SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL Suryanto, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:
[email protected]
Abstrak Kabel koaksial merupakan salah satu jenis saluran transmisi yang secara praktis mempunyai bidang aplikasi yang luas. Dari struktur penampang kabel, terdapat tiga komponen utama: penghantar dalam, penghantar luar dan dielektrik pengisolir kedua penghantar tersebut. Terdapat dua macam redaman pada kabel koaksial yaitu redaman konduktor dan redaman dielektrik. Dalam paper ini dibahas mengenai analisis pengaruh frekuensi terhadap redaman pada kabel koaksial dengan melakukan perhitungan, didapatkan bahwa semakin tinggi frekuensi yang diberikan pada kabel koaksial maka redaman pada konduktor dan dielektrik akan semakin besar. Seiring kenaikan frekuensi, besar redaman konduktor yang dipengaruhi oleh konduktivitas bahan dan diameter konduktor akan bertambah secara kuadratik sedangkan redaman dielektrik yang besarnya bergantung pada jenis dielektrik bertambah secara linier. Pada frekuensi rendah redaman sangat bergantung pada konstruksi kabel atau diameter kabel, namun pada frekuensi tinggi (biasanya di atas 10 GHz) jenis dielektrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap redaman.
Kata Kunci: frekuensi, redaman konduktor, redaman dielektrik digunakan untuk kabel yang fleksibel. Konduktor terbuat dari bahan tembaga atau material sejenisnya. Bagian dielektrik umumnya menggunakan Polyethylene. Untuk aplikasi frekuensi tinggi biasanya digunakan bahan Teflon atau udara. Konduktor luar terbuat dari struktur kawat yang terjalin (braid) tapi terkadang dapat terbuat dari pipa padat. Kawat terjalin dibuat karena dapat mendukung konstruksi kabel menjadi fleksibel dan pada waktu yang sama memberikan tingkat perlindungan yang tinggi. Sedangkan bentuk pipa padat dibuat dengan tujuan memberikan perlindungan yang tinggi dan memberikan redaman yang lebih kecil [1]. Konstruksi kabel ditunjukan pada Gambar 1.
1. Pendahuluan Kabel koaksial adalah tipe saluran transmisi yang dipakai pada aplikasi dari frekuensi rendah hingga frekuensi yang tinggi. Pemakaiannya pada frekuensi tinggi sebagai penghubung sistem dengan jarak yang tidak terlalu besar. Kabel dapat mendukung mode TE (Transverse Electric) dan TM (Transverse Magnetic). Dalam prakteknya, mode-mode ini dibuat tidak bisa merambat. Kabel koaksial selalu dioperasikan dalam ragam tidak seimbang. Penghantar luar membentuk suatu perisai yang membatasi gelombang pada ruangan di antara penghatar-penghantar, sehingga radiasi dari saluran dapat diabaikan. Kabel koaksial terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh material dielektrik. Konduktor pusat yang membawa energi ke beban dikelilingi oleh konduktor luar yang membawa energi kembali ke sumber. Konduktor dalam dapat berupa padatan atau helaian kawat, atau pada kasus tertentu berbentuk pipa. Penggunaan kawat padat memberikan redaman yang rendah pada kabel. Sedangkan yang terbuat dari helaian kawat
Gambar 1 konstruksi kabel koaksial
1 90
copyright @ DTE FT USU
SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
2. Parameter Kabel Koaksial
3. Redaman Kabel Koaksial
Dari struktur penampang kabel koaksial, didapati tiga komponen utama yaitu penghantar dalam, penghantar luar dan dielektrika pengisolir kedua penghantar tersebut. Gambar penampang kabel koaksial diperlihatkan pada Gambar 2.
