ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor)
Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN
FITRIA FISSAMAWATI. Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Pasar Baru Bogor ). Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO. Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, hal ini dapat di ketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah, berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumen dapat melakukan pembelian sayuran di berbagai alternatif tempat. Alternatif tempat itu diantaranya : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Dan jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka akan dianalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen tersebut, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji. Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran. 2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan. 3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor. Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini. 2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui penyeberan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan tertutup, sedangkan data sekunder yang di peroleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Pengambilan sampel di lakukan dengan cara purposive yaitu : metode penentuan sampel dimana sampel yang di ambil berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan pertimbangan itu di dasarkan pada tujuan penelitian. Responden yang di ambil sebanyak 30 orang. Analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif, important performance analysis, dan customer satisfication indeks Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik konsumen menurut umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, pengeluaran untuk membeli
sayuran memberikan gambaran menyeluruh tentang karakteristik konsumen di Pasar Baru Bogor. Pendapatan per bulan merupakan alasan utama konsumen melakukan pembelian di Pasar Baru Bogor, di mana rata – rata yang berpenghasilan menengah kebawah lebih senang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor hal ini di sebabkan karena harga sayuran yang dijual lebih murah dan terjangkau. Pada diagram kartesius atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I di antaranya garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Pada kuadran II atribut tersebut diantaranya keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran. Pada kuadran III, atribut tersebut diantaranya keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Pada kuadran IV, atribut tersebut di antaranya lokasi pasar yang sangat terjangkau. Nilai Customer Satisfaction Index yang di peroleh diantaranya 81 – 100 Sangat puas, 66 - 80.99 Puas, 51 - 65.99 Cukup, 35 - 50.99 Kurang Puas, 0 - 34.99 Tidak Puas. Di ketahui bahwa nilai CSI berada pada kriteria puas, kriteria puas sudah merupakan hal yang baik yang di rasakan konsumen terhadap atribut – atribut yang ada khususnya pada atribut keragaman jenis sayuran, kualiatas kesegaran sayuran, dan harga sayuran. Hal ini perlu di pertahankan dan jika perlu ditingkatkan lagi. Namun untuk atribut keramahan penjual, luas areal parkir yang tersedia dan keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk di nilai konsumen masih belum memuaskan sehingga hal ini menyebabkan nilai index kepuasan konsumen belum berada pada taraf sangat puas.
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus Di Pasar Baru Bogor) Oleh : FITRIA FISSAMAWATI A 14105548
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Judul Skripsi
: Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor )
Sayuran Di
Pasar
Nama
: Fitria Fissamawati
NRP
: A 14105548
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir.Yayah K. Wagiono, M.Ec NIP. 131 473 953
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KEPUASAN DAN KEPENTINGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( STUDI KASUS PASAR BARU BOGOR ) BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN – BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Januari 2009
Fitria Fissamawati A 14105548
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 30 juni 1984 di Bogor, penulis lahir dari pasangan Bapak H. Ferry Adnan, MSi dan Ibu Hj. Rachmatullaily SE, MM. Pada tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 002 Rengat Riau. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Rengat Riau, serta menamatkan pendidikan SMU di SMUN 1 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Teknisi Usaha Ternak Daging Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Tahun 2005 penulis menamatkan kuliah di Diploma dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan rezeki yang di berikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor ) dapat di selesaikan, adapun tujuan dari
penelitian ini
yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran. 2. Menganalisis penilaian konsumen sauyran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan. 3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor. Kegunaan dari penelitian ini yaitu : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini. 2. Sebagai sarana yang efektif
dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta
kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pembimbing atas saran, masukan dan dorongan. Kepada pengurus UPTD Pasar Baru Bogor dan DIPERINDAGKOP Kota Bogor yang telah bersedia membantu dalam
memberikan informasi yang penulis butuh kan selama penelitian, Serta semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2009
Penulis Fitria Fissamawati A 14105548
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, yaitu : 1. Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Ir. Popong Nurhayati, MM. sebagai Dosen Penguji saat ujian sidang yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis. 3. Tintin Sariyanti SP.MM sebagai penguji sidang dari komisi pendidikan yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis. 4. Febriantina Dewi SE,MSc sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis. 5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan nasehat, Drs.H. Ferry Adnan MSi dan Hj.Rachmatullaily SE.MM. Adik-adik M.Alfarissy dan Farhan Fadhzurahman. 6. Suamiku tercinta Lettu.Arm.Yoga Permana S.IP dan buah hatiku Azzahra Ashshabirah yang telah memberikan semangat dalam hidupku. 7. Mertuaku yang selalu memberikan doa, Brigjen TNI (Purn) H.Said Mudjito S.IP MBA dan HJ.Nurhasanah 8. Pengurus
UPTD Pasar Baru Bogor yang telah bersedia diwawancarai dan
memberikan data yang penulis butuhkan 9. Sahabat-sahabatku tercinta : Sonny, Rita, Ririn, Fresti, Dhimas, Wildan, Bayu, Sandy, Dicky, Endy, Fajar Alumni SMU N 1 Bogor Angkatan 2003, dan seluruh anak ekstensi.
10. Staf Sekretariat MAB : Mbak Nur, Mbak Rahmi, Mbak Riska, Mbak Maya, Mas Aji, Mas Agus dan semu staf lainnya yang telah membantu dalam memfalitasi proses pendidikan terutama saat penelitian. Semoga Allah SWT, membalas semua amal kebaikan dan semoga kita menjadi hamba yang selalu menjadikan Allah SWT, sebagai penolong kita. Amin
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….
xiii xv
I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1.2 Perumusan Masalah ………………………………………….. 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 1.4 Kegunaan Penelitian ………………………………………….
1 1 7 9 10
II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………..... 2.1 Pengertian Sayuran …………………………………………… 2.2 Pengertian Pasar ……………………………………………… 2.3 Studi Terdahulu ………………………………………………. 2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur …………………………….. 2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar …………………………....... 2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen ..... 2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ….....
11 11 13 17 17 19 21 24
III KERANGKA PEMIKIRAN ………………………………….... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ……………………………….... 3.1.1 Definisi Konsumen ………………………..………………. 3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen ………………..……………... 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen……..……………. 3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan……………………….....………… 3.1.3.2 Pencarian Informasi……………………………....……… 3.1.3.3 Evaluasi Alternatif………………………………...……. 3.1.3.4 Keputusan Pembelian …………………………………… 3.1.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian…………………………..… 3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian .. 3.1.5 Atribut dan Dimensi Produk ……………………………... 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional …………………………….
25 25 25 25 25 26 27 28 28 29 29 30 32
IV METODE PENELITIAN ………………………………………. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………… 4.2 Jenis dan Sumber Data ………………………………………. 4.3 Metode Pengambilan Sampel ………………………………… 4.4 Instrumen Penelitian …………………………………………. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ………………………. 4.5.1 Analisis Deskriptif ……………………………………….. 4.5.2 Metode Important Performance Analysis (IPA) ................. 4.5.3 Metode Customer Satisfaction Index (CSI) ....................... 4.6 Batasan dan Definisi Operasional ……………………………
35 35 35 36 37 37 37 37 40 42
V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN......................................
43
5.1 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor………………..…. 5.2 Karakteristik Umum Responden……………………………..... 5.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen…………………….... 5.3.1 Pengenalan Kebutuhan………………………………………. 5.3.2 Pencarian Informasi……..……………………………….…. 5.3.3 Evaluasi Alternatif………...………………………………... 5.3.4 Proses Pembelian ………..………………………………… 5.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian..……………………………….
43 47 51 51 54 55 57 58
VI ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA…. 6.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran di UPTD Pasar Baru Bogor…................………………………. 6.1.1 Keragaman Jenis Sayuran yang Tersedia……………….... 6.1.2 Kesegaran Sayuran………………………………………... 6.1.3 Keramahan dan Pelayanan Penjual dalam Bertransaksi….. 6.1.4 Garansi Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan Sayuran……………………………………........................... 6.1.5 Harga Sayuran……………………………..………………. 6.1.6 Pemasaran Langsung……………………………………... 6.1.7 Lokasi Pasar………………………………………………. 6.1.8 Luas Areal Parkir yang Tersedia………….………………. 6.1.9 Keamanan Kendaraan di Areal Parkir……………………. 6.2 Diagram Kartesius Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran di UPTD Pasar Baru Bogor………..............…………………. 6.2.1 Kuadran Prioritas Utama………………..…………………. 6.2.2 Kuadran Pertahankan Prestasi…………..…………………. 6.2.3 Kuadran Prioritas Rendah………………………………… 6.2.4 Kuadran Berlebihan………………………………………. 6.3 Customer Satisfaction Index (CSI)……………………………
59
VII KESIMPULAN………………………………………………… 7.1 Kesimpulan…………………………………………………...
75 75
VIII REKOMENDASI……………………………………………….
77
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………. LAMPIRAN …………………………………………………………
79 81
DAFTAR TABEL
59 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 70 70 71 73 73
Judul
Halaman
1. Produksi Sayuran di Indonesia dari tahun 2001-2006…………
1
2. Produksi Sayuran di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007 ………
3
3. Penjualan Sayuran di Matahari Market Place Ekalokasari Bogor..........................................................................................
4
4. Pasar Tradisional yang terdapat di Kota Bogor………………..
5
5. Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling Bulan Agustus 2008 .........................…………
6
6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006…………..
8
7. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu...........
24
8.
47
Sebaran Responden Berdasarkan Lokasi/Tempat Tinggal…….
9. Sebaran Responden Berdasarkan Usia………………………...
48
10. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir……….
48
11. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan……………………
49
12. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga/Bulan...
50
13. Sebaran Responden Berdasarkan Pengeluaran / Bulan Untuk Membeli Sayuran…................................................................….
50
14. Tingkat Kepentingan Responden Mengkonsumsi Sayuran…….
52
15. Alasan Responden Mengkonsumsi Sayuran…………………..
52
16. Sebaran Frekuensi Pembelian Sayuran yang Dilakukan oleh Responden di Pasar Baru Bogor………………………….
53
17. Frekuensi Respoden Mengkonsumsi Sayuran Dalam Setiap Minggu….....................…………………………………………
53
18. Sumber Informasi yang Diperoleh Oleh Konsumen...................
54
19. Hal – hal yang Menjadi Pertimbangan Responden Hingga Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor Daripada Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling…………………………… 55 20. Alternatif Tempat Pembelian Sayuran yang Dilakukan Oleh Responden Selain di Pasar Baru Bogor…................................……..
56
21. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Berbelanja di Pasar Baru Bogor……..................................…………………… 57 22. Jenis Sayuran yang Menjadi Prioritas Responden di Pasar Baru Bogor..........................…………………………………………….
57
23. Sebaran Kepuasan Responden Setelah Membeli Sayuran di Pasar Baru Bogor……...............................……………………………...
58
24. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keragaman Jenis Sayuran yang Tersedia............................................................................................
60
25. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kesegaran Sayuran...................
61
26. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keramahan dan Pelayanan Penjual Dalam Bertransaksi……..........................................……
62
27. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Garansi/Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan Sayuran………………………….
63
28. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Harga Sayuran..........................
64
29. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keaktifan Penjual Dalam Memasarkan atau Menawarkan Produk……………………………
65
30. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Lokasi Pasar yang Sangat Terjangkau………………………............................................……
66
31. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Luas Areal Parkir yang Tersedia..
67
32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keamanan Kendaraan di Areal Parkir…………………...........................................………..
67
33. Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor..
68
34. Perhitungan CSI…………………………………………………
74
35. Nilai Index Kepuasan Konsumen……………………………….
75
36. Dimensi Atribut yang Dipakai dalam Penelitian........................... DAFTAR GAMBAR
91
Judul 1. Model Proses Pembelian Lima Tahap ………………………...
Halaman 26
2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Kesesuaian………………………………………………………
27
3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif
………………..
28
4. Tahap–Tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian….
29
5. Kerangka Pemikiran Operasional ……………………………..
34
6. Stuktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor…………………..
45
7. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor………………………………….
69
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, ini dapat diketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumsi sayuran berkaitan dengan produksi sayuran, jika dilihat produksi sayuran di Indonesia beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan (hal ini dapat dilihat pada Tabel 1), tetapi tidak semua masyarakat menyadari akan pentingnya mengkonsumsi sayuran hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan rata-rata masyarakat yang masih rendah. Tabel 1. Produksi Sayuran di Indonesia tahun 2001 – 2006 Tahun Produksi ( Ton ) 2001 * 6.919.624 2002 7.144.745 2003 8.574.870 2004 9.059.676 2005 9.101.986 2006 9.350.436 Rata - Rata 8.358.556.167 Ket : * Sejak tahun 2001 termasuk 4 propinsi baru Sumber Departemen Pertanian 2007. Jika dilihat data dari Tabel 1, dari tahun 2001 sampai tahun 2006 produksi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan persentase peningkatan sebesar 34,27 % dengan rata – rata produksi pertahun 8.358.556.167/ton. Walaupun angka
2
produksi sudah mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran masyarakat di Indonesia. Rahardi (2001) menyatakan seseorang
mengkonsumsi sayuran sekitar
bahwa idealnya
200 gram/hari, ini bertujuan agar
metabolisme didalam tubuh tidak terganggu sebagai akibat dari kekurangan serat. Fakta ini mengindikasikan bahwa pasar untuk komoditi sayuran masih terbuka. Dari segi ekonomi, sayuran memegang peran penting sebagai sumber pendapatan petani, pedagang, maupun penyerapan tenaga kerja. bahkan secara nasional, sayuran mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Pada tahun 2007, PDB berdasar harga konstan mencapai Rp17,275 triliun ( Ditjen Hortikultura, 2008). Dalam penelitian ini jenis sayuran yang dibahas antara lain : cabe merah keriting, cabe merah teropong, cabe hijau, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, dan kacang panjang. Peneliti membatasi pada beberapa jenis komoditas sayuran di atas dikarenakan jenis komoditas sayuran tersebut adalah jenis sayuran yang paling dominan yang terdapat di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, Swalayan, dan Pedagang sayur keliling. Dalam penelitian ini reponden yang dipilih harus sudah pernah melakukan pembelian sayuran di ketiga tempat tersebut, yaitu : Pasar Tradisonal Pasar Baru Bogor yang lebih dikenal dengan nama Pasar Bogor yang berlokasi di Jln.Surya Kencana. Pasar Baru Bogor ini merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Bogor yang menjual beraneka ragam jenis sayuran. Tabel 2. Produksi Sayuran (Ton) di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007 Jenis Sayuran Cabe Rawit Bawang Merah Bawang Putih Kentang
Bogor 2,84 0 0 99
Jawa Barat 79,71 116,14 770 337,36
3
Tomat 7,02 267,21 Kol 287 44,45 Wortel 4,08 130,55 Buncis 7,26 96,84 Bayam 17 23,58 Kangkung 22,05 83,73 Kacang panjang 16,16 145,06 Total 462,41 2,094.63 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat/ 2007 Dari data diatas jumlah produksi bawang merah dan bawang putih pada tahun 2007 untuk kota Bogor di datangkan dari daerah lain di Jawa Barat. Dari data diatas produksi sayuran di Kota Bogor diperoleh sebesar 38,5 ton/bulan, sedangkan untuk Jawa Barat di peroleh sebesar 174,55 ton/bulan. Hasil-hasil produk sayuran diatas umumnya dijual di pasar, pasar itu sendiri terbagi 2 jenis yaitu : pasar tradisional dan pasar modern Kehadiran pasar modern sejak tahun 90 an menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Namun ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 pasar modern sempat mengalami guncangan. Pada saat itu tindakan penjarahan dan pembakaran pusat perbelanjaan membuat bisnis ini tidak stabil, tetapi pada tahun yang sama pasar tradisional terbukti masih tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, hingga beberapa tahun setelah krisis terjadi pasar modern mulai bangkit kembali. Kini pasar modern menjual beraneka ragam sayuran diantaranya dapat di lihat pada data Tabel 3 . Tabel 3. Penjualan Sayuran Pada Bulan Desember 2008 di Matahari Market Place Ekalokasari Bogor Jenis Sayuran Cabe merah keriting Cabe merah teropong Cabe hijau
Harga/Kg (Rp) 33.590 28.590 22.950
Penjualan ( Rp ) 785.611 547.319 106.290
Penjualan ( Kg ) 35.03 23.84 4.72
4
Cabe rawit 25.950 332.220 Tomat 7.250 2.008.501 Kol 11.250 797.523 Wortel 6.950 6.950 Buncis 12.250 302.878 Bayam 8.500 526.134 Kacang panjang 12.250 297.732 Sumber : Matahari Market Place Ekalokasari Bogor / 2008 Berdasarkan data penjualan di atas
12.8 356.09 70.89 1 24.81 61.9 24.3
dapat di ketahui bahwa sayuran
paling banyak terjual adalah tomat mencapai
angka penjualan sebesar
yang Rp
2.008.501 Kg dan yang paling sedikit terjual adalah wortel dengan jumlah penjualan sebesar 1 Kg. Disamping pasar modern terdapat juga pasar tradisional yang sangat berbeda dengan pasar modern jika dilihat fisik pasar tradisional (bangunan dan infrastuktur) relatif tua. Pemeliharaan yang kurang menimbulkan kesan pasar tidak terawat, kumuh tidak nyaman dan aman. Meskipun demikian, tidak seluruh pasar tradisional memiliki kondisi fisik yang demikian, terdapat di antaranya yang masih rapih, bersih, dan aman, tetapi masih dengan pola pengelolaan yang tradisional (Pusat Penelitian dan Pengembangan Dalam Negeri, 2006). Menurut data yang di peroleh dari Departemen Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, saat ini terdapat 7 pasar tradisional yang ada di Kota Bogor, di antaranya : Pasar Kebon Kembang (Pasar Anyar), Pasar Baru Bogor, Pasar Jambu Dua, Pasar Sukasari, Pasar Merdeka, Pasar Padasuka, dan Pasar Gunung Batu, berikut data luas tanah, bangunan, kios/los yang terdapat di pasar – pasar tersebut. Tabel 4. Pasar Tradisional yang Terdapat di Kota Bogor Nama Pasar
Alamat Pasar Di Bogor
Pasar Kebon Kembang Jln. Dewi sartika Pasar Baru Bogor Jln. Surya kencana
Luas Tanah (m²) 15.914 14.687
Luas Bangunan (m²) 21.731 29.436
Jmlh Kios
2.346 2.250
5
Pasar Jambu Dua Jln. Ahmad yani 6.124 449 Pasar Merdeka Jln.Perintis Kemerdekaan 5.985 12.795 Pasar Devreies * Jln. Veteran Panaragan 400 160 Pasar Taman Anggrek * Jln.Pemuda 506 353 Pasar Taman Kencana * Jln. Ceremai 104 104 Pasar Sukasari Jln. Siliwangi 5.450 4.702 Pasar Padasuka Jln. Padasuka 2.168 1.282 Pasar Gunung Batu Jln. Raya gunung batu 2.495 134 Ket :* Pengelolaannya berada di bawah UPTD Pasar Merdeka Sumber Diperindagkop Kota Bogor 2007
756 878 48 28 18 275 220 203
Salah satu dari ke tujuh pasar tradisional di Kota Bogor adalah Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor yang berdiri sudah cukup lama, pasar ini berdiri sejak tahun 1870 an, tetapi mulai dikelola oleh Pemerintah pada tahun 1970 an, dan mengalami perkembangan yang pesat setelah di bangun Plaza pusat perbelanjaan pasar Bogor pada tahun 1990 an. Pasar tradisional Pasar Baru Bogor ini juga menjual beraneka ragam sayuran dengan harga yang cukup terjangkau terutama untuk masyarakat menengah kebawah, lokasi dari Pasar tradisional pasar baru Bogor ini sendiri cukup strategis sehingga mudah di jangkau. Selain dari kedua jenis pasar di atas, sayuran juga di perjual belikan oleh Pedagang sayur keliling. Pedagang sayur keliling ini pada umumnya berjualan di wilayah perumahan yang salah satu tujuannya adalah memberikan servis kepada konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja di pasar tradisional atau swalayan. Pengguna jasa pedagang sayur keliling ini umumnya adalah ibu rumah tangga. Pedagang sayur keliling ini membeli sayurannya di pasar tradisional yang kemudian di jual lagi di wilayah perumahan.
