ANALISIS PEMBENTUKAN KERJA SAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM ZAHIRAH DENGAN PERUSAHAAN TAHUN 2012 Gemala Chairunnisa Puteri1, Mardiati Nadjib2 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2 Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 1
Abstrak Mengantisipasi persaingan yang semakin tinggi, Rumah Sakit Umum Zahirah berupaya mengadakan kerja sama dengan perusahaan. Indikator keberhasilannya tiga perusahaan per bulan atau 36 perusahaan per tahun, belum dapat terpenuhi. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan mengetahui penyebab masalah dari sisi input maupun bauran pemasaran. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, kuantitas dan kesediaan anggaran, sarana dan prasarana yang ada, belum mencukupi. Program kerja yang tidak rutin dilakukan, kebijakan dan prosedur yang tidak didahului dengan identifikasi kebutuhan perusahaan yang akan diajak bekerjasama, merupakan penyebabnya. Selain itu, produk yang diminta perusahaan tidak dapat disediakan oleh rumah sakit dan tarif tidak sesuai plafon perusahaan. Lokasi juga dianggap kurang strategis. Promosi yang dilakukan masih terbatas di sekitar rumah sakit. Disarankan untuk mengupayakan perbaikan terhadap input dan bauran pemasaran, fokus kerja sama dengan pihak-pihak lainnya yang memberikan peluang lebih besar dalam peningkatan jumlah pasien dan pendapatan rumah sakit. Kata kunci: RS Swasta, Kerja Sama dengan Perusahaan, Pemasaran RS. Abstract To anticipate increased competition, Zahirah hospital tries to increased number of company as client. Indicator of success is at least three companies per month or 36 companies per year, have not been met. This qualitative research aims to find the cause of the problem in terms of inputs and the marketing mix. Quantity and quality of human resources, quantity and availability of budget, facilities and infrastructure, were found inadequate. Other challenges were the program was not routinely performed, policy and procedure were not based on client’s need. In addition, the requested product could not be provided and exceeded company’s affordability. Location was also considered as less strategic. Promotion was limitedly done around the hospital area. It is advised to improve its input and marketing mix, as well as focusing on potential client to increase demand and revenue. Keywords: Private Hospital, Cooperation with Companies, Hospital Marketing.
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
Pendahuluan Persaingan diberbagai sektor usaha dewasa ini semakin semarak. Tidak terkecuali pada industri jasa kesehatan, khususnya rumah sakit. Menurut World Health Organization (WHO), rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh (integral) antara organisasi sosial dan medis, yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, dan pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah. Sedangkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
mendefinisikan
rumah
sakit
sebagai
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Untuk dapat tetap bertahan atau hidup dan berkembang dalam persaingan tersebut maka manajemen pemasaran sangat dibutuhkan oleh rumah sakit (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Sebagai contoh, Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya dinilai lambat dalam menghadapi dampak perdagangan bebas. Hal ini dibuktikan dari tingkat hunian Rumah Sakit Islam A. Yani Surabaya sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 mengalami penurunan. Persentase Bed Occupation Rate (BOR) tahun 2001 sebesar 59,96 % dan terus menurun sampai sebesar 42,02 % pada tahun 2004 (Arifin, 2006). Tidak dipungkiri memang tujuan dari manajemen pemasaran adalah untuk membuat penjualan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan yang sebesar-besarnya. Sementara terdapat salah satu ciri industri pelayanan kesehatan yang menekankan pada nonprofit motive. Artinya pelayanan kesehatan berorientasi sosial, atau dengan kata lain memperoleh keuntungan maksimum (profit maximization) bukanlah tujuan utama dari pelayanan kesehatan (Gani, 1994). Namun demikian, pengertian manajemen pemasaran tidaklah sesempit itu. Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler adalah seni sekaligus ilmu pengetahuan di dalam menentukan target pasar serta mencari, mempertahankan, dan menambah customers dengan cara menciptakan, mengkomunikasikan, serta memberikan nilai superior dari customers (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Secara sederhana manajemen pemasaran memiliki tujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien dengan berorientasi pada mutu pelayanan kesehatan, sehingga dampak positifnya adalah adanya peningkatan angka kunjungan rumah sakit (Afdhal, 1999). Sebagai rumah sakit tipe C nonpendidikan dan rumah sakit rujukan, Rumah Sakit Umum Zahirah memiliki cakupan pelayanan kesehatan yang cukup luas. Pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Zahirah untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
