eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 601-611 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGOLAH PANGAN AMPLANG DAN KERUPUK SECARA FINANSIAL (Studi Kasus Pada KUB Jaya Lestari di Kecamatan Sangasanga) Noor Nadya Masar 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kelayakan usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk secara finansial dengan menggunakan kriteria penilaian Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Net Benefit CR, dan Break Event Point. Dengan rumusan masalah bagaimana kelayakan investasi pengolah pangan amplang kerupuk secara finansial?. Berapakah nilai dan berapa unit produksi KUB Jaya Lestari untuk mencapai break event point. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian in yaitu metode deskriptif kuantitatif. Hasil dari perhitugan dengan menggunakan metode Net Present Value dapat dinyatakan layak karena nilai NPV > 0. Hasil dari perhitugan dengan menggunakan metode Payback Period diperoleh tingkat pengembaliaan investasi cukup cepat dari target waktu yang telah ditentukan. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode Internal Rate of Return dinyatakan layak karena IRR > tingkat suku bunga saat ini. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode Net BCR dinyatakan layak karena > 1. Perhitungan dengan menggunakan Break Event Point diketahui bahhwa KUB Jaya Lestari pada tahun 2013-2016 pada setiap bulan pertama disetiap tahunnya usaha ini sudah mencapai BEP. Kata Kunci: Kelayakan, NPV, IRR, PP, Net BC, BEP. Pendahuluan Dalam pembangunan ekonomi di indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun sektor modern. Serta mampu menyerap tenaga kerja. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh departemen perindustrian dan perdagangan, departemen koperasi dan UKM. Hal ini menjadi tantangan bagi para pengusaha kecil untuk meningkatkan usahanya. Agar kedepannya dapat berkembang dan mampu bersaing dengan usaha sejenisnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu penanganan yang tepat. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 601-611
Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dilakukan analisis kelayakan investasi secara finansial. Menganalisis suatu usaha atau bisnis berskala kecil sangat dibutuhkan, dengan tujuan menganalisis sumber dana yang digunakan dalam usaha, menganalisis besarnya kebutuhan biaya investasi, menganalisis laporan laba rugi, dan menganalisis tingkat pengembalian investasi yang ditanamkan dengan berdasarkan beberapa kriteria penilaian investasi seperti Net Present Value, Payback Period, Internal Rate of Return, Benefit Cost Ratio dan Break Event Point. Kerangka Dasar Teori Studi Kelayakan Bisnis Menurut Sunyoto (2014: 2), Studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan organisasi, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dijalankan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dijalankan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan (Suliyanto: 2010). Studi Kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil (Jumingan: 2014). Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan segala aktivitas yang menyangkut aspek-aspek penting sebagai dasar penelitian studi kelayakan untuk mengambil keputusan layak atau tidak bisnis tersebut dibangun dan saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Aspek Keuangan Menurut Kasmi dan Jakfar (2012: 89) aspek finansial dilakukan dengan cara menganalisis tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan permodalan dan ketentuan tingkat pengembalian investasi. Ide bisnis atau bisnis yang sudah berjalan dapat dinyatakan layak jika mampu memenuhi kebutuhan permodalan, baik dari modal sendiri maupun modal utang, serta mampu memenuhi semua ketentuan kelayakan keuangan. Menurut Umar (2007: 178) aspek finansial bertujuan untuk menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan pryek/ bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
602
Analisis Kelayakan Investasi Pengolah Pangan Amplang dan Kerupuk (Nadya)
biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang. Menurut Dedi dan Nurdin (2016: 123) Investasi dalam berbagai bidang bisnis memerlukan modal (uang). Modal untuk membiayai usaha adalah modal utama dan modal kerja. Modal utama adalah pembiayaan biaya prainvestasi seperti pengurusan izin-izizn usaha dan pembuatan studi usaha. Net Present Value (NPV) Menurut Suliyanto (2010: 200) Metode Net Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih atau laba bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Cara menghitung Net Present Value (NPV) yaitu dengan cara prcoceeds pertahun yang telah di diskon rate dijumlahkan akan menemukan nilai present value proceed, present value proceed dikurang dengan present value outlays yang akan mendapatkan nilai Net Present Value. Menurut Suad (2007: 200) Present Value menunjukan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu dimasa yang akan datang. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Sunyoto (2014: 19) Internal Rate of Return (IRR) adalah besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang dipergunakan menjalankan usaha. Jadi internal rate of return ini mengukur pemanfaatan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Jadi besar internal rate of return (IRR) > bunga bank, dikatakan usaha nya tersebut dinilai layak untuk diberi kredit bank. Namun jika internal of return (IRR) < bunga bank berarti usahanya tidak layak untuk diberi kredit bank. Metode ini mendasarkan atas tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai ekivalen/investasi sama dengan nilai ekivalen penerimaan tingkat suku bunga ini meyebabkan cashoutflow dari investasi sama dengan cashinflow Misal IRR yang dihasilkan oleh suatu proyek adalah 25 % berarti proyek ini akan menghasilkan keuntungan dengan tingkat bunga 25 %. Perhitungan untuk mencari nilai IRR biasanya dilakukan secara coba salah (trial and error), dengan cara mencobanya berkali-kali dengan tingkat bunga yang berbeda sampai didapatkan nilai NPV=0. Tingkat bunga yang menyebabkan NPV=0 inilah yang disebut IRR. Apabila internal rate of return lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi tersebut diterima, dan sebaliknya apabila internal rate of return lebih kecil dibandingkan rate of return yang ditentukan maka investasi itu akan ditolak. Menurut Sunyoto (2014:19) internal rate of return adalah besarnya tingkat pengembalian modal sendiri yang dipergunakan untuk menjalankan usaha. Jadi besarnya IRR > bunga bank. Namun jika IRR < bunga bank beartti usaha tidak layak untuk dilaksanakan atau dijalankan. Payback Period (PP) Menurut Suliyanto (2010: 196) payback period merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk 603
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 601-611
mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila procceds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan.Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika payback period lebih pendek dibandingkan periode payback maximum. Sebaliknya, jika Payback Period suatu investasi lebih panjang dari priode maximum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Net Benefit Cost Ratio (BCR) Menurut Ibrahim Net Benefit Cost Ratio merupakan Jumlah rasio yang terdapat antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif di dalam sebuah proyek. Didalam penerapan B/C Ratio, sebuah proyek atau kegiatan investasi bisa dikatakan layak untuk dijalankan apabila dipeoleh jumlah B/C > 1, sedangkan sebuah proyek akan dikatakan tidak layak bila hanya diperoleh jumlah B/C < 1. Break Event Point (BEP) Menurut Sunyoto (2014: 25) metode Break Event Point (BEP) atau titik pulang pokok (TPP) adalah keadaan usaha tidak rugi dan juga tidak laba, Karena penerimaan total (total revenue = TR) besarnya sama dengan biaya total (total cost= TC) atau break event point (BEP) dicapai saat TR= TC. Dengan menghitung break event point, kita dapat mengetahui berapa minimum unit produk yang seharusnya dijual agar tidak rugi. Menghitung break event point dengan cara jumlah biaya tetap dibagi dengan harga jumlah per unit produk dikurang denga biaya variabel per unit produk. Investasi Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:13:1) dalam PSAK bahwa Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accrection of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga, royalti, dividen, dan uang sewa untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Laporan Laba Rugi Menurut Sunyoto (2014: 224) laporan laba rugi merupakan ikhtisar yang disusun secara sistematis berisikan data yang mencakup seluruh pendapatan atau revenue perusahaan dan seluruh beban perusahaan untuk tahun buku bersangkutan. Metode Penelitian Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variable dan keadaan yang terjadi saat 604
