4
Analisis Pengaruh Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan dan Pertanian di Indonesia Putri Fitria dan Dwi Hartanti Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini berisi tentang penelitian terkait bagaimana pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dan pertanian di Indonesia dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel 59 perusahaan pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Metode yang digunakan adalah content analysis untuk menghitung tingkat kedalaman pengungkapan CSR (depth), tingkat keluasan cakupan pengungkapan CSR (breadth), dan tingkat konsentrasi pengungkapan CSR terhadap stakeholders terkait (concentration). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ternyata volume pengungkapan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan luasnya cakupan, dan konsentrasi pengungkapan memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Namun, secara keseluruhan pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Analysis of Influence Corporate Social Responsibility Disclosure on Financial Performance of Mining and Agricultural Company in Indonesia Abstract This study describes how the disclosure of CSR related research carried out by the mining and agricultural companies in Indonesia could affect the company's financial performance. This study used 59 mining and agriculture listed companies in Indonesia Stock Exchange for 2011-2013 as the sample. The method used is content analysis to calculate the depth of CSR, the level of CSR disclosure breadth of coverage, and the concentration level of CSR disclosure to relevant stakeholders. The results obtained from this study is that it turns the volume of disclosure has a positive effect on financial performance, while the breadth of coverage, and the concentration of disclosure have a negative effect on financial performance. However, CSR Disclosure has a positive effect on financial performance. Key words:
CSR Disclosure, Mining, Agricultural, Financial Performance
1. Pendahuluan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hokum (Darwin, 2004). engungkapan CSR atau
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
5
CSR disclosure (CSRD) sebagai proses komunikasi dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi suatu organisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas (Gray et al., 1996). Alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis (Basamalah dan Jermias, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Aras et al. (2010), Janggu et al. (2007), Naser et al. (2002) menyatakan bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial jelas menunjukan kecenderungan untuk memberikan kualitas tinggi pada CSR disclosure (CSRD). Di Indonesia, pemerintah telah membuat peraturan Bapepam-LK (sekarang OJK) juga meluncurkan regulasi X.K.6 pada bulan Agustus 2012 yang mengadopsi banyak indikator GRI yang wajib dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan terbuka termasuk salah satunya adalah laporan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pada umumnya, pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan metode content analysis. Kemudian, Yusoff et al. (2013), dalam hal ini, datang dengan menggunakan pendekatan baru untuk mengukur kegiatan CSR pada 30 perusahaan publik yang terdaftar dalam Bursa Malaysia. Yusoff et al. (2013) mengukur kegiatan CSR dengan melihat seberapa dalam dan komprehensif pengungkapan CSR yang diberikan oleh perusahaan (depth) yang dapat dilihat dari seberapa banyak kalimat yang digunakan dalam pengungkapan CSR untuk masingmasing stakeholders. Selain itu, seberapa luas cakupan perusahaan dalam menjalankan CSR dan tanggapan atas isu-isu yang terkait juga tidak luput dari penelitian (breadth) yang dapat dilihat dengan menjumlahkan indikator kinerja yang diungkapkan oleh perusahaan dari setiap isu. Aspek lain yang juga diperhitungkan dalam penelitian Yusoff et al. (2013) adalah proporsi pengungkapan CSR perusahaan kepada para stakeholders yang berpengaruh (concentration) yang dilihat dengan membagi jumlah kalimat yang sudah dihitung pada aspek depth ke dalam setiap stakeholders dilihat dari keterkaitannya. Ketiga faktor inilah yang menjadi dasar untuk mengukur bagaimana pengungkapan CSR dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan dalam beberapa periode. Metode ini memiliki keunggulan tersendiri, yaitu dapat menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menyusun pengungkapan CSR yang tepat dilihat dari aspek seberapa banyak sebaiknya kalimat yang sebaiknya digunakan dalam pengungkapan. Selain itu, metode ini juga dapat memperlihatkan seberapa penting pengungkapan CSR yang diungkapkan sesuai indikator kinerja dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan di masa depan, dan dapat melihat
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
6
bagaimana peran stakeholders di masing-masing isu. Namun, metode ini akan memakan waktu yang cukup banyak dalam proses pengumpulan data, karena peneliti harus menghitung jumlah kalimat yang digunakan dari setiap perusahaan, dan membaginya untuk setiap stakeholders. Adapun posisi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah kelanjutan atas penelitian yang telah dilakukan oleh Yusoff et al. (2013). Penelitian ini fokus pada perusahaan yang bergerak di industri pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011-2013. Lebih dari itu, penulis juga melakukan pengujian tambahan untuk setiap variabel depth, breadth, dan concentration dalam pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sampel mengenai isu lingkungan, isu tenaga kerja dan pekerjaan layak, serta isu tanggung jawab produk terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kedalaman informasi dalam pengungkapan CSR (depth) di Indonesia, bagaimana tingkat keluasan informasi dalam pengungkapan CSR (breadth) di Indonesia, dan bagaimana tingkat konsentrasi informasi yang ditujukan kepada para stakeholders dalam pengungkapan CSR (concentration) di Indonesia. Di samping itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah masingmasing dari tingkat kedalaman (depth), tingkat keluasan (breadth) dan tingkat konsentrasi (concentration) berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan di Indonesia.
