Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR D. T. Sony Tjahyani, Surip Widodo Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktor Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan NuklirBATAN
[email protected]
ABSTRAK ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR. Reaktor air tekan (PWR) termasuk salah satu jenis reaktor daya berdasarkan teknologi teruji. Fitur keselamatan teknis (ESF) merupakan sistem yang penting untuk keselamatan dalam reaktor daya (PLTN). Sistem tersebut untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan dasar desain. ECCS (sistem pendinginan teras darurat) adalah salah satu dari ESF (fitur keselamatan teknis) yang digunakan untuk memitigasi kecelakaan (kerusakan teras). Tujuan dari makalah ini untuk membandingkan perkembangan desain ECCS terhadap penurunan CDF. Analisis dilakukan dengan menentukan satu jenis kejadian pemicu selanjutnya disusun rentetan kecelakaan dengan analisis pohon kejadian, sedangkan probabilitas kegagalan ECCS ditentukan dengan analisis pohon kegagalan. Data kegagalan komponen berdasarkan TECDOC478 dan data generik. PWR generasi II, AP1000, USEPR and USAPWR digunakan sebagai bahan studi dalam kajian ini. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan teknologi ECCS sangat signifikan untuk mengurangi frekuensi kerusakan teras yaitu mempunyai faktor penurunan sebesar 3,40 x 104 untuk AP1000, sebesar 1,19 x 103 untuk USEPR dan 2,42 x 103 untuk USAPWR bila dibandingkan dengan PWR generasi II. Kata kunci: ECCS, Frekuensi Kerusakan Teras, PWR ABSTRACT ANALYSIS FOR ECCS DESIGN TO CORE DAMAGE FREQUENCY ON THE PWR. Pressurized water reactor (PWR) is one of power reactor type based on provent technology. Engineered safety features (ESF) is important system to safety for power reactor (NPP). This system is to prevent and control the design basis accident. ECCS (Emergency Core Cooling System) is as one of ESF (Engineered Safety Features) which is to mitigate accident (core damage). The objective of the paper is to compare ECCS design development against the CDF reducing. The analysis was carried out by determining a initiating event type. Furthermore, it is constructed accident sequence by using event tree analysis, while ECCS failure probability is determined by fault tree analysis. The component failure data is based on TECDOC478 and generic data. PWR generation II, AP1000, USEPR and USAPWR are used as object of study for this assessment. The analysis results showed that the technology development of ECCS is very significant to reduce the core damage frequency. Reducing factor based PWR generation II is 3,40 x 104 for AP1000, 1,19 x 103 for USEPR and 2,42 x 103 for USAPWR. Keywords: ECCS, Core Damage Frequency, PWR 166
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
BAB I
reaktor daya komersial (PLTN). Dalam
PENDAHULUAN
laporan tersebut salah satu parameter yang harus disampaikan adalah probabilitas kerusakan teras.
Tingkat keselamatan suatu desain
Dalam peraturan tersebut juga
PLTN dipertimbangkan berdasarkan
dipersyaratkan bahwa PLTN yang
beberapa parameter antara lain tekanan
dibangun di Indonesia harus berdasarkan
maksimum sistem pendingin reaktor,
teknologi teruji (proven technology).
temperatur maksimun bahan bakar, dan
Pada saat ini, PLTN yang sedang
lainlainnya. Penyimpangan dari
dibangun atau dalam proses lisensi di
parameter tersebut akan mengarah pada
dunia merupakan PLTN generasi III
suatu kondisi yang disebut dengan
(III+), dimana jenisnya adalah PWR dan
kerusakan teras. Maka dari itu, kondisi
BWR. Namun jika diperhitungkan jumlah
tersebut dapat digunakan sebagai
secara kumulatif dari PLTN generasi II,
parameter tingkat keselamatan dari suatu
maka jenis PWR mempunyai prosentasi
desain secara keseluruhan dengan
yang lebih besar. Penentuan jenis PLTN
mengacu pada nilai frekuensi kerusakan
yang dibangun tergantung dari beberapa
teras (CDF, Core Damage Frequency)
aspek antara lain tingkat keselamatan,
yang digunakan sebagai angka referensi
ekonomi, politik, dan lainlainnya.
baik oleh pendesain, pemilik maupun
Namun jika mengacu secara statistik,
badan regulasi. Kondisi kerusakan teras
maka salah satu jenis PLTN yang
tersebut harus dianalisis secara
mempunyai peluang untuk dibangun di
deterministik maupun probabilistik [1].
