PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015 SKRIPSI Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Daerah
Brigitta Swaselia Kasita NIM: 121224091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSIPADA KARANGAN GURU― GURU SD KABUPATEN BIIAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015 01ell:
肇
T
Dr.B.WidharyantOフ
Dosen Pembimbing
tr
Tangga1 9 Desember 2016
Dr.Y Karmin,L〔 .Pd.
il
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSIPADA KARANGAN GURU― GURU SD KABUPATEN MAHAKAレ IULU KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015 Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Brigitta S waselia Kasita
NIM: 121224091 Telah dipertahankan di depan panitia penguji P ada D
tanggal 9 I anuari 2Al7
an diny atakan telah memenuhi
sy arat
Susunan Fanitia Penguji Ta Ketua
:Dr.
Dr
Sekretaris
Anggota I
:Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Anggota2
:
Dr. Y. Karmin, M Pd.
Anggota 3
:
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hurn.
9 Janua五
2017
lakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan itas Sanata Dharma
Rohandi,Ph.D.
ヽ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya perembahkan untuk: 1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, terima kasih atas rahmat dan berkat-NYA yang melimpah. 2. Kedua orangtua terkasih, Titus Priyo Hajatmo, S.K.M., M.Kes dan Maria Magdalena Namarawati, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan motivasi yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya. 3. Kedua saudara tersayang, Skolastika Meta wedika S.Psi dan Angelina Chintya Katrianandi, terima kasih atas dukungan dan keceriaan kalian yang selalu membangkitkan semangat. 4. Kekasih tercinta, Septian Purnomo Aji, terima kasih atas dukungan, semangat dan perhatiannya. 5. Teman–teman kelompok skripsi payung, Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni, Netty Putri Perdani, Francisca Dewi Wulandari, Herningdyah Cahyaningratri, terima kasih atas perjuangan dan kebersamaan yang telah kita lalui bersama. 6. Teman–teman terkasih Hendra Sigalingging, Yuhacim Titto, Agatha Regina, Yohanes Krista, Rosendi, terima kasih atas dukungan dan semangatnya kalian yang tah henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO 1. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu ( Matius, 11:28) 2. Aku tidak memiliki kekuatan apapun. Namun, Aku akan melakukan semua yang terbaik dengan caraku sendiri (Swordart)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuatkarya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah dsebutkan dalam kutipan dan daftarpustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Desember 2016 Pcnulis
Swaselia Kasita
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEⅣIBAR
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEPIIS Yang bertanda tangan di bawallini,saya mallasiswa Universitas Sanata Dharma:
Narna
:Brgitta Swaselia Kasita
Nomor NIIahasiswa
:121224091
Demi pengembangan ihnu pengetahuan,saya memberikan kepada perpustakaan
Universmas sanata Dhanna karya ilmiah saya yang beゴ
udul ANALISIS
PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU¨ GURU SD KABUPATEN MAHAKAⅣ :ULU KALIDIANTAN TIPIUR PADA TAⅡ UN 2015. Dcngan dclnikian, saya membcnkan keada pcrpustakaan universitas Sanata Dharlna hak untuk mcnylmpan, mengalihkan dalam bentulc mcdia lain, mengclolahnya dalam bclltuk pangkalan data,mendistribusikan sccara terbatas,dall mcmpubllikasikamya di lntcmct atau mcdia lain unmk kepentingan akadcmis tanpa pcrlu mcllllnta ttin da五 saya lnaupun■ oyalti kcpada saya scl〔 Ina lncncantlllmcan nalna saya scbagai penulis.
Dcmikian pemyataan ini yang saya buat dcngan scbcnamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal:9 Descmbcr 2016 Saya yang inenyatakan
Brigitta Swaselia Kasita
V‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Swaselia Kasita, Brigitta. 2016. Penggunaan Diksi pada Karangan Guru-Guru SD Mahakam Ulu Kalimantan Timur pada Tahun 2015. SKRIPSI. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji penggunaan diksi dalam karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) jenis diksi yang digunakan pada karangan dan (2) penggunaan diksi pada karangan dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung diksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah 20 karangan karya guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis satu per satu. Tahap analisis data berupa identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian ini, yaitu: (1) jenis diksi yang digunakan pada karangan guruguru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada tahun 2015, meliputi abstrak, konkret, umum, khusus, populer, kajian, nonbaku, dan kata serapan. (2) penggunaan diksi pada karangan yang kurang tepat, meliputi penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata sinonim, penggunaan diksi pada karangan yang kurang cermat meliputi pemakaian kata tidak ekonomis dan pemakaian kata yang mubazir. Kata Kunci: Penggunaan Diksi, Karangan
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Swaselia Kasita, Brigitta. 2016. The Use of Diction in Essays Written by Elementary School Teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University. This research examined the use of diction in essays written by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. The aims of this research were to describe: (1) the type of diction used in the essays and (2) the accuracy and precision of the diction used in the essays. This research was a qualitative descriptive research. The data of this research were in the form of sentences containing diction. The data sources in this study were 20 essays written by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015. The technique of data collection used the documentation study. The gathered data were analyzed one by one. Identification, classification, and interpretation were the stages of data analysis. The results of this research were: (1) The type of diction used in the essays written by elementary school teachers in Mahakam Ulu, East Kalimantan, in 2015, included abstract, concreate, common, special, academic, popular, slang, and borrowing words. (2) Inappropriate use of diction covers the denotation connotation usage and synonym. Inaccurate use of diction covers the use of uneconomical structure and redundant words. Keywors: The Use of Diction, Essays
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa mencurahkan rahmat dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam segala proses kelancaran dan keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada. 1.
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan berkat, rahmat dan kekuatan kepada penulis.
2.
Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
3.
Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
4.
Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini.
5.
Dr. Y. Karmin, M.Pd. Selaku dosen kedua yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, memberikan masukan, dan memberikan kritikan yang membangun dalam proses penyusunan skripsi ini
6.
Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd., selaku triangulator yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis data dalam penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Septina Krismawati, S.S, M.A., selaku triangulator yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menvalidasi hasil analisis data dalam penelitian ini.
00
Segenap dosen Prodi PBSI, dosen
MKU, dan dosen MKK yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama mengikuti kuliah. 9.
Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat Prodi PBSI yang selama
ini
telah
banyak membantu dan memberi kemudahan dalam administrasi yang diperlukan. 10.
Kedua orang tua terkasih, Titus Priyo Harjatmo, S.K.M., M.KES dan Maria Magdalena Namarawati, terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, dan motivasi yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada saya.
Yogyakarta, 9 Desember 2016
itta Swaselia Kasita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... iv MOTO .............................................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................................vii ABSTRAK ....................................................................................................................viii ABSTRACT ..................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................................... x DARTAR ISI .................................................................................................................xii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5 1.5 Batasan Istilah ............................................................................................................ 6 1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................................ 8 BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ................................................................................. 9 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................................. 9 2.2 Landasan Teori.......................................................................................................... 12 2.2.1
Pilihan Kata atau Diksi ................................................................................ 12 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2
Syarat Ketepatan Pilihan Kata ..................................................................... 19
2.2.3
Kecermatan Pilihan Kata ............................................................................. 25
2.3 Karangan ................................................................................................................... 27 2.4 Karangan Narasi........................................................................................................ 28 2.5 Karangan Eksposisi................................................................................................... 30 2.6 Karangan Argumentasi.............................................................................................. 32 2.7 Karangan Deskripsi................................................................................................... 33 2.8 Karangan Persuasi..................................................................................................... 35 2.9 Kerangka Berpikir..................................................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 39 3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................................... 39 3.2 Data dan Sumber Data .............................................................................................. 40 3.3 Objek Penelitian ........................................................................................................ 42 3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................................. 42 3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................ 43 3.6 Teknik Analisis Data................................................................................................. 44 3.7 Triangulasi................................................................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................. 48 4.1 Deskripsi Data.......................................................................................................... 48 4.1.1
Jenis Diksi .................................................................................................... 53
4.1.2
Penggunaan Diksi ........................................................................................ 55
4.2 Analisis Data ............................................................................................................. 57 4.2.1
Hasil Analisis Jenis Diksi ............................................................................ 58
4.2.1.1 Hasil Analisis Kata Abstrak dan Kata Konkret ........................................... 58 4.2.1.2 Hasil Analisis Kata Umum dan Kata Khusus .............................................. 59 4.2.1.3 Hasil Analisis Kata Populer dan Kata Kajian .............................................. 60
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.1 Hasil Analisis Kata Baku dan Kata Non Baku ............................................ 61 4.1.1.2 Hasil Analisis Kata Asli dan Kata Serapan.................................................. 62 4.1.2
Hasil Analisis Ketepatan Pilihan Kata ......................................................... 62
4.1.2.1 Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi .................................................... 63 4.1.2.2 Penggunaan Kata Sinonim ........................................................................... 64 4.1.2.3 Penggunaan Kata Ciptaan Sendiri ............................................................... 65 4.1.2.4 Penggunaan Kata Indria ............................................................................... 66 4.1.3
Hasil Analisis Kecermatan Diksi ................................................................. 66
4.1.3.1 Pemakaian Struktur yang Tidak Ekonomis.................................................. 67 4.1.3.2 Pemakaian Unsur yang Mubazir .................................................................. 68 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................... 69 4.2.1
Jenis Diksi pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ........................................................................................ 69
4.2.2
Penggunaan Diksi pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur Dilihat dari Segi Ketepatan Pemilihan Kata dan Kecermatan Pemilihan Kata ................................... 72
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 77 5.1 Simpulan Hasil Penelitian ......................................................................................... 77 5.2 Implikasi.................................................................................................................... 78 5.3 Saran.......................................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 81 LAMPIRAN................................................................................................................... 83 BIODATA PENULIS ................................................................................................. 160
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Contoh Kata Abstrak dan Kata Konkret ...................................................... 15
Tabel 2
Contoh Kata Umum dan Kata Khusus......................................................... 15
Tabel 3
Contoh Kata Populer dan Kata Kajian ........................................................ 16
Tabel 4
Contoh Kata Baku dan Kata Nonbaku........................................................ 18
Tabel 5
Nama Guru dan Judul Karangan.................................................................. 41
Tabel 6
Data Jenis Diksi ........................................................................................... 50
Tabel 7
Jumlah Data Jenis Diksi............................................................................... 51
Tabel 8
Data Penggunaan Diksi............................................................................... .52
Tabel 9
Jumlah Data Penggunaan Diksi ................................................................... 53
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Karangan Guru ........................................................................................ 83
Lampiran II
Hasil Triangulasi Penggunaan diksi Segi Ketepan dan Kecermatan....107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia karena
dengan pendidikan manusia bisa belajar mengenai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mengubah pola pikir manusia. Dalam hal ini, guru dan siswa berperan sebagai penggerak yang terlihat di dalam proses pendidikan. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan sangat penting, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur. Namun, realitanya pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan, karena mutu pendidikan di Indonesia belum merata di seluruh provinsi. Ironisnya banyak sekali masalah yang dialami Indonesia yang terkait dengan mutu pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpencil di wilayah Indonesia seperti provinsi Kalimantan Timur tepatnya Kabupaten Mahakam Ulu. Berbagai masalah yang dialami di Kabupaten Mahakam Ulu adalah kurangnya tenaga guru dan kualitas guru masih rendah. Di sana masih sangat minim tenaga pendidik, khususnya guru-guru eksak. Selama ini, untuk mengantisipasi hal tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Mahulu mengirim guru-guru SD dan SMP untuk dilatih 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengajar mata pelajaran matematika atas kerja sama dengan Universitas Mulawarman FKIP Matematika. Selain itu, guru jenjang SD banyak lulusan dari SMA dan SMA paket C, dan adanya sarana prasarana yang tidak layak bagi guruguru, terutama guru-guru SMP. Permasalahan selanjutnya mengingat jarak antar kampung di Kabupaten Mahulu terpencar-pencar dan jauh maka daerah-daerah tertentu membutuhkan pembangunan asrama bagi pelajar. Ada juga Beasiswa Kaltim Cemerlang, banyak siswa yang tidak mampu dan data banyak yang tercecer, sedangkan beasiswa yang mengelola adalah sekolah. ( Dikutip dari situs resmi mahakamulu.co.id 21 April 2016, 12.00 WIB). Dari permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru yang ada di Kabupaten Mahakam Ulu harus ditingkatkan lagi kemampuannya dalam mengajar, dan yang paling penting adalah keterampilan guru dalam menulis juga dilatih dan dikembangkan. Ada empat keterampilan bahasa yang harus diperhatikan. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang sangat erat ( Tarigan, 1986) Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian yang serius dalam dunia pendidikan. Kemampuan menulis guru juga harus dikembangkan karena kemampuan menulis sangat diperlukan oleh guru dalam pendidikan. Menulis adalah kemampuan dalam menuangkan dan mengembangkan ide dalam bentuk tulisan. Ide atau gagasan dikembangkan dalam bentuk rangkaian kalimat. Dalam menulis yang baik, diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan logis. Hal ini dapat diwujudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam penggunaan kosakata dan tata bahasa, sehingga dapat menggambarkan atau menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Dalam menulis karangan, penulis menuangkan ide pokok pikirannya. Selain itu, penulis harus menggunakan pilihan kata yang tepat dan harus menguasai kosakata. Ketepatan pemilihan kata pada karangan juga sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang mudah dipahami supaya pembaca mengerti apa yang penulis sampaikan dalam tulisannya. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk menindaklanjuti penelitian ini. Penelitian ini mengenai analisis pilihan kata atau diksi. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh kelompok masyarakat pendengar. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sementara itu yang dimaksud dengan perbendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh bahasa itu. Sebagaimana yang diutarakan oleh Keraf (1981: 19), seseorang yang luas kosa katanya dan mengetahui secara tepat batasan-batasan pengertian, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berjumpa dengan orang-orang yang sulit mengungkapkan maksudnya dan sangat minim variasi bahasanya. Namun, kadangkala juga berjumpa dengan orang-orang
yang boros menggunakan
perbendaharaan katanya, dan tidak ada isi yang tersirat di baliknya. Mereka yang terlibat dalam suatu jaringan komunikasi masyarakat memerlukan persyaratan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tertentu. Persyaratan itu antara lain mereka harus menguasai sejumlah besar kosakata yang dimiliki masyarakat bahasanya dan mampu pula menggerakkan kemampuannya itu menjadi jaringan kalimat yang jelas dan efektif, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaan kepada anggota masyarakat lainnya. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut. a. Apa sajakah jenis diksi yang digunakan pada karangan guru- guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? b. Bagaimanakah penggunaan pilihan kata atau diksi pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dilihat dari segi ketepatan pemakaian kata, dan kecermatan pemilihan kata? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian secara umum ini adalah mendeskripsikan tentang penggunaan pilihan kata atau diksi pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, tahun 2015. Sementara itu, secara khusus tujuan penelitian ini dirinci sebagai berikut. a. Untuk mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Untuk mendeskripsikan penggunaan pilihan kata atau diksi pada karangan guruguru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur dilihat dari segi ketepatan pemakaian kata, dan kecermatan pemilihan kata.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi secara
teoretis dan praktis, yaitu bagi para guru, mahasiswa bahasa dan satra Indonesia dan bagi penelitian lain. Berikut disajikan manfaat dalam penelitian ini. a.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori yang berkaitan dengan penggunaaan pilihan kata atau diksi pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur.
b.
Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan penelitian yang dikhususkan mempelajari pilihan kata atau diksi. Dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai wahana penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperbanyak ilmu pengetahuan yang didapat sehingga dapat menjadi bekal di masa depan.
c.
Bagi penelitian lain, diharapkan penelitian ini menambah wawasan pengetahuan untuk dapat meneliti lebih jauh mengenai pilihan kata atau diksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5
Batasan Istilah Pembahasan dalam penelitian ini tentu saja hanya mencakup beberapa hal. Oleh
karena itu, penulis mencantumkan batasan istilah yang digunakan agar pembahasan yang ada di dalamnya tidak melebar terlalu jauh dan dapat dimengerti pembacanya. a. Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002: 3). b.
Pilihan kata atau diksi Keraf (1996: 24) menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu sebagai berikut. a) Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan katakata yang tepat. b) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. c) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian. c.
Ketepatan Pilihan Kata Ketepatan
pilihan
kata
adalah
kemampuan
sebuah
kata
untuk
menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Maka, setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih katakatanya untuk mencapai maksud tersebut Keraf (1986: 88) d.
Pemakaian Kata yang Tidak Ekonomis Pemakaian kata yang tidak ekonomis adalah pemakaian kata yang berpanjang-panjang atau berbelit-belit, yang sebenarnya bisa dituturkan dengan tuturan yang singkat, jelas, dan padat Luimintatang. (1988 : 76 – 81).
e.
Pemakaian Kata yang Mubazir Pemakaian kata yang mubazir adalah pemakaian kata-kata yang diulangulang, kata tugas yang tidak diperlukan, pemakaian dua buah unsur yang berfungsi sebagai predikat kalimat, atau pemakaian kata bantu bilangan jamak yang diikuti oleh kata ulang pula. Contohnya para guru-guru, sedikit kurangkurangnya, Para penonton-penonton Luimintatang (1988 :76-81)
f.
