BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No.21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasakan prinsip syariah, prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. Bank Syariah di Indonesia sudah memikul banyak amanah, ekspektasi dan harapan yang besar. Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, sebagai lembaga intermediator yang menghimpun dana dari unit yang mengalami surplus lalu menyalurkan dana tersebut ke unit yang defisit, bank syariah diharapkan untuk dapat mengoptimalkan laba serta meningkatkan nilai bagi para stakeholder-nya.1 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah
1
Imam Wahyuni dkk, Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta : Salemba Empat, 2013),
hlm.2.
1
2
pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.2 Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Kinerja (kondisi keuangan) bank adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Analisis terhadap kondisi keuangan bank difokuskan pada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa lalu, sekarang dan memproyeksikan masa yang akan datang. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah “rasio”. Dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi pasar dibidang keuangan, adalah analisis rasio (financial ratio analysis). Rasio keuangan merupakan alat analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan kondisi keuangan dalam perusahaan serta membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut. Besar kecilnya laba (profit)
2
www.bankmuamalat.co.id/tentang/profil-muamalat
3
dapat dilihat dari peningkatan atau penurunan rasio keuangan, sehingga pemakai dapat melihat kondisi perusahaan yang bersangkutan.3 Profitabilitas merupakan indikator untuk mengukur kinerja suatu bank. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset, karena ROA dapat memperhitungkan
kemampuan
manajemen
bank
dalam
memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.4 Tabel di bawah ini merupakan perhitungan Return On Asset pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode 2005-2014. Tabel 1.1 Nilai Rasio Return On Asset pada Bank Muamalat Indonesia Periode 2005-2014 Indikator ROA %
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2,53 2,10 2,18 2,60 0,45 1,36 1,52 1,54 1,37 0,17
Sumber : Bank Muamalat Indonesia (Data diolah)
Pada tabel di atas terlihat bahwa pergerakan Return On Asset mengalami fluktuasi. Pada beberapa periode dalam penelitian ini ROA mengalami penurunan yaitu pada periode 2006, 2009, 2013 dan 2014. Penurunan Return On Asset yang pertama terjadi pada periode 2006 dimana ROA sebesar 2,53% pada tahun 2005 menjadi 2,10% pada tahun 2006 (mengalami penurunan sebesar 0,43%). Kedua, pada periode 2009 dimana ROA sebesar 2,60% pada tahun 2008 menjadi 0,45% pada tahun 3
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, (Yogyakarta : BPFE, 2001), hlm.68. 4 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), hlm.118.
4
2009 (mengalami penurunan sebesar 2,15%). Ketiga, ROA mengalami penurunan pada periode 2013 dimana ROA sebesar 1,54% pada tahun 2012 menjadi 1,37% pada tahun 2013 (mengalami penurunan sebesar 0,17%). Keempat, ROA mengalami penurunan pada periode 2014 dimana ROA sebesar 1,37% pada tahun 2013 menjadi 0,17% pada tahun 2014 (mengalami penurunan sebesar 1,2%), pada periode inilah ROA menempati posisi nilai terendah yaitu 0,17% dibandingkan dengan ROA periode sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa ROA yang sudah memenuhi ketentuan BI yaitu 1,5% terdapat pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2011 dan 2012.
Profitabilitas (Return On Asset) tahun 2005 – 2014 belum semuanya mencapai standar ukuran Bank Indonesia yaitu 1,5%. Ada beberapa faktor sebenarnya yang mempengaruhi naik turunnya profitabilitas. Diantaranya, penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal dan rasio cepat. Dana pihak ketiga adalah dana bank yang perolehannya dari kumpulan dana masyarakat. Dana tersebut diperoleh berdasarkan produk seperti giro wadi’ah, tabungan wadi’ah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank.5 Semakin banyak dana yang dihimpun dari masyarakat maka akan semakin banyak pula pembiayaan yang diberikan bank. Non Performing Financing merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur pembiayaan bermasalah baik berupa pembiayaan kurang lancar, diragukan maupun macet terhadap total pembiayaan yang disalurkan secara
5
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm.88.