6
Jika dilihat dari segi harga, harga sayuran pada pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling berbeda, untuk mengetahui harga-harga tersebut dapat di lihat pada Tabel 5 Tabel 5.Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling di Perumahan Taman Cimanggu Bogor Bulan Agustus 2008 Harga Sayuran (Rp) Jenis Sayuran
Satuan
Pasar Tradisional Pedagang Sayur Swalayan Pasar Baru Bogor Keliling (Giant) Cabe merah keriting Kg 18.000 20.000 24.900 Cabe merah teropong Kg 16.000 18.000 24.950 Cabe Hijau Kg 8.000 10.000 14.990 Cabe Rawit Kg 24.000 18.000 27.500 Bawang Merah Kg 9.000 12.000 10.900 Bawang Putih Kg 5.000 6.000 3.990 Kentang Kg 4.000 4.500 5.990 Tomat Kg 4.000 4.000 3.990 Kol Kg 5.000 4.000 6.950 Wortel Kg 3.000 3.500 3.450 Buncis Kg 5.000 6.000 5.950 Bayam / Kangkung Ikat 500 500 990 Kacang Panjang Kg 6.000 6.000 6.500 Sumber : UPTD Pasar baru Bogor, Pedagang sayur keliling Perumahan Taman Cimanggu Bogor, Giant Hypermart Bogor
Dari data harga
sayuran di atas
di simpulkan bahwa sayuran yang
di
perjual belikan di Pasar Tradisional umumnya jauh lebih murah ketimbang di Pedagang sayur keliling atau Swalayan, namun harga sayuran di Pasar Tradisional tidak semuanya murah seperti harga kol di Pasar Tradisional Rp 5.000,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 4.500,-/Kg dan adapula di Swalayan yang harga nya sedikit lebih murah daripada di Pedagang sayur keliling dan Pasar Tradisional, seperti harga bawang merah di Swalayan Rp 10.900,-/Kg Pedagang sayur keliling Rp 12.000,-/Kg,
sedangkan di
harga bawang putih di Swalayan Rp
3.990,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 6.000,-/Kg, harga tomat di Swalayan Rp 3.990,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 5.000,-/Kg, harga
7
wortel di Swalayan Rp 3.450,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 3.500,/Kg. Dari berbagai uraian diatas yang melatar belakangi penelitian ini adalah adanya kebutuhan konsumsi sayuran di masyarakat, di mana seorang konsumen dapat melakukan keputusan pembelian sayuran di berbagai tempat/lokasi seperti : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka pada konsumen sayuran di analisis keputusan pembelian konsumen, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.
1.2 Perumusan Masalah
Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, masyarakat menyadari kandungan vitamin dan gizi yang terdapat di dalam sayuran. Masyarakat banyak yang melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional dikarenakan mereka harus memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk makan sehari-hari. Berikut data konsumsi sayuran (jenis komoditas tertentu) di Indonesia dari tahun 2003 – 2006.
Tabel 6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006 Konsumsi Perkapita (Kg/Tahun) Komoditas Bawang Merah Bawang Putih Kentang Kol Sawi Wortel Cabe Besar Cabe Rawit Cabe Hijau
2003 2.22 1.13 1.61 1.87 0.47 0.62 1.35 1.20 0.23
2004 2.19 1.15 1.82 2.03 0.47 0.73 1.36 1.14 0.24
2005 2.21 1.21 1.92 2.03 0.78 1.09 1.51 1.16 0.24
2006 2.08 1.09 1.66 1.82 0.47 0.94 1.38 1.16 0.23
8
Tomat Terung Buncis Ketimun Labu Siam Kangkung Bayam Kacang Panjang Jamur Sayuran lainnya Total Sumber : Susenas BPS
1.52 2.86 0.99 2.18 0.73 5.04 4.78 3.74 0.04 1.92 34.52
1.52 2.55 0.94 1.92 0.83 4.52 4.42 3.43 0.05 2.18 33.49
1.34 2.55 0.94 1.92 0.94 4.94 4.78 3.69 0.05 2.03 35.33
1.17 2.65 0.94 1.98 1.09 4.99 4.37 4.00 0.42 1.72 34.16
Dari data di atas, minat masyarakat akan mengkonsumsi sayuran tidak stabil, hal ini dapat di lihat dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1.03 Kg/tahun perkapita dan pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1.84 Kg/tahun perkapita sedangkan pada tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan lagi sebesar 1.17 Kg/tahun perkapita. Sayuran dapat di peroleh di pasar tradisional namun seiring dengan perkembangan zaman sayuran kini dapat di peroleh di swalayan. Beberapa swalayan di Kota Bogor yang menjual sayuran di antaranya : Giant Hypermart, Toserba Yogya, dan Matahari Market Place. Selain pasar tradisional dan swalayan sayuran kini dapat di peroleh di pedagang sayur keliling, walaupun tidak semua jenis sayuran yang di perjual belikan tersedia namun pedagang sayur keliling ini cukup banyak menarik minat konsumen, khususnya konsumen yang tinggal di wilayah perumahan karena pedagang sayur keliling ini menjual sayurannya di wilayah perumahan. Di antara ketiga alternatif pilihan tempat untuk berbelanja sayuran ini, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen sayuran. 2. Apa saja atribut-atribut yang di pertimbangkan dalam pembelian sayuran pada pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.
9
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran. 2.
Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.
3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.
1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini. 2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sayuran Sayuran adalah salah satu komoditas hortikultur di samping buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat yang pada umumnya di manfaatkan sebagai bahan pelengkap dari menu makanan keseharian dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Istilah sayuran biasanya di gunakan untuk merujuk pada tunas, daun, buah, dan akar tanaman yang lunak yang dapat di makan secara utuh atau sebagian, segar/mentah atau di masak. Kebanyakan jenisnya adalah herbaseus (berbatang basah) dan definisi ini tidak mencakup buah – buahan manis pencuci mulut (dessert). Sayuran biasanya di panen bila sudah matang untuk memperoleh bijinya, polongnya, biji, minyaknya atau seratnya. Selain untuk kesehatan sayuran juga berguna untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh karena didalam sayuran terkandung vitamin E yang baik untuk kulit. Menurut Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2002), bahwa komoditas sayuran sedikitnya memiliki
tiga peranan strategis dalam pembangunan dan
perekonomian Indonesia, di antaranya yaitu : 1. Sebagai salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat. 2. Sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber vitamin dan mineral. 3. Salah satu sumber devisa negara non – migas. Sehingga pengembangan produksi dan sistem pemasaran yang termasuk di dalamnya tentang bagaimana agar produk dapat sampai pada konsumen dalam keadaan masih layak dan baik. Hal – hal yang harus di pahami dalam memilih sayuran sebagai berikut :
12 1. Pilih sayuran yang masih segar, asli penampilan dan warna, dan bertekstur segar. Hubungan antara warna dan vitamin benar – benar ada. Sayuran yang berdaun gelap mengandung lebih banyak vitamin A daripada sayuran yang berdaun lebih pucat. Contoh lain : wortel yang segar dan berwarna merah gelap, lebih banyak mengandung nutrisi, vitamin A dan C, folasin, dan vitamin B daripada wortel yang telah layu dan pucat. 2. Pilih sayuran yang masih utuh, tidak terlihat sobek, luka memar, bercak – bercak busuk, lender atau warna yang pudar. 3. Pilih sayuran yang berukuran kecil dan muda untuk memperoleh tekstur yang empuk. Ada sejenis sayuran bila tua mengayu, lebih keras,dan berlapis lignin. Sayuran semacam itu tidak akan empuk bila di masak, meskipun lama. Contoh, bagian dalam wortel adalah tempat lignin yang tidak akan empuk bila di masak, demikian juga tangkai asparagus dan kangkung. 4. Hendaknya jangan membeli sayuran yang di tumpuk – tumpuk pada udara panas. Sayuran seperti itu boleh jadi harganya lebih murah, tetapi tidak akan bertahan lama. Sayuran meskipun telah di petik, di kemas, di angkut dan di pasarkan dapat masih terus hidup. Tidak menjadi soal pada bagian mana yang di petik, tetapi sayuran tersebut terus bernafas, selama di simpan pada sayuran segar berlangsung perubahan kimiawi yang akan mengubah penampilan, citra rasa dan kualitasnya. Perubahan itu di sebabkan oleh pengaruh enzim, karena sayuran mengandung zat gula yang rendah dan mengandung lebih banyak zat tepung, maka perubahan berjalan lambat. Semangkin tua sayuran di petik semangkin tinggi pula kandungan zat tepungnya. Salah satu cara menjaga sayuran tetap segar dalam waktu agak lama adalah dengan
13 menekan kegiatan enzim. Hal itu di lakukan dengan jalan mendinginkan sayuran pada suhu yang tepat. Pada bagian dalam jaringan sayuran terdapat susunan jaringan yang menyerupai gelembung halus yang penuh dengan sari makanan yang banyak mengandung air. Jika jaringan tersebut terkena tekanan pada dinding selnya maka cairannya akan keluar dan sayuran akan mengering, keras dan kaku. Sayuran menjadi layu dan bersamaan dengan itu tekstur dan vitaminnya ikut musnah. Karena sayuran banyak mengandung air, maka sayuran yang berdaun akan lebih cepat busuk bila terkena udara panas atau tekanan. Sayuran yang masih segar yang baru saja di petik tidak luput dari serangan mikroba, bakteri, parasit, atau jamur. Serangan ini berakibat rusaknya jaringan sayuran hingga menjadi hancur, berlendir, kehilangan warna, dan tidak enak di makan. Setiap sobekan, memar atau kerusakan lain yang menimpa jaringan sayuran akan memberi jalan bagi mikroba untuk masuk. Oleh karena itu penanganan sayuran harus dengan sangat hati - hati sejak sayuran di petik sampai kepada konsumen.
2.2 Pengertian Pasar Dalam pengertian yang sederhana pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang di lakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar secara luas adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan di setujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
14 Pasar sebagai tempat transaksi jual beli mengalami perkembangan yang semakin maju. Saat ini pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern. Perkembangan pasar modern di tandai dengan munculnya berbagai minimarket, supermarket, dan hypermarket. Untuk itu sebagian masyarakat kini telah memenuhi kebutuhan rumah tangganya dari pasar modern, terutama masyarakat perkotaan (Triyono, 2005). Pasar tradisional adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang terjadi secara tradisi atau terbentuk secara alami. Pembeli di pasar tradisional umumnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah sampai menengah, sedangkan di pasar swalayan adalah golongan menengah keatas dan mempunyai pendidikan tinggi (Pangastuti, 2006). Pasar Tradisional itu sendiri biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang di buka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar, sebagian pasar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa sayuran, buahbuahan, ikan, daging, bahan pakaian, pakaian jadi. Keberadaan pasar tradisional, merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang di promosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terganggu. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing dengan pasar modern.
Hierarki pasar tradisional ini sendiri di bagi menjadi 3, diantaranya : 1.
Pasar Kawasan 30.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kelurahan atau
desa. Fungsi utama pasar sebagai pusat perbelanjaan di lingkungan yang menjual kebutuhan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah - buahan, beras, bahan pakaian,
15 barang-barang kelontong. Lokasinya berada pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan dan mempunyai terminal kecil untuk pemberhentian kendaraan. Luas tanah yang dibutuhkan berkisar 13.500m². 2.
Pasar Kawasan 120.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kecamatan.
Fungsi utama sama dengan pasar lingkungan lain hanya dilengkapi sarana-sarana niaga seperti kantor - kantor, bank, industri - industri kecil seperti konveksi. Lokasinya mengelompok dengan pusat kecamatan dan mempunyai pangkalan transportasi untuk kendaran - kendaran jenis angkutan penumpang kecil. Luas tanah yang di butuhkan berkisar 480.000m². 3.
Pasar Kawasan 480.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kabupaten atau
kotamadya. Fungsi utama sama dengan pasar yang lebih kecil dengan skala usaha yang lebih besar dan lebih lengkap. Lokasinya di kelompokan dengan pusat wilayah dan mempunyai terminal bis, angkutan umum, dan jenis kendaraan angkutan kecil lainnya. Luas tanah yang di butuhkan berkisar 96000m² (Rahayu, 2005). Peran dan fungsi pasar sebagai salah satu media bagi berlangsungnya kegiatan perdagangan di tingkat masyarakat antara lain : 1.
Memantau lalu lintas barang dan jasa, untuk mengetahui tingkat perkembangan
harga bahan kebutuhan pokok masyarakat sebagai bahan perhitungan inflasi, serta sebagai upaya pengendalian stock barang 2.
Sebagai pengembangan sistem informasi dan pemasaran dengan tujuan untuk
menciptakan informasi pasar, harga dan hasil produk serta mempromosikan produk. Sedangkan Pasar modern umumnya di lengkapi dengan bentuk bangunan fisik yang megah, fasilitas berbelanja yang lengkap, serta suasana yang aman dan nyaman.