Indonesia adalah PWR (Pressurized
Di dalam peraturan pemerintah
Water Reactor). Berdasarkan hal tersebut
No. 43 Tahun 2006 tentang perizinan
maka sangatlah penting untuk
reaktor nuklir [2] tidak secara ekspilisit
menganalisis frekuensi kerusakan teras
mencantumkan mengenai CDF, namun
untuk PWR.
pada pasal 12 disebutkan bahwa dalam
Mengacu pada NSR1 [3]
mengajukan izin konstruksi, maka PIN
disebutkan bahwa dalam desain PLTN
(Pengusaha Instalasi Nuklir) harus menyampaikan
laporan
perlu diterapkan konsep pertahanan
analisis
berlapis dalam fitur melekat (inherent
keselamatan probabilistik untuk izin 167
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
features), peralatan dan prosedur. Konsep
tersebut belum dapat terlihat kontribusi
tersebut terdiri atas 5 level yang
desain terhadap kerusakan teras.
bertujuan untuk 5 hal yaitu: mencegah
Pada makalah ini dilakukan
operasi abnormal, mengendalikan operasi
analisis kontribusi perkembangan
abnormal, mengendalikan kecelakaan di
teknologi ECCS terhadap frekuensi
bawah dasar desain, mengendalikan
kerusakan teras secara probabilistik pada
kondisi kecelakaan parah serta
PWR, sehingga dapat diketahui
memitigasi konsekuensi radiologi.
perkembangan desain ECCS terhadap
Tahapan yang berhubungan dengan
tingkat keselamatan tipe PWR. Analisis
kerusakan teras adalah level ke3, yang
dilakukan analisis pohon kejadian dan
merupakan kecelakaan dasar desain.
analisis pohon kegagalan. Sebagai kasus
Sebagai implementasi untuk mencegah
kajian digunakan PWR generasi II dan III
hal tersebut, maka desain PLTN harus
(III+), dalam hal ini yang digunakan
mempunyai fitur keselamatan teknis
sebagai generasi III (III+) adalah AP1000
(ESF, engineered safety features). ESF
(Advanced Passive Pressurized Water
ini selain berfungsi untuk mencegah
Reactor1000, USEPR (USEvolution
kerusakan teras, juga untuk memitigasi
Pressurized Reactor) dan USAPWR
setelah terjadi kecelakaan dasar desain.
(USAdvanced Pressurized Water
ECCS (Emergency Core Cooling System)
Reactor).
merupakan salah satu jenis ESF yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan
PERKEMBANGAN
teras, maka keandalan desainnya sangat
TEKNOLOGI DESAIN ECCS
berpengaruh terhadap CDF.
ECCS merupakan salah satu jenis
Dalam kajian sebelumnya [4]
dari ESF (Engineered Safety Features)
telah dilakukan analisis keandalan ECCS
yang ditujukan untuk memitigasi teras
dengan menggunakan diagram blok
pada saat terjadi kecelakaan dasar desain
keandalan (Reliability Block Diagram)
untuk memenuhi 5 (lima) kriteria
yang hanya dapat merepresentasikan
penerimaan [5]. Pertama, entalphi rata
probabilitas kegagalan sistem secara
rata bahan bakar secara radial tidak
independen serta tidak dapat
melebihi batas yang ditentukan
menunjukkan kejadian dasar yang
(tergantung dari desain reaktor dan burn
signifikan, sehingga dalam analisis
up bahan bakar) untuk setiap lokasi aksial 168
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
pada setiap bahan bakar. Kriteria ini
rendah. Fungsi dari accumulator adalah
untuk menjamin bahwa integritas bahan
untuk menginjeksi air borat ke dalam
bakar tetap dipertahankan dan dispersi
bejana reaktor pada saat tekanan turun
energi bahan bakar tidak menuju
dengan cepat. Sistem injeksi tekanan
pendingin. Kedua, temperatur kelongsong
tinggi didesain untuk menginjeksikan
bahan bakar tidak melebihi batas yang
pendingin ke reaktor pada saat tekanan
ditentukan (1480 0C). Kritera ini untuk
dalam reaktor masih tinggi. Kondisi ini
menjamin bahwa tidak terjadi pelelehan
terjadi pada kejadian pecahnya pipa
dan embrittlement pada kelongsong.
