Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Soal pada Materi Virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi Nurhida YATI1), Retni, S. BUDIARTI2), Afreni HAMIDAH2) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi e-mail:
[email protected] Abstrak. Berpikir kritis merupakan proses berpikir dengan cara mengenal dan menganalisis suatu hal untuk merumuskan jawaban atau mencari solusi. Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah/soal. Dengan menggunakan keterampilan berpikir kritis, siswa dapat mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah/soal tersebut secara kreatif dan logis sehingga menghasilkan keputusan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal pada materi virus di SMA Negeri 3 Kota Jambi tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Agustus-22 September 2014.Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 38 siswa yang berasal dari kelas X IPA 1. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi, lembar soal virus, lembar angket, dan wawancara. Penelitian ini mendeskripsikan hasil lembar observasi, hasil lembar soal virus, hasil lembar angket dan hasil wawancara. Hasil penelitian pada lembar observasi menunjukkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dengan persentase sebesar 75%, dan pertemuan kedua dengan persentase 83,3%. Kemampuan berpikir kritis siswa pada lembar soal virus ditinjau dalam 3 aspek yaitu dalam mengenali masalah sebesar 75,6%, dalam menilai informasi yang relevan sebesar 78,7%, dan dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan sebesar 73,8%. Kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan isian angket ditinjau dalam tiga tahapan yaitu di awal pemecahan masalah/soal sebesar 89,5%, di saat pemecahan masalah/soal sebesar 82,2%, dan di akhir pemecahan masalah sebesar 84,2%. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran biologi siswa telah menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran biologi. Simpulan dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal pada penelitian ini dalam kategori kemampuan tinggi. Berdasarkan simpulan ini maka disarankan guru dapat membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan berpikir kritis dalam menyelesaikan soal. Kata kunci: Analisis kemampuan, berpikir kritis, pemecahan masalah berupa soal.
1
PENDAHULUAN
secara logis, dan menarik kesimpulan
Kegiatan merupakan
pembelajaran
aktivitas
menciptakan
guru
kondisi
dari informasi yang tersedia.
untuk
Remaja di tahap operasional
yang
mampu memecahkan masalah dengan
memungkinkan proses belajar siswa
membuat
berlangsung optimal (Gora, 2010:1).
terlebih
Dalam
mengantisipasi
prosesnya,
pembelajaran
kegiatan
dilakukan
untuk
perencanaan dahulu
memecahkan
untuk melakukan kegiatan berpikir
2012:108).
memahami
konsep
untuk
dan
menggali
mencapai
berusaha
berbagai
macam
masalah
(Desmita,
Surya (2013:183) menyatakan
tujuan
bahwa
pembelajaran. dapat
dan
informasi yang akan diperlukan untuk
menjadikan siswa dapat termotivasi dalam
kegiatan
pengertian yang sederhana
keterampilan
pemecahan
masalah
Penguasaan materi oleh siswa
adalah keterampilan penyelesaian soal.
ditunjukkan
Pemecahan
masalah
membutuhkan
suatu
berpikirknya.
melalui
Proses
proses berpikir
keterampilan.
merupakan salah satu kegiatan yang
Salah
penting dalam pembelajaran. Syamsu
digunakan siswa yaitu berpikir kritis.
dan
Nani
(2012:91)
keterampilan
tentunya yang
dapat
menyatakan
Berpikir kritis merupakan suatu
bahwa siswa SMA merupakan remaja
aktivitas mental yang berguna untuk
yang perlu diperhatikan perkembangan
merumuskan jawaban atau mencari
proses
solusi
berpikirnya.
Siswa
SMA
dalam
memecahkan
suatu
termasuk ke dalam usia remaja yang
masalah. Johnson (2007:183) berpikir
memasuki tahap pemikiran operasional
kritis merupakan sebuah proses yang
formal.
terarah dan jelas yang digunakan
Desmita
(2012:107)
menyatakan secara umum karakteristik
dalam
pemikiran remaja pada tahap ini
memecahkan
adalah
kemampuan
keputusan, membujuk, menganalisis
untuk berpikir secara abstrak, menalar
asumsi, dan melakukan penelitian
diperolehnya
ilmiah.
2
kegiatan
mental
masalah,
seperti
mengambil
Berpikir
kritis
merupakan
Data penelitian hasil observasi
proses berpikir dengan cara mengenal
diolah dengan menggunakan analisis
dan menganalisis suatu hal. Dengan
statistik dengan menggunakan rumus
menggunakan keterampilan berpikir
persentase sebagai berikut (Riduwan,
kritis, siswa dapat mengidentifikasi,
2011:41):
menganalisis
dan
memecahkan
p=
masalah tersebut secara kreatif dan logis
sehingga
menghasilkan
keputusan yang tepat.
