ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM LQ45 DI BEI BERDASARKAN STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF
Oleh LIA NUR RAHMASARI H 24076069
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM LQ45 DI BEI BERDASARKAN STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh LIA NUR RAHMASARI H 24076069
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
Judul Skripsi Nama NIM
: ANALISIS KINERJA PORTOFOLIO SAHAM LQ45 DI BEI BERDASARKAN STRATEGI PORTOFOLIO AKTIF : LIA NUR RAHMASARI : H24076069
Menyetujui Pembimbing,
(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP : 197103072005012001
Mengetahui Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc ) NIP : 19610123 198601 1 002
Tanggal Lulus :
ABSTRAK Lia Nur Rahmasari. H24076069. Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ45 di BEI Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif. Di bawah bimbingan Farida Ratna Dewi. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dari periode Januari 2007 – Desember 2008. Data yang diperoleh berasal dari Pusat Data Pasar Modal (PDPM). Adapun data penunjang, yang mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur, jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang harus dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif ini dibantu dengan program komputer, yaitu Microsoft Excel. Penelitian ini menggunakan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Perusahaan LQ45 merupakan perusahaan terpilih yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau sering diperdagangkan di BEI. Pembentukan portofolio saham LQ45 dalam penelitian ini didasarkan kepemilikan saham oleh asing dan lokal. Dan yang bertahan dari Agustus 2006-Januari 2009. Portofolio kepemilikan saham lokal terdiri dari beberapa perusahaan lokal yang ada di Indonesia. Hasil perhitungan diperoleh rata-rata return bernilai -24,77 persen. Standar deviasi sebesar 67,31 persen. Dan beta yang diperoleh sebesar 83,24 persen. Suku bunga bebas risiko bernilai 8,6 persen lebih besar dibandingkan nilai return yang diharapkan. Sehingga nilai Sharpe dan treynor yang diperoleh bernilai positif. Perhitungan kinerja portofolio berdasarkan metode sharpe diperoleh nilai sebesar 51,67 persen. Sedangkan hasil perhitungan dengan metode treynor ratio sebesar 41,78 persen. Portofolio asing terdiri dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam kepemilikan perusahaan asing. Hasil perhitungan diperoleh rata-rata return bernilai -6,94 persen. Standar deviasi sebesar 47,99 persen. Dan beta yang diperoleh sebesar 95,45 persen. Suku bunga bebas risiko bernilai 8,6 persen lebih besar dibandingkan nilai return yang diharapkan. Sehingga nilai Sharpe dan treynor yang diperoleh bernilai positif. Perhitungan kinerja portofolio berdasarkan metode sharpe diperoleh nilai sebesar 28 persen. Sedangkan hasil perhitungan dengan metode treynor ratio sebesar 14,08 persen.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Mei 1986 di Jakarta. Penulis adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bpk. Baharuddin dan Ibu Jasma. Pada tahun 1998 penulis lulus dari Sekolah Dasar di SDN Semper Barat 05 PG, tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 231 Jakarta, dan pada tahun 2004 penulis berhasil menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Awal di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 114 Jakarta. Pada tahun 2004 penulis diterima pada Program Diploma III Manajemen Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama
penulis
melanjutkan
studinya
di
Program
Sarjana
Manajemen
Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan penguasa atas segalanya yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA dan junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul ”Analisis Kinerja Portofolio Saham LQ45 di BEI Berdasarkan Strategi Portofolio Aktif” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan, semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Mei 2010
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Ayah dan Mama, atas perhatian yang tulus, do’a, dorongan serta kasih sayang yang telah dicurahkan serta dorongan moril dan meteril yang telah diberikan selama ini kepada penulis. Pengorbanan yang hanya dapat terbalaskan dengan Jannah-Nya. Amiin. 2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku Dosen Pembimbing atas dukungan, masukan, motivasi dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi. 3. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME dan Bapak Nurhadi Widjaya, STP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen. 5. Seluruh dosen dan staf sekretariat Ekstensi Manajemen IPB yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan dan selalu menjembatani setiap kegiatan perkuliahan dan pada masa bimbingan berlangsung. 6. Pengurus PDPM yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data penelitian. 7. Kakak-kakak dan keponakanku tercinta, Da Iyen, Da Iin, Da Dedi, Mba Hani, Uni Iis, Bang Fatah, Nashifa dan Nayla. Serta keluarga besarku yang telah mencintai, mendoakan, membantu dan mendukung penulis sampai skripsi ini terselesaikan LOVE U all. 8. Sahabat-sahabat qu Amel, Vk, Nita, Ibet, Iin, dan orang-orang spesial qu, terima kasih atas dukungan, doa, motivasi dan kebersamaannya selama ini, kalian semua sangat berarti bagiqu. Love U.
v
9. Teman-teman mahasiswa EXMAN angkatan 3 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas kebersamaan dan perjuangannya selama ini. 10. Teman-teman kosan Ciwaluya 24 dan DC 8, trimakasih banyak atas kebersamaan dan dukungannya kepada penulis. 11. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak lepas dari kekurangan, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan, semoga sebuah karya ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Bogor, Mei 2010
Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ...........................................................................
iii
KATA PENGANTAR .......................................................................
iv
DAFTAR TABEL..............................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................
xi
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 Latar Belakang......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................
1 1 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2.1 Pasar Modal............................................................................. 2.1.1 Manfaat Pasar Modal ........................................................ 2.1.2 Istilah dalam Pasar Modal ................................................. 2.2 Saham...................................................................................... 2.2.1 Keuntungan Membeli Saham ............................................ 2.2.2 Strategi Portofolio Saham.................................................. 2.3 Investasi................................................................................... 2.3.1 Pengertian Investasi .......................................................... 2.3.2 Bentuk-bentuk Investasi .................................................... 2.3.3 Jenis-jenis Investasi........................................................... 2.4 Portofolio................................................................................. 2.5 LQ45 ....................................................................................... 2.6 IHSG ....................................................................................... 2.7 Return...................................................................................... 2.8 Risiko ...................................................................................... 2.9 Penilaian Kinerja Portofolio..................................................... 2.9.1 Sharpe Ratio....................................................................... 2.9.2 Treynor Ratio..................................................................... 2.10 Penelitian Terdahulu ..............................................................
5 5 5 6 6 8 9 10 10 11 11 13 14 15 16 16 17 19 21 23
III.METODOLOGI PENELITIAN.................................................. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 3.2 Lokasi danWaktu Penelitian..................................................... 3.3 Jenis Data dan Pengumpulan Data ........................................... 3.4 Pembentukan Portofolio Saham LQ45 ..................................... 3.4.1 Analisis Data..................................................................... 3.4.2 Return Bebas Risiko.......................................................... 3.4.3 Return IHSG .....................................................................
25 25 27 27 27 27 29 30
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 4.1 Gambaran Umum Pasar Saham dan Psar Modal....................... 4.2 Gambaran Umum Indeks Saham LQ45 .................................... 4.2.1 Portofolio Saham LQ45 Kepemilikan Saham Lokal .......... 4.2.2 Portofolio Saham LQ45 Kepemilikan Saham Asing .......... 4.3 Kinerja Portofolio Saham LQ45............................................... 4.3.1 Portofolio Kepemilikan Saham Lokal................................ 4.3.2 Portofolio Kepemilikan Saham Asing ............................... KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 1. Kesimpulan ..................................................................................... 2. Saran ...............................................................................................
31 31 32 33 38 41 42 42 46 46 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
47
LAMPIRAN .....................................................................................
49
viii
DAFTAR TABEL
No Halaman 1 Portofolio saham LQ45 posisi bertahan............................................ 32 2 Tingkat risiko investasi portofolio berdasarkan kepemilikan ............ 44 3 Kinerja portofolio LQ45 dengan Sharpe Ratio ................................. 44 4. Kinerja portofolio LQ45 dengan Treynor Ratio ............................... 45
ix
DAFTAR GAMBAR
No Halaman 1. Garis Pasar Modal (CML)................................................................ 19 2. Garis Pasar Sekuritas (SML)............................................................ 22 3. Perbandingan beta beberapa sekuritas .............................................. 23 4. Kerangka pemikiran penelitian ........................................................ 26
x
DAFTAR LAMPIRAN No 1 2 3 4 5 6
Halaman Daftar perusahaan yang tercatat di LQ45 ...................................... Daftar perusahaan yang keluar di LQ45 ........................................ Perhitungan portofolio kepemilikan saham lokal........................... Perhitungan portofolio kepemilikan saham asing .......................... Tingkat rata-rata suku bunga SBI periode 2007-2008.................... Perhitungan IHSG periode 2007-2008 .........................................
