KE DAFTAR ISI Endiah Puji Hastuti
II
ISSN 0216-3128
ANALISIS KESELAMATAN TERMOHIDROLIKA GURASI TERAS KOMPAK RSG-GAS
KONFI-
Endiah Puji Hastuti Pusal Teknologi Reaklor dan Keselamalan NukJir, SA TAN
ABSTRAK ANAUSIS KESELAMATAN TERMOHIDROUKA KONFIGURASI TERAS KOMPAK RSG-GAS. Penelilian lerhadap kemungkinan penggunaan konfigurasi leras kompak RSG-GAS lelah dilakukon, dengan lujuan efisiensi penggunaan reaklor dan memperpanjang sikJus operasi. Analisis lerhadap parameler leras melllllljukkon bahwa leras kompak TK-2 dan TK-4, dimana masing-masing 4 alau 2 buah posisi iradiasi (11') diganlikon oleh bahan bakor memenuhi aspek keselamalanfisiko leras. Kedua allernalifleras kompak ini perlu diuji dari aspek keselamalan lermohidrolika dan keselamalan leras. Analisis dilakukon dengan menggunakon penyelesaian persamaan perpindahan panas, massa dan momenlum pada kondisi lunak. Dislribusi fak/or puneak daya radial dan aksial yang merupakon salah salu fak/or peneniU dianalisis pada kelinggian balang kendali 0-40 em. Analisis dilakukon dengan memperhitungkonfak/or ketidakpaslian dan kondisi terparah pada daya nominal dan daya lebih. Hasil analisis menwyukkon bahwa dari aspekfisiko maupun termohidroliko serta keselamalan. teras kompak TK-2 and TK-4 dapat diterapkon sebagai leras kompak allernatif RSG-GAS. Kata kunci: leras kompak, TK-2. TK-4. marjin keselamalan. inslabililas aliran.
ABSTRACT THERMAL HYDRAULIC SAFETY ANALYSIS of RSG-GAS COMPACT CORE CONFIGURATION. The RSG-GAS compacl core configuralion research availability was done. Ihose research purpose are for reaclor ulilizalion efficiency and lenglhened Ihe operation eye/e. Analysis for core paramelers indicale Ihal compact core namely TK-2 and TK-4. which has 4 or 2 irradialion position (11') replaced by fuel elemenl are fuljill in reaclor physic poinl of view. II was needed 10 analyze from thermal hydraulic and reaclor safety aspecl for Ihis two compacl allernalive cores. Analysis was done using heallransfer, mass and momentum equalion on sleady slale condition. Radial and axial power peaking faclor as an impOrlani faclor are analyzed in 0-40 cm of conlrol rod heighl. Uncerlainty factors and worst case condition on nominal and over power level are laking inlo the calculation. The analysis resull shows Ihal based on aspecl of core physic. Ihermal hydraulic and safety, TK-2 and TK-4 compacl core can be implemenled as an allernalive compaci cores of RSG-GAS. Keywords: compacl core, TK-2. TK-4. safety margin. flow inslability.
PENDAHULUAN
pembentukan konfigurasi teras kompak mengurangi posisi CJP dan JP.