Ragam bahasa tulis baku menekankan penggunaan ragam bahasa baku, ejaan (EYD) yang baku, kosa kata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang lengkap secara gramatikal (Widjono Hs 2008: 23-25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6
Sistematika Penyajian Penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Bab ini
menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori. Bab ini menguraikan penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III berisi metodologi penelitian. Bab ini menguraikan jenis penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini menguraikan deskripsi data, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi bagian penutup. Pada bagian ini
akan
dipaparkan
kesimpulan,
implikasi
dan
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN 1.5
Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
ini, yaitu (a) Penelitian Gamala Ulfa (2012/2013), (b) Penelitian Miftahudin (2012), dan (c) Maria Yulia Dwiarani (2011/2012). Penelitian Gamala Ulfa berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Diksi pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Sekolah Menegah Pertama Negeri 10 Tanjung Pinang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian tersebut menganalisis kesalahan penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjung Pinang tahun ajaran 2012/2013. Untuk mengetahui hasil kesalahan penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa, dilakukan tes saat penelitian yaitu dengan memberikan tugas siswa untuk menulis karangan deskripsi, kemudian dianalisis utuk mengetahui kesalahan penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa. Kesalahan penggunaan diksi yang terdapat pada karangan siswa, seperti ketidaktepatan dalam pemilihan kata, ketidakbakuan
kata,
ketidaksesuaian
atau
kecocokan
kata
dalam
kalimat,
ketidaklangsungan atau tidak ekonomis kata yang dipilih dalam kalimat sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahudin berjudul Kesalahan Pemilihan Kata Pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Surakarta. Tujuan
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud kesalahan pemilihan kata, dan faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Hasil penelitian ini adalah (1) wujud kesalahan pemilihan kata pada karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Berdasarkan 25 data, dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis kesalahan yaitu, pengunaan kata depan, kata tidak hemat, awalan, akhiran, kata ulang, konjungsi dan kata dasar. (2) Faktorfaktor yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada karangan deskripsi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Berdasarkan hasil analisis, dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan dalam pemilihan kata pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, yaitu berikut. (1) kemampuan menyusun kata menjadi kalimat efektif (2) kemampuan penggunaan awalan (3) kemampuan penggunaan konjungsi dan (4) kemampuan penggunaan kata ulang. Penelitian yang dilakukan Maria Yulia Dwiarani berjudul Kesalahan Diksi pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini mengkaji kesalahan diksi pada paragraf deskripsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan pilihan diksi yang mencakup (1) kesalahan ketepatan pilihan diksi (2) dan kesalahan kesesuaian pilihan diksi. Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 33 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menulis. Hasil penelitian ini adalah (1) kesalahan ketepatan penggunaan pilihan diksi pada paragraf deskripsi adalah kesalahan penggunaan kata denotasi dan konotasi, kesalahan penggunaan kata sinonim dan antonim, kesalahan penggunaan frasa asing dan kesalahan penggunaan frasa umum. (2) Kesalahan kesesuaian penggunaan diksi pada paragraf deskripsi terutama ditemukan penggunaan kata baku dan tidak baku yang dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek ortografi, aspek jati diri kata, dan aspek ragam bahasa. Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan objek penelitian yaitu kedua penelitian ini meneliti mengenai kesalahan pemilihan atau diksi pada karangan siswa kelas VIII, selain itu subjek dari kedua penelitian ini sama yaitu siswa kelas VIII. Perbedaan yang peneliti temukan dari ketiga penelitian ini adalah penelitian yang diteliti oleh Gamala Ulfa bertujuan untuk untuk menggambarkan kesalahan penggunaan diksi pada karangan deskripsi siswa. Selain itu hasil dari penelitian yang diteliti oleh Gamala Ulfa adalah kesalahan diksi yang diperoleh dari karangan para siswa. Pada penelitian kedua yang diteliti oleh Miftahudin bertujuan untuk mendeskripsikan wujud kesalahan pemilihan kata, dan faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada karangan deskripsi siswa. Selain itu hasil dari penelitian ini adalah diklasifikasikan menjadi tujuh jenis kesalahan yaitu,
pengunaan kata depan, kata tidak hemat, awalan, akhiran, kata ulang,
konjungsi dan, kata dasar serta faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada karangan deskripsi siswa. Perbedaan penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan penelitian lainnya adalah penggunaan subjek penelitian siswa SMA kelas x, sedangkan penelitian yang pertama dan kedua menggunakan subjek penelitian SMP Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, peneliti menemukan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Gamala Ulfa (2012/2013), Miftahudin (2012), dan Maria Yulia Dwiariani ( 2011/2012). Ketiga penelitian ini tidak menyinggung penggunaan diksi yang dilihat dari aspek kecermatan diksi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menganalisis mengenai ketepatan diksi tetapi peneliti menganalisis mengenai kecermatan diksi, yaitu pemakaian struktur yang tidak ekonomis dan pemakaian unsur yang mubazir. Selain itu, peneliti tidak menganalisis faktor yang menyebabkan kesalahan pemilihan kata seperti penelitian yang dilakukan oleh (Miftahudin 2012). Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan melengkapi penelitian terdahulu 2.2 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung temuan sehingga dapat memperkuat penelitian yang dilakukan dan mendukung keakuratan data. Teori yang dimaksud mengenai pilihan kata atau diksi, syarat ketepatan diksi dan kecermatan diksi 2.2.1
Pilihan Kata atau Diksi Kosakata yang terbatas dapat membuat seseorang mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan isi dan maksud kepada pembaca. Namun jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosakata, dapat mempersulit dipahaminya dan dimengertinya maksud yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terjadinya hal yang demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca. Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat. b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansanuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa. Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa pilihan kata atau diksi adalah kemampuan sesorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya mewakili pikiran serta perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa diksi
adalah
pemilihan
dan
pemakaian
kata
oleh
pengarang
dengan
mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Proses pemilihan kata tidak dilakukan dengan cara yang sembarangan. Namun, perlu memperhatikan ketepatan dan kesesuaian pilihan kata. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Keraf (1986 : 24) bahwa pilihan kata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, tetapi juga mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat juga diterima atau tidak merusak suasana yang ada. Soedjito (1988) dalam bukunya yang berjudul Kosakata Bahasa Indonesia membagi pilihan kata menjadi tiga bagian, yaitu penggolongan kata, makna kata, dan perubahan makna. Berikut penjelasan mengenai tiga bagian tersebut. a.
Penggolongan Kata Menurut Soedjito (1988: 39-47), dalam kaitannya dengan pilihan kata atau
diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi sepuluh jenis penggolongan kata, yaitu (1) kata abstrak, (2) kata konkret, (3) kata umum (4) kata khusus, (5) kata populer (6) kata kajian, (7) kata baku (8) kata nonbaku, (9) kata asli, dan (10) kata serapan. Berikut penjelasan mengenai sepuluh jenis penggolongan kata. 1)
Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata abstrak ialah kata yang mempunyai rujukan berupa konsep atau
pengertian, sedangkan kata konkret ialah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra (dilihat, diraba, dirasakan atau dicium) (Soedjito ,1988:39). Contoh kata abstrak dan kata konkret dapat dicermati dalam Tabel 1 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel 1 Kata Abstrak dan Kata Konkret Kata Abstrak Kemajuan Kemakmuran Kerajinan Demokrasi 2)
Kata Konkret Membangun jembatan, mendirikan rumah, membuat jalan. Sandang, pangan, rumah Bekerja, belajar, membaca Musyawarah, berunding
Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak
hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit atau terbatas ruang lingkupnya (Soedjito, 1988 :41). Contoh kata umum dan kata khusus dapat dicermati dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2 Kata Umum dan Kata Khusus
Kata Umum Jatuh Melihat Besar Memotong
3)
Kata Khusus Roboh, rebah, longsor, runtuh Menonton, menatap, menengok Raya, agung, makro, akbar Menebang, membelah, memenggal
Kata Populer dan Kata Kajian Kata populer ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan
masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sedangkan kata kajian ialah kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuan atau kaum terpelajar dalam karya ilmiah (Soedjito, 1988:43). Contoh kata populer dan kata kajian dapat dicermati dalam Tabel 3 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel 3 Kata Populer dan Kata Kajian Kata Populer Keahlian Sementara Harapan Kecerdasan Rancangan Contoh
4)
Kata Kajian Profesi Tentatif Prospek Intelegensi Desain Sampel
Kata Baku dan Kata Nonbaku Kata baku ialah kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah
ditentukan atau dilazimkan, sedangkan kata nonbaku ialah kata yang tidak mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan atau dilazimkan (Soedjito, 1988:44). Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis kata baku menggunakan teori yang dikemukakan oleh Widjono (2008: 23-32). Widjono (2008) dalam bukunya yang berjudul Bahasa Idonesia Mata kuliah pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi mendefinisikan ragam bahasa tulis baku sebagai penggunaan ragam bahasa baku, ejaan (EYD) yang baku, kosa kata yang baku, bentuk kata berimbuhan, dan kalimat yang lengkap. Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) ragam bahasa lisan baku yang sejalan dengan bahasa tulis baku dan (b) ragam bahasa tidak baku ( bahasa pergaulan). Ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafal atau pengucapan intonasi, kosa kata, penggunaan tata bahasa dalam pembentukan kata, dan penyusunan kalimat. (Widjono Hs 2008: 23-32). Contoh ragam bahasa lisan tidak baku adalah “ Di sini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
akan membicarakan pertumbuhan ekonomi 2004.” Contoh bahasa tulis baku “ Dalam seminar ini kita akan mengkaji pertumbuhan ekonomi 2004”. Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan menggunakan bermacam-macam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan, melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam atau gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Misalnya, anak kecil yang hanya memiliki satu macam gaya, yaitu yang dilakukan di lingkungan keluarganya, akan menggunakan gaya itu dalam segala situasi. Begitu juga, orang yang hanya menggunakan satu macam gaya, misalnya dalam perintah, untuk berbagai situasi akan menimbulkan kesan bahwa orang itu tidak mau akrab dengan kawan bicara. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau yang dikenal dengan ragam bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono 2009: 14-15). Contoh kata nonbaku dapat dicermati dalam Tabel 4 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel 4 Kata Nonbaku
Kata Nonbaku Kemis Tauladan Tradisionil Kaedah Kemaren Syah Musawarah Kwitansi
5)
Kata Asli dan Kata Serapan Kata asli ialah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri, sedangkan kata
serapan ialah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau asing. Kata serapan tersebut misalnya strategi, sosial, moral, rujukan, sarana, wacana, dan luwes (Soedjito, 1988:47). b.
Makna kata Makna kata ialah hubungan antara bentuk dan barang (hal) yang diacunya
(Soedjito, 1988:51). Ada bermacam-macam makna kata di antaranya (1) makna leksikal dan makna gramatikal, (2) makna denotatif dan makna konotatif, (3) makna lugas dan makna kiasan, (4) makna kontekstual. c.
Perubahan makna sebab-sebab perubahan makna menurut Soedjito (1988:64), yaitu (1) peristiwa
ketatabahasaan, (2) perubahan waktu, (3) perbedaan tempat, (4) perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lingkungan, dan (5) perbedaan konotasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas tentang penggolongan kata dalam kaitannya dengan pilihan kata. 2.2.2 Syarat Ketepatan Pilihan Kata Ketepatan dalam pemilihan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Maka dari itu, setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham. Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.
Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata yang
dikemukakan Putrayasa (2007: 10) sebagai berikut. a.
Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon. Kata-kata yang bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, tetapi ada pula yang tidak. Oleh karena itu, kita harus memilihnya secara tepat dan saksama. Misalnya, kata asas bersinonim dengan kata dasar, pokok, dan prinsip. Dalam penggunaan kalimat, keempat kata tersebut tidaklah semuanya bisa saling menggantikan satu sama lain.
b.
Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi. Sebuah kata yang hanya mengacu pada makna konseptual atau makna dasar berfungsi denotatif. Kata lain kecuali denotasi juga merupakan gambaran tambahan yang mengacu pada nilai dan rasa berfungsi konotatif. Makna konotasi dibedakan atas dua bagian, yakni konotasi positif dan konotasi negatif. Makna konotasi positif adalah makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa tinggi, baik, sopan, santun, sakral, dan sejenisnya. Sementara itu, makna konotasi negatif adalah makna tambahan dari makna kata sebenarnya yang bernilai rasa rendah, kotor, porno, jelek, jorok, dan sejenisnya. c.
Pemakaian kata umum dan kata khusus. Perbedaan ruang lingkup acuan makna suatu kata terhadap kata lain menyebabkan lahirnya istilah kata umum dan kata khusus. Makin luas ruang lingkup acuan makna sebuah kata, makin umum sifatnya. Makin sempit ruang lingkup acuan maknanya, makin khusus sifatnya. Dengan kata lain, kata umum memberikan gambaran yang kurang jelas, sedangkan kata khusus memberikan gambaran yang jelas dan tepat. Oleh Karena itu, untuk mengefektifkan penutur lebih tepat dipakai kata khusus daripada kata– kata umum.
d.
Pemakaian kata-kata atau istilah asing. Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa menggunakan beberapa pertimbangan untuk menerima atau menolak unsur pungutan.
e.
Pemakaian kata abstrak dan konkret. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, sedangkan kata konkret adalah kata yang mempunyai referen berupa objek yang dapat diamati.
f.
Pemakaian kata populer dan kata kajian. Kata-kata seperti besar, kecil, pindah, batu, waktu, isi, harga, dan lain-lain lebih dikenal oleh masyarakat daripada katakata seperti andal, acak, transfer, minor, bantuan, momentum, faktor, volume, dan canggih. Kelompok kata pertama termasuk kata-kata populer. Kata-kata ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dipergunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi sehari-hari di kalangan semua lapisan masyarakat. Sebagian besar kosa kata dalam semua bahasa berupa kata-kata populer. g.
Pemakaian jargon, kata percakapan, dan slang. Dalam tulisan formal untuk khayalak yang lebih luas, lebih baik dihindari kata-kata yang termasuk “jargon”. Istilah “jargon” mempunyai beberapa pengertian di antaranya kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok tertentu. Kata-kata ini kerap kali merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan tertentu (dokter, militer, perkumpulan rahasia).
h.
Bahasa prokem. Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang digemari dan dipakai di kalangan remaja tertentu. Bahasa prokem ini konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem ini digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun waktu tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal–hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakaiannya. Hal itu merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Ketepatan pilihan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Maka dari itu, setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
maksud tersebut. Kata yang dipakai sudah tepat akan tampak dari reaksi selanjutnya, baik berupa aksi verbal maupun berupa aksi non-verbal dari pembaca atau pendengar. Ketepatan tidak akan menimbulkan kesalahpahaman keraf (1986: 88). Agar dapat mencapai ketepatan pilihan kata, Keraf (1987: 88) memaparkan sepuluh syarat ketepatan pilihan kata. (1) Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi Denotasi merupakan kata yang bermakna lugas atau makna yang sebenarnya, sedangkan kata konotasi merupakan kata yang bermakna kias atau makna yang tidak sebenarnya. Berikut ini adalah contoh penggunaan kata denotasi dan konotasi. (a) Andi membeli meja hijau untuk pamannya. (denotatif) (b) Susi dibawa ke meja hijau karena menjadi tersangka korupsi (konotatif) Kata yang cetak miring dalam kalimat yang pertama mempunyai arti yang sebenarnya, yaitu meja yang berwarna hijau, sedangkan pada kalimat kedua mempunyai arti pengadilan (2) Penggunaan sinonim Sinonim merupakan persamaan kata. Penggunaan kata sinonim perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berkelainan. Kata yang memiliki persamaan makna belum tentu disama-artikan oleh pihak yang berbeda. Berikut ini adalah penggunaan sinonim. (a) Dery memberi ibunya obat umum (b) Dery memberi ibunya obat generik. Pada contoh kata umum dalam kalimat pertama dan kata generik dalam kalimat kedua bersinonim. Penggunaan sinonim dalam kalimat pertama tidak tepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
karena kata umum tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Penggunaan sinonim yang tepat terdapat pada kalimat kedua. (3) Penggunaan Kata yang Mirip Ejaannya Apabila penulis tidak dapat membedakan kata-kata yang mirip dengan ejaannya, akan timbul kesalahpahaman yang tidak diinginkan. Alangkah baiknya jika mengacu pada kamus, karena kata yang tertulis pada kamus merupakan kata yang sesuai dengan ejaaan. Misalnya, kata bahwa – bawa – bawah. (4) Penggunaan Kata-Kata Ciptaan Sendiri Berkembangnya suatu bahasa akan menimbulkan munculnya beberapa kosakata yang baru. Namun, penggunaannya tidak boleh sembarangan. Kosa kata baru tersebut dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat dan dipakai oleh masyarakat tersebut. (5) Penggunaan Akhiran Asing Penggunaan akhiran asing harus memperhatikan makna dan kata yang digunakan. Terkadang seseorang sulit membedakannya. Berikut ini adalah contoh penggunaan akhiran asing. (a) koordinasi (b) legalisasi
bukan bukan
koordinir legasir
(6) Penggunaan Kata Idiomatis Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis (Keraf, 1986:89). Berikut contoh penggunaan kata idiomatis. (a) ingat akan (b) berharap akan
bukan bukan
ingat terhadap mengharap akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(c) berbahaya
bukan
membahayakan bagi sesuatu
(7) Penggunaan Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum adalah jenis kata yang ruang lingkupnya lebih luas, sedangkan kata khusus adalah jenis kata yang acuannya lebih kepada hal-hal yang khusus dan konkret. Berikut ini contoh penggunaan kata umum dan kata khusus. (a) Tanti senang memakai baju merah. (b) Anton suka memelihara binatang. (c) Pak Anas ingin sekali bertemu dengan ibunya. Pada contoh, kata merah, binatang, dan bertemu pada kalimat di atas merupakan kata umum. Apabila menggunakan kata khusus, kedua kalimat di atas berubah menjadi berikut. (a) Tanti senang memakai baju merah menyala. (b) Anton suka memelihara pitbul. (c) Pak Anas ingin sekali berjumpa dengan ibunya. (8) Penggunaan Kata Indria Dalam memilih kata-kata yang tepat, perlu memperhatikan penggunaan istilah-istilah yang menyatakan pengalaman-pengalaman yang dicerap oleh pancaindra (Keraf, 1986: 94). Kata-kata yang sering dipakai untuk menyatakan pencerapan itu adalah. Peraba
: dingin, panas, lembab, basah, kering, kasar, halus, rata, licin, dan lain-lain
Perasa
: pedas, pahit, asam, asin, pedis, manis, dan lain-lain
Penciuman
: asam, tajam, pedis, pesing, lapuk, apak, basi, dan lain-lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pendengaran
: dengung, deru, ringkik, desing, lengking, dll
Penglihatan
: pijar, kabur, teja, mengkilap, belang, menyala, kilat,dll
(9) Perubahan Makna Makna kata tidak selalu bersifat statis (Keraf, 1986:95). Dalam memilih kata, perlu sekali mengetahui terjadinya perubahan makna. Maka dari itu, perlu memperluas referensi mengenai kosa kata dan makna yang sedang berkembang sesuai dengan kaidah bahasa yang ditentukan. Macam-macam perubahan makna yang penting adalah perluasan arti, penyempitan arti, ameliorasi, peyorasi, metafora, dan metonimi. (10) Kelangsungan Pilihan Kata Kelangsungan pilihan kata perlu diperhatikan agar suatu informasi dapat disampaikan secara tepat dan tidak menimbulkan ketidakpahaman. Selain itu, kelangsungan pilihan kata yang sesuai juga sangat dibutuhkan. Suatu proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar apabila memperhatikan sesuatu yang tepat dan sesuai. 2.2.3 Kecermatan Pilihan Kata Data pemakaian bahasa Indonesia ragam lisan fungsional memperlihatkan adanya pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Adapun syarat-syarat kecermatan pilihan kata yang dikemukakan oleh Luimintatang (1988 : 76 – 81) sebagai berikut. 1.
