ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK BENGKALIS DARI PERSPEKTIF PIMPINAN M. Hamidi1, Sri Indrastuti2 1
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sungai Alam – Bengkalis – Riau Kode Pos 28715 Telp. (0766) 7008877, Fax (0766) 8001000
[email protected]/
[email protected] 2 Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
Abstract : This study aims to analyze the influence of competencies and educational background on performance of Bengkalis Polytechnic lecturers. The results of the research showed that pedagogical competence , personality competence, social competence, professional competence and educational background factor significantly influences the performance of lecturers. However, pedagogical competence and social competence influence the lecturers performance from leaders’ perspective. Viewpoint of leaders pedagogical competence is very dominant.This research expected that Bengkalis Polytechnic lectures more increase about competence and educational background for the reach the best performance. Keywords : Pedagogical, Personality, Profesional, Lectures performa Abstraks : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kompetensi dan Latar Belakang pendidikan terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bengkalus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pedadogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan secara bersama berpengaruh secara signinifican terhadap kinerja dosen. Bagaimanapun kompetensi pedadogik dan kompetensi sosial secara partial dari perpektif pimpinan mempengaruhi kinerja dan yang paling dominan mempengaruhi adalah kompetensi pedadogik. Dengan penelitian ini diharapkan dosen Politeknik Negeri Bengkalis dapat meningkatkan kompetensi dan latar belakang pendidikan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Keyword : Pedadogik, Kepribadian, Profesional, Kinerja Dosen menyebarluaskan ilmu pengetahu-an, teknologi dan seni melalui pendi-dikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu, profesional dinyatakan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
PENDAHULUAN Sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1 pasal 1 ayat 2, dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan 38
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...39
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang me-menuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sejalan dengan hal tersebut dosen yang merupakan tenaga pendidik dalam jenjang pendidikan tinggi wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimiliki seorang dosen berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46 ayat 2 menjelaskan bahwa lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program pasca sarjana, ini secara jelas menyatakan bahwa untuk mengajar pada program diploma (D3) atau program sarjana (S1) seorang dosen diwajibkan mempuyai kualifikasi pendidikan magister (S 2) sementara untuk dosen yang akan mengajar pada program magister (S 2) kualifikasi pendidikannya harus doktor (S 3) Selain mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai, untuk menunjang profesi sebagai seorang dosen perlu memiliki kompetensi. Hal tersebut dinyatakan di dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 yang menjelaskan bahwa profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip salah satunya adalah memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Adapun kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan secara partian dan bersama-sama terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis. KERANGKA TEORI Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi Dosen Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu terpenting sebagai unggulan bidang tersebut. Wibowo (2007:110) menjelaskan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen dalam mengemban tugas tridharma perguruan tinggi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, Depdiknas (2004 :9) menyebutkan kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Selaian pengelolaan pembelajaran kemampuan pedagogik juga meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pe-
40 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 40-55
ngembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah : a. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsipprinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik. b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. c. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meiputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan beragai potensinya meliputi mem-
fasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik. Menurut Jamal (2009:65) kompetensi pedagogik dosen adalah kemampuan seorang dosen dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Berdasarkan Permendiknas nomor 17 tahun 2007 di dalam Jamal (2009:65-66) ada sepuluh indikator di dalam kompetensi pedagogik yaitu: a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional dan intelektual; b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilik; g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik; h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...41
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kompetensi Kepribadian Menurut Surya (2003:138) kompetensi kepribadian ini merupakan kompetensi personal yaitu kemampuan pribadi seseorang dosen yang diperlukan agar menjadi dosen yang baik, kompetensi personal ini mencangkup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri. Raka Joni sebagaimana dikutipkan oleh Suyanto dan Hisyam (2009:29) menjelaskan bahwa kompetensi personal ini merupakan kepribadian yang mantap dan patut diteladani, dengan demikian guru atau dosen akan mampu menjadikan seorang pemimpin yang menjalankan peran : ingngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Setiap dosen harus memiliki kemampuan pribadi karena dengan kemampuan ini akan menjadi dosen yang berkualitas dan kualitas itu sendiri dapat dihasilkan oleh kemampuan dari dosen tersebut. Adapun kompetensi kepribadian ini merupakan kemampuan yang (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. Sementara itu menurut Theodore M. Newcomb seperti yang dikutip Jamal (2009:103-104) kepribadian diartikan sebagai organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap
prilaku. Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara khusus apabila berhubungan dengan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Ada beberapa indikator kepribadian baik yang optimis dan progresif yaitu: a. Bertanggung jawab, tanggung jawab adalah perasaan kuat yang disertai kebulatan tekad untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya. b. Tidak emosional; c. Tegas, tidak menakut-nakuti, seorang pendidik harus tegas, adil dan tidak membeda-bedakan. d. Dekat dengan anak didik, kedekatan membawa efek positif bagi pembelajaran, kedekatan akan menciptakan hubungan bathin dan keakraban dalam bergaul. 3. Kompetensi Sosial Dosen juga harus memahami kompetensi ini, dosen diharapkan mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat serta mampu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya sehingga dimanapun dan kapanpun serta dengan siapapun dosen memiliki kemampuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Surya (2003:138) mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam
42 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 42-55
berhubungan dengan orang lain, hal ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Dalam kompetensi sosial ini seorang dosen diharuskan mempunyai kemampuan sebagai bagian dari masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Nasional Pendidikan, bahwa di dalam kompetensi ini seorang dosen dituntut untuk : (a) mampu berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Jamal (2009:140-141) menjelaskan kompetensi sosial dalam kegiatan belajar berkaitan erat dengan kemampuan pendidik dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kampus dan masyarakat tempat pendidik tinggal sehingga peranan dan cara pendidik berkomunikasi dalam masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan yang bukan pendidik. Dosen atau pendidik dimata masyarakat pada umumnya dan para peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupannya sehari-hari. Dosen merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Hal ini menjelaskan bahwa kompetesi sosial dosen atau pendidik merupakan kemampuan pendidik untuk memahami dirinya
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan warga Negara, lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai pendidik. Dalam standar nasional pendidikan yang dikutip Jamal (2009:149) kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagaian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik yang sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi untuk : a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat; b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan dan wali/ orang tua peserta didik; d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Profesional Didalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan, kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheran dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan (e) kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...43
Sementara itu Surya (2003:138) mengemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen professional, kompentensi professional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat dosen lainnya. Menurut Jamal (2009:157) kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi keilmuan secara filosofis, kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Menurut Endang Komaro dalam Jamal (2009:157-158) kompetensi professional adalah kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas sebagai pendidik sebab ini berhubungan dengan kinerja, oleh sebab itu tingkat profesionalitas pendidik dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: (1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusi, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan; (4) Kemampuan dalam mengapliasikan berbagai metodologi dan stra-
tegi pembelajaran; (5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi, bimbingan penyuluhan; (9) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. Dalam standar nasional pendidikan pasal 28 ayat 3 butir © dikemukan bahwa dimaksud dengan kompetesi professional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. D.A.Tisna Amidjaja seperti yang dikutip oleh Isjoni (2008:48) mengemukakan kompetensi dengan istilah kemampuan, dimana ada tiga aspek kemampuan pendidik yaitu : a. Kemampuan pribadi dimana setiap pendidik harus memiliki kemampuan pribadi dengan kemampuan itu seorang pendidik akan dapat menjadi pendidik yang berkualitas dan kualitas itu sendiri dapat dihasilkan dari kemampuan pribadi. b. Kemampuan professional, kemampuan profesiona l merupakan kemampuan dan menghayati dan mendalami keilmuannya, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan professional, bila pendidik memiliki kemampuan professional maka akan berdampak kepada kualitas pembelajaran dan ak-
44 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 44-55
hirnya akan bermuara kepada kualitas pendidikan nasional. c. Kemampuan kemasyarakatan atau kemampuan social, pendidik diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat serta mampu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. Pengertian dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Simamora (2004:409) menyatakan, bahwa kinerja adalah keadaan/tingkat perilaku seseorang yang harus dicapai dengan persyaratan tertentu. Penilaian kinerja adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja biasanya mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif dari kinerja pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan pendapat diatas, Sutrisno (2009:165) menyimpulkan bahwa kinerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melakukan aktivitas kerja. Cooper dalam Samsudin (2006:159) mengungkapkan kinerja adalah sebagai berikut “A general term applied to part or all of the conduct or activities of an organization over period of time, often with reference to some standart such as past projected cost, an efficiency base, management responsibility or accountability, or the like”.Artinya kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan–batasan yang telahditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Pengertian, Tujuan, Jenjang Proses dan Jenis Pendidikan Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sula (2005:33-36) menerangkan pengertian pendidikan dapat ditinjau dari
beberapa fungsi yaitu sebagai proses tranformasi budaya, pembentukkan pribadi, penyiapan warga Negara dan penyiapan tenaga kerja. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sifat sasaranya adalah manusia yang mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat komplek. Masih menurut Umar Tirtarahardja dan La Sula (2005:33-36), pengertian pendidikan sebagai transformasi budaya diartikan sebagai pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi yang lain, sebagai pembentukkan pribadi pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistemastis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sebagai proses penyiapan warga Negara pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik dan sebagai penyiapan tenaga kerja pendidikan diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja. METODE PENELITIAN Penelitian ini untuk menganalisa pengaruh kompetensi, latar belakang pendidikan terhadap kinerja dengan melakukan uji stastik regresi sederhana, sementara penelitian ini sendiri bersifat deskriptif dan kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional serta latar belakang pendidikan dan kinerja. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti yaitu pihak manajemen (pimpinan), pihak manajemen merupakan atasan lang-sung dari objek yang akan diteliti yaitu ketua program studi dari tujuh program studi yaitu Teknik Perkapalan, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Administrasi Bisnis, Bahasa Inggris dan Teknik Informasi.
