38
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF POLITEKNIK NEGERI AMBON
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan posisi keuangan, khususnya laporan arus kas dan hasil yang telah dicapai dalam hal pengalokasian arus kas perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah metode komparatif, yakni membandingkan rencana dan realisasi kas dari semua aktivitas perusahaan dalam laporan arus kas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. PLN (Persero) Area Makassar masih mampu meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan listrik, walaupun belum mampu menutup beban operasi. Hal tersebut karena kurangnya daya pemakai di luar beban puncak, sehingga perusahaan masih harus mendapatkan droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat. Kata Kunci: Laporan Arus Kas, Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, dan Aktivitas Pendanaan. PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan laporan arus kas, setiap perusahaan dapat memprediksi kemajuan perusahaan setiap tahun berjalan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian maupun kebangkrutan (Henry, 2004). Penyajian laporan arus kas yang disusun oleh bagian keuangan, digunakan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan telah melakukan hal tersebut, maka diharapkan perusahaan akan tetap bertahan, meskipun kondisi ekonomi sedang tidak stabil. Laporan arus kas (document transcript) sebagai penunjang evaluasi kinerja keuangan. Di dalam PSAK No. 2 Paragraf 43 menyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan komponen kas dan setara kas, serta harus menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama dan pos yang ada di neraca (IAI, 2006). Arus kas dari aktivitas operasi, pada umumnya disajikan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Total arus kas bersih dari aktivitas tersebut merupakan kenaikan atau penurunan bersih dari kas selama periode berjalan. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2002). Informasi tersebut, penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar. Laporan arus kas dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai alasan pendanaan, dengan membandingkan antara laba bersih dengan penerimaan atau pengeluaran kas (Niswonger, 2008). Dari laporan arus kas, maka dapat diketahui perubahan posisi kas dan setara kas perusahaan selama periode tertentu. PT. PLN (Persero) Area Makassar merupakan BUMN yang mengelola kelistrikan negara yang pelaksanaannya mendapatkan subsidi dari pemerintah, serta memiliki kewajiban untuk menerbitkan laporan arus kas konsolidasi setiap tahunnya. Untuk meyakinkan kebenaran atas laporan arus kas yang disajikan setiap periode tahun buku, maka pihak eksternal dari Kantor Akuntan Publik melakukan pemeriksaan secara menyeluruh atas
39
penyajian laporan arus kas. Oleh karena itu, keakuratan data merupakan komponen penting dalam laporan arus kas. Kebutuhan investasi PLN yang semakin meningkat dan terus tumbuh di masa depan, sehingga pendanaan dari pihak eksternal tidak dapat dihindari. Penerbitan obligasi maupun dana pinjaman merupakan langkah strategis yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan terhadap infrastruktur listrik sebagai bagian dari Public Service Obligation (PSO) yang melekat pada proses bisnis perusahan. Namun, baik penerbitan obligasi maupun pinjaman dana dari pihak eksternal mempunyai konsekuensi biaya modal (cost of capital) yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tersebut berkaitan dengan jumlah, waktu dan skema pembayaran yang harus menjadi perhatian perusahaan. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah apakah laporan arus kas PT. PLN (Persero) Area Makassar dapat menjadi keputusan investasi modal? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi keuangan, khususnya laporan arus kas dan hasil yang telah dicapai dalam pengalokasian arus kas PT. PLN (Persero) Area Makassar. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Arus Kas Laporan perubahan posisi keuangan menjadi bagian tak terpisahkan dalam laporan keuangan sejak dikeluarkannya Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, dimana laporan perubahan posisi keuangan yang dimaksud adalah laporan arus kas (IAI, 2006). Aktivitas yang berkaitan dengan arus kas dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu: (a) aktivitas yang menghasilkan kas (cash in flow atau sumber penerimaan kas), dan (b) aktivitas yang mengakibatkan pengeluaran kas (cash out flow atau sumber penggunaan kas) (Welseh & Purwatiningsih, 2004). Pemakai laporan arus kas lebih tertarik pada laporan secara rinci tentang kas masuk dan kas keluar dari kegiatan operasi. Klasifikasi menurut aktivitas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas, terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas (IAI, 2006). Laporan arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan mengenai (Sirait, 2000): 1. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan mempengaruhi jumlah dan waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang informasi arus kas maupun kas, sehingga memungkinkan pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dengan arus kas periode mendatang dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut berguna untuk meningkatkan daya pembanding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
