Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN RUMAH TANGGA TERHADAP KONSUMSI DAGING DAN TELUR DI KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Elvis . F Weol*, B. Rorimpandey**, G. D. Lenzun**, dan E. K. M. Endoh** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115
daging dan telur di Kecamatan
ABSTRAK Kecamatan
Suluun
Tareran
merupakan salah satu wilayah yang terletak
di
kabupaten
Minahasa
Selatan. Mayoritas masyarakatnya sebagai petani dan hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai pegawai negeri,
pegawai
wiraswata.
swasta
Masyarakat
dan dalam
mengkonsumsi daging dan telur banyak tergantung dari pendapatan yang
diperoleh.
pendapatan
maka
Semakin
tinggi
kecendrungan
untuk mengkonsumsi daging dan telur semakin tinggi. Permasalahan penelitian ini ialah apakah konsumsi daging dan telur di Kecamatan Suluun Tareran dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga responden. Tujuan
penelitian
ialah
untuk
mengetahui berapa jumlah konsumsi daging dan telur pada rumah tangga dan pengaruh pendapatan rumah tangga responden terhadap konsumsi *Alumni Fakultas Peternakan *Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
Suluun
Tareran.
Jumlah
sampel
dalam penelitian ini sebanyak 74 rumah tangga responden. Waktu penelitian dan pengumpulan data selama 2 bulan. Metode penelitian yang
digunakan
adalah
metode
survey. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ratarata
pendapatan
rumah
tangga
responden adalah Rp 2.558.050 per bulan.
Konsumsi
daging
belum
mencapai target sesuai yang di anjurkan widyakarya pangan dan gizi tahun 2004 yaitu baru sebesar 7.7 kg/kapita/tahun dan telur sebesar 4.1 kg/kapita/tahun. menunjukkan
Hasil
analisis
pendapatan
rumah
tangga responden berpengaruh nyata terhadap konsumsi daging dan telur di Kecamatan Suluun Tareran. Kata Kunci : Konsumsi dagingtelur, Pendapatan .
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
ABSTRACT INCOMIC
research was conducted during 2 months
ANALYSIS AND ITS EFFECT ON
using survey method. The data waere
MEAT AND EGG CONSUMPTION
analysed
AT SULUUN TARERAN DISTRICT
analysis to determine the effect of
OF
MINAHASA
income on consumption of meat and
REGENCY. District of Suluun Tareran
eggs. The results showed that the
is the area located in the regency of
average household income was Rp
South Minahasa. The majority of Suluun
2,558,050 per month. Meat and egg
Tareran
are
consumption have not reached the new
working household farmers and minority
target of 7.7 kg and 4.1 kg per capita per
of this community are working as civil
year,
servants,
and
appropriate food and nutrition work
community
recommended by widyakarya in 2004.
consumption of meat and eggs depends
The analysis showed that the household
largely on the income earned.
income
HOUSEHOLD
SOUTH
district
communities
private
bussinesman.
employees The
The
using
simple
respectively;
to
significantly
regression
fulfill
the
affect
the
tendency of increased consumption of
consumption of meat and eggs in the
meat and eggs depends also on
District of Suluun Tareran
the
increased income of the community in this regency. The higher the income the
Keywords:
Meat-egg
consumption,
higher also the deman tendency to
Household
consume meat and egg. The problem of
Suluun Tareran district
Income,
this study is that are the consumptions of meat and eggs in the District Suluun Tareran
influenced
by
PENDAHULUAN
household
Kekurangan
income? The purpose of this study was to evaluate the amount of meat and egg consumptions of the household and to determine the effect
of
household
protein
yang
menjadi
salah
satu
penyebab
buruknya
status
gizi
penduduk,
hingga
saat
ini
masih
menjadi
income on the consumption of meat and
masalah yang cukup merisaukan.
eggs at the district of Suluun Tareran.
Kekurangan konsumsi protein diduga
This research has been conducted in the
sebagai salah satu penyebab gizi
district of Suluun Tareran involving the
buruk, walaupun bukan satu-satunya
total sample of 74 respondent of
penyebab, yang diakibatkan oleh
households. Data collection of this
rendahnya
taraf
perekonomian
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
penduduk.