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...45
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: variabel terikat yaitu kinerja dengan 6 indikator dan variabel bebas yaitu kompetensi pedagogik dengan 5 indikator, kompetensi kepribadian dengan 5 indikator, kompetensi sosial dengan 5 indikator, kompetensi profesional dengan 5 indikator. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda sementara itu pengujian dilakukan dengan validitas dan realiabilitas alat ukur serta pengujian asumsi klasik dan hipotesis. ANALISA DATA
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Untuk pengujian validitas dan reliablitas alat ukur untuk pimpinan ini dilakukan sebagaimana halnya dengan mahasiswa, dikatakan valid apabila muatan faktornya ≥ 0,45 dan pengujian reliabilitas dilakukan dengan analisis faktor identifikasi awalnya dengan melihat nilai Kaiser-Meyer Olkin Measure Sample Adequancy (KMOMSA) ≥ 0,5 dan nilai signifikansinya 0,05 (α = 0,05). Berikut ini adalah rangkuman hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur dengan analisis faktor konfirmatori.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas alat ukur Penelitian Dari Perspektif Pimpinan Tahap Pengujian Faktor Indikator I II Kompetensi Pedagogik Identifikasi awal 0,771 KMO-MSA 0,000 Sign Validitas ( Factor Loading ) 0,720 Tujuan & sasaran 0,788 Penggunaan media 0,797 Diskusi 0,730 Perkembangan mahasiswa 0,642 Aktualisasi diri Kompetensi Kepribadian Identifikasi Awal 0,812 KMO-MSA 0,000 Sign Validitas ( Factor Loading ) 0,794 Tingkah laku sesuai norma Menyenangkan, adil, berwibawa, 0,770 emosi stabil Mengetahui belum memahami materi 0,808 kuliah Selalu belajar dan mengikuti 0,684 perkembangan Menghargai dan terbuka menerima 0,828 pendapat Kompetensi Sosial Identifikasi Awal 0,768 KMO-MSA 0,000 Sign Validitas ( Factor Loading ) Berkomunikasi secara baik 0,778 Bicara tegas, lugas dan memandang ke mahasiswa 0,771 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi 0,866 Bergaul baik dilingkungan kampus 0,795 Bergaul baik dilingkungan masyarakat 0,764
46 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 46-55
Kompetensi Profesional
Latar Pendidikan
Identifikasi Awal KMO-MSA Sign Validitas ( Factor Loading ) Menguasai bahan perkuliahan Aktif dan produktif membuat karya tulis Mengerti ketentuan dan peraturan Kreatif dengan ide-ide baru Wawasan luas dan menguasai topik Belakang Identifikasi Awal KMO-MSA Sign Validitas ( Factor Loading ) Mendemonstrasikan ilmunya Percaya diri dengan kemampuan Ahli dalam bidangnya
Kinerja
Identifikasi Awal KMO-MSA Sign Validitas ( Factor Loading ) Memahami materi kuliah Mahasiswa terkendali dan suasana kelas nyaman Hadir tepat waktu Memanfaatkan waktu mengajar Materi banyak diminati mahasiswa Kepuasan secara keseluruhan
0,734 0,000 0,827 0,562 0,779 0,795 0,940
0,620 0,000
0,768 0,920 0,850 0,815 0,000
0,619 0,769 0,815 0,819 0,764 0,812
Sumber : Data Olahan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Uji alat ukur dengan uji reliabilitas untuk semua variabel yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, latar belakang pendidikan dan kinerja dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Ni-lai identifikasi awal KMO-MSA untuk semua variabel memiliki nilai ini lebih besar dari 0,5 sehingga menunjukkan bahwa semua variabel pembelian reliabel atau layak digunakan sebagai alat penelitian. Selanjutnya analisis dilakukan dengan mengidentifikasi muatan faktor dari masing-masing indikator dan semua nilai indikator semuanya besar dari 0,45 sehingga variabel kompetensi pedagogik, variabel kompetensi keperibadian, variabel kompetensi sosial, variabel kompetensi profesional
dan variabel latar belakang pendidikan serta kinerja dikatakan valid. Pengujian Multikolinearitas Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinearitas (adanya variabel independent yang saling berhubungan). Dalam penelitian ini uji multikolinearitas adalah dengan melihat Colinearity Statistic pada batas toleransi minimal = 0,10 dan batas maksimal VIF = 10 pada tingkat signifikansi 0,05 uji dua sisi dan disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 2 Colinearity Statistic Variabel Kompetensi Pedadogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Kompetensi Profesional Latar Belakang Pendidik
