ANALISIS PENENTUAN WAKTU TANAM PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) BERDASARKAN METODE PENDUGAAN EVAPOTRANSPIRASI PENMAN DI KABUPATEN GORONTALO Widiyawati, Nikmah Musa, Wawan Pembengo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu tanam tanaman kacang (Arachis hypogaea L.) tanah berdasarkan metode pendugaan evapotranspirasi penman di Kabupaten Gorontalo dan untuk menentukan neraca air lahan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013. Lokasi penelitian di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data iklim bulanan (suhu minimum, suhu maksimum, kecepatan angin, radiasi matahari, kelembaban dan curah hujan) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Djalaludin Gorontalo selama 8 tahun (tahun 2002 hingga 2011). Data geografis yang meliputi data letak lokasi penelitian dan topografi. Data luas tanam, luas panen (produksi) tanaman kacang tanah di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah menggunakan metode pendugaan evapotranspirasi penaman yang ditanam setiap bulan, dari Januari sampai Desember menunjukkan bahwa penanaman pada bulan Maret, April, Mei, Juni Desember mengalami kelebihan air dan penanaman pada bulan Januari, Februari, Juli, Agustus, September, Oktober, November mengalami kekurangan air . Oleh karena itu untuk mencapai produksi yang maksimal perlu adanya pengairan sesuai dengan kebutuhan air tanaman tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Kata kunci : Evapotranspirasi Penman, Kacang Tanah, Waktu Tanam PENDAHULUAN Pengetahuan mengenai evapotranspirasi sangat berguna untuk berbagai tujuan penggunaan seperti perhitungan neraca air lahan, keseimbangan energi, pembelajaran klimatologi, dan estimasi produksi tanaman (Risdiyanto, 2004). Berbagai metode evapotranspirasi diantaranya metode Thornthwaite, BlaneyCriddle, Samani-Hargreaves, Jensen-Haise, Penman, dan Penman-Monteith (Usman, 1996 ; Prasetyo dkk, 2003). Model Penman banyak membutuhkan parameter iklim dan perhitungan rumit serta satuan yang komplek sesuai dengan kriteria evektvitas.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013. Lokasi penelitian di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data iklim bulanan (suhu minimum, suhu maksimum, kecepatan angin, kelembaban, radiasi matahari, kelembaban dan curah hujan) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Djalaludin Gorontalo selama 8 tahun (2002 hingga 2011). Data geografis yang meliputi data letak lokasi penelitian dan topografi. Data luas tanam, luas panen (produksi) tanaman Kacang Tanah Di Provinsi Gorontalo. Data yang diperlukan merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil survei pada lembaga-lembaga terkait seperti Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gorontalo, BMKG Bandara Djalaludin dan BPS Provinsi Gorontalo. Metode pendugaaan evapotranspirasi menggunakan metode Penman 1948. Berikut metode pendugaan ETp menurut Penman 1948 : ETo = c (W.Rn + (1-W) . f(u) . (ea – ed)) Keterangan : ETo : evapotranspirasi acuan (mm/bulan) W : faktor pembobotan yang berkaitan dengan suhu c : faktor penyesuaian Rn : radiasi matahari bersih setara dengan evaporasi (mm/hari) f(u) : fungsi kecepatan angin ea – ed : deficit tekanan uap (mbar) ea : tekanan uap jenuh (mbar) ad : tekanan udara (mbar) Hubungan antara evapotranspirasi tanaman (ETc) dengan evapotranspirasi acuan (ETo) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut (Doorenbos dan Pruitt, 1948) : ETc = kc . ETo Keterangan : ETc : evapotranspirasi tanaman (mm/hari) Kc : koofisien tanaman ETo : Evapotranspirasi acuan (mm/hari) Prosedur Penelitian yakni a. Persiapan Pada tahap ini dilaksanakan pengumpulan literatur serta alat dan bahan yang diperlukan. Pada tahap ini juga dilaksanakan pengurusan administrasi yang berhubungan dengan penelitian. Di samping itu juga dilaksanakan survei lokasi penelitian. b. Pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan data sekunder pada instansi terkait antara lain: 1. Data iklim harian di Kabupaten Gorontalo yang diperoleh dari Badan Meteologi Klimatologi dan Geogfisika (BKMG Bandara Djalaludin). 2. Data luas tanam dan luas panen (produksi) tanaman kacang tanah yang diperoleh dari Kantor Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Gorontalo. c. Langkah kerja penentuan waktu tanam