16 Barang-barang yang di perdagangkan berbagai macam jenisnya yang tentu dengan kualitas yang baik tetapi pada umumnya harga barang - barang di pasar ini cenderung lebih mahal, namun terkadang ada barang
yang dijual dengan harga murah untuk
mengatasi persaingan yang cukup ketat. Harga barang - barang di pasar ini cukup tinggi disebabkan oleh biaya investasi untuk sewa atau pemilikan tempat usaha. Keberadaan Pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Berdasarkan fasilitas yang di miliki serta luas areal yang dipakai untuk aktivitas perdagangan eceran, pasar modern di bedakan menjadi : 1. Hypermarket, adalah toko modern yang memiliki luas areal diatas 5000m² per outletnya dengan variasi jenis barang dan merek
yang lebih banyak. Konsep yang di
tawarkan Hypermarket adalah one stop shopping atau pusat pertokoan yang lengkap yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga sehari – hari dimulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Kepemilikan Hypermarket adalah joint venture antara swasta lokal dengan swasta asing. 2. Supermaket, adalah toko modern yang memiliki luas 600-1000m². komoditi utama yang dijual adalah barang – barang / bahan – bahan pangan dan peralatan dapur. Model kepemilikan dari Supermaket milik swasta baik lokal maupun asing. 3. Departement Store, adalah toko modern dengan luas areal yang bervariasi, biasanya berhubungan dengan proses retailing, penyortiran barang konsumsi yang di kelompokan berdasarkan jenis kelamin, usia, atau gaya hidup, self service atau pelayanan penjualan di
17 bawah satu manajemen umum. Barang – barang yang dijual di Departement Store umumnya adalah barang – barang sandang. 4. Minimarket, adalah pasar swalayan yang berukuran kecil, dengan luas 100 – 300m² per outlet. Minimarket menerapkan sistem waralaba (franchising). Pengertian franchising itu sendiri adalah perjanjain kontrak dimana Perusahaan induk (franchisor) memberi hak kepada anak Perusahaan atau perorangan (franchisee) di bawah kondisi khusus.
2.3 Studi Terdahulu 2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur 1.
Penelitian tentang sayuran sebelumnya sudah pernah di lakukan Budi Nurdiana
pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Menganalisis lingkungan industri pada
Tujuan penelitian ini : 1).
CV. Putri Segar 2). Merumuskan dan
menggambarkan peta strategi Balance Scorecard , konsep ini memiliki empat perspektif , di analisis dengan pendekatan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi. Pada perspektif
keuangan di lakukan dengan melihat rasio profit margin perusahaan,
perspektif pelanggan di ukur dengan survey kepuasan pelanggan dan di bahas dalam bentuk deskriptif evaluatif. Strategi utama yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam rancangan Balance Scorecard CV Putri Segar adalah strategi bertahan, karena perusahaan ini merupakan sudah lama dalam industri pemasok sayuran segar ke ritel modern. Hasil pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam empat perspektif Balance Scorecard cukup memuskan. Hal ini terlihat dari score akhir pencapaian target sebesar 79,73 %. Pencapaian target pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan
18 pertumbuhan dan pembelajaran masing-masing adalah 90 %, 83,47 % dan 85 %. Angka ini menunjukan perusahaan memiliki kinerja yang cukup sehat di tiga perspektif tersebut. Namun pada perspektif keuangan , target yang di capai masih jauh dari yang di harapkan yaitu 52 %. Hal ini di sebabkan oleh masih cukup banyaknya permintaan dari pelanggan yang belum dapat terpenuhi dan besarnya biaya yang di keluarkan oleh perusahaan terutama untuk pembelian bahan baku.
2.
Studi terdahulu tentang sayur berikutnya di lakukan oleh Theresia Mei M.H pada
tahun 2006 yang berjudul ” Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Pemasaran Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bhakti ”. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem usahatani organik dan aspek finansial usahatani organik di YBSB , menganalisis aspek finansial usahatani organik
dan non organik di YBSB, menganalisis sistem
pemasaran sayuran organik yang di lakukan YBSB di bandingkan dengan sistem pemasaran sayuran non organik. Pengolahan data di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif , analisis kualitatif di lakukan untuk mengetahui gambaran usahatani organik sedangkan anaisis kuantitatif di lakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis R/C ratio dan analisis marjin. Secara umum untuk komoditi sayur organik, di peroleh hasil bahwa nilai marjin dan efesiensi pemasaran komoditi brokoli organik lebih besar daripada wortel dan bawang daun organik. Sedangkan untuk komoditi wortel non organik total marjin yang diperoleh pada pola I adalah sebesar Rp 2500 sedangkan marjin pada pola II adalah sebesar Rp 4500. Besarnya nilai efisiensi pada pemasaran pada pola I adalah sebesar 1,55 sedangkan nilai efisiensi pada pola II adalah sebesar 5,41. Perbedaan nilai efisiensi antara
19 kedua pola ini cukup besar, besarnya biaya yang di keluarkan, pola pemasaran dan harga jual yang di peroleh berpengaruh pada besarnya nilai efisiensi.
2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar 1.
Studi terdahulu yang mengkaji tentang pasar pernah
di lakukan oleh Devi
Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”. Penelitiannya bertujuan :
1).
Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang
mempengaruhi daya saing pasar tradisional 2). Menganalisa
faktor- faktor yang
mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional dan merumuskan rekomendasi strategi yang dapat di lakukan pasar tradisional untuk meningkatkan daya saingnya. Metode yang di gunakan adalah analisa deskriptif
dengan menggunakan
pendekatan Porter’s diamond dan analisis statistik regresi Binary dengan menggunakan model Probit. Hasil analisis yang didapat merupakan wadah utama penjualan produkproduk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk dimata konsumen baik dari bangunan maupun infrastukturnya, kondisi permintaan : produk yang berkualitas terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan di luar sisi harga. Konsep tawar menawar belum ada aturan yang jelas dan tegas, sedangkan rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar.
2.
Penelitian tentang pasar berikutnya di lakukan oleh Dyah Arum Istiningtyas pada
tahun 2008, dengan judul “ Analisis kebijakan dan strategi pengembangan pasar
20 tradisional di Kota Bogor”. Penelitian ini menggunakan tiga analisis. Analisis stakeholders di lakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan, kepentingan dan pengaruh dari seluruh stakeholders yang terkait dalam pengembangan kebijakan pasar tradisional, analisis deskriptif di gunakan penyebab kegagalan kebijakan, analisis Proses hirarki analitik (PHA) di gunakan untuk merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional yang tepat di Kota Bogor sehingga dapat menjadi masukan bagi pemerintah. Hasil analisis stakeholders menunjukan bahwa tidak semua stakeholders yang berkepentingan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di libatkan dalam proses perencanaan dan penerapan kebijakan. Sehingga adanya kegagalan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di sebabkan karena tidak di libatkannya seluruh stakeholders dalam kebijakan ini. Hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa kegagalan kebijakan di sebabkan karena proses penyusunan dan perencanaan
kebijakan yang kurang tepat sehingga
penerapannya kurang tepat pula. Hasil PHA menunjukan bahwa aspek yang paling penting dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional secara berurutan yaitu aspek ekonomi, manajemen, sosial, dan teknis.
3.
Studi terdahulu penelitian tentang pasar yang ketiga di lakukan oleh Dzulfikar Ali
Hakim pada tahun 2007, yang berjudul “Analisis prospek permintaan pasar dan studi kelayakan pembangunan pasar tradisional Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi”. Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk melakukan sebuah analisis mengenai prospek permintaan jasa pasar dan studi kelayakan proyek atas rencana pembangunan pasar tradisional Kecamatan Cicantayan. Metode yang di pakai adalah regresi logistik untuk permintaan jasa pasar dan analisis finansial ( NPV, IRR, Net B/C, sensitifitas) untuk studi
21 kelayakan finansialnya. Hasil analisis frekuensi belanja masyarakat ke pasar, dapat di lihat hasil regresi logistik yang menunjukan bahwa variabel-variabel yang di duga berpengaruh terhadap frekuensi belanja masyarakat kepasar hampir seluruhnya signifikan pada taraf nyata 5 %. Analisis sensitifitas yang di lakukan dengan asumsi kenaikan harga input 8 % dan penurunan harga output sebesar 5 %, menyatakan bahwa proyek tetap layak di laksanakan.
2.3.3 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen 1.
Penelitian – penelitian yang mengkaji tentang analisis keputusan konsumen atas
atribut suatu produk sudah banyak di lakukan salah satunya seperti skripsi yang di buat oleh Eka Yanto Darmawan pada tahun 2007, yang mengkaji tentang “Analisis Proses Keputusan Petani Dalam Pembelian Cabai Merah Keriting Varietas TM 999 (Kasus di Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Menguraikan karakteristik petani pengguna benih TM 999 2). Mengidentifikasi proses keputusan petani dalam membeli benih TM 999 3). Fokus penelitian ini adalah petani cabai di Desa Cisarua Kecamatan Sukaraja khususnya petani yang saat penelitian ini sedang menanam cabai merah keriting varietas TM 999 dan pernah menanam cabai merah keriting varietas CTH 01 dan INKO 99. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani responden di Desa Cisarua seluruhnya laki-laki, berusia antara 41-50 tahun, dengan tingkat pendidikan hanya SD, memiliki 4-6 orang anggota keluarga, mempunyai luas lahan kurang dari 0,5 hektar dengan status hak milik dan memiliki pengalaman bertani kurang dari 10 tahun. Proses keputusan pembelian menunjukan bahwa motovasi utama petani dalam membeli benih cabai merah keriting varietas TM 999 karena kualitas yang sudah terjamin dan
22 keuntungan usaha yang lebih tinggi. Hasil multi atribut Fishbein menunjukan bahwa benih varietas
TM 999 memiliki keunggulan pada atribut ukuran benih, ketahanan
terhadap hama penyakit, umur panen, produksi merek, daya simpan buah dan ukuran buah. Adapun kekurangan TM 999 adalah dalam atribut harga, kemasan, daya tumbuh, tanggal kadaluarsa, ketersediaan dan kepedasan buah.
2.
Studi terdahulu berikutnya di lakukan oleh Dewi Tresnawati pada tahun 2007
yang berjudul ” Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling ). Penelitian ini bertujuan : 1). Menganalisis perbedaan karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk pertanian segar ( daging, sayuran dan produk perikanan ) di pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling 2). Membandingkan penilaian mutu produk pertanian segar oleh rumah tangga pasar tradisional, pasar modern, dan faktor yang mempengaruhi
pedagang keliling
di
3). Menganalisis faktor-
keputusan lokasi pembelian di pasar tradisional, pasar
modern, dan pedagang keliling. Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : 1). Analisis deskriptif, untuk menganalisis karakteristik responden rumah tangga 2). Analisis pemetaan sematik differensial untuk mengukur penilaian mutu terhadap produk pertanian segar 3). Analisis diskriminan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian lokasi pembelian produk pertanian segar di pasar tradisional, pasar modern, dan pedagang keliling. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kosumen dari ketiga lokasi pembelian karakteristik responden rumah tangga di pasar tradisional, pasar modern, dan
23 pedagang keliling di dominasi dengan jenis kelamin perempuan, dengan status sudah menikah dan ibu rumah tangga, pendididkan terakhir responden adalah lulusan akademi atau perguruan tinggi, pendapatan perbulan
Rp 2000.000 s/d Rp 5000.000 /bulan.
Frekuensi pembelian di lakukan setiap hari. Responden memberikan alasan memilih pasar modern karena mutu atau kualitas higienis, pencarian informasi di peroleh melalui TV dan radio. Evaluasi alternatif dalam memilih tempat pembelian responden memilih pasar modern karena kualitas atau mutu, untuk pasar tradisional dan pedagang sayur keliling di karenakan harga lebih murah.
2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Tabel.7 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu No
Persamaan
No
1
Meniliti tentang sayuran segar 1 seperti Budi Nurdiana pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2
Meneliti tentang pasar 2 tradisional, pasar modern dan pedagang sayur keliling oleh Devi Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”. Meneliti tentang keputusan konsumen yang di lakukan oleh Dewi Tresnawati pada tahun
3
Perbedaan Alat analisis yang di gunakan oleh peneliti adalah IPA dan CSI sedangkan oleh penelitian terdahulu adalah Balance Score, R/C Ratio, Marjin, Porter’s Diamond, Regresi Binary, PHA, Regresi Logistik, NPV, IRR, Net B/C, Fishbein, Sematik Differensial, Diskriminan. Lokasi dan waktu penelitian yang berbeda, peneliti melakukan penelitian di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dan penelitian di lakukan pada bulan Agustus s/d Oktober 2008.
24
4
2007 yang berjudul ”Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling ). Menggunakan analsis deskriptif
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Definisi Konsumen Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Menurut pengertian tersebut, di nyatakan bahwa konsumen merupakan individu yang melakukan pembelian suatu produk dan jasa serta menggunakan barang dan jasa tersebut tanpa di jual kembali.
3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen di artikan sebagai tindakan yang di perlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa dalam memuaskan kebutuhan mereka. Rangkuti (2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah dinamis, di mana seorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Proses pengambilan keputusan Pengenalan
kebutuhan 2). Pencarian
terdiri informasi
dari lima tahapan yaitu : 1). 3). Evaluasi
alternatif
4).
Keputusan pembelian 5). Evaluasi setelah pembelian, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 1.
26 Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Evaluasi Setelah Pembelian
Gambar 1. Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber : Kotler (2002)
1. Tahap Pengenalan Kebutuhan Kebutuhan yang di rasakan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang memenuhi kebutuhannya tersebut, ini disebut dengan motivasi. Kebutuhan itu sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara
yang
seharusnya di rasakan dan sesungguhnya di rasakan (Sumarwan 2004). Pada tahap pengenalan kebutuhan ini mulai di rasakan konsumen ketika ada ketidaksesuaian antara keadaan yang aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang di inginkan, jika tingkat ketidaksesuaian yang di rasakan berada di ambang (batas tingkat kesesuaian antara keadaan yang aktual dan keadaan yang di inginkan) maka pengenalan kebutuhan tidak akan terjadi, tetapi apabila sebaliknya tingkat kesesuaian itu berada di atas ambang maka terjadi pengenalan kebutuhan, untuk lebih jelasnya tahap pengenalan kebutuhan dapat dilihat pada Gambar 2.
27 Keadaan Aktual
Keadaan yang di inginkan
Di bawah Ambang
Tingkat Kesesuaian Tidak ada Pengenalan Kebutuhan
Di atas Ambang Pengenalan Kebutuhan
Gambar 2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Kesesuaian. Sumber : Engel et al., (1995)
2.
Tahap Pencarian Informasi Kotler (2002) menyatakan bahwa kebutuhan dapat di cetuskan oleh
rangsangan internal dan eksternal. Timbulnya kebutuhan yang di picu oleh stimuli internal di dasarkan atas kebutuhan dasar seperti rasa haus dan lapar. Sedangkan stimuli eksternal di picu oleh daya tarik iklan dan bentuk produk. Sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya merupakan perhatian utama pemasar yang terdiri dari empat kelompok (Kotler 1997) yaitu: a). Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan b). Sumber komersial : iklan, tenaga penjual dan pedagang perantara c). Sumber umum : media massa dan organisasi rating konsumen d). Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk. Faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian informasi adalah situasi, ciri ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri (Engel et al.,1994).
3. Tahap Evaluasi Alternatif
28
Setelah menentukan kriteria evaluasi yang akan di gunakan untuk menilai alternatif, maka konsumen memutuskan alternatif mana yang akan di pertimbangkan. Tahap ini terdiri dari menentukan alternatif - alternatif pilihan, menilai alternatif alternatif pilihan dan terakhir menyeleksi kaidah keputusan (Engel et al.,1995).
Menentukan Kriteria Evaluasi
Menilai Kerja Alternatif
Menentukan Alternatif Pilihan
Menetapkan Kaidah Keputusan
Gambar 3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif. Sumber : Engel et al., 1995.
4.
Tahap Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen harus memutuskan mengenai kapan akan membeli,
di mana membeli dan bagaimana membayarnya. Niat pembelian sendiri di bagi menjadi dua kategori yaitu : a). Produk dan merek b). Kelas produk. Selain keputusan untuk melakukan pembelian juga di pengaruhi oleh faktor situasi yang tidak di antisipasi, Tahapan evaluasi alternatif dan keputusan pembelian dapat di lihat pada Gambar 4.
Evaluasi Alternatif
29
Niat Pembelian
Sikap Orang Lain
Situasi yang Tidak Diantisipasi
Keputusan Pembelian Gambar 4. Tahap-tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian. Sumber : Kotler (2002)
5.
Tahap Evaluasi Setelah Pembelian Setelah melalui tahap pembelian konsumen akan mengevaluasi hasil
pembelian yang di lakukannya, hasil evaluasi ini dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan, jika konsumen merasa puas maka konsumen akan loyal tehadap produk atau merek tersebut tetapi jika konsumen tidak merasa puas maka akan timbul penilaian negatif terhadap produk atau merek tersebut.
3.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan suatu keputusan
sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Engel et al., (1994) mengungkapkan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk, yaitu : 1. Faktor lingkungan, meliputi : budaya, kelas sosial, pengaruh keluarga dan situasi.
30
2. Faktor perbedaan individu, meliputi : sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan serta demografi. 3. Faktor psikologis, meliputi : pengolahan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku.