xi
50 51 52 53 54 55
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi dan investasi merupakan dua kegiatan yang berkaitan. Penundaan konsumsi sekarang dapat diartikan sebagai investasi untuk konsumsi di masa mendatang. Individu melakukan konsumsi dengan memakai sumber daya yang ada untuk mendapatkan kepuasan atau utility. Setiap individu diasumsikan menyukai konsumsi yang lebih daripada konsumsi yang kurang. Istilah investasi bisa diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan / emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. Pasar Modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligsasi. Pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen, jika pasar modal sifatnya efisien harga dari surat berharga juga mencerminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan dimasa yang akan datang. Pasar modal mempunyai fungsi sebagai sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. (Jogiyanto, 2003). Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar, yang membedakan
2
investasi dengan menabung adalah untuk proteksi atau perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga risiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya, pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Dengan diversifikasi saham tersebut diharapkan akan dapat memperkecil tingkat risiko. Investor dalam menilai kinerja manajemen perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan. Laporan keuangan merupakan laporan yang memuat informasi yang bersifat keuangan, seperti jumlah aktiva, jumlah kewajiban, jumlah modal, jumlah pendapatan, jumlah biaya dan arus kas. Informasi yang bersifat keuangan diambil dari ringkasan transaksi yang terjadi selama satu periode. Laporan keuangan bagi pihak manajemen perusahaan berfungsi sebagai laporan pertanggungjawaban keuangan kepada pemilik modal. Bagi pemilik modal, laporan keuangan berfungsi untuk mengevaluasi kinerja manajer perusahaan selama satu periode. Dengan adanya laporan keuangan, manajer perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar kinerjanya dinilai baik. (Erhan dan Yusuf, 2000). Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Dengan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestaskan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman, dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan atau annual report agar adanya transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan
3
kinerja emiten yang bersangkutan. Dengan analisis tertentu atas laporan keuangan masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan yang menurut penilaiannya memiliki prospek yang menguntungkan misalnya dengan menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang setinggitingginya dari suatu investasi yang dilakukan. Dengan demikian investor akan selalu mencari jalan agar memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding biaya yang harus ditanggungnya. Dalam pembentukan potofolio saham ada dua macam strategi yang dapat diterapkan oleh investor, yaitu strategi aktif (menggunakan model CAPM) dan strategi pasif (menggunakan strategi mengikuti indeks). (Tandelilin, 2010) . Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi retun pasar. Tujuan strategi aktif yaitu, investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya. Penelitian ini menggunakan metode Sharpe dan Treynor Ratio sebagai metode pengukuran kinerja perusahaan, dan menggunakan strategi aktif dengan menggunakan strategi pemilihan saham berdasarkan analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut di masa datang. Objek penelitian ini adalah portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal, yang muncul terus-menerus selama beberapa periode. Penelitian ini hanya mengambil 2 periode yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2008 di PT Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah: 1. Bagaiman kinerja dari pembentukan portofolio saham, baik return maupun risiko dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor Ratio pada portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal di BEI? 2. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal di BEI?
4
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan terkait dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas adalah: 1. Menganalisis kinerja dari pembentukan portofolio saham (return dan risiko) dengan menggunakan metode Sharpe dan Treynor Ratio pada portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal di BEI. 2. Menentukan dan mengembangkan pilihan investasi pada portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu: 1. Memberikan gambaran dan pemahaman serta wawasan di bidang manajemen keuangan dan investasi, khususnya tentang kinerja portofolio saham pada saham LQ45 dan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. 2. Sebagai informasi bagi investor dalam mengambil keputusan investasi, terutama investasi pada saham di pasar modal, sehingga dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan pilihan investasi pada portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham asing dan lokal di BEI.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Pasar modal adalah pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tajun, seperti saham dan obligasi. Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. (Tandelilin, 2010). Pasar modal diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk hutang maupunmodal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, publick authorities maupun perusahaan swasta. (Husnan, 2001).
2.1.1 Manfaat Pasar Modal Dari berbagai aspek kepentingan manfaat pasar modal meliputi : a. Bagi perusahaan (emiten) Sebagai sarana untuk memperoleh modal (equity maupun obligasi). b. Bagi investor Dapat lebih mengoptimalkan perolehan dana yang dimilikinya,sebab perusahaan yang telah go publik telah mempunyai track record baik. c. Bagi pemerintah (pembangunan) Mengakibatkan pemerataan hasil pembangunan, membuka kesempatan kerja, dan akan mengurangi ketegangan social dikalangan masyarakat dengan dibukanya lapangan kerja yang baru.
6
2.1.2 Istilah dalam Pasar Modal a. Pasar Perdana Pasar perdana adalah penjualan efek/sertifikat atau penjualan yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di bursa/pasar sekunder. Pada pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual sekuritas (saham, obligasi, hipotik). b. Pasar Sekunder Pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek diperdagangkan dengan harga kurs. Bagi investor pasar sekunder harus dapat menjamin likuiditas dari efek sedang dari sudut perusahaan merupakan wadah untuk menghimpun para investor baik lembaga atau perorangan. c. Bursa Paralel Bursa paralel adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar Bursa Efek Jakarta, dengan bentuk pasar sekunder, diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh (BAPEPAM). Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek”. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksadana dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures dan lain-lain (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). 2.2. Saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
7
Pada umumnya, saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu: a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas: 1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas: 1. Saham atas rujuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. c. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. 2. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Saham pertumbuhan (growth stock well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 4. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
8
5. Saham siklikal (cylical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. 2.2.1. Keuntungan membeli saham Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 1.
Dividen Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Investor yang berhak menerima dividen adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman dividen. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang, misalnya investor institusi, dana pensiun, dan lain-lain. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2.
Capital Gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
gain terbentuk dengan adanya aktifitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Di samping dua keuntungan tersebut, maka pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika ada), yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang di ambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
9
2.2.2. Strategi Portofolio Saham Ada dua strategi yang bisa dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham, yaitu strategi pasif dan strategi aktif. Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam pergerakan indeks pasar. Dimana investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual-beli saham yang bisa menghasilkan return abnormal. Di sisi lainnya, strategi aktif pada dasarnya akan meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. a. Strategi Aktif Pada dasarnya semua investor menginginkan return yang setinggitingginya dari suatu investasi yang dilakukan. Dalam investasi portofolio saham dengan strategi aktif, berbagai cara akan dilakukan investor untuk memperoleh return yang sebanding atau melebihi return pasar. Tujuan strategi aktif adalah mencapai return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh melalui strategi pasif. Dengan kata lain, investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi dibanding return yang diperoleh sesama investor lainnya. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham, yaitu: 1. Pemilihan saham Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya. 2. Rotasi sektor Strategi ini biasanya dilakukan oleh investor yang berinvestasi pada sahamsaham di dalam negeri saja. 3. Strategi momentum harga Investor akan mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham.
10
b. Strategi Pasif Dalam konsep pasar modal yang efisien dikatakan bahwa jika pasar benarbenar efisien tidak akan ada satu investor pun yang bisa memperoleh return abnormal di atas return pasar. Konsep tersebut menghasilkan strategi pasif dalam portofolio saham. Investor yang menggunakan strategi pasif percaya bahwa harga pasar yang terjadi adalah harga yang mencerminkan nilai intrnsik saham tersebut. Oleh karenanya, investor tidak akan berusaha untuk secara aktif melakukan tindakan perdagangan saham yang bisa memberikan return abnormal. Strategi pasif bisa juga diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Dengan demikian, tujuan strategi pasif adalah untuk mengikuti kinerja indeks pasar sedekat mungkin. Ada dua strategi yang biasa dipakai dalam strategi pasif portofolio saham, yaitu: 1. Strategi beli dan simpan Investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. 2. Strategi mengikuti indeks Investor berharap bahwa kinerja investasinya pada sekumpulan sekuritas sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. 2.3. Investasi Setiap orang yang menginvestasikan uangnya, baik di bank maupun saham, obligasi, ataupun jenis investasi lainnya pasti akan menghadapi risiko, karena setiap orang yang menginvestasikan uang tentunya dengan harapan bahwa selain uang tersebut akan kembali juga akan mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut. Keuntungan yang diharapkan berhubungan erat dengan risiko yang akan dihadapi. Secara normal dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keuntungan yang diharapkan, akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi para investor. 2.3.1. Pengertian Investasi Menurut Ahmad (2004), investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang
11
atau dana tersebut. Sedangkan menurut Halim, dalam Susanto, 2008, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), investasi dapat di artikan sebagai suatu komitmen penempatan dan pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa datang. Semakin maju dan berkembangnya suatu peradaban masyarakat, maka objek-objek investasi dalam hal jenis maupun kecanggihan semakin berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan tertentu agar aktivitas investasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 2.3.2 Bentuk-bentuk investasi Menurut Halim, 2005, umumnya investasi dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu: 1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets) Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. 2. Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. 2.3.3 Jenis-jenis investasi Menurut Gitman dan Joehnk, 1996, membagi jenis-jenis investasi menjadi: 1. Berdasarkan bentuk investasi : a.
Surat berharga (securities), merupakan investasi yang terdiri dari bukti hutang atau kepemilikan hak yang sah untuk memperoleh atau menjual sebuah kepentingan kepemilikan. Jenis surat berharga ini misalnya saham dan obligasi.
b.
Properti (property), merupakan investasi pada bentuk kepemilikan atau pada kekayaan perorangan yang berwujud (tangible).
12
2. Berdasarkan keterlibatan investor : a.
Investasi langsung (direct investment), yaitu suatu kegiatan investasi dimana pihak investor terlibat secara langsung dalam mengelola investasi. Contohnya adalah tabungan, saham, SBI, dan lainnya.
b.
Investasi tidak langsung (indirect investment), yaitu suatu kegiatan investasi dimana pihak investor tidak terlibat langsung dalam mengelola investasi. Contoh dari investasi ini adalah reksa dana.
3. Berdasarkan jenis sekuritas : a.
Investasi pada hutang (debt securities), merupakan dana yang dipinjamkan dalam pertukaran untuk menerima pendapatan bunga dan janji pembayaran kembali sejumlah uang di masa yang akan datang. Contoh dari investasi ini adalah obligasi.
b.
Investasi pada modal (equity securities), merupakan investasi dengan tujuan kepemilikan kepentingan secara terus menerus pada perusahaan tertentu. Yang termasuk investasi ini adalah investasi dalam saham.
c.
Investasi pada sekuritas turunan (derivative securities), yaitu surat berharga disusun dengan menunjukkan sifat yang sama dengan surat berharga atau aset yang mendasarinya dan nilainya berasal dari sekuritas atau aset yang mendasarinya. Contohnya adalah opsi.
4. Berdasarkan risiko : a.
Investasi rendah risiko (low risk investment), yaitu investasi yang dipertimbangkan aman dalam hal menerima tingkat pengembalian. Contoh dari investasi ini adalah obligasi.
b.
Investasi tinggi risiko (high risk investment), yaitu investasi dimana tingkat pendapatan yang diinginkan dan nilai masa depan dalam ketidakpastian. Contoh dari investasi ini adalah saham.
5. Berdasarkan jangka waktu : a.
Investasi jangka pendek (short term investment), yaitu investasi yang masa jatuh tempo tidak melebihi 1 tahun. Contohnya adalah sertifikat deposito.
13
b.
Investasi jangka panjang (long term investment), yaitu investasi yang memiliki masa jatuh tempo melebihi satu tahun atau tidak memiliki jatuh tempo. Contoh dari investasi ini adalah saham dan obligasi jangka panjang.
