ANALISIS KINERJA DAN PENGGERAK RANTAI PASOK PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI MI INSTAN CABANG TANGERANG
ANGGUN NOVELSA PUTRI
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2017 Anggun Novelsa Putri NIM H24144009
ABSTRAK ANGGUN NOVELSA PUTRI. Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang. Dibimbing oleh EKO RUDDY CAHYADI. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang menjadi market leader pertama kali produk mi instan sejak tahun 1970. Dalam manajemen rantai pasok, terdapat penggerak yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasok perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang dalam perspektif distributor. Variabel bebas pada penelitian ini adalah fasilitas, transportasi, dan informasi. Pada penelitian ini, penulis menggunakan regresi linear berganda untuk menganalisis data dengan menggunakan SPSS 16. Hasil dari uji t adalah fasilitas dan transportasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok, sedangkan informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok. Hasil dari uji f adalah fasilitas, transportasi dan informasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok. Hasil analisis koefisien determinasi adalah fasilitas, transportasi, dan informasi memberikan kontribusi 34,3% terhadap kinerja rantai pasok, sedangkan 65,7% dipengaruhi variabel lain. Secara keseluruhan, kinerja rantai pasok perusahaan ini cukup baik dalam perspektif distributor. Kata kunci: fasilitas, informasi, kinerja dan penggerak rantai pasok, transportasi.
ABSTRACT ANGGUN NOVELSA PUTRI. Analysis of Supply Chain Performance and Drivers of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Noodles Division Tangerang Branch. Supervised by EKO RUDDY CAHYADI. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk is a company that became the first market leader in instant noodle products since 1970. In supply chain management, there are drivers that can improving supply chain performance. The purpose of this study is to analyze the supply chain performance and drivers of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Tangerang Branch in distributor’s perspective. Independent variables in this study were facilities, transportation, and information. In this study, the author used multiple linear regression to analyze data using SPSS 16. The result of the t test was that facilities and transportation did not significantly affect supply chain performance, whereas information significantly affected supply chain performance. The result of the test f was that facilities, transportation and information simultaneously affected supply chain performance significantly. The analysis result of determination coefficient was that facilities, transportation, and information contributed 34,3% to supply chain’s performance, whereas 65,7% was influenced by other variables. Overall, supply chain performance of this company is good enough in distributor’s perspective. Keywords : facilities, information, supply chain’s performance and drivers, transportation.
ANALISIS KINERJA DAN PENGGERAK RANTAI PASOK PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI MI INSTAN CABANG TANGERANG
ANGGUN NOVELSA PUTRI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PRAKATA Puji serta syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sesuai dengan yang diinginkan. Judul dari karya ilmiah ini adalah Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang. Terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S. Hut, MM selaku pembimbing. Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang, terutama Bapak Bernardus Tetanoe selaku Branch Manager yang telah membantu peneliti dalam proses pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, adik, seluruh keluarga dan kerabat atas segala doa dan kasih sayang yang selalu diberikan selama proses penyelesaian karya ilmiah ini. Peneliti sangat berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi peneliti.
Bogor, Januari 2017 Anggun Novelsa Putri
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Rantai Pasok Rancangan Proses Manajemen Rantai Pasok dari Hulu ke Hilir Kinerja Rantai Pasok Penggerak Manajemen Rantai Pasok Jaringan Distribusi Jaringan Transportasi Penelitian Terdahulu Hipotesis METODE Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Penelitian Variabel Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan – PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang Jaringan Distribusi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Jaringan Transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Uji Instrumen Penelitian Uji Asumsi Klasik Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x x xi 1 1 4 5 5 5 6 6 6 7 9 13 14 15 17 18 18 18 19 20 22 24 26 26 27 29 31 32 33 33 43 45 46 48 51 75
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penelitian terdahulu Kebutuhan, jenis, metode, dan sumber data Variabel, definisi operasional variabel, dan indikator Sampel penelitian Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok setiap wilayah stock point Rincian nilai indikator fasilitas setiap wilayah stock point Rincian nilai indikator transportasi setiap wilayah stock point Rincian nilai indikator informasi setiap wilayah stock point Hasil analisis regresi linear berganda Hasil uji T Hasil uji F
16 20 21 23 36 37 39 41 43 44 45
DAFTAR GAMBAR 1 Skema rantai pasok produk mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang 2 Perbandingan realisasi dengan target jumlah pengiriman barang dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 3 Perbandingan realisasi dengan target nilai uang pengiriman dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 4 Perbandingan realisasi dengan target waktu pengiriman dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 5 Struktur rantai pasokan 6 Kerangka pembuat keputusan pada rantai pasok 7 Kerangka penelitian 8 Kerangka pemikiran 9 Bagan aliran barang, uang, dan informasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang 10 Jaringan distribusi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang 11 Jaringan transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang 12 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan 13 Analisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif distributor secara total cabang 14 Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok di stock point wilayah Tangerang Utara 15 Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok di stock point wilayah Serang Selatan 16 Rincian nilai indikator fasilitas di stock point wilayah Tangerang Utara 17 Rincian nilai indikator fasilitas di stock point wilayah Serang Utara 18 Rincian nilai indikator transportasi di stock point wilayah Serang Utara 19 Peta jarak tempuh dan titik kemacetan dari pabrik ke SP wilayah Serang Utara
2 3 3 4 7 10 17 19 28 30 31 34
35 36 37 38 38 39 37
20 Rincian nilai indikator transportasi di stock point wilayah Serang Selatan 21 Rincian nilai indikator informasi di stock point wilayah Tangerang Utara 22 Rincian nilai indikator informasi di stock point wilayah Serang Selatan
41 42 42
DAFTAR LAMPIRAN 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Target pengiriman barang dalam lima tahun terakhir Realisasi pengiriman barang dalam lima tahun terakhir Target dan realisasi waktu pengiriman dalam lima tahun terakhir Surat keterangan kebenaran penelitian mahasiswa/i Kuesioner Tabulasi variabel Y (kinerja rantai pasok) Tabulasi variabel X1 (fasilitas) Tabulasi variabel X2 (transportasi) Tabulasi variabel X3 (informasi) Hasil tanggapan responden stock point Tangerang Selatan Hasil tanggapan responden stock point Tangerang Utara Hasil tanggapan responden stock point Serang Utara Hasil tanggapan responden stock point Serang Selatan Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X1 (fasilitas) Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X2 (transportasi) Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X3 (informasi) Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Y (kinerja rantai pasok) Hasil uji normalitas, autokorelasi, dan multikolinearitas Hasil analisis regresi linear berganda, uji T, uji F, dan koefisien determinasi (R2) variabel X1, X2, X3, dan Y
53 54 55 56 57 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Di dalam dunia bisnis saat ini, berbagai perusahaan sejenis saling bersaing dengan cara merancang strategi bisnis untuk dapat meningkatkan daya saingnya. Salah satu strategi agar perusahaan memenangkan persaingan yaitu dengan cara menjalin kerjasama antarjaringan. Perusahaan tidak dapat mengandalkan kekuatan dari dirinya sendiri, tetapi perusahaan juga harus mempunyai kerjasama yang baik dengan pemasok dan distributornya. Strategi yang mengintegrasikan antarjaringan dari hulu hingga hilir secara efektif dan efisien adalah Manajemen Rantai Pasok. Dalam Manajemen Rantai Pasok, efisiensi dan tingkat responsif rantai pasok sangat bergantung terhadap hubungan produsen dan distributor. Peneliti tertarik untuk mengkaji salah satu studi kasus hubungan produsen dengan distributor yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan dan PT Indomarco Adi Prima. Peneliti memilih perusahaan tersebut karena menurut hasil riset World Instant Noodles Association (WINA) pada tahun 2015, Indonesia menjadi pasar terbesar kedua di dunia dalam mengonsumsi mi instan. Selain itu, berdasarkan hasil riset Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag) Tahun 2017, mi instan saat ini telah termasuk salah satu dari 17 kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang memiliki distributor yaitu PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang. PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang adalah suatu unit bisnis yang mendistribusikan produk-produk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk-produk yang didistribusikan yaitu Indomie, Pop Mie, Supermi, Sarimi, dan Mi Telur Cap 3 Ayam. Pada tanggal 2 Mei 2000, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengakuisisi PT Indomarco Adi Prima menjadi salah satu unit divisi yaitu divisi distribusi. Perusahaan ini mempunyai kinerja rantai pasok yang baik, sehingga PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dapat menjadi pemimpin pasar mi instan pertama kali di Indonesia pada tahun 1970 hingga sekarang. Rantai pasok produk mi instan perusahaan ini dimulai dari pemasok, pabrik, stock point, pedagang, hingga konsumen akhir. Skema rantai pasok tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Setelah mengetahui skema rantai pasok produk mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang, maka peneliti akan mudah dalam melakukan analisis kinerja dan penggerak rantai pasok perusahaan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara di stock point dan di kantor cabang PT Indomarco Adi Prima untuk mengetahui permasalahan rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan bagian Stock Point Officer (SPO) dan Stock Point Clerk (SPC), maka permasalahan yang terjadi saat ini antara lain : a. Ketidaktepatan jenis barang yang dikirim ke stock point, b. Ketidaktepatan jumlah barang yang dikirim ke stock point, c. Keadaan barang yang rusak saat tiba di stock point, d. Keterlambatan barang tiba di stock point.
2
Gambar 1 Skema rantai pasok produk mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang (Putri 2014)
Permasalahan yang telah disebutkan didapat berdasarkan perolehan data saat observasi dan wawancara di stock point dan kantor cabang Tangerang PT Indomarco Adi Prima. Permasalahan tersebut didukung dari data realisasi dan target jumlah pengiriman barang, nilai uang pengiriman barang, beserta waktu pengirimannya dalam 5 tahun terakhir (2011-2015). Dalam tahun 2011 sampai dengan 2015, target pengiriman mi instan merek Indomie, Pop Mie, Supermi, Sarimi, dan Mi Telur Cap 3 Ayam sebesar 18.469.742 karton dengan nilai uang Rp1.120.062.798.720, sedangkan pengiriman yang terealisisasi hanya 15.391.452 karton dengan nilai uang yaitu Rp933.385.665.600. Target waktu pengiriman mi instan dalam tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah 1 x 24 jam dengan rata-rata persentase dalam 5 tahun yaitu 100%, tetapi realisasinya waktu pengiriman 1 x 24 jam hanya 79,4%, sedangkan sisanya waktu pengiriman mi instan mencapai 2 x 24 jam sebesar 13,4% dan 3 x 24 jam sebesar 7,2%. Untuk lebih jelas, data
3
Millions
tersebut dibuat berupa grafik perbandingan antara realisasi dengan target dalam 5 tahun terakhir (2011-2015). Grafik perbandingan antara realisasi dengan target tersebut dapat dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. TARGET PENGIRIMAN (dalam juta karton)
16 14.00 14 11.67
12
REALISASI PENGIRIMAN (dalam juta karton)
10 8 6 4 2
2.56 2.14
0.75 0.63
0.22 0.18
Pop Mie
Supermi
0.60 0.50
Indomie
SarimiMi Telur Cap 3 Ayam
Gambar 2 Perbandingan realisasi dengan target jumlah pengiriman barang dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 (PT Indomarco
Billions
Adi Prima Cabang Tangerang 2016) 900
800
868
TARGET PENGIRIMAN (dalam milyar rupiah) REALISASI PENGIRIMAN (dalam milyar rupiah)
723
700
600 500
400 300 147
200 100
61 51
12 10
Pop Mie
Supermi
122 32 26
Indomie
SarimiMi Telur Cap 3 Ayam
Gambar 3 Perbandingan realisasi dengan target nilai uang pengiriman barang dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang 2016)
4
100 90 80
100
Target (dalam %) 79.4
Realisasi (dalam %)
70 60 50 40 30 13.4
20
7.2
10 0 1 x 24 jam
2 x 24 jam
3 x 24 jam
Gambar 4 Perbandingan realisasi dengan target waktu pengiriman dalam 5 tahun terakhir / 2011-2015 (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang 2016)
Berdasarkan gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa realisasi jumlah pengiriman barang dan nilai uang pengiriman barang masih dibawah target yaitu 83%. Selain itu, untuk ketepatan waktu truk tiba di stock point juga tidak mencapai target. Perusahaan mempunyai target waktu pengiriman yaitu 1 x 24 jam. Berdasarkan data yang didapatkan, tingkat kesesuaian waktu pengiriman masih dibawah standar yaitu 79,4%. Dengan tidak tercapainya target perusahaan tersebut, maka kinerja rantai pasok menjadi rendah. Dilihat dari kondisi kinerja rantai pasok yang rendah ini, maka peneliti melakukan analisis atas permasalahan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan penggerak rantai pasok.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka didapatkan beberapa perumusan masalah. Perumusan tersebut antara lain : 1. Bagaimana kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor. 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan penggerak rantai pasok di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor. 3. Bagaimana perbaikan strategi hasil kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor.
5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan tujuan penelitiannya. Beberapa tujuan dari penelitian tersebut, yaitu : 1. Menilai kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dan penggerak rantai pasok di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor. 3. Merekomendasikan perbaikan strategi dari hasil analisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor.
Manfaat Penelitian Pada suatu karya ilmiah terdapat manfaat bagi peneliti, pembaca, maupun pihak-pihak lainnya. Manfaat dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peneliti, terutama dalam bidang kinerja rantai pasok, serta mendapat pengalaman dalam melakukan penelitian yang tidak didapat selama kegiatan perkuliahan. 2. Bagi Perusahaan a. Sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dimasa yang akan datang. b. Sebagai pengembangan atau media promosi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang dan PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang di lingkungan universitas atau pendidikan. 3. Bagi Akademisi a. Dapat menambah pengetahuan serta menjadi bahan informasi dan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup : 1. Kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang sebagai distributor. 2. Peneliti mengambil tiga penggerak rantai pasok yaitu fasilitas, transportasi, dan informasi.
6
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Rantai Pasok Menurut Saefullah dan Sule (2005), “Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orangorang serta sumber daya organisasi lainnya. Manajemen secara pengertian, sebagaimana dikemukakan oleh Marry Parker Follet (1997), adalah seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain. Said et al. (2006) di dalam bukunya menyatakan bahwa manajemen rantai pasok adalah pengelolaan informasi, barang dan jasa mulai dari pemasok paling awal sampai ke konsumen paling akhir dengan menggunakan pendekatan sistem yang terintegrasi dengan tujuan yang sama”. Berdasarkan hal tersebut, maka prinsip dasar manajemen rantai pasok seharusnya meliputi 5 (lima) hal yaitu : 1. Prinsip Integrasi Artinya, semua elemen baik di luar maupun di dalam perusahaan yang terlibat dengan rangkaian manajemen rantai pasok berada dalam kesatuan yang kompak dan menyadari adanya saling ketergantungan. 2. Prinsip Jejaring Artinya, semua elemen yang berkaitan dengan rangkaian manajemen rantai pasok dari hulu hingga hilir yang berada dalam hubungan selaras. 3. Prinsip Ujung Ke Ujung Artinya, proses operasinya mencakup elemen pemasok yang paling hulu sampai ke konsumen yang paling hilir. 4. Prinsip Saling Tergantung Artinya, setiap elemen di dalam manajemen rantai pasok menyadari bahwa untuk mencapai manfaat bersaing diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan. 5. Prinsip Komunikasi Artinya, keakuratan data menjadi hal yang penting dalam jaringan untuk dijadikan ketepatan informasi dan material.
Rancangan Proses Manajemen Rantai Pasok dari Hulu Ke Hilir Said et al. (2006) mengatakan bahwa salah satu perbedaan utama antara manajemen rantai pasok dengan manajemen logistik adalah aspek integrasi dari ujung ke ujung. Disini organisasi perlu merancang pola aliran informasi dan barang mulai dari pemasok paling awal sampai konsumen paling akhir (dari hulu sampai hilir). Bentuk penerapannya bisa berbeda-beda antar perusahaan, ada yang perlu dikendalikan langsung, ada yang hanya perlu dipantau atau dimonitor dan ada juga yang hanya diketahui saja. Dengan memiliki rancangan ini, perusahaan bisa memetakan dengan baik proses mana yang dapat menyebabkan waktu paling lama, dan lainnya. Anatan dan Ellitan (2008) mengatakan di dalam bukunya bahwa prinsip manajemen rantai pasok pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aliran material/produk, baik yang ada
7 dalam suatu organisasi maupun antar organisasi seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Sebuah rantai pasokan yang sederhana mempunyai struktur dan saluran distribusi. Saluran distribusi tersebut terdiri atas pemasok, manufaktur, pusat distribusi, grosir, dan pengecer yang semuanya bekerja untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan konsumen akhir. Rantai pasokan dapat juga melibatkan sejumlah industri manufaktur dalam suatu rantai hulu ke hilir.