2. Tinjauan Teoritis a. Teori Stakeholders Freeman (1983) mengungkapkan bahwa stakeholders atau pemangku kepentingan adalah suatu kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Freeman (1984) juga menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Strategic Management: A Stakeholder Approach membagi stakeholders menjadi dua bagian besar, yaitu internal stakeholders yang terdiri dari karyawan, manajemen, dan pemilik perusahaan dan eksternal stakeholders yang terdiri dari shareholders, suppliers, masyarakat, pemerintah, kreditor, dan konsumen.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
7
b. Teori Social Penetration Menurut Altman dan Taylor (1973), proses yang berlangsung dalam teori social penetration ini terjadi terutama melalui self-disclosure atau keterbukaan diri. Jika, topik yang didiskusikan antara kedua individu atau lebih tersebut semakin banyak, dan tingkat kedalaman informasi untuk setiap topik semakin dalam, maka hubungan antara kedua individu atau lebih tersebut sangat dekat. Dalam penelitian Yusoff et al. (2013), kedalaman informasi yang disediakan dalam Laporan CSR (depth) diukur dengan menghitung jumlah kalimat yang digunakan dalam pengungkapan CSR, sedangkan luas cakupan informasi yang disediakan dalam Laporan CSR (breadth) diukur dengan menghitung berapa banyak tema yang di ungkapkan dalam laporan tersebut. c. Hubungan Pengungkapan CSR dengan Kinerja Keuangan Posnikoff (1997) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara CSR dengan tingkat profitabilitas dan kinerja keuangan lainnya. Wright dan Ferris (1997) menyatakan hal yang berbeda dimana dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa CSR dan profitabilitas perusahaan mengandung hubungan yang negatif. Selain itu, McWilliams dan Siegel (2001) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang tidak konsisten antara CSR dan kinerja keuangan jangka pendek. Penelitian yang dilakukan oleh Waddock and Graves (1997) yang menemukan hubungan positif antara CSR dengan kinerja keuangan perusahaan. Siregar dan Bachtiar (2010) juga menemukan hubungan positif antara struktur pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan perusahaan di masa depan. d. Pengembangan Hipotesa Di dalam pedoman laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh GRI terdapat 3 kategori yang menjadi standar pengungkapan, yaitu ekonomi (9 indikator), lingkungan (30 indikator), dan sosial yang terbagi lagi dalam 4 kategori, yaitu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak (14 indikator), hak asasi manusia (9 indikator), masyarakat (8 indikator), dan tanggung jawab produk (9 indikator). Penulis memilih untuk fokus pada kategori lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan tanggung jawab produk. Hal ini dikarenakan, ketiga kategori tersebut erat kaitannya dengan kegiatan operasi perusahaan pertambangan dan pertanian.
Naser et al. (2002) menemukan hubungan positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat kedalaman pengungkapan CSR, oleh karena itu CSR Disclosure dianggap sebagai
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
8
sebuah alat yang strategis untuk memastikan keberlangsungan perusahaan. Penelitian juga menemukan bahwa meningkatkan informasi positif mengenai karyawan dapat menarik minat calon karyawan. serta meningkatkan nilai dari karyawan yang ada. Yusoff et al. (2013) pun berpendapat bahwa hal tersebut kemudian dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi dan berakibat pada peningkatan profit. Teori Altman dan Taylor (1973) menyatakan bahwa kedekatan antar individu ini akan berkembang jika komunikasi dimulai dari tingkat informasi umum dan relatif dangkal, kemudian secara bertahap dan teratur bergerak ke tingkat yang lebih pribadi dan dalam. Berdasarkan latar belakang di atas, hipotesis yang akan dibuat, yaitu: H1:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Dan terkait dengan hubungan antara depth pada masing-masing isu lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk terhadap kinerja keuangan, penulis juga membangun tiga hipotesa tambahan, yaitu: H1a:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth) isu lingkungan hidup pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1b:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth) isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H1c:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk kedalaman pengungkapan (depth) isu tanggung jawab produk pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Yusoff et al. (2013) mengedepankan gagasan bahwa jika CSR dipandang sebagai strategi manajemen yang fokus pada peningkatan kinerja keuangan, maka akan banyak perusahaan yang akan memperluas cakupan tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka atas serangkaian stakeholders dan isu-isu terkait (disclosure breadth), dan dengan demikian akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Altman dan Taylor (1973) dalam teorinya juga menjelaskan bahwa keintiman antar individu akan tercapai apabila mereka dapat membahas banyak topik dan secara bertahap berkembang dari informasi umum ke informasi yang lebih pribadi. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, hipotesis yang akan dibuat:
