ANALISIS LINGKUNGAN KERJA PADA KELURAHAN MENTAOS KECAMATAN BANJARBARU UTARA Misrani Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara Pemerintah Kota Banjarbaru Jl. Komet Raya Ujung RT.03 RW.04 Kelurahan Mentaos, Banjarbaru e-mail:
[email protected] Abstract: This study is to investigate and analyze how Environmental Analysis Work At Village mentaos Banjarbaru District of North method used in this study is a qualitative descriptive approach to determine the Work Environment Analysis On mentaos Village District of North Banjarbaru, Research findings indicate (1) The working environment Sub mentaos Village mentaos District of Banjarbaru North is still a lot that is not conducive as physical work environment that includes Temperature, Noise, Lighting Air Quality, size work space and privacy as well as the working environment of non-physical such as Factors Social Environment Social status factor and factor information systems, while setting the workspace and the factors working relationship has been good enough (2) The working environment mentaos Village Village mentaos District of North Banjarbaru should mainly coordinate with municipal police and the Environment. Keywords: work environment, Mentaos Village Abstrak: Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif menggunakan pendekatan deskriftif untuk mengetahui Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, Hasil peneltian menunjukan (1) Lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara selama ini masih banyak yang belum kondusif seperti lingkungan kerja fisik yang meliputi Suhu, Kebisingan, Penerangan Mutu Udara, Ukuran ruang kerja dan Privasi serta lingkungan kerja non fisik seperti Faktor Lingkungan Sosial, Faktor status sosial dan Faktor sistem informasi, sedangkan untuk pengaturan ruang kerja dan Faktor hubungan kerja sudah cukup baik (2) Lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara seharusnya berkoordinasi dengan Satpol PP dan Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru untuk kembali di analisa dampak lingkungannya. Kata Kunci : Lingkungan Kerja, Kelurahan Mentaos
Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerja nya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2010), maka setiap instansi pemerintahan haruslah mengusahakan agar faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja diusahakan
akan sedemikian rupa sehingga mempunyai pengaruh yang baik bagi pegawai untuk kinerja pegawai. maka dari itu suatu organisasi harus selalu berusaha untuk meningkatkan atau mempertahankan semangat daya juang yang tertanam pada diri setiap pegawainya. Sebab apabila suatu organisasi yang pegawainya mempunyai motivasi kerja yang rendah, maka akan mengakibatkan terganggunya pencapaian
412
Misrani, Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan …. 413
tujuan organisasi. Oleh karena itu manajer mempunyai tugas dan tanggung jawab bagaimana usaha dan caranya untuk meningkatkan kinerja pegawai agar sesuai dengan keinginginan organisasi demi tercapainya tujuan bersama yaitu kemajuan organisasi. Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu organisasi merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja pegawai yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab pegawai mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya kinerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja pegawai. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga mempengaruhi kinerja pegawai. Jika pegawai tidak mampu menciptakan lingkungan kerja yang baik antara pegawai lain maka akan mengganggu kinerja pegawai. Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang-orang yang ada di dalam lingkungannya. Lingkungan kerja yang ada di Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara saat ini yang menjadi persoalan adalah tingkat kebisingan yang tinggi karena berada di samping jalan utama yang banyak di lalui lalu lalang kendaraan bermotor selama ini, selain itu area tanah yang sangat sempit membuat Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus merenovasi bangunan menjadi bertingkat keatas dan sempitnya area parkiran membuat mobil roda 4 (empat) pegawai maupun
masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan harus parkir di pinggir jalan hal ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan pegawai dalam bekerja begitu juga dengan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan di Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. Mengacu pada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah perbaikan lingkungan kerja pada Kelurahan Mentaos Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, maka perlu dan penting untuk dilakukan penelitian tentang lingkungan kerja pada kelurahan mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. Kajian Literatur Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di dalam karyawan melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan membawa pengaruh terhadap kegairahan atau semangat karyawan bekerja. Pengertian lingkungan kerja di sini adalah segala sesuatu yang ada di -sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, music, penerangan dan lain-lain. Mendasarkan pada pengertian di atas, ruang lingkup lingkungan kerja : 1. Bahwa lingkungan organisasi tertentu tercermin pada karyawan. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang demokratis akan berpengaruh pula terhadap karyawan. 2. Lingkungan kerja yang timbul dalam organisasi merupakan faktor yang menentukan perilaku karyawan (Sunyoto, 2012). Setiap perusahaan tentunya mempunyai cara akan suatu faktor yang mendukung demi keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Menurut Sunyoto (2012) Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan lingkungan organisasi sebagai berikut: 1. Hubungan karyawan Dalam hubungan karyawan ini terdapat dua hubungan yaitu hubungan sebagai
414 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 412-422
individu dan hubungan sebagai kelompok . hubungan sebagai individu, motivasi yang diperoleh seorang karyawan datangnya dari rekan-rekan sekerja maupun atasan. Menjadi sebuah motivasi, jika hubungan karyawan dengan rekan sekerja maupun atasan berlangsung harmonis. Begitu juga sebaliknya, jika hubungan di antara mereka tidak harmonis, maka akan mengakibatkan kurangnya atau tidak ada motivasi di dalam karyawan bekerja. Sedangkan untuk hubungan sebagai kelompok, maka seseorang karyawan akan berhubungan dengan banyak orang, baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam hubungan ini ada beberapa yang mendapatkan perhatian agar keberadaan kelompok ini menjadi lebih produktif yaitu : a. Kepemimpinan yang baik Gaya kepemimpinan seseorang akan sangat berpengaruh pada baik dan tidaknya dalam pengembangan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang. Seseorang pemimpin yang baik harus benar-benar mengerti lingkungan sekitarnya, termasuk di dalamnya apa yang di perlukan oleh karyawan, agar mereka termotivasi untuk lebih giat bekerja. b. Distribusi informasi yang baik Distribusi dan pendistribusian informasi yang baik akan dapat memperlancar arus informasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan. Kecepatan melakukan tindakan akan tergantung dari informasi yang cepat dipahami ataukah tidak. Semakin baik distribusi informasi yang diperoleh, maka akan semakin cepat pulan dilakukan tindakan dan bahkan mempercepat pengambilan keputusan. c. Kondisi kerja yang baik Kondisi kerja yang baik adalah kondisi yang dapat mendukung dalam penyelesaian pekerjaan oleh karyawan. Segenap fasilitas yang di perlukan dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan bagi karyawan merupakan suatu hal yang
harus dipernuhi oleh perusahaan atau organisasi. Tentu saja dengan harapan semakin lengkap fasilitas yang dimiliki, akan semakin baik dan produktivitasnya mengalami peningkatan yang berarti. d. Sistem pengupahan yang jelas Seluruh karyawan mengerti dan jelas berupa upah yang bakal diterima. Para karyawan dapat menghitung sendiri jumlah upah yang akan diterima dengan mudah. Sehingga ini akan menambah tingkat keyakinan para karyawan terhadap pihak perusahaan, dengan demikian akan dapat menimbulkan saling percaya di antara mereka. 2. Tingkat kebisingan lingkungan kerja Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bisisng akan dapat menimbulkan pengaruh yang kurang baik yaitu adanya ketidak tenangan dalam bekerja. Bagi para karyawan tentu saja ketenangan lingkungan kerja sangat meningkatkan produktivitas kerja. 3. Peraturan kerja Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kepuasan dan kinerja para karyawan untuk pengembangan karier di perusahaan tersebut. Dengan perangkat peraturan tersebut karyawan akan di tuntut untuk menjalankan aktivitasnya guna mecapai tujuan perusahaan maupun tujuan individu dengan pasti. Di samping itu karyawan akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik. 4. Penerangan Dalam hal ini, penerangan bukanlah terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk juga penerangan matahari. Hal ini seringkali karyawan memerlukan penerangan yang cukup apalagi jika pekerjaan yang dilakukan menuntut ketelitian . untuk melaksanakan penghematan biaya maka dalam udaha penerangan hendaknya diusahakan dengan sinar matahari, jika suatu ruangan memerlukan penerangan lampu, maka ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu biaya dan pengaruh lampu tersebut