disediakan pun berasal dari berbagai perusahaan yang menjalin kerja sama dalam pemeliharaan kesehatan para karyawannya. Hal ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi dari Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah. Bagi Rumah Sakit Umum Zahirah, kerja sama yang telah dilakukan merupakan peluang besar untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang disediakan. Selain itu, juga dapat memberikan jaminan finansial yang jelas. Salah satu indikator keberhasilan Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah adalah setiap bulannya dapat membuat perjanjian kerja sama dengan tiga perusahaan, atau dengan kata lain setiap tahunnya dapat membuat perjanjian kerja sama dengan 36 perusahaan. Namun kenyataannya, hal tersebut tidak terpenuhi. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah mulai mengadakan perjanjian kerja sama dengan perusahaan sejak tahun 2006. Sampai dengan tahun 2012, perusahaan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah berjumlah 29 perusahaan. Jadi, rata-rata jumlah perjanjian kerja sama yang terbentuk antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan per tahun adalah 5 perusahaan. Padahal setiap tahunnya terdapat peningkatan target jumlah pasien dan jumlah pendapatan Rumah Sakit Umum Zahirah yang berasal dari kerja sama dengan perusahaan. Seperti untuk tahun 2013, Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah menargetkan terjadinya peningkatan jumlah pasien dan peningkatan jumlah pendapatan Rumah Sakit Umum Zahirah yang berasal dari kerja sama dengan perusahaan menjadi 35 %. Hal ini diketahui berdasarkan kepada wawancara tidak terstruktur dengan Staf Unit Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah pada saat melakukan penelitian pendahuluan. Diakui memang mengadakan perjanjian kerja sama dengan perusahaan bukanlah perkara mudah. Disamping itu, tentu saja Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah juga perlu bertindak selektif dalam menentukan perusahaan mana yang akan diajak bekerjasama. Sebagaimana yang diutarakan oleh Manajer Divisi Keuangan Rumah Sakit Umum Zahirah melalui wawancara tidak terstruktur pada saat melakukan penelitian pendahuluan, yaitu untuk mengurangi risiko bagi Rumah Sakit Umum Zahirah dari tunggakan pembayaran yang terkadang lama bahkan tersendat. Walaupun begitu, Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah tetap harus berupaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa masalah ini terjadi, baik dilihat dari input maupun bauran pemasaran Rumah Sakit Umum Zahirah.
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
Tinjauan Teoritis Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong, 2008). Inti dari pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan,
serta
menumbuhkan
pelanggan
dengan
menciptakan,
menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2009). Manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu (Kotler dan Armstrong, 2008). Tujuan pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008). O. F. Peterson mendefinisikan manajemen sebagai penggunaan sekelompok manusia, uang, serta material untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari definisi tersebut terlihat adanya tiga unsur dasar manajemen, yaitu men (manusia), materials (material), dan money (uang). Sedangkan, George R. Terry mengemukakan teori bahwa unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah men (manusia), materials (material), machines (mesin), methods (tata kerja), dan money (uang) (Sarwoto, 1991). Strategi pemasaran merupakan logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Dipandu oleh strategi pemasaran, perusahaan merancang bauran pemasaran terintegrasi yang terdiri dari beberapa faktor di bawah kendalinya, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi. Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Bauran pemasaran adalah salah satu konsep umum (taktik) yang dikembangkan dalam pemasaran. Elemen yang menyusun bauran pemasaran adalah elemen yang bisa dikendalikan, yaitu bisa dipergunakan oleh rumah sakit untuk memengaruhi reaksi para pembeli. Prof. Jerry McCarthy dalam Marketing (sekitar 1960) memperkenalkan alat bantu pemasaran dengan kerangka 4P (Product, Price, Place, Promotion) (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Bauran produk disebut pula variasi produk, yaitu merupakan serangkaian produk dan unit produk yang ditawarkan rumah sakit bagi pasien. Pemasar harus memilih harga yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, yaitu satu harga yang setara dengan nilai yang
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
dirasakan oleh target pasar. Mengenai tempat terjadinya transaksi, bagi pelanggan mendatangi penyedia jasa maka lokasi usaha sangat penting. Promosi adalah upaya mengomunikasikan pesan tentang pengetahuan, keyakinan, dan ingatan akan produk atau jasa kepada pembeli potensial dengan tujuan mendapat tanggapan serta menimbulkan pengaruh sehingga membutuhkan dan memanfaatkan jasa pelayanan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Pada jasa, ada tambahan 3P (People/ Personel, Process/ Prosedure, Physical Evident/ Facility). Beberapa organisasi selain 4P menambahkan pula Personalization, yang berarti cara membuat 4P terintegrasi. Saat ini ada pula tambahan 2P lain, yaitu Politics dan Public Opinion, yang lebih dikenal dengan ”Megamarketing Tools” karena pemasaran banyak bergantung pada tangan terbuka pemerintah dan masyarakat. Tujuan bauran pemasaran adalah terjadinya transaksi atau kunjungan rawat jalan atau rawat inap rumah sakit (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Perilaku pembelian bisnis mengacu pada perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau dipasok kepada pihak lain. Tahap proses pembelian bisinis, antara lain pengenalan masalah, deskripsi kebutuhan umum, spesifikasi produk, pencarian pemasok, pengumpulan proposal, pemilihan pemasok, spesifikasi pesanan rutin, dan tinjauan ulang kinerja (Kotler dan Keller, 2009 dan Kotler dan Armstrong, 2008). Variabel individu dikelompokkan dalam subvariabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Subvariabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang memengaruhi perilaku individu dan prestasi. Variabel demografis, mempunyai efek tidak langsung pada perilaku individu dan prestasi. Variabel psikologis, terdiri dari subvariabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya, dan variabel demografis. Variabel psikologis, seperti persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel organisasi digolongkan dalam subvariabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Hasil yang diharapkan dari setiap perilaku pegawai adalah prestasi (Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1985). Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan melakukan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Penelitian ini dilakukan di Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
sampai dengan Mei tahun 2013. Informan penelitian yang akan diikutsertakan sebagai narasumber dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Umum Zahirah, antara lain Kepala Unit Akuntansi, PJS Divisi Marketing, Staf Unit Marketing, dan PJ Front Office. Selain itu, informan penelitian dari penelitian ini juga berasal dari dua perusahaan yang bekerjasama dan dua perusahaan yang tidak bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah. Perusahaan yang bekerjasama adalah perusahaan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah dan kerja sama tersebut telah berlangsung selama minimal dua tahun. Sedangkan, perusahaan yang tidak bekerjasama adalah perusahaan yang tidak bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah dan berlokasi di area yang sama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah. Jadi, total informan dalam penelitian ini adalah delapan orang. Dalam penelitian ini, input Rumah Sakit Umum Zahirah, atau dengan kata lain yang berasal dari dalam rumah sakit (kesiapan rumah sakit) yang dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya indikator keberhasilan Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah dalam mengadakan perjanjian kerja sama dengan tiga perusahaan setiap bulannya atau 