ANALISIS KINERJA KARYAWAN BUMDes DI KABUPATEN KAMPAR Jonnius UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email:
[email protected]
Abstract: This study was conducted to determine the performance of existing employees BUMDes in Kampar regency and the influence of potential competence, competence and motivation reality on the performance of the employee. The study population was all employees of 28 BUMDes, which were all made using the total sample or sampling. The data used are primary data obtained through questionnaires and interviews. Furthermore, analysis with a quantitative approach with the help of Microsoft Excel and SPSS statistical software version. 17.0. The results showed that the performance of employees, competence potential, competent and motivated employees BUMDes reality is included in the high category. Another finding is the reality of competence and motivation have a significant effect on the performance of employees, while the potential competence showed no significant effect. The third independent variable showed a fairly strong relationship with the dependent variable, as well as determination test showed 44.4% of the variation in employee performance can be explained by variations in the potential of variable competence, competence and motivation reality, while the remaining 55.6% is explained by factors other than three variables. Keywords: Performance, Potential competence, Reality Competence, Motivation
miskin di daerah perkotaan hanya turun 3,6
Pendahuluan Salah
satu
permasalahan
yang
persen, sementara di daerah perdesaan
dihadapi dalam pemerataan pembangunan
justru turun lebih besar, yaitu 5,2 persen.
saat ini adalah terdapatnya disparitas
Hal ini menunjukkan adanya dualisme
pembangunan antara daerah perdesaan
ekonomi
dengan perkotaan.
perdesaan (Firdusy, 2011).
Pembangunan lebih
terpusat di daerah perkotaan sehingga
diperlukan
masyarakat
mendorong
perkotaan
semakin
antara upaya
perkotaan
dengan Untuk itu
sistematis
perkembangan
guna ekonomi
memperoleh kesempatan yang lebih besar
perdesaan melalui unit ekonomi yang ada
untuk kehidupan yang lebih sejahtera,
menjadi
karena akses yang lebih baik dalam
perdesaan yang mandiri dan mampu
berbagai hal.
mendukung penguatan ekonomi perdesaan.
suatu
organisasi
ekonomi
Jika melihat data dari BPS (2011)
Upaya ini juga merupakan salah satu upaya
bahwa dalam periode 2006-2011 penduduk
pengentasan kemiskinan di desa dengan
84
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
memutuskan mata rantai kemiskinan itu
melakukan pengalihan UED-SP tersebut
sendiri (Wijono, 2005).
menjadi BUMDes. Namun, hingga saat ini
Salah
satu
unit
usaha
yang
BUMDes
tersebut
belum
berjalan
diharapkan dapat memprakarsainya adalah
sebagaimana layaknya sebuah badan usaha
melalui Usaha Ekonomi Desa Simpan
yang profesional. BUMDes sebagai usaha
Pinjam (UED-SP) dalam bentuk lembaga
desa diharapkan mempunyai peran yang
keuangan mikro (perkreditan). Lembaga
sangat
ini ditujukan untuk mengatasi masalah
urbanisasi di Indonesia, karena mampu
permodalan bagi usaha masyarakat serta
menciptakan
mengembangkan usaha ekonomi. Melihat
meningkatkan taraf hidup masyarakat desa
peran UED-SP tersebut, pihak pemerintah
(Gunawan, 2011).
(Pemprov Riau) juga telah berupaya untuk terus
mengembangkannya
dan
telah
besar
dalam
menekan
kesempatan
kerja
arus serta
Pengalihan badan usaha ini juga terdapat
simpang
siur.
UED-SP
mengucurkan dana hibah melalui Program
merupakan usaha ekonomi yang dimiliki
Pemberdayaan Desa (PPD) yang sumber
dan dikelola oleh masyarakat, sedangkan
dananya berasal dari dana sharing antara
BUMDes merupakan badan usaha yang
Pemprov
Pemerintah
dimiliki oleh Pemdes yang dikelolah oleh
Sampai saat ini sudah
pihak manajemen tertentu yang ditunjuk
Riau
Kabupaten.
dengan
dinikmati oleh 703 Desa dengan Rp 389
oleh Pemdes.
miliar dan bertambah menjadi Rp 863
kepemilikan
miliar dan sudah dinikmati sebanyak 111
masyarakat ke milik Pemdes. Dari aspek
ribu
pengelolaan, manajemen BUMDes saat ini
masyarakat
(http://www.
jurnalisia.net).
Konsekuensinya status berpindah
dari
milik
masih mirip dengan manajemen koperasi
Pada tahun 2010 Menteri Dalam Negeri menetapkan
ketika masih berbentuk UED-SP. Idealnya
Permendagri No.39
manajemen BUMDes sudah selayaknya
Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik
seperti manajemen BUMN/BUMD pada
Desa (BUMDes) guna dapat meningkatkan
umumnya. Dalam hal ini pihak Pemdes
kemampuan keuangan Pemerintah Desa
harus
(Pemdes)
penyelenggaraan
manajemen (dewan komisaris), sedangkan
meningkatkan
manajemennya adalah masyarakat yang
pemerintahan pendapatan.
dalam dan
Beberapa UED-SP bersama
berperan
sebagai
pengawas
dipilih.
Pemdes telah merespon dan mencoba
85
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Fenomena ini dapat menciptakan
ditentukan oleh kinerja manajemen beserta
interpretasi tersendiri dari berbagai pihak.
karyawan yang ada.
Dari satu sisi peran BUMDes diharapkan
menjadi motivasi penulis untuk melakukan
sebagai penggerak ekonomi Desa, namun
penelitian ini.
kinerja
organisasi
tersebut
Hal inilah yang
sangat
Kerangka Pikir dan Hipotesis Secara umum tentang penelitian ini digambarkan dalam kerangka pikir beserta hipotesis berikut ini. Diagram Kerangka Pikir Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen
Kemampuan Potensi
H1
Kemampuan Reality
Kinerja
H2 Motivasi
H3 H1 : H2 : H3 :
Kemampuan Potensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada BUMDes di Kabupaten Kampar. Kemampuan Reality berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada BUMDes di Kabupaten Kampar. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada BUMDes di Kabupaten Kampar.
