Analisis Pengaruh Kompetisi Pasar dan Hak Arus Kas Pemegang Saham Pengendali Akhir terhadap Transaksi Pihak Berelasi Iva Unnaiza Hanum, Vera Dyanty Program Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetisi pasar dan hak arus kas pemegang saham pengendali akhir terhadap transaksi pihak berelasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sample perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009. Penelitian ini menunjukkan bahwa kompetisi pasar mempengaruhi secara negatif transaksi pihak berelasi normal perusahaan. Penelitian ini pun menunjukkan bahwa jumlah pelaku pasar mempengaruhi secara negatif transaksi pembelian dari pihak berelasi. Kata kunci: hak arus kas, pemegang saham pengendali akhir, product market competition, transaksi pihak berelasi.
Analysis of the Effect of Product Market Competition and Cash Flow Right of the Ultimate Shareholder to Related Party Transactions ABSTRACT The Objectives of this research is to examine the effect of product market competition and cash flow right of ultimate shareholder to related party transactions. This research used manufacture industries that listed in Indonesia Stock Exchange on 2008 and 2009 as research sample. The result of this research shows that product market competition gives negative incentive for companies to do related party transactions in their operational activities. This research also shows that number of competitor gives negative incentive for companies to do purchasing from related parties. Keywords: cash flow right, product market competition, related party transactions, ultimate shareholder.
I.
Pendahuluan
Dalam dunia bisnis, kompetisi produk dalam pasar memegang peran penting bagi perusahaan dalam menyusun strategi bisnis dan menjalankan usahanya. Dalam jangka panjang, kompetisi produk dalam pasar akan memaksa perusahaan untuk meminimalkan biaya yang terjadi dalam kegiatan operasional perusahaan (Alchian, 1950; Stigler, 1958). Shleifer dan Vishny (1997) menyatakan bahwa kompetisi produk dalam pasar bisa jadi
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
merupakan salah satu hal yang paling mendorong terjadinya efisiensi ekonomi di dunia. Dorongan untuk melakukan efisiensi biaya ini muncul akibat ketakutan perusahaan akan resiko kebangkrutan yang semakin mungkin terjadi dalam iklim kompetisi pasar yang kuat (Raith, 2003). Efisiensi yang dapat perusahaan lakukan diantaranya pengurangan biaya transaksi dan biaya keagenan (Chen et al, 2012). Biaya keagenan adalah biaya yang muncul akibat hubungan keagenan yang ada antara pemilik perusahaan dan manajer, yang terdiri atas the monitoring expenditure, the bounding expenditure, dan residual loss (Jensen dan Meckling, 1976). Contoh dari biaya keagenan yang dapat dikurangi oleh perusahaan adalah biaya audit laporan tahunan. Kemudian biaya transaksi yang dapat perusahaan kurangi dalam usaha efisiensi misalnya biaya serta waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan kesepakatan dengan lembaga pembiayaan. Biaya keagenan dan biaya transaksi perlu dikurangi untuk menjaga perusahaan agar tetap kompetitif di pasar dan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya transaksi yang terjadi adalah dengan melakukan transaksi dengan pihak berelasi normal (Chen et al, 2012). Menurut Jian dan Wong (2010) serta Chen et al (2012), transaksi pihak berelasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu transaksi pihak berelasi normal dan transaksi pihak berelasi abnormal. Transaksi pihak berelasi normal adalah transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan dengan maksud untuk melakukan efisiensi, dimana transaksi pihak berelasi normal dapat dilihat sebagai hal positif bagi perusahaan dan pemegang saham. Di sisi lain, transaksi pihak berelasi abnormal merupakan suatu mekanisme yang digunakan perusahaan untuk melakukan tindakan oportunistik, misalnya untuk menutupi tindakan ekspropriasi pemegang saham pengendali terhadap pemilik saham minoritas. Transaksi pihak berelasi normal dianggap menguntungkan pemegang saham pengendali akhir dengan hak arus kas tinggi (Chen et al, 2012). Atas dasar pandangan inilah, pemegang saham pengendali akhir memiliki insentif yang kuat untuk mendorong terjadinya transaksi pihak berelasi normal dalam perusahaan. Hal ini terjadi karena keuntungan yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham pengendali akhir dengan hak arus besar secara langsung (Claessens, 2002) Chen et al (2012) menyatakan bahwa terdapat efek substitusi antara kompetisi pasar dan pemegang saham pengendali akhir dengan hak arus kas yang tinggi dalam mempengaruhi transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan. Dalam iklim kompetisi yang tinggi, pengaruh pemegang saham pengendali akhir dengan hak arus kas tinggi terhadap
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
transaksi pihak berelasi normal menjadi lebih kecil akibat tergantikan oleh dorongan yang muncul akibat kompetisi itu sendiri. Insentif bagi perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi lebih kuat disebabkan oleh kompetisi pasar. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kompetisi pasar terhadap transaksi pihak berelasi normal. Penelitian ini pun dilakukan untuk melihat apakah kepemilikan hak arus kas yang tinggi oleh pemegang saham pengendali akhir mempengaruhi transaksi pihak berelasi normal. Penulis menduga bahwa kompetisi pasar berpengaruh secara positif terjadap transaksi pihak berelasi normal. Semakin kuat kompetisi pasar, perusahaan semakin memiliki insentif untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal. Penulis pun ingin membuktikan apakah pengaruh kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali terhadap transaksi pihak berelasi normal lebih besar pada perusahaan di industri yang non-kompetitif dibandingkan dengan perusahaan di industri yang kompetitif. Penulis melakukan penelitian dengan mereplikasi penelitian Chen, et al (2012) yang meneliti hubungan antara kompetisi produk dalam pasar, kepemilikan hak arus kas investor, dan pengaruhnya terhadap transaksi pihak berelasi normal. Penelitian ini perlu dilakukan di Indonesia untuk menggambarkan pengaruh kompetisi pasar Indonesia terhadap transaksi pihak berelasi, dimana sampai dengan tahun penelitian ini dilakukan regulasi di Indonesia belum mengakomodasi kewajiban pengungkapan transaksi pihak berelasi yang memadai. Penelitian ini penting untuk dilakukan di Indonesia karena praktek transaksi pihak berelasi di Indonesia cukup tinggi, sedangkan transaksi pihak berelasi merupakan suatu praktik akuntansi yang menjadi pertimbangan penting bagi pengguna laporan keuangan perusahaan terkait (Farahmita, 2009). Tingginya angka transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut terjadi karena struktur kepemilikan perusahaan di Indonesia yang mayoritas berupa perusahaan keluarga dengan pola piramidal dan crossholding (Claessens et al, 2002 ; Dyanty, 2009). Di sisi lain, transaksi pihak berelasi dapat dipandang sebagai mekanisme efisien ataupun suatu mekanisme oportunistik perusahaan yang dilakukan dengan perusahaan afiliasinya. Karena itulah, transaksi pihak berelasi yang dilakukan perusahaan di Indonesia menjadi menarik untuk dilakukan, yaitu dalam melihat apakah transaksi pihak berelasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangannya dilakukan dalam konteks efisien, dan
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
apakah kompetisi pasar Indonesia mendorong perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi.
2. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Product Market Competition Product market competition adalah suatu persaingan antara produk suatu perusahaan atau kelompok produk dari suatu perusahaan yang berusaha memaksimalkan keuntungan atas penjualannya di masa kini dan masa mendatang. Menurut OECD (2011), product market competition berpengaruh signifikan terhadap performa ekonomi di suatu negara. Pembatasan dalam persaingan produk tidak hanya mengurangi pertumbuhan produktivitas secara umum, namun juga memperlambat pengembangan kompetensi tenaga kerja.
2.1.2 Transaksi Pihak Berelasi Menurut PSAK No 7 Revisi 2010, transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan. Menurut Jian dan Wong (2010), terdapat dua konsep utama transaksi pihak berelasi : 1. Transaksi pihak berelasi abnormal Transaksi pihak berelasi abnormal merupakan suatu bentuk transaksi pihak berelasi yang dilakukan perusahaan untuk melakukan tujuan spesifik dalam suatu grup perusahaan. Tujuan spesifik yang dimaksud dapat berupa ekspropriasi pemegang saham mayoritas terhadap pemegang saham minoritas melalui propping dan tunneling (Chen et al, 2012), manajemen laba (Vera Dyanty, 2009; Jian dan Wong, 2010), dan pemenuhan target ROA dan ROE laporan keuangan (Jian dan Wong, 2004). 2. Transaksi pihak berelasi normal Transaksi pihak berelasi normal merupakan suatu bentuk transaksi pihak berelasi yang digunakan perusahaan dengan maksud untuk melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan melakukan transaksi pihak berelasi normal untuk mengurangi biaya transaksi yang terjadi, baik itu biaya dari segi mata uang ataupun dari segi waktu dan kemudahan bertransaksi. Dengan melakukan transaksi pihak berelasi normal, perusahaan mendapatkan input yang penting dalam melakukan
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
usahanya dengan biaya transaksi yang lebih rendah dan mudah, misalnya dalam bentuk dukungan finansial, teknologi dan infrasturktur, serta manajemen (Chen et al 2012).
2.1.3
Hak Arus Kas Pemegang Saham Pengendali Akhir Hak arus kas adalah klaim keuangan pemegang saham terhadap perusahaan (La Porta
et al, 1999). Pemegang saham pengendali memiliki dua hak atas perusahaan yang dikuasai sahamnya, yaitu hak kontrol dan hak arus kas. Hak arus kas terdiri atas hak arus kas langsung dan tidak langsung. Hak arus kas langsung adalah persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali pada perusahaan publik atas nama dirinya sendiri. Hak arus kas tidak langsung adalah penjumlahan atas hasil perkalian persentase saham dalam setiap rantai kepemilikan (La Porta et al, 1999). Claessens et al (2002) mengemukakan bahwa hak arus kas yang besar dari pemegang saham pengendali merupakan suatu insentif bagi pemegang saham pengendali untuk melakukan upaya peningkatan nilai perusahaan. Upaya peningkatan nilai perusahaan ini berusaha dilakukan semaksimal mungkin oleh pemegang saham pengendali dengan kepemilikan hak arus kas yang besar karena keuntungan dan nilai lebih yang perusahaan dapatkan akan meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan mereka.
2.2
Pengembangan Hipotesis
2.2.1 Transaksi Pihak Berelasi Normal dan Kompetisi Pasar Dalam sebuah iklim kompetisi, perusahaan akan secara berkesinambungan mencari cara yang dapat membuat mereka bertahan dalam pasar dan tidak tergerus kompetisi (Nickell, 1996). Dalam konteks ini, sebuah perusahaan akan dapat meningkatkan profitabilitasnya bila menjadi bagian dari kelompok bisnis yang besar dan terdiversifikasi (Khanna dan Palepu, 1997, 2000). Dengan berada dalam suatu kelompok bisnis, perusahaan dapat saling melakukan alokasi sumber daya yang bersifat efisien antara sesama perusahaan di kelompok bisnis yang sama, yaitu melalui transaksi pihak berelasi (Ma dan Wang, 2009). Dengan
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
demikian, transaksi pihak berelasi merupakan mekanisme efisien yang dapat digunakan perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi pasar (Chen et al, 2012). Transaksi pihak berelasi antar perusahaan dalam suatu kelompok bisnis dapat bersifat efisien, karena dapat menurunkan biaya transaksi bagi perusahaan (Chen et al, 2012). Transaksi yang dimaksud dapat berupa transaksi penjualan dan pembelian bahan baku produksi, barang jadi, ataupun barang modal, serta pemberian kredit perusahaan dalam rangka permodalan (Chen et al, 2012). Biaya transaksi perusahaan menjadi lebih kecil karena transaksi yang dilakukan antar perusahaan afiliasi ini tidak dilakukan pada harga wajar, melainkan dilakukan pada nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan transaksi bisnis dengan pihak luar (Gordon dan Henry, 2005 ; Farahmita, 2009). Chen et al (2012) berargumen bahwa product market competition berpengaruh secara positif bagi perusahaan di China untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal. Semakin tinggi kompetisi pasar, semakin tinggi besaran transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan oleh perusahaan. Hal tersebut terjadi karena perusahaan terdorong untuk melakukan efisiensi demi bertahan dalam iklim kompetisi melalui mekanisme transaksi pihak berelasi normal. Perusahaan diuntungkan dengan terjadinya transaksi pihak berelasi normal dari dua sisi. Pertama, perusahaan dalam iklim industri kompetitif dapat mengurangi biaya transaksi dengan melakukan transaksi pihak berelasi normal, yang pada akhirnya dapat memitigasi resiko kebangkrutan secara parsial. Kedua, product market competition dapat memicu inovasi dan pertumbuhan produktivitas, sehingga perusahaan dalam situasi kompetitif dapat membagi inovasi yang dilakukannya dengan perusahaan lain di dalam kelompok bisnis yang sama, yang secara sekuensial semakin meningkatkan nilai perusahaan. Dari dua sisi keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan tersebut, product market competition menimbulkan insentif yang kuat bagi perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal. Dari paparan diatas, maka hipotesa pertama dari penelitian penulis adalah sebagai berikut: H1: kompetisi produk dalam pasar berpengaruh secara positif terhadap transaksi pihak berelasi normal
2.2.2 Struktur kepemilikan perusahaan dan transaksi pihak berelasi Hak arus kas yang besar dari pemegang saham pengendali merupakan suatu insentif bagi pemegang saham pengendali untuk melakukan upaya peningkatan nilai dan keuntungan perusahaan (Claessens et al, 2002). Upaya peningkatan nilai perusahaan ini berusaha
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
dilakukan semaksimal mungkin oleh pemegang saham pengendali dengan kepemilikan hak arus kas yang besar karena keuntungan dan nilai lebih yang perusahaan dapatkan akan meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan mereka. Dalam usahanya meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan dapat menggunakan transaksi pihak berelasi, yang merupakan salah satu cara perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien (Ma dan Wang, 2010). Transaksi pihak berelasi secara luas telah terbukti digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan efisiensi, yang berpengaruh dalam meningkatkan performa perusahaan di pasar (Gordon dan Henry, 2005), misalnya dalam hal mengurangi biaya transaksi pendanaan antar perusahaan afiliasi dan transaksi penjualan-pembelian bahan baku produk perusahaan (Chen et al, 2012). Sementara itu pemegang saham pengendali dengan hak arus kas tinggi memiliki kepentingan langsung dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan menambah secara langsung kesejahteraan mereka (Calessens et al, 2002). Atas dasar alasan inilah, pemegang saham dengan hak arus kas tinggi memiliki insentif untuk mendorong perusahaan dalam melakukan transaksi pihak berelasi normal. Chen et al (2012) membuktikan bahwa product market competition merupakan substitusi dari kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali dalam hal mendorong terjadinya transaksi pihak berelasi. Ketika suatu perusahaan berada dalam iklim kompetisi yang kuat, perusahaan terdorong secara sendirinya untuk meningkatkan efisiensi, dan karenanya semakin terpacu untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal. Sebaliknya ketika kompetisi pasar tidak terlalu kuat, dorongan untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal lebih dipengaruhi oleh pemegang saham pengendali dengan hak arus tinggi yang menginginkan perusahaan mengalami peningkatan profitabilitas (Chen et al, 2012). Iklim kompetisi yang kuat tercipta ketika jumlah pesaing dalam pasar berjumlah banyak dan sebaran pangsa pasar merata (Chen et al, 2012). Dengan demikian, product market competition menjadi substitusi kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali dalam mempengaruhi usaha perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi (Chen et al, 2012). Dari paparan diatas, maka hipotesa kedua dari penelitian penulis adalah sebagai berikut: H2: Pengaruh kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali terhadap transaksi pihak berelasi normal lebih besar pada perusahaan di industri yang nonkompetitif dibandingkan dengan perusahaan di industri yang kompetitif.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
3. Metodologi Penelitian
3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2009. Data struktur kepemilikan perusahaan manufaktur berasal dari laporan tahunan yang diperoleh dari database Pusat Riset Pasar Modal (PRPM) dan Lembaran Negara di Perum Percetakan Negara Indonesia (PNRI). Data variabel dependen dan kontrol yang dibutuhkan didapatkan dari Datastream Thompson Reuters di Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FDEBFEUI). Klasifikasi sub industri manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan klasifikasi emiten Bursa efek Indonesia yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Library.