40
2. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas periode mendatang. Selain itu, juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya, serta menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih maupun dampak perubahan harga. Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara dengan kas dari suatu perusahaan pada periode tertentu (Harahap, 2001). Laporan arus kas menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari operasinya, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasi, serta membayar kewajiban dan deviden (Sirait, 2000). Aktivitas Operasi Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah berasal dari operasinya. Perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi, yakni (IAI, 2006): 1. Penjualan kas dari penjualan barang dan jasa. 2. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. 4. Pembayaran kas pada karyawan. 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anulitas dan manfaat asuransi lainnya 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, kecuali jika dapat didefinisikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. 7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Aktivitas Investasi Entitas melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas yang berasal dari dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (IAI, 2006). Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah: 1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya. 3. Perolehan saham dan atau instrumen keuangan perusahaan lain. 4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasan. 5. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, option contracts dan swap contracts, kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan. 6. Jika suatu kontrak dimasukan untuk menangkal (hedge) suatu posisi yang dapat diidentifikasi, maka arus kas dari kontrak tersebut diklasifikasikan dengan cara yang sama seperti arus kas dan posisi yang ditangkal (hedge).
41
Aktivitas Pendanaan Pengungkapan arus kas secara terpisah yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan oleh perusahaan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas periode mendatang oleh pemasok modal perusahaan (Hendrisen & Liyono, 2010). Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan yaitu (IAI, 2006): 1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya. 2. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. 3. Penerimaan dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Obyek penelitian ini pada PT. PLN (Persero) Area Makassar yang lokasinya di Jl. Monginsidi No. 2 Makassar. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Oktober sampai November 2015. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan untuk pengujian adalah metode komparatif, yakni membandingkan rencana dan realisasi kas dari semua aktivitas perusahaan yang ada didalam laporan arus kas (Munawir, 2002). HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Rencana Cash Flow Pada tahun 2012 rencana arus kas keluar dan arus kas masuk yang direncanakan oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 85.018.323 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 998.981 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.161.608.115 2. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.079.400.658 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar. 42.733.398 c. Penerimaan UJL sebesar 6.882.147 d. Pendapatan operasi lain sebesar 4.968.362 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 82.910.201 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 120.182 g. Droping biaya operasi dari PLN Kantor Wilayah sebesar 30.042.120 3. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi dan pendanaan masing-masing nihil. Perbandingan antara rencana arus kas masuk dan arus kas keluar tahun 2012 menunjukkan selisih defisit, dimana jumlah kas masuk sebesar Rp 1.247.057.068 lebih kecil dibandingkan arus kas keluar sebesar Rp 1.247.625.419 atau memiliki selisih Rp 568.351.
