ANALISIS PENERAPAN TIPE STRATEGI MILES-SNOW (Studi Kasus pada UKM Batik Giffa Indonesia di Bekasi)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan tipe strategi menurut Miles and Snow pada Giffa Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah usaha kecil menengah bernama Giffa Indonesia, yang bergerak dibidang industri pakaian batik. Penulis menggunakan teknik triangulasi sebagai teknik untuk menguji keabsahan data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Giffa Indonesia menggunakan tipe strategi prospektor dalam meningkatkan usahanya, akan tetapi masih diperlukan penyempurnaan terhadap kinerja dibidang pemasaran dan manajemen SDM, sehingga Giffa Indonesia dapat dengan mudah memahami perubahan-perubahan lingkungan dan mencari peluang baru untuk pengembangan usahanya. Kata Kunci : Tipologi Strategi Miles-Snow, Industri Batik
I. 1.1.
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan di bidang fashion turut mempengaruhi apa yang kita kenakan, dan bagaimana cara kita memandang diri sendiri. Perkembangan dunia fashion juga bisa disebabkan oleh perkembangan teknologi dan arus informasi yang saat ini dikenal sebagai media sosial, dengan sarana media sosial masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan mencari tahu mode fashion seperti apa yang saat ini sedang berkembang di masyarakat. Kemajuan teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia terbuka dalam mendapatkan informasi – informasi global, dan hal inilah yang menyebabkan trend fashion di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Masuknya trend fashion
dari budaya barat membuat masyarakat Indonesia terutama di kalangan anak muda lebih tertarik pada pakaian modern yang berasal dari trend fashion budaya barat dibandingkan dengan pakaian tradisional seperti kebaya atau batik. Salah satu tren pakaian yang sangat berkembang di Indonesia adalah batik. Batik merupakan penghubungan titik – titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar (Wulandari, 2011:4). Pada jaman dulu, batik hanya digunakan sebagai pakaian tradisional dan hanya dipakai pada saat acara – acara khusus yang memerlukan suasana formal, tetapi kini batik berkembang menjadi pilihan gaya busana yang dapat dipakai untuk aktivitas sehari – sehari seperti ke kampus, di rumah, ke kantor, ataupun
1
untuk kumpul bersama teman – teman atau sanak saudara. Perkembangan fashion yang semakin pesat tentunya membawa dampak baik dan buruk bagi masyarakat. Dampak baiknya adalah, masyarakat Indonesia menjadi terlihat semakin fashionable disetiap penampilan. Sedangkan menurut pengamatan pribadi, perkembangan fashion juga menimbulkan dampak buruk dikalangan anak muda, yaitu kalangan anak muda di Indonesia cenderung lebih tertarik mengenakan pakaian modern dibandingkan pakaian tradisional. Trend Fashion yang berada dikalangan anak muda inilah yang mendorong Giffa Indonesia berinovasi dengan membuat batik kombinasi. Giffa Indonesia merupakan sebuah UKM batik yang berdiri pada tahun 2010 dan memasarkan batik dengan cara memadukannya dengan pakaian yang saat ini telah menjadi trend fashion di kalangan anak muda. Produk yang dijual oleh Giffa Indonesia merupakan batik cap yang dituangkan ke dalam bahan kaos, yang di mana bahan kaos tersebut dijadikan ke dalam model t-shirt, long dress, blouse, jaket, kemeja, dan polo shirt. Tidak hanya memadukan batik ke dalam bahan kaos, perpaduan warna yang diciptakan oleh Giffa Indonesia juga menyesuaikan dengan trend fashion yang ada saat ini, di mana para anak muda saat ini lebih suka mengenakan pakaian dengan warna yang mencerminkan gaya urban look. Seiring dengan pertumbuhan di bidang industri batik, banyak UKM baru yang bermunculan yang memiliki konsep produk dan target pangsa pasar yang sama dengan Giffa Indonesia yaitu pakaian batik yang dipadukan II. LANDASAN TEORI 2.1
Strategi
dengan trend fashion yang saat ini sedang berkembang di kalangan anak muda di Indonesia. UKM yang memiliki konsep produk yang sama dengan Giffa Indonesia adalah Alienskie Brothers, Tik Shirt, Hedy Yunus, Batik Snob, dan Lazuli Sarae. Semakin ketatnya dunia persaingan membuat Giffa Indonesia tentunya memiliki serangkaian tindakantindakan strategis dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan khususnya dunia persaingan. Menurut Tamalee et al. dalam Rahraini (2010:6), strategi korporat dan strategi bisnis merupakan elemen penting dalam menghadapi perubahan lingkungan sebagai upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Tipologi strategi Miles-Snow merupakan strategi bisnis yang mampu menggambarkan tujuan dasar, kebijakan dan tindakan strategis perusahaan secara keseluruhan. Semakin berkembangnya industri di bidang batik dan munculnya UKM-UKM yang menjadi pesaing UKM Batik Giffa Indonesia, tentu membuat Giffa Indonesia memiliki strategi yang sistematis sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENERAPAN TIPE STRATEGI MILES-SNOW” (Studi Kasus pada UKM Batik Giffa Indonesia di Bekasi) 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana tipe strategi MilesSnow diterapkan pada Giffa Indonesia?
