Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Astryd Arisyandi
[email protected]
Nur Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACK This research is meant to find out the financial management in assessing school based management performance. The object of the research is conducted in Hang Tuah 9 private elementary school Sidoarjo.The financial analysis which is used as standard is, firstly, by comparing the private budget to its realization. Secondly, by evaluating financial report based on the accounting standard statement no. 45 for non-profit organization which is the school. Non financial information standard such as the graduation rate. The data collection in this research is performed by using interview and documentation. Interview is conducted in order to achieve information about organization activity, while the documentation materials are in the form of financial data, the students’ graduation rate and the organization structure. The result of the research indicates that the management performance can be said well in the budget analysis and its realization. The financial report cannot give information clarity and simplicity in assessing management performance as the realization of responsibility is managing resources to the stakeholder. The achievement of 100% satisfaction graduation rate can improve the public confidence in using educational services. Keywords : School Based Management, Financial Management, Performance ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan keuangan dalam menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah. Objek penelitian dilakukan di SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo. Analisis keuangan yang digunakan sebagai tolak ukur yaitu, pertama membandingkan RAPBS dengan realisasinya. Kedua, mengevaluasi laporan keuangan berdasarkan PSAK no.45 untuk organisasi nirlaba yaitu sekolah. Selain itu, menggunakan tolak ukur informasi non financial seperti tingkat lulusan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. Wawancara untuk mendapatkan informasi tentang aktivitas organisasi. sementara dokumentasi dapat berupa data keuangan, tingkat kelulusan siswa dan struktur organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja manajemen dikatakan baik terhadap analisis anggaran dan realisasinya. Laporan keuangan tidak dapat memberikan kejelasan informasi dan kemudahan untuk menilai kinerja manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola sumber daya kepada stakeholder. Tercapainya 100% tingkat kelulusan dapat menaikkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan jasa pendidikan. Kata kunci : Manajemen Berbasis Sekolah, Analisis Keuangan, Kinerja
PENDAHULUAN Tampak jelas di era globalisasi ini, keterkaitan pendidikan dengan ekonomi berimplikasi terhadap kebijakan dalam pembiayaan pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dipandang sebagai alat vital dalam memajukan dan membuat suatu bangsa menjadi modern, memiliki ketangguhan dalam menghadapi permasalahannya. Keuangan merupakan potensi yang tak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
2 terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Perlu dipahami bersama, pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dilepaskan dari masalah biaya. Tanpa didukung biaya yang memadai proses pendidikan di tiap sekolah tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Pentingnya pembiayaan pendidikan karena hidup matinya lembaga pendidikan bergantung pada dana yang ada. Komponen keuangan perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Agar dapat mewujudkan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, maka pembenahan manajemen keuangan pendidikan nasional diperlukan untuk memberdayakan seluruh potensi pendidikan dari pusat hingga pada satuan-satuan pendidikan. Salah satu kebijakan yang paling mendasar dari pemerintah secara nasional untuk mengatasi kesulitan manajemen keuangan tersebut ialah dengan otonomi daerah (pelimpahan pengelolaan keuangan). Manajemen Berbasis Sekolah merupakan kebijakan dari pemerintah yang mana memberikan kewenangan kepada kepala sekolah untuk mencari dan memanfaatkan sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah. Mengingat bahwa dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam kaitannya dengan pengelolaan keuangan, tidak terlepas juga penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam memberikan informasi serta untuk menilai kinerja manajemen atas semua kegiatan yang dilakukan selama satu periode dalam suatu organisasi. Sekolah, termasuk dalam organisasi nirlaba dimana bentuk laporan keuangan sesuai dengan penetapan PSAK 45. Dari pemikiran diatas, pengelolaan keuangan dalam pendidikan lebih difokuskan dalam merencanakan alokasi secara teliti, penuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana lalu disertai dengan bukti-bukti secara administrative antara dana yang masuk dengan dana yang dikeluarkan. Sejalan dengan permasalahan diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Swasta Hang Tuah 9 Candi Sidoarjo. TINJAUAN TEORITIS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mulyasa (2004:24) menyatakan bahwa MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staff, menawarkan partisipasi langsung kelompokkelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Selain itu, MBS merupakan pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen Berbasis Sekolah mengubah sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap yang berkepentingan di tingkat lokal (Fatah Nanang, 2003:8) Harus disadari bahwa peran MBS bagi sekolah negeri dan sekolah swasta memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Di sekolah negeri, peran masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan perlu ditonjolkan, baik dalam pengawasan maupun dalam penyusunan suatu kebijakan. Namun di sekolah swasta, peran yayasan sangat besar karena yayasan adalah pemilik sekaligus sebagai pihak yang bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup sekolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
3 Yayasan sebagai penyelenggara pendidikanlah yang seringkali mengambil kebijakan strategis bagi kelangsungan hidup sekolah, termasuk dalam penunjukan pimpinan sekolah. Namun demikian, Manajemen Berbasis Sekolah, suatu konsep manajemen yang mengedepankan demokratisasi, otonomi, desentralisasi dan akuntabilitas pendidikan sungguh sangat bagus diterapkan di sekolah swasta juga. Yayasan yang kuat, jika didukung dengan kemampuan sekolah menghidupkan segala sumber daya yang ada akan menjadi sinergi yang sangat menguntungkan. Dengan kata lain meski peran masyarakat dalam pengelolaan pendidikan swasta berada di bawah sekolah negeri, tetapi perannya tetap sangat mendukung pengembangan sekolah. Dari sisi demokratisasi, sekolah memberi lebih banyak ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan ide dan gagasan, termasuk dalam penggalangan dana. Otonomi sekolah, meski dalam yayasan perguruan swasta tidak terlampau tampak dapat menjadi pendorong kemandirian. Desentralisasi, lebih pada kemampuan membangkitkan sumber daya lokal. Sedangkan prinsip akuntabilitas dalam sekolah swasta tidak terlepas dari peran yayasan. Artinya pertanggungjawaban keuangan sekolah swasta pertama-tama dilakukan kepada yayasan, baru kemudian kepada masyarakat (orangtua) peserta didik. Keuangan dalam Lembaga Pendidikan Definisi yang sederhana tentang keuangan adalah seni untuk mendapatkan alat pembayaran. Sementara dalam usaha keuangan meliputi pemeliharaan kas yang memadai dalam bentuk uang atau kredit disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Keuangan selalu dikaitkan dengan pembiayaan. Pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya. Biaya dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Dalam tataran pengelolaan Costa (2000:175) memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan tersebut akan menimbulkan berbagai manfaat diantaranya memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien dan efektif, memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut, dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun penyimpangan-penyimpangan dana dari rencana semula, dan penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai yang diharapkan. Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku supaya semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efekif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah Proses penyusunan anggaran memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat di antisipasi dalam rencana anggaran. Pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional tampaknya memadukan antara pengaturan pemerintah pusat dan sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang lebih ditetapkan oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat mengubah dari petunjuk
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
4 penggunaan atau pengeluarannya. Sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola pengelolaan anggaran belanja sekolah, terbatas pada pengelolaan tingkat operasional. Salah satu kebijakan tingkat sekolah adanya pencarian tambahan dan dari partisipasi masyarakat. Selanjutnya, cara pengelolaannya dipadukan sesuai dengan tatanan yang lazim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan demikian, dengan semangat MBS sekolah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang sangat lebar dalam kaitannya dengan pengelolaan dana. Laporan Keuangan menurut PSAK 45 Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan no 45 menyatakan bahwa karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan yang mendasar, terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan guna melakukan aktivitas operasi dalam kegiatan organisasinya. Organisasi nirlaba sangat berbeda dengan organisasi bisnis, yang berorientasi untuk memperoleh laba. Akibat dari karakteristik tersebut, lembaga pendidikan atau sekolah dapat diklasifikasikan dalam organisasi nirlaba. Dikarenakan timbul transaksi yang jarang atau bahkan tidak terjadi dalam organisasi bisnis seperti penerimaan sumbangan. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya berasal dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik.