1. Menghitung curah hujan (P) data curah hujan yang digunakan sebagai komponen masukan pada neraca air. Data yang diperoleh dihitung jumlahnya secara bulanan, setiap tahun pengamatan. 2. Menghitung evapotranspirasi acuan (ETo) ≈ evapotranspirasin potensial (ETp) menggunakan metode Penman. 3. Perhitungan neraca air lahan dilakukan terutama untuk melihat fluktuasi kandungan air tanah secara periodik. Perhitungan neraca air lahan dihitung berdasarkan neraca air klimatologi seperti berikut : a. Perhitungan antara selisih curah hujan (P) dan evapotranspirasi potensial (ETP) dapat memberikan dua alternatif yaitu - (P – ETP) > 0, maka nilainya surplus - (P – ETP) < 0, maka nilainya defisit Perubahan kandungan air tanah adalah perbedaan antara jumlah air yang masuk dan jumlah air tanah positif (surplus), jika sebaliknya pengeluaran melapaui perolehan maka perubahan kandungan air tanah negatif atau (defisit). Untuk menggambarkan grafik neraca air, dilakukan dengan cara membuat garis hubungan antara curah hujan (P) dan (ETP) atau (0,5 ETP) dengan satuan waktu bulanan atau mingguan. Dari grafik tersebut dapat ditentukan surplus atau defisit air yaitu daerah perpotongan antara P dan ETP. b. Menentukan curah hujan efektif dengan persamaan yang direkomendasikan FAO (1986) yaitu Pe = 0,8 P – 25, jika > 75 mm Pe = 0,6 P – 10 jika < 75 mm Ket : Pe = curah hujan efektif (mm/bulan) P = rata-rata curah hujan bulanan (mm/bulan) c. Rekapitulasi kebutuhan air tanaman tanaman kacang tanah berdasarkan musim tanam. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga terkait. Analisis penentuan waktu tanam pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan menggunakan model tanaman berupa neraca air tanaman dan analisis indeks kecukupan air untuk melihat potensi penurunan produksi akibat adanya fluktuasi curah hujan. Data bulanan (suhu minimum, suhu maksimum, suhu rata – rata, kecepatan angin, radiasi matahari, evapotranspirasi, kelembaban dan curah hujan) diolah menjadi data bulanan. Data bulanan kemudian dirata – ratakan menjadi data tahunan selama 8 tahun terakhir. HASIL DAN PEMBAHASAN Neraca Air Lahan Tanaman Kacang Tanah Pada suatu areal pertanian penyediaan air tanaman berasal dari curah hujan dan irigasi, sedangkan kehilangan air dapat berupa drainase, limpasan permukaan, evaporasi dan transpirasi. Sebagian air disimpan sebagai cadangan makanan dalam tanah. Neraca air lahan sebagai rincian tentang masukan (input), keluaran (output) dan perubahan simpanan air yang terdapat pada suatu lingkungan tertentu. analisis neraca air lahan memerlukan input data curah hujan (CH), evapotranspirasi
potensial (ETP), kandungan tanah pada kapasitas lapang (KL), dan kandungan air pada titik layu permanen (TLP). Kehilangan air yang besar dari lahan akan mempengaruhi ketersediaan air. Ada dua faktor yang secara dominan menentukan ketersediaan air dalam tanah. Pertama, presipitasi melalui mekanisme infiltrasi dan perkolasi sebagai sumber pengisian dalam sistem, Kedua evapotranspirasi sebagai pengosongan yang menyebabkan hilangnya air dari sistem. Apabila pengosongan air lebih besar dari pengisian air maka akan terjadi penurunan ketersediaan air tanah. Neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air, yang bersifat dinamis sehingga nilai neraca air selalu berubah dari waktu ke waktu, kemungkinan bisa terjadi kelebihan air ataupun kekurangan air (Harahap dan Darmosarkoro, 1999). Berdasarkan data curah hujan dan evapotranspirasi potensial dari tahun 2002 hingga 2011 dapat dihitung neraca air di daerah kabupaten Gorontalo. Hasil analisis neraca air disajikan pada Tabel 2. Berikut ini : Tabel 1. Neraca air Lahan Bulanan Kabupaten Gorontalo 2002 - 2011 Bulan Jan
Curah Hujan 128.60
ETp 124.21
0.5 ETp 62.11
CH-Etp 4.39
APWL 0
KAT
KL
TLP
AT
e
∆KAT
ETA
38.1
38.06
22.87
15.19
2.718
0
124.21
22.87
15.19
2.718
-0.16
108.74
Feb
108.90
108.94
54.47
-0.04
-0.04
37.90
38.06
Mar
157.80
115.70
57.85
42.10
0
38.06
38.06
22.87
15.19
2.718
0
115.7
38.06
38.06
22.87
15.19
2.718
0
110.03
22.87
15.19
2.718
0
98.12 87.07
Apr
158.30
110.03
55.01
48.27
0
Mei
179.30
98.12
49.06
81.18
0
38.06
38.06
Juni
139.50
87.07
43.54
52.43
0
38.06
38.06
22.87
15.19
2.718
0
Juli
95.50
92.75
46.37
2.75
0
38.06
38.06
22.87
15.19
2.718
0
92.75 41.61
Agust
55.80
113.51
56.75
-57.71
-57.71
23.09
38.06
22.87
15.19
2.718
14.19
22.87
15.19
2.718
-0.22
71.48
0
112.20
Sept
71.70
123.69
61.85
-51.99
-109.7
22.87
38.06
Okt
112.20
141.44
70.72
-29.24
-138.9
22.87
38.06
22.87
15.19
2.718
Nov
115.00
138.36
69.18
-23.36
-162.3
22.87
