Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
ANALISIS PENCAPAIAN TUJUAN BANK SYARIAH SESUAI UU NO 21 TAHUN 2008 Yayat Rahmat Hidayat Fakultas Syari’ah Universitas Islam Bandung Jl. Ranggagading No.8 Bandung Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan bank syariah yang terkandung dalam UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada UU tersebut disebutkan bahwa bank syariah memiliki tujuan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu usaha-usaha yang dilakukan bank syariah, terutama melalui pembiayaan yang disalurkannya haruslah dapat meningkatkan tingkat pemerataan kesejahteraan rakyat atau mengurangi kesenjangan pendapatan rakyat yang diwakili dengan rasio gini. Dengan demikian penyaluran pembiayaan bank syariah harus memiliki pengaruh yang negative terhadap rasio gini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan bank syariah berpengaruh signifikan secara positif sebesar 67,4247%. Sisanya sebesar 32,5753% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Persamaan yang didapat dari hasil pengujian di atas yaitu Y = 3.10E-07 + 0.366204 X. Dari persamaan di atas bisa dilihat bahwa penyaluran pembiayaan bank syariah berpengaruh positif terhadap rasio gini. Setiap penambahan 1 satuan penyaluran pembiayaan bank syariah akan menambah 0.366204 satuan tingkat kesenjangan pendapatan rakyat. Kata kunci: pembiayaan bank syariah, pemerataan kesejahteraan rakyat, rasio gini. ABSTRACT This study was conducted to determine the achievement of the objectives of Islamic banks is contained in UU No. 21 of 2008 concerning Islamic Banking. There are the Islamic banks have a goal to improve the distribution of welfare. Therefore, efforts were made Islamic banks, especially through the distributed financing must improve the level of people's welfare distribution or reduce income inequalities of the people represented by the gini ratio. Then the Islamic bank financing should have a negative influence on gini ratio. The results of this study showed that the distribution of Islamic bank financing have a significant positive influence of 67.4247%. The remaining amount of 32.5753% influenced by other factors outside the research. The equation obtained from the above test results is Y = 3.10E-07 + 0.366204 X. From the equation above can be seen that the distribution of Islamic bank financing have a positive influence on the Gini ratio. Each additional 1 unit of Islamic bank financing will add to 0.366204 units of people's income gap. Keywords: Islamic bank financing, distribution of welfare, gini ratio.
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
I.
PENDAHULUAN
kebersamaan,
A. Latar Belakang Masalah
kesejahteraan
Bank adalah badan usaha yang
menghimpun
dana
dan
pemerataan
rakyat.
Untuk
melihat pemerataan kesejahteraan
dari
rakyat kita bisa melihat dari angka
masyarakat dalam bentuk simpanan
rasio gini yang dikeluarkan oleh
dan
BPS. Rasio gini merupakan alat
menyalurkannya
kepada
masyarakat dalam bentuk kredit
untuk
dan atau bentuk-bentuk lainnya
ketidakmerataan
dalam rangka meningkatkan taraf
penduduk. Ini didasarkan pada
hidup rakyat banyak. Sedangkan
kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva
Bank Syariah adalah Bank Umum
pengeluaran
sebagaimana dimaksud dalam UU
membandingkan
No.
suatu variable tertentu (misalkan
7
Tahun
perbankan
1992
tentang
sebagaimana
telah
mengukur
derajat distribusi
kumulatif
pendapatan)
yang
distribusi
dengan
dari
distribusi
diubah dengan UU No. 10 Tahun
uniform (seragam) yang mewakili
1998 dan UU No 21 Tahun 2008,
persentase
yang melakukan kegiatan usaha
Dengan demikian rasio gini dapat
berdasarkan syariah.
digunakan untuk mengukur tingkat
kumulatif
Dalam UU No 21 Tahun
ketimpangan
2008 Pasal 3 disebutkan bahwa
menyeluruh.