Analisis Kelayakan Investasi Pengolah Pangan Amplang dan Kerupuk (Nadya)
penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif manfsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan 2 keadaan/lebih, hubungan antara variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh suatu kondisi dan lain-lain. Teknik Pengumpualan Data Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu wawancara adalah kegiatan mewawancara dengan Informan agar mendapatkan informasi dan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada, Observasi adalah melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka menyusun penelitian ini, dan dokumen yaitu melengkapi berbagai literatur yang relevan untuk mendukung hasil dari penelitian ini. Dokumen yang dimaksud adalah pengumpulan data dokumen-dokumen, Laporan keuangan atau pun laporan laba rugi yang ada hubungannya dengan topik yang akan dibahas. Alat Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu laporan laba rugi, arus kas (cash flow), Metode Net Presntt Value, Metode Internal Rate of Retun, Metode Payback Period, Metode Net Benefit Cost Ratio dan Metode Break Event Point. Hasil Penelitian 1. Analisis laporan laba rugi No 1 2
3
4 5
Uraian Total Penerimaan Biaya-Biaya Biaya bahan baku Biaya sewa tempat Biaya Transportasi total biaya EBIT (Laba sebelum Pajak) Pajak EAT (Laba sesudah Pajak/ Laba Bersih)
Thn 2013 (Rp) 341,173,000.00
Thn 2014 (Rp) 392,557,000.00
Thn 2015 (Rp) 388,112,000.00
Thn 2016 (Rp) 340,720,000.00
256,383,350.00
294,708,650.00
312,949,600.00
273,865,000.00
7,800,000.00
7,800,000.00
8,400,000.00
8,400,000.00
1,200,000.00
1,200,000.00
600,000.00
700,000.00
265,383,350.00 75,789,650.00
303,708,650.00 88,848,350.00
321,949,600.00 66,162,400.00
282,965,000.00 57,755,000.00
75,789,650.00
88,848,350.00
66,162,400.00
57,755,000.00
Sumber data: KUB Jaya Lestari, 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laba bersih KUB Jaya Lestari pada tahun 2013-2014 mengalami kenaikan dan pada tahun 2015-2016
605
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 601-611
mengalami penurunan. Dalam laporan laba rugi KUB Jaya Lestari pun tidak memuat biaya pajak karena KUB Jaya Lestari sendiri tidak memiliki nomor pokok wajib pajak. Dengan melihat laba bersih KUB Jaya Lestari selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan yang lumayan signifikan, yang pertama dipengaruhi oleh naiknya harga bahan baku pada tahun 2015-2016, yang kedua dipengaruhi oleh menurunnya volume penjualan. 2. Menghitung aliran arus kas Arus kas (Cash Flow) memberikan informasi mengenai jumlah kas yang diperlukan dalam menjamin kesesuaian kas untuk ketersediaan kas terhadap pengeluaran-pengeluaran. Berikut arus kas (cash flow) KUB Jaya Lestari periode 2013-2016: Tabel Arus kas (Cash Flow) periode tahun 2013-2016 Thn IN FLOW OUT FLOW Proceed (Rp) Laba (Rp) Inv.Tidak Investasi (Rp) Pajak menyusut 0 81,000,000.00 81,000,000.00 2013 75,789,650,00 75,789,650,00 2014 88,848,350.00 88,848,350.00 2015 66,162,400.00 66,162,400.00 2016 57,755,000.00 57,755,000.00 TOTAL 288,555,400.00 Sumber: KUB Jaya Lestari, 2017 3. Metode Net Present Value Net Present Value (NPV) diperoleh dengan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang masuk dengan jumlah kas keluar tiap tahunnya dengan tingkat bunga yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat bunga diperoleh dari menentukan tingkat suku bunga saat ini. Berikut perhitungan Net Present Value untuk usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari: Tabel perhitungan Net Present Value Tahun 2013 2014 2015 2016
D.F 9% 0,917 0,842 0,772 0,708
Sumber: Data diolah, 2017
606
Rp Rp Rp Rp
