SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR
“ANALISIS KECUKUPAN RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP EMISI CO2 DI PERKOTAAN MENGGUNAKAN PROGRAM STELLA (Studi Kasus : Surabaya Pusat dan Selatan)” Oleh : Soegih Ratri Widyanadiari 3307 100 033 Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi, SSi., MT. 19751018200501103 JURUSAN TEKNIK LINGUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
LATAR BELAKANG Pembangunan Kota Surabaya di sektor TRANSPORTASI, PERMUKIMAN, dan INDUSTRI Pemakaian bahan bakar fosil meningkat (Kepala BLH Surabaya, 2008) Tingginya emisi CO2 (Kepala BLH Surabaya, 2008 dan Bapedalda ,1999)
Penanggulangan : penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) (Dahlan, 1992)
Penyebab utama Pemanasan Global (IPCC, 2001)
Latar Belakang UU no. 26 tahun 2007 pasal 29 (2) & (3) tentang Penataan Ruang “Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal harus memiliki luasan 30% dari luas total wilayah dengan porsi 20% sebagai RTH publik” Komposisi 20% RTH publik jika dibandingkan dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ini meliputi taman sebesar 12,5%, jalan 6%, dan lain-lain seperti pemakaman, lapangan olahraga, lahan pertanian perkotaan, dan lain-lain (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan).
RUMUSAN MASALAH 1.
2.
3.
Bagaimanakah kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan? Bagaimanakah persebaran kemampuan daya serap CO2 oleh RTH eksisting di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan dibandingkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman? Apa langkah optimalisasi yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan RTH dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari transportasi, industri, dan permukiman di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan?
RUANG LINGKUP 1.
2. 3.
4.
5.
Data survey untuk perhitungan ulang emisi CO2 dari penelitian terdahulu yang akan dianalisis hanya dari sektor transportasi, industri dan permukiman di Surabaya Pusat dan Selatan. Emisi CO2 dari kegiatan permukiman dan industri yang dihitung hanyalah emisi CO2 primer saja Emisi CO2 yang dihitung tidak memperhitungkan pengaruh arah angin sehingga dianggap beban emisi maksimum (tidak terdispersi) Data RTH eksisting di wilayah Surabaya Pusat & Selatan dari DKP Kota Surabaya yang dimaksud dalam penelitian ini hanyalah mengenai taman kota dan jalur hijau meliputi lokasi eksisting serta luasnya Daya serap CO2 oleh RTH yang dihitung dalam penelitian ini adalah daya serap pohon pelindung saja.
RUANG LINGKUP (lanjutan) 6.
7.
8.
Upaya peningkatan daya serap CO2 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan dua skenario: * Mengoptimalkan luas pohon pelindung yang ditanam pada RTH eksisting yang mengacu pada persyaratan luas minimum tanaman hijau pada RTH yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 7 Tahun 2002. * Merekomendasikan RTH yang belum dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan penambahan RTH baru di lahan yang masih tersedia mengacu pada RTRW Kota Surabaya 2013 Variabel: * Jenis dan jumlah pohon pelindung * Luas area dari pohon pelindung Analisis kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 dan analisis kemampuan penyerapan RTH terhadap emisi CO2 setelah upaya peningkatan daya serap CO2 dilakukan dengan simulasi menggunakan Program Stella.
TUJUAN PENELITIAN 1.
2.
3.
Menganalisis kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan. Memetakan persebaran kemampuan penyerapan CO2 oleh RTH eksisting di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan dengan emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman. Menganalisis kemampuan RTH dalam menyerap CO2 setelah dilakukan upaya peningkatan daya serap CO2 di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan.
GAMBARAN UMUM Kota Surabaya
Kedudukan geografis 07°21’ LS dan 112°36’ - 112°54’ BT Batas-batas administrasi Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Selat Madura Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo Sebelah Barat : Kabupaten Gresik Terdiri atas 5 wilayah (Surabaya Pusat, Utara, Timur, Selatan, dan Barat) dan 31 kecamatan
SURABAYA PUSAT & SELATAN
Kependudukan
Wilayah
Kecamatan
Tegalsari Surabaya Genteng Pusat Bubutan Simokerto Sawahan Wonokromo Karang Pilang Surabaya Dukuh Pakis Selatan Wiyung Wonocolo Gayungan Jambangan
Jumlah KK Tahun 2010 (rumah) 24,705 12,539 21,757 20,314 46,571 35,673 20,848 22,522 18,525 22,314 12,270 11,919
Perindustrian ⇒ Industri Karangpilang di Kecamatan Karangpilang Surabaya Selatan RTH eksisting Surabaya Pusat = 166,488.70 m2 Surabaya Selatan = 123,497.37 m2
TINJAUAN PUSTAKA
Emisi CO2
Emisi karbon dioksida (CO2) adalah pemancaran atau pelepasan gas CO2 ke udara; berasal dari sisa pembakaran kegiatan transportasi, permukiman, industri.