Supplier
Manufaktur
Distribution Center
Wholesaler
Retailer
End Customer
Aliran Produk Aliran Biaya Aliran Informasi
Gambar 5 Struktur rantai pasokan (Anatan dan Ellitan 2008)
Kinerja Rantai Pasok Said et al. (2006), mengatakan bahwa kinerja rantai pasok adalah suatu performansi dari tiap bagian rantai pasok, mulai dari pemasok hingga konsumen. Pengukuran kinerja yang baik dapat meningkatkan kinerja rantai pasok perusahaan. Pengukuran yang baik tersebut akan sangat menguntungkan bagi perusahaan karena dapat mengefisienkan proses bisnisnya dan dapat memperbaiki masalah yang terjadi di perusahaan tersebut. Pencapaian kinerja tiap bagian rantai pasok perusahaan diukur dengan matrik yang dapat dijadikan dasar evaluasi akhir tahun. Menurut Said et al. (2006), bila dilakukan peninjauan lebih dalam, rantai perputaran barang sangat kompleks. Mulai dari sumber pasokan dimuat ke alat angkut, kemudian dikirim ke pabrik, lalu dikirim kembali ke gudang ataupun langsung ke konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa fleksibilitas barang sangat tinggi. Pengukuran kinerja menjadi salah satu masalah bagi beberapa perusahaan yang menerapkan manajemen rantai pasok. Beberapa perusahaan tersebut umumnya tidak mengetahui ukuran kinerja rantai pasoknya, sehingga perusahaan tidak mempunyai kontrol yang baik. Sebagian dari perusahaan mengetahui ukuran kinerja rantai pasoknya, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menghitungnya. Perusahaannya biasanya hanya mengetahui bahwa barangnya masuk dan keluar tanpa mengetahui bagaimana sistem yang telah dijalankannya. Kontrol yang baik penting untuk mengukur produktivitas dan efisiensi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai Standard Operating Procedure (SOP) yang baik biasanya mempunyai sistem yang baik untuk menyelesaikan masalah penjualan, produksi, dan logistik. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki sistem yang terintegrasi satu dengan yang lainnya. Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan pada tiap tiap level, mulai dari top level (level pertama), level menengah (level kedua), dan level dasar (level ketiga). Said et al. (2006) mengatakan bahwa
8 cakupan Indikator Kinerja Utama dalam rantai pasok meliputi beberapa hal, yaitu : 1. Kepuasan pelanggan. Hal ini dapat tercapai jika kinerja pengirimannya berjalan dengan baik serta adanya kemampuan menanggapi respon dari konsumen. 2. Keuangan. Hal ini untuk mengetahui biaya pemenuhan pesanan, tingkat persediaan dan ketidakpastian penjualan. 3. Kualitas. Hal ini berkaitan dengan permasalahan faktur, instalasi, dan sistem pemesanan pabrik (manufacturing order). 4. Waktu Siklus. Hal ini berhubungan dengan kemampuan pemenuhan pemesanan, perjalanan putaran sumber pasokan, dan perencanaan kembali alur-alur yang telah dilaksanakan. Selain itu, Anatan dan Ellitan (2009) mengatakan bahwa kinerja perusahaan diukur dengan beberapa variabel pengukuran kinerja yaitu biaya yang mewakili persentase penjualan, kualitas yang sesuai, persentasi pengiriman tepat waktu siklus waktu dari penerimaan bahan mentah sampai penerimaan pada konsumen, dan panjangnya waktu jadwal produksi. Variabel kinerja perusahaan terdiri dari 4 dimensi yaitu kualitas, pengiriman, fleksibilitas, dan biaya. Menurut Said et al. (2006), salah satu cara untuk mengukur kinerja rantai pasok adalah dengan menggunakan metode SCOR (Supply Chain Operation Reference). Metode ini diperkenalkan oleh Supply Chain Council (SCC) suatu organisasi nirlaba independen di Amerika Serikat. Anggota SCC adalah perusahaan-perusahaan multinasional dan organisasi global yang tertarik pada manajemen rantai pasok baik secara sistem ataupun praktik. Manfaat yang didapat dari mengaplikasikan SCOR ini yaitu hubungan pemasok dan konsumen menjadi baik dan terjadi integrasi antara bagian pabrik, penjualan, dan logistik. Untuk mencapai kinerja rantai pasok yang maksimal, perlu dilakukan suatu analisis. Terdapat 3 model untuk menganalisis kinerja rantai pasok, yaitu : 1. Inspection Analysis. Analisis ini dilakukan dengan cara memetakan rantai pasok yang ada dan memeriksa apakah terjadi masalah pemborosan, kesenjangan, dan kinerja. Langkah-langkah melakukan metode analisis ini adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama adalah melihat dan memeriksa diagram untuk menemukan hal-hal yang bisa diperbaiki, misalnya mengevaluasi fasilitasfasilitas yang tidak sesuai. b. Langkah kedua adalah memilih metrik untuk mengevaluasi aktivitas pada kegiatan operasional. Contohnya, penggunaan ukuran secara konsisten dalam mengevaluasi segala operasional yang ada dan strategi untuk pencapaian tujuan. c. Langkah ketiga adalah pemecahan ide. Hal ini meliputi perbaikanperbaikan dalam suatu proyek secara keseluruhan dan menentukan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. 2. Baselining Analysis. Analisis ini digunakan dengan memberikan data kinerja internal kepada inspeksi analisis. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan strategi pencapaian tujuan dan identifikasi masalah dan akhirnya perhitungan untung rugi.
9 Langkah-langkah melakukan metode analisis ini adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama adalah memeriksa diagram-diagram yang ada untuk perbaikan kesempatan atau peluang di waktu yang akan datang. b. Langkah kedua adalah memilih metrik untuk mengevaluasi segala kegiatan operasional dan menentukan strategi beserta tujuan dari langkah tersebut. c. Langkah ketiga adalah mengumpulkan data internal untuk penyusunan metrik tersebut, diantaranya data finansial dan data operasional baik yang baru maupun yang lama. d. Langkah keempat adalah mengamati secara lebih seksama metrik internal untuk mengidentifikasi peluang-peluang untuk perbaikan. Hal ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi yang ada dengan target yang diharapkan. 3. Benchmarking Analysis. Analisis ini digunakan dengan menemukan populasi dari benchmarking perusahaan. Termasuk didalamnya kompetitor-kompetitor perusahaan yang memproduksi barang sejenis dengan perusahaan yang akan dianalisis. Langkah-langkah melakukan metode analisis ini adalah sebagai berikut : a. Langkah pertama adalah melakukan pembandingan operasi perusahaan, setelah didaptkan populasi perusahaan yang akan dilakukan pembandingan. Semakin besar populasi benchmarking, maka semakin baik untuk perbandingannya. b. Langkah kedua adalah mengumpulkan data benchmarking untuk penyusunan metrik. Sumber data tersebut yaitu dokumen finansial, wawancara, serta sumber-sumber data yang tersedia. c. Langkah ketiga adalah membandingkan metrik internal dengan data benchmarking untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki. Misalnya, dengan melihat aturan-aturan internal yang berlawanan dengan benchmarking yang ada. Kemudian, mengindentifikasi celah antara operasional perusahaan yang dianalisis dengan perusahaan-perusahaan pembanding dan melakukan perubahan operasi sesuai dengan benchmarking yang telah dibandingkan tadi.
Penggerak Manajemen Rantai Pasok Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa terdapat enam penggerak untuk meningkatkan kinerja rantai pasok. Perusahaan harus menempatkan penggerak tersebut ke dalam kerangka untuk membantu memperjelas peran masing-masing penggerak dalam meningkatkan kinerja rantai pasok. Peningkatan kinerja rantai pasok tentunya harus didukung dengan strategi rantai pasok yang baik. Tujuan dari strategi rantai pasok adalah untuk menyeimbangkan antara ketanggapan dan efisiensi yang sesuai dengan strategi bersaing. Perusahaan harus membuat kerangka dengan kombinasi yang benar dari 3 logistik dan 3 penggerak fungsional silang. Untuk setiap penggerak, manajer rantai pasokan harus melakukan trade-off atau membuat keputusan dari banyak pilihan antara ketanggapan dan efisiensi dengan penggerak lainnya. Umumnya, perusahaaan memulai dengan strategi bersaing dan kemudian memutuskan strategi manakah
10 yang akan digunakan. Kerangka pembuat keputusan pada rantai pasokan tersebut dapat digambarkan dalam suatu bagan agar lebih mudah dipahami. Bagan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Competitive Strategy
Supply Chain Strategy Efficiency
Supply Chain
Responsiveness
Logistical Drivers
Fasilitas (Facilities)
Persediaan (Inventory)
Transportasi (Transportation)
Informasi (Information )
Sumber Pasokan (Sourcing)
Penetapan Harga (Pricing)
Cross-Functional Drivers Gambar 6 Kerangka pembuat keputusan pada rantai pasok (Chopra dan Meindl 2007)
Chopra dan Meindl (2007), mengatakan bahwa penggerak manajemen rantai pasok terdiri dari enam dimensi yaitu fasilitas, persediaan, transportasi, informasi, sumber pasokan dan penetapan harga. Pada buku tersebut juga dijelaskan bahwa strategi yang tepat untuk persaingan antar perusahaan adalah meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Jika keenam penggerak tersebut dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka kinerja rantai pasok akan meningkat. Berikut definisi dari masing-masing penggerak manajemen rantai pasok. 1. Fasilitas Menurut Chopra dan Meindl (2007) fasilitas adalah tempat-tempat dalam jaringan supply chain dimana persediaan disimpan, dirakit atau diproduksi. Dua jenis umum fasilitas adalah tempat produksi dan tempat penyimpanan (gudang). Keputusan dalam memilih fasilitas meliputi fungsi, lokasi, kapasitas dan fasilitas yang fleksibel. Keputusan pemilihan fasilitas tersebut berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok. Keputusan pemilihan fasilitas dapat dilihat dari tujuan perusahaan yaitu efisiensi atau efektifitas. Apabila perusahaan
11 mendirikan gudang yang banyak dekat dengan pelanggan, maka responsifitasnya cepat terhadap permintaan konsumen, tetapi biaya yang dikeluarkan tinggi atau kurang efisien. 2. Persediaan Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa persediaan meliputi semua bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dalam rantai pasokan. Perubahan kebijakan persediaan sangat berpengaruh karena dapat merubah secara drastis tingkat responsifitas dan efisien rantai pasok. Komponen dari keputusan mengenai persediaan adalah : a. Circle Inventory adalah jumlah rata-rata dari persediaan yang digunakan untuk memenuhi permintaan dalam suatu waktu. b. Safety Inventory dibuat untuk berjaga-jaga dan mengatasi ketidakpastian akan permintaan yang tinggi. c. Seasonal inventory adalah persediaan yang dibuat untuk mengatasi keragaman permintaan yang dapat di prediksi. Perusahaan sudah memprediksikan saat-saat terjadinya lonjakan permintaan. Perusahaan memproduksi barang sebelum waktu yang diperkirakan dan menyimpannya di gudang khusus untuk mengantisipasi permintaan tinggi. 3. Transportasi Siahaya (2013), transportasi di dalam manajemen rantai pasok sangat penting dalam kegiatan mengangkut, memindahkan, menggerakkan dan mengalihkan aliran barang mulai dari pemasok memasok bahan baku ke pabrik hingga pabrik mendistribusikan hasil produksinya kepada konsumen. Perusahaan yang mempunyai armada, operator serta peralatan pendukung transportasi yang baik akan melancarkan proses pengiriman aliran barang atau jasa dari hulu sampai hilir sehingga barang dapat terjamin pada saat sampai di tangan konsumen. Moda transportasi barang dalam sistem manajemen rantai pasok terdiri dari 4 (empat), yaitu Moda Transportasi Jalan (Road Transportation), Moda Transportasi Laut (Sea Transportation), Moda Transportasi Udara (Air Transportation), dan Moda Transportasi Rel (Rail Transportation). a. Moda transportasi jalan (road) ini disebut juga moda transportasi darat. Faktor yang mendasari pemilihan moda transportasi darat adalah jenis dan spesifikasi alat angkut yang dibutuhkan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat angkut dan luas daerah. Kelebihan moda transportasi darat adalah fleksibel, tepat waktu, kehilangan dan kerusakan sangat kecil. Kekurangan moda transportasi darat adalah adanya faktor cuaca dan kondisi trafik yang dapat mengganggu kelancaran pengiriman serta biaya transportasi jalan yang tergolong mahal. b. Moda Transportasi Laut (Sea Transportation) dapat mengangkut berbagai jenis muatan yang disesuaikan dengan jenis kapal yang tersedia. Jenis kapal tersebut antara lain kapal kargo umum, kapal container, kapal muatan curah, kapal tanker, dan kapal RoRo (Roll-on Roll-off). Kelebihan moda transportasi laut adalah daya angkut/muat lebih banyak dibandingkan transportasi udara dan jalan, biaya pengiriman lebih rendah dibandingkan udara untuk kapasitas barang yang sama, dan dapat mengantar barang ke negara/daerah/kota yang memiliki pelabuhan laut yang memadai, tapi tidak memiliki pelabuhan udara yang besar. Kekurangan moda tranportasi laut
12 adalah adanya resiko yang tinggi yaitu faktor cuaca ekstrem yang mengakibatkan naik atau turunnya pasang air laut. c. Moda Transportasi Udara (Air Transportation) dapat menjangkau lebih jauh tempat yang tidak bisa ditempuh oleh moda transportasi darat dan laut. Selain itu, moda tranportasi ini juga dapat bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus serta bebas hambatan. Kelebihan moda transportasi udara adalah kecepatan, ketepatan waktu, dan keamanan barang sangat terjamin. Kekurangan moda transportasi udara adalah biaya transportasi yang sangat mahal dibandingkan moda transportasi lain. d. Moda Transportasi Rel (Rail Transportation) digunakan untuk jenis muatan yang biasanya dalam bentuk peti kemas dan komoditi curah baik cair ataupun padat yang diangkut menggunakan kereta api. Kelebihan moda transportasi rel ini adalah biaya transportasi relatif murah dari moda transportasi darat. Kekurangan moda transportasi rel adalah tidak fleksibel seperti moda transportasi darat, karena moda kereta api ini harus berjalan diatas rel, biaya investasi awalnya sangat tinggi, pengepakkan memerlukan material yang banyak atau penanganan bahan yang keras (rough handling), serta pergerakannya lambat. 4. Informasi Menurut Chopra dan Meindl (2007), informasi terdiri dari data dan analisis mengenai fasilitas, persediaan, transportasi, biaya, harga, dan pelanggan di seluruh rantai pasokan. Informasi berpotensi sebagai pendorong terbesar kinerja dalam rantai pasokan karena langsung mempengaruhi masing-masing penggerak lain. Aliran informasi yang baik membuat rantai pasokan menjadi lebih responsif dan lebih efisien. Keterlibatan teknologi informasi dalam manajemen rantai pasok dijelaskan pada buku karangan Siahaya (2013) terdiri dari beberapa jenis metode informasi yaitu : 1. Electronic Data Interchange (EDI) adalah kegiatan yang berkaitan dengan standar perpindahan data yang terkait dengan transaksi bisnis antar komputer. 2. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah metode yang mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam suatu perusahaan dengan suatu arsitektur perangkat lunak, baik itu menyangkut otomatisasi sistem maupun peningkatan efisiensi, kualitas dan produktivitas serta keuntungan. 3. Virtual Enterprise (VI) adalah suatu jaringan kerja sama dari beberapa perusahaan yang independen, yang secara bersama-sama berusaha untuk mempercepat peningkatan keuntungan dan meraih kesempatan dengan menggunakan sistem informasi. 5. Sumber Pasokan Menurut Chopra dan Meindl (2007), sumber pasokan adalah serangkaian proses bisnis yang diperlukan untuk membeli barang dan jasa. Langkah pertama manajer harus memutuskan apakah bahan baku didapatkan dari sumber pemasok tunggal atau portofolio pemasok. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi seperangkat kriteria yang akan digunakan untuk memilih pemasok dan mengukur kinerja mereka. Manajer kemudian memilih pemasok dan melakukan negosiasi kontrak dengan pemasok. Kontrak menentukan peran masing-masing sumber pasokan dan harus terstruktur untuk meningkatkan
13 kinerja rantai pasok dan meminimalkan distorsi informasi dari satu tahap ke tahap yang berikutnya. Peran dalam strategi kompetitif, keputusan sumber pasokan sangat penting karena mereka mempengaruhi tingkat efisiensi dan responsif rantai pasokan. 6. Penetapan Harga Menurut Chopra dan Meindl (2007), harga adalah pemicu untuk menentukan seberapa banyak perusahaan akan menetapkan harga barang dan jasa yang terdapat pada rantai pasokan. Penetapan harga berpengaruh terhadap perilaku pembeli, dengan demikian dapat berdampak pada kinerja rantai pasokan. Peranan penetapan harga dalam strategi bersaing berupa penetapan target pelanggan. Komponen keputusan penetapan harga yang mempengaruhi peningkatan kinerja rantai pasok adalah pricing and economies of scale, everyday low pricing vs high-low pricing, fixed price vs menu pricing, and pricing-related metrics.