38.06
22.87
15.19
2.718
0
115.00
38.06
38.06
22.87
15.19
2.718
15.19
113.64
Des
184.20
113.64
56.82
70.56
0
Adapun besarnya curah hujan rataan bulanan sepanjang tahun cukup bervariasi. Variasi curah hujan berkisar antara 55.80 mm hingga 184.20 mm. sementara celuk curah hujan terendah pada bulan Agustus 55.80 mm per bulan dan tertinggi pada bulan Desember 184.20 mm per bulan. Berdasarkan adanya perhitungan data iklim yang dilakukan sejak tahun 2002 hingga 2011, diketahui bahwa curah hujan bulanan dengan besarnya evapotranspirasi yang diukur secara empiris, ternyata sepanjang tahun evapotranspirasi lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada bulan-bulan tertentu diantaranya pada bulan Agustus, September, Oktober dan November dengan jumlah masing-masing evapotranspirasi 113.51, 123.69, 141.44 dan 138.36. Sementara untuk nilai curah hujan yang lebih tinggi dari evapotranspirasi dapat dilihat pada bulan-bulan tertentu diantaranya pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli dan Desember dengan jumlah masing-masing 128.60, 108.90, 157.80, 158.30, 179.30, 139.50, 95.50 dan 184.20. Potensi kehilangan air terjadi pada bulan Februari, Agustus, September, Oktober dan November. Potensi kelebihan air terjadi pada bulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Juli dan Desember.
Analisis pada neraca air lahan berguna terutama untuk penggunaan dalam pertanian secara umum. Secara umum manfaat neraca air lahan terutama untuk mengetahui kondisi agroklimat terutama dari segi kondisi air, mengetahui periode musim kemarau dan musim hujan berdasarkan perimbangan antara hujan dan ETP, memilih jenis tanaman dan mengatur jadwal tanam dan panen serta mengatur kombinasi tanaman tumpang sari bila diperlukan. Waktu Tanam Berdasarkan Pendugaan Evapotranspirasi Metode Penman Perbedaan waktu tanam terhadap tanaman kacang tanah, akan memberikan suatu kondisi lingkungan yang berbeda bagi pertumbuhan tanaman sehingga akan memberikan produksi yang berbeda pula untuk setiap waktu tanam. Menurut Akil (2001) pengelolaan air perlu disesuaikan dengan sumber daya fisik alam (tanah, iklim sumber air) dan biologi dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu untuk membawa air ke perakaran tanaman sehingga mampu meningkatkan produksi. Penundaan waktu tanam akan menyebabkan terjadinya cekaman kekurangan air pada fase pertumbuhan sampai dengan pembentukan biji (Akil, 2001). Sasaran dari pengelolaan air adalah tercapinya tujuan pokok, yaitu efisiensi penggunaan air dan produksi tanaman yang tinggi, efisiensi biaya penggunaan air, pemerataan penggunaan air atas dasar sifat keberadaan air yang selalu ada tapi terbatas dan tidak menetu kejadian sera jumlahnya, tercapainya keberlanjutan sistem penggunaan sumber daya air yang hemat lingkungan. Hasil rekapitulasi kondisi agroklimat (ETP), (ET0) dan (P) tertera pada Tabel 3 berikut ini dan di dapatkan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 1 : Tabel 3. Rekapitulasi Kalkulasi Nilai Evapotranspirasi Acuan ( ET0) dan Potensial (ETP) Serta Curah Hujan (P) Kabupaten Gorontalo 2002 - 2011 Bulan P Etp 0,5 Etp ET0 ET0 mm/bulan mm/bulan mm/bulan mm/hari mm/bulan Januari 128.60 124.21 62.11 4,40 136.42 Februari 108.90 108.94 54.47 4,40 123.09 Maret 157.80 115.70 57.85 4,27 132.37 April 158.30 110.03 55.01 4,21 126.25 Mei 179.30 98.12 49.06 3,86 119.60 Juni 139.50 87.07 43.54 3,55 106.55 Juli 95.50 92.75 46.37 3,67 113.75 Agustus 55.80 113.51 56.75 4,23 131.28 September 71.70 123.69 61.85 4,66 139.81 Oktober 112.20 141.44 70.72 4,93 152.92 Nopember 115.00 138.36 69.18 4,81 144.41 Desember 184.20 113.64 56.82 4,33 134.26
200.00
p mm/bulan
180.00 160.00 140.00 120.00 100.00
ETP mm/bulan 0,5 ETP mm/bulan ET0 mm/bulan
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