Keterangan:
METODE Penelitian
ƩF x 100 ƩN
ini
menggunakan
p
= persentase
ƩF
= Skor jawaban responden
ƩN
= Skor total
rancangan penelitian deskriptif yang menggunakan
metode
Tabel 3.3 Kriteria Observasi No Persentase . (%) 1. 81-100 2. 61-80 3. 41-60 4. 21-40 5. 0-20
penelitian
deskriptif analisis. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA 1 yang
berjumlah
38
Langkah-langkah
data primer dan guru biologi SMA
sebagai berikut:
sekunder. Instrumen penelitian yang
1.
digunakan adalah lembar observasi, angket,
menganalisis
data hasil lembar soal virus yaitu
Negeri 3 Kota Jambi sebagai data
virus,
Kategori/Aspek Kualitas Sangat Baik Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
2. Lembar Soal Virus
adalah siswa kelas X IPA 1 sebagai
soal
Lembar
siswa.
Sumber data penelitian ini
lembar
Penafsiran
Memberi skor jawaban sesuai dengan
serta
wawancara. Analisis data penelitian ini
2.
kriteria
rentang nilai 0, 1, 2, 3, dan 4 Mengolah hasil data penelitian
yaitu sebagai berikut:
dengan
1. Observasi
persentase
menggunakan sebagai
(Riduwan, 2011:41): 3
penskoran
rumus berikut
p=
ƩF x 100 ƩN
Keterangan:
Keterangan:
p
= persentase
p
= persentase
ƩF
= Skor jawaban responden
ƩF
=
ƩN
= Skor total
Skor
jawaban
responden ƩN
Tabel 3.5 Kriteria Penafsiran Lembar Angket No Persentase Kategori/Aspek . (%) Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali
= Skor total
3.
Membuat tabulasi data.
4.
Menentukan kriteria penafsiran skor
(sangat
tinggi,
tinggi,
sedang, rendah, sangat rendah), dengan kriteria penafsiran pada
4. Wawancara
Tabel 3.4 sebagai berikut:
Hasil
Tabel 3.4 Kriteria Penafsiran Lembar Soal Virus No Persentase Kategori/Aspek . (%) Kualitas 1. 81-100 Sangat Baik 2. 61-80 Baik 3. 41-60 Sedang 4. 21-40 Buruk 5. 0-20 Buruk Sekali
akan
berbentuk
deskriptif
hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Observasi Tabel 4.1 Hasil observasi pertemua ke-1 No. Kegiatan Pernyataan Nilai 1. Awal Siswa siap pembelajaran mengikuti 1 kegiatan pembelajaran Guru menyampaika n kompetensi 1 dasar serta tujuan pembelajaran Guru memberi 0 penguatan dengan cara memotivasi siswa saat
checklist
berisi 20 pernyataan. Data penelitian diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Riduwan, 2011:41): p=
secara
bahan acuan pembahasan dalam data
Jenis angket adalah angket yang
dianalisis
selanjutnya
kualitatif untuk digunakan sebagai
3. Angket tertutup
wawancara
ƩF x 100 ƩN
4
2.
3.
Saat pembelajaran
Akhir pembelajaran
memulai pembelajaran Guru menyampaika n materi pelajaran Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang disampaikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun pertanyaan atau pernyataan dari materi yang diberikan Siswa mengerjakan soal Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas Guru dan siswa melaksanakan diskusi saat pembelajaran Guru dan siswa merefleksikan materi pelajaran pada hari tersebut Guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum pembelajaran selesai Guru menutup kegiatan
pembelajaran
1
Jumlah
9
Persentase
75%
Kriteria
Baik
Hasil observasi pertemuan ke-1
1
pada
Tabel
4.1
menunjukkan
persentase 75% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik meskipun ada beberapa
1
kegiatan yang tidak dilaksanakan guru pada saat pembelajaran. Tabel 4.1 Hasil observasi pertemua ke-1 No Kegiatan Pernyataan Nilai . 1. Awal Siswa siap pembelajara mengikuti 1 n kegiatan pembelajaran Guru menyampaika n kompetensi 1 dasar serta tujuan pembelajaran Guru memberi penguatan dengan cara 1 memotivasi siswa saat memulai pembelajaran 2. Saat Guru pembelajara menyampaika 1 n n materi pelajaran Guru 1 memberikan contoh soal yang berkaitan
1
1
1
0
0
1
5
3.