Perbankan
Syariah
menunjang
pelaksanaan
pembangunan rangka
bertujuan
nasional
meningkatkan
kebersamaan,
dan
dalam keadilan,
pemerataan
Bank
penduduk.
pendapatan
syariah
secara
merupakan
sebuah lembaga yang bertujuan mencari
laba
keuangannya.
dari
aktivitas
Sehingga
bank
syariah akan selalu berusaha untuk
kesejahteraan rakyat. Dari tujuan
memaksimalkan
bank syariah yang tercantum dalam
Tetapi
UU No 21 Tahun 2008 Pasal 3
mempunyai
diatas kita dapat mengetahui bahwa
amanat undang-undang yang harus
tujuan perbankan syariah adalah
dipenuhi yaitu untuk melakukan
untuk menunjang pembangunan
pembangunan
nasional
indikator
indikator
keadilan,
pemerataan kesejahteraan rakyat.
dengan
ketercapaiannya
yaitu
bank
keuntungan. syariah
suatu
juga
tujuan
nasional,
ketercapaiannya
dan
dengan yaitu
35 EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
Tujuan ini tidak akan dicapai jika jenis pembiayaan berbasis equity masih rendah. Hal ini karena pembiayaan
berbasis
equity
Tabel 1 Laba Bank Syariah dan Indeks Gini Indonesia Tahun 2009 - 2013 Tahun
Indeks Gini
dimaksudkan untuk modal kerja.
2009
0,37
Dengan munculnya lapangan usaha
2010
0,38
baru akan menyerap tenaga kerja.
2011
0,41
Ketika bank syariah menyalurkan
2012
0,41
pembiayaan ke sektor produktif
2013
0,413
Sumber
melalui pembiayaan berbasis equity maka akan membuka lapangan
:
Statistik
Perbankan
Indonesia dan Badan Pusat Statistik (data diolah)
usaha dan menyerap tenaga kerja. Dengan
demikian
syariah
untuk
tujuan
Dari table 1 di atas dapat
bank
melakukan
pembangunan
nasional,
meningkatkan
pemerataan
kesejahteraan rakyat akan tercapai.
dilihat bahwa rasio gini pada tahun 2009-2013 menunjukkan tren yang meningkat. Artinya kesenjangan pendapatan masyarakat semakin tinggi atau tingkat pemerataan
Bank syariah harus mampu menyalurkan dananya pada sektor produktif
yang
tepat
sehingga
dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan
rakyat
Perkembangan rasio gini, yang menggambarkan
tingkat
kesenjangan distribusi pendapatan rakyat, dari tahun 2009 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada table di bawah ini:
kesejahteraan masyarakat semakin rendah. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti, mengingat tujuan bank
syariah
adalah
meningkatkan
untuk
pemerataan
masyarakat. Tapi faktanya pada tahun
2009-2013
pemerataan
tingkat
masyarakat
malah
semakin rendah. Sehingga peneliti merasa
tertarik
untuk
meneliti
ketercapaian tujuan bank syariah tersebut melalui pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Hal ini
dikarenakan
kegiatan
yang
dapat dilakukan bank syariah untuk mendukung EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
pemerataan
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
kesejahteraan
masyarakat
salah
dengan metode kuadrat terkecil
satunya adalah melalui penyaluran
(Ordinary Least Squares = OLS).
pembiayaannya
Metode penelitian model regresi dianggap relevan dengan kerangka pemikiran/kerangka
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah
menjelaskan
teori
tentang
yang
pengaruh
di atas, dapat dirumuskan rumusan
variable independen (margin dan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
akses) terhadap variable dependen
1. Bagaimana
pengaruh
penyaluran
pembiayaan
bank
syariah
pemerataan
terhadap
kesejahteraan
(permintaan
pembiayaan
mudharabah).Alat
analisis
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews versi 6.
rakyat?
Penelitian ini bertujuan untuk
2. Apakah bank syariah telah
mengetahui
ketercapaian
syariah
tujuan
mampu menjalankan tujuan
bank
yang terkandung dalam UU
dalam UU No 21 Tahun 2008
No 21 Tahun 2008?
dengan cara meneliti pengaruh penyaluran syariah
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penyaluran
pembiayaan bank syariah 2. terhadap
pemerataan
kesejahteraan rakyat;
yang terkandung
pembiayaan terhadap
pemerataan
kesejahteraan Sehingga dalam
masyarakat.
yang
menjadi
penelitian
penyaluran
bank
ini
pembiayaan
objek adalah bank
syariah dan rasio gini.
3. Untuk mengetahui apakah bank
Data yang digunakan dalam
syariah telah mencapai tujuan
penelitian ini yaitu data yang
bank syariah yang terkandung
bersumber dari Statistik Perbankan
dalam UU No 21 Tahun 2008.
