PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni NIM. 121224028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKTTIPSI
ANALISIS KESAtr,A}IAN EJAAN PADA KARANGAN GURU-GURU SE,KOI,ATI DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU,
KALIMANTAN TIMUR, TAHTIN 2015
0leh: Maria Magdatena Damar Isti Nugraheni
NrM. 121224028
Telatr disefujui oleh:
Dosen Pembimbing
l)osen Fembimbing
I
Pada
tanggal, 8 I)esember 2016
Pada
tanggal, 8 Desember 20lt:
II
Dr. Y. Kannin. M"Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANAI,ISIS KESAI,AI{AN EJAAN PAI}A KAR.{NGAN GURU.+GURU Sfi]KOI,^AH DASAR KABUPATEN
MAHAKAM UI,U,
KALTMANTAN TIMLIR, TAHIIN 2015
I.)ipersiapkan dan ditulis oleh: fularia h,lagdaiona Damar isti Nugraheni
NiM:
121224028
Telah dipertahankan di depan I'anitia Penguji
rlan clinyatakan teihh rnernenuhi syarat
,
,
Susunanpanitia penguji:;.
Kt:iua
Br. Yuliana Setiyaningsih, M"Ild.
Sekretaris
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hurn.
Anggota
Dr.8.. Widharyanto, M.Pd,.
1
"
.
'
Anggota 2
Dr. Y.lKarmin,
Anggota 3
I)r. Yuliana Setiyaningsih" M.Pd.
M.P
Yogyakarta, l0 lanuai 2A17 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan niversitas Sanata Dharma
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya. 2. Bapak Ignatius Budi Rukmono dan Ibu Helena Maria Isti Astuti yang tak pernah lelah berjuang memberi dorongan moral maupun finansial sampai saat ini dengan penuh cinta kasih. 3. Kakakku Maria Dian Ika Budi Astuti dan Bernadeta Widya Budi Suryaningsih yang selalu memberi semangat dan doa. 4. Para sahabatku yang saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
Janganlah kamu putus asa, kalau daya upayamu tidak lekas memperlihatkan hasil yang nyata. (Tan Malaka)
I will do anything to make things right again. I just have to be brave. (Merida-Brave Disney)
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya. (Matius 6:8)
Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha. (B.J. Habibie)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan d“ 勢
sesungnya bahm shipsi yttg saya ttis ini
udak memuat karya atau bagian karya orang l色
daltt htitpa dan d■aF靖 繭
kecudi yang telah disebutkan
Sebagaimalla辱 畿 平a kaFya lhiah.
Yogyι山霞ta,8 Desembcr 2016 Penulis
m件 Maria Mttdalcna Damar lsti NugFahCni
・ Ⅵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERSYARATAN PERSETUJUAN PIIBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang betndatangan di bawah ini,saya mahasiswi Univettitt Sanata Dhama Nama
:袖 血
Nomor Induk Mahasiswa
:121224028
嘲
銀 L Dalllar lsti Nugraheni
Demi pellgembangan ilmu pengetahun,sayamembeFikan kepada peTustakaan
udul Universitas Sanata Dhalna karya ihitt saya yang“ ゴ
ANALISIS KESALAEAN EJAAN PADA KARANGAN GURU‐ GURU SEKOLAH DASAR KABIIPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANrAN Tコ M【憂L TAIIUN 2015 Dengan demikian, saya memberikan kepada PeTustakaan Universltas Sanata
Dhama hak und meny■ mpan,mengalihkan dalaln bend media lttn, mengelolanya ddanl bentuk pangkalanと に mendistribusikan secara terbatas,dan memublikasikannya di intemet atau IIledia lain mtuk kepentingan akademis tampa
perlu meminta izin daFi Stta maupm
mencan―an
Юyalti kepada saya sdama tetap
nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyat,An IIn saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta Padatanggal: 8 Desember 2016 Yang menyatakan,
Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Nugraheni, Maria Magdalena Damar Isti. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan Pada Karangan Guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini membahas kesalahan ejaan pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal serta penulisan kata yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ejaan Yang Disempurnakan dalam pedoman EYD pada Permendiknas No. 50 tahun 2015. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015. Data penelitian ini berupa kesalahan huruf kapital, miring, dan tebal serta penulisan kata dalam kalimat. Hasil penelitian ini adalah pertama, kesalahan penggunaan huruf kapital sebanyak 115 data, dengan rincian: (1) awal kalimat sebanyak 20 data, (2) petikan langsung hanya satu data, (3) unsur nama jabatan dan pangkat serta sapaan yang diikuti nama orang hanya satu data, (4) nama geografi hanya satu data, dan (5) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengahtengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul sebanyak 92 data. Kedua, kesalahan penulisan kata. Kesalahan penulisan kata yang ditemukan berupa: (1) imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) sebanyak 17 data, (2) bentuk ulang hanya satu data, (3) gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sebanyak 7 data, (4) gabungan kata yang sudah padu sebanyak 3 data, (5) pemenggalan kata sebanyak 5 data, (6) kata depan, seperti di, ke, dan dari sebanyak 16 data, (7) partikel -lah, -kah, dan – tah hanya satu data (8) partikel pun sebanyak 4 data (9) penyingkatan kata sebanyak 2 data, (10) bilangan hanya satu data, (11) kata ganti ku- dan kau- serta kata ganti -ku, -mu, dan -nya sebanyak 2 data (12) kata tidak baku sebanyak 5 data, dan (13) kekeliruan tulis sebanyak 22 data. Implikasi dari hasil penelitian ejaan ini adalah keterampilan menulis perlu ditingkatkan dan hasil analisis jumlah kesalahan yang telah diperoleh diharapkan dapat menjadi pertimbangan agar guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur semakin belajar menulis dengan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan. Saran untuk penelitian ini adalah pertama, pembelajaran EYD di Perguruan Tinggi yang diharapkan agar mampu menghasilkan calon-calon pendidik dengan menguasai kemampuan menulis karangan dengan ejaan yang benar. Kedua, untuk guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur diperlukan adanya pelatihan peningkatan kemampuan menulis. Ketiga, untuk peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian mengenai ejaan dalam jenis karangan yang berbeda. Kata kunci: Ejaan Bahasa Indonesia, Karangan, dan Kesalahan Ejaan
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Nugraheni, Maria Magdalena Damar Isti. 2016. Analysis of Misspelling on a Essays of Primary School Teachers Mahakam Ulu Regency, East Borneo, 2015. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. The research discussed about the misspelling analysis within the essays made by the teachers at SD Kabupaten Mahakam Ulu, East Borneo in 2015. The purpose of this research was to describe the error in using the capitalized, italicized, and bold letters and the misspelling of the words within the teachers’ essays in 2015. The theory used in this research was the improved Indonesia Spelling which was based on the law of the Ministry of National Education No. 50 2015. This research was determined as qualitative descriptive. The data sources of this research were the essays made by the teachers at SD Kabupaten Mahakam Ulu, East Borneo in 2015. The research data were in the forms of the error usage of capitalized, italicized, and bold letters and the misspelling of the words within the sentences. The results of this research were, first, the error usage of capitalized letters were 115 data, in details: (1) in the beginning of the sentences were 20 data, (2) in the direct quotation was 1 data, (3) in the position and degree and a call name which are followed by the person’s name was 1 data, (4) in a geographic name was 1 data, (5) the capitalization was not used in the beginning of a word which was placed between a sentence except in the element of identity, geography, about God, direct quotation, acronym, and title were 92 data. Second, the misspelling of words. The misspelling of words found were: (1) affixes (prefix, infix, suffix) 17 data, (2) repetition 1 data, (3) compound words with affix and suffix 7 data, (4) regular compound words 3 data, (5) word’s separation 5 data, (6) prepositions, such as di, ke, and dari 16 data, (7) suffix particles such as –lah, -kah, and –tah 1 data, (8) suffix particle –pun 4 data, (9) acronyms 2 data, (10) numbers 1 data, (11) pronouns –ku and –kau, -ku, -mu, and –nya 2 data, (12) irregular words 5 data, and (13) typos 22 data. The implication of the spelling research’s results was that the writing skills need to be improved and the data of the error usage found in this research were expected to be consideration for the teachers to learn more in writing using the improved Indonesian spelling. The suggestions from this research were: first, the study of the improved Indonesia spelling in the universities was expected to produce more teachers who mastered in the writing skill with the proper spelling. Second, for the teachers at SD Kabupaten Mahakam Ulu, East Borneo, it was necessary for them to hold a writing workshop to improve the writing skill. Last, the other researchers were expected to develop some research in spelling with different types of essay. Keywords: Spelling, Essay, and Misspelling
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015 ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dr. Y. Karmin, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai. 6. Bapak Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini. 7. Kedua orang tua, Bapak Ignatius Budi Rukmono dan Ibu Helena Maria Isti Astuti yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai selesai ini. 8. Kakakku, Maria Dian Ika Budi Astuti dan Bernadeta Widya Budi Suryaningsih yang sudah memberikan dukungan, doa, dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Francisca Dewi Wulansari, Herningdyah Cahyaning Ratri, Nety Putri Perdani, Martinus Septian Aji Purnomo, dan Brigitta Swaselia Kasita teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skirpsi ini. 10. Yuhacim Tito Setyo Budiharjo, Florentina Fibrianingtyas, Ana Afriyanti, Erichlina Susilawati, Nur Putri Indah, Fandi Riwanto, Hendra Sigalingging, Ludgerdius Beldi, dan terkhusus untuk Nicolaus Eko Krisnanto yang selalu memberikan
doa,
semangat,
dan
perhatian
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai cara telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sempat disebutkan satu per satu di dalam tulisan ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat disampaikan kepada penulis demi peyempumaan tulisan ini. Semoga karya
ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi referensi bagi
siapa pun yang mempunyai minat pada bidang kebahasaan.
Yogyakarta, 8 Desember 2016 Penulis,
Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni
Xll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN MOTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 5 1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 6 1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 7
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ................................................................ 9 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 9 2.2 Landasan Teori .................................................................................... 13 2.2.1 Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan .................................... 13 2.2.2 Ejaan ....................................................................................... 15 2.2.3 Kesalahan Ejaan ..................................................................... 16 2.2.4 Ejaan Yang Disempurnakan ................................................... 16
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.4.1 Sejarah Singkat EYD ................................................. 16 2.2.4.2 Ruang Lingkup EYD yang akan Diteliti .................... 17 2.3 Karangan ............................................................................................. 49 2.3.1 Karangan Narasi ..................................................................... 50 2.3.2 Karangan Argumentasi ........................................................... 51 2.3.3 Karangan Eksposisi ................................................................ 52 2.3.4 Karangan Deskripsi ................................................................ 53 2.3.5 Karangan Persuasi .................................................................. 54 2.4 Kompetensi Guru-guru Sekolah Dasar ............................................. 54 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 56 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 56 3.2 Data dan Sumber Data ...................................................................... 57 3.3 Objek Penelitian................................................................................ 58 3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................... 59 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 59 3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 60 3.7 Triangulasi ........................................................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 66 4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 66 4.1.1 Penggunaan Huruf kapital .................................................... 66 4.1.2 Penulisan Kata ...................................................................... 69 4.2 Analisis Data ..................................................................................... 74 4.2.1 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital, Miring, dan Tebal ...... 75 4.2.1.1 Penulisan Huruf Kapital .......................................... 75 4.2.2 Kesalahan Penulisan Kata .................................................... 79 4.2.2.1 Kata Berimbuhan ..................................................... 80 4.2.2.2 Bentuk Ulang ........................................................... 81 4.2.2.3 Gabungan Kata ........................................................ 82
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.4 Pemenggalan kata .................................................... 84 4.2.2.5 Kata Depan .............................................................. 86 4.2.2.6 Partikel ..................................................................... 87 4.2.2.7 Singkatan dan Akronim ........................................... 89 4.2.2.8 Angka dan Bilangan ................................................ 91 4.2.2.9 Kata Ganti ................................................................ 92 4.2.2.10 Kata Tidak Baku .................................................... 93 4.2.2.11 Kekeliruan Tulis .................................................... 94 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 96 4.3.1 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital, Miring, dan Tebal ......... 96 4.3.2 Kesalahan Penulisan Kata ...................................................... 98
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 101 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 101 5.2 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................. 102 5.3 Saran ................................................................................................. 103
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 105 LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan ................................................. 15 Tabel 2 Sumber Data ........................................................................................ 57 Tabel 3 Kode Penulisan Huruf ......................................................................... 61 Tabel 4 Kode Penulisan Kata .......................................................................... 62 Tabel 5 Jumlah Kesalahan Penggunaan Huruf ................................................ 67 Tabel 6 Jumlah Kesalahan Penulisan Kata ...................................................... 69
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Analisis Data dan Triangulasi ............................................. 107 Lampiran 2 Karangan Guru ............................................................................. 137
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai warga negara Indonesia, setiap orang harus memperoleh hakhaknya. Salah satu hak yang sangat penting untuk menyongsong hidup di era globalisasi adalah hak untuk mendapat pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1. Namun, pada kenyataannya masih banyak orang yang belum mendapat pendidikan yang layak, apalagi bagi mereka yang berada di wilayah perbatasan. Salah satu wilayah perbatasan di Indonesia, yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Kabupaten Mahakam Ulu adalah kabupaten hasil pemekaran wilayah Kutai Barat. Berdasarkan situs web www.korankaltim.com yang diakses pada tanggal 5 April 2016, pendidikan di Kabupaten Mahakam Ulu masih memprihatinkan. Hal itu terlihat pada kekurangan tenaga pengajar di sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Cara untuk mengatasi kekurangan guru di kabupaten Mahakam Ulu adalah dengan regrouping atau penggabungan sekolah. Hal tersebut telah diperjelas oleh situs web www.kabarkubar.com yang diakses pada tanggal 5 April 2016. Hal itu tidak serta merta membuat pendidikan di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur menjadi lebih baik. Kekurangan sarana dan prasarana seperti buku, alat peraga, gedung sekolah yang tidak memadai, bahkan akses internet menjadi hal yang perlu diperhatikan pula. Tentu saja hal itu berpengaruh pada kualitas guru
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
yang mengajar di sana, padahal pendidikan di jenjang sekolah dasar adalah fondasi dalam mengikuti pembelajaran di jenjang selanjutnya. Empat komponen keterampilan berbahasa yang harus dikuasai pendidik (guru) dan pembelajar adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Guru harus mempunyai kompetensi menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan lain (Tarigan, 2008:3). Selain harus terampilnya seorang guru dalam hal menulis, guru juga harus mampu memberikan contoh tentang penulisan artikel, opini, karangan, dan sebagainya. Tentu dalam kegiatan menulis, pendidik dan pembelajar sering menemukan kesalahan. Kesalahan itu dalam bentuk penggunaan kata ataupun dalam menggunakan huruf kapital. Maka dari itu, agar kesalahan tidak terjadi lagi, pendidik dan pembelajar harus memperhatikan ejaan yang disempurnakan. Penelitian ini relevan karena kompetensi guru yang baik itu harus mengerti dan memahami dasar atau fondasi bahasa Indonesia yaitu penulisan ejaan. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dalam bahasa tulis. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib dan aman. Namun, jika ramburambu itu tidak dipatuhi, kecelakaan tidak dapat dihindarkan. Seperti itulah kirakira hubungan antara pemakai dan ejaan. Ejaan adalah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi ujaran (kata, kalimat, dan sebagainya) dan cara menghubungkan lambang-lambang itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, ejaan mencakup penulisan huruf (huruf besar/kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan angka, dan pemakaian tanda baca (Wijayanti, 2011). Objek penelitian ini didasarkan data yang berupa karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dari observasi sekilas, peneliti menemukan bahwa kemampuan guru-guru di daerah perbatasan masih rendah dalam mengarang. Hal tersebut terlihat pada salah satu karangan guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang bernama Natalia Hong. Dalam karangannya yang berjudul ―Lingkungan‖ terjadi kesalahan huruf kapital. Berikut ini, peneliti akan memperlihatkan kesalahan tulis pada karangan Natalia Hong, karangan nomor 14. ―kini hutan bahkan Kar.14/B1/Kal.13
seakan
marah
pada
manusia.‖
Kalimat di atas merupakan cuplikan dari karangan salah satu guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Cuplikan kalimat di atas menurut ejaan, salah. Hal tersebut karena huruf kapital selalu digunakan untuk memulai sebuah kalimat. Selain kesalahan itu, tentu masih banyak kesalahan-kesalahan ejaan lain yang ditemukan dalam karangan Natalia Hong dan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang lain. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa bahwa menganalisis kesalahan ejaan masih sangat relevan. Bukti bahwa masih relevan diperlihatkan dengan banyak kesalahan ejaan pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang lain. Hal ini tentu memperkuat niat peneliti untuk meneliti kesalahan ejaan pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kesalahan ejaan kata dalam kalimatkalimat.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang diangkat adalah bagaimana kesalahan ejaan yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015? Secara terperinci, kesalahan ejaan mencakup dua hal berikut. a. Apa sajakah kesalahan penulisan huruf kapital, miring, dan tebal yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015? b. Apa sajakah kesalahan penulisan kata yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan selaras dengan rumusan masalah yang diangkat, yaitu sebagai berikut. a. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015. b. Mendeskripsikan kesalahan penulisan kata yang ada dalam karangan guruguru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1.4 Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi untuk disiplin ilmu linguistik khususnya dalam dunia pendidikan, yaitu bagi para guru bahasa Indonesia, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia dan bagi peneliti lain. a. Bagi para guru Bahasa Indonesia Penelitian ini dapat digunakan untuk pengajaran bahasa Indonesia dengan lebih tepat sebagai sumbangan informasi mengenai kesalahan penulisan kata, penulisan huruf, dan penggunaan tanda baca pada karangan narasi guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dari kesalahan-kesalahan yang terjadi, guru dapat membimbing siswanya untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan kesalahan yang dilakukan siswa ketika menulis. b. Bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang kesalahan yang terjadi dalam tulisan, sehingga kelak jika menjadi guru, mahasiswa dapat menerapkan ilmunya untuk menjadi contoh bagi murid-muridnya. c. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan memberikan gambaran untuk menulis dalam meneliti lebih jauh mengenai kesalahan dalam tata tulis wacana bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.5 Batasan Istilah a. Kesalahan Kesalahan adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor kompetensi. Hal tersebut berarti memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya (Tarigan dan Tarigan, 1988:75). b. Kekeliruan Kekeliruan
adalah
penyimpangan
yang
disebabkan
oleh
faktor
performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan dan Tarigan, 1988:75). c. Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran. Selain itu ejaan membahas bagaimana hubungan antara lambanglambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa) (Putrayasa, 2010: 21). d. Kesalahan Ejaan Kesalahan ejaan adalah kesalahan menuliskan kata atau menggunakan tanda baca (Tarigan dan Tarigan, 1988:198). Hal tersebut menggambarkan ketidakbenaran dalam menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
e. Ejaan Yang Disempurnakan Menurut Wijaya (2012), ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Sebelum tahun 1972, ejaan Republiklah yang digunakan. f. Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002:3). Jadi, karangan adalah sebuah karya yang tidak hanya ada di dalam pikiran seseorang.
