ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN FILLET IKAN (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)
Mohamad Utama
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN FILLET IKAN (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)
Mohamad Utama 105092002958
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAUNS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)”, yang ditulis oleh Mohamad Utama NIM 105092002958 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa Tanggal 23 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis. Menyetujui, Penguji I
Penguji II
Ir. Siti Rochaeni, M.Si
Achmad Tjachja Nugraha, MP
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Acep Muhib, MMA
Masrul Huda, M.Si
Mengetahui, Ketua Program Studi Agribisnis
Drs. Acep Muhib, MMA NIP. 19690605 200112 1 001
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN.
MOHAMAD UTAMA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama Jenis Kelamin Tanggal Lahir Kewarganegaraan Agama Contact Detail Alamat
Contact Detail Mobile Phone Email
: Mohamad Utama : Laki-laki : 8 November 1987 : Indonesia : Islam
: Jl. WR. Supratman Gg. Tangkil Rt 002/05 No.63 Kelurahan Cempaka Putih - Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten 15412 : 0838 71 1315 66 :
[email protected]
Latar Belakang Pendidikan Pendidikan Formal 1998 – 1999 2001 – 2002 2004 – 2005 2005 – 2011
SD Negeri Cempaka Baru II Ciputat SLTP Negeri 2 Ciputat SMA Negeri 2 Ciputat Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan Non Formal 2002
Arya Course (Lembaga Bahasa Inggris)
Pengalaman Organisasi 2006 – 2007 2007 – 2008
Staff Divisi Informasi dan Komunikasi BEMJ Agribisnis. Menteri Informasi dan Komunikasi BEMJ Agribisnis.
Kepanitiaan yang pernah diikuti 2006
Ketua Divisi Transportasi dan Akomodasi Training Organization Platform BEM Jurusan Agribisnis UIN Jakarta, 2006.
2008
Ketua Divisi Transportasi dan Akomodasi pada proyek “Pemanfaatan Biogas sebagai Bahan Bakar Rumah Tangga” Kuliah Kerja Nyata di Keamatan Ciwidey, Desa Lebak Muncang, Bandung.
Pelatihan 2007 2007 2007 2008
Workshop Kewirausahaan “Get The Spirit of Interpreneur” di UIN Jakarta. “Training Motivation” Campus Enterpreneur Community di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta. Pelatihan “M-Bio sebagai Pupuk Organik” di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Magang pada PT. Madu Pramuka.
Pengalaman Kerja 2007 - 2008 2011
Sales Marketing PT. Citra Consulting. Bagian Administrasi pada Yayasan Wakaf Tengku Laksamana Oemar dan Tajib Idie, Gintung.
Mohamad Utama
v
RINGKASAN
Mohamad Utama, Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010) (Di bawah bimbingan Acep Muhib dan Masrul Huda) Indonesia merupakan negara maritim dengan Kekayaan sumber daya laut yang sangat berlimpah dengan dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut serta potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan keragaman jenis ikan. Hal ini menjadikan ikan sebagai salah satu sumber protein yang baik selain daging ayam maupun daging sapi dan kambing. Ternyata, kekayaan laut yang berlimpah ini belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta orang, menjadikan ikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat, seiring dengan semakin mahalnya sumber protein seperti daging ayam maupun daging sapi. Hal inilah yang menimbulkan minat para pengusaha untuk bergelut di bidang pengolahan ikan, baik pengolahan dalam bentuk basah maupun kering dengan keanekaragaman jenis ikan yang ada. Dalam memulai usaha pengolahan ikan, ternyata diperlukan keahlian dan pengalaman yang cukup serta teknologi untuk menghasilkan produk olahan ikan yang berkualitas yang dapat diterima masyarakat, demi keberlangsungan usaha tersebut. Selain itu, pendapatan usaha juga menjadi salah satu tolak ukur dari keberlangsungan serta pengembangan usaha nantinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pendapatan pengolahan ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara serta biayabiaya apa saja yang dikeluarkan dalam melakukan proses produksi pengolahan ikan. Selain itu penelitian ini juga menganalisis Net B/C Rasio, Payback Period serta Break Even Point usaha pengolahan ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara. Penelitian ini dilakukan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara yang merupakan salah satu perusahaan pengolahan ikan yang terletak di Jl. Kertamukti no. 49 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan kuisioner. Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan semua kegiatan yang berada di PT. Ojid Kharisma Nusantara mulai dari pembelian bahan baku, penanganan pra produksi, proses pembuatan fillet serta pengepakan dan pemasaran produk serta penggunaan teknologi pada PT. Ojid Kharisma Nusantara. Sedangkan dalam analisis data yang di gunakan adalah Analisis Pendapatan, Net B/C Ratio, Payback Periode dan Break Even Point. Hasil penelitian diperoleh bahwa Pendapatan Usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.182.571.556,- yang berasal dari penjualan fillet tuna Maguro sebesar, fillet tuna Maguro Co serta fillet Meka (Swordfish). Dengan biaya-biaya yang meliputi total biaya bahan baku sebesar Rp. 1.146.510.350,-, biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-, biaya transportasi sebesar Rp. 36.000.000,-, biaya penyusutan sebesar Rp. 28.320.000,-, biaya listrik dan telepon sebesar Rp. 27.600.000,-, biaya bahan pembantu sebesar
Rp. 36.000.000,-, serta biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 200.000,-. Hasil analisis pendapatan atas biaya menunjukkan usaha Pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 diperoleh nilai Net B/C rasio sebesar 0,76 yang menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,- biaya yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan usaha pengolahan fillet ikan, akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-. Selain itu, hasil perhitungan Payback Period diperoleh bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami pengembalian selama 2 bulan 16 hari. Untuk hasil perhitungan Break Even Point, dilakukan dengan perhitungan pada masing-masing produk dengan tujuan untuk mengetahui titik impas harga dan produksi pada tiap produk yang diusahakan. Pada perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha pengolahan fillet Tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang ditetapkan sebesar Rp. 48.191,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 171,5 Kg. Pada pengolahan fillet Tuna Maguro Co diperoleh hasil bahwa usaha ini tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang ditetapkan sebesar Rp. 35.172,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 154 Kg. Sedangkan untuk pengolahan fillet Meka (Swordfish) diperoleh hasil bahwa usaha ini tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat harga yang ditetapkan sebesar Rp. 38.134,- dan volume produksi saat mencapai sebesar 170 Kg. Secara keseluruhan hasil perhitungan analisis pendapatan, usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara menghasilkan pendapatan yang cukup besar selama tahun 2010 dan dapat menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam proses produksi. Adapun saran yang penulis bisa berikan kepada PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni perlu peningkatan produksi serta penekanan biaya yang dikeluarkan demi menjaga kestabilan pendapatan yang diperoleh, serta tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan sehingga dapat menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen.
vii
KATA PENGANTAR
َ ﺑِ ــﺴ ْ ﻤِ ﺎﻟﻠﻬِﺎﻟﺮﱠﺣ ْ ﻤ َ ﻨِ ﺎﻟﺮﱠﺣ ِ ﻴْﻢ Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)” ini dengan baik dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak menemukan kesulitan yang dihadapi, namun Alhamdulillah penulis ucapkan karena banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang begitu besar kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan juga telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi, terutama kepada : 1. Bapak H. Ma’ruf Hidayat dan Ibu Neneng Nurseha selaku orang tua penulis yang selalu berusaha memberikan dukungan moril maupun materil serta motivasi yang tiada henti. Terima kasih atas doa, cinta,
viii
kasih sayang, pengertiannya, dukungannya, dan kesabarannya selama penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Aku bukanlah apa-apa tanpa kalian. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik lagi dan skripsi ini menjadi sebuah kado kecil yang dapat aku berikan untuk Bapak dan Ibu. 2. Buat saudara-saudaraku yang tidak henti-hentinya memberikan support kepada penulis, terima kasih buat Adikku Tami, Syukron dan Cici. Semoga Allah selalu memberikan nikmat dan kasih sayangnya untuk kalian semua. 3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku dosen pembimbing I dan Bapak Masrul Huda, M.Si selaku dosen pembimbing II, terimakasih yang sebesar-besarnya atas waktu, bimbingan, arahan dan dorongan serta motivasi
yang
penuh
kesabaran
serta
keikhlasannya
dalam
membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen penguji I dan Bapak Achmad Tjachja Nugraha selaku dosen penguji II, terimakasih telah meluangkan waktu serta arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Ir. Bambang serta para karyawan PT. Ojid Kharisma Nusantara yang telah bersedia memberikan informasi yang penulis butuhkan demi lancarnya proses penyelesaian skripsi ini. 6. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi beserta seluruh jajarannya yang telah membantu
ix
penulis dalam penyelesaian surat-surat administrasi mulai dari awal perkuliahan sampai akhir masa kuliah 7. Terima kasih untuk Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, SP, MMA selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis, serta seluruh Dosen pengajar Agribisnis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat. Terimakasih penulis sampaikan atas segala ilmu dan pelajaran selama di bangku perkuliahan. Buat Kak Dewi selaku staff Program Studi Agribisnis yang telah membantu mulai dari seminar proposal sampai terselesaiaknnya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalasnya. 8. Buat kakak-kakak dan adik-adik kelas di Agribisnis, Fadlika yang telah memberikan masukan tempat untuk penelitian penulis, Bang Ano atas motivasinya sebelum ujian munaqosyah, Kak Mughni atas motivvasi serta dukungan pemikirannya, Fahmi atas bantuannya saat seminar hasil, Nia, Ajeng, Gina, Angger, Ulfa, dan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas dukungannya. Sukses buat kalian semua. 9. Buat semua teman-teman seperjuangan, Agribisnis 2005 (Aank, Buyung, Yudha, Agung, Icen, Ipong, Risky, Imen, Bojes, Uin, Dimas, Yarfi, Hasyim, Rafki, Doni, Aris, Yanto, Jeje, Mita, Ayu, Alief, Ipeh, Dita, Mega, Pury, Restu, Fikoh, Eci, Eby, Rusman, Ari, Ocid), masamasa bersama kalian adalah hal terindah selama menuntut ilmu di
x
Agribisnis. Semangat dan sukses buat kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. 10. Buat temen-temen fotocopy Deby, Icad, Uda Is, Bolenk, N’trong, Toriq, wawan. Terimakasih buat becandaan dan dukungannya. Semoga silaturahmi ini tetep terjaga. 11. Buat Shita dan keluarga yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Namun, penulis berharap semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kalian semua. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pencapaian yang lebih baik lagi. Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Allamin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, Agustus 2011
Mohamad Utama
xi
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ........................................................................ 7 2.1.1 Analisis Pendapatan Usaha ........................................... 7 2.1.1.1 Pendapatan Usaha ........................................... 7 2.1.1.2 Biaya Usaha .................................................... 7 2.1.1.3 Penerimaan Usaha ........................................... 9 2.1.1.4 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (Net B/C Rasio) ............................................... 9 2.1.1.5 Payback Period ............................................... 10 2.1.1.6 Titik Pulang Pokok (Break Even Point) ........... 10 2.1.2 Fillet Ikan ...................................................................... 11 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 12 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................... 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 16 3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 16 3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 16 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 17 3.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................ 18 3.4.2 Analisis Finansial .......................................................... 18 3.4.2.1 Pendapatan Usaha .............................................. 19
3.4.2.2 Penerimaan Usaha ............................................. 20 3.4.2.3 Analisis Rasio Keuntungan atas Biaya (Net B/C rasio) .................................................. 20 3.4.2.4 Payback Period ................................................. 21 3.4.2.5 Titik Pulang Pokok (Break Even Point).............. 22 3.5 Definisi Operasional ................................................................ 23 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Perusahaan ..................................................................... 25 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan................. 25 4.1.2 Lokasi PT. Ojid Kharisma Nusantara.................... 26 4.1.3 Visi Misi dan Tujuan Perusahaan.......................... 26 4.2 Lingkup Usaha ....................................................................... 27 4.3 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 27 4.3.1 Tenaga Kerja ........................................................ 27 4.3.2 Hari dan Jam Kerja ............................................... 29 4.3.3 Kompensasi Karyawan ......................................... 29 4.4 Fasilitas dan Teknologi PT. Ojid Kharisma Nusantara ............ 30 4.4.1 Fasilitas Perusahaan.............................................. 30 4.4.2 Teknologi ............................................................. 31 4.5 Kegiatan Produksi .................................................................. 31 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara ............................................................................... 39 5.1.1 Biaya Usaha ......................................................... 41 5.1.2 Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ............ 47 5.2
Penerimaan Usaha .................................................................. 50 5.2.1 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro ...... 50 5.2.2 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co . 51 5.2.3 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) ................................................................... 53 5.2.4 Total Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 .................... 54
5.3
Pendapatan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ............................................................................ 55
5.4
Analisis Pendapatan atas Biaya .............................................. 56
xiii
5.4.1 Net B/C Rasio ............................................................... 56 5.4.2 Payback Period ............................................................. 57 5.4.3 Break Even Point .......................................................... 58 5.4.3.1 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro ..................................................... 58 5.4.3.2 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co................................................ 61 5.4.3.3 Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) ............................................. 63 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan ............................................................................ 67
6.2
Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
1. Produksi Ikan Menurut Jenis Pengolahan ................................................. 3 2. Latar belakang pendidikan Karyawan PT. Ojid Kharisma Nusantara ........ 31 3 Pemasaran Produk PT. Ojid Kharisma Nusantara ..................................... 38 4. Total produksi fillet ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 40 5. Biaya Investasi PT. Ojid Kharisma Nusantara .......................................... 41 6. Biaya Bahan Baku PT. Ojid Kharisma Nusantara tahun 2010 ................... 45 7. Biaya Bahan Pembantu ............................................................................ 46 8. Biaya Tetap Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 .............................................................................................. 47 9. Biaya Variabel Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 .............................................................................................. 48 10. Total Biaya Operasional Penglahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 50 11. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Tahun 2010 ............ 51 12. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co Tahun 2010 ....... 52 13. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) Tahun 2010 ..... 53 14. Total Penerimaan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ................. 54 15. Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 55 16. Analisis Net B/C Rasio Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 56 17. Analisis Payback Period Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 ........................................................................... 57 18. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro ................................. 59 19. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co ............................ 61 20. Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) ........................... 64
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................................. 15 2. Struktur Organisasi .................................................................................. 29 3. Alur Pembuatan Ikan Fillet ...................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Biaya Penyusutan Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 .............................................................................................. 72 2. Layout PT. Ojid Kharisma Nusantara ....................................................... 73 3. Gambar Peralatan yang digunakan pada proses produksi .......................... 74 4. Gambar Peralatan produksi serta fillet yang siap dipasarakan ................... 75
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang
cukup besar dan terus bertambah seiring berjalannya waktu, sehingga tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat. Tentu saja kebutuhan akan daging sebagai salah satu makanan pokok juga semakin meningkat. Saat ini tingkat konsumsi daging sapi dan daging ayam di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi daging ikan. Akan tetapi masyarakat mulai mengalihkan konsumsi daging sapi dan ayam ke daging ikan yang disebabkan makin meluasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat kesehatan yang terkandung dalam daging ikan, serta harganya yang relatif lebih murah. Ikan adalah salah satu sumber pangan yang nilai gizinya sangat baik karena mengandung protein sebesar 16 persen sampai 24 persen dari bobotnya.Selain itu, daging ikan mengandung lemak antara 0,2 persen sampai 2,2 persen, karbohidrat, mineral dan vitamin. Daging ikan juga cocok untuk dikonsumsi oleh penderita tekanan darah tinggi karena kandungan kolesterolnya sedikit.(Susanto, 2005: 6). Kekayaan sumberdaya laut Indonesia sendiri sangat berlimpah, dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta ton/tahun dengan keragaman jenis ikan namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana 75% (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut.
