perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN
SKRIPSI
Oleh: RONNAWAN JUNIATMOKO K1508021
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama
: Ronnawan Juniatmoko
NIM
: K1508021
Jurusan/Program Studi
: PTK/Pendidikan Teknik Bangunan
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Analisis Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non LPTK di Kabupaten Madiun” Madiun ini benar – benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila abila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 27 Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Ronnawan Juniatmoko
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN
Oleh:
RONNAWAN JUNIATMOKO K1508021
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Universitas Sebelas Maret Surakarta Surakarta.
Surakarta, 27 Juli 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si. NIP. 19670102 199103 1 002
Drs. H. Suhardjono, M.Si. NIP. 195105005 198103 1 004
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Jum’at
Tanggal
: 27 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd.
Sekretaris
: Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST., MT.
Anggota 1
: Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si.
Anggota 2
: Drs. H. Suhardjono, Suhardj M.Si.
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a. n. Dekan Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer nat Sajidan, M.Si. NIP 19660415 199103 1 002
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ronnawan Juniatmoko. ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui jumlah kebutuhan dan profil guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun, (2) Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun, (3) Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun, (4) Menemukan alternatif model rekrutmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mendapatkan data yang diharapkan, langkah pertama yaitu melakukan sensus ke tempat penelitian dengan menyiapkan form yang diberikan dan diisi oleh SMK Negeri se-Kabupaten Madiun, langkah kedua melakukan wawancara tak struktur dengan beberapa responden. Langkah yang ketiga yaitu memvalidasi menggunakan triangulasi, dari hasil triangulasi tersebut selanjutnya dapat dideskripsikan kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri seKabupaten Madiun. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun sebesar 207 orang guru produktif, tersedia 157 orang guru produktif, sehingga membutuhkan 50 orang guru produktif. Kondisi penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK sebanyak 117 orang dari berbagai lulusan LPTK di Indonesia. Sedangkan jumlah guru produktif lulusan Non LPTK sebanyak 40 orang tentunya juga sudah mempunyai ijazah Akta IV. Model rekrutmen guru produktif SMK Negeri dari luluasan non LPTK yang ada di Kabupaten Madiun yaitu tetap mengadakan penerimaan CPNS, selain itu ada program sukuan/wiyata bakti diadakan oleh masing-masing SMK Negeri atas dasar SK Bupati Madiun. Simpulan penelitian ini adalah Kabupaten Madiun pada tahun 2012 membutuhkan 50 orang guru produktif. Kondisi penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK sudah cukup baik dan selektif mengingat jumlah penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK lebih besar dibandingkan dengan guru produktif dari lulusan non LPTK. Model rekrutmen sukuan/wiyata bakti sudah berjalan lama, sehingga membutuhkan kaidah atau peraturan yang lebih update di tahun 2012 ini. Kata Kunci: kebutuhan dan penyediaan guru produktif, lulusan LPTK, lulusan non LPTK, model rekrutmen.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ronnawan Juniatmoko. PRODUCTIVE TEACHER SUPPLY AND DEMAND ANALYSIS SMK STATE OF GRADUATES AND NON LPTK LPTK IN DISTRICT MADIUN. Thesis, Faculty of Education and Pedagogy University of March Surakarta, in July 2012. The purpose of this research were: (1) Knowing the needs and profile of productive teachers' SMK in Madiun District, (2) Knowing the amount of the provision of productive teachers of SMK graduates LPTK in Madiun District, (3) Knowing the amount of the provision of productive teachers of SMK graduates non LPTK in Madiun District, (4) Finding an alternative model of teacher recruitment of graduates earning SMK non LPTK in Madiun District. This research is a qualitative descriptive research. To get the expected data, the first step is to do a census to the research by setting up the form provided and filled by a Vocational School Madiun District, the second step interviews with some respondents did not structure. The third step is validating using triangulation, the triangulation of the results can then be described. Based on this research, the need for productive teachers in the Vocational School Madiun District at 207 productive teachers, 157 teachers are productive, thus requiring 50 productive