Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
ANALISIS KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN SISTEM PENERIMAAN DENGAN MENGGUNAKAN VOUCHER PADA PT. PLN BATAM
Siti Wahyuni Fakultas EkonomiUniversitas Batam Jl. Abulyatama No. 5 Batam 29400 E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Aim this study to determine income and service zoom on consumer at territorial Batam's City Observational trick to be used at this study is based on kuantitaf and kualitatif, since was presented by this study with positivisme's philosophy and objectivity. While scholarship is gotten from primary data and skunder. That showed's result with marks sense prabayar's electricity therefore will increase it income and reducing total credit on PT. PLN Batam. Key Words: Acceptance, Credit LATAR BELAKANG Era globalisasi saat ini, menuntut organisasi ataupun perusahaan untuk senantiasa meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Mengingat besarnya peranan inovasi bagi setiap organisasi public dan swasta dalam era global membawa dampak dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi meningkatkan kualitas pelayanan. Begitu pula dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), haruslah bisa membuat inovasi baru. Apalagi PLN bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum yang kebutuhannya meningkat setiap tahunnya. Industri di Indonesia semakin berkembang, sehingga membutuhkan tenaga listrik yang lebih banyak. Oleh karena itu diperlukan peningkatan inovasi untuk menarik pelanggan baru dan memperluas hubungan pelanggan. Listrik sebagai sumber kehidupan masyarakat, mempunyai fungsi sebagai penerang dan energy dalam mengembangkan segala bentuk usaha dan aktivitas sehari-hari. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa listrik memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pengembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan dan keinginan masyarakat modern akan suatu layanan yang mampu memberikan kemudahan, kecepatan,dan kepraktisan dalam bertransaksi. Masyarakat dewasa ini sangat membutuhkan segalanya menjadi lebih mudah. Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa “ketergantungan” akan kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan kebutuhan listrik selain PT. PLN. Menyikapi tuntutan tersebut PT PLN (Persero) mengembangkan suatu produk layanan berbasis teknologi informasi yang disebut “Prabayar” atau “Listrik Prabayar”. Dimana sebelum sistem prabayar yang digunakan yaitu sistem pasca bayar. Adapun manfaat yang diperoleh PT. PLN (Persero) dengan sistem prabayar yaitu : Mempercepat penerimaan arus kas; Mengurangi keluhan khususnya yang terkait dengan kesalahan pencatatan 20
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
meter; Siklus tagihan yang lebih sederhana dan murah; Mengurangi kecurangan atau kesalahan baca meter; Meniadakan tunggakan; dan Menekan biaya operasional akibat tidak adanya kegiatan catat meter dan pemutusan. Adanya perbedaan antara pasca bayar ke prabayar akan berdampak meningkatnya penerimaan ke perusahaan atau dengan kata lain piutang yang dimiliki perusahaan akan berkurang.
LANDASAN TEORI Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. (Yadiati, 2007) Menurut Munawir (2010:5) pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Harahap (2009:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi keuangan. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari: Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal (equity) pada suatu tanggal tertentu. Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Laporan laba rugi (income statement) merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu. Menurut Munawir (2010:18) hutang adalah semua kewajiban-kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut: Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 1. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses). 2. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses). 3. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan. Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu, yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik (investment by and distributions to owner’s.) Laporan arus kas (cash flow statement) berisi seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasa dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu. Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) berisi informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan keuangan di atas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosedur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalahaset,kewajiban, danekuitas. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalamlaporan laba rugiadalahpenghasilandanbeban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsurlaporan laba rugidan perubahan dalam berbagai unsurneraca. 21
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