Akhir pembelajara n
dengan materi yang disampaikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun pertanyaan atau pernyataan dari materi yang diberikan Siswa mengerjakan soal Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas Guru dan siswa melaksanakan diskusi saat pembelajaran Guru dan siswa merefleksikan materi pelajaran pada hari tersebut Guru memberikan kesempatan untuk bertanya sebelum pembelajaran selesai Guru menutup kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pada pertemua ke-2 pada Tabel 4.2, didapatkan hasil dengan kriteria sangat baik dengan persentase 83,3%. Hal ini menunjukkan 0
pembelajaran dilaksanakan
bahwa
kegiatan
biologi dengan
sangat
telah baik
meskipun masih terdapat kegiatan pembelajaran yang tidak dilaksanakan 1
guru saat pembelajaran berlangsung.
1
2. Lembar Soal Virus Tabel 4.3 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek mengenali masalah N o Indikator Deskriptor Skor % . 1 Mengenali Menganalisis 86, 99 . masalah pertanyaan 8 Memfokuskan 76, pertanyaan 175 8 dan informasi Merumuskan 63, 72 pertanyaan 2 Jumlah 346 75, % 6
1
1
0
Pada Tabel 4.3 memperlihatkan secara deskriptif tentang kemampuan 1
Jumlah
10
Persentase
83,3%
Kriteria
Sanga t baik
berpikir kritis siswa pada taraf kategori tinggi dengan persentase 75,6%. Data ini menunjukkan bahwa siswa telah
6
Tabel 4.5 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek memecahkan masalah dan menarik kesimpulan N o Indikator Deskriptor Skor % . 3 MemecahMenentukan 76, . kan solusi dari 175 8 masalah permasalahan dan Menuliskan menarik jawaban/solus 66, 152 kesimpula i dari 6 n permasalahan Membuat 78, 89 kesimpulan 1 Jumlah 417 73, % 8
memiliki kemampuan berpikir kritis dalam aspek mengenali masalah. Tabel 4.4 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis dalam aspek menilai informasi yang relevan N Indikator Deskriptor Skor % o. 2. Menilai Mengidentifik 67 77 informasi asi asumsi ,5 yang Mengembang 79 relevan kan 271 ,2 gagasan/ide Mengenali kemungkinan 89 bias dan salah 204 ,5 penafsiran kalimat Jumlah 553 78 % ,7
Pada
4.5
aspek
memecahkan masalah dan menarik
Pada Tabel 4.4 aspek menilai hasil
kesimpulan,
siswa
kemampuan
berpikir
informasi
yang
relevan,
penelitian
dalam
memperlihatkan
kategori
dengan kategori
73,8%.
secara deskriptif
Tabel
tinggi
telah
memiliki
kritis
dengan
pada
persentase
Tabel 4.6 Distribusi hasil kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan soal N Jumlah o Kategori Siswa % Sangat 1 tinggi 15 39,5 2 Tinggi 20 52,6 3 Sedang 3 7,9 4 Rendah 0 0 Sangat 5 rendah 0 0 38
tinggi dengan persentase 78,7%. Data ini menunjukkan bahwa pada aspek menilai informasi yang relevan siswa telah memiliki kemampuan berpikir kritis dalam kategori tinggi.
7
Berdasarkan
distribusi
hasil
,4 89,5 Sangat Tinggi
Rerata (%) Kategori
pada Tabel 4.6 menunjukkan secara deskriptif bahwa kemampuan berpikir
Hasil angket pada Tabel 4.7
kritis siswa dalam memecahkan soal.