Proceeds PV dari Proceeds 75,789,650.00 Rp 69,499,109.00 88,848,350.00 Rp 74,810,311.00 66,162,400.00 Rp 51,077,373.00 57,755,000.00 Rp 40,890,540.00 PV dari Proceeds Rp 236,277,333.00 PV dari Outlays Rp 81,000,000.00 Net Present Value Rp 155,277,333.00
Analisis Kelayakan Investasi Pengolah Pangan Amplang dan Kerupuk (Nadya)
Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel diatas didapatkan hasil NPV adalah sebesar Rp 155,277,333.00 maka dengan demikian dapat dinyatakan layak karena NPV lebih besar dari nol (0). 4. Metode Payback Period Untuk menganalisis investasi dengan menggunakan metode payback period ialah penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan cara membagi jumlah investasi dengan cashfllow tahunan. Dalam penelitian ini, perhitungan payback period untuk usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari adalah sebagai berikut: Tabel perhitungan Payback Period TAHUN Arus Kas Bersih Akumulasi Kas Masuk (Rp) (Rp) 0 81,000,000.00 (81,000,000.00) 2013 75,789,650.00 (5.210.350.00) 2014 88,848,350.00 83,638,000.00 2015 66,162,400.00 149,800,400.00 2016 57,755,000.00 207.555.400.00 Sumber: Data diolah, 2017 Investasi = Rp. 81,000,000.00 Kas bersih tahun 1 = Rp. 75,789,650.00 = Rp. 5,210,350.00 Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun ketiga, maka sisa proceed tahun kedua dibagi proceed tahun ketiga, yaitu: Payback Period (PP) = 0,70 x 30 = 21 hari Berdasarkan metode payback period maka usaha ini layak untuk dijalankan. Karena waktu pengembalian lebih cepat dibandingkan target waktu yang telah ditetapkan. 5. Metode Internal Rate of Return Berikut perhitungan Internal Rate of Return (IRR) KUB Jaya Lestari: Tabel Perhitungan Internal Rate of Return Tahun Laba (Rp) DF 9% (Rp) DF 14% (Rp) 2013 77,789,650.00 69,499,109.00 39,451,383.00 2014 88,848,350.00 74,810,310.00 24,079,306.00 2015 66,162,400.00 51,077,373.00 9,339,054.00 2016 57,755,000.00 40,890,540.00 4,247,841.00 Total Net Present Value 236,277,333.00 77,117,583.00 Investasi 81,000,000.00 81,000,000.00 Net Present Value 155,277,333.00 (3,882,417.00) Sumber: Data diolah, 2017 607
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 601-611
IRR
= P₁ - C₁ = 9 – 155.277.333 =9+
= 13,878 % 6. Metode Net Benefit Cost Ratio Net Benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif (+) dengan net benefit yang telah di discount negatif (-), Maka dapat dilihat sebagai berikut perhitungan Net B/C usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari: Tabel Persiapan Perhitungan Net B/C Tahun Laba DF 9% DF 14% 0 Rp (81,000,000.00) Rp (81,000,000.00) Rp (81,000,000.00) 2013 Rp 77,789,650.00 Rp 69,499,109.00 Rp 39,451,383.00 2014 Rp 88,848,350.00 Rp 74,810,310.00 Rp 24,079,306.00 2015 Rp 66,162,400.00 Rp 51,077,373.00 Rp 9,339,054.00 2016 Rp 57,755,000.00 Rp 40,890,540.00 Rp 4,247,841.00 NPV Rp 155,277,331.00 Rp (3,882,417.00) Sumber: Data diolah, 2017 Net Benefit C/R = 7. Metode Break Event Point Break Event Point merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. KUB Jaya Lestari memiliki dua produk hasil olahanya maka menentukan biaya tetap, biaya variabel dan harga perunit produk dengan cara menghitung biaya variabel dan biaya tetap setiap produk sesuai dengan persentase hasil produksi masing-masing produk (terlampir). Pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan biaya tetap sebesar 7,7%. Berikut perhitungan break event point KUB Jaya Lestari: Tabel Rincian BEP periode tahun 2013-2016 Tahun Amplang Kerupuk BEP Rupiah BEP Unit BEP Rupiah BEP Unit 2013 Rp. 29.038.961.00 2234 Rp. 3.321.167.00 107 2014 Rp. 28.626.943.00 2202 Rp. 3.567.073.00 115 2015 Rp. 40.706.320.00 3131 Rp. 4.346.720.00 140 2016 Rp. 40.343.053.00 3104 Rp. 4.658.578.00 150 Sumber: data diolah, 2017
608
Analisis Kelayakan Investasi Pengolah Pangan Amplang dan Kerupuk (Nadya)