Misrani, Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan …. 415
terhadap karyawan yang sedang bekerja. Sofyan Assauri yang dikutip Sunyoto (2012) menyatakan bahwa penerangan yang baik dalam ruang kerja akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut: a. Menaikan produksi dan menekan biaya kerja b. Memperbesar ketetapan sehingga akan memperbaiki kualitas dari barang yang di hasilkan c. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik secara umum d. Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi e. Memudahkan pengamatan atau pengawasan f. Memperbaiki moral para pekerja g. Lebih mudah untuk melihat, sehingga memudahkan untuk melanjutkan kegiatan produksi oleh para pekerja terutama para pekerja yang tua umurnya dan mengurangi ketegangan di antara pekerja. h. Penggunaan ruang yang lebih baik i. Mengurangi perputaran tenaga kerja j. Mengurangi terjadinya kerusakan dari barang – barang yang dikerjakan dan mengurangi hasil yang perlu dikerjakan kembali 5. Sirkulasi udara Sirkulasi atau pertukaran udara yang cukup maka pertama yang harus dilakukan pengadaan ventilasi. Ventilasi harus cukup lebar terutama ruanganruangan yang di anggap terlalu panas. Bagi perusahaan yang merasa pertukaran udaranya kurang atau kepengapan masih dirasakan, dapat mengusahakan. Menurut Ahyari yang dikutip Sunyoto (2012) Cara untuk mengatur suhu udaha sebagai berikut: a. Ventelasi yang cukup Ruang dengan ventelasi yang baik akan menjamin pertukaran udara, sehingga akan mengurangi rasa pans yang dirasakan oleh para karyawan dalam bekerja, karena udara di dalam ruangan akan menjadi terasa sejuk dan tidak lembab, serta kotor. Hal ini membantu memelihara kesehatan para pekerja. b. Pemasangan Kipas angin atau AC
Sirkulasi udara dapat dibantu dengan pemasangan kipas angin yang proposional dengan ruang kerja. Di samping itu ruang kerja menjadi nyaman dan sejuk dapat pula dipasang AC, sehingga membuat para karyawan akan menjadi betah dalam menjalankan pekerjaannya. c. Pemasangan Humidifier Dengan alat pengatur kelembaban suhu udara, maka akan dapat di ketahui tingkat kelembaban udara di ruang kerja dan ini dapat sebagai upaya preventif, agar para karyawan bekerja lebih dengan tenang. 6. Keamanan Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan dan kenyamanan, dimana hal ini akan dapat memberikan dorongan semangat untuk bekerja. Keamanan yang dimasukkan ke dalam lingkungan kerja adalah keamanan terhadap milik pribadi karyawan Sunyoto (2012). Jenis Lingkungan Kerja Menurut Sedarmayanti (2010) secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja non fisik. Menurut Sedarmayanti (2010) lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Sarwono (2011) lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya. Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang kerja, kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi tingkah laku manusia. Selanjutnya menurut Sarwono (2011) peningkatan suhu dapat menghasilkan kenaikan prestasi kerja tetapi dapat pula malah menurunkan prestasi kerja. Kenaikan suhu pada batas tertentu menimbulkan semangat yang merangsang prestasi kerja tetapi setelah melewati ambang batas tertentu kenaikan suhu ini sudah mulai mengganggu suhu tubuh yang mengakibatkan
416 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 412-422
terganggunya pula prestasi kerja (Sarwono,2011). Menurut Robbins (2011) Lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stress kerja pegawai yang berpengaruh pada prestasi kerja. Faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah: 1. Suhu Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang besar. Dengan demikian untuk memaksimalkan produktivitas, adalah penting bahwa pegawai bekerja di suatu lingkungan dimana suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang kerja yang dapat diterima setiap individu. 2. Kebisingan Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan prestasi kerja sebaliknya efek dari suarasuara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi pegawai. 3. Penerangan Bekerja pada ruangan yang gelap dan samara-samar akan menyebabkan ketegangan pada mata. Intensitas cahaya yang tepat dapat membantu pegawai dalam mempelancar aktivitas kerjanya. Tingkat yang tepat dari intensitas cahaya juga tergantung pada usia pegawai. Pencapaian prestasi kerja pada tingkat penerangan yang lebih tinggi adalah lebih besar untuk pegawai yang lebih tua dibanding yang lebih muda. 4. Mutu Udara Merupakan fakta yang tidak bisa diabaikan bahwa jika menghirup udara yang tercemar membawa efek yang merugikan pada kesehatan pribadi. Udara yang tercemar dapat menggangu kesehatan pribadi pegawai. Udara yang tercemar di lingkungan kerja dapat menyebabkan sakit kepala, mata perih, kelelahan, lekas marah, dan depresi. Faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik adalah rancangan ruang kerja. Rancangan ruang kerja yang baik dapat menimbulkan kenyamanan bagi