Pemakaian Kata yang Tidak Ekonomis Pemakaian kata yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian kata yang
berpanjang-panjang atau berbelit-belit, yang sebenarnya bisa dituturkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tuturan yang singkat, jelas, dan padat. Berikut ini adalah kasus pemakaian beserta alternatif perbaikannya. (1) Kita contohkan saja, saya terus terang, saya rekan saya Menteri Penerangan Malaysia dan Singapura itu bertanya kepada saya kok Indonesia berani mengizinkan antena parabola dengan alasan masyarakat Indonesia sudah mampu memilih dan memilah informasi dari luar dan dengan tegas saya jawab karena konsep daripada ketahanan dikaitkan dengan pengembangan pelaksanaan pengalaman pancasila.(Pol/P2/NP/RCTI/5/94). (2) Mengapa berakhirnya suatu kelompok masyarakat itu mempunyai sejarah-sejarah yang sama, mempunyai perasaan- perasaan yang sama, mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan mereka. (Pol/P2/NP/RCTI/95). Kedua turunan di atas tampak tidak ekonomis. Kedua tuturan itu sebenarnya dapat disederhanakan menjadi kalimat yang lebih baik dan benar, misalnya seperti berikut. (3) Kita contohkan saja tentang pernyataan rekan saya. Menteri penerangan Malaysia dan Singapura, atas izin pemasangan antena parabola untuk masyarakat Indonesia, yang saya anggap sudah mampu memilih dan memilah informasi dari luar karena mereka telah memiliki konsep praktis tentang ketahanan. (Pol/P2/NP/RCTI/5/94). (4) berakhirnya suatu kelompok masyarakat itu mempunyai sejarah, mempunyai perasaan, dan mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan mereka.(Pol/P2/NP/RCTI/5/95) Kedua tuturan diatas di atas hanyalah sekadar contoh tentang adanya pemakaian struktur tuturan yang tidak ekonomis. Data sejenis ini cukup tinggi frekuensinya, terutama disebabkan oleh faktor situasi interaksi, khususnya pada topik pembicaraan yang tidak resmi, hubungan sosial antarpartisipan ( si pewancara dan lawan bicara) agak dekat/ intim, atau tercipta situasi hubungan sosial yang intim, termasuk di dalamnya dominasi latar interaksi verbal seperti di luar studio. 2.
Pemakaian Kata yang Mubazir Data bahasa Indonesia ragam lisan fungsional juga memperlihatkan pemakaian
struktur tuturan yang mengandung kemubaziran. Kemubaziran ini ditandai oleh pemakaian kata-kata yang diulang-ulang, kata tugas yang tidak diperlukan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pemakaian dua buah unsur yang berfungsi sebagai predikat kalimat, atau pemakaian kata bantu bilangan jamak yang diikuti oleh kata ulang pula. Berikut ini adalah contohnya. (5) Tentunya masih ada sedikit kurang-kurangnya, seperti umpamanya, pengaruh narkotika,.., Aids, dan sebagainya serta dampak-dampaknya (Pol/P/NP/RC/5-94) (6) Itu salah satu kewajiban saya dalam rangka upaya-upaya bagaimana cara-caranya meningkatkan baik peran siswa maupun para guru-guru juga, ya, para karyawan. (Kpd/P1/TR/TV/5-94) (7) Saya kira sudah sependapat dengan kawan-kawan dari Departemen koperasi wiraswasta agar supaya bentuknya perum. Jadi,kita mencari dana, seperti misalnya melalui membuat pagelaran dan kerajinan tangan, dan sebagainya (Ksn/w/NP/RC/6-94). Ketiga tuturan di atas sebenarnya dapat disunting dengan lebih baik lagi, sehingga menjadi sebuah tuturan yang baku dan baik. Kemubaziran pemakaian kata pewatas seperti umpamanya yang diikuti oleh kata dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat disunting salah satu kata pewatasnya: pilih seperti atau pilih umpamanya. 3.
Pemakaian kata yang berbunga-bunga Data penelitian juga memperlihatkan bahwa di dalam bahasa Indonesia ragam
lisan fungsional tidak sedikit yang menampilkan tuturan yang sangat panjang, berbunga-bunga pula sehingga penalaran menjadi terabaikan. Gejala seperti ini cenderung ditemukan pada interaksi verbal ketika berbicara.
2.3 Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Ide atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
gagasan merupakan hal utama yang dibutuhkan penulis untuk kemudian dituangkan dalam sebuah karangan. Karangan itu sendiri ada lima jenis yaitu karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Masing-masing dari karangan tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai fungsi yang berbeda-beda juga. Gie (2002) memaparkan bahwa setiap butir ide perlu dilekatkan pada suatu kata, kata-kata dirangkai menjadi ungkapan atau frasa, beberapa frasa digabung menjadi anak kalimat, sejumlah anak kalimat membangun sebuah kalimat, serangkaian kalimat membentuk alinea, alinea-alinea akhirnya mewujudkan sebuah karangan. Itu merupakan alur ketika seseorang berusaha untuk menuangkan idenya menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada awalnya bermula dari ide yang kemudian terbentuk menjadi sebuah karangan. Seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya bahwa karangan dibagi menjadi lima jenis yaitu karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eksposisi. Berikut ini akan dijabarkan kelima jenis karangan berdasarkan karakteristik dan fungsinya.
2.4 Karangan Narasi Menurut Keraf (1983: 135-136), narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa, sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Di samping itu, harus ada unsur lain yang perlu diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Berdasarkan uraian tersebut, Keraf membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindaktanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Karangan narasi biasanya menjelaskan mengenai suatu kisah atau peristiwa baik yang benar-benar terjadi maupun yang hanya rekayasa semata. Banyak orang yang masih sukar membedakan mengenai karangan yang bersifat narasi atau deskripsi. Beberapa orang mengatakan bahwa kedua karangan tersebut memiliki perbedaan yang sangat tipis. Namun, pada dasarnya karangan narasi dan karangan deskripsi sangatlah berbeda. Karangan narasi sifatnya menggambarkan sesuatu, dalam hal ini penulis berusaha supaya pembaca bisa membayangkan apa yang digambarkan melalui kata-kata yang dirangkai dalam suatu karangan. Sementara itu karangan narasi sifatnya menjelaskan atau mengisahkan sesuatu. Penulis tidak berusaha supaya pembaca mampu berandai-andai untuk menggambarkan suatu hal. Namun, penulis berusaha supaya pembaca mampu memahami maksud penulis, sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan oleh penulis. Selain itu (Rani, 2006: 45) berpendapat bahwa wacana narasi merupakan suatu jenis wacana yang berisi cerita. Dalam narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting misalnya unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Dalam wacana narasi harus ada unsur waktu, bahwa unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku. Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi. Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi. Aspek intelektual tidak banyak digunakan dalam memahami wacana narasi. Dari pendapat mengenai wacana narasi, dapat disimpulkan bahwa di dalam karangan narasi mengandung unsur-unsur cerita. Unsur cerita yang dimaksud adalah waktu, pelaku dan peristiwa. Narasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berisi cerita. Narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakan aspek emosi. Dengan narasi, penerima (pembaca) dapat membentuk citra imajinasi (Rani, dkk, 2006: 45). Dalam narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting seperti unsur waktu, pelaku, dan peristiwa (Rani, dkk, 2006 : 45). Perhatikan contoh berikut. (8)bulan Januari 1946, ada sebuah kapal penumpang bertolak dari kota Surabaya menuju Jakarta. Di antaranya ada sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang berasal dari Jakarta. Mereka dikirim satuannya untuk mempertahankan kota Surabaya. Tidak jauh dari mulut Selat Madura kapal tersebut meledak dan tenggelam beserta seluruh isinya (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007). 2.5 Karangan Eksposisi Menurut Keraf (1982: 3 ) eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan ekspositoris adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang. Eksposisi merupakan bentuk retorika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer dan uraianuraian ilmiah lainnya yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang lain. Makalah-makalah ilmiah populer dalam harian-harian, mingguan, dan majalahmajalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi. Ciri-ciri dari eksposisi adalah berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan. Penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca maksudnya adalah pembaca yang menolak tak menjadi soal; penulis sudah merasa puas bahwa apa yang dipikirkan sudah tersalurkan. Sekurang-kurangnya orang lain sudah hal itu. Ciri yang ketiga adalah fakta-fakta yang dipakai hanya sebagai alat konkritisasi, yaitu membuat rumusan dan kaidah yang dikemukakan itu lebih konkret. Dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah sebuah bentuk tulisan yang berisi tentang penjelasan-penjelasan atau pemaparan mengenai suatu informasi kepada pembaca. Tujuan karangan ini adalah untuk memberikan informasi yang sejelasjelasnya kepada pembaca. Bila dibandingkan dengan bentuk karangan lainnya, seperti argumentasi, deskripsi dan narasi, pada dasarnya semua bentuk karangan itu akhirnya memperluas pengetahuan seseorang. Namun, tujuan yang paling menonjol pada karangan eksposisi adalah memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca, sedangkan karangan lainnya menonjolkan aspek yang lain. Contoh kalimat eksposisi dapat dilihat pada kalimat di bawah ini. (9) Para penjual makanan mengeluhkan kenaikan harga BBM. Pasalnya,naiknya harga BBM membuat bahan-bahan baku naik. Alhasil, para penjual harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menyiasati hal ini dengan memperkecil porsi atau menaikkan harga makanan yang mereka jual. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007). 2.6 Karangan Argumentasi Menurut Keraf (2007: 3-4), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu penulis harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Dalam argumentasi di samping memerlukan kejelasan, memerlukan juga keyakinan dengan pengantaraan fakta-fakta itu. Oleh sebab itu, penulis harus meneliti apakah semua fakta yang dipergunakan itu benar dan harus meneliti pula bagaimana relevansi kualitasnya dengan maksudnya. Penulis dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan fakta yang benar. Dalam menulis karangan argumentasi, harus berisi bukti-bukti untuk memperkuat pendirian atau pendapatnya. Karangan argumentasi gaya penulisannya harus meyakinkan. Penulis argumentasi tidak boleh sesaat pun menimbulkan kesan keragu-raguan mengenai persoalan yang dikemukakan itu. Dalam karangan argumentasi, penulis menggunakan fakta-fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapatnya apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
suatu hal itu benar atau tidak. Fakta-fakta tersebut dapat menjadi dasar penulis untuk berpikir kritis dan logis, karena dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif yakni berpikir kritis dan logis. Perhatikan contoh berikut. (10) Saat ini sampah berserakan di mana-mana. Hal ini dapat kita lihat di sekeliling kita. Sampah-sampah tersebut biasanya berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan malas membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berkumpul itu menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat membuat polusi udara. Selain itu, tumpukan sampah tersebut menjadi sarang berkembangbiaknya berbahaya. Sumber penyakit itu akan terbawa dengan udara sehingga akan terhirup oleh kita. Akibatnya, kita akan menjadi sakit dan tentunya juga akan menular kepada orang lain yang ada di sekitar kita. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
2.7 Karangan Deskripsi Menurut Keraf (1982: 93), deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincianperincian dari objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi berasal dari bahasa Latin yaitu describere yang berarti menulis tentang atau membeberkan suatu hal. Sebaliknya, kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian yang berasal dari kata peri-memerikan yang berarti ‘melukiskan sesuatu hal’. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh
seseorang penulis
deskripsi adalah
menciptakan atau
memungkinkan terciptanya daya khayal (imajinasi) pada para pembaca, seolah-seolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mereka melihat sendiri objek tadi secara keseluruhan sebagai yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Jadi, berdasarkan tujuannya sekurang-kurangnya harus dibedakan dua macam deskripsi, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis atau ekspositoris. Deskripsi sugestif menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan objeknya. Pengalaman atas obyek itu harus menciptakan sebuah kesan atau interpretasi. Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan pengantaraan tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, watak dari objek tersebut, sehingga dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca. Kesimpulannya deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca. Di pihak lain deskripsi ekspositoris atau teknis hanya bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Ia tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imaginasi pada diri pembaca. Dalam deskripsi penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya pada pembaca. Ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Perhatikan contoh kalimat deskripsi berikut. (11) Pemandangan pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, penginapan, dan toko kelontong. Bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan momen bersama keluarga, pantai Pangandaran sangat tepat sebagai tempat tujuan wisata air. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2.8 Karangan Persuasi Menurut Keraf (1982: 118), persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memerlukan juga upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai dengan keinginannya. Upaya yang biasa digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti yang
dilakukan
dalam
argumentasi.
Semua
bentuk
argumentasi
biasanya
menggunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan emosi para pembaca. Contoh kalimat argumentatif dapat dilihat pada kalimat (12) ini. (12) Tubuh kita sangat membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral yang berguna bagi kebutuhan hidup kita. Vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada makanan-makanan yang bergizi, seperti buah, daging, susu, sayuran dan kacang-kacangan. Jika kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, maka kita menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Sebaliknya, jika kita kekurangan vitamin dan mineral maka tubuh kita akan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, agar tubuh selalu sehat, makanlah makanan-makanan yang bergizi. Selain itu, janganlah lupa untuk mengimbanginya dengan olahraga secara teratur. (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2.9 Kerangka Berpikir Berdasarkan rincian teori di atas, peneliti menyusun kerangka berpikir supaya memudahkan peneliti sendiri dalam proses menganalisis pilihan kata pada karangan. Terdapat dua rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu jenis diksi dan penggunaan diksi. Jenis diksi menggunakan teori penggolongan kata menurut Soedjito (1988: 3947), Dalam kaitannya dengan pilihan kata atau diksi, kosakata bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi sepuluh jenis penggolongan kata, yaitu (1) kata abstrak, (2) kata konkret, (3) kata umum, (4) kata khusus, (5) kata populer (6) kata kajian, (7) kata baku (8) kata nonbaku, (9) kata asli, dan (10) kata serapan. Berikut penjelasan mengenai sepuluh jenis penggolongan kata. Rumusan masalah kedua adalah penggunaan diksi. Penggunaan diksi menggunakan teori ketepatan pilihan kata menurut (Keraf, 1987), dan kecermatan kata menurut Lumintaitang (1988) kelangsungan pilihan kata. Dalam kaitannya dengan kecermatan diksi Luimintatang (1988 : 76 – 81). Dalam kaitannya dengan ketepatan pilihan kata, Gorys Keraf (1987 : 88) memaparkan syarat ketepatan pilihan kata, yaitu (1) membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, (2) membedakan dengan cermat kata–kata yang hampir bersinonim, (3) membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya, (4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. (5) Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, (6) kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan kata idiomatik, (7) penulis atau pembaca harus membedakan kata umum dan kata khusus, (8) menggunakan kata-kata indria, (9) memperhatikan perubahan makna, dan (10) memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kaitannya dengan kecermatan diksi Luimintatang (1988 : 76 – 81) memaparkan syarat kecermatan pilihan kata, yaitu (1)pemakaian struktur yang tidak ekonomis, (2) pemakian unsur yang mubazir, (3) emakian kata berbunga–bunga. Untuk memperjelas kerangka berpikir tersebut, maka peneliti menggambarkan bagan kerangka berpikir sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kerangka Berpikir Karangan Karya Gru SD se- Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur
DIKSI
Penggunaan
Jenis Diksi
Diksi
Teori
Teori penggolongan kata (Soedjito,1988)
ketepatan
dan
kecermatan diksi (Keraf, 1987), Lumintaitang (1988)
Analisis Data
Hasil Analisis
Mendeskripsikan hasil analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III METOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti mengemukakan: (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) objek penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data, dan (7) triangulasi Data. Berikut disajikan pemaparan mengenai hal berikut. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskripsi kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang datanya berbentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka (Moleong, 2006: 11). Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekadar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut. Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, membuat prediksi dan mendapatkan makna serta implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan (Nazir, 1983). Selain itu, penelitian deskripsi
merupakan
penelitian
yang
bertujuan
mendeskripsikan
atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2007) merupakan penelitian yang bermaksud memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain – lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks dasar khusus yang alamiah yang memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini dikatakan penelitian kualitatif karena berkaitan dengan fenomena kebahasaan dan data diperoleh dari karya guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah dan menganalisis data yang berisi deskripsi jenis-jenis pilihan kata dan penggunaan diksi yang terdapat dalam 20 karangan yang disusun oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Data yang terkumpul yaitu berupa kata-kata yang disajikan dalam paragraf dalam karangan tersebut.