Konsumsi hasil perikanan sendiri Indonesia masih terbilang rendah dengan konsumsi perkapitanya yang hanya 26,5 kg/perkapita pertahun, jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga yakni antara 60-80 kg/kapita pertahun. Untuk mengatasi rendahnya konsumsi daging ikan di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membentuk tim nasional untuk melaksanakan program percepatan peningkatan konsumsi ikan di dalam negeri menjadi 30,47 kilogram per kapita per tahun sepanjang 2011. Konsumsi ikan di dalam negeri yang baru berada di level 28 kilogram per kapita per tahun pada 2009 ditargetkan naik sekitar 8.8% pada tahun ini. Dari total produksi tangkapan laut, sebesar 57,05% dimanfaatkan dalam bentuk basah, sebesar 30,19% bentuk olahan tradisional dan sebesar 10,90 % bentuk olahan modern dan olahan lainnya yakni 1,86%. Sedangkan dari ekspor tahun 2005 sebesar 857,78 ton, yang 80% didominasi produk olahan modern. Sedangkan produk olahan tradisional hanya sekitar 6%. (DKP, 2010: 1) Upaya untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut adalah dengan pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern. Saat ini produk bernilai tambah yang diproduksi di Indonesia masih dari ikan ekonomis seperti tuna, udang dan lain sebagainya yang memiliki nilai jual meski tanpa dilakukan proses lanjutan. Apabila ingin merubah nilai jual ikan non ekonomis maka salah satu cara yang bisa ditempuh adalah melalui diversifikasi pengolahan produk perikanan agar lebih bisa diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan selera pasar dalam rangka memenuhi
kebutuhan
gizi
masyarakat,
aman,
sehat
melalui
asupan
2
gizi/vitamin/protein dari produk hasil perikanan dan ketahanan pangan.(Bisnis Indonesia, 2008: 1) Berikut ini disajikan data produksi ikan olahan Indonesia tahun 2000 hingga 2005.
Tabel 1.
Produksi Ikan Olahan Menurut Jenis Pengolahan di Indonesia Tahun 2000 - 2005 Produksi Ikan Olahan Menurut Jenis Pengolahan (Ton) Tahun
Jenis Pengolahan 2000
2001
2002
2003
2004
2005
611.662
584.394
571.577
598.235
483.471
478.317
66.457
134.071
124.628
121.491
123.555
95.776
Terasi
16.581
21.607
7.251
9.342
15.731
13.911
Peda
7.950
13.442
4.996
4.911
5.331
6.452
76
524
2
6
204
71
Asapan
37.641
36.561
53.905
56.574
66.516
88.690
Lainnya
9.195
30.158
53.045
52.355
17.516
28.012
305.923
307.235
319.237
573.911
636.303
699.224
21.227
25.299
36.913
28.415
36.137
49.211
1.640
12.204
16.612
8.635
6.458
7.251
1.078.352
1.165.495
1.188.364
1.453.875
1.391.222
1.466.915
Kering/Asin Pindang
Diawetkan Peragian
Kecap
Beku Kalengan Tepung Ikan JUMLAH
Sumber: Statistik Perikanan Indonesia, 2006
Berdasarkan data pada Tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum produksi olahan ikan laut mengalami kenaikan produksi tiap tahunnya, namun lain halnya dengan jenis pengolahan ikan kering/asin. Jenis pengolahan ikan ini mengalami penurunan produksi tiap tahun, sehingga jika melihat pada tabel tersebut di atas, maka sangatlah potensial jika kita ingin mengembangkan usaha dibidang pengolahan ikan.
3
Seiring berjalannya waktu, para pelaku bisnis mulai melihat adanya prospek yang baik dalam menjalankan usaha dibidang pengolahan ikan ini, namun dalam memulai suatu usaha perlu dipertimbangkan segala aspek mendasar dalam memulai suatu usaha, sehingga usaha yang akan dijalankan dapat mencapai keuntungan secara finansial. Saat ini banyak usaha yang bergerak dibidang perikanan, baik pada sektor hulu maupun hilir. Salah satu usaha yang bergerak disektor hilir yakni PT. Ojid Kharisma Nusantara yang merupakan salah satu perusahaan yang mengolah hasil perikanan laut seperti ikan tuna, ikan gindara serta berbagai jenis ikan laut lainnya yang nantinya diolah menjadi ikan fillet dan dipasarkan untuk beberapa usaha restoran, hotel dan pasar swalayan. Perusahaan ini sudah berjalan sejak tahun 1992, namun pemiliknya sendiri mengakui masih memiliki beberapa kekurangan, bahkan dalam aspek finansial. Analisis
pendapatan
usahatani
pada
umumnya
digunakan
untuk
mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun. Tujuannya adalah membantu pengelola usaha pertanian mengetahui usaha yang dijalankan masih menguntungkan atau sebaliknya (Suratiyah, 2006). Akan tetapi, PT. Ojid Kharisma Nusantara tidak melakukan evaluasi setiap periodik, sehingga keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak terlihat secara keseluruhan. Dalam pengembangan usaha, pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolak ukur keberhasilan suatu usaha, sehingga dalam pelaksanaannya perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik, sehingga tercapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut
4
dengan judul “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
penelitian,
maka
dapat
dirumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut: 1. Biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan pada usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara? 2. Berapa besarnya pendapatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara? 3. Berapa tingkat Net B/C Ratio, Payback Period (PP) serta Break Even Point (BEP) pada usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara. 2. Mengetahui besarnya pendapatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara. 3. Mengetahui tingkat Net B/C Ratio, Payback Period (PP) serta Break Even Point (BEP) pada usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara.
5
1.4
Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada: 1. Peneliti, dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menerapkan serta membandingkan antara teori yang telah dipelajari di bangku kuliah dengan praktek yang dijalankan oleh pihak perusahaan. 2. Perusahaan, sebagai salah satu bahan evaluasi bagi PT. Ojid Kharisma Nusantara,
sehingga
dapat
dipakai
pertimbangan
untuk
rencana
pngembangan usaha. 3. Akademisi, sebagai bahan referensi untuk memperkaya pengetahuan serta dapat dikembangkan menjadi topik yang lebih spesifik untuk penelitian selanjutnya.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.1.1 Analisis Pendapatan Usaha 2.1.1.1 Pendapatan Usaha Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa (Kasmir dan Jakfar, 2007 :85). Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:85), ada dua konsep tentang pendapatan yaitu: 1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. 2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya.
2.1.1.2 Biaya Usaha Menurut Mulyadi (2002: 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Soeharjo dan Patong (1973:14), biaya usahatani atau disebut juga pengeluaran usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan
biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Modal yang digunakan petani diperhitungkan sebagai modal pinjaman meskipun modal itu milik petani sendiri karena modal tersebut dapat dialokasikan untuk beberapa alternatif
biaya, sehingga harus memperhitungkan juga jasa
modal milik petani sendiri. Menurut Makeham dan Malcolm (1991: 98-101), biaya dalam usahatani dibagi menjadi : 1. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam batas-batas tertetu tidak berubah ketika tigkat kegiatan berubah. Dua macam biaya tetap yang telah diketahui secara umum adalah biaya tetap total dan biaya operasi. Contoh biaya tetap adalah: a.
Investasi
b.
Penyusutan
c.
Pajak
2. Biaya Variabel Biaya variabel juga dikenal sebagai biaya-biaya langsung. Sesuai namanya, biaya-biaya ini berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output suatu kegiatan.
8
Contoh biaya variabel adalah: a. Gaji Karyawan b.
Biaya bahan baku
c.
Biaya listrik dan telepon
d.
Biaya transportasi
2.1.1.3 Penerimaan Usaha Soekartawi (1986:76) berpendapat bahwa penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat berwujud dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil penjualan produk sampingan, serta produk yang dikonsumsi rumah tangga selama melakukan kegiatan usahatani. Menurutnya, penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.
2.1.1.4 Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net B/C Rasio) Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net B/C Rasio) adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai Net B/C lebih besar dari nol (0), semakin besar nilai Net B/C maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut (Rahardi dan Hartanto, 2003:69). Menururt Sofyan (2003: 177), Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya (Net B/C Rasio) merupakan suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau
9
keuntungan dari suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana pendirian dan pengoperasian usaha tersebut.
2.1.1.5 Payback Period (PP) Payback Period atau analisis waktu pengembalian investasi merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Kasmir dan Jakfar 2008: 98). Menurut Sofyan (2003: 181), Payback Period adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas masuknya besar atau lancar, maka proses pengembalian modal akan lebih cepat dengan asumsi modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur proyek.
2.1.1.6 Titik Pulang Pokok (Break Event Point) Analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan. Seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2005: 202). Menururt Rahardi dan Hartanto (2003: 70), Break Even Point merupakan titik impas usaha. Jika nilai Break Even Point dapat diketahui, maka pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.