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sample Penelitian No
Kriteria Sample
2008
2009
146
141
1
Industri manufaktur yang terdaftar di BEI pada 2008 dan 2009
2
Melakukan pembukuan dengan mata uang selain Rupiah
-8
-8
3
Memiliki ekuitas negative
-17
-16
4
Tidak mencantumkan informasi transaksi pihak berelasi
-22
-17
99
97
Sample penelitian
Total
196
3.2 Operasionalisasi Variabel
3.2.1 Variabel Terikat (Transaksi Pihak Berelasi Normal) Pengukuran transaksi pihak berelasi dalam penelitian ini menggunakan
proksi
pembelian dan penjualan barang antar pihak berelasi (RPT), karena tipe transaksi pihak berelasi yang paling sering dilakukan perusahaan adalah pembelian dan penjualan barang antar pihak berelasi (Liu dan Liu, 2007 ; Hong dan Xue, 2008 ; Chen et al, 2012). Sesuai dengan penelitian Chen et al (2012), RPT diukur dengan model sebagai berikut :
RPTS =
Total Penjualan Persediaan kepada Pihak Berelasi Total Penjualan Total Pembelian PersediaanBersih dari Pihak Berelasi Total Pembelian Bersih Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
RPTP =
Pengukuran RPT diatas mencakup besaran transaksi pihak berelasi normal dan transaksi pihak berelasi abnormal. Kemudian, untuk mengestimasi besaran transaksi pihak berelasi normal, penulis mengadopsi model penelitian Chen et al (2012). Model yang digunakan dalam penelitian ini memperhitungkan karakteristik perusahaan yaitu leverage, ukuran perusahaan, dan market to book ratio. Nilai residual yang didapat dari model tersebut merupakan transaksi pihak berelasi yang abnormal, sedangkan nilai yang terprediksi dari model adalah transaksi pihak berelasi normal. Model penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut : RPTS = β0 + β1Levi,t + β2Sizei,t + β3MTBi,t + ε RPTP = β0 + β1Levi,t + β2Sizei,t + β3MTBi,t + ε
3.2 Variabel Bebas
3.2.1 Product market competition Pengukuran Product market competition dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Chen et al (2012), yaitu dengan menggunakan proksi Herfindahl-Hirschman Index (HHI) dan Num. HHI merupakan suatu indeks yang mencerminkan sebaran pangsa pasar, semakin tinggi nilai HHI, maka industri semakin kompetitif. HHI didefinisikan sebagai satu dikurangi jumlah kuadrat persentase penjualan perusahaan dari keseluruhan penjualan dalam industri yang sama, sebagai berikut: ∑
Proksi kedua untuk menentukan tingkat kompetisi pasar dalam penelitian ini adalah Num. Num merupakan gambaran jumlah pelaku pasar dalam suatu sub-industri. Num dihitung dengan menjumlahkan perusahaan yang terdapat dalam sub-industri yang sama.
3.2.2 Hak Arus Kas Pemegang Saham Pengendali Akhir
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Menurut La Porta et al (1999), hak arus kas terdiri atas hak arus kas langsung dan tidak langsung. Hak arus kas langsung adalah persentase saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali pada perusahaan publik atas nama dirinya sendiri. Hak arus kas tidak langsung adalah penjumlahan atas hasil perkalian persentase saham dalam setiap rantai kepemilikan. Hak arus kas pemegang saham pengendali akhir dalam penelitian ini dinotasikan dengan CFR. CFR = Hak arus kas langsung + Hak arus kas tidak langsung Hak arus pemegang saham pengendali akhir dalam penelitian ini akan ditelusuri tiap tingkatan piramida kepemilikan hingga teridentifikasi pemegang saham pengendali akhir dari perusahaan yang menjadi sample, yang mengacu pada penelitian Dyanty (2012). Apabila pemegang saham pengendali merupakan keluarga, maka hak arus kasnya dihitung secara kolektif karena keluarga yang mengendalikan suatu perusahaan biasanya memiliki suatu suara bulat dalam mengendalikan perusahaan (Morck dan Yeung, 2004).
3.3 Variabel Kontrol
3.3.1
Leverage Rasio leverage mengukur seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dari
sisi hutang. Leverage dihitung dengan membagi total utang dengan total aset, sebagai berikut :
Leverage (Lev) =
Total Utang Total Aset
3.3.2
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dihitung dengan logaritma natural total aset perusahaan (Faccio et
al, 2001).
Size = Ln Total Aset
3.3.3.3 Growth Growth dihitung dengan Market to Book Ratio (MTB), yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan pada akhir tahun dibagi dengan nilai buku ekuitas perusahaan pada akhir tahun, sebagai berikut : nilai pasar per saham akhir tahun Market to Book ratio (MTB) =
nilai buku per saham akhir tahun
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
3.3.3.4 Profitabilitas (Return On Sale) Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan return on sale ratio (ROS), yaitu laba bersih sebelum beban bunga dan pajak dibagi dengan total penjualan. Laba bersih sebelum pajak pada t-1 PROS = 3.4
Model Penelitian
Total penjualan pada t-1
Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi untuk menguji hubungan antara product market competition dan transaksi pihak berelasi normal, serta menguji efek substitusi antara product market competition dan hak arus kas pemegang saham pengendali akhir terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi normal. Terdapat dua sisi pengukuran transaksi pihak berelasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sisi penjualan dan sisi pembelian. Dalam melakukan pengujian, pertama-tama seluruh data perusahaan dalam indutri manufaktur dikelompokkan berdasarkan sub-industrinya. Klasifikasi sub industri yang digunakan berdasarkan klasifikasi emiten Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam industri manufaktur.