Laporan Aktivitas Laporan aktivitas menurut IAI bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai: 1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih 2. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain 3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa Informasi tersebut dapat digunakan pemakai laporan keuangan untuk: 1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode 2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa 3. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009) Tata cara penyajian dalam laporan aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Menyajikan jumlah perubahan aset bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat selama suatu periode. 2. Pendapatan disajikan secara bruto sebagai penambah aset bersih tidak terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang. Pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban terkait diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 3. Beban disajikan secara bruto sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat kecuali untuk pengeluaran yang sesuai dengan pembatasan dari penyumbang. 4. Informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional disajikan dalam laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan. Organisasi juga dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. 5. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. 6. Keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau kewajiban) disajikan sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
5 Penilaian Kinerja Kinerja dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan. Pengertian kinerja juga dapat diartikan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan. Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja kepala sekolah secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian reward, perencanaan pegawai, pemberian konpensasi dan motivasi. Setiap pegawai di lingkungan organisasi mana pun sudah tentu memiliki tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya sesuai dengan deskripsi tugas yang diberikan pimpinan organisasi. Jadi penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Rerangka Pemikiran Penelitian ini membahas tentang Analisis Keuangan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah. MBS merupakan kewenangan untuk mencari dana dan mengelola dana itu sendiri dalam satuan pendidikan. Dana tersebut berasal dari masyarakat, komite dan yayasan. RAPBS, proses penyusunan anggaran dari dana yang telah diperoleh kemudian dikeluarkan untuk biaya-biaya operasional dan biaya lainnya. Laporan Keuangan berguna untuk menyediakan informasi dalam memenuhi kepentingan para penyumbang, kreditur, anggota organisasi dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba serta dapat menilai kinerja organisasi nirlaba selama satu periode. Lalu, mengumpulkan data keuangan dan informasi tingkat kelulusan yang berguna sebagai penilaian kinerja MBS. Selanjutnya, menganalisis dan menyajikan data keuangan beserta informasi tingkat kelulusan. Kemudian, melakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Analisis keuangan untuk menilai kinerja MBS
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Analisis dan Penyajian Data
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
6 METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Dilihat dari metode analisisnya, penelitian ini menggunakan analisa kualitatif deskriptif. Karena peneliti dapat secara jelas dan rinci dalam menggambarkan keadaan yang diteliti, memaparkan data yang diperoleh, kemudian membuat penarikan kesimpulan untuk memberikan alternative pemecahannya. Menurut Bogdan (2001) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Sementara itu, dilihat berdasarkan jenis data penelitian, penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris karena memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap suatu fakta tanpa perantara orang lain. Lokasi penelitian ini dilakukan di SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo dengan pertimbangan bahwa sekolah swasta yang menerapkan MBS dan dimana dana-dana tersebut berasal dari komite, masyarakat. Namun yang menjadi peermasalahannya ialah pertama, dana tersebut apakah sudah