ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DAN SAHAM SEKTOR PERDAGANGAN
INES ARDELIA
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Portofolio Optimal Saham Sektor Pertambangan Dan Sektor Perdagangan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2016
Ines Ardelia NIM H24144047
INES ARDELIA. Analisis Kinerja Portofolio Optimal Saham Sektor Pertambangan Dan Sektor Perdagangan. Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI. Dalam berinvestasi seorang investor dihadapkan pada berbagai macam pilihan investasi. Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari dua atau lebih saham individu dengan tujuan untuk meminimalisir risiko yang terjadi. Pentingnya melakukan penilaian kinerja portofolio saham bagi investor akan menjadi informasi yang bermanfaat untuk keputusan investasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi saham, kinerja saham, komposisi dan kombinasi portofolio saham optimal yang terbentuk pada saham yang termasuk Sektor Pertambangan dan Saham Sektor Perdagangan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Markowitz. Data penelitian menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif selama periode 2011 – 2015, diperoleh dari IDX Statistic dan website Bank Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam saham yang menjadi kandidat portofolio, sedangkan portofolio optimal yang terbentuk terdiri dari lima saham yaitu saham UNTR, RALS, BIPI, MNCN dan BMTR. Proporsi dana saham UNTR sebesar 52,48%, RALS sebesar 23,54%, BIPI sebesar 11,63%, MNCN sebesar 7,25%, dan BMTR sebesar 5,10%. Sedangkan standar deviasi (risiko) dari portofolio lebih kecil dibandingkan standar deviasi saham individu. Kata kunci: model markowitz, portofolio optimal, saham pertambangan, saham perdagangan
ABSTRACT INES ARDELIA. Optimal Portfolio Performance Analysis of the Mining Stock and The Stok Trading Sector. Supervised by FARIDA RATNA DEWI. In investing an investor faced with a wide variety of investment options. The portfolio is a combination or a mixture of two or more individual stocks with the aim to minimize the risk. The importance of assessing the performance of a stock portfolio for investors will be valuable information for investment decisions. The purpose of this study was to analyze the condition of stock, stock performance, composition and combination of optimal stock portfolio formed in shares included Sectors and Stocks Trade Sector. Methods of data analysis used in this study is a model of Markowitz. Data research using quantitative secondary data during the period 2011 - 2015, obtained from IDX Statistic and Bank Indonesia website. The results showed that there are six stocks that are candidates portfolio, while the optimal portfolio is formed consisting of five stocks are share of UNTR, RALS, BIPI, MNCN and BMTR. The proportion of equity funds amounted to 52.48% UNTR, RALS amounted to 23.54%, Bipi amounted to 11.63%, MNCN amounted to 7.25%, and BMTR amounted to 5.10%. Whereas the standard deviation (risk) of the portfolio is smaller than the standard deviation of individual stocks. Keywords: markowitz model, mining stock, optimal portfolio, trade stock
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DAN SAHAM SEKTOR PERDAGANGAN
INES ARDELIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR RUKMANA RESTI SRI REJEKI 2016
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya dalam penulisan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Maret – Mei 2016 dengan tema Portofolio Saham. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku pembimbing, yang telah memberikan saran dan masukan dalam pengolahan data penelitian. Di samping itu, tidak lupa penulis ungkapkan terima kasih juga untuk ayah, ibu, kakak serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2016 Ines Ardelia
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pasar Modal
4
Pengertian Investasi
4
Tipe-tipe Investasi Keuangan
5
Tingkat Pengembalian Investasi
5
Risiko
6
Saham
6
Portofolio
7
Model Markowitz
8
Penelitian Terdahulu
8
METODE
9
Lokasi dan Waktu Penelitian
11
Jenis dan Sumber Data Penelitian
11
Populasi dan Sampel
11
Metode Analisis Data
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
Gambaran Umum Objek Penelitian
14
Kondisi dan Perkembangan Harga Saham
17
Kinerja Saham Sektor Pertambangan dan Perdagangan
20
Korelasi Antar Saham
21
Varian-Kovarian Antar Saham
21
Portofolio Efisien
22
Pembentukan Portofolio Optimal
23
Implikasi Manajerial
24
SIMPULAN DAN SARAN
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
28
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5
Perkembangan saham sektoral periode 2011 - 2015 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian Expected return dan standar deviasi Matriks korelasi antar saham Matriks varian-kovarian antar saham
2 14 20 21 22
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran 2 Pergerakan IHSG dan harga saham (closing price) emiten sektor pertambangan 3 Pergerakan IHSG dan harga saham (closing Prince) emiten sektor perdaangan 4 Set efisiensi portofolio 5 Proporsi portofolio optimal 6 Titik portofolio optimal
10 17 19 22 23 24
DAFTAR LAMPIRAN 1 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance ADRO dan ITMG 2 Perhitungan return Saham, expected return, risk dan variance PTBA dan BIPI 3 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance ENRG dan MEDC 4 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance ANTM dan INCO 5 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance TINS dan AKRA 6 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance UNTR dan RALS 7 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance MNCN dan BMTR 8 Indeks harga saham gabungan bulanan periode tahun 2011-2015 9 Set efisiensi portofolio dengan penjualan pendek
29 30 32 34 35 37 39 40 41
PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen pembentukan modal perusahaan, disamping dari modal sendiri dan modal dari utang. Selain sebagai pembentuk modal perusahaan, pasar modal menjadi indikator kualitas perusahaan melalui harga saham perusahaan. Murray et al (2006) berpendapat bahwa pertumbuhan ekspansi, globalisasi perusahaan-perusahaan di dunia yang tercermin dalam kekuatan pasar modal mendorong perusahaan untuk meningkatkan perhatian perusahaan tidak hanya berfokus pada laba usaha. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus membayar beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. Disamping itu, perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi investor. Pasar modal menjadi wahana alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain real investment. Hal ini dilakukan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak lagi berupa kebutuhan pokok saja. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut diperlukan penghasilan tambahan. Investasi diharapkan diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang. Secara sederhana, investasi adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan harta. Dengan kata lain investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini memiliki tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tendelilin 2010). Dalam investasi, tentunya yang diharapkan adalah imbalan atas komitmen yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam dunia rill hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukannya. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Investor dalam melakukan investasi pada saham di pasar modal bertujuan memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor yang rasional tentunya akan mengharapkan suatu tingkat pengembalian yang semakin tinggi dari investasi yang dilakukannya dengan mempertimbangkan risiko atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tingkat pengembalian yang akan diperoleh karena unsur ketidakpastian. Dalam hal ini investor dapat menggunakan konsep risk and return dengan menerapkan teori portofolio. Tujuan portofolio ini adalah meminimumkan risiko investasi melalui diversifikasi. Masalah utama dalam portofolio adalah bagaimana investor memilih dan menentukan kombinasi terbaik antara tingkat pengembalian dan risiko agar terbentuk portofolio yang optimal sehingga diperoleh return yang besar serta risiko yang paling minimal atas kumpulan saham-saham dalam portofolio. Portofolio
2
yang efisien merupakan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah atau risiko tertentu dengan keuntungan tertinggi (Husnan 2005). Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih oleh seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin 2010). Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Berdasarkan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestaskan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman, dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih. Saham perusahaan bila dilihat dari sektornya terdiri atas sepuluh sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar, sektor aneka industri, sektor industri konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, sektor perdagangan dan jasa, serta sektor manufaktur. Pergerakan indeks harga saham tiap sektor digambarkan ke dalam Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS). Untuk melihat kinerja saham sektoral yang dilihat dari harga sahamnya, berikut adalah tabel 1 yang menunjukkan perkembangan harga saham sektoral pada tahun 2011-2015. Tabel 1 Pertumbuhan indeks harga saham sektoral tahun 2011-2015 Industri 2011 2012 2013 2014 Agricultural -6,05% -3,87% 3,73% 9,86% Mining -22,66% -26,41% -23,31% -4,22% Basic Industry 5,43% 28,97% -8,70% 13,09% Miscelaneous Industry 35,59% 1,93% -9,84% 8,47% Consumer Goods Industry 20,22% 18,99% 13,81% 22,21% Property and Real Estate 12,88% 42,44% 3,20% 55,76% Infrasructure -14,62% 29,75% 2,52% 24,71% Finance 5,38% 11,86% -1,77% 35,41% Trade and Services 22,80% 27,27% 4,84% 13,11% Manufacturing 20,57% 15,66% 0,24% 16,04%
2015 -26,87% -40,75% -24,98% -19,11% -5,19% -6,47% -15,42% -6,10% -3,31% -13,75%
Sumber : IDX Statistics tahun 2011-2015 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa Indeks Harga Saham Sektoral sepanjang tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan positif dan negatif. Sektor Perdagangan merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan indeks paling baik dan paling positif terhadap pergerakan pasar modal di Indonesia secara keseluruhan sepanjang tahun 2015 dalam menaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Pertumbuhan harga saham yang cenderung positif selama lima tahun terakhir mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan sektor pertambangan memiliki kondisi fundamental yang baik, sehingga investor yang ingin menanamkan dananya dapat merasa lebih aman. Berbeda dengan sektor perdagangan, harga saham sektor pertambangan yang semakin melamah membuat sektor ini menjadi sektor yang paling tertinggal pertumbuhannya dibanding 9 sektor lainnya dalam 5 tahun terakhir. Namun, para investor yang menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya berinvestasi untuk
3
mendapatkan pendapatan jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh hasil investasi jangka panjang. Menurut Husnan, satu portofolio akan efisien jika tidak memiliki korelasi yang kuat positif satu sama lain. Kondisi pertumbuhan harga saham pada sektor perdagangan dan sektor pertambangan memperihatkan korelasi yang negatif satu sama lain. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penelitian ini mengambil sebagai berikut: “Analisis Kinerja Portofolio Optimal Saham Sektor Pertambangan Dan Saham Sektor Perdagangan”.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dipaparkan, maka dibuat suatu perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi dan perkembangan saham sektor pertambangan dan perdagangan? 2. Bagaimana kinerja portofolio saham, dilihat dari return maupun risiko pada saham sektor pertambangan dan perdagangan? 3. Bagaimana kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor pertambangan dan perdagangan?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dijabarkan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kondisi dan perkembangan saham sektor pertambangan dan perdagangan. 2. Menganalisis kinerja portofolio saham, dilihat dari return maupun risiko pada saham sektor pertambangan dan perdagangan. 3. Menentukan kombinasi portofolio yang optimal pada saham sektor pertambangan dan perdagangan.
Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang akan didapatkan adalah: 1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam menentukan investasi secara umum, khususnya dalam pengambilan keputusan pemilihan saham dan portofolio yang optimal. 2. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang diperlukan, khususnya yang berhubungan dengan pemilihan saham dan portofolio yang optimal. 3. Bagi Peneliti lain, dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu dan sebagai bahan referensi pada penelitian selanjutnya.
4
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian difokuskan pada kinerja portofolio saham pada perusahaanperusahaan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek Indonesia. Emiten-emiten tersebut berada pada sektor pertambangan dan sektor perdagangan yang merupakaan emiten yang terdaftar pada indeks kompas 100 secara berturut-turut pada periode tahun 2011-2015.
TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (Darmadji dan Fakhruddin 2006). Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tajun, seperti saham dan obligasi. Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana (Tandelilin 2010). Pengertian Investasi Menurut Ahmad (2004) menjelaskan bahwa investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006) menjelaskan bahwa investasi dapat di artikan sebagai suatu komitmen penempatan dan pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa datang. Semakin maju dan berkembangnya suatu peradaban masyarakat, maka objek-objek investasi dalam hal jenis maupun kecanggihan semakin berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar aktivitas investasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Jadi investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menambah modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti si pemilik modal akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut (Pahlevi 2008). Seorang investor yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi, harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukannya.
5
Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap alternatif investasi, tetapi besar kecil risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya.
Tipe-tipe Investasi Keuangan Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung (Hartono 2008). 1. Investasi langsung Investasi yang dilakukan dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Investasi langsung ada beberapa macam yaitu : a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan : Tabungan dan Deposito. b. Investasi langsung yang dapatdiperjualbelikan Investasi langsung di pasar uang : T-bill dan Deposito yang dapat dinegosiasikan. Investasi langsung di pasar modal - Surat-surat berharga pendapatan tetap : T-bond, Federal agency securities, Municipal bond, Corporate bond, Convertible bond. - Saham-saham : Saham preferen dan saham biasa. - Investasi langsung di pasar turunan : Waran, Opsi put, Opsi cal dan Future Contract 2. Investasi Tidak Langsung Investasi yang dilakukan dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Investor dalam membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal, biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau adanya perantara (agent). Perantara (agent) nantinya akan mendampatkan sejumlah keuntungan yang biasa disebut fee. Tingkat Pengembalian Investasi Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Return merupakan tingkat keuntungan investasi yang terdiri atas (Husnan 2005) : a. Expected return (return yang diharapkan) yaitu return yang diharapkan akan didapat oleh investor di masa depan. b. Realized return (return aktual) yaitu return yang sesungguhnya terjadi/didapat oleh investor. Pada dasarnya, ada dua return yang diperoleh investor, sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin 2006) : a. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, yaitu berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. Dividen dapat pula berupa
6
b.
dividen saham, yaitu berupa dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adnya pembagian dividen saham tersebut. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBI), risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Manajemen risiko dapat diartikan kemamouan seorang manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi yang tidak pasti (Sofyan 2005). Pada prinsipnya risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari (avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi (diversifiable). b. Risiko sistematik (systematic risk) Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diersifikasi sekalipun. Saham Investasi pada sekuritas (surat berharga) merupakan salah satu bentuk investasi dari beberapa jenis investasi yang dapat dilakukan. Sekuritas (istilah resmi dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah Efek), menunjukkan selembar kertas yang menunjukkan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan sekuritas tersebut (Husnan 2005). Umumnya dalam pasar modal terdapat dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh public yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing (Fahmi dan Hadi 2009). a. Common Stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. b. Preferred Stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap (saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa) dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan). Investor yang memiliki saham istimewa ini memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.
7
Portofolio Portofolio merupakan suatu proses bagaimana dana yang dipercayakan kepada manajer investasi untuk dikelola. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, menggunakan prosedur yang eksplisit maupun implisit, relatif kontrol atau tidak terkontrol. Arah perkembangannya adalah operasi manajemen portofolio menjadi makin terkontrol (Husnan 2005). Teori portofolio yang dikemukakan oleh Henry Markowitz yaitu “don’t put all your eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tetapi letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan diversifikasi investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada satu bidang saja tetapi lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah. Secara lengkap suatu portofolio dapat disimpulkan sebagai berikut (Hartono J 2014) : 1. Bentuknya berupa suatu kumpulan atau kelompok atau penggabungan atau kombinasi yang membentuk suatu unit 2. Isinya adalah aktiva atau sekuritas keuangan seperti saham,obligasi dan setara kas. 3. Pemegang atau pembuatnya dapat berupa seorang investor, perusahaan investasi, atau institusi keuangan. Pada pembentukan portofolio bisa diperoleh suatu kombinasi yang mendominir saham tertentu. Artinya, bisa diperoleh suatu investasi yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang lebih rendah atau dengan risiko yang sama memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Portofolio yang mempunyai karakteristik seperti itu disebut sebagai portofolio efisien (Husnan 2005). Portofolio optimal memiliki arti yaitu portofolio yang dipilih sesuai preferensi investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin 2010). Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko yang terendah. Proses pembuatan portofolio optimal melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut (Hartono J 2014) : 1. Alokasi Aktiva Langkah pertama adalah keputusan alokasi aktiva yang merupakan keputusan untuk menentukan aktiva yang akan digunakan atau dialokasikan ke dalam portofolio. 2. Memaksimalkan Portofolio Tahap berikutnya adalah melakukan proses optimalisasi untuk mendapatkan portofolio yang optimal. 3. Memilih Aktiva Tahap selanjutnya melakukan pemilihan sekuritas yaitu keputusan untuk memilih aktiva atau sekuritas yang membentuk portofolio optimal tersebut. 4. Mengeksekusi Portofolio Tahap selanjutnya adalah mengeksekusi portofolio yang berarti mewujudkan portofolio tersebut dengan membeli aktiva yang sudah ditentukan.
8
Model Markowitz Pada tahun 1952, Harry Markowitz meluncurkan sebuah model formal seleksi Portofolio yang memasukan prinsip diversifikasi. Strategi diversifikasi saham Model Markowitz berusaha untuk menggabungkan antara aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang sempurna, dengan tujuan mengurangi resiko portofolio (varians) tanpa mengurangi pengembalian. Dalam pemilihan portofolio dikenal adanya teori portofolio dengan model pemilihan Markowitz. Markowitz menunjukkan secara kuantitatif kenapa dan bagaimana diversifikasi portofolio bekerja untuk mengurangi risiko. Metode yang digunakan Markowitz adalah dengan melihat antara return aset yang pada akhirnya akan mengurangi risiko portofolio hingga batas minimum. Markowitz menekankan bahwa kualitas aset yang dibentuk dalam portofolio akan berbeda dengan kualitas aset secara individual. Ini berarti akan ada perbedaan antara risiko dari aset dalam portofolio dengan aset secara individual. Kontribusi Penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio tetapi juga harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio atau disebut dengan kovarians. Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari kedua sekuritas dalam portofolio cenderung bergerak bersama-sama (Tandelilin 2007). Ada beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan ukuran koefisien korelasi dalam konsep diversifikasi, yaitu: 1. Penggunaan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0) tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko Portofolio yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada dalam portofolio. 2. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko portofolio secara signifikan. Semakin banyak jumlah saham yang tidak berkorelasi (0) dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang diperoleh. 3. Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip strategi lindung nilai (hedging) terhadap risiko. Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0;0,0 dan -1,0) sangat jarang terjadi. Sekuritas biasanya akan mempunyai korelasi positif terhadap sekuritas lainnya, meskipun tidak sempurna (+1). Oleh karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko portofolio. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian terdahulu yang sudah meneliti tentang kinerja portofolio saham diantaranya adalah : a. Penelitian oleh Rahmasari (2010), berjudul “Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ45 di BEI Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagai investor yang menginginkan tingkat keuntungan
9
tinggi yang berdasarkan risiko total dan risiko sistematik atau risiko pasar maka pilihan investasi dapat dilakukan pada portofolio kepemilikan saham Lokal. b. Penelitian oleh Ferlistya (2014), berjudul “Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa saham sektor Consumer Goods Industry yang terdiri atas saham UNVR, INDF, GGRM dan KLBF selama tahun 2009- 2013, khususnya pada kondisi saham KLBF dan GGRM dalam periode 2 tahun terakhir mengalami penurunan.Berbanding terbalik dengan kedua saham lainnya yaitu UNVR dan INDF dimana kondisi sahamnya mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis, komposisi portofolio yang terbentuk adalah keempat saham dari sampel penelitian ini yaitu UNVR, GGRM, KLBF dan INDF, hal ini didasarkan pada nilai ERB yang bernilai positif pada masing-masing saham. Berdasarkan nilai koefisien variasi portofolio yang bernilai 1,77972 dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai koefisien variasi dari empat saham tersebut, hal ini menjadikan bahwa semakin kecil risiko maka, semakin optimal portofolio tersebut. c. Penelitian oleh Hartono (2008), berjudul “Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2007 Juli 2008”. Hasil penelitian ini menunjukan Selama periode penelitian (Agustus 2007-Juli 2008), terdapat 90 persen atau sebanyak 18 emiten sektor pertambangan yang harga sahamnya terpengaruh oleh gejolak pasar dan hanya terdapat 2 emiten yang sahamnya tidak terpengaruh oleh gejolak pasar. Resiko yang diperoleh melalui porotofolio model indeks tunggal lebih kecil dibandingkan dengan resiko individual saham. Portolio yang terbentuk dari saham Timah, Apexindo Pratama Duta, Radiant Interinsco, Indo Tambang Raya Megah, Bumi Resources dan Tambang Batubara Bukit Asam merupakan portofolio optimal dengan nilai koefisien variasi sebesar 1,0512.