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
9
H2:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2a:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth) isu lingkungan hidup pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2b:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth) isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2c:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk keluasan pengungkapan (breadth) isu tanggung jawab produk pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Mitchell et al. (1997), menunjukkan bahwa manajemen harus memperhitungkan stakeholders yang paling penting atau fokus pada stakeholders tertentu untuk kelangsungan hidup perusahaan. Yusoff et al. (2013) menggunakan konsentrasi ini sebagai cermin untuk melihat bobot yang tidak proporsional pada stakeholders. Pfarrer et al. (2008), menunjukkan bahwa perhatian yang tidak proporsional kepada stakeholders utama dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan legitimasi sehingga mendapatkan kinerja keuangan yang lebih baik. Mengacu pada pembagian stakeholders oleh Freeman (1984), penelitian ini memfokuskan pengujian konsentrasi pengungkapan CSR kepada empat stakeholders yang memang terkait langsung dengan isu lingkungan, isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, serta isu tanggung jawab produk. Keempat stakeholders yang dimaksud adalah karyawan, shareholders, konsumen, dan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa yang dibangun adalah: H3:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan terhadap stakeholders (concentration) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3a:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan terhadap stakeholders (concentration) terkait isu lingkungan hidup pada laporan keuangan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3b:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan terhadap stakeholders (concentration) isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
10
layak pada laporan keuangan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. H3c:
Kualitas pengungkapan CSR dalam bentuk konsentrasi pengungkapan terhadap stakeholders (concentration) isu tanggung jawab produk pada laporan tahunan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Metode Penelitian Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di industri pertambangan dan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2011-2013. Secara tahun perusahaan, jumlah sampel adalah 103 perusahaan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan informasi yang terdapat dalam laporan tahunan serta laporan keuangan perusahaan. Teknik pengumpulan data berupa penelitian kepustakaan. Kinerja keuangan digunakan sebagai variabel dependen yang mencerminkan manfaat keuangan perusahaan yang memiliki potensi diperoleh perusahaan sebagai hasil dari pengungkapan CSR perusahaan. Proxy yang digunakan adalah Return on Assets (ROA) guna mengukur profitabilitas aktiva secara keseluruhan (Kieso et al., 2007). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengungkapan CSR (CSR Disclosure) yang diukur berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu tingkat kedalaman (depth), tingkat keluasan (breadth), dan tingkat konsentrasi informasi yang ditujukan kepada para stakeholder (concentration). CSR Disclosure depth digunakan untuk mengukur volume pengungkapan CSR disajikan untuk perusahaan i pada tahun t. CSR disclosure depth diukur dengan metode content analysis, yaitu menghitung jumlah kalimat yang digunakan perusahaan sebagai unit analisis. Acuan pengungkapan yang digunakan untuk menerapkan metode content analysis ini adalah standar pengungkapan yang dikeluarkan oleh GRI. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya bahwa penulis fokus pada tiga dari enam isu yang ada dalam pedoman laporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh GRI, yaitu isu lingkungan, isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk. Selain itu, berdasarkan pembagian stakeholders oleh Freeman (1984), penulis memilih karyawan, shareholders, konsumen, dan masyarakat sebagai stakeholder yang digunakan dalam penelitian untuk dikaitkan pada isu lingkungan, isu tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk. Maka rumusnya adalah:
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
11
(!"#!"#$ ×!"#!"# ) = !"#!" Dimana: stkjcit = jumlah kalimat yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk stakeholder j dalam isu c pada tahun t stkjct = jumlah kalimat yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk isu c stkct
= jumlah kalimat yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan untuk isu c
