JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin1) Sugeng Adiono2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan kesehatan sangatlah penting, wajarlah jika kinerja petugas kesehatan sangat berperan untuk menjadi penentu bagi suatu mutu pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mutu pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang memeriksakan diri atau mendapatkan pelayanan di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah, Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Estimasi Proporsi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji chi-square. Hasil analisis univariatmenunjukkan bahwa pelayanan dokter yang baik 59 (61,5%), kurang baik 37 responden (38,5%). Pelayanan perawat baik 53 (55,2%), kurang baik 43 responden(44,8%). Pelayanan makan baik 59 (61,5%), kurang baik37 responden (38,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubunganantara pelayanan dokter dengan mutu pelayanan kesehatan dengan nilai p = 0.000 ( p ≤0,05 ), ada hubungan antara pelayanan perawat dengan mutu pelayanan kesehatan dengan nilai p= 0.000 (p≤ 0,05), ada hubunganantara pelayanan makan dengan mutu pelayanan kesehatan dengan nilai p = 0.000 (p ≤0,05). Kesimpulan penelitian adalah pada analisis univariat pelayanan dokter, pelayanan perawat dan pelayanan makan lebih banyak yang baik, analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara pelayanan dokter, perawat dan makan dengan mutu pelayanan kesehatan. Disarankan kepada Rumah Sakit Daerah Madani untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien sehingga pasien dapat merasakan pelayanan kesehatan yang baikdan proses penyembuhan pasien lebih cepat. Kata Kunci : Pelayanan dokter, Pelayanan perawat, Pelayanan makan, Mutu Pelayanan Kesehatan Abstract: The role of health workers in health care penyelenggarraan is very important, it is natural if the performance of health workers was instrumental to be decisive for a quality health service.The purpose of this study was to analyze the quality of health care in the inpatient unit Madani Regional Hospital of Central Sulawesi Province.This research is analytic research with cross sectional approach.The population in this study were all patients who consult or obtain services in the inpatient unit Madani Regional Hospital of Central Sulawesi Province,The sample in this study as many as 96 respondents were obtained from the calculation of the proportion estimation formulaThe analysis used in this study is the chi-square testResults of univariate analysis showed that the good doctor's services 59 (61.5%), unfavorable 37 respondents (38.5%), Good nursing services 53 (55.2%), unfavorable 43 respondents (44.8%), Good meal services 59 (61.5%), unfavorable 37 respondents (38.5%. Results of bivariate analysis showed no relationship between physician services with quality health care with a value of p = 0.000 (p ≤ 0.05),there is a relationship between nurse service with quality health care with a value of p = 0.000 (p ≤ 0.05), there is a relationship between eating with the quality of service of health services with a value of p = 0.000 (p ≤ 0.05), Conclusion of the study is on univariate analysis service of doctors, nurses and care services more good eating, bivariate analysis showed no relationship between the services of doctors, nurses and eat with the quality of health careSuggested to the Regional Hospital Madani to further improve the quality of health care to the patient so that the patient can feel good health and healing patients more quickly. Keywords: physician services, nursing services, dining services, Quality of Health Care
kemudahan pelayanan kesehatan yang harus semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Razak, 2008). Tujuan pelayanan
PENDAHULUAN (Introduction) Pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan mutu dan 1
Prodi DIII Keperawatan Palu Prodi DIII Keperawatan Palu
2
877
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (Al-Assaf, 2009). Berbagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum adanya sistem pengendali mutu yang terbaik yang dapat diterapkan. Pemahaman secara lebih mendalam tentang good governance merupakan salah satu upaya terhadap perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu (Laksono, 2005).Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. Tidak hanya orang perorang atau keluarga, akan tetapi juga oleh kelompok dan bahkan oleh seluruh anggota masyarakat (Gemala Hatta, 2008). Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan (Eli Nurachma, 2007).Tak dapat dipungkiri bahwa kini pasien semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan menuntut keamanannya (Admin, 2010). Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah adalah Rumah Sakit tipe B. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap pasien/keluarga pasien di Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah dari ruangan yang berbeda masih banyaknya keluhan diantaranya mengenai pelayanan (1,9 yang kurang memuaskan. Dari data rekam medik rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 total pasien yang di rawat diruang rawat inap sebanyak 3.935 penderita. Tahun 2014 bulan Januari sampai dengan bulan Agustus (Tri Wulan I sampai III) sebanyak 2.894 penderita.