42
Tahun 2013 rencana arus kas keluar dan arus kas masuk yang direncanakan oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 59.102.381 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 360.028 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.204.243.348 2. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.012.692.321 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 16.231.821 c. Penerimaan UJL sebesar 241.810 d. Pendapatan operasi lain sebesar 1.201.080 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 137.241.590 f. Droping dari YDP sebesar 220.101 g. Droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat sebesar 90.975.807 3. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi dan pendanaan masing-masing nihil. Setelah diselesaikan antara cash in flow dan cash out flow tahun 2013, rencana cash in flow menunjukkan defisit sebesar Rp 5.000.227, sehingga PT. PLN (Persero) Area Makassar pada tahun 2013 mendapatkan kerugian kas yang disebabkan dana yang ditransfer ke PLN Pusat sebesar Rp 1.263.804.757, sedangkan pendapatan penjualan sebesar Rp 1.258.804.530 . Di tahun 2014 rencana arus kas keluar dan arus kas masuk PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 33.142.199 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 0 c. Transfer ke PLN Pusat sebesar 180.821.102 2. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. pendapatan penjualan sebesar 1.200.021.552 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 29.579.707 c. Penerimaan UJL sebesar 0 d. Pendapatan operasi lain sebesar 826.349 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 25.280.192 f. Droping dari YDP sebesar 312.161 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Pusat sebesar 36.161.219 3. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi dan pendanaan masing-masing nihil. Pada tahun 2014 menunjukkan adanya selisih arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi yang defisit sebesar Rp 1.782.121, dimana pemasukan dari pendapatan tetap diperkirakan lebih kecil dari beban operasi yang harus ditanggung oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar. Hasil Analisis Realisasi Realisasi arus kas tahun 2012 yang dicapai PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 94.642.779 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 1.033.987 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.365.323.493
43
2.
Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.309.985.022 b. Pendapatan dari sambungan sebesar 45.229.611 c. Penerimaan UJL sebesar 7.264.472 d. Pendapatan operasi lain sebesar 6.246.727 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 26.968.968 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 394.005 g. Droping biaya operasi dari PLN Kantor Wilayah sebesar 62.320.761 3. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) a. Investasi pendirian tetap sambung baru sebesar 2.737.977 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) a. Droping dari PLN Kantor Pusat untuk investasi sebesar 2.737.977 b. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. Pada tahun 2012 realisasi cash out flow dan cash in flow PT. PLN (Persero) Area Makassar menunjukkan kenaikan sebesar Rp 2.590.693.000 karena surplus pada aktivitas operasi. Sedangkan, untuk kas bersihnya menunjukkan adanya kenaikan sebesar Rp 2.590.693.000, sehingga ada peningkatan saldo akhir di kas/bank sebesar Rp 7.477.338.000. Realisasi arus kas tahun 2013 yang dicapai oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 59.818.337 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 372.150 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.507.917.444 2. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.364.692.263 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 72.431.157 c. Penerimaan UJL sebesar 609.973 d. Pendapatan operasi lain sebesar 2.876.901 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 12.631.943 f. Droping dari YDP sebesar 444.915 g. Droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat sebesar 139.568.349 3. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) a. Investasi pendirian tetap penyambungan baru sebesar 23.898.894 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Droping dari PLN Kantor Pusat untuk investasi sebesar 23.898.894 5. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. Pada tahun 2013 PT. PLN (Persero) Area Makassar mendapat kenaikan kas/bank sebesar Rp 25.147.570.000, dimana aktivitas operasi mengalami surplus sebesar Rp 25.147.570.000, sehingga saldo awal yang berjumlah Rp 779.905.000 mengalami kenaikan sebesar Rp 28.922.499.000 pada akhir periode tahun 2013. Realisasi arus kas masuk dan arus kas keluar tahun 2014 yang dicapai PT. PLN (Persero) Area Makassar sebagai berikut: 1. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 33.478.424 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 0
44
c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 132.956.320 2. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 124.814.073 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 61.554.936 c. Penerimaan UJL sebesar 0 d. Pendapatan operasi lain sebesar 987.448 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 24.280.442 f. Droping dari YDP sebesar 362.219 g. Droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat sebesar 37.161.307 3. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Investasi pendirian tetap sambung baru sebesar 10.629 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Droping dari PLN Kantor Pusat untuk investasi sebesar 10.629 5. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. Pada tahun 2014 PT. PLN (Persero) Area Makassar mengalami kenaikan kas sebesar Rp 82.725.681.000, yang disebabkan kenaikan saldo kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 82.725.681.000, sehingga saldo awal yang semula Rp 779.905.000 naik menjadi Rp 83.505.586.000 pada akhir periode 2014. Hasil Analisis Komparatif Rencana dan realisasi arus kas yang dibuat oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar tahun 2012, sebagai berikut: 1. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 85.018.323 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 998.981 c. Tranfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.161.608.115 2. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 94.642.779 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 1.033.987 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.365.323.493 3. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.079.400.658 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 42.733.398 c. Penerimaan UJL sebesar 6.882.147 d. Pendapatan operasi lain sebesar 4.968.362 e. Pendapatan (pengeluaran ) lain sebesar 82.910.201 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 120.182 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 30.042.120 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.309.985.022 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 45.229.611 c. Penerimaan UJL sebesar 7.264.472 d. Pendapatan operasi lain sebesar 6.246.727 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 26.968.968 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 394.005 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 62.320.761 5. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi masing-masing nihil.
