ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS MEDIS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN INTEGRATED ARCHITECTURE FRAMEWORK (IAF)
ASLAMA RAHMANIA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architenture Framework (IAF) adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2013 Aslama Rahmania NIM G64080090
ABSTRAK ASLAMA RAHMANIA. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF). Dibimbing oleh WISNU ANANTA KUSUMA. Perkembangan fasilitas medis di Kota Bogor yang cepat perlu diimbangi dengan penyampaian informasi yang juga cepat. Dinas Kesehatan Kota Bogor perlu memantau jumlah fasilitas medis yang ada dan masyarakat Kota Bogor dapat memperoleh informasi mengenai fasilitas medis secara online. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan sistem pada Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor (SIGFMKB) menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF). Tahap penelitian dilakukan dengan mengikuti 4 artifak pada IAF yaitu why, what, how, dan with what. Hasil penelitian berupa poin-poin analisis dan ilustrasi yang meliputi domain arsitektur bisnis, domain arsitektur informasi, domain arsitektur sistem informasi dan domain arsitektur teknologi infrastruktur. Kata Kunci: analisis kebutuhan sistem, enterprise framework, integrated architecture framework, sistem informasi geografis
ABSTRACT ASLAMA RAHMANIA. Requirement Analysis of Geographic Information System of Medical Facilities in Bogor Using Integrated Architecture Framework (IAF). Supervised by WISNU ANANTA KUSUMA. The fast development of medical facilities in Bogor needs to be balanced with rapid information delivery. Bogor Health Department has the responsibility to monitor the number of exsisting medical facilities and it is expected that the society in Bogor can obtain the information on medical facilities online. The purpose of this research is to analyze the requirements of Medical Facilities Geographic Information System (SIGFMKB) using the integrated architecture framework (IAF). The research is carried out by following the IAF 4 artifacts namely why, what, how, and with what. The results of this research are several points of analysis and illustrations covering business architecture domain, information architecture domain, information system architecture domain, and technology infrastructure architecture domain. Keywords: architecture framework, enterprise framework, geographic information system, integrated architecture framework, system analysis
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS MEDIS KOTA BOGOR MENGGUNAKAN INTEGRATED ARCHITECTURE FRAMEWORK (IAF)
ASLAMA RAHMANIA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF) Nama : Aslama Rahmania NIM : G64080090
Disetujui oleh
Dr. Wisnu Ananta Kusuma, ST, MT Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2012 ini ialah sistem informasi geografis (SIG), dengan judul Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Geografis Fasilitas Medis Kota Bogor Menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF). Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Wisnu Ananta Kusuma, ST, MT selaku pembimbing dan telah banyak memberi saran, juga kepada Bapak Irman Hermadi, S.Kom, M.Sc dan Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom, M.Kom selaku penguji pada penelitian ini. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Warsono, S.E dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan dr. Hadian Setia dari Rumah Sakit Karya Bhakti, Ibu Anne P. S.E dari laboratorium Prodia, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penelitian, yaitu: 1 Ayah dan mama, Ir. Dedi R. Radjadi dan Ir. Era Irhamni, serta Adikadik Ilman dan Afia atas do’a dan dukungan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 2 Sahabat terdekat, Farid Putra, BSc Eng. yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan studi. Rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Komputer angkata 45 atas segala 3 kebersamaan, dukungan, serta seluruh kenangan yang telah diberikan. 4 Neri, Nia, Vincent, Fitri, Ulfa, Mitha, Fania, Chici, Anna, dan sahabat lainnya yang telah menjadi mitra dan menemani penulis selama menjalani studi. 5 Resti, Ferin, Arin, Dhiska, Fristi, Putri, Nadia, Nadya, dan Bryan yang telah menemani penulis selama 4 tahun dalam kebersamaan di Pondok Putri Bunda. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat, khususnya bagi perkembangan informasi fasilitas medis di Kota Bogor.