teachers. The environment for productive teachers from as many as 117 people LPTK graduates from various graduate LPTK in Indonesia. While the number of teachers earning graduate of Non LPTK 40 people already have a diploma course also Akta IV. SMK recruitment of productive teachers’ model from graduate non LPTK in Madiun District that is still held a reception CPNS, other than that there sukuan / wiyata bakti program held by each State on the basis of SK SMK Madiun Regent. The conclusions of this research is the Madiun District in 2012 requiring 50 productive teachers. The environment for productive teacher of both graduate LPTK and selective enough given the amount of the provision of teachers earning graduate LPTK greater than that of teacher graduates productive from non LPTK. Model recruitment sukuan / wiyata bakti longstanding devotion, thus requiring more rules or regulations of this update in 2012. Keywords: demand and supply of productive teacher, a graduate LPTK, non LPTK graduates, recruitment models.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
# Rosullulloh bersabda, sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bekerja secara profesional (HR. Atthabrani.) # # Perbaikilah perangaimu terhadap orang tuamu terlebih ibu, sebab ridlo dari seorang ibu selalu disertai ridlo Alloh Azza wa Jalla. # # Suatu saat mimpi yang ada di angan-angan pasti akan terwujud, jadi pergilah ke tempat yang sesuai angan-anganmu, bergeraklah sesuai angan-anganmu, hingga tidurpun sesuaikan dengan angan-anganmu. Dan yakin semua itu akan terjadi atas kehendakNya. # # Bekerja menurut keahlian dengan sekuat tenaga disertai keikhlasan, karena semua yang kamu peras dari keringatmu pasti akan membuahkan hasil yang menguntungkan di dunia maupun di akhirat kelak. #
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
” Bapak dan Ibu ” Doamu yang selalu menyertai di setiap waktu, dimanapun dan dalam keadaan apapun. Pengorbananmu begitu besar, kasih sayangmu yang mengalir bagaikan air sungai yang deras dan tak pernah surut. Sehingga aku merasakan kebanggaan yang tak terhingga kepada engkau yaa bapak yaa ibu. Semoga Alloh memudahkan jalan beliau dalam mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berguna bagi orang tua, agama, nusa dan bangsa. ” Mbahti Soeraiatoen (almh) Ku buktikan kepadamu aku telah mengikuti jejakmu sebagai seorang guru. Ini bukti dari balasan kasih sayang dan pengorbananmu yang sebenarnya tak sebanding dengan hasil yang kubuktikan. Semoga beliau dapat berkumpul di alam barzah dengan makhluk Alloh yang paling mulia. ” Mbahti Sumini dan adik Ronnanda Mahayudantio ” Semangat, doa dan kasih sayangmu menjadikanku semangat untuk mencari ilmu dan bertahan hingga saat ini. Semoga kesehatan dan keberkahan selalu menyertaimu. ” Rekan-rekan PTB 2008 dan sahabat semua ” Terima kasih atas semangat dan dukungannya.Semoga Alloh membalas kebaikan kalian dengan hal yang setimpal.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamiin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sholawat dan salam selalu tercurahkan pada Rosululloh Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafaatnya di yaumil qiyamah. Puji syukur terhaturkan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non LPTK di Kabupaten Madiun” yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan. 3. Ida Nugroho Saputro, ST., M.Eng. sebagai Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan. 4. Abdul Haris Setiawan, S.Pd., M.Pd. sebagai Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. H. Suhardjono, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Drs. Doli Sapardi, M.Pd. selaku Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun yang memberi ijin penelitian di SMK Negeri se Kabupaten madiun. 8. Sudarman, S.Pd., M.KPd. selaku Kepala SMK N 1 Wonoasri, Dra. Wiwik Wiyati, M.Pd. selaku Kepala SMK N 2 Jiwan, Drs. Mudjijono selaku Kepala commit to user SMK N 1 Jiwan, Drs. Edhy Sudaryanto,ST. Selaku Kepala SMK N 1 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebonsari, Supriyadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMK N 1 Geger, Dul Rohman, ST., M.Pd. selaku pejabat sementara Kepala SMK N Kare, Sunardi, S.Pd. selaku Kepala SMK N 1 Gemarang
yang telah memberi kesempatan
dan tempat guna mendapatkan data dalam penelitian ini. 9. Muslim, S.Pd., M.KPd. selaku Waka Kurikulum SMK N 2 Jiwan, Siti Aminah, BA. Selaku Ka Tata Usaha SMK N 1 Wonoasri, Slamet Budi Prastowo, S.Pd. selaku Waka Humas SMK N 1 Jiwan, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian ini. 10. Dan semua responden serta rekan-rekan yang membantu dalam penelitian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, 27 Juli 2012 Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Perumusan Masalah .....................................................................