Penyebab pertama redaman adalah resistansi konduktor, dan penyebab kedua adalah penyerapan daya (rugi-rugi) oleh bahan dielektrik yang digunakan. Redaman haruslah diupayakan sekecil mungkin agar penyaluran daya menjadi lebih efisien. Jika tidak, akan banyak daya/energi yang terbuang sia-sia menjadi panas di dalam saluran, yang lamakelamaan justru dapat merusak saluran transmisi itu sendiri. Redaman pada kabel koaksial disebabkan dari dua sumber yaitu rugi-rugi pada konduktor dan rugi-rugi dielektrik di antara kedua konduktor. Sedangkan rugi-rugi radiasi tidak begitu penting, karena kabel koaksial secara keseluruhan terlindungi (shielded). Dengan mensubstitusikan parameterparameter R, L, C dan G ke dalam persamaan umum redaman saluran transmisi dengan rugirugi rendah, yaitu:
Gambar 2 Struktur penampang kabel koaksial Jika adalah diameter konduktor dalam dengan konduktifitas , dan diameter dalam pada konduktor luar dengan konduktivitas dan permitivitas relatif dari dielektrik dan tan faktor los dari dielektrik. Maka persamaan konstanta primer kabel koaksial adalah [2]: √
(
√
√
)
[ √
√
⁄
√
√
√
)
(
√
)
⁄
(8)
3.1 Redaman Pada Konduktor
(4)
Redaman akibat resistensi konduktor merupakan fungsi dari luas penampang konduktor itu sendiri. Semakin besar luas penampangnya semakin kecil resistensinya. Karena semakin luas penampang ini, elektronelektron yang mengalir di dalam konduktor semakin leluasa bergerak. Dengan kata lain hambatan atau resistensinya berkurang. Untuk sinyal dengan frekuensi yang sangat tinggi, elektron-elektron tersebut cenderung mengalir di permukaan konduktor saja. Fenomena ini dikenal dengan skin effect, di mana semakin tinggi frekuesi sinyal semakin tinggi pula resistensi yang diterima, karena luas penampang yang dilaluinya semakin tipis [3]. Dengan merepresentasikan redaman pada konduktor dengan dan redaman pada 2
(5)
Pada frekuensi yang sangat tinggi, maka:
(
(3)
Untuk nilai impedansi karakteristik kabel koaksial dengan mengasumsikan saluran dengan loss rendah. Persamaannya adalah: √( )
(7)
Pada kabel koaksial terdapat dua jenis redaman yaitu redaman pada konduktor dan redaman dielektrik.
(2)
⁄
]
Sehingga didapatkan persamaan redaman untuk kabel koaksial sebagai berikut [2]:
(1)
⁄
√
√ ⁄
(6)
91
copyright @ DTE FT USU
SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
dielektrik dengan . Dengan mengganti konstanta dengan dan dengan kemudian dengan memasukkan nilai dari √ dan didapatkan: (
√
√
√
)
Misalkan kemudian didapatkan fungsi . Dengan mendiferensialkan dan menyamakan fungsi ini denag nol didapatkan , . Jadi untuk mendapatkan rugi-rugi minimum pada kabel koaksial, harus bernilai 3,59 dari nilai ini impedansi karakteristiknya adalah √ . Dengan memperkecil dimensi kabel, mode tinggi tidak bisa merambat, tapi ini akan mengurangi daya yang bisa dilewatkan kabel. Mode yang memiliki frekuensi cut-off terendah adalah mode yaitu [5]:
(9)
⁄
3.2 Redaman Pada Dielektrik Bila frekuensi bertambah, maka arus cenderung untuk mengalir pada bagian terluar dari penghantar yang berupa lingkaran. Ini berarti pada bagian pusat lingkaran tidak dialiri arus dan dapat dihilangkan. Dengan demikian ruang kosong ini dapat digunakan untuk penghantar kedua yang berisolasi terhadap penghantar luar. Isolasi yang digunakan untuk memisahkan kedua penghantar berupa isolasi padat atau dapat juga berupa pengganjal yang dipasang pada jarak tertentu di mana isolasinya adalah udara. Isolasi di antara penghantar membentuk suatu kapasitansi yang merupakan lintasan penghantar bagi arus. Lintasan ini akan berfungsi lebih baik bila frekuensi bertambah. Kapasitansi ini juga mempunyai kesanggupan untuk menyimpan energi listrik. Dengan demikian sebagian kecil dari arus yang mengalir melewati penghantar akan terserap di dalam isolasi yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensi. Persamaan redaman pada dielektrik adalah [4]: √
√
5. Analisis Pengaruh Frekuensi Terhadap Redaman Pada Kabel Koaksial Di sini akan dianalisis dengan melakukan perhitungan besarnya pengaruh frekuensi yang diberikan terhadap redaman pada beberapa jenis konduktor yaitu: tembaga, aluminium, perak, besi dan baja dan untuk beberapa jenis dielektrik yaitu: polyethylene, teflon, polystyrene, stirofoam dan udara. Serta redaman total dari beberapa tipe kabel koaksial yang umum digunakan di antaranya RG 58, RG 59 , RG 8, RG 11 , RG 178, RG 214, RG 316 dan HJ4-50 pada frekuensi 0,3 GHz, 0,4 GHz, 0,5 GHz, 0,6 GHz, 0,7 GHz, 0,8 GHz, 1 GHz, 2 GHz, 3 GHz, 4 GHz, 5 GHz, 6 GHz, 7 GHz, 8 GHz, 9 GHz, 10 GHz, 15 GHz, dan 20 GHz.