Bogor, Juni 2013 Aslama Rahmania
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Sistem Informasi Geografis (SIG)
2
Pemodelan Data Spasial
2
Integrated Architecture Framework (IAF)
3
Fasilitas Kesehatan
4
METODE Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF)
4 5
Indentifikasi Kontektual (why)
5
Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis
5
Identifikasi Domain Arsitektur Informasi
5
Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi
6
Identifikasi Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF) Identifikasi Kontekstual
6 6 6
Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis
10
Identifikasi Domain Arsitektur Informasi
12
Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi
14
Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi
15
SIMPULAN DAN SARAN
15
Simpulan
15
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
RIWAYAT HIDUP
29
DAFTAR GAMBAR 1 Integrated Architecture Framework (IAF) 2 Metode Penelitian 3 Model Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor 4 Komponen fisikal informasi
3 4 8 13
DAFTAR LAMPIRAN 1 Use case domain bisnis 2 Model interaksi komponen logikal bisnis 3 Hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis 4 Model interaksi komponen fisikal bisnis 5 Identifikai layanan informasi 6 Komponen logikal informasi 7 Contoh data spasial referensi koordinat rumah sakit 8 Contoh data spasial referensi koordinat puskesmas 9 Contoh data spasial referensi koordinat laboratorium dan apotik 10 Identifikai konseptual domain teknologi infrastruktur 11 Identifikasi logikal sistem informasi 12 Entity relationship diagram
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
PENDAHULUAN Guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam pembangunan serta perkembangan kesehatan merupakan hal yang penting bagi Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu Dinas Kesehatan pada masing-masing daerah diwajibkan untuk serta berinisiatif dan membantu pembangunan dan perkembangan tersebut agar tercapai suatu masyarakat yang terjamin kesehatannya, tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, bermutu dan tersebar merata, juga mandiri (Depkes 2005). Fasilitas medis merupakan wadah yang penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan medis. Masyarakat tidak pernah tahu kapan mereka jatuh sakit atau tertimpa musibah seperti kecelakaan dan wabah yang dapat menjalari masyarakat. Kebutuhan terhadap medis berlaku di berbagai daerah di Indonesia tidak terkecuali Kota Bogor. Letak Kota Bogor yang berbatasan dengan Kota Jakarta, membuat Kota Bogor memiliki keragaman penduduk yang bervariasi. Penduduk tetap dan pendatang yang memadati Kota Bogor menuntut Kota Bogor untuk mampu menyediakan fasilitas kesehatan dengan lokasi yang tersebar rata di seluruh penjuru Kota (Dinkes Kota Bogor 2012). Pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia membawa perubahan baru pada aktivitas penduduk baik aktivitas pribadi maupun aktivitas sebuah lembaga/instansi/perusahaan. Perubahan ini menimbulkan kecenderungan masyarakat yang sangat bergantung terhadap sesuatu yang digital, paradigma ini merupakan akibat dari kompleksitas segala aspek kehidupan yang menuntut segala sesuatu untuk memiliki proses yang cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien (Kaswidjanti 2008). Lokasi fasilitas medis yang tersebar di Kota Bogor membuat masyarakat dan pendatang menjadi sulit untuk menjangkau lokasi tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem informasi geografis (SIG) yang dapat membantu memecahkan masalah mengenai lokasi fasilitas medis beserta dengan atribut-atribut informasi mengenai tempat fasilitas medis tersebut. Pengembangan suatu sistem informasi geografis fasilitas medis sangat dibutuhkan, masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan teknologi berbasis web sebagai suatu sistem yang dapat mendukung masyarakat dalam permasalahan ini. Untuk membangun sistem ini diperlukan beberapa tahap, dimana salah satunya adalah menganalisis kebutuhan dari sistem informasi geografis fasilitas medis. Analisis kebutuhan dapat memperjelas kebutuhan pengguna, tujuan dari dibangunnya sistem, proses apakah yang terjadi didalam sistem juga hal-hal terkait yang berhubungan dengan pengembangan sistem tersebut sangat diperlukan agar sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Saat ini sudah banyak tersedia enterprise framework yang dapat dimanfaatkan sebagai suatu penentu dari kebutuhan sebuah sistem yang mungkin dikembangkan. Salah satunya adalah Integrated Achitecture Framework (IAF), IAF merupakan sebuah versi sederhana dari Zachman
2 Framework (Zachman 1987). Seperti pada enterprise framework lainnya, IAF digunakan untuk membentuk sebuah konsep dan analisis yang baik dalam membangun sebuah sistem, baik sistem informasi, teknologi infrastruktur, security, maupun pemerintahan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan dari sistem informasi geografis fasilitas medis kota Bogor (SIGFMKB) dengan menggunakan Integrated Architecture Framework (IAF). Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat memberikan daftar kebutuhan yang harus dipenuhi terhadap pengembangan SIGFMKB untuk penelitian selanjutnya bila diperlukan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yaitu: Analisis yang dilakukan hanya berlaku untuk Kota Bogor. 1 2 Wawancara inti dilakukan dengan Dinas Kesehatan. Penelitian ini hanya sebatas menganalisis kebutuhan sistem. 3 4 Pada domain infrastruktur hanya dilakukan analisis konseptual.
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem informasi geografis merupakan sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mencari kembali, menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Sistem informasi geografis adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukan, mengelola, memanipulasi, dan menganalisa data serta memberi uraian (Aronoff 1989). Sistem informasi geografis merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari dunia nyata (Burrough 1986). Komponen utama dalam SIG dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu perangkat keras, perangkat lunak, organisasi (manajemen), dan pengguna. Peran masing-masing komponen tersebut berbeda dari satu sistem ke sistem lainnya tergatung tujuan dibangunnya SIG tersebut (Anggraeni 2008). Pemodelan Data Spasial SIG menggunakan dua dasar pemodelan data untuk merepresentasikan fitur spasial, yaitu data digital yang berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x, y) untuk mengkonstruksi fitur spasial seperti titik, garis, dan area. Data raster menggunakan grid untuk merepresentasi variasi dari fitur spasial. Tiap sel pada grid memiliki nilai yang berhubungan dengan karakteristik fitur spasial dalam suatu lokasi. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan sebagai rangkaian grid-cell bersambungan di satu sisi, dan polygon dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang bersambungan di semua sisi (Chang 2002).