5
C. Tujuan penelitian .........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan...................................
8
B. Kerangka Berfikir ........................................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
22
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian...................................................
24
C. Data dan Sumber data .................................................................
25
D. Teknik Sampling ..........................................................................
26
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... commit to user
27
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Uji Validitas Data.........................................................................
29
G. Analisis Data................................................................................
30
H. Prosedur Penelitian.......................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian .........................................................
33
B. Deskripsi Temuan Penelitian .......................................................
38
C. Pembahasan.......... .......................................................................
53
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ......................................................................................
61
B. Implikasi ......................................................................................
62
C. Saran ............................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
63
LAMPIRAN 1 ...............................................................................................
65
LAMPIRAN 2 ...............................................................................................
68
LAMPIRAN 3 ...............................................................................................
77
LAMPIRAN 4 ...............................................................................................
84
LAMPIRAN 5 ...............................................................................................
91
LAMPIRAN 6................................................................................................
96
LAMPIRAN 7................................................................................................
101
LAMPIRAN 8................................................................................................
106
LAMPIRAN 9................................................................................................
111
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Kerangka Berpikir Penelitian............................................................
21
3.1
Skema Pengumpulan Data................................................................
29
3.2
Skema Triangulasi Data....................................................................
30
3.3
Model Analisis Interaktif .................................................................
30
4.1
Peta Potensi Kabupaten Madiun ......................................................
34
4.2
Diagram jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun............................................................................
4.3
Diagram penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan non LPTK........................................................................
4.4
52
Flowchart penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK.................................................................................................
4.6
50
Alur penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK.................................................................................................
4.5
46
59
Flowchart penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK..........................................................................................
commit to user xiv
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Jumlah program studi keahlian..............................................................
8
3.1
Jadwal Penelitian...................................................................................
23
4.1
Data Pokok SD dan MI Tahun 2009/2010............................................
35
4.2
Data Pokok SMP dan MTs Tahun 2009/2010......................................
36
4.3
Data Pokok SMA, MA dan SMK Tahun 2009/2010.............................
37
4.4
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Wonoasri................................................................................................
4.5
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 2 Jiwan.....................................................................................................
4.6
40
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Jiwan......................................................................................................
4.7
39
41
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Kebonsari................................................................................................ 42
4.8
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Geger....................................................................................................... 43
4.9
Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri Kare........................................................................................................
44
4.10 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Gemarang................................................................................................ 44 4.11 Rekapitulasi kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun.............................................................................
45
4.12 Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun.............................................................................................. 15
47
Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun............................................................................
commit to user xv
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1 Pedoman wawancara dan hasil wawancara ...........................................
65
2 Form data SMK Negeri 1 Wonoasri ....................................................... 68 3 Form data SMK Negeri 2 Jiwan.............................................................