1.6 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. BAB II menguraikan landasan teori. Landasan teori meliputi penelitian yang relevan dan kajian teori. Dalam kajian teori dijabarkan perbedaan kesalahan dan kekeliruan, ejaan, kesalahan ejaan, ejaan yang disempurnakan dan karangan BAB III memaparkan metodologi penelitian. Metodologi penelitian berisi jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berupa temuan-temuan kesalahan ejaan dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB V berisi penutup. Pada bagian penutup menguraikan kesimpulan, implikasi hasil penelitian, dan saran-saran. Bagian yang terakhir adalah daftar pustaka yang menyajikan sumber acuan pustaka dalam skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yeni Ambarwati (2008) mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Irin Lorensi Tri Murniati (2007) mahasiswa Sanata Dharma, dan Yasinta Nofiandari (2015) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Peneliti secara singkat menguraikan ketiga penelitian di atas sebagai berikut. Yeni Ambarwati (2008) dengan penelitiannya yang berjudul “Kesalahan Ejaan dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V, SD Kanisius Demangan Baru dan SD Kanisius Klepu, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2007/2008”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar kesalahan penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca dalam karangan, serta mencari perbedaan kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca dalam karangan narasi. Teknik yang digunakan adalah teknik sampel random atau acak. Hasil yang diperoleh dalam penelitiannya adalah: pertama, kesalahan pemakaian huruf kapital yang dilakukan oleh siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru sebesar 7,18%. Kedua, kesalahan pemakaian huruf kapital yang dilakukan siswa SD Kanisius Klepu sebesar 21,44%. Ketiga, kesalahan penulisan kata yang dilakukan oleh siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru sebesar 13,21%. Keempat, kesalahan penulisan kata yang dilakukan siswa SD Kanisius
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Klepu sebesar 19,03%. Kelima, kesalahan pemakaian tanda baca oleh siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru sebesar 19,25%. Keenam, kesalahan pemakaian tanda baca oleh siswa SD Kanisius Klepu sebesar 42,67%. Penelitian Irin Lorensi Murniati (2007) berjudul ―Kesalahan Ejaan dalam Karangan Narasi dalam Karangan Narasi yang Dibuat oleh Siswa Laki-laki dan yang Dibuat oleh Siswa Perempuan SMP Van Lith Jakarta Pusat Kelas VII Semester 2 Tahun Ajaran 2006/2007‖. Masalah yang diteliti adalah kesalahan ejaan apa yang dibuat oleh siswa laki-laki dalam karangan narasi SMP Van Lith Jakarta Pusat kelas VII semester 2 tahun ajaran 2006/2007, kesalahan ejaan apa yang dibuat oleh siswa perempuan dalam karangan narasi SMP Van Lith Jakarta Pusat kelas VII semester 2 tahun ajaran 2006/2007, dan bagaimana urutan jenis kesalahan dilihat dari banyaknya kesalahan dalam karangan narasi SMP Van Lith Jakarta Pusat kelas VII semester 2 tahun ajaran 2006/2007. Hasil analisis kesalahan ejaan yang dibuat oleh siswa laki-laki, yaitu kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring sejumlah 1.138 buah, kesalahan penulisan kata sejumlah 410 buah, kesalahan penulisan unsur serapan sejumlah dua buah, dan kesalahan pemakaian tanda baca sejumlah 722 buah. Dalam karangan narasi siswa laki-laki SMP Van Lith Jakarta Pusat kelas VII semester 2 tahun ajaran 2006/2007, tidak ditemukan kesalahan penulisan kata si dan sang, kesalahan penulisan singkatan dan akronim, kesalahan pemakaian tanda titik koma, kesalahan pemakaian tanda titik dua, kesalahan pemakaian tanda pisah, kesalahan pemakaian tanda kurung, kesalahan pemakaian tanda kurung siku, kesalahan pemakaian tanda petik tunggal, dan kesalahan pemakaian tanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
garis miring. Pada karangan siswa perempuan tidak ditemukan kesalahan penulisan si dan sang, kesalahan penulisan singkatan dan akronim, kesalahan pemakaian tanda titik koma, kesalahan pemakaian tanda titik dua, kesalahan pemakaian tanda pisah, kesalahan pemakaian tanda ellipsis, kesalahan pemakaian tanda kurung, kesalahan pemakaian tanda kurung siku, kesalahan pemakaian tanda petik tunggal, dan kesalahan pemakaian tanda garis miring. Penelitian Yasinta Nofiandari (2015) berjudul ―Analisis Kesalahan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta‖. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan huruf kapital, kesalahan penulisan kata depan dan imbuhan, kesalahan penulisan unsur serapan, dan kesalahan pemakaian tanda baca pada skripsi mahasiswa prodi BSI UNY. Sampel yang digunakan penulis berjumlah empat yang terdiri atas skripsi A tahun 2009, skripsi B tahun 2014, skripsi C tahun 2011, dan skripsi D tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca dan mencatat, dan instrumen pengumpulan data dengan menggunakan human instrument. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian Yasinta Nofiandari (2015) menunjukkan bahwa kesalahan ejaan pada skripsi mahasiswa prodi BSI Universitas Negeri Yogyakarta sebanyak 247 kesalahan yang terdiri atas pemakaian huruf kapital sebanyak delapan kesalahan, penulisan kata depan di sebanyak 28 kesalahan, penulisan kata depan ke sebanyak dua kesalahan, sedangkan imbuhan di-, ke-, dan kata depan dari tidak ditemukan kesalahan pada skripsi mahasiswa, kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pemakaian tanda baca sebanyak 209 kesalahan, yang meliputi kesalahan pemakaian tanda baca titik (.) sebanyak 34 kesalahan, kesalahan pemakaian tanda baca koma (,) sebanyak 163 kesalahan, kesalahan pemakaian tanda hubung (-) sebanyak 1 kesalahan, kesalahan pemakaian tanda tanya (?) sebanyak 4 kesalahan, dan kesalahan pemakaian tanda baca titik dua (:) sebanyak 8 kesalahan, dan kesalahan pemakaian tanda seru (!), kesalahan pemakaian tanda baca titik koma (;), kesalahan pemakaian tanda petik tunggal (‗…‘), kesalahan pemakaian tanda petik (―…‖), dan kesalahan pemakaian tanda garis miring (/) tidak ditemukan kesalahan. Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan itu terletak pada objek penelitian, yaitu kesalahan ejaan. Persamaan lain adalah sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan yang peneliti temukan adalah perbedaan subjek data dan sumber data penelitian. Pada penelitian yang pertama, sumber datanya adalah siswa dengan dua sekolah yang berbeda, penelitian yang kedua menggunakan dua subjek dengan sekolah yang sama, sedangkan penelitian ketiga menggunakan subjek skripsi mahasiswa dengan prodi dan universitas yang sama. Dalam penelitian ini, subjek datanya adalah guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015 dan sumber datanya adalah karangan-karangan guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2.2 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung temuan, sehingga dapat memperkuat penelitian yang dilakukan dan mendukung keakuratan data. Teori yang digunakan penulis untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini adalah perbedaan kesalahan dan kekeliruan, ejaan, kesalahan ejaan, Ejaan Yang Disempurnakan, dan karangan.
2.2.1
Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Dalam suatu pembelajaran bahasa, pendidik dan pembelajar sering
menjumpai kesalahan dan kekeliruan. Menurut ilmu bahasa, kesalahan dan kekeliruan memang mempunyai makna yang berbeda. Menurut Tarigan dan Tarigan (1988), istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan, yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Menurut Tarigan (1988), kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, si pembelajar memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten atau secara sistematis. Bila tahap pemahaman akan sistem bahasa yang sedang dipelajari ternyata kurang, sering ditemukan adanya kesalahan. Begitu pun sebaliknya, bila pemahaman akan sistem bahasa meningkat, kesalahan tidak akan sering terjadi. Menurut Nurgiyantoro
(2001),
kesalahan
dimaknai
sebagai
kesilapan.
Kesilapan
disebabkan oleh kompetensi kebahasaan siswa, biasanya bersifat sistematis dan terjadi pada tempat-tempat tertentu, yang umumnya menunjukkan tingkat kemampuan kebahasaan siswa. Melihat jenis dan tingkat keparahan kesilapan itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
dapat diperkirakan seberapa jauh tingkat kemampuan kebahasaan siswa. Kesilapan biasanya bersifat konsisten dan dapat diramalkan daerah-daerahnya yang rawan. Menurut kedua ahli, yaitu Tarigan (1988) dan Nurgiyantoro (2001), keduanya memiliki pendapat bahwa kesalahan selalu bersifat sistematis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor kompetensi si pembelajar. Menurut Tarigan (1988) kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh para siswa sendiri bila yang bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Namun, karena sesuatu hal dia lupa akan sistem tersebut. Kelupaan ini biasanya tidak lama, karena itu pula kekeliruan itu sendiri tidak bersifat lama. Menurut Nurgiyantoro (2001), kekeliruan merupakan penyimpangan pemakaian kebahasaan yang sifatnya insidental dan tidak sistematis, tidak terjadi pada daerah-daerah tertentu. Kekeliruan mungkin hanya berupa salah ucap atau salah tulis yang disebabkan oleh faktor-fakor kelelahan, emosi, kerja acak-acakan, dan sebagainya. Kekeliruan dapat dialami oleh penutur asli ataupun penutur asing, baik dalam bahasa pertama maupun bahasa kedua dan asing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Menurut kedua ahli, yaitu Tarigan (1988) dan Nurgiyantoro (2001), keduanya memiliki pendapat bahwa kekeliruan selalu bersifat tidak sistematis. Hal tersebut disebabkan oleh faktor performansi si pembelajar. Tabel 1. Perbedaan Kesalahan dan Kekeliruan Kategori/Sudut Kesalahan Kekeliruan Pandang Sumber Kompetensi Performansi Sifat Sistematis Tidak sistematis Durasi Agak lama Sementara Sistem linguistik Belum dikuasai Sudah dikuasai Hasil Penyimpangan Penyimpangan Dibantu oleh guru: latihan, Siswa sendiri: Perbaikan pengajaran remedial pemusatan perhatian Secara keseluruhan, dalam pembelajaran bahasa kesalahan dan kekeliruan memang berbeda. Pendidik dan pembelajar terkadang dalam menggunakan istilah kata kesalahan dan kekeliruan masih sering disamakan maknanya.
2.2.2
Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran
dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa) (Putrayasa, 2010). Terkadang, masalah ejaan dianggap sebagai masalah yang sangat sederhana. Hal ini yang membuat anggapan ini berkembang dan menyepelekan ejaan. Padahal, ejaan adalah ramburambu yang harus ditepati dalam menulis suatu teks. Menurut Badudu (1980), ejaan ialah pelambangan fonem dengan huruf. Dalam sistem ejaan suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang fonem itu dinamakan huruf. Susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad. Ejaan didasarkan pada konvensi semata-mata, jadi lahir dari hasil persetujuan.
2.2.3
Kesalahan Ejaan Menurut Widjono (2007), kesalahan ejaan dapat berakibat pada penolakan,
penilaian yang buruk, kurang profesional, dan sebagainya. Kesalahan ejaan tersebut mengarah pada penyimpangan dalam menggunakan ejaan. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh sangat diperlukan demi keteraturan dalam penulisan.
2.2.4
Ejaan Yang Disempurnakan
2.2.4.1 Sejarah singkat EYD Menurut Wijaya (2012), ejaan yang disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Perbedaan (perubahan) antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah: ‗tj‘ menjadi ‗c‘ : tjutji cuci, ‗dj‘ menjadi ‗j‘ : djarak jarak, ‗j‘ menjadi ‗y‘ : sajang sayang, ‗nj‘ menjadi ‗ny‘ : njamuk nyamuk, ‗sj‘ menjadi ‗sy‘ : sjarat syarat, ‗ch‘ menjadi ‗kh‘ : achir akhir, awalan ‗di-‗ dan kata depan ‗di‘ dibedakan penulisannya. Kata depan ‗di‘ pada contoh ―di rumah‖, ― di sawah‖, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara ‗di-‘ pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sebelumnya ―oe‖ sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
menjadi ―u‖ ketika Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Ejaan Republik. Jadi sebelum EYD, ―oe‖ tidak digunakan.
2.2.4.2 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan yang akan Diteliti Pada penelitian ini, ruang lingkup ejaan yang disempurnakan mengacu pada Permendiknas No. 50 Tahun 2015 dengan beberapa tambahan agar ejaan yang disempurnakan semakin lengkap. Dalam Permendiknas No. 50 Tahun 2015, ejaan yang disempurnakan meliputi penggunaan huruf, penggunaan huruf kapital, miring, tebal, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti penggunaan huruf kapital, miring dan tebal, serta penulisan kata.
A. Penulisan Huruf Huruf adalah tanda aksara dalam tata tulis; merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa (KBBI Daring: 2012). Berdasarkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut tiga masalah, yaitu penggunaan huruf besar atau huruf kapital, penggunaan huruf miring, dan penggunaan huruf tebal. 1. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital Menurut KBBI (2012), huruf besar atau huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari huruf biasa). Dalam menulis, huruf kapital merupakan hal yang wajib dilakukan. Penggunaan huruf kapital dapat dicermati pada poin a-n di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
a. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.1 halaman 7, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada kalimat 1, 2, dan 3 berikut ini. 1) Apa maksudnya? 2) Dia membaca buku. 3) Kita harus bekerja keras. Dalam contoh nomor 1 pada huruf A, contoh nomor 2 pada huruf D, dan contoh nomor 3 pada huruf K memperlihatkan penggunaan huruf kapital pada awal kalimat. Hal ini digunakan untuk memulai kalimat baru.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.2 halaman 7, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama diri, termasuk julukan sebagai nama sapaan. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh 4, 5, dan 6 berikut ini. 4) Amir Hamzah 5) Jenderal Kancil 6) Vicky Nitinegoro Dalam contoh nomor 4 huruf A dan H memperlihatkan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama diri. Hal tersebut berbeda dengan contoh nomor 5 dengan huruf J dan K termasuk julukan sebagai nama sapaan. Pada contoh nomor 6 huruf V dan N, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama diri. Selain itu, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama yang nama jenis atau satuan ukuran, misalnya: 7) ikan mujair 8) 15 ampere 9) mesin diesel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Contoh nomor 7 menunjukkan nama jenis ikan air tawar, contoh nomor 8 menunjukkan nama satuan ukuran, dan contoh nomor 9 menunjukkan nama jenis mesin. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‗anak dari‘, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas, misalnya: 10) Abdul Rahman bin Zaini 11) Charles Adriaan van Ophuijsen 12) Ayam Jantan dari Timur Contoh di atas memperlihatkan bahwa kata bin, van, dari tidak menggunakan huruf besar walaupun letaknya di tengah sebuah nama. Hal tersebut karena kata-kata tersebut mengandung makna ‗anak dari’.
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.3 halaman 8, huruf kapital dipakai pada kata awal kalimat dalam petikan langsung. Contoh untuk pemakaian huruf kapaital ini dapat dicermati pada kalimat 13, 14, dan 15 berikut ini. 13) Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" 14) "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya. 15) Orang itu menasehati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!" Contoh di atas menunjukkan bahwa kalimat langsung selalu berawalan dengan huruf kapital. Letak penggunaan huruf kapital ini tidak selalu di awal kalimat.
d. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.4 halaman 8, huruf kapital
dipakai
sebagai
huruf
pertama
semua unsur yang mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
ketuhanan dan keagamaan. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh 16, 17, dan 18 berikut ini. 16) Islam 17) Alkitab 18) Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan benar. Contoh nomor 16 dan 17 adalah contoh yang secara langsung menunjuk pada keagamaan. Hal tersebut berbeda dengan contoh nomor 18 terdapat dua kata yang menunjuk pada ketuhanan yaitu kata ‗Tuhan‘ dan kata ganti Tuhan, yakni ‗Mu‘
e. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.5a halaman 8, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang dan yang dipakai sebagai sapaan. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 19, 20, dan 21 berikut ini. 19) Sultan Hasanuddin 20) Pangeran Antasari 21) Selamat pagi, Dokter. Contoh nomor 19 dan 20 menunjukkan nama orang dengan gelar sultan dan pangeran yang diikuti nama orang. Hal tersebut berbeda dengan contoh nomor 21 yang menunjukkan kata sapaan.
f. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.6 halaman 8, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Selain itu, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama sapaan yang diikuti nama orang. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada kalimat nomor 22, 23 dan 24 berikut ini. 22) Wakil Presiden Adam Malik 23) Gubernur Papua Barat 24) Buah yang ia petik itu berasal dari kebun Pak Edi. Pada contoh nomor 22 terlihat jelas bahwa ‗wakil presiden‘ menjelaskan siapa Adam Malik dan huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang. Contoh nomor 23 dan 24 menunjukkan bahwa huruf kapital dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu.
g. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.7 halaman 8, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 25, 26, dan 27 berikut ini. 25) bangsa Indonesia 26) bahasa Bali 27) bahasa Jawa Contoh nomor 25 menunjukkan bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa. Contoh nomor 26 dan 27 menunjukkan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bahasa. Hal itu berbeda dengan penggunaan huruf kapital pada nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital, misalnya contoh nomor 28 dan 29 berikut ini. 28) pengindonesiaan kata asing 29) keinggris-inggrisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Contoh nomor 28 dan 29 tidak ditulis dengan huruf kapital karena nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa sudah mendapat imbuhan. Imbuhan tersebut tergambar pada contoh berupa awalan akhiran.
h. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.8a halaman 9, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari besar atau hari raya dan peristiwa sejarah. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 30, 31 dan 32 berikut ini. 30) hari Senin 31) Perang Dunia II 32) Natal diperingati oleh umat Kristiani seluruh dunia. Pada contoh nomor 30, 31, dan 32, hari-hari tersebut dianggap penting. Huruf kapital digunakan untuk memperingati hal itu.
i. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.9 halaman 9, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 33, 34, dan 35 berikut ini. 33) Gunung Merapi 34) Danau Toba 35) Situpatenggang Contoh nomor 33, 34, dan 35 menunjukkan nama diri. Hal yang menunjukkan nama diri biasanya ditulis dengan huruf kapital.
j. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.10 halaman 10, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) yang memiliki unsur kenegaraan, dokumen resmi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 36, 37, dan 38 berikut ini. 36) Republik Indonesia 37) Kedutaan Besar Amerika 38) Perserikatan Bangsa-Bangsa Contoh nomor 36, 37, dan 38 mengacu pada nama diri. Kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk tidak ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
k. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.11 halaman 10, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada kalimat nomor 39, 40, dan 41 berikut ini. 39) Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. 40) Dia membaca artikel yang berjudul Masa Orientasi Mahasiswa. 41) Ia menyajikan makalah "Masa Hidup Laba-Laba Jantan". Pada contoh nomor 39, 40, dan 41 nama buku, artikel dan makalah ditulis dengan huruf kapital untuk memberi penekanan. Namun, kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
l. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.12 halaman 10, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada contoh nomor 42, 43, dan 44 berikut ini. 42) S.H. sarjana hukum 43) Kolonel Sugiarto 44) Jendral Suparman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Pada contoh nomor 42, huruf kapital digunakan sebagai nama gelar saja, tidak untuk singkatan seperti dll (dan lain-lain), dan sebagainya. Pada contoh nomor 43 dan 44 kata ‗Kolonel‘ dan ‗Jendral‘ telah melekat pada nama diri seseorang, sehingga menggunakan huruf kapital.
m. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.13 halaman 10, huruf kapital digunakan sebagai penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada kalimat nomor 45, 46, dan 47 berikut ini. 45) "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. 46) Surat Saudara sudah kami terima. 47) ―Hai, Keriting, darimana saja?‖ tanyaku. Pada contoh nomor 45 kata ‗Bapak‘ digunakan sebagai sapaan. Contoh nomor 46 digunakan sebagai kata ganti. Contoh nomor 47 kata ‗Keriting‘ digunakan sebagai nama julukan. Hal tersebut selalu menggunakan huruf kapital.
n. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul. Contoh untuk pemakaian huruf kapital ini dapat dicermati pada kalimat nomor 48, 49, dan 50 sebagai berikut. 48) Pada musim kemarau saWah tidak mendapatkan air. 49) Kerusakan hutan banyak disebabkan Manusia. 50) Pantai Baron adalah Pantai yang indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Pada contoh nomor 48, 49, dan 50 huruf kapital tidak dibenarkan berada di tengah kalimat kecuali dengan persyaratan. Hal tersebut tentu tidak lazim dan tidak baku.
2. Penulisan Huruf Miring Menurut KBBI Daring (2012), huruf miring adalah huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai tulisan tangan seperti pada kursif. Huruf miring digunakan untuk: (a) menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang
dikutip
dalam
tulisan,
termasuk
dalam
daftar
pustaka,
(b) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat, dan (c) menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. a. Menurut Permendiknas No. 50 tahun 2015 poin G.1 halaman 11, huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contoh untuk pemakaian huruf miring ini dapat dicermati pada kalimat nomor 51, 52, dan 53 sebagai berikut. 51) Saya baru saja membaca majalah Kawanku edisi bulan ini. 52) Buku Hujan karya Tere Liye bersampul warna biru. 53) Novel Suatu hari di 2018 merupakan novel yang baru. Pada contoh nomor 51, 52, dan 53, kata-kata yang tercetak miring merupakan sebuah penegasan dari kalimat tersebut. Pemakaian huruf miring tidak dapat digunakan pada sembarang tempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.2 halaman 11, huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Contoh untuk pemakaian huruf miring ini dapat dicermati pada kalimat nomor 54, 55 dan 56 sebagai berikut. 54) Huruf terakhir kata abad adalah d. 55) Hal tersebut lebih bermakna kecuali dalam hal perhitungannya. 56) Dia tidak diantar, tetapi mengantar. Contoh nomor 54, 55 dan 56 memperlihatkan secara jelas bahwa huruf miring untuk mengkhususkan bagian kalimat. Hal tersebut tentu memperjelas pembaca dalam membaca sebuah tulisan yang dimaksud.
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.3 halaman 11, huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh untuk pemakaian huruf miring ini dapat dicermati pada kalimat nomor 57, 58, dan 59 sebagai berikut. 57) Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh. 58) Chandra mendownload lagu-lagu Sheila On 7. 59) Nama asing dari tanaman padi adalah oriza sativa. Contoh nomor 57, 58, dan 59 memperlihatkan secara jelas bahwa huruf miring untuk mengkhususkan bagian kalimat. Hal tersebut karena tidak semua orang mengerti dengan kata yang dimaksud.
3.
Huruf Tebal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, huruf tebal adalah huruf yang dicetak tebal atau berat. Dalam karangan karya guru-guru Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini, huruf tebal digunakan sebagai pengganti huruf miring dengan fungsi untuk mempertegas. Namun, kemungkinan tidak ditemukan penggunaan huruf tebal dalam karangan karya guru Sekolah Dasar Mahakam Ulu karena karya mereka ditulis tangan. Huruf tebal digunakan untuk (a) menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring dan (b) menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. a. Menurut Permendiknas no. 50 tahun 2015 poin H.1 halaman 12, huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Contoh untuk pemakaian huruf tebal ini dapat dicermati pada kalimat nomor 60 sebagai berikut. 60) Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‗dan‘. Contoh
nomor 60 memperlihatkan kata ‗et‘ dipertegas
menggunakan huruf tebal.
dengan
Penggunaan huruf tebal dengan huruf miring
mempunyai fungsi sama sebagai mempertegas.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.2 halaman 12, huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Contoh untuk pemakaian huruf miring ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut: 61) 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa standar dan ratusan bahasa daerah—ditambah beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris—membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Contoh nomor 61 tergambar bagaimana penggunaan huruf tebal. Huruf tebal pada contoh digunakan untuk membedakan subbab dengan bab-bab.