Emisi CO2 ⇒ terlepas ke atmosfer ⇒ menyelubungi atmosfer bumi ⇒ panas matahari yang masuk ke bumi terperangkap di atmosfer ⇒ efek rumah kaca ⇒ pemanasan global
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang “Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.” Perda Surabaya No.7 Tahun 2002 “Ruang Terbuka Hijau adalah ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan Hijau Pertamanan Kota, Kawasan Hijau Hutan Kota, Kawasan Hijau Rekreasi Kota, Kawasan Hijau Permakaman, Kawasan Hijau Pertanian, Kawasan Hijau Jalur Hijau, dan Kawasan Hijau Pekarangan.” Berdasarkan kepemilikan dan pengelolaannya (Permen PU No.5 Tahun 2008) → RTH Privat → RTH Publik
Fungsi dan Manfaat RTH
Sebagai peneduh; produsen oksigen; penyerap air hujan; penyedia habitat satwa; penyerap polutan media udara, air, dan tanah; dan penahan angin (PerMen PU No. 5 Tahun 2008)
RTH dapat menyerap emisi CO2 melalui reaksi fotosintesis 6CO2 + 6H20 + cahaya matahari → C6H1206+ 6O2
Daya Serap CO2 oleh Pohon No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Trembesi Samanea saman Cassia Cassia sp Kenanga Canangium odoratum Pingku Dysoxylum excelsum Beringin Ficus benyamina Krey payung Fellicium decipiens Matoa Pornetia pinnata Mahoni Swettiana mahagoni Saga Adenanthera pavoniana Bungkur Lagerstroema speciosa Jati Tectona grandis Nangka Arthocarpus heterophyllus Johar Cassia grandis Sirsak Annona muricata Puspa Schima wallichii Akasia (auriculiforAcacia auriculiformis Flamboyan Delonix regia Sawo kecik Manilkara kauki Tanjung Mimusops elengi Bunga merak Caesalpinia pulcherrima Sempur Dilena retusa Khaya Khaya anthotheca Merbau pantai Intsia bijuga Akasia (mangium) Acacia mangium Angsana Pterocarpus indicus Asam kranji Pithecelobium dulce Saputangan Maniltoa grandiflora Dadap merah Erythrina cristagalli Rambutan Nephelium lappaceum Asam Tamarindus indica Kempas Coompasia excelsa
Daya Serap CO2 (Kg/pohon/tahun) 28,448.39 5,295.47 756.59 720.49 535.90 404.83 329.76 295.73 221.18 160.14 135.27 126.51 116.25 75.29 63.31 48.68 42.20 36.19 34.29 30.95 24.24 21.90 19.25 15.19 11.12 8.48 8.26 4.55 2.19 1.49 0.20
Dahlan, 2008
No. 1 2 3 4
Tipe Tutupan
Daya serap Daya serap gas CO2 gas CO2
Pohon Semak Belukar Padang Rumput Sawah
(kg/ha/jam) (ton/ha/th) 129,92 569,07 12,56 55 2,74 12 2,74 12
Adiastari, 2010
Program Stella
Suatu perangkat lunak (software) pemodelan yang berguna untuk melakukan simulasi dengan skenarioskenario kejadian dan memperkirakan akibatnya
Simbol dalam Program Stella
METODOLOGI PENELITIAN RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN
LATAR BELAKANG
Kajian Pustaka • • •
•
Realita
IPCC 2006 mengenai CO2 sebagai penyebab utama pemanasan global Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
•
>< Gap
•
Perkembangan pembangunan di segala bidang menyebabkan emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri dan permukiman meningkat Berdasarkan data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Ruang Terbuka Hijau publik yang dikelola oleh baru sekitar 4.61% dari luas wilayah Surabaya Pusat dan 1,35% dari luas wilayah Surabaya Selatan
•
•
•
Rumusan Masalah
•
Bagaimanakah kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan pemukiman di Surabaya Pusat dan Selatan? Bagaimanakah kemampuan daya serap CO2 oleh RTH eksisting dibandingkan dengan emisi CO2 di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan? Bagaimanakah kemampuan penyerapan CO2 setelah upaya peningkatan daya serap CO2 oleh RTH?