3.2 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat yang mengandung diksi. Menurut Arikunto (2006: 129), sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Karangan yang berjumlah 20 diperoleh dari pelatihan dan magang guru-guru SD Mahakam Ulu pada 30 Juli sampai dengan 28 September 2015. Pelatihan dan magang dilaksanakan di Hotel Museum Batik yang bertempat di Jalan Dr. Sutomo 13 A Yogyakarta. Berikut akan dipaparkan nama dan judul karangan guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 5 Nama Guru dan Judul Karangan
1 2
Antonius Anyeq Antonius Bunsu
Lingkungan Lingkungan
Jenis Karangan Eksposisi Narasi
3
Albertus Hajang
Lingkungan
Persuasi
4
Donatus Dia
No
Nama
Judul
Eksposisi
SDN 002 Ujoh Bilang SDN 004 Noha Silat, Kec. Long Apari SDN 008 Mandak Besar SDN 001 Lahan
Narasi Persuasi
SDN 001 Ujoh Bilang SDN 005 Long Lunuk
Narasi
Eksposisi
SDN 003 Long Penareh SDN 004 Datah Bilang SDN 004 Datah Bilang SDN 003 Long Bangun SDN 008 Mahakam Teboq Ilir SDN 008 Mamahak Besar SDN 002 Muara Hatah SDN 002 Datah Bilang SDN 002 Long Pahangai SDN 001 Tiong Bu’u SDN 007 Mahakam Teboq SDN 001 Long Hubung SDN 003 Long Tuyoq
Narasi
SDN 011 Long Hurai
7
Jagalah Kebersihan Eka Saptha Bahaya Banjir Havui Larah, Buanglah Sampah S.Pd Pada Tempatnya Jumsaber Oang Lingkungan
8
Laan Lenjau
Lingkungan
Narasi
9
Narasi
12
Leris Uluk, S.Pd, Lingkungan SD Marta Hibau Lingkungan Rumahku Martha Tukau Lingkungan Luhau Monika H. Lingkungan
13
Muhamad Nasir
Lingkungan
Eksposisi
14
Natalia Hong
Lingkungan
Narasi
15
P. Jaang Ajat
Lingkungan
Eksposisi
16 17
Teofilius Ledok Theresia Hipui
(Tidak ada judul) Lingkungan
Persuasi Narasi
18
Theresia Novi Lingkungan Partiwi B. Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat Ester Ms Libe Akibat Banjir
5 6
10 11
19 20
Asal Sekolah
Eksposisi Narasi Narasi
Narasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) apa saja jenis diksi yang digunakan dalam karangan dan (2) bagaimana penggunaan pilihan kata atau diksi
dalam
karangan yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi. Kedua objek tersebut terdapat pada 20 karangan
guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu,
Kalimantan Timur.
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2002: 123). Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong (1988) dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama. Hanya “manusia sebagai alat” sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Dalam hal ini peneliti terlibat dalam proses pembuatan instrumen soal beserta gambar berseri, dan proses pengumpulan data. Dalam prosesnya, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, menganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya dia sebagai pelopor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Namun instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data seperti tes pada penelitian kualitatif (Moleong, 1988). Dalam hal ini, baik atau tidaknya hasil penelitian yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh proses awal ketika mencari data, lalu melakukan analisis, hingga akhirnya melaporkan hasil penelitiannya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi karena karangan guru-guru SD Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Langkahlangkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
b.
Peneliti membaca karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3. 6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis penggunaan pilihan kata atau diksi pada karangan dilihat dari segi jenis diksi, ketepatan pilihan kata, dan kecermatan pilihan kata. Analisis data menurut Moleong (1989:112) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam menganalisis data, peneliti menempuh beberapa langkah sebagai berikut. a. Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. b. Peneliti membaca karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur c. Peneliti mengidentifikasikan penggunaan kata yang terdapat pada data yang menjadi objek penelitian. Identifikasi ditujukan pada penggunaan diksi yang digolongkan dalam penggolongan kata, dan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan dan kesesuaian diksi. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kode-kode yang dibuat peneliti. Berikut kode-kode tersebut. (1) Penggolongan Kata (menurut Soedjito, 1988) I.
Kata Abstrak
=KAB
II.
Kata Konkret
=KK0
III.
Kata Umum
=KU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
IV.
Kata Khusus
=KKh
V.
Kata Populer
=KP
VI.
Kata Kajian
=Kka
VII.
Kata Baku
=KB
Kata Nonbaku
=KNB
Kata Asli
=Kas
Kata Serapan
=KS
VIII. IX. X.
(2) Ketepatan Pilihan Kata (menurut Keraf, 1986) I. II.
Penggunaan Kata Denotasi dan konotasi =PKDK Penggunaan Kata Sinonim
=PKS
III.
Penggunaan Kata Ciptaan Sendiri
=PKCS
IV.
Penggunaan Kata Indria
=PKID
(3) Kecermatan Pilihan Kata (Lumintaitang (1988) 1. Pemakaian Struktur yang Tidak Ekonomis = PSTK 2. Pemakaian Unsur yang Mubazir
= PUM
d. Peneliti membuat tabel analisis yang digunakan untuk melakukan koding atau pengkategorikan. Kemudian, peneliti mengelompokkan sepuluh jenis diksi yaitu yang termasuk kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
populer, kata kajian, kata baku, kata nonbaku, kata asli, kata serapan. Setelah itu, data dimasukkan ke dalam tabel yang telah dibuat. e. Peneliti menemukan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan meliputi penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata sinonim, penggunaan kata ciptaan sendiri, dan penggunaan kata indria. Kecermatan diksi pada karangan meliputi pemakaian struktur yang tidak ekonomis, dan pemakian unsur yang mubazir. Setelah itu, data dimasukkan ke dalam tabel yang telah dibuat. f. Peneliti melakukan triangulasi data, data hasil penelitian akan dikonsultasikan kepada ahli untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan sahih. g. Setelah mendapat data yang valid, peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi kata-kata sesuai dengan rumusan masalah.
3.7 Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moelong, 2006: 330). Setelah peneliti menyelesaikan analisis data, peneliti harus melakukan triangulasi. Jadi, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data kepada ahli. Peneliti melakukan triangulasi kepada dua orang triangulator, yaitu Septina Krismawati, S.S., M.A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dan Drs Petrus Hariyanto, M,Pd. Setelah peneliti memperoleh data yang valid, peneliti dapat segera menyajikan data dalam bentuk deskripsi kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bagian pertama mendeskripsikan data penelitian. Bagian kedua menjelaskan hasil temuan analisis data dari dua rumusan masalah, yaitu (1) jenis diksi yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan (2) penggunaan diksi dilihat dari segi ketepan diksi dan kecermatan diksi yang digunakan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bagian ketiga pembahasan hasil-hasil temuan dari analisis data.
4.1 Deskripsi Data Sumber data penelitian ini adalah 20 karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Data penelitian ini berupa kalimat yang mengandung diksi. Objek penelitian ini adalah diksi atau pilihan kata yang terdapat di dalam kalimat, yaitu (1) kata abstrak dan kata konkret, (2) kata umum dan kata khusus, (3) kata populer dan kata kajian, (4) kata baku dan kata nonbaku (5) kata asli dan kata serapan. Selain itu, peneliti juga menganalisis penggunaan diksi atau pilihan kata yang digunakan pada kalimat dilihat dari segi ketepatan, yaitu (1) penggunaan kata denotasi dan konotasi, (2) penggunaan kata sinonim, (3) penggunaan kata ciptaan sendiri, (4) penggunaan kata indria (5) dan kecermatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
diksi. Dari segi kecermatan, yaitu (1) pemakaian struktur yang tidak ekonomis, dan (2) pemakaian unsur yang mubazir. Peneliti menemukan sebanyak 29 kata abstrak, 29 kata konkret, 32 kata umum, 16 kata khusus, 9 kata populer, 15 kata kajian, 19 kata nonbaku, 6 kata serapan, sedangkan kata baku dan kata asing tidak ditemukan. Selain itu peneliti menemukan 7 kata penggunaan denotasi dan konotasi, 12 kata penggunaan sinonim, 12 kata penggunaan indria, 1 kata penggunaan ciptaan sendiri, 58 kata penggunaan struktur yang tidak ekonomis, 5 kata penggunaan unsur yang mubazir. Data berjumlah 147 kalimat yang berasal dari 20 karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur tahun 2015. Peneliti merinci hasil yang ditemukan di dalam Tabel 6 mengenai data jenis diksi, Tabel 7 jumlah data jenis diksi, Tabel 8 data penggunaan diksi, dan Tabel 9 jumlah data penggunaan diksi. Berikut merupakan hasil Tabel data jenis diksi dan data penggunaan diksi yang ditemukan pada tiap karangan. Dalam Tabel, dicantumkan kode karangan dan jumlah jenis kata yang ditemukan pada setiap karangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 6 Data Jenis Diksi Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kab 2 1 1 4 1 2 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 -
KKo 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 1 4 -
KU 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 5
Jenis Diksi KKh KP Kka 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1
KB -
KNB 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 -
Keterangan Tabel Kab: Kata Abstrak
KB: Kata Baku
Kko: Kata Konkret
KNB: Kata NonBaku
Ku: Kata Umum
KAs: Kata Asing
Kkh: Kata Khusus
Ks: Kata Serapan
KP: Kata Populer Kka: Kata Kajian
KAs -
KS 1 1 1 1 2 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 7 Jumlah Data Jenis Diksi Jumlah Data 20
Kab 29
Kko 29
Ku 32
Kkh 16
Jenis Diksi Kp Kka 9 15
Kb 0
Knb 19
Kas 0
Ks 6
Berikut merupakan tabel data karangan dan penggunaan diksi pada karangan guru–guru karya guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, dilihat dari segi ketepatan dan kecermatan diksi. Dalam tabel dicantumkan kode karangan dan jumlah penggunaan diksi yang dilihat dari ketepatan dan kecermatan diksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 8 Data Penggunaan Diksi Data 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PKDK 1 1 1 1 2 1 -
Ketepatan Diksi PKS PKID 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
PKCS 1 -
Keterangan Tabel PKDK: Penggunaan kata denotasi dan konotasi PKS: Penggunaan kata sinonim PKCS : Penggunaan kata indria PSTK: Pemakaian struktur tidak ekonomis PUM: Pemakaian unsur yang mubazir
Kecermatan Diksi PSTK PUM 3 4 4 4 3 2 7 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 1 1 8 3 3 2 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 9 Jumlah Data Penggunaan Diksi Data 20
PKDK 7
Ketepatan Diksi PKS PKID 12 12
PKCS 1
Kecermatan Diksi PSTK PUM 58 5
4.1.1 Jenis Diksi Berikut merupakan contoh jenis diksi yang dikaji dalam penelitian ini. a)
Kata abstrak (1) Selain menjaga kebersihan tubuh , menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan . (4/ K4) Kalimat (1) memiliki kata abstrak yang berupa kebersihan dan lingkungan.
Peneliti menemukan 29 kata abstrak dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong dalam kata abstrak. b) Kata Konkret (2) Baim harus terbaring lemas di rumah sakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah. ( 5/ K5) Kalimat (2) memiliki kata konkret yang berupa kata lemas, menemukan 29 kata konkret dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong dalam kata konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c)
Kata Umum (3) Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya, yang sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan – hewan berteduh. (11/ K11) Kalimat (3) memiliki kata umum yang berupa
kata hewan, peneliti
menemukan 32 kata umum dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong dalam kata konkret. d) Kata Khusus (4) Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang. (12/ K12) Kalimat (4) memiliki kata khusus yang berupa kata hujan, peneliti menemukan 16 kata khusus dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang tergolong kata khusus. (12/ K12). e)
Kata Populer (5) Terjadi banjir yang melanda dimana-mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga. (15/ K.15) Kalimat (5) memiliki kata populer yang berupa kata warga, peneliti
menemukan 9 kata populer dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong kata populer. f)
Kata Kajian (6) Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan pangan juga berkontruksi untuk menambah lengkapnya pembuangan sampah sembarangan. (19/ K19).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Kalimat (6) memiliki kata kajian yang berupa kata berkontruksi peneliti menemukan 9 kata populer dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang tergolong kata populer. g) Kata Nonbaku (7) Musibah yang tidak disangkah–sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. (8/K.8) Kalimat (7) memiliki kata nonbaku yang berupa kata disangkah–sangkah, dan sepeleh. Peneliti menemukan
19 kata non baku dari 20 karangan guru–guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata non baku h) Kata Serapan (8) Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya, yang sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan–hewan berteduh. ( 11/ K.11) Kalimat (8) memiliki kata serapan yang berupa kata aktif. Peneliti menemukan 6 kata serapan dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang tergolong kata serapan. 4.1.2 Penggunaan diksi Berikut merupakan contoh penggunaan diksi yang dilihat dari unsur ketepatan diksi dan kecermatan diksi. a) Penggunaan Kata denotasi dan konotasi (9) Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. (5/ K.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kalimat 9) memiliki kata denotasi dan konotasi yang berupa kata lumpuh total. Peneliti menemukan 7 kata denotasi dan konotasi dari 20 karangan guruguru Mahakam Ulu yang tergolong kata denotasi dan konotasi. b) Penggunaan kata sinonim (10)Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan,.. (6/ K.6) Kalimat (10) memiliki penggunaan kata sinonim yang berupa kata tidak baik. Peneliti menemukan
12 penggunaan kata sinonim dari 20 karangan guru–guru
Mahakam Ulu yang tergolong kata sinonim. c) Penggunaan Kata Indria (11)Kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan – hewan beteduh. (11 / K.11) Kalimat (11) memiliki penggunaan kata indria yang berupa kata hijau. Peneliti menemukan 12 penggunaan kata indria dari 20 karangan guru–guru Mahakam Ulu yang tergolong kata indria. d) Penggunaan kata ciptaan sendiri (12) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana – mana. (4/ K.4) Kalimat (12) memiliki penggunaan kata ciptaan sendiri yang berupa kata tak. Peneliti menemukan 1 penggunaan kata ciptaan sendiri dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong kata ciptaan sendiri. e) Penggunaan struktur yang tidak ekonomis (13),... tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. (17/ K.17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kalimat (13) memiliki penggunaan struktur yang tidak ekonomis yang berupa kalimat di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah. Peneliti menemukan 58 penggunaan struktur yang tidak ekonomis dari 20 karangan guruguru Mahakam Ulu yang tergolong penggunaan struktur yang tidak ekonomis. f) Penggunaan Unsur yang Mubazir (14),.. menebang pohon dan membunuh binatang–binatang demi kepentingan pribadi–pribadi dan kantong–kantong mereka sendiri (14/ K.14) Kalimat (14) memiliki penggunaan unsur yang mubazir yang berupa kata binatang, pribadi, kantong. Peneliti menemukan 5 penggunaan unsur yang mubazir dari 20 karangan guru-guru Mahakam Ulu yang tergolong penggunaan unsur yang mubazir.