ukuran kecil. Sedangkan injeksi tekanan
Ketiga, pelelehan pada posisi aksial
rendah bekerja untuk mengatasi kondisi
untuk setiap bahan bakar dibatasi.
teras pada saat tekanan reaktor menjadi
Kenyataannya tidak diperbolehkan terjadi
rendah. Sistem ini untuk mengatasi pada
pelelehan atau maksimum 10 %
saat terjadi kejadian pecahnya pipa
pelelehan dari volume bahan bakar pada
ukuran besar. Namun dalam
hot spot. Kriteria ini untuk menjamin
perkembangannya, desain tersebut
bahwa tidak terjadi perubahan volume
mengalami modifikasi karena perbedaan
dan lepasan bahan radioaktif. Keempat,
prinsip kerja ataupun perkembangan
tekanan di dalam pendingin reaktor dan
teknologi.
sistem uap tetap terjaga di bawah batas
Perbedaan prinsip yang sangat
yang ditentukan (135 % dari nilai desain
signifikan adalah pada umumnya
pada ATWS (Anticipated Transient
menggunakan sistem aktif diganti dengan
Without Scram) dan 110% untuk
sistem pasif seperti pada AP1000,
kecelakaan dasar lainnya). Kriteria ini
sedangkan berdasarkan perkembangan
untuk menjamin bahwa integritas struktur
teknologi beberapa sistem digabung
reactor coolant boundary
seperti yang terdapat pada USEPR dan
tetap
dipertahankan. Kelima, perhitungan dosis
USAPWR.
untuk kecelakaan dasar desain di bawah
Salah satu desain yang
batas yang ditentukan.
menggunakan sistem pasif pada ECCS
Dalam PLTN generasi II konsep
yang terdapat pada AP1000 sering
desain awal ECCS terdiri atas 3
disebut dengan PXS (Passive Core
subsistem yaitu: accumulator, injeksi
Cooling System) seperti ditunjukkan
tekanan tinggi dan injeksi tekanan
dalam Gambar 1, juga terdiri atas 3 169
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
subsistem yaitu: accumulator, CMT (core
menyebabkan penurunan tekanan secara
makeup tank) dan pendinginan jangka
cepat. CMT juga merupakan sebuah tanki
panjang menggunakan IRWST (In
yang langsung dihubungkan dengan
Containment Refueling Water Storage
sistem pendingin primer pada sisi dingin
Tank). Ke3 sub sistem tersebut
(cold leg) melalui jalur “kesetimbangan
mempunyai fungsi yang identik dengan
tekanan” secara terbuka. Jalur
dengan ke3 subsistem ECCS yang
kesetimbangan menuju CMT bagian atas
terdapat pada ECCS PWR generasi II,
tanki, bila katup outlet tertutup, maka
hanya tidak memerlukan bantuan pompa
sistem dalam kondisi statik. Air dari sisi
atau daya listrik AC dari luar.
dingin pada sistem pendingin primer
Accumulator merupakan tanki silinder
mempunyai temperatur yang lebih panas
dengan 85% berisi air borat serta ditekan
dari CMT, sehingga mempunyai gaya
dengan Nitrogen pada tekanan tertentu.
injeksi akibat ekspansi ke dalam CMT.
Apabila tekanan dalam bejana reaktor
Bila sisi dingin dipenuhi dengan uap, uap
atau sistem pendingin reaktor turun pada
juga akan mempunyai gaya untuk
tekanan tersebut, maka katup cek akan
menginjeksi. Fungsi dari sistem ini
membuka, sehingga air dalam tangki
identik ECCS PWR generasi II injeksi
mengalir ke dalam bejana reaktor.
tekanan tinggi yaitu untuk mengatasi
Accumulator ini didesain seperti pada
pecahnya sistem primer dengan ukuran
PWR generasi II yaitu untuk mengatasi
kecil.
kondisi LOCA ukuran besar yang
Gambar 1. ECCS sistem Pasif Pada AP1000 [6] 170
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
IRWST (incontainment refueling
Desain ECCS yang berdasarkan
water storage tank) terletak di atas sistem
sistem aktif juga mengalami perubahan,
pendingin primer yang akan mengalir
seperti yang terjadi pada USEPR dan
secara gravitasi ke dalam bejana reaktor
USAPWR, seperti ditunjukkan dalam
setelah sistem pendingin primer
Gambar 2 dan 3. Perubahan tersebut tetap
mengalami penurunan tekanan melalui
sesuai dengan ke3 subsistem yang ada di
bagian pipa yang pecah atau ADS
ECCS PWR generasi II, tetapi beberapa
(Automatic Depressurization System).
bagian mengalami penggabungan fungsi.