Menurut Fred R. David (2003:16), mendefinisikan strategi sebagai cara 2
3
2.2
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Sedangkan manajemen strategis dapat mendefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan – keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. (Diterjemahkan oleh Saroso, Kresno : 2003) Manajemen Strategi Menurut Wheelen and Hunger (2012:53), Manajemen startegi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang yang meliputi analisis lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi dan perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, evaluasi, serta pengendalian. Gambar 1 Model Manajemen Strategi
Sumber: Wheelen and Hunger (2012)
2.3
Manfaat Manajemen Strategi Menurut Pearce and Robinson (2008:13) Manfaat manajemen strategi adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah. 2. Keputusan strategis berbasis kelompok kemungkinan besar akan diambil dari alternative terbaik yang tersedia.
3. Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi meningkatkan pemahaman mereka mengenaik hubungan antara produktivitas dengan imbalan pada setiap rencana, sehingga hal ini akan meningkatkan motivasi mereka. 4. Kesenjangan dan tumpang tindih aktivitas antar individu dan kelompok akan berkurang karena partisipasi dalam formulasi strategi mengklarifikasikan perbedaan peran. 5. Resistensi terhadap perubahan akan berkurang. 2.4
Tipe Strategi Miles Snow Menurut Miles and Snow dalam Wheelen dan Hunger (2003:135), perusahaan pesaing dalam suatu industri dapat dikelompokkan berdasarkan orientasi strategis umum mereka sebagai salah satu dari empat tipe dasar strategi. Setiap tipe memiliki strategi utama untuk menghadapi lingkungan dan memiliki kombinasi struktur, budaya serta proses yang konsisten dengan strategi utama tersebut. Perbedaan antara tipe-tipe strategi menjelaskan alasan perusahaan-perusahaan yang menghadapi situasi yang sama, ternyata bertindak dengan cara yang berbeda dan mempertahankan cara bertindak tersebut dalam waktu yang lama. Elemen utama adaptasi dan hubungan diantara mereka terkonseptualisasi dengan apa yang mereka sebut sebuah “adaptive cycle” sepanjang waktu. Siklus tersebut mewujudkan strategi bisnis yang berbeda, merepresentasikan respon organisasi pada lingkungan persaingan. Gambar 2 Adaptive Cycle
3
4
Sumber: Miles-Snow, dalam Rahraini (2010)
Dalam Conant et al. (1990) Strategi organisasi menjelaskan tiga tipe permasalahan yang mewakili dimensi dari “adaptive cycle” yaitu permasalahan kewirausahaan yang beruhubungan pada bagaimana organisasi mengorientasikan dirinya pada pasar (marketplace), meliputi wewenang pasar produk. Permasalahan keahlian teknik (engineering) yang mengacu pada system teknikal organisasi, meliputi teknologi dan proses yang digunakan untuk memproduksi produk dan jasanya. Dan yang terakhir yaitu permasalahan administrasi yang berhubungan dengan bagaimana organisasi berusaha untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan strateginya, meliputi isu-isu struktur, kontrol, dan proses. Miles-Snow (1978) mengklasifikasikan perusahaan dengan pola-pola keputusan adaptif mereka pada defender, prospector, analyzer, reactor. Dapat kita jelaskan sebagai berikut : a. Defender Strategi defender dalam menghadapi masalah organisasi perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasar yang stabil, dan melakukan fungsi yang terbaik dalam lingkungan yang stabil. b. Prospektor