Model penelitian ini adalah sebagai berikut: NRPT = β0 + β1PMCi,t + β2CFRi,t + β3CFR X PMC+ β4PROSi,t + ε Karena transaksi pihak berelasi normal, yang menjadi variabel dependen peneltian ini, diukur melalui penjualan dan pembelian, maka NRPT dalam model penelitian ini terbagi menjadi NRPT Sales (NRPTS) dan NRPT Purchase (NRPTP). Kemudian, karena product market competition yang menjadi variabel independen penelitian ini digambarkan dengan jumlah pelaku pasar (Num) dan sebaran pangsa pasar (HHI), maka model penelitian diatas dipecah berdasarkan kedua proksi product market competition .
Model penelitian : NRPTS = β0 + β1HHIi,t + β2CFRi,t + β3CFR X HHI + β4PROSi,t + ε
(1a)
NRPTS = β0 + β1Numi,t + β2CFRi,t + β3CFR X Num + β4PROSi,t + ε
(1b)
NRPTP = β0 + β1HHIi,t + β2CFRi,t + β3CFR X HHI + β4PROSi,t + ε
(2a)
NRPTP = β0 + β1Numi,t + β2CFRi,t + β3CFR X Num + β4PROSi,t + ε
(2b)
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Model diatas digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 : H1: kompetisi pasar mempengaruhi secara positif transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan. Apabila kompetisi mempengaruhi secara positif terjadinya pihak berelasi normal, maka dapat diprediksi bahwa koefisien dari variabel product market competition, β1 adalah positif (+).
H2: pengaruh kepemilikan hak arus kas
pemegang saham pengendali terhadap
transaksi pihak berelasi normal lebih besar pada perusahaan di industri yang nonkompetitif dibandingkan dengan perusahaan di industri yang kompetitif. Kemudian apabila product market competition dan hak arus kas pemegang saham pengendali merupakan substitusi satu sama lain terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi normal, maka koefisien interaksi antara hak arus kas dan product market competition, yaitu β3 akan bernilai negatif (-).
Tabel 2. Deskripsi Variabel Variabel Dependen NRPTS = Transaksi pihak berelasi normal yang diukur dari sisi penjualan NRPTP = Transaksi pihak berelasi normal yang diukur dari sisi penjualan Variabel Independen HHI = Herfindahl-Hirschman Index Num = Jumlah pelaku pasar dalam sub-industri CFR = Hak arus kas pemegang saham pengendali akhir Variabel Kontrol Lev = Leverage, yang dihitung dengan membagi Total Utang dengan Total Aset Size = Ukuran Perusahaan, yang dihitung dengan menggunakan logaritma natural Total Aset Growth = Pertumbuhan Perusahaan, yang dihitung dengan membagi Nilai Pasar Ekuitas Akhir tahun dengan Nilai Buku Ekuitas akhir tahun PROS = Rasio Return On Sale perusahaan satu tahun sebelum tahun sample
4. Hasil Penelitian
4.1 Statistik Deskriptif Dari hasil statistik deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan yang berkaitan dengan pihak berelasi adalah sebesar 18,66% dari total penjualan keseluruhan. Sedangkan
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
rata-rata pembelian yang berkaitan dengan pihak berelasi adalah sebesar 14,12%. Dapat dilihat bahwa perusahaan lebih banyak melakukan transaksi pihak berelasi dalam bentuk penjualan dibandingkan dengan pembelian. Baik transaksi pihak berelasi penjualan (RPTS) maupun transaksi pihak berelasi pembelian (RPTP) memiliki kisaran data yang cukup menyebar, dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Kecenderungan perusahaan dalam melakukan transaksi pihak berelasi satu sama lain berbeda, ada perusahaan yang sangat cenderung melakukan transaksi pihak berelasi, namun banyak yang sama sekali tidak melakukan transaksi pihak berelasi dalam operasional perusahaannya. Kemudian dari hasil statistik deskriptif diketahui bahwa rata-rata hak arus kas pemegang saham pengendali akhir adalah sebesar 50,27% dengan median 50,31%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 50% sample penelitian memiliki hak aliran kas diatas 50,27%. Hak arus kas pemegang saham pengendali akhir yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh kepemilikan saham yang mayoritas dikuasai oleh keluarga. Dengan adanya struktur kepemilikan keluarga ini, dalam penghitungan hak arus kas pemegang saham pengendali akhir, seluruh hak arus kas anggota keluarga yang bersangkutan digabungkan sehingga menghasilkan angka yang cukup tinggi.
Tabel 3. Hasil statistik Deskriptif
Mean median Max Min std dev skewness kurtosis TOTAL
RPTS 0.1866 0.0355 1.0000 0.0000 0.2693 1.5316 4.2326 196
RPTP 0.1412 0.0175 1.0000 0.0000 0.2506 2.1861 6.9146 196
HHI 0.6296 0.7075 0.8561 0.1609 0.1758 -0.8970 2.8166 196
NUM 11 13 20 2 5.06 -0.22 1.93 196
CFR 50.27 50.32 99.75 6.27 24.55 0.15 2.01 196
LEV 0.5088 0.5054 0.9969 0.0003 0.2324 0.1203 2.2335 196
ASET 3,520,000,000,000 924,000,000,000 88,900,000,000,000 26,200,000,000 9,960,000,000,000 6.31475 48.75999 196
MTB 1.38 0.96 3.57 0.01 1.09 0.93 2.53 196
PROS 0.06 0.06 0.12 -0.08 0.05 -0.22 1.65 196
Kemudian berdasarkan pengukuran kompetisi sub-industri manufaktur pada tabel 4 diketahui bahwa nilai HHI tertinggi untuk tahun 2008 adalah pada sub-industri textile and garments, begitu pula untuk tahun 20009. Nilai HHI yang terbesar ini berarti bahwa sebaran pangsa pasar yang paling merata adalah pada sub-industri textile and garments. Dengan demikian, untuk tahun 2008 dan 2009, sub industri manufaktur yang terkompetitif adalah sub industri textile and garments. Sedangkan sub-industri yang paling tidak kompetitif berdasarkan pengukuran HHI adalah sub industri cosmetics and household. Hal ini dapat
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
disimpulkan dari nilai HHI tahun 2008 dan 2009 sub-industri cosmetics and household yang merupakan nilai minimum dari total HHI industri manufaktur. Berdasarkan hasil pengkuran kompetisi pasar pada tabel 4 dapat dilihat bahwa subindustri yang memiliki jumlah pelaku pasar terbanyak adalah sub industri textile and garments, baik untuk tahun 2008 mapun tahun 2009. Sedangkan yang memiliki jumlah pelaku pasar paling sedikit untuk tahun 2008 dan 2009 adalah sub-industri wood industries. Dengan demikian, bila kompetisi diukur dengan menggunakan proksi jumlah pelaku pasar, subindustri yang terkompetitif adalah sub-industri textile and garments, sedangkan yang paling tidak kompetitif adalah sub-industri wood industries
Tabel 4. Pengukuran Kompetisi Pasar No
Kode Klasifikasi
Num 2008
Num 2009
HHI 2008
HHI 2009
1
31 cements
3
3
0.626954
0.628331
2
32 ceramics, glass, and porcelain
6
6
0.718022
0.716903
3
33 metal and allied products
15
15
0.772595
0.797057
4
34 chemical
13
13
0.458903
0.499132
5
35 plastic and packaging
13
13
0.726644
0.754634
6
36 animal feed
4
4
0.619199
0.626861
7
37 wood industries
3
2
0.610054
0.499375
8
38 pulp and paper
7
7
0.520772
0.507248
9
42 automotive and components
12
12
0.314348
0.305188
10
43 textile, garments
20
19
0.856148
0.826807
11
44 footwear
4
4
0.548094
0.438438
12
45 cable
6
6
0.809975
0.794659
13
46 electronics
4
4
0.249657
0.249657
14
51 food and beverages
16
15
0.707548
0.68059
15
52 tobacco manufactures
4
3
0.577351
0.731946
16
53 parmaceutical
9
9
0.723128
0.716069
17
54 cosmetic and household
4
3
0.178443
0.16093
18
55 houseware
3
3
0.430377
0.470621
TOTAL
146
141
10.44821
10.40444
4.2 Hasil Regresi Model Penelitian Sebelum melakukan regresi model penelitian, data telah memenuhi uji asumsi klasik, yaitu
uji
normalitas,
uji
multikolinearitas,
dan
uji
heteroskedastisitas.