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Oktober 2014 di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang memeriksakan diri atau mendapatkan pelayanan di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Estimasi Proporsi.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu accidental sampling dimana sampel yang terpilih adalah sampel yang ada pada saat peneliti keruangan rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah ( Z (1-a/2)2 ) ( P ) ( 1-P ) n = d2 Keterangan : n = Besar sampel Z = Nilai baku distribusi normal = 0,05 (1,96) P = Perkiraan proporsi (50 %) q = 1-P d = Derajat akurasi (presisi) yang diinginkan (10%) (Z.1-∞/2)2 .P.q n= d2 ∞ 2 (Z.1- /2) .P.(1-P) n= d2 2 6) .0,5.(1-0,5) n= 0,12 2 (1,96) .0,5.0,5 n= 0,12 3,84.0,5.0,5 n= 0,01 0,9604
METODE PENELITIAN (Methods) Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional.
n=
= 96,04 = 96 responden 0,01
878
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan kepada pasien rawat inap pada Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Data sekunder adalah data pada bagian rekam medikyang diperoleh peneliti dari Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Cara
mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan kuesioner, pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan dan pernyataan secara tertulis kepada responden untuk diisi dan dijawab sesuai daftar pertanyaan dan pernyataan tersebut. Skala pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
HASIL PENELITIAN (Result) Karakteristik Responden a. Umur Tabel 5.1: Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Umur ≤ 20 20 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60
Frekuensi (f) 5 18 19 16 38
Persentase (%) 5,2 18,8 19,8 16,7 39,6
Jumlah
96
100
Tabel 5.1 menunjukkanbahwa distribusi berdasarkan umur responden yang paling banyak adalah 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 38 orang (39,6%),
sedangkan umur responden yang paling sedikit adalah ≤ 20 tahun yaitu sebanyak 5 orang (5,2%).
b. Jenis kelamin Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Jenis kelamin
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Laki-laki
49
51,0
Perempuan
47
49,0
Jumlah
96
100
Tabel 5.2 menunjukkanbahwa distribusi berdasarkan jenis kelamin
responden yang paling banyak adalah lakilaki yaitu sebanyak 49 orang (51,0%), 879
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
sedangkan jenis kelamin responden yang paling sedikit adalah perempuan yaitu
sebanyak 47 orang (49,0%).
c. Pendidikan Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan pendidikan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 Pendidikan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Tidak Sekolah SD SMP SMA Diploma/Sarjana
2 13 17 28 36
2,1 13,5 17,7 29,2 37,5
Jumlah
96
100
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan pendidikan responden yang paling banyak adalah Diploma/Sarjana yaitu sebanyak 36 orang
(37,5%), sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 2 orang (2,1%).
d. Pekerjaan Tabel 5.4:
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Ruang RawatInap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014
Pekerjaan Tidak bekerja PNS/TNI/POLRI Wiraswasta Patani/Buruh tani Pelajar/Mahasiswa
Frekuensi (f) 19 17 18 11 31
Persentase (%) 19,8 17,7 18,8 11,5 32,3
Jumlah
96
100
Tabel 5.4. Menunjukkan bahwa distribusi berdasarkan pekerjaan responden yang paling banyak adalah Pelajar/Mahasiswa yaitu sebanyak 31
orang (32,3%), sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah Petani/Buruh tani yaitu sebanyak 11 orang (11,5%).
880
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
3. Analisis Univariat Uji statistik yang dilakukan adalah Chi-Square dengan hasil analisis sebagai berikut : a. Pelayanan dokter Tabel 5.5: Distribusi Responden Berdasarkan PelayananDokter di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Pelayanan dokter
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik Kurang baik
59 37
61,5 38,5
Jumlah
96
100
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 59 (61,5%) menyatakan baik terhadap
pelayanan dokter, sedangkan 37 responden (38,5%) yang menyatakan kurang baik terhadap pelayanan dokter.
b. Pelayanan perawat Tabel 5.6: Distribusi Responden Berdasarkan Pelayanan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Pelayanan perawat
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik Kurang baik
53 43
55,2 44,8
Jumlah
96
100
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 53 (55,2%) menyatakan baik terhadap
pelayanan perawat,sedangkan 43 responden(44,8%) yang menyatakan kurang baik terhadap pelayanan perawat.
c. Pelayanan makan Tabel 5.7: Distribusi Responden Berdasarkan PelayananPerawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Pelayanan makan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik
59
61,5
Kurang baik
37
38,5
Jumlah
96
100
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 57 (59,4%) menyatakan baik terhadap
pelayanan makan,sedangkan 39 responden (40,6%) yang menyatakan kurang baik terhadap pelayanan makan.