10
2.1.2 Fillet Ikan 2.1.2.1 Pengertian Fillet Ikan Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati bagian ekor tulang belakang dan tulang rusuk yang membatasi badan dengan rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan. Fillet memiliki beberapa keuntungan sebagai bahan baku olahan, antara lain bebas duri dantulang, dapat disimpan lebih lama, serta dapat menghemat waktu dan tenaga kerja karena penanganannya lebih mudah, sehingga akan memudahkan dan mengefesienkan proses produksi serta meningkatkan mutu produk olahannya. Seperti fillet Salmon (Anabas Testudineus), Kakap Merah (Lutjanus
argentimaculatus),
Kerapu
(Serranidae),
Kurisi
(Nemipterus
nematophorus), Swanggi (Priacanthus tayenus), Biji Nangka/kuniran (Upeneus sulphureus), Pisang-pisang (Caesio chrysozomus), Paperek (Leiognathus sp), dan Gerot-gerot (Pomadasys sp)(Suparno, 2008: 2).
2.1.2.2 Jenis Fillet Ikan Ikan yang biasanya menjadi bahan baku untuk dijadikan fillet adalah ikan laut maupun tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih. Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan mentah untuk pengolahan fillet ikan bermacam-macam, baik ikan laut atau ikan air tawar yang mumnya berukuran sedang, dengan bentuk ikan yang badannya bulat maupun yang pipih.
11
Ikan air tawar yang biasanya menjadi bahan untuk dijadikan sebagai fillet yakni: Lele, Nila, Gurame, dan Ikan Mas, sedangkan ikan laut yakni Kakap, Salmon, Kerapu, Pari, Tuna dan lain-lain. 2.2
Penelitian Terdahulu Kusumawarni (2003) mengenai tingkat pendapatan petani pembenihan
ikan hias air tawar dan ikan konsumsi ikan hias. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh informasi bahwa penerimaan yang diperoleh petani ikan hias air tawar selama satu tahun sebesar Rp. 28.800.000 dengan nilai R/C Rasio sebesar 6,24 persen. Sementara itu, untuk tiga jenis ikan konsumsi, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 932.408,81 dengan nilai R/C Rasio sebesar 2,24 persen. Alireza (2002) dengan penelitian berjudul “Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air TawarSkala Kecil” menghasilkan NPV positif sebesar Rp. 22.095.717, IRR sebesar 68,97% dan Net B/C Rasio sebesar 3,95 serta Payback Period nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan NPV sebesar Rp. 51.950.085, IRR sebesar 84,28%, Net B/C Rasio 4,54 dan dengan Payback Period 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar baik skala kecil maupun skala besar masih layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar kurang sensitif terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25%, kenaikan harga input sebesar 15%, penurunan harga input sebesar 15% dan kenaikan tingkat suku bunga menjadi 20% tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis
12
ikan hias air tawar tidak layak jika terjadi penurunan harga input yang diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga. Inayah (2006) mengenai analisis pendapatan usahatani padi diperoleh pendapatan bersih petani pemilik yaitu sebesar Rp. 3.110.000 dan petani penggarap sebesar Rp. 1.750.000. R/C rasio untuk petani pemilik sebesar 1,5 dan petani penggarap sebesar 1,26 yang berarti usahatani padi sudah efisien dan layak diusahakan serta memberikan pendapatan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. 2.3
Alur Pemikiran Penelitian Alur Pemikiran Penelitian dalam penelitian ini mengenai analisis
pendapatan usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara. PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang mengolah hasil perikanan laut seperti ikan tuna, ikan meka (swordfish) serta berbagai jenis ikan laut lainnya yang nantinya diolah menjadi ikan fillet dan dipasarkan untuk beberapa usaha restoran, hotel dan pasar swalayan. Perusahaan tersebut terus berupaya meningkatkan produktivitas dari produk olahan yang dihasilkan terkait permintaan dari para konsumen maupun pelanggannya. Oleh karena itu, produktivitas yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut harus diketahui. Berdasarkan kondisi tersebut, pendapatan menjadi sangat penting sebagai tolak ukur keberhasilan suatu usaha, sehingga usaha yang dijalankan dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi pendapatan yang diterima oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dengan melihat beberapa aspek yang meliputi aspek finansial dengan beberapa perhitungan seperti
13
perhitungan Penerimaan, Pendapatan, Biaya, Net B/C Ratio, Payback Period dan Break Event Point. Penelitian ini diawali dengan mencari informasi mengenai produksi yang dilakukan PT. Ojid Kharisma Nusantara. Selama tahun 2010 PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memproduksi fillet ikan sebesar 39.940 Kg yang diperoleh dari produksi fillet Tuna Maguro, Maguro Co serta Meka (Swordfish). Setelah diketahui besarnya produksi, maka penelitian dilanjutkan dengan menganalisis biaya-biaya yang telah dikeluarkan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010. Dari biaya-biaya tersebut barulah dilakukan perhitungan penerimaan yang diperoleh dari perkalian volume produksi dengan biaya yang dikeluarkan dari penjualan ketiga produknya. Perhitungan
analisis
pendapatan
diperoleh
dengan
menggunakan
perhitungan Net B/C rasio untuk mengetahui besarnya perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Analisis Payback Period digunakan untuk mengetahui periode waktu yang diperlukan PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam melunasi seluruh pengeluaran investasi selama umur investasi. Break Even Point (BEP) atau titik pulang pokok digunakan untuk melihat pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian selama satu periode. Sehingga dari perhitungan analisis tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai keberlangsungan usaha dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Alur pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
14
Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan
PT. Ojid Kharisma Nusantara
Penjualan Produk
Fillet Tuna Maguro
Fillet Tuna Maguro Co
Struktur biaya 1. Biaya Investasi 2. Biaya Tetap 3. Biaya tidak Tetap
Fillet Meka
Penerimaan PT. Ojid Kharisma Nusantara
Analisis Pendapatan
Net B/C Rasio
Break Even Point
Payback Period
KEBERLANGSUNGAN USAHA PT. OJID KHARISMA NUSANTARA
Gambar 1. Alur Pemikiran Penelitian Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan
15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara yang berlokasi
di Jalan Raya Kertamukti, Ciputat, Tangerang, dengan pertimbangan bahwa usaha ini merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang pengolahan ikan laut yang sudah cukup lama, yakni sejak tahun 1991. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yakni pada bulan Februari hingga Maret 2011. 3.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan pihak terkait yakni pemilik PT. Ojid Kharisma Nusantara berupa data teknis dan non teknis usaha, komponen biaya investasi, dan harga jual output. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yaitu data penjualan serta gambaran umum usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara. Data sekunder lainnya diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.3
Metode Pengumpulan Data Peneliti melakukan pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian
berlangsung dengan beberapa cara, yaitu: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2009: 30).
Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan tempat penelitian yang berhubungan dengan gambaran umum usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara dan informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang akan diamati diantaranya adalah kegiatan manajemen dan produksi, yakni proses penjualan dari biaya-biaya yang dikeluarkan sampai pemasukan atau penerimaan yang diperoleh oleh perusahaan dalam usaha pengolahan fillet ikan. 2. Wawancara Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) kepada responden guna menggali informasi atau data yang digunakan untuk kebutuhan penelitian (Suharsono, 2009: 83). Wawancara. Wawancara dilakukan kepada pemilik PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk memperoleh gambaran mengenai pendapatan usaha dan informasi mengenai volume penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang diperoleh perusahaan tersebutdalam usaha pengolahan fillet ikan. 3. Studi Pustaka Studi pustaka yang dilakukan mengacu pada literatur–literatur yang dianggap relevan dengan penelitian ini. 3.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
tabulasi dengan bantuan perangkat kalkulator dan piranti lunak (software) Microsoft Office Excel 2007. Data yang diperoleh baik berupa data primer
17
maupun sekunder disusum, disederhanakan, dan disajikan dalam bentuk tabulasi. Kemudian data dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian ini Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif untuk melihat meliputi kegiatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan analisis finansial untuk mengetahui besar biaya, tingkat pendapatan, dan kriteria-kriteria analisis pendapatan seperti, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio), Payback Period (PP), serta Break Even Point (BEP).
3.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai karakteristik usaha pengolahan fillet ikan dan gambaran umum kegiatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara, serta melengkapi hasil analisis kuantitatif. Data yang digunakan dalam analisis deskriptif adalah data primer dan sekunder berupa data kualitatif maupun kuantitatif.
3.4.2 Analisis Finansial Analisis yang dilakukan meliputi kegiatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara, yakni fillet ikan Tuna Maguro, Tuna Maguro Co serta Meka (Swordfish). Usaha pengolahan fillet ikan tersebut akan dinilai besarnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih antara keduanya (penerimaan dikurangi biaya), akan menghasilkan pendapatan sebagai indikator awal bahwa usaha pengolahan fillet ikan tersebut menguntungkan.
18
Analisis finansial dalam penelitian ini meliputi analisis pendapatan usaha, analisis rasio keuntungan atas biaya atau Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio), analisis Payback Period (PP), serta analisis titik impas atau Break Event Point (BEP).
3.4.2.1 Pendapatan Usaha Menurut Hermanto (1995: 203) analisis pendapatan usahatani sangat penting dalam kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap usahatani, demikian pula bagi mereka yang berkepentingan dalam usahatani dengan berbagai pertimbangan dan motivasinya. Kegiatan usahatani bertujuan untuk mencapai produksi dibidang pertanian, pada akhirnya akan dinilai dengan pendapatan yang diperhitungkan dari nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan usahatani atau pendapatannya akan mendorong petani agar petani untuk dapat mengalokasikannya dalam berbagai kegunaan seperti: (1) biaya produksi periode selanjutnya (2) tabungan dan (3) pengeluaran tak terduga. Menurut Soekartawi (2006: 58), perhitungan pendapatan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut: Π = TR – TC Keterangan: Π
= Pendapatan
TR
= Total Revenue (Total Penerimaan)
TC
= Total Cost (Total Biaya)
19
3.4.2.2 Penerimaan Usaha Analisis pendapatan digunakan untuk menghitung pendapatan PT. Ojid Kharisma Nusantara. Menurut Soeharjo dan Patong (1973: 23), tujuan utama dari analisis pendapatan usahatani adalah menggambarkan tingkat keberhasilan kegiatan usahatani dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan yang akan dibuat. Adapun perhitungan penerimaan usahatani dirumuskan sebagai berikut: PT = P . Q Keterangan: PT
= Penerimaan total
P
= Price (harga)
Q
= Quantity (jumlah produksi)
3.4.2.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Analisis Net B/C Rasio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dengan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan. Pada dasarnya suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat positif pada perusahaan itu apabila nilai suatu Net B/C Rasio lebih besar dari nol (0), dan semakin besarnilai Net B/C Rasio semakin besar pula manfaat positif yang akan diterima oleh perusahaan tersebut (Rahardi 2003: 69). Adapun rumus dari Net B/C Rasio yakni:
Net B/C Rasio =
Total Keuntungan = Total Biaya
20
Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio : a.
Net
B/C
>
0,
usaha
menguntungkan
dan
layak
untuk
tidak
layak
untuk
diusahakan/dilanjutkan. b.
Net
B/C
<
0,
usaha
merugikan
dan
diusahakan/dilanjutkan.
3.4.2.4 Payback Period (PP) Menurut Sofyan (2003: 19), teknik ini digunakan untuk menentukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali jika alternatif aliran kas (Cash Flow) yang didapat dari usaha yang diusulkan itu akan kembali, maka alternatif usulan usaha yang memberikan masa yang terpendek adalah yang terbaik. Menurut Kasmir dan Jakfar (2004: 155), perhitungan Payback Period didapat dari perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri). Rumus yang digunakan dalam perhitungan Payback Period adalah sebagai berikut: =
/
Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi Payback Period, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut: 1. Payback Period sekarang harus lebih kecil dari umur investasi. 2. Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis.
21
3. Sesuai dengan target perusahaan. Kelemahan metode Payback Period adalah: 1. Mengabaikan time value of money 2. Tidak
mempertimbangkan
arus
kas
yang
terjadi
setelah
masa
pengembalian.