Sumber : Data Olahan
Tolerance 0,341 0,266 0,342 0,553 0,308
VIF 2,930 3,762 2.922 1,808 3,249
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...47
Dengan melihat nilai VIF pada Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa semua nilai VIF pada colinearity statistics baik untuk mahasiswa dan pimpinan adalah kecil dari 10, dengan demikian dapat diartikan bahwa antara variabel kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan variabel latar belakang pendidikan baik mahasiswa maupun pimpinan tidak ditemukan adanya masalah multikonearitas. Pengujian Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi spearman’s rho, uji glejser, uji park dan dengan melihat pola grafik regresi. Dalam pengujian uji heteroskedasitas ini menggunakan uji spearman’s rho dengan melihat nilai singnificant (2tailed) ≥ 0,05 pada kolom RESY dan dengan pola grafik regresi jika pola grafik membentuk pola tertentu maka terjadi masalah heteroskedasitas namin jika pola grafik tersebut menyebar dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak terjadi masalah heteroskedsitas. Berikut ini ditampilkan hasil uji spearman’s rho untuk mahasiswa dan pimpinan. ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dan residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Menurut Dwi Priyatno (2010:84) ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu uji
Tabel 3. Hasil Uji Spearman’s rho Variabel Pimpinan Kompetensi Pedagogik 0,146 Kompetensi Kepribadian 0,843 Kompetensi Sosial 0,791 Kompetensi Profesional 0,229 Latar Belakang Pendidikan 0,334 Sumber : Data Olahan
Dari hasil uji spearman’s rho untuk mahasiswa dan pimpinan dapat diketahui bahwa nilai RESY untuk variabel kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesioanl dan latar belakang pendidikan semuanya besar dari 0,05 ini menunjukkan bahwa uji spearman’s rho mempunyai varian yang sama dan dapat diartikan bahwa tidak terjadi heterokedasitas pada penelitian ini. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis), analisis ini untuk melihat hubungan antara variabel indpenden dengan variabel dependen dengan menggunakan analisis ini dapat memprediksi nilai dari variabel dependent apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen berhubung positif atau negatif Untuk pengujian hipotesis terhadap pimpinan dapat dilihat melalui rangkuman hasil regresi berganda sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda Dari Perspektif Pimpinan Std. Error of the Faktor B Adjusted R2 Estimate Constant 0,731 Kompetensi Pedagogik 0,408 Kompetensi Kepribadian 0,242 0,586 0,27222 Kompetensi Sosial 0,272 Kompetensi Profesional -0,059 Latar Belakang Pendidikan -0,039 Sumber : Data olahan
Dependent Variable
Kinerja
48 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 48-55
Berdasarkan hasil tersebut, maka model persamaan regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut : Y = 1,109 + 0,408KP + 0,242KK 0,272KS + (-0,059)KPr + (-0,039)LBP
+
Dalam persamaan ini besarnya konstanta bernilai positif sedangkan besarnya nilai koefisien variabel bebas yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial juga bernilai positif terhadap kinerja namun untuk variabel kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan menunjukkan pengaruh negatif terhadap kinerja. Dari hasil analisis regresi berganda diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Apabila kompetensi pedagogik meningkat satu satuan sedangkan kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan dalam keadaan tetap, maka kinerja akan meningkat sebesar 0,408 satuan. 2. Apabila kompetensi kepribadian meningkat satu satuan sedangkan kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan dalam keadaan tetap, maka kinerja akan meningkat sebesar 0,242 satuan. 3. Apabila kompetensi sosial meningkat satu satuan sedangkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan dalam keadaan tetap, maka kinerja akan meningkat sebesar 0,272 satuan. 4. Apabila kompetensi profesional meningkat satu satuan sedangkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan latar belakang pendidikan dalam keadaan tetap, maka kinerja akan menurun sebesar 0,059 satuan.