5
keseluruhan. Rasio Non Performing Financing analog dengan Non Performing Loan pada bank konvensional. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko.6 Semakin tinggi kecukupan modal maka bank semakin mampu untuk menanggung aktiva yang berisiko. Sebaliknya, CAR yang rendah mengakibatkan kemampuan bank untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Quick Ratio atau rasio cepat adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemapuan perusahaan dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki.7 Beberapa penelitian terdahulu banyak membahas mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Penelitian-penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh I Putu Eka Suputra dkk (2014) dan Made Ria Anggreni (2014) yang memberikan kesimpulan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas dengan asumsi penyaluran pembiayaan bank lancar. Hasil ini tidak sependapat dengan hasil penelitian dari Tanti Luciana (2013) dan Yoli Lara Sukma (2013), yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
6
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005),
hlm.121. 7
Roby Rahim Habibi, Analisis Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio dan Working Capital To Total Asset Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Properti, (Jakarta : UIN Jakarta, 2010).
6
Variabel lain yang sering digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah pembiayaan bermasalah. Dalam penelitian yang juga dilakukan oleh Yoli Lara Sukma (2013), Fifit Syaiful Putri (2013), Gabriela M.I Eman (2013), I Putu Eka Suputra dkk (2014) dan Made Ria Anggreni (2014), membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Semakin tinggi NPL maka semakin tinggi risiko kredit yang ditanggung bank yang mengakibatkan penurunan profitabilitas. Hasil ini tidak sependapat dengan hasil penelitian dari Tanti Luciana (2013) yang menyatakan bahwa NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Beberapa penelitian juga menguji pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas seperti dalam penelitian Tanti Luciana (2013), Fifit Syaiful Putri (2013) dan Made Ria Anggreni (2014), yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Apabila CAR meningkat maka profitabilitas akan meningkat karena bank mampu membiayai aktiva yang mengandung risiko. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoli Lara Sukma (2013) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sementara itu, untuk penelitan terkait dengan pengaruh rasio cepat terhadap profitabilitas, pernah dilakukan oleh Irma Julita (2012) dan Eka Putra Nicky Adare dkk (2015), Rasio cepat (Quick Ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini tidak sependapat dengan hasil
7
penelitian dari Ni Wayan Yuliati (2013) yang menyatakan bahwa rasio cepat (Quick Ratio) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Tidak adanya
konsistensi
hasil
penelitian-penelitian
sebelumnya
(research gap) yang telah dipaparkan diatas, tentang pengaruh variabel yang diteliti yaitu penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal dan rasio cepat terhadap profitabilitas, maka penulis tertarik untuk
melakukan
penelitian
PENGHIMPUNAN BERMASALAH,
lebih
DANA
lanjut
PIHAK
KECUKUPAN
mengenai
KETIGA,
MODAL
DAN
“PENGARUH PEMBIAYAAN
RASIO
CEPAT
TERHADAP PROFITABILITAS PT. BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2005-2014”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah
penghimpunan
dana
pihak
ketiga
berpengaruh
terhadap
profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2014? 2. Apakah pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2014? 3. Apakah kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2014? 4. Apakah rasio cepat berpengaruh terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2014? 5. Apakah penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal dan rasio cepat berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2005-2014?
8
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penghimpunan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia. 3. Untuk mengetahui
besarnya
pengaruh kecukupan modal terhadap
profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia. 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh rasio cepat terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penghimpunan dana pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, kecukupan modal dan rasio cepat secara simultan terhadap profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak lain atau peneliti-peneliti berikutnya. b. Dapat digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas (Return On Asset) pada industri perbankan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi tentang kondisi PT. Bank Muamalat Indonesia dan mensosialisasikan kepada masyarakat.
9
E. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berisi uraian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang uraian mengenai jenis penelitian, objek penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi data dan analisis data seperti statistik deskriptif, uji asumsi klasik, model regresi, uji hipotesis, uji determinasi dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.