Aliran dipicu melalui sinyal
Pada USEPR dengan menghilangkan
depressurization
yang mengaktifkan
sistem injeksi tekanan tinggi, sedangkan
katup squib yang terbuka. Katup squib
USAPWR menghilangkan sistem injeksi
adalah sederetan katup cek pada jalur
tekanan rendah yang digabung dengan
injeksi. Perbedaan yang signifikan
fungsi accumulator. Kedua tipe PWR
dengan sistem aktif adalah PXS tidak
tersebut tetap mempertahankan adanya
memerlukan
untuk
accumulator. Desain pada ke2 tipe
menginjeksikan air ke dalam bejana
reaktor tersebut untuk meningkatkan
reaktor.
keandalannya digunakan prinsip 4 jalur
pompa
(train).
Gambar 2. Sistem ECCS pada USEPR [7]
171
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Gambar 3. Sistem ECCS pada USAPWR [8]
BAB II
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
METODOLOGI
Dari perhitungan dan analisis Metodologi yang digunakan
menunjukkan bahwa secara umum
dalam analisis ini diawali dengan
kontribusi perkembangan desain ECCS
membuat pohon kejadian (event tree)
pada PWR generasi III (III+)
dengan satu kejadian awal (initiating
menyebabkan CDF semakin kecil bila
event) yang dipilih, selanjutnya disusun
dibandingkan dengan PWR generasi II,
rentetan kecelakaan (accident sequence)
seperti ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel
dengan menekankan kriteria sukses
tersebut tidak menunjukkan CDF secara
(criteria success) dari sistem ECCS pada
absolut dari setiap tipe PWR, tetapi hanya
saat memitigasi. Dalam penyusunan
untuk satu jenis kejadian awal serta
rentetan kecelakaan yang diperhitungkan
faktor mitigasi hanya berdasarkan
hanya ECCS. Nilai kegagalan setiap
tindakan ECCS. Dalam penerapannya
kejadian puncak (top event) dalam pohon
untuk menentukan CDF dengan
kejadian ditentukan dengan membuat
memperhitungkan semua jenis kejadian
analisis pohon kegagalan (fault tree
awal dan semua tindakan mitigasi,
analysis) desain ECCS untuk PWR
sehingga faktor perbandingan tersebut
generasi II, AP1000, USEPR dan US
kemungkinan juga akan mengecil, namun
APWR. Data kegagalan komponen yang
tidak akan mendekati 1.
digunakan berdasarkan TECDOC478 serta beberapa data generik.
172
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Tabel 1. Hasil Perbandingan CDF Terhadap PWR Generasi II Berdasarkan Kajian Desain ECCS Tipe PWR AP1000 USEPR USAPWR
Faktor Perbandingan CDF terhadap PWR Generasi II 3,40 x 104 1,19 x 103 2,42 x 103
Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa
mempunyai konfigurasi yang sangat
penurunan CDF untuk PWR berjenis
kompleks.
sistem aktif (USEPR dan USAPWR)
Dari analisis pohon kegagalan
mempunyai faktor yang relatif sama dan
menunjukkan bahwa untuk PWR
agak lebih besar bila dibandingkan PWR
generasi III (III+) sebagai kegagalan
berjenis sistem pasif (AP1000). Hasil
berpenyebab sama (common cause
perhitungan tersebut diperlukan beberapa
failure) dalam memitigasi pada saat
koreksi karena tidak lengkapnya diagram
kerusakan teras yaitu cadangan air dan
sistem serta data kegagalan komponen
suplai daya listrik untuk USEPR dan
yang menggunakan TECDOC478.