3.1.4 Atribut dan Dimensi Produk Atribut dan dimensi produk yang digunakan terdiri dari : 1. Produk (product) Produk mempunyai variabel-variabel atribut, merek, kemasan dan label yang dapat menjadi penilaian tersendiri dari konsumen terhadap produk tersebut. Atribut produk terdiri dari mutu, ciri-ciri dan model. Ciri-ciri dan model yang lain merupakan suatu alat untuk membedakan produk dengan produk pesaing (Kotler dan Amstrong 1991 dalam Rohani 1999). Pada kemasan dan label tidak hanya berfungsi sebagai wadah atau tempat tetapi juga berfungsi untuk menjelaskan beberapa informasi mengenai produk contohnya label pada makanan atau minuman berfungsi menjelaskan kandungan atau bahan-bahan yang terdapat di dalamnya. Pada umumnya yang di lihat konsumen pertama kali dari suatu produk adalah kemasan, maka sangat penting mendesain kemasan dan label yang menarik. 2. Harga (price) Menentukan harga suatu produk atau jasa adalah suatu keputusan penting dari suatu Perusahaan, karena harga adalah satu-satunya variabel strategi pemasaran yang secara langsung menghasilkan pendapatan. Harga harus sesuai dengan variabelvariabel produk yang dapat menjadi pertimbangan konsumen, harga yang di bayar
31
konsumen terhadap produk yang di beli merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang di peroleh dari pembelian tersebut. Perusahaan
harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan
langkah penetapan harga. Memilih tujuan penetapan harga merupakan salah satu dari langkah tersebut. Salah satu tujuan tersebut dapat berupa untuk kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, pertumbuhan penjualan maksimum skimming pasar maksimum atau kepentingan kualitas produk maksimum (Kotler 2002).
3. Tempat (place) Dalam keputusan membeli suatu produk dapat di pengaruhi oleh kemudahan memperoleh produk tersebut, desain peletakannya atau lokasinya. Suatu studi tentang saluran pemasaran yang lebih efisien dan membuat barang atau produk menjadi lebih mudah terjangkau oleh konsumen potensial sangat penting untuk di lakukan ( Holmes dalam Rohani 1999). Kenyamanan tempat pusat perbelanjaan dapat mendatangkan daya tarik tersendiri bagi konsumen, tidak hanya kenyamanan saja tetapi kebersihan tempat juga sangat menentukan. Jika pusat perbelanjaan bersih maka pengunjung akan merasa nyaman. Sehingga pengunjung betah berada di tempat tersebut.
4. Promosi (promotion) Promosi adalah kegiatan yang di lakukan suatu Perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produk yang di buatnya agar dapat meyakinkan pelanggan untuk dapat membeli produk tersebut. Keberhasilan suatu produk yang di perjual belikan tergantung kepada promosi yang di lakukan, jika promosi berhasil dengan baik di lakukan maka produk yang dijual pun akan berhasil dan jika promosi
32
tidak di lakukan dengan baik atau tidak berhasil maka produk tersebut tidak akan laku di pasaran.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Sayuran adalah makanan yang terbaik untuk kesehatan karena di dalam sayuran terdapat banyak vitamin yang dibutuhkan tubuh oleh sebab itu manusia butuh mengkonsumsi sayuran. Sayuran pada umumnya di jual dipasar tradisional dan modern, pertumbuhan pasar modern kian pesat. Pasar modern/swalayan menjual beraneka ragam sayuran dan dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Tidak hanya di pasar modern dan pasar tradisional saja, kini sayuran juga dapat di peroleh di pedagang sayur keliling. Dengan adanya pasar modern/swalayan dan pedagang sayur keliling menimbulkan persaingan bagi pasar tradisional karena kini konsumen dapat melakukan pembelian sayuran tidak hanya di pasar tradisional saja tetapi dapat juga melakukan pembelian sayuran di swalayan dan pedagang sayur keliling. Oleh sebab itu peneliti ingin mengidentifikasi karakteristik kosumen sayuran kemudian menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor. Peneliti memilih lokasi penelitian di pasar tradisional Pasar Baru Bogor yang merupakan salah satu dari tujuh unit pasar tradisional yang ada di Kota Bogor, di samping itu Pasar Baru Bogor ini cukup banyak menjual beraneka ragam jenis sayuran. Dalam mengidentifikasi karakteristik konsumen sayuran dan menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut sayuran di pasar tradisional peneliti menggunakan kuisioner yang akan digambarkan secara deskriptif, daftar pertanyaan (kuisioner) diberikan kepada konsumen sebagai
33
responden. Karakteristik konsumen yang digunakan yaitu : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan atribut yang digunakan dalam menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja ini diambil dari 4P diantaranya : produk (keragaman jenis sayuran,kesegaran sayuran, price (harga), promotion/promosi (pemasaran langsung, keramahan pelayanan penjual dalam bertransaksi, garansi keakuratan timbangan), place/tempat (lokasi, luas areal parkir, kemanan kendaraan di areal parkir). Kemudian untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor
menggunakan metode Important
Performance Analysis (IPA) dan metode Customer Satification Index (CSI). Setelah peneliti mengolah data yang di peroleh dan melakukan analisis deskriptif, peneliti menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi bagi UPTD Pasar Baru Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.
Kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran
Pertumbuhan pasar modern dan pedagang sayur keliling yang menimbulkan persaingan dengan pasar tradisional
34
Swalayan
Konsumen
Pedagang sayur keliling
Pasar Tradisional
Karakteristik konsumen sayuran
Karakteristik Konsumen: - Umur - Tingkat pendidikan - Tingkat pendapatan - Jenis Pekerjaan
Analisis Deskriptif
Tingkat kepentingan dan kinerja konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor
Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Bogor Baru
Atribut: - Produk/Product : keragaman jenis sayuran, kesegaran sayuran. - Harga/Price : harga sayuran. - Promosi/Promotion : pemasaran langsung, keramahan/pelayanan penjual, garansi/keakuratan timbangan. - Tempat/Place : lokasi, luas areal parkir, keamanan kendaraan di areal parkir
IPA/CSI
Kesimpulan Rekomendasi bagi UPTD Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional
BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN 5.1 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor Penelitian ini di lakukan di UPTD Pasar Baru Bogor, yang merupakan salah satu dari 7 unit dari pasar yang ada di Kota Bogor. Pasar Baru Bogor ini alamatnya di Jln. Surya Kencana Bogor Pasar ini mempunyai luas tanah total 20.843 m² dan luas bangunan total 31.777 m². Dari luas yang ada 23.919,51 m² di peruntukan untuk pertokoan, sementara sisanya untuk kios pasar dan parkir. Adapun batas – batas wilayah Pasar Baru Bogor ini sendiri adalah : ·
Sebelah Barat
: berbatasan dengan jalan Pasar Surya Kencana
·
Sebelah Timur
: berbatasan dengan jalan Otto Iskandardinata
·
Sebelah Utara
: berbatasan dengan jalan Surya Kencana
·
Sebelah Selatan
: berbatasan dengan jalan Roda
Pada awalnya Pasar Baru Bogor ini merupakan pasar kota yang di peruntukkan fungsinya untuk grosir dan pasar utama di Kota Bogor. Dalam hal ini pada kondisi berikutnya, pasar di pengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi, serta budaya masyarakat pemakai (konsumen), di mana dari kondisi yang ada dapat sebaran mayoritas jenis dagangan yang akhirnya di domonasi dari masyarakat agraris. Berdasarkan pengelompokkan, Pasar Baru Bogor ini terbagi atas 2 kelompok blok yaitu: 1. Blok Pasar, yang terdiri dari bagian lantai basah dan lantai kering. Bagian lantai basah menjual komoditas sayuran, buah–buahan, daging potong dan olahan ikan basah dan kering. Sedangkan bagian lantai kering di peruntukan untuk komoditas
44
beras, bumbu, teh, kopi, telur, obat – obatan, kue – kue, plastik dan perabot serta jasa seperti penjahit dan usaha servis elektronik, blok ini terdapat di lantai dasar. 2. Blok Pertokoan dan Rekreasi, yang terdiri dari pertokoan emas, alat elektronik, baju-baju, bahan pakaian, serta restoran dan bioskop. Blok ini di mulai dari lantai I sampai lantai IV. Di areal Pasar Baru Bogor ini terdapat 3 pengelompokan aktivitas kegiatan jual beli pasar yaitu : 1. Pasar pertama adalah Pasar Plaza/Ramayana (pertokoan) dan rekreasi (bioskop). 2. Pasar kedua adalah Pasar Kios, yang pengelolaannya berada di bawah Pemerintah Kota Bogor. 3. Pasar ketiga adalah Pasar Rakyat, pasar yang di gunakan oleh pedagang kaki lima yang pada umumnya adalah pedagang sayuran. Pasar Baru Bogor ini letaknya bersampingan dengan Kebun Raya Bogor yang merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Kota Bogor, Pasar Baru Bogor ini terletak di pusat Kota Bogor. Jalur transportasi menuju Pasar Baru Bogor ini cukup mudah karena banyak angkutan umum yang melewati Pasar Baru Bogor ini. Pada awalnya, pengelola pasar mempunyai nama Dinas Pasar dan Informasi. Pada tahun 1992, perubahan terjadi dengan Perda No.5 Tahun 1992 seri D tanggal 13 Juni 1992. Dengan adanya perubahan tersebut namanya berubah menjadi Dinas Pengelola Pasar Kota Daerah Tingkat II Bogor. Berdasarkan Perda No.19 Tahun 2002 yang merupakan penyempurnaan Perda No.14 Tahun 1991, telah di susun stuktur organisasi kantor pengelolaan Pasar Kota Bogor. Berikut bagan stuktur organisasi UPTD Pasar Baru Bogor.
45
Kepala UPTD Pasar
Koordinator Tata Usaha
Petugas pengelola barang
Koordinator Pelayanan Retribusi
Petugas pengelola arsip
Koordinator Kebersihan Pasar
Petugas pelayanan perizinan
Koordinator Hartib Pasar
Gambar 6. Stuktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor
Tugas dari Kepala UPTD antara lain : 1. Memimpin pelaksanaan tugas lingkup UPTD Pasar 2. Menyusun rencana dan program kerja UPTD Pasar 3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan 4. Membimbing, mengendalikan dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja 5. Menyusun konsep kebijakan pimpinan pada UPTD Pasar 6. Menyiapkan bahan dan pedoman serta petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pada UPTD Pasar 7. Menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan UPTD Pasar 8. Menyelenggarakan pengelolaan pasar
46
9. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan di lingkungan pasar 10. Melaksanakan penertiban dan pengawasan di lingkungan pasar 11. Menyusun RASK (Rencana Anggaran Satuan Kinerja) dan melaksanakan DASK ( Daftar Anggaran Satuan Kinerja ) 12. Melaksanakan kordinasi dengan dinas terkait 13. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan 14. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan UPTD Pasar 15. Melaksanakan tugas kedinasannya Tugas dari koordinator tata usaha antara lain : 1. Mengelola urusan umum meliputi pengadaan inventaris. 2. Mengelola urusan kepegawaian meliputi kegiatan data dan disiplin pegawai 3. Membina ketertiban administrasi dan tata laksana di lingkungan UPTD Pasar 4. Melaksanakan tugas kedinasan lain atas perintah Kepala UPTD Pasar 5. Memberikan pelayanan administrasi kepada pedagang/pemilik kios dan los. Sedangkan tugas koordinator-koordinator yang lain seperti koordinator retribusi pelayanan pasar adalah melaksanakan pemungutan retribusi dan membuat pembukuannya, koordinator kebersihan tugasnya adalah menyelenggarakan kegiatan kebersihan pasar. Dan yang terakhir koordinator ketertiban dan keamanan pasar tugasnya adalah menyelenggarakan kegiatan pengamanan, menertibkan pemasangan iklan, famplet, brosur dan sejenisnya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dilingkungan pasar. 5.2 Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden pada penelitian ini di bedakan atas : nama, alamat/lokasi tempat tinggal, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan
47
keluarga perbulan, dan pengeluaran keluarga perbulan untuk membeli sayuran. Jumlah responden yang di wawancarai sebanyak 30 orang.
Tabel 8. Sebaran Responden Pasar Baru Bogor Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat Tinggal Bogor Barat Bogor Timur Bogor Utara Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Lain - Lain (luar Kota Bogor) Total
Jumlah (orang) 2 1 12 7 2 1 5 30
Pasar Baru Bogor merupakan pasar tradisional di Kota Bogor yang letaknya strategis di tengah Kota Bogor, pasar ini mudah di jangkau dari segala arah. Seperti kita lihat berdasarkan data yang di peroleh dari tabel di atas konsumen/pengunjung Pasar Baru Bogor ini terdapat dari 6 wilayah Kecamatan Kota Bogor, bahkan ada yang di luar wilayah Kotamadya Bogor. Mayoritas konsumen/pengunjung Pasar Baru Bogor ini berasal dari daerah Bogor Utara sebanyak 12 orang dari 30 responden yang di wawancarai hal ini di sebabkan karena banyaknya fasillitas angkutan umum dari wilayah Bogor Utara menuju Pasar Baru Bogor, dari wilayah Bogor Selatan sebanyak 7 orang, dari wilayah Bogor Barat dan Bogor Tengah masing – masing 2 orang, wilayah Bogor Timur dan Tanah Sareal masing – masing 1 orang. Sedangkan untuk konsumen/pengunjung yang berasal dari luar wilayah
Kotamadya Bogor sebanyak
4 orang seperti dari Cibinong, Sentul, Ciawi dan Laladon yang termasuk dalam Kabupaten Bogor. Ini membuktikan bahwa tidak hanya masyarakat Kota Bogor yang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, tetapi masyarakat luar wilayah Kota Bogor juga ada yang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor,
48
konsumen tidak mempermasalahkan jarak yang ditempuh dari lokasi tempat tinggal menuju Pasar Baru Bogor cukup jauh. Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah (orang)
17 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 46 tahun 47 – 60 tahun
1 5 12 12 30
Total
Rata – rata responden yang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor adalah Ibu rumah tangga yang berusia 36 s/d 60 tahun, usia 36 s/d 46 dan 47 s/d 60 tahun masing – masing berjumlah 12 orang. Sedangkan yang berusia 26 s/d 35 tahun 5 orang, yang berusia 17 – 25 tahun 1 orang. Ini membuktikan yang sering berbelanja sayuran di Pasar Baru Bogor adalah ibu rumah tangga yang berusia lebih dari 36 tahun. Tabel 10. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir SD SMP SMU Sarjana (S1) Pasca Sarjana (S2) Lain – lain(mis:D3,D2) Total
Jumlah (orang) 5 6 11 4 1 3 30
Pendidikan terakhir responden yang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan lulusan SMU yang berjumlah sebanyak 11 orang. Sedangkan lulusan SMP 6 orang, lulusan SD 5 orang, Sarjana ( S1 ) 4 orang, lain – lain ( D3/D2 ) 3 orang dan Pascasarjana ( S2 ) 1 orang. Dari data tersebut di ketahui bahwa pada umumnya pembelian sayuran di Pasar Baru
49
Bogor lebih banyak di lakukan oleh ibu rumah tangga lulusan SMU, SMP dan SD hal ini di karenakan sebagian besar dari ibu rumah tangga tersebut tidak bekerja sehingga memiliki banyak waku luang untuk berbelanja ke pasar, sedangkan untuk ibu rumah tangga yang berpendidikan terakhir Pascasarjana ( S2 ) jarang ditemui di Pasar Baru Bogor hal ini di karenakan pada umumnya ibu rumah tangga yang berpendidikan terakhir Pascasarjana ( S2 ) rata – rata bekerja sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu luang untuk berbelanja ke pasar. Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Jumlah (orang)
Pegawai Negri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Lainnya Total
3 5 0 22 0 30
Jika dilihat dari segi pekerjaan sebagian besar yang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja, hal ini terbukti dari data yang di peroleh bahwa jumlah responden ibu rumah tangga sebanyak 22 orang, sedangkan pegawai swasta 5 orang dan pegawai negeri 3 orang. Seperti yang telah disebutkan bahwa ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih memiliki banyak waktu luang untuk berbelanja sayuran di pasar.
Tabel 12. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga / Bulan Pendapatan Keluarga < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 > Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 > Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000
Jumlah (orang) 9 7 4 2 3 5
50
Total
30
Pendapatan keluarga per bulan ternyata cukup mempengaruhi kemampuan daya beli konsumen, dari data yang di peroleh responden yang keluarganya berpenghasilan < Rp 1.000.000 berjumlah 9 orang, Rp 1.000.000 s/d Rp 2.000.000 sebanyak 7 orang, > Rp 5.000.000 sebanyak 5 orang, >Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000 sebanyak 4 orang, >Rp 4.000.000 s/d Rp 5.000.000 sebanyak 3 orang, >Rp 3.000.000 s/d Rp 4.000.000 sebanyak 2 orang. Hal ini membuktikan bahwa pada umumnya yang keluarganya berpenghasilan < Rp 1.000.000 yang bisa di katakan berpenghasilan rendah lebih sering berbelanja di Pasar Baru Bogor daripada di Swalayan dan pedagang sayur keliling, dikarenakan harga sayuran yang di jual dipasar Pasar Baru Bogor lebih murah daripada di Swalayan dan pedagang sayur keliling.