Gambar 1. Grafik Neraca Air Lahan Kabupaten Gorontalo 2002 - 2011 Dari hasil perhitungan neraca air, didapatkan kurva neraca air yang menunjukkan hubungan nilai antara curah hujan (P) dengan evapotranspirasi potensial (ETP). Kurva ini dapat memberikan gambaran mengenai saat-saat lahan mengalami kelebihan air dan kekurangan air. Berdasarkan kurva neraca air 2002 – 2011 terlihat bahwa nilai ETP melebihi curah hujan dan mengalami defisit air pada bulan Juli sampai bulan November, kecuali pada bulan Februari sampai bulan Juli mengalami surplus air dengan demikian pada bulan-bulan tersebut dijadikan sebagai awal dari waktu tanam. Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat bahwa nilai (ETo) evapotranspirasi acuan lebih tinggi dari nilai curah hujan pada bulan Juli sampai bulan November sehingga hal itu menjadi dasar pada penetuan kekurangan air tanaman, akan tetapi bila melihat dari kurva neraca air pada 0,5 ETP dan curah hujan P dari bulan Januari sampai Desember dapat dilihat bahwa nilai curah hujan pada bulan-bulan tersebut mengalami kelebihan air (surplus). Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh penting dalam menunjang produksi pada tanaman kacang tanah diantaranya yaitu adanya fluktuasi curah hujan atau ketersediaan air. Penanaman kacang tanah, kebutuhan utama airnya diperoleh dari air hujan, dimana berdasarkan peta agroklimat wilayah Kabupaten Gorontalo mempunyai tipe iklim E dan merupakan daerah tadah hujan. Waktu tanam yang berbeda dapat menyebabkan pertumbuhan komponen tumbuhan dan komponen hasil. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketersediaan air. Hal ini sejalan dengan pendapat Seung et al (1982) dalam Musa (1998), apabila intensitas cahaya cukup, maka ketersediaan air menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kekurangan awal pertumbuhan sangat berakibat pada pertumbuhan selanjutnya.
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Januari Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Januari tertera pada Tabel 4 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 2. Berikut ini : Tabel 4. Neraca Air Tanaman Kacang tanah (Tanam Bulan Januari) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Jan I
1
0.50
4.40
61.60
2.20
30.80
15.40
64.30
28.58
Jan III
3
0.51
4.40
61.60
2.24
31.42
15.71
64.30
28.58
Feb I
1
0.66
4.40
61.60
2.90
40.66
20.33
54.45
22.67
Fen III
3
0.85
4.40
61.60
3.74
52.36
26.18
54.45
22.67
Mar I
1
0.95
4.27
59.78
4.06
56.79
28.40
78.90
38.12
Mar III
3
0.95
4.27
59.78
4.06
56.79
28.40
78.90
38.12
Apr I
1
0.55
4.21
58.94
2.32
32.42
16.21
79.15
38.32
Apr III
3
0.55
4.21
58.94
2.32
32.42
16.21
79.15
38.32
Dari hasil perhitungan neraca air tanaman kacang tanah (tanam Januari) menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan efektif yang digunakan pada perakaran tanaman (PE) dan nilai kebutuhan air tanaman kacang tanah (ET crop) yang dapat memberi gambaran mengenai saat-saat lahan mengalami kelebihan air (surplus) dan kekurangan air (defisit) (Gambar 2). 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 Etcrop mm/mingguan
10.00
P Efektif
0.00 Jan I
Jan III
Feb I
Fen III
Mar I
Mar III
Apr I
Apr III
Gambar 2. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Januari ) Berdasarkan Gambar 2. Terlihat bahwa tanaman kacang tanah mengalami mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan Januari I sampai Maret III, akan tetapi pada bulan April I sampai April III mengalami sedikit surplus. Pada Bulan Januari total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 255.38 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 333.65, sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 78.27 mm.
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Februari Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Februari tertera pada Tabel 5 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 3. Berikut ini : Tabel 5.Neraca Air Tanaman Kacang tanah (Tanam Bulan Februari) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Feb I
1
0.50
4.40
61.60
2.20
30.80
15.40
54.45
22.67
Feb II
3
0.51
4.40
61.60
2.24
31.42
15.71
54.45
22.67
Mar I
1
0.66
4.27
59.78
2.82
39.45
19.73
78.90
38.12
Mar III
3
0.85
4.27
59.78
3.63
50.81
25.41
78.90
38.12
Apr I
1
0.95
4.21
58.94
4.00
55.99
28.00
79.15
38.32
Apr III
3
0.95
4.21
58.94
4.00
55.99
28.00
79.15
38.32
Mei I
1
0.55
3.86
54.04
2.12
29.72
14.86
89.65
46.72
Mei III
3
0.55
3.86
54.04
2.12
29.72
14.86
89.65
46.72
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00
Etcrop mm/mingguan
P Efektif
0.00 Feb I
Feb II
Mar I
Mar III
Apr I
Apr III
Mei I
Mei III
Gambar 3. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah (Tanam Bulan Februari) Berdasarkan Gambar 3 di atas terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan Februari I sampai April III, akan tetapi mengalami sedikit surplus pada bulan Mei I sampai Mei III. Pada Bulan februari total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 291.66 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 323.91, sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 32.25 mm.