Syariah yang dikeluarkan oleh Bank
Indonedia
periode
2009
sampai 2013. Analisis data yang
D. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang
digunakan merupakan analisis data
digunakan dalam penelitian ini
triwulan sehingga jumlah periode
adalah
yang diteliti adalah sebanyak 20
metode
menggunakan
model
penelitian regresi
periode. 37
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
a. memberikan
E. Kajian Pustaka
sumbangan
1. Tujuan Bank Syariah Pengertian bank dalam Undang-Undang
perkembangan
Republik
perekonomian nasional
Indonesia Nomor 21 Tahun
pada
2008
penerimaan
tentang
bagi
Perbankan
Syariah menyebutkan bahwa
umumnya
dan
negara
pada khususnya;
bank adalah badan usaha yang
b. mengejar keuntungan;
menghimpun
c. menyelenggarakan
dana
masyarakat
dalam
dari bentuk
kemanfaatan
umum
simpanan dan menyalurkannya
berupa
kepada
dalam
barang dan/atau jasa
bentuk kredit dan/atau bentuk
yang bermutu tinggi
lainnya
dan
masyarakat
dalam
meningkatkan
rangka
taraf
hidup
syariah
merupakan
usaha.
Badan
kesatuan
bagi
orang banyak; d. menjadi
badan
perintis
kegiatan-kegiatan
usaha adalah
yuridis
memadai
pemenuhan hajat hidup
rakyat. Dalam pengertian di atas disebutkan bahwa bank
penyediaan
usaha
(hukum),
yang
dapat
belum
dilaksanakan
teknis, dan ekonomis yang
oleh sektor swasta dan
bertujuan mencari laba atau
koperasi;
keuntungan. Tujuan utama dari badan
usaha
adalah
e. turut aktif memberikan
untuk
bimbingan dan bantuan
mencari laba. Hal ini berlaku
kepada
untuk semua jenis badan usaha,
golongan
baik
lemah, koperasi, dan
Badan
Usaha
Milik
Swasta maupun Badan Usaha Milik Negara. Undang-Undang
pengusaha ekonomi
masyarakat. Sebagai
badan
usaha,
Republik Indonesia Nomor 19
bank syariah juga bertujuan
Tahun 2003 tentang BUMN
untuk mencari laba karena bank
menyebutkan
syariah pun merupakan badan
bahwa
tujuan
didirikannya BUMN adalah:
usaha.
Sedangkan
sebagai
sebuah bank, bank syariah EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
memiliki tiga fungsi utama
kreditnya pada sektor-sektor
yaitu (Triandaru, 2007: 9):
produktif
a. Agent of trust yaitu
yang
meningkatkan
dapat
perekonomian
bank sebagai lembaga
secara riil. Dengan demikian
yang
maka akan ada sektor usaha
dipercaya
masyarakat untuk dapat
baru
menitipkan dananya dan
lapangan kerja. Pada akhirnya
menyalurkannya
pada
hal
sektor-sektor
yang
pendapatan dan kesejahteraan
tepat.
dan
ini
akan
bertambahnya
menyebabkan
rakyat akan meningkat. Tetapi
b. Agent of development yaitu
bank
lembaga mendukung
ketika
bank
syariah
lebiha
sebagai
banyak menyalurkan kreditnya
yang
pada sektor konsumtif maka
kegiatan
pencapaian
tujuan
investasi, distribusi, dan
pembangunan nasional ini akan
konsumsi barang dan
terhambat. Hal ini dikarenakan
jasa.
kredit yang disalurkan pada
c. Agent of services yaitu
sektor konsumtif tidak akan
bank sebagai lembaga
membuka sektor usaha yang
yang memberikan jasa-
baru dan penambahan lapangan
jasa keuangan kepada
kerja secara langsung.
masyarakat. Dalam
Undang-Undang
RI Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan
Syariah
disebutkan bahwa perbankan syariah berujuan menunjang pelaksanaan nasional
pembangunan dalam
meningkatkan
rangka keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Tujuan bank syariah ini dapat tercapai jika bank syariah menyalurkan
2. Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan
atau
kredit
menurut Bank Indonesia adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan dengan
persetujuan pinjam
pihak
atau
meminjam lain
yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian 39
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
bunga (BI, 2011: x). Sedangkan
perbankan syariah adalah dalam
pembiayaan
Peraturan Bank Indonesia nomor
menurut
kodifikasi
syariah
adalah
perbankan
7/46/PBI/2005
dan
nomor
penyediaan dana atau tagihan yang
9/19/PBI/2007. Peraturan yang lain
dipersamakan dengan itu, berupa:
yang dapat dijadikan dasar hukum
(1) Transaksi bagi hasil dalam
bagi perbankan syariah yaitu Surat
bentuk
Edaran Bank Indonesia nomor
Mudhârabah
dan
Musyârakah, (2) Transaksi sewa
10/14/DPbs/2008.