Tabel 13. Sebaran Responden Sayuran
Berdasarkan Pengeluaran/Bulan Untuk Membeli
Pengeluaran/Bulan Untuk Membeli Sayuran
Jumlah (orang)
Rp 10.000 – Rp 20.000 5 > Rp 20.000 - Rp 30.000 2 > Rp 30.000 – Rp 40.000 0 > Rp 40.000 - Rp 50.000 4 > Rp 50.000 - Rp 100.000 7 > Rp100.000 12 Total 30 Pada umumnya responden yang di wawancarai suka mengkonsumsi sayuran hal ini dapat dilihat dari pengeluaran per bulannya untuk membeli sayuran, sebagian besar responden mengeluarkan > Rp100.000/bulan untuk membeli sayuran di Pasar Baru Bogor. hal ini terbukti dari data yang di peroleh, sebanyak 12 orang dari 30 responden melakukan pembelian sayuran setiap bulannya lebih dari Rp 100.000, dan 7 orang responden yang melakukan
pembelian
sayuran
setiap bulannya >
Rp 50.000 - Rp 100.000, 5 orang responden yang melakukan pembelian sayuran
51
setiap bulannya > Rp 10.000 – Rp 20.000, 4 orang responden yang melakukan pembelian sayuran setiap bulannya > Rp 40.000 - Rp 50.000, 2 orang responden yang melakukan pembelian sayuran setiap bulannya > Rp 20.000 - Rp 30.000.
5.3 5.3.1
Proses Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Baru Bogor Pengenalan Kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan pada sayuran dimulai sejak manusia di lahirkan
didunia, karena sayuran merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang baik dan sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Sayuran merupakan bahan makanan yang bisa dikonsumsi oleh segala usia. Kesadaran akan kandungan nilai gizi dan manfaat dari sayuran tersebut membuat konsumen mencari dan mengkonsumsi sayuran, seseorang jika merasa butuh akan sesuatu maka sesuatu itu akan dianggap penting begitupula dengan mengkonsumsi sayuran. Karena mengetahui manfaat dari sayuran maka seseorang itu merasa butuh untuk mengkonsumsi sayuran sehingga sayuran tersebut dianggap penting untuk di konsumsi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 14. Tingkat Kepentingan Responden Mengkonsumsi Sayuran
Tingkat Kepentingan Tidak terlalu penting, karena tidak suka mengkonsumsi sayuran Tidak penting, karena merasa masih ada menu makanan lain selain sayuran Biasa saja tergantung dari keinginan dan selera makan Penting, mengetahui kandungan vitamin yang terdapat dalam sayuran Sangat penting, karena vegetarian (hanya bisa mengkonsumsi sayuran) Total
Jumlah (orang) 0 0 1 24 5 30
52
Sebagian besar konsumen berpendapat bahwa mengkonsumsi sayuran adalah hal yang penting karena konsumen mengetahui kandungan vitamin yang terdapat pada sayuran yang baik untuk kesehatan. Dan jumlah dari 30 konsumen yang menganggap mengkonsumsi sayuran tersebut adalah hal yang penting sebanyak 24 orang, namun ada juga konsumen yang sangat ketergantungan dalam mengkonsumsi sayuran hal ini di karenakan konsumen tersebut tidak bisa mengkonsumsi makanan pokok lain selain sayuran ( vegetarian ) konsumen yang vegetarian ini berjumlah 5 orang, dan jarang sekali konsumen yang tidak menyukai sayuran karena dari 30 orang responden hanya 1 responden saja yang mengkonsumsi sayuran tergantung dengan selera makan. Tabel 15. Alasan Responden Mengkonsumsi Sayuran
Alasan Mengetahui kandungan vitamin dari sayuran Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk kesehatan Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk kesehatan kulit Dengan mengkonsumsi sayuran bisa menurunkan berat badan (diet) Vegetarian (hanya bisa mengkonsumsi sayuran) Total
Jumlah (orang) 7 22 0 0 1 30
Dalam mengkonsumsi sayuran tentunya konsumen memiliki alasan tersendiri, dari Tabel di atas sebanyak 22 orang beralasan bahwa jika menkonsumsi sayuran baik untuk kesehatan, 7 orang beralasan bahwa mengkonsumsi sayuran karena mengetahui kandungan vitamin dari sayuran, dan hanya 1 orang dari 30 responden yang beralasan mengkonsumsi sayuran di karenakan (vegetarian ).
Tabel 16. Sebaran Frekuensi Pembelian Sayuran yang Dilakukan oleh Konsumen di Pasar Baru Bogor
Frekuensi Pembelian 1 - 2 kali dalam sebulan
Jumlah (orang) 9
53
3 – 4 kali dalam sebulan 5 – 6 kali dalam sebulan 7 – 8 kali dalam sebulan > 8 kali dalam sebulan
8 2 0 11 30
Total
Frekuensi pembelian sayuran yang di lakukan responden di Pasar Baru Bogor berdasarkan data di atas sebanyak 11 orang melakukan pembelian sayuran > 8 kali dalam sebulan, 9 orang melakukan pembelian sayuran 1 – 2 kali dalam sebulan, 8 orang melakukan pembelian sayuran 3 – 4 kali dalam sebulan, dan 2 orang melakukan pembelian sayuran 5 – 6 kali dalam sebulan.
Tabel 17. Sebaran Frekuensi Responden Mengkonsumsi Sayuran Dalam Setiap Minggu
Frekuensi Mengkonsumsi 1 kali dalam seminggu 2 kali dalam seminggu 3 – 4 kali dalam seminggu 5 – 6 kali dalam seminggu > 7 kali dalam seminggu Total
Jumlah (orang) 0 0 8 11 11 30
Rata – rata responden/kosumen sering mengkonsumsi sayuran dalam setiap minggunya, hal ini dapat di lihat dari data di atas sebanyak 11 orang mengkonsumsi sayuran > 7 kali dalam seminggu, dan 11 orang mengkonsumsi sayuran 5 – 6 kali dalam seminggu, sedangkan 8 orang mengkonsumsi sayuran 3 – 4 kali dalam seminggu. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa konsumen menyadari pentingnya akan mengkonsumsi sayuran.
5.3.2
Pencarian Informasi Konsumen menyadari pentingnya mengkonsumsi sayuran maka konsumen
berusaha mencari informasi tentang tempat yang menjual beraneka ragam jenis sayuran dan salah satu tempat itu adalah Pasar Baru Bogor, Pasar Baru Bogor ini
54
menjual sayuran pada waktu pagi hari hingga sore hari tetapi beberapa tahun terakhir di Pasar Baru Bogor penjual menjual sayuran di malam hari pada pukul 23.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Hal ini tentunya perlu di ketahui konsumen, oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui darimana konsumen mendapatkan informasi adanya penjualan sayuran pada malam hari di Pasar Baru Bogor
Tabel 18. Sumber Informasi yang Di peroleh oleh Konsumen Jumlah Sumber Informasi (orang) Pedagang / Penjual 6 Saudara 0 Teman 19 Tetangga 2 Lainnya 3 Total 30 Secara umum responden menerima sebagian besar informasi dari teman sebanyak 19 orang, kemudian 6 orang mendapatkan informasi dari pedagang/penjual, 3 orang dari hal – hal lain (mis: media cetak surat kabar dan radio) dan 2 orang mendapatkan informasi dari tetangga. 5.3.3
Evaluasi Alternatif Setelah mendapatkan informasi yang cukup tentang hal – hal yang berkaitan
dengan Pasar Baru Bogor, maka konsumen akan melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif di definisikan sebagai suatu proses di mana suatu alternatif di evaluasi dan di pilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini konsumen menentukan kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang di rasa paling bermanfaat untuk memecahkan masalahnya. Banyak hal yang menjadi kriteria konsumen sebagai alasan memilih Pasar Baru Bogor daripada swalayan dan pedagang sayur keliling, di antaranya dapat dilihat pada Tabel 19.
55
Tabel 19. Hal – hal yang Menjadi Pertimbangan Responden Hingga Memutuskan Melakukan Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor.
Hal-hal yang Menjadi Pertimbangan Harga sayuran yang lebih murah daripada di pasar swalayan dan pedagang sayur keliling Sayuran yang dijual lebih beragam jenisnya daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling Sayuran yang dijual lebih segar daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling Tempat tinggal lebih dekat dengan Pasar Baru Bogor daripada dengan swalayan Jika membeli sayuran dalam jumlah yang banyak bisa mendapatkan potongan harga Total
Responden
memiliki
banyak
pertimbangan
hingga
Jumlah (orang) 19 7 3 1 0 30
akhirnya
dapat
memutuskan untuk melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor daripada swalayan dan pedagang sayur keliling, pertimbangan – pertimbangan tersebut diantaranya adalah Harga sayuran di Pasar Baru Bogor yang lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling sebanyak 19 orang responden berpendapat demikian. Sayuran yang di jual lebih beragam jenisnya daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling sebanyak 7 orang responden yang berpendapat demikian, sayuran yang di jual lebih segar daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling sebanyak 3 orang responden
yang beranggapan demikian, hanya 1 orang yang
berpendapat tempat tinggalnya lebih dekat dengan Pasar Baru Bogor daripada dengan swalayan.
Tabel 20. Alternatif Tempat Pembelian Sayuran yang Di lakukan oleh Konsumen Selain di Pasar Baru Bogor Alternatif Tempat Pembelian Sayuran Swalayan Pedagang sayur keliling
Jumlah (orang) 2 18
56
Pasar tradisional lain Warung Lainnya (misalnya : minimarket/superindo) Total
3 6 1 30
Selain Pasar Baru Bogor tentunya konsumen memiliki alternatif tempat lain seperti pada pedagang sayur keliling sebanyak 18 orang yang melakukan pembelian pada pedagang sayur keliling, warung terdekat juga menjadi alternatif pilihan tempat berbelanja dan sebanyak 6 orang yang melakukannya, pasar tradisional lain juga menjadi salah satu alternatif dan 3 orang yang melakukannya, swalayan juga menjadi alternatif karena terkadang konsumen merasa jenuh jika berbelanja di Pasar Baru Bogor sehingga membutuhkan sedikit suasana kenyamanan yang berbeda dan sebanyak 2 orang yang melakukannya, hanya 1 orang yang memilih tempat alternatif di minimarket.
5.3.4
Proses Pembelian Proses pembelian merupakan inti dari suatu keputusan pembelian, setelah
konsumen melakukan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi dan evaluasi alternatif maka konsumen melakukan proses pembelian.
Tabel 21. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Berbelanja di Pasar Baru Bogor
Cara Memutuskan Pembelian Selalu merencanakannya terlebih dahulu Tergantung situasi saat ini Mendadak membeli saat sayuran tersedia Tidak pernah merencanakan Lainnya Total
Jumlah (orang) 13 8 6 2 0 30
57
Berdasarkan data Tabel 22 di peroleh 13 konsumen melakukan pembelian dengan selalu merencanakannya terlebih dahulu, 8 konsumen melakukan pembelian tergantung dari situasi saat hendak melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, 6 konsumen selalu mendadak membeli saat sayuran tersedia, 2 konsumen dalam melakukan pembelian tidak pernah merencanakan terlebih dahulu.
Tabel 22. Jenis Sayuran yang Menjadi Prioritas Konsumen di Pasar Baru Bogor Jenis Sayuran Sayuran Dedaunan (mis: bayam, kangkung, kol, sawi, katuk, slada) Sayuran Berpolong (mis: kacang panjang, buncis, kecipir) Sayuran Umbi-umbian (mis: kentang, talas, wortel) Sayuran Kacang-kacangan (mis : kedelai, kacang tanah, kacang merah) Lainnya (mis: semua jenis sayuran di atas menjadi prioritas) Total
Jumlah (orang) 24 1 4 0 1 30
Jenis sayuran yang menjadi prioritas konsumen dalam berbelanja di Pasar Baru Bogor pada umumnya adalah jenis sayuran dedaunan (mis: bayam, kangkung, kol, sawi, katuk, slada) dan konsumen yang memilih jenis sayuran ini sebanyak 24 orang, 4 orang lebih memilih sayuran umbi-umbian (mis: kentang, talas, wortel), dan sedikitnya hanya 1 orang yang memilih sayuran berpolong (mis: kacang panjang, buncis, kecipir) jenis sayuran yang menjadi prioritas ini tergantung dari kebutuhan dan selera masing – masing.
5.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian Perilaku proses keputusan tidak terhenti pada tahap pembelian, selanjutnya konsumen akan mengevaluasi apakah pembelian yang di lakukan sesuai dengan yang
58
mereka harapkan. Keyakinan dan sikap yang terbentuk pada tahap ini akan mempengaruhi niat pembelian di masa yang akan datang.
Tabel 23. Sebaran Kepuasan Responden Setelah Membeli Sayuran di Pasar Baru Bogor Sebaran Kepuasan Konsumen Sangat tidak puas, karena ternyata sayuran yang di beli banyak menggunakan petisida/zat pengawet Tidak puas, karena sayuran yang di beli menggunakan petisida Cukup puas, sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida Puas, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida dan masih segar Sangat puas, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida, masih segar dan bersih Total
Jumlah (orang) 0 0 15 12 3 30
Sebanyak 15 orang merasa cukup puas karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida , 12 orang merasa puas karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida dan masih segar, dan 3 orang merasa sangat puas karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida, masih segar dan bersih.
BAB VI ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA
6.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan kinerja Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor Pada analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dapat diketahui sejauh mana tingkat kepentingan dan kinerja dapat memenuhi keinginan responden/konsumen. Atribut yang di bahas ada 9 atribut diantaranya : keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, harga sayuran di Pasar Baru Bogor, penawaran langsung, lokasi pasar, luas areal parkir yang tersedia, keamanan kendaraan di areal parkir. 6.1.1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 30% responden menyatakan bahwa keragaman jenis sayuran yang tersedia cukup penting, 50% menyatakan penting dan 20% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 33.33% responden menyatakan bahwa keragaman jenis sayuran yang tersedia cukup baik, 46.67% menyatakan baik dan 20% menyatakan sangat baik, hal ini membuktikan bahwa jenis sayuran yang beragam di anggap penting oleh responden karena dengan jenis sayuran yang beragam responden bisa mengkonsumsi bermacam-macam jenis sayuran. Hasil penelitian mengenai atribut keragaman jenis sayuran yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 24.
