ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) Pamungkas Dedy Prayogo1, Tri Lestari2, Astri Sri Wariyanti3
Mahasiswa STIKes Mitra Husada Karanganyar1, Dosen STIKes Mitra Husada Karanganyar2,3 2
[email protected], ,
[email protected]
Abstract
not achieved the minimum service standard of the hospital. The purpose of this research is to analyze the completion of research is descriptive research through retrospective approach. The research variable was 4 quantitative analysis rereview. The population and the sample were the whole Informed Consent forms with ORIF treatment which was 45 forms. The research instrument was checklist. The data were collected through observation and unstructured interview.
treatment in the Muhammadiyah hospital of Selogiri Wonogiri in 2014 is known that the highest incompletion in the important report is 84.445 in the item of content and type of information, so it needs coordination between associate nurses and doctors who is responsible to the patients in order to remind the doctors to write the information given to the patients. Key Words
: Completion, ORIF
Abstrak Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri, Dalam pengisian formulir Informed Consent pada tindakan sebanyak 10 formulir, terdapat 6 formulir tidak lengkap. Kelengkapan pengisian formulir informed consent masih belum mencapai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelengkapan pengisian formulir Informed Consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri tahun 2014. Jenis penelitian adalah deskriptif. Metode pendekatan adalah retrospektif. Variabel penelitian ini adalah 4 Review analisis kuantitatif yaitu review review pelaporan yang penting, review otentikasi dan review pendokumentasian yang benar. Populasi dan sampel penelitian adalah semua formulir informed consent tindakan orif sejumlah 45 formulir. Instrumen penelitian adalah check list. Cara pengumpulan data adalah observasi dan wawancara tidak terstruktur. Subjek penelitian adalah petugas rekam medis bagian Assembling dan objek penelitian adalah Formulir informed consent tindakan Open di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri tahun 2014. Teknik pengolahan yaitu Pengumpulan (Collecting), Edit (Editing) , Tabulasi (Tabulating), Memaparkan (Narasi). Analisis data yang digunakan adalah data deskriptif (100%), ketidaklengkapan item jenis kelamin 8 (17,78%). Kelengkapan pelaporan yang penting, item jam dan tanggal 40 (88,89%), ketidaklengkapan item jenis dan isi informasi 38 (84,44%). Kelengkapan autentikasi item nama pasien 45 (100%), ketidaklengkapan item Tanda Tangan Dokter 31 (68,89%). Kelengkapan item pendokumentasian yang benar item pencatatan jelas dan Kata Kunci
: Kelengkapan, ORIF
Analisis Kelengkapan Pengisian ... (Pamungkas Dedy Prayogo, dkk)
41
PENDAHULUAN Pengertian rekam medik menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MenKes/Per/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Keberhasilan mutu pelayanan suatu penyedia pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
% 1. 2. 3. 4.
45 45 45 45
42 45 40
%
93,33 100 88,89 82,22
3 5 8
11,11
Informed Consent adalah pernyataan persetujuan (consent) atau ijin dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud. Di Indonesia masalah Informed Consent sudah diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 tahun 2008.
kasi pasien pada formulir informed consent tindakan ORIF diketahui bahwapersentaselengkap tertinggi terdapat pada item nama pasiensejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item jenis kelamin sejumlah 37 formulir (82,22%)
adalah suatu
2. Analisis data kelengkapan pelaporan yang penting
pada tulang yang mengalami fraktur. Fungsi ORIF untuk mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami pergeseran. Internal Fiksasi ini berupa Intra Modullary Nail biasannya digunakan untuk fraktur tulang panjang dengan tipe fraktur transvers.
Tabel 2 Pengisian pelaporan yang penting
Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri, dalam pengisian formulir Informed Consent pada tindakan ORIF sebanyak 10 formulir, terdapat 6 formulir tidak lengkap pada item pemberian informasi, jenis dan isi informasi. Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “analisis kelengkapan pengisian formulir Informed Consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri tahun 2014” sebagai kajian dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
33
2.
45
40
88,89
5
11,11
45
9
20
36
80
b.
45
9
20
36
80
c.
45
15,56
38
84,44
a.
-
45
8
82,22
45
8
82,22
4.
45
11
24,44
34
5.
45
22
48,89
23
6.
45
24
53,33
21
e.
Jenis penelitian yang digunakan secara deskriptif. Sampel sejumlah 45 formulir Informed Consent menggunakan tehnik sampling sistematis. Instrumen adalah check list. Cara pengumpulan data adalah Observasi dan tidak terstruktur, wawancara. Teknik Pengolahan Data dalam penelitian ini yaitu Pengumpulan (Collecting), Edit (Editing), Tabulasi (Tabulating) dan Memaparkan (Narasi)
51,11
HASIL pasien
12
%
45
3.
