaha? Tidak ada larangan pemerintah tentang produk? Tidak ada larangan pemerintah tentang tempat? Tidak ditentang adat istiadat setempat? Usaha tidak menggangu kesehatan dan lingkungan?
YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK YA/TIDAK
KESIMPULAN: dari data kuisioner analisis harus menunjukkan jawaban positif “YA” (untuk setiap pertanyaan). Jika jawaban “TIDAK” lebih banyak dari
jawaban “YA”, maka harus dipertimbangkan lagi dengan sebaik-baiknya dengan data-data tambahan lain yang mungkin dapat diperoleh.
2. Penerapan Prinsip 7P Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut: a. Personality Menilai nasabah dari segi kepribadianya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya dapat diketahui sewaktu melaksanakan wawancara atau info dari tetangga. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. b. Party Mengklasifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. c. Purpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. d. Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak. Apakah selama jangka waktu 3-5 tahun usaha itu masih bisa berjalan dan bisa menghasilkan keuntungan.
e. Payment Menilai bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan kreditur, maka akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainya. f. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan kreditur dalam mencari laba. Yang diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. g. Protection Bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan dari nasabah mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Sedangkan untuk analisa 7P yang sering digunakan adalah prospect yaitu apakah usaha calon kreditur dimasa yang akan datang masih bisa berjalan dan menguntungkan, yang kedua payment yaitu menilai kemampuan kreditur dalam mengembalikan kredit yang telah diambil. Yang ketiga adalah personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian dan tingkah laku sehari-hari, apakah nasabah sudah memiliki pinjaman ditempat lain.
B. Penyebab Kegagalan Kredit dan Cara Mengatasi Kredit Macet 1. Penyebab Kegagalan Kredit Sepandai apapun analisa kredit yang dilakukan, kemungkinan terjadinya kredit macet pasti ada. Dalam hal ini penyebab kegagalan yang biasa dihadapi ada dua yaitu: a. Dari pihak koperasi Misalnya dalam melakukan analisis, pihak manager atau bagian kredit kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. b. Dari pihak nasabah Dari pihak nasabah sendiri kemacetan kredit dapat terjadi akibat dua hal yaitu: 1) Adanya unsur kesengajaan, dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibanya kepada KSP sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar. 2) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si kreditur mau membayar, tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran atau bangkrut. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.
2. Penyelamatan Kredit Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Rescheduling
1). Memperpanjang jangka waktu kredit Dalam hal ini kreditur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu lebih lama dalam mengembalikan pinjamannya. 2). Memperpanjang jangka waktu angsuran Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kredit diperpanjang pembayarannya misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. b. Reconditioning Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti berikut ini: 1) Penundaan pembayaran bunga sampai jangka waktu tertentu. Dalam hal ini pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. 2) Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per-tahun sebelumnya dibebankan 20% diturunkan menjadi 18%, hal ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga dapat mempengaruhi jumlah
angsuran yang semakin mengecil sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah. c. Penyitaan jaminan Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benarbenar tidak mempunyai etiket baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.
C. Efektivitas Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit Penyebab utama terjadinya kredit macet ini adalah terlalu mudahnya koperasi memberikan pinjaman, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko usaha yang telah dibiayainya. Untuk itu KSP Gradiska selalu hati-hati dalam memberikan kredit kepada anggotanya dan menjaga kepercayaan dari masyarakat. KSP
Gradiska
senantiasa
memperbaiki
sistem
pengendalian
untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kredit bermasalah. Tujuan pengendalian intern pinjaman tersebut adalah sebagai berikut: a) Memastikan pinjaman yang diberikan kepada anggota/ peminjam yang tepat dan membutuhkan. b) Jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peminjam untuk mengembalikan. c) Semua pinjaman yang diberikan ter-orientasi dan tercatat. d) Seluruh penerimaan cicilan pinjaman yang diberikan dan bunganya tercatat dalam periode yang tepat.
e) Catatan atas pinjaman yang diberikan konsisten antara catatan dalam buku besar dan catatan dalam buku-buku pembantu. f) Semua pinjaman yang diberikan dilaporkan dan disajikan dengan nilai wajar didalam laporan keuangan. g) Semua pinjaman yang diberikan dapat ditagih kembali berikut dengan jasa yang menjadi hak koperasi.