menunjukkan secara deskriptif siswa Sebanyak 38 siswa sebagai subjek penelitian,
39,5%
menunjukkan
kemampuan
berpikir
kritis
sudah memiliki kemampuan berpikir kritis yang sangat tinggi di awal menyelesaikan masalah/soal. Secara
pada
keseluruhan kategori sangat tinggi , menunjukkan
kemampuan
52,6%
rata-rata
kemampuan
berpikir kritis siswa berada dalam angka 89,5 %. Hasil angket pada tabel
berpikir
menunjukkan
kritis pada kategori tinggi, 7,9%
bahwa
dengan
melakukan berbagai kegiatan yang menunjukkan
kemampuan
berpikir
tertulis di dalam butir pernyataan angket,
kritis pada kategori sedang, dan tidak
maka
artinya
di
awal
menyelesaikan masalah siswa sudah
ditemukan siswa yang berada pada
melakukan aktivitas berpikir kritis. kategori rendah ataupun sangat rendah. Tabel 4.8 Hasil angket di saat menyelesaikan masalah/soal Jumlah N Jawaban Pernyataan o. Skor % 1. Saya mencoba 30 78, menerjemahkan 9 informasi baru ke dalam kata-kata sendiri. 2. Saya memperlambat 34 89, membaca ketika 5 menemukan informasi penting. 3. Saya dapat 33 86, mengorganisir informasi 8 yang diperoleh. 4. Terlebih dahulu saya 32 84, mengingat dan 2 memusatkan perhatian pada informasi yang
3. Lembar Angket Tabel 4.7 Hasil angket di awal menyelesaikan masalah/soal Jumlah N Jawaban Pernyataan o. Skor % 1. Saat menyelesaikan 35 92, permasalahan/soal, saya 1 membaca informasi lebih dari satu kali. 2. Saya memahami 32 84, informasi permasalahan 2 yang diberikan. 3. Saya mencoba 35 92, memahami perintah 1 pemecahan masalah dengan bahasa sendiri. Jumlah 102 268
8
5.
6.
7.
8. 9.
10 .
11 .
12 .
13 .
penting pada wacana sebagai petunjuk penyelesaian masalah. Saya mampu mengembangkan gagasan atau ide dari informasi yang diberikan. Saya dapat merumuskan beberapa pertanyaan/masalah dari informasi yang ada pada wacana. Pertanyaan yang saya rumuskan berguna untuk memahami informasi yang ada dan mencari informasi lain. Saya mampu membedakan antara fakta dan opini. Saya mengingat-ingat apakah saya pernah mendengar dan membaca permasalahan seperti ini sebelumnya. Saya mencari alternatif jawaban lain dengan menggali informasi lain yang tidak diberikan dalam menyelesaikan masalah. Saya berhenti dan membaca ulang ketika saya bingung dengan informasi yang saya baca. Saya memikirkan langkah dan strategi mengerjakan tugas pemecahan masalah untuk menyelesaikannya tepat waktu. Saya mampu menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah. Jumlah Rerata (%) Kategori
30
Hasil angket
78, 9
menunjukkan berpikir
35
pada Tabel 4.8
bahwa
kritis
kemampuan
siswa
di
saat
menyelesaikan masalah/soal berada
92, 1
dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 82,2%. Hal ini dibuktikan
31
dengan hasil jawaban siswa dalam
81, 6
angket.
Sebagian
besar
siswa
melaksanakan kegiatan penyelesaian 32
84, 2
28
73, 7
28
73, 7
33
86, 8
30
78, 9
30
78, 9
406
106 8,2
soal
sesuai
pernyataan
yang
ditunjukkan pada angket. Tabel 4.9 Hasil angket di akhir menyelesaikan masalah/soal Jumlah N Jawaban Pernyataan o. Skor % 1. Saya kembali membaca 31 81, wacana apakah 6 jawaban/solusi yang saya berikan sudah cocok dengan masalah. 2. Saya bertanya kepada 33 86, diri sendiri apakah 8 jawaban sudah benar. 3. Saya mengungkapkan 30 78, alasan dan bukti yang 9 akurat dalam menarik kesimpulan. 4. Saya memeriksa kembali 34 89, jawaban untuk 5 memastikan bahwa permasalahan sudah dipecahkan sesuai arahan yang diberikan. Jumlah 128 257 ,9 Rerata (%) 84,2 Kategori Sangat Tinggi
82,2 Sangat Tinggi
9
Hasil angket pada Tabel 4.9 di akhir
menyelesaikan
2,6%
menunjukkan
kemampuan
masalah/soal
berpikir kritis pada kategori sedang,
menunjukkan bahwa proses berpikir
dan 2,6% menunjukkan kemampuan
kritis siswa berada dalam persentase
berpikir kritis pada kategori rendah.
84,2% dengan kategori sangat tinggi.