METODE Kerangka Pemikiran Portofolio saham merupakan sekumpulan saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Pada awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuan serta batasan risiko dalam berinvestasi. Mengingat adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return), maka investor tidak dapat menetapkan tujuan investasi mencari keuntungan yang tinggi tanpa memperhatikan potensi risiko yang tinggi pula. Rasionalitas investor dapat diukur dari cara mereka memilih saham yang memberikan hasil (return) maksimum pada tingkat risiko tertentu atau mempunyai risiko minimum pada tingkat return tertentu (Jogianto, 2013). Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka tujuan investasi yang telah ditentukan di awal akan lebih realistis untuk dicapai dan sesuai dengan preferensi risiko dan karakteristik investor. Dalam menilai saham yang potensial dengan keuntungan yang maksimum dan risiko yang rendah, investor harus mampu menganalisa dan mengetahui bagaimana kondisi saham tersebut, mengetahui bagaimana kinerja saham selama
10
beberapa tahun dan juga mempertimbangkan komposisi portofolio saham tersebut dengan menggunakan model Markowitz. Bursa Efek yaitu lembaga yang menyelenggarakan perdagangan efek. Indonesia memiliki lembaga seperti ini dan Bursa Efek harus berbentuk Perseroan yaitu PT Bursa Efek Indonesia. Pada bursa inilah dilakukan jual beli saham dengan menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota bursa tersebut. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi investor untuk referensi dan bahan pertimbangan dalam memilih dan mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal. Ilustrasi kerangka pemikiran atas penelitian ini selengkapnya ditunjukkan pada Gambar 1.
Investasi
Investor
Bursa Efek Indonesia
Saham Sektor Pertambangan dan Perdagangan
Kinerja Saham
Komposisi Portofolio Saham dengan Metode Markowitz
Kombinasi Portofolio Optimal Saham Sektor Pertambangan dan Perdagangan
Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
11
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada dua sektor saham di Indonesia yang tergabung dalam Indeks Saham Sektoral (IHSS) di PT. Bursa Efek Indonesia. PT. Bursa Efek Indonesia dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk bertransaksi bagi para investor baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret – Mei 2016. Penelitian ini dilakukan mulai dari Maret sampai dengan Mei 2016. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data penelitan adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data yang diperoleh berasal dari harga saham penutupan (closing price) bulanan perusahaan sektor pertambangan dan sektor perdagangan yang tercatat dalam indeks kompas 100 selama berturut-turut pada tahun 2011-2015 di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas 100 dipilih karena memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas100. Adapun data penunjang, yang mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur, jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar dalam Sektor Pertambangan dan Sektor Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan masih aktif hingga sekarang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah Purposive Sampling dengan kriteria sebagai berikut: Perusahaan sektor Pertambangan dan Perdagangan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek Indonesia. Perusahaan merupakan emiten yang masuk ke dalam daftar Indeks Kompas 100 selama tahun penelitian. Adapun total populasi dari perusahaan sektor pertambangan yang tercatat (listing) di PT Bursa Efek Indonesia berjumlah 43 emiten, sedangkan total perusahaan sektor perdagangan berjumlah 111 emiten. Namun, jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk di jadikan sampel berjumlah 14 emiten, meliputi 9 emiten dari sektor pertambangan dan 5 emiten dari perdagangan. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang harus dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif ini dibantu dengan program computer yaitu Microsoft Office Excel. Analisis data dilakukan untuk mengkaji kinerja portofolio optimal yaitu mengunakan perhitungan Model Markowitz. Adapun variabel-variabel serta langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
12
a. Menghitung Realized Return, digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian aktual, dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hartono 2014) : Return saham = Pt – Pt-1 + Dt Pt-1 ………………………………………...(1) Keterangan : Pt = harga saham pada periode t Pt-1 = harga saham pada periode t-1 Dt = Dividen pada periode t b. Menghitung Return Expectation digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan, dengan rumus (Hartono 2014) :
………………………………………………..….(2) Keterangan : E(Ri) = Tingkat Pengembalian saham yang diharapkan Rit = return saham i pada periode t n = Periode yang dilihat (60 bulan) c. Risiko Saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan (expected return) dan realisasi pengembalian yang terjadi (realized return). Standar deviasi adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko dari realized return. Variance σi2 digunakan untuk mengukur risiko expected return dari saham i, sedangkan varian dapat dihitung dengan rumus (Hartono 2014) :
…………………………………….............(3) Keterangan : σi2 Rit E(Ri) n
= tingkat risiko saham = return saham I periode ke t = tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i = periode yang dilihat (60 bulan)
d. Menghitung Koefisien korelasi harga saham antar perusahaan. Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Besar kecilnya koefisien korelasi akan berpengaruh terhadap resiko portofolio. Rumus yang digunakan adalah :
…………………………(4)
13
Keterangan : n = Banyaknya Pasangan data X dan Y Σx = Total Jumlah dari Variabel X Σy = Total Jumlah dari Variabel Y Σx2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X Σy2= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y e. Menghitung Kovarian antara dua buah saham dalam portofolio. Pengukuran Kovarian digunakan untuk menunjukan arah pergerakan dua buah variabel. Rumus yang digunakan untuk menghitung kovarian adalah sebagai berikut :
………….................………………(5) Keterangan: σij = Kovarian return antara saham A dan saham B Rij = Return masa depan saham A kondisi ke-i Rjt = Return masa depan saham B kondisi ke-i E(Rij) = Return ekspektasian saham A E(Rj) = Return ekspektasian saham A n : Jumlah dari kondisi masa depan dari I = 1
f. Menentukan proporsi dana dari saham-saham kandidat portofolio dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Solver yang ada didalam Microsoft Excel. Cara kerja program aplikasi Solver meliputi proses optimalisasi yaitu memaksimumkan atau meminimumkan satu fungsi objektif, maka nilai risiko terkecil portofolio dan proporsi masing-masing aktivanya dapat dihitung. Aplikasi ini akan memberikan proporsi dana yang terbaik supaya menghasilkan return yang paling maksimal. g. Menghitung Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dari portofolio. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio dapat dihitung menggunakan rumus :
................................................................................(6) Keterangan : E(Rp) = tingkat keuntungan/ekspektasi return dari suatu portfolio E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas Ri = satu outcome dari sekuritas Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i
14
h. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) dari portofolio. Varians dan standar deviasi dari portofolio dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut :
………….………………(7) Keterangan : σ2p = Varian portofolio X1 = Bobot portofolio pada asset 1 X2 = Bobot portofolio pada asset 2 Ρ12 : koefisien korelasi asset 1 dan 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini terdiri dari sembilan saham sektor pertambangan dan lima saham sektor perdagangan yang terpilih dari kriteria yaitu konsisten masuk ke dalam Indeks Kompas 100 dalam waktu lima tahun (10 periode dari tahun 20112015) terakhir. Pada Tabel 2 berikut ini merupakan daftar emiten yang sesuai dengan kriteria tersebut. Tabel 2 Daftar emiten yang menjadi objek penelitian Kode Nama Perusahaan Sektor Pertambangan Emiten ADRO Adaro Energy Tbk ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk NIPI Benakat Integra Tbk ENRG Energi Mega Persada Tbk MEDC Medco Energi Internasional Tbk ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. INCO Vale Indonesia Tbk TINS Timah (Persero) Tbk AKRA AKR Corporindo Tbk UNTR United Tractors Tbk RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk MNCN Media Nusantara Citra Tbk. BMTR Global Mediacom Tbk
Sektor Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Pertambangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
Berikut adalah gambaran umum mengenai kondisi perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian.