menyewa dalam bentuk ijarah atau
peraturan
hukum
tersebut
sewa beli dalam bentuk ijarah
kemudian
dikuatkan
dengan
muntahiya bittamlik, (3) Transaksi
dikeluarkannya
jual beli dalam bentuk piutang
Syariah
murabahah,
salam,
dan
MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan
istishna`,(4)
Transaksi
pinjam
Mudhârabah (qiradh). Peraturan-
meminjam dalam bentuk piutang
peraturan di atas adalah dasar
qardh, dan (5) Transaksi sewa
hukum yang kuat untuk perbankan
menyewa jasa dalam bentuk ijarah
syariah dan diterapkannya akad
dalam
Mudhârabah di dalamnya (Anshari,
transaksi
multijasa
(BI,
2006: 6).
Peraturan-
fatwa
Nasional
Dewan
No.07//DSN-
2009: 132).
Landasan
hukum
pertama
Jenis
bagi akad syariah pada perbankan
syariah
di
digunakan
Indonesia
adalah
Undang-
pembiayaan
menurut terdiri
bank
akad
yang
dari
akad
Undang Nomor 7 Tahun 1992
mudharabah,
tentang
Perbankan.
Undang-
murabahah, salam, istishna, ijarah,
Undang
tersebut
kemudian
dan qardh. Sektor-sektor yang yang
dengan
dibiayai bank syariah meliputi
diperbaharui dikeluarkannya
Undang-Undang
pertanian
musyarakah,
dan
kegkutan,
Nomor 10 Tahun 1998. Undang-
perhutanan,
Undang yang mengatur secara
perindustrian, listrik, gas dan air,
khusus tentang perbankan syariah
konstruksi, perdagangan, restoran,
yaitu Undang-Undang Republik
dan
Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
pergudangan, dan komunikasi, jasa
tentang Perbankan Syariah. Dasar
dunia
hukum
masyarakat,
yang
lain
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
tentang
hotel,
pertambangan,
pengangkutan,
usaha,
jasa dan
sosial lain-lain.
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
Sedangkan jenis pembiayaan bank
Namun
syariah
penyesuaian
berdasarkan
penggunaan
dapat
jenis dibedakan
terdapat
beberapa
dalam
beberapa
akad agar bisa diterapkan pada
menjadi tiga, yaitu untuk modal
lembaga
keuangan
syariah
usaha, investasi, dan konsumsi.
modern. Hal ini merupakan kemajuan besar dalam bidang
II.
PEMBAHASAN
muamalah, dimana umat Islam
A. Landasan Teori
dapat melaksanakan agamanya
1. Sejarah
Bank
Syariah
di
dengan
sempurna,
dalam bidang ekonomi. Adanya
Indonesia
bank Praktik perbankan telah dilaksanakan oleh umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Umat Islam terbiasa menitipkan harta, meminjamkan uang, dan
antara
sesama
muslim
ataupun dengan non muslim. Ketiga
aktivitas
tersebut
merupakan fungsi
perbankan
yang utama yaitu menerima titipan
uang,
meminjamkan
uang, dan memberikan jasa keuangan. dikatakan
Sehingga praktik
dapat
perbankan
telah menjadi kebutuhan umat Islam,
bahkan
sejak
zaman
Rasulullah SAW (Karim, 2010: 18).
syariah
dapat
menghindarkan umat Islam dari bahaya riba yang menjadi pilar utama
pada
perbankan
konvensional (Anshari, 2009: 25).
melakukan pengiriman uang, baik
termasuk
Bank pertama
syariah didirikan
yang adalah
Islamic Rural Bank pada tahun 1963 di Mesir. Bank swasta pertama
yang
menerapkan
prinsip syariah yaitu Dubai Islamic Bank yang didirikan oleh
sekelompok
usahawan
muslim dari berbagai negara pada tahun 1975 di Dubai. Pada tahun 1977 berdiri dua bank Islam yaitu Faysal Islamic Bank di Mesir dan Sudan dan Kuwait Finance House di Kuwait.
Dasar-dasar
pada
perbankan
syariah
sebenarnya
sudah
akad
Perkembangan
bank
modern
syariah
secara
internasional
ditentukan
diawali
dengan
diadakannya
sejak zaman Rasulullah SAW.
sidang menteri luar negeri yang 41
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
diselenggarakan oleh Organisasi
(BMI) pada tahun 1992. Sejak
Konferensi Islam (OKI) pada
didirikannya BMI maka prinsip
tahun
Pakistan.
syariah mulai diterapkan pada
tersebut
dunia perbankan di Indonesia.
untuk
Bank syariah di Indonesia terus
1970
di
Pertemuan menghasilkan
usulan
mendirikan
Islamic
mengalami
Development Bank (IDB) dan
Sampai
disetujui
didirikan
pada
melalui keuangan
tahun
1975
perkembangan.
tahun 11
Bank
Syariah (BUS), 23 Unit Usaha
OKI.