3.4.2.5 Break Event Point (BEP) Break Event Point (BEP) merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel didalam kegiatan perusahaan seperti tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan (total revenue) yang disingkat TR adalah biaya yang ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC. Penentuan Break Event Point didasarkan pada persamaan penjualan dengan total biaya. Adapun perhitungan BEP menurut Garrison, dkk (2008: 334) adalah sebagai berikut: =
−
Keterangan : P
= Harga
AVC = Biaya Variabel FC
= Biaya Tetap
TC
= Total Biaya
Y
= Produksi
22
3.5
Definisi Operasional Menurut Bungin (2006: 36), definisi operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal definitif yang dapat diukur dan diamati, sebagai titik tolak persamaan persepsi dalam penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Fillet adalah bagian daging ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh, yakni sepanjang tulang belakang, dimulai dari belakang kepala hingga mendekati bagian ekor. 2. Biaya adalah seluruh pengeluaran usaha yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional (biaya tetap dan biaya variabel). Biaya dinyatakan dalam satuan rupiah/periode. 3. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan proses produksi, seperti sewa lahan dan penyusutan. 4. Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung dengan berhubungan dengan proses produksi, seperti pisau, pengasah pisau, meja, talenan, listrik dan air. 5. Pendapatan usaha adalah nilai uang yang diperoleh dari usaha penjualan ikan fillet itu sendiri yang merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total usaha yang dikeluarkan. Pendapatan usaha dinyatakan dalam satuan rupiah/periode. 6. Net B/C Rasio merupakan perbandingan antara pendapatan dengan biaya produksi.
23
7. Payback Period (PP) adalah perbandingan antara investasi yang dikeluarkan dengan pendapatan usaha yang diperoleh. 8. Break Event Point (BEP) adalah titik pertemuan antara biaya dan penerimaan dimana usaha tidak mengalami untung maupun rugi.
24
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
Profil Perusahaan PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan salah satu perusahaan home industry yang bergerak dibidang pengolahan ikan laut dengan produk utamanya yakni fillet ikan tuna serta produk tambahan lain seperti, tako (gurita), tobiko (telur ikan terbang), kepiting, udang serta sontong. PT. Ojid Kharisma Nusantara telah berdiri sejak tahun 1992 dengan modal pribadi dan sampai saat ini telah memiliki pasar yang cukup luas dengan cakupan seperti hotel, restoran serta pasar swalayan yang berada di daerah Jakarta. Pada tahun 2002, jumlah restoran Jepang mulai menurun, hal ini memperketat persaingan di industri pemasar ikan. PT. Ojid Kharisma Nusantara melakukan strategi memperkuat usahanya dengan mengeluarkan produk telur ikan terbang (tobico) serta gurita (tako). Dua produk tersebut merupakan bahan pelengkap dalam masakan-masakan Jepang, produsen dua produk di atas pun sangat jarang di Jakarta. Dengan adanya produk tersebut, daya saing PT. Ojid Kharisma Nusantara semakin meningkat, sehingga menjadikannya sebagai pemasar yang cukup aktif dalam menyediakan produk-produk dari laut. Saat ini PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memiliki pasar yang cukup luas dan telah bekerjasama dengan beberapa hotel besar seperti hotel Mulia, hotel Sultan, hotel Mahakam, serta beberapa hotel lainnya. Selain itu, PT. Ojid Kharisma Nusantara juga bekerjasama dengan beberapa restoran besar yang
umumnya adalah restoran Jepang seperti Restoran Sakana, Honsen, Sushisei, Tokyo Kitchen, Hananoya dan bebrapa restoran Jepang lainnya.Selain hotel dan restoran PT. Ojid Kharisma Nusantara juga bekerjasama dengan tiga pasar swalayan seperti Hypermart, Cosmo, serta Masuya.
4.1.2 Lokasi Perusahaan PT. Ojid Kharisma Nusantara terletak di Jl. Kertamukti Raya No. 49, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Perusahaan ini terletak di atas lahan milik keluarga seluas 300m2 dimana lahan tersebut telah memiliki bangunan yang terdiri dari kantor, ruang produksi, dan gudang penyimpanan dengan lima buah lemari pendingin.
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Sejak didirikan, PT. Ojid Kharisma Nusantara belum memiliki visi dan misi secara tertulis. Selama ini segala aktivitas perusahaan selalu mengacu kepada tujuan berdiri perusahaan. Tujuan PT. Ojid Kharisma Nusantara sendiri adalah untuk mensejahtrakan karyawan dan menunjukan diri sebagai suplier ikan segar berkualitas tinggi. PT. Ojid Kharisma Nusantara menyadari pentingnya suatu tujuan bagi suatu organisasi, tujuan juga yang menjadi pemersatu dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu mereka membuat suatu tujuan yang mampu mendefinisikan organisasi mereka dalam lingkungannya.
26
4.2
Lingkup Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara PT. Ojid Kharisma Nusantara merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang pengolahan ikan laut yang menghasilkan produk berupa fillet ikan. Berikut jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara: a. Fillet Tuna Maguro b. Fillet Tuna Maguro Co c. Fillet Meka (Swordfish) dan lain-lain 4.3
Stuktur Organisasi PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.3.1 Tenaga Kerja Perusahaan Struktur organisasi yang ada pada PT. Ojid Kharisma Nusantara sangat sederhana, dimana Bapak Ir. Bambang sebagai pimpinan perusahaan yang mengawasi serta bertanggung jawab akan kelangsungan perusahaan dan menghitung segala pemasukan serta pengeluaran perusahaan dengan dibantu oleh beberapa karyawan yang dibagi pada beberapa divisi yakni divisi administrasi dan keuangan, divisi produksi serta divisi pemasaran. Adapun tugas dan kewajiban dari masing-masing divisi dalam perusahaan adalah: 1. Bagian Administrasi Bagian administrasi bertugas untuk mencatat pengeluaran dan pendapatan penjualan produk ikan, pembuatan faktur, pemberian gaji kepada karyawan, pencatatan stock barang dan pemesanan, kliring bank serta pengelolaan modal perusahaan dan penagihan piutang.
27
2. Bagian produksi Bagian produksi bertanggung jawab dalam penanganan produk ikan, pembersihan dan pemotongan ikan, penyaringan telur ikan, pengemasan, penyimpanan produk ikan, grading mutu ikan sebelum di distribusikan. 3. Bagian Pemasaran Bagian
pemasaran
bertugas
untuk
memasarkan
dan
menginformasikan harga dan jenis produk ikan dan turunannya kepada konsumen dan calon konsumen. Sistem pemasaran yang digunakan sampai saat ini dengan cara door to door mengunakan proposal dan sampel produk.
PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki 8 karyawan yang terbagi pada tiap divisi yang ada. 1 orang pada divisi administrasi dan keuangan, 4 orang pada bagian produksi, 2 orang pada bagian pemasaran, serta 1 orang pada bagian keamanan.
Tabel 2.
Latar Belakang Pendidikan Karyawan PT. Ojid Kharisma Nusantara
No
Latar belakang Pendidikan
Jumlah Karyawan
1
Sekolah Dasar
3 orang
2
Sekolah Menengah Pertama
2 orang
3
Sekolah Menegah Atas
2 orang
4
Strata 1
1 orang
TOTAL
8 orang
Sumber :Data primer diolah (2010)
28
Berikut bagan struktur organisasi pada PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Pemilik Perusahaan
Bagian Pemasaran
Bagian Administrasi
Empat orang staff bidang
Satu orang staff bidang
Bagian Produksi
Bagian Keuangan
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Ojid Kharisma Nusantara Sumber : Data Primer diolah (2010)
4.3.2 Hari dan Jam Kerja Perusahaan Jam kerja yang diterapkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sendiri yakni dimulai pada pukul 08:00 sampai dengan pukul 16:00 WIB, kecuali pada hari Sabtu, yakni mulai pukul 08:00 sampai dengan pukul 15:00 WIB. Hari kerja sendiri yakni selama enam hari mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
4.3.3 Kompensasi Karyawan Gaji karyawan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara berkisar antara Rp. 600.000,- sampai dengan Rp. 1.300.000,-. Selain gaji pokok, ada juga upah lembur jika memang diperlukan, dan para karyawan juga mendapatkan tunjangan berupa Tunjangan Hari Raya (THR).
29
4.4
Fasilitas dan Teknologi PT. Ojid Kharisma Nusantara
4.4.1 Fasilitas Perusahaan Fasilitas yang dimiliki oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara demi menunjang segala kegiatan perusahaan yakni: a. Ruang Produksi Ruang produksi terletak pada bagian depan yang berukuran kurang lebih 4x6m2 yang didalamnya juga termasuk gudang tempat penyimpanan ikan yang nantinya akan melalui proses produksi. Pada ruangan ini terdapat beberapa alat yang akan digunakan untuk proses produksi seperti mesin pendingin, pisau, talenan serta mesin vakum (sealer). b. Ruang Kantor dan Ruang Rapat Ruangan kantor sendiri berukuran kurang lebih 3x5m2 yang terletak pada bagian belakang dan digunakan untuk menerima tamu, dengan beberapa fasilitas seperti pesawat telepon, komputer, printer dan beberapa meja dan kursi untuk tamu dan rapat. c. Ruang Mushola PT. Ojid Kharisma Nusantara juga menyediakan ruang mushola untuk para karyawan dalam melakukan aktivitas ibadahnya. d. Mesin Pendingin (freezer) Mesin pendingin digunakan sebagai media penyimpanan bahan baku yang belum dan telah melalui proses produksi. Dan demi kelancaran proses produksi, PT. Ojid Kharisma Nusantara menyediakan 5 unit mesin pendingin (freezer). Mesin pendingin berada dalam ruang produksi untuk memudahkan dalam proses produksi. 30
e. Alat Transportasi Sarana penunjang untuk penawaran dan pemasaran produk, PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki 1 unit mobil pick up tertutup dan 4 unit motor. Semua alat transportasi yang ada hanya digunakan untuk keperluan perusahaan.
4.4.2 Teknologi Perusahaan Teknologi yang digunakan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sangat sederhana, dan hampir semua kegiatan produksi masih dilakukan secara manual. Pada proses penyimpanan dilakukan dengan menggunakan mesin pendingin (freezer), pemotongan ikan dilakukan dengan menggunakan pisau dan talenan, selanjutnya proses pengepakan dilakukan menggunakan sealer (mesin vakum).
4.5
Kegiatan Produksi PT. Ojid Kharisma Nusantara Kegiatan produksi yang ada pada PT. Ojid Kharisma Nusantara meliputi
beberapa tahap yakni penyimpanan, penyortiran dan pembersihan, pembuatan fillet dan pengepakan (packaging). Semua kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pembelian Bahan Baku Proses pertama yang dilakukan pada kegiatan produksi perusahaan yakni pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku dilakukan di daerah Muara Baru, Jakarta Utara yang menjadi pelabuhan bongkar muat ikan di daerah Jakarta. Pada proses ini, ikan yang dibeli hanyalah ikan yang telah dipesan sebelumnya oleh mitra dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Proses
31
pengambilan ikan sendiri, PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan mobil bak tertutup yang nantinya akan diisi dengan es untuk menjaga kesegaran ikan. b. Penyimpanan Proses penyimpanan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara tidak lama, karena sehari setelah ikan disimpan, kemudian langsung dilakukan proses produksi. Dalam proses penyimpanan, PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan mesin pendingin (freezer) untuk menjaga kesegaran ikan dengan suhu dibawah -150C. c. Penyortiran dan Pembersihan Ikan segar yang telah dipesan dan melalui proses pendinginan langsung dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada ikan, lalu diolah menjadi fillet dengan cara pembersihan isi perut ikan dan pengulitan dan hanya bagian daging saja yang akan dikemas dan dipasarkan. Pada proses ini, daging fillet harus benar-benar bersih baik dari kotoran maupun bagian ikan lainnya seperti tulang, selaput perut ataupun kulit. d. Pembuatan Fillet Pembuatan fillet merupakan inti dari proses produksi pada PT. Ojid Kharisma Nusantara, karena fillet inilah yang nantinya akan dipasarkan ke hotel, restoran-restoran serta supermarket yang menjadi mitra dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Alat-alat yang digunakan pada proses ini antara lain pisau, talenan, timbangan serta mesin vakum (sealer).
32
Peralatan yang biasa dipergunakan dalam melakukan proses pembuatan fillet diantaranya: 1.
Pisau. Pisau yang digunakan untuk penyayatan fillet umumnya berbentuk panjang dan ramping. Kadang-kadang untuk pengulitan fillet lebih disukai pisau fillet yang sudah usang sehingga bentuknya lebih tipis dan ramping. Jenis-jenis pisau lainnya juga harus tersedia sesuai dengan jenis pekerjaan seperti membuang sirip dan memotong tulang belakang.
2.
Pengasah pisau. Pisau untuk membuat fillet ikan harus tajam agar sayatan daging ikan permukaannya halus. Pisau harus diasah dalam dua tahap. Pengasahan pertama dengan gerinda atau batu asah guna memperoleh bentuk sudut dan ujung yang dikehendaki lalu pengasahan kedua dengan pengasah batang baja bulat yang bergerigi halus. Pengasah baja sangat sering digunakan pada waktu kerja.