Reaktor telah "teras dioperasikan 18 tahun, RSG-GAS pada kondisi setimbang,selama dalam kurun waktu selama ini hanya maksimum 4 posisi yang digunakan dari 8 buah posisi iradiasi dalam teras yakni posisi iradiasi pusat (Central Irradiation Posilion = CIP) dan posisi iradiasi (lradiation Position = IP) yang tersedia. Posisi iradiasi ini awalnya didesain untuk uji bahan bakar nuklir jenis baru yang membutuhkan tluks neutron tennal yang tinggi. Akan tetapi, C[P dan JP dalam teras reaktor RSG-GAS sa at ini hanya digunakan untuk iradiasi target produksi isotop. Untuk alasan penghematan bahan bakar telah dilakukan analisis neutronik
dengan
cara
Pada penelitian terdahulu telah dilakukan kajian terhadap parameter teras reaktor. Pengurangan masing-masing sebanyak dua buah posisi CJP dan [P dapat menaikkan panjang siklus operasi sebesar 5,5 hari daya penuh atau sarna dengan [65 MWO[I]. Sedangkan hasil analisis fisika teras menunjukkan bahwa konfigurasi teras kompak dengan penutupan 100% JP dengan bahan bakar (tanpa 4 buah [P) merupakan konfigurasi teras kompak terbaik. Teras kompak ini dapat meningkatkan panjang siklus operasi sebesar [45 MWO atau setara dengan 4,83 hari daya penuh(21.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
12
ISSN 0216 - 3128
Analisis keselamatan tersebut perlu diuji dan dilengkapi dengan analisis keselamatan dari aspek termohidrolika teras. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan analisis keselamatan teras pada kondisi tunak dan secara bertahap seluruh analisis keselamatan pad a kondisi transienlkecelakaan. Hasil analisis ini merupakan bagian dari analisis keselamatan secara keseluruhan yang diperlukan bagi dukungan ilmiah teknis guna pertimbangan penggunaan teras kompak RSG GAS. Analisis dilakukan dengan menggunakan penyelesaian persamaan perpindahan panas, massa dan momentum pad a kondisi tunak. Terdapat banyak kemungkinan model teras kompak RSGGAS, untuk itu perlu dilakukan analisis awal (prediksi) untuk memilih jenis teras yang diperkirakan memenuhi syarat awal keselamatan dari segi neutronik. Hipotesis yang ingin dibuktikan di sini adalah teras yang memiliki faktor puncak daya radial dan aksial terendah dari aspek perhitungan neutronik akan memiliki marjin keselamatan yang mencukupi daripada kondisi sebaliknya. Data-data hasil perhitungan neutronik diperoleh dari hasil perhitungan peneliti sebelumnya, hasil perhitungan faktor puncak daya radial dan
Tabel1.
Hasil Perhitungan
Neutronik
Endiah Puji lIaMllti
aksial dari kelompok neutronik. Laju alir dalam kisi elemen bakar dipilih laju alir minimum.
TEORI Defin;s; Teras Kompak RSG GAS Teras kompak RSG-GAS didetinisikan sebagai pengurangan/pemindahan posisi iradiasi di tengah teras (CIP) atau posisi iradiasi (IP) ke pinggir teras, dan menggantinya dengan bahan bakar melalui pola pergeseran (manajemen) bahan bakar. Perubahan penempatan bahan bakar segar dari pinggir ke tengah teras mengakibatkan naiknya nilai reaktivitas lebih teras dan panjang siklus operasi, karena bahan bakar segar memiliki kemampuan reaksi pembelahan lebih besar daripada bahan bakar dengan fTaksi bakar yang besar dan sebaliknya. Hasil analisis neutronik untuk berbagai konfigurasi teras kompak ditinjau dari panjang siklus, fraksi bakar maksimum yang diperoleh serta faktor puncak daya ditunjukkan oleh Tabel I. Konfigurasi teras acuan RSG-GAS ditunjukkan oleh Gambar I.
Berbagai Konfigurasi
Teras Kompakl21•
41,39 TK-I Teras Acuan 4],30 64TK-4 8 TK-3 TK-2 TK-5 -2,15 760/25.33 760/25,33 715/23,83 825/27,50 66,54 9,75 63,46 9,13 68,30 10,00 73,46 56,00 9,65 -2,51 1,33 1,92 1,26 -2,74 -2,12 1.79 1,78 -2,22 800/26,67 70,4] 9,44 9,50 ],34 1,83 -1,30 1,23 1,77 615/20,50 ],66 PARAMETER Fraksi Bakar maksimum (%)
Teras Kompak I (TK-I)
konfigurasi teras RSG GA Siwabessy apabila seluruh diganti dengan bahan bakar.
Teras Kompak 2 (TK-2)
konfigurasi teras RSG GA Siwabessy apabila seluruh IP (4 posisi) diganti dengan bahan bakar.
Teras Kompak 3 (TK-3)
konfigurasi teras RSG GA Siwabessy apabila 2 buah CIP dan 2 buah IP diganti dengan bahan bakar.
Teras Kompak 4 (TK-4)
konfigurasi teras RSG GA Siwabessy apabila 2 buah bahan bakar.
Teras Kompak 5 (TK-5)
konfigurasi teras RSG GA Siwabessy apabila 2 buah CIP diganti dengan bahan bakar.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Jull 2006
CIP (4 posisi)
IP diganti dengan
ISSN 0216 - 3128
EI/diah Puji Hastuti
-L
13
EB BS EB EB BBHY BS 318425 5743 76 RS 8EB 3B 8 RS 46 "'E"K BS ""'EK 3567B1IP 9B6 EB 6427BEB i.....l.......2... ....L.. ~ ~'EK B EB....J.... E'KEB PN EB HY EB ""'EK ""E"K
CIP
IP
K
Block Reflector
Keterangan:
EB = Elemen bakar; Gambar
EK = Elemen kendali.