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Maret Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Maret tertera pada Tabel 6 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 4. Berikut ini : Tabel 6. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Maret ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Mar I
1
0.50
4.27
59.78
2.14
29.89
14.95
78.90
38.12
Mar III
3
0.51
4.27
59.78
2.18
30.49
15.24
78.90
38.12
Apr I
1
0.66
4.21
58.94
2.78
38.90
19.45
79.15
38.32
Apr III
3
0.85
4.21
58.94
3.58
50.10
25.05
79.15
38.32
Mei I
1
0.95
3.86
54.04
3.67
51.34
25.67
89.65
46.72
Mei III
3
0.95
3.86
54.04
3.67
51.34
25.67
89.65
46.72
Jun I
1
0.55
3.55
49.70
1.95
27.34
13.67
69.75
31.85
Jun III
3
0.55
3.55
49.70
1.95
27.34
13.67
69.75
31.85
Berdasarkan Gambar 4. Di bawah terlihat bahwa bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kelebihan air (surplus) sejak awal tanam yaitu pada bulan Maret I sampai Maret III, akan tetapi pada bulan April I sampai bulan Mei III mengalami defisit. Pada Bulan Maret total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 310.02 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 306.72, sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal tidak dibutuhkan pengairan atau pemberian air. 60 50 40 30 20 10
Etcrop mm/mingguan
P Efektif
0 Mar I
Mar III
Apr I
Apr III
Mei I
Mei III
Jun I
Jun III
Gambar 4. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Maret )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan April Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan April tertera pada Tabel 7 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 5. Berikut ini : Tabel 7. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan April ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Apr I
1
0.50
4.21
58.94
2.11
29.47
14.74
79.15
38.32
Apr III
3
0.51
4.21
58.94
2.15
30.06
15.03
79.15
38.32
Mei I
1
0.66
3.86
54.04
2.55
35.67
17.83
89.65
46.72
Mei III
3
0.85
3.86
54.04
3.28
45.93
22.97
89.65
46.72
Jun I
1
0.95
3.55
49.70
3.37
47.22
23.61
69.75
31.85
Jun III
3
0.95
3.55
49.70
3.37
47.22
23.61
69.75
31.85
Jul I
1
0.55
3.67
51.38
2.02
28.26
14.13
47.75
18.65
Jul III
3
0.55
3.67
51.38
2.02
28.26
14.13
47.75
18.65
Berdasarkan Gambar 5. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kelebihan air (surplus) sejak awal tanam yaitu pada bulan April I sampai bulan Mei III, akan tetapi pada bulan Juni I sampai juli III mengalami defisit. Pada Bulan April total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 271.08 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 292.08, sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 21 mm. 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00
Etcrop mm/mingguan
10.00
P Efektif
5.00 0.00 Apr I
Apr III
Mei I
Mei III
Jun I
Jun III
Jul I
Jul III
Gambar 5. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan April )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Mei Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Mei tertera pada Tabel 8 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 6. Berikut ini : Tabel 8. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Mei ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Mei I
1
0.50
3.86
54.04
1.93
27.02
13.51
89.65
46.72
Mei III
3
0.51
3.86
54.04
1.97
27.56
13.78
89.65
46.72
Jun I
1
0.66
3.55
49.70
2.34
32.80
16.40
69.75
31.85
Jun III
3
0.85
3.55
49.70
3.02
42.25
21.12
69.75
31.85
Jul I
1
0.95
3.67
51.38
3.49
48.81
24.41
47.75
18.65
Jul III
3
0.95
3.67
51.38
3.49
48.81
24.41
47.75
18.65
Agu I
1
0.55
4.23
59.22
2.33
32.57
16.29
27.90
6.74
Agu III
3
0.55
4.23
59.22
2.33
32.57
16.29
27.90
6.74
Berdasarkan Gambar 6. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kelebihan air (surplus) sejak awal tanam yaitu pada bulan Mei I sampai bulan Mei III, akan tetapi pada bulan Juni I sampai bulan Agustus mengalami defisit. Pada Bulan Mei total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 207.92 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 292.39 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 84.47 mm. 60 50 40 30 20 Etcrop mm/mingguan
10
P Efektif
0 Mei I
Mei III
Jun I
Jun III
Jul I
Jul III
Agu I
Agu III
Gambar 6. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Mei )
4.2.6. Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Juni Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Juni tertera pada Tabel 9 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 7. Berikut ini : Tabel 9. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Juni ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Jun I
1
0.50
3.55
49.70
1.78
24.85
12.43
69.75
31.85
Jun III
3
0.51
3.55
49.70
1.81
25.35
12.67
69.75
31.85
Jul I
1
0.66
3.67
51.38
2.42
33.91
16.96
47.75
18.65
Jul III
3
0.85
3.67
51.38
3.12
43.67
21.84
47.75
18.65