5. Apabila latar belakang pendidikan meningkat satu satuan sedangkan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dalam keadaan tetap, maka kinerja akan menurun sebesar 0,039 satuan. Nilai negatif ini menjelaskan terjadi suatu penyimpangan, berdasarkan teori dengan semakin baik kompetensi pedagogik dan semakin baik latar belakang pendidikan maka kinerja akan semakin baik namun dalam penelitian ini justru sebaliknya. Berdasarkan besarnya Adjusted R2 model tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variasi kinerja dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel inpenden yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan sebesar 0,586 atau 58,6%. Artinya ada penjelasan yang diperlukan dari variabel lain tapi belum disertakan pada penelitian ini sebesar 41,4%. Jika dilihat dari nilai standart error of estimate (SEE), menurut Ghazali (2007), makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel independen. Besarnya SEE model regresi penelitian ini adalah sebesar 0,27222 < 1 atau tergolong kecil, ini berarti model regresi sudah mendekati ketepatan dalam memprediksi variabel independen. Pengujian hipotesis terhadap hipotesis 1,2,3,4 dan 5 menggunakan analisis uji T. Hasil perhitungan pengujian keberartian koefisien variabel tersebut adalah sebagai berikut :
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...49
Tabel 5 : Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (T Test) Parsial Antara Variabel Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Variabel Kinerja Dari Perspektif Pimpian. α = 0,05 (Satu Sisi) t tabel α = 0,05 n Variabel t hitung Signifikan (satu sisi) df 52 Kompetensi Pedagogik 2,700 0,009 Kompetensi Kepribadian 1,497 0,141 58 Kompetensi Sosial 2.126 0,038 1,67469 0,05 Kompetensi Kepribadian 0,569 0,572 Latar Belakang Pendidikan 0,306 0,761 Sumber : Data olahan
Dari tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan mengenai hipotesis 1,2,3,4 dan 5 sebagai berikut : a. Hipotesis 1 Dari hasil penghitungan uji signifikansi variabel kompetensi pedagogik terlihat bahwa thitung 2,700 > ttabel 1,674 dengan sig 0,009 < α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik terhadap kinerja adalah berpengaruh positif dan signifikan, sehingga hipotesis penelitian pertama (H1) diterima. Ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik mempengaruhi kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis. b. Hipotesis 2 Dari hasil penghitungan uji signifikansi variabel kompetensi pedagogik terlihat bahwa thitung 1,497 < ttabel 1,674 dengan sig 0,141 > α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi kepribadian terhadap kinerja adalah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan, sehingga hipotesis penelitian kedua (H2) ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan antara kompetensi kepribadian terhadap kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi
kepribadian tidak mempengaruhi kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis. c. Hipotesis 3 Hasil penghitungan uji signifikansi variabel kompetensi sosial terlihat bahwa thitung 2,126 > ttabel 1,674 dengan sig 0,038 < α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi sosial terhadap kinerja adalah berpengaruh positif dan signifikan, sehingga hipotesis penelitian ketiga (H3) diterima. Ini berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi sosial terhadap kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial mempengaruhi kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis. d. Hipotesis 4 Hasil penghitungan uji signifikansi variabel kompetensi profesional terlihat bahwa thitung 0,0569 < ttabel 1,674 dengan sig 0,572 > α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi profesional terhadap kinerja adalah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sehingga hipotesis penelitian keempat (H4) ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara kompetensi profesional terhadap kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional tidak mempengaruhi kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis.
50 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 50-55
e. Hipotesis 5 Hasil penghitungan uji signifikansi variabel latar belakang penelitian terlihat bahwa thitung 0,306 < ttabel 1,674 dengan sig 0,761 > α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara latar belakang pendidikan terhadap kinerja adalah berpengaruh negatif dan tidak signifikan, sehingga hipotesis penelitian kelima (H5) ditolak. Ini berarti terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara latar belakang pendidikan
terhadap kinerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis. f. Hipotesis 6 Pengujian hipotesis 6 dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier, hasil perhitungan menggunakan uji F dan hasil perhitungan pengujian keberartian koefisien variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 6 : Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (T Test) Simultan semua Terhadap Kinerja Dari Perspektif Pimpinan. α = 0,05 (Satu Sisi) n
F hitung
58 17,167 Sumber : Data Olahan
Signifikan
F tabel df 52
Df5/57 (Model 1)
0,000
2,54976
0,05
Dari hasil uji signifikansi tersebut F hitung 17,167 > F tabel 2,54976 dengan sign 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti ada pengaruh simultan dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh simultan dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan latar belakang terhadap kinerja adalah benar karenanya hipotesis penelitian 6 (H6) diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompe-tensi sosial, kompetensi kepribadian dan latar belakang terhadap secara bersama-sama terhadap kinerja pada dosen Politeknik Bengkalis. PEMBAHASAN Pengaruh Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan Dari hasil temuan terhadap kompetensi ini pimpinan memandang kompetensi