Protein
yang
ISSN 0852-2626
mampu
sebagaimana anjuran Widya karya
dikonsumsi belum tentu berkualitas,
pangan dan gizi bahwa, norma gizi
sebab yang disebut dengan sumber
protein
protein berkualitas seperti dari hasil-
gram/kapita/hari. Standar kebutuhan
hasil peternakan harganya relatif
protein hewani ini diharapkan 9
mahal jika dibandingkan dengan
gram/kapita/hari
protein nabati. Pola makan pun
komoditi
cukup
gram/kapita/hari
mempengaruhi
protein
yang
kualitas
hewani
sebesar
15
bersumber
perikanan
dari
dan
bersumber
6 dari
dikonsumsi.
komoditi peternakan yang setara
penduduk
dengan daging 10,3 kg/kapita/tahun,
mengkonsumsi protein yang berasal
telur 6,5 kg/kapita/tahun, dan susu
dari
7,2
Kebanyakan
tumbuh-tumbuhan,
hal
ini
kg/kapita/tahun
juga
masih
karena sebagian masyarakat yang
belum tercapai. Masyarakat Sulawesi
berpenghasilan
keatas
Utara khususnya, sampai saat ini
mengkonsumsi
standar konsumsi protein hewani asal
daging asal ternak dengan alasan
ternak belum tercukupi yaitu baru
kesehatan
sebesar
telah
menengah
membatasi
(seperti
peningkatan
kolesterol).
4,84
gr/kapita/hari
sedangkan untuk konsumsi protein
Rachman (2001) menyatakan
asal ikan sebesar 14,41 gr/kapita/hari
bahwa, capaian konsumsi protein
(Dinas Ketahanan Pangan Sulut,
untuk
2010).
penduduk
Indonesia
jika
dibandingkan dengan angka rata-rata
Kecamatan Suluun Tareran
kecukupan protein yang disyaratkan
merupakan salah satu kecamatan
pada Widyakarya Pangan dan Gizi
yang ada di Kabupaten Minahasa
Tahun 2004 (LIPI, 2004) yaitu 46,20
Selatan. Kecamatan Suluun Tareran
gram/kapita/hari,
angka
memiliki jumlah KK sebanyak 2.554
55,23
orang serta jumlah penduduk 8.172
gram/kapita/hari tahun 2009 telah
orang. Masyarakat di Kecamatan
melebihi yang dianjurkan, artinya
Suluun
secara kuantitas sudah mencukupi.
mengkonsumsi produk asal ternak
Masalahnya
berupa daging dan telur, hal ini pun
konsumsi
maka protein
capaian
konsumsi
protein hewani belum mencukupi
Tareran
pada
umumnya
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
didukung oleh faktor sosial budaya
ISSN 0852-2626
Teknik
pengumpulan
data
dari masyarakat setempat.
menggunakan metode survey. Data
Permasalahannya,
Kecendrungan
diperoleh dari data primer dan data
peningkatan konsumsi daging dan
sekunder. Data primer diperoleh
telur tergantung pada pendapatan
secara
masyarakat
melalui
disuatu
wilayah.
langsung
dari
responden
wawancara
dengan
Semakin tinggi pendapatan maka
menggunakan
daftar pertanyaan.
kecendrungan untuk mengkonsumsi
Data
meliputi
daging dan telur semakin tinggi.
responden
Rumusan masalah dalam penelitian
Pendidikan, Pekerjaan dan jumlah
ini ialah apakah
Anggota
konsumsi daging
primer
(Nama,
keluarga),
identitas Umur,
tingkat
dan telur di Kecamatan Suluun
pendapatan rumah tangga dan jumlah
Tareran dipengaruhi oleh pendapatan
konsumsi daging dan telur. Data
rumah
responden.