Setelah
Syariah (UUS), dan 160 Bank
tahun 1980 mulai didirikan bank
(BPRS).
berbagai
Rakyat
2. Tujuan Bank Syariah
negara Teluk, Pakistan, Iran,
Undang-Undang
Bangladesh,
dan
Turki (Anshari, 2009: 26-27). Pendirian bank syariah di Indonesia
baru
dilakukan
Perbankan
Syariah
menyebutkan bahwa perbankan syariah
berujuan
pelaksanaan
Undang Nomor 7 tahun 1992
nasional
yang
meningkatkan
ketentuan memperbolehkan
ketentuanyang pengelolaan
RI
Nomor 21 Tahun 2008 tentang
setelah disahkannya Undang-
memuat
Syariah
negara
seperti di Mesir, Sudan, negara-
Malaysia,
Umum
menteri
Perkreditan
di
telah
sidang
didirikannya IDB maka sejak
syariah
2013
menunjang
pembangunan dalam
rangka keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan
rakyat.
bank berdasarkan prinsip bagi
Pemerataan kesejahteraan yang
hasil yang kemudian dipertegas
dimaksud diwakili oleh indeks
oleh
gini.
Peraturan
Pemerintah
Indeks.
Indeks
gini
Nomor 72 Tahun 1992 tentang
merupakan suatu angka yang
bank berdasar prinsip bagi hasil.
menggambarkan
Setelah disahkannya beberapa
kesenjangan
peraturan tentang bank syariah
masyarakat
maka didirikan bank syariah
Semakin
pertama di Indonesia dengan
indeks gini maka semakin besar
nama Bank Muamalat Indonesia
pula
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
tingkat kesejahteraan
suatu besar
tingkat
angka
negara. pada
kesenjangan
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
kesejahteraan masyarakat dan
rakyat yaitu melalui kebijakannya dalam
begitupula sebaliknya.
menyalurakn
pembiayaannya.
Hal
ini
Pencapaian tujuan bank
mengingat bank syariah merupakan agen
syariah merupakan representasi
of distribution yang menjadi lembaga
dari kebijakan yang diterapkan
intermediasi keuangan dari surplus unit
oleh bank syariah. Ada dua
pada deficit unit. Selain itu, bank syariah
kemungkinan kebijakan yang
sebagai agen of development yang mampu
diambil oleh bank syariah yaitu:
menyalurkan pembiayaannya pada sector
(1)
riil dan sektor-sektor produktif yang dapat
lebih
memprioritaskan
maksimalisasi pendapatan dan
meningkatkan
laba
sehingga pemerataan kesejahteraan rakyat
(2)
sama-sama
memprioritaskan
baik
maupun
pemerataan
kesejahteraan rakyat. Berikut
data
rakyat,
akan semakin tinggi.
maksimalisasi pendapatan dan laba
perekonomian
Penyaluran bank
syariah
pembiayaan berdasarkan
penggunaannya
dapat
total
dikelompokkan menjadi 3, yaitu
penyaluran pembiayaan bank
untuk keperluan modal kerja,
syariah di Indonesia periode
investasi, dan konsumsi. Berikut
2009 – 2013:
data
total
penyaluran
pembiayaan bank syariah di Tabel 2 Total Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah (dalam milyar rupiah) Periode
Total Pembiayaan
Indonesia periode 2009 – 2013 berdasarkan
jenis
penggunaannya: Berikut
data
total
2009
46.886
penyaluran pembiayaan bank
2010
68.181
syariah di Indonesia periode
2011
102.655
2012
147.505
2013
184.122
2009 – 2013:
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)
Cara yang dapat dilakukan bank syariah untuk mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan
pemertaan
kesejahteraan 43
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
Tabel 3 Total Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Berdasarkan Jenis Penggunaannya (dalam milyar rupiah) Periode
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
2009
22,873
9,955
14,058
2010
31,855
13,416
22,910
2011
41,698
17,903
43,053
2012
56,097
26,585
64,823
2013
67,682
32,297
77,340
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
Dari table 3 di atas dapat dilihat
bahwa
Adapun
penyaluran
penyaluran
pembiayaan
bank
syariah
pembiayaan untuk modal kerja
periode 2009-2013 berdasarkan
paling banyak pada tahun 2009
akad
dan
sebagai berikut:
2010.