pegawai di tempat kerjanya. Faktor-faktor dari rancangan ruang kerja tersebut menurut Robbins (2011:98) terdiri atas : 1. Ukuran ruang kerja Ruang kerja sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Ruang kerja yang sempit dan membuat pegawai sulit bergerak akan menghasilkan prestasi kerja yang lebih rendah jika dibandingkan dengan karyawan yang memiliki ruang kerja yang luas. 2. Pengaturan ruang kerja Jika ruang kerja merujuk pada besarnya ruangan per pegawai, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas. Pengaturan ruang kerja itu penting karena sangat dipengaruhi interaksi sosial. Orang lebih mungkin berinteraksi dengan individu-individu yang dekat secara fisik. Oleh karena itu lokasi kerja karyawan mempengaruhi informasi yang ingin diketahui. 3. Privasi Privasi dipengaruhi oleh dinding, partisi, dan sekatan-sekatan fisik lainnya. Kebanyakan pegawai menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka (khususnya dalam posisi manajerial, dimana privasi diasosiasikan dalam status). Namun kebanyakan pegawai juga menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja, yang dibatasi dengan meningkatnya privasi. Keinginan akan privasi itu kuat dipihak banyak orang. Privasi membatasi gangguan yang terutama sangat menyusahkan orang-orang yang melakukan tugas-tugas rumit. Selain yang bersifat fisik, lingkungan kerja non fisik juga penting untuk diperhatikan di dalam organisasi. Sedarmayanti (2010) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Menurut Nitisemito (2010:78) perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
Misrani, Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan …. 417
mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik dan pengendalian diri. Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena kita saling membutuhkan. Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan. Menurut Mangkunegara (2010), untuk menciptakan hubungan hubungan yang harmonis dan efektif, pimpinan perlu: 1) meluangkan waktu untuk mempelajari aspirasi-aspirasi emosi pegawai dan bagaimana mereka berhubungan dengan tim kerja dan 2) menciptakan suasana yang meningkatkatkan kreativitas. Pengelolaan hubungan kerja dan pengendalian emosional di tempat kerja itu sangat perlu untuk diperhatikan karena akan memberikan dampak terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini disebabkan karena manusia itu bekerja bukan sebagai mesin. Manusia mempunyai perasaan untuk dihargai dan bukan bekerja untuk uang saja. Menurut Mangkunegara (2010) lingkungan kerja non fisik terdiri dari : a. Faktor lingkungan sosial Lingkungan sosial yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah latar belakang keluarga, yaitu antara lain status keluarga, jumlah keluarga, kesejahteraan dan lainnya. b. Faktor status sosial Semakin tinggi jabatan seseorang semakin tinggi pula kewenangan dan keleluasaan dalam mengambil keputusan. c. Faktor hubungan kerja dalam perusahaan Hubungan kerja yang ada dalam perusahaan adalah hubungan kerja antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan atasan. d. Faktor sistem informasi Hubungan kerja akan dapat berjalan dengan baik apabila ada komunikasi yang baik diantara anggota perusahaan. Dengan adanya komunikasi di lingkungan perusahaan maka anggota perusahaan akan berinteraksi, saling memahami,
saling mengerti satu sama lain dapat menghilangkan perselisihan salah faham. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman sehingga dapat meningkatkan gairah kerja para karyawan. Berikut beberapa indikator yang diuraikan Mangkunegara (2010), diantaranya : 1. Penerangan / cahaya di tempat kerja. Cahaya lampu sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, karena jika cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap keterampilan karyawan yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya banyak mengalami kesalahan yang pada akhirnya pengerjaannya kurang efisien sehingga tujuan perusahaan sulit untuk dicapai. 2. Temperatur / suhu udara di tempat kerja. Setiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda. Manusia selalu mempertahankan tubuhnya dalam keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya. Manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal. 3. Kelembaban di tempat kerja. Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Jika keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar, karena sistem. Selain itu, semakin cepatnya denyut jantung diakibatkan aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