15
a. Adaro Energy Tbk PT Adaro Energy Tbk adalah kelompok perusahaan energi di Indonesia yang berfokus pada bisnis pertambangan batubara yang terintegrasi melalui anak-anak perusahaan. Perusahaan mulai berproduksi pada tahun 1992 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 28 Juli 2004. Komposisi pemegang saham terdiri dari 74,59% milik pemegang saham domestik dan 25,41% milik pemegang saham asing. b. Indo Tambangraya Megah Tbk PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) adalah perusahaan pemasok batubara terkemuka Indonesia untuk pasar energi dunia yang didirikan pada tanggal 2 September 1987 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 18 Desember 2007. Komposisi pemegang saham terdiri dari 65,057% milik Banpu Minerals (Singapore) Ltd dan 34, 943% milik publik. c. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbesar dan tertua di Indonesia yang di dirikan pada tanggal 2 Maret 1981. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 23 Desember 2002. Komposisi pemegang saham terdiri dari 65,02% milik pemerintah dan 34, 98% milik publik. d. Benakat Integra Tbk PT Benakat Integra Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang berbasis terlibat dalam eksplorasi produksi minyak dan gas alam yang didirikan pada pada tanggal 19 April 2007. Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat pada tanggal 11 Februari 2010. Komposisi pemegang saham terdiri dari 5,01% milik Credit Suisse AS Singapore Trust, 16,46% milik Credit Suisse AS Singapore Trust, 28,28% milik PT Indotambang Perkasa, dan 50,25% milik publik. e. Energi Mega Persada Tbk PT Energi Mega Persada Tbk. (EMP) adalah sebuah perusahaan hulu minyak dan gas yang memiliki wilayah operasi tersebar di kepulauan Indonesia dan telah diperluas ke wilayah Mozambik, Afrika. Didirikan pada Oktober 2001. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal Juni 2004. Kepemilikan saham perusahaan tediri dari 3,37% milik JPMCB Account, 6,28% milik PT Bakrie Group, 6,87% milik Prudential & Eastspring Accounts, 8,6% milik MacKenzie Cundill & CIM Accounts, 16,1% milik Reignwood Inter Investment dan 58,78% milik publik. f. Medco Energi Internasional Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk fokus pada eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas yang didirikan tanggal 09 Juni 1980. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakartan pada tanggal 06 Desember 1994. Pemegang saham PT Medco Energi Internasional Tbk terdiri dari 50,7% kepemilikan Encore Energi dan 49,3% kepemilikan publik. g. Aneka Tambang (Persero) Tbk PT Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah perusahaan pertambangan dan mineral pertama Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1968. Hasil pertambangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah nikel, bauksit, biji besi, emas, dan perak. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana melalui BEJ pada tanggal 27
16
November 1997. Penawaran dilakukan kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari jumlah 1.230.768.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. h. Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. Perusahaan mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 16 Mei 1990. Komposisi pemegang saham PT Vale Indonesia terdiri dari 58,73% milik Vale Canada Limited, 21,18% milik Sumitomo Metal Mining Co dan 20,09% milik pemegang saham publik. i. Timah (Persero) Tbk PT Timah (Persero) Tbk merupakan produsen dan eksportir logam timah, dan memiliki segmen usaha penambangan timah terintegrasi mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran. Perusahaan berdiri pada tanggal 02 Agustus 1976 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 19 Oktober 1995. Komposisi pemegang saham terdiri dari 65% milik pemerintah dan 35% milik publik. j. AKR Corporindo Tbk PT AKR Corporindo Tbk., merupakan perusahaan logistik dan supply chain terkemuka, bergerak di bidang perdagangan dan distribusi Bahan Bakar Minyak dan Kimia Dasar, dengan jaringan yang luas untuk penyimpanan curah cair dan kering, sarana transportasi dan pelabuhan, adalah salah satu distributor terbesar di Indonesia. Perusahaan berdiri pada tanggal 28 November 1977 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 03 Oktober 1994. Komposisi pemegang saham terdiri dari 59,31% milik PT Athakencana Rayatama, 0,52% milik Management perusahaan dan 40,17% milik publik. k. United Tractors Tbk PT United Tractors Tbk adalah distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia yang menyediakan produk-produk dari merek ternama dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest. Perusahaan berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tanggal 19 September 1989. Komposisi pemegang saham terdiri dari 59,50% milik PT Astra Internasional Tbk dan 40,50% milik publik. l. Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Adalah jaringan toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia. Selain department store yang menjual produk sandang seperti baju dan sepatu, Ramayana juga memiliki supermarket atau pasar swalayan yang menjual kebutuhan pangan dan sehari-hari. Perusahaan berdiri tahun 1972 dan melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996. Komposisi pemegang saham terdiri dari 55,88% milik PT Ramayana Makmursentosa, 3,66% milik Paulus Tumewu dan 40,46% milik publik. m. Media Nusantara Citra Tbk. PT Media Nusantara Citra merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media yang berpusat di Jakarta, Indonesia, didirikan pada tanggal 17
17
Juni 1997 merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah tercatat dalam Bursa Efek Jakarta (BEI) sejak tanggal 22 Juni 2007, dengan kode saham ‘MNCN’. Komposisi pemegang saham terdiri dari 63,49% milik PT Global Mediacom Tbk, 0,07% milik Manajemen perusahaan dan 36,44% milik publik. n. Global Mediacom Tbk PT Global Mediacom merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha media dan telekomunikasi. GlobalMediacomberpusat di Jakarta, Indonesia, didirikan pada tahun 30 Juni 1981. Sejak tahun 2006, Perusahaan ini tercatat sebagai perusahaan yang paling banyak di Bursa Efek Jakarta. Komposisi pemegang saham terdiri dari 55,95% milik PT MNC Investama Tbk, 0,54% milik Manajemen perusahaan dan 43,51% milik publik.
Kondisi dan Perkembangan Harga Saham Seluruh analisis didasarkan oleh harga saham perusahaan pada sektor Pertambangan dan Perdagangan. Data harga saham yang diteliti adalah harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir tahun selama periode tahun 2011-2015. Data harga saham (closing price) diperoleh dari Company Report masing-masing emiten periode Desember 2015 yang didapat dari website Bursa Efek Inonesia (www.idx.co.id). Gambar dibawah ini menunjukan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dan harga saham emiten dari sektor pertambangan dan perdagangan pada periode tahun 2011-2015. 45000
6000
40000
5000
35000 30000
4000
25000
3000
20000 15000
2000
10000
1000
5000 0
0 Des-011
Des-012
Des-013
Des-014
Des-015
ITMG (S.Primer)
PTBA (S.Primer)
BIPI (S.Sekunder)
ADRO (S.Sekunder)
ENRG (S.Sekunder)
MEDC (S.Sekunder)
ANTM (S.Sekunder)
INCO (S.Sekunder)
TINS (S.Sekunder)
IHSG (S.Sekunder)
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
Gambar 2 Pergerakan IHSG dan harga saham (closing price) emiten sektor pertambangan periode 2011-2015 Pada gambar 2 di atas menunjukan bahwa pergerakan harga saham-saham sektor pertambangan pada lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan
18
yang signifikan khususnya pada tahun 2015 semua emiten mengalami penurunan harga saham. Berdasarkan statistik BEI, indeks sektor tambang sudah anjlok 26.3% sepanjang tahun 2015, terburuk dibanding sektor manapun, padahal saham-saham di sektor ini sudah turun banyak di tahun-tahun sebelumnya.. Hal ini terjadi karena anjloknya harga komoditas pertambangan ditambah aturan hilirisasi yang memberatkan dunia usaha, menjadi faktor yang membuat kinerja harga saham sektor pertambangan masih mengalami keterpurukan. Selain itu tren perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia masih menjadi masalah yang menghambat tren kenaikan harga komoditas pertambangan. Dari 9 saham emiten pada grafik tersebut, empat saham yang mengalami penurunan harga terbesar pada tahun 2015 adalah MEDC, ANTM, PTBA dan ITMG. Pada grafik harga saham MEDC terlihat bahwa harga saham emiten tersebut mengalami perubahan kenaikan harga terbesar pada tahun 2014 yaitu sebesar 80,95% dari tahun sebelumnya juga sekaligus mengalami penerunan paling tajam pada 2015 di antara 9 harga saham lainnya yaitu sebesar 79,08% dari tahun sebelumnya. Kenaikan harga saham MEDC tersebut dipicu penandatanganan kontrak jual beli gas dengan PT Pertamina (Persero). Berbeda dengan tahun 2015, jatuhnya harga minyak mentah dan diperparah dengan penurunan jumlah minyak dan gas siap jual (lifting) memukul kinerja PT Medco Energi International Tbk (MEDC). Sepanjang 2014, laba bersihnya turun dari 14,15% menjadi US$ 13,71 juta pada 2015. Pada grafik harga saham ANTM dari lima tahun terakhir terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun 2012 yaitu sebesar 33,88% dari tahun sebelumnya dan 2015 sebesar 70,52% dari tahun sebelumnya. Kerugian emiten BUMN pertambangan nikel tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan beban keuangan dan kerugian lain-lain. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2015 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugiaan ANTM mencapai Rp1,441 triliun (Rp120 per saham) pada 2015, meningkat 94% dibandingkan rugi pada 2014 sebesar Rp743,53 miliar (Rp78 per saham). Beban pokok penjualan naik 20%, dari Rp8,63 triliun pada 2014 menjadi Rp10,34 triliun pada 2015. Peningkatan beban pokok itu menyebabkan laba kotor ANTM merosot 75,4% menjadi Rp195,14 miliar dari Rp793,36 miliar pada 2014. Di sisi lain, beban keuangan ANTM juga meningkat 94,4% menjadi Rp246,02 miliar. Ini menyebabkan beban lain-lain bersih bertambah 32,3% menjadi Rp297,95 miliar. Kinerja keuangan perseroan yang terus memburuk akhirnya berimbas negatif terhadap harga saham ANTM dibursa. Pada grafik harga saham PTBA dari lima tahun terakhir terjadi penurunan yang sangat tajam pada tahun 2013 yaitu sebesar 32,45% dari tahun sebelumnya dan 2015 sebesar 63,76% dari tahun sebelumnya. Penurunan harga yang cukup tajam dua tahun tersebut terjadi karena harga komoditas yang turun. PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. membukukan laba bersih Rp1,5 triliun hingga kuartal III/2015, turun tipis 4,8% dari periode yang sama setahun sebelumnya Rp1,58 triliun. Dalam laporan keuangan yang dirilis perseroan pada pertengahan periode 2015 disebutkan penurunan laba bersih itu terjadi akibat melonjaknya beban pokok penjualan perseroan. Pada saat yang sama, PTBA tidak mampu menekan lonjakan beban hingga 14,4% year-on-year dari Rp6,58 triliun menjadi Rp7,53 triliun tahun 2015 sehingga, laba kotor yang didapatkan juga turun.