Tujuan Laporan Keuangan yaitu : Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Menurut Kasmir (2011:68) tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut: Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi. Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas. Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya. Dari tujuan pelaporan dalam teoriakuntansi yang telah diuraikan di atas, diakui bahwa kenyatannya masih ada kelemahan yang dirasakan dari konseptual framework tersebut. Kelemahan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan erosi kredibilitas pelaporan keuangan, seperti berikut ini: Metode akuntansi kadang diterapkan untuk melakukan praktik income smoothing secara artificial. Laporan keuangan gagal memberiakn tanda terhadap masalah keuangan perusahaan di masa mendatang. Off balance sheet financing dianggap praktik lazim. Sesudah semua pos yang direkonsiliasi diperhitungkan, kedua jumlah yang ditetapkan sebagai saldo yang disesuaikan harus sama. Prinsip Pengawasan Terhadap Kas Beberapa prinsip pengawasan terhadap kas adalah sebagai berikut: Adanya pembagian tugas antara penerima, penyimpanan dan pembukuan kas. 1. Setiap penerimaan harus segera disetor ke bank (diberikan batas waktu penyetoran misalnya : paling lambat satu hari). 2. Gunakan sistem voucher untuk pengeluaran, agar pengeluaran – pengeluaran untuk pribadi dapat dicegah, setidak – tidaknya dikurangi. 3. Sistem kas kecil diselenggarakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang kecil (dengan penetapan jumlah maksimum), dan kas kecil tersebut sebaiknya diselenggarakan dalam bentuk dana tetap (imperest fund). 4. Dibagian keuangan ditunjuk seorang petugas untuk mencatat semua penerimaan. Baik dalam bentuk uang tunai, cek maupun bilyet giro dalam suatu daftar tersendiri. 5. Kecuali pembayaran melalui kas kecil, maka pengeluaran sebaiknya dengan cek. 6. Pejabat yang mengeluarkan cek harus mempunyai daftar, untuk mencatat semua cek yang telah dikeluarkan. 7. Kas opname diadakan dengan jarak waktu yang tidak teratur dan mendadak. Sumber – sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari : Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas. 1. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 2. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wessel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka panjang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 3. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan pihutang karena adanya penerimaan 22
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya. 4. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode – periode sebelumnya. Cash flow atau laporan arus kas melaporkan penerimaan (receipt) Aktivitas Operasi Menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan, karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan rugi-laba, yang dilaporkan dengan dasar akrual sedangkan cash flow atau arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas dari pelanggan. Aktivitas Investasi. Meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian dan penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain. Pada laporan cash flow atau laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan cash flow atau laporan arus kas. 1. Aktivitas Pendanaan. Meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup : Pengeluaran saham. a. Peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi. b. Penjualan saham perbendaharaan . c. Pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. d. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman. e. Pembayaran bunga. Sistem Penerimaan Pengertian Penerimaan Kas Menurut PSAK No.9, definisi kas adalah : Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani penerimaan perusahaan. Kerangka Berfikir Pra Bayar Pemanfaatan listrik prabayar menguntungkan pelanggan karena dengan menggunakan layanan tersebut pelanggan dapat mengatur pemakaian listrik dan dapat mematok anggaran biaya listrik bulanan. Selain itu, pelanggan juga terlepas dari masalah kesalahan catat penggunaan listrik serta terbebas dari sanksi pemutusan telat bayar listrik. Secara otomatis layanan ini juga mengatasi keluhan pelanggan tentang pembacaan meter oleh petugas PLN yang tidak akurat. Pelanggan juga tidak perlu khawatir mati listrik mendadak saat stroom yang tertera di meter sudah habis. Karena secara otomatis, meteran prabayar akan memberikan alarm jika jumlah kilowatt hour sudah mulai habis. Produk prabayar memungkinkan bagi pengguna listrik di Indonesia untuk tetap menggunakan listrik sesuai dengan apa yang mereka bayar, tanpa biaya – biaya tambahan lainnya, tanpa adanya pemutusan, pengguna bisa lebih mandiri untuk mengatur penggunaan listrik mereka 23
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
sendiri tanpa campur tangan pihak lain, voucher lebih mudah, lebih praktis, dan dengan harga yang sama. Keuntungan bagi PLN, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk melakukan pengecekan terhadap setiap pelanggan setiap bulannya, mengurangi pemborosan listrik yang dilakukan pengguna karena lebih bisa diawasi, cash flow yang lebih lancar karena semua transaksi terjadi di depan dan tanpa penunggakan, dan lain –lain. Keuntungan lain, dengan menggunakan listrik prabayar pelanggan tidak dikenakan biaya abonemen lagi. Soal tarif, menurut PLN, sebenarnya tidak ada perbedaan tarif antara listrik pasca bayar dan prabayar. Bedanya jika menggunakan listrik prabayar itu tidak ada rekening mi-nimum sehingga kalau pemakaian rendah tidak kena rekening minimum. Pasca Bayar Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik pasca bayar, yaitu pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung, dan menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu tertentu. PT. PLN lambat laun, sistem ini menghadapi banyak sekali kelemahan, diantaranya seperti yang dijelaskan di atas, yaitu pemborosan terhadap pemakaian yang tidak teratur, pembayaran yang tertunda oleh pengguna, sehingga berdampak cash yang diterima PLN tidak lancar dan mengakibatkan kerugian pelanggan yang tidak membayar rekening bulanan setelah waktu tertentu. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Guna menjawab perumusan masalah penelitian yang sudah ditetapkan, peneliti memilih pendekatan penelitian. Pendekatan ini disesuaikan dengan kebutuhan pencarian jawaban atas pertanyaan penelitian (perumusan masalah). Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Desain Penelitian Sosial dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan: 1. Pendekatan Kuantitatif, 2. Pendekatan Kualitatif Menurut Sugiyono (2006:1) metode pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Metode kuantitatif sering juga disebut metode traditional, ilmiah, dan metode discovery. Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai nilai bebas. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dilakukan peneitian ini adalah PT PLN Batam bagian keuangan lantai 3 di Jalan Engku Putri No.3 Batam Center, Pulau Batam. Waktu dimulainnya penelitian ini adalah dari bulan Juni sampai dengan September 2014 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan beragam jenis dansumber yang dapatdijabarkan sebagai berikut : Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif jika data tidak dalam bentuk numerik tetapi lebih dapat berupa kata-kata, teks, foto, video, rekaman suara dan sebagainya. Data kualitatif dapat diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data, misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). a. Sumber primer informasi adalah sumber yang merupakan bagian dari atau langsung berhubungan dengan peristiwa atau kejadian yang dikaji. Sumber data ini dapat diperoleh dari informan melalui observasi dan wawancara mendalam. b. Sumber Skunder informasi pada umumnya bukti yang berada satu langkah atau lebih dari peristiwa yang sesungguhnya. Dengan kata lain, data yang diperoleh dalam bentuk dokumen24
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
dokumen yang telah ada yang dapat mendukung data primer. Misalnya buku dan dokumen lain yang dapat menunjang penelitian. Data sekunder diperoleh dari data primer, biasanya dalam publikasi Pengumpulan data sekunder diperoleh berupa: Sejarah singkat Perusahaan Struktur organisasi perusahaan Analisis perbandingan komparatif informasi laporan keuangan sebelum dan sesudah penerapan sistem penerimaan dengan menggunakan voucher pada PT. PLN Batam. Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan adalah: Metode Historis: dilaksanakan dengan membaca dan mempelajari arsip-arsip yang ada dalam perusahaan. Metode Deskriptif Analisis: adalahsuatu metode yang digunakan untuk menggambarkan yang sebenarnya berdasarkan apa yang nampak, biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyajikan data yang digunakan. Metode teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:Penelitian Perpustakaan yaitu dengan mempelajari literatur yang ada hubungannya dengan masalah-masalah yang dibahas, disamping itu dilengkapi informasi dan data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini dari sumber lain. Penelitian Lapangan Studi lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data primer. Data primer ini adalah data yang diperoleh dari perusahaan secara langsung menjadi inti atau obyek penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengambilan data untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan. Metode Analisis Data Teknik penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan adalah dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yaitu merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dengan mengumpulkan data, disusun, diinterpretasikan, dan dianalisisis sehingga memberikan kesimpulan yang jelas dan objektif terhadap masalah yang ada. dengan mengumpulkan Analisis data kualitatif menurut Bogdan (2010:248) Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis Data menurut Hasan (2006:29) adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya.