di alokasikan sesuai dengan rencana anggaran yang dibuat oleh SDS Hang Tuah 9. Kedua, dalam menyusun laporan keuangan pada organisasi nirlaba dimana mengacu pada PSAK 45. Oleh karena itu perlu membandingkan laporan keuangan sebelum dan sesudah disusun berdasarkan PSAK 45. Maka, nantinya dapat memberikan penilaian kinerja MBS dalam pengelolaan keuangan apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data utama pada penelitian kualitatif adalah wawancara, dan dokumentasi. Informasi yang diperoleh yaitu aktivitas organisasi yang dilakukan oleh SDS Hang Tuah 9. Melakukan penelitian kualitatif, tidak berarti hanya melakukan wawancara. Bahan dokumentasi juga perlu mendapatkan perhatian selayaknya. Dokumen berguna karena dapat memberi latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian, dan dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data. Dokumen antara lain data keuangan, sejarah berdirinya lembaga, visi dan misi serta struktur organisasi, tingkat lulusan siswa. Satuan Kajian Satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data atau biasa disebut satuan kajian. Untuk itu satuan kajian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah (a) membandingkan RAPBS dengan realisasinya dan melakuka analisis terhadap selisih yang terjadi; (b) Menganalisis Laporan Aktivitas apakah sudah sesuai dengan PSAK 45 serta Laporan Pertanggungjawaban Dana BOS yang telah disusun oleh pihak sekolah; (3) menilai kinerja non keuangan berupa informasi tingkat kelulusan tahun 2012. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah, tahap pertama, yaitu mengidentifikasi dengan mengenal dan mengetahui lingkungan yang diteliti baik internal maupun eksternal. Peneliti disini harus mengetahui dan mengenal keadaan obyek penelitian. Tahap kedua ialah melakukan tanya jawab atau wawancara pada pihak yang terkait dalam permasalahan yang dibahas. Selanjutnya, mengumpulkan data keuangan kemudian menganalisis data dan informasi yang diperoleh pada SDS Hang Tuah 9 Sidoarjo. Tahap ketiga ialah melakukan analisis perbandingan untuk anggaran dengan realisasinya, membandingkan perlakuan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta menyusun laporan pertanggungjawaban sebagai bentuk tanggung jawab
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
7 sekolah dalam penggunaan dana BOS. Selain itu, informasi non keuangan berupa tingkat lulusan untuk menilai kinerja Manajemen Berbasis Sekolah. Selanjutnya ialah menulis laporan hasil penelitian. Tahap keempat ialah menarik kesimpulan dari data dan informasi yang telah dianalisis untuk kemudian dapat memberikan saran demi kemajuan SDS Hang Tuah 9. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Menurut Munandar (2001:1) yang dimaksud anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi keseluruhan kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Anggaran belanja pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponenkomponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan daerah yang lain. Analisis Perbandingan ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar selisih Anggaran dengan Realisasi Pendapatan dan Belanja pada SDS Hang Tuah 9. Tabel 1 Analisis Perbandingan Anggaran dengan Realisasi Pendapatan dan Belanja Sekolah Tahun Pelajaran 2011/2012
No
I
Uraian
Pencapaian (%)
Selisih (Rp)
1. DP
68.800.000
68.800.000
100%
-
2.SPP
778.872.000
717.288.000
92,09%
61.584.000
30.400.000
30.400.000
100,00%
11.000.000
878.072.000
816.488.000
94,24%
-50.584.000
413.568.000
476.928.000
115,32%
63.360.000
64.620.000
74.520.000
115,32%
9.900.000
478.188.000
551.448.000
115,32%
73.260.000
Dana SSN
50.600.000
50.600.000
100%
-
Kantin Jumlah Pendapatan Keseluruhan
10.000.000
10.000.000
100%
-
1.416.860.000
1.428.536.000
101,60%
11.676.000
Jumlah Pendapatan Rutin Bantuan BOS 1. BOS Reguler 2. BOS Pendamping Jumlah Pendapatan BOS III
Realisasi (Rp)
Pendapatan Rutin
3. Daftar Ulang
II
Anggaran (Rp)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
8
PENGELUARAN I
Kontribusi ke Yayasan 41.280.000
41.280.000
100%
155.774.400
143.035.200
91,82%
18.240.000
18.240.000
100,00%
-
611.712.000
611.712.000
100%
-
b.Ekstra Kurikuler
29.808.000
29.808.000
100%
-
c.Kesra Dana Pendidikan
13.000.000
13.000.000