Sebagai contoh, hasil dari perhitungan untuk stakeholder masyarakat dalam isu lingkungan dijumlahkan dengan hasil perhitungan untuk tiga stakeholders lainnya, yaitu karyawan, shareholders, dan konsumen. Hasil dari penjumlahan itu adalah nilai depth untuk isu lingkungan. Cara ini juga berlaku untuk menghitung depth isu tenaga kerja dan pekerjaan layak, serta isu tanggung jawab produk. CSR Disclosure breadth digunakan untuk mengukur perbedaan stakeholder terkait cakupan tema perusahaan pada tahun tertentu untuk menggambarkan kualitas CSR disclosure dari perspektif stakeholder. Merujuk pada penelitian Yusoff et al. (2013), maka rumus untuk menghitung breadth yaitu:
=
!"#$%& !"#$%&!! !ℎ!"#ℎ!"#$% !"#$%&'( !"#$%&' + + + + !"# !"#$%& !"#$%& !"#$%& !"#$%&
Dimana: Actual
= jumlah indikator yang diungkapkan oleh perusahaan i untuk isu c
GRI
= jumlah indikator GRI untuk isu c
employee
= jumlah indikator isu c yang terkait dengan karyawan
shareholder
= jumlah indikator isu c yang terkait dengan shareholder
customer
= jumlah indikator isu c yang terkait dengan konsumen
society
= jumlah indikator isu c yang terkait dengan masyarakat
CSR Disclosure concentration digunakan untuk mengukur kecenderungan pengungkapan kepada kelompok terpilih dari stakeholder yang memiliki pengaruh. Berdasarkan cara penghitungan Yusoff et al. (2013), CSR disclosure concentration diukur menggunakan koefisien gini dimana koefisien gini digunakan pada data yang berhubungan dengan disclosure depth di seluruh tingkatan stakeholder yang digunakan.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
12
Koefisien gini:
Dimana: y1…ym
= urutan tingkat pengungkapan untuk stakeholder pada perusahaan i dari yang terbesar hingga terkecil
ӯ
= rata-rata tingkat pengungkapan untuk setiap stakeholder di perusahaan i
m
= jumlah stakeholder yang terdapat dalam analisa
Penulis menggunakan leverage (LEV) dan rasio return on assets tahun sebelumnya (ROAt-1) sebagai variabel kontrol sesuai dengan penelitian Waddock dan Graves (1997). 4. Hasil Penelitian Tabel 1. Statistik Deskriptif Variable
N
Mean
Median
S.D
Min
Max
ROA
103
0.0419
0.0324
0.1176
-0.46
0.59
Depth_Total
103
6.0125
3.9861
5.4637
0.00
22.83
Breadth_Total
103
2.0811
2.1762
1.1945
0.00
5.73
Con_Total
103
0.2899
0.3063
0.1865
0.00
0.74
LEV
103
0.4898
0.4891
0.2609
0.01
1.23
ROAt-1
103
0.0699
0.0534
0.1430
-0.29
0.59
ROA memiliki nilai rata-rata 0.0419 atau sekitar 4,19%. Variabel Depth_Total didapatkan dengan cara menghitung jumlah kalimat yang digunakan oleh perusahaan dalam mengungkapkan kegiatan CSR. Kalimat ini ditotal berdasarkan tiga isu utama dan dibagi lagi ke dalam empat golongan stakeholders yang telah dipilih oleh penulis, yaitu karyawan, shareholders, pelanggan, dan masyarakat. Dari proses penghitungan yang telah dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa nilai rata-rata dari Depth_Total adalah 6.0125. Variabel Breadth_Total sendiri memiliki nilai mean sebesar 2.0811 Sedangkan, variabel Con_Total memiliki nilai rata-rata sebesar 0.2899. Variabel leverage (LEV) menunjukkan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai rata-rata variable LEV adalah sebesar 0.4898. Nilai rata-rata ROAt-1 pada penelitian ini adalah sebesar 0.0699 atau 6.99%.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
13
Terkait perbandingan jumlah depth tahun 2011 dan tahun 2012, terdapat perkembangan penambahan jumlah kalimat yang digunakan sekitar 26% untuk isu lingkungan dan 29% untuk isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan semakin sadar untuk mengungkapkan kegiatan CSR yang dilakukannya lebih dalam lagi dengan cara menggunakan lebih banyak kalimat dalam menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan CSR perusahaan terkait isu lingkungan dan isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak. Namun, hal berbeda terjadi pada isu tanggung jawab produk, terjadi penurunan penggunaan kalimat dalam mengungkapkan kegiatan CSR terkait tanggung jawab produk. Kendati begitu, jumlah penurunan ini tidak terlalu besar hanya sekitar 7% dari tahun sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan perusahaan lebih memilih untuk mengungkapkan kegiatan CSR terkait tanggung jawab produk menggunakan kalimat yang lebih efektif. Sehingga, pesan yang disampaikan oleh perusahaan tetap tersampaikan tanpa harus menggunakan banyak kalimat. Jika diperhatikan dari 30 indikator yang terdapat dalam isu lingkungan, nampak bahwa indikator yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan adalah indikator kinerja EN14 yang merupakan indikator tambahan bagi kategori lingkungan yang berisikan himbauan untuk para pelaku kegiatan CSR agar dapat mengungkapkan strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap keanekaragaman hayati. Dari 14 indikator kinerja isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, LA1 merupakan grafik tertinggi dengan 48 perusahaan yang mengungkapkan indikator kinerja tersebut. LA1 merupakan indikator inti dalam aspek pekerjaan yang menghimbau pelaku kegiatan CSR untuk mengungkapkan jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah. Rata-rata perusahaan selalu mengungkapkan hal ini setiap tahunnya agar para stakeholder mengetaui berapa banyak karyawan dalam perusahaan tersebut. Sedangkan untuk isu tanggung jawab produk, PR5 memiliki jumlah perusahaan tertinggi walaupun hanya 6 perusahaan. Jumlah ini sama untuk tahun 2011 maupun 2012. PR5 merupakan indikator kinerja tambahan yang ada dalam aspek pemasangan label bagi produk dan jasa, yang membahas terkait praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur kepuasan pelanggan. Berbicara mengenai tingkat konsentrasi pengungkapan CSR kepada stakehokder tertentu, di tahun 2011 dan 2012, pengungkapan CSR perusahaan untuk isu lingkungan dikonsentrasikan pada masyarakat. Hal tersebut searah dengan grafik breadth terkait stakeholder kategori