Jaringan Distribusi Menurut Sukirno et al. (2004), “Dalam menjalankan kegiatan distribusi dan pemasaran barang, setiap perusahaan perlu menentukan jenis saluran distribusi yang akan digunakan”. Siahaya (2010) juga mengatakan bahwa saluran distribusi adalah serangkaian perusahaan yang saling terkait dan terlibat dalam proses penyampaian atau penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Jaringan atau saluran distribusi ini memiliki tujuan untuk mencapai pasar tertentu, dimana pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan jaringan distribusi. Chopra dan Meindl (2007), mengatakan bahwa terdapat berbagai macam desain untuk jaringan distribusi barang dari produsen ke konsumen akhir. Perusahaan harus mempertimbangkan desain jaringan distribusi yang sesuai dengan keadaan dan tujuan perusahaan. Pada kondisi seperti ini, keputusan manajer yang tepat sangat diperlukan. Manajer harus membuat dua keputusan untuk merancang jaringan distribusi, yaitu apakah produk langsung dikirimkan ke lokasi pelanggan atau diambil ke tempat yang telah ditentukan dan apakah jalur distribusi dilakukan melalui perantara (atau lokasi menengah). Berdasarkan dua keputusan tersebut, maka desain jaringan distribusi dapat dibagi menjadi 6 (enam) tipe yaitu : 1. Manufacturer storage with direct shipping. Pada metode distribusi ini, pelanggan melakukan proses pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh manufaktur pembuatnya, kemudian agen tersebut meneruskan pesanan dari konsumen ke manufaktur dimana pihak manufaktur telah mempunyai stok untuk kemudian dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melalui retailer yang menjadi agen pemesanan sebelumnya. 2. Manufacturer storage with direct shipping and in-transit merge. Pada metode distribusi ini, pelanggan melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke retail atau distributor untuk kemudian diteruskan ke masingmasing manufaktur pembuatnya. Setelah pesanan dipenuhi pihak produsen tidak mengirimkan secara langsung ke konsumen melainkan mengirim kembali
14
3.
4.
5.
6.
ke gudang transit milik retailer atau distributor yang ditujukan untuk memilah dan mengelompokkan produk sesuai dengan pesanan konsumen. Distributor storage with package carrier delivery. Pada metode distribusi ini, para produsen telah menunjuk keagenan ke distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu. Pola permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor yang dilanjutkan ke produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan memberikan produknya ke distributor untuk diberikan ke konsumen. Distributor storage with last-mile delivery. Metode distribusi ini bersifat terdesentralisasi, sehingga fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisah-pisah pada setiap daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan digunakan model distribusi ini adalah mendekatkan produk ke konsumen semaksimal mungkin sehingga keinginan konsumen atas produk diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau tingkat layanan (service level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok untuk produk yang telah banyak pesaingnya sehingga produsen akan sangat menghindari adanya stock-out product yang apabila terjadi akan diisi oleh produk substitusi. Manufacturer/distributor storage with costumer pickup. Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking yang diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola distribusi dengan cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam memperoleh produknya melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu titik yang telah ditentukan sebelumnya. Konsumen dalam hal ini dapat berupa retail maupun outlet produk yang melakukan order ke produsen. Pada awalnya konsumen menempatkan ordernya ke distributor secara langsung. Order ini umumnya berupa beberapa jenis produk untuk kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait. Retail storage with customer pickup. Model disribusi ini adalah tipe tradisional dari semua jenis distribusi yang ada, inventori disimpan di dalam toko. Pelanggan datang ke toko untuk melakukan pemesanan dan pembelian. Keuntungannya adalah biaya transportasi yang cukup murah, sedangkan kekuranggannya adalah biaya inventori yang cukup tinggi.
Jaringan Transportasi Model jaringan transportasi pada suatu perusahaan mempengaruhi kinerja rantai pasoknya. Keputusan operasional mengenai transportasi dan rute perjalananan harus diperhitungkan dengan baik. Sebuah jaringan transportasi yang dirancang dengan baik dapat mengakibatkan tingkat responsif yang tinggi dengan biaya yang rendah. Menurut Chopra dan Meindl (2007), jaringan transportasi mempunyai berbagai macam model/desain yaitu : 1. Direct Shipment Network. Pada jaringan transportasi ini, perusahaan melakukan pengiriman langsung dari tiap pemasok ke tiap-tiap lokasi pembeli. Tipe ini mengeliminasi gudang
15
2.
3.
4.
5.
dan menyederhanakan operasi dan koordinasi sehingga waktu pengirimannya singkat. Direct Shipping With Milk Runs. Pada jaringan transportasi ini, perusahaan mengirim ke banyak lokasi digabungkan menjadi satu dan menggunakan sebuah truk. Hal ini menyebabkan utilisasi truk menjadi lebih baik dan biaya yang lebih murah. All Shipments Via Central DC. Pada jaringan transportasi ini, jaringan transportasi perusahaan dibagi kedalam beberapa lokasi sesuai wilayah geografis dan DC (Distribution Center) dibuat untuk masing-masing wilayah DC dapat melakukan crossdocking yaitu berhenti dulu di DC dan kemudian pengiriman diperkecil. Tipe ini cocok untuk produk-produk dalam jumlah besar dan permintaan yang terprediksi. Shipping Via DC Using Milk Runs. Tipe jaringan transportasi ini digunakan jika pengiriman dari DC ke pembeli dalam jumlah kecil, sehingga perlu penggabungan pengiriman. Tailored Network. Tipe ini merupakan sebuah kombinasi yang cocok dari tipe-tipe sebelumnya karena dapat mereduksi biaya transportasi dan mengembangkan responsivness dalam rantai pasok. Tujuan dari tipe ini adalah menggunakan pilihan dari tipe-tipe yang ada sesuai dengan situasi. Hal ini membutuhkan investasi dalam infrastruktur informasi untuk memfasilitasi pengkoordinasian tersebut.
Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian sebelumnya (Tabel 1), maka dapat disimpulkan bahwa keempat peneliti tersebut melakukan penelitian dalam bidang analisis kinerja rantai pasok dan variabel apa saja yang mempengaruhi kinerja rantai pasok di suatu instansi. Pada penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi kinerja rantai pasok. Dari kesimpulan penelitian Ariani D, Dwiyanto, Munas B (2013) didapatkan variabel information sharing, long term relationship, cooperation, dan process integration berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasok di perusahaan dan hasil koefisien determinasi sebesar 0,318. Hasil koefisian determinasi tersebut mempunyai arti bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 31,8%. Peneliti tertarik untuk menganalisis variabel informasi dan variabel lainnya yang berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok. Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa terdapat enam penggerak rantai pasok yang dapat mempengaruhi kinerja rantai pasok, yaitu fasilitas, persediaan, transportasi, informasi, sumber pasokan, dan penetapan harga. Dari enam penggerak tersebut, peneliti mengambil tiga yaitu fasilitas, transportasi, dan informasi. Hal ini dikarenakan perusahaan telah menetapkan prosedur untuk persediaan, sumber pasokan, dan penetapan harga, sehingga pihak luar tidak mempunyai wewenang untuk mengubah prosedur tersebut. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat mengambil ketiga penggerak tersebut menjadi variabel penelitian.
16 Tabel 1. Penelitian terdahulu No
Nama
1
1 Safirin M. T (2005)
Judul Penelitian Analisis Kinerja Supply Chain Pada Perusahaan Gula
Teknik Sampling / Alat Analisis
Hasil Penelitian
Menggunakan 4 dimensi fleksibilitas supply chain : delivery, produksi, produk, dan supplier. Keempat dimensi tersebut dibobot dengan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Data sekunder (observasi) dan Data primer (survey dan kuesioner)
2
3
Marinagia C, Trivellas P, Reklitis P (2014)
Ariani D, Dwiyanto, Munas B (2013)
Information Quality and Supply Chain Performance: The Mediating Role of Information Sharing.
Analisis Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Industri Kecil Dan Menengah Makanan Olahan Khas Padang Sumatera Barat)
Kuesioner Terstruktur dalam rangka untuk menguji hipotesis, dalam sampel cross-sectional perusahaan di wilayah Central Greece Sampel dipilih dari database ICAP (The Direktori Yunani Keuangan) yang terdiri dari 200 manufaktur UKM dengan 10 sampai 250 karyawan. Alat analisis menggunakan Principal Component Analysis (PCA) dan Mediated Regression Analyses Uji Regresi Linear Berganda dengan Kinerja Supply Chain Management sebagai variabel dependen, dan Information sharing, Longterm relationship, Cooperation sebagai variabel independen.
Dimensi delivery mempunyai bobot (0,488), diikuti dengan sistem produksi, supplier, dan terakhir design produk. Subfaktor keragaman alat transportasi menunjukkan bobot tertinggi (0,312), kemudian diikuti pengiriman dengan kuantitas yang fleksibel, penggunaan berbagai alat untuk pengiriman permintaan, pengiriman informasi permintaan dengan mudah, dan pemenuhan permintaan kepada lebih dari 1 distributor. Semua skor kemampuan menunjukkan nilai fleksibilitas sedang dan lebih kecil dibanding skor kebutuhan. Maka dapat disimpulkan bahwa di pabrik gula tersebut tingkat fleksibilitas supply chain masih rendah. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa berbagi informasi memiliki dampak mediasi antara kualitas informasi dan kinerja supply chain. Untuk masa depan, kerangka kerja konseptual kita juga dapat direplikasi di daerah lain di Yunani, untuk membandingkan temuan kami dengan penelitian selanjutnya di masa mendatang.
Variabel information sharing, long term relationship, cooperation, dan process integration berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja supply chain management pada perusahaan. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,318, ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sebesar 31,8%.
17 Lanjutan tabel 1 No
Nama
Judul Penelitian
4
Hofmann P, Reiner G (2006)
Drivers For Improving Supply Chain Performance: An Empirical Study
Teknik Sampling / Alat Analisis Untuk menilai dan meningkatkan efisiensi perusahaan digunakan KPI yang khusus untuk produk dan proses, seperti kapasitas penyimpanan, lead times, perputaran persediaan dari aktiva tetap + aktiva lancar yang diperlukan. Penulis menggunakan kuesioner berfokus pada proses perencanaan rantai pasokan dan sistem. Penulis menerapkan model SCOR (Supply Chain Operation Reference) untuk menilai kondisi saat ini proses bisnis rantai pasokan.
Hasil Penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif yang berkelanjutan tidak tercapai melalui IT saja melainkan melalui kombinasi IT dan proses bisnis yang efektif. Secara khusus, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan penilaian sisitem TI terbaik di kelas (BIC), tidak menerapkan proses bisnis BIC selain itu, perusahaan tersebut tidak hanya memiliki profitabilitas (EBIT) 7% lebih rendah dari rekan-rekan organisasi tradisional lainnya tetapi juga lebih rendah kinerja supply chain dan tidak ada dukungan sistem TI, Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari rantai pasokan saat ini dikelola efektif. Hanya 10% dari perusahaan yang mengambil bagian dalam studi ini mampu mengubah efisiensi rantai nilai mereka menjadi keuntungan bottom line. Mereka menunjukkan 75% lebih tinggi profitabilitas dari mereka yang belum matang - dalam proses bisnis serta sistem IT dukungan - rekan.
Hipotesis Fasilitas (X1)
Transportasi (X2)
Kinerja Rantai Pasok (Y)
Informasi (X3)
Gambar 7 Kerangka penelitian (Chopra dan Meindl 2007)
18 Gambar kerangka penelitian pada karya ilmiah ini dapat dilihat pada Gambar 7. Kerangka penelitian menjelaskan hipotesis dari masing-masing variabel bebas (variabel X) terhadap variabel terikat (variabel Y). Hipotesis ini didasari dari pendapat ahli yaitu Chopra dan Meindl (2007). Pendapat ahli tersebut mengatakan bahwa fasilitas, transportasi, dan informasi dapat mempengaruhi kinerja rantai pasok.
METODE Kerangka Pemikiran PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan. Perusahaan ini menjadi market leader pertama kali produk mi instan pada tahun 1970. Saat ini, banyak perusahaan baru yang juga memproduksi mi instan. Perusahaan tersebut harus selalu meningkatkan kinerja dan penggerak rantai pasok agar dapat bersaing dengan para kompetitor. Hubungan yang penting dalam meningkatkan kinerja dan penggerak rantai pasok perusahaan salah satunya adalah hubungan pabrik dengan distributor. Oleh sebab itu, penulis melakukan analisis kinerja dan penggerak rantai pasok di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang memiliki distributor yaitu PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang. Kerja sama yang baik antara dua perusahaan ini akan menciptakan produktivitas rantai pasok yang efektif dan efisien. Jika produktivitas rantai pasok efektif dan efisien, maka perusahaan akan unggul dalam bersaing. Peneliti melakukan analisis pada kinerja dan penggerak rantai pasok antara perusahaan tersebut. Tujuan analisis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat masalah pada penggerak rantai pasok perusahaan. Dari enam penggerak, peneliti mengambil tiga penggerak yaitu fasilitas. transportasi, dan informasi. Ketiga penggerak ini dapat mempengaruhi kinerja rantai pasok perusahaan. Setelah permasalahan kinerja dan penggerak rantai pasok teridentifikasi, maka peneliti dapat memberikan saran perbaikan strategi rantai pasok. Gambar kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8.
Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner di PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang yaitu melalui stock point yang berada di wilayah Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan. PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang beralamat di Jalan Merdeka Raya 207 RT 003/13, Bugel, Karawaci, Tangerang, Banten 15113. Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai dengan Agustus 2016.
19 PRODUSEN ( PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang )
DISTRIBUTOR ( PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang )
Produktivitas Rantai Pasok
Keunggulan Bersaing
Penggerak Rantai Pasok
Fasilitas
Transportasi
Informasi
Persediaan
Sumber Pasokan
Penetapan Harga
Kinerja Rantai Pasok -
Quality Delivery On Time Performance Flexibility Responsiveness Sustainability
Saran Perbaikan Strategi Rantai Pasok
Gambar 8 Kerangka pemikiran
Jenis dan Sumber Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang dengan cara observasi atau pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, jurnal, dan dokumen-dokumen perusahaan. Penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut : 1. Observasi, yaitu pengamatan langsung obyek penelitian dengan tujuan untuk memahami kondisi rantai pasokan yang sebenarnya.