100%
-
d. THR
11.750.000
11.750.000
100%
-
e. Honor Tugas Tambahan
57.900.000
63.600.000
109,80%
5.700.000
f. Gaji ke - 13
20.758.750
20.758.750
100%
-
8.000.000
8.514.000
106,43%
514.000
15.000.000
16.846.000
112,30%
1.846.000
b. Kegiatan Siswa
15.000.000
17.407.000
116,05%
2.407.000
c. HUT Yayasan
12.500.000
13.600.000
108,80%
1.100.000
d. Kegiatan PPAI
5.000.000
4.770.000
95,40%
(230.000)
e. Wisuda Kelas VI
5.000.000
5.320.000
106,40%
320.000
UTS I & II
16.000.000
16.012.000
100,08%
12.000
UAS I & II
16.000.000
16.012.000
100,08%
12.000
12.160.000
10.403.800
85,56%
(1.756.200)
a.Pengadaan Alat kebersihan
5.000.000
-
-
-
b.ATK
5.000.000
7.860.000
138,60%
2.860.000
c.Obat
1.000.000
874.000
87,40%
(126.000)
d.Biaya Foto Copy
3.000.000
3.028.000
100,90%
28.000
26.000.000
24.768.000
94,90%
(1.232.000)
10.000.000
12.268.000
122,70%
2.268.000
1.DP 60% 2.SPP 20% 3. Daftar Ulang II
(12.739.200)
Belanja Operasional 1. Belanja Pegawai a. Gaji Guru dan Karyawan
g. Seragam Guru dan karyawan 2.Biaya Pendidikan & Pengajaran a.Kurikulum dan adm pengajaran
f. Evaluasi
g. Atribut Siswa 3.Biaya Operasional
e.Konsumsi Guru dan Karyawan f. Pembelian Bahan Kebersihan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
9
g. Pengadaan Lampu Kelas
2.000.000
2.438.000
24.000.000
25.976.000
30.000.000
28.970.000
20.600.000
20.390.000
a. Perjalanan Dinas
10.000.000
9.240.000
b. Transport Kurir
4.500.000
4.000.000
c. Transport Penataran
10.000.000
8.300.000
d. Transport Tamu Dinas
10.000.000
9.600.000
30.000.000
30.170.000
20.000.000
18.600.000
5.000.000
d. Komputer
121,90%
438.000
108,23%
1.976.000
96,60%
(1.030.000)
98,90%
(210.000)
92,40%
(760.000)
88,80%
(500.000)
83,00%
(1.700.000)
96%
(400.000)
100,56%
170.000
93,00%
(1.400.000)
6.325.000
126,50%
1.325.000
12.000.000
12.200.000
101,60%
200.000
e.Iuran KKG
6.000.000
6.000.000
100,00%
-
f. Iuran KKS
8.000.000
8.000.000
100,00%
-
g. Iuran Paguyuban KASATDIK YHT
1.200.000
1.200.000
100,00%
-
h.Sewa tanah Satdik
10.000.000
10.000.000
100,00%
-
i.Iuran Paguyuban PURNA BHAKTI YHT
1.200.000
1.200.000
100,00%
-
j. Majalah Pena
1.000.000
679.000
67,90%
(321.000)
k. Biaya Mendukung Kegiatan Dinas
5.000.000
5.000.000
100,00%
-
10.000.000
8.009.000
80,09%
(1.991.000)
101,45%
580.000
92,00%
(300.000)
106,80%
340.000
97,50%
(157.000)
98,17%
(79.850)
99,70%
(7.836.250)
h. Rekening Listrik,Air,Koran.Telpon 4.Biaya Pemeliharaan & Perbaikan a. Pengadaan dan Perawatan Sarpras. b. Pengecatan pagar, kelas, skat 5.Biaya Perjalanan Dinas
6.Biaya Lain-lain a.Peningkatan mutu dan kreatifitas siswa b. Peningkatan mutu dan kreatifitas guru c. Promosi sekolah
l. Kantin
III
Belanja Modal a. Pengadaan Buku Perpustakaan (BSE) b. Pengadaan Alat Peraga KBM c. Pengadaan Alat Peraga OR d. Pengadaan UKS / Adiwiyata 4. Cadangan Jumlah Belanja Keseluruhan
40.000.000
40.580.000
15.000.000
14.700.000
5.000.000
5.340.000
25.000.000
24.843.000
14.467.850
14.388.000
1.434.851.000
1.427.014.750
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
10
Surplus/defisit Total
(17.991.000)
1.416.860.000 Sumber: Diolah oleh penulis dari Bagian Keuangan
1.521.250
48,62%
19.512.250
1.428.536.000
101,60%
11.676.000
Pada tahun pelajaran 2011-2012, jumlah realisasi pendapatan rutin dari SPP, Dana Pendidikan dan Daftar Ulang tercapai sebesar 101,6% dan memiliki varians sebesar Rp 11.676.000. Pada RAPBS, diperkirakan jumlah penerimaan dana BOS sebesar Rp 478.188.000 sementara dalam realisasi terlihat kenaikan yang relative tinggi, sehingga perolehan dana BOS sebesar Rp 551.448.000. Pemberian dana BOS disesuaikan dengan jumlah murid, namun burhubung sekolah berstatus swasta maka tidak sepenuhnya biaya sekolah gratis. Para murid masih dibebankan untuk membayar SPP yang mana sudah di kurangkan dari penerimaan dana BOS. Perhitungan biaya SPP pada SDS Hang Tuah 9 terbagi untuk 5 golongan. Mengingat sekolah ini lebih dikhususkan bagi putra putri TNI AL yang diklasifikasikan berdasarkan golongan jabatan yaitu Perwira, Bintara, Tamtama, serta non TNI AL atau masyarakat umum. Tiap siswa diberikan keringanan biaya sebesar Rp 48.000 dari penerimaan dana BOS ini. Tidak terjadi perubahan kenaikan atau penurunan untuk realisasi penerimaan lain-lain yang berasal dari kantin dan dana SSN. Dimana ada pendapatan, terdapat pula pengeluaran untuk berlangsungnya pembiayaan pendidikan. Tampak berbagai macam pengeluaran untuk kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam menunjang kualitas pendidikan. Belanja Operasional meliputi belanja pegawai, biaya pendidikan, biaya operasional sekolah, biaya pemeliharaan dan perbaikan, biaya perjalanan dinas serta biaya lain-lain diluar biaya yang telah disebutkan. Dalam klasifikasi belanja pegawai, untuk biaya honor tugas tambahan dan seragam guru, realiasasi menjadi naik daripada anggaran belanja yang rendah. Hal ini disebabkan adanya mutasi masuk guru atau karyawan. Untuk biaya pendidikan dan pengajaran, realisasi belanja tercapai sebesar Rp 100.370.820 atau 99,8% sedangkan anggaran belanjanya sebesar Rp 100.500.000 atau 0,2%. Pada biaya operasional, tampak bahwa salah satu rencana tidak direalisasikan. Dikarenakan pada kenyataannya rencana tersebut sudah termasuk dalam pembelian alat kebersihan. Oleh karena itu terjadi penghematan dalam belanja yang telah dikeluarkan. Penghematan juga terjadi pada realisasi biaya pemeliharaan dan perbaikan, seperti biaya perjalanan dinas. Belanja modal yang meliputi pembelian buku BSE dan alat peraga dalam proses pembelajaran, total realisasi dari jenis belanja tersebut tercapai sebesar 98,93% yang berarti ada tingkat efisiensi pengeluaran dalam belanja modal. Cadangan merupakan estimasi dari pengeluaran lain yang mana kegiatan tersebut dapat terjadi pada waktu satu tahun periode berjalan. Realisasi dari biaya cadangan tercapai sebesar98,2% ini berarti terjadi penghematan dan kelebihan dana dapat disisihkan untuk anggaran tahun berikutnya. Untuk tahun 2011/2012, surplus yang tercapai sebesar Rp 1.521.250 atau 48,62% sementara anggarannya sebesar Rp 17.991.000 dan sisanya sebesar Rp 19.512.250 Jadi total realisasi pendapatan dan belanja pada tahun pelajaran 2011/2012 tercapai sebesar Rp 1.428.536.000 atau 101,6% sedangkan sisanya sebesar Rp 11.676.000, hal ini disebabkan adanya efisiensi penghematan dari beberapa realisasi belanja-belanja yang dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran sesuai kebutuhan baik dari masyarakat maupun dari pemerintah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
11 Kebijakan Akuntansi Sekolah Dasar Hang Tuah 9 Dari awal berdirinya Sekolah Dasar Hang Tuah 9 hingga tahun 2012, kebijakan akuntansi yang disusun bukan berbentuk laporan keuangan, namun hanya laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang bentuknya lebih sederhana. Sejak tahun 2013, SDS Hang Tuah 9 mulai berusaha untuk menyusun laporan keuangan yang lebih akurat dalam bentuk laporan aktivitasyang merupakan salah satu laporan keuangan yang harus disusun oleh organisasi nirlaba. 1. Laporan Aktivitas Adapun bentuk Laporan Aktivitas yang disusun SDS Hang Tuah 9 sebagai berikut: Tabel 2 Laporan Aktivitas SDS Hang Tuah 9 Periode 01 Februari s/d 28 Februari 2013 KETERANGAN Pendapatan tidak terikat SPP Komite Penerimaan bunga tabungan Penerimaan lain-lain
JUMLAH
TOTAL
57.713.000 3.076.000 1.323 28.658.527 89.448.850
Pengeluaran dan Beban Tidak Terikat Biaya Belanja Pegawai Biaya Pendidikan dan Pengajaran Biaya Operasional Biaya Ekstrakurikuler Biaya Lain-lain Terikat Temporer Kontribusi / Setoran ke Cabang
45.001.850 5.022.900 26.651.100 2.035.000 11.000 (78.721.850) 11.560.000 (11.560.000)
Kenaikan Aktiva Bersih Tidak Terikat
(833.000)
Perubahan Aktiva Bersih Aktiva Bersih Awal Bulan Aktiva Bersih Akhir Bulan
(833.000) 2.334.160 1.501.160
Sumber: Laporan Keuangan SDS Hang Tuah 9
Pembahasan Pelaporan keuangan organisasi nirlaba diatur dalam PSAK 45 yang memiliki segala keunikan sehinga laporan keuangan dapat mudah dipahami dan memiliki daya banding yang tinggi. Latar belakang dari penetapan PSAK 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba, ditandai dengan adanya ciri-ciri khusus yang menjadi karakter organisasi sehingga memiliki perbedaan dengan organisasi sektor swasta. Ciri-ciri khusus tersebut antara lain cara perolehan sumber daya dari sumbangan atau donatur pada organisasi nirlaba dalam menjalankan segala aktivitas untuk kelangsungan organisasi. Perolehan sumber daya dari sumbangan atau donatur baik adanya pembatasan dan tanpa pengembalian secara proporsional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