B. Penulisan Kata 1.
Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan apapun. Kata dasar adalah kata yang menjadi awal pembentukan kata yang lebih besar. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin A halaman 13, kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh untuk pemakaian kata dasar ini dapat dicermati pada kalimat nomor 62, 63, dan 64 sebagai berikut. 62) Ibu percaya bahwa engkau tahu. 63) Dia pergi ke masjid. 64) Lalu, ia pulang ke rumah Dimas. Contoh di atas terlihat bahwa semua kata yang digunakan dalam kalimat menggunakan kata dasar. Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan dalam bentuk awalan, sisipan, atau akhiran.
2. Kata Berimbuhan a. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin B.1 halaman 13, imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Selain hal itu, imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -isme, -man, -wan, atau –wi ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Contoh untuk pemakaian kata berimbuhan ini dapat dicermati pada contoh nomor 65, 66, dan 67 sebagai berikut. 65) bergetar 66) dikelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
67) seniman Contoh nomor 65 dan 66, kata ‗bergetar‘ dan ‗dikelola‘ tersebut diberi imbuhan yang berwujud awalan. Contoh nomor 67, kata ‗seniman‘ tersebut diberi imbuhan yang diserap dari bahasa asing yaitu –man. Menurut buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (1997), imbuhan yang ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Akhiran : -kan, -i, dan –nya Awalan
: ber-, per-, me-, di-, ter-, ke-, se-, dan pe-
Sisipan
: -el-, -em-, dan –er-
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin B.2 halaman 13, bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, misalnya antarkota. Namun, bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-), misalnya non-Indonesia. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Contoh untuk pemakaian bentuk maha ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut.
68) Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Contoh nomor 68 memberi makna ‗sangat‘ sehingga penulisannya harus dipisah. Hal tersebut berbeda dengan bentuk maha yang diikuti kata dasar yang
mengacu
kepada
nama
atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis
serangkai. Contoh untuk pemakaian bentuk maha ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
69) Engkau Yang Mahakuasa selalu menentukan arah hidup kita. Pada contoh 69), kata maha memberi makna bahwa hal tersebut mengacu pada bentuk Tuhan. Hal tersebut tentu ditulis serangkai dengan menggunakan huruf kapital.
3.
Bentuk Ulang
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin C halaman 14, kata bentuk ulang adalah bentuk kata yang merupakan pengulangan kata dasar. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Contoh untuk pemakaian bentuk ulang ini dapat dicermati pada contoh nomor 70, 71, dan 72 sebagai berikut. 70) anak-anak 71) laba-laba 72) sayur-mayur Contoh nomor 70) dan 71) tersebut merupakan bentuk ulang tunggal. Sementara itu, contoh 72) merupakan bentuk ulang berubah beraturan.
4.
Gabungan Kata
Gabungan kata adalah dua kata yang disusun menjadi satu-kesatuan. Hal tersebut menghasilkan makna lain/makna yang beda dengan kata pembentuknya. Penggunaan gabungan kata dapat dicermati pada poin a-e di bawah ini. a. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin D.1 halaman 14, unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
ditulis terpisah. Contoh untuk pemakaian gabungan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 7), 74, dan 75 berikut ini: 73) duta besar 74) ibu kota 75) persegi panjang Contoh nomor 73, 74, dan 75 menunjukkan bahwa ada dua kata yang saling berbeda makna tetapi setelah disatukan menjadi satu makna. Hal tersebut dalam penulisannya tetap dipisah.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin D.2 halaman 14, gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Contoh untuk pemakaian gabungan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 76, 77, dan 78 berikut ini. 76) anak-istri pejabat 77) alat pandang-dengar 78) buku sejarah-baru Contoh di atas, tanda hubung digunakan untuk menegaskan bahwa dua kata tersebut beda makna. Jika tidak diberi tanda hubung, dapat dimungkinkan bahwa memiliki makna yang tidak sama dengan yang asli.
c.
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin D.3 halaman 14,
gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Contoh untuk pemakaian gabungan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 79, 80, dan 81 berikut ini. 79) bertepuk tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
80) menganak sungai 81) Sebar luaskan Pada contoh nomor 79, kata ‗bertepuk tangan‘ mendapat awalan ber-. Pada contoh nomor 80), kata ‗menganak sungai‘ mendapat awalan me-. Contoh nomor 81 mendapat akhiran –kan Jadi, ketiga contoh tersebut penulisannya harus tetap terpisah.
d.
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin D.4 halaman 14,
gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Contoh untuk pemakaian gabungan kata ini dapat dicermati pada kalimat nomor 82, 83, dan 84 berikut ini. 82) Bangsa ini dipersatukan oleh Pancasila. 83) Ia mengasihi kekasihnya. 84) Penghancurleburan alkohol dilakukan oleh Polisi Bogor. Pada contoh nomor 82), kata ‗dipersatukan‘ mendapat awalan sekaligus akhiran diper-kan yang berarti dibuat jadi. Contoh nomor 83) mendapat awalan sekaligus akhiran me-i yang berarti ‗dengan sungguh-sungguh‘. Contoh nomor 84) mendapat awalan sekaligus akhiran pe-an. Secara garis besar, melihat ketiga contoh di atas, gabungan kata ini senada dengan imbuhan gabung. Imbuhan gabung banyak bentuknya: ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i, memper, memper-kan, memper-i, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, kean, se-nya, pe-an, dan per-an.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
e. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin D.5 halaman 5, gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Contoh untuk pemakaian gabungan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 85, 86, dan 87 berikut ini. 85) Acapkal 86) Adakalanya 87) Perilaku Contoh di atas kata-kata tersebut dibentuk dari dua kata yang berbeda arti. Namun, contoh-contoh di atas jika digabung penulisannya, maka mengandung satu arti.
5. Pemenggalan Kata Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Kata-kata biasanya dibatasi oleh bidang dan ruang yang disyaratkan dalam penulisan sehingga kata-kata tidak dapat ditulis secara utuh. Pemenggalan kata dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup harus menggunakan tanda hubung. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada kalimat nomor 88, 89, dan 90 berikut ini. 88) Ketika malam datang, dia menyalakan lampu motornya agar pengendara lain melihatnya. 89) Dalam seminar kesehatan kemarin, dia tidak melaporkan hasil seminar pada teman-temannya. 90) Buku yang kubeli secara online tidak sesuai dengan yang saya pesan. Contoh di atas memperlihatkan contoh pemenggalan kata yang diakibatkan tempat untuk menulis tidak cukup. Pemenggalan yang benar harus sesuai suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kata pembentuknya. Hal ini biasanya ditemukan dalam penulisan secara manual/tulisan tangan.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.1a halaman 15, jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 91, 92, dan 93 berikut ini. 91) bu-ah 92) ma-in 93) ni-at Contoh nomor 91, 92, dan 93 memperlihatkan pemenggalan kata sesuai dengan suku katanya. Pemenggalan tersebut tidak boleh hanya menyisakan sebuah huruf konsonan kecuali akhiran –i.
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.1b halaman 15, huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 94, 95, dan 96 berikut ini. 94) pan-dai 95) au-la 96) sur-vei Diftong adalah dua vokal yang pengucapaannya dilakukan secara besamaan. Contoh nomor 94, 95, dan 96 menunjukkan penulisan diftong tidak dipisah karena pengucapannya pun juga tidak dapat dipisah.
d. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.1d halaman 15, jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 97, 98, dan 99 berikut ini. 97) Ap-ril 98) Ser-bu 99) Som-bong Contoh di atas menunjukkan contoh dari sebuah deret konsonan. Deret konsonan adalah dua buah konsonan yang letaknya berdampingan. Deret konsonan ini merupakan dua buah konsonan yang terletak pada suku kata yang berlainan, maka cara pengucapannya juga dipisahkan.
e.
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.1e halaman 15, jika di
tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masingmasing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada contoh nomor 100, 101, dan 102 berikut ini. 100) ul-tra 101) in-fra 102) ben-trok Pemenggalan kata dilakukan berbagai cara dengan tujuan agar penggalan katanya tetap dapat dibaca seperti pada contoh nomor 100, 101, dan 102. Penggalan kata di atas disesuaikan dengan suku katanya.
f.
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.2 halaman 16,
pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
unsur pembentuknya. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada nomor 103, 104, dan 105 berikut ini. 103) ber-jalan 104) per-ketat 105) mem-bantu Berdasarkan contoh di atas, pemenggalan nomor 103, 104, dan 105 dipenggal berdasarkan awalan yang membentuknya. Pemenggalan kata ini sangat jarang digunakan.
g. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin E.5 halaman 17, singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. Contoh untuk pemenggalan kata ini dapat dicermati pada kalimat nomor 106 dan 107 berikut ini. 106) Ia bekerja di DLLAJR. 107) Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita Contoh di atas menunjukkan contoh dari tidak bolehnya singkatan nama diri dan gelar dipenggal. Hal tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam membaca.
6. Kata Depan Kata depan adalah kata yang digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain (Chaer, 2011:122). Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Hal tersebut dipertegas oleh Permendiknas no. 50 tahun 2015 poin F halaman 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Contoh untuk kata depan ini dapat dicermati pada kalimat nomor 108), 109) dan 110) berikut ini. 108) Kami belajar di perpustakaan kampus. 109) Kain itu disimpan di dalam lemari. 110) Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Pada contoh nomor 108 dan 109, kata depan ‗di‘ menunjukkan tempat berada. Dua contoh tersebut diperkuat dengan kata yang menunjukkan bagian mana dari tempat itu. Contoh 110) kata depan ‗ke‘ menunjukkan aspek ‗gerak‘ atau ‗bergerak‘.
7. Partikel a. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.1 halaman 17, partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh untuk partikel ini dapat dicermati pada kalimat nomor 111, 112, dan 113 sebagai berikut. 111) Bacalah buku itu baik-baik! 112) Apakah yang tersirat dalam surat itu? 113) Siapakah gerangan dirinya? Pada contoh nomor 111, partikel –lah selalu digunakan dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Partikel –lah berguna memberikan tegasan sedikit keras. Contoh nomor 112 dan 113 partikel –kah bersifat manasuka dan memberi efek kalimat lebih formal dan sedikit lebih halus.
b.
Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.2 halaman 17, partikel
pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh untuk partikel ini dapat dicermati pada kalimat nomor 114, 115, dan 116 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
114) Itu pun, akan kulakukan demi anakku. 115) Jika kita pulang malam pun, kendaraan masih tersedia. 116) Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku. Contoh di atas terlihat bahwa partikel –pun hanya digunakan dalam kalimat berita. Dalam contoh partikel –pun mengeraskan arti kata yang diiringinya. Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. Contoh untuk partikel ini dapat dicermati pada kalimat nomor 117, 118, dan 119 sebagai berikut. 117) Dia tetap bersemangat walaupun lelah. 118) Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui. 119) Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai hari ini. Contoh di atas memperlihatkan bahwa partikel –pun pada konjungsi ditulis serangkai. Partikel –pun lazim digunakan dalam kalimat berita.
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.3 halaman 18, partikel per yang berarti ‗demi‘, ‗tiap‘, atau ‗mulai‘ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh untuk partikel kata ini dapat dicermati pada kalimat nomor 120, 121, dan 122 sebagai berikut. 120) Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. 121) Harga kain itu Rp50.000,00 per meter. 122) Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 23 Januari. Contoh nomor 120, 121, dan 122 dalam buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia partikel per memang lazim menurut ejaan dengan penulisan dipisah. Partikel per digunakan untuk mempertegas kata setelah partikel per digunakan. Sebagai contoh, jika contoh nomor 122 partikel per dihilangkan, maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
menimbulkan kesan bahwa kenaikan gaji hanya terjadi pada tanggal 23 Januari saja.
8.
Singkatan dan Akronim
a. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.1 halaman 18, singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada contoh nomor 123, 124, dan 125 berikut ini. 123) A.H. Nasution 124) H. Hamid 125) Suman Hs.
Abdul Haris Nasution Haji Hamid Suman Hasibuan
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Contoh-contoh tersebut penulisan contoh tersebut dimungkinkan karena untuk mempersingkat tempat.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.2a halaman 18, singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada contoh nomor 126, 127, dan 128 berikut ini, 126) NKRI 127) UI 128) PBB
Negara Kesatuan Republik Indonesia Universitas Indonesia Perserikatan Bangsa-Bangsa
Contoh di atas memperlihatkan bahwa nama badan hukum atau nama diri disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Hal tersebut dinyatakan sah, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.3 halaman 19, singkatan yang terdiri atas tiga huruf diikuti dengan tanda titik. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada contoh nomor 129, 130, dan 131 berikut ini. 129) hlm. 130) dll. 131) dsb.
halaman dan lain-lain dan sebagainya
Berdasarkan contoh di atas, singkatan-singkatan tersebut banyak ditemui dalam surat-menyurat. Hal tersebut sudah lazim dalam penulisan.
d. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.4 halaman 19, singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada contoh nomor 132 dan 133 berikut ini. 132) a.n. 133) d.a.
atas nama dengan alamat
Berdasarkan contoh di atas, tanda ‗.‘ (titik) terkesan sebagai fungsi spasi antar kata depannya saja. Hal tersebut sering digunakan dalam surat menyurat.
e. Penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada kalimat nomor 134, 135, dan 136 sebagai berikut. 134) Orang yg berbaju merah adalah karyawan kantor. (yang) 135) Sesudah dr pasar, saya harus memasak. (dari) 136) Saya hrs sampai rumah esok hari. (harus) Pada contoh nomor 134, 135, dan 136 huruf yang dicetak miring memperlihatkan bahwa adanya penyingkatan kata. Tentu saja hal tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dibenarkan dalam tulisan dalam ragam bahasa formal. Hal tersebut tidak dibenarkan karena dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam membaca.
f. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.5 halaman 19, lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada contoh nomor 137 dan 138 sebagai berikut: 137) Rp 138) cm
rupiah centimeter
Berdasarkan contoh di atas, tidak menggunakan tanda ‗.‘ (titik) karena tanda titik berfungsi sebagai penanda bahwa pada singkatan di atas merupakan hasil dari pengekalan dari bentuk utuhnya. Penggunaan ini sudah lazim digunakan.
g. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.7 halaman 19, akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh untuk akronim ini dapat dicermati pada contoh nomor 139 dan 140 berikut ini. 139) Bulog 140) Kowani
Badan Urusan Logistik Kongres Wanita Indonesia
Contoh di atas menunjukkan bahwa Bulog dan Kowani merupakan nama diri. Nama diri selalu ditulis dengan huruf kapital. Jika nama-nama tersebut tidak ditulis dengan huruf kapital, bisa jadi dapat menimbulkan salah pengertian.
h. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin H.8 halaman 19, akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Contoh untuk akronim ini dapat dicermati pada contoh nomor 141, 142, dan 143 berikut ini. 141) iptek 142) pemilu 143) puskesmas
ilmu pengetahuan dan teknologi pemilihan umum pusat kesehatan masyarakat
Contoh nomor 141, 142, dan 143 menunjukkan bahwa bukan nama diri selalu ditulis dengan huruf kecil. Hal tersebut tentu berbeda dengan akronim nama diri seperti Bulog.
9. Angka dan Bilangan a. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Hal tersebut dipertegas oleh Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.1 halaman 20. Contoh untuk bilangan ini dapat dicermati pada kalimat nomor 144, 145, dan 146 sebagai berikut. 144) Mereka menonton drama itu sampai tiga kali. 145) Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku. 146) Obat itu harus dimakan dua kali sehari Contoh di atas menunjukkan bahwa dengan ditulis huruf lebih memudahkan dalam membaca. Selain itu jika huruf ‗satu juta‘ ditulis dengan nominal angka, maka tidak efisien.
b. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.2a halaman 20, bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Contoh untuk bilangan ini dapat dicermati pada kalimat nomor 147, 148 dan 149 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
147) Lima puluh siswa mendapat beasiswa dari pemerintah daerah. 148) Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta. 149) Dua orang itu tingkahnya mencurigakan. Contoh di atas menunjukkan bahwa bilangan pada awal kalimat lazimnya ditulis dengan huruf. Jika dalam sebuah kalimat, bilangan pada awal kalimat ditulis tidak dengan huruf terkadang malah membuat rancu.
c. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.3 halaman 20, angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat nomor 150, 151, dan 152 sebagai berikut. 150) Dia mendapatkan bantuan 255 juta rupiah. 151) Proyek itu memerlukan biaya Rp10 triliun. 152) Pembangunan gedung itu dibantu oleh pemerintah 350 juta rupiah. Contoh di atas memperlihatkan bilangan besar tidak ditulis dengan menggunakan banyak angka 0. Hal tersebut dilakukan agar pembaca lebih mudah dalam memahami.
d. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.4 halaman 20, angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta nilai uang. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada contoh nomor 153, 155, dan 156 berikut ini. 153) 0,5 sentimeter 154) 5 kilogram 155) 3 hektare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Berdasarkan contoh di atas, angka dalam nomor 153 dan 155 digunakan untuk menyatakan satuan luas dalam sentimeter dan hektare. Pada contoh nomor 154, angka ‗5‘ digunakan untuk menyatakan satuan berat dalam kilogram.
e. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.5 halaman 21, angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 156) Jalan Tanah Abang I No. 15 157) Hotel Mahameru, Kamar 169 Berdasarkan contoh di atas, nomor 156, angka ‗15‘ digunakan untuk menyatakan alamat dengan nomor rumah. Contoh nomor 157, angka ‗169‘ digunakan untuk menyatakan nomor kamar. Hal tersebut digunakan untuk memperjelas.
f. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.6 halaman 21, angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 158) Teori ini terdapat pada bab II halaman 25 159) Markus 16: 15-16 Berdasarkan contoh di atas, nomor 158, angka ‗25‘ digunakan untuk menyatakan halaman pada buku. Pada contoh 159, angka-angka yang digunakan untuk menyatakan nomor ayat kitan suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
g. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.7a halaman 21, bilangan utuh adalah bilangan yang menyatakan jumlah satuan secara penuh. Bilangan utuh dapat ditulis sebagai berikut. 160) dua belas 161) Sepuluh 162) lima ribu
(12) (10) (5.000)
Contoh nomor 160 dan 161 bilangan utuh dinyatakan untuk jumlah angka belasan, sedangkan contoh nomor 162 bilangan tetap dinyatakan untuk jumlah angka ribuan. Hal tersebut menyatakan contoh-contoh bilangan bulat. Bilangan pecahan adalah bilangan yang jumlahnya kurang atau lebih dari bilangan utuh. Bilangan pecahan dapat ditulis sebagai berikut. 163) setengah atau seperdua ( ½ ) 164) tiga perempat (0,75) Bilangan pecahan selalu menggunakan tanda (/) atau tanda (,). Hal tersebut digunakan untuk memperjelas angka yang dimaksud.
h. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.7 halaman 22, penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada contoh nomor 165 dan 166 berikut ini. 165) abad XX 166) abad ke-20 Contoh nomor 165 penulisan angka dapat dilakukan dengan angka Romawi. Contoh nomor 166 penulisan angka dilakukan dengan angka Arab.
i. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.9 halaman 22, penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara berikut. Contoh untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat nomor 167 dan 168 sebagai berikut. 167) lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan) 168) tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan) Contoh di atas akhiran –an dimaknai sebagai ‗antara‘. Penulisan bilangan ini selalu menggunakan tanda hubung.
j. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.10 halaman 22, penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 169) Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Contoh di atas, menunjukkan bahwa penulisan pada peraturan perundangundangan, akta, dan kuitansi dianggap sebagai sesuatu yang penting. Maka, penulisannya harus jelas dan disertai nominal angka.
k. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.11 halaman 22, penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan seperti berikut. Contoh untuk penggunaan angka ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 170) Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Contoh di atas menunjukkan bahwa penulisan
bilangan
yang
dilambangkan dengan angka dan diikuti huruf dilakukan dengan memberi tanda. Hal tersebut digunakan untuk memperjelas pembaca.
l. Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.12 halaman 22, bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Contoh untuk penulisan bilangan ini dapat dicermati pada contoh nomor 171, 172, dan 173 berikut ini. 171) Simpanglima 172) Rajaampat 173) Kelapadua Contoh nomor 171, 172, dan 173 menunjukkan bilangan tetapi tidak ditulis dengan angka. Hal tersebut dikarenakan karena contoh-contoh tersebut menunjukkan nama tempat.
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Hal tersebut dipertegas oleh Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin J halaman 22. Contoh untuk penulisan kata ganti ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 174) Rumah itu telah kujual. 175) Rumah itu telah kaujual? Berdasarkan contoh di atas, kalimat nomor 174, seseorang memberikan pernyataan bahwa rumah miliknya telah dijual. Berbeda dengan kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
sebelumnya, pada kalimat nomor 175, seseorang mempertanyakan status kepemilikan rumah.