6. Berdasarkan alokasi tujuan investasi : a.
Investasi dalam negeri (domestic investment), yaitu investasi pada obligasi, surat berharga, saham pada perusahaan dalam negeri.
b.
Investasi luar negeri (foreign investment), yaitu investasi pada obligasi, saham surat berharga pada perusahaan luar negeri.
2.4 Portofolio Portofolio merupakan suatu proses bagaimana dana yang dipercayakan kepada manajer investasi untuk dikelola. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, menggunakan prosedur yang eksplisit maupun implisit, relatif kontrol atau tidak terkontrol. Arah perkembangannya adalah operasi manajemen portofolio menjadi makin terkontrol. (Husnan, 2005). Pada tahun 1950-an, Harry Markowitz, yang di anggap sebagai bapak dari teori portofolio modern, mengembangkan prinsip dasar portofolio yang melandasi teori portofolio modern. Kontribusi Harry Markowitz pertama kali diterbitkan pada tahun 1952. Selama lebih dari 50 tahun, prinsip Harry Markowitz telah di aplikasikan secara luas oleh komunitas keuangan. Akan tetapi, dampak utama dari teori portofolio Markowitz adalah pada manajemen portofolio karena teori tersebut memberikan kerangka sistematis untuk pemilihan portofolio berdasarkan prinsip tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Teori yang dikembangkan Markowitz kadang-kadang disebut dengan mean-variance analysis atau mean-variance optimization karena portofolio dibangun berdasarkan pada optimisasi dari trade off antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko. Sebelum Markowitz, investor tidak memahami mengenai konsep tingkat pengembalain (return) dan risiko (risk). Selama bertahun-tahun, dengan intuisi investor telah mengetahui bahwa merupakan langkah yang cerdik untuk melakukan diversivikasi. Akan tetapi, Markowitz adalah yang pertama yang mengembangkan konsep diversivikasi pada portofolio dengan metode yang
14
formal. Markowitz menunjukkan secara kuantitatif mengapa dan bagaimana diversifikasi pada portofolio dapat mengurangi risiko dari portofolio untuk investor. Risiko portofolio tidak hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko sekuritas individu. Akan tetapi sebagaimana ditunjukkan Markowitz, harus dipertimbangkan hubungan keterkaitan diantara tingkat pengembalian (return) sekuritas untuk melakukan perhitungan risiko portofolio, dan untuk mengurangi risiko portofolio sampai pada level minimum untuk tiap level tingkat pengembalian (return). Alasan untuk mempertimbangkan hubungan keterkaiatan diantara tingkat pengembalian (return) sekuritas adalah karena kinerja sekuritas yang jelek pada suatu periode dapat diimbangi dengan sekuritas yang memiliki kinerja baik. (Tandelilin, 2010). Menurut Husnan (2005), dalam melakukan investasi portofolio dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menetapkan kebijakan investasi Manajer investasi perlu mengenali tujuan investasi dari kliennya, terutama yang menyangkut sikapnya terhadap trade-off antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. 2. Melakukan analisis sekuritas Analisis untuk membandingkan antara market value dengan intrinsic value, dengan maksud untuk mengetahui apakah terjadi situasi mispriced. 3. Membentuk Portofolio Memilih sekuritas-sekuritas mana yang akan dibeli dan berapa banyak dana yang akan diinvestasikan pada sekuritas-sekuritas tersebut. 4. Merevisi Portofolio Menentukan mana sekuritas dalam portofolio yang akan diganti, dan sekuritas mana yang akan dibeli sebagai penggantinya. 5. Menilai kinerja portofolio Pembandingan perlu dilakukan dengan benchmark yang dipilih. 2.5 LQ45 Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda-beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan di pasar
15
modal, namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksi dan cenderung bersifat pasif. Hal ini menyebabkan perkembangan dan tingkat likuiditas IHSG menjadi kurang mencerminkan kondisi real yang terjadi di bursa efek. Di Indonesia persoalan tersebut dipecahkan dengan menggunakan indeks LQ45. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham di BEI dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ45, sebagai berikut: 1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan 4. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi pasar regular Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Selanjutnya bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masingmasing ke-45 saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Sahamsaham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di bidang pasar modal. (Tandelilin, 2010). 2.6 IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu:
16
1. Sebagai indikator tren pasar, 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan, 3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. 2.7 Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi, tetapi diharapkan terjadi pada masa yang akan datang (expected return). Dalam pengukuran return realisasi banyak digunakan return total yang merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Dalam return ini juga perhitungannya didasarkan pada data historis. Return realisasi ini dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta dapat sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko pada masa yang akan datang. Sebaliknya, return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor pada masa yang akan datang. Jadi, perbedaan antara keduanya adalah return realisasi sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Jogiyanto (2003) mengemukakan bahwa return sebagai hasil yang diperoleh dari investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. 2.8 Risiko Menurut Kamus Besar Bahasa Indoneisa (KBI), risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Manajemen risiko dapat diartikan kemamouan seorang manajer untuk menata kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil dalam menggarap situasi yang tidak pasti. (Sofyan, 2005). Santi (2007), Risiko merupakan penyimpangan tingkat keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor. Markowitz menyatakan bahwa risiko yang diharapkan tergantung pada keanekaragaman
17
kemungkinan hasil yang diharapkan. Perhitungannya menggunakan standar deviasi untuk menyatakan besar risiko yang diharapkan.
Pada prinsipnya risiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Risiko tidak sistematik (unsystematic risk) Merupakan risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang umumnya dapat dihindari (avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi (diversifiable). b. Risiko sistematik (systematic risk) Merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Risiko ini tidak mungkin dapat dihindari oleh investor melalui diersifikasi sekalipun. Selain dua bagian risiko tersebut, ternyata sikap investor dalam menghadapi risiko yang muncul dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Risk Averse adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah dengan tingkat return yang diharapkan sama besar. 2. Risk Neutral adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang tingkat return-nya sesuai dengan risiko yang dihadapi. 3. Risk Seeker adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi yang memiliki risiko investasi yang lebih tinggi dengan tingkat return yang diharapkan sama besar. Pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio atau suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan beta. Untuk menghitung beta portofolio, maka beta tiap-tiap sekuritas harus diketahui terlebih dahulu karena beta suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta tiap-tiap sekuritas. Beta suatu sekuritas merupakan kovarian return antara sekuritas ke-i dengan return pasar dibagi dengan varian return pasar. 2.9 Penilaian Kinerja Portofolio Dalam penilaian kinerja portofolio, Husnan (2005) menjelaskan bahwa dalam penilaian diperlukan variabel-variabel yang relevan seperti tingkat keuntungan dan risiko. Penilaian terhadap kinerja portofolio merupakan langkah investor dalam mengevaluasi kinerja portofolionya. Evaluasi kinerja portofolio ini
18
diharapkan akan menjawab sejauh manakah portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan kinerja yang memuaskan investor. Penilaian
kinerja
portofolio
saham
dapat
dilakukan
dengan
mempertimbangkan variabel return saja atau melibatkan variabel risiko. Penilaian kinerja portofolio dengan melibatkan variabel risiko akan memberikan informasi yang lebih mendalam tentang sejauh mana suatu return yang dihasilkan oleh portofolio dikaitkan dengan tingkat risiko untuk mencapai return tersebut. Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Tingkat risiko Evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted. Dimana risk-adjusted adalah pengukuran kinerja portofolio tidak hanya dilihat dari besarnya return portofolio saja, tetapi juga harus memperhatikan besarnya risiko yang harus ditanggung untuk memperoleh besarnya return tersebut. 2. Periode waktu Pada saat mengevaluasi kinerja suatu portofolio harus memperhatikan faktor periode waktu yang digunakan. 3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai Proses evaluasi kinerja investasi juga harus melibatkan perbandingan kinerja portofolio dengan suatu alternatif portofolio lain yang relevan. Portofolio yang terpilih sebagai patok duga (benchmark) tersebut harus bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang diinginkan oleh investor. 4. Tujuan investasi Dalam mengevaluasi kinerja portofolio harus mempertimbangkan tujuan dari investasi yang ingin dicapai. Risk Adjusted Return didasarkan pada gabungan antara return dan risiko. Tandelilin (2010) menyebutkan bahwa ada tiga ukuran yang dapat digunakan dalam mengevaluasi kinerja portofolio dengan menggunakan risk adjusted return, yaitu Sharpe Ratio, Treynor Ratio dan Jensen Alpha. Dalam penelitian ini menggunakan Sharpe Ratio dan Treynor Ratio sebagai metode untuk menilai kinerja portofolio.
19
2.9.1 Sharpe Ratio Indeks Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe dan sering juga disebut dengan reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line, CML) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Dengan demikian, indeks sharpe akan bisa dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Premi risiko portofolio, Rp – Rf, merupakan kompensasi untuk memikul risiko. Sedangkan deviasi standar return portofolio adalah pengukur total risiko untuk suatu sekuritas atau portofolio. Dengan demikian, indeks Sharpe merupakan rasio kompensasi terhadap total risiko suatu portofolio. Dengan demikian, indeks Sharpe merupakan rasio kompensasi terhadap total risiko. Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. Cara lain untuk melihat perbandingan kinerja di antara sejumlah portofolio adalah dengan menempatkan masing-masing indeks Sharpe portofolio ke dalam titik-titik dalam grafik garis pasar modal.