Agu I
1
0.95
4.23
59.22
4.02
56.26
28.13
27.90
6.74
Agu III
3
0.95
4.23
59.22
4.02
56.26
28.13
27.90
6.74
Sep I
1
0.55
4.66
65.24
2.56
35.88
17.94
35.85
11.51
Sep III
3
0.55
4.66
65.24
2.56
35.88
17.94
35.85
11.51
Berdasarkan Gambar 7. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kelebihan air (surplus) sejak awal tanam yaitu pada bulan Juni I sampai bulan juni III, akan tetapi pada bulan Juli I sampai bulan September III mengalami defisit. Pada Bulan Juni total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 137.50 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 312.06 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 174.56 mm. 60 Etcrop mm/mingguan
50
P Efektif 40 30 20 10 0 Jun I
Jun III
Jul I
Jul III
Agu I
Agu III
Sep I
Sep III
Gambar 7. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Juni )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Juli Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Juli tertera pada Tabel 10 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 8. Berikut ini : Tabel 10. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Juli ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Jul I
1
0.50
3.67
51.38
1.84
25.69
12.85
47.75
18.65
Jul III
3
0.51
3.67
51.38
1.87
26.20
13.10
47.75
18.65
Agu I
1
0.66
4.23
59.22
2.79
39.09
19.54
27.90
6.74
Agu III
3
0.85
4.23
59.22
3.60
50.34
25.17
27.90
6.74
Sep I
1
0.95
4.66
65.24
4.43
61.98
30.99
35.85
11.51
Sep III
3
0.95
4.66
65.24
4.43
61.98
30.99
35.85
11.51
Okt I
1
0.55
4.93
69.02
2.71
37.96
18.98
56.10
23.66
Okt III
3
0.55
4.93
69.02
2.71
37.96
18.98
56.10
23.66
Berdasarkan Gambar 8. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan Juli I sampai bulan Oktober III. Pada Bulan Juli total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 121.12 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 341.19 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 220.07 mm. 70 Etcrop mm/mingguan 60
P Efektif
50 40 30 20 10 0 Jul I
Jul III
Agu I
Agu III
Sep I
Sep III
Okt I
Okt III
Gambar 8. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Juli )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Agustus Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Agustus tertera pada Tabel 11 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 9. Berikut ini : Tabel 11. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Agustus ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Agu I
1
0.50
4.23
59.22
2.12
29.61
14.81
27.90
6.74
Agu III
3
0.51
4.23
59.22
2.16
30.20
15.10
27.90
6.74
Sep I
1
0.66
4.66
65.24
3.08
43.06
21.53
35.85
11.51
Sep III
3
0.85
4.66
65.24
3.96
55.45
27.73
35.85
11.51
Okt I
1
0.95
4.93
69.02
4.68
65.57
32.78
56.10
23.66
Okt III
3
0.95
4.93
69.02
4.68
65.57
32.78
56.10
23.66
Nov I
1
0.55
4.81
67.34
2.65
37.04
18.52
57.50
24.50
Nov III
3
0.55
4.81
67.34
2.65
37.04
18.52
57.50
24.50
Berdasarkan Gambar 9. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan Agustus I sampai bulan November III. Pada Bulan Juli total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 132.82 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 363.54 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 230.72 mm. 70 Etcrop mm/mingguan
60
P Efektif
50 40 30 20 10 0 Agu I
Agu III
Sep I
Sep III
Okt I
Okt III
Nov I
Nov III
Gambar 9. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Agustus )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan September Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan September tertera pada Tabel 12 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 10. Berikut ini : Tabel 12. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan September ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Sep I
1
0.50
4.66
65.24
2.33
32.62
16.31
35.85
11.51
Sep III
3
0.51
4.66
65.24
2.38
33.27
16.64
35.85
11.51
Okt I
1
0.66
4.93
69.02
3.25
45.55
22.78
56.10
23.66
Okt III
3
0.85
4.93
69.02
4.19
58.67
29.33
56.10
23.66
Nov I
1
0.95
4.81
67.34
4.57
63.97
31.99
57.50
24.5
Nov III
3
0.95
4.81
67.34
4.57
63.97
31.99
57.50
24.5
Des I
1
0.55
4.33
60.62
2.38
33.34
16.67
92.10
48.68
Des III
3
0.55
4.33
60.62
2.38
33.34
16.67
92.10
48.68
Berdasarkan Gambar 10. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan September I sampai bulan November III. Akan tetapi mengalami sedikit surplus pada bulan Desember I sampai bulan Desember III. Pada Bulan September total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 216.70 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 364.74 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 148.04 mm. 70.00 Etcrop mm/mingguan
60.00
P Efektif
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Sep I
Sep III
Okt I
Okt III
Nov I
Nov III
Des I
Des III
Gambar 10. Grafik Neraca air Tanaman Kacang Tanah (Tanam Bulan September)