19
Adapun rata-rata penurunan harga saham yang cenderung paling signifikan dalam lima tahun terakhir terjadi pada PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Laba ITMG merosot 51% menjadi US$82,948 juta pada Januari-September 2015, dibandingkan laba US$169,412 juta pada periode yang sama 2014. Salah satu penyebab penurunan laba emiten tambang batubara tersebut yakni kenaikan beban laian-lain yang mencapai 53,86% menjadi US$128,676 juta, dari US$83,631 juta per September 2014. Beban tersebut terdiri atas beban keuangan dan beban penjualan. Selain itu, perseroan juga menanggung beban berupa rugi selisih kurs US$13,475 juta. Pada saat yang sama penjualan ITMG juga turun 18,89% menjadi US$1,21 miliar, dari US$1,48 miliar per September 2014. Anjloknya penjualan tersebut tetap merupakan salah faktor penyebab lain dari kemerosotan laba ITMG. Berbeda dengan sektor pertambangan, sektor perdagangan merupakan sektor yang cenderung mengalami peningkatan harga saham selama 5 tahun terakhir dan merupakan sektor dengan indeks paling baik dan paling positif terhadap pergerakan pasar modal di Indonesia secara keseluruhan sepanjang tahun 2015. Berikut adalah grafik pergerakan harga saham emiten sektor perdagangan. 30000
8000 7000
25000
6000 20000
5000
15000
4000 3000
10000
2000 5000
1000
0
0 Des-011
Des-012
Des-013
Des-014
Des-015
UNTR (S.Primer)
AKRA (S.Sekunder)
RALS (S.Sekunder)
MNCN (S.Sekunder)
BMTR (S.Sekunder)
IHSG (S.Sekunder)
Sumber : www.idx.co.id (data diolah)
Gambar 3 Pergerakan IHSG dan harga saham (closing price) emiten sektor perdagangan periode 2011-2015 Pada tahun 2012 sebagian besar emiten mengalami kenaikan yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh kinerja fundamental yang positif dari para emiten serta adanya aksi korporasi dari beberapa emiten. Adapun rata-rata peningkatan harga saham yang cenderung paling signifikan dalam lima tahun terakhir terjadi pada PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Per kuartal III/2015, pendapatan saham AKRA tersebut melorot akibat rendahnya harga minyak dunia. Namun, perseroan meraup laba bersih periode berajalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp845,29 miliar, meroket 46,08% yoy dari sebelumnya Rp578,65 miliar. Margin kotor AKRA tumbuh dari 7,24% menjadi 10,9%, margin usaha meningkat dari hanya 4,48% menjadi 7,23%, dan margin bersih naik dari 3,4% ke level 5,62%. Perseroan berhasil memangkas beban pokok penjualan sebesar 15% dari Rp15,75
20
triliun menjadi Rp13,39 triliun, serta beban keuangan sekitar 20,56% yoy dari Rp106 miliar menjadi Rp84,2 miliar. Pada gambar 2 dan 3 menunjukan pergerakan IHSG pada tahun 2011-2014 cenderung mengalami kenaikan, pertumbuhan harga saham tersebut merefleksikan pertumbuhan ekonomi sebuah negara yang berarti laba perusahaan akan semakin tinggi. Berbeda dengan pergerakan IHSG periode Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 633,94 poin atau 12,13% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar bursa dunia cenderung melemah pada tahun 2015. Penyebab turunnya IHSG tidak luput dari perkembangan ekonomi global yang berpengaruh pada kondisi perekonomian dalam negeri. Drama kenaikan suku bunga The Fed yang membuat nilai USD menguat terhadap mayoritas mata uang dunia dan memicu keluarnya dana asing dari bursa saham Indonesia, serta anjloknya harga komoditas khususnya minyak dunia akibat kelebihan pasokan dan melambatnya ekonomi dunia terutama China. Masalah lain dari dalam negeri adalah kegaduhan politik dan masalahmasalah korupsi, serta kurang mulusnya penyerapan anggaran, rendahnya penerimaan pajak dan pelemahan nilai tukar rupiah (www.strep-trader.com, 3 Januari 2016). Kinerja Saham Sektor Pertambangan dan Perdagangan Seorang investor yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi paling tidak harus mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukannya. Umumnya risiko selalu terdapat pada setiap alternatif investasi, tetapi besar kecil risiko tersebut tergantung pada jenis investasinya. Pada Tabel 3 berikut ini merupakan tingkat Expected Return bulanan, risiko saham dari realisasi return (Standar Deviasi) dan risiko saham dari expected return (Variance). Tabel 3 Expected return , STDEV, dan variance bulanan periode 2011 – 2015. Nama Perusahaan E (Ri) CVi σp ADRO -0,0186 0,1100 -6,09410 ITMG -0,0286 0,1117 -3,90054 PTBA -0,0179 0,1104 -6,15204 BIPI 0,0004 0,1694 381,8809 ENRG -0,0048 0,1428 -29,99731 MEDC -0,0149 0,1145 -7,6676 ANTM -0,0148 0,1151 -7,76467 INCO -0,0057 0,1476 -26,07492 TINS -0,0179 0,1146 -6,40926 AKRA 0,0336 0,1158 3,44234 UNTR 0,0005 0,0806 170,82841 RALS 0,0041 0,1112 26,97757 MNCN 0,0215 0,1137 5,28567 BMTR 0,0172 0,1262 7,32343 Sumber : Data diolah
Untuk melakukan analisis investasi, dua faktor harus dipertimbangkan bersama-sama, yaitu return ekspektasi dan risiko saham. Dari table di atas dapat
21
dilihat bahwa saham yang memiliki rata-rata return tertinggi adalah saham AKR Corporindo (AKRA) dengan nilai return sebesar 3.36% dan standar deviasi 11.58% sedangkan yang terendah adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan return -2.86% dan standar deviasi 11.17%. Sedangkan saham dengan standar deviasi tertinggi adalah Benakat Integra (BIPI) yakni 16.94% dengan return 0.04%. Berdasarkan return dan resiko, dapat juga diketahui besarnya koefisien variasi dari masing-masing saham. Nilai koefisien variasi yang semakin kecil (tetapi bernilai positif) menunjukan semakin baik saham tersebut. Nilai CV yang terbaik dimiliki oleh PT PT AKR Corporindo. Dari 14 saham yang masuk dalam sampel penelitian, peneliti menyeleksi lagi dengan melihat nilai Expected Return. Jika Expected Return bernilai negatif, maka saham tersebut tidak masuk kedalam kandidat saham pembentuk portofolio. Jika return ekspektasi bernilai positif, maka saham tersebut masuk kedalam kandidat saham pembentuk portofolio. Berdasarkan penilaian, terdapat 6 saham yang dijadikan kandidat pembentukan portofolio. Saham-saham tersebut adakala BIPI, AKRA, UNTR, RALS, MNCN, BMTR. Korelasi Antar Saham Hakikat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu mengalokasikan sejumlah dana investor pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana yang dikeluarkan oleh investor dapat menghasilkan pengembalian yang optimal. Koefisien korelasi yang paling baik adalah korelasi yang mempunyai nilai negatif karena menyebabkan posisi yang tidak searah, maksudnya apabila kondisi saham yang satu mengalami penurunan, saham lain mengalami peningkatan. Dari keenam saham yang menjadi kandidat portofolio akan menghasilkan 36 korelasi. Berikut ini korelasi antar saham yang dijadikan kandidat portofolio. Tabel 4 Matriks korelasi antar saham KORELASI BIPI AKRA BIPI 1,00 0,04 AKRA 0,04 1,00 UNTR -0,02 0,54 RALS 0,10 0,18 MNCN -0,01 0,40 BMTR 0,10 0,32
UNTR -0,02 0,54 1,00 0,02 0,28 0,20
RALS 0,10 0,18 0,02 1,00 0,33 0,27
MNCN -0,01 0,40 0,28 0,33 1,00 0,63
BMTR 0,10 0,32 0,20 0,27 0,63 1,00
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa korelasi terbesar adalah antara saham BMTR dengan MNCN dengan nilai korelasi 0.63. Sedangkan korelasi terkecil adalah antara BIPI dengan UNTR dengan nilai korelasi -0.02. Varian-Kovarian Saham Varian merupakan kuadrat dari deviasi standar. Nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama, yaitu jika satu meningkat, maka yang lainnya juga meningkat atau sebaliknya. Nilai kovarian yang
22
negatif, menunjukkan nilai-nilai dari dua variabel bergerak kearah yang berlawanan, yaitu jika satu meningkat, yang lainnya menurun. Atau jika satu menurun, yang lainnya meningkat. Nilai kovarian nol menunjukkan nilai dari dua variable independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel yang lainnya (Hartono 2014). Varian-kovarian antar saham yang dijadikan kandidat portofolio terdapat pada tabel 5. Tabel 5 Matriks varian-kovarian saham Emiten BIPI AKRA BIPI 0,029 0,001 AKRA 0,001 0,013 UNTR 0,000 0,005 RALS 0,002 0,002 MNCN 0,000 0,005 BMTR 0,002 0,005
UNTR 0,000 0,005 0,006 0,000 0,003 0,002