45
6. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Investasi pendirian tetap sambung baru sebesar 2.737.977 7. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Droping dari PLN Kantor Pusat untuk investasi sebesar 2.737.977 8. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. 9. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. Tahun 2012 jumlah kas bersih pada aktivitas operasi direncanakan akan mengalami defisit sebesar Rp 568.351. Namun, dalam realisasinya setelah dilakukan perbandingan antara rencana dan realisasi arus kas, pada tahun 2012 arus kas PT. PLN (Persero) Area Makassar justru mengalami surplus sebesar Rp 2.590.693. Sedangkan, rencana arus kas dari investasi menunjukkan hasil yang nihil. Dan, saldo akhir kas/bank yang direncanakan Rp 5.454.996 ternyata hanya dapat direalisasikan oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar sebesar Rp 1.204.342.348. Rencana dan realisasi arus kas yang dibuat oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar tahun 2013, sebagai berikut: 1. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 59.818.337 b. Transfer sebesar sebesar 7.477.338 2. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 59.102.381 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 360.020 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat iuran ke YDP sebesar 372.150 d. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 1.507.917.444 3. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.012.692.231 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 16.231.821 c. Penerimaan UJL sebesar 241.810 d. Pendapatan operasi lain sebesar 1.201.080 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 137.241.590 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 220.101 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 90.979.807 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 1.364.692 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 72.431.157 c. Penerimaan UJL sebesar 609.973 d. Pendapatan operasi lain sebesar 2.876.901 e. Pendapatan (pengeluaran ) lain sebesar 12.631.943 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 444.915 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 139.568.349 5. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi masing-masing nihil: 6. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Investasi pendirian tetap sambung baru sebesar 23.898.894 7. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Droping dari PLN Kantor Pusat untuk investasi sebesar 23.898.894 8. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. 9. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil.