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Oktober Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Oktober tertera pada Tabel 13 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 11. Berikut ini : Tabel 13. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Oktober ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Okt I
1
0.50
4.93
69.02
2.47
34.51
17.26
56.10
23.66
Okt III
3
0.51
4.93
69.02
2.51
35.20
17.60
56.10
23.66
Nov I
1
0.66
4.81
67.34
3.17
44.44
22.22
57.5
24.50
Nov III
3
0.85
4.81
67.34
4.09
57.24
28.62
57.5
24.50
Des I
1
0.95
4.33
60.62
4.11
57.59
28.79
92.10
48.68
Des III
3
0.95
4.33
60.62
4.11
57.59
28.79
92.10
48.68
Jan I
1
0.55
4.40
61.60
2.42
33.88
16.94
64.30
28.58
Jan III
3
0.55
4.40
61.60
2.42
33.88
16.94
64.30
28.58
Berdasarkan Gambar 11. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan Oktober 1 sampai bulan Januari III. Pada Bulan Oktober total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 250.84 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 354.33 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 103.49 mm. 70.00 Etcrop mm/mingguan
60.00
P Efektif
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Okt I
Okt III
Nov I
Nov III
Des I
Des III
Jan I
Jan III
Gambar 11. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Oktober )
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan November Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan November tertera pada Tabel 14 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 12. Berikut ini : Tabel 14. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan November ) Bulan
Ming
Kc
ET0
ET0
guan
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Nov I
1
0.50
4.81
67.34
2.41
33.67
16.84
57.50
24.50
Nov III
3
0.51
4.81
67.34
2.45
34.34
17.17
57.50
24.50
Des I
1
0.66
4.33
60.62
2.86
40.01
20.00
92.10
48.68
Des III
3
0.85
4.33
60.62
3.68
51.53
25.76
92.10
48.68
Jan I
1
0.95
4.40
61.60
4.18
58.52
29.26
64.30
28.58
Jan III
3
0.95
4.40
61.60
4.18
58.52
29.26
64.30
28.58
Feb I
1
0.55
4.40
61.60
2.42
33.88
16.94
54.45
22.67
Feb III
3
0.55
4.40
61.60
2.42
33.88
16.94
54.45
22.67
Berdasarkan Gambar 12. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kekurangan air (defisit) sejak awal tanam yaitu pada bulan November I sampai bulan November III, akan tetapi pada bulan Desember I sampai bulan Desember III mengalami sedikit surplus. Pada Bulan November 248.86 total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 207.92 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 344.35 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 95.49 mm. 70 Etcrop mm/mingguan
60
P Efektif
50 40 30 20 10 0 Nov I
Nov III
Des I
Des III
Jan I
Jan III
Feb I
Feb III
Gambar 12. Grafik Neraca Air Tanaman Kacang Tanah (Tanam Bulan November)
Waktu Tanam Tanaman Kacang Tanah Tanam Bulan Desember Hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah Bulan Desember tertera pada Tabel 15 dan dan kurva yang menunjukkan hubungan antara nilai curah hujan (P) dan evapotranspirasi pada Gambar 13. Berikut ini : Tabel 15. Neraca Air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Desember ) Bulan
Ming
Kc
ET0
guan
ET0
Etcrop
mm/mingguan
Etcrop
0,5
mm/mingguan
Etcop
P
P Efektif
Des I
1
0.50
4.33
60.62
2.17
30.31
15.16
92.10
48.68
Des III
3
0.51
4.33
64.95
2.21
30.92
15.46
92.10
48.68
Jan I
1
0.66
4.40
61.60
2.90
40.66
20.33
64.30
28.58
Jan III
3
0.85
4.40
61.60
3.74
52.36
26.18
64.30
28.58
Feb I
1
0.95
4.40
61.60
4.18
58.52
29.26
54.45
22.67
Feb III
3
0.95
4.40
61.60
4.18
58.52
29.26
54.45
22.67
Mar I
1
0.55
4.27
59.78
2.35
32.88
16.44
78.90
38.12
Mar III
3
0.55
4.27
59.78
2.35
32.88
16.44
78.90
38.12
Berdasarkan Gambar 13. Di bawah terlihat bahwa analisis neraca air tanaman kacang tanah mengalami kelebihan air (surplus) sejak awal tanam yaitu pada bulan Desember I sampai bulan Desember III, akan tetapi pada bulan Januari I sampai bulan Februari III mengalami defisit. Pada Bulan Desember total curah hujan efektif (PE) yang digunakan tanaman kacang tanah sebesar 276.10 mm sementara kebutuhan air tanaman kacang tanah (ETcrop) selama pertumbuhan sebesar 337.04 sehingga untuk mendapatkan hasil tanaman kacang tanah yang maksimal dibutuhkan pengairan atau pemberian air sebesar 60.94 mm. 70.00 Etcrop mm/mingguan
60.00
P Efektif
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Des I
Des III
Jan I
Jan III
Feb I
Feb III
Mar I
Mar III