1. Elemen Pengendalian Internal Elemen-elemen pengendalian internal dalam KSP Gradiska: a. Lingkungan Pengendalian (Control Environmen) Lingkungan
pengendalian koperasi ini mencakup sikap para
manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Seperti halnya bagian-bagian yang menangani masalah kredit yaitu bagian kredit, manager dan kasir. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap
lingkungan
pengendalian
adalah
manajemen
(manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama yang sesuai dengan RAT) dan gaya operasi manajemen serta praktik kepersonaliaan. b. Penilaian Resiko (Risk Assesment) Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat dianalisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kredit macet. c. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja
sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Personil yang kompeten b) Pelimpahan tanggung jawab c) Pemisahan tanggung jawab untuk setiap bagian, misalnya bagian kredit tidak ikut menangani bagian kasir atau pendanaan d) Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional d. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern, apakah sistem yang telah ditetapkan sudah dijalankan sesuai dengan RAT. Pengendalian intern dapat dimonitor dengan baik dengan cara penilaian khusus. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. e. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi tentang lingkungan pengendalian yaitu penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring.
2. Prinsip Tata Kelola Perusahaan Dalam hal ini pihak KSP Gradiska juga menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik agar kepercayaan masyarakat dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:
a. Prinsip kepercayaan (Fiduciary Principle) Setiap dana masyarakat yang disimpan KSP ini merupakan atas dasar kepercayaan, sehingga pihak KSP harus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya. Dengan cara lebih hati-hati dalam memberikan kredit kepada nasabah kreditur karena dana yang disalurkan melalui kredit tersebut berasal dari dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. b. Prinsip kehati-hatian (Prudential Principle) Untuk itu sebelum memberikan pembiayaan kepada nasabah KSP ini harus melakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Dengan melaksanakan prinsip 5C dan 7P sebagai analisi pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah. Selain itu pihak koperasi juga berupaya meningkatkan kualitas para karyawannya, \khususnya bagi mereka yang bertugas sebagai analisis kredit atau bagian yang menangani kredit. c. Prinsip kerahasiaan (Confidential Principle) KSP ini juga menerapkan prinsip kerahasiaan sebagai wujud perlindungan terhadap nasabah. Agar data-data nasabah aman dan juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap KSP. d. Prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer Principle) Dalam proses menerima nasabah baik pendanaan dan pinjaman pihak KSP selalu meminta data diri calon nasabah, berupa identitas diri, pekerjaan, sumber dana dan tujuan penggunaan dana. Setelah itu data-data tersebut diteliti misalnya dengan melakukan wawancara kepada calon nasabah atau dengan
survey
lapangan. Informasi mengenai nasabah sebagaimana tersebut harus
digali secara mendalam agar kredit yang disalurkan benar-benar tepat tidak mengalami masalah. e. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance Principle) Dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sebagai salah satu upaya untuk memperkuat kondisi internal KSP Gradiska. Yang berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu: 1)
Transparansi
(transparency):
keterbukaan
dalam
mengemukakan
informasi yang relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. 2) Akuntabilitas
(accountability):
kejelasan
fungsi
dan
pelaksanaan
pertanggungjawaban setiap bagian sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3) Pertanggungjawaban (responsibility): kesesuaian pengelolaan koperasi sesuai dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan prinsip-prinsip pengelolaan lembaga keuangan yang sehat. 4) Independesi (independency): mengelola koperasi secara profesional tanpa pengaruh dan tekanan dari pihak manapun. 5) Kewajaran (fairness): keadilan dan kesetaraan dalam memberikan bunga simpanan maupun bunga pinjaman berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