Gambar 1. Garis Pasar Modal (CML)
20
Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan risiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Garis pasar modal (CML) dapat dilihat pada Gambar 1. Garis CML tersebut memotong sumbu vertikal pada titik RF. Selisih anatara tingkat return harapan dari portofolio pasar (E(RM)) dengan tingkat return bebas risiko merupakan tingkat return tambahan yang bisa diperoleh investor, sebagai kompensasi atas risiko portofolio pasar (σM) yang harus ditanggungnya. Selisih return pasar dan return bebas risiko ini disebut juga dengan premi risiko portofolio pasar (E(RM)-RF). Besarnya risiko portofolio pasar ditunjukkan oleh garis putus-putus horizontal dari RF sampai σM. Kemiringan (slope) CML pada Gambar 1, menunjukkan harga pasar risiko (market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan risiko di pasar. Besarnya slope CML akan mengindikasikan tambahan return yang disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko portofolio. Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari penjelasan mengenai garis pasar modal (CML) adalah sebagai berikut: 1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko. Portofolio M, merupakan portofolio yang terdiri dari aset yang berisiko, atau disebut dengan portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan pilihan aset yang bebas risiko. Kombinasi atau titik-titik portofolio di sepanjang garis Rf-M ini, selanjutnya merupakan portofolio yang efisien bagi investor. 2. Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa investor bersifat risk averse. Artinya, investor hanya akan mau berinvestasi pada aset yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi berupa return harapan yang lebih tinggi. Dengan demikian, semakin besar risiko suatu investasi, semakin besar pula return harapan. 3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan return harapan akan bisa menyebabkan slope CML yang negatif. Slope negatif ini terjadi bila tingkat return aktual portofolio pasar lebih kecil dari tingkat keuntungan bebas risiko. 4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return harapan untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.
21
Dari penjelasan garis pasar modal (CML) di atas dapat disimpulkan bahwa CML mampu memberikan gambaran tentang hubungan risiko dan return pada pasar yang seimbang, untuk portofolio-portofolio yang efisien. 2.9.2 Treynor Ratio Indeks Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor, dan indeks ini sering disebut juga dengan reward to volatility ratio. Seperti halnya pada indeks Sharpe, kinerja portofolio pada indeks Treynor dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan indeks Sharpe adalah penggunaan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti pada indeks Sharpe. Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (diukur dengan beta). Cara mengukur indeks Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung indeks Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar deviasi pada indeks Sharpe diganti dengan beta portofolio. Seperti halnya indeks Sharpe, indeks Treynor merupakan suatu rasio kompensasi terhadap risiko. Tetapi dalam indeks Treynor, risiko diukur tidak dengan total risiko melainkan hanya risiko sistematis. Portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar akan terletak di bawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio tersebut berada di bawah kinerja pasar. Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil. Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta).
22
Gambaran tentang hubungan risiko dan tingkat return harapan dari sekuritas individual, bisa digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Garis Pasar Sekuritas (SML) Risiko sekuritas pada gambar di atas ditunjukkan dengan beta, karena pada pasar yang seimbang, portofolio yang terbentuk sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta). Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta menunjukkan sensitifitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi beta suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitifitas return saham, beta juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu saham dengan saham yang lain. Pada Gambar 3 memperlihatkan perbandingan beta dari berbagai sekuritas. Dimana ditunjukkan adanya tiga sekuritas yang mempunyai beta yang berbeda. Sekuritas A mempunyai beta sebesar 1,5 artinya setiap ada kenaikan (penurunan) return pasar sebesar 1% maka return sekuritas akan mengalami kenaikan (penurunan) sebesar 1,5%. Sedangkan sekuritas C dengan beta sebesar 0,5 berarti setiap ada perubahan return pasar sebesar 1% maka return B hanya berubah sebesar 0,5% dengan arah yang sama. Untuk sekuritas M, perubahan return yang dialami sama besarnya dengan perubahan return pasar yang terjadi. Secara teoritis beta sekuritas dapat bernilai negatif, namun dalam praktek, jarang ditemui adanya sekuritas yang mempunyai beta negatif (jika return pasar naik, return sekuritas justru turun, dan sebaliknya).
23
Gambar 3. Perbandingan beta beberapa sekuritas Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi peringkat kinerja portofolio yang berbeda. Pilihan indeks mana yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Karena dalam indeks Sharpe, risiko yang di anggap relevan adalah risiko total (penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta) saja, maka jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut tentu saja lebih tepat jika menggunakan indeks Treynor. Sebaliknya jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil saja yang dipengaruhi return pasar, yang lebih tepat digunakan adalah indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerja portofolio tersebut. 2.10 Penelitian Terdahulu Santi (2007) hasil penelitiannya menyebutkan analisis data didapatkan bahwa antara kedua strategi, baik return maupun risiko strategi aktif lebih besar dibandingkan dengan return dan risiko portofolio dengan strategi pasif. Di samping itu, t hitung antara kedua strategi menghasilkan t hitung yang tidak signifikan yang berarti bahwa tidak ada perbedaan antara kinerja strategi aktif
24
dengan strategi pasif. Ini berarti walaupun besar return dan risiko dari kedua strategi berbeda, peningkatan return dan risiko dari tiap-tiap strategi adalah sama. Hal ini berarti bahwa semakin besar return yang diinginkan maka semakin besar risiko yang harus ditanggung investor. Afriani (2007) dalam skripsinya yang berjudul Aplikasi Analisis Risiko Investasi Reksa Dana Saham Indonesia dengan Metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Aplikasi Analisis Risiko Reksa Dana Saham ini mengukur kinerja perusahaan reksa dana dengan menggunakan data perusahaan reksa dana secara bulanan pada awal periode Januari 2004 – Desember 2006. Serta data IHSG dan SBI. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode sharpe ratio yang menghasilkan kinerja terbaik adalah reksa dana Schroder Dana Prestasi Plus, untuk Treynor Ratio yang menghasilkan kinerja terbaik adalah reksa dana TRIM Kapital. Kinerja reksa dana dapat juga dibandingkan berdasarkan bobot dari rata-rata tertimbang untuk sekuritas berdasarkan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Portofolio saham merupakan sekumpulan saham yang dimiliki pemilik atau pengelola dana investasi. Pada awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuan serta batasan risiko dalam berinvestasi. Mengingat adanya korelasi antara risiko dan keuntungan (return), maka investor menetapkan
tujuan
investasi
mencari
keuntungan
yang
tidak dapat tinggi
tanpa
memperhatikan potensi risiko yang tinggi pula. Hal lain yang juga menjadi perhatian dalam tahap ini ialah masalah kebutuhan likuiditas, jangka waktu, masalah pajak dan hukum serta keinginan khusus dari investor. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka tujuan investasi yang telah ditentukan di awal akan lebih realistis untuk dicapai dan sesuai dengan preferensi risiko dan karakteristik investor. Manajemen Portofolio Saham LQ45 dapat terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginan investor, berdasarkan dari ekspektasi atau pandangan investor terhadap hasil yang diharapkan dan risiko yang akan dihadapinya. Setelah investor menentukan ekspektasi berupa hasil yang diharapkan (return) serta risiko yang akan ditanggungnya, maka dapat dilakukan pengukuran terhadap kinerja portofolio tersebut, dengan menggunakan metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Langkah selanjutnya merupakan pengumpulan data, peneliti memperoleh data dari Pusat Data Pasar Modal (PDPM). PDPM adalah suatu lembaga yang memiliki data-data saham perusahaan yang ada di Indonesia, yang diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Kemudian data yang diperoleh diolah menggunakan kedua metode tersebut, yaitu Sharpe dan Treynor Ratio. Hasil akhir dari penelitian ini adalah, diperolehnya hasil keputusan investasi, berupa penilaian kinerja terbaik dari portofolio saham LQ45 berdasarkan strategi portofolio aktif, untuk kemudian dijadikan referensi bagi investor. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4.
26
Investasi
Saham
Risiko
Return
Seleksi
Portofolio
Pasif
Aktif
Metode Sharpe
Metode
Ratio
Treynor Ratio
Portofolio Investasi
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2010. Lokasi pengumpulan dan pengolahan data berasal dari instansi publik yang terkait dengan penelitian yaitu, Pusat Data Pasar Modal (PDPM), yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso Kav. 87 Jakarta. 3.3. Jenis Data dan Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif dari periode Januari 2007 – Desember 2008. Data yang diperoleh berasal dari Pusat Data Pasar Modal (PDPM). Adapun data penunjang, yang mendukung data yang relevan dengan penelitian adalah diperoleh dari literatur, jurnal, majalah, laporan penelitian dan media elektronik. 3.4. Pembentukan Portofolio Saham LQ45 Menurut Nazir, 2005, analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. 3.4.1 Analisis Data Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang harus dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif ini dibantu dengan program komputer, yaitu Microsoft Excel. Variabel-variabel tersebut adalah: 1.
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi tersebut dapat berfungsi, baik sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan maupun sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko pada masa yang akan datang. Salah satu jenis pengukuran return realisasi yang sering digunakan adalah return total, yaitu return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
.............................. (1) Keterangan: Rit
= return saham pada periode t
Pit
= harga saham pada periode t
28
Pit-1
= harga saham pada periode t-1
Dt
= Dividen (kas) pada periode t
2.
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor pada masa mendatang. Menurut Husnan (2005), yang menyebutkan bahwa return ekspektasi dengan probabilitas kejadian setiap periode yang sama dapat dirumuskan sebagai berikut:
.............................. (2) Keterangan: E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan. Rmt
= Tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t
N
= Jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=24)
3.
Risiko merupakan penyimpangan tingkat keuntungan yang diperoleh dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor. risiko dapat diformulasikan sebagai berikut:
.............................. (3) Keterangan: = standar deviasi Xi
= nilai dari setiap return portofolio saham pada periode ke i = rata-rata return portofolio saham
n
= jumlah sampel selama 24 bulan
Pengukuran risiko sistematis dari suatu portofolio atau suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan beta, adapun rumus penggunaan beta dengan menggunakan teknik regresi adalah:
29
.................................... (4) Keterangan: Βi
= beta saham i
σim
= Kovarian return saham i dan return pasar
σ2 m
= varian return pasar
atau dapat diuraikan sebagai berikut:
.............................. (5)
4.
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Penulis menggunakan kedua metode ini karena metode ini relevan dengan teori yang sedang berkembang saat ini. Untuk menghitung Sharpe Ratio pada suatu portofolio, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
.............................. (6) Keterangan: = indeks Sharpe = return rata-rata portofolio selama jangka waktu pengukuran return rata-rata bebas risiko selama jangka waktu pengukuran standar deviasi portofolio selama jangka waktu pengukuran 5.
