Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : 131 - 139
Analisis Manajemen Strategi Pd. Kecap Zebra Dalam Menghadapi Persaingan Yang Semakin Kompetitif Oleh H. Edy Safni Rosa * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT This research was conducted to see the internal and external faktors on Zebra Soy Saouce Company in facing a more competitive rivalry and providing some alternatives that can be used by the company in facing the business enviromental change. Basic analysis of matrix IE,and industrial rivalry analysis )five Factors of Porters) were used to direct the company positioning. Industrial rivalry analysis of the Soy Sauce industry in Indonesia indicates that the degree of competitiveness within the industry is medium. The degree of threat from the new entrant and product substitute are medium.Barganing power of the supplier and purchaser is also medium. From the analysis, it’s shown that the strengths of Zebra Soy Souce Company are the acces to the supplier of a good quality product, strong market network, its product varietes, good company image and competitive product price. The weaknesses of the company are human resources, location of the company, type and the degree of sophistication of technology, and its capacity. The present opportunities of the company are the change of customes way of the life and consumption level of the soy sauce,exchange rate of rupiah,export policy, investment policy, the depelovment of processing technology, transportation and use of internet and e-commerce. On the other hand, the threats among other are a slow down of the economic growth, fluctuation of soybean price, political and secury situation, environmental policy, infalation and interest rate. Keywords; Manajemen Strategi,
PENDAHULUAN Industri pangan sebagai salah satu sub sektor dalam struktur industri, merupakan bagian terpenting dari agroindustri di Indonesia. Peranan industri pangan sangat penting tidak saja dalam pengembangan pangan secara luas, tetapi juga dalam pengembangan ekonomi. Peranan industri pangan dalam perekonomian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam rangka meningkatkan nilai tambah pada sektor agribisnis (Saidi,1996)
Industri Kecap merupakan salah satu industri pangan, dimana keberadaannya di Indonesia relatif cukup lama . Awalnya produksi kecap dilakukan oleh industri skala kecil atau lebih dikenal sebagai industri rumah tangga dan umumnya daya jangkau pemasarannya sangat kecil, lama kelamaan, produksi kecap sudah mulai dilakukan melalui industri skala besar. Menurut Indocomercial (1995), di Indonesia terdapat sekitar 339 pabrik kecap dengan total kapasitas produksi diperkirakan lebih dari 191.33 juta liter (karena banyak yang tidak terpantau kapasitas produksinya), sebahagian besar pabrik kecap 131
SAFNI, Analisis Manajemen Strategi PD. Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan
tersebut berada dipulau Jawa. Data yang ada menunjukan, di Pulau tempat sebahagian besar penduduk Indonesia ini terdapat 278 perusahaan atau 69,67 % dari jumlah yang ada. Sementara di Sumatera terdapat 53 perusahaan atau 13,28% dari total nasional, di Kalimantan ada 45 perusahaan atau 11, 8 %. Dari sisi propinsi, Jawa Timur merupakan daerah yang paling banyak memiliki perusahaan kecap. Disana terdapat 116 perusahaan kecap atau 29,07 % dari jumlah nasional, urutan kedua adalah Jawa Barat dengan jumlah perusahaan sebanyak 84 buah atau 21,05 % dari jumlah nasional, urutan ketiga adalah Jawa Tengah yang memiliki 52 perusahaan kecap atau 13,03 % dari jumlah nasional dan hampir sama dengan jumlah kecap perusahaan kecap di Sumatera. Banyaknya industri kecap di Indonesia ini menyebabkan sebuah pabrik kecap harus menghadapi persaingan yang sangat ketat. Selain itu, perusahaan kecap juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya baik internal maupun eksternal. Dalam kondisi lingkungan yang cepat berubah, maka perusahaan kecap harus dapat melaksanakan kegiatan pemasarannya secara efektif dan efisien, disamping strategi utama dalam menggarap relung pasar adalah spesiasialisasi, karena harus memiliki keahlian khusus dalam hal pasar, konsumen, produk, harga, teknik promosi dan penempatan produknya. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif tersebut, perusahan dituntut mampu membuat suatu formulasi strategi pemasaran yaitu Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning. Dengan menerapkan strategi ini produk yang dipasarkan dapat selalu diterima oleh konsumen, mengingat Indistri kecap yang telah menempati relung pasar, diharapkan mampu menjaga kuntinuitas pasokan ketersedian ditempat-tempat penjualan. Karakter produk kecap, terutama yang kecil-kecil biasanya tidak memiliki diferensiasi yang nyata, sehingga konsumen sulit untuk memiliki loyalitas pada merek tertentu. Perusahaan kecap merek Zebra merupakan salah satu industri kecap yang ada di Indonesia yang juga terlibat dalam persaingan yang ketat. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1945 (56 tahun). Hasil utamanya adalah kecap dengan 132