Prospector merupakan jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk baru atau pasar baru. c. Analyzer Analyzer merupakan strategi penganalisis dimana perusahaan berusaha untuk mempertahankan bisnisnya disaat ini dan menciptakan kesempatan pasar baru. Fokus dari strategi analyzer adalah mencoba untuk mengambil yang terbaik dari kedua strategi sebelumnya diatas. d. Reactor Reactor merupakan jenis perusahaan yang lebih banyak ditekan oleh lingkungan, karena kurang memperhatikan adanya perubahan lingkungan dan system persaingan. Perusahaan jenis ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk menekan pada sumber daya manusia. 2.5 Batik Batik berasal dari Bahasa jawa yaitu batik yang terdiri dari dua kata yaitu ambe yang berarti lebar, luas, kain; dan titik yang berarti titik atau matik (kata kerja membuat batik) yang berarti menghubungkan titik – titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar (Wulandari, 2011:4). Sumber lain menyatakan bahwa kata batik berasal dari kata amba dan nitik yang merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak yang bernama malam. 2.6 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut pasal 1 dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, adalah sebagai berikut :
4
5 1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang – undang ini 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang – undang ini. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang beridiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur oleh undang – undang ini. III. 3.1
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan suatu proses penelitian dan pembelajaran yang berdasarkan pada penyelidikan terhadap suatu fenomena sosial yang saat ini sedang di alami. Menurut Meleong (2001) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. 3.2
Teknik Analisis Data
Tahap Pengolahan data (Moleong, 2006:288), yaitu sebagai berikut : 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses identifikasi satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna yang dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau pengelompokkan-pengelompokkan yang diperlukan. 3. Interpretasi Data Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan. 4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan, dan perumusan masalah yang ada. 3.3
Teknik Analisis Keabsahan Data Menurut Sugiyono (2012), uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Credibility Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data yang 5
6 dihasilkan dalam penelitian ini, adalah dilakukan dengan triangulasi sumber. 2. Uji Dependability Uji dependability juga disebut dengan reabilitas. Dalam penelitian ini, uji dependability dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses penelitian oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian, seperti penentuan masalah, sumber data, hingga membuat kesimpulan akhir. 3. Uji Confirmability Uji confirmability dalam penelitian kualitatif disebut juga dengan uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Adaptive Cycle dan karakteristik Tipe Strategi Miles – Snow pada Giffa Indonesia Permasalahan Kewirausahaan a. Sasaran Penggunaan Teknologi Pada dimensi sasaran penggunaan teknologi, Giffa Indonesia masuk ke dalam usaha yang mempunyai karakterisitik tipe Strategi Miles-Snow Prospektor dimana dari hasil wawancara membuktikan bahwa dalam sasaran penggunaan teknologinya Giffa Indonesia mengutamakan fleksibilitas dan inovasi. b. Tingkat Keluasan Teknologi Pada dimensi tingkat keluasan teknologi, Giffa Indonesia masuk ke dalam usaha yang mempunyai karakterisitik tipe Strategi MilesSnow Prospektor dimana dari hasil wawancara membuktikan bahwa pada dimensi tingkat keluasan teknologi Giffa Indonesia menggunakan multiple teknologi dalam menghasilkan produknya.