sekunder diperoleh dari instansi yang
Berdasarkan rumusan masalah maka,
terkait dengan penelitian ini, antar
tujuan penelitian ini ialah Untuk
lain Dinas Pertanian dan Peternakan
mengetahui berapa jumlah konsumsi
Sulut,
daging dan telur pada rumah tangga
Sulut, Kantor Kecamatan Suluun
responden dan untuk mengetahui
Tareran dan Badan Pusat Statistik
pengaruh pendapatan rumah tangga
(BPS) Sulawesi Utara.
tangga
Dinas
Ketahanan
Pangan
responden terhadap konsumsi daging
Penentuan sampel responden
dan telur di Kecamatan Suluun
untuk keperluan penelitian dilakukan
Tareran.
secara purposive sampling dengan kriteria
MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian
ini
telah
rumah
tangga
yang
mengkonsumsi produk asal ternak yaitu daging dan telur. Penentuan
dilaksanakan di Kecamatan Suluun
sampel
Tareran
Minahasa
responden dilakukan secara simple
pelaksanaan
random sampling (Arikunto, 2002
penelitian selama dua bulan yaitu
dan Daniel 2001) yaitu sampel yang
mulai bulan Maret sampai bulan
di ambil secara acak sederhana
April 2013.
sebanyak 10% dari jumlah rumah
Selatan.
Kabupaten Waktu
rumah
tangga
sebagai
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
tangga (KK) pada masing-masing
sampel sebagai responden dapat
desa sampel. Jumlah rumah tangga
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama Desa, Jumlah KK dan Jumlah Sampel No
Nama desa
Jumlah KK
Jumlah sampel (10%)
1.
Suluun Tiga
321
32
2.
Talaitad
423
42
744
74
Total
Definisi variabel penelitian
asumsi-asumsi
yang
bermanfaat
dan pengukurannya dalam penelitian
untuk membatasi satuan pengukuran
ini menyangkut (i) Responden rumah
variabel-variabelnya. Asumsi-asumsi
tangga ialah suatu keluarga yang
tersebut yaitu :
terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak serta
a).
Jumlah daging dan telur yang
orang lain yang termasuk dalam
dibelli
tanggungan yang tinggal serumah
dikonsumsi oleh rumah tangga
dan
responden, kecuali yang dibeli
makan
sedapur,
dinyatakan
untuk
dalam satuan kepala keluarga; (ii)
diasumsikan
acara
pesta
atau
Pendapatan ialah nilai rupiah yang
syukuran dengan mengundang
diperoleh tinggal
setiap
individu
yang
orang
serumah
melalui
mata
mengkonsumsi
pencariannya sumber
atau
lain,
dari
dinyatakan
telur
sumber-
lain
tidak
untuk daging
dihitung
dan dalam
penelitian ini.
dalam
rupiah per bulan; (iii) Konsumsi
b).
daging dan telur yaitu jumlah daging
tangga yang mengkonsumsi daging
dan telur yang dibeli dan dikonsumsi
Apabila ada anggota rumah
dan telur diluar rumah (rumah makan
selama satu bulan oleh seluruh
atau acara pesta/rumah orang lain)
anggota keluarga, dinyatakan dalam
tidak dihitung dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam
satuan kilogram per bulan. Berdasarkan pengukurannya,
variabel maka
dan dalam
penelitian ini dilakukan beberapa
penelitian
ini
ditabulasi
dianalisis
melalui
dan
pendekatan
analisis deskriptif dan matematik.
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
Model analisis
secara
ISSN 0852-2626
deskriptif
rumah tangga yang disumbangkan
dilakukan terhadap data konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan bersama
daging dan telur serta pendapatan
maupun perseorangan dalam rumah
rumah tangga yang diformulasikan
tangga. Pendapatan rumah tangga
dalam
mutlak
responden yang diperoleh pada saat
(Rp/bulan) ataupun dalam kilogram
penelitian bervariasi yaitu terendah
(Kg/bulan)
diinterpretasikan
sebesar Rp. 800.000,- per bulan,
proporsi
sedangkan yang tertinggi adalah
besaran
dalam
dan
bentuk
persentase.
nilai
Sedangkan
atau model
Rp.6.695.000,-
per
bulan.