12 Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba, perlunya memperhatikan sifat pembatasan dana. Pembatasan dana menurut PSAK 45 antara lain pembatasan permanen, pembatasan temporer, sumbangan terikat, sumbangan tidak terikat. Pembahasan atas Laporan Aktivitas Penjelasan dalam Laporan Aktivitas, terdiri dari pendapatan dan beban dalam suatu organisasi. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program, hubungan antar transaksi dan peristiwa lain, serta pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih. Laporan aktivitas yang seharusnya disusun oleh SDS Hang Tuah 9 adalah sebagai berikut:
KETERANGAN Pendapatan tidak terikat SPP Komite Penerimaan bunga tabungan Penerimaan lain-lain
Tabel 3 Laporan Aktivitas SDS Hang Tuah 9 Periode 01 Februari s/d 28 Februari 2013 JUMLAH
TOTAL
57.713.000 3.076.000 1.323 28.658.527 89.448.850
Pengeluaran dan Beban Tidak Terikat Biaya Belanja Pegawai Biaya Pendidikan dan Pengajaran Biaya Operasional Biaya Ekstrakurikuler Biaya Lain-lain Terikat Temporer Kontribusi / Setoran ke Cabang
45.001.850 5.022.900 26.651.100 2.035.000 11.000 (78.721.850) 11.542.600 (11.542.600)
Kenaikan Aktiva Bersih Tidak Terikat
(815.600)
Perubahan Aktiva Bersih Aktiva Bersih Awal Bulan Aktiva Bersih Akhir Bulan
(815.600) 2.334.160 1.518.560
Sumber: Diolah oleh penulis dari informasi bagian Keuangan SDS Hang Tuah 9
Berdasarkan tabel diatas, maka Laporan Aktivitas yang disusun SDS Hang Tuah 9 tidak sesuai dengan format akuntansi organisasi nirlaba. Dalam tabel 9, dimana nilai bersih yang disajikan adalah sebesar Rp (833.000) dan setelah dilakukan koreksi berdasarkan PSAK 45 tahun 2009 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, maka nilai akhir perubahan aktiva bersih sebesar Rp (815.600). Terjadi adanya pengurangan beban kontribusi untuk yayasan yang semula sebesar Rp 11.560.000 namun setelah dikoreksi jumlahnya sebesar Rp 11.542.600. Perubahan nominal ini dikarenakan 20%×Rp 57.713.000 dari jumlah penerimaan SPP yaitu Rp 11.542.600.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
13 Selain itu, kesulitan dalam menerapkan laporan aktivitas pada SDS Hang Tuah 9 dikarenakan tidak tersedianya informasi yang akurat berkaitan dengan aset bersih pada awal tahun. Dikarenakan tidak memuat dan tidak dilakukannya pencatatan untuk aset bersih pada awal tahun. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Dana BOS Selain menyusun Laporan Aktivitas, SDS Hang Tuah 9 juga menyusun Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana BOS. Format laporan BOS akan digunakan sebagai acuan. Keakuratan dan ketepatan waktu laporan merupakan hal yang mutlak dalam penyusunan laporan. 1. Pelaporan Pelaporan dalam Laporan Dana BOS harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya. 1. Laporan penggunaan dana BOS di tingkat sekolah meliputi laporan realisasi penggunaan dana per sumber dana (Formulir BOS-K7 dan BOS-K7a) dan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS. 2. Pertanggungjawaban Dana BOS Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS,masingmasing pengelola program di tiap tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Sekolah) diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada pihak terkait. Secara umum, hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program adalah yang berkaitan dengan statistik penerima bantuan, penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana, pertanggungjawaban keuangan serta hasil monitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Format penyusunan Laporan Pertanggungjawaban dijelaskan sebagai berikut: 1. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (Formulir BOS-K1 dan BOSK-2) RKAS ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan khusus untuk sekolah swasta ditambah Ketua Yayasan. Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada Pengawas Sekolah, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota, dan para pemeriksa lainnya apabila diperlukan. RKAS dibuat setahun sekali pada awal tahun pelajaran, namun demikian perlu dilakukan revisi pada semester kedua. Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS tahunan yang dirinci tiap semester. Format RKAS dapat dilihat seperti pada Formulir BOS-K1. RKAS perlu dilengkapi dengan rencana penggunaan dana secara rinci, yang dibuat tahunan dan tiga bulanan untuk setiap sumber dana yang diterima sekolah (Formulir BOS-K2). 2. Realisasi penggunaan dana tiap sumber dana (Formulir BOS-K7) Laporan ini disusun berdasarkan Buku Kas Umum (Formulir BOS-K3) dari semua sumber dana yang dikelola oleh sekolah pada periode yang sama. Laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.Laporan ini harus dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa dana BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS yang tercantum dalam Permendagri tentang Pengelolaan BOS. Bukti pengeluaran yang sah disimpan dan dipergunakan oleh penerima hibah selaku obyek pemeriksaan. 3. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOS (Formulir BOS-K7a) Laporan ini merupakan rekapitulasi dari 13 komponen penggunaan dana BOS dan disusun berdasarkan Formulir BOS-K7. Laporan ini dibuat triwulanan dan ditandatangani oleh Bendahara, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
14 Penilaian Kinerja Pengukuran kinerja bertujuan untuk membantu pimpinan dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian. SDS Hang Tuah 9 menerbitkan laporan finansial dan laporan non finansial, kedua laporan ini dapat dijadikan patokan dalam pengukuran kinerja. Menurut Wahyudi (2002:101) penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja atau jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya.
PENUTUP Simpulan Terjadi penghematan belanja dalam kegiatan yang dilakukan sekolah pada suatu periode. Efisiensi biaya memperlihatkan bahwa manajemen dapat mengelola keuangan dari dana yang diperoleh untuk dialokasikan pada berbagai kegiatanyang besarnya sudah dianggarkan. Selain itu, sisanya dapat disisihkan untuk anggaran tahun berikutnya. Dalam penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan PSAK 45, seyogyanya dapat dilakukan suatu perbandingan antar organisasi sejenis maupun membandingkan dari tahun ke tahun untuk organisasi yang sama. Mudah dipahami merupakan kelebihan dari laporan keuangan berdasarkan PSAK 45, dimana dapat memberi kemudahan bagi pemakai laporan keuangan dalam sistem pelaporan keuangan yang sesuai berdasarkan PSAK 45. Saran Setelah mengevaluasi cara penyusunan laporan keuangan SDS Hang Tuah 9 berdasarkan PSAK 45, maka disarankan SDS Hang Tuah 9 lebih taat dalam melakukan penyusunan laporan keuangan sekolah berdasarkan PSAK 45. Hal ini berguna untuk memberikan kejelasan informasi serta memberikan kemudahan dalam menilai kinerja manajer yaitu kepala sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mengelola sumber daya kepada stakeholder. Keterbatasan Pelaporan keuangan SDS Hang Tuah 9 dibuat secara bulanan dan dilakukan rekapan keseluruhan pada akhir tahun. Belum dilakukannya penyusunan Laporan Arus Kas yang berkaitan dengan informasi penggunaan Kas Masuk dan Kas Keluar untuk mengetahui aliran penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Perlu juga dilakukannya penyusunan Laporan Arus Kas. Laporan Arus Kas dimana memberikan penjelasan mengenai arus pemasukan dan pengeluaran kas yang terbagi dalam tiga jenis yaitu aktivitas operasional, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. DAFTAR PUSTAKA Munandar, M. 2001. Budgeting, Perencanaan Kerja Pengkoodinasian Kerja Pengawasan Kerja : Edisi Pertama. BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45. Salemba Empat. Jakarta. Bogdan, R. 2001. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional. Jakarta. Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Wikipedia. Organisasi Nirlaba. http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_nirlaba. 27 Maret 2013 (22:14).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
15 Wikipedia. Penilaian Kinerja. http://id.wikipedia.org/wiki/kinerja. 2 April 2013 (11:37). Wahyudi, B. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Ketiga. Sulita. Bandung. Costa, V. 2000. Panduan Pelatihan Untuk Pengembangan Sekolah. Depdiknas. Jakarta Fatah, N. 2003. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan Sekolah. Pustaka Bani Quraisy. Bandung
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 1 (2013)
16