3 Integrated Architecture Framework (IAF) Versi pertama yang dipatenkan oleh Capgemini, IAF dibuat pada tahun 1996 dibawah pengaruh Zachman Framework dan ide Spewaks yang dijelaskan pada bukunya yaitu Enterprise Architeture Planning (Capgemini 1967). IAF merupakan versi sederhana dari Zachman Framework, dimana keenam kolom pada Zachman Framework yaitu what, how where, who, when dan why disederhanakan menjadi why, what, how dan with what. IAF juga hanya memiliki 4 arsitektur domain yaitu business architecture meliputi how dan who pada kolom Zachman, information architecture meliputi what pada kolom Zachman, information systems meliputi when dan how pada kolom Zachman, dan technology infrastructure meliputi where pada kolom Zachman (Hofman et al. 2010). IAF dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Integrated Architecture Framework (IAF) Pada analisis kebutuhan sistem menggunakan metode IAF, terdapat 3 tahap pada setiap masing-masing domain arsitektur yaitu tahap identifikasi konseptual, identifikasi logikal, dan identifikasi fisikal. Sebelum mengidentifikasi domain arsitektur dilakukan terlebih dahulu identifikasi kontekstual terhadap proses bisnis yang menjadi latar belakang pengembangan sistem. Identifikasi konseptual menghasilkan identifikasi komponen domain yang diperlukan pada setiap arsitektur domain. Identifikasi logikal menghasilkan identifikasi komponen-komponen logikal yang diperlukan, sehingga hasil identifikasi konseptual dapat diperjelas. Identifikasi fisikal menghasilkan identifikasi berbentuk ilustrasi pemetaan lokasi eksekusi proses pada dunia nyata (Hofman et al. 2010). Pada IAF terdapat bagian-bagian dari identifikasi pada setiap artifak yang memiliki keterkaitan pada setiap identifikasi (Hofman et al. 2010). Terdapat 3 buah bagian artifak yaitu: 1 Domain komponen, merupakan penentuan komponen yang diperlukan pada setiap identifikasi artifak.
4 2
Model interaksi komponen, merupakan model interaksi dari domain komponen yang sudah ditentukan. 3 Hubungan kolaborasi komponen, merupakan identifikasi hubungan kolaborasi yang terjadi pada setiap domain komponen sehingga model interaksi yang sudah teridentifikasi sebelumnya dapat teranalisis lebih jelas. Fasilitas Kesehatan Menurut Riset Fasilitas Kesehatan (RIFASKES) tahun 2011, fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia meliputi rumah sakit, klinik, puskesmas, dan laboratorium.
METODE Pada Penelitian ini digunakan pendekatan arsitektur Integrated Architecture Framework (IAF) untuk menganalisis dan merepresentasi kebutuhan dari sistem informasi fasilitas geografis fasilitas medis. IAF memiliki sebuah matriks berukuran 4x4 yang menghubungkan 4 buah artifak berupa kontekstual (why), konseptual (what), logikal (how), dan fisikal (with what) dengan 4 buah arsitektur domain yang meliputi domain business, information, information system, dan technology infrasturktur. Metode Penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Metode Penelitian Alur Analisis mengacu pada model perancangan arsitektur pada IAF, dimana identifikasi kontektual (why) diidentifikasi terlebih dahulu pada
5 tahap awal, kemudian diidentifikasi berdasarkan masing-masing domain arsitektur dimana setiap identifikasi pada domain arsitektur mengikuti alur artifak pada arsitektur yaitu konseptual (what), logikal (how), dan fisikal (with what) (Hofman, et’all 2010). Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF) Indentifikasi Kontektual (why) Identifikasi kontekstual merupakan identifikasi tahap awal yang berguna untuk mendapatkan informasi penting mengenai latar belakang proses bisnis yang terjadi terhadap sistem. Identifikasi kontekstual meliputi tahap-tahap berikut: 1 Visi dan misi bisnis: identifikasi visi dan misi dari bisnis. 2 Strategi bisnis: identifikasi bagaimana lembaga ingin mencapai visi yang sudah ditetapkan. Objektif bisnis: identifikasi keluaran (output) yang mungkin muncul 3 baik secara positif (baik) atau negatif (buruk). 4 Model organisasi: identifikasi perangkat organisasi yang berlaku pada lembaga. 5 Risiko: identifikasi risiko apakah yang mungkin muncul. 6 Stakeholder: identifikasi pihak yang terlibat, terdiri dari stakeholder primer, sekunder dan kunci. Prinsip arsitektur: identifikasi deskripsi, motivasi, implikasi, dan 7 jaminan terhadap sistem. 8 Kendala: identifikasi kendala yang mungkin muncul. 9 Cakupan (scope): identifikasi cakupan pada sistem. Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis Identifikasi pada domain arsitektur bisnis meliputi identifikasi artifak pada domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi logikal (how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing identifikasi dijelaskan sebagai berikut: 1 Identifikasi konseptual (what): identifikasi komponen domain apakah yang terdapat pada domain bisnis. 2 Identifikasi logikal (how): identifikasi tiga tahap yang terdiri dari identifikasi komponen logikal bisnis, identifikasi model interaksi komponen logikal bisnis, dan identifikasi hubungan kolaborasi setiap komponen logikal. 3 Identifikasi fisikal (with what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari identifikasi komponen fisikal bisnis dan identifikasi model interaksi komponen fisikal bisnis. Identifikasi Domain Arsitektur Informasi Identifikasi pada domain arsitektur informasi meliputi identifikasi artifak domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi logikal (how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing identifikasi dijelaskan sebagai berikut: 1 Identifikasi konseptual (what): identifikasi objek informasi dan layanan informasi. 2 Identifikasi logikal (how): identifikasi komponen logikal informasi.
