ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. PLN (PERSERO) PERIODE 2007 - 2011
Ma’ruf Nanda Wijaya 24210247
LATAR BELAKANG Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap perusahaan besar maupun kecil, dalam segala aktivitasnya diarahkan pada pencapaian tujuan. Tujuan perusahaan diantaranya adalah mencapai provitabilitas, tingkat perkembangan dan kinerja manajemen yang baik. Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan karena laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan digunakan untuk membandingkan kondisi persusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, apakah perusahaan tersebut meningkat atau tidak. Kinerja perusahaan adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat pada suatu periode tertentu.
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kinerja keuangan PT. PLN (PERSERO) pada tahun 2007 - 2011 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja PT. PLN (PERSERO).
BATASAN MASALAH • • •
Rasio Likuiditas : Rasio Lancar, Rasio Cepat, Rasio Kas. Rasio Solvabilitas : Total Debt to Equity Ratio, Total Debt to Asset Ratio. Rasio Profitabilitas : Margin Laba Kotor, Margin Laba Bersih, Margin Laba Usaha, Return On Investment (ROI).
RUMUS RASIO LIKUIDITAS
• Rasio Lancar
Aktiva Lancar =
X 100% Hutang Lancar
• Rasio Cepat
Aktiva Lancar - Persediaan =
X 100% Hutang Lancar
• Rasio Kas
Kas + Surat Berharga =
X 100% Hutang Lancar
RUMUS RASIO SOLVABILITAS
• Total Debt to Equity Ratio
Total Hutang =
X 100% Total Equitas
• Total Debt to Asset Ratio
EAT =
X 100% Modal Sendiri
RUMUS RASIO PROFITABILITAS • Margin Laba Kotor
Laba Kator =
X 100% Penjualan Bersih
• Margin Laba Usaha
• Margin Laba Bersih
Laba Usaha
=
X 100% Penjualan Bersih
Laba Bersih =
X 100% Penjualan Bersih EBIT (Laba Usaha)
• Return On Investment
=
X 100% Total Aktiva
Hasil Dan Pembahasan No 1.
2.
3.
Rasio
2007
2008
2009
2010
2011
Keterangan
Rasio Lancar
107,3
76,4
77,4
81,6
92,6
“Inlikuid”
Rasio Cepat
83,9
54,1
57,1
63,6
67,6
“Inlikuid”
Rasio Kas
40,4
15,7
27,3
35,6
35,1
“Inlikuid”
Total Debt to Equity Ratio
100,5
128,4
136,3
147,1
174,5
“Insolvabel”
Total Debt to Asset Ratio
12,2
26,7
22,5
21,9
15,6
“Solvabel”
Margin Laba Kotor
-2,72
-7,42
8,52
7,02
3,78
“Inprofit”
Margin Laba Bersih
-4,95
-7,52
7,13
6,21
3,46
“Inprofit”
Margin Laba Usaha
2,22
2,20
6,85
8,17
7,03
“Inprofit”
Return On Investment
0,93
1,24
2,98
3,59
3,43
“Inprofit”
LIKUIDITAS
SOLVABILITAS
PROFITABILITAS
KESIMPULAN 1. Rasio likuiditas perusahaan pada tahun 2007 – 2011 dapat dikatakan inlikuid. Penyebabnya adalah besarnya hutang perusahaan tidak sebanding dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Rasio solvabilitas perusahaan pada tahun 2007 – 2011 dapat dikatakan insolvabel dikarenakan aktiva perusahaan tidak bisa menutupi kewajibannya. Walaupun semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang, tetapi aktiva perusahaan tidak cukup untuk menutupi hutang perusahaan yang lebih besar dari aktivanya. 3. Rasio profitabilitas perusahaan pada tahun 2007 – 2011 dapat dikatakan inprofit dikarenakan menurunnya tingkat keefektifitasan manajemen perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Sehingga laba yang diharapkan tidak memuaskan atau kurang baik.
4. Dapat disimpulkan bahwa kondisi PT PLN (PERSERO) pada tahun 2007 – 2011 adalah kondisi menuju pada kebangkrutan. Kondisi ini dikarenakan PT. PLN (PERSERO) tidak mampu lagi melunasi hutang – hutangnya.
SARAN 1. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan, perusahaan seharusnya meningkatkan aktiva lancar perusahaan agar bisa menutupi hutangnya. 2. Untuk meningkatkan tingkat solvabilitas perusahaan, perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi di sisi modal seperti cadangan atau laba. Walaupun semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang, tetap saja perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya.
3. Untuk meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan, perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. 4. Agar PT. PLN (PERSERO) menjadi perusahaan yang baik, dibutuhkan keefektifitasan
manajemen yang baik pula agar kegiatan operasi perusahaan berjalan dengan lancar. Sehingga aktiva perusahaan semakin bertambah dan bisa menutupi semua hutang – hutangnya.