c. Penyangga Teknologi Pada dimensi penyangga teknologi, Giffa Indonesia masuk ke dalam usaha yang mempunyai karakterisitik tipe Strategi MilesSnow Prospektor dimana dari hasil wawancara membuktikan bahwa pada dimensi penyangga teknologi Giffa Indonesia melakukan diversifikasi atau keahlian teknik personal. Permasalahan Administratif a. Koalisi Dominan Koalisi dominan merupakan bentuk kerja sama antar divisi pada suatu usaha dimana kedua divisi tersebut paling banyak berperan dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil dalam usaha tersebut. Pada dimensi ini, jika dilihat dari hasil wawancara dengan narasumber diketahui bahwa Giffa Indonesia merupakan ukm yang memiliki karakteristik Defender dimana divisi yang memiliki koaslisi dominan adalah divisi keuangan dan produksi dalam mengambil langkah atau strategi untuk mengembangkan usahanya. b. Perencanaan Pada dimensi perencanaan Giffa Indonesia mempunyai karakteristik tipe strategi prospektor, yaitu menemukan masalah dan peluang dalam perencanaannya. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan narasumber dimana pemilik Giffa Indonesia sering melakukan penelitian atau pengamatan pasar dan melihat bahwa saat ini hijab telah menjadi trend fashion dikalangan anak muda, hal inilah yang dijadikan sebagai peluang untuk memadukan konsep batik kaosnya ke dalam model baju-baju muslim, dan baju berlengan 6
7 panjang sehingga bisa dilirik dan digunakan oleh pasar hijabers, selain baju Giffa Indonesia juga menciptakan outer yang juga bisa digunakan bagi para kalangan hijabers. c. Struktur Pada dimensi struktur, Struktur organisasi yang digunakan oleh Giffa Indonesia adalah struktur organisasi fungsional, hal ini dapat dibuktikan dari struktur organisasi yang telah dicantumkan dibagian struktur organisasi Giffa Indonesia diatas dimana karyawan-karyawan yang mereka miliki sudah dibagi sesuai dengan tugas dan keterampilannya masing-masing. d. Kontrol Pada dimensi kontrol Giffa Indonesia cenderung mengontrol kinerja pasar atau volume penjualan, dalam menjaga kinerja pasar disetiap outlet yang mereka miliki Giffa Indonesia selalu mengadakan review terhadap hasil penjualan dari setiap outlet, jika terdapat jenis produk yang tidak laku dalam satu outlet, produk tersebut akan di rolling ke outlet lainnya yang lebih banyak peminatnya dijenis produk tersebut. 4.2 Penerapan Tipe Strategi MilesSnow Pada Giffa Indonesia Dapat disimpulkan bahwa Giffa Indonesia merupakan usaha yang masuk ke dalam jenis tipe strategi proskpektor. Hal – hal yang membuktikan bahwa Giffa Indonesia memiliki karakteristik tipe strategi Prospektor adalah sebagai berikut : a. Selalu mengembangkan pangsa pasar Pada awal berdiri Giffa Indonesia hanya menargetkan pangsa pasarnya pada kalangan anak muda dengan produk awal mereka yaitu jaket batik dan kaos batik casual, setelah Giffa Indonesia berhasil memasarkan kedua produk tersebut, Giffa Indonesia mengembangkan
pangsa pasarnya ke kalangan orang tua dengan membuat produk dengan taste yang lebih umum dan mengarah ke selera para orang tua. Pada saat tengah mempromosikan produknya untuk kalangan orang tua, Giffa Indonesia menemukan fenomena bahwa banyak orang tua yang menginginkan baju yang memiliki model yang sama dengan anak-anak mereka, melihat peluang tersebut Giffa Indonesia kembali melebarkan pangsa pasarnya ke kalangan anak - anak dari umur bayi hingga balita. b. Melakukan penelitian pasar secara aktif Salah satu strategi yang dilakukan Giffa Indonesia dalam mengembangkan usahanya dan menghadapi perubahan lingkungan, Giffa Indonesia melakukan penelitian pasar secara aktif untuk menemukan peluangpeluang pasar yang baru. Penelitian pasar yang dilakukan oleh Giffa Indonesia adalah seperti melakukan pencarian informasi tentang trend fashion apa saja yang saat ini sedang banyak dicari oleh pasar dan bisa diaplikasikan kedalam produk batik kaos mereka, lalu melakukan update tentang teknikteknik pewarnaan yang baru dan Giffa Indonesia juga mencari tahu tentang apa yang dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. c. Selalu berinovasi dan kreatif Giffa Indonesia merupakan salah satu usaha yang menekankan pada inovasi di setiap produknya, hal ini dapat dilihat dari konsep awal produk Giffa Indonesia yaitu memadukan kerajinan batik ke dalam model pakaian yang terlihat casual 7