36 perusahaan setiap tahunnya, antara lain sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, program kerja, dan kebijakan dan prosedur. Sedangkan bauran pemasaran Rumah Sakit Umum Zahirah, atau dengan kata lain yang berasal dari luar rumah sakit (respons terhadap kesiapan rumah sakit berdasarkan penilaian perusahaan) yang dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya indikator keberhasilan Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah dalam mengadakan perjanjian kerja sama dengan tiga perusahaan setiap bulannya atau 36 perusahaan setiap tahunnya, antara lain produk, harga, tempat, dan promosi. Sumber data untuk penelitian ini, terdiri dari dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam kepada informan penelitian dan observasi dan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen. Selain itu, juga dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk membandingkan antara teori dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Peneliti melakukan wawancara yang bersifat terstruktur terhadap informan penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam yang berisikan pertanyaan terbuka sesuai dengan topik penelitian. Peneliti juga melakukan observasi dengan menggunakan pedoman observasi Selain itu, peneliti melakukan telaah dokumen dengan menggunakan pedoman telaah dokumen. Kemudian studi kepustakaan yang berasal dari buku, jurnal, tesis, skripsi, internet, maupun sumber bacaan lainnya yang relevan dengan topik yang dibahas. Upaya validitas data dilakukan untuk mengurangi data yang bias dan bersifat terlalu subjektif dengan menggunakan metode triangulasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data dilaksanakan dengan teknik analisis isi, yaitu dengan
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
cara melakukan analisis sesuai dengan masalah penelitian, untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Data primer dan data sekunder yang diperoleh, yaitu dari wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen, kemudian dihubungkan dengan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen disajikan secara naratif berdasarkan kepada kerangka konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga dapat mempermudah dalam memahami dan mengerti hasil penelitian. Hasil Penelitian Kuantitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan dirasa belum mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Selain itu, kualitas sumber daya manusia Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah juga dirasa belum mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan merupakan tugas pokok dan fungsi dari Unit Marketing yang hanya terdiri dari satu orang. Sementara itu, beban kerjanya cukup berat dengan kemampuan yang terbatas.Seperti, kemampuan membangun relasi dan negosiasi dengan klien sehingga klien tertarik untuk bekerjasama. Kuantitas anggaran untuk membiayai pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan tersebut berkisar 2,5 juta per bulan atau 25 juta per tahun. Biasanya, anggaran dibutuhkan untuk administrasi, seperti surat menyurat, materai, fotokopi, print, kertas, amplop, dan arsip. Selain itu, anggaran juga dikeluarkan untuk transportasi dan untuk komunikasi, seperti internet dan telepon. Beberapa informan menyatakan bahwa kuantitas anggaran tersebut dirasa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Sedangkan, informan lainnya menyatakan bahwa kuantitas anggaran tersebut dirasa belum mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Anggaran yang disediakan belum memberikan wadah untuk kegiatan entertain saat mengadakan kerja sama. Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah internet, alat transportasi, alat tulis kantor, dan komputer. Sarana dan prasarana tersebut telah disediakan. Namun, dirasa belum mencukupi untuk mencapai target yang diharapkan karena tidak adanya kendaraan (bukan ambulan) untuk mengunjungi perusahaan. Selain itu, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan adalah materi promosi. Hal itupun dirasa belum mencukupi untuk mencapai target
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