77
4 Form data SMK Negeri 1 Jiwan..............................................................
84
5 Form data SMK Negeri 1 Kebonsari.......................................................
91
6 Form data SMK Negeri 1 Geger.............................................................
96
7 Form data SMK Negeri Kare..................................................................
101
8 Form data SMK Negeri 1 Gemarang......................................................
106
9 Foto tempat penelitian.............................................................................
111
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tertera dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 dan 29 disebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik dibuktikan dengan tingkat pendidikan minimal diploma empat (D IV) atau sarjana (S1), baik untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan teknologi dan kejuruan. Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Disebutkan juga dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, 9 dan 10 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik (diploma empat atau sarjana), kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut hanya dapat diperoleh pada Perguruan Tinggi LPTK. Sementara pada saat ini terdapat lebih 270 LPTK dalam bentuk institut, universitas, fakultas, dan sekolah tinggi yang terus beroperasi dengan kualitas beragam dan memerlukan kepastian masa depan lulusannya. Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta memperhatikan rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2010 pengembangan SMK dengan proporsi 70% dan SMA 30% yang memiliki jumlah program studi keahlian sebanyak 40 (empat puluh) dengan jumlah kompetensi keahlian sebanyak 121 (seratus dua puluh satu) yang tertera pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 22 Agustus 2008 menerbitkan surat keputusan nomor commitkeahlian to user pendidikan menengah kejuruan. 251/C/KEP/MN/2008 tentang spektrum 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Kondisi nyata terdapat di Kabupaten Madiun yang menunjukkan bahwa penyediaan guru SMK khususnya guru mata pelajaran produktif. Renstra pengembangan SMK yaitu 70% : 30%, sehingga banyak sekali dibutuhkan guru SMK khususnya guru mata pelajaran produktif dan apabila ditinjau dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen khususnya pada Guru SMK memiliki keunikan dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Pertama, SMK memiliki jumlah program studi keahlian sebanyak 40 (empat puluh) dengan jumlah kompetensi keahlian sebanyak 121 (seratus dua puluh satu). Kedua,
sasaran
pembangunan
pendidikan
kejuruan
(SMK)
untuk
memproyeksikan lulusannya menciptakan lapangan pekerjaan (berwirausaha) 20%, mendapat pekerjaan dalam negeri sebesar 50% dan mendapat pekerjaan luar negeri sebesar 10% serta melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 10%, untuk merealisasikan sasaran di atas diperlukan guru-guru SMK yang memiliki kompetensi
profesional
yang
terstandar
sesuai
dengan
standar
dunia
usaha/industri. Selain pokok pikiran di atas, mengenai jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri belum terdata secara sistematis dan akurat. Disebabkan beberapa faktor yang menimbulkan adanya permasalahn mengenai kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri se Kabupaten Madiun. Paparan di atas yang melatar belakangi peneliti untuk mengadakan penelitian yang disebabkan adanya permasalahan internal dalam Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non LPTK di Kabupaten Madiun. Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kota berkembang di Propinsi Jawa Timur yang berbatasan sebelah barat dengan Kabupaten Ngawi yang mana merupakan kota paling barat dari Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah Timur dengan Kabupaten Nganjuk dan Selatan dengan Kabupaten Ponorogo. Kabupaten Madiun sebelah utara terletak pada commitKabupaten to user Madiun yang strategis menjadi aliran Bengawan Solo. Letak geografis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 kota pusat Pendidikan di Lingkungan Karisidenan Madiun. Terdapat beberapa Perguruan Tinggi Swasta sebagai peneyelenggara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Kabupaten Madiun terdapat UT, di Kotamadya Madiun terdapat IKIP PGRI, UII, di Kabupaten Ngawi terdapat STKIP dan UT, di Kabupaten Ponorogo terdapat STAIN dan UNMUH, serta di Magetan ada STKIP Dr. Nugroho, dari sekian jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Karisidenan Madiun yang terfavorit adalah IKIP PGRI. Itupun hanya terdapat jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan Pendidikan Ekonomi sebagai jurusan yang menghasilkan calon guru produktif dengan minat pendaftar yang tidak banyak apabila dibandingkan dengan jurusan-jurusan lain seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika dan sebagainya. Tidak sedikit lulusan SLTA sederajat yang memilih untuk melanjutkan studi ke luar kota dengan predikat Perguruan Tinggi Negeri yang memperoleh mandat sebagai LPTK, seperti UNS, UNY, UNM, dan UNESA sebagi LPTK Negeri yang menyediakan jurusan seperti halnya Pendidikan Teknik dan Kejuruan yang nantinya menamatkan calon guru produktif untuk SMK.