USAPWR, sedangkan untuk AP1000
Namun demikian perhitungan tersebut
hanya cadangan air. Pada USEPR dan
mempunyai kecenderungan mirip dengan
USAPWR untuk memperkecil kegagalan
CDF yang diklaim oleh desainernya yaitu
berpenyebab sama digunakan sistem
AP1000 sebesar 5 x 107 /reaktortahun,
listrik dengan menggunakan redundansi
USEPR sebesar 1,28 x 106/reaktortahun
dan prinsip pemisahan yang sangat ketat.
dan USAPWR sebesar 1,2 x 10
Sedangkan untuk mengatasi kegagalan
/reaktortahun.
berpenyebab sama untuk cadangan air
6
Dari analisis ini juga
pada generasi III (III+) dipasang di dalam
menunjukkan bahwa untuk memperkecil
pengungkung yang disebut dengan
CDF pada desain ECCS PWR generasi
IRWST atau RWSP. Hal ini merupakan
III (III+) lebih sederhana bila
perkembangan dari desain ECCS
dibandingkan dengan PWR generasi II.
generasi II yang dipasang di luar
Dalam PWR generasi II, pada saat
pengungkung.
kecelakan tindakan operator masih diperhitungkan
atau
Dalam memitigasi kerusakan
sistemnya
teras, terlihat bahwa desain ECCS 173
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
berbeda untuk setiap tipe jenis PWR.
dan USEPR adalah
Perbedaan
berdasarkan
diinjeksikan pada bagian sisi dingin
perhitungan termohidrolik yang sangat
(coldleg) sedangkan untuk bagian yang
cermat. Namun secara pendekatan
lain mengalami perbedaan yang
kualitatif dapat dijelaskan sebagai
signifikan. Pada PWR generasi II baik
berikut. Konsep desain dari ECCS terdiri
sistem injeksi tekanan tinggi maupun
atas 3 subsistem yaitu: accumulator,
injeksi tekanan rendah diinjeksikan
injeksi tekanan tinggi dan rendah.
melalui sisi panas (hotleg) maupun sisi
Accumulator dan injeksi tekanan tinggi
dingin, namun untuk sisi panas dan sisi
digunakan untuk memitigasi pada saat
dingin pada jalur (train) yang berbeda.
tekanan masih tinggi, sehingga dalam
Pada AP1000, baik accumulator, CMT,
desain USEPR injeksi tekanan tinggi
maupun RWST diinjeksikan melalui
dihilangkan, tetapi diganti dengan injeksi
nosel injeksi keselamatan. Dalam US
tekanan menengah. Diharapkan sistem
APWR, sistem injeksi tekanan tinggi
dapat bekerja secara berurutan yaitu
dinjeksikan melalui sisi panas. Sistem
setelah tekanan agak menurun, injeksi
injeksi tekanan rendah pada USEPR
tekanan menengah bekerja. Sebaliknya
diinjeksikan ke dalam sisi dingin dan sisi
untuk desain pada USAPWR berbeda
panas, sedangkan sistem injeksi tekanan
yaitu accumulator dan injeksi tekanan
menengah (medium) diinjeksikan melalui
tinggi bekerja secara bersamaan. Tetapi
sisi dingin. Berdasarkan perubahan
karena berdasarkan pengembangan
teknologi desain ini akan terlihat
desain accumulator, maka accumulator
kontribusinya dalam menentukan
dapat berfungsi sebagai injeksi tekanan
frekuensi kerusakan teras. Tentu saja
rendah. Namun pada umumnya sistem
perubahan ini tidak hanya mempengaruhi
injeksi tekanan rendah berfungsi juga
dalam perhitungan secara deterministik
sebagai sistem pemindah panas sisa
(yang akan berpengaruh dalam penentuan
(RHR, residual heat removal), maka pada
kriteria
USAPWR sistem RHR digabung
mempengaruhi perhitungan secara
dengan sistem penyemprot pengungkung
probabilistik. Karena dalam perhitungan
(CS, Containment Spray) [9].
probabilistik mempertimbangkan baik
tersebut
sukses),
accumulator
tetapi
juga
Persamaan desain ECCS untuk
keandalan komponen, sistem kendali
PWR generasi II, AP1000, USAPWR
maupun tindakan operator. Khususnya 174
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
dalam tindakan operator, pada kondisi kecelakaan
akan
BAB IV KESIMPULAN
mempengaruhi
probabilitas kesalahan manusia untuk kerja sistem yang kompleks.