RALS 0,002 0,002 0,000 0,012 0,004 0,004
MNCN 0,000 0,005 0,003 0,004 0,013 0,009
BMTR 0,002 0,005 0,002 0,004 0,009 0,016
Sumber: Data diolah
Nilai Kovarian terbesar adalah terdapat pada MNCN dengan BMTR yakni 0,017. Sedangkan nilai kovarian terkecil yakni antara saham BIPI dengan UNTR, BIPI dengan MNCN, UNTR dengan RALS yakni 0,000. Portofolio Efisien Dengan menggunakan konsep rational people, portofolio-portofolio efisien dapat dijelaskan. Rational people didefinisikan sebagai orang yang akan memilih lebih dibandingkan dengan memilih yang kurang (Hartono 2014). Artinya seorang investor dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat expected return yang berbeda dengan tingkat risiko yang sama, maka akan memilih investasi yang menjanjikan tingkat expected return yang lebih tinggi. Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat expected return tertentu dan meminimumkan risiko nya, atau menentukan tingkat risiko tertentu dan kemudian memaksimumkan expected returnnya. Berikut adalah set efisiennya. Set Efisiensi 0,06 0,05
E(R)
0,04 0,03 0,02 0,01 0 0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
σp Sumber: Data diolah
Gambar 4 Set efisiensi portofolio
0,14
0,16
0,18
23
Berdasarkan grafik scatter di atas, dirancang sebanyak 13 portofolio efisien yang memberikan return dan resiko yang berbeda-beda. Grafik scatter yang semakin linear mencerminkan hubungan antar saham yang positif. Dari 13 portofolio efisien yang terbentuk, resiko terendah yaitu sebesar 0,06 atau 6% memiliki return ekspektasi sebesar 0,003 atau 0,3%, sedangkan resiko tetinggi yaitu sebesar 0,16 atau 16% memiliki return ekspektasi sebesar 0,05 atau 5%.
Pembentukan Portofolio Optimal Portofolio-portofolio efisien belum berupa portofolio optimal. Portofolio efisien adalah portofolio yang baik, tetapi belum tentu yang terbaik. Portofolio optimal merupakan portofolio dengan kombinasi return ekspektasi dan risiko terbaik (Jogiyanto 2003). Portofolio optimal dibentuk dengan menggunakan aplikasi program Solver yang terdapat dalam Microsoft Excel. Perhitungan menggunakan program ini memperlihatkan proporsi dana akhir yang layak dialokasikan pada masing-masing saham. Perhitungan portofolio optimal menggunakan batasan dalam penggunaan aplikasi solver untuk meminimumkan risiko portofolio; 1. Jumlah masing-masing w saham adalah lebih besar atau sama dengan 0 ( W ≥ 0). 2. Jumlah seluruh w jika dijumlahkan hasilnya sama dengan satu (Wtotal = 1). Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio. Pada model portofolio optimal Markowitz tidak mempertimbangkan aktiva bebas resiko, investor diasumsikan sebagai risk averse individu dan akan memilih portofolio dengan resiko terkecil sebagai portofolio optimalnya. Hasil proporsi portofolio optimal disajikan dalam gambar berikut.
Portofolio Optimal 7,25%
5,10% 11,63%
0,00% BIPI AKRA
23,54%
UNTR 52,48%
RALS MNCN BMTR
Sumber: Data diolah
Gambar 5 Proporsi portofolio optimal
24
Pada Gambar 5 terlihat bahwa portofolio optimal terbentuk dari satu saham yang berasal dari sektor pertambangan dan empat saham yang berasal dari sektor perdagangan, meliputi; 52,48% saham UNTR, 23,54% saham RALS, 11,63% saham BIPI, 7,25% saham MNCN, dan 5,10% saham BMTR. Pada perhitungan proporsi dana, saham AKRA tidak termasuk dalam pembentukan portofolio optimal meskipun memiliki return individu yang baik dan risiko yang cukup, ini disebabkan penilaian portofolio optimal tidak hanya didasarkan pada return dan risiko namun juga dilihat berdasarkan korelasi dan kovarian antar saham. Berdasarkan analisis, kelima saham yang menjadi portofolio memiliki korelasi dan kovarian yang cukup baik sehingga layak dijadikan sebagai portofolio optimal. Portofolio optimal yang terbentuk menghasilkan kinerja yang lebih baik, ini terlihat dari resiko nya yang lebih kecil dari saham-saham individu lainnya. Berikut ini merupakan gambaran perbedaan titik-titik yang menghubungkan return dan standar deviasi portofolio saham dan saham individual. 0,04
Return Ekspektasi
0,035
AKRA
0,03 0,025 MNCN
0,02
BMTR
0,015 0,01 Indeks Kompas 100
0,005 0 0
0,02
0,04
Portofolio Optimal UNTR 0,06 0,08 0,1
RALS 0,12
0,14
0,16
BIPI 0,18
Standar Deviasi Sumber: Data diolah
Gambar 6 Titik portofolio optimal Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa dengan membentuk portofolio akan mengurangi risiko hingga ke tingkat paling rendah yakni 6.07%. Ini merupakan titik standar deviasi paling rendah jika dibandingkan dengan standar deviasi (risiko) dari masing-masing saham individual yang dijadikan kandidat portofolio. Namun, lebih besar sedikit jika di bandingkan dengan resiko dari Indeks Kompas 100 yang bernilai 5.23% dengan return sebesar 0.30%, bernilai lebih kecil dari pembentukan portofolio optimal. Return yang diperoleh dari portofolio ini adalah 0.37%. Bagi investor yang risk averse maka akan memilih portofolio ini untuk dijadikan investasi mereka. Implikasi Manajerial Hasil analisis diketahui bahwa kinerja saham terbaik berdasarkan expected return dan tingkat risikonya diantaranya AKRA dan MNCN karena memiliki tingkat pengembalian yang cukup tinggi tetapi dengan risiko yang relatif kecil dibandingkan saham lainnya. Perkembangan saham dari keduanya selama periode
25
penelitian cenderung mengalami kenaikan sehingga kedua saham tersebut dapat dijadikan informasi positif kepada investor untuk melakukan investasi pada kedua saham tersebut. Kandidat portofolio yang terbentuk adalah enam saham dari empat belas saham yang dijadikan sampel, hal ini didasarkan pada expected return yang positif, keenam saham tersebut adalah BIPI (0,0004), AKRA (0,0336), UNTR (0,0005), RALS (0,0041), MNCN (0,0215), dan BMTR (0,0172). Dari enam saham tersebut yang membentuk portofolio optimal berdasarkan koefisien korelasi dan variankovarian antar saham dengan menggunakan aplikasi solver adalah BIPI, UNTR, RALS, dan MNCN, dan BMTR dengan proporsi dananya adalah BIPI (11,63%), UNTR (52,48%), RALS (23,54%), dan MNCN (7,25%), dan BMTR (5,10%). Setelah dianalisis hasil risko portofolio lebih kecil dibandingkan dengan risiko saham individu, sehingga hal ini dapat menyimpulkan bahwa pembentukan portofolio dapat dijadikan alternatif investasi untuk meminimalisir risiko yang akan diterima. Berdasarkan informasi tersebut, investor dalam berinvestasi hendaknya mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi dengan mengkombinasi atau menggabungan beberapa saham individu dengan tujuan untuk mengurangi risiko yang akan terjadi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Kondisi saham pada sektor pertambangan dalam periode 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan harga saham masing-masing emiten yang cenderung menurun. Berbanding terbalik dengan sektor perdagangan yang cenderung mengalami kenaikan yang cukup konsisten selama 5 tahun terakhir. 2. Kinerja saham, dapat terlihat melalui tingkat expected return dan risiko dari saham-saham tersebut. Pada periode tahun 2011-2015 tingkat expected return saham tertinggi adalah saham AKR Corporindo (AKRA) dengan nilai return sebesar 3.36% dan standar deviasi 11.58% sedangkan yang terendah adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan return -2.86% dan standar deviasi 11.17%. Sedangkan saham dengan standar deviasi tertinggi adalah Benakat Integra (BIPI) yakni 16.94% dengan return 0.04%. Karena tidak semua saham memiliki tingkat expected return positif, dilakukan penyaringan saham yang akan dijadikan kandidat portofolio optimal,yaitu saham saham yang mempunyai expected return positif saja yang di jadikan kandidat pembentukan portofolio optimal. 3. Portofolio optimal yang dibentuk menggunakan model Markowitz terdiri dari lima buah saham, yaitu saham UNTR (United Tractors Tbk) dengan proporsi dana 52,48%, RALS (Ramayana Lestari Sentosa Tbk) dengan proporsi dana 23,54%, BIPI (Benakat Integra Tbk) dengan proporsi dana 11,63%, MNCN (Media Nusantara Citra Tbk dengan proporsi dana 7,25%, dan BMTR (Global
26