merek kecap Zebra sedang hasil produksi sampingan lainnya adalah sambal, cuka dan jamu, dimana areal pemasarannya meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Pandeglang. Pertumbuhan penjualan perusahaan cukup baik, hanya tahun 1998 kondisi penjualan turun dratis hal ini disebabkan krisis moneter yang dialami secara nasional, realisasi penjualanYaitu : Tabel 1. Realisasi Volume Penjualan Perusahaan Kecap Zebra (Dalam Lusin) Kenaikan/ Penurunan (%) 2006 92.723 1.02 2007 86.766 0.94 2008 91.061 1.05 2009 92.269 1.01 Sumber : Perusahaan Kecap Zebra Tahun
Volume Penjualan
Dalam mengatasi persaingan, strategi pemasaran yang dilakukan adalah penekanan kepada promosi penjualan (sales promotion) dengan sasaran kepada para pengecer/toko dan konsumen. Salah satu strategi perusahaan dalam melakukan pemasaran adalah dalam hal pemberian kredit/kelonggaran pembayaran,diskon/potongan harga dan bonus kepada setiap tenaga penjual/pengecer/toko dan hadiah barang kepada setiap konsumen dalam suatu daerah tertentu dan konsumen tertentu yang melakukan pembelian produk langsung ke perusahaan. Karena melakukan pendekatan penjualan kepada pengecer maupun konsumen adalah pengalaman perusahaan bertahun-tahun bahwa peranan tenaga penjual/pengecer/toko serta konsumen sangat besar dalam menentukan keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Mengingat usia perusahaan relatif telah cukup lama, akan tetapi areal pemasaran yang dilaksanakan masih tetap dan tingkat persaingan yang semakin kompetitif, sementara potensi pemasaran di daerah lainnya masih prospektif , berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan analisis strategi manajemen yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
METODE PENELTIAN Dalam penulisan ini, penulis menggunakan dua metode antara lain : 1. Study Kepustakaan Study kepsutakaan yaitu mengkaji atau menelaah leteracture atau pustaka yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti, serta mencari kejelasan konsep atau teori yang mungkin banyak digunakan didalamnya 2. Penelitian Lapangan Penelitian secara langsung terhadap keadaan perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi pendahuluan mengenai masalah-masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Persaingan Industri (Five Forces Porter) Analisis struktur industri merupakan penunjang fundamental untuk menentukan posisi relatif perusahaan yang kemudian dapat digunakan untuk merumuskan strategi bersaing. 1) Tingkat Persaingan Antar Industri Persaingan di antara pemain yang ada dalam industri berupa perlombaan untuk mendapatkan posisi atau pangsa pasar dan kesetiaan pelanggan, dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan
pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Namun beberapa bentuk persaingan, seperti harga, sangat tidak stabil dan sangat mungkin membuat keadaan industri memburuk dari sudut pandang kemampulabaan. Banyaknya pemain dalam industri ini menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat dalam memperoleh pelanggan. Persaingan tersebut dapat mempengaruhi harga kecap itu sendiri. Tabel 2. Menunjukkan bahwa tingkat persaingan dalam industri kecap dinilai sedang (skor : 3.01). Hal ini ditentukan oleh pesaing, pertumbuhan industri dan katrakteristik pesaing. Jumlah perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang kecap menurut catatan dari Indocomercial tahun 1995 ada sekitar 339. Masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda (skor : 0.54) Jenis produk yang dimiliki dan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan mempunyai peranan penting dalam persaingan. Persaingan semakin ketat ketika pemainpemain yang ada mulai melakukan peningkatan kapasitas (skor : 0.49) dan ekspansi usaha ke daerah lain ataupun melakukan diversifikasi produk. Hal ini karena pemain lama telah mempunyai jaringan akses ke pemasok dan distribusi ke pelanggan yang cukup kuat. Banyaknya pemain dalam industri ini menyebabkan terjadinya persaingan yang cukup ketat dalam memperoleh konsumen. Persaingan tersebut terlihat para produsen kecap yang bergerak dalam skala besar melakukan iklan secara besar-besaran baik dimedia Televisi maupun media lainnya dan memberikan merek yang spesifik atas suatu produk.