3.
Talenan. Terbuat dari papan kayu atau lebih baik lagi papan komposit (sejenis plastik) karena mudah dibersihkan dari pada papan kayu.
4.
Meja. Meja pembuatan fillet harus dibuat dengan konstruksi dari aluminium atau baja tahan karat pada permukaannya dan mudah dibersihkan. Bagian tengah dari meja harus lebih rendah dari permukaan meja kerja dan harus mempunyai lubang penirisan.
Pembuatan ikan fillet sendiri sebenarnya tidak sulit seperti yang dibayangkan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
33
Penyortiran ikan
Pencucian ikan
Pembuatan fillet
Penimbangan fillet sesuai pesanan
Pengemasan dalam plastik lalu di vacum
Pengepakan fillet ke cool box
Gambar 3. Alur Pembuatan Ikan Fillet di PT. Ojid Kharisma Nusantara Sumber: PT. Ojid Kharisma Nusantara (2010)
Gambar di atas menunjukkan bagaimana alur pembuatan ikan fillet, mulai dari penyortiran ikan, pencucian ikan, sampai proses pengepakan fillet sebelum fillet dipasarkan. Sebelum dilakukan proses pembuatan fillet, ikan yang telah dikirim terlebih dahulu masuk kedalam mesin pendingin pada proses penyimpanan untuk menjaga kesegaran ikan. Setelah itu dilakukan penyortiran ikan sesuai dengan pesanan, lalu ikan dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada ikan. Setelah dicuci, ikan mulai dipotong bagian dagingnya untuk memperoleh fillet, lalu dikemas dalam plastik dan dilakukan vakum untuk menghilangkan udara dalam plastik agar daging ikan dapat awet lebih lama.
34
e. Prosedur Pengolahan Teknik pembuatan fillet ikan secara umum diketahui adalah sebagai berikut : 1.
Sisi ikan disayat dari belakang sirip sampai ke belakang kepala.
2.
Penyayatan dilakukan mulai dari arah kepala ke arah ekor sepanjang sirip punggung, sayatan hanya sedalam tulang belakang.
3.
Dari arah tulang belakang disayat sepanjang sirip punggung menuju arah ekor. Pisau harus dipegang sejajar dengan tulang rusuk, dan duri kecil ikut terpotong.
4.
Pada ujung rusuk dipotong sampai ke ekor. Setelah pemotongan pada rusuk, pisau didatarkan pada tulang belakang. Ambil fillet dimana fillet harus dibersihkan dari selaput perut atau sirip.
5.
Tulang duri pada fillet dapat dibuang dengan mengiris bentuk “V” pada daging.
6.
Penyayatan dilakukan dari ekor sampai ke sudut di belakang leher.
f. Pengulitan Fillet Fillet ada yang dikuliti ada pula yang berkulit tergantung jenis ikan maupun permintaan pasar. Cara pengulitan dapat dilakukan dengan melepas kulit dari daging atau dengan cara penyayatan. Cara pengulitan yang hanya melepas kulit dari fillet dilakukan dengan memotong daging pada ujung bagian ekor, lalu pisau didorong ke depan sejajar dengan meja. Hasilnya fillet tanpa kulit, tetapi membran di bawah kulit masih menyatu
35
dengan daging. Membran ini menjaga daging tetap lembab. Bila membran dibuang akan memacu penurunan mutu karena pembusukan lebih cepat. Beberapa jenis ikan mempunyai lapisan daging yang gelap berada di bawah membran ini. Dengan membuang lapisan daging gelap penampakan daging lebih bagus dan dapat mempertahankan mutu fillet beku waktu disimpan. Akan tetapi bila lapisan ini dibuang menyebabkan rendemen lebih rendah. Karena itu untuk memutuskan apakah perlu pengulitan atau tidak harus dipertimbangkan faktor ekonomis, daya awet dan tujuan penggunaan produk akhir. g. Penanganan Fillet Fillet yang diperoleh harus segera dipack dalam wadah yang sesuai secepatnya. Setiap saat fillet harus didinginkan untuk mencegah penurunan mutu dan selalu menjaga kebersihan. Fillet umum digunakan dalam pembuatan fish block atau tujuan lain. Fish block adalah fillet (tanpa tulang) yang dicetak dengan menekan fillet dalam suatu cetakan kayu atau aluminium kemudian dibekukan menjadi suatu balok ikan yang padat dengan dimensi tertentu. Fillet dipotong persegi di ujungnya dan dimasukkan ke dalam box apakah diletakkan sejajar atau melintang terhadap panjang box. Ujung fillet yang tebal diletakkan pada sisi box. Bagian tengah yang melengkung karena ditempati bagian fillet yang tipis harus ditambahkan fillet lagi lalu seluruhnya ditekan. Penyusunan dan penekanan dilakukan berulang sampai box sedikit berlebih. Box lalu ditutup, ditekan dan permukaan diratakan. Cetakan dan
36
box kemudian ditempatkan dalam contact plate freezer dan dibekukan sampai –380C selama 3 jam atau kurang. Dalam bentuk balok fillet mudah disimpan, diangkut, dan ditangani. Selanjutnya “fish block” dapat dipotong dalam bentuk stick atau portion. h. Pengepakan (packaging) Setelah semua proses di atas selesai, maka ikan yang telah menjadi fillet akan melalui proses pengepakan (packaging) sesuai dengan ukuran yang telah dipesan oleh pelanggan dari PT. Ojid Kharisma Nusantara. Dalam proses pengepakan ini alat yang digunakan adalah mesin vakum. Dan fillet yang telah divakum, dimasukkan dalam cool box agar daging tetap dalam keadaan segar. i.
Distribusi dan Pemasaran PT. Ojid Kharisma Nusantara telah bermitra dengan beberapa hotel, restoran, serta swalayan. Pada proses pendistribusian, fillet yang akan dikirim tersebut merupakan fillet yang telah dipesan, sehingga tidak akan terjadi
penumpukan
bahan
baku
dalam
gudang.
Dalam
proses
pendistribusian ini PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan kendaraan roda empat yang khusus untuk mengangkut bahan baku yang berupa ikan agar tetap dalam keadaan dingin dan segar. Mitra dari PT. Ojid Kharisma Nusantara sampai saat ini hanya mencakup pada wilayah Jakarta saja, dan kebanyakan adalah restoran Jepang seperti Sakana, Honsen, Zhuma, Sushisei dan lain-lain. Berikut Tabel pemasaran produk fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara.
37
Tabel 3.
Pemasaran Produk PT. Ojid Kharisma Nusantara Hypermarket
Hypermart
Japanese Supermarket Cosmo, Masuya Hotel
Mulia, Crystal, Meredien, Sultan, Four Season, Park Land, Niko,
Mitra PT.Ojid
Mahakam. Restoran
Sakana,
Honsen,
Zhuma,
Kharisma
Sushisei, Z’ Bistro, Hananoya,
Nusantara
Haporio, Cikiyote, Aoki, Buffet, Pab Café, Akasia Catering, Oke Sushi, Tokyo Kitchen, Happy Met, Edogin, Ra Sushi, Sosial House, Sushi Yobu, Sobu Yobu.
Sumber: Data Primer (2010)
38
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Analisis pendapatan pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan usaha pertaniandalam satu tahun, dengan tujuan untuk membantu perbaikan pengelolaan usatani. Analisis pendapatan usahatani bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan. Suatu usahatani dikatakan menguntungkan juka selisih antara penerimaan dengan pengeluaran bernilai positif. Semakin besar selisih antar penerimaan dengan pengeluaran, maka semakin menguntungkan suatu usahatani. Selisih tersebut dinamakan pendapatan atas biaya tunai jika penerimaan totalnya dikurangkan dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan total usahatani diperoleh dari selisih antar peneriamaan hasil produksi dengan pengeluaran total usaha tani (total farm expense). Analisis pendapatan usaha dilakukan pada salah satu perusahaan home industry yang bergerak dibidang pengolahan ikan laut yakni PT. Ojid Kharisma Nusantara dengan produk utamanya fillet ikan. Dengan demikian dapat dilihat sejauh mana usaha pengolahan fillet ikan dapat memberikan pendapatan yang menguntungkan. Selain menghitung biaya-biaya dan pendapatan usaha pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara, penelitian ini juga menghitung Net B/C Rasio, Break Even Point (BEP) serta Payback Period (PP) dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar usaha tersebut memberikan manfaat untuk diusahakan dari hasil perhitungan di atas.
Selama tahun 2010, PT. Ojid Kharisma Nusantara telah memproduksi fillet ikan sebanyak 39.940 kg dari ketiga produk utamanya, yakni fillet Tuna Maguro, Tuna Maguro Co serta Meka (Swordfish). Berikut hasilnya yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. No.
Total Produksi Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Jenis Fillet
1.
Fillet Tuna Maguro
2.
Fillet Tuna Maguro Co
3.
Fillet Meka (Swordfish) TOTAL
Jumlah Produksi
Presentase
14.065,75 kg
35,22 %
15.474 kg
38,74 %
10.401,2 kg
26,04 %
39.940,95 kg
100 %
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 4 yang menunjukkan jumlah total fillet ikan yang diproduksi oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010, jumlah produksi pengolahan fillet ikan terbesar pada tahun 2010 yakni jenis tuna Maguro Co sebesar 15.474 Kg yang memiliki kualitas kurang baik dibandingkan dengan tuna Maguro yang produksinya mencapai 14.065 Kg, kemudian ikan Meka (Swordfish) dengan total produksinya sebesar 10.401 Kg. Fillet jenis tuna baik Maguro maupun Maguro Co merupakan produksi utama yang diusahakan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara, karena permintaan dari mitra perusahaan akan jenis ikan tersebut lebih besar. Perbedaan dari fillet jenis tuna Maguro dan Maguro Co terletak dari kualitasnya. Fillet jenis tuna Maguro memiliki kualitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan fillet jenis tuna Maguro Co.
40
5.1.1 Biaya Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Biaya usaha adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap periodik. Biaya usaha pengolahan fillet ikan yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara seperti biaya investasi, pajak, upah tenaga kerja, pembelian bahan baku maupun bahan pendukung, biaya pemakaian listik, telepon, dan biaya untuk transportasi.
a. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Biaya investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan oleh pemilik perusahaan untuk memulai usaha baik dalam bentuk uang maupun peralatan yang nantinya akan digunakan dalam proses produksi. Dalam usaha pengolahan fillet ikan, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan modal untuk keperluan pengadaan ruangan produksi, ruang kantor, 5 unit mesin pendingin (freezer), 2 unit mesin vakum (sealer), alat transportasi berupa 1 unit mobil pick up tertutup dan 4 unit sepeda motor, komputer, printer, meja, kursi, pesawat telepon, perlengkapan produksi serta alat kantor lain yang nantinya akan digunakan dalam mendukung proses produksi pembuatan fillet ikan. Berikut ini disajikan Tabel 5 mengenai biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara.
41
Tabel 5. Biaya Investasi PT. Ojid Kharisma Nusantara No.
Investasi
Umur Ekonomis 20 Tahun
Jumlah
Nilai
1.
Bangunan
2.
Freezer
5 Tahun
5 unit Rp.
30.000.000,-
3.
Mesin Vakum
5 Tahun
2 unit Rp.
150.000,-
4.
Mobil
10 Tahun
1 unit Rp.
70.000.000,-
5.
Motor
5 Tahun
4 unit Rp.
48.000.000,-
6.
Talenan
3 Tahun
2 unit Rp.
1.000.000,-
7.
Pisau
3 Tahun
3 unit Rp.
150.000,-
8.
Exhaust
2 Tahun
2 unit Rp.
200.000,-
9.
Meja
5 Tahun
3 unit Rp.
450.000,-
10.
kursi
5 Tahun
5 unit Rp.
250.000,-
11.
Pesawat Telepon
3 Tahun
1 unit Rp.