20 2. Wawancara yang dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan yang terkait dengan topik penelitian. 3. Kuesioner berisi daftar pernyataan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait dengan topik penelitian. Kuesioner ini berfungsi untuk mendapatkan data/informasi mengenai Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang. Kebutuhan, jenis, dan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data Kebutuhan data -
- Data pengiriman barang dan waktu pengiriman dalam 5 tahun terakhir
-
- Gambaran umum perusahaan
- Identifikasi manajemen rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang, terdiri dari : a. Permasalahan rantai pasok yang terjadi saat ini b. Aliran Barang, Uang dan Informasi -
Kuesioner yang berisi tentang Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dengan variabel yang terdiri dari: a. Fasilitas b. Transportasi c. Informasi
Jenis data
Metode
Sumber data
Primer
Wawancara
PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang
Sekunder
Studi literatur/ pustaka
Primer
Observasi, wawancara
PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang
Kuesioner
Staf PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang (distributor) yang bertugas di stock point
Primer
Skripsi, jurnal, dokumen perusahaan
Variabel Penelitian Pada suatu penelitian, Hidayat dan Sedarmayanti (2011) mengatakan bahwa variabel dikategorikan kedalam beberapa macam yaitu variabel bebas, variabel tak bebas/terikat, variabel diskrit, variabel kontinyu, variabel aktif dan variabel atribut. Dilihat dari judul penelitian ini maka variabel yang terdapat dalam karya ilmiah ini meliputi variabel bebas dan variabel tak bebas/terikat. Pengertian dari kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas/Independent variable (X) merupakan variabel-variabel yang menjadi sebab-sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel terikat yang dinotasikan dengan X. 2. Variabel terikat/Dependent variable (Y) adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain atau tergantung pada variabel bebas (independent).
21 Pada karya ilmiah ini yang berjudul “Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang”, terdapat empat variabel. Empat variabel tersebut yaitu variabel bebas meliputi fasilitas, transportasi, dan informasi (variabel X 1, X2, dan X3) dan variabel terikat (variabel Y) yaitu variabel kinerja rantai rasok. Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa terdapat enam penggerak yang dapat mempengaruhi kinerja rantai pasok, yaitu fasilitas, persediaan, transportasi, informasi, sumber pasokan, dan penetapan harga. Dari enam penggerak tersebut, peneliti mengambil tiga yaitu fasilitas, transportasi, dan informasi. Hal ini dikarenakan perusahaan telah menetapkan prosedur untuk persediaan, sumber pasokan, dan penetapan harga, sehingga pihak luar tidak mempunyai wewenang untuk mengubah prosedur tersebut. Oleh karena itu, peneliti tidak dapat mengambil ketiga penggerak tersebut menjadi variabel penelitian. Untuk mengetahui apa saja variabel dan indikator pada penelitian ini maka dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Variabel, definisi operasional variabel, dan indikator Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel
Kinerja Rantai Pasok (Y) / Variabel Dependen
Pada buku karangan Said et al. (2006), dituliskan bahwa kinerja rantai pasok adalah suatu performansi dari tiap bagian rantai pasok, mulai dari supplier hingga konsumen
Penulis menggunakan referensi beberapa jurnal yaitu karangan Putri (2012), Sari (2015), dan Rumbiati (2015) yang diolah kembali oleh penulis sehingga dapat disimpulkan beberapa indikator utama kinerja rantai pasok yaitu : 1. Quality, 2. Delivery, 3. On Time Performance, 4. Flexibility, 5. Responsiveness., 6. Suistanability.
Fasilitas (X1) / Variabel Independen
Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa definisi fasilitas adalah lokasi fisik aktual dalam jaringan rantai pasokan dimana produk disimpan, diolah, dan dibuat. Dua tipe utama: tempat produksi dan tempat penyimpanan.
Berdasarkan buku karangan Siahaya (2013) dan skripsi karangan Haryotejo (2015), terdapat beberapa indikator fasilitas yang dikembangkan kembali oleh penulis, yaitu sebagai berikut : 1. Penentuan lokasi pabrik dengan stock point, 2. Kapasitas gudang barang jadi pabrik, 3. Keadaan stok barang jadi pabrik, 4. Infrastruktur jalan dari pabrik ke stock point, 5. Jaringan telepon antara pabrik ke stock point, 6. Jaringan internet antara pabrik ke stock point,
Transportasi (X2) / Variabel Independen
Pada buku karangan Siahaya (2013), mengatakan bahwa transportasi merupakan kegiatan proses perpindahan, pergerakan, pengangkutan dan pengalihan barang (produk) atau muatan (kargo) yang memerlukan alat dan peralatan pendukung yang sesuai untuk menjamin kelancaran operasional dan ketepatan waktu suplai.
Berdasarkan buku karangan Siahaya (2013), terdapat beberapa indikator transportasi yang dikembangkan kembali oleh penulis, yaitu : 1. Persediaan truk, 2. Kinerja pengemudi truk, 3. Kondisi truk, 4. Keamanan jumlah barang saat perjalanan, 5. Ketepatan waktu truk tiba di stock point, 6. Pemilihan truk berdasarkan kelas jalan, 7. Kapasitas truk.
Indikator
22 Lanjutan tabel 3 Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel
Informasi (X3) / Variabel Independen
Chopra dan Meindl (2007) mengatakan bahwa informasi adalah pemicu yang terdiri dari data dan analisis mengenai fasilitas, persediaan, transportasi, biaya, harga, dan pelanggan, dalam rantai pasokan. Informasi berkemampuan paling besar dalam kinerja rantai pasokan karena berdampak langsung pada masing-masing pemicu dan juga membantu manajemen dalam meningkatkan kesempatan rantai pasokan sehingga lebih efisien.
Indikator Amalia (2014) pada jurnalnya menjelaskan beberapa indikator informasi. Penulis menggunakan indikator tersebut dan mengolah kembali informasi yang ada sesuai dengan penelitian penulis yaitu sebagai berikut : 1. Keakuratan atau ketepatan jumlah barang yang dikirim, 2. Keakuratan atau ketepatan merek produk yang dikirim, 3. Keakuratan atau ketepatan varian rasa produk yang dikirim, 4. Keakuratan atau ketepatan jumlah dan jenis barang terhadap faktur, 5. System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point, 6. Jaringan untuk System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point, 7. Komunikasi pabrik dan stock point dalam memenuhi permintaan, 8. Komunikasi pabrik dan stock point dalam mengatur permasalahan teknis.
Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2010), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang yang bertugas di 42 stock point (SP) yang berada di wilayah Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan. Menurut Sugiyono (2010), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah karyawan PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang yang bertugas di bagian Stock Point Officer (SPO) / Stock Point Clerk (SPC). Tugas dari SPO dan SPC ini adalah sebagai kepala dan wakil kepala stock point. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah proportional stratified random sampling yaitu cara pengambilan sampel populasi yang mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional dari setiap elemen populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara acak. Sampel yang diambil adalah sebanyak 30 karyawan bagian Stock Point Officer / Stock Point Clerk di stock point wilayah Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan. Rincian sampel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.
23 Tabel 4. Sampel penelitian No 1.
Wilayah SP Tangerang Utara
Volume SP 15
Jumlah Sampel 10
2.
Tangerang Selatan
9
6
3
Serang Utara
9
7
4
Serang Selatan
9
7
TOTAL
42
30
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sampel Terpilih SP Karawaci SP Tangerang Kota SP Sepatan SP Mauk SP Priuk SP Tangerang Ex Depo SP Cibodas SP Paku Haji SP Curug SP Kota Bumi SP Bumi Serpong Damai (BSD) SP Serpong SP Cisauk SP Curug Kelapa Dua SP Pinang SP Batu Ceper SP Serang Kota SP Kragilan SP Kramat Watu SP Cilegon Kota SP Cilegon Pasar Baru SP Cikande SP Grogol Pulomerak SP Serang Rau SP Baros SP Pandeglang SP Labuan SP Bojong SP Rangkas Bitung SP Cipanas 30
Sumber : Data diolah (2016)
Dengan menggunakan metode pemilihan sampel proportional stratified random sampling, maka didapatkan jumlah sampel stock point yang dapat dilihat pada Tabel 4. Penjelasan cara untuk mencari sampel pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Terdapat 15 stock point di wilayah Tangerang Utara. Peneliti mengambil 30 sampel dari 42 stock point, maka cara untuk mencari sampel pada stock point ini adalah : 15 x 30 = 10.71 ≈ 10 stock point. 42 2. Terdapat 9 stock point di wilayah Tangerang Utara. Peneliti mengambil 30 sampel dari 42 stock point, maka cara untuk mencari sampel pada stock point ini adalah : 9 x 30 = 6.43 ≈ 6 stock point. 42 3. Terdapat 9 stock point di wilayah Tangerang Utara. Peneliti mengambil 30 sampel dari 42 stock point, maka cara untuk mencari sampel pada stock point ini adalah : 9 x 30 = 6.43 ≈ 7 stock point. 42 4. Terdapat 9 stock point di wilayah Tangerang Utara. Peneliti mengambil 30 sampel dari 42 stock point, maka cara untuk mencari sampel pada stock point ini adalah : 9 x 30 = 6.43 ≈ 7 stock point. 42
24 Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data yaitu uji kualitas data yang terdiri dari uji reliabilitas dan validitas. Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut. 1. Uji Kualitas Data a. Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Penulis melakukan pengukuran kembali terhadap alat ukur kepada beberapa responden yang sama dengan masing-masing responden diberi 5 (lima) alternatif jawaban untuk mengukur reliable (ketepatan alat ukur) atau tidak. Alat ukur reliabilitas terdiri dari : 1) Variabel X mengenai Fasilitas (X1), Transportasi (X2), Informasi (X3), dan variabel Y Kinerja Rantai Pasok, masing-masing menggunakan skala Likert, dimana atribut dan skor pada alternatif jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Jawaban Sangat Baik (SB) diberi bobot : 5 b) Jawaban Baik (B) diberi bobot : 4 c) Jawaban Cukup Baik (CB) diberi bobot : 3 d) Jawaban Tidak Baik (TB) diberi bobot : 2 e) Jawaban Sangat Tidak Baik (STB) diberi bobot : 1 Teknik yang digunakan penulis dalam pengujian reliabilitas adalah teknik Alpha Cronbach. Menurut Umar (2005), “Teknik Alpha Cronbach digunakan untuk instrumen yang skornya berupa rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 1-3 atau 1-5 dan seterusnya”. b. Validitas Validitas adalah kerangka dari suatu konsep dan merupakan tolok ukur dari operasional. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yaitu untuk mengukur ketepatan dalam membuat konsep. Untuk mengetahui valid atau tidak suatu data yang didapat dari kuesioner, perlu dilakukan penghitungan korelasi dari beberapa responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Uji Validitas Konstruk. Menurut Sugiyono (2010), “untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui oleh para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. 2. Pemilihan Metode Statistik a. Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan atau dijelaskan lebih dari 1 variabel mungkin 2, 3, dan seterusnya, variabel bebas (X1,X2,X3…Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang
25 linear. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε
...................................................... (1)
Keterangan : Y a b1, b2, & b3 X1 X2 X3 ε
= Variabel Terikat (Kinerja Rantai Pasok) = Konstanta (Intercept) = Koefisien Regresi = Variabel bebas (Fasilitas) = Variabel bebas (Transportasi) = Variabel bebas (Informasi) = Kesalahan Penggangu (artinya, nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan; nilai ini biasanya tidak dihiraukan dalam perhitungan) b. Pengujian Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah, sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan analisa korelasi, diperlukan pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan dengan 2 uji signifikansi, yaitu : a) Uji signifikansi parameter individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya adalah menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen (X) secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y). Kaidah keputusan thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar 0,05 atau 5%. Formulasi Hipotesis : Uji Signifikan “t” :
Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel , maka Ho diterima. Jika thitung > ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
............... (2)
atau, Jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima .............. (3) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. b) Uji signifikan simultan (Uji statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
26 Formulasi Hipotesis : Uji signifikan “F” : Jika Fhitung > ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak. Jika Fhitung < ftabel , maka Ha ditolak dan Ho diterima.
............. (4)
atau, Jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha ............. (5) diterima. Untuk dapat menghasilkan derajat ketepatan terhadap pengujian dan analisis data maka penulis menggunakan alat bantu Statistical Package For Social Science Ver 16.0 for Windows (SPSS 16).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ini menjadi market leader pertama kali produk mi instan pada tahun 1970. Pada tahun 1970 nama perusahaan ini adalah PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd. Pada tahun 1984 PT Sarimi Asli Jaya Noodle Division bergabung dengan PT Sanmaru Food Manufacturing Co Ltd. Kemudian pada tahun 1988, PT Sarimi Asli Jaya Noodle Division bergabung dengan PT Lambang Insan Makmur. Pada tahun 1994, nama perusahaan berubah menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Sejak tanggal 01 Oktober 2009, perusahaan merubah nama perusahaannya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang termasuk dalam Salim Group adalah salah satu perusahaan mi instan dan makanan olahan terkemuka di Indonesia. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah produsen makanan bermutu dengan lima bidang usaha yang masing-masing dipegang oleh setiap divisi. Divisi-divisi tersebut meliputi : 1. Instant Noodle Division yang meliputi Indomie, Sarimi, Supermie, Sakura, Pop Mie, dan lain-lain, 2. Snack and Compactionary Food Division yang meliputi Chiki, Cheetos, Chitato, Qtela, Jetz dan lain-lain, 3. Convenience and Basic Food Division yang meliputi Promina, SUN, Govit, Provita, dan Bubur Indofood, 4. Speciality Food Division yang meliputi Bumbu Instan Indofood, Bumbu Kaldu Indofood, Kecap Indofood, Saus Indofood, dan Kecap Cap Piring Lombok, 5. Baverages Division yang meliputi Java Coffee, Cafela, dan Kopi Tugu Luwak. Visi yang dimiliki oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk yang
27 bermutu, berkualitas, dan aman (Total Food Solution). Selain menjalankan visi tersebut, perusahaan ini juga mempunyai misi. Misi perusahaan ini adalah : a. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi yang digunakan. b. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan inovatif dengan harga terjangkau. c. Memastikan para konsumen akan ketersediaan produk baik di luar negeri maupun di dalam negeri. d. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia khususnya dalam bidang nutrisi. e. Meningkatkan stackholders value secara berkesinambungan. PT Indomarco Adi Prima. PT Indomarco Adi Prima adalah suatu unit bisnis yang mendistribusikan sebagian besar produk-produk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indomarco Adi Prima memiliki pelanggan yang terdiri dari sub distributor, key wholesaler, modern trade, wholesaler, retailer, dan institution (seperti kantin, koperasi, hotel, dan restoran). Awalnya PT Indomarco Adi Prima bernama PT Pebapan. PT Pebapan mulai berdiri pada tahun 1953 yang saat itu masih berupa apotek. Perusahaan tersebut hanya memasarkan produk-produk farmasi. Pada tahun 1983, sebagian besar saham PT Pebapan dibeli oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk sehingga perusahaan ini mendistribusikan produk farmasi dan consumer goods. Pada tahun 1988, akhirnya PT Pebapan memutuskan untuk hanya mendistribusikan produk consumer goods. Pada tahun 1990, PT Pebapan berganti nama menjadi PT Indomarco Adi Prima. Pada tanggal 2 Mei 2000, PT. Indomarco Adi Prima diakuisisi oleh PT Indofood Sukses Makmur, Tbk., menjadi salah satu unit divisi yaitu divisi distribusi. Pada tahun 2009, PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengembangkan perusahaannya menjadi PT Indofood Consumer Branded Product (CBP) Sukses Makmur Tbk. Visi dari PT Indomarco Adi Prima adalah “Menjadi perusahaan distribusi nasional untuk barang konsumsi yang memiliki jaringan terluas dan terdalam”, sedangkan misinya adalah “Memberikan pelanggan pelayanan paling responsif dan dapat diandalkan dengan biaya yang kompetitif”. Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan – PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang mempunyai Distributor yaitu PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang. PT Indomarco Adi Prima ini mempunyai perwakilan cabang yang dinamakan stock point. Perwakilan cabang atau stock point ini berjumlah 42 stock point yang berada di wilayah provinsi Banten. Sebagaimana diketahui, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja rantai pasok yang baik. Perusahaan harus menjaga kinerjanya agar tetap baik secara berkelanjutan. Pada praktiknya proses bisnis tidak akan selalu berjalan dengan lancar karena akan terjadi hambatan dan permasalahan yang perlu segera ditangani. Maka, upaya yang dilakukan perusahaan yaitu melakukan evaluasi kinerja rantai pasok agar dapat mengetahui letak permasalahan yang menjadi
28 hambatan pada proses bisnisnya. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Tangerang menjalankan selurus proses bisnisnya sesuai standar yang telah ditetapkan atau Standard Operating Procedure (SOP). Kegiatan supply chain dari hulu sampai hilir perusahaan juga telah terintegrasi dengan System Application and Product (SAP). Dengan menggunakan SAP, kegiatan supply chain mulai dari aliran barang, aliran uang dan aliran informasi dapat berjalan dengan lancar. Gambaran lebih jelas mengenai aliran barang, aliran uang, dan aliran informasi perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Bagan aliran barang, uang, dan informasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang 2016)
Dari bagan yang tertera pada Gambar 9, maka dapat dijelaskan proses bisnis kedua perusahaan tersebut. Proses bisnis perusahaan dimulai dari aliran informasi berupa pemesanan jumlah, merek, dan varian rasa mi instan dari setiap stock point ke kantor cabang PT Indomarco Adi Prima yang dikirim melalui email. PT Indomarco Adi Prima mengirimkan data pemesanan barang beserta jadwal pengiriman ke pabrik untuk kebutuhan selama 1 minggu, setiap hari Jum’at,
29 paling lambat pukul 17.00 WIB melalui email. Kemudian, pabrik menindaklanjuti pesanan dari cabang PT Indomarco Adi Prima melalui divisi distribusi dan selanjutnya data pesanan di input ke dalam SAP untuk menerbitkan faktur barang. Divisi logistik menyiapkan barang dan truk untuk mengirim ke stock point sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selanjutnya, staf distribusi menghubungi Stock Point Officer (SPO) / Stock Point Clerk (SPC) melalui email atau telepon untuk memberitahukan bahwa pesanan akan dikirim sesuai jadwal pengiriman. Setelah itu, staf distribusi memberikan Surat Perintah Jalan (SPJ) kepada pengemudi truk, sedangkan faktur diberikan ke staf logistik. Staf logistik memuat barang sesuai dengan faktur. Setelah dimuat, maka barang siap untuk dikirim ke stock point. Setelah barang tiba di stock point, SPO / SPC melakukan pemeriksaan faktur, apakah barang yang dikirim sesuai dengan jumlah, merek, dan varian rasa yang dipesan oleh stock point. Barang diturunkan dari truk ke gudang stock point dan diperiksa kembali apakah jumlah, merek, dan varian rasa barang sesuai dengan faktur. Setelah itu, faktur ditandatangani dan di cap oleh SPO / SPC. Faktur asli diberikan ke pengemudi untuk diserahkan kembali ke staf distribusi pabrik, sedangkan salinan faktur disimpan sebagai arsip pada stock point. Staf distribusi menyerahkan faktur asli ke staf akuntansi pabrik untuk dilakukan penagihan melalui Kantor Pusat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sesuai dengan jatuh tempo faktur. Hasil penjualan stock point kepada pelanggan setiap harinya di transfer ke rekening Kantor Pusat PT Indomarco Adi Prima, sedangkan bukti transfer di email ke kantor cabang PT Indomarco Adi Prima. Kemudian, Kantor Pusat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan penagihan sesuai jatuh tempo faktur ke Kantor Pusat PT Indomarco Adi Prima.