Kinerja Istilah kinerja yang dikutif oleh Sedarmayanti (2004: 175-176) dalam The Scribner-Bantam
English
Dictionary
bahwa kata kinerja berasal dari kata “to perform” yang mempunyai entries sebagai berikut: 1. To do or carry of axecute (melakukan, menjalankan, melaksanakan). 2. To discharge of fulfil, as avew (memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu nazar).
86
3. To portray as character in a play (menggambarkan karakter dalam suatu permainan). 4. To render by the voice or musical instrument (menggambarkannya suatu atau alat musik). 5. To execute or complete and undertaking (melaksanakan/ melengkapi tanggung jawab). 6. To act a part in a play (melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan). 7. To perform music (memainkan atau pertunjukan musik).
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
8. To do what is expected of a person or machine (melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin).
secara menyeluruh. Dengan demikian, penilaian kinerja dapat disamakan dengan penilaian prestasi kerja yang dicapai.
Mangkunegara (2006:9) juga menyebutkan
Sementara hasil penilaian kinerja dapat
istilah kinerja berasal dari kata “job
digunakan untuk melihat perkembangan
performance” or “actual performance”
perusahaan
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
kecakapan, kemampuan karyawan dalam
yang dicapai seseorang).
melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas
Berdasarkan
meliputi
yang dievaluasi dengan menggunakan
disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil
tolak ukur tertentu secara objektif dan
kerja
dilakukan secara berkala (Rivai, 2004).
seseorang/kelompok
di
sasaran
atas,
yang
definisi
dengan
dicapai
oleh
orang/mesin
dari
kegiatan yang telah dilakukan.
Nurmianto
dan
Siswanto
(2006)
Hal ini
mengemukakan penilaian prestasi kinerja
seringkali dikaitkan dengan bukti konkrit
dikelompokkan ke dalam dua kelompok,
yang dapat diukur.
yaitu
Penilaian Kinerja Untuk mengukur kinerja tersebut, diperlukan
penilaian
penilaian
teknis
dan
penilaian
manajerial.
Penilaian teknis terhadap
karyawan
tingkatan
operasional,
sedangkan penilaian manajerial terhadap
(performance
karyawan tingkatan manajemen, masing-
appraisal) terhadap hasil kerja yang telah
masing diukur dengan kompetensi menurut
dicapai oleh objek tersebut sehingga
kompetensi Spencer, yaitu:
diperoleh nilai-nilai yang lebih bermakna Tabel 1. Definisi Kriteria Kompetensi Spencer No. 1. 2.
Kompetensi Komitmen pada organisasi Keinginan berprestasi
3.
Melayani
4.
Kerjasama
5.
Proaktif
Definisi Kompetensi seseorang untuk menyamakan perilakunya dengan kebutuhan, prioritas, dan tujuan dari organisasi tempat ia berada Kompetensi seseorang untuk bekerja dengan baik sehingga mampu melalui standar. Standar ini dapat berupa hasil kerjanya di masa lalu,ukuran yang ditetapkan perusahaan, keberhasilan orang lain, sesuatu yangmenantang atau bahkan sesuatu yang belum pernah dicapai orang lain Kompetensi seseorang untuk membantu dan melayani pengguna jasa atau produk yang dihasilkannya untuk menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka Kompetensi untuk melakukan kerjasama dengan sesama, menjadi bagian dari tim. Keanggotaan tim tidak harus secara formal namun bisa jadi berasal dari berbagai fungsi dan tingkatan dimana terjadi komunikasi satu sama lainnya untuk menyelesaikan masalah Kompetensi seseorang untuk melakukan lebih dari yang diperlukan
87
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
6.
Memimpin
7.
Disiplin
ke
(proaktif), mengambil inisiatif, dan untuk mendapat lebih banyak informasi. Ini dilakukannya untuk meningkatkan keberhasilan, mencegah timbulanya permasalahan atau menciptakan peluang Kompetensi untuk mengambil peranan selaku pemimpin kelompok atau tim untuk kemajuan instansi. Ini meliputi juga kompetensi seseorang untuk menggunakan otoritas dan wewenang jabatan yang dimilikinya secara proposional dan efektif Kompentensi untuk selalu mengerjakan sesuatu tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Temuan penelitiannya yang termasuk
menghadapi situasi kerja. Kedua faktor ini
dalam
oleh Keith Davis dirumuskan:
komitmen berprestasi,
kompetensi pada
teknis
organisasi,
melayani,
disiplin.
adalah
keinginan
proaktif,
Sedangkan
dan
Human Performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + Situation Ability = Knowledge + Skill
kompetensi
manajerial
adalah
dan
Hasmoko (2008) dalam penelitiannya
memimpin.
Lebih lanjut, beliau juga
juga merangkum beberapa faktor yang
menjelaskan
bahwa
penilaian
mempengaruhi kinerja, antara lain: 1).
karyawan seringkali terjadi penilaian yang
Faktor internal, yang berasal dari diri
biasa yang mungkin terjadi akibat ukuran-
sendiri yang dapat memberikan tekanan
ukuran yang digunakan bersifat subjektif.
atau dorongan seperti kemampuan dan
Secara umum bentuk bias tersebut terjadi
motivasi, dan 2). Faktor eksternal, yang
karena faktor hukum/legal, dan bias oleh
berasal dari pihak lain, seperti faktor
penilai (penyelia).
supervisi dan gaya kepemimpinan.
Faktor-Faktor Kinerja
kerjasama
Yang
dalam
Mempengaruhi
Kemampuan (Ability) Menurut
Moenir
(1998:116),
Menurut Mangkunegara (2007: 67-
perkataan “skill” (kemampuan) berasal
68), faktor-faktor yang mempengaruhi
dari kata dasar mampu yang dalam
kinerja
Faktor
hubungan dengan tugas/ pekerjaan berarti
kemampuan (ability), yaitu kemampuan
dapat (kata sifat/ keadaan) melakukan
potensi (IQ) dan kemampuan reality
tugas/pekerjaan
(knowledge dan skill). (2) Faktor motivasi
barang atau jasa sesuai dengan yang
(motivation), yaitu sikap karyawan dalam
diharapkan. Sedangkan menurut Klingner
seseorang
adalah:
(1)
sehingga
menghasilkan
dan Nalbandion dalam Musafir (2007)
88
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
kemampuan adalah sejauh mana pekerja
Potensi berarti kemampuan yang
memiliki pengetahuan, kemampuan dan
kemungkinan
kecakapan interpersonal serta kecakapan-
kekuatan,
kesanggupan,
kecakapan
Berpotensi
artinya
teknis
dan
tenaga
untuk
menghasilkan kinerja. Dalam
untuk
dikembangkan, dan
memiliki
daya. potensi.