Total
analisis matematik dilakukan dengan
pendapatan rumah tangga responden
menggunakan
secara
pendekatan
model
keseluruhan
adalah
analisis koefisien regresi sederhana
Rp.189.295.700,- dengan rata-rata
(Akbar dan Usman, 2000) sebagai
Rp.2.558.050,- per rumah tangga
berikut :
responden per bulan. Selain itu total
C = a + bY
pengeluaran rumah tangga responden
Keterangan : C = Konsumsi daging dan telur Y= Pendapatan rumah tangga responden a = Koefisien arah (konstanta) b = Koefisien parameter pendapatan Pengujian hipotesis, apakah terdapat pengaruh tingkat pendapatan terhadap konsumsi daging dan telur pada rumah tangga responden di Kecamatan
Suluun
Tareran
untuk konsumsi daging dan telur adalah Rp 8.011.000,- per bulan dengan rata-rata pengeluaran rumah tangga
responden
mengkonsumsi daging dan telur yaitu
sebesar
Rp.
108.257,-
.
Menurut Sajogyo (1997), pendapatan seseorang
sangat
berpengaruh
terhadap pemilihan pangan yang akan dikonsumsi. Pendapatan yang semakin
digunakan uji t-hitung
dalam
tinggi
menyebabkan
semakin baik juga seseorang dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
memilih pangan yang dikonsumsi. Selain itu, semakin tinggi pendapatan maka
Pendapatan Responden Pendapatan
adalah
jumlah
penghasilan riil dari seluruh anggota
pangan
seseorang yang
akan
memilih
beragam
berkualitas untuk dikonsumsinya.
dan
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
mahal dibandingkan dengan harga Tingkat Konsumsi Daging dan Telur Berdasarkan hasil penelitian bahwa
masyarakat
memberikan
respon yang kurang baik dalam mengkonsumsi konsumsi
daging.
daging
Tingkat
masih
kurang,
daging ayam dan daging babi yang lebih murah juga mempengaruhi masyarakat
mencapai target
masih
belum
nasional seperti
yang dianjurkan oleh Widyakarya pangan dan gizi tahun 2004.
tidak
mengkonsumsi daging sapi. Faktor lain adalah adanya pengaruh budaya dan
pola
konsumsi
masyarakat
setempat.
karena pada saat penelitian konsumsi daging/kapita/tahun
sehingga
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata
konsumsi
daging/kapita/tahun di Kecamatan Suluun Tareran adalah sebesar 7,7 kg/kapita/tahun. Konsumsi sebesar
Hasil penelitian menunjukkan
7,7 kg terdiri atas daging babi
bahwa jenis daging yang dikonsumsi
sebesar 4,5 kg/kapita/tahun, daging
rumah tangga daging
responden
adalah
Ayam 3,2 kg/kapita/tahun Konsumsi
babi dan daging
ayam.
sebesar 7,7 kg/kapita/tahun belum
Daging babi merupakan daging yang
mencapai
target
nasional
paling banyak dikonsumsi yakni oleh
sebesar
10,3
kg/kapita/tahun
64 responden (86,49 %) sebanyak
(Widyakarya pangan dan gizi tahun
104,5 kg per bulan dan daging ayam
2004). Kondisi ini menunjukkan
yang dikonsumsi oleh 34 responden
bahwa
(45,95 %) sebanyak 69,1 kg per
Kecamatan Suluun Tareran sebesar
bulan. Sedangkan daging sapi saat
74,75% berarti terdapat kekurangan
penelitian tidak ada rumah tangga
sebesar
respoden yang mengkonsumsi. Hal
dianjurkan,
ini
dikarenakan tidak tersedianya
disebabkan oleh karena pada saat
daging sapi yang dijual dipasar
penelitian ada asumsi-asumsi yang
tradisional
Kebiasaan
bermanfaat untuk membatasi satuan
menyebabkan
pengukuran. Hal tersebut diduga
mereka tidak mengkonsumsi daging
konsumsi daging sudah melebihi dari
sapi. Faktor harga yang relatif lebih
7,7 kg/kapita/tahun tetapi karena
masyarakat
kecamatan. yang
konsumsi
25,24%
yaitu
daging
dari
Kondisi
di
yang tersebut
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
dalam penelitian ini
ISSN 0852-2626
ada asumsi
mengkonsumsi telur ayam buras
yang membatasi, sehingga konsumsi
hanya sebanyak 3 rumah tangga
daging
masing-masing
diluar
rumah,
acara
1
/2 kg per bulan.