4.2 Analisis Data Penelitian ini bertujuan (a) mendeskripsikan jenis diksi yang digunakan dan (b) mendeskripsikan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi. Proses analisis data dimulai dengan mengidentifikasi seluruh data yang tersedia dari dari sumber berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Langkah berikutnya adalah membuat tabel analisis unttuk pengkategorian. Kategori-kategori tersebut dibuat untuk melakukan koding. Koding adalah proses untuk membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori–kategorinya (Moleong, 2008: 27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Data yang diperoleh kemudian ditulis dengan kode-kode yang ditentukan. Selanjutnya, dilakukan interpretasi berupa uraian mengenai hasil analisis data. Peneliti hanya menyajikan beberapa data yang mewakili keseluruhan data. Data lain yang tidak dicantumkan oleh penulis dalam analisis data dapat dilihat dalam lampiran. 4.2.1 Hasil Analisis Jenis Diksi Hasil analisis jenis diksi dalam karangan guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015, dapat dilihat dalam tabel yang telah dimunculkan pada bagian deskripsi data. Dalam kolom yang disajikan, dituliskan jumlah kalimat tiap karangan dan banyaknya temuan tentang diksi dalam setiap karangan. Diksi yang dimaksud meliputi (1) kata abstrak dan kata konkret, (2) kata umum dan kata khusus, (3) kata populer dan kata kajian, (4) kata baku dan kata nonbaku, dan (5) kata asli dan kata serapan. Secara khusus, analisis mengenai diksi dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 akan dibahas dalam uraian di bawah ini. 4.2.1.1 Hasil Analisis Kata Abstrak dan Kata Konkret Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata abstrak dan kata konkret dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (15) Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. (3/K.3) (16) Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya. (5/K.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(17) Bencana banjir yang melanda diperkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lenda. (13/K.13) Kata lingkungan dalam kalimat (15), kata kebiasaan dalam kalimat (16), kata struktur dalam kalimat (17) merupakan kata abstrak karena rujukannya berupa konsep atau pengertian (Soedjito, 1988). Kata konkretnya masing-masing adalah tempat tinggal, membuang sampah sembarangan, dan susunan. (18) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang penyakit untuk tumbuh dan berkembang. (4/K.4) (19) Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah, masyarakat harus disiplin dalam menangani sampah agar tidak menjadi sumber penyakit. (6/K.6) (20) Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi dingin dan lemas. (12/K.12) Kata bersih dalam kalimat (18), kata bersih dan kata sehat dalam kalimat (19), kata dingin dan lemas dalam kalimat (20) merupakan kata konkret karena rujukannya berupa objek yang dapat dicerap oleh pancaindra (Soedjito, 1988). Kata abstraknya adalah kebersihan, kesehatan, dan sakit. 4.2.1.2 Hasil Analisis Kata Umum dan Kata Khusus Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata umum dan kata khusus dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (21) Air yang tergenang kenapa dapat menimbulkan penyakit, air yang terlalu lama tergenang dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak. (1/K1) (22) Sungai pun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya. (10/K10) (23) Tempat minuman, makanan bahkan sandang dan pangan juga berkontruksi untuk menambah lengkapnya pembuangan sampah. (19/K.19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Kata penyakit dalam kalimat (21), kata musim dalam kalimat (22), kata minuman dan makanan dalam kalimat (23) merupakan kata umum, karena kata – kata ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal (Soedjito, 1988). Kata khususnya adalah demam berdarah, hujan, air putih dan nasi. (24) ,...dari menumpuknya sampah di sungai dan parit–parit itu juga mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya jentik – jentik nyamuk, dari situ pula kita dapat terserang penyakit DBD dan lain – lain . (2/K2) (25) Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan banjir. (7/K7) (26) Terjadi banjir yang melanda dimana–mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga. (15/K15) Kata nyamuk dalam kalimat (24), kata hujan dan banjir dalam kalimat (25), kata banjir dalam kalimat (26) merupakan kata khusus, karena kata-kata tersebut terbatas ruang lingkupnya (Soedjito 1988). Kata umumnya adalah serangga, musim, dan bencana alam. 4.2.1.3 Hasil Analisis Kata Populer dan Kata Kajian Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata populer dan kata kajian dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (27) Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua warga sadar akan akibat atau dampak membuang sampah sembarangan. (8/K8) (28) Jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan lingkungan, kita akan mengalami berbagai musibah, contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong–lorong. (16/K16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kata warga dalam kalimat (27), kata contoh dalam kalimat (28) merupakan contoh kata populer, karena kata tersebut merupakan kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari–hari (Seodjto 1988). Kata kajiannya adalah penduduk, dan sampel. (29) Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk yang s sakit.(17/K17) (30) Maka dengan menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif. (19/ K19) (31) Jika hal tersebut dibiarkan terus menerus maka seluruh komponen hidup yang ada di dalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar. (7/K7) Kata penduduk dalam kalimat (29), kata berkontribusi dalam kalimat (30), kata masyarakat dalam kalimat (31) merupakan contoh kata kajian, karena kata yang dikenal dan dipakai oleh para ilmuan/ kaum terpelajar dalam karya ilmiah (soedjito, 1988). Kata populernya adalah warga, bekerja sama, kumpulan atau kesatuan. 4.2.1.4 Hasil Analisis Kata Baku dan Kata NonBaku Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata nonbaku dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (32) Akibat ketidaksadaran dari masyrakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selokan, parit dan sungai. Dari kesemuanya itu tampa kita sadari akan berakibat negatif bagi kita dan juga masyrakat. (2/K2) (33) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan diman – mana. (4/K4) (34) Membuang sampah disembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesihat tubuh dan lingkungan. (6/K6) Kata masyrakat dan kata tampa dalam kalimat (32), kata tak dalam kalimat (33), kata kesihat dalam kalimat (34) merupakan contoh kata nonbaku, karena kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tersebut
tidak
mengikuti
kaidah
atau
ragam
bahasa
yang
telah
ditentukan/dilazimkan.(Soedjito, 1988). Kata bakunya adalah masyarakat, tanpa, tidak, dan kesehatan. 4.2.1.5 Hasil Analisis Kata Asli dan Kata Serapan Setelah melakukan analisis terhadap masing-masing kalimat, peneliti tidak menemukan adanya penggunaan kata asli, peneliti menemukan penggunaan kata serapan. Berikut penjelasan mengenai contoh penggunaan kata serapan dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (35) Mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan (13/K13) (36) Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan (14/K14) (37) Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan non organik. Kata kreasi dalam kalimat (35), kata fungsi dalam kalimat (36), kata organik dalam kalimat (37) merupakan contoh serapan, karena kata-kata tersebut diserap bahasa daerah/bahasa asing (Soedjito, 1988). Kata kreasi, kata fungsi, dan kata organik merupakan kata yang diserap dari bahasa Inggris yaitu creation, function, dan organic. 4.2.2 Hasil Analisis Ketepatan Pilihan Kata Berdasarkan hasil analisis terhadap penggunaan diksi atau pilihan kata yang terdapat dalam tiap kalimat, ditemukan beberapa penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi atau pilihan kata. Dari sepuluh aspek ketepatan pilihan kata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
hanya ditemukan penggunaan diksi atau pilihan kata yang penggunaannya meliputi 4 aspek ketepatan yaitu penggunaan kata denotasi dan konotasi, penggunaan kata sinonim, penggunaan kata ciptaan sendiri, penggunaan kata indria. Berikut penjelasan mengenai penggunaan diksi dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 yang dilihat dari segi ketepatan pilihan kata. 4.2.2.1 Penggunaan Kata Denotasi dan Konotasi Dalam bagian ini, peneliti memfokuskan pada penggunaan kata konotasi. Dari 20 karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015, terdapat 13 karangan yang menggunakan kata konotasi. Berikut merupakan contoh penggunaan kata konotasi dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 (38) Seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total. (5/K5) (39) Maka semoga ke depan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai. (2/K2) (40) Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. (4/K4) Frasa lumpuh total pada kalimat (38) bermakna konotasi. Hal ini karena arti sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan di mana kaki seseorang tidak bisa berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis menuliskan lumpuh total adalah akibat kegiatan lainnya yang tidak bisa berfungsi dengan baik. Kata ke depan pada kalimat (39) juga bermakna konotasi. Agar menimbulkan fakta yang, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebaiknya ditambah kata lima tahun ke depan. Demikian juga dengan kalimat (40). Kata sarang pada kalimat (40) merupakan makna konotasi. Hal ini karena kata tersebut artinya tempat tinggal hewan (burung). Maksud penulis adalah kata sarang itu berarti tempat tinggal bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang. 4.2.2.2 Penggunaan Kata Sinonim Penggunaan kata sinonim dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan 14 buah karangan. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata sinonim dalam kalimat. Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (41) Sampah harus dipilah–pilah yaitu sampah organik dan non organik. (10/ K10) (42) Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,... (2/K2) (43) ,...mengajak masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan. (13/K13) Kata dipilah – pilah dalam kalimat (41), kata ketidaksadaran dalam kalimat (42), dan kata mengajak dalam kalimat (43) merupakan kata-kata yang memiliki sinonim. Penggunaan kata sinonim perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berkelainan. Kata yang memiliki persamaan makna belum tentu disama-artikan oleh pihak yang berbeda (Keraf 1987: 88). Kata dipilah–pilah dalam kalimat (41) tidak tepat penggunaannya. Kata yang bersinonim dengan kata yang dipilah – pilah adalah kata dikelompokkan. Hal ini, karena kata dikelompokkan lebih tepat digunakan pada kalimat (41). Kata ketidaksadaran dalam kalimat (42) tidak tepat penggunaannya. Kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kelalaian. Hal ini karena kata kelalaian lebih tepat digunakan pada kalimat (42). Demikian juga kata mengajak dalam kalimat (43) tidak tepat penggunaannya. Kata yang bersinonim dengan kata mengajak adalah kata mengimbau. Kata mengimbau lebih tepat digunakan pada kalimat (43). Pembenarannya kalimat (41) Sampah harus dikelompokkan yaitu sampah organik dan non organik. Pembenaran kalimat (42) adalah Akibat kelalaian dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,... Pembenaran kalimat (43) adalah
,...mengimbau masyarakat untuk
mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan. 4.2.2.3 Penggunaan Kata Ciptaan Sendiri Penggunaan kata ciptaan sendiri dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan hanya 1 buah karangan yaitu terdapat di karangan 4. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata ciptaan sendiri. Berikut merupakan contoh penggunaan kata ciptaan sendiri dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (44) Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana–mana. (4/K4) Kata tak pada kalimat (44) merupakan kata ciptaan sendiri, karena kata tak digunakan masyarakat kalimantan yang artinya tidak. Penggunaan kata ciptaan sendiri dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat dan dipakai oleh masyarakat tersebut (Keraf 1987: 88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.2.2.4 Penggunaan Kata Indria Penggunaan kata indria dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan 7 karangan yaitu terdapat di karangan 1, 4, 5, 7, 10, 12, 20. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan kata indria. Berikut merupakan contoh penggunaan kata indria dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (45) Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor. Kata kotor pada kalimat (45) merupakan kata indria. Hal ini karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan. Keraf (1987: 88).
4.2.3 Hasil Analisis Kecermatan Diksi Berdasarkan hasil analisis mengenai penggunaan diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. Dari tiga aspek kecermatan pilihan kata, yaitu pemakaian struktur yang tidak ekonomis, pemakaian unsur yang mubazir, dan pemakaian kata yang berbunga-bunga. Peneliti menganalisis dua aspek yaitu pemakaian struktur yang tidak ekonomis, dan pemakaian unsur yang mubazir. Hal ini karena pemakaian kata yang mubazir definisinya sama dengan aspek pemakaian unsur yang tidak ekonomis. Jadi, peneliti menganalisis dua aspek saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.2.3.1 Pemakaian Struktur yang Tidak Ekonomis Pemakaian struktur yang tidak ekonomis dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan di setiap karangan terdapat pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Hal tersebut berarti bahwa semua karangan masih memakai struktur yang tidak ekonimis dalam kalimat. Berikut merupakan contoh penggunaan kata sinonim dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (46) Dimana – mana kita sering melihat tulisan, baik di pinggir jalan maupun di sekolah,.. (8/K8) (47) Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur,..(11/K11) (48) ,.. Tapi Anto ternyata membuang sampah itu di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah (17/K17) Kata dimana – mana pada kalimat (46), frasa kurang lebih pada kalimat (47), kalimat di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah pada kalimat (48) merupakan pemakaian struktur yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang terlalu panjang atau berbelit-belit (Lumintaintang 1998 :76). Pembenarannya adalah, kata dimana-mana pada kalimat (46) seharusnya dihilangkan karena memakai struktur yang tidak ekonomis, seharusnya menjadi kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun sekolah. Kata kurang lebih pada kalimat (47) seharusnya dihilangkan karena memakai struktur yang tidak ekonomis, seharusnya menjadi dua puluh tahun yang lalu di pedalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kalimantan Timur. Demikian juga pada klausa di tempat yang bukan tempat pembuangan sampah pada kalimat (48) seharusnya dihilangkan karena memakai struktur yang tidak ekonomis, seharusnya kalimat tersebut diganti dengan kata sembarangan, menjadi Tapi Anto ternyata membuang sampah itu. 4.2.3.2 Pemakaian Unsur yang Mubazir Penggunaan unsur yang mubazir dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ditemukan tiga buah karangan. Hal tersebut berarti bahwa tidak semua karangan menggunakan unsur yang mubazir. Berikut merupakan contoh penggunaan unsur yang mubazir dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015. (49) Musibah yang tidak disangkah–sangkah seperti ini. (8/K8) (50),..menebang pohon dan membunuh binatang–binatang demi kepentingan pribadi – pribadi dan kantong – kantong mereka sendiri (14/K14) Kata disangkah–sangkah pada kalimat (49) kata binatang, kata pribadi, kata kantong pada kalimat (50) merupakan penggunaan unsur yang mubazir, karena kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang-ulang (Lumintaintang 1998 :76). Kata disangkah–sangka tidak perlu diulang, penulisan yang benar adalah disangka. Kata binatang, kata pribadi, dan kata kantong seharusnya dihilangkan agar tidak mengandung unsur yang mubazir. Pembenarannya pada kalimat (49) adalah Musibah yang tidak disangka seperti ini. Pembenaran pada kalimat (50) adalah ,..menebang pohon dan membunuh binatang demi kepentingan pribadi dan kantong mereka sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Jenis Diksi dalam Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Diksi dalam Karangan Karya Guru–Guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada Tahun 2015 bertujuan untuk mengetahui jenis diksi yang digunakan dalam karangan karya guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur. Menurut Soedjito (1988), dalam kaitannya dengan pilihan kata atau diksi, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat digolongkan menjadi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata baku, kata nonbaku, kata asli, dan kata serapan. Peneliti menganalisis kalimat yang mengandung jenis diksi dari masing-masing karangan. Dari karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, peneliti menemukan delapan jenis diksi, yaitu meliputi kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku, dan kata serapan. Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukakan oleh Soedjito (1998), hanya saja peneliti tidak menemukan kata baku dan kata asli. Terdapat dua jenis diksi yang berjumlah sama, yaitu kata abstrak dan kata konkret. Peneliti menemukan 29 kata abstrak, 29 kata konkret, 32 kata umum, 16 kata khusus yang terdapat 9 kata populer, 15 kata kajian, 19 kata nonbaku, 6 kata serapan. Dari 20 karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu yang telah dianalisis, kata abstrak yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata kebiasaan, kata lingkungan, dan kata kebersihan, sedangkan kata konkret yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata kotor, kata bersih, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
indah, dan kata sehat. Kata umum yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata penyakit, dan kata musim. Kata khusus yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata nyamuk, kata banjir, dan kata Hujan. Kata populer yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata warga. Kata kajian yang banyak digunakan oleh para guru, yaitu kata berdomisili. Penggunaan kata non baku yang banyak ditemukan masih banyak yang salah dalam penulisan yang digunakan oleh para guru, berarti dapat disimpulkan para guru kurang teliti dalam menuliskan kata, karena kurang satu huruf saja dikategorikan menjadi kata non baku. Peneliti menemukan kata kesehatan ditulis kesihat, kata masyarakat ditulis msyarakat, dan kata tanpa ditulis tampa. Kata serapan yang banyak digunakan oleh para guru yaitu kata organik Berkaitan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, ada tiga jenis penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gamala Ulfa (2012/2013), Miftahudin (2012), Maria Yulia Dwiarani. (2011/2012). Posisi penelitian dalam penelitian ini yaitu melengkapi penelitian terdahulu. Alasannya, ketiga penelitian tersebut sama-sama menganalisis mengenai diksi dan pilihan kata. Selain itu, ketiga penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sama, yaitu metode deskripsi kualitatif. Perbedaannya terletak pada rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti. Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan penggunaan jenis diksi dan menggambarkan penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gamala Ulfa (2012/2013) menggambarkan kesalahan penggunaan diksi, Miftahudin (2012) mendeskripsikan wujud kesalahan serta faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata, dan Maria Yulia Dwiarani. (2011/2012) menggambarkan kesalahan penggunaan diksi. Sementara itu, dalam penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai jenis diksi yang digunakan dalam karangan dan penggunaan pilihan kata dilihat dari segi ketepatan dan kecermatan pemilihan kata. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftahudin (2012) yang menganalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata. Pada penelitian yang dilakukan Gamala Ulfa ( 2012/2013), ditemukan Kesalahan penggunaan diksi yang terdapat pada karangan siswa seperti, ketidaktepatan dalam pemilihan kata, ketidakbakuan kata, ketidaksesuaian atau ketidacocokan kata dalam kalimat, ketidaklangsungan atau tidak ekonomis kata yang dipilih dalam kalimat sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Sementara itu, berdasarkan 25 data, Miftahudin (2012) mengklasifikasikan tujuh jenis kesalahan yaitu (1) kesalahan pemilihan kata depan, (2) kesalahan penggunaan kata tidak hemat, (3) kesalahan penggunaan awalan, (4) kesalahan penggunaan akhiran , (5) kesalahan kata ulang, (6) kesalahan konjungsi, dan (7) kesalahan kata dasar, serta ditemukan factor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kesalahan pemilihan kata pada karangan . Berdasarkan hasil analisis dapat diidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan dalam pemilihan kata pada siswa, yaitu (1) kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menyusun kata menjadi kalimat efektif, (2) kemampuan penggunaan awalan, (3) kemampuan penggunaan konjungsi, (4) kemampuan penggunaan kata ulang. Maria Yulia Dwiarani (2011/2012) menemukan (1) kesalahan ketepatan penggunaan pilihan diksi pada paragraf deskripsi adalah kesalahan penggunaan kata denotasi dan konotasi, kesalahan penggunaan kata sinonim dan antonim, kesalahan penggunaan frasa asing dan kesalahan penggunaan frasa umum (2) kesalahan kesesuaian penggunaan diksi pada paragraf deskripsi terutama ditemukan penggunaan kata baku dan tidak baku yang dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek ortografi, aspek jati diri kata, dan aspek ragam bahasa. 4.3.2 Penggunaan Diksi dalam Krangan Guru SD