6 3
Identifikasi fisikal (with what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari identifikasi komponen fisikal informasi dan identifikasi standar, aturan dan petunjuk. Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi Identifikasi pada domain sistem informasi meliputi identifikasi artifak domain arsitektur, yaitu identifikasi konseptual (what), identifikasi logikal (how), dan identifikasi fisikal (with what). Masing-masing idenifikasi dijelaskan sebagai berikut: 1 Identifikasi konseptual (what): identifikasi 2 tahap yang terdiri dari identifikasi layanan sistem informasi dan domain sistem informasi. 2 Identifikasi logikal (how): identifikasi komponen logikal sistem informasi 3 Identifikasi fisikal (with what): identifikasi alat (tools) dan mesin (engine) apakah yang mungkin digunakan pada pengembangan sistem. Identifikasi Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi Identifikasi pada domain infrastruktur teknologi tidak dilakukan identifikasi artifak seperti domain arsitektur lainnya, melankan hanya dilakukan identifikasi satu buah artifak yaitu identifikasi konseptual (what) saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perspektif Integrated Architecture Framework (IAF) Identifikasi Kontekstual Visi dan Misi Bisnis 1 Dinas Kesehatan Kota Bogor merupakan lembaga kesehatan milik pemerintah daerah Kota Bogor. Dinas Kesehatan Kota Bogor berlokasi di Jl. Kesehatan No. 3 Bogor, lembaga daerah ini memiliki visi dan misi yang jelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yaitu tentang Organisasi Perangkat Daerah, implementasi penataan kelembagaan perangkat daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas, pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi pendukung secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas. Visi dan misi dari Dinas Kesehatan Kota Bogor yaitu: Visi: Masyarakat Kota Bogor sehat dan mandiri. Misi: Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau, menggerakkan kemandirian masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan, meningkatkan kualitas sumberdaya kesehatan yang profesi. 2 Strategi Bisnis Dinas Kesehatan Kota Bogor menetapkan strategi khusus dalam mencapai visi yang dimiliki, strategi ini direncanakan oleh Kepala Dinas dan ketua perencanaan umum. Strategi yang dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor yaitu: a Membangun fasilitas kesehatan yang lokasinya tersebar merata di penjuru Kota Bogor. b Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai penanganan tahap awal dan pencegahan terhadap penyakit.
7 c
Membangun sebuah sistem pemetaan yang dapat memudahkan masyarakat untuk menemukan lokasi fasilitas kesehatan di Kota Bogor. d Menyebarkan informasi seputar kesehatan dan berita kesehatan melalui website Dinas Kesehatan Kota Bogor. Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan Kota Bogor (SIGFMKB), oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor diharapkan dapat memiliki kriteria dan fitur yang interaktif yaitu: a Memiliki admin kontrol dan admin, admin kontrol merupakan staf khusus bagi Dinas Kesehatan dan admin merupakan staf dari lembaga-lembaga dibawah Dinas Kesehatan. b Semua data dan informasi dikontrol dan di-update oleh oleh admin kontrol. c Admin memasukan data terkait dengan lembaga masing-masing untuk di-update, dimana data yang dimasukan adalah jumlah bed yang tersedia, informasi fasilitas pada lembaga dan jadwal dokter. d Memiliki fitur chat interaktif, chat interaktif diharapkan dapat memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi seputar lokasi fasilitas medis dan informasi umum mengenai fasilitas medis tersebut. e Memiliki fitur review, review dapat diberikan oleh pengguna yang telah mengunjungi lokasi fasilitas medis dan review tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh admin kontrol sebelum ditampilkan pada sistem. Review dapat berupa pendapat, masukan, atau cerita mengenai pengalaman pengguna selama memakai fasilitas medis yang dikunjungi. f Data untuk peta pada sistem informasi geografis menggunakan data spasial dengan referensi koordinat. g Informasi seperti alamat, nomor telepon, website lembaga, dapat ditampilkan pada pop up balloon, sedangkan untuk jadwal dokter, informasi jumlah bed, informasi fasilitas, dan review, ditampilkan pada bagian sistem informasi. 3 Objektif Bisnis Pada perencanaan pengembangan SIGFMKB, Dinas Kesehatan telah memperkirakan keluaran (output) yang mungkin muncul dari segala sudut aspek yang munkin terjadi, sehingga didapatkan objektif bisnis sebagai berikut: a Buruk: Adanya pengeluaran tambahan yang harus dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan selama pengembangan sistem berlangsung Adanya penambahan tenaga kerja khusus untuk fokus dipekerjakan terhadap SIGFMKB. Dinas Kesehatan tidak siap dengan adanya sistem ini karena kurangnya wawasan mengenai sistem informasi geografis dan tidak ada divisi khusus pada bidang teknologi dan informasi pada perangkat organisasi.