METODE
1.
%
1.
3.
42 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.IX.NO.2, Oktober 2015
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Item autentikasi
Jml form
Lengkap/Tidak lengkap
Dokter pelaksana tindakan TTD dokter Nama pasien TTD pasien Namasaksi pasien TTDsaksi pasien Nama saksi RS TTD saksi RS
45
24
Lengkap % 53,33
Tidak Lengkap % 21 46,67
45 45
14 45
31,11 100
31 -
68,89 -
45 45
38 40
84,44 88,89
7 5
15,56 11,11
45
42
93,33
3
6,67
45
32
71,11
13
28,89
45
33
73,33
12
26,67
Berdasarkan tabel 3 tentang pengisian otentikasi pada formulir informed consent tindakan ORIF diketahui bahwa persentase lengkap tertinggi terdapat pada item nama pasien sejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item tanda tangan dokter sejumlah 14 formulir yaitu (31,11%). 4. Analisis data kelengkapan pendokumentasian yang benar Tabel 4 Pendokumentasian yang benar No 1. 2.
Item pendoku mentasian yang benar Pencatatan jelas terbaca Penggunaan garis tetap
Jml
Benar / Tidak benar Benar Jml %
45
Tidak Benar Jml %
45
100
-
-
13
28,89
32
71,11
45
Berdasarkan tabel 4 tentang pengisian pendokumentasian yang benar pada formulir informed consent tindakan ORIF diketahui bahwa persentase benar tertinggi terdapat pada item pencatatan jalas dan terbaca sejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendahterdapat pada item penggunaan garis tetap sejumlah 13 yaitu (28,89%).
PEMBAHASAN 1.
pasien Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa persentase tertinggi kelengkapan pengisian identitas terdapat pada item nama pasien yaitu sebesar 45 formulir (100%) dan persentase terendah terdapat pada item jenis kelamin 37 formulir (82,22%).
Sedangkan menurut hasil wawancara dengan petugas assembling dapat diketahui bahwa ketidaklengkapan ini dipengaruhi karena petugas tenaga kesehatan kurang teliti dalam mengisi pada setiap item dalam formulir. Dalam prosedur tetap RSM.012/P/.01/5.10 tentang informed consent (tindakan medik) menjelaskan bahwa masing-masing lembar informed consent harus mencantumkan tentang identitas pasien/ keluarga pasien. Berdasarkan hasil pengamatan pada formulir informed consentdan wawancara dengan petugas assembling, kelengkapan identitas pasien/ keluarga pasien pada formulir informed consent mempunyai aspek hukum yang tinggi untuk rumah sakit apabila terjadi tuntutan dari pihak pasien. Menurut Sudra (2013) menjelaskan bahwa setiap berkas rekam medis wajib mencantumkan identitas, hal ini untuk menghindari apabila formulir lepas dari folder sehingga mudah untuk digabungkan kembali dalam satu folder. 2. Analisis data kelengkapan pelaporan yang penting Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa persentase tertinggi tingkat kelengkapan pelaporan penting dalam pengisian formulir informed consent terdapat pada item jam dan tanggal, yaitu sebesar 40 formulir (88,89%) dan persentase terendah terdapat pada item alternatif tindakan yaitu sebesar 7 formulir (15,56%). Menurut wawancara dengan petugas assembling dapat diketahui bahwa petugas tenaga kesehatan belum mengerti tentang prosedur tetap yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Dalam Prosedur Tetap No.RSM.012/D/V.01/5.10, menjelaskan bahwa dokter harus mengisi penjelasan singkat tentang tindakan operasi/ anestesi yang akan dilakukan, serta kolom tindakan harus diisi oleh dokter yang bertanggung jawab. Menurut Permenkes Nomor 29 tahun 2008 pasal 7 ayat 3 menjelaskan tentang tindakan kedokteran harus diberikan kepada pasien atau keluarganya. Penjelasan yang dimaksud sekurang-kurangnya harus mencakup,antara lain: (1) diagnosis dan tata cara tindakan medis. (2) tujuan tindakan medis yang dilakukan. (3) alternatif tindakan lain dan resikonya. (4) resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. (5) prognosis terhadap tindakan tindakan yang dilakukan. Akan tetapi dalam hal ini petugas tenaga kesehatan kurang mengerti tentang penjelasan tersebut. Untuk itu, perawat pendamping (saksi rumah sakit) pada saat pemberian informed consent agar selalu mengingatkan DPJP untuk mengisi informasi yang
Analisis Kelengkapan Pengisian ... (Pamungkas Dedy Prayogo, dkk)
43