pesta/acara syukuran/rumah makan
Salah satu penyebab rumah tangga
tidak dihitung dalam penelitian ini.
tidak
mengkonsumsi telur
Pengaruh tingkat pendapatan dan
buras
dikarenakan
tingkat
petani peternak khusus telur ayam
kesadaran
konsumsi
tidak
ayam adanya
masyarakat yang belum mengetahui
buras
di
daerah
penelitian.
akan
mengkonsumsi
Masyarakat
disana,
menjadikan
asal
ternak.
usaha memelihara ternak ayam buras
bahwa
hanya sebagai usaha sampingan.
apabila mengkonsumsi daging secara
Masyarakat dalam membeli telur
berlebihan
menyebabkan
ayam buras harus membeli langsung
kesehatan yang kurang baik atau bisa
kepada peternak ayam buras tetapi
menyebabkan terjadinya peningkatan
dengan jumlah yang terbatas dan
kolestrol.
harganya yang relatif lebih mahal
pentingnya
protein
hewani
Masyarakat
beranggapan
akan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis telur yang dikonsumsi
dibandingkan dengan harga telur ayam ras.
responden dan keluarganya adalah
Berdasarkan hasil penelitian
telur ayam ras dan telur ayam buras.
rata-rata
Telur ayam ras merupakan telur yang
kecamatan Suluun Tareran hanya
paling
banyak
dikonsumsi
oleh
4,1 kg/kapita/tahun sedangkan yang
rumah
tangga
responden
yaitu
dianjurkan Widya karya pangan dan
sebanyak 94,5 kg per bulan. Hal ini
gizi sebesar 6,5 kg/kapita/tahun.
disebabkan karena seluruh rumah
Kondisi ini menunjukkan bahwa
tangga
konsumsi telur di Kecamatan Suluun
telur
responden ayam
ras
mengkonsumsi saat
penelitian.
konsumsi
telur
Tareran sebesar 63,07%
di
berarti
Sedangkan telur ayam buras sangat
terdapat kekurangan sebesar 36,93%
jarang
dikonsumsi
oleh
rumah
dari
tangga
responden
yakni
hanya
tersebut
yang
dianjurkan.
Kondisi
diduga disebabkan oleh
sekitar 1,5 kg per bulan. Rumah
karena
tangga
tingkat kesadaran konsumsi protein
responden
yang
tingkat
pendapatan
dan
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
asal ternak rendah.
berupa
telur
Masyarakat
mengetahui
akan
ISSN 0852-2626
masih
kg pada saat pendapatan rumah
belum
tangga responden belum mengalami
pentingnya
perubahan.
mengkonsumsi protein hewani asal ternak berupa telur.
Nilai t-hitung yang diperoleh sebesar 2,370 taraf signifikan t = 0,0204
Pengaruh Pendapatan Rumah Tangga Terhadap Pengeluaran Konsumsi Daging dan Telur di Kecamatan Suluun Tareran
menunjukkan
pendapatan
bahwa
berpengaruh
nyata
terhadap konsumsi daging dan telur. Artinya apabila nilai pendapatan
Hasil analisis pengaruh pendapatan
rumah tangga berubah (meningkat),
rumah tangga terhadap konsumsi
maka ada kecenderungan terjadinya
daging dan telur di Kecamatan
perubahan
Suluun Tareran dinyatakan dalam
konsumsi
persamaan sebagai berikut :
Kecamatan Suluun Tareran. Hasil ini
C = 2,240 + 0,203 Y
ditunjang oleh penelitian Ambat
Nilai b0 sebesar 2,240 merupakan
(2011) tentang analisis konsumsi
titik awal persamaan yang ada pada
daging di kecamatan Tikala kota
sumbu C pada grafik konsumsi
Manado. Hasil penelitian Ambat
daging dan telur dan nilai koefisien
(2011)
paramater pendapatan (b1) = 0,203.