1. Konfigurasi
Teras Silisida RSG-GAS.
Program COOLOD-N
TAT A KERJAIPEMODELAN
COOLOO-N adalah program yang digunakan untuk m(~nganalisis termohidrolika reaktor riset dengan elemen bakar tipe pelat. Program COOLOO-N yang dibuat oleh Japan Atomic Energy Research Institute (JAERI)[3] ini berkemampuan menganalisis pendinginan konveksi bebas. Analisis dilakukan terhadap perpindahan panas di dalam kanal pendingin dan elemen bakar. Parameter-
Analisis dilakukan berdasarkan prediksi awal dari kemungkinan konfigurasi teras kompak yang diperoleh hasH perhitungan neutronik, yaitu TK-2 dan TK-4. Perhitungan neutronik perlu dilanjutkan untuk mengetahui distribusi faktor puneak daya aksial sepanjang arah aksial bahan bakar. HasH perkalian an tara faktor puneak daya aksial dan radial minimum selanjutnya digunakan untuk analisis keselamatan teras kompak.
parameter tersebut dihitung dengan asumsi pembangkitan panas di dalam bahan bakar konstan sepanjang arah radial. Perhitungan perpindahan panas didasarkan pada pemeeahan persamaan konduksi panas satu dimensi ke arah radial, dengan jumlah maksimum titik (nodes) ke arah aksial sebanyak 2] titik dan jumlah titik di bahan bakar ke arah radial selbanyak 5 titik.
Analisis dilakukan pada kondisi terburuk (worst case condition), dengan menggunakan data laju alir minimal sebesar 800 kgldet[4] dan laju alir minimal yang melalui sebuah clemen bakar adalah 46,54 m3/jam[5I. Data masukan untuk perhitungan termohidrolika menggunakan data teras reaktor berbahan bakar silisida dengan tingkat muat 2,96 g U/ee seperti yang ditunjukan di dalam Tabel 2.
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akseleratordan Proses Bahan - SATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
14
ISSN 0216-3128
Tabel
2.
Data masukan perhitungan berbahan bakar silisida. 800 TK-4 44,5 1,167 2,036 34,2 1,200 1,9386 46,54 1,9514 1,000 PARAMETER
Faktor puneak daya radial,
teras
reaktor
Pllji lIastllti
RSG-GAS
800 30 1,200 1,000 44,5 1,9386 1,167 1,9052 46,54 2,036
FR
HASIL DAN BAHASAN Pemilihan Konfigurasi Teras Kompak Oari hasil perhitungan neutronik Tabel 1. terlihat bahwa konfigurasi teras kompak TK-2 dan TK-4 memiliki faktor puneak daya radial masingmasing 1,30 dan 1,26. N ilai faktor puneak daya radial ini jauh lebih rendah dari konfigurasi teras kompak lainnya. Selanjutnya dari hasil perkalian
FR*FA FR*FA FA FA FR 2,28 1,71 2,33 1,37. 1,86 1,98 1,25 1,27 1,38 1,80 1,37 1,77 1,30 1,85 1,30 1,20 1,21 1,89 1,41 1,64 1,31 1,89 1,73 1,27 1,66 1,23 1,21 1,41 1,31 1,44 1,88 2,13 1,43 2,09 1,20 1,20 1,42 1,25 1,58 1,56 Tinggi BK 1,74
termohidrolika
TK-2
Analisis dilakukan terhadap konfigurasi TK-2 dan TK-4 berbahan bakar silisida dengan tingkat muat 2,96 g Ulem3 pad a daya nominal 30 MW dan pada marjin keselamatan daya 34,2 MW.
Tabel3.
~rah
antara faktor puneak daya radial dan aksial terlihat bahwa TK-2 dan TK-4 masing-masing sebesar 1,66 dan 1.78. Kedua teras kompak ini mempunyai peluang untuk menjadi teras kompak RSG GA Siwabessy. Akan tetapi dari segi ketinggian penarikan batang kendali hal ini perlu ditinjau kembali karena perhitungan dilakukan pada ketinggian batang kendali maksimum sebesar 60 em, hal ini tidak diijinkan dalam pengoperasian reaktor. Untuk itu diperlukan perhitungan lebih lanjut dilakukan perhitungan ulang untuk ketinggian batang kendali yang diijinkan pad a kedua konfigurasi teras kompak tersebut. Hasil perhitungan faktor puneak daya sebagai fungsi keltinggian batang kendali ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini.