Jaringan Distribusi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Dalam hal ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Divisi Mi Instan Cabang Tangerang menggunakan desain jaringan distribusi yaitu distributor storage with last-mile delivery. Perusahaan tersebut mempunyai distributor yaitu PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang. PT Indomarco Adi Prima ini mempunyai banyak tempat pengumpulan stok barang di berbagai wilayah di Provinsi Banten yang disebut Stock Point. Stock point yang dimiliki oleh distributor ini berjumlah 42 stock point. Empat puluh dua stock point tersebut tersebar di empat (4) wilayah Tangerang yaitu Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan. Stock point ini menyalurkan barang ke sub distributor (grosir inti), key wholesaler (star outlet), modern trade (supermarket, hipermarket, minimarket, departement store), wholesaler (toko grosir), retailer (kelontong, kaki lima, warung makan indomie, dan warung kopi), dan institution (kantin, koperasi, hotel, dan restoran). Stock point yang tersebar di berbagai wilayah ini menyebabkan aliran barang ke pelanggan lebih dekat, sehingga waktu pendistribusian barang lebih cepat dan responsif. Perusahaan ini telah tepat menggunakan tipe jaringan distributor storage with last-mile delivery, karena produk mi instan termasuk barang yang pergerakkannya cepat atau barang yang banyak dicari oleh konsumen. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam menggunakan tipe jaringan distribusi ini.
30 Beberapa keuntungan atau kelebihan yang didapatkan perusahaan, antara lain : 1. Mi instan akan lebih cepat sampai di toko pedagang dibandingkan kompetitor. 2. Tidak terjadi kekosongan mi instan di toko pedagang. 3. Respon pedagang sangat baik terhadap perusahaan. 4. Kemudahan pelanggan untuk mengembalikan barang rusak. Disamping itu, perusahaan juga akan mengalami kerugian dalam menggunakan tipe jaringan distribusi ini. Kerugian atau kekurangan yang akan dialami perusahaan, antara lain: 1. Memerlukan ketersediaan stok yang banyak. 2. Biaya fasilitas untuk penanganan gudang, dan proses pengiriman ke stock point lebih mahal. 3. Biaya transportasi lebih mahal. 4. Biaya penunjang informasi (telepon, internet) tinggi. Jaringan distribusi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang yang telah dijelaskan dapat lebih mudah dipahami apabila dibuatkan sebuah bagan. Bagan jaringan distribusi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 10. FACTORY
DISTRIBUTOR
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang
●●●●● ●●● ●●
●●●●● ●●● ●
●●●●●●● ●●●●● ●●●
PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang
●●●●● ●●●
15 STOCK POINT
9 STOCK POINT
9 STOCK POINT
9 STOCK POINT
Wilayah Tangerang Utara
Wilayah Tangerang Selatan
Wilayah Serang Utara
Wilayah Serang Selatan
CUSTOMERS Sub Distributor Key Wholesaler Modern Trade Wholesaler Retailer Institusi
CUSTOMERS Sub Distributor Key Wholesaler Modern Trade Wholesaler Retailer Institusi
CUSTOMERS Sub Distributor Key Wholesaler Modern Trade Wholesaler Retailer Institusi
CUSTOMERS Sub Distributor Key Wholesaler Modern Trade Wholesaler Retailer Institusi
Keterangan : Product Flow Information Flow
Gambar 10 Jaringan Distribusi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang 2016)
31 Jaringan Transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang termasuk menggunakan jaringan transportasi Direct Shipping With Milk Runs. Dalam hal ini, pabrik melakukan pengiriman langsung ke stock point ke setiap wilayah di Tangerang. Stock point ini terbagi menjadi empat (4) wilayah provinsi Banten yaitu Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan. Pada wilayah Tangerang Utara terdapat 15 stock point, Tangerang Selatan terdapat 9 stock point, Serang Utara terdapat 9 stock point, dan Serang Selatan terdapat 9 stock point. Total seluruh stock point PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang ini adalah 42 stock point. Untuk lebih jelasnya, jaringan transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang beserta jarak dari pabrik ke setiap stock point dapat dilihat pada Gambar 11. NO
( FACTORY ) PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI MI INSTAN CABANG TANGERANG
Keterangan : Pabrik Langsung Mengirim Ke Stock Point
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
NAMA STOCK POINT
Sepatan Cikupa Cibodas Curug Karawaci Pasar Kemis Mauk Bala Raja Tiga Raksa Teluk Naga Tangerang Ex Depo Priuk Paku Haji Tangerang Kota Kota Bumi Pinang Batu Ceper Bumi Serpong Damai Serpong Ciledug Pondok Aren Kosambi Curug Kelapa Dua Cisauk Anyer Cilegon kota Ciruas Grogol Pulo Merak Cikande Serang Kota Kramat Watu Cilegon Pasar Baru Kragilan Pandeglang Rangkas Bitung Labuan Malimping Baros Cipanas Cibaliung Bojong Serang Rau
JARAK STOCK POINT (KM) 22,6 28,2 13,2 24,8 9,3 21,2 28,3 36,7 34,5 16,9 9,8 12,8 21,1 9,5 17,4 8,7 1,1 22,3 24,6 13,1 20,0 16,6 11,6 29,0 96,4 82,2 54,2 92,1 39,4 68,3 71,8 81,6 47,5 91,7 94,8 111,0 161,0 84,2 133,0 208,0 134,0 69,9
WILAYAH STOCK POINT
Tangerang Utara
Tangerang Selatan
Serang Utara
Serang Selatan
Gambar 11 Jaringan transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang 2016)
32 PT Indofood CBP Suskes Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang menggunakan jasa transportasi atau Third Party Logistics (3PL) yaitu menggunakan Truk Ekspedisi. Jenis transportasi yang digunakan adalah truk berkapasitas 1000, 2000, dan 3000 karton. Hubungan perusahaan ini dengan truk ekspedisi adalah sistem kontrak. Perusahaan melakukan perjanjian kontrak dengan pihak 3PL mengenai perbandingan biaya dengan jarak tujuan, dan masa kontrak. Berdasarkan informasi yang didapatkan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh biaya transportasi ditanggung oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang, sehingga PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang tidak mengeluarkan biaya untuk pengiriman barang tersebut.
Uji Instrumen Penelitian Peneliti menyebarkan kuesioner dengan bantuan 5 titik skala Likert untuk mengukur bagaimana keadaan pada fasilitas, transportasi, informasi, dan kinerja rantai pasok perusahaan saat ini. Data yang telah didapatkan harus dilakukan uji kualitas data yaitu uji validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk mengukur kualitas instrumen (alat pengukur). Uji kualitas instrumen penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Kedua uji tersebut harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji analisis data selanjutmya. Berikut penjelasan hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan peneliti yang dapat dilihat pada paragraf dibawah ini. a. Uji Validitas Berdasarkan uji validitas yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16, maka didapatkan hasil penghitungan korelasi antara skor setiap butir intrumen dengan skor total variabel X1 (fasilitas), variabel X2 (transportasi), variabel X3 (informasi) dan variabel Y (kinerja rantai pasok). Peneliti menggunakan N = 30, maka df = N(30) – 2 = 28. Pada tabel r statistik dengan tingkat signifikansi untuk uji dua arah = 0,05 nilai df = 28 yaitu 0,3610, sehingga r tabel tidak boleh lebih kecil dari 0,3610. Pada tabel yang terlampir pada Lampiran 18 sampai dengan Lampiran 21, skor total setiap butir pertanyaan bernilai lebih dari 0,3610. Maka oleh itu, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan untuk variabel X1 (Fasilitas), variabel X2 (transportasi), variabel X3 (informasi) dan variabel Y (kinerja rantai pasok) valid dan dapat digunakan untuk penelitian analisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam perspektif distributor. b. Uji Reliabilitas Berdasarkan uji reliablitas yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16, maka didapatkan nilai Cronbach’s Alpha setiap variabel diatas 0,60. Maka oleh itu, dapat disimpulkan bahwa data yang telah didapatkan adalah reliabel dan dapat digunakan untuk menganalisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam perspektif distributor.
33
Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis data yaitu metode analisis regresi linear berganda. Metode analisis regresi linear berganda ini harus melalui uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas. Hasil dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut : 1. Uji Normalitas. Berdasarkan uji reliablitas yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16, maka didapatkan nilai hasil Asymp. Sig. (2-tailed) setiap variabel bernilai lebih dari 0,05. Maka oleh itu, dapat disimpulkan data pada penelitian ini berdistribusi normal dan layak untuk digunakan untuk menganalisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam perspektif distributor. 5. Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini, diketahui nilai dU = 1,6498 dan dL = 1,2136 yang dilihat dari Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5. Nilai DW dapat dilihat dari hasil pengolahan SPSS 16 yaitu 1,650. Maka, dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa dU < DW < (4 - dU) yaitu 1,6498 < 1,650 < (2,3502) yang artinya tidak terdapat autokorelasi atau antar variabel independen tidak memiliki korelasi satu sama lainnya. 6. Uji Multikolinearitas. Pasaribu (2012), pada jurnalnya mengatakan bahwa arti multikolinearitas adalah adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari regresi. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji multikolinearitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 16. Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan nilai VIF dari semua variabel penelitian tidak ada yang bernilai lebih dari 0,10. Maka oleh itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat hubungan linear yang sempurna antara variabel-variabel independen. 7. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik tidak membentuk pola tertentu atau titik menyebar tidak beraturan dibawah sumbu 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini, sehingga penulis dapat melanjutkan analisis data menggunakan metode selanjutnya.
Analisis Deskriptif Identitas karyawan PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang yang bertugas di stock point adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi Umum Responden Penelitian. a. Kategori Responden Berdasarkan Jabatan. Pada penelitian ini, responden dengan jabatan Stock Point Officer (SPO) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki
34 jabatan Stock Point Clerk (SPC). Persentase responden dengan jabatan SPO adalah 67%, sedangkan responden dengan jabatan SPC adalah 33%. b. Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka didapatkan data bahwa persentase responden berjenis kelamin laki-laki adalah 100% yang artinya seluruh responden pada penelitian ini adalah laki-laki. c. Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka didapatkan data responden berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah berpendidikan SMA dengan nilai persentase sebesar 53%, tingkat Diploma sebesar 33%, tingkat S1 sebesar 14%, dan tidak ada responden yang berpendidikan S2. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini.
S2 0% S1 14%
Diploma 33%
SMA 53%
Gambar 12 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan (Data diolah 2016) d. Kategori Responden Berdasarkan Usia. Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka didapatkan data responden berdasarkan usia terbanyak adalah 26-40 tahun dengan nilai persentase sebesar 53%, 20-25 tahun sebesar 33%, usia lebih dari 40 tahun sebesar 14% dan tidak ada yang berusia kurang dari 20 tahun. e. Kategori Responden Berdasarkan Masa Bekerja. Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka didapatkan data responden berdasarkan masa bekerja. Persentase responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun adalah 46%, 6-10 tahun adalah 30%, 1-5 tahun sebesar 24%, dan tidak ada responden yang memiliki masa bekerja kurang dari 1 tahun.
35 2. Analisis Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam Perspektif Distributor. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan pada stock point di wilayah Tangerang Utara, Tangerang Selatan, Serang Utara, dan Serang Selatan, maka didapatkan hasil analisis pada variabel Kinerja Rantai Pasok, Fasilitas, Transportasi, dan Informasi Pabrik. Nilai yang didapatkan untuk Kinerja Rantai Pasok sebesar 3,28, Fasilitas sebesar 3,55, Transportasi sebesar 3,44, dan Informasi sebesar 3,51. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa Kinerja dan Penggerak Rantai Pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam Perspektif Distributor cukup baik. Berikut grafik hasil evaluasi tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 13 dibawah ini.
5
4
3.55 3.28
3.44
3.51 Standar Rata-Rata
3
2
1
Kinerja Rantai Pasok
Fasilitas
Transportasi
Informasi Keterangan : 1 = Sangat Tidak baik 2 = Tidak baik 3 = Cukup Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik
Gambar 13 Analisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif distributor secara total cabang (Data diolah 2016) Pada kuesioner penelitian ini, evaluasi total cabang didasarkan oleh 4 indikator yaitu kinerja rantai pasok, fasilitas, transportasi, dan informasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat rincian masing-masing indikator tersebut yang tertera pada Tabel 5, 6, 7, dan 8.