f. Prinsip tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Principle) Kerjasama dan penyesuaian dengan lingkungan dilakukan oleh KSP Gradiska dengan memberikan bantuan secara periodik kepada masyarakat. Dalam
hal ini kegiatan religius, olahraga dan budaya pedesaan. Seperti
misalnya bersih desa, yang dikelola setiap tahun oleh masyarakat. Bahkan sampai sekarang KSP Gradiska menjadi donator tetap klub sepakbola Gradisamba, yang mulanya dimiliki
dan
dikelola
oleh
masyarakat
desa
Candirejo. Karena dalam SHU yang didapat tiap tahun diprogramkan untuk sosial sebesar 10% (Mitra Koperasi, 2007:35). Sehingga banyak masyarakat yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh KSP Gradiska. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat pihak KSP bisa menyediakan dana bagi anggotanya untuk keperluan kredit. Terbukti mulai dari berdiri sampai 31 Mei 2010 kemarin KSP Gradiska memiliki 4264 anggota yang terdiri dari 60% penabung dan 40% peminjam. Dengan rincian seperti tabel dibawah: Tabel. 5 Jumlah Anggota Jumlah anggota 4264 orang Peminjam
40%
1706 orang
Penabung
60%
2558 orang
Table. 6 Daftar peminjam Pembiayaan lancer
83%
1416 orang
Pembiayaan potensial bermasalah
10%
171 orang
Pembiayaan kurang lancer
4%
68 orang
Pembiayaan macet
3%
51 orang
Jumlah
1706 orang
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh KSP Gradiska telah berhasil karena angka kredit macet mencapai 3% dengan jumlah 51 orang. Sedangkan untuk pembiayaan kurang lancar 68 orang, pembiayaan potensial bermasalah 171 orang dan pembiayaan lancar mencapai 1.416 orang.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak Praktiknya KSP Gradiska hanya menerapkan jaminan dan karakter dalam 5C sedangkan dalam 7P hanya prospect, payment dan personality. Selain itu juga diterapkan elemen-elemen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian, pemantauan dan informasi dan komunikasi. Dalam hal ini pihak KSP Gradiska juga menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik agar kepercayaan masyarakat dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan. Sehingga banyak masyarakat yang mempercayakan dananya untuk dikelola oleh KSP Gradiska. Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat pihak KSP bisa menyediakan dana bagi anggotanya untuk keperluan kredit. Terbukti mulai dari berdiri sampai 31 Mei 2010 kemarin KSP Gradiska memiliki 4.264 anggota yang terdiri dari 60% penabung dan 40% peminjam. Dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh KSP Gradiska telah berhasil karena angka kredit macet mencapai 3% dengan
jumlah 51 orang. Sedangkan untuk pembiayaan kurang lancar 68 orang, pembiayaan potensial bermasalah 171 orang dan pembiayaan lancar mencapai 1.416 orang. B. Saran 1. Tingkatkan kualitas pengendalian internal pemberian kredit agar kredit bermasalah atau kredit macet dapat diminimalisasi sekecil mungkin. 2. Terus tingkatkan kinerja yang sudah terprogram yang sesuai dengan RAT agar dapat survive sehingga dapat terus bersaing dengan lembaga keuangan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur KSP Gradiska. Chaniago, Arifinal, 1983. Ekonomi dan Koperasi, CV Rosda Bandung, Bandung. Ghofur Anshori, Abdul, 2008. Penerapan Prinsip Syariah. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Hadiwijaya, Klimi, 2009. Pengendalian Intern (SPI) Terhadap Peminjam yang Diberikan
Simpanan Anggota Pada Usaha Simpan Pinjam. Mitra Koperasi,
Semarang. Handoko, 2009. Penyaluran Dana Bagi KSP/USP. Mitra Koperasi, Semarang. http://isbs.wordpress.com Kamis, 27 Mei 2010. pukul 16.20 WIB http://pustakaonline.com:
Peranan
Pengendalian
Internal
dalam
Menunjang
Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah, Kamis, 2 Juni 2010 pukul 16.32 WIB. http://silapcity.blogspot.com. Kamis, 27 Mei 2010 pukul 16.24 WIB. http://www.pustakaonline.com. Selasa, 18 Mei 2010 pukul 10.24 WIB. Kasmir, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Majalah Mitra Koperasi NO.22/TH.III/Mei 2007. Malikatin, Siti. 2005. Sistem Pengendalian Intern Barang Jaminan pada Perum Pegadaiaan Salatiga. STAIN Salatiga. Salatiga. Mu’in, Fatkhul. 2008. Menciptakan Koperasi yang Mandiri dan Bertanggungjawab. Mitra Koperasi, Semarang.
Muhammad, 2002. Manajemen Bank Syariah. Unit Pelayanan dan Percetakan(UUP) AMPYKPN, Yogyakarta. Sumber data dari KSP Gradiska.