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
14
lingkungan. Selanjutnya, terkait pengungkapan CSR kategori tenaga kerja dan pekerjaan layak di tahun 2011 dan 2012, perusahaan mengkonsentrasikan pengungkapannya terkait tenaga kerja dan pekerjaan layak pada karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memberikan perhatian lebih mengenai karyawan. Kemudian, membahas mengenai persebaran porsi stakeholder untuk kategori produk di tahun 2011 bahwa porsi customer mendominasi dengan 54% diikuti dengan shareholders sebesar 32%. Namun, pada tahun 2012 terjadi persebaran yang lebih merata dengan porsi 47% untuk customer dan 45% untuk shareholders. Hal ini mungkin terjadi karena dalam proses pemenuhan pengungkapan indikator kinerja tanggung jawab produk, perusahaan juga banyak melibatkan karyawan. Sehingga, pada diagram ini terlihat karyawan juga memiliki porsi yang cukup banyak. Dan hasil pengujian menggunakan Uji Chow, Uji Breusch Pagan Lagrange Multiplier (LM), dan Uji Hausman menunjukkan bahwa penelitian ini dapat menggunakan metode estimasi fixed effect (FE). Tabel 2. Analisa Variance Inflation Factors (VIF) Variabel
VIF
1/VIF
Con_Total
2.08
0.480759
Breadth_Total
2.04
0.490717
Depth_Total
1.90
0.525800
LEV
1.09
0.916318
ROAt-1
1.08
0.923126
Mean VIF
1.64
Dalam pengujian VIF, suatu variabel di dalam model dikatakan mengandung multikolinieritas jika hasil dari VIF menunjukkan angka yang lebih besar sama dengan 10. Berdasarkan penghitungan nilai VIF terlihat tidak ada yang memiliki nilai di atas 10 yang berarti tidak ada hubungan yang kuat antar variabel independen, sehingga model ini dianggap tidak memiliki masalah multikolinieritas. Berdasarkan hasil uji Uji Breusch and Pagan / Cook and Weisberg’s, didapatkan hasil berupa nilai probabilitas sebesar 0.0000, lebih kecil dari α (0.05). Hasil tersebut menyatakan bahwa H0 ditolak atau dengan kata lain, dalam model ini terdapat masalah heteroskedastisitas. Namun dengan memberikan treatment berupa GLS (Generelized Least Square) ketika melakukan regresi, maka sudah tidak ada lagi masalah heteroskedastisitas.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
15 Tabel 3. Uji Pearson Correlation Variabel 1 ROA
1 1.0000
2
3
4
5
2
Depth_Total
0.0527
1.0000
3
Breadth_Total
0.0459
0.6151
1.0000
4
Con_Total
0.0482
0.6267
0.6617
1.0000
5
LEV
-0.3015
0.1172
0.0182
0.1101
1.0000
6
ROAt-1
0.5057
0.1294
0.1135
0.0876
-0.2268
6
1.0000
Uji Pearson Correlation digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel tanpa dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Dari tabel di atas terlihat bahwa, variabel Depth_Total memiliki koefisien korelasi sebesar 0.0527 dan berarah positif. Besaran koefisien tersebut berarti bahwa setiap peningkatan 1 unit Depth_Total akan diikuti peningkatan 0.0527 ROA. Hal senada ditunjukkan oleh variabel Breadth_Total dan Con_Total yang juga memiliki korelasi positif. Variabel LEV memiliki hubungan negatif terhadap variabel ROA sebesar -0.3015, karena dalam LEV terkandung besaran beban bunga dimana besaran bunga ini akan mempengaruhi nilai net income, karena beban bunga merupakan pengurang dari net income. Sedangkan, besaran koefisiensi ROAt-1 adalah 0.5057, kuatnya korelasi antara ROA dengan ROAt-1 dapat dipahami karena pada dasarnya variabel ROAt-1 memiliki pola yang sama dengan ROA. 4.1 Pengujian Hipotesa Multiple regression digunakan sebagai model utama dalam penelitian ini untuk melihat hubungan antara pengungakapan CSR terhadap kinerja keuangan pada perusahaan di Indonesia adalah: ROAit = αit + β1Depth_Totalit + β2Breadth_Totalit + β3Con_Totalit + β4LEV + β5ROAit-1 + εit Dimana: ROA
= Rasio Return on Assets
Depth_Total
= Total seluruh kalimat yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan
Breadth_Total = Total indikator yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan Con_Total
= Total kalimat yang diungkapkan kepada stakeholders
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
16
LEV
= Perbandingan total kewajiban dan total aset yang dimiliki perusahaan
ROAt-1
= Rasio ROA di tahun sebelumnya
ε
= Error Tabel 4. Hasil Regresi Model Utama Model Hipotesis Utama ROAit = αit + β1Depth_Totalit + β2Breadth_Totalit + β3Con_Totalit + β4LEV + β5ROAit-1 + εit Variabel
Prediksi Tanda
C
Coefficient
Prob
Sig.