Tabel 2. Faktor-faktor Tingkat Persaingan Dalam Industri Faktor Jumlah pesaing Pertumbuhan industri Biaya tetap Peningkatan kapasitas Karateristik pesaing Hambatan keluar industri Diferensiasi produk Total skor
Bobot 0.18 0.19 0.11 0.14 0.15 0.11 0.12 1.00
Nilai 2.50 2.38 3.13 3.38 3.50 3.38 3.25
Skor 0.45 0.45 0.34 0.49 0.54 0.35 0.40 3.01
133
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
2) Ancaman Pendatang Baru (New Entrants) Menurut Porter (1997), ada 6 (enam) faktor penghambat masuknya pendatang baru, yakni skala ekonomis, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala, akses saluran distribusi dan diferensiasi produk. Di Indonesia, potensi masuknya pemain baru dalam industri kecap dinilai sedang (skor : 2.87). Besarnya kecilnya ancaman pendatang baru ditentukan oleh modal, akses kesaluran distribusi, akses ke pemasok, kebijakan pemerintah. Kebutuhan modal yang cukup besar (Skor : 0.35). Pembangunan pabrik dan penyediaan mesin dan alat memerlukan biaya yang besar. Skala ekonomis akan menghalangi masuknya
pendatang baru dalam industri karena memaksa mereka untuk masuk dengan skala besar dan menghadapi pemain lama yang relatif mampan dan kuat atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Produk pada industri kecap relatif sedikit terdiferensiasi karena produk kecap oleh seluruh perusahaan relatif sama hanya membedakan dari produksi masing-masing perusahaan hanya rasa dari kecap itu sendiri. Konsumsi kecap pada masyarakat cukup tinggi, hal ini terlihat setiap proses masakan yang akan disajikan rata-rata menggunakan kecap. Hal ini memudahkan para pemain dalam industri kecap dalam mendistribuskan produknya kepada konsumen (Skor : 0.57).
Tabel 3. Ancaman pendatang baru Faktor Skala ekonomi Diferensiasi produk Kebutuhan modal Biaya beralih Akses ke saluran distribusi Akses ke pemasok Kebijakan pemerintah Total skor Perusahaan yang telah mapan memiliki keunggulan biaya yang tidak begitu saja ditiru oleh pendatang baru. Di samping akses ke pemasok relatif cukup sulit (skor : 0.51) tetapi pendatang baru yang ingin masuk industri tersebut harus melakukan upaya yang lebih keras untuk mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan seperti kedelai, gula.
Bobot 0.16 0.12 0.15 0.11 0.17 0.16 0.13 1.00
Nilai 2.00 3.00 2.38 3.13 3.50 3.25 2.88
Skor 0.33 0.36 0.35 0.34 0.61 0.51 0.37 2.87
3) Ancaman Produk Pengganti (substitute products) Ancaman produk subsitusi kecap tidaklah besar (skor : 3.63). Kecap merupakan produk makanan yang spesifik dan mempunyai rasa tersendiri dibanding produk lainnya. Sejauh ini yang berpotensial menjadi produk subsitusi adalah produk penyedap makanan lainnya tetapi produk tersebut masing-masing pada dasarnya saling melengkapi.