4. Wawancara
Hal ini menunjukkan bahwa siswa
Setelah memberikan beberapa
telah melaksanakan kegiatan seperti
pertanyaan
pernyataan di dalam angket diakhir
didapatkan hasil wawancara dengan
menyelesaikan masalah/soal dengan
guru
baik.
proses pembelajaran biologi siswa
menunjukkan
telah
Tabel 4.10 Distribusi hasil kemampuan berpikirk kritis siswa berdasarkan jawaban angket N Jumlah o Skor Kategori Siswa % sangat 1 17-20 tinggi 24 63,2 2 13-16 Tinggi 12 31,6 3 9-12 Sedang 1 2,6 4 5-8 Rendah 1 2,6 sangat 5 1-4 rendah 0 0 Jumlah 38
kepada
responden, bahwa
menggunakan
dalam
kemampuan
berpikir kritis seperti dalam menjawab soal
atau
dalam
mengajukan
pembelajaran
pertanyaan
biologi
pada
materi virus. PENUTUP Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan berpikir kritis
Berdasarkan
distribusi
hasil
siswa dalam memecahkan soal terbagi
pada Tabel 4.10 menunjukkan secara
ke dalam tiga aspek, yaitu dalam
deskriptif kemampuan berpikir kritis angket.
mengenali masalah sebesar 75,6%,
Berdasarkan jumlah subjek penelitian
menilai informasi yang relevan sebesar
berdasarkan sebanyak
38
menunjukkan kritis 31,6%
jawaban siswa,
63,2%
78,7%
kemampuan berpikir
masalah
pada kategori sangat tinggi, menunjukkan
kemampuan
dan dan
dalam menarik
memecahkan kesimpulan
sebesar 73,8%. Kemampuan berpikir
berpikir kritis pada kategori tinggi,
kritis siswa berdasarkan lembar angket
10
terbagi ke dalam tiga kegiatan proses,
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
yaitu kemampuan berpikir kritis di Awal, M. N. 2011.Struktur Tubuh Virus dan Penejelasannya. http://muhammad nurawal.blogspot.com/2011/1 2/struktur-tubuh-virusdanpenjelasannya.html. Diakses pada 14 Desember 2014.
awal pemecahan masalah/soal sebesar 89,5%, kemampuan berpikir kritis di saat pemecahan masalah/soal sebesar 82,2%, dan kemampuan berpikir kritis di akhir pemecahan masalah sebesar
Baroroh, A. 2008. Trik-trik Analisis Statistik SPSS 15+CD. Jakarta. Elex media komputindo.
84,2%. Saran. Guru diharapkan dapat
Cogan, R. 1998. Critical Thinking: Step by Step. United States of America: University Press of America.
membiasakan siswa untuk melakukan kegiatan
berpikir
kritis
dalam
menyelesaikan soal.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Donna, L. W., dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 Wong. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Amasari, F. H. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran (AP) SMK Negeri 1 Depok pada Pembelajaran Matematika dengan Metode Problem Posing Tipe Presolution Posing. Yogyakarta: Program Sarjana Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Gora, W., dkk. 2010. Pakematik: Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hunter, D. 2009. A Practical Guide to Critical Thinking: Deciding what to do and Believe. Canada: John & Wiley Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Anshori, M dan Martono, D., 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat
11
.Lau, J.Y.F. 2011. An Introduction to Critical Thinking and Creativity. Canada: John & Wiley Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
ult/files/132048519/Artikel %20Semnas %20FMIPA2010%20UNY. Diakses pada 17 Januari 2014.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta. Erlangga.
Radji, M. 2006. Avian Influenza (H5N1) Patogenesis, Pencegahan dan Penyebaran pada Manusia. Departemen Farmasi FMIPA-UI: Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. III No. 2. 55-56.
Irnaningtyas. 2013. Biologi. Jakarta: Erlangga. Johnson,
B.E. 2007. Contextual Teaching and Learning (Terjemahan). Bandung: MLC.
Riduwan,
2011.
Dasar-dasar
Statistika. Bandung: Alfabeta. Mustaji.
2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran.http://pasca.tp. ac.id/site/pengembangankemampuan-berpikir-kritisdan-kreatif-dalampembelajaran. Diakses pada 23 November 2014.
Romeo.
Santoso, I. 2007. Biologi. Jakarta: Interplus.
Narbuko, C. dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nur,
Slavin,E. R. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks.
A.E. 2011. http://edukasi.kompasiana.co m/2011/12/01/hubunganantara-berpikir-kritis-kreatifdan-problem-solver417546.html. Diakses pada 30 November 2014
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Surya,
Paidi,
2011. Berpikir Kritis. http://www.scribd.com/doc/52 701887/BERPIKIR-KRITIS. Diakses pada 17 Januari 2014.
2007. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA. http://staff.uny.ac.id/sites/defa
H. 2013. Genius. Gramedia
Belajar Orang Jakarta: PT.
Syamsu, Y. dan Nani M. S. 2012. Perkembangan Peserta 12
Didik. Jakarta: Grafido Persada.
Pt.
Raja
13