200.000,-
TOTAL
1 unit Rp. 100.000.000,-
Rp. 250.400.000,-
Sumber : PT. Ojid Kharisma Nusantara (2010)
Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa nilai investasi yang paling besar dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni untuk bangunan sebesar Rp. 100.000.000,- demi mendukung kegiatan produksi. Bangunan merupakan investasi yang paling utama sebelum memulai usaha pengolahan fillet ikan di perusahaan tersebut. Adanya bangunan, seluruh kegiatan produksi dapat dilakukan di dalam bangunan tersebut. Biaya investasi tebesar kedua adalah kendaraan sebesar Rp. 118.000.000,- yang terdiri dari 1 unit mobil box dan 4 unit sepeda motor yang digunakan untuk mendistribusikan serta mengambil bahan baku yang ada di Muara Baru, Jakarta Utara. Selain bangunan dan kendaraan, biaya investasi
42
terbesar ketiga adalah untuk pembelian mesin pendingin atau freezer sebesar Rp. 30.000.000,-. Freezer digunakan sebagai tempat untuk penyimpanan ikan utuh maupun yang telah menjadi fillet. PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki mesin pendingin (freezer) sebanyak 5 unit untuk mendukung proses produksi. Biaya investasi lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan yakni untuk mesin vakum, pisau, talenan, exhaust, meja, kursi, serta pesawat telepon.
b. Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) Biaya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) merupakan biaya pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahun. Biaya PBB yang harus dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara setiap tahunnya sebesar Rp. 200.000,-.
c. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dikeluarkan untuk memberikan gaji kepada karyawan yang bekerja pada PT. Ojid Kharisma Nusantara. Karyawan yang bekerja pada PT. Ojid Kharisma Nusantara bekerja mulai pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 16:00 WIB selama 5 hari dari hari Senin sampai Jum’at. Sedangkan pada hari Sabtu jam kerja dimulai pada pukul 08:00 WIB sampai dengan pukul 14:00 WIB. PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki 8 orang karyawan yang terbagi dalam beberapa divisi yakni divisi administrasi dan keuangan, divisi produksi, divisi pemasaran serta divisi keamanan. Selama satu bulan, total biaya tenaga yang
43
dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sebesar Rp. 4.430.000,-, sehingga selama satu tahun, yakni pada tahun 2010 PT. Ojid Kharisma mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-.
d. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan
merupakan penyusutan dari biaya-biaya
peralatan yang digunakan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara yang disesuaikan dengan nilai ekonomis masing-masing peralatan yang mengacu pada lampiran satu (1) mengenai biaya investasi. Sehingga dapat diketahui bahwa besarnya biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni sebesar Rp. 4.454.944,-.
e. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara menyangkut biaya pembelian bahan baku yang berupa ikan tuna Maguro, tuna Maguro Co dan Meka (Swordfish). Agar dapat menyediakan bahan baku, PT. Ojid Kharisma Nusantara membeli dari pelabuhan bongkar muat ikan yang berada di Muara Baru, Jakarta Utara dengan memperhatikan kesegaran ikan. Semua bahan baku yang akan dibeli harus segar, karena ikan nantinya akan diolah menjadi fillet. Sebelum diolah, ikan disimpan terlebih dahulu dalam mesin pendingin untuk tetap menjaga kesegarannya. Selanjutnya sebelum proses pemotongan, ikan dibersihkan dahulu dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada ikan.
44
Pada tahun 2010 jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam melakukan kegiatan usahanya yakni sebesar 39.940,95 kg, dengan kebutuhan terbesar yakni untuk tuna yakni 29.697 kg dan Meka (Swordfish) dengan kebutuhan pada tahun 2010 yakni 10.401 kg. Berikut disajikan Tabel 6 mengenai biaya bahan baku yang dikeluarkan PT. Ojid Kharisma Nusantara.
Tabel 6. No.
Biaya Bahan Baku PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Jenis Fillet
1.
Tuna Maguro
2.
Tuna Maguro Co
3.
Meka TOTAL
Kebutuhan
Jumlah Biaya
14.065,75 kg
Rp.
520.432.750,-
15.474 kg
Rp.
386.850.000,-
10.401,2 kg
Rp.
239.227.600,-
Rp.
1.146.510.350
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
f. Biaya Bahan Pembantu Bahan pembantu merupakan bahan pendukung dari bahan baku untuk produksi. Bahan pembantu yang diguanakan untuk pengolahan fillet ikan di PT. Ojid Kharisma Nusantara yakni es batu yang berfungsi untuk menjaga kesegaran ikan pada proses penyimpanan fillet, serta plastik ukuran besar untuk pengepakan fillet yang akan dikirim. Biaya yang dikeluarkan untuk es batu sebesar Rp. 50.000,- per hari dan Rp. 75.000,per hari untuk plastik. Sehingga dalam kurun waktu satu tahun dengan perhitungan 288 hari kerja, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan biaya bahan pembantu sebesar Rp. 36.000.000,-. Berikut disajikan Tabel 7
45
mengenai biaya bahan baku pembantu yang dikeluarkan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 7.
Biaya Bahan Pembantu PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
1.
Es Batu
Kebutuhan Per hari Rp. 50.000,-
2.
Plastik
Rp.
No.
Komponen
75.000,-
TOTAL
Jumlah Biaya Rp.
14.400.000,-
Rp.
21.600.000,-
Rp.
36.000.000,-
Sumber : Data Sekunder (2010)
g. Biaya Listrik dan Telepon Biaya listrik yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama satu bulan yakni sebesar Rp. 2.300.000,- dengan daya listrik sebesar 2400 watt dengan rincian pemakaian yakni untuk 5 unit mesin pendingin, 1 unit kulkas, 3 unit exhaust serta 1 unit mesin vakum. Sedangkan biaya telepon, PT. Ojid Kharisma Nusantara mengeluarkan biaya sebesar Rp. 500.000,-, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk listrik dan telepon setiap bulan yakni Rp. 2.800.000,-, maka biaya listrik dan telepon yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama satu tahun yakni sebesar Rp. 27.600.000,-.
h. Biaya Transportasi Biaya transportasi yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara meliputi pembelian bahan bakar untuk 1 unit mobil dan 4 unit motor serta upah jalan supir dengan total biaya sebesar Rp. 3.000.000,-
46
dengan perincian Rp. 1.000.000,- untuk 4 motor selama satu bulan, Rp. 1.000.000,- untuk 1 mobil selama satu bulan, serta Rp. 1.000.000,untuk upah jalan supir. Jadi, biaya transportasi yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama satu tahun yakni sebesar Rp. 36.000.000,-.
5.1.2 Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya setiap periodik dalam bentuk biaya tetap dan biaya tidak tetap atau variabel. a. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang besarnya tidak dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan. Komponen dalam biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara meliputi biaya Investasi, biaya PBB (Pajak Bumi dan bangunan) serta biaya penyusutan. Berikut disajikan Tabel 8 mengenai biaya tetap yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010. Tabel 8. No.
Biaya Tetap Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Komponen Biaya Jumlah Biaya
1.
Biaya Investasi
Rp.
250.400.000,-
2.
Biaya Pajak Bumi Bangunan (PBB)
3.
Biaya Penyusutan
Rp. Rp.
200.000,4.454.944,-
TOTAL
Rp.
255.054.944,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
47
Berdasarkan Tabel 8, diperoleh bahwa biaya tetap pengolahan fillet ikan yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar Rp. 255.054.944,-. Biaya tetap terbesar dikeluarkan untuk biaya investasi sebesar Rp. 250.400.000,-, biaya penyusutan sebesar Rp. 4.454.944,-, serta biaya PBB atau pajak bumi dan bangunan sebesar Rp. 200.000,-. Hal tersebut dikarenakan biaya investasi dikeluarkan untuk pembelian peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh perusahaan.
b. Biaya Variabel Biaya variabel disebut juga sebagai biaya tidak tetap yang merupakan biaya yang biasanya berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output suatu kegiatan. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam memproduksi ikan fillet ikan selama tahun 2010 meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya listrik, biaya telepon, serta biaya transportasi. Berikut disajikan Tabel 9 mengenai biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010. Tabel 9. No.
Biaya Variabel Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Komponen Biaya Jumlah Biaya
1.
Biaya Bahan Baku
Rp.
1.146.432.750,-
2.
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
3.
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
4.
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
5.
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
TOTAL
Rp.
1.299.192.750,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
48
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan komponen biaya variabel yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam melakukan pengolahan fillet ikan selama tahun 2010, dimana terlihat bahwa biaya variabel terbesar yang dikeluarkan untuk biaya bahan baku yakni sebesar Rp. 1.146.432.750,- berupa ikan segar yang merupakan bahan utama dalam pembuatan fillet. Biaya variabel lainnya yakni biaya bahan pembantu sebesar Rp. 36.000.000,- yang berupa es batu untuk menjaga kesegaran daging ikan dan plastik untuk pengepakan. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan selama tahun 2010 sebesar Rp. 53.160.000,-, biaya listrik dan telepon yang dikeluarkan sebesar Rp. 27.600.000,- dan biaya transportasi sebesar Rp. 36.000.000,- dengan total biaya variabel yang dikeluarkan pada pengolahan fillet ikan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.299.192.750,-.
c. Total Biaya Total biaya merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya variabel serta biaya investasi yang dikeluarkan pada pengolahan fillet ikan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010. Berikut total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut selama tahun 2010 yang dapat disajikan pada Tabel 10.
49
Tabel 10. Total Biaya Operasional Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen Biaya
Jumlah Biaya
1.
Biaya Tetap
Rp.
255.054.944,-
2.
Biaya Variabel
Rp.
1.299.192.750,-
TOTAL
Rp.
1.554.247.694,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa total biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan pembuatan fillet ikan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.554.247.694,-.
5.2
Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Penerimaan dari PT. Ojid Kharisma Nusantara berasal dari penerimaan
penjualan fillet Tuna Maguro, fillet Tuna Maguro Co dan fillet Meka (Swordfish) selama tahun 2010.
5.2.1 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro PT. Ojid Kharisma Nusantara berasal hanya dari penjualan fillet saja dengan produksi pada tahun 2010 yang mencapai 14.065 Kg. Hasil penerimaan dari produk jenis ini cukup besar, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini dapat dilihat hasil penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro setiap bulan pada tahun 2010.
50
Tabel 11. Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Tahun 2010
No.
Bulan (Tahun 2010)
Volume Produksi (Ton)
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
1.
Januari
1,524
75.000
114.300.000
2.
Februari
1,301
75.000
97.575.000
3.
Maret
0,948
75.000
71.100.000
4.
April
1,030
75.000
77.250.000
5.
Mei
1,456
75.000
109.200.000
6.
Juni
1,459
75.000
109.443.750
7.
Juli
1,350
75.000
101.268.750
8.
Agustus
0,972
75.000
72.900.000
9.
September
0,489
75.000
36.675.000
10.
Oktober
1,039
75.000
77.925.000
11.
November
1,349
75.000
101.212.500
12.
Desember
1,147
75.000
86.081.250
TOTAL
1.054.931.250
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dari penjualan fillet Tuna Maguro pada tahun 2010, dimana jumlah produksi yang dihasilkan sebesar 14.065 Kg dengan harga jual sebesar Rp. 75.000,- per kg, maka penerimaan usaha pengolahan fillet jenis Tuna Maguro PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.054.931.250,-.
5.2.2 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co Penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co PT. Ojid Kharisma Nusantara sama dengan fillet Tuna Maguro yakni hanya berasal dari penjualan
51
fillet saja tanpa ada penjualan dari produk sampingan. Berikut disajikan Tabel 12 hasil penerimaan usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co setiap bulan pada tahun 2010.
Tabel 12. Penerimaan Tahun 2010
No.
Bulan (Tahun 2010)
Usaha
Pengolahan
Volume Produksi (Ton)
Fillet
Tuna
Maguro
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
Co
1.
Januari
0,665
65.000
43.225.000
2.
Februari
0,839
65.000
54.535.000
3.
Maret
1,593
65.000
103.545.000
4.
April
1,575
65.000
102.375.000
5.
Mei
1,296
65.000
84.240.000
6.
Juni
0,949
65.000
61.685.000
7.
Juli
1,134
65.000
73.710.000
8.
Agustus
1,547
65.000
100.555.000
9.
September
1,849
65.000
120.185.000
10.
Oktober
1,311
65.000
85.215.000
11.
November
1,280
65.000
83.200.000
12.
Desember
1,436
65.000
93.340.000
TOTAL
1.005.810.000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan Tabel 12 di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dari penjualan fillet Tuna Maguro Co pada tahun 2010. dimana jumlah produksi yang dihasilkan sebesar 15.474 kg dengan harga jual sebesar Rp. 65.000,- per kg, maka penerimaan usaha pengolahan fillet jenis Tuna
52
Maguro Co PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.005.810.000,-.
5.2.3 Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) Penerimaan pada pengolahan fillet Meka (Swordfish) pada tahun 2010 berasal dari penjualan fillet saja. Dengan produksi mencapai 10.401 Kg, fillet Meka (Swordfish) memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan PT. Ojid Kharisma Nusantara. Berikut tabel mengenai penerimaan usaha dari fillet Meka (Swordfish) pada tahun 2010.