Masalah
multikolinearitas sempat muncul saat penulis melakuka nuji interaksi antara hak arus kas pemegang saham pengendali akhir (CFR) dan proksi Num serta HHI. Untuk mengatasi
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
masalah multikolinearitas tersebut, penulis kemudian menggunakan metode centering pada variabel CFR. Namun, setelah dilakukan centering, uji VIF menunjukkan masalah multikolinearitas tetap ada. Penulis kemudian mengubah variabel CFR menjadi bentuk dummy untuk menghilangkan masalah tersebut. Adapun variabel CFR dirubah menjadi bentuk dummy DCFR dengan pendekatan mean, dimana nilai CFR diatas mean diberi angka 1 dan nilai mean dibawah CFR diberi angka 0. Setelah variabel CFR dirubah menjadi DCFR, interaksi variabel kemudian tidak mengalami masalah multikolinearitas. Analisis regresi yang penulis gunakan pertama disini adalah dalam operasionalisasi variabel untuk menentukan besaran transaksi pihak berelasi normal yang merupakan variabel dependen penelitian. Sebelum memprediksikan besaran transaksi pihak berelasi normal, perlu diketahui dahulu besaran transaksi pihak berelasi secara umum, dimana di dalamnya terdapat unsur normal dan abnormal. Nilai transaksi pihak berelasi tersebut digunakan untuk memprediksikan nilai transaksi pihak berelasi normal, dimana predicted value adalah besaran transaksi pihak berelasi normal, dan residual value yang dihasilkan adalah transaksi pihak berelasi abnormal. Untuk memisahkan unsur normal dan abnormal dalam RPT, dilakukan beberapa tahap penghitungan. Pertama, peneliti melakukan regresi atas RPT dengan variable independen leverage (LEV), ukuran perusahaan (SIZE), dan rasio market to book (MTB). Setelah didapatkan koefisien beta untuk variabel LEV, SIZE, dan MTB, maka didapatkan sebuah persamaan linear untuk memprediksikan besaran transaksi pihak berelasi normal. Kemudian peneliti memasukkan angka aktual LEV, SIZE, dan MTB ke dalam persamaan tersebut dan didapatkanlah suatu predicted term RPT. Predicted term yang didapatkan merupakan transaksi pihak berelasi normal (NRPT) dan nilai residu yang didapatkan merupakan transaksi pihak berelasi abnormal. Selanjutnya nilai NRPT inilah yang penulis gunakan dalam melakukan analisi regresi untuk menguji hipotesa 1 dan hipotesa 2.
4.2.1 Transaksi Pihak Berelasi Normal dari Sisi Penjualan Hasil regresi menunjukkan bahwa kompetisi pasar, yang diproksikan dengan jumlah pelaku pasar (Num) dan sebaran pangsa pasar (HHI) mempengaruhi terjadinya transaksi pihak berelasi normal. Pengaruh kompetisi pasar terhadap transaksi pihak berelasi adalah negatif, yang berarti semakin tinggi kompetisi pasar maka semakin kecil insentif perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi dari sisi penjualan.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Chen et al (2012), yang menyatakan bahwa kompetisi pasar berpengaruh secara positif terhadap insentif perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi. Penulis menduga perbedaan pengaruh kompetisi pasar terhadap transaksi penjualan kepada pihak berelasi antara prediksi dan hasil regresi adalah karena : 1. Harga yang ditetapkan untuk transaksi penjualan kepada pihak berelasi yang umumnya berada di bawah harga pasar tidak terlalu menguntungkan bagi penjualan bersih perusahaan. 2. Perusahaan berusaha melindungi nilai pasar perusahaan di mata investor dengan bersikap hati-hati dalam melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Gordon dan Henry (2005) menjelaskan bahwa transaksi penjualan kepada pihak berelasi umumnya dilakukan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar. Kemudian menurut teori ekonomi klasik, perusahaan berusaha mencari keuntungan sebesarbesarnya dengan mengambil margin harga jual dari harga pokok produksi yang setinggitingginya. Penetapan harga jual kepada pihak berelasi yang berada di bawah harga pasar ini dianggap kurang menguntungkan bagi sisi penjualan bersih perusahaan. Dalam suatu kompetisi pasar, perusahaan semakin terpacu untuk memenuhi target pendapatan dan melindungi nilai serta profitabilitas perusahaan di mata investor (Raith, 2003). Apabila unit penjualan produk yang terjual berada pada besaran yang sama, perusahaan yang menetapkan harga jual dibawah harga pasar jelas memiliki angka penjualan bersih yang lebih kecil dibandingkan dengan angka penjualan bersih perusahaan yang menjual produknya pada harga pasar. Dengan demikian, insentif perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi ketika kompetisi pasar semakin kuat justru menjadi lebih lemah. Selain itu, kecenderungan perusahaan untuk melindungi nilai pasar perusahaan di mata investor turut menyebabkan perusahaan untuk menghindari transaksi penjualan kepada pihak berelasi normal. Investor memiliki persepsi bahwa perusahaan yang melakukan transaksi penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi dengan besaran cukup tinggi memiliki maksud untuk memanipulasi laba. Atas dasar pandangan inilah, investor cenderung merespon negatif terhadap informasi penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi yang diungkapkan oleh perusahaan (Jian dan Wong, 2004).