Menurut kamus bahasa Indonesai, potensi
“Taxonomi
Bloom”
dijelaskan kemampuan kognisi manusia
diartikan
sebagai
kesanggupan,
daya,
kemampuan untuk lebih berkembang.
dibagi ke dalam enam tingkatan, yaitu:
Pada
dasarnya
ada
dua
bentuk
Tingkat pengetahuan (knowledge level),
potensi,
tingkat pemahaman (comprehension level),
kemampuan yang dimiliki dan dapat
tingkat aplikasi (application level), tingkat
dikembangkan/ditingkatkan apabila dilatih
analisis (analythical level), tingkat sintesa
dengan baik serta potensi mental (psikis),
(synthesis
level),
tingkat
evaluasi
yaitu:
Potensi
fisik,
yaitu
yaitu bentuk kekuatan secara kejiwaan
(evaluation level)
yang dimiliki dan memungkinkan untuk
(http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_B
ditingkatkan/ dikembangkan jika dipelajari
loom).
dan
Kompetensi yang dimiliki seseorang
dilatih
dengan
baik
(http://www.psychologymania.com).
akan digunakan untuk mengatasi berbagai
Spencer dan Signe (1993), menyatakan
masalah dalam bidang pekerjaan.
Hal
kemampuan potensi merupakan sesuatu
Woodruffe
yang melekat dalam kepribadian seseorang
senada (1993)
juga
dikemukakan
bahwa
begitu
banyak
yang
selamanya
ada
serta
dapat
keanekaragaman arti kompetensi tetapi
memprediksi
tingkah
laku
dan
pada akhirnya merujuk pada kemampuan
performansinya
secara
umum
dalam
seseorang untuk melakukan pekerjaan.
berbagai situasi dan job tasks. Sementara
Musafir (2007) menyatakan bahwa tingkat
kemampuan kompetensi yang dibutuhkan
keterampilan dan kemampuan karyawan
dunia kerja di era globalisasi sekarang ini,
tersebut diperoleh dari proses pendidikan
kemampuan
dan pelatihan.
disiplin
menembus
merupakan
batas-batas
kemampuan
yang
penting dan sangat dihargai (Teichler, 2003; Schomburg, 2006). Kompetensi Potensi Kompetensi Reality
89
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Kemampuan
meliputi
Chung dan Megginson dalam Gomes
kemampuan knowledge dan skill yang
(2001:177) mengaitkan motivasi dengan
merupakan kemampuan untuk melakukan
kepuasan
pekerjaan
Tingkat
pekerja. Karweti (2010) menggunakan
pengetahuan (knowledge level) berisikan
istilah motivasi dengan motivasi kerja dan
kemampuan mengenali dan mengingat
didefinisikan sebagai dorongan seseorang
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan,
untuk mencapai tujuan pekerjaan dan bisa
pola, urutan, metodologi, prinsip dasar,
diraih jika terdapat upaya (effort), tujuan
dan
pekerjaan yang jelas (organizational goal)
reality
dengan
sebagainya
terampil.
(http://id.wikipedia.org
/wiki/Taksonomi_Bloom). Handoko
pekerjaan
dan
performansi
dan terpenuhinya kebutuhan seseorang membedakan
untuk menggugah perhatiannya terhadap
jenis keterampilan/ kecakapan terdiri atas
pekerjaan. Beberapa teori motivasi yang
keterampilan/
dikemukakan oleh beberapa ahli antara
(human
(2001:51) kecakapan
skills),
kemanusiaan
keterampilan/kecakapan
lain:
administrasi (administrative skills), dan keterampilan/kecakapan teknik (technical skills). (2010)
Sitanggang dan Widyaiswara mengemukakan
bahwa
untuk
Teori
Hirarki
Kebutuhan
oleh
Abraham Maslow yang mengemukakan hasil
pemikirannya
mempunyai
5
bahwa
tingkatan
manusia kebutuhan
mencapai kompetensi kemampuan taktikal
(hierarchy of needs), meliputi kebutuhan
dengan kualitas integritas dan etika yang
fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri,
dibutuhkan
nilai
kebutuhan aktualisasi diri. Teori ERG
integritas dan etika yang memiliki nilai-
oleh Clayton Alderver mengemukakan tiga
nilai kepatuhan terhadap profesionalisme.
kelompok kebutuhan, yaitu kebutuhan
Motivasi
eksistensi (existence needs), kebutuhan
sebaiknya
Menurut
Winardi
memiliki
(2002:1),
kata
hubungan
(relatedness
needs),
dan
motivasi berasal dari Bahasa Latin, yaitu
kebutuhan pertumbuhan (growth needs).
movere yang artinya menggerakkan (to
Teori
mavo). Selanjutnya kata tersebut dijadikan
Herzberg
dalam Bahasa Inggris menjadi motivation
pengelompokkan kebutuhan pekerja ke
yang berarti pemberian motif atau hal yang
dalam dua faktor yaitu
menimbulkan dorongan atau keadaan yang
motivator. Faktor hygiene sebagai faktor
menimbulkan dorongan.
pencegah ketidakpuasan dan faktor yang
90
Dua
Faktor
oleh
Frederick
mengemukakan hygiene dan
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
memotivasi kerja karyawan disebut dengan
hubungan
faktor motivator. Teori motivasi oleh
ekonomi di suatu wilayah.