418 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 412-422
4. Sirkulasi udara di tempat kerja. Udara disekitar dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu proses metabolisme. Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, maka akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani, sumber utamanya adalah tanaman di sekitar tempat kerja, karena tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Dengan terciptanya rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja. 5. Kebisingan di tempat kerja. Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga, karena jika dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan dalam bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Bahkan menurut penelitian, kebisingan serius dapat menyebabkan kematian. Kriteria pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien. 6. Tata warna di tempat kerja. Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik mungkin, karena pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena pengaruh warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Daftar beberapa warna yang dapat mempengaruhi perasaan manusia ditunjukkan pada Tabel 1.
7. Dekorasi di tempat kerja. Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja, akan tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja. 8. Musik di tempat kerja. Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. 9. Keamanan di tempat kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman, maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena itu faktor kemanan perlu diwujudkkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja adalah dengan memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanann (SATPAM). Setelah memperhatikan serangkaian latar belakang dan literature yang telah disajikan, maka dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada gambar 1. Kelurahan Mentaos
Lingkungan Kerja Selama Ini
Tercapainya Tujuan Organisasi
Gambar 1 Kerangka Berpikir
Tabel 1 Daftar Warna dan Pengaruhnya WARNA SIFAT 1. Merah Dinamis, merangsang dan panas. 2. Kuning Keanggunan, bebas dan hangat. 3. Biru
Terang, tentram, dan sejuk.
Lingkungan Kerja Seharusnya
PENGARUH Menimbulkan semangat kerja. Menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata. Mengurangi tekanan atau ketegangan.
Misrani, Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan …. 419
Metode Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang bersumber dari wawancara (interview), observasi dengan pengamatan langsung di lokasi penelitian dan analisis isi dari bahan-bahan tertulis. Wawancara (interview) tentang Analisis Lingkungan Kerja Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dan data yang diperoleh didapatkan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Teknik data dalam penelitian ini adalah menunjukkan tahapan demi tahapan rencana proses pengolahan data menjadi informasi/hasil dari penelitian, dalam penelitian deskrif ini peneliti berusaha untuk memberikan gambaran yang jelas tentang suatu fenomena, Data yang telah diperoleh dari laporan, kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu menguraikan dari beberapa teori yang berhubungan Lingkungan Kerja dengan dasar teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Hasil Penelitian dan Pembahasan Lingkungan kerja yang ada pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara selama ini terbagi menjadi lingkungan kerja yang bersifat fisik dan lingkungan kerja yang bersifat non fisik dengan kondisi untuk lingkungan fisik sebagai berikut: 1. Suhu Selama ini suhu lingkugan kerja pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sudah cukup baik, tidak lembab, suhu lingkungan teras segar karena kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara masih berada di lokasi yang tidak pada masih banyak terdapat ruang terbuka hijau. 2. Kebisingan Kebisingan lingkungan kerja pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terasa sangat menggangu aktivitas pekerjaan, dikarenakan di depan Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terdapat perusahaan industri pembuat lampit, dimana mesin industrinya sangat menggangu aktivitas pekerjaan jika
3.