46
Hasil analisis komparasi antara rencana dan realisasi arus kas yang telah dicapai PT. PLN (Persero) Area Makassar tahun 2013, menunjukkan realisasi peningkatan kas/bank sebesar Rp 25.147.570, dimana peningkatan kas ditunjukan oleh besarnya jumlah saldo dari aktivitas operasi sebesar Rp 25.147.570. Sedangkan, berdasarkan rencana arus kas menunjukkan saldo kas/bank mengalami penurunan sebesar Rp 5.000.227, yang artinya tahun 2013 pencapaian targetnya sebesar Rp 20.147.343. Pada tahun 2014 berdasarkan laporan arus kas antara rencana dan realisasi cash flow menunjukkan adanya selisih arus kas, yakni: 1. Rencana arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 33.142.199 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 0 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 180.821.102 2. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Biaya operasi sebesar 33.478.424 b. Transfer iuran ke YDP sebesar 0 c. Transfer ke PLN Kantor Pusat sebesar 132.956.320 3. Rencana arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 120.021.552 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 29.579.707 c. Penerimaan UJL sebesar 0 d. Pendapatan operasi lain sebesar 826.349 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 25.280.192 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 312.161 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 36.161.219 4. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas operasi (dalam ribuan Rupiah) a. Pendapatan penjualan sebesar 124.814.073 b. Pendapatan biaya sambungan sebesar 61.554.936 c. Penerimaan UJL sebesar 0 d. Pendapatan operasi lain sebesar 987.448 e. Pendapatan (pengeluaran) lain sebesar 24.280.442 f. Droping dari YDP untuk pembayaran pensiun sebesar 362.219 g. Droping biaya operasi dan PLN Kantor Wilayah sebesar 37.161.219 5. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas investasi masing-masing nihil. 6. Realisasi arus kas keluar dari aktivitas infestasi (dalam ribuan Rupiah) Investasi pendirian tetap sambung baru sebesar 10.629 7. Realisasi arus kas masuk dari aktivitas investasi (dalam ribuan Rupiah) Droping dari kantor pusat untuk investasi sebesar 10.629 8. Rencana arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. 9. Realisasi arus kas keluar dan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan masing-masing nihil. Berdasarkan hasil analisis komparasi antara rencana dan realisasi arus kas menunjukkan bahwa untuk rencana ada penurunan kas sebesar Rp 1.782.121. Namun, yang dapat direalisasikan mengalami kenaikan kas/bank sebesar Rp 82.725.593. Hal tersebut berarti realisasi melebihi target sebelumnya, dimana rencana saldo akhir kas/bank hanya Rp 3.664.319, ternyata yang dicapai melebihi sebesar Rp 83.505.498 pada akhir periode tahun 2014. Jadi, dalam tiga tahun terakhir PT. PLN (Persero) Area Makassar masih mampu meningkatkan pendapatan utamanya melalui penjualan listrik, dimana setiap tahun mengalami peningkatan meskipun belum mampu menutup beban operasi, karena kurangnya
47
daya pemakai diluar beban puncak, sehingga PT. PLN (Persero) Area Makassar masih harus mendapatkan droping biaya operasi dari Kantor PLN Pusat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. PT. PLN (Persero) Area Makassar mampu meningkatkan pendapatan utamanya dari hasil penjualan listrik yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan, walaupun belum mampu menutup beban operasi, karena kurangnya daya pemakai di luar beban puncak, sehingga perusahaan masih perlu mendapat droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat. 2. Anggaran aliran kas (cash flow) yang berisikan perkiraan dan proyeksi mendatang serta catatan arus kas (cash flow) periode sebelumnya dapat digunakan oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar untuk memberikan informasi pengelolaan keuangan periode sebelumnya. Proyeksi aliran kas (cash flow) berguna untuk memperkirakan waktu dan jumlah pinjaman baru yang diperlukan selama setahun, maupun waktu serta rencana jumlah pembayaran pinjaman untuk periode mendatang. Saran 1. Disarankan agar PT. PLN (Persero) Area Makassar dapat mengawasi beban produksi yang kurang efisien dan keputusan kurang tepat, sehingga perusahaan perlu mengunakan alternatif lain dalam melakukan investasi jangka panjang, agar tidak ada lagi droping biaya operasi dari PLN Kantor Pusat. 2. Penggunaan kas untuk biaya usaha dan biaya lain-lain perlu direncanakan oleh PT. PLN (Persero) Area Makassar, sehingga dapat menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan inefisiensi. DAFTAR PUSTAKA Henry. 2004. Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Bumi Aksara. Harahap. 2001. Intermediate Accounting. 18th Edition. USA: South Western, Thomson. Hendrisen & Liyono. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Bumi Aksara. IAI. 2006. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Liberty. Niswonger. 2008. Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Sirait. 2000. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas. Edisi Kedua. Jakarta: Grasindo. Welseh & Purwatiningsih. 2004. Sumber dan Penggunaan Kas. Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo.