ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY
LILA FERLISTYA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, November 2014 Lila Ferlistya NIM H24124017
ABSTRAK LILA FERLISTYA. Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry. Dibimbing oleh ABDUL BASITH dan FARIDA RATNA DEWI. Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan penyebaran risiko melalui beberapa alternatif yang berbeda dengan membentuk portofolio atas sejumlah sekuritas. Pentingnya penilaian kinerja portofolio saham bagi investor yang nantinya bermanfaat bagi investor dalam menginvestasikan saham. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi saham, kinerja saham, komposisi portofolio saham dan kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer Goods Industry. Metode analisis data dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk menentukan paket portofolio optimal. Data penelitian menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif selama tahun 2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics tahun 2009-2013, Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek Indonesia dan website Bank Indonesia. Metode penentuan sampel mengunakan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sahamsaham sektor Consumer Goods Industry yang aktif terdaftar sebagai anggota indeks LQ 45 selama periode 2009 sampai dengan 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 saham yang menjadi kandidat portofolio dengan nilai cut-of-point sebesar 0,019. Portofolio optimal dibentuk oleh 4 saham dengan proporsi dana saham yaitu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar 33%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sebesar 29%, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar 27%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebesar 11%. Kesimpulan yang diperoleh adalah investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke dalam portofolio optimal yang terdiri dari saham UNVR, INDF, GGRM dan KLBF. Kata kunci : portofolio, sektor consumer goods industry
ABSTRACT LILA FERLISTYA. Stock Portfolio Performance Analysis Sector of Consumer Goods Industry. Supervised by ABDUL BASITH and FARIDA RATNA DEWI. Portfolio is a combination of securities with expected return and some risks that can be minimized by distributing risk through several different alternatives by forming a portfolio with several securities. By making diversification, investor can be done by forming combination of portfolio to reduce the rate of risk and optimizes the rate of expected return. The aims of this study are to analyze the condition of the stock, stock performance, composition of stock portfolio and optimal portfolio combination. Method of data analysis using Single Index Model to determine the set of optimal portfolio. Research data using quantitative secondary data for 2009-2013. Data obtained from IDX Statistics for 2009-2013, Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) of Indonesia Stock Exchange and website of Bank Indonesia. Sampling method using purposive sampling. Sample in this study are the sector of Consumer Goods Industry that actively enrolled as a member of LQ 45 during 2009 to 2013. This research results showed that there were four stocks of portfolio candidates with the cut-ofpoint (C*) of 0.019. Optimal portfolio is formed by four stocks with the fund proportion are the stock of Unilever Indonesia Tbk (UNVR) at 33%, Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) at 29%, Gudang Garam Tbk (GGRM) at 27%, Kalbe Farma Tbk (KLBF) at 11%. In conclusion is a rational investor will invest their funds in optimum portfolio that comprise stock of UNVR, INDF, GGRM and KLBF. Keywords: optimal portfolio, single index model
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SEKTOR CONSUMER GOODS INDUSTRY
LILA FERLISTYA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry Nama : Lila Ferlistya NIM : H24124017
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Basith, MS Pembimbing I
Farida Ratna Dewi, SE, MM Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2014 sampai September 2014 ini ialah portofolio saham, dengan judul Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh sarjana S-1 Departemen Manajemen pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Abdul Basith, MS dan Ibu Farida Ratna Dewi,SE,MM selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, November 2014 Lila Ferlistya
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Ruang Lingkup
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pengertian Investasi
4
Tipe-Tipe Investasi
4
Saham
5
Tingkat Pengembalian Investasi
6
Risiko Investasi
6
Portofolio
7
Konsep Model Indeks Tunggal
8
Penelitian Terdahulu
8
METODE
10
Kerangka Pemikiran
10
Lokasi dan Waktu Penelitian
12
Jenis dan Sumber Data
12
Metode Pengumpulan Data
13
Metode Penentuan Sampel
13
Metode Analisis Data
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Gambaran Umum Objek Penelitian
18
Pergerakan Harga Saham Emiten
19
Hasil Analisis
22
Pembentukan Portofolio Optimal
24
Implikasi Manajerial
26
DAFTAR ISI (lanjutan) SIMPULAN DAN SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN
30
RIWAYAT HIDUP
45
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013 E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013 Alpha, Beta dan Variance Error saham Penentuan kandidat portofolio optimal Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal E(Rp), σi, ERB portofolio dan koefisien variasi
2 18 22 23 24 25 25 26
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5.
Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 Kerangka pemikiran penelitian Pergerakan harga saham (closing price) emiten Pergerakan IHSG dan harga saham emiten Proporsi dana saham
2 12 20 21 26
DAFTAR LAMPIRAN 1. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Unilever periode tahun 2009-2013 2. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Gudang Garam periode tahun 2009-2013 3. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Indofood Sukses Makmur periode tahun 2009-2013 4. Perhitungan Return Realize, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Kalbe Farma periode tahun 2009-2013 5. Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013 6. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun 2009-2013
PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini investasi merupakan salah satu topik yang sedang berkembang di Indonesia, karena sebagian masyarakat Indonesia sudah banyak menggeluti dunia investasi. Perkembangan dunia investasi juga ditandai dengan bertambahnya jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hingga saat ini mencapai 495 emiten yang terdaftar. Investasi, pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim 2005). Dunia investasi mengandung unsur ketidakpastian atas risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Hal yang bisa investor lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan (Husnan 1998). Markowitz membuat asumsi “the average investor is cautious and wants to take the smallest possible risk to secure the greatest possible return” (Cohen et al. 1987). Risiko dan expected return dari investasi memiliki hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar juga tingkat expected return yang akan diterima oleh investor. Salah satu strategi investor untuk meminimalkan risiko investasi pada saham yaitu dengan melakukan investasi dalam bentuk portofolio. Portofolio adalah kombinasi dari sekuritas dengan tingkat return yang diharapkan dan beberapa risiko yang dapat diminimalisir dengan melakukan diversifikasi (penyebaran risiko) melalui, beberapa alternatif yang berbeda dengan membentuk portofolio atas sejumlah sekuritas. Sebelum mengambil keputusan berinvestasi investor rasional akan memilih untuk berinvestasi pada portofolio yang paling efisien di antara kumpulan portofolio yang ada. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri dan indeks manufaktur (industri pengolahan) yang merupakan indeks gabungan dari 3 sektor industri. Kesepuluh indeks sektoral tersebut terdiri atas sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Transportasi dan Infraktruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, Manufaktur (gabungan dari sektor Industri Dasar dan kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi) (Tandelilin 2010). Total dari emiten-emiten yang termasuk dari sepuluh sektor tersebut adalah 495 emiten. Pergerakan indeks harga saham tiap sektor digambarkan ke dalam Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Pertumbuhan Indeks Sektoral berikut ini dilihat dari persentase pertumbuhan harga saham dari tahun sebelumnya yang terdapat pada Tabel 1.
2 Tabel 1 Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 Tahun Industri Agricultural Mining Basic Industry Miscelaneous Industry Consumer Goods Industry Property and Real Estate Infrasructure Finance Trade and Services Manufacturing
2008
2009
2010
2011
2012
2013
-66,65% -73,16% -43,30%
90,81% 151,06% 102,93%
30,30% 48,59% 41,37%
-6,05% -22,66% 5,43%
-3,87% -26,41% 28,97%
3.73% -23.31% -8.70%
-99,95%
179,84%
60,78%
35,59%
1,93%
-9.84%
-25,04%
105,39%
63,06%
20,22%
18,99%
13.81%
-58,90%
41,85%
38,35%
12,88%
42,44%
3.20%
-43,90% -32,33% -62,18% -41,31%
48,57% 70,94% 85,91% 123,65%
12,45% 54,82% 71,92% 55,60%
-14,62% 5,38% 22,80% 20,57%
29,75% 11,86% 27,27% 15,66%
2.52% -1.77% 4.84% 0.24%
Sumber : IDX Statistics tahun 2008-2013 (data diolah) Pada Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Sektoral sepanjang tahun 2008-2013 mengalami pertumbuhan positif dan negatif. Pada sektor Consumer Goods Industry tahun 2008 mengalami penurunan yang paling kecil diantara sektor lainnya dan juga pada tahun 2013 sektor ini mengalami kenaikan paling besar pada indeks harga saham sektoralnya. Pada Gambar 1, pergerakan Indeks Harga Saham Sektoral tahun 2008-2013.
Gambar 1 Pergerakan indeks harga saham sektoral tahun 2008-2013 (IDX Statistics tahun 2008-2013)
3 Berdasarkan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 4 sektor yang mengalami peningkatan IHSS yaitu sektor Consumer Good, Property and Real Estate, Trade and Services dan Manufacturing. Dari keempat sektor tersebut terlihat peningkatan IHSS tahun 2008-2013 yang paling besar adalah sektor Consumer Goods Industry. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja dari emitenemiten yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry sudah baik dan terjadi peningkatan investasi pada sektor ini. Sampai saat ini, saham yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry termasuk salah satu saham yang memegang kendali dan banyak diminati oleh para investor. Pada pergerakan harga saham sektor Consumer Goods Industry mengalami peningkatan pergerakan harga saham secara stabil. Investor di dalam dunia investasi khususnya dalam hal trading, tidak hanya melihat dari sisi pergerakan harga saham saja, tetapi melihat juga bagaimana kinerja dari saham tersebut, seperti tingkat expected return dan risiko yang akan diterima. Inilah, hal yang harus dikupas dan diteliti mengenai kinerja saham seperti apa yang menjadikan sektor ini mengalami peningkatan harga saham yang stabil tiap tahunnya. Lalu, kombinasi portofolio seperti apa yang memberikan optimalisasi pada tingkat expected returnnya dan minimalisasi risiko. Berdasarkan data statistik dari Bursa Efek Indonesia, sektor ini termasuk salah satu saham yang terdapat di Indeks LQ45. Terdapat empat emiten yang berasal dari sektor Consumer Goods Industry yang bertahan dalam daftar emiten yang berada di Indeks LQ45 selama enam tahun berturut-turut (2008-2013). Keempat emiten tersebut adalah PT Gudang Garam Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma, Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk.
Perumusan Masalah Penilaian kinerja portofolio saham bagi investor menjadi hal yang penting dalam menginvestasikan saham. Sektor Consumer Goods Industry merupakan salah satu sektor yang menjadi pilihan untuk investasi, karena merupakan industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Saham yang terdapat di sektor Consumer Goods Industry dapat bersaing tinggi dibandingkan sektor lainnya. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kinerja portofolio sektor Consumer Goods Industry, dengan pokok permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi saham sektor Consumer Goods Industry ? 2. Bagaimana kinerja saham sektor Consumer Goods Industry ? 3. Bagaimana komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry ? 4. Bagaimana kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer Goods Industry ?
4 Tujuan Penelitian 1. 2. 3. 4.
Tujuan penelitian adalah: Mengetahui kondisi saham sektor Consumer Goods Industry. Menganalisis kinerja saham sektor Consumer Goods Industry. Menganalisis komposisi portofolio saham sektor Consumer Goods Industry. Menganalisis kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor Consumer Goods Industry.
Ruang Lingkup Adapun sampel dalam penelitian ini hanya membahas kinerja portofolio saham pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek Indonesia. Emiten-emiten tersebut berada pada sektor Consumer Goods Industry dan termasuk emiten yang terdaftar pada indeks LQ-45 secara berturut-turut pada periode tahun 2009-2013. Alat analisis yang digunakan adalah Model Indeks Tunggal dengan periode tahun yang diteliti adalah 2009-2013.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Investasi Menurut Husnan (1998), investasi merupakan kegiatan menanamkan modal, baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu obyek dengan tujuan memperoleh keuntungan selama periode tertentu. Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividend an uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Jadi investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Pahlevi 2008).
Tipe-tipe Investasi Keuangan Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Hartono J 2008). 1. Investasi langsung Adalah investasi yang dilakukan dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Investasi langsung ada beberapa macam yaitu : a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan : Tabungan dan Deposito.
5 b. Investasi langsung yang dapatdiperjualbelikan Investasi langsung di pasar uang : T-bill dan Deposito yang dapat dinegosiasikan. Investasi langsung di pasar modal - Surat-surat berharga pendapatan tetap : T-bond, Federal agency securities, Municipal bond, Corporate bond, Convertible bond. - Saham-saham : Saham preferen dan saham biasa. - Investasi langsung di pasar turunan : Waran, Opsi put, Opsi cal dan Future Contract 2. Investasi Tidak Langsung Adalah investasi yang dilakukan dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Investor dalam membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal, biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau adanya perantara (agent). Perantara (agent) nantinya akan mendampatkan sejumlah keuntungan yang biasa disebut fee.
Saham Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu bentuk investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan. Sekuritas (istilah resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah Efek), menunjukkan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (Husnan 1998). Umumnya dalam pasar modal terdapat dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh public yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing (Fahmi dan Hadi 2009). a. Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. b. Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap (saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa) dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). Investor yang memiliki saham istimewa ini memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.
6 Tingkat Pengembalian Investasi Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Return merupakan tingkat keuntungan investasi yang terdiri atas (Husnan 1998) : a. Expected return (return yang diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan didapat oleh investor di masa depan. b. Realized return (return aktual) yaitu return yang sesungguhnya terjadi/didapat oleh investor. Pada dasarnya,ada dua return yang diperoleh investor, sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin 2006) : a. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen dapat pula berupa dividen saham, yaitu berupa dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adnya pembagian dividen saham tersebut. b. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain.
Risiko Investasi Menurut Husnan (1998), risiko merupakan penyimpangan tingkat keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor. Investor dalam mengambil setiap keputusan investasi adalah selalu berusaha untuk meminimalisir berbagai risiko yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka pendek maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return dan expected return. Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu (Fahmi dan Hadi 2009) : a. Systematic Risk, yang merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan. Risiko yang tidak bisa dilakukan diversifikasi atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun. b. Unsystematic Risk, yaitu hanya membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic risk maka kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya seperti diversifikasi portofolio. Unsystematic risk disebut juga dengan risiko spesifik atau risiko yang dapat didiversifikasikan.
7 Portofolio Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung (Husnan 1998). Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut. Teori portofolio yang dikemukakan oleh Henry Markowitz yaitu “don’t put all your eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tetapi letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada satu bidang saja tetapi lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah. Secara lengkap suatu portofolio dapat disimpulkan sebagai berikut (Hartono J 2014) : 1. Bentuknya berupa suatu kumpulan atau kelompok atau penggabungan atau kombinasi yang membentuk suatu unit. 2. Isinya adalah aktiva atau sekuritas keuangan seperti saham,obligasi dan setara kas. 3. Pemegang atau pembuatnya dapat berupa seorang investor, perusahaan investasi, atau institusi keuangan. Pada pembentukan portofolio bisa diperoleh suatu kombinasi yang mendominir saham tertentu. Artinya, bisa diperoleh suatu investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah atau dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Portofolio yang mempunyai karakteristik seperti itu disebut sebagai portofolio efisien (Husnan 1998). Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan investasi portofolio adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan kebijakan investasi. Pada langkah ini manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari kliennya, terutama yang menyangkut sikapnya terhadap trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. 2. Melakukan analisis sekuritas. Pada langkah ini dilakukan analisis untuk membandingkan antara market value dengan instrinsic value, dengan maksud untuk mengetahui apakah terjadi situasi mispriced. 3. Membentuk portofolio. Memilih sekuritas-sekuritas mana yang akan dibeli dan berapa banyak dana yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut. 4. Merevisi portofolio. Menentukan mana sekuritas dalam portofolio yang akan diganti, dan sekuritas mana yang akan dibeli sebagai penggantinya. 5. Menilai kinerja portofolio. Apakah tingkat keuntungan yang diperoleh dari portofolio tersebut sesuai dengan risiko yang ditanggung. Pembanding perlu dilakukan dengan benchmark yang dipilih.
8 Portofolio optimal memiliki arti yaitu portofolio yang dipilih sesuai preferensi investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin 2010). Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko yang terendah. Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut (Hartono J 2014) : 1. Alokasi aktiva (asset allocation). Langkah pertama adalah keputusan alokasi aktiva yang merupakan keputusan untuk menentukan aktiva yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam portofolio. 2. Memaksimalkan portofolio Tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan portofolio yang optimal. 3. Memilih aktiva Tahap selanjutnya melakukan pemilihan sekuritas yaitu keputusan untuk memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut. 4. Mengeksekusi portofolio Tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolio yang berarti mewujudkan portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.
Konsep Model Indeks Tunggal Model Indeks Tunggal merupakan suatu konsep penyederhanaan suatu varian dari model Markowitz, dimana dalam model tersebut telah dikurangi atau disederhanakan beberapa data yang akan digunakan dalam perhitungan, namun pada akhirnya mencapai suatu solusi yang optimum juga (Hanendyawarman 2004). Untuk melakukan pemilihan saham dan penentuan portofolio tersebut dapat digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah dengan menggunakan model indeks tunggal (single index model). Model indeks tunggal mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan pasar berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan 1998). Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai alat analisis untuk mendapatkan portofolio yang optimal, karena model ini memungkinkan untuk dapat memberikan return yang optimal. Metode ini menghitung portofolio optimal dengan mengoptimalkan sudut rasio return ekses dan risiko portofolio. Konsep pengukuran optimal yang digunakan adalah kombinasi terbaik antarreturn ekses tertinggi dengan risiko terkecil.
Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah meneliti tentang kinerja portofolio saham. a. Efka (2012), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Tingkat Pengembalian Saham Sektor Industri Barang Konsumsi pada Periode Krisis Perekonomian Global 2008-2011. Analisis ini dilakukan melalui cara membandingkan kinerja indeks sektor industri barang konsumsi dengan IHSG dan delapan sektor lainnya. Analisis kinerja ini dilakukan dengan menggunakan dua rasio yaitu: Rasio Sharpe dan Rasio Treynor. Penelitian ini juga menggunakan perhitungan
9 koefisien korelasi antara tiap indeks sektoral terhadap IHSG sekaligus dengan tingkat signifikasinya. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor makroekonomi terhadap tingkat pengembalian Indeks Sektor Barang Konsumsi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sektor Industri Barang Konsumsi memberikan imbal balik paling tinggi terhadap risikonya dibandingkan dengan sektor lainnya dengan standar deviasi yang terkecil dibandingkan lainnya, yang menunjukkan tingginya tingkat stabilitas pada tingkat pengembalian sektor ini. b. Panggalih (2011), dengan judul tesisnya yaitu Analisis Deskriptif Kinerja Bank dan Pembentukan Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia. Saham sub sektor bank yang terpilih adalah saham BBCA, BBRI, BBNI, BBTN, BDMN, BMRI. Pembentukan portofolio menggunakan model Markowitz dengan bantuan aplikasi Investment Analysis. Hasil penelitian adalah dari 17 portofolio efisien yang sudah terbentuk, saham BBNI dan BDMN selalu masuk ke dalam setiap portofolio. c. Larasati (2013), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011). Metode Indeks Tunggal merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada penelitian ini pada pembentukan portofolio dengan menggunakan strategi pasif (mengikuti indeks) dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yang membandingkan hasil dari pembentukan portofolio dengan menggunakan strategi aktif. Pengujian hipotesi dilakukan dengan menggunakan metode Paired-Samples T Test dengan hasil return saham kelompok strategi aktif dan kelompok strategi pasif terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil ditunjukkan dengan angka signifikansi t hitung sebesar 0,003 < 0,05; α = 5% yang berarti menyatakan terdapat perbedaan return antara pendekatan strategi aktif dan pendekatan strategi pasif angka signifikansi artinya tolak H0, terima H1. Sedangkan untuk risiko ditunjukkan dengan hasil perhitungan diukur dengan standar deviasi yang mencerminkan risiko total saham menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,0437 < 0,05; α = 5% artinya tolak H0 terima H1 mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara portofolio strategi aktif indeks tunggal dengan portofolio strategi pasif mengikuti indeks. d. Hartono A (2008), dengan judul skripsinya yaitu Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2007-Juli 2008. Model Indeks Tunggal dan Koefisien Korelasi merupakan alat analisis data pada penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan 20 emiten yang merupakan populasi pada sektor pertambangan. Penentuan portofolio optimal saham sektor pertambangan ini dengan menggunakan perhitungan ERBi yaitu mengurutkan nila ERBi dari yang paling besar hingga terkecil. Pada penelitian ini investasi bebas resiko (aset tak beresiko) yang dipergunakan adalah kupon Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri 004 yaitu sebesar 9,5% per tahun. Berdasarkan perhitungan portofolio optimal dari 20 emiten terpilih 6 emiten yang merupakan portofolio optimal.
10 Ada beberapa jurnal internasional yang berkaitan tentang kinerja portofolio saham. a. Sing dan Patel (2001), dengan judul Effects of Portfolio Diversification on Property Investment Company Stock Price : 1983-1994. Pengujian dampak dari diversifikasi portofolio pada harga investasi sekuritas perusahaan property dengan mengadopsi pendekatan terpisah yang melibatkan sampel acak dari 10 perusahaan properti yang terdaftar di Inggris dan mengklasifikasi sampel ke dalam kategori distribusi komposisi portofolio dengan tipe properti dan wilayah geografi. Metode yang digunakan adalah tes non parametrik sederhana tertimbang dan tes kointegrasi. Hasil dari penelitian berdasarkan atribut wilayah geografi menunjukan bahwa terdapat konvergensi dalam harga jangka panjang dari kelompok saham-saham dengan strategi portofolio yang sama. b. Sabbadini (2010), dengan judul Manufacturing Portfolio Theory. MPT dikembangkan oleh Harry Markowitz. MPT menawarkan tingkat risiko yang rendah dan expected return yang lebih tinggi dari kombinasi lainnya. Melalui perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan pada suatu portofolio dan varian dari suatu portofolio serta matriks kovarian dari tingkat pengembalian individual. Hasil dari penelitian adalah baja dan karet memiliki kecenderungan tertinggi diantara lima sampel (harga minyak, baja, tembaga, karet dan timah), sementara minyak dan tembaga berbentuk miring dan timah berada pada dua puncak. Sehingga, terhadap manufaktur hal ini merupakan sebuah distribusi normal yang mengarah ke arah proses kontrol yang lebih baik dan pembuatan keputusan jangka panjang yang mengurangi biaya.
METODE Kerangka Pemikiran Portofolio merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi suatu sasaran umum investasi. Portofolio saham merupakan sekelompok saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Proses investasi menujukkan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan (Larasati 2013). Bursa Efek yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Indonesia memiliki lembaga seperti ini dan Bursa Efek harus berbentuk Perseroan yaitu PT Bursa Efek Indonesia. Pada bursa inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. Dengan demikian, para pemodal tidak dapat melakukan jual beli antar mereka sendiri secara langsung, tetapi harus lewat anggota bursa di bursa efek. Sampai dengan akhir Maret 2014 terdapat 495 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang tersebar pada 10 sektor yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, Industri Barang Konsumsi, Properti dan Real Estate, Infrastruktur dan Transportasi, Keuangan, Perdagangan, jasa dan investasi, Manufaktur. Sudah banyak perusahaan (emiten)
11 yang mencatatkan sahamnya di bursa efek (go public), salah satunya adalah perusahaan di sektor Industri Barang Konsumsi yang hingga pada akhir tahun 2013 berjumlah 38 emiten (IDX Statistics 2009-2013). Dalam memilih saham yang potensial (mendatangkan keuntungan) bagi investor, perlu diketahui kinerja dari saham-saham di sektor Industri Barang Konsumsi seperti halnya investor harus mengetahui bagaimana kondisi saham dan komposisi portofolio saham dan tentunya kombinasi dari pembentukan portofolio optimal. Perhitungan pembentukan portofolio optimal dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Perhitungan portofolio optimal pada Model Indeks Tunggal didasarkan pada excess return to beta (ERB) yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh setiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta. ERB menentukan saham yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio tersebut. Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risk (Larasati 2013). Layak atau tidaknya investasi portofolio saham dilihat dari besarnya tingkat keuntungan (return) dan risiko (risk) portofolio itu sendiri, dibandingkan dengan investasi bebas risiko (SBI). Portofolio optimal ini nantinya dapat dijadikan rekomendasi bagi investor dalam berinvestasi. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
12 Bursa Efek Indonesia
Investor
Investasi Bursa Efek Indonesia Saham Sektor Industri Barang Konsumsi
Kondisi Saham
Kinerja saham
Komposisi Portofolio saham
Kombinasi portofolio optimal
Model Indeks Tunggal Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry
Rekomendasi Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi bagi para investor baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Mei sampai bulan September 2014.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi data harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor Consumer Goods Industry yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, Indeks
13 Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan, laporan keuangan tahunan dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesi (SBI) bulanan tahun 2009-2013. Data tersebut diperoleh dari IDX Statistics tahun 2009-2013, Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMel) Bursa Efek Indonesia, official website emiten, official website Bursa Efek Indonesia, hasil-hasil penelitian terdahulu, dan literatur lain yang relevan.
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dari tahun 2009-2013. Data yang diperoleh berasal dari IDX Statistics tahun 2009-2013 berupa harga saham penutupan bulanan tahun 2009-2013. Laporan Keuangan Tahunan emiten dan IHSG tahun 2009-2013 yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia serta data suku bunga SBI bulanan tahun 20092013 yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Adapun data penunjang yang mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur, jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik.
Metode Penentuan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di sektor Consumer Goods Industry di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif hingga sekarang. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria yaitu perusahaan sektor Consumer Goods Industry (Industri Barang Konsumsi) yang telah go public dan tercatat sebagai emiten. Perusahaan merupakan emiten yang masuk ke dalam daftar indeks LQ 45 dari tahun 20092013 secara berturut-turut. Perusahaan tersebut adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Gudang Garam Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk.
Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal untuk menentukan set portofolio yang optimal. Sedangkan, perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut : a. Menghitung tingkat pengembalian aktual/realisasi, dengan rumus (Hartono J 2014) : Return Saham = Keterangan : Pt = harga saham pada periode t Pt-1 = harga saham pada periode t-1 Dt = Dividen pada periode t
............................................ (1)
14 b. Menghitung tingkat (Hartono J 2014):
pengembalian
yang
diharapkan,
dengan
rumus
.................................................. (2) Keterangan : E(Ri) = Tingkat pengembalian saham yang diharapkan Rit = return saham i pada periode ke t n = periode yang dilihat (60 bulan) c. Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan (expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return). Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko dari realized return. Variance (σi2) digunakan untuk mengukur risiko expected return dari saham i, sedangkan varian dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2014) :
..................................... (3) Keterangan : σi 2 = tingkat risiko saham Rit = return saham i periode ke t E(Ri) = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i n = periode yang dilihat (60 bulan) d. Menghitung tingkat pengembalian (return) dengan rumus sebagai berikut (Hartono J 2008) : Rmt =
..................................................... (4)
............................................... (5) Keterangan : Rm = Tingkat keuntungan pasar (market return) pada bulan ke-i E(Rm) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan (market return) perbulan IHSG t = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke-t IHSG t-1 = nilai indeks penutupan (closing index) pada bulan ke t-1 n = periode yang dilihat (60 bulan) e. Risiko Pasar adalah selisih antara expected return dengan realized return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2008) :
.................................. (6)
15 Keterangan: = tingkat risiko pasar σm2 Rmt = return pasar pada bulan ke t E(Rm) = tingkat pengembalian yang diharapkan pasar n = jumlah waktu (60 bulan) f. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return saham dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return pasar dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2014):
........... (7) Keterangan: σim = Rit = Rm = E(Ri) = E(Rm) = n =
kovarian return antara saham i dan saham j return saham i periode ke-t return saham j periode ke-t expected return saham i expected retuen saham j periode yang dilihat (60 bulan)
Selanjutnya Beta dapat dihitung dengan (Hartono J 2014):
........................................ (8) Keterangan: βi = beta saham σim = kovarians tingkat risiko untuk saham ke i dengan indeks pasar σm2 = varians return indeks pasar g. Menghitung Alpha yang merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998), dengan rumus : αi = E (Ri) – βi . E(Rm) .................................... (9) Keterangan : αi = Alpha sekuritas E(Ri) = expected return dari investasi saham i E(Rm) = expected return pasar h. Menghitung varians dari kesalahan residu merupakan variabel yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi dalam perusahaan, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) : σi2 = βi2 σm2 + σei2 ..................................... (10) i. Menghitung tingkat Excess Return to Beta (ERB). ERB dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2014): .................... (11) Keterangan: ERBi = excess return to beta saham ke-i E(Ri ) = expected return saham Rbr = return aktiva bebas risiko ( tingkat suku bunga SBI bulanan ) βi = Beta saham ke-i
16 Portofolio yang optimal berisi saham-saham yang mempunyai nilai rasio excess return to beta yang tinggi, sehingga diperlukan sebuah titik pembatas (cut off point) yang menentukan batas nilai excess return to beta. Besarnya titik pembatas dapat ditentukan dengan menghitung : j. Cut off Rate (Ci) merupakan titik pembatas yang digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Saham yang dimasukkan dalam portofolio adalah saham yang memiliki Ci < ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham ke-i sebagai berikut (Hartono J 2014) :
.......................... (12) Keterangan: E(Ri ) = expected return untuk saham ke-i Rbr = return aktiva bebas risiko (tingkat suku bunga SBI) βi = Beta saham ke-i σei2 = varians dari kesalahan residu dan
..................................... (13) Keterangan: βi = Beta saham ke-i σei2 = varians dari kesalahan residu Setelah mendapat nilai Ai dan Bi selanjutnya nilai Ci dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2014) :
............................. (14) k. Besarnya unique cut off point (C*) adalah nilai Ci yang terbesar. l. Saham-saham yang terbentuk membentuk portofolio optimal adalah sahamsaham yang mempunyai excess return to beta lebih besar atau saham dengan excess return to beta pada titik C*. m. Menentukan Besarnya Proporsi Dana (Xi) dapat dihitung dengan rumus (Hartono J 2014):
......................................... (15)
Dengan Xi adalah sebesar (Hartono J 2014): ............................. (16)
17 Keterangan: Wi = k = βi = σei2 = ERB = C* =
proporsi saham ke-i jumlah saham di portofolio optimal Beta sekuritas ke-i varians dari kesalahan residu saham ke-i excess return to beta saham ke-i nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar yang merupakan nilai terbesar n. Return ekspektasi dari suatu portofolio, dengan rumus (Husnan 1998): E(Rp) = αp + βp E(Rm) .................................... (17) Keterangan : E(Rp) = tingkat expected return saham i αp = nilai ekspektasi dari return saham yang independen terhadap return pasar βp = pengukur risiko sistematik (beta) yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat perubahan RM. E(Rm) = tingkat keuntungan pasar yang diharapkan perbulan Beta dari portofolio βi, dengan rumus (Hartono J 2014): βp = ................................. (18) Alpha dari portofolio αp, dengan rumus (Hartono J 2014) :
αp =
................................. (19) o. Risiko portofolio dapat dihitung dengan menentukan besarnya varians dari portofolio. Varians portofolio dapat dihitung dengan rumus (Husnan 1998) :
........................ (20) Keterangan: σp 2 = varians portofolio βp2.σm2 = risiko yang berhubungan dengan pasar wi. σei2 = rata-rata tertimbang dari risiko unik masing- masing perusahaan p. Koefisien variasi digunakan untuk membandingkan besarnya risiko antara portofolio saham satu dengan yang lainnya. Rumusnya (Hartono J 2014) : CVi = Risiko Expected Return ............................ (21)
18
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah empat saham sektor Consumer Goods Industry yang terpilih dari kriteria yaitu konsisten masuk ke dalam indeks LQ 45 dalam waktu lima tahun (10 periode dari tahun 2009-2013) terakhir. Indeks LQ 45 dipilih karena indeks LQ 45 merupakan kelompok saham yang terdiri atas 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, menguasai hingga 70% dari pemilikan modal saham di pasar dan nilai transaksi pada pasar biasa serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan yang telah ditetapkan. Pada Tabel 2 berikut ini merupakan daftar emiten yang sesuai dengan kriteria tersebut. Tabel 2 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian Kode Emiten Nama Emiten Tanggal Pendaftaran GGRM Gudang Garam Tbk 27-Aug-1990 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14-Jul-1994 KLBF Kalbe Farma Tbk 30-Jul-1991 UNVR Unilever Indonesia Tbk 11-Jan-1982 Sumber : www.idx.co.id (data diolah) Berikut ini merupakan gambaran umum emiten yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, yaitu : A. PT Gudang Garam Tbk Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham GGRM adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma (6,26%). PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha terakhir GGRM. Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp10.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990. B. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan
19 yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp 6.200 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994. C. PT Kalbe Farma Tbk Kalbe didirikan pada tahun 1966. Saat ini Kalbe telah menjadi perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar USD 3,9 miliar dan omset penjualan Rp 10,91 triliun pada akhir tahun 2011. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe adalah PT Gira Sole Prima (10,17%), PT Santa Seha Sanadi (9,70%), PT Diptanala Bahana (9,50%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9,47%), PT Ladang Ira Panen (9,21%) dan PT Bina Arta Charisma (8,66%). Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp7.800 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991. D. PT Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dengan harga penawaran Rp3.175 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.
Pergerakan Harga Saham Emiten Seluruh analisis didasarkan oleh harga saham perusahaan pada sektor Consumer Goods Industry. Data harga saham yang diteliti adalah harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir bulan selama periode tahun 20092013. Data harga saham (closing price) diperoleh dari Company Report masingmasing emiten periode Januari 2014 yang didapat dari website Bursa Efek Inonesia (www.idx.co.id). Gambar 3 menunjukan pergerakan harga saham emiten bulanan tahun 2009-2013.
20
Gambar 3 Pergerakan harga saham (closing price) emiten (data diolah) Pada Gambar 3 di atas menunjukkan bahwa pergerakan harga saham pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengalami kenaikan yang merata. Pada bulan Juli tahun 2013 merupakan harga saham tertinggi selama 5 tahun terakhir yaitu sebesar Rp31.800 per lembar saham (Lampiran 1). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk memiliki kapitalisasi terbesar per Juli 2013 sebesar 242,63 triliun (Data Bloomberg, BEI). Pasalnya, saham sektor ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar mulai dari kalangan bawah, menengah hingga atas. PT Unilever Indonesia Tbk menjawab tingginya permintaan pasar dengan inovasi produk-produk anyar sehingga membuat kinerja keuangan perseroan menghijau. Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2009-2013. Penjualan bersih dari Home and Personal Care, serta Foods and Refreshment meningkat masing-masing sebesar 12,5% dan 13,0% dari tahun 2012. Peningkatan penjualan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan produk-produk melalui distributor-distributor di dalam negeri dan peningkatan penjualan ekspor. Pada gambar pergerakan harga saham PT Kalbe Farma Tbk, dimana pada bulan Oktober tahun 2012 mengalami penurunan harga saham yaitu dari harga Rp4.700 menjadi Rp970 (Lampiran 4). Penurunan grafik harga saham bulan tersebut dikarenakan PT Kalbe Farma Tbk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dari Rp50 menjadi Rp10 pada tanggal 8 Oktober 2012. Jumlah saham meningkat dari 10.156.014.422 lembar menjadi 50.780.072.110 lembar setelah pemecahan nilai nominal saham. Sehingga, penurunan grafik ini bukan semata-mata karena penurunan harga saham KLBF, tetapi karena adanya stock split yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk untuk
21 menarik minat para investor. Pada Gambar 4 memperlihatkan bagaimana pergerakan IHSG dan harga saham emiten tahun 2009-2013.
Gambar 4 Pergerakan IHSG dan harga saham emiten (data diolah) Pada Gambar 4 di atas ini terlihat pergerakan IHSG bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 42,510 poin atau 0,98% dari bulan sebelumnya. Penurunan IHSG pada akhir tahun 2013 dikarenakan sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas melemah, dengan sektor perkebunan turun 0,4%, industri dasar turun 0,3%, properti merosot 0,4%, dan infrastruktur turun 0,2%. Sementara sektor industri barang konsumsi, manufaktur, dan aneka industri mampu bertahan di zona positif (www.okezone.com, 13 Desember 2013). Pada bulan Mei tahun 2010 IHSG juga mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 2.971,25 menjadi 2.796,96 (Lampiran 5). Salah satu penyebab dari penurunan IHSG tersebut adalah pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani dan menerima tawaran menjadi Managing Director Bank Dunia. Reaksi negatif pasar yang ditimbulkan berkaitan dengan kondisi global, terutama kekhawatiran sejumlah negara Eropa atas krisis utang Yunani (www.tempo.co, 07 Mei 2010). Pada grafik harga saham GGRM terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun 2012 dan 2013. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan tarif cukai dan bahan baku cengkeh pada awal tahun 2012. Kenaikan dua hal tersebut menyebabkan kenaikan biaya pokok penjualan sekitar 25,4% dibandingkan tahun 2011, sehingga laba kotor pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 9,18 triliyun. Turunnya laba kotor yang diterima PT Gudang Garam Tbk berdampak pada penurunan laba per saham menjadi Rp2.086 per saham dari sebelumnya Rp2.544 per saham. Pada grafik harga saham UNVR, terlihat peningkatan secara stabil. Hal ini terjadi karena saham UNVR masih diminati oleh para investor. PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Hal ini yang menjadikan pertimbangan bagi para investor, karena barang-barang yang
22 diproduksi oleh PT Unilever Indonesia Tbk sendiri adalah barang keperluan sehari-hari yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga, peningkatan penjualan bersih dan laba usaha terjadi pada setiap tahun. Pada tahun 2013, terjadi peningkatan volume transaksi saham dari tahun 2012 yaitu sebesar 43.875.000 saham atau 9,02%. Walaupun harga saham UNVR terjadi peningkatan, hal ini tidak mempengaruhi investor dalam berinvestasi di PT Unilever Indonesia Tbk. Pada grafik harga saham INDF, sama halnya dengan grafik UNVR yang mengalami peningkatan harga saham. Hanya saja peningkatan yang terjadi tidak sebesar dengan UNVR. Saham INDF, memang masih kalah saing dengan sahamsaham lainnya pada bidang produksi yang sama seperti UNVR. Peningkatan harga saham pada INDF tidak diikuti dengan peningkatan transaksi volume perdagangan sahamnya. Berdasarkan IDX Statistics tahun 2012 dan 2013 terjadi penurunan volume saham yaitu dari 2.960.949.000 lembar dengan harga saham Rp5.850 per lembar menjadi 2.836.129.000 lembar dengan harga saham Rp6.600 per lembar. Pada grafik KLBF, pada tahun 2009-2011 terjadi peningkatan harga saham yang cukup stabil. Namun, pada tahun 2012 PT Kalbe Farma Tbk melakukan stock split dengan rasio 1:5 dari Rp50 menjadi Rp10 pada bulan Oktober. Perusahaan dengan melakukan stock split, diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan membuat saham KLBF menjadi lebih atraktif terutama bagi investor ritel. Pada tahun 2013, harga saham setelah dilakukan stock split mengalami peningkatan sebesar 17,92% atau menjadi Rp1.250.
Hasil Analisis Pembentukan portofolio didahului dengan menganalisis kinerja tingkat pengembalian (return) dan risiko instrument investasi yang membentuk portofolio tersebut (Hanendyawarman 2004). Pada Tabel 3 berikut ini merupakan tingkat expected return bulanan dan tingkat risiko bulanan. Tabel 3 Expected return, STDEV dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013 Nama Emiten E(Ri) STDEV Variance PT Gudang Garam Tbk 0,04846 0,12619 0,01592 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0,04092 0,10258 0,01052 PT Kalbe Farma Tbk 0,04104 0,16108 0,02595 PT Unilever Tbk 0,02622 0,08137 0,00662 Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 3 di atas expected return bulanan tertinggi periode tahun 2009-2013 oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan nilai 0,0485 artinya apabila pemodal menginvestasikan sejumlah uangnya pada saham GGRM, maka pemodal akan mendapatkan return bulanan 0,0485 atau 4,85% dari investasi yang ditanamnya. Tingkat risiko bulanan periode tahun 2009-2013 (standar deviasi) pada saham dapat dikatakan cukup tinggi yaitu sebesar 12,6%. Expected return dan tingkat risiko bulanan (standar deviasi) terendah periode tahun 20092013 diperoleh dari saham PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan nilai
23 masing-masing 2,62% dan 8,13%. Pada keempat saham tersebut memiliki tingkat expected return bulanan yang positif, hal ini menjadikan bahwa saham tersebut layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Pada saham UNVR dapat dikatakan merupakan saham yang stabil. Kestabilan saham UNVR ditandai dengan kinerja perusahaan yang terus meningkat yang dapat dilihat dari Laporan Keuangan Tahunan. Produk dari PT Unilever Indonesia Tbk yang mencakup Home & Personal Care serta Foods & Refreshment merupakan produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam hidupnya. Saham GGRM walaupun kinerja perusahaan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan, tidak menutup kemungkinan saham GGRM memberikan expected return yang tinggi diikuti dengan tingginya tingkat risiko kepada para investor. Berdasarkan Tabel 3, investor dengan sikap risk averse atau risk neutral memilih kecenderungan untuk berinvestasi pada saham UNVR karena investor tidak ingin terjadian kerugian yang cukup besar. Berbeda dengan investor yang memiliki sikap risk seeker, mereka akan memilih saham GGRM, INDF, KLBF yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang tinggi. Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan saham dan juga diharapkan memiliki fungsi sebagai indikator pasar (Hanendyawarman 2004). Kondisi pasar modal dapat diukur dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada Tabel 4 berikut ini merupakan hasil perhitungan expected return pasar, standar deviasi dan varian bulanan yang dihitung dengan menggunakan data IHSG bulanan selama tahun 2009-2013. Tabel 4 E(Rm), STDEV dan Variance IHSG bulanan periode tahun 2009-2013 Keterangan IHSG E(Rm) 0,0209 STDEV 0,0575 Variance 0,0033 Sumber : Data diolah Pada perhitungan return pasar bulanan yang terdapat pada Lampiran 5, IHSG mengalami fluktuatif. Hal ini dikarenakan naik-turunnya keadaan pertumbuhan ekonomi global atau domestik. Pada tahun 2013 IHSG berada pada tingkat 4.316,18 kemudian mencapai titik tertinggi pada awal Mei 2013 yaitu sebesar 5.068,63 hanya dalam waktu 5 bulan. Namun, dalam kurun waktu 3 bulan seiring dengan keluarnya arus modal, IHSG kembali ke level 4.000 tepatnya sebesar 4.195,09 (Lampiran 5). Salah satu faktor dari terjadinya penurunan IHSG adalah pergerakan negatif rupiah dan aksi profit taking. Harga beberapa sektor saham yang sudah menguat secara signifikan seperti perbankan dan industri dasar (semen) membuat indeks rawan dilanda aksi profit taking. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa expected return pasar dan tingkat risiko bulanan periode tahun 2009-2013 masing-masing sebesar 0,0209 dan 0,0575. Hal ini memberikan gambaran apabila investor menginvestasikan uangnya pada pasar modal, maka secara umum pasar akan menawarkan expected return bulanan sebesar 2,09%. Namun, investor harus berani menanggung risiko bulanan (STDEV) sebesar 5,75%. Tingkat pengembalian bebas risiko (risk free
24 rate) didapat dengan menghitung rata-rata tertimbang dari suku bunga SBI bulanan tahun 2009-2013 pada Lampiran 6 yang dipergunakan untuk menentukan portofolio optimal sebesar 0,557% atau 0,00557 (data diolah, sumber : www.bi.go.id). Koefisien beta menunjukkan tingkat sensitivitas suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Beta ( β ) merupakan risiko sistematis dimana risiko ini tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Kejadian yang mempengaruhi risiko ini adalah kondisi di luar perusahaan seperti ekonomi, politik, dan faktor makro lainnya (Hanendyawarman 2004). Hasil perhitungan alpha, beta, dan variance error (risiko tidak sistematis) masing-masing saham dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Alpha, Beta dan Variance Error saham Kode Saham Alpha (αi) Beta (βi) Variance Error (σi2) GGRM 0,02880 0,94040 0,01300 INDF 0,01405 1,28537 0,00506 KLBF 0,02114 0,95209 0,02295 UNVR 0,02012 0,29174 0,00634 Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 5 di atas, semua saham memiliki nilai positif yang berarti bahwa gejolak pasar berpengaruh lurus terhadap arah gerakan tingkat keuntungan saham tersebut. Saham INDF memiliki β>1 sebesar 1,28537 sehingga termasuk aggressive stock. Pada saham INDF dengan β: 1,28537, umumnya saham tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif besar. Pada saham GGRM, KLBF, UNVR yang memiliki nilai β<1 (defensive stock) menjadikan keuntungan saham meningkat lebih kecil dibanding tingkat keuntungan saham dipasar. Saham defensive stock memiliki tingkat risiko yang kecil dan tingkat pengembalian yang kecil juga. Ketidakpastian pasar saham menjadikan ketiga saham tersebut merupakan saham yang cocok, karena perubahan di pasar tidak mempengaruhi saham ini untuk bergerak naik ataupun turun.
Pembentukan Portofolio Optimal Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Excess return to beta (ERB) merupakan ukuran dari besarnya rasio tingkat keuntungan investasi pada saham di atas tingkat keuntungan investasi bebas resiko terhadap besarnya tambahan resiko yang tidak dapat di diversifikasikan. Sehingga, diperlukan sebuah titik pembatas (cut-offpoint) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi (Hartono J 2014). Pada Tabel 6 berikut ini telah dilakukan pengurutan nilai ERB dari terbesar hingga terkecil dan perhitungan Ci.
25
Tabel 6 Penentuan kandidat portofolio optimal Kode Emiten ERB Ci UNVR 0,07077 0,003 GGRM 0,04560 0,011 KLBF 0,03726 0,013 INDF 0,02750 0,019 Sumber : Data diolah Dapat dilihat bahwa nilai dari ERB keempat saham tersebut bernilai positif. Hal ini menjadi peluang keempat saham untuk menjadi bagian dari portofolio optimal. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritassekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Nilai C* merupakan nilai Ci tertinggi pada kelompok saham-saham yang masuk dalam portofolio optimal. Jika ERB suatu saham lebih besar dari Ci nya, maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal (Risnawati 2009). Berdasarkan pada Tabel 6 di atas bahwa nilai dari C* berada pada angka 0,019 atau pada saham INDF dengan ERB 0,02750. Saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal yaitu PT. Unilever Tbk, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk, dan PT. Indofood Sukses Makmur. Perhitungan selanjutnya adalah mencari nilai Xi merupakan nilai yang menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan dari harga saham. Tabel 7 berikut ini merupakan perhitungan proporsi dana dalam portofolio optimal. Tabel 7 Perhitungan proporsi saham dalam portofolio optimal Kode Emiten Xi Wi UNVR 2,367 0,334 GGRM 1,900 0,268 KLBF 0,743 0,105 INDF 2,073 0,293 7,0837 1,000 Sumber : Data diolah Nilai Xi positif berarti kecenderungan kenaikan harga suatu saham lebih tinggi dibandingkan penurunannya sehingga layak untuk dimiliki karena akan memberikan keuntungan (capital gain). Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Xi dari keempat saham dalam portofolio optimal bernilai positif. Nilai Xi terbesar adalah saham UNVR dengan nilai 2,367 sehingga menyebabkan jumlah proporsi dana terbesar dari keempat saham tersebut. Semakin besar kecenderungan harga saham tersebut naik maka semakin besar pula dana yang sebaiknya diinvestasikan. Berikut ini adalah Grafik dari persentase jumlah proporsi dana saham dalam portofolio optimal.
26
Gambar 5 Proporsi dana saham (Data diolah) Ukuran yang dipergunakan untuk membandingkan besarnya resiko antara portofolio yang satu dengan yang lainnya adalah koefisien variasi. Semakin kecil koefisien variasi dari suatu portofolio berarti semakin kecil resikonya yang berarti pula bahwa portofolio tersebut semakin optimal. Tabel 8 E(Rp), σi, ERB portofolio dan koefisien variasi Kode Saham E(Ri) σi ERB Koefisien variasi UNVR 0,02622 0,08137 0,06944 3,10357 GGRM 0,04846 0,12619 0,04519 2,60407 KLBF 0,04104 0,16108 0,03685 3,92456 INDF 0,04092 0,10258 0,02720 2,50694 Portofolio 0,03804 0,06770 0,47959 1,77972 Sumber : Data diolah
wi (%) 33% 27% 11% 29% 100%
Apabila dibandingkan besarnya koefisien variasi portofolio dengan koefisien variasi individual masing-masing saham yang terdapat pada Tabel 8, terlihat bahwa nilai koefisien variasi portofolio lebih kecil. Koefisien variasi portofolio merupakan koefisien variasi minimal yang diperoleh investor, dibanding saham sektor Consumer Goods Industry yang memenuhi asumsi Model Indeks Tunggal yang berarti semakin kecil risiko dan semakin optimal portofolio tersebut.
Implikasi Manajerial Implikasi manajerial merupakan suatu rekomendasi kepada investor untuk melakukan investasi pada saham secara optimal. Kinerja dari suatu saham dapat dilihat dari perhitungan kuantitatif berdasarkan perhitungan tingkat expected return dan risiko serta realized return. Investor dalam berinvestasi harus memperhatikan tingkat risiko dari suatu saham, tergantung dari sikap investor (averse, neutral, seeker). Hasil perhitungan kinerja portofolio saham keempat
27 emiten tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alternatif investasi. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan kombinasi portofolio optimal yang mencerminkan saham-saham optimal melalui perhitungan Model Indeks Tunggal yang nantinya diharapkan memberikan tingkat expected return tinggi dengan minimalisasi risiko. Pada pembentukan portofolio optimal terdapat pula perhitungan proporsi dana saham-saham optimal tersebut, sehingga investor dapat mengetahui persentase dana saham yang akan diinvestasikannya. Hal ini sangat membantu investor dalam pemilihan alternatif saham-saham optimal dalam berinvestasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa saham sektor Consumer Goods Industry yang terdiri atas saham UNVR, INDF, GGRM dan KLBF selama tahun 20092013, khususnya pada kondisi saham KLBF dan GGRM dalam periode 2 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan harga saham masing-masing emiten. Berbanding terbalik dengan kedua saham lainnya yaitu UNVR dan INDF dimana kondisi sahamnya mengalami peningkatan. Harga saham KLBF lebih rendah dari IHSG, hal ini terjadi karena dilakukannya pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5 dari Rp 50 menjadi Rp 10. Kinerja saham, dapat terlihat melalui tingkat expected return dan risiko dari saham-saham tersebut. Pada periode tahun 2009-2013 tingkat expected return bulanan keempat saham tersebut adalah GGRM (0,04846), INDF (0,04092), KLBF (0,04104) dan UNVR (0,02622). Pada periode tahun 2009-2013 tingkat risiko bulanan yang akan diterima juga dapat dikatakan cukup tinggi yaitu GGRM (0,12619), INDF (0,10258), KLBF (0,16108) dan UNVR (0,08137). Pada keempat saham tersebut memiliki tingkat expected return bulanan positif, hal ini menjadikan bahwa keempat saham ini layak dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Berdasarkan hasil analisis, komposisi portofolio yang terbentuk adalah keempat saham dari sampel penelitian ini yaitu UNVR, GGRM, KLBF dan INDF, hal ini didasarkan pada nilai ERB yang bernilai positif pada masing-masing saham yaitu (0,07077), (0,04560), (0,03726), (0,2750). Pembentukan kombinasi portofolio optimal berdasarkan perhitungan Model Indeks Tunggal dengan proporsi dana dari masing-masing saham adalah UNVR (33%), GGRM (27%), KLBF (11%), INDF (29%). Berdasarkan nilai koefisien variasi portofolio yang bernilai 1,77972 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai koefisien variasi dari empat saham tersebut, hal ini menjadikan bahwa semakin kecil risiko maka, semakin optimal portofolio tersebut.
28 Saran 1. Investor sebaiknya membentuk portofolio saham dari keempat saham ini yaitu saham UNVR (Unilever Tbk), GGRM (Gudang Garam Tbk), KLBF (Kalbe Farma Tbk), dan INDF (Indofood Sukser Makmur Tbk). 2. Agar saham-saham dalam portofolio optimal merupakan saham yang benarbenar layak untuk dimiliki maka sebaiknya dilakukan analisis fundamental (jangka panjang) dan analisis teknikal (jangka pendek) secara mendalam oleh investor. 3. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan sektor lainnya sebagai pembanding dari kinerja sahamnya dan bagaimana pembentukan portofolio optimalnya.