Tabel 4. Ancaman produk Pengganti (Substitute products) Faktor Produk yang memilki fungsi sama Tingkat perkembangan teknologi Tingkat harga produk subsitusi Tingkat biaya beralih Total Skor
Bobot 0.28 0.28 0.24 0.20 1.00
Nilai 3.88 3.88 3.25 3.38
Skor 1.08 1.08 0.80 0.67 3.63
134
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (barganing power of suppliers) Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri kecap adalah sedang (fair) dengan skor 3.01 (tabel 5) Posisi tawar menawar ini ditentukan oleh jumlah pemasok, tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok dan peran produk bagi pelanggan industri.
Ketersedian bahan baku sangat penting bagi kelangsungan proses produksi (skor : 0.56). Jumlah pemasok pada industri ini cukup banyak, sehingga industri mempunyai kesempatan untuk memilih produk sesuai dengan keinginan mereka. Walaupun demikian pasokan bahan baku kedelai dan gula merah masih terasa kurang. Banyaknya pemain dalam industri kecap menyebabkan persaingan dalam memperoleh bahan baku. Tingkat diferensiasi produk yang ditawarkan pemasok relatif rendah (skor :0.45). Sehingga industri dapat memperoleh bahan baku darimana saja.
Tabel 5 Faktor-faktor Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Faktor Jumlah Pemasok Tingkat diferensiasi produk Peran produk yang dipasok bagi pelanggan industri Tingkat kepentingan pelanggan industri bagi pemasok Ancaman adanya produk subsitusi Ancaman integrasi ke depan oleh pemasok Total Skor Posisi tawar menawar pemasok dengan pelanggan industrinya juga ditentukan oleh jumlah permintaan dan penawaran dari konsumen. Produk yang dihasilkan selain dipengaruhi oleh kemampuan pengolahan juga tergantung pada kualitas bahan baku sehingga hasil produksinya berkualitas baik. Kemungkinan integrasi kedepan oleh pemasok dapat dikatakan kecil (skor : 0.45). Karena kebutuhkan modal yang besar, dan kompenen produk pembuatan kecap beragam.
Bobot 0.18 0.15 0.16 0.19 0.18 0.14 1.00
Nilai 2.50 2.75 3.63 2.63 3.50 3.13
Skor 0.45 0.41 0.56 0.49 0.64 0.45 3.01
5) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (barganing power of buyers) Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta peran sebagian pesaing satu sama lain, yang semuanya dengan mengorbankan kemampulabaan indusri. Pada Tabel 6 diketahui bahwa faktor yang menentukan kekuatan pembeli adalah tingkat kepentingan kualitas produk, jumlah pembeli, informasi yang dimiliki, dan nilai produk dalam struktur biaya pembeli.
Tabel 6. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Faktor Bobot Jumlah pembeli 0.16 Ciri produk 0.11 Biaya beralih 0.11 Nilai produk dalam struktur biaya pembeli 0.12 Kesempatan integrasi kebelakang 0.09 Keuntungan yang diperoleh pembeli 0.16 Tingkat kepentingan kualitas produk pembeli 0.16 Informasi yang dimiliki pembeli 0.09 Total Skor 1.00
Nilai 4.13 2.50 3.00 3.50 2.63 2.38 3.25 3.50
Skor 0.66 0.28 0.33 0.42 0.24 0.38 0.52 0.32 3.15 135
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
Industri pembuatan kecap di Indonesia cukup banyak dan tingkat pembelinya relatif banyak (skor : 0.66). Hampir di seluruh daerah di Indonesia mempunyai perusahaan industri kecap sehingga kualitas dari produk kecap lainnya harus dapat menyesuaikan selera konsumennya pada daerah yang akan dipasarkan. Kualitas produk yang ditawarkan dan kemampuan produk yang mempunyai spesifikasi khusus menjadi faktor yang penting mengingat kebanyakan produsen melakukan kegiatannya berdasarkan job order (skor :0.52). Nilai produk dalam struktur biaya pembeli cukup besar (skor :0.42) sehingga pembeli
kelas menengah ke bawah cenderung untuk mencari harga yang menguntungkan dan selektif dalam membeli produk. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, pembeli dapat memperoleh informasi pasar yang lengkap (skor :0.32). Hal ini ini memberikan kesempatan yang lebih besar kepada pembeli untuk memilih produk terbaik sesuai keinginan. Sehingga kekuatan tawar menawar pembeli relatif tinggi (skor : 3.15). Secara singkat analisis industri kecap dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Analisis Industri Kecap A. Parameter Ancaman pendatang baru