11. Kata Sandang si dan sang Menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin K halaman 23, kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh untuk penulisan kata sandang ini dapat dicermati pada kalimat sebagai berikut. 176) Si kura-kura segera berlari. 177) Lalu sang semut memegang erat ranting itu. 178) Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya. Dalam penulisannya, kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil. Kata yang mengikuti ditulis dengan huruf kecil jika bukan nama, panggilan, atau julukan. Contoh nomor 178, si Buta menunjukkan julukan maka ditulis menggunakan huruf kapital. Selain itu, huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur nama Tuhan, seperti: kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
12. Kata Tidak Baku Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Biasanya, kata tidak baku digunakan dalam ragam bahasa nonformal. Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhi ketidakbakuan kata. Salah satunya adalah penutur tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia maksud. Berikut ini disajikan contoh-contoh kata tidak baku. 179) Rini membeli obat di apotik. (apotek) 180) Dia selalu mendengarkan nasehat dari orang tuanya. (nasihat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
181) Bis tujuan Surabaya selalu melewati kota Ngawi. (bus) Contoh nomor 179, 180, dan 181 kata-kata yang dicetak miring memang tidak baku. Dalam pengucapannya memang ‗apotik‘, ‗nasehat‘, dan ‗bis‘ tetapi dalam penulisannya berbeda. Penulisannya didasarkan pada ejaan yang telah disempurnakan.
13. Kekeliruan tulis/typo Dalam tulis menulis sebuah karangan wajarlah adanya sebuah kekeliruan tulis. Kekeliruan tulis ini menurut Nurgiyantoro (2001) merupakan penyimpangan pemakaian kebahasaan yang sifatnya insidental dan tidak sistematis. Contoh untuk singkatan ini dapat dicermati pada kalimat nomor 182, 183, dan 184 berikut ini. 182) Aku mempenyai tiga bola berwarna merah. (mempunyai) 183) Ketika hijan datang, daun-daunpun terlihat basah. (hujan) 184) Semua buku yang dia baca berjenis noval. (novel) Contoh nomor 182, 183, dan 184 disajikan contoh-contoh kekeliruan tulis. Kekeliruan tulis dapat dilakukan karena tidak disengaja.
2.3 Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 1992: 17). Ide atau gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk kemudian dituangkan dalam sebuah karangan. Karangan itu sendiri ada lima jenis, yaitu karangan narasi, argumentasi, eksposisi, deskripsi, dan persuasi. Masing-masing dari karangan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2.3.1
Karangan Narasi Karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam
kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir (Gie, 1992:18). Tentu dengan urutan waktu, penulis lebih mudah dalam merangkai sebuah karangan narasi. Menurut Keraf (2007: 135), narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah peristiwa. Karakteristik-karakteristik karangan narasi yang lain dapat digambarkan sebagai berikut: (1) karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa, (2) disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir, (3) menampilkan pelaku peristiwa/kejadian, (4) latar digambarkan secara hidup dan terperinci, (5) menunjukkan tindakan langsung pada tokoh. 185) Contoh karangan narasi: Di sebuah kota Z, hiduplah seeorang pemuda yang ingin menjadi pahlawan. Pada suatu hari ia menolong seorang anak kecil yang akan dibunuh oleh penjahat, ia kewalahan melawan penjahat tersebut namun akhirnya menang. Karena semakin bersemangat menjadi pahlawan, ia berlatih dengan 100x push up, 100x sit up dan lari 3km setiap harinya. Pada akhirnya dia bisa menjadi orang yang sangat kuat (www.eduspensa.com). ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
2.3.2
Karangan Argumentasi Menurut Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut: (1) berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang, sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca, (2) pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, atau gambar, (3) dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca, (4) dalam membuktikan sesuatu,
pengarang menghindarkan
keterlibatan
emosi
dan
menjauhkan
subjektivitas. 186) Contoh karangan argumentasi: ... Hujan yang turun selama sebulan ini mengakibatkan sejumlah efek yang serentak. Tidak hanya disalah satu tempat saja, akibat hujan dapat terjadi di beberapa tempat sekaligus. Meski musim hujan terkadang dinantikan oleh sebagian orang khususnya petani, tetapi efeknya jika berkepanjangan juga menjadi buruk. Efek yang ditimbulkan saat musim hujan adalah banjir, tanah-tanah menjadi becek, berlumpur, banyak genangan air dimana-mana, pakaian yang dicuci menjadi lama kering, beberapa orang menjadi sakit, dan tanah longsor (www.bahasaindonesiaku.net).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
2.3.3
Karangan Eksposisi Menurut Keraf (1982: 3-8), eksposisi atau pemaparan adalah salah satu
bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca. Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan dengan definisi, contoh, dan lain-lain. Karakteristikkarakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut: (1) menjelaskan informasi dan ada permasalahan, (2) menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual), (3) tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak, (4) menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif, dan (5) menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu. 187) Contoh karangan eksposisi: ... Proses pembentukan energi di dalam tubuh manusia sama dengan proses kimiawi yang ada pada mobil. Pada mobil bahan bakar berupa bensin atau solar dibakar sehingga menghasilkan energi listrik yang kemudian diubah menjadi energi gerak yang bisa menggerakkan mobil. Begitu pula yang terjadi pada manusia, tetapi energi yang dibutuhkan adalah makanan yang dibakar dan diubah menjadi glukosa yang akan menjadi sumber energi bagi manusia (www.kelasindonesia.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
2.3.4
Karangan Deskripsi Menurut Keraf (1982: 93) deskripsi atau pemerian merupakan sebuah
bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut (1) melukiskan/menggambarkan suatu objek tertentu, (2) bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca, (3) sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, (4) penulisannya dapat menggunakan cara/metode realistis (objektif), impresionistis (subyektif), atau sikap penulis. 188) Contoh karangan deskripsi: Ruangan berukuran 7m x 8m ini sungguh sangat nyaman ditempati. Dindingnya dicat dengan warna putih dengan sedikit corak hitam pada bagian bawahnya. Tiga buah sofa empuk berwana biru dan sebuah meja kayu diletakkan ditengah-tengah ruangan. Sebuah rak buku yang lumayan besar diletakkan di pojok ruangan bersandar pada dinding (www.kelasindonesia.com). ... 2.3.5
Karangan Persuasi Menurut Keraf (1982: 118) persuasi adalah suatu seni verbal yang
bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Upaya yang biasa digunakan adalah menyodorkan buktibukti, walaupun tidak setegas seperti yang dilakukan dalam argumentasi. Secara garis besar, karangan persuasi memiliki maksud mengajak/membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan/ide penulis dengan disertai alasan bukti dan contoh konkret. 189) Contoh karangan persuasi: ... Limbah sampah adalah barang yang tidak akan habis selama manusia masih ada. Sisa pemakaian manusia ini bisa menjadi barang yang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik. Penanganan sampah ini bisa kita lakukan dengan banyak cara. Reuse, menggunakan kembali sampah yang masih berguna dan memiliki kegunaan yang sama. Satu hal lagi yang bisa kita lakukan adalah mendaur ulang sampah sehingga bisa kita manfaatkan kembali. Mari bersama menangani sampah dengan cerdas sehingga masalah sampah bisa teratasi (www.guruberbahasa.com).
2.4 Kompetensi Guru-guru Sekolah Dasar (SD) Setiap guru harus memiliki kompetensi, dengan tujuan untuk menciptakan siswa yang berkualitas. Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Menurut Mulyasa (2013), terdapat empat kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagodik, kepribadian, sosial, profesional. Empat kompetensi tersebut harus dimiliki guna menunjang keberkualitasnya sebagai seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Dalam penelitian ini, keterampilan menulis merupakan bahan pokok yang dibahas. Terampil atau tidaknya seorang guru tergantung keprofesionalnya dalam mengajar. Dalam mengajar, guru bertindak sebagai pendidik yang berperan sebagai pemberi dorongan dan bantuan. Hal tersebut dipertegas dengan pandangan Freire bahwa ‗guru berbuat, murid membayangkan dirinya melalui perbuatan gurunya‘. Dari pernyataan tersebut digambarkan betapa pentingnya keprofesionalan seorang guru. Tentu, guru yang tidak profesional akan menghasilkan siswa yang tidak berkualitas.
2.5
Kerangka Berpikir
Karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015
Analisis Data
Hasil Analisis
1. Penulisan Huruf kapital, miring, dan tebal 2. Penulisan Kata
Kesalahan Penulisan Huruf dan Kata (Permendiknas no. 50 tahun 2015)
Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar (bukan angka-angka) sebagai datanya (Moleong, 2006: 11). Penelitian ini dikatakan penelitian deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan kesalahan ejaan dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Penelitian mengenai kesalahan ejaan tentu bukan berbentuk angka-angka, sehingga penelitian ini disebut dengan penelitian deskriptif. Laporan penelitian nantinya akan berisi kutipan-kutipan data yang berupa kalimat-kalimat untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Moleong (2006: 6) juga berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Objek penelitiannya berkaitan dengan fenomena atau kasus kebahasaan yang diwujudkan dalam bentuk karangan dan hasil analisis data dipaparkan dalam bentuk uraian narasi.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
3.2 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung kesalahan ejaan. Ejaan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi penggunaan huruf kapital, miring dan tebal serta penulisan kata dalam karangan. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2006:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber tertulis berupa karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang berjumlah 20 buah. Karangan tersebut berupa karangan narasi, deksripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Karangan tersebut diperoleh dari pelatihan dan magang guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tanggal 30 Juli sampai dengan 28 September 2015 di Hotel Museum Batik, Jalan Dr. Sutomo 13A Yogyakarta. Berikut akan dipaparkan nama dan judul karangan guru-guru Sekolah Dasar Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Tabel 2. Sumber Data No 1.
Lingkungan
Jenis Karangan Eksposisi
2.
Lingkungan
Narasi
3.
Lingkungan
Persuasi
4.
Jagalah Kebersihan Bahaya Banjir
Eksposisi
5.
Judul
Narasi
Nama
Asal Sekolah
Antonius Anyeq SDN 002 Ujoh Bilang Antoniun Bunsu SDN 004 Noha Silat, Kec. Long Apari Albertus Hajang SDN 008 Mamahak Besar Donatus Dia SDN 001 Laham Eka Saptha SDN 001 Ujoh Bilang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
6.
Havui Larah, S.Pd
SDN 005 Long Lunuk
7.
Buanglah Persuasi Sampah pada Tempatnya Lingkungan Narasi
Jumsaber Oang
8.
Lingkungan
Narasi
Laan Lenjau
9.
Lingkungan
Narasi
Leris Uluk, S.Pd, SD Marta Hibau
SDN 003 Long Penareh SDN 004 Datah Bilang SDN 004 Datah Bilang SDN Long Bagun SDN 008 Mamahak Teboq Ilir SDN 008 Mamahak Besar SDN Muara Hatah SDN 002 Datah Bilang, Kec. Long Apari SDN 002 Long Pahangai SDN 001 Tiong Buru SDN 007 Mamahak Teboq SDN 001 Long Hubung SDN 011 Long Hurai SDN 003 Long Tuyun
10. Lingkungan Rumahku 11. Lingkungan
Eksposisi Narasi
Martha Tukau Luhau
12. Lingkungan
Narasi
Monika H.
13. Lingkungan
Eksposisi
Muhamad Nasir
14. Lingkungan
Narasi
Natalia Hong
15. Lingkungan
Eksposisi
P. Jaang Ajat
16. Lingkungan
Persuasi
Teofilius Ledok
17. Lingkungan
Narasi
Theresia Hipui
18. Lingkungan
Narasi
19. Akibat Banjir
Narasi
Theresia Novi Partiwi B. Ester MS Libe
20. Menciptakan Lingkungan Sehat
Eksposisi
Luhung Huvat
3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kesalahan penggunaan huruf dan pemakaian kata. Penggunaan huruf meliputi penggunaan huruf kapital, miring, dan tebal. Pemakaian kata meliputi kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
bilangan, kata ganti, kata sandang, kata tidak baku, dan kekeliruan tulis. Objekobjek tersebut terdapat dalam dua puluh karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Moleong (2006), peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif
cukup
rumit.
Ia
sekaligus
merupakan
perencana,
pelaksana
pengumpulan data, analisis, penasfsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Salah satu ciri umum manusia sebagai instrumen adalah bersifat responsif. Manusia responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Hal tersebut terlihat pada peneliti peka terhadap masalah yang sedang dialami guruguru sekolah dasar terlebih di daerah yang baru seperti Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
dokumentasi karena karangan guru-guru Sekolah Dasar Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahap. Pertama, mengumpulkan dua puluh karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tahap kedua yaitu membaca seluruh karangan. Tahap ketiga yaitu mengidentifikasi kalimat yang mengandung kesalahan.
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis penggunaan huruf dan pemakaian kata. Analisis data menurut Moleong (1989:112) adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Tahap pertama, peneliti menandai kalimat yang mengandung kesalahan ejaan. Tahap kedua, peneliti mencermati dan menghubungkan kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal, serta pemakaian kata berdasarkan pedoman yang sudah ada. Tahap ketiga, adalah triangulasi data. Tahap keempat, yakni penyajian data. Setelah mendapatkan data yang valid, data hasil analisis disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengkodean dalam analisis. Manfaat pengkodean adalah semakin memudahkan peneliti dan pembaca dalam mengamati kesalahan-kesalahan yang terjadi. Berikut pengkodean
yang
digunakan oleh peneliti. Tabel.3. Kode Penulisan Huruf Penulisan Huruf Besar atau Kapital Kode Keterangan B1 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat. B2 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama diri, termasuk sebagai nama sapaan. B3 Huruf kapital digunakan pada kata awal kalimat dalam petikan langsung. B4 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua unsur yang mengandung unsur ketuhanan B5 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang atau sapaan. B6 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Selain itu, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama sapaan yang diikuti nama orang. B7 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. B8 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, besar dan peristiwa sejarah. B9 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. B10 Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata yang memiliki unsur kenegaraan, dan dokumen resmi kecuali kata tugas. B11 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) yang memiliki unsur kenegaraan, dokumen resmi kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. B12 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. B13 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. B14 Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul. Penulisan Huruf Miring M1 Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
M2 M3
T1 T2
KD KB1 BU
GK1 GK2 GK3 GK4 GK5 PK1 PK2 PK3 PK4
PK5
PK6
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Huruf Tebal Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Tabel.4. Kode Penulisan Kata Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Kata Berimbuhan Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Gabungan Kata Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Pemenggalan Kata Pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup harus menggunakan tanda hubung. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dasar dan unsur pembentuknya. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal Kata Depan KDpn Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya Partikel P1 Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. P2 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. P3 Partikel per yang berarti ‗demi‘, ‗tiap‘, atau ‗mulai‘ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Singkatan dan Akronim S1 Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. S2 Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. S3 Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik. S4 Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam suratmenyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. S5 Penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan S6 Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. S7 Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. S8 Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil. Angka dan Bilangan A1 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. A2 Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. A3 Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. A4 Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta nilai uang. A5 Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar. A6 Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci. A7 Menghindari tulisan dengan huruf untuk bilangan utuh dan bilangan pecahan. PK7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
A8 A9 A10
KG
KS KTB
Ty
Penulisan angka yang mendapat akhiran –an Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan huruf. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kata Sandang si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Kata Tidak Baku Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia Kekeliruan tulis/typo Kesalahan tulis pada huruf.
3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Triangulasi dilakukan untuk melihat hasil analisis peneliti sudah benar atau belum berdasarkan teori. Triangulasi penyidik adalah triangulasi dengan memanfaatkan pengamat atau orang yang ahli dalam bidangnya untuk memeriksa derajat kepercayaan data. Pemanfaatan lain membantu mengurangi kemelencengan dalam analisis data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan penyidik untuk mengolah data yang diperoleh. Dalam triangulasi penyidik, peneliti memilih Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dan Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen program studi. Data yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
dianalisis, yaitu karangan yang telah dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bagian pertama, penulis menjelaskan tentang deskripsi data penelitian. Bagian kedua, peneliti menjelaskan hasil temuan analisis data dari dua rumusan masalah, yaitu kesalahan penggunaan huruf; yaitu kapital, miring, dan tebal serta kesalahan penulisan kata yang ada dalam karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bagian ketiga, peneliti menjelaskan tentang pembahasan hasil-hasil temuan dari analisis data.
4.1 Deskripsi Data Sesuai dengan langkah-langkah pada penelitian bab III, peneliti menguraikan data mengenai kesalahan ejaan pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, tahun 2015. Kesalahan ejaan secara garis besar meliputi pemakaian huruf; yaitu pemakaian huruf kapital, miring, dan tebal; penulisan kata: penulisan kata serapan; dan penggunaan tanda baca. Data yang dikumpulkan sebanyak 201 kesalahan pada pemakaian huruf kapital, miring, tebal, dan penulisan kata dalam kalimat yang berasal dari 20 karangan. 4.1.1
Penggunaan Huruf Kapital Penggunaan huruf terjadi sebanyak 115 temuan kesalahan. Kesalahan-
kesalahan tersebut dirinci dalam tabel.5 berikut ini.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Tabel. 5. Jumlah Kesalahan Penggunaan Huruf No 1. 2.
3.
4.
5.
Kesalahan Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat Huruf kapital digunakan pada kata awal kalimat dalam petikan langsung. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Selain itu, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama sapaan yang diikuti nama orang. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul.
Jumlah 20 1
1
1
92
Contoh penggunaan huruf kapital dapat dicermati pada kutipan (1) sampai dengan (5). Kutipan-kutipan tersebut dibagi berdasarkan jenis kesalahan penggunaan huruf kapital. Kutipan (1) penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat sebanyak 20 kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (1) kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampah-sampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku.” (Kar.19/B1/Kal.6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Kesalahan di atas terdapat pada kata ‗kira-kira‘. Selain itu, huruf kapital digunakan pada kata awal kalimat dalam petikan langsung hanya satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (2). (2) Anto membuang sampah dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu “di larang membuang sampah sembarangan.” (Kar.17/KDpn-KB1-B3/Kal.1) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (2) yaitu kata ‗di larang‘. Kesalahan lain mengenai huruf kapital yaitu huruf yang digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Selain itu, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama sapaan yang diikuti nama orang hanya satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (3). (3) Dilihatnya pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke sungai. (Kar.12/B6-B14/Kal.7) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (3) yaitu kata ‗pak‘. Kesalahan lain yaitu mengenai huruf kapital yaitu huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi hanya satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (4) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan sungai mahakam ... (Kar.11/B14-B9/Kal.1) Kesalahan yang terjadi pada kutipan di atas yaitu pada kata ‗sungai mahakam‘. Selain itu, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul. Contoh kesalahan ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dicermati pada kutipan (5). Kutipan ini mengakhiri contoh penggunaan huruf kapital. (5) Banyak orang yang mengklaim dirinya pecinta Lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak. (Kar.20/B14/Kal.11) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (5), yaitu kata ‗Lingkungan‘. Kesalahan huruf kapital ini sebanyak 92 temuan pada 20 karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
4.1.2
Penulisan Kata Berikut ini peneliti memberi deskripsi data hasil analisis kesalahan dalam
penulisan kata. Secara garis besar, penulisan kata terdapat 86 temuan kesalahan dengan rincian pada tabel.6 berikut ini. Tabel. 6. Jumlah Kesalahan Penulisan Kata No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kesalahan Kata imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup harus menggunakan tanda hubung. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
Jumlah 17 1 7 3 5 16 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
9.
10.
11.
12. 13.
mendahuluinya. Penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia Kekeliruan tulis pada huruf.