pedagogik mempengaruhi kinerja, hal dapat dibuktikan dengan tanggapan pimpinan atas pertanyaan mengenai kompetensi pedagogik ini semuanya adalah baik dan dapat diartikan kompetensi pedagogik yang merupakan kompetensi mendasar bagi seorang dosen telah dimiliki secara baik oleh dosen Politeknik Bengkalis sehingga kemampuan ini dapat mendukung kinerja sepenuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jamal (2009:59) kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang dosen agar perkuliahan yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Selanjutnya dalam pandangan pimpinan kompetensi pedagogik berbeda antara harapan dan kenyataan, harapan untuk kompetensi pedagogik ini yaitu penggunaan alat bantu serta buku-buku yang terbaru tetapi pada kenyataannya diskusi yang dilakukan didalam kelas lebih diutamakan. Kenyataan dilapangan proses kegiatan perkuliahan diskusi jarang dilakukan
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...51
dan metode yang monologis sering terjadi pada saat perkuliahan berlangsung, berbagai alasan yang dapat dikemukan diantarnya karena kurang tertariknya mahasiswa untuk melakukan diskusi serta adanya dosen yang belum memahami materi secara baik. Kedua alasan tersebut jika dihubungkan dengan kenyataan mepunyai alasan yang kuat, malas atau kurang tertariknya mahasiswa untuk melakukan diskusi dikarenakan kurangnya pengetahuan atau ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa karena dasar dalam pelaksanaan diskusi adalah pengetahuan yang didapatkan dari membaca serta pemahaman yang kurang dimengerti terhadap suatu persoalan ditambah lagi dengan pola pendidikan yang telah diterapkan sejak lama yaitu peran dosen atau guru lebih besar karena sebagian besar mahasiswa Politeknik Bengkalis merupakan dari kecamatan dan desa yang ada di Bengkalis dan sekitar Kabupaten Bengkalis sendiri. Untuk alasan yang kedua disebabkan masih banyaknya pendidikan dosen yang S1 dengan pengalaman dan masa kerja yang kurang dari 5 tahun sebagaimana diketahui pendidikan akan mempengaruhi kemampuan apalagi sesuai dengan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen syarat kualifikasi pendidikan minimal yang harus dimiliki untuk menjadi seorang dosen setidak-tidaknya S2 atau master. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan Pimpinan menilai kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh dosen Politeknik Bengkalis yang terletak pada sikap kepribadian yang menghargai segala usaha yang dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka dan menerima pendapat sehingga antara harapan dan kenyataan adalah sama.
Pimpinan mempunyai pandangan yang sama terhadap kompetensi kepribadian, sikap yang saling menghargai serta terbuka dan bisa menerima pendapat merupakan sikap kepribadian yang utama, dan dalam prakteknya sikap ini senantiasa dilakukan oleh dosen di lingkungan Politeknik Bengkalis dan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Jamal (2009) yang menyatakan bahwa seorang dosen yang mempunyai kepribadian yang sehat adalah senantiasa bisa memberikan sikap saling menghargai dan bisa menerima pendapat orang lain karena hal tersebut merupakan kebutuhan manusia yang tidak bisa dipungkiri. Namun berdasarkan hasil temuan kompetensi kepribadian tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Pengaruh Kompetensi Sosial Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan Dari sudut pandang pimpinan kompetensi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dan dapat diartikan bahwa dosen Politeknik dimata pimpinan mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi baik dengan mahasiswa, sesama dosen, pegawai, orang tua juga dengan masyarakat disekitar kampus dan tempat tinggalnya, hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh sanusi (2003:36) bahwa kemampuan sosial mencangkup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugas sebagai seorang dosen. Kemampuan beradaptasi ditempat tugas yang memiliki keragaman sosial dan budaya merupakan kemampuan dosen untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga suasana kerja akan tercipta dengan nyaman dan menyenangkan, selain itu tuntutan
52 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 52-55
dosen untuk mempunyai kompetensi ini tidak terlepas dari kemampuan dosen dalam menerapkan keterampilan berkomunikasi yang baik, benar dan sopan dengan peserta didik, rekan kerja dan masyarakat sekitar, komunikasi harus efektif dan dilakukan dengan tegas serta lugas dan memperhatikan lawan bicara. Lebih lanjut mengenai kompetensi sosial dari sudut pandang pimpinan, dari hasil anaslis antara harapan dan kenyataan adalah sama yaitu penggunaan teknologi komunikasi dan informasi seperti facebook dan internet serta handphone sebagai bentuk kompentensi sosial yang dimiliki oleh seorang dosen dan tertinggi sedangkan yang terendah adalah kemampuan bergaul yang baik dengan masyarakat sekitar kampus dan tempat tinggalnya. Pandangan pimpinan lebih mengarah kedalam bentuk sosial yang lebih luas dan sesuai dengan perkembangan zaman dan dalam aplikasinya dosen Politeknik Bengkalis benarbenar memanfaatkan media tersebut untuk membina hubungan sosial dengan orang lain, dengan kata lain dosen memahami dirinya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Mengenai kurangnya kemampuan dosen dalam bergaul dengan masyarakat sekitar kampus dan tempat tinggal menjadi pilihan yang terendah mempunyai alasan tersendiri, banyak beban jam mengajar serta pola jam kerja yang ketat membuat seseorang kurang dapat menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik memang dalam lingkungan kampus kehidupan sosial berjalan normal namun dalam lingkungan masyarakat belum berjalan dengan baik.
Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan Pimpinan memandang kompetensi profesional ini tidak mempengaruhi kinerja dosen secara signifikan bahkan menunjukkan kecenderungan negatif, dalam maksud lain kompetensi ini dianggap kurang penting untuk menunjukkan keberhasilan seorang dosen, hal ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat yang diutarakan oleh Surya (2003:138) yang mengemukakan bahwa kompetensi profesional ini diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen yang profesional serta pendapat yang disampaikan oleh Endang Komara dalam Dalam hal ini pimpinan merasakan bahwa kemampun dosen menguasai bahan perkuliahan dengan baik, aktif dan produktif membuat karya ilmiah, memahami peraturan dan ketentuan akademik serta kreatif dan tidak monoton serta memiliki wawasan yang luas serta penguasaan akan topiktopik tertentu masih kurang. Dikatakan kurang karena dilapangan sebagian besar dosen kurang mengindahkan peraturan dan ketentuan kampus seperti kehadiran yang terlambat, lambatnya mengumpulkan daftar nilai, mengurangi jam efektif dikelas dan lain sebagainya. Kurangnya membaca dan melaukan pengembangan diri membuat proses perkuliahan menjadi lambat sehingga menjadikan dosen tersebut kurang menguasai bahan perkuliahan dan kurangnya wawasan, kurangnya wawasan ini bisa saja mengakibatkan dosen kurang peka terhadap perkembangan sosial sekitarnya dan mengakibatkan kurang produktif untuk membuat karya tulis. Dari hasil analisa deskriptif terhadap kompetensi profesional ini pimpinan lebih mengutamankan menguasai bahan perkuliahan yang telah
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...53
diberikan dengan baik sebagai keberhasilan kompetensi profesionalisme yang tertinggi dibandingkan dengan memiliki wawasan yang luas dan menguasi topik-topik tertentu sedangkan yang terendah adalah aktif dan produktif membuat karya tulis, hampir ada persamaan persepsi dengan mahasiswa namun demikian penguasaan materi atau bahan kuliah juga merupakan suatu indikator untuk peningkatan kompetensi profesional seorang dosen. Pimpinan memandang seorang dosen yang profesional adalah dosen yang menguasai seluruh bahan perkuliahan dengan baik sehingga transfer ilmu dapat berlangsung dengan baik namun perlu diingat bahwa profesional disini bukan hanya menguasai bahan perkuliahan tetapi juga dituntut untuk memiliki wawasan yang luas sehingga dapat mengembangkan materi perkuliahan namun berdasarkan temuan kompetensi profesional ini dimata pimpinan tidak mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Lebih lanjut dapat disampaikan pada kenyataannya kompetensi profesional dosen Politeknik Bengkalis belum sepenuhnya dikatakan baik, lemahnya tradisi membaca ditambah dengan penguasaan materi atau bahan perkuliahan yang tidak begitu kuat serta materi yang itu-itu saja membuat kompetensi ini terhambat, apalagi jika dihubungkan dengan aktif dan produktif untuk membuat karya tulis yang juga merupakan suatu tuntutan profesional seorang dosen yang juga masih rendah . Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan Pimpinan menilai tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kinerja dosen dan cenderung negatif dan ini
sejalan dengan temuan yang dilakukan oleh Ellyana S (2008) yang menyatakan antara pendidikan dan kinerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Dalam arti lain pimpinan menilai kemampun dosen dalam mendemostrasikan ilmunya serta mempunyai kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki serta ahli dalam bidangnya belum tersalur dengan baik. Sebagian besar dosen belum secara menyeluruh mentranfer dan membuktikan ilmu yang dimiliki untuk kepentingan proses pembelajaran dan tidak mempunyai kepercayaan serta tidak ahli dalam bidangnya, ini dapat disebabkan karena rata-rata latar belakang pendidikan dosen adalah dari strata satu yang berasal dari ilmu umum sementara untuk mengajar pada Politeknik Bengkalis dituntut mempunyai keahlian atau keterampilan khusus karena jenjang pendidikan Politeknik Bengkalis adalah pendidikan vokasi yang lebih mengutamakan praktek dari teori (60% praktek 40% teori) bahkan ada pendapat yang menyatakan sebaiknya yang mengajar di Politeknik adalah lulusan atau sarjana terapan, selain itu dijumpai sebagian dosen mengajar tidak sesuai dengan kualifiakasi pendidikan sehingga pandangan pimpinan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi kinerja dapat terjawab. Namun demikian dari sudut pandang pimpinan tingkat keberhasilan dari latar belakang pendidikan ini sama halnya dengan mahasiswa jika dibandingkan dengan kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian dapat diartikan antara pimpinan dan mahasiswa mempunyai kesamaan pandangan bahwa ahli dalam bidangnya menunjukkan bahwa dosen Politeknik Bengkalis mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
54 Inovbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm 54-55