•
•
Tujuan Penelitian Menganalisis kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan Memetakan kemampuan penyerapan CO2 oleh RTH eksisting dan total emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan Menganalisis kemampuan penyerapan CO2 setelah dilakukan upaya peningkatan daya serap CO2 oleh RTH
METODE Analisis Data dan Pembahasan
Pengumpulan Data Primer Survey sampel RTH eksisting di Surabaya Pusat dan Selatan, meliputi: • Jenis pohon pelindung • Jumlah tiap jenis pohon pelindung • Diameter tajuk rata-rata tiap jenis pohoh pelindung
Pengumpulan Data Sekunder • • • •
Lokasi dan luas RTH eksisting di Surabaya Pusat dan Selatan Peta Administrasi, Peta Jalan, Peta RTRW Kota Surabaya Jumlah KK per kecamatan di Surabaya Pusat dan Selatan tahun 2010 Data hasil survey jumlah kendaraan tiap jalan di Kota Surabaya tahun 2010
•
•
• • • •
Data sekunder (jumlah KK, hasil survey jumlah kendaraan) dan referensi hasil penelitian terdahulu digunakan untuk perhitungan ulang emisi CO2. Hasil perhitungan ulang emisi CO2 dan data RTH eksisting digunakan dalam perhitungan statistika penentuan sampel RTH yang akan disurvey. Data primer dikumpulkan. Perhitungan daya serap CO2 RTH eksisting menggunakan program Stella. Pemetaan daya serap CO2 dan emisi total CO2 menggunakan Autocad. Perhitungan daya serap CO2 setelah upaya peningkatan daya serap CO2 oleh RTH menggunakan program Stella.
Studi Literatur • • • • •
Literatur mengenai emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan pemukiman Literatur mengenai perhitungan statistika penentuan sampel Literatur mengenai daya serap CO2 berdasarkan jenis pohon dan luas pohon Literatur mengenai penggunaan program Stella Penelitian terdahulu
HASIL PENELITIAN
• • •
Hasil yang Diharapkan Sesuai Dengan Tujuan Penelitian: Didapatkan kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 Didapatkan pemetaan kemampuan penyerapan CO2 RTH eksisting dan total emisi CO2 Didapatkan kemampuan RTH dalam menyerap CO2 setelah upaya peningkatan daya serap CO2
Skema Langkah Kerja • • • •
Pengumpulan Data Sekunder Lokasi & luas RTH Eksisting di Surabaya Pusat & Selatan Peta Administrasi, Peta Jalan, Peta RTRW Kota Surabaya Jumlah KK per kecamatan di Surabaya Pusat & Selatan tahun 2010 Data hasil survey jumlah kendaraan tiap jalan di Kota Surabaya tahun 2010 Perhitungan Ulang Emisi CO2 dari kegiatan : • Permukiman • Industri • Transportasi • Total Ranking & Pengelompokan Emisi CO2 Perhitungan Statistika Penentuan Sampel RTH
Pengumpulan Data Primer Survey sampel RTH meliputi data: • Jenis pohon pelindung • Jumlah tiap jenis pohon pelindung • Diameter tajuk rata-rata tiap jenis pohon pelindung
• • •
Analisis Data dan Pembahasan Menganalisis kemampuan RTH eksisting dalam menyerap emisi CO2 di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan menggunakan Program Stella Memetakan total emisi CO2 dari kegiatan transportasi, industri, dan permukiman serta kemampuan daya serap CO2 RTH eksisting di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan Menganalisis kemampuan RTH dalam menyerap emisi CO2 setelah upaya peningkatan daya serap CO2 di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan menggunakan Program Stella Kesimpulan & Saran