yang diharapkan. Materi promosi masih dalam perbaikan. Website Rumah Sakit Umum Zahirah pun tidak dimanfaatkan dengan optimal dan tidak diperbaharui secara rutin. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat berbagai macam program kerja yang dilakukan dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan. Seperti menciptakan produk baru, mengadakan seminar dengan perusahaan, mengadakan gathering dengan dari tiap-tiap perusahaan yang telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah, dan sebagainya. Namun, program kerja yang dilakukan tersebut dirasa belum mencukupi untuk mencapai indikator keberhasilan yang ada karena tidak dilaksanakan secara rutin. Dengan kata lain, terkadang dilaksanakan, tapi terkadang tidak dilaksanakan. Selain itu, karena adanya kekosongan jabatan Manajer Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah sehingga setiap keputusan yang harus ditetapkan dari Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah harus menunggu dari Direktur Utama dan Direktur Operasional. Kebijakan dan prosedur dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan dikeluarkan oleh Direktur Utama dalam bentuk Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Zahirah. Kebijakan dan prosedur tersebut, berupa target per periode waktu tertentu yang harus dicapai dan aturan mengenai pelaksanaaan kerja sama. Ragam produk pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perusahaan sama dengan ragam produk pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit. Informan tersebut pun menyatakan bahwa ragam produk yang ditawarkan tersebut dirasa belum mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Kekurangan ini terdapat pada alat kesehatan untuk menunjang ragam produk tersebut. Atau dengan kata lain, fasilitas penunjang produk tersebut masih perlu dilengkapi. Sehingga pada akhirnya produk tidak dapat disediakan. Pun untuk produk yang tidak dapat disediakan, biasanya diusahan dengan oncall. Daftar tarif dari produk pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perusahaan pun sama seperti yang ditawarkan Rumah Sakit Umum Zahirah kepada pasien pada umumnya. Walaupun terkadang terdapat penyesuaian tarif antara rumah sakit dengan perusahaan. Tarif di Rumah Sakit Umum Zahirah ditentukan berdasarkan kepada peraturan pemerintah dan juga melihat dari rumah sakit lain (pasar). Rumah Sakit Umum Zahirah tidak terletak pada jalan utama. Artinya, tidak ada angkutan umum yang lewat di depan Rumah Sakit Umum Zahirah. Oleh karena itu, akses ke Rumah Sakit Umum Zahirah cukup sulit. Namun, Rumah Sakit Umum Zahirah terletak di daerah pemukiman. Rumah Sakit Umum Zahirah strategis dari segi letaknya yang di tengahtengah pemukiman penduduk tersebut. Walaupun begitu, informan menyatakan bahwa letak
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
geografis Rumah Sakit Umum Zahirah diantara perusahaan dirasa belum mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada. Promosi yang dilakukan Rumah Sakit Umum Zahirah untuk menginformasikan Rumah Sakit Umum Zahirah kepada perusahaan bentuknya bervariasi, seperti adanya promosi melalui internet, terjun langsung ke lapangan, adanya materi promosi dalam bentuk pamflet, banner, dan sebagainya, aksi sosial, dan sebagainya. Terjadinya atau tidak terjadinya perjanjian kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan diukur dari kesesuaian antara target yang diharapkan dan kenyataaan yang terjadi terhadap jumlah perjanjian kerja sama yang terbentuk antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan pada periode waktu tertentu. Rumah Sakit Umum Zahirah, melalui Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah, memiliki target pencapaian, yaitu setiap bulannya dapat mengadakan perjanjian kerja sama dengan tiga perusahaan. Artinya setiap tahunnya dapat mengadakan perjanjian kerja sama dengan 36 perusahaan. Namun, hal tersebut tidak tercapai. Pembahasan Kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan dapat memengaruhi pemenuhan indikator keberhasilan yang ada. Artinya, sumber daya manusia yang sedikit ini dan kemampuan sumber daya manusia yang terbatas ini membuat proses kerja menjadi lebih lama. Sumber daya manusia ini pun menjadi kurang aktif dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan. Sumber daya manusia seringkali fokus pada suatu pekerjaan yang bersifat situasional sehingga pekerjaan lainnya yang bersifat rutin tidak berjalan dengan baik. Kuantitas anggaran dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan dapat memengaruhi pemenuhan indikator keberhasilan yang ada. Anggaran dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan tersedia, tapi tidak mencukupi untuk membiayai keseluruhan kegiatan. Terutama bahwa anggaran untuk promosi Rumah Sakit Umum Zahirah dirasakan masih kurang. Seperti, pengadaan kendaraan (bukan ambulan) dengan logo Rumah Sakit Umum Zahirah, pengadaan baju seragam untuk karyawan Rumah Sakit Umum Zahirah, pengadaan papan pengumuman mengenai pelayanan kesehatan yang diletakkan di Rumah Sakit Umum Zahirah, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu yang bertujuan untuk menginformasikan Rumah Sakit Umum Zahirah kepada masyarakat. Kemudian terdapat kondisi dimana anggaran tidak dapat