B. Nilai Sedang
Tingkat Persaingan dalam industri Ancaman Produk Subsitusi Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Sedang Sedang Sedang Sedang
B. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal adalah analisis terhadap faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi kelancaran aktivitas bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor internal yang berpengaruh dalam kinerja perusahaan secara fungsional adalah produksi dan operasi, Pemasaran dan distribusi, produk, modal serta sumber daya manusia 1). Produksi dan Operasi Ketersedian bahan baku dalam industri pembuatan kecap adalah hal yang sangat penting. Jika bahan baku tidak tersedia atau kurang maka akan menghambat proses produksi. Pasokan bahan baku yang diperoleh perusahaan seperti kedelai, gula merah, cabe dan garam relatif lebih mudah sehingga dapat menjamin kuntinuitas proses produksi perusahaan. Faktor penyebab kemudahaan bahan baku yang diperoleh perusahaan adalah
C. Keterangan Kemudahaan akses distribusi dan kebijakan pemerintah yang kondusif. Banyaknya pemain dalam industri menyebabkan persaingan cukup ketat Produk subsitusi lebih pada produk penyedap rasanya lainnya Jumlah Penawar dan Permintaan di pasar menentukan harga Pembeli/konsumen menentukan harga 1. Perusahaan telah menjalin hubungan baik dengan para pemasok sejak tahun 1980 dan hingga saat ini masih berjalan dengan baik. 2. Pasokan kedelai dan gula merah sebagai bahan baku pokok dinilai cukup aman bagi kelangsungan produksi.dimana bahan gula merah yang diperoleh dari pemasok daerah Purwokerta dan Jawa Timur. Kegiatan produksi perusahaan awal tahun 2000 cenderung meningkat dibanding kan tahun sebelumnya, faktor penyebab penurunan produksi PD. Kecap Zebra adalah krisis ekonomi yang dialami secara nasional. Tabel 8. Realisasi Produksi PD Kecap Zebra (dalam lusin) Tahun Produksi % 2006 90.338 0.00 2007 91.702 102% 2008 93.820 102% 2009 95.250 102% Sumber : Perusahaan PD Kecap Zebra 136
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
2). Pemasaran dan Distribusi Strategi pemasaran dilakukan dengan promosi penjulan (sales promotion) tanpa diikuti dengan iklan, sasaran penjualan kepada para pengecer/toko dan konsumen. Sarana promosi penjualan yang dilaksanakan dalam bentuk pemberian kredit /kelonggaran peembayaran, diskon/potongan harga dan bonus kepada setiap tenaga penjual/pengecer/toko dan hadiah barang tertentu yang melakukan pembelian produk langsung ke perusahaan. Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran selain penjualan pribadi, iklan dan publisitas yang merangsang pembelian konsumen dan keefektifan penyalur seperti pertunjukan, pameran dan eksibisi, demontrasi dan lakukan perusahaan PD Kecap Zebra sebagai upaya peningkatan penjualan yang tidak berulang. Perusahaan PD Kecap Zebra melakukan promosi penjualan karena dianggap komunikatif yaitu, mereka mendapat perhatian dari konsumen dengan memberi informasi yang memperkenalkan pembeli pada suatu produk. Promosi penjualan dilakukan dengan insentif, cara ini memberikan konsesi, perangsang atau andil yang bernilai bagi pembeli. Kelemahan dari kegiatan promosi penjualan ini adalah tidak membangun preferensi dan kesetian konsumen dalam jangka panjang, seperti halnya yang dapat dilakukan oleh periklanan. Promosi penjulan hanya dapat menghasilkan penjualan dalam jangka pendek dan tidak dapat dipertahankan. Perusahaan PD Kecap Zebra melakukan ini karena merasa lebih baik menggunakan promosi penjualan karena perusahan tidak mampu mengimbangi iklan dengan anggaran besar dari pemimpin pasar. Mereka tidak akan memperoleh rak – rak penjualan tanpa memberikan allowans dagang, atau mendorong konsumen untuk mencoba tanpa memberikan insentif. Itulah sebabnya persaingan harga sering digunakan oleh merk- merk kecil yang berusaha untuk memperbesar market share mereka. Dalam promosi dagang. Perusahaan berusaha untuk mendapatkan jaminan kerja sama dengan Grosir dan pengecer melalui sejumlah cara. Perusahaan PD Kecap Zebra