Pembahasan KUB Jaya Lestari berdiri dengan menggunakan modal awal yang bersumber dari uang pribadi 9 anggota kelompok yang bergabung pada awal mula berdirinya KUB Jaya Lestari yaitu sebesar Rp. 81.000.000. Adapun peralatan dan perlengkapan untuk kegiatan memulai usaha yang diberikan oleh pertamina sebagai bentuk kepedulian pertamina yaitu seperti Freezer, lemari etalase, mesin perekat, spanduk, dan kemasan/stiker untuk amplang dan kerupuk yang siap untuk dijual. KUB Jaya Lestari pun difasilitasi oleh Pertammina dalam kegiatan penjualan seperti mengikuti gelar pameran. Pertamina memfasilitasi dan menanggung semua biaya dalam melakukan gelar pameran dilingkungan daerah Sangasanga ataupun diluar daerah Sangasanga sepeti biaya transportasi, biaya konsumsi para anggota, tempat tinggal dan biaya-biaya lainnya. Pertamina pun menanggung semua biaya jika ada peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk yang rusak atau pun yang sudah tidak dapat digunakan lagi dengan peralatan dan perlengkapan yang baru. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis Net Present Value yaitu dengan mengurangkan antara present value dan aliran kas bersih dengan investasi awal, dari hasil analisis didapatkan NPV sebesar 155,277,333.00 yang berarti pengolah pangan amplang dan kerupuk ini layak untuk dijalankan, karena NPV menunjukan angka positif, tetapi sebaiknya KUB Jaya Lestari itu sendiri harus lebih meningkatkan penjualan hasil olahan amplang dan kerupuk dengan cara melakukan promosi, yang tidak hanya megandalkan penjualan dan promosi yang selama ini dilakukan oleh Pertamina saja. KUB Jaya Lestari pun tidak dapat menaikan harga jual karena harga jual produk olahannya sudah lebih tinggi daripada harga jual produk sejenisnya. Menaikan harga jual produk olahan mereka pada saat harga biaya bahan baku naik atau biaya tetap meningkat merupakan sebuah cara agar KUB Jaya Lestari dapat memperoleh laba yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan laba dan nilai net present value. Saat KUB Jaya Lestari ikut dalam acara pameran pun semestinya KUB Jaya Lestari dapat menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga yang biasanya mereka jual karena pada saat menggelar pameran tersebutlah KUB Jaya Lestarii mejual produknya dengan volume tertinggi. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Payback Period metode ini digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian pengeluaran selama investasi, dari hasil analisis yang didapat yaitu 1tahun 21 hari yang berarti lebih cepat dari target waktu pengembalian yaitu 3tahun, maka dengan demikian usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari layak untuk dijalankan. Semakin cepat pengembalian biaya investasi didalam KUB Jaya Lestari semakin baik pula usaha ini karena semakin lancer perputaran modalnya. Semakin cepat pengembalian biaya semakin mudah untuk KUB Jaya Lestari dalam membeli peralatan, perlengkapan ataupun asset baru untuk penunjang kegiatan usahanya. Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode Internal Rate of Return yaitu dengan cara menyamakan antara present value dari aliran kas dengan present 609
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 3, 2017: 601-611
value dari investasi, berdasarkan hasil perhitungan dengan tingkat diskon faktor 9%-14% didapat hasil sebesar 13,878% yang berarti lebih besar dari tingkat suku bunga saat ini usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk layak untuk dijalankan. Meskipun didapatkan hasil perhitungan IRR lebih besar dari pada tingkat suku bunga saat ini tetapi dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai IRR yang kurang signifikan karena hanya lebih besar 4% dari tingkat suku bunga simpanan saat ini. Semakin tinggi nilai IRR yang diperoleh maka semakin cepat pengembalian biaya yang telah diinvestasikan. Metode Net Bnenefi Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di diskon positif (+) dengan net benefit yang telah diskon negatif (-) dengan enggunakan tingkat suku bunga 9%-14% didapatkan nilai BCR sebesar 2,917, hal ini menunjukan bahwa selisih keuntungan tiap tahunnya lebih besar dibandingkan selisih biayanya usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari dapat dikatakan layak untuk dijalankan karena nilai BCR > 1. Dengan kondisi perolehan net benefit cost ratio yang tiap tahunnya memiliki selisish yang cukup besar daripada biaya. Net benefit cost ratio menunjukan bahwa KUB Jaya Lestari mampu memperoleh hasil penjualan yang cukup signifikan pada tahun 2013-2014 dan terlihat denga perolehan laba bersih yang meningkat pada tahun tersebut. Hasil