4.
5.
6.
7.
sedang dinyalakan, selain itu adanya rumah khas banjar yang sering di jadikan objek wisata masyarakat serta anak sekolah bermain juga cukup membuat kebisingan lingkungan kerja. Penerangan Letak kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dari sisi penerangan masih kurang baik, masih perlu di tambah lampu penerangan, dikarenakan letak kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara menghadap barat dimana cahaya matahari hanya di dapat pada siang hari disaat matahari hendak tenggelam, sedangkan pada pagi hari yang merupakan jam sibuk aktivitas kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terlihat gelap. Mutu Udara Mutu udara yang tercemar di lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sangat buruk, karena adanya pabrik industri di depan kantor terkadang mengeluarkan limbah industri yang berbau tidak sedap, hal tersebut tentunya sangat merugikan bagi pribadi pegawai maupun masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan. Ukuran ruang kerja Dari ukuran ruang kerja selama ini Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara masih terasa sangat sempih, khusunya pada ruangan staf, dimana dalam 1 ruangan kepala seksi dimanfaatkan dengan stafnya. Pengaturan ruang kerja Pengaturan ruang kerja salama ini sudah cukup baik, dikarenakan ruangan kerja pelayanan maupun pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yaitu lurah dan sekretaris berdekatan hal ini membuat pegawai mudah dan cepat dalam menerima informasi. Privasi Dari segi privasi selama ini masih belum baik, karena kepala seksi masih tergabung dalam satu ruangan dengan staf, sehingga perivasi seorang kepala seksi tidak terjaga, hanya lurah yang memiliki ruangan kerja sendiri.
420 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 412-422
Untuk lingkungan yang bersifat non fisik, kondisi di Kelurahan Mentaos pada saat ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor Lingkungan Sosial Dari segi lingkungan sosial masih banyak pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang memilki tingkat kesejahteraan yang masih belum baik, sebagai contoh hal ini terlihat masih banyak pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang belum memiliki rumah atau tempat tinggal sendiri. 2. Faktor Status Sosial Status sosial seorang pejabat sudah ada yang dilaksanakan dengan baik, namun ada juga pimpinan yang belum bisa mengambil keputusan sendiri. 3. Faktor Hubungan Kerja Hubungan kerja selama ini sudah terjalin dengan harmonis hal ini karena di ciptakannya suasana kekeluargaan yang diterapkan oleh Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dari dulu hingga sekarang, walaupun sering terjadi pergantian pimpinan. 4. Faktor Sistem Informasi Sistem informasi selama ini sudah dilakukan pimpinan maupun rekan sekerja dengan menyampaikan langsung informasi kepada pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, apabila pegawai tidak berada di kantor biasanya akan di beritahukan melalui telepon maupun pesan singkat atau SMS. Setelah dilakukan serangkaian pengamatan dan analisis tentang kelemahankelemahan dari kondisi lingkungan kerja yang ada di Kelurahan Mentaos pada saat ini, maka dapat disarankan lingkungan kerja yang seharusnya ada pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara untuk lingkungan fisik adalah sebagai berikut: 1. Suhu Suhu kerja yang sudah baik pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus di pertahankan dan jika perlu di perluas lagi, hal ini bisa dilakukan dengan cara mengambil alih sebagian lahan milik warga dengan cara
2.