DAFTAR PUSTAKA Cohen BJ, Zinbarg E, Zeikel A.1987. Investment Analysis and Portfolio Management. Ed ke-5. United States of America (USA): Irwin Professional. Darmadji T, Fakhruddin M. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Ed ke-2. Jakarta (ID): Salemba Empat. Efka TI. 2012. Analisis Tingkat Pengembalian Saham Sektor Industri Barang Konsumsi pada Periode Krisis Perekonomian Global 2008-2011[tesis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Fahmi I, Hadi LY. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal Tanya Jawab. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta. Halim A. 2005. Analisis Investasi. Ed ke-2. Jakarta (ID) : Salemba Empat. Hanendyawarman. 2004. Analisis Portofolio Saham Perusahaan Perikanan di PT Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hartono A. 2008. Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2007-Juli 2008 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hartono J. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed ke-5. Yogyakarta (ID) : BPFE. Hartono J. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta (ID) : Salemba Empat. Husnan S. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed ke-3. Yogyakarta (ID) : UPP AMP YKPN. Larasati D. 2013. Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pahlevi R. 2008. Portofolio Sebagai Alternatif Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
29 Panggalih PG. 2011. Analisis Deskriptif Kinerja Bank dan Pembentukan Portofolio Saham Sub Sektor Bank di Bursa Efek Indonesia [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Risnawati Y. 2009. Analisis Investasi dan Penentuan Portofolio Saham Optimal di Bursa Efek Indonesia (Studi Komparatif Penggunaan Model Indeks Tunggal dan Model Random pada Saham LQ 45) [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Sabbadini T. 2010. Manufacturing Portfolio Theory International Institute for Advanced Studies in Systems Research and Cybernetics. 10: 120-160. Sing, Patel. 2001. Effects of Portfolio Diversification on Property Investment Company Stock Prices : 1983-1994. Journal of Property Investment and Finance. 19(4):390-411. Tandelilin E. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Praktik). Ed ke-1. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
30
LAMPIRAN
31 Lampiran 1 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Unilever periode tahun 2009-2013 Tahun
2009
2010
2011
Bulan Des 08 Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
Harga Realized Expected Dividen Risk Variance Saham (Rp/saham) Return Return 7.800 7.900 399 0,01708 0,02622 0,08137 0,00662 8.050 0,02320 7.950 -0,00829 7.750 -0,02097 7.850 0,01719 9.250 0,18258 11.600 0,25765 10.100 -0,12644 10.700 0,06270 10.100 -0,05297 11.050 0,09735 11.050 0,00301 11.300 444 0,02597 11.500 0,02097 12.150 0,05974 13.850 0,14296 15.600 0,12903 17.000 0,09212 16.950 -0,00076 16.100 -0,04796 16.850 0,04888 17.450 0,03780 15.000 -0,13828 16.500 0,10247 15.050 546 -0,08512 16.200 0,07944 15.300 -0,05275 15.300 0,00297 14.700 -0,03624 14.900 0,01670 15.600 0,05003 16.900 0,08625 16.500 -0,02098 15.650 -0,04876 18.200 0,16585
32 Lanjutan Lampiran 1 Tahun
2012
2013
Bulan Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 18.800 19.600 634 19.250 20.000 19.850 20.550 22.900 24.250 27.100 26.050 26.050 26.350 20.850 22.050 701 22.850 22.800 26.250 30.500 30.750 31.800 31.200 30.150 30.000 26.600 26.000
Realized Return 0,03547 0,04536 -0,01516 0,04171 -0,00486 0,03793 0,11693 0,06126 0,11970 -0,03680 0,00203 0,01354 -0,20672 0,06036 0,03893 0,00037 0,15388 0,16413 0,01011 0,03605 -0,01703 -0,03178 -0,00304 -0,11139 -0,02036
Expected Return
Risk
Variance
33 Lampiran 2 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Gudang Garam periode tahun 2009-2013 Tahun
2009
2010
2011
Bulan Des-08 Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 4.250 5.400 650 5.200 5.900 7.450 11.350 12.550 14.100 14.300 14.900 14.300 17.250 21.550 24.000 880 26.050 24.750 27.600 33.700 34.200 35.000 39.400 51.600 47.700 40.700 40.000 37.250 1.000 36.550 41.850 40.600 43.550 49.800 50.900 55.000 52.500 58.600 65.000
Realized Return
Expected Return
Risk
Variance
0,28333 -0,02701 0,14503 0,27189 0,53076 0,11050 0,12782 0,01803 0,04575 -0,03663 0,21008 0,25242 0,11709 0,08847 -0,04709 0,11811 0,22367 0,01701 0,02554 0,12781 0,31151 -0,07416 -0,14521 -0,01540 -0,06667 -0,01655 0,14729 -0,02788 0,07471 0,14543 0,02376 0,08219 -0,04394 0,11778 0,11064
0,04846
0,12619
0,01592
34 Lanjutan Lampiran 2 Tahun
2012
2013
Bulan Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 62.050 57.000 800 56.750 55.050 59.200 54.100 61.500 56.350 50.100 46.450 49.150 52.850 56.300 51.850 800 48.300 48.950 49.400 53.500 50.600 42.350 37.950 35.000 36.900 37.000 42.000
Realized Expected Return Return -0,04410 -0,08031 -0,00322 -0,02878 0,07660 -0,08502 0,13802 -0,08266 -0,10973 -0,07152 0,05956 0,07664 0,06654 -0,07786 -0,06718 0,01484 0,01055 0,08435 -0,05296 -0,16173 -0,10232 -0,07598 0,05619 0,00452 0,13694
Risk
Variance
35 Lampiran 3 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Indofood Sukses Makmur periode tahun 2009-2013 Tahun
2009
2010
2011
Bulan
Harga Saham
Des-08 Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
930 980 880 940 1.280 1.780 1.890 2.275 2.500 3.025 3.075 3.075 3.550 3.600 3.800 3.775 3.900 3.650 4.150 4.625 4.550 5.450 5.200 4.575 4.875 4.700 4.750 5.400 5.550 5.400 5.750 6.350 6.100 5.050 5.250 4.700
Dividen (Rp/saham)
Realized Return
Expected Return
Risk
Variance
93
0,06210 -0,09413 0,07699 0,36995 0,39668 0,06615 0,20780 0,10231 0,21310 0,01909 0,00252 0,15699 0,01721 0,05863 -0,00366 0,03605 -0,06126 0,14002 0,11713 -0,01382 0,20024 -0,04384 -0,11806 0,06800 -0,03291 0,01374 0,13991 0,03048 -0,02440 0,06752 0,10688 -0,03707 -0,16974 0,04249 -0,10198
0,04092
0,10258
0,01052
133
175
36 Lanjutan Lampiran 3 Tahun
2012
2013
Bulan Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 4.600 4.800 185 5.100 4.850 4.850 4.725 4.850 5.400 5.400 5.650 5.700 5.850 5.850 6.050 142 7.300 7.450 7.350 7.350 7.350 6.500 6.500 7.050 6.650 6.650 6.600
Realized Expected Return Return -0,01817 0,04683 0,06571 -0,04600 0,00318 -0,02259 0,02972 0,11658 0,00285 0,04915 0,01158 0,02902 0,00264 0,03621 0,20857 0,02217 -0,01183 0,00161 0,00161 -0,11404 0,00182 0,08644 -0,05506 0,00178 -0,00574
Risk
Variance
37 Lampiran 4 Perhitungan Realized Return, Expected Return, Risk dan Variance bulanan saham Kalbe Farma periode tahun 2009-2013 Tahun
2009
2010
2011
Bulan Des-08 Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 400 465 25 650 620 900 880 1.010 1.310 1.270 1.330 1.220 1.250 1.300 1.540 70 1.560 1.870 2.075 1.880 2.100 2.450 2.325 2.550 2.675 3.500 3.250 2.825 95 2.925 3.400 3.575 3.575 3.375 3.475 3.475 3.250 3.475 3.525