8 b
Baik: Masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai lokasi fasilitas kesehatan di Kota Bogor akan dimudahkan dengan berjalannya SIGFMKB Visi Dinas Kesehatan menjadi lebih mudah untuk direalisasikan. Terpecahkannya masalah lokasi fasilitas kesehatan yang letaknya tersebar sehingga masyarakat lebih mudah untuk menjangkau lokasi. Masyarakat dapat melihat jadwal dokter dan mengetahui layanan yang dapat diberikan oleh masing-masing tempat fasilitas kesehatan. Model Organisasi 4 Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah, Dinas Kesehatan memiliki ketetapan terhadap model organisasi yang dijalankan, yaitu seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Model Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor Organisasi pada Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang dibantu oleh staf dan pengurus yang dipimpin, yaitu: a Sekretariat yang terdiri dari sub bagian umum dan kepegawaian, sub bagian keuangan, sub bagian perencanaan dan pelaporan. b Kelompok jabatan fungsional yaitu: Bidang pemberdayaan kesehatan masyarakat yang terdiri dari seksi promosi kesehatan, seksi peran serta masyarakat, dan seksi pembiayaan kesehatan masyarakat.
9
Bidang pencegahan pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan yang terdiri dari seksi pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, seksi pencegahan pengendalian penyakit tidak menular, dan seksi kesehatan lingkungan. Bidang pembinaan kesehatan keluarga yang terdiri dari seksi kesehatan ibu dan anak, seksi kesehatn remaja dan lansia, dan seksi gizi. Bidang pelayanan kesehatan yang terdiri dari seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, seksi pembinaan dan pengendalian saranan kesehatan swasta, dan seksi pembekalan kesehatan, pengawasan obat dan makanan. c UPID puskesmas. d UPID laboratorium kesehatan daerah (LABKESDA). 5
Risiko Dalam upaya pengembangan SIGFMKB Dinas Kesehatan Kota Bogor telah memikirkan risiko yang dapat muncul ketika SIGFMKB direalisasikan, dimana risiko tersebut yaitu: a Munculnya informasi yang tidak akurat terhadap fasilitas medis. b Munculnya review yang dapat membawa citra buruk terhadap fasilitas medis. c Sinkronisasi data yang dimasukan dengan keadaaan sebenarnya terhadap jumlah bed dan jadwal dokter tidak tepat. d SIGFMKB tidak dapat diakses oleh masyarakat.
6
Stakeholder Pada IAF terdapat tiga macam stakeholder, yaitu stakeholder primer, stakeholder sekunder, dan stakeholder kunci. Dalam kasus SIGFMKB stakeholder yang terlibat yaitu: a Stakeholder primer: kepala Dinas Kesehatan. b Stakeholder sekunder: admin kontrol, admin, dan staf khusus chat interaktif, teknisi. c Stakeholder kunci: pengguna sistem. 7
Prinsip Arsitektur Prinsip arsitektur terhadap SIGFMKB menjadi sangat penting karena dapat dijadikan sebagai landasan analisis bagi arsitektur pada IAF. Prinsip arsitektur pada SIGFMKB yaitu: Deskripsi: SIGFMKB merupakan sebuah sistem informasi geografis fasilitas medis Kota Bogor yang tidak hanya menyajikan peta kepada pengguna, namun juga menyajikan informasi terkait mengenai fasilitas medis tersebut. Motivasi: Motivasi yang melatarbelakangi direncanakannya SIGFMKB adalah ditemukannya masalah terhadap penyabaran lokasi fasilitas medis di Kota Bogor yang sulit dijangkau masyarakat, juga kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap informasi mengenai fasilitas medis tersebut.
10 Implikasi: Pengguna SIGFMKB dapat lebih mudah dalam menjangkau lokasi fasilitas medis terdekat dan memanfaatkan informasi yang disediakan agar lebih optimal dalam memanfaatkan fasilitas medis yang tersedia. Jaminan: Kepuasan pengguna terus dipantau bersamaan dengan tingkat retensi pengguna. 8
Kendala Kendala pada perancangan arsitektur merupakan hal nyata yang harus dihadapi. Kendala tersebut sudah harus diperkirakan pada analisis kontekstual. Bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor penulis sudah memperkirakan kendala yang mungkin muncul, 3 kendala utama yang sudah diperkirakan yaitu: a Belum ada tenaga kerja terlatih yang siap untuk dipekerjakan terhadap sistem. b Dana yang mungkin dibutuhkan selama pengembangan sistem berlangsung tidak ada dalam anggaran. c Tidak ada divisi khusus terhadap bidang teknologi dan informasi pada perangkat organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor. Cakupan (scope) Pada tahap ini identifikasi harus dapat mengidentifikasi layanan dan membagi layanan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok dalam cakupan (in scope) dan kelompok diluar cakupan (out of scope). Kelompok dalam cakupan merupakan atribut-atribut yang berhubungan langsung dengan SIGFMKB, sedangkan untuk kelompok diluar cakupan merupakan atributatribut yang tidak behubungan langsung dengan SIGFMKB. Hasil identifikasi pada cakupan yaitu: a Kelompok dalam cakupan (in scope) Layanan informasi fasilitas medis Layanan chat interaktif Layanan pencarian lokasi fasilitas medis b Kelompok diluar cakupan (out of scope) Layanan penyuluhan kesehatan Layanan pengaduan masyarakat Layanan rujukan fasilitas medis
9
Identifikasi Domain Arsitektur Bisnis 1 Identifikasi Konseptual (what) Domain pada domain bisnis merupakan rantai nilai atau subjek dan objek yang terlibat langsung dengan proses bisnis dan sistem. Dari hasil identifikasi domain terhadap domain bisnis, didapatkan 5 buah domain sebagai berikut: a Pengguna: memasukan perintah terhadap sistem. b Sistem (SIGFMKB): menerima perintah, menyimpan data, menampilkan data.