36 Tabel 5. Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok setiap wilayah stock point NO 1 2 3 4 5 6
Indikator Kinerja Rantai Pasok Kualitas produk yang diterima stock point (quality) Kecepatan pengiriman barang (delivery) Ketepatan waktu pengiriman barang (on time performance) Kemampuan pabrik merespon perubahan permintaan (flexibility) kemampuan pabrik merespon setiap keluhan dan masalah yang disampaikan stock point (responsiveness) kemampuan pabrik untuk menjaga kinerja pengiriman secara kontinu/berkelanjutan (sustainability) Total Wilayah Rata-Rata Wilayah
TU
TS
SU
SS
Total Indikator
RataRata Indikator
3.20
3.50
3.29
3.29
13.27
3.32
3.50
3.83
3.43
3.43
14.19
3.55
3.40
3.33
3.57
3.57
13.88
3.47
3.00
3.67
3.14
2.57
12.38
3.10
2.80
2.83
3.14
2.29
11.06
2.77
3.20
3.67
3.43
3.57
13.87
3.47
19.10 3.18
20.83 3.47
20.00 3.33
18.71 3.12
78.65 13.11
19.66 3.28
Sumber : Data diolah (2016)
Keterangan
:
TU TS SU SS
= = = =
Tangerang Utara Tangerang Selatan Serang Utara Serang Selatan
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5, secara keseluruhan rata-rata penilaian stock point terhadap kinerja rantai pasok di seluruh wilayah adalah 3,28. Rata-rata penilaian terendah terjadi di stock point wilayah Serang Selatan yaitu 3,12 dan Tangerang Utara yaitu 3,18. Rata-rata penilaian terendah terdapat di indikator 5 (responsiveness) yaitu 2,77. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat grafik pada Gambar 14 dan 15.
Sustainability
3.20
Responsiveness
2.80
Flexibility
3.00
On Time Performance
3.40
Delivery
3.50
Quality
3.20 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 14 Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok di stock point wilayah Tangerang Utara (Data diolah 2016)
37
Sustainability
3.57
Responsiveness
2.29
Flexibility
2.57
On Time Performance
3.57
Delivery
3.43
Quality
3.29 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 15 Rincian nilai indikator kinerja rantai pasok di stock point wilayah Serang Selatan (Data diolah 2016) Pada Gambar 14 dan 15, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 5 yaitu responsiveness. Hal ini berarti bahwa kemampuan pabrik merespon keluhan dan masalah yang disampaikan stock point masih kurang baik. Permasalahan yang tidak dapat di respon oleh pabrik dengan baik antara lain keluhan jadwal keberangkatan dan kedatangan truk di stock point Tangerang Utara dan Serang Selatan yang sering tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, pabrik harus meningkatkan ketanggapan atau responsiveness pada stock point di wilayah Tangerang Utara dan Serang Selatan. Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan perhitungan tanggapan responden terhadap kinerja rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang yang dapat dilihat pada Tabel 5. Maka, selanjutnya rincian nilai indikator terhadap fasilitas pabrik dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Rincian nilai indikator fasilitas setiap wilayah stock point NO
Indikator Fasilitas
TU
TS
SU
SS
Total Indikator
1 2 3 4 5 6
Penentuan lokasi pabrik dengan stock point Kapasitas gudang barang jadi pabrik Ketersediaan stok barang jadi pabrik Infrastruktur jalan dari pabrik ke stock point Jaringan telepon antara pabrik ke stock point Jaringan internet antara pabrik ke stock point Total Wilayah
3.60 3.50 3.30 3.50 2.90 3.30
3.83 3.83 3.83 3.17 3.50 4.17
4.29 3.86 3.86 3.14 2.43 3.43
4.00 3.29 4.14 3.86 3.00 3.57
15.72 14.48 15.13 13.67 11.83 14.47
20.10 3.35
22.33 3.72
21.00 3.50
21.86 3.64
85.29 14.22
Rata-Rata Wilayah
RataRata Indikator 3.93 3.62 3.78 3.42 2.96 3.62 21.32 3.55
Sumber : Data diolah (2016) Keterangan
:
TU TS SU SS
= = = =
Tangerang Utara Tangerang Selatan Serang Utara Serang Selatan
38 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 6, secara keseluruhan rata-rata penilaian stock point terhadap fasilitas di seluruh wilayah adalah 3,55. Rata-rata penilaian terendah terjadi di stock point wilayah Tangerang Utara yaitu 3,35 dan Serang Utara yaitu 3,50. Rata-rata penilaian terendah terdapat di indikator 5 (jaringan telepon antara pabrik ke stock point) yaitu 2,96. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat grafik pada Gambar 16 dan 17.
Jaringan Internet Jaringan Telepon Infrastruktur Jalan Ketersediaan Stok Kapasitas Gudang Lokasi Pabrik
3.30 2.90 3.50 3.30 3.50 3.60 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 16 Rincian nilai indikator fasilitas di stock point wilayah Tangerang Utara (Data diolah 2016)
Jaringan Internet
3.43
Jaringan Telepon
2.43
Infrastruktur Jalan
3.14
Ketersediaan Stok
3.86
Kapasitas Gudang
3.86
Lokasi Pabrik
4.29 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 17 Rincian nilai indikator fasilitas di stock point wilayah Serang Utara (Data diolah 2016) Pada Gambar 16 dan 17, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 5 yaitu jaringan telepon. Hal ini berarti bahwa sering terjadi gangguan pada jaringan telepon antara pabrik dengan stock point di wilayah Tangerang Utara dan Serang Utara. Oleh sebab itu, pabrik harus memperbaiki jaringan telepon ke stock point di wilayah Tangerang Utara dan Serang Selatan, agar kinerja rantai pasok pabrik dapat meningkat.
39 Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan perhitungan tanggapan responden terhadap fasilitas PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang yang dapat dilihat pada Tabel 6. Maka, selanjutnya tanggapan responden terhadap transportasi pabrik dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Rincian nilai indikator transportasi setiap wilayah stock point NO
Indikator Transportasi
TU
TS
SU
SS
1 2
Persediaan truk Kinerja pengemudi truk
3.80 3.40
3.67 3.50
3.29 3.71
4.14 3.43
3 4
Kondisi truk Keamanan jumlah barang saat perjalanan
3.20 3.40
3.67 4.00
3.00 3.71
3.57 3.14
5 6
Ketepatan waktu truk tiba di stock point Pemilihan truk berdasarkan kelas jalan
3.30 3.60
3.00 3.50
2.71 3.43
3.43 3.29
7
Kapasitas truk Total Wilayah
3.60 24.30
3.67 25.00
3.29 23.14
3.00 24.00
3.47
3.57
3.31
3.43
Rata-Rata Wilayah
Sumber : Data diolah (2016)
Keterangan
:
14.90 14.04 13.44 14.26 12.44 13.81 13.55
RataRata Indikator 3.72 3.51 3.36 3.56 3.11 3.45 3.39
96.44
24.11
13.78
3.44
Total Indikator
TU TS SU SS
= = = =
Tangerang Utara Tangerang Selatan Serang Utara Serang Selatan
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 7, secara keseluruhan rata-rata penilaian stock point terhadap transportasi di seluruh wilayah adalah 3,44. Ratarata penilaian terendah terjadi di stock point wilayah Serang Utara yaitu 3,31 dan Serang Selatan yaitu 3,43. Rata-rata penilaian terendah terdapat di indikator 5 (ketepatan waktu truk tiba di stock point) yaitu 3,11. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat grafik pada Gambar 18 dan 20.
Kapasitas truk Pemilihan truk berdasarkan kelas jalan Ketepatan waktu truk tiba Keamanan barang diperjalanan Kondisi truk Kinerja pengemudi truk Persediaan truk
3.29 3.43 2.71 3.71 3.00 3.71 3.29 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 18 Rincian nilai indikator transportasi di stock point wilayah Serang Utara (Data diolah 2016)
40 Pada Gambar 19, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 5 yang berarti bahwa terjadi masalah pada ketepatan waktu truk tiba di stock point wilayah Serang Utara. Hal ini disebabkan jarak dari pabrik ke stock point cukup jauh dan sering terjadi kemacetan lalu lintas. Peta jarak dari pabrik ke stock point wilayah Serang Utara dan titik kemacetannya dapat dilihat pada Gambar 18.
Keterangan : Lalu Lintas Lancar Lalu Lintas Macet SP = Stock Point
Gambar 19 Peta jarak tempuh dan titik kemacetan dari pabrik ke SP wilayah Serang Utara (Google map dan data diolah 2016) Pada Gambar 19, dapat dilihat jarak dari masing-masing stock point. Jarak stock point yang terdekat dari pabrik adalah 39,43 km yaitu SP Cikande dan yang terjauh adalah 96,44 km yaitu SP Anyer. Pada gambar tersebut dapat dilihat titik kemacetan di beberapa jalan wilayah Serang Utara. Kesimpulan yang dapat dilihat dari gambar tersebut, kemacetan mencapai 70% dari pabrik ke stock point terjauh yaitu SP Anyer. Jalan yang sering mengalami kemacetan yaitu Jalan Raya Serang, Merak, dan Anyer. Hal ini yang menyebabkan truk dari pabrik sering terlambat tiba ke stock point wilayah Serang Utara. Oleh sebab itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang harus memperbaiki jadwal keberangkatannya dari pabrik.
41
Kapasitas truk
3.00
Pemilihan truk berdasarkan kelas jalan
3.29
Ketepatan waktu truk tiba
3.43
Keamanan barang diperjalanan
3.14
Kondisi truk
3.57
Kinerja pengemudi truk
3.43
Persediaan truk
4.14
0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 20 Rincian nilai indikator transportasi di stock point wilayah Serang Selatan (Data diolah 2016) Pada Gambar 20, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 7 yaitu kapasitas truk. Hal ini disebabkan stock point wilayah Serang Selatan memiliki jumlah pesanan yang melebihi kapasitas truk. Truk yang diizinkan melewati jalan wilayah tersebut hanya yang berkapasitas 2000 karton. Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan perhitungan tanggapan responden terhadap transportasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang yang dapat dilihat pada Tabel 7. Maka, selanjutnya tanggapan responden terhadap informasi pabrik dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini. Tabel 8. Rincian nilai indikator informasi setiap wilayah stock point
3.14 3.43 3.00
Total Indikator 4 Wilayah 13.72 14.10 14.12
Rata-Rata Indikator 4 wilayah 3.43 3.53 3.53
3.57
3.57
14.58
3.64
3.83
3.43
3.29
14.15
3.54
3.20
3.50
3.43
3.29
13.41
3.35
3.40
3.83
3.43
3.43
14.09
3.52
2.90
4.00
3.86
3.43
14.19
3.55
27.60 3.45
29.33 3.67
28.86 3.61
26.57 3.32
112.36 14.05
28.09 3.51
NO
Indikator Informasi
TU
TS
SU
SS
1 2 3
Keakuratan jumlah barang yang dikirim Keakuratan merek produk yang dikirim Keakuratan varian rasa yang dikirim Keakuratan jumlah dan jenis barang terhadap faktur System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point Jaringan untuk System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point Komunikasi pabrik dan stock point dalam memenuhi permintaan Komunikasi pabrik dan stock point dalam mengatur permasalahan teknis Total / Wilayah Rata-Rata / Wilayah
3.70 3.60 3.60
3.17 3.50 3.67
3.71 3.57 3.86
3.60
3.83
3.60
4 5 6 7 8
Sumber : Data diolah (2016)
Keterangan
:
TU TS SU SS
= = = =
Tangerang Utara Tangerang Selatan Serang Utara Serang Selatan
42 Berdasarkan perhitungan pada Tabel 8, secara keseluruhan rata-rata penilaian stock point terhadap informasi di seluruh wilayah adalah 3,51. Rata-rata penilaian terendah terjadi di stock point wilayah Serang Selatan yaitu 3,32 dan Tangerang Utara yaitu 3,45. Rata-rata penilaian terendah terdapat di indikator 6 / jaringan untuk System Application and Product (SAP) antara pabrik dengan stock point yaitu 3,55. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat grafik pada Gambar 21 dan 22.
Komunikasi pabrik mengatur masalah teknis Komunikasi pabrik memenuhi permintaan Jaringan untuk SAP System Application and Product / SAP Keakuratan faktur Keakuratan varian rasa Keakuratan merek produk Keakuratan jumlah barang
2.90 3.40 3.20 3.60 3.60 3.60 3.60 3.70 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 21 Rincian nilai indikator informasi di stock point wilayah Tangerang Utara (Data diolah 2016) Pada Gambar 21, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 8 yang berarti bahwa komunikasi pabrik dalam mengatur masalah teknis di stock point wilayah Serang Utara tidak berjalan dengan baik. Permasalahan tersebut antara lain pabrik sering langsung mengirim barang dan tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
Komunikasi mengatur permasalahan teknis Komunikasi memenuhi permintaan Jaringan untuk SAP System Application and Product / SAP Keakuratan faktur Keakuratan varian rasa Keakuratan merek produk Keakuratan jumlah barang
3.43 3.43 3.29 3.29 3.57 3.00 3.43 3.14 0
1
2
3
4
5
Keterangan : Nilai terendah
Gambar 22 Rincian nilai indikator informasi di stock point wilayah Serang Selatan (Data diolah 2016)
43 Pada Gambar 22, dapat dilihat indikator terendah adalah indikator 3 yaitu keakuratan varian rasa yang dikirim. Hal ini disebabkan pengaruh dari kapasitas truk yang diizinkan melewati wilayah Serang Selatan lebih kecil dari jumlah pesanan yaitu hanya 2000 karton, sehingga pabrik terpaksa mengurangi jumlah dan varian rasa yang diminta oleh stock point.
Analisis Regresi Linear Berganda Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dan olah datanya menggunakan aplikasi SPSS 16. Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini. Tabel 9. Hasil analisis regresi linear berganda Coefficientsa No
Unstandardized Coefficients
Variabel
Koefisien (B) 0,403 0,213 0,252 0,353
1. (Constant) 2. Fasilitas 3. Transportasi 4. Informasi Sumber : Data diolah (2016)
Std. Error 0,685 0,143 0,195 0,170
t
Sig.
0.589 1,485 1,292 2,074
0,561 0,149 0,208 0,048
Maka, berdasarkan tabel diatas didapatkan persamaan regresi linear berganda pada penelitian pengaruh Fasilitas, Transportasi, dan Informasi secara bersama-sama terhadap Kinerja Rantai Pasok. Persamaan regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan : Y X1 X2 X3 e
= = = = =
Variabel Terikat (Kinerja Rantai Pasok) Variabel Bebas (Fasilitas) Variabel Bebas (Transportasi) Variabel Bebas (Informasi) Kesalahan Penggangu
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persamaan regresi linear berganda diatas adalah : a. Nilai konstanta = 0,403 yang artinya jika Fasilitas, Transportasi, dan Informasi tidak mengalami peningkatan, maka Kinerja Rantai Pasok sebesar nilai konstanta yaitu 0,403.
44 b. Nilai koefisien Fasilitas untuk variabel X1 = 0,213 yang artinya setiap kenaikan Fasilitas satu satuan, maka Kinerja Rantai Pasok akan naik sebesar 0,213 dengan asumsi variabel bebas yang lain adalah tetap. c. Nilai koefisien Transportasi untuk Variabel X2 = 0,252 yang artinya setiap kenaikan Transportasi satu satuan, maka Kinerja Rantai pasok akan naik sebesar 0,252 dengan asumsi variabel bebas yang lain adalah tetap. d. Nilai koefisien Informasi untuk Variabel X3 = 0,353 yang artinya setiap kenaikan Informasi satu satuan, maka Kinerja Rantai pasok akan naik sebesar 0,333 dengan asumsi variabel bebas yang lain adalah tetap. Berdasarkan Tabel diatas juga dapat dilihat apakah variabel independen pada penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (Uji T). Derajat signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,05, karena tingkat kepercayaannya sebesar 95%. Hasil pengolahan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini Tabel 10. Hasil uji T No
Variabel
t-hitung
1,485 Fasilitas 1,292 Transportasi 2,074 Informasi Sumber : Data diolah (2016) 1. 2. 3.
t-tabel
Sig.
Derajat Sig.