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil Perhitungan Ulang Emisi CO2 di Surabaya Pusat dan Selatan No Wilayah 1 2 Surabaya 3 Pusat 4 5 6 7 8 Surabaya 9 Selatan 10 11 12
Emisi CO2 Total Emisi Total Emisi Permukiman Industri Transportasi Kecamatan ton CO2/bulan ton CO2/tahun ton CO2/bulan ton CO2/tahun ton CO2/bulan ton CO2/tahun ton CO2/bulan ton CO2/tahun Tegalsari 948.03 11,376.30 0.00 0.00 8,628.81 103,545.73 9,576.82 114,921.82 Genteng 494.00 5,928.01 0.00 0.00 4,257.65 51,091.76 4,751.20 57,014.37 Bubutan 649.37 7,792.39 0.00 0.00 6,395.21 76,742.49 7,045.43 84,545.13 Simokerto 1,091.34 13,096.03 0.00 0.00 4,244.79 50,937.44 5,336.79 64,041.48 Sawahan 1,682.72 20,192.63 0.00 0.00 12,410.04 148,920.45 14,092.42 169,109.04 Wonokromo 1,397.43 16,769.14 0.00 0.00 13,310.16 159,721.97 14,708.15 176,497.81 Karang Pilang 1,493.37 17,920.39 118.76 1,425.14 4,055.79 48,669.44 5,667.30 68,007.60 Dukuh Pakis 806.64 9,679.66 0.00 0.00 10,431.64 125,179.64 11,238.98 134,867.75 Wiyung 801.24 9,614.93 0.00 0.00 11,596.25 139,154.96 12,398.57 148,782.81 Wonocolo 932.39 11,188.64 0.00 0.00 8,501.03 102,012.32 9,431.09 113,173.09 Gayungan 781.17 9,374.00 0.00 0.00 7,439.27 89,271.21 8,221.81 98,661.74 Jambangan 486.94 5,843.31 0.00 0.00 4,279.48 51,353.71 4,767.41 57,208.96
Total Emisi CO2 di Surabaya Pusat = 320,522.80 ton CO2/tahun Surabaya Selatan = 966,308.80 ton CO2/tahun
Ranking dan Pengelompokan Total Emisi CO2 Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan
Total Emisi (ton CO2/tahun)
Genteng Jambangan Simokerto Karang Pilang Bubutan Gayungan Wonocolo Tegalsari Dukuh Pakis Wiyung Sawahan Wonokromo
57,014.37 57,208.96 64,041.48 68,007.60 84,545.13 98,661.74 113,173.09 114,921.82 134,867.75 148,782.81 169,109.04 176,497.81
Kelompok
Range Emisi (ton CO2/tahun)
Emisi A
50.000 100.000
Emisi B
100.001 150.000
Emisi C
150.001 200.000
Penentuan Sampel RTH
Dihitung standar deviasi dan varians dari masing-masing kelompok emisi serta rata-rata seluruh emisi total Kecamatan
Emisi A (ton CO2/tahun)
Emisi B (ton CO2/tahun)
Emisi C (ton CO2/tahun)
Kecamatan
Genteng
57,014.37 Wonocolo
113,173.09 Sawahan
169,109.04
Jambangan
57,208.96 Tegalsari
114,921.82 Wonokromo
176,497.81
Simokerto
64,041.48 Dukuh Pakis
134,867.75
Karang Pilang
68,007.60 Wiyung
148,782.81
Bubutan Gayungan
84,545.13 98,661.74
varians sd
Kecamatan
277,776,894.57
289,489,324.63
16,666.64 Rata-rata seluruh emisi
27,217,636.65
17,014.39 107,233.47
5,217.05
Dihitung jumlah RTH tiap jenis (Taman Kota, Taman Rekreasi, dan Jalur Hijau) yang ada pada setiap kelompok emisi Kelompok Emisi
Taman Kota Taman Rekreasi
Jalur Hijau Total
A
6
8
39
53
B
2
3
14
19
C
3
3
21
27
Total Seluruh RTH
99