11 c
Admin kontrol: meng-update data informasi, menerima review, dan data masukan dari admin. d Operator chat: melayani pengguna yang bertanya langsung melalui chat interaktif. e Admin: memasukan data masing-masing lembaga.Sistem pada f SIGFMKB. Kelima domain tersebut membentuk rantai nilai yang jelas didalam sistem sehingga tugas dari masing-masing domain terlihat secara konseptual. Rantai nilai domain bisnis dapat dilihat dalam diagram usecase pada Lampiran 1. 2
Identifikasi Logikal (how) Identifikasi komponen logikal bisnis: komponen logikal bisnis merupakan identifikasi proses komponen terhadap pengguna dan perangkat organisasi (kepuasan bisnis). Hasil identifikasi komponen logikal bisnis adalah sebagai berikut: a Proses komponen logikal terhadap kepuasan pengguna terdiri dari proses perintah pengguna, proses menampilkan perintah pengguna, dan proses tanya-jawab pada fitur chat interaktif. b Proses komponen logikal terhadap kepuasan bisnis terdiri dari proses perintah bisnis, proses pengolahan data, dan proses tanyajawab chat interaktif. Identifikasi model interaksi komponen logikal bisnis: dari hasil identifikasi komponen logikal, maka proses komponen dikelompokan sebagai barikut: a Penerimaan perintah pengguna b Penyimpanan data c Chat interaktif d Operator e Admin kontrol f Admin Hasil model interaksi dibuat secara sekuensial pada setiap komponen. Ilustrasi model interaksi komponen logikal bisnis dapat dilihat pada Lampiran 2. Identifikasi hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis: dari proses komponen terdapat proses yang bisa dikolaborasikan menjadi satu, sehingga didapatkan hasil sebagai bagai berikut: a Komponen A, terdiri dari penerimaan perintah pengguna. b Komponen B, terdiri dari penyimpanan data. c Komponen C, terdiri dari chat interaktif dan operator. d Komponen D, terdiri dari admin kontrol dan admin. Ilustrasi hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis dapat dilihat pada Lampiran 3. 3
Identifikasi Fisikal (with what) Identifikasi komponen fisikal bisnis: komponen fisikal merupakan upaya pemetaan arsitektur pada kehidupan nyata perangkat organisasi,
12 sehingga dari hasil wawancara komponen fisikal bisnis dalam sistem dan perangkat organisasi adalah sebagai berikut: a Penerimaan perintah pengguna diterima oleh sistem di kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor. b Penyimpanan data dilakukan di kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor. c Chat interaktif dan operator dilakukan di tempat pengguna dan kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor. d Admin kontrol dan admin dilakukan di kantor Dinas Kesehtan Kota Bogor dan lembaga masing-masing. Identifikasi model interaksi komponen fisikal bisnis: dari hasil identifikasi komponen fisikal bisnis, hasilnya diilustrasikan ke dalam model interaksi komponen fisikal bisnis. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4. Identifikasi Domain Arsitektur Informasi 1 Identifikasi Konseptual (what) Identifikasi objek informasi: objek informasi merupakan subjek dari komunikasi pada bisnis. Objek informasi menjelaskan komunikasi yang terjadi pada layanan bisnis. Hasil identifikasi objek informasi adalah sebagai berikut: a Pencarian alamat merupakan masukan perintah dari pengguna untuk medapatkan informasi lokasi fasilitas medis. b Pencarian informasi merupakan masukan perintah dari pengguna untuk mendapatkan informasi fasilitas medis. c Chat interaktif merupakan komunikasi yang terjadi diantara pengguna dengan operator. d Data dimasukan dan di-update oleh admin dan admin kontrol. e Review merupakan masukan dari pengguna terhadap fasilitas medis yang di terima oleh admin kontrol. Identifikasi layanan informasi: layanan informasi mengidentifikasi objek mana saja yang menjadi input (get), berubah (transform), dan create (write). Hasilnya adalah sebagai berikut: a Menerima perintah memasukan perintah data dari alamat, data alamat berubah pada penyimpanan data, chat interaktif menulis isi data alamat kepada pengguna. b Menerima perintah memasukan perintah data dari informasi, data informasi berubah pada penyimpanan data, chat interaktif menulis isi data informasi kepada pengguna. c Menerima perintah mendapatkan perintah dari pengguna dan merubah data pada chat interaktif. d Pencarian alamat dan informasi membuat data pada menerima perintah, merubah data pada penyimpanan data, membuat data pada chat interaktif. e Review merubah data pada penyimpanan data, menerima perintah memasukan review. Ilustrasi hasil identifikasi layanan informasi dapat dilihat pada Tabel 1 pada Lampiran 5.