Faktor puncak daya sebagai fungsi ketinggian TK-2
batang kendalil61•
TK-4
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
15
ISSN 0216 - 3128
EIIlJiah Puji lIastuti
Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada ketinggian batang kendali 30 em, TK-2 dan TK-4 memiliki faktor puneak daya radial yang sarna, aka:1 tetapi TK-2 memiliki hasil perkalian faktor puneak daya radial dan aksial lebih rendah daripada TK-4. Sehingga prediksi awal menunjukkan TK-2 merupakan konfigurasi teras kompak terpilih dari aspek perhitungan neutronik. Untuk dapat mengetahui profit suhu sepanjang bahan bakar maka selanjutnya perlu dilakukan perhitungan distribusi faktor puneak daya aksial pada TK-2.
sedangkan Gambar 3 menunjukkan profil marjin instabilitas aliran sepanjang bahan bakar. Pad a Gambar 2 terlihat bahwa profil suhu kelongsong dan bahan bakar mengikuti distribusi faktor puneak daya aksial pad a penarikan batang kendali setinggi 30 em. Pad a bagian atas bahan bakar (0 em) perbedaan suhu an tara kondisi rerata (average-ave) dan kondisi kanal terpanas (Hot channel-HC) tidak terlampau lebar akan tetapi semakin ke bawah bahan bakar perbedaan tersebut semakin besar, hal ini disebabkan karena dengan terangkatnya batang kendali maka tluks panas yang dibangkitkan semakin besar. Sedangkan profil suhu pendingin dengan suhu masuk kanal 44,5°C juga mengikuti keeenderungan seperti yang ditunjukkan oleh suhu kelongsong dan bahan bakar akan tetapi suhu keluaran kanal pendingin meneapai maksimum akibat pengambilan panas yang semakin meningkat.
Teras alternatif TK-4 perlu dianalisis lebih lanjut apabila TK-2 terbukti mempunyai marjin keselamatan yang meneukupi.
Ha.'iil Perhitungan Termohidrolika Keselamatan TK-2 Pada Kondisi Tunak
dan
Pada Gambar 3 dapat dilihat profil marjin instabilitas aliran dan tluks panas yang dibangkitkan di kelongsong bahan bakar sepanjang arah aksial. Marjin instabilitas minimum (Smin) sebesar 4,00 tereapai pada pembangkitan tluks panas di kelongsong sebesar 184 W/em2 pada ketinggian aksial bahan bakar 43 em.
Perhitungan termohidrolika dan keselamatan dilakukan pad a teras kompak terpilih TK-2, yaitu konfigurasi teras RSG-GAS apabila seluruh (4 posisi) IP digantikan dengan bahan bakar. Analisis kcselamatan dilakukan dengan fitosofi konservatisme dimana seluruh perhitungan menggunakan kondisi terparah. Analisis dilakukan untuk mengetahui marjin keselamatan dan profit suhu sepanjang bahan bakar kondisi nominal 30 MW pad a kanal rerata dan kana1 terpanas. Profit suhu pad a kondisi nominal ditunjukkan oleh Gambar 2,
Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa marjin keselamatan instabilitas aliran pad a kondisi nominal sebesar 3,38[3] tidak ter1ampaui, parameter termohidrolika dan keselamatan teras kompak TK-2 seeara lengkap dirangkum dalam Tabe1 4.
160·
I-Qj 10a. E0 ::;
120 60 80 0 40 20 0 100
Q)
o
-+- Tpend.-Ave ".--
10
Tpend.-HC
-JIE-
lKel-HC
20
TrreatnAve
30
-.-*,., lKeL-Ave
-+- Trreat-HC 40
50
60
Tinggi aksial bahan bakar (em)
Gambar
2. Profit suhu sepanjang
Prosidlng Pustek Akselerator
bahan bakar pad a daya nominal 30 MW.
1'1'1- PDIPTN 2006 dan Proses
Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006
-~---------------------~------
16
-
-
ISSN 0216 - 3128
U .>< '"
::> a. u: '"'"
4,48
10 20 40 60 30 70 50
En.riiah Pllji /laMllfi
-------------.-.----------
200
I
40 80~ 160 120 0
~~c:.Qc:0> en Q) en .><
inggi aksial bahan bakar (em)
N'
Gambar 3. Profil Smin. dan fluks panas scpanjang
bahan bakar (30MW).