2
1
2
5 22
Contoh penulisan kata dapat dicermati pada kutipan (6) sampai dengan (18). Kutipan-kutipan tersebut dibagi berdasarkan jenis kesalahan penulisan kata. Kutipan (6) mengenai penulisan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) yang harus ditulis serangkai dengan kata dasar sebanyak 17 kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (6) Meningkatnya kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang praktis, ternyata tanpa di sadari dampak dari kebutuhan pula yang pelan tapi pasti menambah beban sampah itu sendiri. (Kar.20/KB1/Kal.8) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (6), yaitu kata ‗di sadari‘. Selain itu, kesalahan lain mengenai kata, yaitu bentuk ulang. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) terjadi satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (7). (7) ...sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik. (Kar.10/BU1-Ty/Kal.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Kesalahan yang terjadi pada kutipan (7) yaitu kata ‗dipilah pilah‘. Kesalahan lain, yaitu mengenai gabungan kata. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran terjadi tujuh kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (8) di bawah ini. (8) Memahami tentang lingkungan di laksana kan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri. (Kar.15/GK4-Ty (2)/Kal.5) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (8), yaitu kata ‗di laksana kan‘. Kesalahan gabungan kata yang lain adalah gabungan kata yang sudah padu terjadi tiga kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (9) ...membuang sampah di sembarang tempatnya apa lagi di sungai. (Kar.2/GK5/Kal.4) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (9), yaitu kata ‗apa lagi‘. Kesalahan lain mengenai pemenggalan kata, yaitu pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup harus menggunakan tanda hubung terjadi lima kesalahan. Contoh kesalahan ini, dapat dicermati pada kutipan (10). (10) jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong-lorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat... (Kar.16/B1-B14-KDpn-Ty-PK1/Kal.5) Kesalahan yang terjadi pada kutipan di atas adalah kata ‗ter‘ dan ‗sebut‘. Kesalahan ini tidak dijelaskan oleh Permendikbud No. 50 Tahun 2015, maka peneliti melengkapi kesalahan yang ada. Selain itu, kesalahan kata depan sebanyak 16 data. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (11) di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
(11) Menyiapkan tempat sampah dirumah atau dimana saja. (Kar.20/KDpn/Kal.17) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (11), yaitu kata ‗dirumah‘. Selain itu, partikel -lah, -kah, dan -tah hanya terjadi satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (12) di bawah ini. (12) Sekarang kisah Desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anak-anak dan cucucucunya bahwa dulu kehidupan masyarakat sangat lah mudah ... (Kar.11/B14-P1/Kal.2) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (12), yaitu kata ‗sangat lah‘. Kesalahan lain yaitu mengenai penggunaan partikel –pun. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (13). (13) Hujan berlangsung sangat lama, air sungaipun mulai meluap. (Kar.12/P2/Kal.13) Dalam karangan yang dibuat oleh para guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ditemukan adanya penyingkatan kata. Penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan terjadi dua kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (14) ...parit dan sungai dan yg merasa dampak itu masyarakat yg berdomisili di sekitar situ. (Kar.9/S5/Kal.3) Kesalahan di atas terletak pada kata ‗yg‘. Selain itu, mengenai bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf hanya terjadi satu kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (15) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku ... (Kar.4/A1/Kal.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Kesalahan yang terjadi pada kutipan (15), yaitu angka ‗2‘. Selain itu, kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya terjadi dua kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati di bawah ini. (16) Suatu Sore Anto disuruh Ibu nya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. (Kar.17/B14-KG1/Kal.1) Kata ganti yang salah penulisan pada kutipan (16) adalah ‗ibu nya‘. Selain kata ganti, ada kata tidak baku dalam menganalisis ejaan. Kata baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia terjadi lima kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (17) di bawah ini. (17) ...bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung resiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan. (Kar.13/B14 (2)-Ty-/Kal.3) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (17) adalah ‗resiko‘. Selain itu, kesalahan lain adalah mengenai kekeliruan tulis. Kekeliruan tulis pada huruf terjadi 21 kesalahan. Contoh kesalahan ini dapat dicermati pada kutipan (18) di bawah ini. (18) sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampah-sampah yang bertumpuk ... (Kar.2/B1-Ty/Kal.3) Kesalahan yang terjadi pada kutipan (18) adalah kata ‗ketiga‘. Kata ‗ketiga‘ menunjukkan kekeliruan tulis. Karangan yang dibuat oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur jenisnya bervariasi. Jenis karangan yang dibuat oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yaitu, karangan narasi berjumlah 11 buah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
karangan eksposisi berjumlah 6 buah, dan karangan persuasi berjumlah 3 buah. Karangan narasi ditemukan pada karangan 2, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 17, 18, dan 19. Karangan eksposisi ditemukan pada karangan 1, 4, 10, 13, 15, dan 20. Karangan persuasi ditemukan pada karangan 3, 6, dan 16. Peneliti tidak menemukan jenis karangan deskripsi dan argumentasi dalam 20 karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Sesuai dengan tema, sebagian besar karangan berjudul ―Lingkungan‖. Karangan tersebut berisi akibat yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan.
4.2 Analisis Data Bagian ini membahas temuan kesalahan ejaan pada karangan sesuai dengan pedoman EYD yang berdasarkan pada Permendiknas No. 50 Tahun 2015 dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Analisis kesalahan dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahannya. Hasil yang diperoleh berupa kesalahan penggunaan huruf
kapital dan kesalahan penulisan kata. Penggunaan huruf
miring dan tebal tidak ditemukan dalam 20 karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dalam menganalisis, peneliti menemukan jenis kesalahan yang sama dalam suatu kalimat. Maka dari itu, kesalahan itu dihitung sesuai dengan jumlah kesalahan atau dihitung berbeda. Dalam analisis data, peneliti hanya memberikan beberapa contoh karena hanya sebagai perwakilan dari setiap jenis kesalahan. Data keseluruhan yang dianalisis dimuat di lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
4.2.1
Kesalahan Penulisan Huruf Kapital, Miring dan Tebal Kesalahan penulisan huruf terdiri dari tiga jenis kesalahan. Kesalahan
pertama yaitu penulisan huruf kapital, kedua yaitu penulisan huruf miring, dan yang ketiga yaitu penulisan huruf tebal. 4.2.1.1 Penulisan Huruf Kapital Kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian huruf kapital pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur disajikan pada nomor (19), (20), dan (21). Berikut ini disajikan data-data yang mengandung kesalahan penulisan huruf kapital. (19) kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah ...” (Kar.6/B1/Kal.4) (20) rumah dan segalanya terlelap oleh banjir” (Kar.18/B1/Kal.8) (21) kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampah-sampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku.” (Kar.19/B1/Kal.6) Kesalahan yang terjadi pada kutipan, (19) yaitu kata ‗kesadaran‘, kesalahan kutipan (20) pada kata ‗rumah‘, dan kesalahan kutipan (21) pada kata ‗kira-kira‘. Kesalahan-kesalahan tersebut berada pada awal kalimat. Penulisan huruf kapital pada awal kalimat di atas tidak sesuai dengan kaidah karena hal tersebut telah dipertegas oleh Permendiknas No. 50 Tahun 2015
poin F.1
halaman 7 yang berbunyi ―huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.‖ Berikut ini disajikan contoh pembetulan dari kutipan (19), (20) dan (21). (19a) Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah ...” (Kar.6/B1/Kal.4) (20b) Rumah dan segalanya terlelap oleh banjir” (Kar.18/B1/Kal.8) (21c) Kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
tampaklah sampah-sampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku.” (Kar.19/B1/Kal.6) Ketiga kesalahan di atas hanyalah sampel untuk memberi gambaran bahwa pemakaian huruf kapital pada 20 karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ada yang tidak sesuai dengan kaidah EYD. Kesalahan ini terdapat pada 20 kalimat dan seluruh data terlampir dengan kode (Kar.1/B1-KB1B14/Kal.5),
(Kar.2/B1-KB2/Kal.2),
(Kar.4/B1/Kal.6),
(Kar.6/B1/Kal.4),
(Kar.2/B1-Ty/Kal.3),
(Kar.4/B1/Kal.4),
(Kar.9/B1/Kal.4),
(Kar.10/B1/Kal.4),
(Kar.12/B1/Kal.18), (Kar.14/B1/Kal.13), (Kar.16/B1/Kal.3), (Kar.16/B1-B14KDpn-Ty-PK1/Kal.5),
(Kar.16/B1-GK5/Kal.6),
(Kar.17/B1/Kal.1),
(Kar.18/B1/Kal.8), (Kar.19/B1/Kal.2), (Kar.19/B1/Kal.4), dan (Kar.19/B1/Kal.6). Selain kesalahan di atas, masih ada kesalahan-kesalahan penulisan huruf kapital yang harus dibahas. (22) Anto membuang sampah dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu “di larang membuang sampah sembarangan.” (Kar.17/KDpn-KB1-B3/Kal.1) Kesalahan di atas terjadi pada kata ‗di larang‘ sebagai kata di awal petikan. Penulisan huruf kapital di atas seharusnya sesuai dengan kaidah karena tanda petik dianggap sebagai kalimat dalam bentuk slogan atau poster. Hal ini telah dipertegas oleh Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.3 halaman 8 yang berbunyi ―huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.‖ Pembetulan untuk penulisan huruf kapital contoh (22) dapat dicermati pada kalimat berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
(22a) Anto membuang sampah dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu “Dilarang membuang sampah sembarangan.” (Kar.17/KDpn-KB1-B3/Kal.1) Berdasarkan pembetulan di atas ditemukan adanya petikan langsung untuk mengawali kata ‗di larang, sehingga penulisan huruf awal harus menggunakan huruf kapital. Kesalahan ini hanya ada satu temuan. Kesalahan-kesalahan lain adalah sebagai berikut. (23) Dilihatnya pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke sungai. (Kar.12/B6-B14/Kal.7) Kesalahan pada kutipan (23) terjadi pada kata ‗pak‘ karena setelah kata ‗pak‘ diikuti nama orang yang dianggap sebagai nama diri. Hal tersebut diperkuat oleh Permendiknas No. 50 Tahun 2015 yang berbunyi ―Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.‖ Pembetulan untuk penulisan huruf kapital kutipan (23) dapat dicermati pada kalimat berikut ini. (23a) Dilihatnya Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke sungai. (Kar.12/B6-B14/Kal.7) Dalam kutipan di atas kata ‗pak‘ seharusnya menggunakan huruf kapital karena diikuti oleh nama orang. Kesalahan ini hanya ada satu temuan. Kesalahan penggunaan huruf kapital yang lain adalah sebagai berikut. (24) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan sungai mahakam ... (Kar.11/B14-B9/Kal.1) Kutipan di atas menunjukkan kesalahan penggunaan huruf kapital pada kata ‗sungai mahakam‘. Sungai Mahakam adalah nama diri dari sebuah sungai di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Kalimantan yang menunjuk pada hal geografi. Hal ini dipertegas oleh Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F.9 halaman 9 yang berbunyi ―Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.‖ Kesalahan ini hanya terjadi satu temuan. Pembetulan untuk penulisan huruf kapital kutipan (24) dapat dicermati pada kalimat berikut ini. (24a) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan Sungai Mahakam ... (Kar.11/B14-B9/Kal.1) Berdasarkan pembetulan di atas, kata ‗sungai Mahakam‘ menunjuk pada nama geografi yaitu nama sungai, sehingga harus diawali dengan huruf kapital. Hal tersebut tentu berbeda jika nama sungai seperti ‗Mahakam‘ tidak ditulis, sehingga tidak menggunakan huruf kapital. Kesalahan ini hanya terdapat satu data. Kesalahan-kesalahan lain mengenai huruf kapital dapat dicermati pada kutipan (25), (26), dan (27). (25) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya. (Kar.5/B14/Kal.7) (26) Hutan juga kini tidak bisa lagi menyediakan Sumber makanan bagi manusia. (Kar.14/B14/Kal.11) (27) Banyak orang yang mengklaim dirinya pecinta Lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak. (Kar.20/B14/Kal.11) Kutipan di atas menunjukkan bahwa adanya kesalahan yang dicetak tebal dan bergaris bawah yaitu pada contoh (25) adalah ‗Banjir‘, contoh (26) adalah ‗Sumber‘, dan contoh (27) ‗Lingkungan‘. Kesalahan di atas menunjukkan bahwa seharusnya huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, dan judul. Hal ini tidak dipertegas pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Permendiknas, maka peneliti melengkapi kekurangan yang ada. Pembetulan dari kesalahan di atas akan disajikan sebagai berikut. (25a) Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian banjir hampir melewati atap rumahnya. (Kar.5/B14/Kal.7) (26b) Hutan juga kini tidak bisa lagi menyediakan sumber makanan bagi manusia. (Kar.14/B14/Kal.11) (27c) Banyak orang yang mengklaim dirinya pecinta lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak. (Kar.20/B14/Kal.11) Pembetulan di atas menunjukkan bahwa kata ‗banjir‘, ‗sumber‘, dan ‗lingkungan‘ bukan merupakan awal kalimat atau nama diri yang seharusnya menggunakan huruf kapital, sehingga tetap harus ditulis menggunakan huruf bukan kapital. Kesalahan ini ada 92 temuan dan seluruh temuan dapat dicermati pada lampiran. Kesalahan ini merupakan kesalahan yang paling banyak ditemukan dalam karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
4.2.2
Kesalahan Penulisan Kata Kesalahan penulisan kata terdiri dari 13 jenis, yaitu kata dasar, kata
berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti, kata sandang, kekeliruan tulis, dan kata tidak baku. Penulisan kata dasar tidak ditemukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut terdapat dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
4.2.2.1 Kata Berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata dasar yang sudah diberi tambahan dalam bentuk awalan, sisipan, atau akhiran. Berikut ini, peneliti menampilkan tiga data kesalahan kata berimbuhan. (28) ...kita harus memqbuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan. (Kar.3/KB1/Kal.1) (29) ...kita akan terkena dampak nya yaitu banjir akan melanda kita ... (Kar.8/KB1/Kal.1) (30) Meningkatnya kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang praktis, ternyata tanpa di sadari dampak dari kebutuhan pula yang pelan tapi pasti menambah beban sampah itu sendiri. (Kar.20/KB1/Kal.8) Kutipan-kutipan di atas menunjukkan kesalahan awalan dan akhiran dalam karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kesalahan yang terjadi pada kutipan (28) adalah kata ‗di sediakan‘, kutipan (29) adalah kata ‗dampak nya‘, dan kutipan (30) adalah kata ‗di sadari‘. Kesalahan-kesalahan tersebut seharusnya ditulis bergabung dengan kata dasarnya karena contoh katakata tersebut bukanlah kata depan. Hal ini sesuai dengan aturan dalam Permendikbud No. 50 Tahun 2015 poin B.1 halaman 13 yang berbunyi ―Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.‖ Berikut ini, ditampilkan pembetulan dari kesalahan-kesalahan kutipan (28), (29), dan (30). (28a) ...kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. (Kar.3/KB1/Kal.1) (29b) ...kita akan terkena dampaknya yaitu banjir akan melanda kita ... (Kar.8/KB1/Kal.1) (30c) Meningkatnya kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang praktis, ternyata tanpa disadari dampak dari kebutuhan pula yang pelan tapi pasti menambah beban sampah itu sendiri. (Kar.20/KB1/Kal.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Kesalahan contoh (28) pada kata ‗di sediakan‘, contoh (29) pada kata ‗dampak nya‘, dan pada contoh (30) pada kata ‗di sadari‘ memang harus ditulis qdigabung bersama dengan kata dasarnya. Hal ini karena kata-kata tersebut bukan kata depan yang harus ditulis terpisah melainkan awalan yang harus ditulis serangkai. Kesalahan ini terjadi 17 temuan dan seluruh temuan dapat dicermati dengan kode (Kar.1/KB1/Kal.4), (Kar.1/B1-KB1-B14/Kal.5), (Kar.3/KB1/Kal.1), (Kar.4/KB1/Kal.3), (Kar.6/KB1/Kal.2), (Kar.6/KB1/Kal.5), (Kar.8/KB1/Kal.1), (Kar.11/KB1/Kal.3),
(Kar.13/KB1-B14/Kal.3),
(Kar.13/KB1-S5-PK1-Ty-
B14/Kal.4), (Kar.14/B14-KB1/Kal.8), (Kar.16/KB1/Kal.1), (Kar.16/KB1/Kal.4), (Kar.16/B14-KB1/Kal.6),
(Kar.17/KDpn-KB1-B3/Kal.1),
(Kar.17/KB1-
B14/Kal.2) dan (Kar.20/KB1/Kal.8) pada lampiran.
4.2.2.2 Bentuk ulang Kata bentuk ulang adalah bentuk kata yang merupakan pengulangan kata dasar. Dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimatan Timur terdapat satu temuan. Berikut ini, peneliti menampilkan kesalahan bentuk ulang. (31) ...sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik. (Kar.10/BU1-Ty/Kal.5) Kutipan di atas menunjukkan bahwa tanda hubung harus digunakan untuk memisahkan pengulangan kata. Namun, dalam kutipan (31) kata ‗dipilah pilah‘ tidak dibubuhkan tanda hubung. Hal ini tentu menjadi sebuah kesalahan. Berikut ini, peneliti memberikan pembetulan kutipan (31). (31a) ...sampah harus dipilah-pilah yaitu sampah organik dan organik. (Kar.10/BU1-Ty/Kal.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Pembetulan di atas menunjukkan adanya tanda hubung pada tengah-tengah pengulangan kata. Hal ini dipertegas oleh aturan dalam Permendikbud No. 50 Tahun 2015 poin C halaman 14 yang berbunyi ―Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.‖ Kesalahan bentuk ulang ini hanya ada satu dari 20 karangan. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sudah mengerti dan memahami pemakaian tanda hubung.
4.2.2.3 Gabungan kata Gabungan kata adalah dua kata yang disusun menjadi satu kesatuan. Setelah peneliti menganalisis kesalahan-kesalahan gabungan kata, peneliti menemukan dua kasus, kasus pertama mengenai gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai (imbuhan gabung). Sementara itu, kasus kedua mengenai gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Berikut ini, peneliti menyajikan tiga contoh kesalahan gabungan kata kasus pertama. (32) Tentang bencana banjir Yang melanda perkam pungan bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan rendah. (Kar.13/B14(3)GK4/Kal.2) (33) Memahami tentang lingkungan di laksana kan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri. (Kar.15/GK4-Ty (2)/Kal.5) (34) Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibu nya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. (Kar.18/GK4B14-KG1-B14/Kal.1) Kutipan-kutipan di atas menunjukkan bahwa ada kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus. Dalam penulisan yang benar, kata tersebut harus ditulis serangkai. Hal ini dipertegas oleh aturan dalam Permendikbud No.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
50 Tahun 2015 poin D4 halaman 14 yang berbunyi ―Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.‖ Namun, pada kenyataannya pada kutipan (32), (33), dan (34) menunjukkan kesalahan. Berikut ini, peneliti menunjukkan pembetulan dari contoh kesalahan di atas. (32a ) Tentang bencana banjir Yang melanda perkampungan bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan rendah. (Kar.13/B14(3)GK4/Kal.2) (33b) Memahami tentang lingkungan dilaksanakan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri. (Kar.15/GK4-Ty (2)/Kal.5) (34c) Pada suatu hari Andi diperintahkan Ibu nya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. (Kar.18/GK4-B14-KG1-B14/Kal.1) Pembetulan di atas menunjukkan bahwa kata yang mendapat awalan dan akhiran ditulis serangkai. Contoh pembetulan (32a) menunjukkan gambaran imbuhan gabung per-an. Contoh pembetulan (33b) dan (34c) menunjukkan gambaran imbuhan gabung di-kan. kesalahan ini ada 7 temuan dan seluruh temuan dapat dicermati dengan kode (Kar.2/B1-GK4/Kal.2), (Kar.2/TyGK4/Kal.3), (Kar.13/GK4-B14/Kal.3), (Kar.13/B14(3)-GK4/Kal.2), (Kar.14/B14GK4/Kal.12), (Kar.15/GK4-Ty
(2)/Kal.5 ) dan (Kar.18/GK4-B14-KG1-
B14/Kal.1) pada lampiran. Berikut ini, peneliti menunjukkan kesalahan kedua yaitu mengenai gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. (35) ...membuang sampah di sembarang tempatnya apa lagi di sungai. (Kar.2/GK5/Kal.4) (36) ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit... (Kar.16/B1-GK5/Kal.6) (37) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir “dari pada saya jauh-jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
membuang sampah lebih baik buang disini saja.” (Kar.18/B14KTB-GK5-KDpn/Kal.2) Kutipan-kutipan di atas menunjukkan dua kata yang berbeda arti, tetapi jika dipadukan mengandung satu arti. Penulisan kutipan yang bergaris bawah di atas menunjukkan kesalahan. Hal tersebut dipertegas pada Permendikbud No. 50 Tahun 2015 poin D5 halaman 15 yang berbunyi ―Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.‖ Berikut ini, peneliti memberi gambaran pembetulan dari kutipan (35), (36) dan (37). (35a) ...membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi di sungai. (Kar.2/GK5/Kal.4) (36b) adapun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit... (Kar.16/B1-GK5/Kal.6) (37c) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir “daripada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.” (Kar.18/B14KTB-GK5-KDpn/Kal.2) Pembetulan-pembetulan di atas merangkai dua kata menjadi satu kata. Kata ‗apalagi‘, ‗adapun‘, dan ‗daripada‘ merupakan kata yang lazim dirangkai penulisannya. Kesalahan ini terdapat 3 temuan dalam 20 karangan.
4.2.2.4 Pemenggalan kata Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Kesalahan yang terjadi adalah pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup, sehingga harus menggunakan tanda hubung. Kesalahan pemenggalan kata ini dapat diamati pada kutipan (38). (38) Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. (Kar.13/KB1-S5-PK1-Ty-B14/Kal.4) (39) jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong-lorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat... (Kar.16/B1-B14-KDpn-Ty-PK1/Kal.5) Kutipan di atas memperlihatkan bahwa belum semua guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur mampu menulis dengan benar sesuai dengan kaidah. Kesalahan ini tidak dipertegas oleh Permendiknas, sehingga peneliti melengkapi kesalahan-kesalahan yang ada. Berikut ini, peneliti akan memaparkan pembetulan dari kutipan (38) dan (39). (38a) Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tempatnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. (Kar.13/KB1-S5-PK1Ty-B14/Kal.4) (39a) jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong-lorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali tersebut tersumbat... (Kar.16/B1B14-KDpn-Ty-PK1/Kal.5) Pembetulan di atas menegaskan bahwa jika kekurangan tempat untuk menulis. Maka dari itu, pemenggalan kata dilakukan sekurang-kurangnya berdasarkan suku kata dan diikuti tanda hubung. Kesalahan ini terdapat dua temuan. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tidak banyak ditemukan kasus ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
4.2.2.5 Kata depan Kata depan adalah kata yang digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain (Chaer, 2011:122). Kesalahan penggunaan kata depan pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu ditemukan sebanyak 17 kesalahan. Namun, hanya tiga yang akan ditampilkan sebagai pembahasan dan temuan lain dituliskan dalam lampiran. Berikut ini, peneliti akan menampilkan tiga data tersebut. (40) Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi ... (Kar.3/KDpn/Kal.3) (41) jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong-lorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat... (Kar.16/B1-B14-KDpn-Ty-PK1/Kal.5) (42) Menyiapkan tempat sampah dirumah atau dimana saja. (Kar.20/KDpn/Kal.17) Kutipan (40) kata ‗kedalam sungai‘, kutipan (41) kata ‗dikali‘, dan kutipan (42) kata ‗dirumah‘ memperlihatkan bahwa dalam 20 karangan ternyata ada kesalahan penulisan kata depan. Kata depan seharusnya ditulis terpisah dengan kata yang mengikuti. Hal tersebut dipertegas dalam Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin F halaman 17 yang berbunyi ―Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.‖ Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, belum semua guru dapat membedakan penulisan kata depan dengan awalan. Berikut ini, peneliti akan memperlihatkan pembetulan dari kutipan (40), (41), dan (42). (40a) Apabila kita membuang sampah ke dalam sungai atau kali akan membuat polusi ... (Kar.3/KDpn/Kal.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
(41b) jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah di kali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong-lorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat... (Kar.16/B1-B14-KDpn-Ty-PK1/Kal.5) (42c) Menyiapkan tempat sampah di rumah atau dimana saja. (Kar.20/KDpn/Kal.17) Pembetulan di atas menegaskan bahwa penulisan kata depan seharusnya dipisah dengan kata yang mengikutinya. Ketiga contoh pembetulan di atas memperlihatkan keterangan tempat, sehingga penulisannya dipisah. Karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang berjumlah 20 buah terdapat 17 temuan kesalahan penulisan kata depan. Seluruh temuan dapat dicermati dengan
kode
(Kar.2/Kdpn-Ty
(2)/Kal.4),
(Kar.3/KDpn
(2)/Kal.2),
(Kar.3/KDpn/Kal.3), (Kar.3/KDpn/Kal.4), (Kar.8/KDpn (4)/Kal.1), (Kar.10/B14KDpn-P2/Kal.7), PK1/Kal.5),
(Kar.12/B14-KDpn/Kal.16),
(Kar.16/B1-B14-KDpn-Ty-
(Kar.17/KDpn-KB1-B3/Kal.1),
(Kar.18/B14-KTB-GK5-
KDpn/Kal.2), dan (Kar.20/KDpn/Kal.17) pada lampiran. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur belum semua dapat memahami dan mengerti mengenai kata depan.