13 2
Identifikasi Logikal (how) Identifikasi komponen logikal informasi: hasil identifikasi layanan informasi pada tahap sebelumnya, dibuat lebih spesifik lagi sehingga komponen logikalnya terlihat dengan jelas sebagai berikut: a (Alamat, alamat): penyimpanan data b (Alamat, informasi): penyimpanan data c (Alamat, pencarian alamat dan informasi): menerima peintah, penyimpanan data d (Informasi, alamat): penyimpanan data e (Informasi, informasi): penyimpanan data f (Informasi, pencarian alamat dan informasi): penyimpanan data, menerima perintah g (Pengguna, alamat): chat interaktif, pencarian alamat dan informasi h (Pengguna, informasi): chat interaktif, pencarian alamat dan informasi i (Pengguna, pengguna): menerima perintah, chat interaktif j (Pencarian alamat dan informasi, alamat): penyimpanan data k (Pencarian alamat dan informasi, informasi): penyimpanan data l (Pencarian alamat dan informasi, pencarian alamat dan informasi) penyimpanan data m (Review, review): penyimpanan data Identifikasi ini menggunakan tabel yang terdapat pada Tabel 2 pada Lampiran 6. 3
Identifikasi Fisikal (with what) Identifikasi komponen fisikal informasi: memetakan komponen logikal informasi kedalam kehidupan nyata perangkat organisasi. Hasil identifikasi didapatkan bahwa semua komponen prosesnya dilakukan di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor. Ilustrasi identifikasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Komponen fisikal informasi
14 Identifikasi standar dan petunjuk: Identifikai ini berguna untuk membentuk suatu standardisasi aturan terhadap sistem ketika dioperasikan. Hasil identifikasi standar dan petunjuk adalah sebagai berikut: a Aturan 1 mengenai chat interaktif: harus berlaku sopan dan melayani pengguna dengan sebaik-baiknya b Aturan 2 mengenai chat interaktif: ketika pengguna bertanya informasi mengenai fasilitas medis, operator harus memberikan referensi berupa link internal yang sekiranya dapat menjawab pertanyaan tersebut. c Aturan 3 mengenai chat interaktif: tugas operator hanya menjawab pertanyaan yang sesuai dengan topik sistem, operator berhak mengakhiri sesi tanya-jawab bila pertanyaan sudah tidak sesuai dengan topik sistem. d Aturan 4 mengenai admin: admin wajib meng-update data lembaganya setiap 1 minggu sekali. e Aturan 5 mengenai admin kontrol: admin kontrol bertugas untuk menentukan review yang pantas untuk di tampilkan, mengontrol keseluruhan data pada sistem, dan membuat laporan. Identifikasi Domain Arsitektur Sistem Informasi 1 Identifikasi Konseptual (what) Identifikasi layanan sistem informasi: layanan pada sistem informasi diidentifikasi berdasarkan objek informasi yang sudah diidentifikasi sebelumnya, sehingga didaptkan hasil sebagai berikut: a Menerima perintah: Menerima permintaan alamat, menerima permintaan informasi, mengirim data chat interaktif, merima data pencarian, menerima masukan perintah dari admin kontrol, admin, dan pengguna, menerima perintah pencarian lokasi dengan SIG. b Penyimpanan data: menyimpan data alamat, menyimpan data informasi, menyimpan data koordinat, menyimpan data pencarian, menyimpan review. c Chat interaktif: interaksi pengguna dengan operator dengan tanyajawab. d Operator: menjawab pertanyaan pengguna. e Admin: memasukan data lembaga masing-masing kedalam sistem menggunakan login. f Admin kontrol: mengontrol seluruh data yang masuk, menerima review pengguna. Identifikasi domain sistem informasi: domain sistem informasi digunakan untuk mengkomunikasikan layanan sistem informasi, berdasarkan manajemen dari stakeholder yang terlibat agar dapat berjalan dengan baik. Hasil identifikasinya adalah sebagai berikut: a Management Dinas Kesehatan Kota Bogor: bertanggung jawab terhadap kontrol sistem sepenuhnya, menyediakan admin kontrol dan operator. b Management lembaga: menyediakan admin khusus untuk SIGFMKB.
15 c
Pengguna: memberikan feedback (umpan balik) secara otomatis ketika sistem berjalan.