David McClelland yang mengelompokkan
Prinsip-prinsip
keterkaitan
kebutuhan manusia dalam tiga kelompok,
kelembagaan
yaitu kebutuhan untuk berprestasi (Need
keterbukaan,
for
kebutuhan
Achievement),
berafiliasi
(need
for
kebutuhan
untuk
berkuasa
antara
kegiatan penguatan
desa
antara
demokrasi
lain:
dalam
1)
setiap
untuk
kegiatan, 2) kepastian hak, kewajiban dan
dan
tanggungjawab, 3) mendorong masyarakat
for
dalam memecahkan masalah sendiri, 4)
affiliation), (need
menggali dan mengembangkan potensi
power).
kelompok, 5) kesetaraan dan kesejajaran antara para pihak dan kelompok dalam
Lembaga Ekonomi Desa Istilah lembaga/kelembagaan berasal dari
istilah
pranata
sebagai
proses
belajar
bersama,
6)
tidak
padanan
memaksakan sesuatu di luar kemampuan
institusi dan pranata sosial bagi social
dan kebiasaan yang dimiliki kelompok dan
(Koentjaraningrat
institution
dalam
anggota (Sudarna, 2009).
Elizabeth dan Setiajie, 2009). Lembaga di perdesaan terdapat dalam berbagai bentuk, dibutuhkan
masyarakat,
maksud
Manajemen BUMDes
dan
Permendagri No. 39 tahun 2010
tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak
menyatakan BUMDes adalah usaha desa
tumpang tindih dengan lembaga yang ada
yang dibentuk/didirikan oleh Pemdes yang
(Sofianto. dkk, 2009).
kepemilikan modal dan pengelolaannya
Menurut PP No. 72 tahun 2005 pasal
oleh Pemdes dan masyarakat.
Pemkab
89 dan 90 ditetapkan bahwa di desa dapat
menetapkan Perda tentang pedoman tata
dibentuk lembaga kemasyarakatan yang
cara
mempunyai tugas membantu pemerintah
sekurang
desa
organisasi,
dan
sebagai
mitra.
Zulkarnain
(2003)
fungsinya
lembaga
penyuluhan,
Menurut sebagai
pemasaran
dan
pembentukan
dan
kurangnya
keuntungan
dan
kepailitan,
fasilitas
pertanggungjawaban,
memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendorong
hak
bentuk dan
kewajiban, permodalan, bagi hasil usaha, dengan
untuk
memuat
kepengurusan,
perkreditan serta menyediakan berbagai pelayanan
pengelolaan,
pihak
ketiga,
kerjasama mekanisme
pembinaan
dan
pengawasan masyarakat.
91
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Untuk
membentuk
BUMDes
diperlukan penyertaan modal pemerintah
Analisis Data Data
yang
diperoleh
dianalisis
yang diperoleh melalui: 1) APBDes; 2)
dengan pendekatan kuantitatif dengan
tabungan
bantuan microsoft excel dan software
masyarakat;
3)
bantuan
pemerintah; 4) pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten;
5)
pinjaman;
dan/atau 6) penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. kepengurusan Penasehat
Susunan terdiri
dan
dari
Direksi
statistic SPSS versi. 17.0.
organisasi Komisaris, (pelaksana
operasional) dan Kepala Unit Usaha.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dilakukan
dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel dan
dilaksanakan
di
dijumpai Lembaga Ekonomi Desa seperti UED-SP yang telah dialihkan menjadi BUMDes. Data yang dihimpun meliputi data primer dan sekunder. Data primer meliputi
jawaban/tanggapan
terhadap
kuesioner
dan
responden wawancara.
Sedangkan data sekunder seperti dokumendokumen yang dipublikasikan. Populasi penelitian
ini
adalah
seluruh
karyawan BUMDes di Kabupaten Kampar yang berjumlah 28 badan usaha. Seluruh populasi dengan
dijadikan demikian
sampel
penelitian,
penelitian
menggunakan total sampling.
Uji
realibilitas
ini
Alpha, dimana nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali 2007). Analisis Deskriptif Dilakukan gambaran
untuk
tentang
kompetensi
memberikan
kinerja
karyawan
dan
karyawan, motivasi
karyawan BUMDes di Kabupaten Kampar. Analisis Regresi Analisis
ini
dilakukan
dengan
pendekatan statistik melalui analisis regresi berganda dengan model regresi sebagai berikut: (Suliyanto, 2011:54) Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε Di mana: Y X 1 ; X2 ; X3 a b 1 ; b2 ; b 3 ε
92
valid.
dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s
Kabupaten Kampar yang mana dapat
dalam
sah
(valid) atau tidaknya suatu kuesioner dan
dinyatakan ini
mengukur
nilai positif maka butir atau pertanyaan
Metodologi Penelitian Penelitian
untuk
= = = =
Variabel dependen Variabel independen Konstanta koefisien masing-masing variable independen = Error
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
Asumsi Klasik dan Normalitas Data Asumsi menguji
klasik
model
ditujukan
untuk
uji simultan (F-test), uji parsial (t-test) dan
heteroskedasitas.
uji determinasi (R2). Uji kelayakan model
Uji multikolineritas dengan melihat nilai
(F-test) dilakukan untuk melihat tingkat
tolerance dan Variance Inflation Factor
signifikan secara bersama-sama variabel
(VIF),
dengan
independen terhadap variabel dependen.
pendekatan grafik Plot dan uji normalitas
Uji parsial dilakukan untuk menguji
dilakukan
grafik,
tingkat signifikan masing-masing variabel
dengan melihat normal probability plot
independen terhadap variabel dependen.
yang membandingkan distribusi komulatif
Sedangkan uji determinasi (R2) ditujukan
dari distribusi normal. Distribusi normal
untuk mengetahui seberapa besar variabel
akan membentuk satu garis lurus diagonal
independen
(Santoso, 2004:203).
menjelaskan variasi variabel dependen
uji
dan
meliputi
Uji hipotesis dalam hal ini meliputi
uji
multikolinearitas
regresi,
Uji Hipotesis
heteroskedasitas dengan
pendekatan
yang
dikemukakan
dapat
(Ghozali, 2007:83). dari Pemkab sampai lembaga tersebut
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Sejarah berdiri BUMDes tersebut berawal
dari
UED-SP
yang
sudah
menjadi BUMDes. Berdasarkan
data
dari
Badan
beroperasi selama 3 tahun dan sudah
Pemberdayaan
dianggap dapat mandiri.