4.2.2.6 Partikel Karangan yang dibuat oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tidak semua menggunakan partikel, tetapi hanya beberapa guru saja. Dalam menganalisis kesalahan partikel, peneliti menemukan dua jenis data kesalahan mengenai partikel. Kesalahan pertama mengenai partikel -lah, -kah, dan -tah yang ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kesalahan kedua mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
partikel pun yang ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Kesalahan pertama hanya ada satu temuan dan kesalahan kedua ditemukan empat temuan. Maka dari itu, dalam kesalahan kedua, peneliti akan memperlihatkan tiga contoh data saja. Berikut ini, peneliti akan memperlihatkan kesalahan pertama. (43) Sekarang kisah Desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu kehidupan masyarakat sangat lah mudah ... (Kar.11/B14P1/Kal.2). Kutipan di atas memperlihatkan kesalahan bagian pertama mengenai kesalahan partikel –lah pada kata ‗sangat lah‘. Penulisan partikel seharusnya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Namun, dalam kenyataannya pada karangan 11, kalimat nomor dua memperlihatkan kesalahan penggunaan partikel –lah. Berikut ini, peneliti akan memberikan pembetulan poin (43). (43a) Sekarang kisah Desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anak-anak dan cucu-cucunya bahwa dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah ... (Kar.11/B14-P1/Kal.2) Pembetulan di atas menegaskan bahwa penulisan partikel –lah dalam penulisannya selalu ditulis serangkai. Penulisan partikel ini dipertegas dalam Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin G.1 halaman 17 yang berbunyi ―Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.‖ Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti hanya menemukan satu temuan saja. Berikut ini, peneliti akan memperlihatkan kesalahan partikel bagian kedua, yaitu mengenai terpisah dari kata yang mendahuluinya.
partikel pun yang ditulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
(44) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun menjadi bulan-bunan air tergenang. (Kar.10/P2-Ty/Kal.8) (45) Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya. (Kar.12/P2/Kal.2) (46) Hujan berlangsung sangat lama, air sungaipun mulai meluap. (Kar.12/P2/Kal.13) Kesalahan bagian kedua ini mengenai partikel pun. Penulisan partikel pun seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Kutipan (44) pada kata ‗rumahpun‘, kutipan (45) kata ‗jagopun‘, dan kutipan (46) kata ‗sungaipun‘ menunjukkan adanya kesalahan penggunaan partikel pun. Berikut ini, peneliti akan memberi pembetulan kesalahan-kesalahan di atas. (44a) Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumah pun menjadi bulan-bunan air tergenang. (Kar.10/P2-Ty/Kal.8) (45b) Ayam-ayam jago pun belum melakukan tugasnya. (Kar.12/P2/Kal.2) (46c) Hujan berlangsung sangat lama, air sungai pun mulai meluap. (Kar.12/P2/Kal.13) Pembetulan di atas menunjukkan penulisan partikel pun harus dipisah. Partikel pun ditulis terpisah karena mengandung makna ‗juga‘. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ditemukan empat temuan dalam penggunaan partikel pun. Maka dari itu, seluruh temuan dapat dicermati dengan kode (Kar.10/P2-Ty/Kal.8, (Kar.10/B14-KDpn-P2/Kal.7), (Kar.12/P2/Kal.2), dan (Kar.12/P2/Kal.13) pada lampiran. Secara garis besar menegaskan bahwa belum semua guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur mengerti dan memahami penggunaan partikel pun.
4.2.2.7 Singkatan dan akronim Karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sebagian besar tidak menggunakan singkatan dan akronim. Singkatan adalah pemendekan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pemendekan kata yang terdiri dari satu huruf atau lebih. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diberlakukan sebagai kata atau dengan kata lain dapat dibaca layaknya kata. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur hanya ada ditemukan satu kesalahan mengenai singkatan. Kesalahan tersebut adalah penggunaan penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan. Berikut ini, penulis memberi contoh kesalahan mengenai penyingkatan. (47) ...parit dan sungai dan yg merasa dampak itu masyarakat yg berdomisili di sekitar situ. (Kar.9/S5/Kal.3) (48) Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. (Kar.13/KB1-S5-PK1-TyB14/Kal.4) Kutipan (47) dan (48) di atas menunjukkan bahwa ‗yg‘ dan ‗dgn‘ tidak lazim dalam sebuah teks. Singkatan ‗yg‘ tersebut berarti ‗yang‘ dan ‗dgn‘ berarti ‗dengan‘. Penulisan tersebut tidak dibenarkan dalam ejaan bahasa Indonesia. Berikut ini, peneliti akan membetulkan kesalahan poin (47) dan (48). (47a) ...parit dan sungai dan yg merasa dampak itu masyarakat yang berdomisili di sekitar situ. (Kar.9/S5/Kal.3) (48b) Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dengan membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. (Kar.13/KB1-S5-PK1-Ty-B14/Kal.4) Pembetulan di atas semakin menyempurnakan sebuah kalimat yang dibuat oleh guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Peneliti melengkapi analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
kesalahan yang tidak dipertegas dalam Permendiknas karena melihat kenyataan dalam penulisan. Penulisan singkatan di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kebiasaan, ketidakpahaman, dan faktor keefektifan waktu. Kesalahan ini menunjukkan bahwa sebagian guru sudah paham dan mengerti mengenai penulisan singkatan dan akronim.
4.2.2.8 Angka dan bilangan Penulisan angka dalam sebuah bilangan memang jarang ditemui. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, ditemukan kesalahan mengenai bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Hal ini dipertegas dalam Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin I.1 halaman 20 yang berbunyi ―Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.‖ Berikut ini, peneliti menunjukkan kesalahan penulisan bilangan dalam karangan. (49) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku ... (Kar.4/A1/Kal.5) Kesalahan di atas menunjukkan bahwa angka 2 tidak lazim digunakan dalam penulisan teks. Alangkah lebih baiknya bahwa angka 2 tersebut ditulis dengan huruf. Berikut ini, peneliti akan menampilkan pembetulan dari kutipan (49). (49a) Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi dua kali sehari, memotong kuku ... (Kar.4/A1/Kal.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Pembetulan di atas menjadi lazim karena angka 2 ditulis dengan huruf. Hal tersebut dilakukan kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, hanya ditemukan satu temuan kesalahan dalam penulisan angka dan bilangan. Maka, guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sebagian besar sudah mengerti dan memahami penulisan angka dan bilangan.
4.2.2.9 Kata ganti Kata ganti yang dimaksud dalam analisis ini adalah kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ditemukan satu kesalahan, yaitu mengenai kata ganti ku- dan kau- yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Berikut ini, peneliti memaparkan contoh kesalahan di atas. (50) Suatu Sore Anto disuruh Ibu nya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. (Kar.17/B14KG1/Kal.1) (51) Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibu nya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. (Kar.18/GK4-B14-KG1-B14/Kal.1) Kedua kutipan di atas menunjukkan kesalahan kata ganti –nya. Kesalahan ini tidak sesuai dengan peraturan dalam Permendiknas No. 50 Tahun 2015 poin J halaman 22 yang berbunyi ―Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.‖ Penulisan kata ganti –nya yang benar adalah dengan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
dipisah. Berikut ini, peneliti akan menampilkan pembetulan dari kedua kesalahan di atas. (50a) Suatu Sore Anto disuruh Ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. (Kar.17/B14-KG1/Kal.1) (51b) Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibunya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah. (Kar.18/GK4-B14-KG1-B14/Kal.1) Pembetulan di atas menegaskan bahwa kata ganti tidak pernah ditulis terpisah. Kutipan (50) dan (51) senada, yaitu mengenai kata ganti –nya pada kata ‗ibunya‘. Kata ganti digunakan sebagai penjelas subjek yang sebelumnya telah muncul. Hal tersebut memperlihatkan bahwa guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sebagian besar sudah mengerti dan memahami penulisan angka kata ganti.
4.2.2.10
Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, ditemukan beberapa kata tidak baku. Berikut ini, peneliti akan menampilkan contoh kata tidak baku dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. (52) ... bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung resiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan. (Kar.13/B14 (2)-Ty-/Kal.3) (53) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir “dari pada saya jauh-jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
membuang sampah lebih baik buang disini saja.” (Kar.18/B14KTB-GK5-KDpn/Kal.2) (54) Lingkungan sehat, bersih dan asoi adalah idaman setiap manusia. (Kar.20/KTB/Kal.1) Pada kutipan di atas, kata yang digarisbawahi, yaitu kata ‗resiko‘, ‗berfikir‘ dan ‗asoi‘. Kata-kata tersebut tidak termasuk dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Jika hal tersebut tidak dibetulkan, lama-kelamaan penulisan tersebut menjadi suatu kebiasaan. Berikut ini, peneliti memberi pembetulan pada kutipan (52), (53), dan (54).
(52a) ... bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung risiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan. (Kar.13/B14 (2)-Ty-/Kal.3) (53b) Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berpikir “dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.” (Kar.18/B14KTB-GK5-KDpn/Kal.2) (54c) Lingkungan sehat, bersih dan indah/nikmat adalah idaman setiap manusia. (Kar.20/KTB/Kal.1) Pembetulan di atas, ditulis berdasarkan EYD yang berlaku saat ini. Pada contoh (54), pemilihan kata dalam mengarang harus diperhatikan karena kata ‗asoi‘ bukanlah kata yang baku.
4.2.2.11
Kekeliruan Tulis
Kekeliruan tulis terjadi karena ketidaksengajaan dalam menulis. Hal tersebut bersifat tidak sistematis. Dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, ditemukan beberapa kekeliruan tulis. Berikut ini, peneliti akan menampilkan kutipan kekeliruan tulis dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
(55) sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampah-sampah yang bertumpuk ... (Kar.2/B1-Ty/Kal.3) (56) Supaya tercapai Lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta Lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak-anak. (Kar.10/B14-Ty/Kal.2) (57) Pada zaman modern dan teknologi secangkih ini, ternyata “sampah” menjadi momok bagi kita, serta kemapuan teknologi tidak sepenuhnya membantu kita untuk lepas dari masalah kebersihan Lingkungan, terutama sampah. (Kar.20/Ty(2)B14/Kal.7) Kutipan kekeliruan tulis di atas sering terjadi dalam kegiatan menulis. Maka, si penulis sendiri harus cermat dalam memperhatikan tulisannya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 22 data mengenai kekeliruan tulis dan seluruh data ada pada lampiran. Berikut ini, peneliti memberi pembetulan untuk kutipan (55), (56), dan (57) (55a) sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketika datang musim penghujan maka meluaplah sampah-sampah yang bertumpuk ... (Kar.2/B1-Ty/Kal.3) (56b) Supaya tercapai Lingkungan rumah yang sehat perlu ditanamkan rasa cinta Lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak-anak. (Kar.10/B14-Ty/Kal.2) (57c) Pada zaman modern dan teknologi secanggih ini, ternyata “sampah” menjadi momok bagi kita, serta kemampuan teknologi tidak sepenuhnya membantu kita untuk lepas dari masalah kebersihan Lingkungan, terutama sampah. (Kar.20/Ty(2)-B14/Kal.7) Kutipan di atas adalah hasil pembetulan dari kekeliruan tulis. Kekeliruan tulis terjadi tidak selalu pada kata itu-itu saja. Kutipan (57) dalam satu kalimat terjadi dua kekeliruan tulis. Hal ini menggambarkan bahwa belum semua guruguru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur cermat dan mengerti bahwa kekeliruan tulis sering terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data, ternyata masih banyak ditemukan kesalahan ejaan dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Banyaknya kesalahan dibuktikan dengan jumlah analisis yang dilakukan oleh peneliti pada karangan guru guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejumlah 201 data. Kesalahan-kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal serta penulisan kata. Jumlah kesalahan dapat diketahui dari hasil analisis karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Berikut ini, penjelasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
4.3.1
Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Miring, dan Tebal Penelitian yang berjudul Analisis Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-
guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur memiliki dua tujuan. Tujuan pertama adalah mendeskripsikan kesalahan penggunaan huruf kapital, miring dan tebal. Sementara itu, tujuan yang kedua adalah mendeskripsikan kesalahan penulisan kata. Setelah
dianalisis
dengan
menggunakan
pedoman
Ejaan
Yang
Disempurnakan menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015, peneliti menemukan ada lima jenis kesalahan penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital ditemukan 115 data yang berasal dari 20 karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kesalahan-kesalahan tersebut berupa penggunaan huruf kapital pada: (1) awal kalimat, (2) petikan langsung, (3) unsur nama jabatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
pangkat serta sapaan yang diikuti nama orang, (4) nama geografi, dan (5) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali, unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul. Pada dasarnya, peneliti juga menganalisis huruf miring dan tebal. Namun, dalam menganalisis, ternyata di dalam 20 karangan guru-guru Mahakam Kalimantan Timur tidak ditemukan kesalahan penggunaan huruf miring dan tebal. Huruf miring atau yang biasanya disebut cetak miring pada dasarnya untuk menegaskan hal yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Namun, dalam tulisan tangan, penggunaan huruf miring tidak digunakan. Hal tersebut senada dengan penulisan huruf tebal. Penggunaan huruf tebal pada dasarnya seperti penggunaan huruf miring. Karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tidak terlihat menggunakan huruf tebal karena karangan tersebut ditulis tangan atau manual. Biasanya, penggunaan huruf tebal dapat diganti dengan pemberian garis bawah. Temuan penelitian ini berbeda dengan penelitian Yeni Ambarwati (2008), Irin Lorensi Murniati (2007), dan Yasinta Nofiandari (2015). Hasil penelitian Yeni Ambarwati (2008) meneliti huruf kapital sebagai: (1) huruf pertama pada awal kalimat, (2) huruf pertama unsur nama jabantan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, (3) huruf pertama unsur-unsur nama orang, (4) huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, (5) huruf pertama nama geografi, dan (6) huruf pertama kata penunjuk hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
kekerabatan serta bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Hasil penelitian Irin Lorensi Murniati (2007) menganalisis huruf kapital dan huruf miring. Sementara itu, hasil penelitian Yasinta Nofiandari (2015) meneliti huruf kapital hanya sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Konteks penelitian yang dilakukan oleh ketiga penelitian terdahulu ternyata berbeda-beda. Penelitian Yeni Ambarwati (2008) meneliti karangan siswa kelas V, Irin Lorensi Murniati (2007) meneliti karangan siswa kelas VII, dan Yasinta Nofiandari (2015) meneliti skripsi mahasiswa. Walaupun demikian, peneliti menemukan kesamaan dalam hal hasil temuan mengenai penelitian huruf kapital. Maka dari itu, posisi peneliti dalam penelitian ini adalah mengukuhkan dan melengkapi penelitian Yeni Ambarwati (2008), Irin Lorensi Murniati (2007), dan Yasinta Nofiandari (2015).
4.3.2
Kesalahan Penulisan Kata Penulisan kata dianalisis dengan menggunakan pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan menurut Permendiknas No. 50 Tahun 2015. Peneliti menemukan ada 13 kesalahan penulisan kata. Dalam penulisan kata, ditemukan 86 data yang berasal dari 20 karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kesalahan-kesalahan tersebut berupa: (1) kata berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran), (2) bentuk ulang, (3) gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran, (4) gabungan kata yang sudah padu, (5) pemenggalan kata, (6) kata depan, seperti di, ke, dan dari, (7) partikel -lah, -kah, dan -tah, (8) partikel pun, (9) penyingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
kata, (10) bilangan, (11) kata ganti ku- dan kau- serta kata ganti -ku, -mu, dan nya, (12) kata tidak baku, dan (13) kekeliruan tulis. Dalam menganalisis data, ternyata pada penelitian ini, penulisan kata sandang si dan sang tidak ditemukan kesalahannya. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian Yeni Ambarwati (2008), Irin Lorensi Murniati (2007), dan Yasinta Nofiandari (2015). Hasil penelitian Yeni Ambarwati (2008) meneliti kesalahan kata depan di, ke, dan dari. Peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul ―Analisis Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015‖, juga meneliti mengenai kata depan. Penelitian Irin Lorensi Murniati (2007) meneliti kesalahan: (1) penulisan kata dasar, (2) penulisan kata turunan, (3) penulisan bentuk ulang, (4) penulisan gabungan kata, (5) penulisan kata ganti –ku, -kau, -mu, dan –nya, (6) penulisan kata depan di, ke, dan dari, (7) penulisan kata si dan sang, (8) penulisan partikel, (9) penulisan singkatan dan akronim, dan (10) penulisan angka dan lambang bilangan. Peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul ―Analisis Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015‖, tidak meneliti mengenai kata turunan. Penelitian Yasinta Nofiandari (2015) meneliti penulisan imbuhan di-, ke-, dan kata depan di-, ke-, dan dari. Peneliti dalam melakukan penelitian yang berjudul ―Analisis Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015‖, peneliti juga meneliti mengenai imbuhan imbuhan di-, ke-, dan kata depan di-, ke-, dan dari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Maka dari itu, posisi peneliti dalam penelitian ini adalah mengukuhkan dan melengkapi penelitian Yeni Ambarwati (2008), Irin Lorensi Murniati (2007), dan Yasinta Nofiandari (2015). Mengukuhkan dalam hal ini yaitu memperkuat persamaan yang telah diteliti dan melengkapi kesalahan-kesalahan yang belum diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan bagian penutup. Uraian bab ini meliputi: (1) kesimpulan hasil penelitian, (2) implikasi hasil penelitian, dan (3) saran. Berikut ini, peneliti akan menjelaskan masing-masing subbab.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai penggunaan ejaan dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kesalahan penggunaan huruf kapital yang terjadi dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kesalahan penggunaan huruf miring, dan tebal tidak ditemukan dalam 20 karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kesalahan-kesalahan tersebut berupa huruf kapital yang digunakan pada: (1) awal kalimat, (2) petikan langsung, (3) unsur nama jabatan dan pangkat serta sapaan yang diikuti nama orang, (4) nama geografi, dan (5) huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul. Kesalahan terbanyak, yaitu huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengahtengah kalimat, kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, dan judul.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Kedua, kesalahan penulisan kata. Kesalahan penulisan kata yang ditemukan berupa: (1) kata berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran), (2) bentuk ulang, (3) gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran, (4) gabungan kata yang sudah padu, (5) pemenggalan kata, (6) kata depan, seperti di, ke, dan dari, (7) partikel -lah, -kah, dan -tah, (8) partikel pun, (9) penyingkatan kata, (10) bilangan, (11) kata ganti ku- dan kau- serta kata ganti -ku, -mu, dan -nya, (12) kata tidak baku, dan (13) kekeliruan tulis. Kesalahan terbanyak, yaitu kekeliruan tulis.
5.2. Implikasi Hasil Penelitian Implikasi dari hasil penelitian adalah keterampilan menulis perlu ditingkatkan dan harus mendapat perhatian yang serius. Hal ini karena masih banyak ditemukan kesalahan penggunaan ejaan dalam 20 karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini bukanlah siswa yang menjadi subjek melainkan guru-guru SD. Maka dari itu, keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang serius agar semakin terbiasa dan terlatih dalam menuangkan gagasan dalam bentuk karangan, mengingat guru adalah sosok yang dianut oleh siswa. Apabila dalam mengajar, siswa melakukan kesalahan, guru harus segera memperbaiki sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan yang telah dilakukan. Hasil analisis jumlah kesalahan yang telah diperoleh diharapkan dapat menjadi pertimbangan agar guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur semakin belajar menulis dengan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
5.3
Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, peneliti
memberikan saran yang ditujukan kepada pembelajaran EYD di perguruan tinggi, guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dan peneliti lain. Berikut ini, peneliti akan memberi penjelasan mengenai saran.