Penentuan Sampel RTH Rumus Sampling Acak Stratifikasi (Susilaningrum, 2003)
Kelompok Emisi A B C TOTAL
Nh 53 19 27 99
var
Nh*var
Wh
277,776,894.57 14722175412 0.535 289,489,324.63 5500297168 0.192 27,217,636.65 734876189.4 0.273 20957348770
Nh^2*var
(Nh^2*var)/Wh
7.80275E+11 1.04506E+11 19841657115
D = Bias : 1.96 = 5% x rata-rata total emisi : 1.96 = 14.667.114,08 n = (2,07478 x1012) : {(992 x 14.667.114,08) + 2,096 x1010) = 14,6 RTH sampel ≈ 15 RTH sampel
1.4575E+12 5.44529E+11 72752742753 2.07478E+12
Survey RTH Dipilih tiap jenis RTH yang akan disurvey pada tiap kelompok emisi berdasarkan lokasi RTH yang potensial terpapar emisi CO2 Data yang diambil meliputi : * Jenis pohon * Jumlah tiap jenis pohon * Diameter rata-rata tajuk atas tiap jenis pohon
Kecamatan
Wilayah Kategori Emisi A
Taman Kota
Genteng, Taman Rekreasi Jambangan, Simokerto, Karangpilang, Bubutan, Jalur Hijau Gayungan
1. Bambu Runcing 1. Prestasi
Kecamatan Wiyung, Wonocolo, Tegalsari, Dukuh Pakis
Wilayah Kategori Emisi B
Taman Kota
1. Cendana
Taman Rekreasi
1. Dolog
Jalur Hijau
1. A. Yani
2. Apsari 1. Jaksa Agung Suprapto
Kecamatan
Wilayah Kategori Emisi C
2. Injoko 3. Bubutan 4. Anggrek 5. Simolawang Baru
Sawahan, Wonokromo
Taman Kota
1. Mayangkara
Taman Rekreasi
1. Bungkul
Jalur Hijau
1. Adityawarman 2. Arjuno
Daya Serap CO2 RTH
Dihitung Daya Serap CO2 tiap RTH yang disurvey dengan 2 cara, menggunakan referensi:
(1) kemampuan penyerapan CO2 per jenis pohon (kg/pohon/tahun) (Dahlan, 2008) → jika jenis pohon tidak ada pada daftar, digunakan kombinasi perhitungan berdasarkan kemampuan penyerapan CO2 per luasan area (2) kemampuan penyerapan CO2 per luasan area pepohonan (= 569,07 ton CO2/ha/tahun) (Prasetyo et al., 2002 dalam Adiastari, 2010)
Untuk RTH yang tidak disurvey, daya serap CO2-nya dilakukan pendekatan dengan mengalikan luas RTH dengan sesuai jenis RTH di tiap kelompok emisi ratarata daya serap CO2
Struktur Model Stella Perhitungan Daya Serap CO2 RTH Eksisting
%Penyerapan RTH Eksisting %Penyerapan RTH = Daya Serap CO2 x 100 % Emisi Total CO2
Pemetaan Daya Serap CO2 oleh RTH dan Total Emisi CO2
Peningkatan Daya Serap CO2 Direncanakan dengan 2 skenario; 1. Mengoptimalkan luas pohon pelindung pada RTH eksisting (sesuai luas minimum tanaman hijau pada PerDa Kota Surabaya No.7 Tahun 2002) 2. Merekomendasikan RTH yang belum dikelola & menambah RTH baru (sesuai RTRW Surabaya 2013)
Skenario 1 Mengoptimalkan Luas Pohon Pelindung pada RTH Eksisting Untuk mengoptimalkan luas pohon pelindung pada setiap jenis RTH, sesuai dengan persyaratan minimum luas lahan tertanami tumbuhan hijau pada Peraturan Daerah Kota Surabaya no. 7 tahun 2002 Jenis RTH Taman Kota Taman Rekreasi Jalur Hijau
Minimum Luas Rencana Luas Tanaman Hijau Pohon Pelindung 90% 60% 90%
50% 30% 70%
Sehingga, dihitung kekurangan luas pohon pelindung pada tiap RTH yang disurvey. RTH yang tidak disurvey perhitungannya dilakukan dengan pendekatan rata-rata kekurangan luas pohon pelindung RTH yang disurvey, dikalikan dengan luas eksisting.