(10)
Dari Persamaan 9 terlihat bahwa redaman bergantung pada frekuensi dan dimensi kabel. Dengan sedikit penyederhanaan didapatkan redaman konduktor: √
√
)
⁄
Pada kasus khusus di mana didapatkan: √
(
)
⁄
(13)
Dengan tetap bekerja di bawah frekuensi cutoff, mode-mode tinggi yang terbentuk karena adanya diskontinuitas sambungan seperti konektor, percabangan dan lainnya hanya terlokalisasi di sekitar gangguan tersebut.
4. Dimensi Optimal dan Frekuensi Cutoff Kabel Koaksial
(
; di mana
5.1 Analisis Pengaruh Frekuensi Terhadap Redaman Konduktor Kabel Koaksial
(11)
Pada analisis ini, akan dihitung besarnya redaman jenis-jenis konduktor pada Tabel 1 dengan mengasumsikan diameter konduktor dalam dan konduktor luar 1 mm dan 4 mm, jenis dielektrik yang digunakan adalah Polyethylene.
, (12)
3 92
copyright @ DTE FT USU
SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
Tabel 1 konduktivitas konduktor Materi Tembaga Baja Aluminium Perak Besi
Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman kelima jenis konduktor pada kabel koaksial ditunjukan pada Gambar 3.
(S/m)
Redaman Konduktor Terhadap Frekuensi 4
Redaman Konduktor (dB/m)
Dengan menggunakan Persamaan 9 didapatkan redaman tembaga dengan frekuensi 0,3 GHz: √
(
√ (
√
)(
⁄
2.5 2 1.5 1
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8 1 1.2 Frekuensi (GHz)
)
Redaman konduktor (dB/m) Baja Aluminium Perak 0,439 0,174 0,137 0,507 0,201 0,158 0,566 0,224 0,177 0,621 0,246 0,193 0,670 0,266 0,209 0,717 0,284 0,223 0,801 0,317 0,250 1,133 0,449 0,353 1,388 0,550 0,433 1,603 0,635 0,500 1,792 0,710 0,559 1,963 0,778 0,612 2,120 0,840 0,661 2,267 0,898 0,707 2,404 0,953 0,750 2,534 1,004 0,790 3,104 1,230 0,968 3,584 1,420 1,118
1.4
1.6
1.8
2 10
x 10
Gambar 3 Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman konduktor
Tabel 2 Redaman konduktor kabel koaksial Tembaga 0,141 0,163 0,182 0,199 0,216 0,231 0,258 0,364 0,446 0,515 0,576 0,631 0,682 0,729 0,773 0,815 0,998 1,153
3
0.5
)
Dengan cara yang sama nilai redaman kelima jenis konduktor pada frekuensi yang telah ditentukan terdapat di Tabel 2.
Frek. (GHz) 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20
tembaga baja aluminium perak besi
3.5
5.2 Analisis Pengaruh Frekuensi Terhadap Redaman Dielektrik Kabel Koaksial
Besi 0,335 0,387 0,432 0,474 0,512 0,547 0,612 0,865 1,059 1,223 1,368 1,498 1,618 1,730 1,835 1,934 2,369 2,736
Pada analisis ini akan dihitung besarnya redaman dari bahan dielektrik pada Tabel 3. besar redaman ini tergantung dari permitivitas relatif bahan dielektrik dan faktor redamannya. Tabel 3 permitivitas relatif dan faktor loss bahan dielektrik Materi Polyethylene 2,26 Teflon 2,1 Polystyrene 2,56 Stirofoam 1,03 Udara 1,0005
0,0005 0,00015 0,003 0,0001 0
Dengan menggunakan Persamaan 10 didapatkan redaman bahan Polyethylene, Teflon, polystyrene, stirofoam, dan udara pada frekuensi 0,3 GHz berturut-turut adalah:
Terlihat bahwa nilai redaman akan bertambah secara kuadratik seiring kenaikan frekuensi. Konduktor dengan nilai konduktivitas lebih besar akan menghasilkan redaman yang lebih kecil. Pada kasus ini perak mempunyai redaman terkecil kemudian diikuti oleh tembaga, aluminium, besi dan baja.