menawarkan allowans pembelian yang merupakan sebuah tawaran berupa money – off (semacam potongan harga yang lebih besar) atas setiap pembelian salama jangka waktu yang ditentukan. Tawaran tersebut mendorong Grosir dan Pengecer untuk membeli suatu jumlah atau menjual barang baru yang tidak biasanya Grosir/Pengecer membeli. Grosir/Pengecer dapat memanfaatkan allowans tersebut sebagai labanya. Dalam mendistribusikan produk yang dihasilkannya. Perusahaan PD Kecap Zebra menggunakan • saluran distribusi tidak langsung yaitu melalui pedagang – pedagang perantara seperti Grosir dan Pegecer. • Saluran distribusi langsung yaitu terbatas pada konsumen institusi seperti restauran. 3). Produk Produk yang dihasilkan perusahaan tidak hanya produk kecap saja melainkan juga sambal, cuka, jamu. Walaupun demikian produk kecap merupakan produk utama. Strategi produk yang dilakukan adalah dengan menghasilkan 2 macam produk dengan kualitas yang berbeda dengan konsumen yang berbeda pula. Adapun produk kecap yang dimaksud adalah : 1. Produk Kecap kualitas istimewa dengan label Zebra biru. Produk kecap merk zebra biru mempunyai kualitas istimewa baik dari segi bahan yang dipergunakan maupun kualitas istimewa baik dari segi bahan yang dipergunakan maupun dari segi prosesnya. Untuk produk ini konsumen yang dituju adalah kelas menengah keatas. Hal ini didukung di dukung dengan strategi harga yang berbeda untuk tipe jenis kecapnya sehinga konsumen dapat langsung membedakan kualitas dari produk kecap tersebut. Produk kecap ini dipasarkan di daerah Bogor dan sekitarnya yang saat ini meluas sampai daerah Sukabumi, Pandeglang dan Jakarta. 2. Produk kecap kualitas nomor satu dengan label zebra merah mempunyai kualitas nomor satu. Dari segi bahan maupun prosesnya tidak lebih baik dibandingkan dengan kecap kualitas istimewa. Untuk 137
SAFNI, Analisis Manajemen Strategi PD. Kecap Zebra dalam Menghadapi Persaingan
produk ini konsumen yang dituju adalah kelas menengah ke bawah. Harga kecap kualitas istimewa jauh lebih mahal dibandingkan dengan kecap kualitas nomor satu. Tidak seperti dengan kualitas istimewa, pemasaran kecap kualitas nomor satu hanya pada daerah tertentu saja.
4). Modal Modal kerja yang dipakai oleh perusahaan kecap zebra ada dua sumber yaitu Modal sendiri dan Bank, dimana modal yang diperoleh dari Bank berupa kredit modal kerja telah berjalan sejak tahun 1975, dengan porformance sangat baik yang digunakan untuk membantu aktivitas operasional perusahaan. Modal sendiri yang dimiliki perusahaan setiap tahun cenderung meningkat terlihat dalam tabel 9
Tabel 9. Trend Modal PD. Kecap Zebra (Dalam Ribuan) 2006 2007 Modal 1.183.11 1.206.12 Sumber : Perusahaan Kecap Zebra 5). Sumber Daya Manusia. Perusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan. Perhatian perusahaan berupa memberikan jaminan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Jaminan sosial yang diberikan meliputi tunjangan pengobatan, tunjangan hari raya dan asuransi tenaga kerja. Jaminan Sosial ini sesuai dengan anjuran pemerintah dan merupakan suatu kebijaksanaan perusahaan sendiri. Berdasarkan status dan sistem pembayaran, karyawan perusahaan PD Kecap Zebra di kelompokkan sebagai berikut. 1. Karyawan bulanan Adalah karyawan yang bekerja secara tetap dengan memperoleh gaji secara teratur setiap bulan dan jaminan sosial serta pesangon apabila diberhentikan. 2. Karyawan Harian Adalah karyawan yang dipekerjakan dalam jangka waktu yang lama dan akan menerima gaji yang diberikan setiap dua minggu sekali. 3. Karyawan borongan Adalah karyawan yang dipekerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan waktu tertentu dengan menerima upah sesuai dengan hasil kerja.