Tabel 13. Penerimaan Tahun 2010 No.
Bulan (Tahun 2010)
Usaha
Pengolahan
Volume Produksi (Kg)
Fillet
Meka
(Swordfish)
Harga Jual
Penerimaan
(Rp)
(Rp)
1.
Januari
1,067
65.000
69.355.000
2.
Februari
0,738
65.000
47.970.000
3.
Maret
1,502
65.000
97.630.000
4.
April
1,354
65.000
88.010.000
5.
Mei
0,438
65.000
28.437.500
6.
Juni
0,806
65.000
52.390.000
7.
Juli
1,020
65.000
66.300.000
8.
Agustus
0,857
65.000
55.724.500
9.
September
0,793
65.000
51.545.000
10.
Oktober
0,943
65.000
61.295.000
11.
November
0,525
65.000
34.151.000
12.
Desember
0,358
65.000
23.270.000
TOTAL
676.078.000
Sumber: Data Sekunder Diolah (2010)
53
Data di atas menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dari penjualan fillet Meka (Swordfish). Dari produksi selama satu tahun sebesar 10.401 kg dan dengan harga jual Rp 65.000,- per kg diperoleh penerimaan sebesar Rp. 676.078.000,-.
5.2.4 Total Penerimaan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Total penerimaan menghitung jumlah penerimaan dari ketiga produk yang dijual oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara. Berikut dijabarkan total penerimaan usaha yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 14. Total Penerimaan Usaha Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Jenis Produk
Penerimaan
1.
Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.054.931.250,-
2.
Fillet Tuna Maguro Co
Rp.
1.005.810.000,-
3.
Fillet Meka (Swordfish)
Rp.
676.078.000,-
TOTAL
Rp.
2.736.819.250,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa total penerimaan yang diperoleh
PT.
Ojid
Kharisma
Nusantara
pada
tahun
2010
sebesar
Rp. 2.736.819.250,-, dengan penerimaan terbesar diperoleh dari fillet tuna Maguro sebesar
Rp.
1.054.931.250,-,
lalu
fillet
tuna
Maguro
Co
sebesar
Rp. 1.005.810.000,- dan fillet Meka (Swordfish) sebesar Rp. 676.078.000,-. Penerimaan terbesar diperoleh dari fillet tuna Maguro dikarenakan harga bahan baku yang cukup tinggi dibandingkan produk lainnya sehingga mempengaruhi harga jual, walaupun produksi terbesar berasal dari fillet tuna Maguro Co. 54
Fillet tuna Maguro dan fillet tuna Maguro Co sebenarnya merupakan produk yang sama, hanya yang membedakan adalah kualitasnya saja. Fillet tuna Maguro memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan fillet tuna Maguro Co karena bahan baku dari fillet tuna Maguro memiliki tekstur daging yang lebih tebal dibandingkan dengan tuna Maguro Co. 5.3 Pendapatan Usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 Pendapatan usaha merupakan hasil dari penerimaan dikurangi dengan biaya-biaya yang dkeluarkan dalam melakukan suatu produksi. Berikut dijabarkan pendapatan usaha PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 15. Pendapatan Usaha Pengolahan Fillet Ikan pada PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 No. 1.
2.
3.
Komponen
Nilai
PENERIMAAN a. Penjualan Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.054.931.250,-
b. Penjualan Fillet Tuna Maguro Co
Rp.
1.005.810.000,-
c. Penjualan Fillet Meka
Rp.
676.078.000,-
TOTAL PENERIMAAN
Rp.
2.736.819.250,-
BIAYA a. Investasi
Rp.
250.400.000
b. Biaya Tetap
Rp.
4.654.944
c. Biaya Variabel
Rp.
1.299.192.750
TOTAL BIAYA
Rp.
1.578.112.750
PENDAPATAN
Rp.
1.182.571.556
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
55
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya pendapatan pengolahan fillet ikan yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar Rp. 1.182.571.556,-. Data di atas menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh PT. Ojid Kharisma Nusantara memiliki nilai positif yang berarti usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara menguntungkan. 5.4
Analisis Pendapatan atas Biaya
5.4.1 Net B/C Rasio Net B/C rasio merupakan salah satu perhitungan pendapatan usaha untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh suatu usaha dari biaya yang telah dikeluarkan dalam suatu proses produksi. Berikut dijelaskan analisis Net B/C Rasio pada pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010.
Tabel 16. Analisis Net B/C Rasio Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen
Nilai
1.
Pendapatan Usaha
Rp.
1.182.571.556,-
2.
Total Biaya
Rp.
1.578.112.750,-
Analisis Net B/C Rasio
0.76
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan hasil analisis Net B/C rasio pada tabel 16 diperoleh bahwa nilai Net B/C rasio sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100,- akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-, hal
56
ini dikarenakan biaya yang terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan usaha yang diperoleh. Berdasarkan teori analisis Net B/C rasio yang ada pada bab dua menunjukkan bahwa jika nilai Net B/C rasio lebih dari nol (0) maka usaha pengolahan fillet ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara memberikan keuntungan.
5.4.2 Payback Period Analisis payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal yang telah dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara selama melakukan proses produksi yang diperoleh dari perbandingan nilai investasi dengan nilai pendapatan.
Tabel 17. Analisis Payback Period Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010 No.
Komponen
Nilai
1.
Investasi Pengolahan Fillet Tuna Maguro
Rp.
250.400.000,-
2.
Pendapatan pengolahan Fillet Tuna Maguro
Rp.
1.182.571.556,-
Analisis Payback Period
0.21
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh nilai Payback Period sebesar 0,21 yang diperoleh dari perbandingan antara nilai investasi sebesar Rp. 250.400.000,- dengan pendapatan sebesar Rp. 1.182.571.556,- dikalikan dengan umur investasi selama satu tahun. Nilai payback period tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami pengembalian modal pada 2 bulan 16 hari.
57
5.4.3 Break Even Point Break Even Point atau titik impas dimana suatu usaha tidak mengalami keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Break Even Point pada penelitian ini dibagi menjadi 3 yakni Break Even Point Harga, Break Even Point Volume Produksi dan Break Even Point Penerimaan usaha. Dalam menentukan titik impas atau Break Even Point (BEP) perlu diketahui biaya produksi total dan penerimaan total. Untuk biaya produksi total harus diketahui biaya tetap total dan biaya variabel total.
5.4.3.1 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Perhitungan Break Even Point atau titik impas usaha digunakan untuk mengetahui saat tingkat harga, volume produksi dan penerimaan berapakah produk yang dijual tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian. Perhitungan Break Even Point diperoleh dari penjumlahan total biaya tetap dengan biaya variabel per unit dibagi dengan total produksi. Lebih jelasnya rumus perhitungan Break Even Point dapat dilihat pada bab tiga. Berikut ini tabel hasil perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
58
Tabel 18. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro No. 1.
2.
Uraian
Nilai
Biaya Tetap Biaya Pajak Bumi Bangunan
Rp.
200.000,-
Biaya Penyusutan
Rp.
4.454.944,-
Rp.
4.654.944,-
Biaya Variabel Biaya Bahan Baku
Rp. 520.432.750,-
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
Rp. 673.192.750,3.
Total Produksi
14.065,75 Kg
4.
Biaya Variabel fillet tuna Maguro per kilogram
Rp.
47.860,-
5.
Harga Perkilogram
Rp.
75.000,-
Break Even Point Harga Fillet Tuna Maguro
Rp.
48.191,-
Break Even Point Volume Fillet Tuna Maguro Break Even Point Penerimaan Fillet Tuna Maguro
171.5 Kg Rp.
8.264.756,5,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
a. Break Even Point Harga Data di atas menunjukkan bahwa besarnya harga minimum yang harus ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk menjaga tingkat keuntungan adalah sebesar Rp. 48.191,-. Sehingga pada saat harga Rp. 48.191,- pengolahan fillet Tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian. Tahun 2010, PT. Ojid Kharisma Nusantara menetapkan harga untuk fillet Tuna Maguro sebesar Rp. 75.000/Kg, sedangkan hasil perhitungan Break Even
59
Point Harga menunjukkan bahwa harga minimal yang harus ditetapkan sebesar Rp. 48.191,-. Ini menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan oleh PT Ojid Kharisma Nusantara lebih besar dari hasil perhitungan Break Even Point Harga, yang berarti pengolahan fillet Tuna Maguro memberikan keuntungan sebesar selisih harga yang ditetapkan dengan hasil perhitungan Break Even Point Harganya.
b. Break Even Point Volume Produksi Break Even Point volume produksi pengolahan fillet tuna Maguro pada PT. Ojid Kharisma Nusantara adalah 171,5 Kg. Nilai ini berarti usaha pengolahan fillet tuna Maguro dengan harga jual Rp. 75.000,- tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat volume produksi mencapai 171,5 Kg. Volume produksi pada pengolahan fillet Tuna Maguro tahun 2010 yakni sebesar 14.065 Kg, yang berarti lebih besar dibandingkan dengan hasil perhitungan Break Even Point volume produksi yang sebesar 171,5 Kg. hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro tahun 2010 pada PT. Ojid Kharisma Nusantara memberikan keuntungan yang cukup besar jika dilihat dari selisih volume produksi dengan perhitungan Break Even Point volume produksinya.
c. Break Even Point Penerimaan Break Even Point penerimaan pengolahan fillet tuna Maguro sebesar Rp. 8.264.756,5,-. Nilai tersebut menunjukkan pada saat harga jual fillet tuna Maguro perkilogram sebesar Rp. 48.191,- dan volume produksi sebesar 171,5 Kg,
60
maka usaha pengolahan fillet tuna Maguro tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian. Tahun 2010, pengolahan fillet Tuna Maguro menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1.054.931.250,- yang berarti lebih besar dari hasil perhitungan Break Even Point penerimaannya yang sebesar Rp. 8.264.756,5,-. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro memberikan keuntungan karena penerimaan lebih besar daripada hasil perhitungan Break Even Point nya.
5.4.3.2 Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co Berikut ini tabel hasil perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro Co pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010. Tabel 19. Break Even Point Pengolahan Fillet Tuna Maguro Co No. 1.
2.
3. 4. 5.
Uraian Biaya Tetap Biaya Pajak Bumi Bangunan Biaya Penyusutan Biaya Variabel Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Bahan Pembantu Biaya Listrik dan Telepon Biaya Transportasi Total Produksi Biaya Variabel fillet tuna Maguro Co per kilogram Harga Perkilogram Break Even Point Harga Fillet Tuna Maguro Co Break Even Point Volume Produksi Fillet Tuna Maguro Co Break Even Point Penerimaan Fillet Tuna Maguro Co
Nilai Rp. Rp. Rp.
200.000,4.454.944,4.654.944,-
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
386.850.000,53.160.000,36.000.000,27.600.000,36.000.000,539.610.000,15.474 Kg 34.872,65.000,35.172,154 Kg 5.416.488,-
Rp. Rp. Rp. Rp.
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
61
a. Break Even Point Harga Break Even Point harga menunjukkan harga minimal yang harus ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sehingga tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dari data di atas menunjukkan bahwa Break Even Point Harga atau titik impas usaha adalah saat harga ditentukan sebesar Rp. 35.172,-. Harga yang ditetapkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk fillet Tuna Maguro Co adalah sebesar Rp. 65.000,-/kg, sedangkan hasil perhitungan Break Even Point harga menunujukkan harga minimal sebesar Rp. 35.172,-. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat penetapan harga sebesar Rp. 35.172,-.
b. Break Even Point Volume Produksi Break Even Point volume produksi pengolahan fillet tuna Maguro Co sebesar 154 Kg. Nilai tersebut berarti bahwa saat PT. Ojid Kharisma Nusantara memberikan harga jual fillet tuna Maguro Co sebesar Rp. 65.000,-, maka usaha pengolahan fillet tuna Maguro Co tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat produksi mencapai 154 Kg. Tahun 2010 PT. Ojid Kharisma Nusantara memproduksi fillet Tuna Maguro Co sebanyak 15.474 Kg, sementara hasil perhitungan Break Even Point volume produksinya sebesar 154 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa produksi yang telah dilakukan lebih besar dari perhitungan Break Even Point volume produksi, yang berarti usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co memberikan keuntungan dan layak untuk dilanjutkan.