Sedangkan
pada
yang
dipakai
adalah
tahun 2011, 2012, dan 2013 penyaluran pembiayaan untuk konsumsilah yang paling besar. Proporsi
pembiayaan
untuk
investasi tetap yang paling kecil mulai tahun 2009 sampai 2013.
Tabel 4 Total Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Berdasarkan Jenis Penggunaannya (dalam milyar rupiah) No
Akad
2009
2010
6.597
8.631 10.229 12.023
13.664
2 Musyârakah
10.412 14.624 18.960 27.667
37.921
3 Murâbahah
26.321 37.508 56.365 88.004 107.484
1 Mudhârabah
4 Lainnya
3.557
2011
7.418 17.102 19.811
Sumber : Statistik Perbankan Syariah (data diolah)
EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
2012
2013
20.214
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
Dari table 4 di atas dapat dilihat
bahwa
kesenjangan
pembiayaan
kesejahteraan
masyarakat
suatu
dengan akad murabahah atau
negara.Artinya jika rasio gini
yang
kecil atau mendekati nol, maka
berbasis
jual
beli
merupakan pembiayaan yang
tingkat
pemerataan
paling banyak dan berada di
kesejahteraan
masyarakat
kisaran 60%. Sedangkan 40%
tinggi. Sebaliknya jika rasio
sisanya terdiri dari pembiayaan
gini besar atau mend ekati 1,
mudharabah,
maka
musyarakah,
salam, istishna, ijarah,
dan
tingkat
pemerataan
kesejahteraan
qardh.
masyarakat
rendah. Pada penelitian ini rasio gini memiliki notasi statistik
B. Hasil Penelitian dan Analisis
yaitu
Data
pembiayaan
Indikator yang dipakai untuk
mewakili
kesejahteraan
Y.
pemerataan
diduga
masyarakat
rasio
akan gini.
Penyaluran bank
syariah
mempengaruhi Berikut
dalam penelitian ini adalah
pengujian
dengan
menguji pengaruh penyaluran
menggunakan
rasio
statistik
hasil
gini. Rasio gini merupakan
pembiayaan
suatu
terhadap rasio gini:
angka
menggambarkan
yang
bank
yang
syariah
tingkat
Tabel 5 Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah terhadap Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.366204
0.005332
68.67464
0.0000
K
3.10E-07
4.89E-08
6.350303
0.0000
R-squared
0.691392 F-statistic
40.32635
Adjusted R-squared
0.674247 Prob(F-statistic)
0.000006
(Sumber: Hasil Perhitungan Regresi Eviews 6)
45 EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
Tabel
2
di
atas
yang menyatakan tidak ada
menunjukkan bahwa nilai t
pengaruh
hitungnya sebesar 6.350303,
antara penyaluran pembiayaan
sedangkan nilai t tabel dengan
bank syariah terhadap indeks
df sebesar 18 adalah 2,101.
gini.
Nilai t hitung lebih besar dari t
yang
Nilai
signifikan
R squared nya
tabel sehingga H0 ditolak dan
adalah sebesar 0.691392 dan
H1 diterima. Pengujian dengan
nilai Adjusted R squared nya
uji
bahwa
adalah sebesar 0.674247. Ini
penyaluran pembiayaan bank
berarti rasio gini dipengaruhi
syariah
oleh penyaluran pembiayaan
t
menunjukkan
berpengaruh
secara
signifikan terhadap indeks gini. Nilai F hitung dari hasil pengujian
di
atas
adalah
bank
syariah
67,4247%. 32,5753%
sebesar
Sisanya
sebesar
dipengaruhi
oleh
sebesar 40.32635, sedangkan
faktor lain di luar penelitian.
nilai F tabelnya adalah sebesar
Persamaan yang didapat dari
4,41. Nilai F tabel didapat dari
hasil pengujian di atas yaitu:
pertemuan antara df N1 sebesar 1 dan df N2 sebesar 18 pada derajat kepercayaan 95%. Nilai
Y
=
3.10E-07
0.366204 X
F hitung lebih besar dari F
Keterangan:
tabelnya sehingga H0 ditolak
X
dan H1 diterima. Pengujian
:
Penyaluran
Pembiayaan Bank SYariah
dengan uji F juga menunjukkan
Y : Tingkat Kesenjangan
bahwa penyaluran pembiayaan
Pemerataan
bank
Rakyat (Rasio Gini)
secara
syariah
berpengaruh
signifikan
Kesejahteraan
terhadap
indeks gini. Data
+
Dari persamaan di atas di
atas
bisa dilihat bahwa penyaluran
menunjukkan bahwa nilai t
pembiayaan
hitung dan F hitung lebih besar
berpengaruh positif terhadap
dari nilai t tabel dan F tabel.
rasio gini. Setiap penambahan 1
Nilai
satuan
probabilitasnya
juga
sebesar 0,00000. Ini berarti H0 EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
X
0.366204
bank
syariah
akan
menambah
nilai
Y.