Mediacom Tbk) dengan proporsi dana 5,10%. Perhitungan model Markowitz dengan bantuan aplikasi program Solver memperlihatkan proporsi investasi pada masing-masing saham agar diperoleh risiko yang minimum dengan tingkat return tertentu. 4. Investasi pada portofolio optimal yang dibentuk memberikan total expected return portofolio sebesar 0,37% dengan tingkat penyimpangan risiko/varians portofolio sebesar 6,07%. Jika dibandingkan dengan risiko saham secara individu yang menjadi kandidat portofolio, titik ini merupakan titik terendah. Bagi investor yang risk averse akan memilih portofolio ini dalam investasi mereka.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran diantaranya : 1. Jenis investor yang risk averse (penghindar risiko) sebaiknya membentuk portofolio saham dari kelima saham ini yaitu saham BIPI (Benakat Integra Tbk), UNTR (United Tractors Tbk), RALS (Ramayana Lestari Sentosa Tbk), dan MNCN (Media Nusantara Citra Tbk.), dan BMTR (Global Mediacom Tbk). 2. Agar saham-saham dalam portofolio optimal merupakan saham yang benarbenar layak untuk dimiliki maka sebaiknya dilakukan analisis fundamental (jangka panjang) dan analisis teknikal (jangka pendek) secara mendalam oleh investor. 3. Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan sektor lainnya sebagai pembanding dari kinerja sahamnya dan bagaimana pembentukan portofolio optimalnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad K. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta. Admin Pasardana. 2015 Nov 12. Akibat Beban Naik, Laba Indo Tambangraya Merosot 51%. Pasardana [Internet]. [diunduh 2016 April 27]. Tersedia pada http://www.pasardana.id/news/2015/11/12/akibat-beban-naik-laba-indotambangraya-merosot-51/ Admin Steptrader. 2016 Jan 12. OUTLOOK IHSG TAHUN 2016. Step-trader [Internet]. [diunduh 2016 April 27]. Tersedia pada http://steptrader.com/2016/01/03/outlook-ihsg-tahun-2016/ [BEI] Bursa Efek Indonesia. 2016. Annual Report Perusahaan 2011 – 2015. [Internet]. [diunduh pada 2016]. Dapat diunduh dari :www.idx.co.id Darmadji T, H.M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. Fahmi I, Hadi LY. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal Tanya Jawab. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
27
Hartono A. 2008. Analisis Optimalisasi Portofolio Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2007-Juli 2008 [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hartono J. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Ed ke-5. Yogyakarta (ID) : BPFE. Hartono J. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta (ID) : Salemba Empat. Husnan S. 2005. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta (ID) : UPP STIM YPKN. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta. Katadata. 2015. Jual Gas ke Pertamina, Saham Medco Naik 7 Persen. [Internet]. [diunduh 2016 April 27]. Tersedia pada http://katadata.co.id/berita/2015/01/28/jual-gas-ke-pertamina-sahammedco-naik-7-persen Lila F. 2012. Analisis Kinerja Portofolio Saham Sektor Consumer Goods Industry [skripsi] [diunduh 2016 Mar 18]: Institut Pertanian Bogor. Lila N. 2010. Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ45 di BEI Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif: [Skripsi] [Internet]. [diunduh 2016 Mar 18]: Institut Pertanian Bogor. Paramitasari R. 2011. Pengaruh Risiko Sistematis Dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Portofolio Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia [Tesis]. [Internet]. [diunduh 2016 Mar 18]. Pahlevi R. 2008. Portofolio Sebagai Alternatif Keputusan Investasi di Pasar Modal (Studi Penelitian pada Saham Bursa Efek Indonesia) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya. Sofyan I. 2005. Manajemen Risiko. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu Sukrina. 2015 Okt 10. Laba Bukit Asam (PTBA) Turun 4,8%, Per September Raup Rp1,5 Triliun. Market.bisnis [Internet]. [diunduh 2016 April 27]. Tersedia pada http://market.bisnis.com/read/20151020/192/483865/laba-bukitasam-ptba-turun-48-per-september-raup-rp15-triliun Syahran W. 2015 Des 18. Harga Minyak Kian Terbenam, AKRA Pede Laba Menjulang. Market.bisnis [Internet]. [diunduh 2016 April 27]. Tersedia pada http://market.bisnis.com/read/20151218/192/503013/harga-minyakkian-terbenam-akra-pede-laba-menjulang Tandelilin E. 2010. Analisis dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta (ID) : BPFE
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 1 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham ADRO dan ITMG periode tahun 2011-2015 ADRO Tahun
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015
Dec 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
Harga Saham 2550 2250 2450 2200 2200 2450 2450 2650 2025 1720 2025 1910 1770 1830 1920 1930 1860 1470 1450 1460 1370 1500 1370 1340 1590 1650 1570 1310 1230 930 860 700 930 900 1020 1130 1090 950 995 980 1185 1225 1175 1185 1315 1175 1135 1080 1040 1000 960 950 875 860 760 590 595 535 595 550 515
Deviden
75,01
35,14
28,77
30,25
15,29
ITMG Realized return
-0,115195752
Harga Saham 50750 46300 45700 46200 46800 47000 44750 50500 43150 39250 44650 38150 38650 36700 43350 43450 39750 33800 35950 35550 38200 42150 40650 39250 41350 41450 40250 35500 36750 30000 28150 24200 32050 26300 29900 28700 28500 26800 26000 24350 25475 28650 27000 26150 28175 25975 21175 19025 15375 16750 16900 16900 12600 13500 12850 9725 9350 9875 8475 6750 5725
Deviden
1168
3130
1989
1745
Realized return
-0,085766831
30
Lampiran 2 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham PTBA dan BIPI periode tahun 2011-2015 PTBA Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Bulan Dec 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
Harga Saham 22950 19750 20050 21000 22300 21250 20800 21300 19050 16800 18350 17000 17350 20150 20750 20500 18450 15000 14650 15900 14600 16200 16000 14000 15100 15500 15100 14400 15250 12200 13300 9950 12100 12750 12150 12000 10200 9250 9575 9325 9875 10700 10725 11650 13350 13200 12950 13150 12500 11375 10675 10750 9350 9825 8400 6000 5850 5625 7300 5600 4525
Deviden
803,94
720,75
461,97
324,57
BIPI Realized return
-0,136514379
Harga Saham 102 98 90 86 138 128 109 101 98 95 97 170 205 240 215 200 199 198 183 199 182 184 178 225 199 155 154 180 165 159 134 126 120 121 119 109 111 107 105 116 139 139 127 118 132 125 139 160 121 115 111 100 91 78 80 100 70 71 72 62 50
Deviden
Realized return
-0,039215686
1
31
Lampiran 3 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham ENRG dan MEDC periode tahun 2011-2015 ENRG Tahun
Bulan Dec 2010
Harga Saham
Deviden
MEDC Realized return
124
Harga Saham
Deviden
Realized return
3375
2011 2012 2013 2014 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun
107 108 128 157 194 205 255 191 132 164 149 178 197 190 183 193 146 143 120 92 90 91 75 82 93 104 100 136 137 119
-0,137096774
3225 2925 2875 2750 2600 2350 2500 2375 2150 2325 2325 2425 2325 2300 2150 2100 1810 1800 1730 1680 1710 1580 1470 1640 1570 1680 1620 1910 2000 1690
Jul Aug Sep Okt Nov
105 77 86 80 65
1790 2350 2625 2450 2525
Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
70 71 91 99 94 95 94 91 90 103 113 102 100 104 96 88 80 68 56 56 56 51 50 50 50
2100 2375 2540 2720 2750 3250 3550 3495 3650 3570 3850 3740 3800 3125 3000 3100 3200 2650 2730 2570 1240 1145 1075 1055 795
64,21
72,5
10,75
-0,042859012
32
Lampiran 4 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham ANTM dan INCO periode tahun 2011-2015 ANTM Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Bulan Dec 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
Harga Saham 2450 2175 2200 2300 2275 2150 2075 2000 1880 1500 1790 1640 1620 1880 1960 1800 1720 1150 1340 1280 1240 1350 1280 1240 1280 1360 1290 1370 1380 1280 1000 1160 1330 1420 1600 1260 1090 1030 1040 1135 1175 1200 1090 1270 1195 1110 970 980 1065 1065 1005 865 795 760 680 475 500 486 378 315 314
Deviden 90,99
47,09
461,97
324,57
INCO Realized return -0,10915