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
disediakan saat dibutuhkan sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi terhambat. Misalnya, apabila kas rumah sakit sedang kosong. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan tersebut belum sepenuhnya tersedia. Sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini untuk mendukung pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan dirasa tidak mencukupi untuk memenuhi indikator keberhasilan yang ada, seperti tidak adanya kendaraan (bukan ambulan) untuk mengunjungi perusahaan bagi Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan adalah alat transportasi yang dikhususkan untuk Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah. Hal ini dikarenakan faktor terpenting untuk kemajuan Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah selain dari sumber daya manusia adalah ketersediaan alat transportasi mengingat Divisi Marketing Rumah Sakit Zahirah memiliki mobilitas tinggi untuk menjalankan tugasnya. Sarana dan prasarana lainnya yang dibutuhkan dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan adalah alat kesehatan yang disediakan di Rumah Sakit Umum Zahirah dan materi promosi kepada perusahaan yang masih dalam perbaikan. Website Rumah Sakit Umum Zahirah pun tidak dimanfaatkan dengan optimal dan tidak diperbaharui secara rutin. Rumah Sakit Umum Zahirah, khususnya Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah, memiliki indikator keberhasilan dalam pembentukan kerja sama dengan kuantitas tertentu pada periode waktu tertentu. Artinya, untuk mencapai indikator keberhasilan tersebut seharusnya ada suatu aksi yang dilakukan. Aksi ini berupa program kerja yang direncanakan untuk dilakukan dengan tujuan untuk mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Program kerja tersebut telah ada tetapi belum mencukupi. Program kerja yang direncanakan tersebut tidak dilakukan secara rutin. Selain itu, kekosongan manajer menjadi penghambat pelaksanaan program kerja dimana banyaknya keputusan-keputusan yang harus dibuat pada tingkat manajer. Selama kekosongan manajer ini, keputusan diputuskan terutama oleh Direktur. Jadi, segala sesuatunya diputuskan oleh Direktur. Hal ini menyebabkan kegiatan yang dilakukan menjadi kurang optimal dimana tugas direktur yang juga banyak sehingga keputusan-keputusan menjadi terlambat diterima. Selain itu, Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah tidak melakukan perencanaan yang matang dalam melakukan program kerja dalam pembentukan kerja sama dengan perusahaan. Kegiatan monitoring dan evaluasi tidak dilakukan dengan rutin sehingga hasil monitoring dan evaluasi tidak terdokumentasi dengan baik. Hasil dari monioring dan evaluasi pun tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, tidak adanya dilakukan program kerja yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
perusahaan yang akan diajak bekerjasama. Atau dengan kata lain, dilakukan survei awal untuk mengetahui latar belakang perusahaan yang akan diajak bekerjasama. Informasi mengenai kebijakan dan prosedur dalam pembentukan kerja sama antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan yang diperoleh menyatakan bahwa kebijakan dan prosedur yang ada dikeluarkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Umum Zahirah sehingga tertuang melalui Surat Keputusan Direktur Utama. Kebijakan dan prosedur ini berisi target-target yang harus dicapai dalam periode waktu tertentu, aturan-aturan yang harus diikuti dalam mengadakan suatu kerja sama, dan sebagainya. Kebijakan dan prosedur tersebut dirasa mencukupi untuk mencapai target yang diharapkan. Selain itu, kebijakan dan prosedur yang ada dapat memengaruhi indikator keberhasilan yang ada. Target-target yang ada akan memengaruhi pembentukan kerja sama antara perusahaan dan Rumah Sakit Umum Zahirah. Kemudian, aturan-aturan yang harus diikuti dalam