Hasil
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
pengujian
ini
dengan
tidak
sesuai
Penyaluran pembiayaan bank
hipotesis.
Ini
syariah dapat menurunkan rasio
bahwa
gini dengan asumsi pembiayaan
menunjukkan
penyaluran pembiayaan bank
tersebut
syariah
mampu
modal kerja atau perluasan
mencapai tujuan meningkatkan
usaha. Dengan demikian dapat
pemerataan
menambah lapangan kerja dan
belum
kesejahteraan
digunakan
masyarakat. Bahkan penyaluran
meningkatkan
pembiayaan
masyarakat.
bank
malah
syariah
mempertinggi
untuk
pendapatan Jika
prosentase
dilihat penyaluran
kesenjangan pendapatan rakyat.
pembiayaan bank syariah di
Seharusnya
penyaluran
Indonesia pada tahun 2009
syariah
sampai 2013 maka penyaluran
berpengaruh negative terhadap
pembiayaan didominasi oleh
rasio
berarti
pembiayaan berbasis jual beli.
penyaluran
Pembiayaan jenis ini digunakan
pembiayaan
bank
gini
yang
kebijakan pembiayaan
bank
syariah
untuk
keperluan
konsumtif.
mendorong
peningkatan
Berikut prosentase penyaluran
pemerataan
kesejahteraan
pembiayaan bank syariah pada
rakyat.
tahun 2009 sampai 2013:
Hal ini dikarenakan ada asumsi yang tidak terpenuhi.
Tabel 6 Prosentase Penyaluran Pembiayaan Bank Syariah Tahun Mudhârabah Musyarakah Murabahah Lainnya 2009
14,07%
22,21%
56,14%
7,59%
2010
12,66%
21,45%
55,01%
10,88%
2011
9,96%
18,47%
54,91%
16,66%
2012
8,15%
18,76%
59,66%
13,43%
2013
7,62%
21,15%
59,95%
11,27%
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia (data diolah)
47 EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
Data di atas menunjukkan
Keadaan ini akan membuat
bahwa penyaluran pembiayaan
tingkat kesenjangan
bank syariah didominasi oleh jenis pembiayaan murabahah. Jika
diambil
III. SIMPULAN
rata-rata
Rasio gini dipengaruhi oleh
penyaluran pembiayaan tahun
penyaluran
2009
maka
syariah sebesar 67,4247%. Sisanya
mudhârabah
sebesar 32,5753% dipengaruhi oleh
sebesar 10,49%, pembiayaan
faktor lain di luar penelitian.
musyarakah sebesar 20,41%,
Persamaan yang didapat dari hasil
pembiayaan murabahah sebesar
pengujian di atas yaitu Y = 3.10E-
57,13%,
07 + 0.366204 X. Dari persamaan
sampai
2013,
pembiayaan
dan
pembiayaan
lainnya sebesar 11,97%. Jenis
di
pembiayaan
penyaluran
yang
ditujukan
pembiayaan
atas
bisa
dilihat
bank
bahwa
pembiayaan
bank
untuk sektor usaha adalah jenis
syariah
berpengaruh
positif
pembiayaan mudhârabah dan
terhadap
rasio
Setiap
musyarakah dengan rata-rata
penambahan 1 satuan penyaluran
pembiayaan sebesar 30,90%.
pembiayaan bank syariah akan
Sisanya
menambah 0.366204 satuan tingkat
sebesar
69,70%
disalurkan pada sektor selain sektor usaha, seperti sektor konsumsi.
kesenjangan pendapatan rakyat. Hasil pengujian di atas tidak sesuai
Pembiayaan
gini.
dengan
hipotesis.