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Tabel 5. Hasil Regresi Model 1 Model 1a : NRPTS = β0 + β1LogHHIi,t + β2CFRi,t + β3DCFR X LogHHI + β4PROSi,t + ε Model 1b : NRPTS = β0 + β1LogNumi,t + β2CFRi,t + β3DCFR X LogNum + β4PROSi,t + ε H1: kompetisi pasar berpengaruh secara positif transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan. H2: pengaruh kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali terhadap transaksi pihak berelasi normal lebih besar pada perusahaan di industri yang non-kompetitif dibandingkan dengan perusahaan di industri yang kompetitif. Variabel
Prediksi
Model 1a Prob 0.000 0.0273 **
Model 1b Prob 0.000
Koefisien VIF Koefisien VIF C 0.13789 0.1600 LogHHI + -0.034 1.464 LogNum + -0.017 0.0346 ** 1.149 CFR + 0.001 0.375 2.025 0.0002 0.1077 *** 3.162 DCFR*LogHHI 0.069 0.001 * 2.475 DCFR*LogNum -0.0152 0.0099 * 3.411 PROS + -0.005 0.899 1.053 0.0359 0.2885 1.026 Adj R-Squared 0.043 0.099 F statistic 2.887 4.997 F Probability 0.024 0.0008 *signifikan pada level 1% **signifikan pada level 5% ***signifikan pada level 10% Keterangan Tabel: LogHHI= Hierschman-Herfindhal Index, satu dikurangi jumlah kuadrat persentase penjualan perusahaan dari total penjualan sub-industri, LogNum= Jumlah Pelaku Pasar Sub-Industri, CFR= Cash Flow Right, persentase hak arus kas pemegang saham pengendali akhir, DCFR*LogHHI=interaksi CFR dan HHI, DCFR*LogNum=interaksi CFR dan Num, PROS= Rasio return on sale satu tahun t-1
Kemudian dari hasil regresi diketahui bahwa CFR mempengaruhi transaksi penjualan kepada pihak berelasi normal bila proksi yang digunakan dalam regresi adalah jumlah pelaku pasar. Sebaliknya, didapatkan probabilitas t yang tidak signifikan atas variabel CFR dalam mempengaruhi transaksi penjualan kepada pihak berelasi, bila proksi kompetisi pasar yang digunakan adalah HHI. Selain itu, perbedaan hasil regresi antara model 1a yang menggunakan proksi kompetisi pasar HHI dan model 1b yang menggunakan proksi kompetisi pasar Num adalah pada interaksi hak arus kas dan kompetisi pasar. Hasil yang signifikan diperoleh ketika
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
variabel Num digunakan dalam model. Dari koefisien interaksi yang negatif, disimpulkan bahwa terdapat efek substitusi antara hak arus kas pemegang saham pengendali akhir dan kompetisi pasar dalam mempengaruhi transaksi pihak berelasi dari sisi penjualan. Namun, ketika penulis menggunakan variabel HHI dalam model, diperoleh hasil yang tidak signifikan atas interaksi hak arus kas dan kompetisi pasar. Dengan demikian terdapat inkonsistensi hasil antara model 1a dan 1b untuk variabel CFR dan interaksi antara CFR dan PMC. Penulis menduga inkonsistensi tersebut diatas terjadi karena: 1. Pengubahan variabel CFR, yang melambangkan hak arus kas pemegang saham pengendali, menjadi bentuk dummy pada uji interaksi CFR dan PMC. Dengan perubahan tersebut, maka variabel CFR tidak dapat mencerminkan data sebenarnya mengenai persentase hak arus kas pemegang saham pengendali. Adapun pengubahan variabel CFR menjadi bentuk dummy ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah multikolinearitas yang tidak dapat diatasi sebelumnya dengan metode centering. 2. Data persentase hak arus kas pemegang saham pengendali akhir pada perusahaan asing yang penelusurannya tidak dapat dilakukan akibat kesulitan dalam mendapatkan informasi kepemilikannya secara akurat. Data tersebut tidak penulis keluarkan dari sample penelitian, sehingga diduga sample penelitian kurang mencerminkan persentase hak arus kas pemegang saham pengendali akhir dan pengaruhnya terhadap transaksi pihak berelasi yang sebenarnya. Kemudian probabilitas t yang tidak signifikan diperoleh untuk variabel PROS, baik proksi kompetisi yang digunakan dalam regresi adalah HHI maupun Num. Maka dari itu, rasio ROS tidak mempengaruhi terjadinya transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Penulis menduga hal tersebut dikarenakan perusahaan dalam sample penelitian ini melakukan bentuk transaksi pihak berelasi selain penjualan dalam rangka efisiensi dan meningkatkan rasio profitabilitasnya. Menurut Gordon dan Henry (2012) dan Chen et al (2012), perusahaan umumnya melakukan transaksi pihak berelasi dalam bentuk penjualan dan pembelian, kredit permodalan, sewa menyewa aset, jual beli aset, ataupun pemberian jasa profesional. Namun, bentuk transaksi pihak berelasi selain penjualan tersebut belum tercakup dalam pengukuran transaksi pihak berelasi penelitian ini.
4.2.2 Transaksi Pihak Berelasi Normal dari Sisi Pembelian
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Dari sisi pembelian, melalui hasil regresi diperoleh kesimpulan bahwa jumlah pelaku pasar mempengaruhi transaksi pihak berelasi normal dengan koefisien beta Num adalah negatif, yang berarti jumlah pelaku pasar mempengaruhi secara negatif transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Semakin banyak jumlah pelaku pasar, insentif perusahaan untuk melakukan transaksi pembelian dari pihak berelasi semakin kecil. Sedangkan hasil yang berbeda didapatkan ketika variabel HHI digunakan dalam model. sebaran pangsa pasar yang menggambarkan kompetisi pasar disimpulkan tidak mempengaruhi terjadinya transaksi pihak berelasi normal dari sisi pembelian. Hasil tersebut tidak mendukung penelitian Chen et al (2012). Penulis menduga perbedaan hasil penelitian ini dengan prediksi penelitian disebabkan oleh: 1. Karakteristik pasar di Indonesia tersegmen dan heterogen, dimana segmen tersebut terbentuk berdasarkan kondisi ekonomi target pasar produk. Setiap segmen dalam suatu sub-industri pun memiliki target pasar segmen yang besar dan luas, dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan menjadikan angka calon konsumen tiap segmen dalam sub-industri besar. Dalam suatu sub-industri, pasar yang menjadi target satu perusahaan dan lainnya belum tentu sama. Misalnya dalam industri otomotif, segmen yang ada dapat diklasifikasikan berdasarkan level ekonomi atas dan menengah. Suatu perusahaan dapat membidik target pasar ekonomi atas dan perusahaan lain membidik target pasar ekonomi menengah. Dalam contoh ini, kedua perusahaan tersebut tidak berada pada kompetisi pasar yang sama karena target pasarnya berbeda. 2. Perusahaan tidak sepenuhnya melakukan pengungkapan transaksi penjualan kepada pihak berelasi, sehingga data pembelian kepada pihak berelasi yang menjadi data penelitian ini kurang menggambarkan kondisi sebenarnya. Hal ini terkait dengan Peraturan Bappepam No VIII. G.7 tahun 1996 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, dimana kewajiban perusahaan untuk melaporkan transaksi pihak berelasi yang dilakukannya timbul hanya bila transaksi tersebut memiliki nominal diatas Rp 1.000.000.000,00. Hal ini menjadikan transaksi pembelian dengan nominal dibawah Rp 1.000.000.000,00 tidak dilaporkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Tabel 6 Hasil Regresi Model 2 Model 2a : NRPTP = β0 + β1LogHHIi,t + β2CFRi,t + β3CFR X LogHHI + β4PROSi,t + ε Model 2b : NRPTP = β0 + β1LogNumi,t + β2CFRi,t + β3CFR X LogNum + β4PROSi,t + ε H1: kompetisi pasar mempengaruhi secara positif transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan. H2: pengaruh kepemilikan hak arus kas pemegang saham pengendali terhadap transaksi pihak berelasi normal lebih besar pada perusahaan di industri yang non-kompetitif dibandingkan dengan perusahaan di industri yang kompetitif. Variabel