60
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.90 menunjukkan bahwa keragaman jenis sayuran yang tersedia merupakan salah satu alasan penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.87 menunjukkan bahwa keragaman jenis sayuran yang tersedia merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 24. Keragaman jenis sayuran yang tersedia Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian
Jumlah (orang) Persentas e (%) Jumlah bobot penilaian
Tota l
ST B (1)
TB (2)
6
30
0
0
10
14
6
30
50.0 0
20.0 0
100
0.0 0
0.0 0
33.3 3
46.6 7
20.0 0
100
60
30
117
0
0
30
56
30
116
ST P (1)
TP (2)
0
0
9
15
0.0 0
0.0 0
30.0 0
0
0
27
CP (3)
Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian
P (4)
SP (5)
3.90
CB (3)
B (4)
Skor Rata-rata (X)
SB (5)
Tota l
3.87
Keterangan : STP
= Sangat tidak penting
STB
= Sangat tidak baik
TP
= Tidak penting
TB
= Tidak baik
CP
=cukup baik
CB
= Cukup baik
P
= Penting
B
= Baik
SP
= Sangat penting
SB
= Sangat baik
6.1.2. Kesegaran sayuran Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 20% responden menyatakan bahwa kualitas kesegaran sayuran cukup penting, 43.33% menyatakan penting dan 36.67% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 36.67% responden menyatakan bahwa kualitas kesegaran
61
sayuran cukup baik, 43.33% menyatakan baik dan 13.33% menyatakan sangat baik. Sebagian besar responden merasa penting degan kualitas kesegaran sayuran dan sebagian besar responden merasa bahwa di Pasar Baru Bogor itu kesegaran sayurannya cukup terjamin. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4.17 menunjukkan bahwa kualitas kesegaran sayuran merupakan salah satu alasan yang sangat penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.60 menunjukkan bahwa kualitas kesegaran sayuran merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 25. Kualitas Kesegaran Sayuran Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Jumlah 0 0 6 13 11 (orang) Persentase 0.00 0.00 20.00 43.33 36.67 (%) Jumlah 0 0 18 52 55 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total STB (1)
TB (2)
CB (3)
B (4)
Total
SB (5)
30
1
1
11
13
4
30
100
3.33
3.33
36.67
43.33
13.33
100
125
1
2
33
52
20
108
4.17
Skor Rata-rata (X)
3.60
6.1.3. Keramahan dan Pelayanan Penjual Dalam Bertransaksi Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 46.67% responden menyatakan bahwa keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi cukup penting, 33.33% menyatakan penting dan 13.33% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 16.67% responden menyatakan tidak baik, 63.33% menyatakan cukup baik, 13.33% menyatakan baik dan 6.67% menyatakan sangat baik. Berdasarkan data yang di peroleh tingkat
62
kinerjanya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian mengenai atribut keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 26. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.53 menunjukkan bahwa keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.10 menunjukkan bahwa keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 26. Keramahan dan Pelayanan Penjual Dalam Bertransaksi Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Jumlah 0 2 14 10 4 (orang) Persentase 0.00 6.67 46.67 33.33 13.33 (%) Jumlah 0 4 42 40 20 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total STB (1)
TB (2)
CB (3)
B (4)
SB (5)
Total
30
0
5
19
4
2
30
100
0.00
16.67
63.33
13.33
6.67
100
106
0
10
57
16
10
93
3.53
Skor Rata-rata (X)
3.10
6.1.4. Garansi/Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan Sayuran Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 33.33% responden menyatakan bahwa garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran cukup penting, 20.00% menyatakan penting dan 36.67% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 13.33% responden menyatakan tidak baik, 60.00% dan menyatakan cukup baik 23.33%. Hasil penelitian
mengenai
atribut
garansi/keakuratan
timbangan
saat
melakukan
63
penimbangan sayuran berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 27. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.83 menunjukkan bahwa garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.17 menunjukkan bahwa garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 27. Garansi/Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan Sayuran Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1) Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah bobot penilaian
TP (2)
CP (3)
P (4)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian SP (5)
Total
STB (1)
TB (2)
CB (3)
B (4)
0
3
10
6
11
30
0
4
18
7
1
30
0.00
10.00
33.33
20.00
36.67
100
0.00
13.33
60.00
23. 33
3.33
100
0
6
30
24
55
115
0
8
54
28
5
95
Skor Rata-rata (Y)
3.83
Skor Rata-rata (X)
6.1.5. Harga sayuran Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 26.67% responden menyatakan bahwa harga sayuran cukup penting, 33.33% menyatakan penting dan 36.67% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 26.67% responden menyatakan cukup baik, 60.00% menyatakan baik dan 13.33% menyatakan sangat baik. Hasil penelitian mengenai atribut harga sayuran berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 28.
Total
SB (5)
3.17
64
Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 4.03 menunjukkan bahwa harga sayuran merupakan salah satu alasan yang sangat penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.87 menunjukkan bahwa harga sayuran merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 28. Harga Sayuran Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Jumlah 0 1 8 10 11 (orang) Persentase 0.00 3.33 26.67 33.33 36.67 (%) Jumlah 0 2 24 40 55 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total STB (1)
TB (2)
CB (3)
B (4)
Total
SB (5)
30
0
0
8
18
4
30
100
0.00
0.00
26.67
60.00
13.33
100
121
0
0
24
72
20
116
4.03
Skor Rata-rata (X)
3.87
6.1.6. Keaktifan Penjual Dalam Memasarkan atau Menawarkan Produk Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 20.00% responden menyatakan bahwa keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk tidak penting, 40.00% menyatakan cukup penting dan 23.33% menyatakan penting. Atas dasar penilaian kinerja 66.67% responden menyatakan cukup baik dan 23.33% menyatakan baik. Hasil penelitian mengenai atribut keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 29. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 2.97 menunjukkan bahwa keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk merupakan salah satu alasan yang kurang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.33 menunjukkan bahwa keaktifan penjual dalam
65
memasarkan atau menawarkan produk merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 29. Keaktifan Penjual Dalam Memasarkan atau Menawarkan Produk Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total STB
Jumlah 3 6 12 7 2 (orang) Persentase 10.00 20.00 40.00 23.33 6.67 (%) Jumlah 3 12 36 28 10 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
(1)
TB (2)
CB (3)
B (4)
SB (5)
Total
30
0
1
20
7
2
30
100
0.00
3.33
66.67
23.33
6.67
100
89
0
2
60
28
10
100
2.97
Skor Rata-rata (X)
3.33
6.1.7. Lokasi Pasar yang Sangat Terjangkau Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 13.33% responden menyatakan bahwa lokasi pasar yang sangat terjangkau tidak penting, 26.67% menyatakan cukup penting, 30.00% menyatakan penting dan 23.33% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 36.67% responden menyatakan cukup baik, 36.67% menyatakan
baik dan 16.67%
menyatakan sangat baik. Hasil penelitian mengenai atribut lokasi pasar yang sangat terjangkau berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 30. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.43 menunjukkan bahwa lokasi pasar yang sangat terjangkau merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.60 menunjukkan bahwa lokasi pasar yang sangat terjangkau merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 30. Lokasi Pasar yang Sangat Terjangkau
66
Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Jumlah 4 2 8 9 7 (orang) Persentase 13.33 6.67 26.67 30.00 23.33 (%) Jumlah 4 4 24 36 35 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total
STP (1)
30
0
3
11
11
5
30
100
0.00
10.00
36.67
36.67
16.67
100
103
0
6
33
44
25
108
TP (2)
CP (3)
P (4)
Total
SP (5)
Skor Rata-rata (X)
3.43
3.60
6.1.8. Luas Areal Parkir yang Tersedia Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 30.00% responden menyatakan bahwa luas areal parkir yang tersedia cukup penting, 33.33% menyatakan penting dan 20.00% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 23.33% responden menyatakan tidak baik, 36.67% menyatakan cukup baik dan 26.67% menyatakan baik. Hasil penelitian mengenai atribut luas areal parkir yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 31. Skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.50 menunjukkan bahwa luas areal parkir yang tersedia merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat kinerja sebesar 3.17 menunjukkan bahwa luas areal parkir yang tersedia merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran.
Tabel 31. Luas Areal Parkir yang Tersedia Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP
TP
CP
P
SP
Total
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian STP
TP
CP
P
SP
Total
67
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jumlah 2 3 9 10 6 (orang) Persentase 6.67 10.00 30.00 33.33 20.00 (%) Jumlah 2 6 27 40 30 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
30
1
7
11
8
3
30
100
3.33
23.33
36.67
26.67
10.00
100
105
1
14
33
32
15
95
Skor Rata-rata (X)
3.50
3.17
6.1.9. Keamanan Kendaraan di Areal Parkir Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 30 responden di peroleh 16.67% responden menyatakan bahwa keamanan kendaraan di areal parkir cukup penting, 33.33% menyatakan penting dan 40.00% menyatakan sangat penting. Atas dasar penilaian kinerja 60.00% responden menyatakan cukup baik dan 16.67% menyatakan sangat baik. Hasil penelitian mengenai atribut keamanan kendaraan di areal parkir berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat di lihat pada Tabel 33.
Tabel 32. Keamanan Kendaraan di Areal Parkir Tingkat Kepentingan Tingkat Penilaian
Uraian STP (1)
TP (2)
CP (3)
P (4)
SP (5)
Jumlah 2 1 5 10 12 (orang) Persentase 6.67 3.33 16.67 33.33 40.00 (%) Jumlah 2 2 15 40 60 bobot penilaian Skor Rata-rata (Y)
Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Total
STP (1)
30
1
3
18
3
5
30
100
3.33
10.00
60.00
10.00
16.67
100
119
1
6
54
12
25
98
3.97
TP (2)
CP (3)
P (4)
Total
SP (5)
Skor Rata-rata (X)
3.27
Berdasarkan Tabel 32 skor rata-rata dari tingkat kepentingan sebesar 3.97 menunjukkan bahwa keamanan kendaraan di areal parkir merupakan salah satu alasan yang penting bagi responden untuk membeli sayuran. Skor rata-rata dari tingkat
68
kinerja sebesar 3.27 menunjukkan bahwa keamanan kendaraan di areal parkir merupakan penciri kinerja yang baik bagi responden untuk membeli sayuran. Tabel 33. Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan kinerja Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Atribut Produk
Penilaian Kepentingan
Keragaman jenis sayuran yang tersedia Kualitas kesegaran sayuran Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran Harga sayuran Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk Lokasi pasar yang sangat terjangkau Luas areal parkir yang tersedia Keamanan kendaraan di areal parkir Total rata-rata
Rata-rata Skor Penilaian Kinerja Kepentingan Kinerja (Y) (X)
117
116
3.90
3.87
125
108
4.17
3.60
106
93
3.53
3.10
115
95
3.83
3.17
121
116
4.03
3.87
89
100
2.97
3.33
103
108
3.43
3.60
105
95
3.50
3.17
119
98
3.97
3.27
3.70
3.44
6.2 Diagram Kartesius Kepentingan dan kinerja Atribut Sayuran di UPTD Pasar Baru Bogor Posisi penempatan masing-masing dari nilai rata-rata diatas dapat di lihat pada diagram kartesius. Diagram kartesius dibagi menjadi empat kuadran dengan garis tengah pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan (Y) yaitu sebesar 3.70 dan nilai total rata-rata tingkat kinerja (X) sebesar 3.44. secara lengkap dapat di lihat pada Gambar 7.
69
Tingkat Kepentingan dan Kinerja 4.4
Kuadran II
Kuadran I Prioritas Utama
Pertahank an Prestasi 2
4.2
5 9
Kepentingan
4.0
1
4 3.8 3.70 3.6
3
8 7
3.4
3.2
3.0
Kuadran III Prioritas Rendah 3.0
3.1
Kuadran IV Berlebihan
6
3.2
3.3
3.4 3.44
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
Kinerja
Gambar 7. Tingkat Kepentingan dan kinerja Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor Keterangan: 1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia 2. Kualitas kesegaran sayuran 3. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi 4. Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran 5. Harga sayuran 6. Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk 7. Lokasi pasar yang sangat terjangkau 8. Luas areal parkir yang tersedia 9. Keamanan kendaraan di areal parkir 6.2.1. Kuadran Prioritas Utama Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I menunjukkan bahwa atribut tersebut dinilai penting di mata responden namun kinerja atribut-atribut tersebut lebih rendah dari keinginan responden. Oleh karena itu atribut-atribut pada kuadran I
70
merupakan prioritas utama yang harus ditingkatkan lagi oleh pengelola pasar. Atributatribut tersebut adalah: ·
Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran Konsumen
menganggap
garansi/keakuratan
timbangan
saat
melakukan
penimbangan sayuran sangat penting, namun kenyataannya konsumen tidak merasa penimbangan yang dilakukan penjual sayuran di Pasar Baru Bogor sudah di lakukan dengan baik karena menurut konsumen seringkali pada saat melakukan penimbangan sayuran timbangan tersebut tidak akurat. ·
Keamanan kendaraan di areal parkir Kemanan kendaraan di areal parkir menurut konsumen sangat penting untuk lebih di perhatikan karena menyangkut kenyamanan konsumen untuk meninggalkan kendaraannya pada saat melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, namun pada kenyataanya konsumen masih merasa hal ini kurang di perhatikan oleh pihak pengelola pasar sehingga konsumen merasa tidak baik terhadap keamanan kendaraan mereka di areal parkir. Sehingga hal ini perlu diperhatikan lagi oleh pengelola pasar/UPTD Pasar Baru Bogor.
6.2.2. Kuadran Pertahankan Prestasi Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran II, jika di lihat dari kepentinngan responden berada pada tingkat kepentingan yang tinggi, begitu juga jika di lihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang tinggi pula. Hal ini penting bagi pengelola untuk mempertahankan prestasi dari atribut-atribut tersebut. Atribut-atribut tersebut adalah: ·
Keragaman jenis sayuran yang tersedia
71
Untuk keragaman jenis sayuran yang tersedia menurut konsumen ini adalah hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan dan merupakan alasan utama konsumen untuk berbelanja di Pasar Baru Bogor dan sejauh ini Pasar Baru Bogor dimata konsumen sudah baik dalam menyediakan beraneka ragam jenis sayuran. ·
Kualitas kesegaran sayuran Kualitas kesegaran sayuran dianggap penting oleh konsumen dan menurut konsumen kualitas kesegaran sayuran di Pasar Baru Bogor sudah baik.
·
Harga sayuran Harga merupakan atribut yang sangat diperhitungkan oleh konsumen dan dianggap sangat penting oleh konsumen, harga sayuran yang diperjual belikan di Pasar Baru Bogor sangat terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat sehingga konsumen merasa harga sayuran yang ditawarkan di Pasar Baru Bogor. terjangkau.
6.2.3. Kuadran Prioritas Rendah Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran III, jika di lihat dari kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, begitu juga jika di lihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang rendah pula. Responden sering mengabaikan atribut-atribut ini, sehingga pengelola tidak perlu melakukan perbaikan pada saat ini. Atribut-atribut tersebut adalah: ·
Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi Pada umumnya konsumen dapat memahami jika melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional keramahan penjual/pedagang tidak begitu dianggap penting, karena dipasar tradisional penjual tidak memperhatikan bagaimana pelayanan mereka terhadap konsumen hal ini disebabkan karena secara garis besar mereka
72
adalah orang yang berpendidikan rendah sehingga terkadang mereka tidak begitu ramah kepada konsumen dan menyebabkan konsumen merasa tidak nyaman terhadap pelayanan yang mereka berikan. ·
Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk Di pasar tradisonal khususnya di Pasar Baru Bogor keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk tidak dianggap penting oleh konsumen dan pada
kenyataannya
penjual/pedagang
sayuran
juga
jarang
aktif
dalam
menawarkan sayuran dagangannya kepada konsumen sehingga konsumen merasa penjual tidak aktif dalam memasarkan atau menawarkan produk sayuran. ·
Luas areal parkir yang tersedia Luas areal parkir yang tersedia pada sebagian konsumen di anggap tidak penting karena sebagian besar konsumen yang datang berbelanja di Pasar Baru menggunakan angkutan umum. Tapi ada juga sebagian konsumen yang merasa luas areal parkir tidak bisa menampung semua kendaraan yang ada, dengan luas areal parkir yang tersedia karena sering sekali areal parkir yang tidak terlalu luas tersebut digunakan oleh mobil box atau mobil dengan bak terbuka yang mengangkut dagangan para pedagang.
6.2.4. Kuadran Berlebihan Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran IV, jika di lihat dari kepentingan responden berada pada tingkat kepentingan yang rendah, tetapi jika di lihat dari kinerja responden berada pada tingkat kinerja yang tinggi. Responden menilai bahwa kinerja atribut-atribut ini berada pada tingkat yang tinggi. Jadi variabel ini perlu di pertimbangkan kembali karena terlalu berlebihan. Hanya ada satu atribut pada kuadran ini. Atribut tersebut adalah:
73
·
Lokasi pasar yang sangat terjangkau Menurut konsumen lokasi pasar yang terjangkau berada pada tingkat kepentingan yang
rendah,
dalam
hal
ini
dapat
diartikan
konsumen
tidak
terlalu
mempermasalahkan jarak yang jauh dari lokasi tempat tinggal menuju Pasar Baru Bogor. 6.3 Customer Satisfaction Index Perhitungan dalam Customer Satisfaction Index mempertimbangkan nilai kepentingan dan kinerja suatu atribut dalam menentukan tingkat kinerja atribut tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat kinerja total konsumen Pasar Baru Bogor. CSI di perlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran yang akan datang. Tanpa adanya CSI, top management tidak dapat menentukan goal dalam meningkatkan kinerja pelanggan. Indeks ini diperlukan karena proses pengukuran kinerja pelanggan bersifat kontinu. Nilai CSI dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 34. Perhitungan CSI
Atribut 1 2 3 4 5 6 7 8 9
MIS
MSS 3.90 4.17 3.53 3.83 4.03 2.97 3.43 3.50 3.97
3.87 3.60 3.10 3.17 3.87 3.33 3.60 3.17 3.27
WF 0.12 0.13 0.11 0.11 0.12 0.09 0.10 0.11 0.12
WS 0.45 0.45 0.33 0.36 0.47 0.30 0.37 0.33 0.39
74
TOTAL
33.33 CSI
30.98
3.45 69.07%
Berdasarkan tabel diatas nilai CSI berada pada kriteria baik hal ini dapat dilihat pada Tabel 35. Kriteria ini sudah merupakan hal yang baik yang di rasakan konsumen terhadap atribut yang ada khususnya pada atribut keragaman jenis sayuran, kesegaran sayuran, dan harga sayuran. Hal ini perlu di pertahankan jika perlu di tingkatkan lagi. Namun untuk atribut keramahan penjual, luas areal parkir yang tersedia dan keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan produk di nilai konsumen masih belum memuaskan sehingga menyebabkan nilai index kinerja konsumen belum berada pada taraf sangat baik. Tabel 35. Nilai Index Kinerja Konsumen Nilai Index (100%) Keterangan
No 1
81 – 100
Sangat baik
2
66 - 80.99
Puas
3
51 - 65.99
Cukup
4
35 - 50.99
Kurang baik
5
0 - 34.99
Tidak baik
Sumber: Panduan survey kinerja konsumen PT Sucofindo dalam Phebruanti, 2004
BAB VII KESIMPULAN
1.