3.
4.
5.
ganti rugi dan kemudian dijadikan ruang terbuka hijau secara permanen. Kebisingan Kebisingan lingkungan kerja selama ini pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terasa sangat menggangu aktivitas pekerjaan, dikarenakan di depan Kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terdapat perusahaan industri pembuat lampit, hal ini harus menjadikan perhatian serius kedepannya, bisa dengan cara mengusulkan ke Pemerintah Kota Banjarbaru agar di lakukan perpindahan pabrik industri tersebut karena lahan perusahaan sudah tidak layak lagi dan berada di pemukiman yang pada penduduk. Penerangan Letak kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara menghadap barat dimana cahaya matahari hanya di dapat pada siang hari disaat matahari hendak tenggelam, sedangkan pada pagi hari yang merupakan jam sibuk aktivitas kantor Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara terlihat gelap, membuat sedikit gelap ruangan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara, kedepan hendaknya di berikan penerangan tambahan seperti lampu maupun ventelasi yang banyak lagi agar banyak cahaya yang masuk. Mutu Udara Mutu udara yang tercemar di lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sangat buruk, karena adanya pabrik industri di depan kantor terkadang mengeluarkan limbah industri yang berbau tidak sedap, seharusnya pihak Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara bentindak tegas dengan berkoordinasi dengan Satpol PP dan Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru untuk kembali di analisa dampak lingkungannya, apabila sudah tidak layak maka dapat dilakukan penutupan pabrik insustri tersebut. Ukuran ruang kerja Dari ukuran ruang kerja selama ini Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara masih terasa sangat
Misrani, Analisis Lingkungan Kerja Pada Kelurahan …. 421
sempih, hendaknya kedepan menambah ruangan lagi, ruangan di buatkan untuk keperluan pegawai yang harus mempunyai privasi khusus seperti kepala seksi maupun operator komputer dan pegawai yang bekerja secara teknis lainnya. 6. Pengaturan ruang kerja Pengaturan ruang kerja salama ini sudah cukup baik, kedepannya tata pengaturan ruang harus di pertahankan hanya meletakkan ruangan pegawai yang bekerja secara teknis seperti operator komputer dan kedepan dengan rencana pencanangan Pelayanan Online semua kelurahan menyiapkan ruang server yang jauh, agar terhindar dari kebisingan dan radiasi. 7. Privasi Dari segi privasi selama ini masih belum baik, karena kepala seksi masih tergabung dalam satu ruangan dengan staf, sehingga perivasi seorang kepala seksi tidak terjaga, hanya lurah yang memiliki ruangan kerja sendiri, kedepan kepala seksi maupun pegawai yang memilki pekerjaan teknis harus mempunyai ruangan sendiri untuk menjaga privasi pekerjaannya. Untuk lingkungan yang bersifat non fisik, kondisi yang disarankan berdasarkan pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor Lingkungan Sosial Dari segi lingkungan sosial masih banyak pegawai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara yang memilki tingkat kesejahteraan yang masih belum baik, kedepan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara hendaknya memberikan tambahan penghasilan bagi pegawai agar tingkat sosial mereka menjadi baik. 2. Faktor status sosial selama ini masih ada pimpinan yang belum bisa mengambil keputusan sendiri, kedepan hal ini tidak boleh terjadi lagi, pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus menekankan bahwa pengambil keputusan adalah pimpinan atau kepala seksi, sekretaris maupun lurah bukan staf walaupun staf sudah senior dan lama bekerja di Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara.