Realized Return
Expected Return
Risk
Variance
0,16770 0,40232 -0,04295 0,45497 -0,01991 0,15009 0,29909 -0,02895 0,04888 -0,08114 0,02630 0,04166 0,18910 0,01677 0,20246 0,11275 -0,09116 0,12012 0,16944 -0,04864 0,09928 0,05131 0,31059 -0,06976 -0,12833 0,03820 0,16510 0,05380 0,00221 -0,05373 0,03198 0,00228 -0,06247 0,07167 0,01667
0,04104
0,16108
0,02595
38 Lanjutan Lampiran 4 Tahun
2012
2013
Bulan Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Harga Dividen Saham (Rp/saham) 3.400 3.525 19 3.500 3.550 4.025 3.875 3.775 3.825 3.875 4.700 970 1.030 1.060 1.090 17 1.290 1.240 1.390 1.450 1.440 1.430 1.350 1.180 1.300 1.220 1.250
Realized Expected Return Return -0,03322 0,03723 -0,00664 0,01474 0,13425 -0,03687 -0,02540 0,01366 0,01349 0,21331 -0,79328 0,06349 0,03066 0,02964 0,18479 -0,03766 0,12211 0,04418 -0,00592 -0,00596 -0,05495 -0,12488 0,10290 -0,06045 0,02575
Risk
Variance
39 Lampiran 5 Perhitungan Return Pasar, E(Rm), Risk dan Variance bulanan periode tahun 2009-2013
Date Dec 2, 2013 Nov 1, 2013 Oct 1, 2013 Sep 2, 2013 Aug 1, 2013 Jul 1, 2013 Jun 3, 2013 May 1, 2013 Apr 1, 2013 Mar 1, 2013 Feb 1, 2013 Jan 2, 2013 Dec 3, 2012 Nov 1, 2012 Oct 1, 2012 Sep 3, 2012 Aug 1, 2012 Jul 2, 2012 Jun 1, 2012 May 1, 2012 Apr 2, 2012 Mar 1, 2012 Feb 1, 2012 Jan 3, 2012 Dec 1, 2011 Nov 1, 2011 Oct 3, 2011 Sep 2, 2011 Aug 1, 2011 Jul 1, 2011 Jun 1, 2011 May 2, 2011 Apr 1, 2011 Mar 1, 2011 Feb 1, 2011
IHSG 4.274,18 4.256,44 4.510,63 4.316,18 4.195,09 4.610,38 4.818,90 5.068,63 5.034,07 4.940,99 4.795,79 4.453,70 4.316,69 4.276,14 4.350,29 4.262,56 4.060,33 4.142,34 3.955,58 3.832,82 4.180,73 4.121,55 3.985,21 3.941,69 3.821,99 3.715,08 3.790,85 3.549,03 3.841,73 4.130,80 3.888,57 3.836,97 3.819,62 3.678,67 3.470,35
Return Pasar (Rm) 0,00417 -0,05635 0,04505 0,02886 -0,09008 -0,04327 -0,04927 0,00687 0,01884 0,03028 0,07681 0,03174 0,00948 -0,01704 0,02058 0,04981 -0,01980 0,04721 0,03203 -0,08322 0,01436 0,03421 0,01104 0,03132 0,02878 -0,01999 0,06814 -0,07619 -0,06998 0,06229 0,01345 0,00454 0,03832 0,06003 0,01795
E(Rm)
Risk
Variance
0,02090
0,05749
0,00331
40 Lanjutan Lampiran 5 Date Jan 3, 2011 Dec 1, 2010 Nov 1, 2010 Oct 1, 2010 Sep 1, 2010 Aug 2, 2010 Jul 1, 2010 Jun 1, 2010 May 3, 2010 Apr 1, 2010 Mar 1, 2010 Feb 1, 2010 Jan 4, 2010 Dec 1, 2009 Nov 2, 2009 Oct 1, 2009 Sep 1, 2009 Aug 3, 2009 Jul 1, 2009 Jun 1, 2009 May 1, 2009 Apr 1, 2009 Mar 2, 2009 Feb 2, 2009 Jan 5, 2009 Dec 1, 2008
IHSG 3.409,17 3.703,51 3.531,21 3.635,32 3.501,30 3.081,88 3.069,28 2.913,68 2.796,96 2.971,25 2.777,30 2.549,03 2.610,80 2.534,36 2.415,84 2.367,70 2.467,59 2.341,54 2.323,24 2.026,78 1.916,83 1.722,77 1.434,07 1.285,48 1.332,67 1.355,41
Return Pasar Expected (Rm) Return -0,07948 0,04879 -0,02864 0,03828 0,13609 0,00411 0,05340 0,04173 -0,05866 0,06983 0,08955 -0,02366 0,03016 0,04906 0,02033 -0,04048 0,05383 0,00788 0,14627 0,05736 0,11264 0,20132 0,11559 -0,03541 -0,01678
Risk
Variance
41 Lampiran 6 Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI bulanan) periode tahun 2009-2013
Tahun
Tanggal
2009
07-Jan 08-Jan 14-Jan 21-Jan 22-Jan 28-Jan 04-Feb 11-Feb 18-Feb 25-Feb 04-Mar 11-Mar 18-Mar 25-Mar 01-Apr 08-Apr 15-Apr 22-Apr 29-Apr 06-Mei 13-Mei 20-Mei 27-Mei 03-Jun 10-Jun 17-Jun 24-Jun 01-Jul 09-Jul 15-Jul 22-Jul 29-Jul 05-Agt 12-Agt 19-Agt
1 bulan (%) 10,33 10,3 10,23 9,96 9,77 9,5 8,91 8,77 8,71 8,74 8,29 8,37 8,31 8,21 8,11 7,87 7,72 7,64 7,59 7,34 7,29 7,26 7,25 7 6,96 6,98 6,95 6,88 6,76 6,76 6,73 6,71 6,59 6,59 6,59686
Tenor 6 bulan (%)
9 bulan (%)
42 Lanjutan Lampiran 6
Tahun
2010
Tanggal 26-Agt 03-Sep 09-Sep 16-Sep 24-Sep 30-Sep 07-Okt 14-Okt 21-Okt 28-Okt 04-Nov 11-Nov 18-Nov 25-Nov 03-Des 09-Des 16-Des 23-Des 30-Des 06-Jan 13-Jan 20-Jan 27-Jan 04-Feb 10-Feb 17-Feb 24-Feb 04-Mar 10-Mar 17-Mar 24-Mar 31-Mar 07-Apr 14-Apr 28-Apr 12-Mei
1 bulan (%) 6,57698 6,56095 6,54559 6,50765 6,47604 6,48204 6,46761 6,46936 6,47538 6,48879 6,48109 6,47706 6,47613 6,47059 6,46079 6,46166 6,46416 6,46318 6,45885
Tenor 6 bulan (%)
6,61762 6,69892 6,69255 6,7 6,69816 6,68555 6,69383 6,6926 6,6991 6,61984 6,62483 6,67822 6,68409 6,68439 6,69262 6,67368 6,69083
9 bulan (%)
43 Lanjutan Lampiran 6
Tahun
2011
2012
2013
Tanggal 26-Mei 09-Jun 07-Jul 11-Agust 08-Sep 13-Okt 10-Nop 08-Des 12-Jan 09-Feb 09-Mar 14-Apr 12-Mei 09-Jun 13-Jul 10-Agust 08-Sep 12-Okt 10-Nop 08-Des 13-Jan 09-Feb 08-Mar 12-Apr 10-Mei 13-Jun 12-Jul 09-Agust 13-Sep 11-Okt 09-Nop 12-Des 10-Jan 13-Feb 13-Mar 11-Apr
1 bulan (%)
Tenor 6 bulan (%) 6,68192 6,72082 6,72362 6,72045 6,72526 6,73176 6,42326 6,26221
9 bulan (%)
6,49936 6,70542 6,71887 7,18 7,36011 7,36317 7,27563 6,77557 6,28206 5,76845 5,22412 5,03858 4,88325 3,8229 3,82637 3,9257 4,23785 4,32005 4,45727 4,54005 4,67165 4,74612 4,77039 4,80274 4,84021 4,86119 4,8695 4,89075
44 Lanjutan Lampiran 6
Tahun
Tanggal
1 bulan (%)
15-Mei 13-Jun 11-Jul 15-Agust 12-Sep 19-Sep 02-Okt 13-Nop 27-Nop 12-Des Total Rata-Rata Rata-Rata Bulanan (%) Rata-Rata Bulanan
Tenor 6 bulan (%)
9 bulan (%) 5,02275 5,27558 5,52051 5,85743 6,60944 6,95555 6,96715 7,21565 7,22435 7,21695 782,280 6,68615 0,55718 0,00557
45
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Blora tanggal 27 Februari 1991. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Riyanto, ST dan Ibu Mekar Harlistyani. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Gunung Simping 02 Cilacap pada tahun 1996. Selain memasuki Sekolah Dasar Negeri, penulis juga memasuki Taman Pengajian Al Quran (TPA) di Masjid Al-Muhajirin Perumahan Gunung Simping Permai, Cilacap- Jawa Tengah. Pada tahun 2005 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 04 Cilacap. Pada tahun 2008 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 01 Cilacap. Pada tahun 2008 penulis diterima pada Program Vokasi/D-III Administrasi Perpajakan, Universitas Indonesia melalui jalur regular (Ujian Bersama-UBER) dan lulus pada tahun 2011. Selama masa kuliah, penulis aktif di kegiatan UKM Marching band Madah Bahana Universitas Indonesia dari September 2008 hingga Juni 2009. Pada bulan Agustus 2009 hingga Desember 2009, penulis menjadi panitia perlombaan di bidang tari tradisional pada event BEM UI “ASTEROID” (Pertandingan Sport dan Art seluruh fakultas di UI). Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama masa kuliah, penulis aktif tergabung dalam organisasi perkuliahan EXOM (Executive of Management) sebagai anggota divisi EKOBIS (Ekonomi dan Bisinis) periode Oktober 2012 hingga Februari 2013 dan staf keuangan EXOM periode April 2013- Februari 2014.