√ √ √ √ √
4 93
copyright @ DTE FT USU
SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
Lebih lanjut nilai redaman kelima jenis bahan untuk frekuensi yang telah ditentukan terdapat dalam Tabel 4.
5.3 Analisis Pengaruh Frekuensi Terhadap Redaman Beberapa Tipe Kabel Koaksial Untuk analisis redaman total digunakan data kabel koaksial dari Tabel 5 dan dengan menggunakan Persamaan 9 dan Persamaan 10 yang digunakan sebelumnya. Karena redaman total adalah jumlah redaman konduktor dengan redaman dielektrik .
Tabel 4 Redaman dielektrik kabel koaksial F GHz 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20
PE 0,020 0,027 0,034 0,041 0,048 0,055 0,068 0,137 0,205 0,273 0,342 0,410 0,479 0,547 0,615 0,684 1,026 1,368
Redaman dielektrik (dB/m) Teflon Polystirene Stirofoam 0,006 0,131 0,003 0,008 0,175 0,0037 0,010 0,218 0,0046 0,012 0,262 0,0055 0,014 0,306 0,0065 0,016 0,349 0,0074 0,020 0,437 0,0092 0,039 0,874 0,0185 0,059 1,310 0,0277 0,079 1,747 0,0369 0,099 2,184 0,0462 0,119 2,621 0,0554 0,138 3,058 0,0646 0,158 3,494 0,0739 0,178 3,931 0,0831 0,198 4,368 0,0924 0,297 6,552 0,1385 0,395 8,736 0,1847
Udara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tabel 5 datasheet kabel koaksial yang dianalisis Tipe kabel RG 58 RG 59 RG 8 RG 11 RG 178 RG 214
Dari Tabel 4 terlihat bahwa semakin tinggi frekuensi, redaman yang terjadi semakin besar, dalam hal ini karena udara merupakan dielektrik sempurna maka redamannya nol. Dapat juga disimpulkan semakin besar kerapatan suatu medium maka redaman akan semakin besar. Dalam analisis ini redaman dielektrik mulai dari yang terkecil adalah udara, stirofoam, Teflon, polyethylene dan polystyrene. Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman kelima jenis dielektrik pada kabel koaksial ditunjukan pada Gambar 4.
RG 316 HJ4-50
Tabel 6 Redaman total beberapa tipe kabel koaksial Frek. (GHz)
Redaman Dielektrik Terhadap Frekuensi
Redaman Dielektrik (dB/m)
0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20
polyethylene teflon polystyrene styrofoam udara
7
Diameter (mm) Dielektrik Konduktor luar 2,95 3,6 polyethylene Tembaga 3,64 4,5 polyethylene Tembaga 7,3 8,2 polyethylene Aluminium 7,25 8 polyethylene Tembaga 0,84 1,37 Teflon Perak 7,25 8,6 polyethylene Perak 1,52 2,05 Teflon Perak --12,7 Udara Tembaga
Dengan melakukan perhitungan seperti pada redaman konduktor dan dielektrik didapatkan nilai redaman total untuk kedelapan tipe kabel yang digunakan dapat dilihat di Tabel 6.
9 8
Konduktor dalam 0,935 Tembaga 0,58 Baja 2,743 Tembaga 1,2 Tembaga 0,3 Perak 2,25 Perak 0,51 Perak 4,2 Tembaga
6 5 4 3 2
RG 58 0,177 0,208 0,236 0,262 0,287 0,310 0,354 0,541 0,700 0,845 0,981 1,110 1,235 1,355 1,473 1,587 2,132 2,646
RG 59 0,447 0,520 0,585 0,644 0,699 0,751 0,847 1,238 1,554 1,832 2,084 2,318 2,540 2,751 2,953 3,147 4,043 4,852
RG 8 0,094 0,112 0,129 0,145 0,160 0,175 0,203 0,327 0,438 0,542 0,642 0,739 0,834 0,927 1,019 1,109 1,546 1,969
Redaman total dalam dB/m RG 11 RG 178 RG 214 0,099 0,397 0,096 0,119 0,460 0,115 0,136 0,515 0,132 0,153 0,565 0,148 0,169 0,612 0,163 0,184 0,655 0,178 0,213 0,734 0,206 0,341 1,050 0,332 0,455 1,297 0,444 0,562 1,509 0,550 0,665 1,697 0,651 0,764 1,869 0,749 0,861 2,029 0,844 0,956 2,180 0,938 1,049 2,322 1,030 1,141 2,458 1,121 1,585 3,065 1,561 2,014 3,592 1,986
RG 316 0,263 0,305 0,342 0,376 0,407 0,436 0,490 0,704 0,874 1,019 1,150 1,270 1,383 1,488 1,589 1,685 2,118 2,498
HJ4-50 0,0298 0,0344 0,0385 0,0422 0,0456 0,0487 0,0545 0,0770 0,0943 0,1089 0,1218 0,1334 0,1441 0,1541 0,1634 0,1722 0,2110 0,2436