pembentukan kerja sama juga dapat memengaruhi pemenuhan indikator keberhasilan yang ada. Ragam produk pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perusahaan dapat memengaruhi indikator keberhasilan yang ada. Hal ini dikarenakan apabila terdapat produk yang diminta oleh perusahaan tetapi rumah sakit tidak bisa memenuhinya sehingga pada akhirnya tidak terjadi kerja sama. Ragam produk pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perusahaan dapat memengaruhi target pencapaian. Tarif merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah. Tarif rumah sakit harus kompetitif dan yang terpenting tarif yang diberikan sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan. Rumah Sakit Umum Zahirah menentukan tarif dengan melihat kepada peraturan pemerintah dan rumah sakit lain (pasar). Perusahaan yang kerja sama maupun perusahaan yang tidak kerja sama pun menyatakan bahwa daftar tarif pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perusahaan dapat memengaruhi kerja sama. Namun, tarif ini dapat tidak menjadi masalah bagi perusahaan apabila tarif yang diberikan sesuai dengan produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, produk yang ditawarkan memuaskan karyawan perusahaan yang menjadi pasien di rumah sakit tersebut. Perusahaan cenderung memiliki plafon tersendiri dalam menjamin biaya kesehatan karyawannya. Hal tersebut merupakan urusan internal antara perusahaan dengan karyawannya. Rumah Sakit Umum Zahirah memiliki letak geografis yang kurang strategis. Rumah Sakit Umum Zahirah tidak terletak di jalan protokol dan tidak dilalui oleh angkutan umum. Artinya, akses terhadap Rumah Sakit Umum Zahirah masih terkesan sulit. Keadaan ini menunjukkan bahwa letak geografis Rumah Sakit Umum Zahirah diantara perusahaan dirasa belum mencukupi untuk pemenuhan indikator keberhasilan yang ada. Letak geografis Rumah
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
Sakit Umum Zahirah diantara perusahaan dapat memengaruhi target pencapaian. Oleh karena itu, perusahaan yang diajak bekerjasama adalah perusahaan yang dapat dijangkau oleh rumah sakit. Walaupun begitu, bekerjasama atau tidaknya sebuah perusahaan dengan rumah sakit tergantung kepada tempat tinggal karyawannya dan petimbangan dari karyawan tersebut ingin memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit apa. Promosi merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah. Promosi juga menyangkut kepada pengenalan rumah sakit kepada tiap individu. Apabila individu mengenal suatu rumah sakit dibandingkan rumah sakit lainnya yang sama-sama terletak dekat dengan tempat tinggalnya maka tidak menutup kemungkinan individu tersebut memilih rumah sakit yang lebih dekat. Selama ini, menurut perusahaan yang kerja sama dan yang tidak kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah menyatakan bahwa Rumah Sakit Umum Zahirah masih kurang dalam menginformasikan rumah sakitnya kepada perusahaan. Indikator keberhasilan dalam pembentukan kerja sama dengan perusahaan tidak 100 % terpenuhi. Hal ini terbukti disebabkan, baik oleh input maupun bauran pemasaran Rumah Sakit Umum Zahirah. Input Rumah Sakit Umum Zahirah, yaitu sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana, program kerja, dan kebijakan dan prosedur. Bauran pemasaran, yaitu produk, tarif, tempat, dan promosi. Rata-rata jumlah perjanjian kerja sama yang terbentuk antara Rumah Sakit Umum Zahirah dengan perusahaan per tahun adalah 5 perusahaan. Hal ini dapat dikatakan sudah baik mengingat berbagai penyebab dari input dan bauran pemasaran Rumah Sakit Umum Zahirah. Selain mengadakan kerja sama dengan perusahaan, Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah juga mengadakan perjanjian kerja sama dengan beberapa pihak lainnya yang berkaitan dengan proses pemberian pelayanan kesehatan, diantaranya dengan asuransi dan prakter dokter dan bidan. Saat ini tren perusahaan lebih kepada bekerjasama dengan asuransi. Jadi, secara tidak langsung rumah sakit bekerjasama dengan asuransi maka juga bekerjasama dengan perusahaan. Berdasarkan kerja sama yang terjalin dengan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan peningkatan terhadap jumlah pasien dan jumlah pendapatan di Rumah Sakit Umum Zahirah. Selain itu, kerja sama dengan perusahaan secara tidak langsung menjadi bagian yang nantinya akan masuk ke dalam sistem melalui pihak ketiga, ditambah dengan akan berlakunya Ina-CBG’s tahun 2014.