881
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
d. Mutu pelayanan kesehatan Tabel 5.8: Distribusi Responden Berdasarkan Mutu PelayananKesehatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi SulawesiTengah Tahun 2014 Mutu pelayanan kesehatan Baik Kurang baik
Frekuensi (f)
Persentase (%)
59 37
61,5 38,5
96
100
Jumlah Tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 59 (61,5%) menyatakan baik terhadap mutu pelayanan kesehatan,sedangkan 37 responden (38,5%) yang menyatakan kurang baik terhadap mutu pelayanan kesehatan.
4. Analisis Bivariat Uji statistik yang dilakukan adalah Chi-Square dengan hasil analisis sebagai berikut :
a. Hubungan pelayanan dokter dengan mutu pelayanan kesehatan Tabel 5.9 :Hubungan Pelayanan Dokter dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di RuangRawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 Pelayanan dokter
F
Mutu pelayanan kesehatan Baik Kurang baik % f %
P Value
Jumlah f
%
Baik
48
8,4
11
18,6
59
100
Kurang baik
8
21,6
29
78,4
37
100
Jumlah
56
58,3
40
41,7
96
100
0,000
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan dokter baik lebih besar kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 48 orang (81,4%) dibanding yang kurang baik dengan proporsi 11 orang (18,6%). Sedangkan pelayanan dokter yang kurang baik lebih kecil kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 8 orang (21,6%) dibanding yang
kurang baik dengan proporsi 29 orang (78,4%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 (p≤0,05) berarti ada hubungan bermakna antara pelayanan dokter dengan mutu pelayanan kesehatandi ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Nilai Odds Ratio diperoleh 16 berarti pelayanan dokter yang baik berpeluang 16 kali dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan baik dibanding dengan pelayanan dokter yang kurang baik.
882
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
b. Hubungan pelayanan perawat dengan mutu pelayanan kesehatan Tabel 5.10 : Hubungan Pelayanan Perawat dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 Pelayanan perawat Baik Kurang baik Jumlah
f 44
Mutu pelayanan kesehatan Baik Kurang baik % f % 83,0 9 17,0
Jumlah f 53
% 100
12
27,9
31
72,1
43
100
56
58,3
40
41,7
96
100
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan perawat baik lebih besar kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 44 orang (83,0%) dibanding yang kurang baik dengan proporsi 9 orang (17,0%). Sedangkan pelayanan perawat yang kurang baik lebih kecil kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 12 orang (27,9%) dibanding yang kurang baik dengan proporsi 31 orang (72,1%).
P Value
0,000
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 (p≤0,05) berarti ada hubungan bermakna antara pelayanan perawat dengan mutu pelayanan kesehatandi ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Nilai Odds Ratio diperoleh 13 berarti pelayanan perawat yang baik berpeluang 13 kali dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan dibanding dengan pelayanan perawat yang kurang baik.
c. Hubungan pelayanan makan dengan mutu pelayanan kesehatan. Tabel 5.11 : Hubungan Pelayanan Makan dengan Mutu Pelayanan Kesehatan di RuangRawat Inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014 Mutu pelayanan kesehatan Pelayanan makan Baik Kurang baik Jumlah
Baik
Jumlah
Kurang baik % 26,3
F 42
% 73,7
f 15
14
35,9
25
64,1
39
100
56
58,3
40
41,7
96
100
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan pelayanan makan baik lebih besar kemungkinannya
f
P Value
57
% 100
0,000
dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 42 orang (73,70%) dibanding yang kurang baik
883
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
dengan proporsi 15 orang (26,3%). Sedangkan pelayanan makan yang kurang baik lebih kecil kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan proporsi 14 orang (35,9%) dibanding yang kurang baik dengan proporsi 25 orang (64,1%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 (p≤0,05) berarti ada hubungan bermakna antara pelayanan makan dengan mutu pelayanan kesehatandi ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah. Nilai Odds Ratio diperoleh 5 berarti pelayanan makan yang baik berpeluang 5 kali dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan dibanding dengan pelayanan makan yang kurang baik. PEMBAHASAN (Discuss) 1. Pelayanan dokter Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil analisis univariat menunjukan bahwa dari 96 responden yang menyatakan pelayanan dokter baik lebih banyak dibanding dengan pelayanan dokter kurang baik (Tabel 5.5). Sedangkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pelayanan dokter yang baik lebih besar kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan baik dibanding kurang baik (Tabel 5.9). Menurut asumsi peneliti bahwa pelayanan dokter baik yang diberikan seperti ketepatan waktu dokter saat melaksanakan visite, kesabaran dokter mendengarkan keluhan pasien, ketelitian dokter dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien, penetapan diagnosa dokter yang benar dan tepat atas keluhan penyakit pasien, pemberian informasi dokter tentang penyakit dan obat yang mudah di mengerti pasien dapat menimbulkan kepercayaan dan kepuasan bagi pasien serta menunjukkan kemampuan yang dimiliki oleh dokter untuk melakukan semua pekerjaan baik itu pekerjaan pokok (utama) maupun tugas tambahan dengan hasil yang memuaskan
sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam etika profesi dari setiap pekerjaan yang dilaksanakan sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik. 2. Pelayanan perawat Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 96 responden yang menyatakan pelayanan perawat baik lebih banyak dibanding dengan pelayanan perawat kurang baik (Tabel 5.6). Sedangkan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pelayanan perawat yang baik lebih besar kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan baik dibanding yang kurang baik (Tabel 5.10). Menurut asumsi peneliti bahwa pelayanan perawat baik yang diberikan seperti pemberian salam perawat terhadap pasien saat masuk ruangan, pemberian pelayanan perawat yang sama dan adil kepada semua pasien,perahatian perawat dalam kebutuhan dan keluhan pasien, kejelasan informasi perawat terhadap tindakan yang diberikan kepada pasien, pelayanan perawat dalam pemeriksaan dan pengobatan kepada pasien dapat menimbulkan kepercayaan dan kepuasan bagi pasien serta sentuhan psikologis yang bisa disampaikan perawat kepada pasien akan mengurangi stress yang dialaminya pada masa sakit, dan ternyata kelelahan psikis berkontribusi terhadap penyakit yang diderita pasien semakin parah. Motivasi Perawat bisa menurunkan kecemasan dengan memberikan dukungan emosional berupa kesabaran, perhatian, dan motivasi supaya pasien akan sembuh lebih cepat sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik. 3. Pelayanan makan Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil analisis univariat menunjukkanbahwa dari 96responden yang menyatakan pelayanan makan baik lebih banyak dibanding dengan pelayanan makan kurang 884
JIK Vol. 1 No. 18 Mei 2015: 867 - 934 ISSN: 2527717006
baik (Tabel 5.7). Sedangkan hasil analisis bivariatmenunjukkan bahwa pelayanan makan baik lebih besar kemungkinannya dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dibanding yang kurang baik (Tabel 5.11). Menurut asumsi peneliti bahwa pelayanan makan yang diberikan seperti variasi menu makanan yang diberikan kepada pasien, penyajian makanan yang diberikan kepada pasien, kelengkapan alat makan yang diberikan kepada pasien, kesiapan petugas yang membagikan makanan kepada pasien, sikap petugas yang membagikan makanan kepada pasien dapat menimbulkan kepercayaan dan kepuasan bagi pasien serta pelayanan makan yang diberikan di Rumah Sakit disesuaikan dengan keadaan penderita dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi. Keadaan gizi penderita sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
yang baik akan mendukung pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan nilai p value = 0,000 (≤ 0,05). Saran 1. Rumah Sakit Diharapkan hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien yang dirawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Madani sehingga pasien dapat merasakan pelayanan kesehatan yang baik. 2. Petugas kesehatan Diharapkan dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan khususnya bagi perawat yang memberi asuhan keperawatan kepada pasien agar supaya lebih meningkat mutu pelayanan kepada pasien. 3. Bagi pasien Diharapkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik sehingga proses penyembuhan pasien lebih cepat.
KESIMPULAN (Conclusion) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan pelayanan dokter dengan mutu pelayanan kesehatan dimana rumah sakit yang memiliki pelayanan dokter yang baik akan mendukung pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan nilai p value = 0,000 (≤ 0,05). 2. Ada hubungan pelayanan perawat dengan mutu pelayanan kesehatan dimana rumah sakit yang memiliki pelayanan perawat yang baik akan mendukung pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan mutu pelayanan kesehatan yang baik dengan nilai p value = 0,000 (≤ 0,05). 3. Ada hubungan pelayanan makan dengan mutu pelayanan kesehatan dimana rumah sakit yang memiliki pelayanan makan
DAFTAR PUSTAKA Admin, 2010, Faktor Yang Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan. www.lintasberita.com diakses 5 November 2012. Al-Assaf, A.F, 2009, Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. Eli,N, 2007, Asuhan Keperawatan Bermutu Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan, Jakarta. Gemala H, 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta. Trisantoro, L,2005, Good Governance dan Sistem Menjaga Mutu PelayananKesehatan, Surabaya.
885