3. Faktor hubungan kerja Hubungan kerja selama ini sudah terjalin dengan harmonis hal ini karena di ciptakannya suasana kekeluargaan yang diterapkan oleh Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara dari dulu hingga sekarang, walaupun sering terjadi pergantian pimpinan, hal ini harus di pertahankan dan di tingkatkan lagi hal ini bisa di lakukan dengan mengadakan family gathering setiap tahunnya seperti liburan dan lain sebagainya agar suasana kekeluargaan semakin baik. 4. Faktor sistem informasi Sistem informasi seharusnya bisa lebih di fasilitasi dengan baik, hal ini dikarenakan dengan semakin berkembangnya teknologi, bisa di lakukan dengan media sosial, hal ini bisa dilakukan dengan membuat group media sosial mengenai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sehingga setiap informasi yang di informasikan dapat di tangkap semua anggota grop, termasuk RT dan RW, karena selama ini jika ada undangan untuk RT dan RW, pegawai harus berkeliling 1 (satu) kelurahan untuk menyebarkannya, tentunya hal ini tidak efektif dan efisien karena sekarang kemanjuan teknologi sudah berkembang pesat. Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja pada Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara belum baik , terutama dengan adanya perusahaan industri di depan kantor yang sangat menggangu, kedepan hendaknya Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara memperhatikan hal tersebut karena akan berdampak bagi pribadi pegawai, masyarakat juga organisasi Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara. Lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara selama ini masih banyak yang belum kondusif seperti lingkungan kerja fisik yang meliputi Suhu, Kebisingan, Penerangan Mutu Udara, Ukuran ruang kerja dan Privasi serta lingkungan kerja non fisik seperti Faktor Lingkungan Sosial, Faktor status sosial dan
422 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 1, No 3, November 2015, hal 412-422
Faktor sistem informasi, sedangkan untuk pengaturan ruang kerja dan Faktor hubungan kerja sudah cukup baik. Lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara seharusnya terutama berkoordinasi dengan Satpol PP dan Badan Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru untuk kembali di analisa dampak lingkungannya, apabila sudah tidak layak maka dapat dilakukan penutupan pabrik insustri tersebut dan untuk sistem informasi membuat group media sosial mengenai Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara sehingga setiap informasi yang di informasikan dapat di tangkap semua anggota grop, termasuk RT dan RW, karena selama ini jika ada undangan untuk RT dan RW, pegawai harus berkeliling 1 (satu) kelurahan untuk menyebarkannya, tentunya hal ini tidak efektif dan efisien karena sekarang kemanjuan teknologi sudah berkembang pesat. Lingkungan kerja Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara harus di perhatikan oleh pimpinan Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara karena hal ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja pegawai, hal ini harus di sikapi dengan menganalisa lingkungan kerja selama ini dan memperbaikinya agar lingkungan kerja dapat kondusif, hal ini bisa dilakukan dengan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menanggulangi permasalahan lingkungan kerja selama ini. DAFTAR PUSTAKA Dessler ,Gary .2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Alih Bahasa: Eli Tanya,. Penyunting Bahasa : Budi Supriyanto, Indeks, Jakarta. Gunarsih, 2011. Peranan Lingkungan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Universitas Kisaran Provinsi Sumatera Utara,USU. Medan.
Handoko. T. Hani .2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE. Yogyakarta. Hariyanto .2012. Analisis Peranan Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. UNS. Surakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara, Jakarta. Machfoedz dan Suryani, .2010. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi. Kesehatan. Penerbit Fitramaya. Yogyakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu .2010, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Refika Aditama. Jakarta. Nitisemito .2010. Manajemen Personalia. Edisi Revisi, Penerbit Ghalia. Indonesia. Normansyah .2012. Peranan Lingkungan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Universitas Kisaran Sumatera Utara, USU. Medan. Rivai, Veitzhal.2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo. Jakarta. Robbins .2011. Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi kelima , Penerbit. Erlangga, Jakarta. Sarwono .2011. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar Maju. Bandung. Simamora, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi kedua,. Cetakan kedua, Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta Sunyoto, Danang, Drs, SH, MM. 2012. Teori, Kuesioner, dan Analsis Data Sumber Daya Manusia. Caps. Yogyakarta. Umar, Husein .2010. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”, Raja Grafindo Persada. Jakarta.