Pembangunan Desa (BPMPD) Kabupaten
berbentuk
UED-SP,
Ketika masih
lembaga
tersebut
Masyarakat
dan
Kampar, saat ini BUMDes berjumlah 28.
masih didampingi oleh tim pendamping Tabel 2. Daftar Nama Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Kampar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama BUMDes Jaya Lestari Bina Sejahtera Mekar Jaya Silam makmur Mekar Jaya Aur Kuning mandiri Mandiri Baitul Amanah Citra Mandiri Sinamanenek Mandiri Kusau Makmur Mandiri
Alamat Kijang Rejo,Tapung Bina Baru, Kampar Kiri Tengah Bukit Sembilan Bangkinang Seberang Silam Bangkinang Barat, Kuok Kota Lama, Kampar Kiri Hulu Aur Kuning Kampar Kiri Hulu Tanjung Belit, Kampar Kiri Hulu Tanjung Belit Selatan, Kampar Kiri Hulu Danau Lancang, Tapung Hulu Sinamanenek, Tapung Hulu Kusau, Tapung Hulu
93
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Gunung Sahilan, Kampar Kiri Empat Koto Setingkai, Kampar Kiri Padang Sawah, Kampar Kiri Sungai Paku, Kampar Kiri Sungai Raja, Kampar Kiri Teratak, Rumbio Jaya Mukti Sari, Tapung Ds. Karya bakti, Kampar Kiri Tengah Ds. Tandan Sari, Tapung Hilir Ds. Tapung Makmur, Tapung Hilir Gobah, Tambang Kuapan, Tambang Lima Mani, Kampar Ds. Bangun Sari, Kampar Kiri Hilir Koto Tua barat, 13 Koto Kampar Pantai Cermin, Tapung Utama Karya, Kampar Kiri Tengah
Bina Negeri 12. Agung bersama 13. Sejahtera 14. Usaha Bersama 15. Bina Raja 16. Mitra Baru 17. Berkah Amanah 18. Karya Mandiri 19. Mitra Sehati 20. Makarti Tamma Perkasa 21. Gobah Anugerah 22. Kuapan Sejahtera 23. Delima 24. Harapan Jaya 25. Kobar Mandiri 26. Pancer Jaya 27. Berkah Jaya 28. Sumber: BPMPD Kabupaten Kampar, 2013
35 tahun sebanyak 18 orang (19,8%) dan >
Karakteristik Responden Kuesioner telah disebarkan kepada
35 s.d 40 tahun sebanyak 17 orang (18,7%)
seluruh karyawan BUMDes yang ada dan
dan > 40 tahun sebanyak 15 orang
terdapat
(16,5%).
satu
BUMDes
yang
tidak
Menurut jejang pendidikan
mengembalikan kuesioner. Dari kuesioner
dengan kriteria SD sebanyak 2 orang
terkumpul,
dan
(2,2%), SLTP sebanyak 3 orang (3,3%),
terdapat beberapa kuesioner yang tidak
SLTA sebanyak 60 orang (65,9%), Sarjana
lengkap
sebanyak
dilakukan
verifikasi
pengisiannnya
termasuk
ada
24
orang
(26,4%)
dan
beberapa karyawan yang tidak dapat
Pascasarjana sebanyak 2 orang (2,2%).
mengisi kuesioner.
Menurut pengalaman kerja dimana < 2
Adapun rekapitulasi
karakteritik responden, sebagai berikut:
tahun sebanyak 14 orang (15,4 %), 2 s.d 3
menurut
tahun sebanyak 39 orang (42,9 %), > 3 s.d
jenis kelamin diketahui sebagian besar
4 tahun sebanyak 18 orang (19,8%), > 4
respondennya
yang
s.d 5 tahun sebanyak 14 orang (15,4%) dan
berjumlah 54 orang (59,3%), sedangkan
> 5 tahun sebanyak 6 orang (6,6%).
selebihnya
yang
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
Menurut
bagian terbanyak dari responden menurut
kelompok umur dengan kriteria < 25 tahun
masa kerja adalah kriteria 2 s.d 3 tahun.
sebanyak 12 orang (13,2%), 25 s.d 30
Sedangkan jabatan dimana dengan kriteria
tahun sebanyak 29 orang (31,9%), > 30 s.d
Direktur/Ketua
Karakteristik
responden
adalah adalah
laki-laki perempuan
berjumlah 37 orang (40,7%).
94
sebanyak
21
orang
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
(23,1%),
Kepala
Bagian/Kepala
Unit
tidak valid, untuk itu butir pertanyaan
sebanyak 18 orang (19,8%) dan Staf
tersebut dicoba dieliminir. Selanjutnya
sebanyak 52 orang (57,1%).
dilakukan ulang dan hasilnya seluruh butir
Uji Validitas dan Reliabilitas
pertanyaan sudah valid. Hasil pengujian
Hasil uji validitas awal menunjukkan
tersebut sebagai berikut:
ada beberapa butir pertanyaan kuesioner Tabel 3. Pengujian Validitas Lanjutan Kuesioner Penelitian No. Butir A1 A2 A4 A5 A6 A8 A11 A12 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 B2 B3 B4 B5 B6 C1 C2 C3 C5 C6 C7 C8 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11
Nilai r hitung .458 .482 .545 .512 .295 .378 .486 .467 .376 .490 .481 .317 .423 .444 .424 .350 .390 .403 .469 .250 .722 .582 .569 .646 .639 .562 .482 .486 .539 .456 .336 .427 .469 .547 .584 .486
Nilai r tabel .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356 .1356
Uji realibilitas juga menunjukkan nilai cronbach’s alpha setiap kelompok butir
kuesioner
di
atas
disimpulkan kuesioner realible.
0,60
dan
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Metode Pengukuran Analisis data juga menggunakan scoring dan tabulating terutama dalam analisis deskriptif terhadap variabel yang ada. Pendekatan scoring dilakukan dengan mengubah data kualitatif kedalam bentuk
95
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
kuantitatif serta penentuan skor melalui
Selanjutnya
skala likert sebagaiberikut:
kedalam rank pada diagram yang telah
a. Skor 5 diberikan untuk jawaban “sangat sesuai”
dirancang dan disesuaikan dengan rank
b. c. d. e.