Karakteristik konsumen Pasar Baru Bogor adalah ibu rumah tangga yang berusia
17 s/d 60 tahun dan pernah melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor dan Pedagang sayur keliling minimal dua kali dalam sebulan terakhir, di Swalayan minimal sekali dalam sebulan terakhir. Pengunjung yang paling banyak di Pasar Bogor berasal dari Bogor Utara, pengunjung yang paling sedikit berasal dari Tanah Sareal. Berdasarkan usia pengunjung yang paling banyak mengunjungi Pasar Baru Bogor adalah ibu rumah tangga yang berusia 36 s/d 46 tahun dan 47 s/d 60, yang paling sedikit adalah 17 s/d 25 tahun. Berdasarkan pendidikan terakhir yang paling banyak megunjungi Pasar Baru Bogor adalah yang berpendidikan SMU, yang paling sedikit adalah S2. Berdasarkan pekerjaan yang sering melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan pendapatan yang paling sering melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor adalah yang
berpenghasilan < Rp.1.000.000. Berdasarkan
pengeluaran bulanan untuk membeli sayuran yang paling banyak mengeluarkan uang untuk membeli sayuran adalah sebesar < Rp.100.000.
2.
Tingkat kepentingan dan kinerja yang di peroleh dengan menggunakan metode
IPA dan di gambarkan pada diagram kartesius yang terdiri dari empat kuadran, kuadran itu di antaranya kuadran I yang atributnya terdiri dari : garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Kuadran II atribut tersebut : keragaman jenis sayuran yang tersedia, kesegaran sayuran, harga sayuran. Kuadran III atribut tersebut : keramahan dan pelayanan penjual dalam
76
bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Kuadran IV atribut tersebut : lokasi pasar yang sangat terjangkau. Nilai
3.
Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen menggunakan metode Customer
Satisfaction Index, dan nilai yang diperoleh yaitu 69.07 % dan nilai ini berada pada kriteria puas.
DAFTAR PUSTAKA Ali Hakim Dzulfikar. 2007. Analisis Prospek Permintaan Jasa Pasar dan Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Tradisional Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Baliawati, F. Yayuk, Khomsan, A. & Dwiriani, Meti C. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. Budi Nurdiana. 2007. Analisis Kinerja Kompetitif Bisnis Sayuran Segar CV Putri Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. . Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Darmawan Eka Yanto, 2007. Analisis Proses Keputusan Petani dalam Pembelian Benih Cabai Merah Keriting Varietas TM999 (Kasus di Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat) . Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Direktorat Jendral Hortikultura. 2005. Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi Ke enam. Jilid 1 & 2. Binarupa Aksara. Jakarta. Ergandia, Erma R. 2006. Analisis Respon Konsumen Jilid I Edisi Keenam. Jakarta : Binarupa Aksara. Kotler,
Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid I dan II . Edisi Milenium. Jakarta. PT. Prenhallindo.
Lusianto,
Joanes. 2004. Analisis Strategi Pemasaran dengan Sistem Penjualan Langsung ( Kasus PT. Orindo Alam Ayu ). Skripsi. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Mei M.H, Theresia. 2006. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Syuran Organik Yayasan Bina Sarana Bhakti. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Mowen,
C. Jhon. 1998. Consumer Behaviour. 4 th Edition. Prectice Hall International Edition. New York.
Rahayu.
Sri. 2005. Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pasar Tradisional sebagai Pusat Perdagangan di Kota Bekasi dalam Pengembangan Wilayah. Skripsi. Program Sarjana. Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
80 Rahardi, F, Rony Palungkun, dan Asiani Budiarti. 2001. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Rangkuti, F. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy. PT. Gramedia. Jakarta. Saptono, E dan Agus Andoko. 2005. Bertanam Sayuran Organik di Pekarangan. PT Agro Media Pustaka. Depok. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia.Bogor
Sutisna.
2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Tresnawati Dewi. 2007. Analisis Penilaian Mutu dan Proses Keputusan Pembelian Konsumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor (Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling) Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
91 Tabel 36. Dimensi dan Atribut Tingkat Kinerja dan Kepentingan Satuan Ukuran Dimensi
Atribut
Tingkat Kinerja 1 = Sangat tidak baik/beragam (karena sayuran yang tersedia <5 jenis)
Produk (product)
Keragaman Jenis Sayuran yang Tersedia
2 = Tidak baik/beragam karena, jenis sayuran yang di jual kurang beragam (10 jenis sayuran) 3 = Cukup baik/beragam karena, jenis sayuran yang di jual cukup beragam (15 jenis sayuran) 4 =Baik/beragam, jenis sayuran yang di jual beragam (20 jenis sayuran) 5 = Sangat baik/ beragam karena (>25 jenis sayuran) 1 = Sangat tidak baik karena, 30% sayuran yang di jual selalu tidak segar/tidak berkualitas.
Produk (product)
Kesegaran Sayuran
2 = Tidak baik karena, 15% sayuran sudah berubah kesegarannya 3 = Cukup karena, 70% sayuran masih segar. 4 = Baik karena, biarpun 20% sayuran sudah berubah kesegarannya tetapi masih dikategorikan berkualitas. 5 = Sangat baik karena, 10% sayuran yang di jual, tidak berubah kesegarannya/sangat berkualitas.
Tingkat Kepentingan 1 = Sangat tidak penting, karena sayuran yang di beli hanya satu jenis sayuran 2 = Tidak penting, karena hanya mengkonsumsi dua jenis sayuran 3 = Cukup penting, karena mengkonsumsi 3 jenis sayuran 4 = Penting, karena biasa mengkonsumsi berbagai macam jenis sayuran 5 = Sangat penting, karena mengetahui manfaat dari berbagai jenis sayuran dan ingin mengkonsumsi berbagai jenis sayuran tersebut. 1 = Sangat tidak Penting, karena tidak mengetahui kandungan gizi dari sayuran. 2 = Tidak penting, karena tidak mengetahui manfaat dari sayuran 3 = Cukup penting, karena jika sayuran tidak segar tidak enak dikonsumsi 4 = Penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang 5 = Sangat penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang dan tidak baik untuk kesehatan
92 Tabel 36. Lanjutan 1 = Sangat tidak baik karena, harga sayuran relatif sangat mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 2 = Tidak baik karena, harga sayuran relatif mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. Harga (price)
Harga sayuran di pasar tradisional (Pasar Baru Bogor)
3 = Cukup baik karena, harga sayuran relatif sama dengan di swalayan dan pedagang sayur keliling. 4 = Baik karena, harga sayuran relatif lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 5 = Sangat baik karena, harga sayuran relatif jauh lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling.
1 = Sangat tidak baik karena, penjual dalam memasarkan sayuran tidak aktif kepada pembeli. Promosi (promotion)
Pemasaran langsung
2 = Tidak baik karena, penjual dalam memasarkan sayuran kurang aktif kepada pembeli
1 = Sangat tidak penting, karena jika harga di Pasar Baru Bogor lebih mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling tidak menjadi masalah yang terpenting adalah kesegaranya sayuran tersebut 2 = Tidak penting, karena bagi konsumen berapa pun harga sayuran tersebut akan dibayar asal kan mendapatkan sayuran yang di inginkan 3 = Cukup penting, karena harga harus sesuai dengan kualitas dan kesegaran sayuran yang di beli 4 = Penting, karena konsumen mencari harga yang semurahmurahnya dengan kualitas sebaik mungkin 5 = Sangat penting, karena konsumen mencari harga yang semurah-murahnya dengan kualitas sebaik mungkin dan jika harga yang di tawarkan cocok dengan konsumen maka konsumen menjadi pelanggan bagi penjual tersebut 1 = Sangat tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang merasa tidak nyaman jika penjual terlalu aktif dalam memasarkan sayuran. 2 = Tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang lebih menyukai mencari sendiri jenis sayuran yang akan di belinya tanpa perlu ditawarkan oleh penjual
93 Tabel 36. Lanjutan 3 = Cukup Baik karena, penjual dalam memasarkan /menawarkan sayuran aktif kepada pembeli Promosi (promotion)
Pemasaran langsung
4 = Baik karena, penjual dalam memasarkan /menawarkan sayuran lebih aktif kepada pembeli. 5 = Sangat Baik karena, penjual dalam memasarkan /menawarkan sayuran sangat lebih aktif kepada pembeli. 1= Sangat tidak baik karena, penjual selalu tidak ramah dan tidak melayani dengan baik, dengan raut muka cemberut. 2 = Tidak baik karena, penjual kurang ramah, tidak melayani dengan baik, dan jarang tersenyum.
Promosi (promotion)
Keramahan dan Pelayanan Penjual Dalam Bertansaksi
3 = Cukup Baik karena, penjual cukup ramah dan cukup melayani 4 = Baik karena, penjual ramah, melayani dengan baik dan selalu tersenyum. 5 = Sangat Baik karena, penjual sangat ramah dan melayani dengan sangat baik, selalu tersenyum, sopan dan sering mengeluarkan Joke’s.
3 = Cukup penting, agar konsumen mengetahui adanya jenis sayuran yang lain selain yang di carinya 4 = Penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen 5 = Sangat penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen dan menciptakan hubungan yang baik antara penjual dan konsumen
1 = Sangat tidak penting, karena yang di perhatikan bukanlah penjualnya tetapi sayuran yang di jualnya 2 = Tidak penting, karena dipasar sulit sekali di temukan penjual yang ramah dari segi pelayanannya 3 = Cukup penting, karena hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen 4 = Penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa nyaman. 5 = Sangat penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa nyaman dan penjual dapat menciptakan hubungan yang baik ke konsumen.
94 Tabel 36. Lanjutan
Promosi (promotion)
Garansi Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan Sayuran
1 = Sangat tidak baik karena, tidak akurat/ sering sekali timbangan sayuran di kurangi oleh penjual dari timbangan yang sebenarnya. 2 = Tidak baik karena, Kurang Akurat/ timbangan selalu tidak pas dari timbangan sebenarnya 3 = Cukup Baik karena, timbangan terkadang pas dari timbangan sebenarnya 4 = Baik karena, timbangan akurat pas degan timbangan sebenarnya 5 = Sangat Baik karena, Sangat Akurat/timbangan dapat dijamin pas
1 = Sangat tidak baik karena, lokasi pasar tidak terjangkau dan tidak adanya fasilitas angkutan umum. 2 = Tidak baik karena, lokasi pasar kurang terjangkau dan sedikit sekali fasilitas angkutan umum. Tempat (Place)
Lokasi Pasar
3 = Cukup Baik karena, lokasi pasar cukup terjangkau dan adanya beberapa fasilitas angkutan umum. 4 = Baik karena, lokasi pasar terjangkau dan adanya fasilitas angkutan umum.
1 = Sangat tidak penting, karena jika timbangan di kurangi oleh penjual tidak menjadi masalah bagi konsumen 2 = Tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang memperhatikan timbangan 3 = Cukup penting, karena timbangan harus sesuai dengan harga yang di bayar oleh konsumen 4 = Penting, karena konsumen di rugikan jika timbangan di kurangi 5 = Sangat penting, karena selain merugikan konsumen jika timbangan dikurangi kepercayaan konsumen terhadap penjual akan berkurang
1 = Sangat tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal, konsumen dapat pergi menggunakan kendaraan pribadi 2 = Tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal konsumen dapat pergi dengan menyewa angkutan umum 3 = Cukup penting, karena jarak yang dekat memudahkan konsumen untuk pergi ke pasar tersebut
95 Tabel 36. Lanjutan
Tempat (Place)
Lokasi Pasar
5 = Sangat Baik karena, lokasi pasar sangat terjangkau dan banyaknya fasilitas angkutan umum.
4 = Penting, karena jarak yang dekat dan didukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut 5 = Sangat penting, karena jarak yang dekat dan didukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut dan hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi penjual
1 = Sangat tidak baik karena, luas areal parkir yang tersedia tidak luas,sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung 2 = Tidak baik karena, luas areal parkir yang tersedia kurang luas,sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung
Tempat (Place)
Luas Areal Parkir yang Tersedia
3 = Cukup Baik karena, luas areal parkir yang tersedia cukup menampung sebagian kendaraan pengunjung 4 = Baik karena, areal parkir yang tersedia luas,sehingga bisa menampung semua kendaraan pengunjung 5 = Sangat Baik karena areal parkir yang tersedia bisa menampung semua kendaraan pengunjung
1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar 2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar 3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar 4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar 5 = Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan jika areal parkir cukup menampung semua kendaraan pengunjung maka konsumen tidak harus bersusah payah mencari tempat parkir
96
Tabel 36. Lanjutan 1= Sangat tidak baik karena, kendaraan di areal parkir tidak aman 2 = Tidak baik karena, kendaraan di areal parkir kurang aman 3 = Cukup Baik karena, kendaraan di areal parkir cukup aman
Tempat (Place)
Keamanan Kendaraan di Areal Parkir
4 = Baik karena, kendaraan di areal parkir aman 5 = Sangat Baik karena, kendaraan di areal parkir sangat aman
1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadi 2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya 3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu di perhatikan 4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu di perhatikan 5 = Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan agar konsumen merasa aman, tenang saat berbelanja dan meninggalkan kendaraannya di areal parkir
Kuisioner Penelitian Nomor Kuisioner : ……………………….. Tanggal Kuisioner : ………………………..
ANALISIS TINGKAT KEBAIKAN DAN KEPENTINGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus di Pasar Baru Bogor) Terima kasih atas partisipasi saudara/i menjadi salah satu responden yang secara sukarela mengisi kuisioner ini. Kuisioner ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan oleh : Nama Peneliti : Fitria Fissamawati NRP : A 14105548 Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas : Pertanian Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor Untuk memenuhi tugas penyelesaian Skripsi Program Ekstensi Sarjana Manajemen Agribisnis. Saya sangat menghargai kejujuran anda dalam mengisi kuisioner ini dan menjamin kerahasiaan anda. Atas kerjasama dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih. SCREENING : Petunjuk : Silahkan anda mengisi pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang di anggap sesuai. 1. Apakah anda Ibu rumah tangga yang berusia 17 s/d 60 tahun? a. Bila jawabannya “Ya”, silahkan melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. b. Bila jawabannya “Tidak”, terima kasih, Anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuisioner ini. 2. Apakah Ibu pernah melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dan Pedagang sayur keliling minimal dua kali dalam satu bulan terakhir, dan di Swalayan minimal sekali dalam sebulan terakhir? a. Bila jawabannya “Ya”, maka silahkan melanjutkan pengisian kuisioner ini. b. Bila jawabannya “Tidak”, terima kasih, Anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuisioner ini. A. IDENTITAS RESPONDEN Nama Alamat No. Telp Usia Anda Suku
: ………………………………………………………… : ………………………………………………………… : ……………… : ………………… Tahun : ………………….
Pendidikan Terakhir
: • SD
Pekerjaan
• Sarjana (S1)
• SMP
• Pasca Sarjana (S2)
• SMU
• Lainnya ………………….
: • Pegawai Negeri • Pegawai Swasta • Wiraswasta
• Ibu Rumah Tangga • Lainnya ……………….
82
Pendapatan Keluarga Per Bulan :
• • • • • •
< Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 – Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 ≥ Rp 5.000.000
Berapa Pengeluaran Keluarga Setiap Bulannya Untuk Membeli Sayuran : • Rp 10.000 – Rp 20.000 • Rp 20.000 – Rp 30.000 • Rp 30.000 – Rp 40.000
• Rp 40.000 – Rp 50.000 • Rp 50.000 – Rp 100.000 • ≥ Rp 100.000
B. KEPUTUSAN PEMBELIAN Petunjuk : Silahkan Ibu mengisi pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang di anggap sesuai. a. Pengenalan Kebutuhan 1. Menurut Ibu seberapa pentingkah setiap orang mengkonsumsi sayuran? a. Tidak terlalu penting, karena tidak suka mengkonsumsi sayuran. b. Tidak penting, karena merasa masih ada menu makanan lain selain sayuran. c. Biasa saja, tergantung keinginan dan selera makan. d. Penting, karena mengetahui kandungan vitamin yang terdapat dalam sayuran. e. Sangat penting, karena ( vegetarian ) tidak bisa mengkonsumsi makanan selain jenis sayuran. 2. Alasan apa yang membuat Ibu tertarik mengkonsumsi sayuran? a. Mengetahui kandungan vitamin dari sayuran. b. Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk kesehatan. c. Mengetahui jika mengkonsumsi sayuran baik untuk perawatan kulit. d. Dengan mengkonsumsi sayuran bisa menurunkan berat badan ( diet ). e. Vegetarian ( hanya bisa mengkonsumsi sayuran ). 3. Apa yang Ibu rasakan apabila dalam 1 minggu tidak mengkonsumsi sayuran? a. Biasa saja. d. Hilangnya nafsu makan. b. Merasa ada yang kurang. e. Lainya………………… c. Tidak enak badan/sakit. 4
Dalam satu bulan berapa kali Ibu melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor? a. 1 – 2 kali dalam sebulan. d. 7 – 8 kali dalam sebulan b. 3 - 4 kali dalam sebulan. e. > 8 kali dalam sebulan. c. 5 – 6 kali dalam sebulan.