2
Identifikasi Logikal (how) Identifikasi komponen logikal sistem informasi: hasil identifikasinya adalah sebagai berikut: a SIG: pencarian lokasi, meliputi data spasial dengan referansi koordinat. Contoh data dapat dilihat pada lampiran 7, 8 dan 9. b Chat interaktif: layanan tanya-jawab yang disediakan untuk pengguna. Sistem dapat dikembangkan dengan menggunakan chat engine. c Sistem informasi: layanan mengenai informasi fasilitas medis. Identifikasi logikal sistem diilustrasikan pada Lampiran 11 3
Identifikasi Fisikal (with what) Identifikasi komponen fisikal yaitu menentukan bentuk layanan yang dapat digunakan pada SIGFMKB. Hasil identifikasinya adalah sebagai berikut: a Layanan SIG menggunakan Google Maps API b Layanan chat interaktif dapat menggunakan chat engine yang ready-to-plug. c Sistem dapat dibuat menggunakan CMS, atau framework tertentu. d Sistem dapat menggunakan search engine yang dapat langsung dipasang kedalam sistem. e Sistem dapat diakses secara mobile dan non mobile. Domain Arsitektur Infrastruktur Teknologi Identifikasi konseptual terhadap domain infrastruktur mengidentifikasi proses apakah yang terlibat pada layanan sistem informasi. Hasil identifikasinya dapat dilihat pada Lampiran 10.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis kebutuhan SIGFMKB telah berhasil dilakukan dengan menggunakan integrated architecture framework (IAF). Kebutuhan pengembangan sistem pada tahap selanjutnya telah didokumentasikan dalam bentuk ERD. Hasil kesimpulan identifikasi pada setiap domain arsitektur: 1 Domain bisnis, dari hasil identifikasi, pada domain bisnis dihasilkan ide mengenai perusahaan atau lembaga yang mengembangkan sistem dan latar belakang bisnis dari perusahaan atau lembaga tersebut, sehingga ketika sistem dikembangkan pengembang menjadi lebih mudah untuk mengenal struktur bisnis dan perangkat organisasi pada perusahaan atau lembaga. 2 Domain informasi, dari hasil identifikasi, pada domain informasi dihasilkan informasi seperti komunikasi yang terjadi pada setiap objek terkait didalam sistem, tugas (task) apakah yang dilakukan oleh setiap
16 objek, juga mengenai standar dan petunjuk yang berlaku terhadap sistem ketika sistem berjalan, sehingga pengembang mendapat gambaran jelas mengenai kinerja sistem. 3 Domain sistem informasi, dari hasil identifikasi, pada domain sistem informasi dihasilkan identifikasi layanan yang disediakan oleh sitem terhadap pengguna, dan tugas yang dilakukan oleh admin kontrol dan admin. Selain itu dihasilkan juga kriteria komponen fisikal yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem. 4 Domain teknologi infrastruktur, dari hasil identifikasi konseptual pada domain infrastruktur dihasilkan informasi mengenai struktur proses apakah yang bekerja terhadap sistem sehingga baik pengembang maupun pemilik bisnis dapat mengestimasikan struktur layanan dan perangkat terkait yang diperlukan pada struktur layanan tersebut. Saran Hasil penelitian ini merupakan analisis kebutuhan awal pada SIGFMKB, sehingga, bila diperlukan, dapat dilakukan analisis kebutuhan lanjutan dengan memperinci setiap sel pada matrix IAF.
DAFTAR PUSTAKA Chang, KT. 2002. Introduction to Geographic Information System. ED ke2. New York: McGraw-Hill Book Company. Kaswidjanti. 2008. Sistem Informasi Pariwisata Bogor. Sarjana Ilmu Komputer. Bogor: IPB Hoffman, Aaldert. et al. 2010. The Integrated Architecture Framework Explained: Why, What, How. Berlin: Cap Gemini SA. Arronoff S. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Ottawa Canada: WDL Publication. Burrough P. 1986. Principle of Geogrpahical Information System for Land Resources Assesment. Claredon Press: Oxford. Anggraeni, A. 2008. Sistem Informasi Geografis Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MAP [skripsi]. Bogor: Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor.
17 Lampiran 1 Use case domain bisnis
18 Lampiran 2 Model interaksi komponen logikal bisnis
19 Lampiran 3 Hubungan kolaborasi komponen logikal bisnis
20 Lampiran 4 Model interaksi komponen fisikal bisnis
21 Lampiran 5 Identifikai layanan informasi
22 Lampiran 6 Komponen logikal informasi
23
Lampiran 7 Contoh data spasial referensi koordinat rumah sakit
24 Lampiran 8 Contoh data spasial referensi koordinat puskesmas
25 Lampiran 9 Contoh data spasial referensi koordinat laboratorium dan apotik
26
Lampiran 10 Identifikai konseptual domain teknologi infrastruktur
27 Lampiran 11 Identifikasi logikal sistem informasi
28 Lampiran 12 Entity relationship diagram
29
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 1990. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Ir. Dedi R. Radjadi dan Ir. Era Irhamni. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan jenjang SMA di SMA Negeri 6 Mahakam, Jakarta. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama aktif sebagai mahasiswa, penulis pernah menjabat sebagai ketua divisi Fokerz (Film of Ilkomerz) pada Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (HIMALKOM) (2009-2010). Penulis turut aktif di beberapa kegiatan kepanitian seperti PC pada Pesta Sains (2011), Masa Perkenalan Departemen (MPD) Departemen Ilmu Komputer (Grafity 46) (2010). Selain itu, penulis malaksanan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2011.