HASIL PENELITIAN Sistem Penerimaan Sebelum Menggunakan Voucher Penerimaan adalah dana yang diterima oleh PLN dari pihak lain. Penerimaan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Penerimaan uang dari pelunasan tagihan listrik. Penerimaan ini mencakup empat komponen yaitu : a. Penjualan Tenaga Listrik (PTL). b. Pajak Penerangan Jalan (PPJ). c. Pajak Pertambahan Nilai (PPN R3). d. Bea Materai. 2. Penerimaan uang dari bukan tagihan listrik. Penerimaan ini mencakup sembilan komponen yaitu : a. Biaya Penyambungan (BP). b. Uang Jaminan Langganan (UJL). c. Biaya Keterlambatan (BK). d. Biaya administrasi. e. Penerimaan dan pendapatan penyambungan sementara. 25
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
f. Penerimaan dan pendapatan P2TL atau OPAL. g. Penerimaan dari penjualan dokumen tender. h. Penerimaan dari potongan PUM-KPR dan sewa beli cicilan. i. Penerimaan dan pendapatan lainnya (sewa gedung, sewa tiang, sewa ruangan). Dana receipt dikelola khusus dalam rekening bank receipt yang hanya menampung penerimaan uang dengan sistem lockbox. Pengendalian cash receipt (penerimaan kas) merupakan bagian penting dari sistem pengendalian internal atas kas melalui Rekonsiliasi Bank. Pengendalian penerimaan kas lain mencakup pemisahan tanggung jawab pencatatan transaksi kas dari penanganan kas, penggunaan perkiraan kekurangan dan kelebihan kas untuk selisih antara penerimaan yang dicatat dan penerimaan yang sebenarnya, dan penggunaan dana perubahan kas. Sistem Penerimaan Sesudah Menggunakan Voucher Hal ini harus menjadi prioritas bagi pihak PLN, karena akan lebih mudah bagi PLN untuk mendapatkan keuntungan bagi pelanggan-pelanggan yang baru akan memasang listrik dibanding dengan pelanggan-pelanggan lama yang sudah nyaman menggunakan produk pasca bayar. Dengan menggunakan voucher masyarakat sangat membantu perusahaan didalam melestarikan sumber daya listrik untuk pemanfaatannya ditahun-tahun kedepan dan memberikan banyak keuntungan serta kebaikan bagi pengguna. Sistem pembayaran KWH meter digital yaitu dengan sistem pembayaran modern membeli sebuah voucher elektronik, berisi besaran digital yang berfungsi sebagai pulsa dan sebagai pembanding besaran energi yang digunakan. Secara otomatis sistem ini memutuskan tegangan rumah bila besarantersebut mencapai nilai 0. Pembelian dengan voucher memakai kartu voucher. Perbandingan antara Penerimaan Prabayar dan Pasca Bayar Tabel. 1 Jumlah Penerimaan Prabayar (Voucher) dan Pasca Bayar Periode 31 Desember 2011 Prabayar Pasca Bayar Golongan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Tarif Pelanggan Pelanggan JUMLAH S
23
69.500
2.192
22.751.564.882
JUMLAH R
640
1.360.900
195.654
380.426.989.111
JUMLAH B
0
0
25.769
644.646.255.424
JUMLAH I
0
0
288
503.881.521.658
JUMLAH P
0
0
1.007
59.973.815.027
JUMLAH L
21
1.113.000
1.051
95.808.547.960
TOTAL JUMLAH
684
2.543.400
225.961
1.707.488.694.062
Tabel.2 Jumlah Penerimaan Prabayar (Voucher) dan Pasca Bayar Periode 31 Desember 2012 Prabayar Pasca Bayar Golongan Tarif
Jumlah Pelanggan
Jumlah
Jumlah Pelanggan
Jumlah
JUMLAH S
0
0
2.190
29.254.681.981
JUMLAH R
0
0
194.351
441.899.981.964
JUMLAH B
0
0
27.859
742.944.842.532 26
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
Prabayar
Pasca Bayar
Golongan Tarif
Jumlah Pelanggan
Jumlah
Jumlah Pelanggan
Jumlah
JUMLAH I
0
0
301
568.850.178.555
JUMLAH P
0
0
1.018
63.613.502.838
JUMLAH L
11.633
12.365.628.603
2
24.009.945.308
TOTAL JUMLAH
11.633
12.365.628.603
225.721
1.870.573.133.178
Golongan Tarif
Tabel. 3 Jumlah Penerimaan Prabayar (Voucher) dan Pasca Bayar Periode 31 Desember 2013 Pasca Bayar Prabayar Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Pelanggan Pelanggan
JUMLAH S
0
0
2.185
32.961.348.188
JUMLAH R
0
0
192.580
473.028.582.614
JUMLAH B
0
0
30.331
855.204.098.681
JUMLAH I
0
0
326
683.652.677.771
JUMLAH P
0
0
1.078
67.445.400.098
JUMLAH L
25.225
2
1.691.754.358
TOTAL JUMLAH
25.225
226.502
2.113.983.861.710
38.208.498.892 38.208.498.892
Pembahasan Jumlah Penerimaan PrabayarPada Tahun 2011 Sampai 2013 Dengan adanya sistem voucher yang telah diterapkan PT. PLN Batam dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 tingkat pertumbuhan rata-rata penjualan voucher terus meningkat. Pada tahun 2011 jumlah pelanggan telah mencapai 684 dengan jumlah penerimaan Rp. 2.067.759.478,24, pada tahun 2012 jumlah pelanggan 11.633 dengan jumlah penerimaan Rp. 12.365.628,603,- dan pada tahun 2013 jumlah pelanggan 25.225 dengan jumlah penerimaan Rp. 38.208.498.892,Jumlah Penerimaan Pasca Bayar Pada Tahun 2011 Sampai 2013 Dalam kurun waktu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 ingkat pertumbuhan ratarata tahunan penjualan tenaga listrik terus meningkat. Hal ini didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Pulau Batam. Pada tahun 2011 jumlah penjualan energi listrik telah mencapai 225.961 pelanggan, dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1.707.488.694.062,pada tahun 2012 jumlah pelanggan225.721dengan penerimaan sebesar Rp. 1.870.573.133.178 dan pada tahun 2013 dengan jumlah pelanggan226.502 dengan jumlah penerimaan Rp. 2.113.983.861.710.