Prediksi
Koefisien 0.1600 0.002
Model 3 Prob 0.000 0.678
VIF
Koefisien 0.046
Model 4 Prob 0.000
VIF
c LogHHI + 1.473 LogNum + -0.01 0.0124 * 1.165 CFR + -0.000 0.9649 1.886 0.000 0.7568 3.108 DCFR*LogHHI -0.003 0.6840 2.234 DCFR*LogNum -0.000 0.9922 3.329 PROS + -0.047 0.0068 * 1.138 -0.049 0.0086 * 1.036 Adj R-Squared 0.037 0.058 F statistic 2.505 3.609 F Probability 0.044 0.007 *signifikan pada level 1% **signifikan pada level 5% ***signifikan pada level 10% Keterangan Tabel: LogHHI= Hierschman-Herfindhal Index, satu dikurangi jumlah kuadrat persentase penjualan perusahaan dibandingkan dengan total penjualan sub-industri,Num= Jumlah pelaku pasar dalam sub-industri, CFR= Cash Flow Right, persentase hak arus kas pemegang saham pengendali akhir, DCFR*LogHHI=interaksi antara CFR dan HHI, DCFR*LogNum=interaksi antara CFR dan HHI, PROS= Rasio return on sale satu tahun sebelum tahun observasi
Kemudian dari hasil regresi didapatkan kesimpulan bahwa hak arus kas pemegang saham pengendali akhir tidak mempengaruhi transaksi penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi normal. Selain itu, tidak terdapat efek substitusi antara hak arus pemegang saham pengendali akhir dan kompetisi pasar dalam mempengaruhi perusahaan untuk melakukan transaksi pihak berelasi normal. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Chen et al (2012). Penulis menduga perbedaan hasil penelitian ini dan penelitian Chen et al (2012) adalah karena pemegang saham pengendali akhir berusaha melindungi nilai perusahaan di mata pasar dengan bersikap hati-hati dalam melakukan transaksi pihak berelasi. Pasar memiliki persepsi
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
bahwa penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi merupakan suatu upaya perusahaan untuk memanipulasi laba. Atas dasar persepsi inilah, nilai perusahaan yang melakukan transaksi pihak berelasi dengan jumlah yang signifikan akan turun nilainya di mata pasar. Alasan ini menyebabkan pemegang saham pengendali akhir tidak memiliki insentif dalam mempengaruhi perusahaan dalam melakukan transaksi pihak berelasi normal. (Jian dan Wong, 2004).
5. Kesimpulan
5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh kompetisi pasar terhadap transaksi pihak berelasi normal. Penelitian ini pun berusaha membuktikan efek substitusi antara kompetisi pasar dan hak arus kas pemegang saham pengendali akhir terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan kondisi di Indonesia, jumlah pelaku pasar dan sebaran pangsa pasar mempengaruhi secara negatif transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Semakin merata sebaran pangsa pasar, insentif untuk melakukan transaksi penjualan produk kepada pihak berelasi semakin lemah. Pengaruh negatif sebaran pangsa pasar terhadap penjualan produk perusahaan diduga akibat harga jual kepada pihak berelasi yang lebih rendah dibandingkan harga jual normal. Hal ini tidak menguntungkan bagi angka penjualan bersih perusahaan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan bersikap protektif terhadap nilai pasar perusahaannya di mata pasar. Pasar memiliki stigma negatif terhadap perusahaan yang banyak melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Investor dalam hal ini memandang bahwa perusahaan berusaha melakukan manipulasi laba laporan keuangan dengan melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Atas dasar pencegahan terhadap reaksi negatif investor inilah, perusahaan yang berada dalam iklim kompetisi yang kuat justru memiliki insentif yang lemah untuk melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa hak arus kas pemegang saham pengendali akhir tidak mempenaruhi transaksi pihak berelasi normal perusahaan. Kemudian hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetisi pasar bukanlah substitusi hak arus kas pemegang saham pengendali akhir dalam hal mempengaruhi terjadinya transaksi pihak berelasi normal.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Pemegang saham pengendali akhir yang tidak mempengaruhi transaksi pihak berelasi normal yang dilakukan perusahaan dikarenakan oleh tujuan pemegang saham pengendali akhir yang berusaha melindungi nilai pasar perusahaan. Perusahaan yang melakukan transaksi pihak berelasi penjualan dan pembelian dengan besaran cukup besar dipandang secara negatif oleh pasar. Pasar akan merespon secara negatif transaksi penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi. Atas kekhawatiran inilah, pemegang saham pengendali akhir dengan hak arus kas besar tidak memiliki insentif untuk mempengaruhi perusahaan dalam melakukan transaksi pihak berelasi.
5.2 Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan yang harus dicermati dalam menginterpretasikan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sample hanya dari industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya penulis dalam menelusuri variabel yang diperlukan dalam penelitian ini. Karenanya dikhawatirkan hasil penelitian ini tidak cukup menggambarkan kondisi sebenarnya. 2. Pengukuran transaksi pihak berelasi dilakukan hanya dari sisi penjualan produk jadi dan pembelian bahan baku dan pendukung produk perusahaan, yang merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak bentuk transaksi pihak berelasi. Hasil yang berbeda dan lebih signifikan mungkin didapatkan bila pengukuran transaksi pihak berelasi dilakukan dengan mencakup lebih banyak sisi transaksi pihak berelasi. 3. Keterbatasan dalam penelusuran persentase hak arus kas pemegang saham pengendali akhir perusahaan asing. 4. Keterbatasan informasi transaksi penjualan dan pembelian dengan pihak berelasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangannya. Hal ini terkait dengan aturan Bappepam-LK VIII G 7 tahun 1996 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang mewajibkan pengungkapan hanya bila transaksi yang dimaksud memiliki nominal Rp 1.000.000.000,00 atau lebih.
5.3 Saran Penelitian Selanjutnya Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan yang ditemui dalam penelitian ini, berikut ini saran-saran yang dapat menjadi bahan perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
1. Untuk menggambarkan kondisi transaksi pihak berelasi dan kompetisi pasar yang mempengaruhinya di Indonesia. Sample yang digunakan hendaknya dari tahun terkini yang dapat lebih menggambarkan kondisi sebenarnya, serta tidak terbatas pada industri manufaktur saja. 2. Pengukuran transaksi pihak berelasi hendaknya mencakup bentuk transaksi pihak berelasi selain dari sisi pembelian dan penjualan produk jadi, serta pencarian data transaksi pihak berelasi yang lebih faktual dan lengkap. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat mengatasi keterbatasan penelusuran data kepemilikan perusahaan asing yang autentik. 4. Pengukuran transaksi pihak berelasi dalam penelitian hendaknya menggunakan akun yang pengungkapannya diwajibkan secara penuh oleh regulasi, misalnya akun neraca melalui pendekatan aset dan liabilitas. Dengan demikian data yang diperoleh akan lebih akurat, lengkap, dan relatif lebih mudah didapatkan.