Profil suhu sepanjang bahan bakar pad a daya lebih ditunjukkan oleh Gambar 4. Kecendcrl1ngan kenaikan suhu semakin besar pada ujl1ng bawah bahan bakar sarna dengan profil pad a daya nominal karena distribusi faktor puncak dayanya sarna. SUllll pendingin, kelongsong luar dan meat maksimum lebih panas daripada daya nomina.l karena pembangkitan dayanya jelas lebih tinggi daripada daya nominal.
Ana/isis TK-2 Pad a daya lebill (34,2 MW) Analisis pad a day a lebih sebesar 114% atau 34,2 MW dilakukan untuk mengetahui marjin keselamatan apabila terjadi lonjakan daya akibat suatu kecelakaan. Marjin keselamatan terhadap instabilitas atiran yang diterapkan untuk RSG-GAS adalah lebih kecil daripada pada daya nominal yaitu sebesar 2,67.
160 140 120 G' 100 .£. •..
::>
80
m
~
I-~
60 40 20
-+- Tpend.-Ave
_
Tpend.-HC
__
___
~
Tmeat--Ave
-+- Tmeat-HC
ll<el-HC
Thel.-Ave
o
o
10
30
20
40
50
60
linggi aksial bahan bakar (em)
Gambar
4. Profil suhu sepanjang Prosiding Pustek Akselerator
bahan bakar pada daya nominal 34,2 MW. PPI - PDIPTN 2006 dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta,
10 Juli
2006
--
£1 :~c:
/7
ISSN 0216-3128
Em/iah Puji Hasluli
.£ (/) (/) .~ jg (ij 15 :\¥
50,00
250
30,00 40,00 20,00 0 10,00
200
~. ~ ~ 0>
150
0,00 139
§ 0>
~ Q)
-"
100
'5 (/)
~ ro
a.
50
~::J u:
3,42
o 10
20 linggi
30
40
50
Gambar 5 menunjukkan profil marjin instabilitas aliran dan pembangkitan Ouks panas pad a kanal terpanas. Smin sebesar 3,2 tereapai ketika tluks panas meneapai puneaknya sebesar 210 W/em2, pad a ketinggian 47 em dari ujung atas bahan bakar. Hal ini menunjukkan bahwa marjin keselamatan minimum belum meneapai nilai minimumnya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa konfigurasi teras kompak TK-2 memenuhi marjin keselamatan dari aspek neutronik maupun termohidrolika. Terrnohidrolika
bahan bakar (34,2MW).
Basil Perhitungan Termohidro/ika Keselamatan TK-4 Pada Kondisi Tunak
dan Keselarnatan
Teras Kompak alternatif
Fluk; paM:, Wlcm' crude!.
Tekanan Penclingin masuk kana], kgfcm' HiJang tekantotal
dan
Melihat hasil perhitungan termohidrolika pada TK-2 yang masih memiliki ma~jin keselamatan yang meneukupi, maka perlu dihitung alternatif penggunaan konfigurasi TK-4. Dengan eara perhitungan yang sarna dengan yang dilakukan pada TK-2, maka pada Tabel 4 dirangkum seluruh parameter termohidrolika dan marjin keselamatan teras kompak RSG-GAS.
Koef};ien Pe rpindehan panas, Wlcm' 'I::
Kecepalan penlingm,
70
aksial bahan bakar (em)
Garnbar 5. Profil Srnin. dan Ouks panas sepanjang
Tabel 4. HasH Perhitungan
60
sepanjang EB, kglcm'
Tekanan Panclingin keluar kana!, kgfcm' Suhu J emh pe:nclrngin, -c Suhu Awal Penctidihan int~ 'C 11.
Mujin instebililas aliran Smin RSG·OAS
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006
RSG-GAS.