27
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
Tabel. 4 Jumlah Piutang Pasca Bayar dari Tahun 2011-2013 Uraian
2011
2012
2013
Umum
3.987.850.094
18.517.583.492
18.794.084.537
TNI/Polri
307.787.735
1.672.243.879
1.844.495.447
Ins Vertikal
4.574.295
1.672.243.879
236.572.369
Pemda
29.816.922
459.599.472
BUMN
11.617.870
3.080.384
Jumlah
4.341.646.916
20.197.606.180
21.337.832.209
Dari tabel diatas terlihat bahwa tingkat perputaran piutang dari tahun 2011 ke tahun 2013 menjadi naik. Dengan kenaikan jumlah piutang setiap tahun maka PT. PLN Batam harus lebih meningkatkan sistem prabayar (voucher).
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Penerapan prosedur penjualan listrik prabayar, PT. PLN Batam sebagai perusahaan milik negara yang aktivitas utamanya adalah mengelola penyediaan energi tenaga listrik bagi kepentingan umum memiliki peran dalam mengatasi krisis energi yang sedang terjadi terutama energi listrik. Strategi dan kebijakan inovatif yang dilakukan PT. PLN Batam sebagai perwujudan peran perusahaan adalah dengan diciptakannya layanan Listrik Prabayar. • Mengendalikan sendiri pemakaian • Pembelian disesuaikan kemampuan • Tidak ada sanksi pemutusan privasi tidak terganggu • Kemudahan pembelian token atau pulsa • Tanpa uang jaminan pelanggan • Tanpa dikenakan biaya beban 2. Minat beli konsumen terhadap produk listrik prabayar PT. PLN Batam dari tahun ke tahun meningkat artinya minat beli konsumen sangat menarik. konsumen memberikan tanggapan yang positif mengenai pelaksanaan promosi penjualan yang dilakukan oleh PT. PLN Batam mengenai produk listrik prabayar. 3. Perlakuan Akuntansi Listrik Prabayar (LPB) pada PT. PLN (Persero) Batam sudah berjalan dengan baik. Karena, telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya pencatatan setiap transaksi yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta: BPF Bogdan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rosda Bahri Djamarah, Syaiful. Brannen, Julia. 2005, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Cetakan VI. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Samarinda. Bodnar, George H. and Wiliam S. Hopwood. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Indonesia. Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Deliarnov, Mencakup Berbagai Teori dan Konsep yang Komprehensif, Erlangga, Jakarta, 2006, hal. 201 Darsono, dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, edisi pertama, Penerbit : Andi, Yogyakarta Harahap. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syafri, (2007), teori akuntansi, ed. Revisi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. 28
Zona Akuntansi, ISSN 2087 – 7315
Volume 9, No. 2, Desember 2016, hlm. 20- 29
Hanafi Dr., M.B.A. 2008. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hartantyo, Heru dan Romatan Alex Y, 2011, Resume Laporan Keuangan I : Income Statement. 2011 : Jakarta. Horngren, Charles T. 2006. Akuntansi. Jakarta: PT Indeks Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan per Juli 2009, Jakarta, Salemba Empat. Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1 edisi 6, Jakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara Yogyakarta. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Rajagrafindo Persada. Jakarta. Kieso,D.E.,Weygandt,J.J.,&Warfield,T.D.(2005).IntermediateAccounting. Lyn M. Fraser, Aileen Ormiston, Memahami Laporan Keuangan, Edisi Keenam, PT. Indeks Jakarta, 2004, Hal 146. Munawir. 2010. Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Salemba Empat. Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Muqodim. 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta. Skousen, Stice, Stice. 2009. Akuntansi Intermediate, Edisi : 16, Buku 1, Salemba Empat : Jakarta. Suryanto, Bagong dan Sutinah. 2005, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiono. 2009. Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Grasindo. Jakarta Subramanyam, K.R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Salemba Empat. Wahyu Maulani (2010).Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi –Definisi, Arti,Fungsi, dan Kegunaan atau Belajar Ilmu Akuntansiatau Accounting. Warren, Carl S, James M Reeve, and Philip E. Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Buku Kesatu, Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Yadiati, Winwin dan Ilham Wahyudi 2006. Pengantar Akuntansi. Penerbit Penada Media Group. Jakarta. Wilopo. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1: Penyajian Laporan Keuangan. Jakarta: IAI.
29