1.7010
Depth_Total
(+)
0.0110
0.0125
**
Breadth_Total
(+)
-0.5128
0.0790
*
Con_Total
(+)
-0.5095
0.0385
**
LEV
(-)
0.0708
0.1480
ROAt-1
(+)
-0.2793
0.0000
N
103
F Test Sign
0.0000
Adj R Square
0.2236
***
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Pada tabel di atas terlihat kenaikan depth pada pengungkapan CSR mengakibatkan kenaikan pada ROA. Ini mengindikasikan bahwa semakin banyak kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan kegiatan CSR terkait isu lingkungan hidup, maka akan semakin berpengaruh pada peningkatan ROA di tahun berikutnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Naser et al. (2002) yang juga menemukan hubungan positif antara kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat kedalaman pengungkapan CSR. Selain itu, hasil juga sesuai dengan penelitian Hendriksen (2002) yang mengatakan bahwa pengungkapan informasi terkait operasi perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan dari masyarakat, sehingga perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan semata, namun juga peduli akan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan operasi perusahaan terhadap lingkungan. Selain itu, kenaikan breadth pada pengungkapan CSR mengakibatkan penurunan pada ROA yang mengindikasikan inefisiensi operasi perusahaan. Fenomena ini disebabkan oleh 3 kemungkinan, yaitu:
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
17
1. Penurunan pada net income, namun nilai total aset tetap. 2. Net income memiliki nilai yang tetap, namun peningkatan terjadi pada nilai total aset. 3. Penurunan terjadi pada net income dan kenaikan terjadi pada total aset. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Yusoff et al. (2013) yang mengatakan bahwa breadth memiliki pengaruh positif dengan kinerja keuangan pada perusahaan di Malaysia. Jika diperhatikan dengan seksama, indikator GRI menghimbau perusahaan untuk mengungkapkan secara detil bagaimana perusahaan melakukan CSR dan tidak dapat dipungkiri hal tersebut akan membutuhkan banyak dana. Kemudian, terlihat bahwa kenaikan konsentrasi pengungkapan CSR pada stakeholder tertentu berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Yusoff et al. (2013) yang menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi pengungkapan CSR dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan kemungkinan bahwa pemusatan pengungkapan CSR pada satu pihak akan menjadikan efisien operasi perusahaan menurun. Penulis juga melakukan pengujian tambahan untuk melihat bagaimana pengaruh yang terjadi antara CSR Total yang didapatkan dari pembobotan jumlah depth, breadth, dan concentration terhadap kinerja keuangan. Berikut merupakan model terkait hipotesis tambahan untuk CSR Total: (1)
ROAit = αit + β1CSRTotalit + β2LEVit + β3ROAit-1 + εit Dimana: ROA
= Rasio Return on Assets
CSRTotal
= Nilai total yang didapatkan dari pembobotan nilai depth, breadth, dan concentration
LEV
= Perbandingan total kewajiban dan total aset yang dimiliki perusahaan
ROAt-1
= Rasio ROA di tahun sebelumnya
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
18 Tabel 5. Hasil Regresi CSR Total Model CSR Total ROAit = αit + β1CSRTotalit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit Variabel
Prediksi Tanda
C
Coefficient
Prob
Sig. **
-0.05314
CSRTotal
(+)
0.02488
0.0440
LEV
(-)
0.05741
0.2040
ROAt-1
(+)
-0.27592
0.0000
***
N F Test Sign
0.0000
Adj R Square
0.1805
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Hasil pengujian pada tabel di atas terlihat bahwa ternyata pengungkapan CSR secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja keuangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Waddock dan Graves (1997), Siregar dan Bachtiar (2010) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh dalam peningkatan ROA di masa depan. Di samping itu, penulis pun melakukan pengujian tambahan untuk melihat pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan isu lingkungan, praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, serta isu tanggung jawab produk terhadap kinerja keuangan. Berikut adalah model yang digunakan untuk menguji hubungan pengungkapan csr terkait isu lingkungan, isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak, dan isu tanggung jawab produk: (2)
ROAit = αit + β1CSRTotal_Eit + β2LEVit + β3ROAit-1 + εit (3)
ROAit = αit + β1CSRTotal_Lit + β2LEVit + β3ROAit-1 + εit (4)
ROAit = αit + β1CSRTotal_Pit + β2LEVit + β3ROAit-1 + εit Dimana: ROA
= Rasio Return on Assets
CSRTotal_E
= Nilai total pengungkapan untuk isu lingkungan
CSRTotal_L
= Nilai total pengungkapan untuk isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
19
CSRTotal_P
= Nilai total pengungkapan untuk isu tanggung jawab produk
LEV
= Perbandingan total kewajiban dan total aset yang dimiliki perusahaan
ROAt-1
= Rasio ROA di tahun sebelumnya
ε
= Error
Dari hasil pengujian bagaimana pengaruh pengungkapan CSR terkait isu lingkungan terhadap kinerja keuangan yang terdapat pada tabel 4.9, ternyata didapatkan hasil bahwa pengungkapan CSR mengenai isu lingkungan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dengan peningkatan ROA. Hal ini mungkin mengindikasikan bahwa stakeholder di Indonesia sangat menyukai tindakan perusahaan untuk mengungkapkan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan CSR terkait isu lingkungan dalam Laporan CSR. Tabel 6. Hasil Regresi CSR Total Environment Model CSR Total Environment ROAit = αit + β1CSRTotal_Eit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit Variabel
Prediksi Tanda
C
Coefficient
Prob
Sig. ***
-0.1200
CSRTotal_E
(+)
0.1064
0.0000
LEV
(-)
-0.0056
0.4665
ROAt-1
(+)
-0.2197
0.0005
N
103
F Test Sign
0.0000
Adj R Square
0.2826
***
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Terkait pengungkapan CSR yang dilihat dari isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak menunjukkan hasil negatif yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pengungkapan CSR mengenai isu tersebut dapat membuat penurunan pada ROA. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Naser et al. (2002) yang mengatakan bahwa meningkatkan informasi positif mengenai karyawan dapat menarik minat calon karyawan, serta meningkatkan nilai dari karyawan perusahan, yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas yang lebih tinggi dan menyebabkan kenaikan profit. Hal ini mungkin disebabkan karena pengungkapan CSR terkait tenaga kerja dan pekerjaan layak sangat erat kaitannya dengan jumlah angkatan kerja yang
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
20
terdapat di perusahaan. Semakin banyak tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, maka semakin banyak cost yang akan dikeluarkan terkait kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan, dimana hal tersebut merupakan hal yang wajib diungkapkan dalam Laporan CSR perusahaan terkait isu tenaga kerja dan pekerjaan layak. Tabel 7. Hasil Regresi CSR Total Labor Model CSR Total Labor ROAit = αit + β1CSRTotal_Lit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit Variabel
Prediksi Tanda
C
Coefficient
Prob
Sig. **
0.3716
CSRTotal_L
(+)
-0.0725
0.0120
LEV
(-)
0.0587
0.1955
ROAt-1
(+)
-0.3121
0.0000
N
103
F Test Sign
0.0000
Adj R Square
0.1972
***
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Hasil regresi pengungkapan CSR secara keseluruhan terkait isu tanggung jawab produk hanya menunjukkan hasil yang tidak signifikan namun memiliki pengatuh positif. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya pengungkapan CSR terkait isu tanggung jawab produk tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kenaikan atau penurunan ROA. Tabel 8. Hasil Regresi CSR Total Product Model CSR Total Product ROAit = αit + β1CSRTotal_Pit + β2LEV + β3ROAit-1 + εit Variabel
Prediksi Tanda
C
Coefficient
Prob
Sig.
0.1882
CSRTotal_P
(+)
0.0214
0.1855
LEV
(-)
0.0711
0.1545
ROAt-1
(+)
-0.2988
0.0000
N
103
F Test Sign
0.0000
Adj R Square
0.1638
***Signifikan pada level 1% (one-tailed) **Signifikan pada level 5% (one-tailed) *Signifikan pada level 10% (one-tailed)
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
***
21
5. Kesimpulan Peningkatan penggunaan jumlah kalimat pengungkapan CSR pada tahun 2012 terjadi pada isu lingkungan dan isu praktek tenaga kerja dan pekerjaan layak. Sedangkan, isu tanggung jawab produk menunjukkan hasi sebaliknya, yaitu terjadi pengurangan penggunaan kalimat pada tahun 2012 namun tidak terlalu besar pengurangannya. Tingkat keluasan informasi dalam pengungkapan CSR (breadth) untuk masing-masing isu memiliki hasil yang berbeda-beda. Sebanyak 48 perusahaan mengungkapkan LA1 sebagai indikator yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan. Selain itu, isu lingkungan memiliki jumlah perusahaan yang lebih sedikit dalam hal pengungkapan CSR terkait isu dengan EN14 sebagai indikator kinerja yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan. Kendati begitu, isu tanggung jawab produk adalah isu yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan. Tingkat konsentrasi informasi kepada stakeholder tertentu dalam pengungkapan CSR (concentration) terkait isu lingkungan didominasi oleh masyarakat sebagai stakeholder yang memiliki porsi terbanyak dalam pengungkapan CSR. Isu tenaga kerja dan pekerjaan layak didominasi oleh karyawan sebagai stakeholder yang paling banyak diungkapkan. Kemudian, isu tanggung jawab produk didominasi oleh konsumen. Dan dari hasil pengujian yang didapat bahwa ternyata depth memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebaliknya, breadth dan concentration memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Namun, jika dilihat pengungkapan CSR diuji secara keseluruhan terhadap kinerja keuangan, hasilnya menunjukkan hubungan positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini selaras dengan hasil pengujian pengungkapan CSR terkait isu lingkungan terhadap kinerja keuangan yang menunjukkan hasil positif yang sginifikan. Sedangkan, pengungkapan CSR terkait isu tenaga kerja dan karyawan memiliki pengaruh sebaliknya, yaitu negatif dan signifikan. Dan untuk pengungkapan CSR terkait isu tanggung jawab produk menunjukan pengaruh positif yang tidak signifikan. 6. Saran Menambah periode penelitian sehingga didapat jumlah sampel yang lebih banyak dan menambah variabel dan penambahan isu lain yang terkait sehingga membuat hasil menjadi lebih representatif.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
22
7. Daftar Referensi Altman, I., & Taylor, D. 1973. Social penetration: The development of interpersonal relationships. New York: Holt, Rinehart, and Winston. Amalia, Farida. 2008. Analisis pengaruh pengungkapan sosial pada laporan tahunan perusahaan terhadap imbal hasil saham: (Studi kasus perusahaan publik di BEJ). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Antonius, Y. 2012. Analisis pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan dan perkebunan yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Aras, G., Aybars, A., Kutlu, O. 2010. Managing corporate performance: Investigating the relationship between corporate social responsibility and financial performance in emerging markets. International Journal of Productivity and Performance Management, 59, 229-254. Balabanis, G., Phillips, H. C., Lyall, J. 1998. Corporate social responsibility and economic performance in the top British companies: Are they linked?. European Business Review, 98, 25-44. Basamalah, Anies S., and Johnny Jermias. 2005. Social and environmental reporting and auditing in Indonesia: Maintaining organizational legitimacy ?. Gadjah Mada International Journal of Business, 7, 109 – 127. Bursa Efek Indonesia diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.idx.co.id Fitria, S., Hartanti, D. 2010. Islam dan tanggung jawab sosial: Studi perbandingan pengungkapan berdasarkan Global Reporting Initiatives indeks dan Islamic Social Reporting indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Freeman, R. E. 1984. Strategic management: A stakeholder approach. Marshfield, MA: Pitman Publishing. Global reporting Initiatives diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.globalreporting.org Gray R. H., Owen, D. L. & Adams C. 1996. Accounting and accountability: Changes and challenges in corporate social and environmental reporting. London: Prentice Hall. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics (4th edition). McGraw-Hill: New York. Hendriksen, Eldon S. and Michael F. Van Breda. 2002 Teori Akuntansi, diterjemahkan oleh Herman Wibowo, edisi 5. Jakarta: Interaksara. Janggu, T., Joseph, C., Madi, N. 2007. The current state of corporate social responsibility among industrial companies in Malaysia. Social Responsibility Journal, 3, 9-18. Manurung, Dwi E., M. 2012. Analisis penerapan corporate social responsibilitypada PT Perkebunan Nusantara IV-Medan. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015
23
McWilliams, Abagail and Donald Siegel. 2001. Corporate social responsibility: A theory of the firm perspective. Academy of Management Review, 26, 117-127. Naser, K., Al-Khatib, K., Karbhari, Y. 2002. Empirical Evidence on the depth of corporate information disclosure in developing countries: The case of Jordan. International Journal on Corporate Management, 12, 122-152. Nurdianty, P. 2008. Analisa hubungan pengungkapan corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan diakses pada bulan Oktober tahun 2014. www.ojk.go.id Rahayu, H. 2010. Pengaruh kinerja sosial terhadap kinerja keuangan pada perusahaanperusahaan di sektor perbankan Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Risa, N., W. 2012. Analisis pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui laporan tahunan dan website di industri perbankan Indonesia tahun 2010. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Siregar, S. V., Bachtiar, Y., 2010. Corporate social reporting: Empirical evidence from Indonesian Stock Exchange. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, 3, 241-252. Timothy, Jazzy. 2012. Analisis pengaruh pengungkapan CSR terhadap likuiditas saham. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Waddock, S. A., Graves, S. B. 1997. The corporate social performance – financial performance link. Strategic Management Journal, 18, 303-319. Wardhani, Ambar Retno. 2007. Pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Wright, P., Ferris, S. P. 1997. Agency conflict and corporate strategy: Effect of divestment on corporate value. Strategic Management Journal, 18, 77-83. Yusoff, H., & Mohamad, S.S. 2013. The influence of CSR disclosure structure on corporate financial performance: Evidence from stakeholders’ perspectives. Procedia Economics and Finance, 7, 213-220.
Analisis Pengaruh..., Putri Fitria, FE UI, 2015