Pengukuran
Indeks
Treynor
diformulasikan
berdasarkan
perumusan
matematika adalah:
.............................. (7)
30
Keterangan: Tp
= nilai Indeks Treynor dari portofolio, = return rata-rata portofolio selama jangka waktu pengukuran return rata-rata bebas risiko selama jangka waktu pengukuran = risiko sistematik dari portofolio selama jangka waktu pengukuran
3.4.2 Return Bebas Risiko Return bebas risiko yang digunakan adalah Sertifikat Bank Indonesia. Return yang dihitung adalah perubahan tingkat suku bunga yang terjadi dari suku bunga sebelum hari ke – t sampai suku bunga hari ke – t. Return bebas risiko dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
.................. (8) Keterangan: Rf
= Return bebas risiko (Risk Free),
SBIt
= Return bebas risiko pada periode bulan ke – t,
SBIt-1 = Return bebas risiko periode satu bulan sebelumnya (t-1). 3.4.3 Return Indeks Harga Saham Gabungan Hasil investasi yang dihasilkan oleh kinerja IHSG dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
.................. (9) Keterangan: Rmt
= Return pasar,
IHSGt
= Return IHSG pada periode bulan ke – t,
IHSGt-1 = Return IHSG periode satu bulan sebelumnya (t-1)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pasar Saham dan Pasar Modal Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam perekonomian suatu negara. Banyak manfaat yang diperoleh dari dibentuknya pasar modal, meskipun tidak semua negara membentuk pasar modal karena pertimbangan politik, sosial dan ekonomi. Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sekarang sudah berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), selain itu juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen (preferred stock), saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi konvertibel (convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar bursa saham atau pasar modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang (auction). Disebut pasar lelang karena transaksi dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh supply (penawaran) dan demand (permintaan) dari anggota bursa. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) menggunakan sistem lelang, yaitu order pembelian dan penjualan sekuritas ditemukan sampai dicapai harga kesepakatan. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham). Dengan demikian perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity ratio yang terlalu tinggi sehingga justru membuat cost of capital of the firm tidak lagi minimal. Sekuritas yang telah dibeli di pasar perdana (initial public offering) kemudian akan diperdagangkan di bursa. Bursa merupakan suatu tempat untuk memperdagangkan sekuritas tersebut. Sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan di BEJ terdiri dari saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi,
32
sertifikat right dan waran. Para analis sekuritas perlu memahami konsep penilaian sekuritas-sekuritas tersebut, supaya dapat menilai kewajaran harga sekuritassekuritas tersebut. 4.2 Gambaran Umum Portofolio Saham LQ45 Perusahaan LQ45 merupakan perusahaan terpilih yang mempunyai likuiditas yang tinggi atau sering diperdagangkan di BEI. Pembentukan portofolio saham LQ45 dalam penelitian ini didasarkan kepemilikan saham oleh asing dan lokal. Dan yang bertahan dari Agustus 2006-Januari 2009. Perusahaan yang dibahas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Adapun daftar perusahaan indeks LQ45 terdapat pada Lampiran 1. Dan daftar LQ45 yang keluar dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 1. Portofolio Saham LQ45 posisi bertahan No
Kode
Nama Perusahaan
Keterangan
1
AALI
Astra Argo Lestari Tbk
Lokal
2
ANTM
Aneka Tambang (persero) Tbk
Lokal
3
ASII
Astra International Tbk
Lokal
4
BBCA
Bank Central Asia Tbk
Lokal
5
BBRI
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Lokal
6
BDMN
Bank Danamon Tbk
Lokal
7
BMRI
Bank Mandiri Tbk
Lokal
8
BNBR
Bakrie & Brothers Tbk
Lokal
9
BUMI
Bumi Resources Tbk
Lokal
10
BLTA
Berlian Laju Tanker Tbk
Asing
11
INKP
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
Asing
12
ISAT
Indosat Tbk
Asing
13
MEDC
Medco Energi International Tbk
Asing
14
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
Asing
33
4.2.1 Portofolio Saham LQ45 Kepemilikan Saham Lokal 1. PT Astra Argo Lestari Tbk. ( AALI ) PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan pada tahun 1981 melalui PT Pandu Dian Pertiwi yang dimiliki oleh keluarga Soeryadjoyo, T.P. Rahmat, Benny Subianto, Kiki Sutantyo, dan Rahadi Santoso. Tahun 1983, PT. Astra International mendirikan divisi agrobisnis dengan 2000 hektar perkebunan singkong. Tahun 1984, perusahaan memulai bisnis perkebunan kelapa sawit dan PT Suryaraya Bahtera melakukan merger membentuk perusahaan yang diberi nama PT Astra Argo Niaga. Kemudian pada tanggal 21 Agustus 1997 berubah nama menjadi PT Astra Argo Lestari Tbk. yang bergerak dibidang perkebunan (kelapa sawit, coklat, karet dan teh), perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, jasa dan konsultan. Perusahaan mempunyai investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit dan karet. Kantor pusat perusahaan dan anak perusahaan (grup) berlokasi di jalan Pulo Ayang Raya Blok OR No. 1, kawasan industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit perusahaan seluas 4.059 hektar (2007: kelapa sawit dan karet masing-masing 4.032 hektar dan 67 hektar) berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan anak perusahaan berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Luas areal Hak Guna Usaha yang dimiliki perusahaan dan anak perusahaan adalah seluas 228.772 hektar (2007: 231.508 hektar) dengan luas areal tertanam seluas 194.217 hektar (2007: 182 470 hektar). Beberapa anak perusahaan mengembangkan perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma untuk areal tertanam seluas 57.174 hektar (2207: 55.721 hektar). Perusahaan mencatatkan sahamnya pada tanggal 9 Desember 1997. Dengan melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan kepada masyarakat sebanyak 125,8 juta saham dengan nilai nominal Rp. 500 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 1.550 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
34
2. PT Aneka Tambang ( Persero ) Tbk. ( ANTM ) PT Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah perusahaan pertambangan dan mineral pertama Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1968, sebagai Perusahaan Negara (PN). Sesuai dengan keputusan menteri Kehakiman Republik Indonesia, status PT Aneka Tambang diubah dari status Perusahaan Negara menjadi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Hasil pertambangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. adalah nikel, bauksit, biji besi, emas, dan perak. Selain itu kegiatan perusahaan lainnya adalah menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1968. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana melalui BEJ pada tanggal 27 November 1997. Penawaran dilakukan kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham yang merupakan 35% dari jumlah 1.230.768.000 saham ditempatkan dan disetor penuh. Penawaran saham kepada masyarakat tersebut dicatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen TB Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. 3. PT Astra International Tbk. ( ASII ) PT Astra International Tbk. didirikan tanggal 20 Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Bisnis yang dijalankan adalah otomotif, peralatan berat, industri dasar kayu, perkebunan, elektronik, dan juga jasa keuangan. Perusahaan merupakan produsen otomotif dan pemasangan (assembler) terbesar di Indonesia. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta. Perusahaan ini mencatatkan sahamnya pada tanggal 4 April 1990, perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan kepada masyarakat sejumlah 30 juta saham dengan nilai nominal Rp. 1.000 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp. 14.850 per saham. Pada tahun 1994, perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu menawarkan 48.439.600 saham dengan harga Rp. 13.850 per saham. Pada tahun yang sama,
35
perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham. 4. Bank Central Asia Tbk. ( BBCA ) PT Bank Central Asia Tbk (Bank) didirikan pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Bank mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasarnya, bank beroperasi sebagai bank umum. Bank bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan NO. 42855/U.MII tanggal 14 Maret 1957. Bank memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 9/110/Kep/Dir/UD tanggal 28 Maret 1977. Banyak hal yang telah dilalui oleh Bank BCA sejak didirikannya, yang paling signifikan adalah krisis moneter tahun 1997. Hal ini menyebabkan terjadinya rush aliran dana tunai di BCA dan mengguncang kelangsungan BCA yang kemudian pada tahun 1998 BCA diserahkan kepada BPPN. Berkat kebijakan bisnis dan keputusan yang arif, BCA berhasil pulih dan mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat di tahun yang sama. Pada tahun 2000, BCA dikembalikan oleh BPPN kepada BI. Selanjutnya BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik. Bank berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Jenderal Sudirman kav. 22-23. Pada tanggal 31 Desember 2004 dan 2005, Bank memiliki sejumlah cabang dan kantor perwakilan. Pada tahun 2007 Bank memiliki cabang dalam negeri sebanyak 807 cabang dan kantor perwakilan luar negeri sebanyak 2 cabang. Dan pada tahun 2008 Bank memiliki cabang dalam negeri sebanyak 842 cabang dan kantor perwakilan luar negeri sebanyak 2 cabang. Cabang-cabang dalam negeri berlokasi di berbagai pusat bisnis utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor perwakilan luar negeri berlokasi di Hong Kong dan Singapura.