pendapatan
Berdasarkan
persamaan,
terhadap konsumsi daging. Hal ini
koefisein
sejalan dengan teori ekonomi bahwa
parameter pendapatan sebesar 0,203
semakin tinggi pendapatan maka
memberi pengertian bahwa, apabila
konsumsi suatu barang akan semakin
nilai pendapatan keluarga responden
tinggi (Sugiarto, dkk. 2002).
menunjukkan
hasil nilai
peningkatan daging
dan
terhadap telur
menunjukkan berpengaruh
di
bahwa, nyata
berubah satu satuan rupiah, maka akan
diikuti
perubahan
KESIMPULAN
tingkat
konsumsi sebesar 0,203 gr atau 0,0002 Kg. Nilai koefisien parameter konstanta (b0) sebesar 2,240 berarti konsumsi daging dan telur (C) per bulan sudah sebesar 2,240 atau 0,024
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1
Jumlah konsumsi daging dan telur
yang
sudah
dicapai
rumah tangga responden di kecamatan Suluun Tareran,
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
yaitu untuk daging sebesar
Manado. Skripsi . Fakultas
7,7 kg/kapita/tahun dan telur
Peternakan
sebesar 4,1 kg/kapita/tahun,
Manado.
dengan rata-rata pengeluaran rumah
tangga
Arikunto,
S.
UNSRAT.
2002.
Prosedur
responden
Penelitian, Suatu Pendekatan
dalam mengkonsumsi daging
Praktek. Edisi Revisi V. Bina
dan
Aksara. Yogyakarta.
telur
sebesar
Rp.
108.257. 2
Pendapatan
rumah
tangga
responden berpengaruh nyata terhadap dan
konsumsi daging
telur
di
Kecamatan
Daniel M. 2001. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Umi Aksara. Dinas Ketahanan Pangan SULUT. 2011.
Statistik
Protein
Suluun Tareran.
Konsumsi
Hewani
Dinas
Ketahanan Pangan Sulawesi Utara, Manado.
SARAN Saran dalam penelitian ini
LIPI. 2004. Angka Kecukupan Gizi
adalah perlu dilakukan penelitian
Bagi
lebih lanjut, karena selain faktor
Lokakarya Nasional Widya
pendapatan masih ada faktor lain
Karya Pangan dan Gizi VIII.
yang
Lembaga Ilmu Pengetahuan
mempengaruhi
konsumsi
daging dan telur, antara lain faktor budaya/adat
istiadat, faktor pola
konsumsi masyarakat,
pendidikan
Orang
Dewasa.
Indonesia, Jakarta. Rachman, H.P.S. 2001. Kajian Pola Konsumsi
dan
Permintaan
Pangan di Kawasan Timur
dan lain sebagainya.
Indonesia. Desertasi Doktor DAFTAR PUSTAKA
Program Pascasarjana Institut
Akbar, S.P dan Usman, H. 2000.
Pertanian Bogor. Bogor.
Metode
Penelitian
Sosial.
Bumi Aksara. Jakarta. Ambat,
A.G.
2011.
dan
Analisis
Konsumsi
Daging
Kecamatan
Tikala
Sayogyo, T. 1997. Garis Kemiskinan
di Kota
Kebutuhan
Minimum
Pangan. LPSB-IPB. Bogor. 299 hlm
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
Soemartini. 2007. Pengaruh Variabel Makro
Terhadap Perubahan
Konsumsi
Masyarakat
Indonesia. F-MIPA UNPAD. Bandung.
Sugiarto, T, Helambang, Bugiarto, R. Sudjan dan S, Kelana. 2002. Ekonomi (Sebuah
Kajian
Komprehensif). Jakata.
Mikro
Gramedia.
ISSN 0852-2626
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 :37-47 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626