Disinilah letak
permasalahannya, di Karisidenan Madiun tidak tersedianya LPTK yang terdapat jurusan-jurusan produktif yang sesuai dengan kebutuhan Penyediaan Guru Produktif SMK. Padahal menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun terdapat 19 SMK dengan klarifikasi 7 SMK Negeri dan 12 SMK Swasta. Banyaknya SMK di Kabupaten Madiun dan terbatasnya LPTK yang menyediakan jurusan-jurusan produktif menjadi kendala dalam Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun, sehingga terbuka lebar kesempatan lulusan Perguruaan Tinggi Non LPTK untuk ikut bersaing pada Penerimaan CPNS Guru SMK relatif tinggi. Selain itu juga dikarenakan LPTKLPTK Negeri yang ada kurang menyediakan jurusan-jurusan yang nantinya menamatkan calon guru produktik untuk SMK. Dalam menata pendidikan guru, kebutuhan mendesak lainnya adalah menetapkan kebijakan pengadaan tenaga pendidik yang akuntabel dan mendukung penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) to user untuk lulusan S1 Kependidikan adalah program pendidikan yang commit diselenggarakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lahirnya Pendidikan Profesi Guru memberikan kesempatan besar bagi lulusan Non LPTK untuk berpartisipasi dalam penerimaan CPNS Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun untuk mengisi kompetensi keahlian yang ada di SMK yangmana kompetensi keahlian tersebut tidak tersedia pada jurusanjurusan yang ada di Perguruan Tinggi LPTK. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di kabupaten Madiun juga menjadi pokok penelitian ini. Dikarenakan sesuai dengan spektrum keahlian yang diterbitkan oleh Dirjen Dikdasmenjur Kementerian Pendidikan Nasional banyak lulusan lulusan non LPTK yang mengajar kompetensi keahlian di SMK Negeri yangmana jurusan yang ada di non LPTK tidak disediakan di LPTK, akan tetapai spektrum keahlian yang ada di SMK Negeri ada yang sesuai dengan jurusan yang disediakan oleh non LPTK. Sehingga luluan LPTK banyak yang kurang mempunyai kesempatan dalam persaingan penerimaan guru produktif SMK Negeri. Dari paparan latar belakakang di atas
kemudian melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan
penelitian pada daerah studi yang tak lain adalah mengenai Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dan selanjutnya membuahkan judul “Analisis kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan non LPTK di Kabupaten Madiun”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Berapa jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun? 2. Bagaimanakah kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK? 3. Bagaimana kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK? 4. Bagaimana model rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun. 2. Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK di Kabupaten Madiun. 3. Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan Non LPTK di Kabupaten Madiun. 4. Mengetahui model rekruitmen guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun dari Lulusan Non LPTK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
D. Manfaat Penelitian Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.
Manfaat Teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
secara
teoritis
dapat
mengumpulkan data kebutuhan, penyediaan dan alternatif model rekruitmen Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun. 2.
Manfaat Praktis 1) Menambah wawasan tentang kompetensi guru bagi lulusan non LPTK. 2) Membantu guru dalam proses pelaksanaan PPG. 3) Membantu meningkatkan profesionalitas guru lulusan LPTK dalam mengaplikasikan kompetensi guru. 4) Membantu meningkatkan profesionalitas guru lulusan non LPTK yang sudah PPG atau program Akta IV dalam mengaplikasikan kompetensi guru. 5) Penelitian ini sebagai sumbangan saran dalam rekruitmen guru produktif SMK Negeri dalam meningkatkan kualitas proses rekruitmen di Kabupaten Madiun. 6) Dalam rekruitmen guru produktif lulusan non LPTK agar lebih selektif dan tidak ada penyimpangan. 7) Membantu pendataan ulang guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK dan non LPTK di Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan 1. Kajian Teori a. Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah Sekolah Menengah Pertama. Setara dengan Sekolah Menengah Atas. Furqon Hidayatulloh (2009: 7) menjelaskan mengenai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, SMK merupakan pendidikan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Dengan kata lain bahwa SMK berperan dalam menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri atau mengikuti lowongan pekerjaan yang ada. Sehingga arah pengembangan SMK harus diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja. Sehingga dapat diringkas menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs dan bertujuan sebagai sekolah yang menghasilkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Di dalam perkembangannya banyak program keahlian yang dikembangkan oleh masing-masing SMK penamaannya tidak mengikuti ketentuan yang berlaku. Penamaan yang tidak sesuai akan menyulitkan dalam pengelolaan dan penyediaan tenaga pendidik. Oleh itu Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 22 Agustus 2008 menerbitkan surat keputusan nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang spectrum keahlian pendidikann menengah kejuruan. Berdasarkan SK tersebuat, ada 6 bidang keahlian yang dikembangkan di SMK, dengan total program studi keahlian sebanyak commit to user 40, dan kompetensi keahlian 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 sebanyak 121. Tabel berikut menunjukkan jumlah program studi keahlian masing-masing bidang keahlian. Tabel 2.1. Jumlah program studi keahlian No.