5.3.1
Pembelajaran EYD di Perguruan Tinggi
Di Indonesia, banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang fokus pada dunia pendidikan. Perguruan tinggi yang ada diharapkan mampu menghasilkan calon-calon pendidik yang berkualitas. Selain itu, untuk para calon guru yang terpenting adalah harus menguasai kemampuan menulis karangan sesuai dengan ejaan, mengingat dasar atau fondasi bahasa Indonesia adalah penulisan ejaan. Hal ini sangat penting supaya proses pembelajaran terjadi secara utuh dan menyeluruh.
5.3.2
Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Sesuai dengan hasil penelitian mengenai ejaan ini, dapat diketahui bahwa keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang masih kurang memuaskan dalam menggunakan EYD. Pengajaran EYD hendaknya tidak hanya menjadi tanggung jawab guru bidang studi Bahasa Indonesia saja, tetapi juga semua guru, termasuk guru-guru SD. Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan pelatihan peningkatan kemampuan menulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
5.3.3
Bagi Peneliti Lain
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti lain dapat mengembangkan penelitian mengenai ejaan dalam jenis karangan yang berbeda. Selain itu, peneliti lain dapat mengambil subjek lain dengan tingkatan yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
DAFTAR RUJUKAN
Badudu. 1980. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty bekerjasama dengan Balai Bimbingan. ____________. 2002. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty bekerjasama dengan Balai Bimbingan. Hastuti, Sri. 1989. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia-Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Imr. 2015. ―Problem Mahulu, Minimnya Guru hingga Sekolah Rusak‖. (Online), www.korankaltim.com, diakses pada tanggal 5 April 2016. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lee, Sonny. 2015. ―Kekurangan Guru, Mahulu Akan Gabungkan Sekolah‖. (Online), www.kabarkubar.com, diakses pada tanggal 5 April 2016. Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya. ______________. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyasa, H.E. 2013. Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Remaja Rodakarya. Nasional, Departemen Pendidikan. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Kalimat Efektif (Revisi). Bandung: PT. Refika Aditama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa Wijaya, Laksmi. 2012. EYD, Peribahasa, Majas. Depok: Pustaka Makmur. Wijayanti, Sri Hapsari. 2011. Dari EYD ke Esai. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya. www.bahasaindonesiamigs.blogspot.com diakses pada tanggal 5 Oktober 2016. www.edifinisi.com diakses pada tanggal 6 Oktober 2016. www.eduspensa.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2016. www.bahasaindonesiaku.net diakses pada tanggal 8 Oktober 2016. www.kelasindonesia.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2016. www.guruberbahasa.com diakses pada tanggal 8 Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
HASIL ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI
Kesalahan Huruf Kapital B1
No
= Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama pada kata awal kalimat.
Data
Kode
Analisis
Triangulator I S
1.
penyakit tak datang dengan sendiri nya melainkan lingkungan yang kotor, Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
Kar.1/B1KB1B14/Kal.5
Penyakit tak datang dengan sendiri nya melainkan lingkungan yang kotor, Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
2.
akibat ketidak sadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan ...
Kar.2/B1KB2/Kal.2
Akibat ketidak sadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan ...
3.
sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampahsampah yang
Kar.2/B1Ty/Kal.3
Sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampahsampah yang
TS
Triangulator II S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
bertumpuk ...
bertumpuk ...
4.
dari menumpukny a sampah di sungai dan parit-parit itu juga mengekibatk an tembuh dan berkembang jentik-jentik nyamuk ...
Kar.2/B1Ty (2)/Kal.4
Dari menumpuknya sampah di sungai dan parit-parit itu juga mengekibatka n tembuh dan berkembang jentik-jentik nyamuk ...
5.
yang pertama menjaga kebersihan diri sendiri.
Kar.4/B1/K al.4
Yang pertama menjaga kebersihan diri sendiri.
6.
sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit.
Kar.4/B1/K al.6
Sehingga jika kebersihan telah didapat, maka tubuh kita akan menjadi sehat dan tidak akan mudah terserang oleh penyakit.
7.
kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah ...
Kar.6/B1/K al.4
Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah ...
8.
dari penumpukan sampah di sungai dan di parit-parit itu juga...
Kar.9/B1/K al.4
Dari penumpukan sampah di sungai dan di parit-parit itu juga...
9.
... yang paling Kar.10/B1/
... yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
mudah kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih? yaitu salah satu ...
Kal.4
mudah kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih? Yaitu salah satu ...
10. melepaskan pandanganny a ke sekeliling, hatinya sedih.
Kar.12/B1/ Kal.18
Melepaskan pandangannya ke sekeliling, hatinya sedih.
11. kini hutan bahkan seakan marah kepada manusia.
Kar.14/B1/ Kal.13
Kini hutan bahkan seakan marah kepada manusia.
12. mengapa ada kata-kata larangan...
Kar.16/B1/ Kal.3
Mengapa ada kata-kata larangan...
13. jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatka n penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam
Kar.16/B1B14-KDpnTyPK1/Kal.5
Jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
akan membuat kali ter sebut tersumbat...
14. ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit...
Kar.16/B1GK5/Kal.6
Ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit...
15. akan tetapi Anto malah melanggar aturan itu.
Kar.17/B1/ Kal.1
Akan tetapi Anto malah melanggar aturan itu.
16. rumah dan segalanya terlelap oleh banjir.
Kar.18/B1/ Kal.8
Rumah dan segalanya terlelap oleh banjir.
17. pada saat itu Kar.18/B1warga hanya B14/Kal.9 bisa merenungkan dan Meratapi nasib di daerah mereka yang selalu tertimpa banjir.
Pada saat itu warga hanya bisa merenungkan dan Meratapi nasib di daerah mereka yang selalu tertimpa banjir.
18. padahal, Kar.19/B1/ ketika kami di Kal.2 sekolah selalu dinasihati
Padahal, ketika kami di sekolah selalu dinasihati oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
oleh guru kami agar tidak membuang sampah di sembarang tempat.
guru kami agar tidak membuang sampah di sembarang tempat.
19. saya Kar.19/B1/ kemudian Kal.4 hanya bisa menghela napas panjang melihat kejadian tersebut, melihat sampahsampah itu pelan tapi pasti hanyut dan mulai tenggelam ke dasar sungai.
Saya kemudian hanya bisa menghela napas panjang melihat kejadian tersebut, melihat sampahsampah itu pelan tapi pasti hanyut dan mulai tenggelam ke dasar sungai.
20
Kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampahsampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku.
kira-kira dua Kar.19/B1/ jam sudah Kal.6 berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampahsampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
rumahku.
B3
No
= Huruf kapital digunakan pada kata awal kalimat dalam petikan langsung.
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator I S
1.
Anto Kar.17/KD membuang pn-KB1sampah B3/Kal.1 dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ―di larang membuang sampah sembarangan.‖
TS
Triangulator II S
TS
Anto membuang sampah dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ―Dilarang membuang sampah sembarangan.‖
B6 = Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Selain itu, huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama sapaan yang diikuti nama orang.
No
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator I S
1.
Dilihatnya pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke sungai.
Kar.12/B6B14/Kal.7
Dilihatnya Pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke sungai.
TS
Triangulator II S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
B9
No
= Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator Triangulator I II S
1.
Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan sungai mahakam ...
Kar.11/B14B9/Kal.1
TS
S
TS
Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan Sungai Mahakam ...
B14 = Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang berada di tengah-tengah kalimat kecuali unsur identitas, unsur geografi, unsur mengenai Tuhan, petikan langsung, singkatan, judul.
No
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator I S
1.
Kebiasaan Kar.1/B14/ buruk dengan Kal.1 membuang sampah sembarangan sudah Tak asing lagi ...
Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak asing lagi ...
2.
... seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi Ciri khas warga
... seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga
Kar.1/B14/ Kal.1
TS
Triangulator II S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
kota ...
kota ...
3.
Seharusnya Warga sadar akan kebersihan lingkungan ...
Kar.1/B14/ Kal.4
Seharusnya warga sadar akan kebersihan lingkungan ...
4.
penyakit tak Kar.1/B1datang KB1dengan B14/Kal.5 sendiri nya melainkan lingkungan yang kotor, Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
penyakit tak datang dengan sendiri nya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
5.
Membuang sampah sembarangan Juga akan menimbulka n berbagai macam penyakit seperti: Diare, demam berdarah, tipus dan lain-lain.
Kar.3/B14 (2)/Kal.5
Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti: diare, demam berdarah, tipus dan lain-lain.
6.
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan Buanglah sampah pada tempatnya.
Kar.3/B14/ Kal.5
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan buanglah sampah pada tempatnya.
7.
Akibat ulah Baim, maka di
Kar.5/B14/ Kal.3
Akibat ulah Baim, maka di kampungnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
kampungnya mengalami Banjir Bandang.
mengalami banjir bandang.
8.
Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian Banjir hampir melewati atap rumahnya.
Kar.5/B14/ Kal.7
Keadaan ini berlangsung cukup parah sehingga ketinggian banjir hampir melewati atap rumahnya.
9.
Membuang Sampah di Sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehat tubuh dan lingkungan ...
Kar.6/B14 Membuang (2)-Ty/Kal.1 sampah di sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehat tubuh dan lingkungan ...
10. Menjaga Kar.6/B14/ lingkungan Kal.3 agar tetap bersih dan terhindar dari berbagai macam penyakit, Sampah harus di buang pada tempatnya.
Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari berbagai macam penyakit, sampah harus di buang pada tempatnya.
11. Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit Gatal-gatal,
Penyakit yang sering timbul dikala banjir yaitu DBD, malaria, penyakit gatalgatal, diare,
Kar.7/B14 (2)/Kal.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
diare, muntaber, Cacar ...
muntaber, cacar ...
12. ...akibat perbuatan tersebut yaitu, Dilarang membuang sampah sembarangan ...
Kar.8/B14/ Kal.1
...akibat perbuatan tersebut yaitu, dilarang membuang sampah sembarangan ...
13. Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatk an diri bersama kucingnya, Musibah yang tidak disangkahsangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar.
Kar.8/B14Ty/Kal.2
Dengan adanya banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatka n diri bersama kucingnya, musibah yang tidak disangkahsangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar.
14. ... dari Kar.9/B14/ kesemuanya Kal.2 itu kita sadari akan membawa dampak Negatif bagi masyarakat.
... dari kesemuanya itu kita sadari akan membawa dampak negatif bagi masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
15. Lingkungan Tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak Terlepas dari masyarakat banyak atau khalayak ramai, dimana kesadaran masingmasing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Kar.10/B14 (2)/Kal.1
16. Supaya tercapai Lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta Lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anakanak.
Kar.10/B14 Supaya (2)-Ty/Kal.2 tercapai lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anakanak.
17
Apabila anak Kar.10/B14/ sudah Kal.3 tertanam rasa cinta Lingkungan, pasti mudah selanjutnya ...
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat banyak atau khalayak ramai, dimana kesadaran masing-masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Apabila anak sudah tertanam rasa cinta lingkungan, pasti mudah selanjutnya ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
18. Sampah organik bisa kita olah menjadi hal yang berguna untuk Lingkungan rumah...
Kar.10/B14/ Kal.6
Sampah organik bisa kita olah menjadi hal yang berguna untuk lingkungan rumah...
19. ... digunakan untuk tanaman disekitar rumah supaya Lingkungan tetap hijau.
Kar.10/B14/ Kal.5
... digunakan untuk tanaman disekitar rumah supaya lingkungan tetap hijau.
20. ... membuang Kar.10/B14- ... membuang sampah KDpnsampah sembarangan P2/Kal.7 sembarangan berakibat berakibat parit/Got parit/got meluap meluap sehingga sehingga terjadi terjadi penumpukan penumpukan sampah sampah disungai, disungai, sungaipun sungaipun menjadi menjadi dangkal... dangkal... 21. Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah Desa kecil yang terletak di pinngir perairan sungai
Kar.11/B14- Kurang lebih B9/Kal.1 dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur tepatnya di sebuah desa kecil yang terletak di pinngir perairan sungai mahakam ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
mahakam ... 22. Sekarang Kar.11/B14- Sekarang kisah kisah P1/Kal.2 desaku yang Desaku yang nyaman, aman nyaman, dan indah itu aman dan telah menjadi indah itu dongeng telah menjadi sebelum tidur dongeng oleh ayahku sebelum tidur tercinta, ayah oleh ayahku selalu tercinta, ayah menceritakan selalu kepada anakmenceritakan anak dan cucukepada anakcucunya anak dan bahwa dulu cucukehidupan cucunya masyarakat bahwa dulu sangat lah kehidupan mudah ... masyarakat sangat lah mudah ... 23. ... semua kekayaan alam yang kami miliki: tanah, hutan, Emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu.
Kar.11/B14/ Kal.3
... semua kekayaan alam yang kami miliki: tanah, hutan, emas, batu bara, batu koral, pasir, dan kayu.
24. Pada Saat Lukman melangkahka n kakinya...
Kar.12/B14/ Kal.6
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya...
25. Dilihatnya pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah Ke
Kar.12/B6B14/Kal.7
Dilihatnya pak Hadi yang dengan seenaknya saja membuang sampah ke sungai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
sungai. 26. Lukman kembali melanjutkan Langkah kakinya menuju sungai Untuk mengambil air.
Kar.12/B14 (2)/Kal.10
Lukman kembali melanjutkan langkah kakinya menuju sungai untuk mengambil air.
27. Rumah Lukman yang terletak tidak jaUh dari pinggir sungai, Lamakelamaan tenggelam oleh luapan air sungai.
Kar.12/B14 (2)/Kal.14
Rumah Lukman yang terletak tidak jauh dari pinggir sungai, lamakelamaan tenggelam oleh luapan air sungai.
28. Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah Lautan.
Kar.12/B14 (2)/Kal.16
Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh luapan air sungai, bak pulau ditengah lautan.
29. Di Indonesia Sering kita mendengar dari televisi, koran...
Kar.13/B14/ Kal.1
Di Indonesia sering kita mendengar dari televisi, koran...
30. Tentang bencana banjir Yang melanda perkam pungan
Kar.13/B14 (3)GK4/Kal.2
Tentang bencana banjir yang melanda perkam pungan bahkan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan rendah.
perkotaan yang struktur daratan rendah.
31. Banjir terjadi Kar.13/GK4 diakibat kan -B14/Kal.3 oleh sampahsampah warga Yang tertampung di sungai ...
Banjir terjadi diakibat kan oleh sampahsampah warga yang tertampung di sungai ...
32. ... banyak nya sampah Yang tertampung hingga musim hujan air Sulit mengalir dengan sempurna, hingga...
Kar.13/KB1 -B14 (2)/Kal.3
... banyak nya sampah yang tertampung hingga musim hujan air sulit mengalir dengan sempurna, hingga...
33. ... bencana Kar.13/B14 banjir Yang (3)-Tybanyak /Kal.3 membuat warga harus menanggung resiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan.
... bencana banjir yang banyak membuat warga harus menanggung resiko yait rumah tergenang, penyakit diare pun bermunculan.
34. Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi
Kar.13/KB1 -S5-PK1TyB14/Kal.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihka n parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan.
dalam men jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi yang dapat di manfaat kan.
35. Namun, kini hutan telah hilang kelestarianny a, Mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih Fungsi menjadi perkebunan dam pemukiman penduduk.
Kar.14/B14 (2)/Kal.6
Namun, kini hutan telah hilang kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dam pemukiman penduduk.
36. Mereka dengan
Kar.14/B14- Mereka dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
keinginan Yang tidak bisa di bendung, menebang pohon dan membunuh binatangbinatang demi kepentingan pribadipribadi dan kantongkantong mereka sendiri.
KB1/Kal.8
keinginan yang tidak bisa di bendung, menebang pohon dan membunuh binatangbinatang demi kepentingan pribadi-pribadi dan kantongkantong mereka sendiri.
37. Akibat dari Itu, Saat ini hutan telah kehilangan fungsinya, hutan tidak lagi menjadi tempat hidup Para tumbuhan dan binatang.
Kar.14/B14 (3)/Kal.9
Akibat dari itu, saat ini hutan telah kehilangan fungsinya, hutan tidak lagi menjadi tempat hidup para tumbuhan dan binatang.
38. Bahkan sebagian dari mereka Ikut punah akibat kehilangan tempat tinggal.
Kar.14/B14/ Kal.10
Bahkan sebagian dari mereka ikut punah akibat kehilangan tempat tinggal.
39. Hutan juga kini tidak bisa lagi menyediakan Sumber makanan bagi manusia.
Kar.14/B14/ Kal.11
Hutan juga kini tidak bisa lagi menyediakan sumber makanan bagi manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
40. Habislah sumber daya di dalam hutan Sehingga kini manusia tidak bisa di manfaatkan lagi.
Kar.14/B14- Habislah GK4/Kal.12 sumber daya di dalam hutan sehingga kini manusia tidak bisa di manfaatkan lagi.
41. Mereka tidak Kar.14/B14- Mereka tidak mau lagi KB1/Kal.14 mau lagi bersahabat, bersahabat, akibatnya akibatnya terjadilah terjadilah bencanabencanabencana alam bencana alam yang yang mengerikan mengerikan seperti tanah seperti tanah Longsor dan longsor dan kekeringan di kekeringan di mana-mana. mana-mana. 42. jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatk an penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk
Kar.16/B1B14-KDpnTyPK1/Kal.5
jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
43. ... dengan Kar.16/B14- ... dengan membuang KB1/Kal.6 membuang Sampah sampah pada pada tempatnya tempatnya serta sampah serta sampah yang dapat di yang dapat di daur ulang daur ulang dapat kita dapat kita gunakan untuk gunakan keperluan dan untuk penghasilan keperluan hidup. dan penghasilan hidup. 44. Suatu Sore Kar.17/B14 Anto disuruh (2)KG1/Kal.1 Ibu nya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah.
Suatu sore Anto disuruh ibu nya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah.
45. Akibat dari membuang sampah tidak pada tempat nya Lingkungan
Akibat dari membuang sampah tidak pada tempat nya lingkungan
Kar.17/KB1 -B14/Kal.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan...
akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan...
46. Akibat dari Lingkungan yang kotor karena pembuangan sampah yang tidak pada tempat nya...
Kar.17/B14/ Kal.3
Akibat dari lingkungan yang kotor karena pembuangan sampah yang tidak pada tempat nya...
47. Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibu nya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
Kar.18/GK4 -B14-KG1B14(2)/Kal. 1
Pada suatu hari Andi di perintahkan ibu nya untuk pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
48. Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―dari pada saya jauhjauh membuang sampah lebih baik buang
Kar.18/B14 (3)-KTBGK5KDpn/Kal.2
Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi ingin pergi membuang sampah, Andi melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir ―dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
disini saja.‖ 49. Andi pun Menuangka n sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan Larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai tersebut.
Kar.18/B14 (2)/Kal.5
Andi pun menuangkan sampah yang dibawanya itu di sungai tersebut, padahal di pinggiran sungai itu ada sebuah papan yang bertuliskan larangan bahwa tidak boleh membuang sampah di sungai tersebut.
50. Karena sudah Kar.18/B14/ menjadi Kal.6 kebiasaan warga di sana tidak Mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga.
Karena sudah menjadi kebiasaan warga di sana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga.
51. Warga sangat Kar.18/B14/ sering Kal.7 tertimpa banjir, karena Itulah dampak dari sikap warga yang tidak
Warga sangat sering tertimpa banjir, karena itulah dampak dari sikap warga yang tidak ingin menjaga lingkungannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
.
Ingin menjaga lingkungann ya. 52. pada saat itu Kar.18/B1warga hanya B14/Kal.9 bisa merenungkan dan Meratapi nasib di daerah mereka yang selalu tertimpa banjir.
pada saat itu warga hanya bisa merenungkan dan meratapi nasib di daerah mereka yang selalu tertimpa banjir.
53. Walaupun Mereka sudah mengetahui akibat dari perbuatan Yang tidak Menjaga kebersihan Lingkungan tersebut.
Walaupun mereka sudah mengetahui akibat dari perbuatan yang tidak menjaga kebersihan lingkungan tersebut.
Kar.18/B14 (4)/Kal.11
54. Tetapi Kar.19/B14/ sungguh Kal.9 menyedihkan karena ketika saya sedang membantu orang tua saya membersihka n rumah, tiba-tiba Beni datang berlari-lari mendekati saya dan mengatakan Deni sakit
Tetapi sungguh menyedihkan karena ketika saya sedang membantu orang tua saya membersihkan rumah, tibatiba Beni datang berlarilari mendekati saya dan mengatakan Deni sakit dan sekarang sudah dibawa ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
dan sekarang sudah dibawa ke Rumah Sakit.
rumah sakit.
55. Secepat kilat Saya membersihka n badan dan mengajak Beni untuk menjenguk Deni di Rumah Sakit.
Kar.19/B14/ Kal.11
Secepat kilat Saya membersihkan badan dan mengajak Beni untuk menjenguk Deni di rumah sakit.
56. Ketika sampai di Rumah Sakit, baru kami mengetahui bahwa ...
Kar.19/B14/ Kal.12
Ketika sampai di rumah sakit, baru kami mengetahui bahwa ...
57. Karena Lingkungan yang sehat dan bersih akan memberikan hal yang sehat dan positif pula bagi kita.
Kar.20/B14/ Kal.2
Karena lingkungan yang sehat dan bersih akan memberikan hal yang sehat dan positif pula bagi kita.