62
c. Break Even Point Penerimaan Break Even Point Penerimaan pengolahan fillet tuna Maguro Co sebesar Rp. 5.416.488,-, yang berarti bahwa, pengolahan fillet tuna Maguro Co pada PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami titik impas saat memperoleh penerimaan sebesar Rp. 5.416.488,- dari harga jual sebesar Rp. 35.172,-/kg dan saat volume produksi mencapai 154 Kg. Penerimaan yang diperoleh dari pengolahan fillet Tuna Maguro Co pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.005.810.000,-, yang berarti lebih besar dari hasil perhitungan Break Even Point Penerimaannya yang sebesar Rp. 5.416.488,-. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet Tuna Maguro Co menguntungkan bagi PT. Ojid Kharisma Nusantara dan layak untuk dilanjutkan, karena memiliki selisih yang cukup besar antara harga yang ditetapkan dengan hasil perhitungan Break Even Point Penerimaannya.
5.4.3.3 Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) Berikut ini tabel hasil perhitungan Break Even Point Harga pengolahan fillet Meka (Swordfish) pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010.
63
Tabel 20. Break Even Point Pengolahan Fillet Meka (Swordfish) No. 1.
2.
Uraian
Nilai
Biaya Tetap Biaya Pajak Bumi Bangunan
Rp.
200.000,-
Biaya Penyusutan
Rp.
4.454.944,-
Rp.
4.654.944,-
Biaya Variabel Biaya Bahan Baku
Rp. 239.227.600,-
Biaya Tenaga Kerja
Rp.
53.160.000,-
Biaya Bahan Pembantu
Rp.
36.000.000,-
Biaya Listrik dan Telepon
Rp.
27.600.000,-
Biaya Transportasi
Rp.
36.000.000,-
Rp. 673.192.750,3.
Total Produksi
4.
Biaya Variabel fillet Meka (Swordfish) per kilogram
Rp.
37.686,7,-
5.
Harga Perkilogram
Rp.
65.000,-
Break Even Point Harga Fillet Meka (Swordfish)
Rp.
38.134,-
Break Even Point Volume Produksi Fillet Meka (Swordfish) Break Even Point Penerimaan Fillet Meka (Swordfish)
10.401,2 Kg
170 Kg Rp.
6.482.780,-
Sumber : Data Sekunder Diolah (2010)
a. Break Even Point Harga Tingkat Break Even Point Harga pengolahan fillet Meka pada PT. Ojid Kharisma Nusantara adalah sebesar Rp. 38.134,-. Nilai tersebut menunjukkan harga minimum yang harus ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sehingga usaha pengolahan fillet Meka tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa harga yang ditentukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sebesar Rp. 65.000,- lebih besar
64
dibandingkan dengan nilai Break Even Point Harga yang diperoleh yakni sebesar Rp. 38.134,-. Ini menunjukkan bahwa penetapan harga oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara sudah tepat dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
b. Break Even Point Volume Produksi Break Even Point volume produksi pengolahan fillet Meka (Swordfish) pada PT. Ojid Kharisma Nusantara selama tahun 2010 sebesar 170 Kg. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan harga penjualan fillet Meka (Swordfish) sebesar Rp. 65.000,-/kg akan mengalami titik impas saat volume produksi mencapai 170 Kg. ini menunjukkan bahwa volume produksi fillet Meka yang diolah PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar 10.401,2 Kg sudah lebih dari nilai Break Even Point volume produksi yang diperoleh yakni sebesar 170 Kg, yang berarti usaha ini telah memberikan keuntungan sebesar selisih dari volume produksi dengan nilai Break Even Point volume produksinya.
c. Break Even Point Penerimaan Break Even Point Penerimaan fillet Meka (Swordfish) sebesar Rp. 6.482.780,-. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pada saat penetapan harga jual sebesar Rp. 38.134,-, dan volume produksi sebanyak 170 Kg, pengolahan fillet Meka (Swordfish) tidak akan mengalami keuntungan maupun kerugian saat memperoleh penerimaan sebesar Rp. 6.482.780,-. Hasil penerimaan pengolahan fillet Meka pada tahun 2010 sebesar Rp. 676.078.000,-, dan menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari hasil Break Even Point Penerimaan yang sebesar
65
Rp. 6.482.780,-. Ini berarti usaha pengolahan fillet Meka memberikan keuntungan dan layak untuk dilanjutkan.
66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan dari uraian dan penjelasan dalam hasil dan pembahasan
mengenai “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan (Studi Kasus PT. Ojid Kharisma Nusantara pada Tahun 2010)” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendapatan Usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.182.571.556,- yang berasal dari penjualan produk fillet tuna Maguro, fillet tuna Maguro Co serta fillet Meka (Swordfish). 2. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara dalam menjalankan usahanya selama tahun 2010 meliputi total biaya bahan baku sebesar Rp. 1.146.510.350,-, biaya tenaga kerja sebesar Rp. 53.160.000,-, biaya transportasi sebesar Rp. 36.000.000,-, biaya penyusutan sebesar Rp. 4.654.944,-, biaya listrik dan telepon sebesar Rp. 27.600.000,-, biaya bahan pembantu sebesar Rp. 36.000.000,- serta biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp. 200.000,-. 3. Hasil perhitungan analisis Net B/C Rasio, Payback Period serta Break Even Point: a.
Hasil perhitungan Net B/C Rasio Pengolahan ikan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara menunjukkan angka 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,- biaya yang dikeluarkan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara untuk melakukan
usaha pengolahan fillet ikan, akan memberikan keuntungan sebesar Rp.76,-. b.
Hasil perhitungan Payback Period pengolahan fillet ikan yang dilakukan oleh PT. Ojid Kharisma Nusantara diperoleh nilai Payback Period sebesar 0,21. Nilai payback period tersebut menunjukkan bahwa usaha pengolahan fillet ikan yang dilakukan PT. Ojid Kharisma Nusantara akan mengalami pengembalian modal pada 2 bulan 16 hari.
c.
Hasil Perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar Rp. 48.191,-/Kg, Break Even Point Volume Produksi sebesar 171,5 Kg, serta Break Even Point Penerimaan sebesar Rp. 8.264.756,5,-. Perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Tuna Maguro Co diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar Rp. 35.172,-/Kg, Break Even Point Volume Produksi sebesar 154 Kg, serta Break Even Point Penerimaan sebesar Rp. 5.416.488,-. Sedangkan hasil perhitungan Break Even Point pengolahan fillet Meka (Swordfish) diperoleh nilai Break Even Point Harga sebesar Rp. 38.134,-/Kg, Break Even Point Volume Produksi sebesar 170 Kg, serta Break Even Point Penerimaan sebesar Rp. 6.482.780,-.
6.2
Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan
oleh penulis sebagai berikut:
68
1. Menjaga kestabilan kapasitas produksi pada tiap-tiap produk untuk menjaga tingkat pendapatan perusahaan. 2. Mencari alternatif perolehan bahan baku dari tempat lain yang memiliki harga lebih murah sehingga dapat menekan biaya dan menambah daya saing dengan perusahaan sejenis. 3. Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan usaha pada PT. Ojid Kharisma Nusantara.
69
DAFTAR PUSTAKA Agustika, Dwiasih. Analisis Kelayakan Perluasan Usaha Pemasok Ikan hias Air Tawar Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. [skripsi] Bogor. IPB, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; 2009. Alireza, M. Israbi. Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air Tawar [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2002. Bank
Indonesia. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK). http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B42DA6A8-A712-488B-A0CC70ACBCBFD3DB/15982/FilletIkan.pdf. diakses pada tanggal 18 Desember 2010 pukul 10:00 WIB.
Dahuri, R. Prospek Bisnis Perikanan dan Kelautan Indonesia.(Jakarta; Agrimedia, 2000) DKP.
Konsumsi Ikan 2014 Digenjot Naik 39%. 23 maret 2010. http://www.dkp.go.id/index.php/ind/news/2421/konsumsi-ikan-2014digenjot-naik-39. diakses pada tanggal 24 Desember 2010 pukul 10:00 WIB.
Garrison dkk. Managerial Accounting. Penerjemah: Nuri Hinduan. (Jakarta; Salemba Empat, 2008) Harahap, Nurasiah. Analisis Pendapatan Dan Pemasaran Ikan Hias Air Tawar (Kasus Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor). [Skripsi] Bogor. IPB, Fakultas Pertanian; 2007. Kasmir & Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. (Jakarta; Kencana, 2004) Kompas. Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Sebesar 4,3 Juta Dollar AS dari Target Ekspor 10 Juta Dollar AS. 18 Agustus 2009. http://www.kompas.com. Diakses pada tanggal 7 Februari 2010, pukul 16:35 WIB. Kusumawarni. Mengenai Tingkat Pendapatan Petani Pembenihan Ikan Hias Air Tawar Dan Ikan Konsumsi Ikan Hias. [skripsi] Bogor. IPB,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; 2003. Mahekam, J.P dan Malcolm. Manajemen Usahatani Daerah Tropis, The Economics of Tropical Farm Management. Penerjemah: Basilus B. Teku. Cet ke-1.(Jakarta; LPES, 1991) Mulyadi. Akunansi Biaya. Ed. Ke-5. (Yogyakarta: Aditya Media, 2002)
70
Nazir, M. Metode Penelitian.(Jakarta; Ghalia Indonesia, 1988) Niswonger, Rollin dkk. Prinsip-prinsip Akuntansi (Jakarta; Erlangga, 1992) Prajnata, F. Analisis Usahatani. (Jakarta; Penebar Swadaya, 2002) Rahardi, F & Hartanto, Rudi. Agribisnis Peternakan. (Jakarta; Penebar Swadaya, 2003) Soeharjo & Patong. Ilmu Usahatani.(Bogor; Deprtemen Ilmu Sosial Ekonomi Institut Pertanian Bogor, 1973) Soekartawi. A, Soeharjo. J.L. Dillon & J.B. Hardaker. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.(Jakarta; UI-Press, 1986) Soekartawi. Analisis Usahatani.(Jakarta; UI-Press, 2006) Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis. Ed, Pertama. (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2003) Suparno. Pembuatan Fillet Ikan. 2008. http://www.bbrp2b.dkp.go.id/publikasi/ bukuputih/Pembuatan%20Fillet%20Ikan.pdf. Diakses pada tanggal 18 Desember 2010, pukul 10:15 WIB. Susanto, Heru. Budidaya Ikan di Pekarangan. (Jakarta; Penebar Swadaya, 2005) Umar, H. Studi Kelayakan Bisnis.(Jakarta; Gramedia Pustaka Utama, 2005)
71
Lampiran 1. Biaya Penyusutan Pengolahan Fillet Ikan PT. Ojid Kharisma Nusantara Tahun 2010
No
Nama Barang
1
Bangunan
2
Freezer
3
Nilai
Umur
Penyusutan
Nilai Sisa
Biaya Penyusutan/unit
(Rp)
(Tahun)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Unit
Total Biaya Penyusutan (Rp/Tahun)
5,000,000 95,000,000
250,000
1
250,000
5
1,000,000
4,000,000
200,000
5
1,000,000
300,000
5
60,000
240,000
12,000
2
24,000
Sepeda motor
12,000,000
5
2,400,000
9,600,000
480,000
4
1,920,000
5
Mobil
70,000,000
10
7,000,000 63,000,000
700,000
1
700,000
6
Talenan
1,000,000
3
333,333
666,667
111,111
2
222,222
7
Pisau
150,000
2
75,000
75,000
37,500
3
112,500
8
Exhaust
200,000
2
100,000
100,000
50,000
2
100,000
9
Meja
450,000
5
90,000
360,000
18,000
3
54,000
10
Kursi
250,000
5
50,000
200,000
10,000
5
50,000
11
Pesawat Telepon
200,000
3
66,667
133,333
22,222
1
22,222
100,000,000
20
5,000,000
Mesin vakum
4
TOTAL BIAYA PENYUSUTAN Sumber: Data Primer Diolah (2010)
4,454,944
72
Lampiran 2. Layout PT. Ojid Kharisma Nusantara
Ruangan Kantor
Ruangan Rapat serta Penerimaan Tamu
Ruang Produksi Area Parkir
Ruang Penyimpanan
73
Lampiran 3. Gambar Peralatan yang digunakan pada proses produksi
(Pisau yang digunakan untuk memotong daging ikan)
(Talenan)
(Mesin Vakum/Sealer) 74
Lampiran 4. Gambar Peralatan produksi serta fillet yang siap dipasarakan
(Mesin Pendingin/Freezer)
(Fillet yang telah dikemas dan siap dipasarkan)
(Daging Ikan yang siap dilakukan pemfilletan) 75