36
5. PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. ( BBRI ) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pada awalnya hanyalah sebuah bank kecil yang bernama De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenaren yang berkedudukan di kota Purwokerto, Jawa Tengah dan didirikan oleh Raden Aria Wiriaatmadya pada tanggal 16 Desember 1895. Kemudian sejak 1 Agustus 1992, BRI berubah status menjadi persero dengan nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Walaupun berubah status, BRI masih tetap didukung oleh pemerintah dalam kegiatan operasionalnya. Perseroan ini kemudian mencatatkan sahamnya pada tanggal 10 November 2003. Penawaran umum saham perdana meliputi penawaran kepada masyarakat internasional dan penawaran kepada masyarakat Indonesia. BRI menyerahkan pendaftarannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan penyataan pendaftaran tersebut telah menjadi efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam No. S-2646/PM/2003 tanggal 31 Oktober 2003. Kantor pusat BRI berlokasi di Gedung BRI 1. Jl. Jenderal Sudirman kav. 44-46, Jakarta, Indonesia. 6. Bank Danamon Tbk. ( BDMN ) PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 dan menerima izin operasi bank umum pada bulan September tahun yang sama. Menjadi bank devisa pada tahun 1988, serta menjadi perusahaan publik pada tanggal 6 Desember 1989. Kemudian menjadi bank swasta nasional terbesar kedua di pertengahan tahun 90-an. Pada saat krisis moneter Asia tahun 1997, Bank Danamon juga mengalami kesulitan likuiditas sehingga diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada bulan April 1998. Bank Danamon bangkit kembali menjadi bank terbesar kelima di Indonesia dalam jumlah aktiva pada akhir tahun 2002. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002. Sejak Maret 2004, Bank mulai melakukan kegiatan micro banking dengan nama Danamon Simpan Pinjam. Kantor pusat
37
Bank berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio kav. E4 No. 6 Mega Kuningan, Jakarta. 7. Bank Mandiri ( Persero ) Tbk (BMRI) Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Kemudian pada tanggal 24 Juli 1999 melakukan merger dengan PT Bank Bumi Daya (Persero) BBD, PT Bank Dagang Negara (Persero) BDN, PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (Bapindo), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (Bank Exim). Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha dibidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan, Indonesia. Bank Mandiri mencatatkan sahamnya pada tanggal 14 Juli 2003, sebanyak 19.800.000.000 lembar saham Bank Mandiri telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berdasarkan surat persetujuan dari Bursa Efek Jakarta No. JKT-028/LIST/BES/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003. Nama perusahaan berubah dari semula PT Bank Mandiri (Persero) menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.berdasarkan perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. C-12783.HT.01.04.TH.2003 tanggal 6 Juni 2003 dan telah diumumkan pada Berita Tambahan No. 6590 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 63 tanggal 8 Agustus 2003. 8. PT Bakrie and Brothers Tbk ( BNBR ) Bermula dari sebuah perusahaan dagang di tahun 1942, Bakrie and Brothers General Merchant and Commisions Agent kemudian berubah dan memperluas jaringan investasinya. Saat ini PT Bakrie and Brothers menjelma menjadi perusahaan publik dengan tiga divisi utama, yaitu : telekomunikasi, industri penunjang infrastruktur. Dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, perseroan merupakan pemain utama dalam memenuhi kebutuhan dalam sektorsektor minyak dan gas bumi, petrokimia, otomotif, infrastruktur, material handling, pertambangan, pembangkit tenaga listrik, serta industri dan rekayasa lainnya yang berkaitan.
38
Pada tanggal 28 Agustus 1989, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada masyarakat atas sejumlah saham perusahaan sebanyak 2.850.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000 per saham. Seluruh saham perusahaan tersebut dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Perusahaan berlokasi di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma Bakrie 2, Lantai 16, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-2, Jakarta Selatan. Perusahaan beroperasi secara komersial mulai tahun 1951. 9. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah berdiri sejak tanggal 26 Juni 1973 dengan nomor NPWP 01.122.101.7.054.000. PT Bumi Resources Tbk terdaftar di BEI sejak tanggal 30 Juli 1990 yang bergerak di bidang Minyak, Gas Bumi, Pertambangan Batubara dan Mineral, dengan harga perdana sebesar Rp4.500 per lembar saham, modal dasar sebesar Rp 396.000.000.000 dan modal disetor sebesar Rp 396.000.000.000. Kantor pusat PT Bumi Resources Tbk di Gedung Mit Plaza 2 Lantai 11 Jl. Jend. Sudirman Kav.10-11, Jakarta 12920. 4.2.2 Portofolio Saham LQ45 Kepemilikan Saham Asing 1. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) Perusahaan pelayaran, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) akan merealisasikan rencana melakukan penawaran umum saham terbatas (rights issue) IV sebesar 591,7 miliar rupiah pada 13 Juli 2009. Rencana penawaran umum terbatas IV dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham perseroan itu bertujuan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor perseroan. Direktur Utama Berlian Laju Tanker Widihardja Tanudjaja mengatakan, jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam rangka right issue IV tersebut sebanyak 1.392.310.059 lembar saham dengan harga pelaksanaan 425 rupiah setiap sahamnya. Sehingga jumlah saham yang akan ditawarkan seluruhnya berjumlah 591,7 miliar rupiah. Sementara itu, Direktur Keuangan Berlian Laju Tanker, Kevin Wong menambahkan, sampai tahun 2012, perseroan akan menambah pembelian armada kapal tanker sebanyak 14 unit. Perseroan, ungkapnya, juga mendapatkan kontrak LNG Carrier dari BP Tangguh sebanyak dua kapal untuk jangka waktu kontrak selama 20 tahun. Adapun masing-masing kapal tersebut memiliki kapasitas 150
39
ribu cubic feet gas, sehingga kapasitas keseluruhannya mencapai 300 ribu cubic feet gas. 2. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia dalam kerangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan Akta Notaris Ridwan Suselo, S.H. No. 68 tanggal 7 Desember 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/50/2 tanggal 9 Pebruari 1978 dan diumumkan dalam Tambahan No. 172 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 1978. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Linda Herawati, S.H. No. 141 tanggal 30 Juni 1998 mengenai perubahan nama dan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C-2701 HT.01.04.Th.99 tanggal 12 Pebruari 1999 dan diumumkan dalam Tambahan No. 7966 pada Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 2000. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang industri pulp dan kertas, pengelolaan pelabuhan khusus, perdagangan, pertambangan dan kehutanan. Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana 60.000.000 lembar saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham dan harga penawaran Rp 10.600 per lembar saham, serta telah mencatat saham tersebut di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 16 Juli 1990. Pada tahun 1996 dan 1997, Perusahaan melakukan beberapa penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu di bursa efek yang sama. Jumlah saham Perusahaan yang telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, sebanyak 5.470.982.941 lembar saham. Perusahaan mencatatkan Obligasi Indah Kiat I 1999
40
sebesar Rp 1 triliun di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 20 Oktober 1999. Obligasi tersebut telah direstrukturisasi sebagai bagian dari Master Restructuring Agreement (MRA) yang ditandatangani pada tanggal 28 April 2005. Perusahaan dan beberapa Anak perusahaan juga mencatatkan wesel bayar (Guaranteed Secured Global Notes) jatuh tempo tahun 2002, 2006 dan 2007 masing-masing sebesar AS$ 200 juta, AS$ 150 juta dan AS$ 600 juta di Bursa Efek Luxembourg. Wesel bayar yang jatuh tempo tahun 2002, 2006 dan sebesar AS$ 60 juta dari yang jatuh tempo tahun 2007 tidak berpartisipasi dalam MRA. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan alamat di Jalan M.H. Thamrin No. 51, Jakarta 10350 dan pabrik berlokasi di Tangerang dan Serang, Jawa Barat dan Perawang, Riau. Kegiatan usaha komersial Perusahaan dimulai sejak 1978. 3. Indosat Tbk (ISAT) PT Indosat didirikan pada tahun 1967, didirikan sebagai Operator Stasiun Bumi Itelsat oleh International Telephone dan Telegraph Corporation (ITT). Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Penyelenggara Tunggal Telekomunikasi Internasional. Tahun 1994 penawaran perdana saham Indosat di Bursa Efek Jakarta, Surabaya dan New York. Pada Tahun 2000 Indosat memperoleh lisensi GSM 1800 MHz dan mendirikan Indosat Multi Media Mobile (IM3). Tahun 2001 Indosat mengambil alih 75% saham Satelindo. Tahun 2002 Indosat melakukan privatisasi lanjutan dan investor strategis, serta mengambil alih 100% Satelindo dan memperoleh lisensi lokal/FWA di Jakarta dan Surabaya. Tahun 2003 Penggabungan Usaha Indosat, Satelindo dan IM3 dan Memperoleh lisensi nasional untuk lokal/FWA. Tahun 2004 Indosat melakukan program transformasi dan identitas baru, serta membuka pasar SLI dan memperoleh lisensi SLJJ dan meluncurkan FWA “StarOne. 4. Medco Energi International Tbk (MEDC) PT Medco Energi International Tbk (Perusahaan atau MEI) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No.6 tahun 1968 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.12 tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris No.19 Oleh Imas Fatimah, SH., pada tanggal 9 Juni 1980. Akta pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (MKRI) dengan SK no.Y.A.5/192/4 tanggal 7 April 1981 dan diumumkan dalam Berita
41