dari perhitungan BEP Rupiah dan Unit dapat diketahui mulai dari tahun 2013 usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Leestari ini telah mencapai BEP pada bulan pertama hal ini dikarenakan biaya tetap yang relatif rendah dan sama halnya pada tahun 2014 perubahan BEP pada tahun 2015-2016 diakibatkan karena bertambahnya volume produksi pertahun, dimana perubahan ini juga diiringi dengan naiknya biaya tetap pada tahun 2015-2016 sebesar 7,7% dari tahun sebelumnya. Dari hasil keseluruhan analisis dengan menggunakan metode Net Present Value, Payback Period, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio dan Break Event Point(BEP) bahwa usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari di Kecamatan Sangasanga yang dilihat dari aspek keuangan dengan menggunakan modal investasi sebesar Rp. 81.000.000 didapatkan hasil yang kurang signifikan meskipun didapatkan hasil yang positif dari setiap perhitungan kriteria investasi dan titik impas. Usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari ini layak untuk dijalankan tetapi dengan perputaran biaya yang telah diinvestasikan termasuk lambat. Penutup Kelayakan usaha pengolah pangan amplang dan kerupuk KUB Jaya Lestari dilihat dari hasil perhitungan Net Present Value dapat dinyatakan layak karena NPV > 0 senilai Rp 155.277.331. Perhitungan hasil Payback Period diperoleh tingkat pengembalian investasi selama 1 tahun 21 hari. Perhitungan Internal Rate of Return diperoleh hasil 13,878%, usaha ini dinyatakan layak karena IRR > Interest. Hasil dari perhitungan Net Benefit C/R usaha ini dinyatakan layak dengan hasil perhitungan 2,917, Net benefit C/R > 1. Hasil 610
Analisis Kelayakan Investasi Pengolah Pangan Amplang dan Kerupuk (Nadya)
perhitungan BEP diketahui bahwa KUB Jaya Lestari pada tahun 2013-2016 pada bulan pertama setiap tahunnya KUB Jaya Lestari sudah dapat mencapai break event point. Hal ini dikarenakan biaya tetap yang relatif rendah meskipun pada tahun 2015-2016 biaya tetap meningkat senilai 7%. Penulis menyarankan kepada KUB Jaya lestari bahwa untuk meningkatkan hasil penjualan KUB Jaya Lestari bisa melakukan promosi dilluar dari distribusi penjualan yang saat ini dilakukan, seperti tidak hanya mengandalkan Pertamina untuk melakukan promosi produk hasil olahannya. KUB Jaya Lestari pun dapat menaikan harga jual produk perunitnya pada saat melakukan kegiatan promosi melalui gelar pameran yang biasannya mereka ikuti agar KUB Jaya Lestari kedepannya dapat meningkatkan penjualan untuk memperoleh laba yang maksimal. Daftar Pustaka Ibrahim, H.M.Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Edisi Revisi Rineka Cipta. Jumingan, 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT Bumi Aksara. Trisnawani, 2009. Akuntansi untuk koperasi dan UKM. Jakarta: Salemba Empat Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenadamedia Group. Purwana dan Hidayat, 2016. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sarwono dan Martadireja, 2008. Bisnis Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta : Andi Offset. Suad Husnan, 2007. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan (UPP) AMP YKPN. Suliyanto, 2010. Teknik Proyeksi Bisnis: Teori dan Aplikasi dengan Microsoft Excel. Yogyakarta : Penerbit Andi. Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Penerbit Andi. Sunyoto, Danang, 2015. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : CAPS. Sunyoto, Danang, 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : CAPS. Umar, Husein, 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Trisnawati, Ayu Asri. 2015. “analisis studi kelayakan bisnis pada usaha butik fashionista di samarinda. Universitas Mulawarman Samarinda. Putri, Ni Putu Yunisa. 2013. “Analisis kelaykan investasi pembangunan ruko Aurelia bengkuring PT. Bahtera Mitra Sejahtera Samarinda di Tinjau dari Aspek Keuangan”. Universitas Mulawarman Samarinda. Alfida, Pipit. 2016. “analisis kelayakan finansial Tugboat pada PT Muara Kembang di Samarinda”. Universitas Mulawarman Samarinda. Chairunisa. 2016. “Analisis Kelayakan Finansial Pembukaan Cabang Baru Usaha Amplang "Bunda Mahakam” di Sangasanga Kutai Kartanegara”. Universitas Mulawarman Samarinda.
611