5.4 Implikasi Penelitian
5.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini memberikan kontribusi teori mengenai pengaruh kompetisi pasar terhadap terjadinya transaksi pihak berelasi normal. 1. Penelitian ini membuktikan bahwa sebaran pangsa pasar mempengaruhi secara negatif insentif perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan kepada pihak berelasi. 2. Penelitian ini membuktikan bahwa jumlah pelaku pasar mempengaruhi secara negatif transaksi penjualan dan pembelian kepada pihak berelasi.
5.4.2 Bagi Regulator Penelitian ini membuktikan kaitan antara kompetisi pasar dan transaksi pihak berelasi yang dilakukan perusahaan. Transaksi pihak berelasi merupakan mekanisme penting yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu Bappepam-LK selaku pengawas pasar modal diharapkan dapat mengakomodir kepentingan pengguna laporan keuangan untuk mengetahui informasi keuangan perusahaan dengan mengeluarkan suatu regulasi yang mewajibkan pengungkapan pihak berelasi secara lebih memadai. Pengawasan atas kepatuhan perusahaan dalam pengungkapan mengenai transaksi
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
pihak berelasi mutlak diperlukan untuk melindungi kepentingan pengguna laporan keuangan.
DAFTAR REFERENSI
Aghion, Philippe., Griffith, Rachel., & Howitt, Peter. (2006). Vertical integration and competition. Ajinkya, Bipin., Bhojraj, Sanjeev., & Sengupta, Partha. (2005). The association between outside directors, institutional investors and the properties of management earnings forecasts. Journal of accounting research. Ammann, Manuel., Oesch, David., & M.Schmid, Markus. (2011). Product market competition, corporate governance, and firm value: Evidence from the EU-Area. Attig, Najah., Guedhami, Omrane., & Mishra, Dev. (2008). Multiple large shareholders, control contents, and implied cost of equity. Bappepam-LK. (2012). Peraturan Bapepam-LK No VIII G 7 : Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Jakarta Bappepam-LK. (1996). Peraturan Bappepam No VIII. G.7 :Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta Branchflower, D., Machin, Stephen., (1996). Product Market Competition, wages, and productivity:International evidence from establishment –level data, Annales d’Economie et de Statistique, ENSAE, 41-41, 219253. Byun, Hee Sub., Lee, Ji Hye., Park, Kyung Suh. (2011). How product market competition interact with internal corporate governance?: Evidence from the Korean economy. Chang, Sea Jin., Hong Jaebum. (2000). Economic performance of group-affiliated companies in Korea: Intragroup resource sharing and internal business transactions. Academy of management journal. Chen, Shenglan., Wang, Kun., Li, Xiaoxue. (2012). Product market competition, ultimate controlling structure and related party transactions. China journal of accounting research, 5. Claessens, Stijn., Djankov, Simeon., & Lang, Larry H.P. (2000). The separation of ownership and control in East Asian Corporations. Journal of financial economics. Curry, B., George, K.D. (1983). Industrial Concentration: A survey. The journal of industrial economics. Diyanty, Vera. (2012). Pengaruh kepemilikan pengendali akhir terhadap transaksi pihak berelasi dan kualitas laba. (Disertasi). Program Studi Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Depok Farahmita, Aria. (2009). Pengaruh praktik corporate governance terhadap hubungan antara transaksi pihak berelasi (related party transactions) dengan manajemen laba. (Unpublished thesis). Program Ilmu Magister Sains Manajemen Keuangan, Universitas Indonesia, Depok.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Feliana, Yie Ke, SE.M.COM.AK.CPA. (2007). Pengaruh struktur kepemilikan perusahaan dan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa tehadap daya informasi akuntansi. Gallery, Gerry., Gallery, Natalie., Supranowicz, Matthew. (2008). Cash-based related party transactions in new economy firms. Ghozali, Imam. (2009). Ekonometrika: teori, konsep, dan aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Giroud, Xavier., M.Mueller, Holger. (2011). Corporate governance, product market competition, and equity prices. The journal of finance. Gordon, Elizabeth. A., Henry, Elaine. (2005). Related Party Transactions and Earning Management. (Working Paper). Rutgers University. New Jersey. Gujarati, Damodar N. (2004). Basic econometric 4th edition. Boston: McGraw-Hill, USA. Hart, Oliver D. (1983). The market mechanism as an incentive scheme. The bell journal of economics. Haushalter, David., Klasa, Sandy., & Maxwell, William F. (2007). The influence of product market dynamics on a firm’s cash holding and hedging behavior. Journal of financial economics, 84. Henry, Elaine., Gordon, Elizabeth., Reed, Brad., Louwers, Timothy. (2012). The role of retated party transactions in fraudulent financial reporting. Journal of forensle & investigative accounting. Husnan, S. (2001). Corporate Governance and finance in East Asia : A study of Indonesia, Republic of Korea. Malaysia, Phillipines, and Thailand. Manila: Asian Development Bank. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.7 : Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Berelasi. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia Jagannathan, Ravi., Srinivasan, Shaker.B., (2000). Does Product Market Competition Reduce Agency Cost?. (Working Paper). 7480 Jensen, Michael C., Meckling, William H. (1976). Theory of a firm: Managerial behavior, agency cost and ownership structure. Journal of financial economics, 3. Jian, Ming., Wong, T.J. (2010). Propping through related party transactions. China journal of economics, 15, 70105 Karuna, Christo. (2007). Industry product market competition and managerial incentives. Journal of accounting and economics, 43. Kostaman, Engkos. (2012). Analisis pengaruh kepemilikan pengendali akhir terhadap kebijakan dividen kas dengan kepemilikan keluarga dan corporate governance sebagai variabel pemoderasi. (Undergraduate thesis). Fakultas Ekonomi, Program Ekstensi Akuntansi, Universitas Indonesia, Depok. La Porta, Rafael., Lopez-de-Manes, Florencio., Shleifer, Andrei., & Vishny, Robert. (1999). Corporate Ownership around the world. Journal of Finance, 54, 471-517. Morck, Randall., Yeung, Bernard Yin., (2004). Special issues relating to corporate governance and family control. (Working Paper). 3406 Nachrowi, & Usman. (2006). Pendekatan popular dan praktis ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013
Nickel, Stephen J. (1996). Competition and corporate performance. Journal of political economy, 104. OECD. (2011). Product market competition. http://www.oecd.org Raith, Michael. (2003), Competition, risk, and managerial incentives. The American economic review, 93. Schmidt, Klaus M. (1997). Managerial incentives and product market competition. The review of economic studies, 64. Shleifer, Andrei., Vishny, Robert W. (1997). A survey of corporate governance. The journal of finance, 52. 737783 Siregar, Sylvia Veronica N.P., Utama, Siddharta. (2006). Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap pengelolaan laba (Earnings Management). Jurnal riset ekonomi Indonesia. Utama, S., & Cynthia A.U (2010). Corporate governance, related party transaction, and firm value: Indonesia evidence. (Working paper). University of Indonesia, Depok.
Analisis pengaruh..., Iva Unnaiza Hanum, FE UI, 2013