Skor 4 diberikan untuk jawaban “sesuai” Skor 3 diberikan untukjawaban “netral” Skor 2 diberikan untuk jawaban “tidak sesuai” Skor 1 diberilkan untuk jawaban “sangat tidak sesuai”
jumlah
skor
dimasukkan
dalam diagram tahapan berikut:
Jumlah Skor terendah : 1 X 16 item X 94 responden = 1504 Jumlah Skor tertinggi : 5 X 16 item X 94 responden = 75 Sangat rendah 1504
Rendah
2707,2
Sedang
Tinggi
3910,4
5113,6
Sangat tinggi
6316,8
7520
Skala pembobotan diperoleh sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Skor 1504 sampai dengan 2707,2 menunjukkan pencapaian sangat rendah. Skor > 2707,2 sampai dengan 3910,4 menunjukkan pencapaian rendah. Skor > 3910,4 sampai dengan 5113,6 menunjukkan pencapaian sedang. Skor > 5113,6 sampai dengan 6316,8 menunjukkan pencapaian tinggi. Skor > 6313,8 sampai dengan 7520 menunjukkan pencapaian sangat tinggi
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kinerja Pengukuran variabel kinerja meliputi 7 dimensi dengan deskripsi tanggapan responden terhadap kuesioner sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Terhadap Butir Kuesioner Kinerja Dimensi
Butir Kuesioner A1
Komitmen Pada Organisasi
A2 A4
Keinginan Berprestasi
A5 A6
Pelayanan
A8 A11
Kerjasama
A12
Proaktif
Jumlah A14
96
Sangat sesuai F skor (%) 44 220 (44,0) 36 180 (36,0) 16 80 (16,0) 14 70 (14,0) 24 120 (24,0) 35 175 (35,0) 37 185 (37,0) 30 150 (30,0) 335 5 25
Sesuai F skor (%) 45 180 (45,0) 52 208 (52,0) 40 160 (40,0) 40 160 (40,0) 39 156 (39,0) 48 192 (48,0) 46 184 (46,0) 53 212 (53,0) 396 18 72
Alternatif Jawaban Netral F skor (%) 4 12 (4,0) 6 18 (6,0) 32 96 (32,0) 29 87 (29,0) 17 51 (17,0) 10 30 (10,0) 10 30 (10,0) 8 24 (8,0) 54 36 108
Tidak sesuai F skor (%) 1 2 (1,0) ‐ 5 (5,0) 9 (9,0) 14 (14,0) 1 (1,0) 1 (1,0) 2 (2,0) 29
Sangat tdk sesuai F skor (%) ‐ ‐
Jumlah Skor 414
‐
406
1
347
2
337
28
1 (1,0) 2 (2,0) ‐
‐
355
2
‐
‐
399
2
‐
‐
401
4
1 (1,0) 6
1
391
1 6
269
10 18
6 58
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
A15 A16 A17 Memimpin
A18 A19 A20
Disiplin
A21
Total
(5,0) 22 (22,0) 10 (10,0) 9 (9,0) 10 (10,0) 15 (15,0) 16 (16,0) 10 (10,0)
(18,0) 45 (45,0) 46 (46,0) 18 (18,0) 36 (36,0) 23 (23,0) 39 (39,0) 49 (49,0)
110 50 45 50 75 80 50 1490
180 184 72 144 92 156 196 2356
(36,0) 24 (24,0) 37 (37,0) 27 (27,0) 34 (34,0) 37 (37,0) 34 (34,0) 31 (31,0)
(29,0) 2 (2,0) 1 (1,0) 28 (28,0) 11 (11,0) 18 (18,0) 5 (5,0) 4 (4,0)
72 111 81 102 111 102 93 1098
(6,0) 1 (1,0) ‐
4 2 56
1
367
347
12
266
3
321
1
315
‐
348
10
12 (12,0) 3 (3,0) 1 (1,0) ‐
8
‐
‐
347
262
27
5630
22 36
Hasilnya diperoleh nilai total skor keseluruhan sebesar 5630, termasuk dalam kategori tinggi sebagaimana yang terlihat pada diagram berikut ini. Sangat rendah 1504
Rendah
2707,2
Sedang
3910,4
Tinggi
Sangat tinggi
5113,6
6316,8
7520
5630
Kompetensi Potensi Pengukuran terhadap variabel kompetensi potensi meliputi 2 dimensi dan deskripsi tanggapan responden terhadap kuesioner sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Terhadap Butir Kuesioner Kompetensi Potensi Dimensi
Butir Kuesioner B2
Kompetensi Pisik
B3 B4
Kompetensi Psikis
B5 B6
Total
Sangat sesuai F skor (%) 16 80 (16,0) 13 65 (13,0) 14 70 (14,0) 12 60 (12,0) 12 60 (12,0) 335 (18,82)
F (%) 52 (52,0) 40 (40,0) 54 (54,0) 59 (59,0) 54 (54,0)
Sesuai skor 208 160 216 236 216 1036 (58,20)
Alternatif Jawaban Netral F skor (%) 19 57 (19,0) 34 102 (34,0) 22 66 (22,0) 21 63 (21,0) 27 81 (27,0) 369 (20,73)
Tidak sesuai F skor (%) 5 10 (5,0) 7 14 (7,0) 4 8 (4,0) 2 4 (2,0) 1 2 (1,0) 38 (2,14)
Sangat tdk sesuai F skor (%) 2 2 (2,0) ‐ ‐
Jumlah Skor 357 341
‐
‐
360
‐
‐
363
‐
‐
359
2 (0,11)
1780 (100)
Hasilnya diperoleh nilai total skor keseluruhan sebesar 1780, termasuk dalam kategori tinggi sebagaimana yang terlihat pada diagram berikut ini. Sangat rendah
1504
2707,2
Rendah
Sedang
3910,4
Tinggi
Sangat tinggi
6316,8 5113,6
7520
1780
97
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Kompetensi Reality Pengukuran terhadap variabel kompetensi reality juga meliputi 2 dimensi dan deskripsi tanggapan responden terhadap kuesioner sebagai berikut: Tabel 6. Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Terhadap Butir Kuesioner Kompetensi Reality Indikator