diberikan kepada pasien atau keluarga pasien dalam formulir informed consent. 3. Analisis data kelengkapan otentikasi Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa persentase tertinggi kelengkapan otentikasi terdapat pada item nama pasien, yaitu sebesar 45 formulir (100%) dan persentase terendah terdapat pada item tanda tangan dokter sebesar 14 formulir (31,11%). Menurut Depkes (2006) pengisian otentikasi digunakan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap perawatan yang diberikan kepada pasien. Apabila dalam melaksanakan tindakan medis tidak ada persetujuan dari pihak pasien atau keluarga pasien dan terjadi sesuatu kepada pasien maka pihak pasien berhak memberikan tuntutan akan hal tersebut dan yang bertanggung jawab penuh adalah pihak yang melaksanakan tindakan tersebut. Menurut Sudra (2013) menjelaskan bahwa setiap pengisian rekam medis berlaku prinsip bahwa setiap isian harus jelas penanggung jawabnya, karena formulir informed consent merupakan formulir yang penting dalam aspek hukum. Untuk pencapaian target 100% kelengkapan informed consent sesuai standar SPM dapat dilakukan dengan cara membuat laporan ketidaklengkapan informed consent yang ditembuskan kepada DPJP sehingga DPJP termotivasi untuk melengkapi informed consent. 4. Analisis data kelengkapan pendokumentasian yang benar
yang berisiko harus mendapatkan persetujuan secara tertulis yang ditandatangani oleh pasien setelah mendapatkan informasi yang jelas tentang perlunya tindakan medis serta resiko yang akan ditimbulkannya.
SIMPULAN 1.
2.
3.
pengisian
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui bahwa jumlah pencatatan jelas dan terbaca yang benar sebesar 45 formulir (100%) dan jumlah penggunaan garis tetap yang benar sebesar 13 formulir (28,89%). Berdasarkan hasil wawancara kepada petugas assembling tulisan dapat terbaca dengan jelas minimal dapat dibaca oleh 2 orang petugas. Menurut Sudra (2013) menjelaskan bahwa tulisan harus bisa dibaca kembali dengan selayaknya dan tidak menimbulkan kesulitan atau bias persepsi, serta tinta yang digunakan harus berwarna gelap dan kontras dengan warna kertas agar jelas. Serta sisa area kosong pada baris, kolom, atau halaman rekam medis dianjurkan untuk diisi dengan tanda coretan garis tegak, horizontal, diagonal, atau zig-zag.
4.
informed consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase lengkap tertinggi terdapat pada item nama pasien sejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item jenis kelamin sejumlah 37 formulir (82,22%). Pengisian pelaporan yang penting pada formulir informed consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase lengkap tertinggi terdapat pada item jam dan tanggal sejumlah 40 formulir (88,89%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item alternatif tindakan sejumlah 7 formulir (15,56%). Pengisian otentikasi pada formulir informed consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase lengkap tertinggi terdapat pada item nama pasien sejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item tanda tangan dokter sejumlah 14 formulir yaitu (31,11%). Pengisian pendokumentasian yang benar pada formulir informed consent tindakan ORIF di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri pada tahun 2014 diketahui bahwa persentase benar tertinggi terdapat pada item pencatatan jalas dan terbaca sejumlah 45 formulir (100%), sedangkan persentase terendah terdapat pada item penggunaan garis tetap sejumlah 13 yaitu (28,89%).
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2004. 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat 1. Jakarta: Depkes RI.
Menurut Depkes 2008, menjelaskan tentang tata cara pengisian informed consent bahwa setiap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga baik secara tertulis maupun lisan. Untuk tindakan 44 Jurnal Rekam Medis, ISSN 1979-9551, VOL.IX.NO.2, Oktober 2015
, 2008. Tindakan Kedokteran. Jakarta: Depkes RI. . 2008. Jakarta: Depkes RI.
.
Bustami M.S . 2011. Penjamin Mutu pelayanan kesehatan & Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Pedoman Mamajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. Indriyanti, A. 2008. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Book Publiser. Ohoiwutun, Y.A. Triana. 2007. Bunga Rampai Hukum Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.
Sudra, RI. 2013. Rekam Medis. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sujarweni, VW. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap. Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Supriadi E. 2011. Askep Post ORIF (Open Reduction . http://edisupriadi5. blogspot.com diakses tanggal 21 april 2014 jam 00.23 WIB.
nalisis K A eleng kap an P eng isian ... (P amung kas D edyP rayog o, dkk)
45