138
2008 1.250.19
2009 1.313.11
KESIMPULAN 1. Perusahaan PD. Kecap Zebra salah satu perusahaan kecap tertua di daerah Bogor khususnya di Indonesia pada umumnya karena berdiri sejak tahun 1945. 2. Kondisi Internal PD. Kecap Zebra cukup baik dalam usaha untuk memenuhi visi dan misi. Namun demikian untuk selanjutnya kualitas sumberdaya manusia yang berkompeten dalam bidang pengolahan kecap sangat dibutuhkan sehingga perusahaan saat ini tidak mengerjakan hasil produksi rutinitas saja. Kapasitas produksi yang dimiliki cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan dan perusahan saat ini hanya mempertahankan pasar yang telah ada. Pemasaran dan distribusi yang dilakukan hanya sebatas pengiriman produk yang dipesan oleh distributor, agen dan warung. 3. Industri Kecap dalam negeri potensi ancaman pendatang baru relatif kecil. Berdasarkan hasil analisis industri, hasil produksi kecap ditentukan oleh konsumen (skor 3.42 ), hal ini disebabkan faktor rasa, konsumen tidak akan beralih begitu saja keproduk lain apabila telah mendapat rasa yang lebih baik dibanding dengan kecap lain. Intensitas persaingan secara keseluruhan bersifat sedang (skor 3.01)
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
4. Perusahaan tidak hanya tergantung pada pasar dan produk yang selama ini dimiliki. Perubahan dalam segala bidang membutuhkan respon yang cepat sehingga dapat bertahan menghadapi perubahanperubahan tersebut. Untuk menghadapi hal tersebut ada beberapa alaternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu Strategi Pembangunan produk, strategi pengembangan pasar, strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan sumber daya manusia dan strategi unggul teknologi.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2000. Membidik Relung Pasar Kecap, Majalah Komoditas No 4 Tahun I /1998 Anonimous. 2001. Menjamurnya produsen skala kecil, majalah Usahawan No 03 tahun XXX 2001a. Bersiaplah Manghadapi Kondisi Lebih Buruk Kompas. 30 September 2001. 2001b. Ekonomi AS Anjlok, Bursa Indonesia Keok. Bisnis Indonesia. 28 Maret 2001. Bank Indonesia. 2001. Tingkat Suku Bunga Penjaminan Bank Indonesia. Bank Indonesia. Jakarta. Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2000. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik Indonesia. Jakarta. Departemen Pertanian. 2001. Konsep Pengembangan Investasi Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Gulitinan, Joseph P and Paul, Gordon W, Marketing Management, 2nd Edition, alih bahasa oleh Agus Maulana,1992, judul Manajemen Pemasaran, Penerbit Salemba empat, Jakarta Hunger,D.J dan T.L. Wheelen. 2001. Strategic Management. Fifth Edition. Addition Wesley Publishing Company,Inc. Hamel G. and C.K. Prahalad. 1995. Competing For The Future. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetts. Salusu J. 2000. Pengambilan Keputusan Strategi untuk organisasi publik dan organisasi Non profit, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia Wheelen, T.L. and J.D. Hunger. 2000. Strategic Management And Business Policy ; Enteringh21th Century Global Society. 7th Edition. Prentice Hall International. New Jersey. Wiryokusomo, H, 2000 Konsep Agribisnis dan perkembangan dimasa depan Bahan Kuliah, Program Study Magister Managemen Agribisnis - Institut Pertanian Bogor
139