Kabupaten Mahakam,
Kalimantan Timur Dilihat dari Segi Ketepatan Pemakaian Kata, dan Kecermatan Pemilihan Kata Penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Diksi dalam Karangan Karya Guru–Guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, pada Tahun 2015, bertujuan untuk mengetahui penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi dalam karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur. Keraf (1986: 88) memaparkan sepuluh syarat ketepatan pilihan kata. sepuluh syarat ketepatan diksi tersebut mencakup (1) membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, (2) membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim, (3) membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya, (4) hindarilah kata-kata ciptaan sendiri (5) waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, (6) kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan kata idiomatik, (7) penulis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pembaca harus membedakan kata umum dan kata khusus, (8) menggunakan kata-kata indria, (9) memperhatikan perubahan makna, dan (10) memperhatikan kelangsungan pilihan kata. Penelitian ini relevan dengan teori yang dikemukankan oleh Keraf (1986), hanya saja peneliti hanya menemukan penggunaan diksi yang dilihat dari empat aspek ketepatan pilihan kata, yaitu (1) penggunaan kata denotasi dan (2) konotasi penggunaan kata sinonim, (3) penggunaan kata ciptaan sendiri, dan (4) penggunaan kata indria. Sedangkan, Penggunaan kata umum dan kata khusus sudah dianalis pada rumusan masalah pertama mengenai jenis diksi menurut teori penggolongan kata (Soedjito 1998). Pada aspek konotasi dan denotasi, penggunaan diksi yang digunakan pada karangan cenderung menggunakan kata konotasi, Sehingga makna yang ditimbulkan kurang jelas. Agar makna yang ditimbulkan lebih jelas kata yang digunakan seharusnya kata denotasi. Penggunaan kata denotasi dan konotasi berjumlah tujuh kata, yang terdapat pada karangan 1, 2, 4, 5, 11, dan 15. Jumlah katanya masingmasing satu kata kecuali pada karangan 11 berjumlah 2 kata. Selain itu, hanya terdapat satu karangan yang menggunakan makna konotasi, yaitu pada karangan nomer 1. Berhubungan dengan penggunaan kata sinonim diksi yang digunakan sebanyak 12 kata, yang terdapat pada karangan 1, 2, 6, 8, 10, 12,, 13, 16, 17, 18, dan 19. Jumlah katanya masing – masing satu kata kecuali pada karangan 12 berjumlah 2 kata. Para guru cenderung salah dalam menggunakan kata sinonim dalam karangan, misalnya kata ketidaksadaran pada karangan nomer 2, seharusnya kata tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata kelalaian. Berhubungan dengan penggunaan kata ciptaan sendiri, peneliti hanya menemukan satu kata yang menggunakan kata ciptaan sendiri yaitu pada karangan nomer 4 yaitu kata tak. Kata tak biasanya digunakan oleh masyarakat Kalimantan yang artinya tidak, tetapi kata tak pada rumusan masalah pertama masuk ke dalam sepuluh jenis penggolongan kata, yaitu kata nonbaku menurut Soedjito (1998). Hal tersebut menandakan bahwa tidak semua karangan menggunakan kata ciptaan sendiri. Berhubungan dengan penggunaan kata Indria terdapat 12 kata yang menggunakan kata indria. Jumlahnya sama dengan penggunaan kata sinonim yaitu berjumlah 12 kata. Lumintaitang (1988) memaparkan tiga syarat kecermatan pilihan kata atau diksi. 3 syarat kecermatan pilihan kata atau diksi mencakup (1) pemakaian struktur yang tidak ekonomis. (2) pemakaian unsur yang mubazir. (3) dan pemakaian kata yang berbunga – bunga. Jika dibandingkan dengan teori mengenai 3 syarat kecermatan diksi, peneliti hanya menganalisis dua aspek yaitu pemakaian struktur yang tidak ekonomis, dan pemakaian unsur yang mubazir, karena pemakaian kata yang berbunga - bunga penjelasannya sama dengan aspek pemakaian unsur yang tidak ekonomis. Jadi peneliti menganalisis dua aspek saja. Pada aspek pemakaian struktur yang tidak ekonomis peneliti menemukan sebanyak 58 kata yang didapat dari 20 data karangan. Bila dibandingkan dengan 10 jenis diksi dan 4 aspek ketepatan diksi, jumlah pada pemakaian struktur yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
ekonomis paling banyak ditemukan, yaitu berjumlah 58. Hal tersebut menandakan bahwa para guru masih menggunakan kata-kata yang tidak ekonomis dan membuat kalimat menjadi tidak efektif, yang paling banyak ditemukan menggunakan struktur yang tidak ekonomis adalah karangan 17 yang berjumlah 8. Pada aspek pemakaian unsur yang mubazir peneliti menemukan sebanyak 5 kata dari 20 karangan, yang terdapat pada karangan nomer 8 yang berjumlah 1 kata, karangan nomer 11 yang berjumlah 1 kata, karangan nomer 14 yang berjumlah 3 kata. Adanya perbedaan dari aspek pemakaian struktur yang tidak ekonomis, yaitu tidak semua karangan ditemukan aspek pemakaian unsur yang mubazir. Dapat disimpulkan bahwa guruguru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 mampu menulis karangan tetapi masih kurang tepat dalam segi ketepatan diksi dalam penggunaan kata sinonim, kurang cermat dalam hal pemilihan kata sehingga banyak yang menggunakan struktur yang tidak ekonomis dan pemakain unsur yang mubazir, serta kurang paham mengenai penggunaan kata yang sesuai. Bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, peneliti menemukan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Gamala Ulfa (2012/2013), Miftahudin (2012), dan Maria Yulia Dwiariani ( 2011/2012). Ketiga penelitian ini tidak menyinggung penggunaan diksi yang dilihat dari aspek kecermatan diksi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menganalisis mengenai ketepatan diksi tetapi peneliti menganalisis mengenai kecermatan diksi yaitu pemakaian struktur yang tidak ekonomis dan pemakaian unsur yang mubazir. Selain itu, peneliti tidak menganalisis mengenai faktor
yang menyebabkan kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pemilihan kata seperti penelitian yang dilakukan oleh (Miftahudin 2012). Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan melengkapi penelitian terdahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama jenis diksi yang ditemukan adalah kata abstrak, kata konkret, kata umum, kata khusus, kata populer, kata kajian, kata nonbaku, dan kata serapan. Peneliti tidak menemukan kata baku dan kata asli dalam karangan tersebut. Diksi yang yang ditemukan dalam karangan bervariasi jumlahnya, tetapi ada 2 jenis diksi yang berjumlah sama, yaitu kata abstrak dan kata konkret. Peneliti menemukan 29 kata abstrak, 29 kata konkret, 32 kata umum, 16 kata khusus, 9 kata populer, 15 kata kajian, 19 kata nonbaku, dan 6 kata serapan dari 20 karangan. Dari jumlah jenis kata yang ditemukan kata yang paling banyak ditemukan adalah kata umum, yaitu 32 kata, sedangkan kata serapan jumlahnya paling sedikit yaitu 6 kata. Kedua Penggunaan diksi dalam karangan guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 dilihat dari segi ketepatan diksi ditemukan 7
kata penggunaan denotasi dan konotasi, 12 kata penggunaan kata
sinonim, 12 kata penggunaan indria, dan 1 kata penggunaan kata ciptaan sendiri. Bila dilihat dari jumlah penggunaan diksi yang peneliti temukan, dapat disimpulkan bahwa ada jumlah yang sama yaitu penggunaan kata indria dan penggunaan kata sinonim yang berjumlah 12 kata. Selain itu hanya ada 1 kata penggunaan ciptaan sendiri yang peneliti temukan yaitu kata tak. Kata tak di dalam aspek penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
diksi yang dilihat dari aspek ketepatan pilihan kata, termasuk ke dalam aspek penggunaan ciptaan sendiri, berbeda dengan penggunaan jenisi diksi kata tak termasuk dalam kata non baku. Selain itu peneliti menemukan penggunaan diksi dalam karangan guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 yang dilihat dari segi kecermatan diksi dapat disimpulkan sebanyak 58 kata pemakaian struktur yang tidak ekonomis, dan 5 kata pemakaian unsur yang mubazir. Dari jumlah kata yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa masih banyak guru– guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur yang menggunakan kata yang tidak ekonomis, yang ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang–panjang atau berbelit-belit. 5.2 Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, dapat diketahui bahwa diksi yang digunakan dalam karangan guru – guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 2015 ini bervariasi jumlahnya. Meskipun bervariasi, tetapi dari 10 jenis penggolongan kata ditemukan 8 jenis penggolongan kata, karena 2 jenis diksi yaitu jenis kata baku dan jenis kata asli tidak ditemukan di dalam karangan tersebut. Selain itu, diksi yang digunakan dalam tiap kalimat cenderung sama antar karangan yang satu dengan karangan yang lain, karena tema karangan tersebut adalah lingkungan. Demikian juga penggunaan diksi yang dilihat dari segi ketepatan diksi dan kecermatan diksi. Dilihat dari segi ketepatan, diksi yang digunakan hanya meliputi 4 aspek ketepatan diksi. Peneliti menemukan beberapa kata yang tidak tepat pada penggunaan kata sinonim, karena ada beberapa kata yang tidak seharusnya digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pada kalimat tersebut. Dilihat dari segi kecermatan, diksi yang digunakan meliputi 2 aspek kecermatan diksi, karena aspek yang ketiga yaitu pemakaian kata yang berbunga -
bunga definisnya sama dengan aspek pemakaian kata yang tidak
ekonomis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran bahwa guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, Pada Tahun 2015 mampu menulis karangan tetapi masih kurang tepat dalam segi ketepatan diksi dalam penggunaan kata sinonim, kurang cermat dalam hal pemilihan kata sehingga banyak yang menggunakan struktur yang tidak ekonomi dan pemakain unsur yang mubazir, serta kurang paham mengenai penggunaan kata yang sesuai. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat memperhatikan kemampuan guru–guru tersebut dengan melakukan pembinaan bagi guru–guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur berkaitan dengan keterampilan menulis, khususnya keterampilan dalam menggunakan diksi yang tepat dan sesuai dalam karangan.
5.4 Saran Sehubungan dengan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka peneliti menyampaikan saran–saran berikut ini. 1)
Bagi Guru–Guru SD Mahakam Ulu Diharapkan guru–guru SD lebih menyadari bahwa keterampilan menulis sangat penting dalam ranah pendidikan. Dengan begitu guru–guru lebih gigih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dalam mengembangankan keterampilan menulis dalam menggunakan diksi yang tepat dan cermat serta sesuai dalam karangan. 2)
Pembelajaran menulis dan pengembangan ilmu Sintakis Diharapkan memberikan pembinaan dan pelatihan mengenai keterampilan menulis bagi para guru–guru dan pengembangan ilmu sintaksis, khususnya keterampilan menulis dalam menggunakan diksi yang tepat dan cermat serta sesuai dalam karangan.
3)
Bagi peneliti lain Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis, agar dalam penelitian lebih menggali informasi dari berbagai sumber mengenai teori pilihan kata atau diksi sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Hs, Widjono.2008. Bahasa Indonesia Mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta. Grasindo. http://disdik.kaltimprov.go.id/read/news/2014/817/permasalahan-bidang-pendidikandi-kab.-mahulu.html.(mahakam ulu.co.id Diakses pada tanggal 21 April 2016, pukul 12.00 WIB https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=arnXVqbKNojguQS10qOIAQ#q=penting nya+pendidikan. Diakses pada tanggal 21 April 2016, pukul 12.00 WIB Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende: Nusa Indah. ____________.1986. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan 1. Jakarta: PT. Gramedia _____________2007. Argumentasi dan Narasi: Komposisi Lanjutan III. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Luimintatang. 1988. Bahasa Indonesia Ragam Lisan Fungsional Bentuk Dan Pilihan Kata. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Miftahudin. Kesalahan Pemilihan Kata Pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya CV. Nasir, Moh. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Galia Indah Putrayasa, Ida Bagus Putrayasa. 2010. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama. Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah kajian bahasa dalam pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing. Soedjito. 1998. Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta PT Gramedia Pusraka Utama Sukmadinata, N. S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Ulfa, Gamala. Analisis Kesalahan Penggunaan Diksi Pada karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tanjung Pinang Tahun Ajaran 2012/2013. Tanjung Pinag. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Yulia Dwirani, Maria. Kesalahan Diksi Dalam Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X Semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015 NO
Kode
Sampel Kalimat
Golongan Kata Keterangan
A.
1 / K.1
Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak asing lagi, bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
KAB : Kebiasaan, lingkungan KKO : kotor KP : warga
Terlebih di sungai KKo : hitam pekat terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencemaran limbah
Triangul ator 1 S TS
Pendapat Triangul Alasan ator 2 S TS
-Kata “kebiasaan” merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah sembarangan. -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -kata kotor merupakan kata konkret. Kata abstraknya adalah lingkungan yang kotor -Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat -Kata hitam pekat merupakan kata konkret. Kata abstraknya warna.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Air yang tergenang kenapa dapat menimbulkan penyakit, air yang terlalu lama tergenang dapat merangsang serangga nyamuk untuk dapat berkembang biak dengan cepat.
B.
2 / K. 2
KU: Penyakit, berkembang biak KKH: Serangga nyamuk
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, demam berdarah -Kata berkembang biak merupakan kata umum. Kata khususnya melahirkan, bertelur. -Kata serangga nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya hewan.
Bukan hanya itu KKa: pemukiman lingkungan kotor pun terdapat di pemukiman padat, padat pabrik, padat pariwisata, hingga berantakan sekali.
-Kata pemukiman merupakan kata kajian. Kata populernya tempat tinggal.
Dari menumpuknya KAB: Berkembang sampah di sungai KKh: nyamuk dan parit – parit itu KU :Penyakit juga mengakibatkan tumbuh dan berkembang jentik – jentik nyamuk dari situ pula kita dapat terserah penyakit DBD dan lain – lain.
-Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya maju. -Kata nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya serangga. -Kata banjir merupakan -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketiga datang musim penghujan maka meluaplah sampah – sampah yang bertumpuk di sungai di selokan dan di parit – parit.
KU : musim KNB :ketiga
Karena sampah sudah memenuhi sungai parit dan yang merasakan dampak itu semua adalah kita semua terutama masyarakat yang berdomisili / bertempat tinggal di sungai.
Kka: masyarakat, berdomisili
Akibat ketidaksadaran dari masyrakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, dari kesemuanya itu, tampa kita sadari
KNB : masyrakat, tampa KS :negatif
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas. -Kata ketiga merupakan kata non baku. Kata bakunya ketika -kata masyarakat merupakan kata kajian. Kata populernya warga. -Kata berdomisili merupakan kata kajian. Kata populernya bertempat tinggal.
Kata masyrakat merupakan kata non baku. Kata bakunya masyarakat. -Kata tampa merupakan kata non baku. Kata bakunya tanpa. -Kata negatif merupakan kata serapan. Kata aslinya negative
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C
3/ K.3
bahwa itu semua akan berakibat negatif bagi kita dan juga masyrakat Untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, indah dan sehat, kita harus membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan
KAB: Lingkungan Kko : bersih, indah, sehat
-Kata lingkungan
merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah -Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan. -Kata indah merupakan kata konkret. Kata abstraknya keindahan. -kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan
Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit, akan menyebabkan banjir, sebab pada saat musim hujan tiba saluran – saluran air akan tersumbat dan terjadilah banjir
KKh: banjir KU : musim
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam. -Kata musim merupakan kata umum. Katan khusunya hujan, panas.
Membuang sampah sembarangan juga
KU: penyakit
-kata penyakit merupakan kata umum. 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D.
4 / K. 4
akan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, demam berdarah, tipus, dan lain – lain. Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan.
Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang penyakit untuk tumbuh dan berkembang
Kata khusunya diare, demam berdarah, tipus.
KAB: Kebersihan, lingkungan
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah
KAB: rumah,berkembang KKO: bersih KU: penyakit
-Kata rumah merupakan kata abstrak. Kata konkretnya kemakmuran. -Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tumbuh dengan pesat. -Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan. -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare
Menguras bak mandi dan menutup semua KKh: nyamuk
-Kata nyamuk 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sumber air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak di sana.
E
5/ K.5
Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimanamana. Baim memiliki kebiasaan buruk yang dilakukannya.
merupakan kata khusus.Kata umumnya serangga.
KNB: tak
-Kata tak merupakan kata non baku. Kata bakunya tidak.
KAB: kebiasaan
-Kata kebiasaan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah sembarangan
Baim harus terbaring Kko: lemas lemas di rumah sakit KU :penyakit karena terkena penyakit diare dan demam berdarah
-Kata lemas merupakan kata konkret. Kata abstraknya sakit -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, DBD
Suatu hari terjadi musim hujan yang berkepanjangan.
KKh: hujan
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim.
Belum lagi penyakit yang dideritanya akibat pasca banjir.
Kka: pasca
-Kata pasca merupakan kata kajian. Kata populernya setelah
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F
G
6 / K. 6
7 / K. 7
Membuang sampah di sembarang tempat akan berakibat tidak baik bagi kesihat tubuh dan lingkungan.