8
V. 5.1
sehingga dapat digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Selain memadukan kerajinan batik dengan bahan kaos tersebut, Giffa Indonesia juga memanfaatkan sisa-sisa produksi dalam bentuk kain percak yang kemudian mereka ubah ke dalam bentuk aksesoris seperti kalung, gelang, topi, dan boneka. d. Menggunakan Tenaga Kerja Ahli Dalam memproduksi setiap produknya Giffa Indonesia menggunakan tenaga kerja yang benar-benar ahli dalam bidangnya seperti, bekerja sama dengan pengrajin batik khusus yang berasal dari kota Cirebon, merekrut penjahit yang ahli dalam membuat pakaian wanita dan anak-anak, dan bekerja sama dengan salah satu konveksi khusus dibandung untuk memproduksi pakaian untuk kalangan pria. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Giffa Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa Giffa Indonesia merupakan jenis usaha yang mempunyai karakteristik tipe strategi prospketor, dimana pada awal berdiri Giffa Indonesia yaitu pada tahun 2010 Giffa Indonesia menemukan peluang baru yaitu dengan membuat pakaian batik yang diinovasikan kedalam bahan kaos yang ditujukan untuk pangsa pasar anak muda. Setelah berhasil memasarkan produk batik kaosnya dikalangan anak muda, Giffa Indonesia mengembangkan pangsa pasar yang dimiliki berkembang hingga memasuki pangsa pasar orang tua dan anakanak. Selain itu Giffa Indonesia juga selalu melakukan inovasi terhadap produk yang diciptakan, seperti
5.2
meperbanyak jenis pakaian batik kaos, bereksplorasi dengan penataan desain dan warna, serta mengubah limbah produksinya kedalam bentuk aksesoris. Saran 1. Lebih gencar dalam mengadakan edukasi pada masyarakat tentang perbedaan jenis kerajinan batik yang digunakan oleh Giffa Indonesia, seperti membuat flyer, dan mengadakan penjalasan rincian produk pada halaman web site pribadi. 2. Optimalkan kinerja pemasaran dan manajemen sdm sehingga Giffa Indonesia akan lebih dapat memahami perubahan-perubahan lingkungan dan akan dengan mudah memenuhi kebutuhan pelanggan. DAFTAR PUSTAKA
Conant, Jeffreys., Michael P. Mokwa, dan P. Rajan Varadarajan.(1990).Strategic Types, Distinctive Marketing Competencies And Organizational Performance: A Multiple MeasureBased Study. Strategic Management Journal, Vol. 11 pp. 365-383. Darmawan, I Putu Sugi.(2004).Analisis Tipe Strategi Industri Kecil dan Menengah di Kawasan Sarbata Bali.Skripsi Bali: Studi Management Minat Strategik, Fakultas Universitas Brawijaya. David, Fred. R. 2003. Strategic Management : Concept and Cases. New Jersey: Prentice Hall David, Fred. R. 2009. Manajemen Strategis, Salemba Empat, Jakarta. Hunger, J. David, Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Alih Bahasa Julianto Agung. Yogyakarta: Andi Press.
8
9 Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L.2012. Strategic Management and Business Policy: Toward Global Sustainability (13th Edition). New York:Pearson. Hussein Umar, 2002, Strategic Management In Action, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Policy. Eighth Edition, New Jersey: Prentice-Hall. Wulandari, Ari. 2011. Batik NusantaraMakna Filosofis, Cara Pembuatan, Dan Industri Batik. Yogyakarta: Andi Publisher www.giffaindonesia.com
Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Miles, R. and Charles Snow.(1978).Organizational Strategy, Structure And Process. International Student Edition, McGraw Hill, New York. Moleong, L.J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Jauch, Lawrence R., Glueck, William F. 1998. Manajemen strategis dan kebijakan perusahaan, 3rd Edition. Erlangga. Jakarta. Pearce II, John A dan Robinsin Richard B.Jr. 2008, Manajemen Strategis 10. Salemba Empat, Jakarta. Republik Indonesia. 1995. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil dan Koperasi. Sondang P. Siagian. 2011, Manajemen Stratejik. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tamalee, Kitima, Mohamed Sulaiman, and Ishak Ismail, Business Strategy and Performance of Manufacturing Firms in Thailand, Dipresentasikan pada Oxford Business & Economics Conference Program, Oxford, 22-24 Juni 2008. Wheelen, T.L. and J. David Hunger, 2002. Strategic Management and Business 9