1 0
0
0.2
0.4
0.6
0.8 1 1.2 Frekuensi (GHz)
1.4
1.6
1.8
Dari Tabel 6 terlihat kabel HJ4-50 memiliki redaman terkecil karena menggunakan dielektrik udara dan memiliki diameter yang besar. Terlihat juga kabel RG 316 di awal memiliki redaman lebih besar dari kabel RG 58,
2 10
x 10
Gambar 4 Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman dielektrik
5 94
copyright @ DTE FT USU
SINGUDA ENSIKOM
VOL. 2 NO. 3/Juni 2013
dan diameter konduktor bertambah secara kuadratik sedangkan redaman dielektrik yang besarnya bergantung pada jenis dielektrik bertambah secara linier. 3. Kabel RG 316 di awal memiliki redaman lebih besar dari kabel R G 58, pada frekuensi di atas 14 GHz kabel R G 316 redamannya lebih kecil dari kabel R G 58, ini karena pada frekuensi yang rendah diameter kabel yang sangat mempengaruhi redaman (diameter besar menghasilkan redaman kecil), namun pada frekuensi tinggi jenis dielektrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap redaman.
pada namun frekuensi di atas 14 GHz kabel RG 316 memiliki redaman lebih kecil dari kabel RG 58. Hal ini disebabkan pada frekuensi rendah diameter dari kabel yang sangat mempengaruhi redaman (diameter besar menghasilkan redaman kecil), namun pada frekuensi yang tinggi konduktivitas dan jenis dielektrik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap redaman. Ini terbukti bahwa kabel R G 316 dengan konduktor perak dan dielektrik Teflon walaupun memiliki diameter yang lebih kecil dari kabel R G 58, pada frekuensi yang tinggi akan menghasilkan redaman lebih kecil dari kabel R G 58 dengan jenis konduktor tembaga dan dielektrik polyethylene. Selisih ini akan terus bertambah dengan kenaikan frekuensi. Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman total beberapa tipe kabel koaksial ditunjukan pada Gambar 5.
7. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, kepada dosen pembimbing Tugas Akhir Ali Hanafiah Rambe ST, MT. Dan kepada Ir. Arman Sani, MT, Naemah Mubarakah, ST, MT dan Maksum Pinem, ST, MT selaku penguji yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan jurnal ini, serta teman-teman penulis yang sudah memberikan dukungan selama pembuatan paper ini.
Redaman Total Terhadap Frekuensi 5 RG 58 RG 59 RG 8 RG 11 RG 178 RG 214 RG 316 HJ4-50
4.5 4
Redaman (dB/m)
3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
8. Daftar Pustaka 0
0.2
0.4
0.6
0.8 1 1.2 Frekuensi (GHz)
1.4
1.6
1.8
2 10
x 10
1. Kaufman, Milton, Watson, Herbert, Welch, Herbert, Eby, George, 1972. ” Understanding Radio Electronics”, McGraw-Hill, New York. 2. Combes, Paul F, 1988. “Microwave Transmission for Telecommunication”, Jhon Wiley & Sons, Chichester, England. 3. Stallings, william, 2007, “Komunikasi dan Jaringan Nirkabel; Edisi Kedua” Erlangga, Jakarta. 4. Smale, PH, 1996. “Sistem Telekomunikasi 1 (Edisi kedua)”, Erlangga, Jakarta. 5. Alaydrus, Mudrik, 2009. “Saluran Transmisi Telekomunikasi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Gambar 5 Grafik pengaruh frekuensi terhadap redaman total
6. Kesimpulan Dari analisis yang dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan di antaranya: 1. Redaman dielektrik dalam hal ini polyethylene, pada frekuensi di bawah 14 GHz lebih kecil daripada redaman konduktor tembaga. namun untuk frekuensi di atas 14 GHz redaman polyethylene lebih besar dari tembaga. 2. Redaman konduktor yang besarnya dipengaruhi oleh konduktivitas bahan
6 95
copyright @ DTE FT USU