Butir Kuesioner C1
Knowledge
C2 C3 C5 C6 C7
Skill
C8 C9 Total
Sangat sesuai F skor (%) 25 125 (25,0) 17 85 (17,0) 19 95 (19,0) 9 45 (9,0) 11 55 (11,0) 16 80 (16,0) 14 70 (14,0) 30 150 (30,0) 705 (24,44)
F (%) 47 (47,0) 43 (43,0) 56 (56,0) 46 (46,0) 46 (46,0) 47 (47,0) 61 (61,0) 40 (40,0)
Alternatif Jawaban Netral F skor (%) 188 14 42 (14,0) 172 28 84 (28,0) 224 17 51 (17,0) 184 34 102 (34,0) 184 34 102 (34,0) 188 27 81 (27,0) 244 17 51 (17,0) 160 15 45 (15,0) 1544 558 (53,52) (19,34)
Sesuai skor
Tidak sesuai F skor (%) 8 16 (8,0) 6 12 (6,0) 2 4 (2,0) 5 10 (5,0) 3 6 (3,0) 4 8 (4,0) 2 4 (2,0) 9 18 (9,0) 78 (2,70)
Jumlah Skor
Sangat tdk sesuai F skor (%) ‐ ‐
371
‐
‐
353
‐
‐
374
‐
‐
341
‐
‐
347
‐
‐
357
‐
‐
369
‐
‐
373
‐
2885 (100)
Hasilnya diperoleh nilai total skor keseluruhan sebesar 2885 dan termasuk dalam kategori tinggi sebagaimana yang terlihat pada diagram berikut ini. Sangat rendah 1504
Rendah
2707,2
Sedang
3910,4
Tinggi
5113,6
Sangat tinggi
6316,8
7520
2885
Motivasi Pengukuran terhadap variabel motivasi meliputi 5 dimensi dan deskripsi tanggapan responden terhadap kuesioner sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Jawaban Kuesioner Responden Terhadap Butir Kuesioner Motivasi Indikator
Tanggungjawab
Butir Kuesioner D3 D4
Kemajuan
D5 D6
Pekerjaan itu
D7 D8
Pencapaian
D9 D10
Pengakuan
D11
Total
Sumber: Data Olahan
98
Sangat sesuai F skor (%) 8 8 (8,0) 12 60 (12,0) 15 75 (15,0) 17 85 (17,0) 18 90 (18,0) 4 20 (4,0) 7 35 (7,0) 14 70 (14,0) 17 85 (17,0) 528
Sesuai F skor (%) 14 28 (14,0) 49 196 (49,0) 51 204 (51,0) 52 208 (52,0) 44 176 (44,0) 12 48 (12,0) 39 156 (39,0) 41 164 (41,0) 39 156 (39,0) 1336
Alternatif Jawaban Netral F skor (%) 34 102 (34,0) 29 87 (29,0) 27 81 (27,0) 23 69 (23,0) 28 84 (28,0) 17 51 (17,0) 43 129 (43,0) 33 99 (33,0) 35 105 (35,0) 807
Tidak sesuai F skor (%) 34 136 (34,0) 4 8 (4,0) 1 2 (1,0) 2 4 (2,0) 4 8 (4,0) 50 100 (50,0) 5 10 (5,0) 5 10 (5,0) 2 4 (2,0) 282
Sangat tdk sesuai F skor (%) 4 20 (4,0) ‐ ‐
Jumlah Skor 294 351
‐
‐
362
‐
‐
366
‐
‐
358
11 (11,0) ‐
11
230
‐
330
1 (1,0) 1 (1,0)
1
344
1
351
33
2986
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
Hasilnya diperoleh nilai total skor keseluruhan sebesar 2986 dan termasuk dalam kategori tinggi sebagaimana yang terlihat pada diagram berikut ini. Sangat rendah 846
Rendah
1522,8
Pe
Sedang
2199,6
Tinggi
2876,4
Sangat tinggi
3553,2
4230
2986
Pengaruh Kompetensi Potensi, Kompetensi Reality, dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan BUMDes di Kabupaten Kampar
Uji heteroskedastisitas sebagaimana pada grafik disimpulkan model terbebas pengaruh heteroskedastisitas.
Pada bagian ini dijelaskan analisis pengaruh variabel independen terhadap variable dependen dengan tahapan sebagai berikut:
Analisis Regresi Hasil analisis regresi berdasarkan output analisis SPSS sebagai berikut : Uji Normalitas Data
Y = 19,624 + 0,422X1 + 0,689X2 + 0,376X3
Dimana, Y
= Kinerja karyawan;
X1 =
Uji normalitas sebagaimana pada
Kompetensi potensi; X2 = Kompetensi
kurva normal P-P Plot of Regression
reality; X3 = Motivasi
Standardized Residual disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Asumsi Multikolinieritas Nilai VIF untuk ketiga variabel independen masing-masing sebesar 1,453; 1,874 dan 1,564 dan disimpulkan model terbebas dari pengaruh multikolinearitas. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
99
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
(diklat). Diklat sebaiknya tentang berbagai
Uji Simultan (F-test) Hasil output SPSS diperoleh nilai
asfek dalam organisasi bisnis dan bukan
probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari
hanya terfokus pada satu aspek saja.
0,05
Menurut beberapa responden selama ini
sehingga
disimpulkan
variabel
independen berpengaruh signifikan secara
diklat
bersama-sama terhadap kinerja karyawan
pembuatan
BUMDes.
laporan kepada Pemda sesuai dengan
Uji Parsial (t-test)
format yang telah disiapkan.