Berdasarkan
Kekompleksan sistem tersebut juga harus
frekuensi kerusakan teras yaitu
Analisis perkembangan desain
mempunyai faktor penurunan sebesar
ECCS dalam memperkecil CDF
3,40 x 104 untuk AP1000, sebesar 1,19
sebaiknya tidak hanya diperhitungkan
x 103 untuk USEPR dan 2,42 x 103
secara probabilistik, tetapi hendaknya
untuk USAPWR bila dibandingkan
juga diperhitungkan secara deterministik.
dengan PWR generasi II.
Hal ini disebabkan fenomena pada saat
DAFTAR PUSTAKA
kecelakaan dasar desain khususnya LOCA mempunyai karakteristik yang
1.
sangat kompleks. Pada kondisi tertentu
INTERNATIONAL ATOMIC
ENERGY AGENCY, Safety Assessment
dapat terjadi ECCS mempunyai
and Verification for Nuclear Power
probabilitas atau frekuensi kegagalan
Plants, NSG1.2, IAEA, 2001.
yang kecil, tetapi tidak dapat menentukan
2.
temperatur puncak serta lamanya teras
, Perizinan Reaktor
Nuklir, Peraturan Pemerintah No.43
tidak tergenangi (uncovery) sehingga
Tahun 2006.
menimbulkan kerusakan teras. Untuk
3.
analisis atau penelitian lebih lanjut
INTERNATIONAL ATOMIC
ENERGY AGENCY, Safety of Nuclear
sebaiknya dapat ditentukan temperatur
Power Plants: Design, NSR1, IAEA,
puncak atau lamanya teras tidak
ini
sangat signifikan dalam memperkecil
(common cause failure).
sebagai
dan perkembangan teknologi ECCS
sebagai kegagalan berpenyebab sama
analisis
disimpulkan bahwa kontribusi keandalan
dikaji mengenai faktor yang bersifat
tergenangi
2000.
fungsi
4.
frekuensi/probabilitas, sehingga dari
D. T. Sony Tjahyani, Kajian
Tingkat Keandalan ECCS pada PWR,
analisis ini dapat diketahui distribusi
Prosiding
frekuensi yang dapat menimbulkan
Seminar
Nasional
Pengembangan Energi Nuklir, Jakarta,
kerusakan teras.
2008. 175
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
5.
INTERNATIONAL ATOMIC
Jawaban :
ENERGY AGENCY, Accident Analysis
Yang dimaksud dengan faktor
for Nuclear Power Plants with
penurunan CDF adalah CDF dari
Pressurized Water Reactor, SS30, IAEA,
PWR generasi III (III+)
2003. 6.
dibandingkan dengan CDF PWR
, The Westinghouse
generasi II. Dalam hal ini PWR
AP1000 Advanced Nuclear Power Plant,
generasi III (III+) adalah AP1000,
Westinghouse, 2003. 7.
,
Chapter
USAPWR dan USEPR serta
6:
dalam perhitungan CDF hanya
Engineered Safety Features, US EPR
dibatasi pada kehandalan ECCS.
Final Safety Analysis Report Rev.0. 8.
,
USAPWR
Overview, Mitsubishi Heavy Industries,
2. Nama Penanya : Yudi Pramono
2007. 9.
Pertanyaan :
D. T. Sony Tjahyani, Analisis
Probabilistik
Modifikasi
Sistem
Dengan perkembangan teknologi
Pemindah Panas Sisa (RHR) Pada PWR
ECCS, apakah saat ini perhitungan
Maju, Prosiding Seminar Nasional ke14
faktor pengurangan CDF tersebut
Teknologi dan Keselamatan PLTN serta
sudah memenuhi kriteria ‘proven
Fasilitas Nuklir, Bandung, 2008.
technologi’?.
Tanya Jawab dan Diskusi
Jawaban : Saya
1. Nama Penanya : Haendra Subekti
kira
sudah
karena
perkembangan teknologi ECCS telah membuktikan terhadap penurunan
Pertanyaan :
CDF. Artinya, kecelakaan dasar Apa yang dimaksud faktor
desain semakin kecil terjadinya.
penurunan CDF? Mohon diberikan contohnya, yaitu untuk reaktor generasi II menjadi generasi III.
176