Harga Saham 4875 4600 5050 4775 4975 4775 4500 4250 3650 3025 3650 3050 3200 4000 3625 3375 3100 2500 2675 2425 2300 2950 2700 2075 2350 2750 2700 2375 2850 2550 2025 1770 2300 2250 2475 2400 2650 2305 2390 2820 3550 3915 3555 4025 4180 3750 3790 3985 3625 3450 3525 3235 2795 3120 2710 1960 1545 2185 2235 1645 1635
Deviden 169,38
49,01
30,14
123,81
Realized return -0,053514872
33
Lampiran 5 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham TINS dan AKRA periode tahun 2011-2015 TINS Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Bulan Dec 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
Harga Saham 2750 2750 2700 2775 2875 2600 2500 2450 2225 1769 1990 1730 1670 1880 1970 1859 1820 1370 1380 1330 1300 1550 1430 1310 1520 1650 1470 1430 1420 1250 1030 1150 1290 1610 1620 1610 1600 1280 1615 1949 1500 1425 1260 1420 1430 1225 1235 1225 1230 1175 1020 950 815 880 710 605 605 640 625 525 505
Deviden
94,17
89,09
42,87
56,29
25,697
AKRA Realized return
0,002853636
Harga Saham 1730 1440 1560 1470 1710 1840 2125 3050 2650 2400 3025 2850 3025 3650 3600 4300 4125 3375 3475 3650 3500 4250 4450 4300 4150 3875 4475 5000 5150 5350 5300 4325 3975 4000 4850 4675 4375 4400 4560 4835 4770 4125 4330 4400 5250 5450 4925 4650 4120 4695 4870 5125 5200 5475 5925 5750 6075 5850 5900 6100 7125
Deviden
225
105
115
130
100
Realized return
-0,156791908
34
Lampiran 6 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham UNTR dan RALS periode tahun 2011-2015 UNTR Tahun
Bulan
Harga Saham
2011 2012 2013 2014 2015
Dec 2010
23800
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
21350 23200 21700 23250 23000 24900 27300 23600 22000 24600 23350 26350 28350 29000 33000 29600 23100 21350 21000 20050 20700 21100 17050 19700 19750 19300 18200 17750 16300 18200 16800 15800 16300 17500 18250 19000 19300 18975 20750 21700 21675 23100 22900 22150 19900 18375 18325 17350 17900 20750 21800 21400 20300 20375 20200 19125 17475 18100 16300 16950
Deviden
RALS Realized return
Harga Saham
Deviden
Realized return
850 820
830
690
935
251
-0,100070028
720 780 760 730 850 780 840 770 690 670 600 720 740 840 780 860 940 940 1260 1040 1050 1110 1280 1230 1170 1320 1390 1440 1500 1300 1320 1010 1210 1230 1110 1060 1270 1430 1390 1280 1240 1175 1080 995 925 810 835 790 820 715 750 775 700 690 700 605 515 630 675 645
30
30
30
30
27
-0,15
35
Lampiran 7 Perhitungan return saham, expected return, risk dan variance bulanan saham MNCN dan BMTR periode tahun 2011-2015 MNCN Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Bulan Dec 2010 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Dec
Harga Saham 940 890 1100 940 880 970 920 1070 990 1020 1100 1130 1310 1350 1670 1880 2250 1850 1990 2375 2125 2600 2825 2675 2500 2375 2950 2825 3125 3350 3125 3100 2950 2700 2500 2675 2625 2235 2535 2630 2715 2830 2760 2615 2805 3195 2800 2405 2540 2860 3150 2865 2205 2060 1940 2045 1895 1640 1785 1625 1855
Deviden
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 251 251 251 251 251 251 251 251 251 251 251 251
BMTR Realized return
-0,050088652
Harga Saham 650 720 890 840 750 840 840 870 770 820 800 980 990 1110 1260 1600 1660 1360 1520 1750 1750 2050 2275 2400 2400 2175 2300 2325 2175 2600 2150 2300 1750 1930 1910 1950 1900 1850 2185 2350 2190 2050 2125 1920 1935 1945 1960 1605 1425 1855 2015 1750 1550 1290 1170 1245 1180 940 870 835 1100
Deviden
Realized return
0,107692308
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
36
Lampiran 8 Indeks harga saham gabungan bulanan periode tahun 2011-2015
Tahun
Bulan Dec 2010
IHSG
Tahun
3703,51
Bulan Dec 2013
IHSG 4274,18
Jan
4418,76
Feb
3470,35
Feb
4620,22
Mar
3678,67
Mar
4768,28
Apr
3819,62
Apr
4840,15
Mei
3836,97
Mei
4893,91
Jun
3888,57
Jun
4878,58
Jul
4130,8
Jul
5088,8
Aug
3841,73
Aug
5136,86
Sep
3549,03
Sep
5137,58
Okt
3790,85
Okt
5089,55
Nov
3715,08
Nov
5149,89
Dec
3821,99
Dec
5226,95
Jan
3941,69
Jan
5289,4
Feb
3985,21
Feb
5450,29
Mar
4121,55
Mar
5518,67
Apr
4180,73
Apr
5086,42
Mei
3832,82
Mei
5216,38
Jun
3955,58
Jun
4910,66
Jul
4142,34
Jul
4802,53
Aug
4060,33
Aug
4509,61
Sep
4262,56
Sep
4223,91
Okt
4350,29
Okt
4455,18
Nov
4276,14
Nov
4446,46
Dec
4316,69
Dec
4593,01
Jan
4453,7
Feb
4795,79
Mar
4940,99
Apr
5034,07
Mei
5068,63
2013
Jun
4818,9
Jul
4610,38
Aug
4195,09
Sep
4316,18
Okt
4510,63
Nov
4256,44
Dec
4274,18
2015
2012
3409,17
2014
2011
Jan
37
Lampiran 9 Set efisiensi portofolio dengan penjualan pendek A. Set Efisiensi 1 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,051345707
AKRA
1,348260462
UNTR
-84,48%
RALS
-10,28%
MNCN
49,77%
BMTR
5,03%
Set Efisiensi 1
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
MNCN
BMTR
MNCN
BMTR
B. Set Efisiensi 2 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,055316625
AKRA
1,264962713
UNTR
-76,07%
RALS
-8,21%
MNCN
47,21%
BMTR
5,04%
Set Efisiensi 2
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
C. Set Efisiensi 3 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,059328781
AKRA
1,180799923
UNTR
-67,57%
RALS
-6,12%
MNCN
44,62%
BMTR
5,06%
Set Efisiensi 3
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
38
Lanjutan Lampiran 9 D. Set Efisiensi 3 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,063391491
AKRA
1,095576669
UNTR
-58,96%
RALS
-4,01%
MNCN
42,00%
BMTR
5,07%
Set Efisiensi 4
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
E. Set Efisiensi 5 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,067517289
AKRA
1,00903001
UNTR
-50,22%
RALS
-1,86%
MNCN
39,35%
BMTR
5,08%
Set Efisiensi 5
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
F. Set Efisiensi 6 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,071723547
AKRA
0,920795548
UNTR
-41,31%
RALS
Set Efisiensi 6
0,33%
MNCN
36,63%
BMTR
5,10%
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
39
Lanjutan Lampiran 9 G. Set Efisiensi 7 Aktiva
Set Efisiensi 7
Proporsi
BIPI
0,076035246
AKRA
0,830349266
UNTR
-32,18%
RALS
2,57%
MNCN
33,86%
BMTR
5,11%
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
MNCN
BMTR
MNCN
BMTR
H. Set Efisiensi 8
Aktiva
Proporsi
BIPI
0,080490066
AKRA
0,736900729
UNTR
-22,74%
RALS
4,89%
MNCN
30,99%
BMTR
5,13%
Set Efisiensi 8
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
I. Set Efisiensi 9
Aktiva BIPI
0,080490066
AKRA
0,736900729
UNTR
-22,74%
RALS
Set Efisiensi 9
Proporsi
4,89%
MNCN
30,99%
BMTR
5,13%
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
40
Lanjutan Lampiran 9
J. Set Efisiensi 10 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,090118001
AKRA
0,534936014
UNTR
-2,34%
RALS
9,90%
MNCN
24,78%
BMTR
5,16%
Set Efisiensi 10
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
K. Set Efisiensi 11 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,095617138
AKRA
0,419580913
UNTR
9,30%
RALS
12,76%
MNCN
21,24%
BMTR
5,18%
Set Efisiensi 11
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
L. Set Efisiensi 12 Aktiva
Proporsi
BIPI
0,102239636
AKRA
0,280661109
UNTR
23,33%
RALS
16,21%
MNCN
16,97%
BMTR
5,20%
Set Efisiensi 12
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
41
Lanjutan Lampiran 9
M. Set Efisiensi 13 Aktiva BIPI
Set Efisiensi 13
Proporsi 0,11666657
AKRA
-0,021971963
UNTR
53,90%
RALS
23,71%
MNCN
7,67%
BMTR
5,25%
BIPI
AKRA
UNTR
RALS
MNCN
BMTR
42
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Eddy Budiarso dan Ibu Frida Indah Wahyuningsih. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Krukut 01 pada tahun 1999. Pada tahun 2004 penulis pindah ke Sekolah Dasar Negeri 01 Cipedak. Pada tahun 2008 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Ciawi. Pada tahun 2011 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 97 Jakarta. Pada tahun 2011 penulis diterima pada Program Vokasi/D-III Akuntansi Keuangan, Universitas Indonesia melalui jalur tes tulis SIMAK UI. Selama masa kuliah, penulis aktif di kegiatan organisasi, adapun organisasi yang pernah diikuti adalah Himpunan Mahasiswa Vokasi Akuntansi UI sebagai wakil ketua departemen olahraga selama periode 2012 - 201. Selain itu penulis juga menjabat sebagai ketua divisi perlengkapan pada Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Meja UI periode 2013 – 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.