Tabel coeffient pada output SPSS
hanya
pengetahuan
diprioritaskan
laporan
pada
keuangan
manajemen
untuk Padahal
bisnis
juga
disimpulkan bahwa kompetensi potensi
diperlukan seperti manajemen keuangan,
tidak
manajemen
menunjukkan
pengaruh
yang
personalia,
manajemen
signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
pemasaran
signifikan
pengelolaan usaha lebih profesional dan
sebesar
kompetensi
0,110.
reality
Sedangkan
dan
motivasi
sebagainya
agar
mandiri.
menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan nilai koefisien 0,000 dan 0,028.
dan
Pencapaian kinerja yang baik sangat ditunjang oleh kompetensi potensi (IQ), kompetensi reality dan motivasi. Analisis yang
Koefisien Determinasi (R²) Analisis
determinasi
yang
dikemukakan
Anggaran
oleh
Kementrian
Direktorat Keuangan
ditunjukkan oleh nilai adjusted R Squared
menyebutkan, pegawai (karyawan) yang
sebesar 0.444 menjelaskan bahwa 44,4 %
memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120)
variasi dari kinerja karyawan BUMDes
dengan pendidikan yang memadai untuk
dapat
jabatannya
dijelaskan
oleh
variasi
dari
dan
terampil
dalam
kompetensi potensi, kompetensi realiti dan
mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia
motivasi.
lagi
akan lebih mudah mencapai kinerja yang
dijelaskan oleh sebab lain selain ketiga
diharapkan. Namun temuan penelitian ini
variabel tersebut.
kompetensi potensi karyawan BUMDes
Sedangkan
55,6
%
Melihat uji parsial dalam model
tersebut tidak menunjukkan pengaruh yang
regresi, sebaiknya program peningkatan
signifikan
kompetensi reality (knowledge dan skill)
Walaupun penelitian ini tidak melakukan
karyawan perlu mendapat perhatian yang
pengujian
besar melalui pendidikan dan latihan
setidaknya dari indikator kompetensi yang
100
terhadap skor
IQ
kinerja mereka,
mereka. namun
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
dikembangkan melalui kuesioner dapat
kompetensi reality dan motivasi yang
menjelaskan kompetensi potensi yang
mempengaruhi
mereka miliki.
sedangkan
Jika
melihat
proses
recruitment
Secara
kinerja
kompetensi
keseluruhan
karyawan, potensi
ketiga
tidak. variabel
karyawan pada BUMDes tersebut, pada
independen dapat menjelaskan variabel
umumnya karyawan yang ada merupakan
dependen
karyawan UED-SP dahulu dan tidak
sisanya
melakukan proses tertentu dalam rekrut
variabel lain selain ketiga variabel tersebut.
sebesar 55,6%
44,4%,
akan
sedangkan
dijelaskan
oleh
SDM. Seharusnya pihak Perdes-lah yang menentukan siapa yang akan dipercaya sebagai
penanggungjawab
pengelola
sehingga
alur
organisasi
pertanggungjawaban menjadi jelas. Pihak Pemda perlu melakukan restrukturisasi organisasi dengan menyiapkan SDM yang profesional.
Talent management atau
manajemen bakat diperlukan dalam suatu proses manajemen SDM dan bermanfaat dalam pengembangan dan memperkuat karyawan baru pada proses pertama kali masuk
perusahaan
(onboarding),
memelihara dan mengembangkan pegawai yang sudah ada, serta menarik sebanyak mungkin pegawai dengan kompetensi, komitmen dan karakter bekerja.
Kesimpulan Secara
umum
tingkat
kinerja,
kompetensi potensi, kompetensi reality dan motivasi
karayawan
BUMDes
di
Kabupaten Kampar kategori tinggi. Dari ketiga
variabel
independen,
ternyata
Daftar Kepustakaan Adi
Zukarnain. (2003). Peranan Kelembagaan Ekonomi Desa Dalam Pengembangan Wilayah Langkat Hulu Kabupaten Langkat. Tesis. Medan: Program Pasca Srajana Universitas Sumatera Utara.
Anang Sudarna. (2009). Penguatan Kelembagaan Masyarakat Desa dan KTH dalam Pembangunan RHL. Prosiding Dialog Stakeholders. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Anwar Prabu Mangkunegara. (2007). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Arif Sofianto, Akmal Afif F.Y., Hagni Aratri, Carina Phrita L. Eko Nugroho, Alfina Handayani, Tri Risandewi. (2009). "Kajian Kapasitas dan Keberlanjutan Kelembagaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Perdesaan dan Pengelolaan Keuangan di Unit Pengelola Kecamatan (UPK) (Studi Kasus Di Kabupaten Temanggung dan Demak)". Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah. Vol.7 No.2. Desember 2009.
101
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Carunia Mulya Firdausy. (2011). Menghilangkan Dualisme Ekonomi Desa & Kota. Website Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2009). Peningkatan Kompetensi Pegawai Melalui Pendidikan Pelatihan & Gugus Kendali Mutu. Eko Nurmianto dan Nurhadi Siswanto. (2006). "Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo)". Jurnal Teknik Industri. Vol. 8. No. 1. Juni 2006. pp. 40-53. Emanuel Vensi Hasmoko. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Klinis Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Endang Lestari Hastuti. (2009). "Dinamika Kelembagaan Hubungan Ketenagakerjaan di Masyarakat Pedesaan". Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 27 No 2. Desember 2009. pp. 117-131. Engkay Karweti. (2010). "Pengaruh kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten Subang". Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 11. No. 2, Oktober 2010. pp. 77-89.
102
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Ketut
Gunawan. (2011). "Manajemen BUMDes Dalam Menekat Laju Urbanisasi". WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 10 No. 3 April 2011.
Musafir. (2007). "Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Provinsi Gorontalo". Jurnal Ichsan Gorontalo. Vol. 2. No. 3. AgustusOktober 2007. pp. 1104-1118. Roosganda Elizabeth dan Iwan Setiajie Anugrah. (2009). Sistem Kelembagaan Komunitas Petani Sayur di Desa Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali. Seminar Nasional: Peningkatan Daya Saing Agribisnis Berorientasi Kesejahteraan Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Schomburg H. (2006). UNISTAFF Training Materials. Kassel: ISOSKassel University. Singgih Santoso. (2004). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Spencer, M. Lely & Signe. (1993). Competence At Work, Models for Superior Performance. John Wiley & Sons Inc. Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi. T. Hani Handoko. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Teichler, U. (1997). "Graduate employment: challenges for the higher education in the twenty-first
Jonnius : Analisis Kinerja Karyawan Bumdes Di Kabupaten Kampar
century". Higher Education Europe. Vol XXII No 1.
in
Wiloejo Wirjo Wijono. (2005). Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional: Upaya Konkrit Memutuskan Mata Rantai Kemiskinan. Kajian Ekonomi dan Keuangan (Edisi Khusus).
Winardi. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Gransindo Persada. Woodruffe, C. (1993). "What is meant by a competency?". Leadership & Organization Development Journal. Vol.14 No.1. pp. 29–36.
103