Struktur Model Stella Skenario 1 Mengoptimalkan Luas Pohon Pelindung pada RTH Eksisting
Skenario 1 Mengoptimalkan Luas Pohon Pelindung pada RTH Eksisting Hasil perhitungan peningkatan daya serap CO2 dengan Skenario 1
Skenario 2
*Rekomendasi RTH yang belum dikelola Wilayah
Kecamatan Tegalsari Genteng
Surabaya Pusat Bubutan Simokerto Total Surabaya Pusat Sawahan Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Surabaya Selatan
Wiyung Wonocolo Gayungan
Jambangan Total Surabaya Selatan
RTH yang belum dikelola DKP 1. JH Polisi Istimewa 1. JH Peneleh 2. JH Achmad Jais 3. JH Ambengan 4. JH Walikota Mustajab 1. JH Dupak Raya 1. JH Kenjeran 2. JH Pecindilan - Gembong Total Surabaya Pusat 1. JH Jagir Wonokromo 3. JH Wonokromo 1. JH Karang Klumprik 2. JH Kebraon 3. JH Kedurus 1. JH HR Muhammad 2. JH Dukuh Kupang Barat 1. JH Wiyung 2. JH Lingkar Dalam 1. JH Siwalan Kerto 2. JH A Yani Dalam 1. JH Wisma Menanggal 2. JH TamanIndah-DukuhMenanggal 1. JH Tol Sby-Gempol 2. JH Karah Agung 5 3. JH Ketintang Selatan 4. JH Jambangan LVK Total Surabaya Selatan
Luas RTH yang belum dikelola DKP (ha) 0.19 0.40 0.12 0.19 0.07 0.23 0.24 0.68 2.12 0.00 0.15 0.15 0.34 0.38 0.12 0.48 0.64 0.45 0.79 0.05 0.04 0.20 0.33 1.64 0.12 0.18 0.05 6.10
Skenario 2 *RTH Baru sesuai RTRW Surabaya 2013
Skenario 2 *RTH Baru sesuai RTRW Surabaya 2013 Wilayah
Kecamatan
Tegalsari Surabaya Genteng Pusat Bubutan Simokerto Total Surabaya Pusat Sawahan Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Wiyung Wonocolo Gayungan Jambangan Total Surabaya Selatan
Surabaya Selatan
RTH Baru sesuai RTRW 2013 Total Surabaya Pusat 1. Bonbin Surabaya 2. Taman Kota Jagir Wonokromo 1. JH Barat Tol Sby-Gempol 1. Hutan Kota Bahu Tol Sby Gempol 1. Hutan Kota Bundaran Waru Total Surabaya Selatan
Luas RTH Baru (ha) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.90 1.08 0.00 0.59 3.92 0.00 1.77 0.00 12.26
Perhitungan Daya Serap CO2 Skenario 2 • Perhitungan luas → aplikasi ruller pada Google Earth • Perhitungan daya serap CO2 → berdasarkan rata-rata daya serap CO2 per m2 untuk tiap jenis RTH di tiap kelompok emisi yang tercantum pada Tabe l 5.17 di halaman 86-87 menggunakan program Stella → jenis RTH baru (Hutan Kota) dilakukan berdasarkan kemampuan penyerapan CO2 per luasan pohon yang tercantum pada Tabe l 2.2 di Bab 2, yakni 569.07 ton CO2/ha/tahun dengan asumsi proporsi luas pohon pelindung pada Hutan Kota adalah 100%
Struktur Model Stella Skenario 2
Peningkatan Daya Serap CO2 oleh RTH Skenario 2
KESIMPULAN 1.
Daya serap pohon pelindung pada RTH eksisting masih belum cukup kemampuannya dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan permukiman, industri, dan transportasi di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan. Hal ini disebabkan oleh perbandingan daya serap CO2 tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan emisi CO2 yang ada. Adapun total daya serap emisi CO2 oleh RTH eksisting di Surabaya Pusat adalah sebesar 5,405.28 ton CO2/tahun (1.69%) dan di Surabaya Selatan sebesar 5,719.20 ton CO2/tahun (0.59%)
2.
Hasil pemetaan daya serap emisi CO2 oleh RTH eksisting jika dibandingkan dengan total emisi CO2 yang dihasilkan di wilayah Surabaya Pusat dan Selatan di tiap kecamatan menunjukkan masih kurangnya RTH eksisting tersebut
KESIMPULAN 3.
Peningkatan Daya Serap CO2 yang dilakukan dengan 2 skenario
a. Mengoptimalkan luas pohon pelindung mampu meningkatkan daya serap CO2 menjadi 5,671.44 ton/tahun (1.77%) di wilayah Surabaya Pusat dan 5,840.52 ton/tahun (0.60%) di wilayah Surabaya Selatan b. Penambahan RTH baru (sesuai peta RTRW Surabaya 2013)
mampu meningkatkan daya serap CO2 menjadi 6,407.18 ton/tahun (2.00%) di wilayah Surabaya Pusat dan 13,638.72 ton/tahun (1.41%) di wilayah Surabaya Selatan
Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan titik sampling RTH lebih banyak atau bahkan survey pada keseluruhan RTH yang ada untuk studi analisis kecukupan RTH sebagai penyerap emisi CO2 di masa mendatang, sehingga upaya peningkatan daya serap CO2 oleh RTH dapat lebih terperinci. 2. RTH publik yang belum dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sebaiknya segera dikelola, agar pemanfaatannya maksimal dan bisa meningkatkan daya serap terhadap emisi CO2 yang ada. 3. Proporsi pohon pelindung pada RTH sebaiknya dioptimalkan, dengan tidak mengurangi nilai estetika, sebab penyerapan emisi CO2 oleh pohon pelindung lebih baik daripada rumput dan perdu. 1.