18
ISSN 0216 - 3128
Hasil perhitunagan faktor puncak daya radial pada ketinggian batang kendali 0-40 cm menunjukkan bahwa teras alternatif ini memiliki faktor puncak daya radial yang sarna dengan TK-4 tetapi memiliki faktor puncak daya aksial yang lebih besar (Iihat Tabel 3). Analisis terhadap profil suhu, parameter termohidrolika dan marjin keselamatan pad a tingkat daya 30 MW menunjukkan bahwa pendingin keluaran, kelongsong dan bahan bakar mencapai suhu yang lebih tinggi daripada kondisi pada TK-2. Demikian pula dengan marjin keselamatan yang lebih rendah yaitu sebesar 3,92, akibat pembangkitan fluks panas di kelongsong sebagai fungsi kenaikan faktor puncak daya aksial. Seperti halnya pada daya nominal, analisis pada daya lebih yaitu 34,2 MW memberikan jaminan marjin keselamatan yang mencukupi terhadap instabilitas aliran yaitu sebesar 3,18. Kedua marjin keselamatan TK-4, baik pada daya nominal maupun daya lebih menunjukkan bahwa teras kompak dimana 2 buah IP digantikan oleh bahan bakar aman dioperasikan baik dari aspek perhitungan neutronik maupun termohidrolika dan keselamatan teras.
KESIMPULAN Hasil analisis perhitungan termohidrolika dan keselamatan teras terhadap dua alternatif konfigurasi teras kompak RSG-GAS memberikan kesimpulan bahwa: Teras kompak TK-2, dengan konfigurasi teras RSG GA Siwabessy dimana seluruh IP (4 posisi) diganti dengan bahan bakar 2,96 g U/cm3 dan teras kompak TK-4, dimana 2 buah IP diganti dengan bahan bakar 2,96 g U/cm3 memenuhi marjin keselamatan yang dipcrsyaratkan. Kcdua konfigurasi tcrsebut mcmenuhi aspek kesclamatan ditinjau dari perhitungan neutronik maupun termohidrolika saat tunak, pad a kondisi daya nominal 30 MW maupun daya lebih 34,2 MW.
SARAN Kedua konfigurasi teras alternatif ini perlu dianalisis lebih lanjut pada kondisi transien, untuk selanjutnya dimintakan ijin operasi dan dapat diterapkan di RSG-GAS.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kelompok neutronik
kepada yang
perhitungan ulang menggunakan SAT AN-3diff, terutama untuk rekan Lily Suparlina dan Tagar Malem Sembiring.
DAFT AR PUST AKA I. SEMSIRING, T.M, L1EM, P.H. and TUKIRAN, Fuel Management Strategy for The Compact Core Design Of RSG-GAS (MPR-30), Transactions of 4th International Topical Meeting on Research Reactor Fuel Management (RRFM 2000), hal.I 58-162, Colmar-France, 2000. 2. EKO SANG JAY A, Ana/isis Konfigurasi Teras Kompak Reaktor RSG-GAS Dengan Pengurangan Jumlah Posisi Iradiasi, Skripsi Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,2003. 3. KAMINAGA, COOLOD-N : A Computer Code for the Analysis of Steady State Thermal Hydraulics in Plate Type Research Reactor. February 1994. 4. SATAN, Safety Analysis Report of the Indonesian Multipurpose Reactor GA-Siwabessy, Rev.8, Maret 1999. 5. M.D. ISNAINI, Penelitian dan pengembangan Karakteristik Termohidrolika Teras RSG-GAS, Presentasi Peneliti Muda, P2TRR, Serpong, 2004. 6. LILY SUPARLlNA, Komunikasi Pribadi, 2005.
TANYAJAWAB Mulya Juarsa - Serapa nilai CHF pada kurva fluks kalor dan berada pada posisi titik pengukuran temperatur dimana? - Apakah dengan komposisi teras yang ditentukan (yang terbaik) secara termohidrolika, cukup aman untuk teras kompak? Endiah PH - CHF = 210 W/cm2 (over power) dan 184 W/cn/ (nominal power). - Pada
rekan-rekan dari telah membantu
ElIlliah Pllji HaMllli
kondisi
tunak
telah
aman
serta
termohidrolika maupun fisika teras (yang leleh lebih dulu dihitung).
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
-
Endiah Puji Ha~·tuti
ISSN 0216 - 3128
Sri Kuncoro - Apa yang menjadi dasar penulisan sehingga hanya dilakukan kajian kondisi tunak sudah dapat menyimpulkan bahwa kondisi aman? Endiah
PH
- Telah disebutkan
bahwa ini merupakan
19
ana/isis dari ana/isis keselamatan secara keseluruhan pada ana/isis kondisi tunak terbukti aman dipandang dari batasan : daya. temperatur inlet dan margin keselamatan. Telah direncanakan untuk melakukan ana/isis kecelakaan sebagai lanjutan ana/isis kondisi tunak.
bagian
Pros/ding Pustek Akselerator
PPI - PDIPTN 2006 dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta,
10 Juri 2006
KE DAFTAR ISI