Negara Republik Indonesia No.102, Tambahan No. 1020 tanggal 22 Desember 1981. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan yang terakhir mengenai tugas dan wewenang dari direksi dan komisaris, modal dasar dan tatacara rapat direksi dan komisaris. Perubahan tersebut diaktakan dengan Akta Notaris no.43 oleh Ny. Indah Fatmawati, SH., tanggal 23 Juli 2002, Notaris pengganti dari Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH., yang telah disetujui oleh MKRI dalam SK No. C-15374 HT.01.04.TH.2002 tanggal 15 Agustus 2002 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.51, Tambahan No.457 tanggal 27 Juni 2003. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup aktivitasnya antara lain: Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, produksi metanol dan aktivitas energi lainnya, usaha pengeboran darat dan lepas pantai, serta melakukan investasi (langsung dan tidak langsung) pada anak perusahaan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan kantor pusat beralamat di Gedung Graha Niaga Lantai 16, Jl. Jenderal Sudirman Kav 58, Jakarta 12190. 5. Holcim Indonesia Tbk (SMCB) PT Holcim Indonesia Tbk adalah sebuah perusahaan publik indonesia dimana mayoritas sahamnya (77,33%) dimiliki dan dikelola oleh Holderfin BV Ltd, anak perusahaan Holcim Ltd, yang berbasis Swiss. PT Holcim Indonesia Tbk merupakan salah atu perusahaan semen terbesar di Indonesia dengan usaha yang terintegrasi terdiri dari beton siap pakai, produksi agregat dan transportasi. Perseroan mengoperasikan dua pabrik semen masing-masing di Narogong Jawa Barat dan di Cilacap Jawa Tengah, dengan total kapasitas gabungan per tahun 7,9 juta ton klinker, dan mempekerjakan 3.200 orang. Holcim Indonesia merupakan salah satu Grup Holcim yang merupakan produsen semen terbesar di dunia total lebih dari 90.000 karyawan dan kapasitas produksi di lebih dari 70 negara mencapai lebih dari 170 juta ton semen. 4.3 Kinerja Portofolio Saham LQ45 Berdasarkan data yang diperoleh, analisis ini menggunakan dua metode yang berbeda yaitu metode sharpe ratio dan treynor ratio dengan menggunakan data bulanan kinerja portofolio LQ45 dari tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, serta data IHSG dan data SBI pada periode yang
42
sama. Hasil perhitungan Sharpe Ratio dan Treynor Ratio diperoleh dari perhitungan beberapa parameter. Perhitungan portofolio berdasarkan kepemilikan suatu perusahaan. Kepemilikan ada tiga jenis yaitu lokal, asing dan campuran. Kepemilikan lokal merupakan kepemilikan perusahaan yang berasal dari negara sendiri atau tidak memiliki campur tangan orang asing. Sedang kepemilikan asing adalah kepemilikan orang asing yang mempunyai perusahaan di negara lain. Sedangkan kepemilikan campuran yaitu kepemilikan perusahaan atas kerjasama orang asing dengan orang pribumi. Dalam penelitian ini membahas tentang kepemilikan perusahaan berdasarkan kepemilikan saham lokal dan asing, diambil dua portofolio, yaitu portofolio A dan Portofolio B. Portofolio A berasal dari saham asing yang tergabung dalam kepemilikan saham asing. Sedangkan portofolio B berasal dari kepemilikan saham lokal. Perusahaan yang masuk dalam portofolio ini merupakan perusahaan yang muncul terus menerus selama dua tahun terkahir selama periode 2007-2008. Kinerja portofolio dihitung berdasarkan metode Sharpe ratio dan Treynor ratio. Setelah melakukan perhitungan dapat diketahui nilai return dan risiko, serta dapat diketahui kinerja portofolio saham berdasarkan perhitungan Sharpe dan Treynor ratio. Dan dapat diketahui kinerja portofolio yang paling baik dari kedua portofolio tersebut. 4.3.1 Portofolio Kepemilikan Saham Lokal Portofolio kepemilikan saham lokal terdiri dari beberapa perusahaan lokal yang ada di Indonesia. Hasil perhitungan diperoleh rata-rata return bernilai -24,77 persen. Standar deviasi sebesar 67,31 persen. Dan beta yang diperoleh sebesar 83,24 persen. Suku bunga bebas risiko bernilai 8,6 persen lebih besar dibandingkan nilai return yang diharapkan. Sehingga nilai Sharpe dan treynor yang diperoleh bernilai positif. Perhitungan kinerja portofolio berdasarkan metode sharpe diperoleh nilai sebesar 51,67 persen. Sedangkan hasil perhitungan dengan metode treynor ratio sebesar 41,78 persen. Perhitungan portofolio kepemilikan saham lokal dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.3.2 Portofolio Kepemilikan Saham Asing Portofolio asing terdiri dari beberapa perusahaan yang tergabung dalam kepemilikan perusahaan asing. Hasil perhitungan diperoleh rata-rata return
43
bernilai -6,94 persen. Standar deviasi sebesar 47,99 persen. Dan beta yang diperoleh sebesar 95,45 persen. Suku bunga bebas risiko bernilai 8,6 persen lebih besar dibandingkan nilai return yang diharapkan. Sehingga nilai Sharpe dan treynor yang diperoleh bernilai positif. Perhitungan kinerja portofolio berdasarkan metode sharpe diperoleh nilai sebesar 28 persen. Sedangkan hasil perhitungan dengan metode treynor ratio sebesar 14,08 persen. Perhitungan portofolio kepemilikan saham lokal dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari hasil perhitungan tersebut yang menggunakan metode Sharpe dan Treynor ratio dapat dilihat bahwa kinerja portofolio kepemilikan saham lokal yang lebih baik dibanding kinerja portofolio kepemilikan saham asing. Karena portofolio kepemilikan saham lokal memiliki nilai sharpe dan treynor yang lebih besar di banding portofolio kepemilikan saham asing. Cara lain untuk melihat perbandingan kinerja di antara sejumlah portofolio adalah dengan menempatkan masing-masing indeks Sharpe portofolio ke dalam titik-titik dalam grafik garis pasar modal. Dimana semakin besar indeks Sharpe yang dimiliki portofolio, maka kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Sharpe yang lebih kecil. Sedangkan untuk melihat perbandingan kinerja di antara sejumlah portofolio adalah dengan menempatkan masing-masing indeks Treynor portofolio ke dalam titik-titik dalam grafik garis pasar sekuritas. Hal ini menyatakan bahwa semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil. Dari perhitungan antara metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio, maka pilihan indeks yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Karena dalam indeks Sharpe, risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta) saja. Oleh karena itu jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut tentu saja lebih tepat jika kita menggunakan indeks Treynor. Sebaliknya jika return suatu portofolio hanya
44
sebagian kecil saja yang dipengaruhi return pasar, tentu saja lebih tepat jika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinerja portofolio tersebut. Hasil perhitungan return, risiko, sharpe ratio dan treynor ratio dapat dilihat pada tabel. Untuk perhitungan return dan risiko dilihat pada Tabel 2. Dan untuk hasil perhitungan sharpe ratio dan treynor ratio dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Pada Lampiran 5 dapat dilihat rata-rata suku bunga SBI selama tahun 2007-2008. Dan Lampiran 6 hasil perhitungan IHSG. Tabel 2. Tingkat Risiko Investasi Portofolio berdasarkan Kepemilikan Portofolio
Rata-rata Return
Std Deviasi
Beta
Asing / A
-0,069480663
0,479967971
0,954517479
Lokal / B
-0,247712458
0,673118932
0,832490598
Rf
8,6%
Pasar
-0,055038264
0,267898519
0,957976435
Dari perhitungan pada Tabel 2 di atas, dapat ditentukan peringkat kinerja kedua portofolio tersebut berdasarkan indeks Sharpe dan indeks Treynor ratio. Perhitungan indeks Sharpe diukur dengan standar deviasi. Sedangkan perhitungan indeks Treynor diukur dengan beta portofolio. Tabel 3. Kinerja Portofolio LQ45 dengan Sharpe Ratio Portofolio
Sharpe Ratio
Lokal
0,516782698
Asing
0,280052787
Pasar
-0,989671687
Pada Tabel 3 terlihat bahwa dua jenis portofolio, yaitu lokal dan asing mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe pasar pada periode tersebut, yang hanya sebesar -0,98. Sedangkan untuk portofolio lokal dan asing memiliki return yang jauh berbeda yaitu -6,94 persen dan 24,77 persen. Dan mempunyai kinerja yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan kedua portofolio
45
tersebut mempunyai standar deviasi yang jauh berbeda, yaitu 47,99 persen dan 67,31 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa portofolio kepemilikan saham lokal lebih berisiko dibanding portofolio kepemilikan saham asing. Hal ini dilihat dari standar deviasi yang lebih besar. Tabel 4. Kinerja Portofolio LQ45 dengan Treynor Ratio Portofolio
Treynor Ratio
Lokal
0,417850026
Asing
0,140821275
Pasar
-0,093421703
Dari tabel di atas nilai indeks treynor pada portofolio lokal dan asing lebih besar dibandingkan portofolio pasar. Dengan membandingkan Tabel 3 dan Tabel 4, dapat dilihat adanya perbedaan antara peringkat kinerja portofolio dengan menggunakan indeks Sharpe dengan menggunakan indeks Treynor. Hal ini dikarenakan besarnya standar deviasi dan beta portofolio yang berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian, analisis serta pengujian terhadap perhitungan kinerja portofolio saham LQ45 berdasarkan strategi portofolio aktif, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perhitungan analisis kinerja portofolio saham LQ45 berdasarkan kepemilikan saham lokal dan asing menggunakan metode Sharpe menghasilkan nilai terbaik pada portofolio lokal dengan nilai 51,67 persen, dan portofolio asing memiliki nilai sebesar 28 persen. Sedangkan menggunakan metode Treynor nilai terbaik diperoleh oleh portofolio lokal dengan nilai 41,78 persen, dan nilai portofolio asing sebesar 14,08 persen. 2. Sebagai investor yang menginginkan tingkat keuntungan tinggi yang berdasarkan risiko total dan risiko sistematik atau risiko pasar maka pilihan investasi dapat dilakukan pada portofolio kepemilikan saham Lokal. B. Saran 1. Hasil penilaian kinerja tersebut juga membuktikan bahwa semakin besar tingkat pengembalian yang diinginkan investor, maka akan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung investor sehingga pemilihan investasi juga berpeluang pada sifat dan keberanian investor itu sendiri. 2. Sebelum melakukan investasi saham, sebaiknya investor mengamati kinerja masing-masing perusahaan terlebih dahulu. Agar investor merasa aman dan nyaman dalam menyimpan dananya di perusahaan tersebut.
47
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, I. 2007. Aplikasi Analisis Risiko Investasi Reksa Dana Saham Indonesia dengan Metode Sharpe Ratio dan Treynor Ratio. Skripsi pada Departemen Pendidikan Nasional, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ahmad, K. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Rineka Cipta. Jakarta. Darmadji, T., H.M. Fakhruddin, 2006. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. Erhan., Yusuf. 2000. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia Buku 1. PT Ercontra Rajawali. Jakarta. Gitman, L.J., M.D. Joehnk. 1996. Fundamentals of Investing. Edisi enam New York: Harper Collins Colege. Halim, A. 2005. Analisis Investasi. edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Hanafi, M,M. 2006. Manajemen Risiko. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Husnan, S. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta. Manurung, A.H. 2007. Reksa Dana Investasiku. Kompas. Jakarta. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta. Pratomo, E.P., U. Nugraha, 2005. Reksa Dana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Purnama, D. 2009. Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan LQ45. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santi, N.P, Suryantini. 2007. Perbedaan Kinerja Portofolio Berdasarkan Trategi Potofolio Aktif dan Pasif pada Saham LQ45 di BEJ. Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Denpasar. Sofyan, I. 2005. Manajemen Risiko. Graha Ilmu. Yogyakarta.