58. Kebersihan Lingkungan / Lingkungan sehat adalah idaman setiap manusia.
Kar.20/B14 (2)/Kal.5
Kebersihan lingkungan/ lingkungan sehat adalah idaman setiap manusia.
59. Tetapi sudahkah kita berjuang melawan
Kar.20/B14/ Kal.6
Tetapi sudahkah kita berjuang melawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
kebersihan Lingkungan itu?
kebersihan lingkungan itu?
60. Pada zaman Kar.20/Tymodern dan B14/Kal.7 teknologi secangkih ini, ternyata ―sampah‖ menjadi momok bagi kita, serta kemapuan teknologi tidak sepenuhnya membantu kita untuk lepas dari masalah kebersihan Lingkungan, terutama sampah.
Pada zaman modern dan teknologi secangkih ini, ternyata ―sampah‖ menjadi momok bagi kita, serta kemapuan teknologi tidak sepenuhnya membantu kita untuk lepas dari masalah kebersihan lingkungan, terutama sampah.
61. Yang lebih Kar.20/TyB14 eronisnya lagi karena (3)/Kal.10 kita tidak memiliki rasa kepedulian terhadap kebersihan Lingkungan masingmasing, sehingga parit (Got), bantaran sungai, pinggir Jalan bahkan sungai menjadi tong sampah terindah bagi
Yang lebih eronisnya lagi karena kita tidak memiliki rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan masingmasing, sehingga parit (got), bantaran sungai, pinggir jalan bahkan sungai menjadi tong sampah terindah bagi kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
kita. 62
Banyak Kar.20/B14/ orang yang Kal.11 mengklaim dirinya pecinta Lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak.
63. Sebaiknya masalah sampah atau kebersihan Lingkungan itu menjadi tanggung Jawab pribadi ...
Banyak orang yang mengklaim dirinya pecinta lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak.
Kar.20/B14 (2)/Kal.15
Sebaiknya masalah sampah atau kebersihan lingkungan itu menjadi tanggung jawab pribadi ...
64. MasingKar.20/B14/ masing Kal.16 pribadi memiliki kesadaran untuk bersikap bijak dengan kebersihan Lingkungan.
Masingmasing pribadi memiliki kesadaran untuk bersikap bijak dengan kebersihan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Kesalahan Penulisan Kata KB1
No
= Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator I S
1.
... hidup Kar.1/KB1/ dengan Kal.4 kebersihan, bukan dengan membiar kan nya dengan bermain ...
... hidup dengan kebersihan, bukan dengan membiarkann ya dengan bermain ...
2.
penyakit tak datang dengan sendiri nya melainkan lingkungan yang kotor, Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
Kar.1/B1KB1B14/Kal.5
penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, Sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat ...
3.
... kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah di sediakan.
Kar.3/KB1/ Kal.1
... kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
4.
Ada beberapa Kar.4/KB1/ cara yang Kal.3 bisa di lakukan untuk mendapatkan kebersihan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kebersihan.
5.
Sampah yang dibuang tidak
Sampah yang dibuang tidak
Kar.6/KB1/
TS
Triangulator II S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
pada tempat Kal.2 nya akan menyebabkan terserangnya berbagai penyakit.
pada tempatnya akan menyebabkan terserangnya berbagai penyakit.
6.
Kebersihan Kar.6/KB1/ lingkungan Kal.5 harus di jaga bersama dengan kesadaran masyarakat ...
Kebersihan lingkungan harus dijaga bersama dengan kesadaran masyarakat ...
7.
...kita akan Kar.8/KB1/ terkena Kal.1 dampak nya yaitu banjir akan melanda kita ...
...kita akan terkena dampaknya yaitu banjir akan melanda kita ...
8.
Kayu yang kami miliki di ambil denngan cara membuka perusahaan...
Kar.11/KB1 Kayu yang /Kal.3 kami miliki diambil denngan cara membuka perusahaan...
9.
... banyak nya sampah Yang tertampung hingga musim hujan air Sulit mengalir dengan sempurna, hingga...
Kar.13/KB1 ... banyaknya -B14/Kal.3 sampah Yang tertampung hingga musim hujan air Sulit mengalir dengan sempurna, hingga...
10. Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat
Kar.13/KB1 -S5-PK1TyB14/Kal.4
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihka n parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. 11. Mereka dengan keinginan Yang tidak bisa di bendung, menebang pohon dan membunuh binatangbinatang demi kepentingan pribadipribadi dan kantongkantong mereka sendiri.
agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tempatnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. Kar.14/B14 -KB1/Kal.8
Mereka dengan keinginan Yang tidak bisa dibendung, menebang pohon dan membunuh binatangbinatang demi kepentingan pribadi-pribadi dan kantongkantong mereka sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
12. Di larang Kar.16/KB1 Dilarang membuang /Kal.1 membuang sampah sampah sembarangan, sembarangan, Anda Anda tentunya tentunya sering sering membaca membaca larangan larangan tersebut tersebut bukan.! bukan.! 13. ...karena kita Kar.16/KB1 ...karena kita di ajak untuk /Kal.4 diajak untuk bersamabersama-sama sama menjaga menjaga kebersihan kebersihan bersama. bersama. 14. ... dengan membuang Sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat di daur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup.
Kar.16/B14 -KB1/Kal.6
... dengan membuang Sampah pada tempatnya serta sampah yang dapat didaur ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup.
15. Anto Kar.17/KDp Anto membuang n-KB1membuang sampah B3/Kal.1 sampah dipinggir dipinggir jalan, padahal jalan, padahal disitu ada disitu ada tulisan yang tulisan yang berupa berupa larangan larangan yaitu yaitu ―di ―dilarang membuang larang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
membuang sampah sembarangan. ‖
sampah sembarangan.‖
16. Akibat dari membuang sampah tidak pada tempat nya Lingkungan akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan...
Kar.17/KB1 Akibat dari -B14/Kal.2 membuang sampah tidak pada tempatnya Lingkungan akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan...
17. Meningkatny a kebutuhan mansia terhadap halhal yang praktis, ternyata tanpa di sadari dampak dari kebutuhan itu pula yang pelan tapi pasti menambah beban sampah itu sendiri.
Kar.20/KB1 Meningkatnya /Kal.8 kebutuhan mansia terhadap halhal yang praktis, ternyata tanpa disadari dampak dari kebutuhan itu pula yang pelan tapi pasti menambah beban sampah itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
BU = Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
No
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator I S
1.
... sampah Kar.10/BU1harus Ty/Kal.5 dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik.
TS
Triangulator II S
TS
... sampah harus dipilahpilah yaitu sampah organik dan organik.
GK4 = Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
No
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator Triangulator I II S
1.
Kar.2/B1akibat GK4/Kal.2 ketidak sadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan ...
akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan ...
2.
... di paritparit dan itu mengekibat kan terjadinya banjir, karena sampah sudah memenuhi ...
... di parit-parit dan itu mengekibatkan terjadinya banjir, karena sampah sudah memenuhi ...
Kar.2/TyGK4/Kal.3
TS
S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
3.
Tentang bencana banjir Yang melanda perkam pungan bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan rendah.
Kar.13/B14GK4/Kal.2
Tentang bencana banjir Yang melanda perkampungan bahkan di perkotaan Yang Struktur daratan rendah.
4.
Banjir terjadi Kar.13/GK4- Banjir terjadi B14/Kal.3 diakibat diakibatkan kan oleh oleh sampahsampahsampah warga sampah Yang warga Yang tertampung di tertampung sungai ... di sungai ...
5.
Habislah sumber daya di dalam hutan Sehingga kini manusia tidak bisa di manfaatkan lagi.
Kar.14/B14GK4/Kal.12
6.
Memahami tentang lingkungan di laksana kan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat
Kar.15/GK4- Memahami Ty (2)/Kal.5 tentang lingkungan dilaksanakan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri.
Habislah sumber daya di dalam hutan Sehingga kini manusia tidak bisa dimanfaatkan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
perbuatan manusia sendiri. 7.
GK5
No
Pada suatu Kar.18/GK4- Pada suatu hari hari Andi di B14-KG1Andi perintahkan B14/Kal.1 diperintahkan Ibu nya untuk Ibu nya untuk Pergi Pergi membuang membuang sampah di sampah di tempat tempat pembuangan pembuangan sampah. sampah.
= Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator Triangulator I II S
1.
... membuang sampah di sembarang tempatnya apa lagi di sungai.
Kar.2/GK 5/Kal.4
... membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi di sungai.
2.
ada pun dampak yang sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit...
Kar.16/B1 adapun dampak yang GK5/Kal.6 sering terjadi, setelah kurang perhatian kita tentang kebersihan lingkungan adalah timbulnya berbagai macam jenis penyakit...
3.
Andi pun
Kar.18/B1
Andi pun
TS
S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
4-KTBGK5KDpn/Kal. 2
bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―daripada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
PK1 = Pemenggalan kata yang diakibatkan karena tempat untuk menulis tidak cukup harus menggunakan tanda hubung.
No
1.
Data
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada
Kode
Kar.13/K B1-S5PK1 (4)TyB14/Kal.4
Pembenaran
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. 2.
jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
Kar.16/B1 -B14KDpn-TyPK1/Kal.5
tempatnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan. jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali tersebut tersumbat...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
KDpn = Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
No
Data
Kode
Pembenaran
1.
... maka semoga kedepat kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakan yang membuang sampah ...
Kar.2/Kdpn -Ty (2)/Kal.4
2.
Jangan membuang sampah sembarangan, seperti kekali atau sungai, atau kedalam parit.
Kar.3/KDpn Jangan membuang (2)/Kal.2 sampah sembarangan, seperti ke kali atau sungai, atau ke dalam parit.
3.
Apabila kita membuang sampah kedalam sungai atau kali akan membuat polusi ...
Kar.3/KDpn Apabila kita membuang /Kal.3 sampah ke dalam sungai atau kali akan membuat polusi ...
4.
Demikian juga apabila sampah di buang kedalam parit, akan menyebabkan banjir ...
Kar.3/KDpn Demikian juga apabila /Kal.4 sampah di buang ke dalam parit, akan menyebabkan banjir ...
... maka semoga ke depan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakan yang membuang sampah ...
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
5.
Dimana-mana Kar.8/KDpn Dimanakita sering (4)/Kal.1 mana kita melihat tulisan, sering baik dipinggir melihat jalan maupun tulisan, baik disekolah, di pinggir dikantor, jalan bahkan maupun di dirumah kita sekolah, di sekalipun ... kantor, bahkan di rumah kita sekalipun ...
6.
... membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal...
Kar.10/B14 -KDpnP2/Kal.7
... membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah di sungai, sungaipun menjadi dangkal...
7.
Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau ditengah Lautan.
Kar.12/B14 KDpn/Kal.1 6
Dalam sekejap saja desanya desanya tergenang oleh Luapan air sungai, bak pulau di tengah Lautan.
8.
jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan
Kar.16/B1B14-KDpnTyPK1/Kal.5
jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah di kali akan mengakibatk an penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
9.
Anto membuang sampah dipinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ―di larang membuang sampah sembarangan.‖
Kar.17/KDp Anto n-KB1membuang B3/Kal.1 sampah di pinggir jalan, padahal disitu ada tulisan yang berupa larangan yaitu ―di larang membuang sampah sembarangan. ‖
10
Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang
Kar.18/B14 Andi pun -KTB-GK5- bergegas KDpn/Kal.2 mengambil sampah itu, namun pada saat Andi Ingin pergi membuang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―dari pada saya jauh-jauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―dari pada saya jauhjauh membuang sampah lebih baik buang di sini saja.‖
11. Menyiapkan tempat sampah dirumah atau dimana saja.
Kar.20/KDp Menyiapkan n (2)/Kal.17 tempat sampah di rumah atau di mana saja.
P1 = Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
No
1.
Data
Kode
Sekarang kisah Kar.11/B14 Desaku yang -P1/Kal.2 nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anakanak dan cucucucunya bahwa dulu kehidupan masyarakat sangat lah
Pembenaran
Sekarang kisah Desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta, ayah selalu menceritakan kepada anakanak dan cucu-cucunya bahwa dulu kehidupan
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
mudah ...
P2
No
masyarakat sangatlah mudah ...
= Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Data
Kode
Pembenaran
1.
Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumahpun menjadi bulan-bunan air tergenang.
Kar.10/P2 -Ty/Kal.8
Akibat semua itu banjir melanda perkampungan dan rumah pun menjadi bulan-bunan air tergenang.
2.
... membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungaipun menjadi dangkal...
Kar.10/B1 4-KDpnP2/Kal.7
... membuang sampah sembarangan berakibat parit/Got meluap sehingga terjadi penumpukan sampah disungai, sungai pun menjadi dangkal...
3.
Ayam-ayam jagopun belum melakukan tugasnya.
Kar.12/P2/ Ayam-ayam Kal.2 jago pun belum melakukan tugasnya.
4.
Hujan berlangsung sangat lama, air sungaipun
Kar.12/P2/ Hujan Kal.13 berlangsung sangat lama, air sungai pun
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
mulai meluap.
mulai meluap.
S5 = Penyingkatan kata yang tidak lazim tidak diperbolehkan dalam penulisan
No
Data
Kode
Pembenaran
1.
... parit dan sungai dan yg merasa dampak itu masyarakat yg berdomisili di sekitar situ.
Kar.9/S5/ Kal.3
... parit dan sungai dan yg merasa dampak itu masyarakat yang berdomisili di sekitar situ.
2.
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak
Kar.13/K B1-S5PK1-TyB14/Kal.4
Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dengan membersihkan parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan.
masyarakat mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan.
A1 = Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
No
1.
Data
Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi 2 kali sehari, memotong kuku ...
Kode
Kar.4/A1/Kal.5
Pembenaran
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
Menjaga kebersihan diri sendiri seperti mandi dua kali sehari, memotong kuku ...
KG = Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
No
Data
Kode
Pembenaran
Triangulator Triangulator I II S
1.
Suatu Sore Anto disuruh Ibu nya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi Anto ternyata
Kar.17/B14KG1/Kal.1
Suatu Sore Anto disuruh Ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah, tapi
TS
S
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah.
2.
Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibu nya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. Kar.18/GK4B14-KG1B14/Kal.1
Pada suatu hari Andi di perintahkan Ibunya untuk Pergi membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
KTB = Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
No
Data
Kode
Pembenaran
1.
... bencana Kar.13/B14 banjir Yang (2)-Ty-/Kal.3 banyak membuat warga harus menanggung resiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan.
... bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung risiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan.
2.
Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi
Andi pun bergegas mengambil sampah itu, namun pada saat Andi
Kar.18/B14KTB-GK5KDpn/Kal.2
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berfikir ―dari pada saya jauhjauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
Ingin pergi membuang sampah, Andi Melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak Lalu berpikir ―dari pada saya jauhjauh membuang sampah lebih baik buang disini saja.‖
3.
Lingkungan sehat, bersih dan asoi adalah idaman setiap manusia.
Kar.20/KTB/ Kal.1
Lingkungan sehat, bersih dan indah adalah idaman setiap manusia.
4.
Saat musim kemarau, sampailah bukan hal yang dipermasalah kan, tetapi bila musim hujan tiba maka kita mulai uringuringan dan cenderung menyalahi orang lain karena banjir, penyakit dan sebagainya.
Kar.20/KTB/ Kal.14
Saat musim kemarau, sampailah bukan hal yang dipermasalah kan, tetapi bila musim hujan tiba maka kita mulai menggerutu dan cenderung menyalahi orang lain karena banjir, penyakit dan sebagainya.
5.
Yang lebih eronisnya lagi karena kita tidak
Kar.20/TyB14/Kal.10
Yang lebih ironis lagi karena kita tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
memiliki rasa kepedulian terhadap kebersihan Lingkungan masingmasing, sehingga parit (Got), bantaran sungai, pinggir Jalan bahkan sungai menjadi tong sampah terindah bagi kita.
Ty
No
memiliki rasa kepedulian terhadap kebersihan Lingkungan masingmasing, sehingga parit (Got), bantaran sungai, pinggir Jalan bahkan sungai menjadi tong sampah terindah bagi kita.
= Kekeliruan tulis pada huruf
Data
Kode
Pembenaran
1.
sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampahsampah yang bertumpuk ...
Kar.2/B1Ty/Kal.3
sampah menumpuk di selokan, parit dan sungai, ketika datang musim penghujan maka meluaplah sampahsampah yang bertumpuk ...
2.
... di paritparit dan itu mengekibat kan terjadinya banjir, karena sampah sudah
Kar.2/TyKB2/Kal.3
... di paritparit dan itu mengakibat kan terjadinya banjir, karena sampah
Triangulator I
Triangulator II
S
S
TS
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
memenuhi ...
sudah memenuhi ...
3.
dari menumpukny a sampah di sungai dan parit-parit itu juga mengekibatk an tembuh dan berkembang jentik-jentik nyamuk ...
Kar.2/B1-Ty (2)/Kal.4
dari menumpukny a sampah di sungai dan parit-parit itu juga mengakibat kan tumbuh dan berkembang jentik-jentik nyamuk ...
4.
... penyakit DBD dan lain-lain tampa kita sadari bahwa dari ulah kita sendiri ...
Kar.2/Ty/Ka l.4
... penyakit DBD dan lain-lain tanpa kita sadari bahwa dari ulah kita sendiri ...
5.
... maka semoga kedepat kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakan yang membuang sampah ...
Kar.2/KdpnTy (2)/Kal.4
... maka semoga kedepan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah ...
6.
Membuang Sampah di Sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehat tubuh dan lingkungan ...
Kar.6/B14Ty/Kal.1
Membuang Sampah di Sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan ...
7.
Dengan adanya banjir,
Kar.8/B14-
Dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
warga Ty (2)/Kal.2 terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatka n diri bersama kucingnya, Musibah yang tidak disangkahsangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar.
banjir, warga terpaksa mengungsi keatas atap rumah untuk menyelamatk an diri bersama kucingnya, Musibah yang tidak disangkasangka seperti ini, kalau dilihat sepele tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar.
8.
Supaya tercapai Lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta Lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anakanak.
Kar.10/B14Ty/Kal.2
Supaya tercapai Lingkungan rumah yang sehat perlu ditanamkan rasa cinta Lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anakanak.
9.
... sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan organik.
Kar.10/BU1Ty/Kal.5
... sampah harus dipilah pilah yaitu sampah organik dan non organik.
Kar.10/P2Ty/Kal.8
Akibat semua itu banjir melanda
10. Akibat semua itu banjir melanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
perkampunga n dan rumahpun menjadi bulan-bunan air tergenang. 11. ... bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung resiko Yait rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan.
perkampunga n dan rumahpun menjadi bulanbulanan air tergenang. Kar.13/B14 (2)-Ty/Kal.3
12. Jadi Kar.13/KB1pemerintah S5-PK1-Tykota memberi B14/Kal.4 himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihka n parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat
... bencana banjir Yang banyak membuat warga harus menanggung resiko Yaitu rumah tergenang, penyakit diare Pun bermunculan. Jadi pemerintah kota memberi himbauan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam men jaga lingkungan dgn membersihka n parit-parit di lingkungan perumahan, membuang sampah pada tem patnya, mengangkat sampah dari sungai dan pemerin tah memberi dan mengajak masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
mengolah lim bah sampah menjadi keasi Yang dapat di manfaat kan.
mengolah lim bah sampah menjadi kreasi Yang dapat di manfaat kan.
13. Memahami tentang lingkungan di laksana kan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkung yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri.
Kar.15/GK4- Memahami Ty (2)/Kal.5 tentang lingkungan di laksana kan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkungan yang sering mengancam manusia akibat perbuatan manusia sendiri.
14. jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatka n penyubatan pada loronglorong, dan menumpuk berbagai macam
Kar.16/B1B14-KDpnTyPK1/Kal.5
jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan Lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatk an penyumbata n pada loronglorong, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat...
15. Hari Jumat yang lalu, ketika saya pulang dari sekolah dan melewati jembatan keci yang membatasi desaku dengan desa tetanggaku, tiba-tiba langkah kakiku terhenti karena melihat Deni, teman sekelasku membuang sampah di Sungai Belawan yang merupakan sumber air bersih bagi kami.
menumpuk berbagai macam sampah yang lambat laun akan membuat kali ter sebut tersumbat... Kar.19/Ty/K al.1
16. Pada zaman Kar.20/Ty modern dan (2)teknologi B14/Kal.7 secangkih ini, ternyata ―sampah‖ menjadi
Hari Jumat yang lalu, ketika saya pulang dari sekolah dan melewati jembatan kecil yang membatasi desaku dengan desa tetanggaku, tiba-tiba langkah kakiku terhenti karena melihat Deni, teman sekelasku membuang sampah di Sungai Belawan yang merupakan sumber air bersih bagi kami. Pada zaman modern dan teknologi secanggih ini, ternyata ―sampah‖ menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
BIODATA PENULIS
Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni lahir di Magelang pada tanggal 10 Januari 1995. Ia menempuh pendidikan di SD Pangudi Luhur Muntilan, lulus pada tahun 2006. Ia melanjutkan pendidikan di SMP Kanisius Muntilan dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas ia tempuh di SMA Bentara Wacana Muntilan, lulus pada tahun 2012. Setelah itu, ia menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebagai tugas akhir,
ia menulis skripsi dengan judul ―Analisis
Kesalahan Ejaan pada Karangan Guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Tahun 2015”.