KAb: lingkungan KNb:kesihat
-Kata lingkungan merupakan kata konkret. Kata abstraknya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah -Kata kesihat merupakan kata non baku. Kata bakunya kesehatan.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih dan sehat bebas dari sampah, masyarakat harus disipilin dalam menangani sampah agar tidak menjadi sumber penyakit.
Kko:bersih, sehat KU:penyakit
-Kata bersih merupakan kata konkret. Kata abstraknya kebersihan. -Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan. -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khusunya diare, DBD
Mencerminkan kebersihan adalah sebagian dari iman
KAb: kebersihan
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, tertata rapi.
Dalam masyarakat kita sering dihadapkan pada suatu permasalahan
Kab: alam, lingkungan
-Kata alam merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bumi beserta isinya (tanah,makhluk 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidup). -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah.
alam yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
Hal terburuk yang terjadi akibat tersumbatnya air karena sampah ialah ketika hujan turun maka akan menyebabkan terjadinya banjir.
KKh: hujan, banjir
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim. -Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam.
Rumah terendam air banjir , lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Kko:kotor Kab: Kesehatan
-Kata kotor merupakan kata konkret. Kata abstraknya berserakan, tercemar -Kata kesehatan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya sehat
Jika hal tersebut dibiarkan terus – menerus maka seluruh komponen hidup yang ada di dalam air akan mati akibat air yang sudah tercemar
Kka: komponen Kko: mati
-Kata komponen merupakan kata kajian. Kata populernya kumpulan,kesatuan. -Kata mati konkret,. Kata abstraknya kematian
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H
8 / K.8
Semakin sering manusia membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya maka semakin banyak sampah yang akan menumpuk dan pada akhirnya siklus air tersumbat. Kalau dilihatsepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar, seperti barang – barang yang tidak sempat diselamatkan,tentu membuat kita merasa resah dan kecewa.
Kka: siklus
-Kata siklus merupakan kata kajian. Kata populernya proses, pergantian
KU: membawa, besar Kko: resah, kecewa
-Kata membawa merupakan kata umum. Kata khususnya menjinjing, mengempit. -Kata besar merupakan kata umum. Kata khusunya raya, agung, makro -Kata resah merupakan kata konkret. Kata abstraknya kondisi psikis -Kata kecewa merupakan kata konkret. Kata abstraknya kondisi psikis.
Jadi semoga kita tidak kena musibah banjir, diharapkan pada semua warga sadar akan akibat atau dampak
KKh:banjir KP:warga
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam. -Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuang sampah sembarangan
I
9 / K.9
J
10/ K/10
Musibah yang tidak disangkah – sangkah seperti ini, kalau dilihat sepeleh tetapi kadang membawa kerugian yang sangat besar. Dari penumpukan sampah di sungai dan diparit – parit itu juga mengakibatkan tumbuh dan berkembang jentik – jentik nyamuk dan akibat nyamuk tersebut, bisa terserang penyakit demam berdarah masyarakat yang ada di sekitar atau yang berdomisili
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat banyak
KNb:disangkah – sangkah, sepeleh
Kab: berkembang, KU:tumbuh,penyakit KKh:nyamuk Kka: berdomisili
Kab: lingkungan Kka: khalayak
-Kata disangkah – sangkah merupakan kata non baku. Kata bakunya diduga -Kata sepeleh merupakan kata non baku. Kata bakunya mudah. -Kata berkembang merupakan kata abstrak. Kata konkretnya maju, -Kata tumbuh merupakan kata umum. Kata khususnya tinggi, panjang -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare. -Kata nyamuk merupakan kata khusus. Kata umumnya serangga -Kata berdomisili merupakan kata kajian. Kata populernya sekitar, bertempat tinggal. -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-kata khalayak merupakan kata kajian. Kata populernya masyarakat,
atau khalayak ramai.
K
Supaya tercapainya lingkungan rumah yang sehat perlu ditamankan rasa cinta lingkungan kepada anak sejak masih balita dan selanjutnya masa anak – anak.
KNb:ditamankan Kko: sehat
-Kata ditamankan merupakan kata non baku. Kata bakunya ditanamkan. -Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.
Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan organik
Ks:organik
-Kata organik merupakan kata serapan. Kata aslinya organic
Sungai pun menjadi dangkal sehingga waktu musim hujan air sungai tidak bisa tertampung dengan semana mestinya
KU: musim Knb:semana
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas -Kata semana merupakan kata non baku. Kata bakunya sebagaimana
Knb: pedalaman Kab: aman Kko: indah
-Kata pedalaman merupakan kata non baku Kata bakunya pelosok
11 / K.11 Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-Kata aman merupakan kata abstrak. Kata konkretnya keamanan -Kata indah merupakan kata konkret. Kata abstraknya keindahan.
tepatnya di sebuah Desa kecil yang tertetak di pinggir perairan sungai Mahakam yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat – sangat nyaman, aman, dan indah Kehidupan masyarakat sangatlah mudah baik dalam hal bercocok tanam
Kka:masyarakat KP:bercocok tanam
-Kata masyarakat merupakan kata kajian. Kata populernya warga. -Kata bercocok tanam merupakan kata populer. Kata kajiannya bertani.
Usaha – usaha lainnya karena lingkungan hidup seperti air dan hutan disekitar kampung sangatlah teduh dan nyaman
Kab:lingkungan Kko:teduh
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata teduh merupakan kata konkret. Kata abstraknya cuaca
Semua warga kampung sangat aktif dalam menjaga kebersihan kampung dan kelestariannya hutannya., yang
KP:kampung KS:aktif Kab: kebersihan Kkh:hijau KU:hewan
-Kata kampung merupakan kata populer. Kata kajiannya desa. -Kata aktif merupakan kata serapan. Kata aslinya active. 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangat hijau rimbun, dan teduh. Tempat segala hewan – hewan berteduh
L
12/ K.12
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih, -Kata hijau merupakan kata khusus.Kata umumnya warna. -Kata hewan merupakan kata umum. Kata khususnya sapi,kambing -Kata pemandangan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya pantai, gunung -Kata menegur merupakan kata umum.Kata khususnya memperingatkan. -Kata cepat merupakan kata umum. Kata khususnya deras, kencang,laju.
Langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakan Lukman ingin sekali menegur Pak Hadi, namun Pak Hadi berlalu begitu cepat.
Kab:pemandangan KU:menegur,cepat
Setelah beberapa saat beristirahat diteras rumahnya tiba – tiba hujanpun turun dengan derasnya, yang disertai angin kencang.
KKh: hujan
-Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim
Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi
Kko: dingin, lemas
-Kata dingin merupakan kata konkret. Kata 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
M
dingin dan lemas.
khususnya sakit -Kata lemas merupakan kata konkret. Kata abstraknya sakit.
Lukman sangat sedih Kka:warga Kp:desa dengan musibah yang menimpanya dan warga yang ada di desanya
-Kata warga merupakan kata kajian. Kata populernya masyarakat. -Kata desa merupakan kata populer. Kata kajiannya kampung. -Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana. -Kata struktur merupakan kata abstrak. Kata konkretnya susunan -Kata lenda merupakan kata non baku. Kata bakunya rendah. -Kata perkampungan merupakan kata populer. Kata kajiannya desa
13 / K.13 Bencana banjir yang yang melanda diperkampungan bahkan di perkotaan yang struktur daratan lenda.
KKh: banjir Kab: struktur KNb: lenda KP:perkampungan
Banyaknya sampah yang tertampung hingga musim hujan air sulit mengalir dengan sempurna.
KU:musim
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan.
Air dalam parit pun meluas hingga hingga terjadi
Kka:warga KNb:resiko KU:penyakit
-Kata warga merupakan kata abstrak. Kata konkretnya masyarakat. 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bencana banjir yang banyak membuat warga harus menanggung resiko yaitu rumah tergenang,penyakit diare pun bermunculan.
N
Mengangkat sampah dari sungai dan pemerintah memberi dan mengajak masyarakat mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan. 14 / K.14 Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah. Disanalah terdapat ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang sering hidup berdampingan.
-Kata resiko merupakan kata non baku. Kata bakunya risiko. -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khsusunya diare, DBD. KS:kreasi
-Kata kreasi merupakan kata serapan. Kata aslinya creation
Kab: hutan. Kko:lestari,indah. KU:tumbuhan, binatang.
-Kata hutan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya pohon, tanah. -Kata lestari merupakan kata abstrak. Kata konkretnya terpelihara, dirawat indah merupakan kata konkret. Kata abstraknya keindahan kata tumbuhan merupakan kata umum. Kata khususnya anggrek,tulip -Kata binatang 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan kata umum. Kata khususnya sapi, kambing. Namun, kini hutan telah kehilangan kelestariannya, mereka telah hancur bahkan hilang dengan beralih fungsi menjadi perkebunan dan pemukiman penduduk.
KS:fungsi Kab:perkebunan
-Kata fungsi merupakan kata serapan. Kata aslinya function. -Kata perkebunan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya kebun, ladang
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
O
15/ K.15
Terjadi banjir yang melanda dimana – mana daerah Indonesia yang korban harta benda bahkan nyawa, wabah penyakit menyerang warga.
Memahami tentang lingkungan dilaksanakan oleh sebagian orang, mudahan manusia sadar akan lingkungan yang sering mengencam manusia akibat perbuatan manusia sendiri.
P
16/ K.16
Kita diajak untuk bersama – sama menjaga kebersihan
KKh:banjir Kko: harta KU:Penyakit KP: warga
-Kata banjir merupakan kata khusus. Kata umumnya bencana alam. -Kata harta merupakan kata konkret. Kata abstraknya kaya. -Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare,DBD. -Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat.
Kab: lingkungan KNb:mudahan, mengencam
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata mudahan merupakan kata non baku. Kata bakunya semoga. -Kata mengencam merupakan kata non baku. Kata bakunya mengancam.
Kab:kebersihan Kko:bersih, enak, sehat
-Kata kebersihan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya bersih. 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-Kata enak merupakan kata konkret. Kata khusunya makanan. -Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan.
bersama, agar lingkungan kita selau bersih dan enak dipandang, dan sehat untuk kehidupan kita. Jika kita tidak pernah ingin sadar, tentang apa itu kebersihan lingkungan kita akan mengalami berbagai musibah, contohnya kita membuang sampah dikali akan mengakibatkan penyubatan pada lorong – lorong.
KP:contoh KNb:penyubatan
KU:penyakit Berbagai macam jenis penyakit seperti diare, gatal – gatal, demam, dan berbagai macam penyakit lainnya.
Q
17/ K.17
Suatu sore Anto disuruh ibunya membuang sampah
KNb:disuruh, pembungan
-Kata contoh merupakan kata populer. Kata kajiannya sampel. -Kata penyubatan merupakan kata non baku. Kata bakunya penyumbatan.
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare, DBD.
-Kata disuruh merupakan kata non baku. Kata bakunya diperintahkan. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-Kata pembungan merupakan kata non baku. Kata bakunya pembuangan.
di tempat pembungan sampah.
R
Akibat dari membuang sampah tidak pada tempatnya lingkungan akan menjadi kotor, akibat dari itu terjadilah hujan, hujan itu mengakibatkan banjir.
Kab:lingkungan Kko:kotor KKh:hujan, banjir
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata kotor merupakan kata konkret. Kata abstraknya linkungan yang kotor -Kata hujan merupakan kata khusus. Kata umumnya musim. -Kata banjir merupakan kata khusus.Kata umumnya bencana alam.
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk yang sakit.
Kka:penduduk
-Kata penduduk merupakan kata kajian. Kata populernya warga.
KU:melihat KNb: berfikir
-Kata melihat merupakan kata umum. Kata khususnya menonton, menatap,memandang -Kata berfikir merupakan kata non baku. Kata
18 / K.18 Andi melihat ada sungai, Andi berhenti sejenak lalu berfikir “dari pada saya jauh – jauh membuang sampah,
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bakunya berpikir.
lebih baik buang disini saja’’.
S
19/ K.19
Karena sudah menjadi kebiasaan warga disana tidak mempunyai rasa prihatin terhadap lingkungan akhirnya berdampak buruk bagi semua warga.
Kab:kebiasaan Kab:lingkungan KP:warga
-Kata kebiasaan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya membuang sampah, terlambat. -Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata konkretnya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat.
Akibat yang sangat fatal banyak warga yang diserang penyakit.
KU:penyakit
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya diare,DBD.
Lingkungan sehat, bersih dan asoi adalah idaman setiap manusia.
Kab: lingkungan Kko:bersih, sehat. KNb: asoi
-Kata lingkungan merupakan kata abstrak. Kata abstraknya tempat tinggal, depan rumah, halaman sekolah. -Kata bersih merupakan 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kata konkret. Kata abstraknya kebersihan. -Kata sehat merupakan kata konkret. Kata abstraknya kesehatan. -Kata asoi merupakan kata non baku. Kata bakunya asik. Pada zaman modern Kka:modern dan teknologi KS:teknologi secanggih ini, ternyata “sampah” menjadi momok bagi kita.
-Kata modern mupakan kata kajian. Kata populernya terkini -Kata teknologi merupakan kata serapan. Kata aslinya tecnology.
-Kata minuman Tempat minuman, KU:minuman,makanan merupakan kata umum. Kata khusunya air Kko:sandang, pangan makanan bahkan putih,teh. sandang dan pangan Kka:berkontruksi -Kata makanan juga berkontruksi merupakan kata umum. untuk menambah Kata khususnya nasi, lengkapnya mie pembuangan sampah -Kata sandang dan sembarangan. pangan merupakan kata konkret. Kata abstraknya kemakmuran. -Kata berkontruksi merupakan kata kajian. Kata populernya bentuk, bagian.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maka dengan menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif.
T
Kka:berkontribusi KS:positif
20 / K.20 Hari jumat yang lalu, Kka:desa ketika saya pulang KU:melihat dari sekolah dan melewati jembatan
-Kata berkontribusi merupakan kata kajian. Kata populernya berkerja sama. -Kata positif merupakan kata serapan. Kata aslinya positive.
-kata desa merupakan kata kajiannya. Kata populernya kampung. -Kata melihat merupakan 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kata umum. Kata khususnya menonton, menatap,menegok. -Kata melihat merupakan kata umum. Kata khususnya menonton, menatap, melihat
kecil yang membatasi desaku dengan desa tetangga, tiba – tiba langkah kakiku terhenti karena melihat deni. Musim kemarau telah berlalu dan mulai musim hujan pun menghadang di hadapan mata.
KU:musim KKh:hujan
-Kata musim merupakan kata umum. Kata khususnya hujan, panas.
Terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampah – sampah yang mengapung di permukaan air
KP:warga
-Kata warga merupakan kata populer. Kata kajiannya masyarakat
KU:penyakit,cepat, Deni terserang berkembang biak penyakit muntaber yang memang sangat cepat berkembang biak di tempat yang lembab.
-Kata penyakit merupakan kata umum. Kata khususnya DBD, diare -Kata cepat merupakan kata umum. Kata khususnya deras, kencang, laju. -Kata berkembang biak 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan kata umum. Kata khususnya melahirkan, bertelur.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015 DILIHAT DARI SEGI KETEPATAN DIKSI Kode Kode Karangan Analisis
Sampel Kalimat
Penjelasan
K.1
Terlebih di sungai terlihat jelas terdapat banyak sampah, hingga hitam pekat warna air adanya pencemaran limbah.
Frasa hitam pekat merupakan frasa denotasi. Karena warna hitam pekat merupakan makna sebenarnya yaitu warna apada air karena pencemaran limbah berwarna hitam pekat. Penyakit tak datang dengan kata dahsyat dalam sendirinya kalimat tidak tepat melainkan digunakan, kata lingkungan yang yang bersinonim kotor, sumber dengan kata dahsyat penyakit dapat adalah kata luar tumbuh dengan biasa. Karena kata bahkan luar biasa lebih tepat cepat digunakan pada dahsyat luar biasa berkembangnya kalimat tersebut. sumber penyakit pun terdapat pada penumpukan sampah, limbah
PKDK
PKS Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor, sumber penyakit dapat tumbuh dengan cepat bahkan dahsyat berkembangnya sumber penyakit pun terdapat pada penumpukan
Perbaikan
Pendapat Triangulator Triangulator Alasan 1 2 S TS S TS
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PKID
pabrik ada pada air yang tergenang.
sampah, limbah pabrik ada pada air yang tergenang. Kata hitam pekat merupakan kata indria. Karena kata Terlebih di sungai tersebut terlihat jelas merupakan terdapat banyak pengalaman yang dicerap oleh sampah, hingga pancaindra, yaitu hitam pekat warna penglihatan. air adanya pencemaran limbah. Kata kotor merupakan kata indria. Karena kata
Penyakit tak datang dengan sendirinya melainkan lingkungan yang kotor
tersebut merupakan pengalaman dicerap pancaindra, penglihatan.
yang oleh yaitu
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.2
PKDK
Maka semoga kedepan kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai
Kata ke depan merupakan kata konotasi. Agar menimbulkan fakta yang jelas maka sebaiknya ditambah kata 5 tahun kedepan.
PKS Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,...
K4
PKDK
Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat
Kata ketidaksadaran dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata ketidaksadaran adalah kata kelalaian.Karena kata kelalaian tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Maka semoga 5 tahun lagi kita akan semakin sadar dan tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempatnya apalagi sungai Akibat kelalaian dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat,...
Kata sarang merupakan makna konotasi. Karena sarang itu sendiri 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan menjadi bersih dan tidak menjadi sarang bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang
artinya tempat tinggal hewan (burung). Yang dimaksud penulis sarang itu adalah tempat tinggal bagi penyakit untuk tumbuh dan berkembang.