Kesimpulan
2,056 2,056 2,056
0,149 0,208 0,048
0,05 0,05 0,05
H0 diterima H0 diterima Ha diterima
Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai perbandingan t-hitung dengan t-tabel dan Sig. dengan Derajat Sig. pada masing-masing variabel, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Fasilitas (variabel X1) terhadap Kinerja Rantai Pasok ( variabel Y). Pada variabel fasilitas, t-hitung < t-tabel atau nilai Sig. > 0,05 artinya fasilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok atau H0 diterima. Hal ini disebabkan indikator dari fasilitas yaitu penentuan jarak lokasi, kapasitas gudang, stok barang jadi, infrastruktur jalan, jaringan telepon dan internet antar pabrik ke stock point sudah berjalan cukup baik. 2. Transportasi (variabel X2) terhadap Kinerja Rantai Pasok (variabel Y). Pada variabel transportasi, t-hitung < t-tabel atau nilai Sig. > 0,05 artinya transportasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok atau H0. diterima. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata persediaan, kondisi, ketepatan waktu kedatangan truk, kapasitas truk telah berjalan cukup baik. 3. Informasi (variabel X3) terhadap Kinerja Rantai Pasok (variabel Y). Pada variabel informasi, t-hitung > t-tabel atau nilai Sig. < 0,05 artinya informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok atau Ha diterima. Hal ini disebabkan indikator dari informasi seperti keakuratan pengiriman jumlah, merek, varian rasa barang, System Application and Product (SAP) serta komunikasi antar pabrik dan stock point tidak berjalan cukup baik. Maka, perusahaan harus meningkatkan bagian informasinya.
45 Tabel 11 Hasil uji F ANOVA F
Sig.
6,056
0,003a
Sumber : Data diolah (2016)
Selain itu, berdasarkan analisis regresi linear maka dapat diketahui juga apakah variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Uji F). Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05, karena tingkat kepercayaannya 95%. Berdasarkan hasil uji F menggunakan SPSS 16 tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa nilai Fhitung (6.056) > Ftabel (2,96) dan nilai Sig. (0,003) < nilai probabilitas (0,05) yang dilihat pada tabel ANOVA (Tabel 11). Hal ini mempunyai arti bahwa Fasilitas, Transportasi dan Informasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Rantai Pasok. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Berdasarkan nilai yang tertera di Adjusted R Square pada tabel Model Summaryb yang dapat dilihat pada Lampiran 22, maka dapat disimpulkan bahwa Fasilitas, Transportasi, dan Informasi memberikan kontribusi sebesar 34,3% terhadap Kinerja Rantai Pasok, sedangkan 65,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Implikasi Manajerial Pada pembahasan penelitian ini, didapatkan hasil evaluasi kinerja rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif distributor (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang). Secara rata-rata cabang, dari keenam indikator kinerja rantai pasok, indikator responsiveness masih dibawah rata-rata. Dari keenam indikator fasilitas, indikator jaringan telepon antara pabrik dengan stock point juga masih dibawa rata-rata. Dari ketujuh indikator transportasi, indikator ketepatan waktu truk tiba di stock point masih dibawah rata-rata, dan dari kedelapan indikator informasi, indikator jaringan System Application and Product (SAP) juga masih dibawah rata-rata. Jika indikator responsiveness, jaringan telepon, ketepatan waktu truk tiba di stock point, dan jaringan SAP ditingkatkan, maka aliran barang, uang, dan informasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Jika aliran barang, uang, dan informasi berjalan dengan lancar, maka kinerja rantai pasok perusahaan dapat meningkat lebih baik, sehingga perusahaan dapat memenangkan persaingan dan tujuan perusahaan pun tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil uji t, variabel informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok, sedangkan variabel fasilitas dan transportasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja rantai pasok. Dari hasil uji t ini dapat
46 disimpulkan suatu implikasi yang bisa dijadikan masukan bagi perusahaan yaitu jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja rantai pasok secara cepat dan signifikan, maka perusahaan harus meningkatkan strategi informasinya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam analisis kinerja dan penggerak rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dalam perspektif distributor. Beberapa kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang menjangkau 42 stock point yang terbagi dalam 4 wilayah yaitu 15 stock point Tangerang Utara, 9 stock point Tangerang Selatan, 9 stock point Serang Utara, dan 9 stock point Serang Selatan. Diantara 4 wilayah tersebut, stock point wilayah Tangerang Selatan memberikan penilaian yang paling tinggi, sedangkan stock point wilayah Serang Selatan memberikan penilaian yang paling rendah terhadap kinerja rantai pasok pabrik. Secara umum, kinerja rantai pasok yang dinilai dari 6 indikator yaitu quality, delivery, on time performance, flexibility, responsiveness, dan suistanability cukup baik, namun untuk responsiveness masih dinilai rendah atau kurang dari standar dan harus ditingkatkan. 2. Diantara 3 faktor yaitu fasilitas, transportasi, dan informasi, faktor yang paling berpengaruh signifikan dalam kinerja rantai pasok adalah informasi. Informasi yang dimaksud mencakup 8 indikator yaitu keakuratan jumlah barang, keakuratan merek produk, keakuratan varian rasa, keakuratan jumlah dan jenis barang terhadap faktur, System Application and Product (SAP) antara pabrik dengan stock point, jaringan untuk SAP antara pabrik dengan stock point, komunikasi pabrik dan stock point dalam memenuhi permintaan, dan komunikasi pabrik dan stock point dalam mengatur permasalahan teknis. Diantara 8 indikator tersebut, penilaian yang paling tinggi adalah keakuratan jumlah dan jenis barang terhadap faktur, sedangkan penilaian yang paling rendah adalah jaringan untuk SAP antara pabrik dengan stock point. 3. Strategi yang direkomendasikan dalam rangka meningkatkan kinerja rantai pasok adalah melakukan perbaikan aliran informasi, salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas jaringan untuk SAP yaitu kecepatan internet.
47 Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Pabrik perlu meningkatkan kemampuan dalam merespon setiap keluhan dan masalah yang disampaikan stock point, memperbaiki jaringan telepon serta meningkatkan komunikasi dalam mengatur masalah teknis wilayah Tangerang Utara. 2. Pabrik perlu memperbaiki jaringan telepon dan jadwal keberangkatan truk ke stock point wilayah Serang Utara. 3. Pabrik perlu meningkatkan kemampuan dalam merespon setiap keluhan dan masalah, serta menambah jumlah truk yang berkapasitas 2000 karton untuk dapat memenuhi permintaan baik jumlah maupun varian rasa yang dipesan oleh stock point wilayah Serang Selatan. 4. Penulis berharap agar pabrik dapat melaksanakan saran dari poin 1 sampai dengan poin 3, sehingga kinerja rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Mi Instan Cabang Tangerang dapat meningkat sesuai standar yang diharapkan.
48
DAFTAR PUSTAKA Amalia R.F. 2014. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Kualitas Informasi dalam Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah STIE MDP. Vol. 3, No. 2. Hal 89-90. Anatan L, Ellitan L. 2008. Supply Chain Management Teori dan Aplikasi. Bandung (ID): Alfabeta. Anatan L, Ellitan L. 2008. Strategi Bersaing : Konsep, Riset, dan Instrumen. Bandung (ID): Alfabeta. Ariani D, Dwiyanto, Munas B. 2013. Analisis Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Industri Kecil Dan Menengah Makanan Olahan Khas Padang Sumatera Barat). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Vol. 10, No. 2. Hal 132-141. Chopra S, Meindl P. 2007. Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operations, 3rd edition, New Jersey (US): Pearson Education, Inc. Haryotejo B. 2015. Analisis Pengaruh Kinerja Logistik Pemasok Kinerja Bisnis (Studi Pada Bengkel AHASS di Kota Semarang) [skripsi]. Semarang (ID). Universitas Diponegoro. [Kemendag] Kementerian Perdagangan Indonesia. 2017. Komoditas Kebutuhan Pokok. [internet]. [diunduh 2017 Januari 7]. Tersedia pada : http://ews.kemendag.go.id/. Marinagia C, Trivellas P, Reklitis P. 2014. Information Quality and Supply Chain Performance: The Mediating Role of Information Sharing. Procedia - Social and Behavioral Sciences [internet]. [diunduh 2016 Okt 31]; 175 ( 2015 ) 473 479. Tersedia pada : – http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815012859. Pasaribu R. B. F. 2012. Uji Asumsi Klasik [Internet]. [diunduh 2016 September 6]. Tersedia pada : https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2012/09/ujiasumsi-klasik.pdf. Putri A. N. 2014. Mempelajari Manajemen Logistik Dan Rantai Pasok Untuk Produk Mi Instan Di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk [laporan akhir]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Putri C. F. 2012. Pemilihan Supplier Bahan Baku Kertas Dengan Model QCDFR Dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Widya Teknika. Vol.20, No.2. Hal 33-34. Saefullah K, Sule E.T. 2008. Pengantar Manajemen. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group. Safirin MT. 2005. Analisis Kinerja Supply Chain Pada Perusahaan Gula [skripsi]. Surabaya (ID): Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur. Said A.I, Soedjarwo B.A, Benarto C.L, Lembito H, Satria R, Winarto S. 2006. Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain Management. Jakarta (ID): PPM. Sari N P. 2015. Pengaruh Relationship Marketing terhadap Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat di Kabupaten Bandung melalui Integrasi [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
49 Siahaya W. 2013. Sukses Supply Chain Management Akses Deman Chain Management. Jakarta (ID): In Media. Sedarmayanti, Hidayat S. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung (ID): CV. Mandar Maju. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung (ID): CV. Alfabeta. Sukirno S, Husin W.S, Indrianto D, Sianturi C, Saefullah K. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta (ID): Kencana. Umar, Husein, 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Cetakan Keempat. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. [WINA] World Instant Noodle Association 2015. Global Demand for Instant Noodles. [internet]. [diunduh 2017 Januari 7]. Tersedia pada : http://instantnoodles.org/en/noodles/market.html.
50
51
LAMPIRAN
52
53 Lampiran 1 Target pengiriman barang dalam lima tahun terakhir
TARGET PENGIRIMAN MEREK PRODUK Indomie Pop Mie Supermi Sarimi
2011 Volume (ktn)
2.113.744 133.792 41.954 434.912
Mi Telur Cap 3 Ayam
97.082
TOTAL
2.879.402
2012
Nilai (Rp)
Volume (ktn)
121.276.039.050 2.457.842 10.425.710.430 151.891 2.216.660.724 42.809 22.978.596.654 467.647
Nilai (Rp)
2013 Volume (ktn)
145.934.392.500 11.836.121.760 2.347.420.548 25.643.434.212
2.793.002 85.678 45.097 508.313
165.834.517.500 6.676.426.980 2.472.904.962 27.873.332.388
109.946
5.589.674.976
116.964
5.946.449.760
161.444.346.474 3.291.232
191.351.043.996
3.612.169
208.803.631.590
4.547.339.616
TARGET PENGIRIMAN MEREK PRODUK
Indomie Pop Mie Supermi Sarimi
2014 Volume (ktn)
3.069.234 178.391 49.640 558.586
Mi Telur Cap 3 Ayam
131.420
TOTAL
4.059.320
Nilai (Rp)
TOTAL (5 TAHUN)
2015 Volume (ktn)
Nilai (Rp)
Volume (ktn)
240.453.074.400 17.598.505.470 2.511.791.424 37.339.070.400
14.002.699 754.564 219.475 2.563.698
868.010.728.200 61.151.430.930 12.469.370.592 146.698.817.430
143.472
8.441.892.480
598.885
31.732.451.568
252.119.442.486 4.627.619
306.344.334.174
18.469.742
1.120.062.798.720
Nilai (Rp)
194.512.704.750 3.568.877 14.614.666.290 204.812 2.920.592.934 39.974 32.864.383.776 594.240 7.207.094.736
Sumber : PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang (2016)
Nilai (Rp)
54 Lampiran 2
Realisasi pengiriman barang dalam lima tahun terakhir
REALISASI PENGIRIMAN MEREK PRODUK
2011
2012
2013
Volume (ktn)
Nilai (Rp)
Volume (ktn)
Nilai (Rp)
Volume (ktn)
Indomie
1.761.453
101.063.365.875
2.048.202
121.611.993.750
2.327.502
Pop Mie Supermi
111.493 34.962
8.688.092.025 1.847.217.270
126.576 35.674
9.863.434.800 1.956.183.790
71.398 37.581
Sarimi
362.427
19.148.830.545
389.706
21.369.528.510
423.594
138.195.431.250 5.563.689.150 2.060.754.135 23.227.776.990
Mi Telur Cap 3 Ayam
80.902
3.789.449.680
91.622
4.658.062.480
97.470
4.955.374.800
TOTAL
2.399.502
134.536.955.395
2.742.693
159.459.203.330
3.010.141
174.003.026.325
REALISASI PENGIRIMAN MEREK PRODUK
2014
2015
Nilai (Rp)
TOTAL (5 TAHUN)
Volume (ktn)
Nilai (Rp)
Volume (ktn)
Nilai (Rp)
2.557.695 148.659 41.367 465.488
162.093.920.625 12.178.888.575 2.433.827.445 27.386.986.480
2.974.064 170.677 33.312 495.200
200.377.562.000 14.665.421.225 2.093.159.520 31.115.892.000
11.668.916 628.803
Mi Telur Cap 3 Ayam
109.517
6.005.912.280
119.560
7.034.910.400
499.071
26.443.709.640
TOTAL
3.382.767
210.099.535.405
3.856.349
255.286.945.145
15.391.452
933.385.665.600
Indomie Pop Mie Supermi Sarimi
Sumber : PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang (2016)
Volume (ktn)
Nilai (Rp)
723.342.273.500 50.959.525.775 182.896 10.391.142.160 2.136.415 122.249.014.525
55 Lampiran 3
TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015
Target dan realisasi waktu pengiriman dalam lima tahun terakhir
1 x 24 jam Target Realisasi (%) (%) 100 72 100 73 100 78 100 85 100 89 TOTAL
% 72 73 78 85 89 397
2 x 24 jam Target Realisasi (%) (%) 0 16 0 18 0 15 0 10 0 8
Sumber : PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang (2016)
% 16 18 15 10 8 67
3 x 24 jam Target Realisasi (%) (%) 0 12 0 9 0 7 0 5 0 3
% 12 9 7 5 3 36
56 Lampiran 4
Surat keterangan kebenaran penelitian mahasiswa/i
57 Lampiran 5
Kuesioner
KUESIONER UNTUK MENILAI EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DALAM PERSPEKTIF DISTRIBUTOR
KUESIONER PENELITIAN EVALUASI KINERJA RANTAI PASOK PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DALAM PERSPEKTIF DISTRIBUTOR
Dengan Hormat, Dalam rangka menyelesaikan studi akhir dari Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan bantuan dari Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja rantai pasok PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam perspektif distributor (PT Indomarco Adi Prima Cabang Tangerang). Informasi yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan dijamin kerahasiaannya. Kuesioner ini hanya digunakan untuk penelitian dan kepentingan akademik, dan jawaban yang diberikan tidak berpengaruh terhadap penilaian kinerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu/Sdr/i, saya mengucapkan terima kasih. Anggun Novelsa Putri NRP : H24144009
BAGIAN 1. DATA RESPONDEN
Petunjuk pengisian: Lengkapi data diri Bapak/Ibu/Sdr/Sdri di bawah ini dan berilah tanda silang (X) pada pilihan a, b, c, d atau e. 1. Nama : ........................................ 1. Jabatan/Divisi : ........................................ 2. Jenis kelamin
:
a. Laki-laki
b.Perempuan
3. Pendidikan terakhir
:
a. SMP
b. SMA
d. S1
e. S2
4. Usia
:
c. Diploma
a. <20 tahun b. 20-25 tahun c. 26-40 tahun d. >40 tahun
5. Lamanya bekerja
:
a. <1 tahun d. >10 tahun
b. 1-5 tahun
c. 6-10 tahun
58 Lanjutan lampiran 5
BAGIAN 2. KUESIONER Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian I, II, III, dan IV. Berikan tanda ceklist (√) pada pilihan yang tepat menurut Bapak/Ibu/Sdr/Sdri. Jawaban disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat ini. Penilaian didasarkan atas pertanyaan yang tersedia di dalam tabel ini, dengan kriteria sebagai berikut : 1). STB : Sangat Tidak Baik 3). CB : Cukup Baik 5). SB : Sangat Baik 2). TB : Tidak Baik 4). B : Baik
I.