Dari hasil analisa deskriptif terhadap pimpinan terdapat kecenderungan yang negatif antara kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan terhadap kinerja. Kecenderungan yang negatif terhadap kinerja dapat disebabkan karena adanya ketidakpastian mengenai status dosen yang merupakan dosen kontrak yayasan dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan, selain itu kegiatan akademik merupakan bantuan dari pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis yang terkadang dapat menghambat proses dan kegiatan akademik seperti gaji yang terlambat dan terbatasnya dana. Ketidakjelasan dan ketidakpastian tersebut membuat dosen Politeknik Bengkalis lebih tertarik untuk melakukan kegiatan diluar kampus dengan bekal ilmu yang dimiliki selain itu juga membuat peluang untuk berpindah pekerjaan semakin terbuka. UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, Prof.H. Sri Indrastuti, SE, MM, Hj. Dewita Suryati Ningsih, SE, MBA dan Dr. Teddy Candra, SE, MM yang telah membantu dan membimbing dalam penelitian ini. Istri Syulfiah Heni, SH dan anak Siti Nur Fadhilah beserta kedua orang tua yang dicintai KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Dari sudut pandang pimpinan kompetensi pendagogik mempengaruhi kinerja dosen dengan demikian dapat disimpulkan semakin besar kemampuan dosen dalam kompetensi pedagogik ini maka
akan dapat meningkatkan kinerja dosen tersebut selanjutnya pimpinan menilai kompetensi pedagogik yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja dosen adalah penggunaan media yang membantu perkuliahan seperti LCD serta referensi buku-buku terbaru karena kompetensi ini merupakan kemampuan pengelolaan belajar yang meliputi berbagai hal seperti pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan peserta didik, perancangan pembelajaran dan evaluasi. 2. Kompetensi kepribadian dari sudut pandang pimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Kompetensi kepribadian yang besar pengaruhnya terhadap kinerja dosen dari sudut pandang pimpinan yaitu selalu menghargai segala usaha keras yang dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka dan bisa menerima pendapat orang lain hal ini disebabkan kompetensi kepribadian merupakan kemampuan pribadi seorang dosen yang diperlukan untuk menjadi dosen yang baik, salah satu kepribadian yang harus dimiliki adalah saling menghargai dan bisa menerima pendapat orang lain secara terbuka. 3. Kompetensi sosial dari sudut pandang pimpinan kompetensi mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Pengaruh yang besar dari kompetesi sosial ini terhadap kinerja menurut menurut pimpinan adalah penggunaan teknologi komunikasi dan informasi seperti internet, handphone, facebook, dengan demikian pada dasarnya kompetensi sosial dalam proses perkuliahan berkaitan erat dengan kemampuan dosen berkomunikasi baik lisan dan tulisan dengan
M. Hamidi, Analisis Pengaruh Kompetensi Latar...55
mahasiswa, lingkungan kampus dan masyarakat karena dosen merupakan bagian dari masyarakat sehingga dapat disimpulkan keduaduanya adalah sama. 4. Kompetensi profesional dari sudut pandang pimpinan menyatakan kompetensi profesional ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Pengaruh yang paling besar terhadap kompetensi profesional ini menurut pimpinan adalah menguasai bahan perkuliahan yang telah diberikan dengan baik. 5. Secara stilmutan atau bersamasama kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan menurut pimpinan adalah mempengaruhi kinerja dan yang paling besar pengaruhnya menurut pimpinan adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial
DAFTAR RUJUKAN A.A. Anwar Prabu Mankunegara, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya, Bandung. _____, 2007, Evaluasi Kinerja SDM, PT. Refika Aditama, Bandung. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, UndangUndang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
______, 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Dessler, Gary, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia (terjemahan Paramita Rahayu), PT. Indexs, Jakarta. Hasibuan, Melayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bina Aksara Jakarta Harianda, T Marihot, 2002, MSDM Pengadaan, Pengembangan, Pengkompesasian dan Peningkatan Produktivitas Karyawan, PT Grasindo, Jakarta Hutapea, Parulian dan Nuriana Thoha, 2008, Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang dinamis, PT.Grasindo, Jakarta. Jamal Ma’mur Asmani, 2009, 7 Kompetensi Guru yang Menyenangkan, Power Books, Yogyakarta. Moeheriono, Prof, Dr, 2009, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Ghalia Indonesia, Jakarta. R, Cooper, Donald dan S. S Dochinder. 2006, Metode Riset Bisnis,PT. Media Global Edukasi, Jakarta. Rivai, Vetrizal. 2009 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Robbins Stephen. 2002. Prinsipprinsip Prilaku Organisasi, edisi kelima, Jakarta : Erlangga