Kebersihan adalah suatu keadaan dimana tak ada sampah yang berserakan dimana - mana
Kata tak merupakan penggunaan kata ciptaan sendiri. Karena kata tak digunakan orang – orang kalimantan yang artinya tidak. penggunaan kata ciptaan sendiri
PKCS
dapat dipakai apabila sudah mendapat persetujuan dari masyarakat dan dipakai oleh masyarakat tersebut.
PKID
Membersihkan seisi rumah dan lingkungan sekitar akan membuat lingkungan menjadi bersih,....
Kata bersih merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman
yang 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicerap pancaindra, penglihatan.
K.5
PKDK
K.6
PKS
Diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir, kegiatan lainnya lumpuh total.
Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan,.. PKID Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari
oleh yaitu
Frasa lumpuh total merupakan makna konotasi. Karena arti sebenarnya dari lumpuh total adalah keadaan dimana kaki seseorang tidak bisa berfungsi sehingga tidak bisa jalan. Maksud dari penulis menuliskan lumpuh total adalah akibat banjir kegiatan lainnya tidak bisa berfungsi sama sekali Kata tidak baik dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata tidak baik adalah buruk. Karena kata buruk lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Membuang sampah di sembarangan tempat akan berakibat buruk bagi kesehatan tubuh dan lingkungan,..
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbagai macam penyakit,...
Kata bersih merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
K.7 PKID
Lingkungan menjadi kotor serta berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Kata kotor merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan.
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.8
PKS
Musibah yang tidak Kata disangka – sangka dalam disangka – sangka kalimat tidak tepat seperti ini,...
digunakan, kata yang bersinonim dengan kata disangka sangka adalah kata diduga . Karena kata diduga lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
PKID
Karena akibat genangan air dapat membuat lingkungan menjadi kotor, sehingga membuat rasa udara tidak sedap dan segar.
Musibah yang tidak diduga – duga seperti ini,...
Kata kotor dan kata sedap merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan dan perasa.
K.10
PKS
Sampah harus dipilah – pilah yaitu sampah organik dan non organik.
Kata dipilah pilah dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata dipilah pilah adalah kata dikelompokan.
Sampah harus dikelompokkan yaitu sampah organik dan non organik.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PKID Digunakan untuk tanaman sekitar rumah supaya lingkungan rumah tetap hijau.
Karena kata dikelompokan lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Kata hijau merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
K.11
K12
PKID
PKI
Sekarang kisah desaku yang nyaman, aman dan indah itu telah menjadi dongeng sebelum tidur oleh ayahku tercinta.
Kata indah merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
Kelestarian hutannya yang sangat hijau, rimbun dan teduh tempat segala hewan- hewan berteduh
Kata hijau merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan
Kala itu disuatu
Frasa belum
pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
desa, mentari belum bangun dari peraduannya, ayam – ayam jago pun belum melakukan tugasnya.
PKS Kala itu disuatu desa, mentari,... Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang
bangun merupakan frasa idiomatik. Karena frasa belum bangun tersebut adalah ungkapan atau majas Maksud dari penulis menuliskan tersebut adalah mentari yang belum terbit. Kata terbit diibaratkan seperti kata belum bagun. Frasa belum melakukan tugasnya merupakan kata idiomatik . Karena frasa belum melakukan tugasnya tersebut merujuk pada manusia. Artinya adalah ayam jago Pada saat belum berkokok. Lukman melangkahkan Kata mentari kakinya menuju merupakan ke sungai, sinonim dari kata langkahnya matahari. terhenti oleh suatu 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak mengenakkan PKID Tiba – tiba tubuh Lukman menjadi sangat dingin dan lemas,..
Kata mengenakkan dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata mengenakan adalah kata nyaman Karena kata lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
pemandangan yang tidak nyaman.
Kata dingin merupakan kata indria. Karena kata tersebut merupakan
K.13
PKS
,..Mengajak masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
K.14
PKI
Disanalah terdapat
pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu peraba Kata mengajak dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata mengajak adalah kata menghimbau Karena kata menghimbau lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
Mengimbau masyarakat untuk mengolah limbah sampah menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan.
Frasa hidup 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ribuan jenis tumbuhan dan binatang yang saling hidup berdampingan
Kini hutan bahkan seakan marah kepada manusia.
berdampingan merupakan frasa idiomatik Karena frasa tersebut merupakan ungkapan atau majas. kata hidup berdampingan dipakai oleh dua orang manusia layaknya suami dan istri. Maksud penulis ribuan jenis tumbuhan dan binatang hidup saling bergantung dengan yang lain. Frasa seakan marah merupakan frasa idiomatik. Karena frasa tersebut merupakan ungkapan atau majas. kata seakan marah merupakan kata sifat dasar yang dimiliki manusia. Maksud penulis adalah hutan sekarang 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PKID Dahulu hutan kami sangat lestari dan indah.
sudah kering bahkan tidak berfungsi lagi bahkan sering terjadinya bencana. Hal tersebut diibaratkan marah. Kata indah merupakan kata indria. Karena kata indah tersebut merupakan pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu penglihatan
K.15
PKDK
Lingkungan merupakan istana pertama tempat manusia menaruh kehidupannya.
Kata istana merupakan makna konotasi. Kata istana adalah tempat tinggal bagi raja dan ratu, istana biasanya besar, dan indah Maksud penulis memakai kata istana adalah lingkungan merupakan tempat tinggal manusia.
K.16
PKS
,.. serta sampah yang dapat didaur
Kata penghasilan hidup dalam kalimat
,.. serta sampah yang dapat didaur 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan penghasilan hidup.
K.17
PKS
Suatu sore Anto disuruh ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
K.18
PKS
Rumah dan segalanya terlelap oleh banjir.
K.19
PKI
,..Bersahabat dengan lingkungan,
tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata penghasilan hidup adalah kata mata pencaharian Karena kata mata pencaharian lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut. Kata disuruh dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata disuruh adalah kata diperintahkan Karena kata diperintahkan lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut. Kata terlelap dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata terlelap adalah kata tergenang Karena kata lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
ulang dapat kita gunakan untuk keperluan dan mata pencaharian,.
Suatu sore Anto diperintahkan ibunya membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
Rumah dan segalanya tergenang oleh banjir.
Kata bersahabat merupakan frasa 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan bersahabat maka kita pun saling menghargai
PKS Lingkungan sehat, bersih dan asoi adalah idaman setiap manusia.
idiomatik. Karena kata tersebut merupakan ungkapan atau majas. Kata tersebut dipakai pada dua orang manusia yang menjalin relasi yang dekat. Maksud penulis adalah kita harus menjalin relasi yang dekat dengan lingkungan, agar lingkungan dan manusia bisa hidup berdampingan.
Lingkungan sehat, bersih dan asik adalah idaman setiap manusia.
Kata asoi dalam kalimat tidak tepat digunakan, kata yang bersinonim dengan kata asoi adalah kata asik Karena kata asik lebih tepat digunakan pada kalimat tersebut.
K.20
PKID
Deni terserang penyakit muntaber yang memang sangat cepat berkembang biak di
Kata lembab merupakan kata indria. Karena kata lembab tersebut merupakan 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tempat yang lembab.
pengalaman yang dicerap oleh pancaindra, yaitu peraba.
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS DATA DAN TRIANGULASI PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN GURU – GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR, PADA TAHUN 2015 DILIHAT DARI SEGI KECERMATAN DIKSI Kode
K.1
Kode analisi s
Sampel Kalimat
Penjelas
perbaikan
PSTK
Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak akan asing lagi,..
Kata akan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Kebiasaan buruk dengan membuang sampah sembarangan sudah tak asing lagi,..
Bahkan seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
Kata bahkan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
seakan sudah terbiasa lingkungan kotor sudah menjadi ciri khas warga kota.
Pendapat Triangulat or 1 S TS
Triangulat or 2 S TS
ALASAN
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.2
PSTK
Bukan dengan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran.
Kata dengan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Bukan membiarkannya dengan bermain di lingkungan yang penuh dengan kotoran.
Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, dari kesemuanya itu tanpa kita sadari bahwa itu semua akan berakibat negatif bagi kita dan juga masyarakat
Frasa dari kesemuanya itu, kata bahwa, kata itu semua dan kata juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Akibat ketidaksadaran dari masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat, seperti diselokan, parit dan sungai, tanpa kita sadari akan berakibat negatif bagi kita dan masyarakat
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.3
K.4
PSTK
PSTK
Demikian juga apabila sampah dibuang kedalam parit akan menyebabkan banjir.
Kata demikian juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
apabila sampah dibuang kedalam parit akan menyebabkan banjir.
Membuang sampah sembarangan juga akan menimbulkan berbagai macam penyakit,...
Kata juga, dan kata macam akan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Frasa untuk dilakukan, frasa yang datang, dan kata yang sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis.
Membuang sampah sembarangan menimbulkan berbagai penyakit,...
Kebersihan sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan kebersihanlah yang akan menjaga kita
Kebersihan sangatlah penting .karena dengan kebersihanlah akan menjaga kita dari ancaman – ancaman penyakit 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.5
PSTK
dari ancaman – ancaman penyakit yang datang.
Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting untuk dilakukan.
Kata juga sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata hanya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Frasa diantaranya adalah dihilangkan, karena adanya
Ketika membuang sampah, Baim hanya membuang sampah di selokan depan rumahnya.
Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang
Selain menjaga kebersihan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga penting untuk dilakukan.
Ketika membuang sampah, Baim membuang sampah di selokan depan rumahnya.
Akibat dari kejadian tersebut, banyak hal buruk yang menimpanya, seluruh 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menimpanya, diantaranya adalah seluruh harta bendanya rusak akibat banjir,...
K.6
PSTK
pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Membuang sampah Kata akan sebaiknya di sembarangan dihilangkan, karena tempat akan adanya pemakaian kata berakibat tidak baik yang tidak ekonomis. bagi kesehatan tubuh Pemakaian struktur dan lingkungan. yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan banyak masalah pada lingkungan.
K.7
PSTK
Permasalahan –
Kata banyak sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata permasalahan,
harta bendanya rusak akibat banjir,...
Membuang sampah di sembarangan tempat berakibat tidak baik bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.
Sampah sebaiknya dibuang di tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan masalah pada lingkungan.
Permasalahan tersebut 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.8
PSTK
permasalahan tersebut timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang telah alam ini berikan
telah sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
timbul karena ulah manusia yang tidak mampu berterima kasih atas nikmat yang alam ini berikan
Setelah dinikmati maka pada akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangkan dampaknya kedepan, bahkan manusia tidak pernah sadar bahwa hal yang dilakukan berdampak sangat fatal bagi kehidupan.
Kata bahkan, kata pernah, kata hal, kata sangat.dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata dimana – mana sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh
Setelah dinikmati maka pada akhirnya manusia tidak pernah mempertimbangkan dampaknya kedepan, manusia tidak sadar bahwa yang dilakukan berdampak fatal bagi kehidupan.
Dimana – mana kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun disekolah,...
kita sering melihat tulisan, baik dipinggir jalan maupun disekolah,...
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. PUM
K.9
PSTK
K.10
PSTK
Kata disangkah – sangkah mengandung pemakaian unsur yangmubazir. Kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang – ulang. Sebaiknya kata disangkah – sangkah tidak perlu diulang – ulang. Kata ada, dan kata yang Di Indonesia masih sebaiknya dihilangkan, banyak masyarakat karena adanya kurang pemakaian kata yang memperhatikan tidak ekonomis. tempat membuang sampah sehingga ada Pemakaian struktur yang tidak ekonomis sungai yang tercemar oleh ditandai oleh sampah. pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Lingkungan tempat Kata banyak, dan kata tinggal kita dimana sebaiknya merupakan hal yang dihilangkan, karena tidak terlepas dari adanya pemakaian kata Musibah yang tidak disangkah – sangkah seperti ini,...
Musibah yang tidak disangkah seperti ini,...
Di Indonesia masih banyak masyarakat kurang memperhatikan tempat membuang sampah sehingga sungai tercemar oleh sampah.
Lingkungan tempat tinggal kita merupakan hal yang tidak terlepas dari masyarakat atau khalayak 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.11
PSTK
masyarakat banyak atau khalayak ramai, dimana kesadaran masing – masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
ramai, kesadaran masing – masing anggota rumah berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Termasuk yang paling mudah kita ajari kepada anak bagaimana supaya rumah tetap bersih.
Kata supaya sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Termasuk yang paling mudah kita ajari kepada anak bagaimana rumah tetap bersih.
Kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur,...
Frasa kurang lebih sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
dua puluh tahun yang lalu di pedalaman Kalimantan Timur,...
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PUM
K.12
PSTK
Ayah selalu menceritakan kepada anak – anaknya dan cucu – cucunya, bahwa dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah,...
Kata bahwa sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
,....yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat – sangat nyaman, aman, dan indah
Kata sangat – sangat mengandung pemakaian unsur yangmubazir. Kemubaziran itu ditandai oleh pemakaian kata yang diulang – ulang. Seharusnya kata sangat tidak perlu diulang – ulang. Kata ke, dan kata suatu sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju ke sungai, langkahnya terhenti oleh suatu pemandangan yang tidak mengenakkan.
Ayah selalu menceritakan kepada anak – anaknya dan cucu – cucunya, dulu kehidupan masyarakat sangatlah mudah,...
,....yaitu kampung Mahakam Tebaq yang sangat nyaman, aman, dan indah
Pada saat Lukman melangkahkan kakinya menuju sungai, langkahnya terhenti oleh pemandangan yang tidak mengenakkan.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. K.13
K.14
PSTK
PSTK
Di Indonesia sering kita mendengar dari televisi, koran, dan radio.
Kata ke, dan kata suatu sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
sering kita mendengar dari televisi, koran, dan radio.
Banjir terjadi diakibatkan oleh sampah – sampah warga yang tertampung di sungai atau pun di kali – kali.
Partikel pun sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Banjir terjadi diakibatkan oleh sampah – sampah warga yang tertampung di sungai atau di kali – kali.
Akibat dari itu, saat ini hutan telah kehilangan fungsinya,...
Frasa saat ini sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis.
Akibat dari itu, hutan telah kehilangan fungsinya,...
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
K.15
PUM
,..menebang pohon dan membunuh binatang – binatang demi kepentingan pribadi – pribadi dan kantong – kantong mereka sendiri
PSTK
Namun banyak manusia yang belum menyadari tentang lingkungannya,sehin gga perbuatan manusia sering merusak lingkungan.
Kata binatang, kata pribadi, kata binatang sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata perbuatan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
,..menebang pohon dan membunuh binatang demi kepentingan pribadi –dan kantong mereka sendiri
Namun banyak manusia yang belum menyadari tentang lingkungannya,sehingga manusia sering merusak lingkungan
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.16
PSTK
K.17
PSTK
Karena kita diajak untuk bersama – sama menjaga kebersihan bersama dan agar lingkungan kita selalu bersih dan enak dipandang,..
Kata dan sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit– belit. ,...tapi Anto ternyata Mulai dari kata di tempat yang bukan membuang sampah tempat pembuangan itu di tempat yang sampah sebaiknya bukan tempat pembuangan sampah dihilangkan. Sebaiknya diganti dengan kata sembarangan karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan banyak penduduk
Kata banyak sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata
Karena kita diajak untuk bersama – sama menjaga kebersihan bersama agar lingkungan kita selalu bersih dan enak dipandang,..
,...tapi Anto ternyata membuang sampah itu sembarangan.
Cuaca yang kotor itu mengakibatkan penduduk yang sakit. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sakit.
K.18
PSTK
Andi pun bergegas mengambil sampah itu.
Akibat yang sangat fatal banyak warga yang diserang penyakit.
yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Partikel pun sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata sangat dan yang setelah kata “warga” sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
Andi bergegas mengambil sampah itu.
Akibat yang fatal banyak warga diserang penyakit.
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
K.19
PSTK
Kebersihan lingkungan atau lingkungan sehat adalah idaman setiap manusia.
K.20
PSTK
Terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga
Frasa kebersihan lingkungan, dan kata atau sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit. Kata tinggi dan kata para sebaiknya dihilangkan, karena adanya pemakaian kata yang tidak ekonomis. Pemakaian struktur yang tidak ekonomis ditandai oleh pemakaian struktur yang berpanjang – panjang atau berbebelit – belit.
lingkungan sehat adalah idaman setiap manusia
Terlihat jelas sungai Belawan mulai menggenangi halaman rumah warga.
Yogyakarta, 24 Januari 2017 Triangulator I
Triangulator II
Drs Petrus Hariyanto, M,Pd
Septina Krismawati, S.S., M.A 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
BIODATA
Brigitta Swaselia Kasita yang akrab dipanggil Sita adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang lahir di Jakarta pada tanggal 9 November 1993. Putri kedua dari pasangan Titus Priyo Harjatmo dan Maria Magdalena Namarawati ini mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1999 – 2000 di TK Tarakanita Barito. Pada tahun 2000 – 2006, ia melanjutkan pendidikan di SD Tarakanita Gading Serpong, kemudian lulus sekolah menengah pertama di SMP Tarakanita Gading Serpong pada tahun 2009. Pada tahun 2009 – 2012, ia melanjutkan sekolahnya ke SMA Tarakanita Gading Serpong. Setelah tamat SMA, ia melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sejak tahun 2012 hingga tahun 2016, ia terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diselesaikan dengan menulis skripsi berjudul Analisis Penggunaan Diksi Pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, Pada Tahun 2015.