48
Tandelilin, E. 2010. Analisis dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=11997 http://dhi.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=403
50 Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN TERCATAT YANG MASUK DALAM PENGHITUNGAN INDEKS LQ45 PERIODE 1 Agustus 2008 s/d 31 Januari 2009 No
Kode Efek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BDMN BISI BLTA BMRI BNBR BNGA BNII BTEL BUMI CPIN CPRO CTRA DEWA ELTY ENRG INCO INDF INKP ISAT ITMG KIJA LPKR LSIP MEDC MIRA MNCN PGAS PNBN PTBA SGRO SMCB SMGR TBLA TINS TLKM TRUB UNSP UNTR
Nama Emiten Astra Agro Lestari Tbk AKR Corporindo Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk Astra International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Rakyat Indoensia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bisi International Tbk Berlian Laju Tanker Tbk. Bank Mandiri (Persero) Tbk Bakrie & Brothers Tbk Bank CIMB Niaga Tbk Bank International Indonesia Tbk Bakrie Telecom Tbk Bumi Resources Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Central Proteinaprima Tbk Ciputra Development Tbk Darma Henwa Tbk Bakrieland Development Tbk Energi Mega Persada Tbk International Nickel Indonesia Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Indosat Tbk Indo Tambangraya Megah Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk PP London Sumatera Tbk Medco Energi International Tbk Mitra Rajasa Tbk Media Nusantara Citra Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Sampoerna Agro Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Tunas Baru Lampung Tbk Timah Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Truba Alam Manunggal Engineering Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk United Tractors Tbk
Keterangan Tetap Baru Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Baru Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Baru Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Baru Tetap Baru Baru Tetap Baru Baru Tetap Baru Tetap Baru Tetap Baru Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap
Divisi Perdagangan Saham dan Divisi Riset & Pengembangan Produk
51 Lampiran 2 DAFTAR SAHAM PERUSAHAAN TERCATAT YANG KELUAR DALAM PENGHITUNGAN INDEKS LQ45 Periode 1 Agustus 2008 s/d 31 Januari 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kode Efek ADHI BHIT BKSL BMTR BRPT FREN KLBF PNLF SULI TOTL UNVR
Nama Emiten Adhi Karya (Persero) Tbk Bhakti Investama Tbk Bukit Sentul Tbk Global Mediacom Tbk Barito Pacific Timber Tbk Mobile-8 Telecom Tbk Kalbe Farma Tbk Panin Life Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Total Bangun Persada Tbk Unilever Indonesia Tbk Divisi Perdagangan Saham dan Divisi Riset & Pengembangan Produk
41
Lampiran 3 Perhitungan Portofolio Kepemilikan Saham Lokal Nama Perusahaan
Close
Rm
Rm-Xbar
(Rm-Xbar)^2
E(Rm)
-1,558399822 2,082124015 -1,668510668 0,418735806 0,310295977 -0,215369209 -0,106400792 0,737524693
2,428610007 4,335240414 2,783927848 0,175339676 0,096283593 0,046383896 0,011321129 0,543942672
0,101192084 0,180635017 0,115996994 0,00730582 0,004011816 0,001932662 0,000471714 0,022664278
4,046274277 2,568545214 4,503955047 -0,045011128 -0,023257717 0,415519498 0,279155845 0,027234466
10,42104924
0,434210385
11,7724155
AALI ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BMRI BNBR BUMI
441.955 124.186 446.934 109.792 139.882 150.893 69.418 7.115 93.293
18.415 5.174 18.622 4.575 5.828 6.287 2.892 296 3.887
-1,80611228 1,834411557 -1,916223125 0,171023349 0,062583519 -0,463081666 -0,35411325 0,489812235
Jumlah
1.583.468
65.978
-1,981699662
175.941
7.331
-0,247712458
Rata-rata Standar deviassi
0,673118932
Sharpe Ratio
0,516782698
Beta
0,832490598
Treynor Ratio
0,417850026
(Rm∑E(Rm)).Rmt
Nilai
(Rm-E(Rm))
-2,240322665 1,400201173 -2,35043351 -0,263187036 -0,371626866 -0,897292051 -0,788323635 0,05560185
(Rm-E(Rm))^2
5,019045643 1,960563324 5,524537686 0,069267416 0,138106527 0,805133025 0,621454153 0,003091566 14,14119934
52
Lampiran 4 Portofolio Kepemilikan Saham Asing Nilai
Rm
Rm-Xbar
(Rm-Xbar)^2
E(Rm)
(Rm∑E(Rm)).Rmt
(Rm-E(Rm))
(RmE(Rm))^2
43.203 30.024
1.800 1.251
-0,188830366
-0,119349704
0,014244352
0,000593515
0,077345088
-0,409600901
0,167772898
ISAT MEDCO SMCB
158.873
6.620
1,846164647
1,91564531
3,669696954
0,15290404
3,000745149
1,625394113
2,641906022
93.058
3.877
-0,943005582
-0,873524919
0,763045785
0,031793574
1,097447375
-1,163776117
1,35437485
23.806
992
-0,99225135
-0,922770687
0,851505741
0,035479406
1,203622602
-1,213021884
1,471422092
Jumlah Rata-rata
348.964
14.540
-0,277922651
5,298492832
0,220770535
5,379160214
69.793
2.908
-0,069480663
Nama Perusahaan BLTA INKP
Close
Standar deviassi
0,479967971
Sharpe Ratio
0,280052787
Beta
0,954517479
Treynor Ratio
0,140821275
5,635475862
53
54
Lampiran 5. Tingkat rata-rata suku bunga SBI periode 2007-2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata
2007-2008 SBI 0,095 0,0925 0,09 0,09 0,0875 0,085 0,0825 0,0825 0,0825 0,0825 0,0825 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,0825 0,085 0,0875 0,09 0,0925 0,095 0,095 0,0925 0,086354167
% 9,5 9,25 9 9 8,75 8,5 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8 8 8 8 8 8,25 8,5 8,75 9 9,25 9,5 9,5 9,25 8,635416667
Lampiran 6 Perhitungan IHSG periode 2007-2008 IHSG
01/12/2006
1805,52
02/01/2007
1757,26
-0,026729142
-0,019661606
0,000386579
-0,001113714
0,000525538
-0,019661606
0,000386579
01/02/2007
1740,97
-0,009270114
-0,002202578
4,85135E-06
-0,000386255
2,04181E-05
-0,002202578
4,85135E-06
Beta
01/03/2007
1830,92
0,0516666
0,058734136
0,003449699
0,002152775
0,003034593
0,058734136
0,003449699
1
02/04/2007
1999,17
0,091893693
0,098961229
0,009793325
0,003828904
0,009093913
0,098961229
0,009793325
01/05/2007
2084,32
0,042592676
0,049660212
0,002466137
0,001774695
0,002115161
0,049660212
0,002466137
04/06/2007
2139,28
0,026368312
0,033435848
0,001117956
0,00109868
0,000881647
0,033435848
0,001117956
02/07/2007
2348,67
0,097878726
0,104946261
0,011013718
0,00407828
0,010272006
0,104946261
0,011013718
01/08/2007
2194,34
-0,065709529
-0,058641993
0,003438883
-0,002737897
0,003853338
-0,058641993
0,003438883
03/09/2007
2359,21
0,075134209
0,082201745
0,006757127
0,003130592
0,006176163
0,082201745
0,006757127
01/10/2007
2643,49
0,120497963
0,127565499
0,016272957
0,005020748
0,015371383
0,127565499
0,016272957
01/11/2007
2688,33
0,016962425
0,024029961
0,000577439
0,000706768
0,000407606
0,024029961
0,000577439
03/12/2007
2745,83
0,021388743
0,028456279
0,00080976
0,000891198
0,000608644
0,028456279
0,00080976
02/01/2008
2627,25
-0,043185485
-0,036117949
0,001304506
-0,001799395
0,001559771
-0,036117949
0,001304506
01/02/2008
2721,94
0,036041488
0,043109024
0,001858388
0,001501729
0,001553713
0,043109024
0,001858388
03/03/2008
2447,3
-0,100898624
-0,093831088
0,008804273
-0,004204109
0,009467428
-0,093831088
0,008804273
01/04/2008
2304,52
-0,058341846
-0,05127431
0,002629055
-0,00243091
0,002991438
-0,05127431
0,002629055
02/05/2008
2444,35
0,06067641
0,067743946
0,004589242
0,002528184
0,004110459
0,067743946
0,004589242
02/06/2008
2349,1
-0,038967415
-0,031899879
0,001017602
-0,001623642
0,001243056
-0,031899879
0,001017602
01/07/2008
2304,51
-0,018981738
-0,011914202
0,000141948
-0,000790906
0,000226152
-0,011914202
0,000141948
01/08/2008
2165,94
-0,060129919
-0,053062383
0,002815617
-0,002505413
0,003190637
-0,053062383
0,002815617
01/09/2008
1832,51
-0,153942399
-0,146874863
0,021572225
-0,006414267
0,022610269
-0,146874863
0,021572225
06/10/2008
1256,7
-0,314219295
-0,307151759
0,094342203
-0,013092471
0,096513009
-0,307151759
0,094342203
03/11/2008
1241,54
-0,01206334
-0,004995805
2,49581E-05
-0,000502639
6,02661E-05
-0,004995805
2,49581E-05
0,091716739
0,098784275
0,009758333
0,003821531
0,009060172
0,098784275
0,009758333
0,20494678
-0,007067536
0,20494678
01/12/2008 Jumlah Rata-rata
1355,41 E(Rm)
Rm
Rm-Xbar
(Rm-Xbar)^2
E(Rm)
(Rm-∑E(Rm)).Rmt
(Rm-E(Rm))
(Rm-E(Rm))^2
Std Deviasi
Tanggal
0,094396661
-0,169620862
Sharpe Ratio -0,989671687 Treynor ratio -0,093421703
0,20494678
-0,007067536
55
Lampiran 6 Perhitungan IHSG periode 2007-2008
56