Gambar 13. Grafik Neraca air Tanaman Kacang Tanah ( Tanam Bulan Desember ) Berdasarkan hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah yang ditanam setiap bulan, dari Januari sampai Desember menunjukkan bahwa penanaman pada bulan Januari, Februari, Juli, Agustus, September, Oktober dan November mengalami kekurangan air (defisit), dan apabila tanaman kacang tanah di tanam pada Maret, April, Mei, Juni dan Desember maka kebutuhan air tanaman kacang tanah akan terpenuhi (surplus). Oleh karena itu untuk mencapai produksi kacang tanah yang maksimal, pada bulan-bulan yang mengalami defisit maka perlu adanya pengairan yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman kacang tanah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Doorenbus dan Pruitt (1977), bahwa kebutuhan air tanaman adalah tinggi air yang dibutuhkan untuk mengimbangi kehilangan air melalui evapotranspirasi tanaman sehat, tumbuh dilahan yang luas, kondisi dan kesuburan tidak dalam keadaan terbatas, serta dapat mencapai produksi pada lingkungan pertumbuhan.Air dalam pertanian merupakan kebutuhan pokok, namun dalam tahap pemberian air tersebut harus mempertimbangkan faktor musim dan pola tanam. Pemberian air untuk penjenuhan dan pengolahan tanah berfungsi untuk mempermudah dalam pengolahan tanah dan masa pertumbuhan dari tanaman kacang tanah (Ariyanto, 2008). Air yang diambil dari sumber air atau sungai yang di alirkan ke areal irigasi tidak semuanya dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam praktek irigasi terjadi kehilangan air. Kehilangan air tersebut dapat berupa penguapan di saluran irigasi, rembesan dari saluran atau untuk keperluan lain (rumah tangga). Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evapontranspirasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air tanah. Fungsi dengan adanya irigasi ini yaitu untuk mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani yang diwujudkan dengan sistem irigasi yang dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi serta ditentukan oleh keandalan air irigasi, keandalan prasarana irigasi dan peningkatan pendapatan masyarakat petani dari usaha tani. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil analisis neraca air tanaman kacang tanah dengan menggunakan metode pendugaan evapotranspirasi penman yang dianalisis setiap bulan, dari Januari sampai Desember menunjukkan bahwa waktu tanam yang tepat adalah penanaman pada bulan Maret, April, Mei, Juni dan Desember dimana kebutuhan air tanaman kacang tanah akan terpenuhi (surplus). Pada bulan-bulan yang mengalami defisit perlu adanya pengairan yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman kacang tanah. 2. Terdapat perbedaan neraca air lahan tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada berbagai waktu tanam di Kabupaten Gorontalo. Penanaman pada bulan Maret, April, Mei, Juni dan Desember mengalami kelebihan air (surplus) dan penanaman pada bulan Januari, Februari, Juli, Agustus, September, Oktober, dan November mengalami kekurangan air (defisit). Saran 1. Untuk mendapatkan produktivitas yang maksimal sebaiknya petani menanam tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada bulan Maret, April, Mei, Juni dan Desember. Jika terjadi kekurangan air pada lahan dianjurkan petani memberikan pengairan yang sesuai dengan kebutuhan air tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). 2. Apabila ingin menananam pada bulan lain (selain Maret, April, Mei, Juni dan Desember), untuk memenuhi kebutuhan air tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), diharapkan membuat pompanisasi serta untuk penyiraman menggunakan sprinkle ataupun dilakukan pengairan.
3. Jika terjadi kelebihan air maka, bagi para petani diharapkan membuat drainase, dan juga kepada instansi terkait, sebaiknya potensi air yang tersedia dapat digunakan pada saat bulan-bulan kering, dengan membuat waduk, embung untuk menampung adanya air yang berlebihan. DAFTAR PUSTAKA Akil, Muhamad, 2001. Pengelolaan Air Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Dan Serealia (BALITAN). Maros. Ariyanto, Priyo, Dwi, 2008. Sistem Pemberian Kebutuhan Air Untuk Lahan Pertanian. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Dorenbos, J W. and Pruitt, W.O. 1977. Crop Water Requitments : FAO Irigation and Drainage Paper, 24. Food and Agriculture Oraganization od The United Nations. Rome. Musa, Nikmah, 1998. Studi Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Lokal ( Zea mays L.) Berdasarkan Waktu Tanam Dan Pemupukan Fosfor Di Tibawa Gorontalo.Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Prastyo, Budi, Setiawan, Indra, Budi, Saprayogi, Slamef, 2003. Penerapan Beberapa Model Evapotranspirasi Di Daerah Tropika. Buletin Keteknikan Pertanian. Risdiyanto, Idung, 2004. Penentuan Evapotranspirasi Regional Dengan Data Landsat TM Dan NOAA AVHRR. Skripsi. Intitut Pertanian Bogor. Seung, K. J, J. L Brebeker and chang, H. L. 1982. Effects of Solar Radiation on the Performance of Maize in 41 Siccive Monthy in Hawai Crop. Csi. 22 1318 Usman. 1996. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi Potensial Terhadap Perubahan Iklim. Tesis. Institut Pertanian Bogor.