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
Kesimpulan Pembentukan kerja sama dengan perusahaan dimulai sejak tahun 2006. Hingga tahun 2012, perusahaan yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Zahirah berjumlah 29 perusahaan. Rata-rata jumlah kerja sama yang terbentuk per tahun adalah 5 perusahaan. Jadi, indikator keberhasilan dalam pembentukan kerja sama dengan perusahaan tidak 100 % terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh input dan bauran pemasaran Rumah Sakit Umum Zahirah. Selain mengadakan kerja sama dengan perusahaan, juga mengadakan kerja sama dengan beberapa pihak lainnya, diantaranya asuransi dan prakter dokter dan bidan. Diasumsikan bahwa secara tidak langsung rumah sakit telah bekerjasama dengan perusahaan melalui pihak lainnya tersebut. Selain itu, rumah sakit juga menerima surat jaminan dari perusahaan yang tidak bekerjasama. Saran Kebijakan mengenai indikator keberhasilan dalam pembentukan kerja sama dengan perusahaan terlalu tinggi. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah sebaiknya menurunkan indikator keberhasilan tersebut, dengan terlebih dahulu melakukan analsis SWOT Rumah Sakit Umum Zahirah. Sejalan dengan itu, Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah disarankan: 1. Menambah jumlah sumber daya manusia di Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah. Sumber daya yang dipilih adalah sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan berpengalaman dalam manajemen pemasaran. 2. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah mengupayakan peningkatan jumlah anggaran, terutama anggaran untuk kegiatan dengan tujuan menginformasikan rumah sakit kepada masyarakat. Atau mengaloakasikan anggaran yang ada untuk menutupi seluruh kegiatan. Atau memilih satu kegiatan yang berdampak signifikan dalam peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap rumah sakit. 3. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah mengupayakan pengadaan alat transportasi (bukan ambulans) dan penggunaan seragam bagi karyawan rumah sakit. Selain itu, merekrut sumber daya manusia yang menguasai desain grafis/ IT demi ketersediaan materi promosi yang lebih baik. 4. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah menambah program kerja yang bertujuan untuk identifikasi masalah atau kebutuhan perusahaan terhadap barang atau jasa rumah sakit.
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013
5. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah melakukan pengembangan lini produk dan kedalaman lini produk. 6. Penentuan tarif untuk perusahaan disesuaikan juga dengan plafon yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjamin biaya kesehatan karyawannya. 7. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah juga melakukan promosi kepada karyawan di perusahaan. 8. Divisi Marketing Rumah Sakit Umum Zahirah mengupayakan kerja sama dengan dokter praktek di klinik perusahaan yang akan diajak bekerjasama. 9. Konfirmasi kepada key person yang membawahi kesehatan karyawan di setiap perusahaan mengenai jenis produk pelayanan kesehatan yang sekiranya banyak dibutuhkan oleh karyawan dan keluarga setiap perusahaan. Selanjutnya melakukan koordinasi internal untuk mempersiapkan pelayanan kesehatan tersebut apabila rumah sakit mampu untuk melayaninya. Daftar Referensi Afdhal, Ahmad Fuad. “Manajemen Mutu untuk RS”. Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia, Volume 1, Nomor 2, Juni 1999. Arifin, Samsul. “Pendekatan Manajemen Stratejik dalam Upaya Meningkatkan Tingkat Hunian Rawat Inap RS Islam A. Yani Surabaya”. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan, Volume 4, Nomor 2, Mei—Agustus 2006. Benge, Eugene J. Pokok-Pokok Manajemen. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta: 1983. Gani, Ascobat. “Aspek Ekonomi Pelayanan Kesehatan”. Cermin Dunia Kedokteran, Edisi Khusus, Nomor 90, 1994. Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. Organisasi Edisi Kelima Jilid 1. Binarupa Aksara, Jakarta: 1985. Kotler, dan Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Kedua Belas. Erlangga, Jakarta: 2008. Kotler, dan Keller. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Erlangga, Jakarta: 2009. Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia, Jakarta: 1991. Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Bina Aksara, Jakarta: 1989. Soedjadi, F. X. O & M (Organization and Methods): Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. Toko Gunung Agung, Jakarta: 1996. Supriyanto, S, dan Ernawaty. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta, ANDI: 2010. Suwandi, Ricky. “Peran dan Fungsi Manajemen Pemasaran Terhadap Perusahaan yang Bekerja Sama dengan Rumah Sakit Pluit”. FKM UI, 2001. Terry, G.R., dan L.W. Rue. Dasar-Dasar Manajemen. Terj. Bumi Aksara, Jakarta: 2012. UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit www.who.org
Analisis Pembentukan ..., Gemala Chairunnisa Puteri, FKM UI, 2013