5. Dalam seminggu seberapa sering sayuran menjadi menu makanan di keluarga? a. 1 kali dalam seminggu. d. 5 – 6 kali dalam seminggu. b. 2 kali dalam seminggu. e. > 7 kali dalam seminggu. c. 3 – 4 kali dalam seminggu.
83
6. Berapa banyak jenis sayuran yang Ibu beli dalam satu kali pembelian sayuran? a. 1 jenis sayuran. d. 6 – 7 jenis sayuran. b. 2 – 3 jenis sayuran. e. > 7 jenis sayuran. c. 4 – 5 jenis sayuran. b. Pencarian Informasi 1. Dari mana Ibu mendapatkan informasi Penjualan Sayuran pada malam hari di Pasar Baru Bogor? a. Pedagang/Penjual. d. Tetangga. b. Saudara. e. Lainnya……………… c. Teman. 2. Sudah berapa lama Ibu mengetahui keberadaan Pasar Baru Bogor? a. 1 - 3 bulan yang lalu. d. 10 – 12 bulan yang lalu. b. 4 - 6 bulan yang lalu. e. > 1 tahun. c. 7 - 9 bulan yang lalu. c. Evaluasi Alternatif 1. Apa yang menjadi pertimbangan Ibu hingga memutuskan untuk membeli sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor daripada di Swalayan dan Pedagang sayur keliling? a. Harganya lebih murah daripada di Swalayan dan pedagang sayur keliling. b. Sayuran yang di jual lebih beragam jenisnya daripada di Swalayan dan pedagang sayur keliling. c. Sayuran yang di jual lebih segar daripada di Swalayan dan pedagang sayur keliling. d. Tempat tinggal lebih dekat dengan Pasar Baru Bogor daripada swalayan. e. Jika membeli sayuran dalam jumlah yang banyak bisa mendapatkan potongan harga. 2. Selain di Pasar Baru Bogor dimana Ibu melakukan pembelian sayuran? a. Swalayan. d. Warung. b. Pedagang sayur keliling. e. Lainnya…………. c. Pasar tradisional selain Pasar Baru Bogor. 3. Atribut sayuran apa yang paling Ibu pertimbangkan saat melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor? a. Harganya yang lebih murah. b. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi. c. Kualitas kesegaran sayuran/sayuran yang di jual selalu segar. d. Keragaman jenis sayuran yang tersedia. e. Lokasi pasar yang terjangkau/adanya fasilitas kendaraan umum. d. Proses Pembelian 1. Bagaimana biasanya Ibu memutuskan untuk berbelanja sayuran di Pasar Baru Bogor? a. Selalu merencanakannya terlebih dahulu. e. Lainnya ………………….. b. Tergantung situasi saat ini. c. Mendadak membeli saat sayuran tersebut tersedia. d. Tidak pernah merencanakan.
84 2.
Siapa yang paling mempengaruhi Ibu dalam melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor? a. Inisiatif sendiri. d. Tetangga. b. Teman/kenalan. e. Lainnya……………… c. Keluarga.
3. Dalam melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor jenis sayuran apa yang menjadi prioritas di keluarga Ibu? a. Sayuran dedaunan (mis :bayam, kangkung, kol, sawi, katuk, slada). b. Sayuran berpolong (mis : kacang panjang, buncis, kecipir). c. Sayuran umbi – umbian (mis : kentang, talas, wortel). d. Sayuran kacang – kacangan (mis : Kedelai, kacang tanah, kacang merah). e. Lainnya………………. 4. Berapa banyak biasanya Ibu melakukan pembelian untuk setiap satu jenis sayuran? a. > 1 Kg. d. 4 - 5 Kg. b. 1 Kg. e. > 5 Kg. c. 2 – 3 Kg. 5. Apabila sayuran yang hendak Ibu beli di Pasar Baru Bogor tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka : a. Tetap membelinya. d. Mencari ke tempat lain. b. Tidak melakukan pembelian. e. Lainnya……………… c. Membeli jenis sayuran lainnya. e. Evaluasi Setelah Pembelian 1. Sejak kapan Ibu melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor? a. 1 bulan yang lalu. d. 8 – 12 bulan yang lalu. b. 2 - 4 bulan yang lalu. e. > 1 tahun. c. 5 - 7 bulan yang lalu. 2. Menurut Ibu apa yang dapat di jadikan indikator berkualitasnya sayuran yang di perjual belikan di Pasar Baru Bogor? a. Harga sayuran yang murah. b. Keakuratan timbangan pada saat membeli sayuran. c. Kualitas kesegaran sayuran. d. Keragaman jenis yang tersedia. e. Lainnya……………..
3. Menurut Ibu, apakah Ibu merasa Baik setelah membelii sayuran di Pasar Baru Bogor? a. Sangat tidak baik, karena sayuran yang di beli ternyata banyak menggunakan petisida / zat pengawet dan tidak terlalu bersih b. Tidak baik, karena sayuran yang di beli menggunakan petisida c. Cukup baik , karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida d. Baik, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida dan bersih e. Sangat Baik, karena sayuran yang di beli tidak menggunakan petisida, bersih dan segar B. EVALUASI TINGKAT KEPENTINGAN ( HARAPAN ) DAN KINERJA
85
a. Penilaian Terhadap Tingkat Kepentingan Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada tabel yang sesuai dengan pilihan Ibu yang menunjukkan tingkat kepentingan dari setiap atribut yang Ibu harapkan. 1 = Sangat tidak penting. 3 = Cukup penting. 5 = Sangat penting 2 = Tidak penting. 4 = Penting Tingkat Kepentingan No Atribut Produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keragaman jenis sayuran yang tersedia Kualitas kesegaran sayuran Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran Harga sayuran Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk Lokasi pasar yang sangat terjangkau Luas areal parkir yang tersedia Keamanan kendaraan di areal parkir
Berikut Penjelasan Penilaian Terhadap Tingkat Kepentingan Dari Setiap Atribut 1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia. 1 = Sangat tidak penting, karena sayuran yang di beli hanya satu atau dua jenis sayuran. 2 = Tidak penting, karena tidak ada prioritas jenis sayuran yang diinginkan. 3 = Cukup penting, karena mengkonsumsi 3 jenis sayuran. 4 = Penting, karena biasa mengkonsumsi berbagai macam jenis sayuran. 5 = Sangat penting, karena mengetahui manfaat dari berbagai jenis sayuran dan ingin mengkonsumsi berbagai jenis sayuran tersebut.
2. Kesegaran sayuran 1 = Sangat tidak Penting, karena tidak mengetahui kandungan gizi yng terdapat dalam sayuran. 2 = Tidak penting, karena tidak mengetahui manfaat dari sayuran. 3 = Cukup penting, karena jika sayuran tidak segar tidak enak dikonsumsi. 4 = Penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang. 5 = Sangat penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang dan tidak baik untuk kesehatan. 3. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi. 1 = Sangat tidak penting, karena yang diperhatikan bukanlah penjualnya tetapi sayuran yang di jualnya.
86 2 = Tidak penting, karena di pasar sulit sekali ditemukan penjual yang ramah dari segi pelayanannya. 3 = Cukup penting, karena hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. 4 = Penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa nyaman. 5 = Sangat penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa nyaman dan penjual dapat menciptakan hubungan yang baik ke konsumen. 4. Garansi / keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran. 1 = Sangat tidak penting, karena jika timbangan dikurangi oleh penjual tidak menjadi masalah bagi konsumen. 2 = Tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang memperhatikan hal tersebut. 3 = Cukup penting, karena timbangan harus sesuai dengan harga yang dibayar oleh konsumen. 4 = Penting, karena konsumen di rugikan jika timbangan dikurangi. 5 = Sangat penting, karena selain merugikan konsumen jika timbangan di kurangi kepercayaan konsumen terhadap penjual akan berkurang. 5. Perbandingan harga sayuran yang di jual di Pasar Baru Bogor dengan di Swalayan dan Pedagang sayur keliling. 1 = Sangat tidak penting, karena jika harga di Pasar Baru Bogor lebih mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling tidak menjadi masalah yang terpenting adalah kesegaranya sayuran tersebut. 2 = Tidak penting, karena bagi konsumen berapapun harga sayuran tersebut akan di bayar asalkan mendapatkan sayuran yang di inginkan. 3 = Cukup penting, karena harga harus sesuai dengan kualitas dan kesegaran sayuran yang di beli. 4 = Penting, karena konsumen mencari harga yang semurah-murahnya dengan kualitas sebaik mungkin. 5 = Sangat penting, karena konsumen mencari harga yang semurah-murahnya dengan kualitas sebaik mungkin dan jika harga yang ditawarkan cocok dengan konsumen maka konsumen akan menjadi pelanggan bagi penjual tersebut.
6. Keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran. 1 = Sangat tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang merasa tidak nyaman jika penjual terlalu aktif dalam memasarkan sayuran dagangannya. 2 = Tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang lebih menyukai mencari sendiri jenis sayuran yang akan di belinya tanpa perlu di tawarkan oleh penjual. 3 = Cukup penting, agar konsumen mengetahui adanya jenis sayuran yang lain selain yang di carinya 4 = Penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen. 5 = Sangat penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen dan menciptakan hubungan yang baik antara penjual dan konsumen. 7. Lokasi pasar yang terjangkau. 1 = Sangat tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal, konsumen dapat pergi menggunakan kendaraan pribadi.
87 2 = Tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal konsumen dapat pergi dengan menyewa angkutan umum. 3 = Cukup penting, karena jarak yang dekat memudahkan konsumen untuk pergi ke pasar tersebut. 4 = Penting, karena jarak yang dekat dan di dukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut. 5 = Sangat penting, karena jarak yang dekat dan di dukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut dan hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi penjual. 8. Luas areal parkir yang tersedia. 1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 5 = Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan jika areal parkir cukup menampung semua kendaraan pengunjung maka konsumen tidak harus bersusah payah mencari tempat parkir. 9. Keamanan kendaraan di areal parkir. 1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu diperhatikan. 4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu diperhatikan. 5 = Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan agar konsumen merasa aman dan tenang saat berbelanja dan meninggalkan kendaraannya di areal parkir. b. Penilaian Tingkat KeBaikan Konsumen Terhadap Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada tabel yang sesuai dengan pilihan Ibu yang menunjukkan tingkat keBaikan dari setiap atribut yang Ibu harapkan. 1 = Sangat tidak baik. 3 = Cukup baik. 5 = Sangat Baik. 2 = Tidak baik. 4 = Baik. Tingkat Kinerja No Atribut Produk 1 2 3 4 5 1 2 3
Keragaman jenis sayuran yang tersedia Kualitas kesegaran sayuran Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi
88 4 5 6 7 8 9
Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran Harga sayuran Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk Lokasi pasar yang sangat terjangkau Luas areal parkir yang tersedia Keamanan kendaraan di areal parkir
Berikut Penjelasan Penilaian Terhadap Tingkat Kinerja Dari Setiap Atribut 1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia 1 = Sangat tidak baik, karena sangat tidak beragam ( karena <5 jenis, mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang). 2 = Tidak baik karena kurang beragam, karena jenis sayuran yang di jual (10 jenis sayuran, mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam). 3 = Cukup baik, karena jenis sayuran yang di jual cukup beragam (15 jenis sayuran mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong) 4 = Baik, karena jenis sayuran yang di jual beragam (20 jenis sayuran mis : cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong, toge, labu siam, slada, daun seledri, daun bawang). 5 = Sangat baik, karena jenis sayuran yang di jual sangat beragam ( >25 jenis sayuran mis : cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong, toge, labu siam, slada, daun seledri, daun bawang, paria, pucuk ubi, kunyit, lengkoas, jahe, lobak, jagung muda kecil, melinjo, kecipir, kacang kapri, oyong, dll).
2. Kualitas kesegaran sayuran. 1 = Sangat tidak baik, karena 30% sayuran yang di jual tidak segar/tidak berkualitas. 2 = Tidak baik, karena 15% sayuran sudah berubah kesegarannya/kurang berkualitas. 3 = Cukup baik, karena, 70% sayuran masih segar. 4 = Baik karena, biarpun 20% sayuran sudah berubah kesegarannya tetapi masih dikategorikan berkualitas. 5 = Sangat Baik, karena 10% sayuran yang di jual segar. 3. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi 1= Sangat tidak baik, karena penjual selalu tidak ramah dan tidak melayani dengan baik, dengan raut muka cemberut. 2 = Tidak baik, karena penjual kurang ramah, tidak melayani dengan baik, dan jarang tersenyum. 3 = Cukup baik, karena penjual cukup ramah dan cukup melayani. 4 = Baik, karena penjual ramah, melayani dengan baik dan selalu tersenyum. 5 = Sangat Baik, karena penjual sangat ramah dan melayani dengan sangat baik, selalu tersenyum, sopan dan sering mengeluarkan Joke’s.
89
4. Garansi / keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran. 1 = Sangat tidak baik, karena tidak akurat/sering sekali timbangan sayuran dikurangi dari timbangan yang sebenarnya. 2 = Tidak baik, karena kurang Akurat/timbangan selalu tidak pas. 3 = Cukup baik, karena timbangan terkadang pas. 4 = Baik, karena timbangan pas. 5 = Sangat Baik, karena sangat Akurat/timbangan dapat dijamin pas. 5. Perbandingan harga sayuran yang di jual di Pasar Baru Bogor dengan di Swalayan dan Pedagang sayur keliling. 1 = Sangat tidak baik, karena harga sayuran relatif sangat mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 2 = Tidak baik, karena harga sayuran relatif mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 3 = Cukup baik, karena harga sayuran relatif sama dengan di swalayan dan pedagang sayur keliling. 4 = Baik, karena harga sayuran relatif lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 5 = Sangat Baik, karena harga sayuran relatif jauh lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling. 6. Keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran 1 = Sangat tidak baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran tidak aktif kepada pembeli, penjual hanya diam saja. 2 = Tidak baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran kurang aktif kepada pembeli penjual hanya menjawab pertanyaan harga yang ditawarkan pembeli tanpa ada usaha menawarkan jenis sayuran yang lain. 3 = Cukup baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran biasa saja, menawarkan jenis sayuran biarpun tidak semua jenis sayuran ditawarkan. 4 = Baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran aktif kepada pembeli, menawarkan berbagai jenis sayuran. 5 = Sangat Baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran sangat aktif kepada pembeli, menawarkan berbagai jenis sayuran bahkan mempengaruhi pembeli untuk membeli sayuran dagangannya. 7. Lokasi pasar. 1 = Sangat tidak baik, karena lokasi pasar tidak terjangkau dan tidak adanya fasilitas angkutan umum. 2 = Tidak baik, karena lokasi pasar kurang terjangkau dan sedikit sekali fasilitas angkutan umum. 3 = Cukup baik, karena lokasi pasar cukup terjangkau dan adanya fasilitas beberpa angkutan umum. 4 = Baik, karena lokasi pasar terjangkau dan adanya fasilitas angkutan umum. 5 = Sangat Baik, karena lokasi pasar sangat terjangkau dan banyaknya fasilitas angkutan umum. 8. Luas areal parkir yang tersedia. 1 = Sangat tidak baik, karena luas areal parkir yang tersedia tidak luas, sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung.
90 2 = Tidak baik, karena luas areal parkir yang tersedia kurang luas, sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung. 3 = Cukup baik, karena luas areal parkir yang tersedia cukup menampung sebagian kendaraan pengunjung. 4 = Baik, karena areal parkir yang tersedia luas,sehingga bisa menampung semua kendaraan pengunjung. 5 = Sangat Baik, karena areal parkir yang tersedia sangat luas,sehingga bisa menampung semua kendaraan pengunjung. 9. Keamanan kendaraan di areal parkir. 1= Sangat tidak baik, karena kendaraan tidak aman, sering terjadi kehilangan. 2 = Tidak baik, karena kendaraan kurang aman, pernah terjadi kehilangan. 3 = Cukup baik, karena kendaraan cukup aman, jarang terjadi kehilangan. 5 = Sangat Baik, karena kendaraan sangat aman, tidak pernah terjadi kehilangan, dan petugas keamanannya selalu berjaga-jaga.
- TERIMAKASIH -