FASILITAS (Variabel X1)
No
Kriteria Penafsiran
Indikator
STB
1
Bagaimana menurut Bapak/Ibu penentuan jarak lokasi pabrik dengan stock point saat ini
2
Bagaimana menurut Bapak/Ibu kapasitas gudang barang jadi di pabrik saat ini
CB
B
SB
Bagaimana menurut Bapak/Ibu keadaan stok gudang barang jadi di
3
pabrik saat ini
4
Bagaimana menurut Bapak/Ibu infrastruktur jalan dari pabrik ke stock point saat ini
5
Bagaimana menurut Bapak/Ibu jaringan telepon yang digunakan untuk komunikasi pabrik dengan stock point saat ini Bagaimana menurut Bapak/Ibu jaringan internet yang digunakan
6
untuk pengiriman informasi dari pabrik ke stock point saat ini Keterangan : STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik II.
No
CB : Cukup Baik B : Baik
SB : Sangat Baik
TRANSPORTASI (Variabel X 2)
Indikator
1
Bagaimana menurut Bapak/Ibu persediaan truk yang dilakukan oleh pabrik untuk mengirim barang ke stock point
2
Bagaimana menurut Bapak/Ibu kinerja pengemudi truk dalam mengirim barang ke stock point saat ini
3
TB
Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi fisik truk yang digunakan untuk mengirim barang ke stock point saat ini (baik/sering terjadi kerusakan)
Kriteria Penafsiran STB
TB
CB
B
SB
59 Lanjutan lampiran 5
4
Bagaimana menurut Bapak/Ibu prosedur keamanan jumlah barang ketika diperjalanan yang dikirim ke stock point dengan truk saat ini
5
Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketepatan waktu truk tiba di stock point saat ini
6 7
Bagaimana menurut Bapak/Ibu pemilihan truk berdasarkan kelas jalan untuk mengirim barang ke stock point Bagaimana menurut Bapak/Ibu kapasitas truk yang digunakan pabrik untuk mengirim barang ke stock point Keterangan : STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik III.
CB : Cukup Baik B : Baik
SB : Sangat Baik
INFORMASI (Variabel X3)
No
Kriteria Penafsiran
Indikator
STB
1
Bagaimana menurut Bapak/Ibu keakuratan atau ketepatan jumlah barang yang dikirim pabrik ke stock point saat ini
2
Bagaimana menurut Bapak/Ibu keakuratan atau ketepatan merek produk yang dikirim pabrik ke stock point saat ini
3
Bagaimana menurut Bapak/Ibu keakuratan atau ketepatan varian rasa produk yang dikirim ke stock point saat ini
4
Bagaimana menurut Bapak/Ibu keakuratan atau ketepatan jumlah dan jenis barang yang dikirim terhadap faktur yang ada
5
Bagaimana menurut Bapak/Ibu System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point saat ini
6
Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi jaringan untukmengoperasikan System Application and Product (SAP) antar pabrik dengan stock point saat ini
7 8
Bagaimana menurut Bapak/Ibu komunikasi pabrik dan stock point dalam memenuhi permintaan Bagaimana menurut Bapak/Ibu komunikasi pabrik dan stock point dalam mengatur permasalahan teknis Keterangan : STB : Sangat Tidak Baik TB : Tidak Baik
CB : Cukup Baik B : Baik
SB : Sangat Baik
TB
CB
B
SB
60 Lanjutan lampiran 5
IV. KINERJA RANTAI PASOK (Variabel Y) No 1
Indikator Bagaimana kualitas produk yang diterima stock point dari pabrik
Bagaimana kecepatan pengiriman barang yang dilakukan oleh pabrik Bagaimana ketepatan waktu pengiriman barang dibandingan dengan 3 yang dijanjikan Bagaimana kemampuan pabrik untuk merespon perubahan 4 permintaan Bagaimana kemampuan pabrik untuk merespon setiap keluhan dan 5 masalah yang disampaikan stock point Bagaimana kemampuan pabrik untuk menjaga kinerja pengiriman 6 secara kontinu/berkelanjutan Keterangan : STB : Sangat Tidak Baik CB : Cukup Baik SB : Sangat Baik TB : Tidak Baik B : Baik 2
Kriteria Penafsiran STB TB CB B SB
61 Lampiran 6
Tabulasi variabel Y (kinerja rantai pasok)
VARIABEL Y (KINERJA RANTAI PASOK) PERTANYAAN RESPONDEN 1 2 3 4 1 3 3 3 3 2 4 5 4 4 3 3 3 2 3 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4 6 3 2 3 3 7 3 3 3 3 8 3 3 3 2 9 4 4 4 3 10 3 3 3 3 11 3 4 4 3 12 3 4 4 3 13 3 4 3 4 14 4 4 3 3 15 3 3 3 3 16 3 3 4 3 17 3 3 3 4 18 4 4 4 3 19 3 4 4 3 20 3 3 3 3 21 3 3 4 2 22 4 4 4 3 23 3 3 3 4 24 3 3 4 3 25 3 4 4 3 26 3 4 3 2 27 3 4 4 2 28 3 3 4 3 29 4 3 3 2 30 4 3 3 3
Sumber : Data diolah (2016)
5 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2
6 3 4 3 4 5 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3
TOTAL
RATA-RATA
18 24 16 24 26 17 18 16 22 18 20 20 19 20 18 20 19 23 22 18 17 22 19 20 21 18 18 18 18 18
3.00 4.00 2.67 4.00 4.33 2.83 3.00 2.67 3.67 3.00 3.33 3.33 3.17 3.33 3.00 3.33 3.17 3.83 3.67 3.00 2.83 3.67 3.17 3.33 3.50 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
62 Lampiran 7
Tabulasi variabel X1 (fasilitas)
VARIABEL X1 (FASILITAS) RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 4 4 4 5 3 4 4 5 3 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 5 3 4 3 5 5 5 4 3 3
Sumber : Data diolah (2016)
2 4 5 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3
PERTANYAAN 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 4 3 5 3 3 3 5 3 3 2 3 3 4 3 4 3 5 5 4 5 5 3 4 5
5 3 5 2 5 5 1 3 4 4 2 3 2 2 3 3 3 5 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3
6 4 4 3 5 5 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 5 3 3 3 3 3 4 4 3 4 5 3 3 3
TOTAL 21 25 18 25 29 16 20 22 24 17 19 20 20 21 18 20 25 21 21 22 20 20 18 18 20 23 28 23 20 21
RATARATA 3.50 4.17 3.00 4.17 4.83 2.67 3.33 3.67 4.00 2.83 3.17 3.33 3.33 3.50 3.00 3.33 4.17 3.50 3.50 3.67 3.33 3.33 3.00 3.00 3.33 3.83 4.67 3.83 3.33 3.50
63 Lampiran 8
Tabulasi variabel X2 (transportasi)
VARIABEL X2 (TRANSPORTASI) RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 2 5 5 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 5 3 5 5 4 4
2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 5 5 3 3 4 3 3 3 3 4 5 3 3
Sumber : Data diolah (2016)
3 3 4 2 5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 5 3 3 4 4 3 3
PERTANYAAN 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3
5 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 5 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3
6 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
7 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 22 25 21 29 29 24 22 25 26 21 22 24 30 28 23 22 22 26 24 23 21 23 23 25 23 22 27 28 21 22
RATARATA 3.14 3.57 3.00 4.14 4.14 3.43 3.14 3.57 3.71 3.00 3.14 3.43 4.29 4.00 3.29 3.14 3.14 3.71 3.43 3.29 3.00 3.29 3.29 3.57 3.29 3.14 3.86 4.00 3.00 3.14
64 Lampiran 9
Tabulasi variabel X3 (informasi)
VARIABEL X3 (INFORMASI) RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2
2 3 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3
Sumber : Data diolah (2016)
3 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
PERTANYAAN 4 5 3 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 3 3 5 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
6 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3
7 3 3 3 5 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3
8 3 5 4 3 5 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 3 3 4 3 3 5 3 4 4 2
TOTAL
RATA-RATA
24 30 23 31 35 33 30 27 29 24 25 26 27 30 25 33 25 32 31 31 28 26 29 24 28 29 26 27 28 24
3.00 3.75 2.88 3.88 4.38 4.13 3.75 3.38 3.63 3.00 3.13 3.25 3.38 3.75 3.13 4.13 3.13 4.00 3.88 3.88 3.50 3.25 3.63 3.00 3.50 3.63 3.25 3.38 3.50 3.00
65
Lampiran 10 Hasil tanggapan responden stock point Tangerang Selatan
1 3 4 3 3 5 3 21 3.50
PERTANYAAN KINERJA RANTAI PASOK 2 3 4 5 3 3 3 3 5 4 4 3 3 2 3 2 5 4 5 3 5 4 4 3 2 3 3 3 23 20 22 17 3.83 3.33 3.67 2.83
6 3 4 3 4 5 3 22 3.67
1 2 3 4 5 6 TOTAL RATA-RATA
1 3 4 4 4 5 3 23 3.83
2 4 5 4 4 4 2 23 3.83
PERTANYAAN FASILITAS 3 4 4 3 4 3 3 2 4 3 5 5 3 3 23 19 3.83 3.17
5 3 5 2 5 5 1 21 3.50
6 4 4 3 5 5 4 25 4.17
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 TOTAL RATA-RATA
1 3 3 2 5 5 4 22 3.67
2 3 3 3 4 4 4 21 3.50
PERTANYAAN TRANSPORTASI 3 4 5 3 3 4 4 4 3 2 4 2 5 4 3 4 5 4 4 4 2 22 24 18 3.67 4.00 3.00
6 3 4 4 4 3 3 21 3.50
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 TOTAL RATA-RATA
1 3 3 2 3 4 4 19 3.17
2 3 3 3 4 3 5 21 3.50
PERTANYAAN INFORMASI 3 4 5 6 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 22 23 23 21 3.67 3.83 3.83 3.50
7 3 3 3 5 5 4 23 3.83
7 3 4 4 4 4 3 22 3.67
8 3 5 4 3 5 4 24 4.00
66
Lampiran 11 Hasil tanggapan responden stock point Tangerang Utara RESPONDEN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL RATA-RATA RESPONDEN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TOTAL RATA-RATA
1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 32 3.2
PERTANYAAN KINERJA RANTAI PASOK 2 3 4 5 6 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 35 34 30 28 32 3.5 3.4 3 2.8 3.2 PERTANYAAN FASILITAS 2 3 4 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 35 33 35 29 3.5 3.3 3.5 2.9
1 4 4 5 3 3 4 3 3 3 4 36 3.6
1 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 38 3.8
1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 5 37 3.7
PERTANYAAN TRANSPORTASI 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 3 2 32 34 33 3.2 3.4 3.3
2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 34 3.4
2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 36 3.6
6 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 33 3.3
3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 36 3.6
PERTANYAAN INFORMASI 4 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 5 36 36 3.6 3.6
6 3 4 4 3 3 4 4 5 3 3 36 3.6
6 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 32 3.2
7 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 34 3.4
7 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 36 3.6
8 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 2.9
67 Lampiran 12 Hasil tanggapan responden stock point Serang Utara RESPONDEN 17 18 19 20 21 22 23 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN 17 18 19 20 21 22 23 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN 17 18 19 20 21 22 23 TOTAL RATA-RATA
RESPONDEN 17 18 19 20 21 22 23 TOTAL RATA-RATA
1 3 4 3 3 3 4 3 23 3.29
PERTANYAAN KINERJA RANTAI PASOK 2 3 4 5 6 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 24 25 22 22 24 3.43 3.57 3.14 3.14 3.43
1 4 5 5 4 5 3 4 30 4.29
PERTANYAAN FASILITAS 2 3 4 5 3 3 5 5 4 4 3 2 4 4 3 2 5 5 3 2 4 3 3 2 4 5 3 2 3 3 2 2 27 27 22 17 3.86 3.86 3.14 2.43
6 5 3 3 3 3 3 4 24 3.43
1 3 3 3 3 4 4 3 23 3.29
PERTANYAAN TRANSPORTASI 2 3 4 5 6 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 26 21 26 19 24 3.71 3.00 3.71 2.71 3.43
7 3 4 3 3 3 3 4 23 3.29
1 3 4 4 4 4 3 4 26 3.71
2 3 4 4 4 4 3 3 25 3.57
PERTANYAAN INFORMASI 3 4 5 6 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 27 25 24 24 3.86 3.57 3.43 3.43
7 3 4 4 3 3 3 4 24 3.43
8 4 4 4 5 3 3 4 27 3.86
68 Lampiran 13 Hasil tanggapan responden stock point Serang Selatan RESPONDEN 24 25 26 27 28 29 30 TOTAL RATA-RATA RESPONDEN 24 25 26 27 28 29 30 TOTAL RATA-RATA RESPONDEN 24 25 26 27 28 29 30 TOTAL RATA-RATA RESPONDEN 24 25 26 27 28 29 30 TOTAL RATA-RATA
1 3 3 3 3 3 4 4 23 3.29
PERTANYAAN KINERJA RANTAI PASOK 2 3 4 5 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 4 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 24 25 18 16 3.43 3.57 2.57 2.29
1 3 5 5 5 4 3 3 28 4.00
PERTANYAAN FASILITAS 2 3 4 5 3 3 3 2 3 4 3 2 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 5 4 3 5 3 3 3 4 5 3 23 29 27 21 3.29 4.14 3.86 3.00
1 3 5 3 5 5 4 4 29 4.14
PERTANYAAN TRANSPORTASI 2 3 4 5 6 3 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 24 25 22 24 23 3.43 3.57 3.14 3.43 3.29
1 3 3 4 4 3 3 2 22 3.14
6 4 4 4 3 3 4 3 25 3.57
6 4 3 4 5 3 3 3 25 3.57
PERTANYAAN INFORMASI 2 3 4 5 6 3 3 3 3 3 4 3 5 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 24 21 25 23 23 3.43 3.00 3.57 3.29 3.29
7 3 3 3 3 3 3 3 21 3.00
7 3 3 4 3 3 5 3 24 3.43
8 3 3 5 3 4 4 2 24 3.43
69 Lampiran 14 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X1 (fasilitas)
Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Fasilitas)
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Fasilitas)
Sumber : Data diolah (2016)
70 Lampiran 15 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X2 (transportasi)
Hasil Uji Validitas Variabel X2(Transportasi)
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2(Transportasi)
Sumber : Data diolah (2016)
71 Lampiran 16 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel X3 (informasi)
Hasil Uji Validitas Variabel X3 (Informasi)
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X3 (Informasi)
Sumber : Data diolah (2016)
72 Lampiran 17 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Y (kinerja rantai pasok)
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Rantai Pasok)
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Rantai Pasok)
Sumber : Data diolah (2016)
73 Lampiran 18 Hasil uji normalitas, autokorelasi, dan multikolinearitas Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data diolah (2016).
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data diolah (2016)
Grafik Scatter Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah (2016)
74 Lampiran 19 Hasil analisis regresi linear berganda, uji T, uji F, dan koefisien determinasi (R2) variabel X1, X2, X3, dan Y
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji T
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Uji F
Sumber : Data diolah (2016)
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data diolah (2016)
75
RIWAYAT HIDUP ANGGUN NOVELSA PUTRI. Peneliti dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 4 November 1993. Peneliti adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Zainal Arifin dan Ibu Riza. Peneliti mengikuti pendidikan di Taman Kanak-kanak ASRI Bogor dan lulus pada tahun 1999. Peneliti melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar di SDN Semeru 6 Bogor pada tahun 1999-2005. Kemudian, peneliti melanjutkan pendidikan ke sekolah tingkat menengah pertama di SMPN 6 Bogor pada tahun 2005-2008 dan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di SMAN 10 Bogor pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri program diploma Institut Pertanian Bogor (IPB) di program keahlian Manajemen Industri dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 peneliti mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen di Departemen Manajamen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen ini, peneliti aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan yaitu Executive of Management (EXOM). Keikutsertaan penulis dalam organisasi tersebut yaitu sebagai Vice Manager fungsional Sekretariat Organisasi pada EXOM periode 2015-2016, dan sebagai staf Business Development pada EXOM periode 2014-2015. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti organisasi di luar kampus yaitu di lingkungan tempat tinggal / karang taruna yang dinamakan YOUNG 14 Taman Yasmin Bogor. .