Ini
yang
menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan bank syariah belum
ditujukan
untuk
sektor
konsumsi
tidak
akan
mampu
mencapai
tujuan
menambah lapangan usaha dan
meningkatkan
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Bahkan
pendapatan
pemerataan
masyarakat. Pembiayaan jenis
penyaluran
ini bahkan akan mengurangi
syariah
pendapatan masyarakat karena
kesenjangan
mereka
harus
membayar
Seharusnya
margin
sebagai
kompensasi
pembiayaan
bank
syariah
tersebut.
berpengaruh
negative
terhadap
dari
pembiayaan
pembiayaan malah
bank
mempertinggi
pendapatan
rakyat.
penyaluran
rasio gini yang berarti kebijakan EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Yayat Rahmat Hidayat, Analisis Pencapaian Tujuan Bank Syariah Sesuai Uu No 21 Tahun 2008
penyaluran
pembiayaan
bank
Jenis pembiayaan untuk tujuan
syariah mendorong peningkatan
modal
pemerataan kesejahteraan rakyat.
supaya dapat menggerakkan sektor
Bank menghimbau
Indonesia atau
perlu
memberikan
usaha
meningkatkan masyarakat.
melakukan
pemerataan
pembiayaan pada bank syariah.
ditambah
riil, menambah lapangan kerja, dan
anjuran pada Bank Syariah untuk realokasi penyaluran
perlu
pendapatan Dengan
demikian
kesejahteraan
masyarakat dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA Buku Al-'Asqalani, M. Ufuqul. 2000. Bulughu al-Maram min Adillah al-Ahkam. Beirut: Muassasah al-Rayyan. Al-Utsaimin. 1428 H/ 2007 M. Al-Ushul min Ilmil Ushul. _______ : Tholib. Anshori, Abdul Ghaful. 2009. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah: Konsep dan Praktek di Beberapa Negara. Jakarta: Bank Indonesia. Bank
Indonesia. 2006. Kondifikasi Produk Perbankan Syariah. Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2009-2013. Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. 2009-2013. Statistik Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia. Boyes, William and Melvin, Michael. 2009. Fundamental of Economics
fourth edition. Boston: Houghton Mifflin Company. Budiwati, Neti dan Suzanti, Lizza. 2007. Manajemen Keuangan Koperasi, Konsep Dasar dan Aplikasi. Bandung: Laboratorium Koperasi Jurusan Pendidikan Ekonomi UPI. Efferin, Sujoko dkk. 2007. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Malang: Bayumedia. Gujarati, Damodar. . Ekonometrika Dasar. Jakarta: Airlangga. Hosen, M. Nadratuzzaman dan Ali, AM. Hasan. 2008. Ebook Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi SYariah. Jakarta: PKES Publishing. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Karim, Adiwarman A. 2010. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
49 EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No. 1 (Januari, 2017), Hal 34-50
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta, Bumi Aksara. Lewis, Marvyn K. and Algaoud, Latifa M. 2001. Islamic Banking. Massachusetts: Edward Elgar Publishing, Inc.
Jurnal Hadi, Chairul, A. (2011). Problematika Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syarian Indonesia. Jurnal Maslahah Vol.2, No.1.
Basic State
Jihad dan Hosen, M. Nadruzaman. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah Bank Syariah di Indonesia, Periode Januari 2004 – Desember 2008. Dikta Ekonomi Volume 6 Nomor 2.
Shiddiqi, M. Nejatullah. 2004. Riba, Bank Interest, and The Rationale of Its Prohibition. Jeddah: King Fahd National Library Catalonging-inPublication Data.
Muhammad. Atribut Proyek dan Mudharib dalam Pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.21, No.3, 2006.
Munawwir, A.W. 1997. Kamus AlMunawwir, cet.ke-14. Surabaya: Pustaka Progressif. Reynolds, R. Larry. Microeconomics. University.
2010. Boie
Sudarsono, Heri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonisia. Sugiyono. 2009. Metode Bandung: Alfabeta.
Penelitian.
Suhendi, Hendi. 2011. Fiqh Muamalah, cet.ke-7. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,. Sumarni, Murti. 2011. Pemasaran Bank, Yogyakarta: Liberty.
Manajemen cet. ke-2.
Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika, Teori dan Aplikasi: Untuk Ekonomi dan Bisnis, cet. ke-2. Yogyakarta: Ekonisia. Wirartha, I Made. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset, 2006. Zuhaili, Wahbah. 1405 H/ 1985 M. AlFiqhu al-Islam wa Adillatuhu Juz 4, cet.ke-2. Damsyik: Daarul alFiqri. EISSN: 2540-8402 | ISSN: 2540-8399
Internet _________. Penelitian Kuantitatif. [Wikipedia [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia. org/wiki/Penelitian_kuantitatif (13 Maret 2014). __________, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia di http://www.kbbi. web.id/akses (13 Maret 2014).