Bidang Keahlian
Program
Kompetensi
Studi
Keahlian
Keahlian 1.
Teknologi dan Rekayasa
18
66
2.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
3
6
3.
Kesehatan
2
6
4.
Seni, Kerajinan, dan Pariwisata
7
22
5.
Agribisnis dan Agroteknologi
7
14
6.
Bisnis dan Manajemen
3
4
40
121
Jumlah (Sumber: Furqon Hidayatulloh, 2009: 10)
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan: Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistem pendidikan secara keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikan, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan kurikulum. Kemudian menurut Yoga Pramono (2009: 36) menjelaskan, bahwa: Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Pendidikan menengah kejuruan dikelompokkan dalam bidang kejuruan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Sehingga SMK merupakan pendidikan menegah kejuruan yang di dalamnya ada berbagai bidang kejuruan.Yoga Pramono (2009: 37-38) menguraikan beberapa Karakteristik pendidikan kejuruan yaitu: 1) Orientasi pendidikannya: Keberhasilan belajar berupa kelulusan dari sekolah kejuruan adalah tujuan terminal, sedangkan keberhasilan program secara tuntas berorientasi pada penampilan para lulusannya kelak di lapangan kerja. 2) Justifikasi untuk eksistensinya: Untuk mengembangan pendidikan kejuruan perlu alasan atau justifikasi khusus yang ini tidak begitu dirasakan oleh pendidikan umum. Justifikasi khusus adalah adanya kebutuhan nyata yang dirasakan di lapangan. 3) Fokus kurikulumnya: Stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang mengembangkan domain afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap untuk dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mapupun nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan kemampuan kerjanya. 4) Kriteria keberhasilannya: Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya menerapkan ukuran ganda yaitu in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya. 5) Kepekaannya terhadap perkembangan masyarakat: Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan kejuruan mempunyai ciri lain berupa kepekaan atau daya serap yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat dan dunia kerja. Perkembangan ilmu dan teknologi pasang surutnya suatu bidang pekerjaan, inovasi dan penemuan baru di bidang produksi barang dan jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan kejuruan. 6) Perbekalan logistiknya: Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan situasi atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah kejuruan. 7) Hubungannya dengan masyarakat dunia usaha/dunia industry: Hubungan dengan masyarakat khususnya dunia usaha/dunia industri yang mencakup daya commit to userdukung dan daya serap sangat penting perannya bagi lembaga pendidikan kejuruan. Perwujudan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 hubungan timbal balik ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum advisory commite), kesediaan dunia usaha menampung siswa SMK dalam program kerjasama yang memungkinkan siswa mendapat pengalaman belajar di lapangan. Secara umum lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan: 1) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatan ini. 2) Minimal, pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional dan fisik dalam kehidupan sosial. 3) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus dasar. 4) Maksimal, kejuruan umum, sosial serta pengetahuan dan keterampilan akademik untuk jabatan individu dan masa depannya. b. Guru Produktif Sekolah Menengah Kejuruan Presiden Republik Indonesia dan disetujui DPR RI (2005: 1) tertera dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 1, menjelaskan tentang definisi guru. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Presiden Republik Indonesia (2005: 21) dalam Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 ayat 3 menjelaskan, bahwa: Pendidik profesional harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, yang dalam kaitan dengan pendidikan dasar dan menengah adalah sarjana (S1) atau diploma empat (D4). Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 391-406) menjelaskan tentang empat kompetensi guru yang sesuai rumusan Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (ALPTK) dalam kongresnya di Bandung dan Rapat commit to user Kerja di Surabaya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: (a) pemahaman peserta didik, (b) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (c) evaluasi pembelajaran dan (d) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya. 2. Kompetensi Kepribadian merupakan penguasaan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan badi peserta didik dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kependidikan lain, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. 4. Kompetensi professional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Guru Produktif SMK ada dikarenakan adanya Program produktif, yaitu kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar isi spektrum keahlian. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau
asosiasi profesi. Program
produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian. Sudji Munadi, dkk (2009: 6) menerangkan dalam jurnal ilmiahnya: Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di sekolah khususnya SMK mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pembelajaran bagi para siswa. Jika guru kurang memiliki kompetensi yang cukup memadai, maka hasil belajar yang diperoleh kurang baik. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diperlukan guru yang profesional dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap SMK baik jumlah, kualifikasi maupun spesialisasinya. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi. Pasal 8 menyebutkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Kompetensi guru yang dimaksud meliputi komptensi pedagogik, commit to user kepribadian, sosial, dan professional.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Sehingga guru produktif SMK adalah pendidik profesional dengan menguasai kompetensi keguruan dan keahlian di bidangnya sesuai dengan kompetensi keahlian di SMK yang sebagai sekolah kejuruan yang bersifat produktif atau dapat menghasilkan sesuatu sesuai bidangnya dan dibutuhkan oleh dunia kerja. Pelaksanaan pembelajaran di SMK lebih banyak menekankan pada pembelajaran praktik, sehingga keberadaan fasilitas yang berupa sarana dan prasarana praktik sangat dibutuhkan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah berupa penataan kembali kebijakan pendidikan kejuruan khususnya SMK dengan disertai pembangunan sarana dan prasarana praktik atau laboratorium. Sarana yang berupa gedung dan prasarana yang berupa alat-alat praktik merupakan identitas dari suatu Sekolah Menengah Kejuruan. Oleh karena itu, kompetensi guru SMK terutama guru mata pelajaran produktif dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
praktik
sangat
diperlukan.
Kemampuan
guru
dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana praktik yang baik akan memperlancar kegiatan pembelajaran praktik, sehingga kompetensi kelulusan SMK akan dapat ditingkatkan. c. Kebutuhan dan Penyediaan Guru Produktif SMK Sekertaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2011: 4) menjelaskan, bahwa: untuk menjamin pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan, antarkabupaten, antarkota, dan antarprovinsi serta dalam upaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011. Yadi Mulyadi (2010: 865) juga berkesimpulan, bahwa: pemetaan guru telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, namun belum menggambarkan kebutuhan spesifik dalam pengembangan commit to user pendidikan berbasis keunggulan lokal. Input tenaga pendidik yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal diantaranya meliputi relevansi antara kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dengan potensi yang dimiliki oleh daerah dimana tenaga pendidik itu melaksanakan tugas. Penataan guru PNS adalah proses menata ulang agar rasio, kualifikasi akademik, distribusi, dan komposisi guru PNS sesuai dengan kebutuhan riil masing-masing satuan pendidikan. Komposisi guru adalah perbandingan jumlah guru dalam satuan pendidikan sesuai dengan rombongan belajar atau mata pelajaran yang diampu sesuai dengan kebutuhan riil masing-masing satuan pendidikan. Kekurangan guru adalah kondisi dimana jumlah guru yang ada lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Kelebihan guru adalah kondisi dimana jumlah guru yang ada lebih banyak dari yang dibutuhkan. Perencanaan kebutuhan guru dilakukan berdasarkan laporan dari satuan pendidikan tentang jumlah guru sesuai dengan jenis guru, jumlah peserta didik, jumlah rombongan belajar (rombel), jumlah jam setiap matapelajaran yang mengacu pada struktur kurikulum, dan disesuaikan dengan jenis program yang dibuka (untuk SMA dan SMK) ke dinas pendidikan kabupaten/kota Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa Republik Indonesia (2011: 22-23) dalam Petunjuk Teknis Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan
Guru
Pegawai
Negeri
Sipil
memutuskan
Perhitungan
Kebutuhan Guru Produktif SMK: 1)
2) 3)
Prinsip Perhitungan Setiap rombel dalam mengikuti mata pelajaran tertentu diampu oleh 1 (satu) orang guru kecuali rombel pada mata pelajaran Dasar Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang masing-masing diampu oleh satu orang guru, Jumlah guru dihitung berdasarkan jumlah tatap muka per minggu yang terjadi di sekolah (JTM) dibagi wajib mengajar guru (24), Jumlah tatap muka dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah rombel per tingkat commit kali jumlah jam mata pelajaran per minggu per to user tingkat yang ada dalam struktur kurikulum,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 4) 5) 6)
1)
Wajib mengajar yang digunakan adalah 24 jam tatap muka per minggu, Guru mata pelajaran hanya mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan atau sertifikat pendidik yang dimilikinya, Apabila di sekolah terdapat Iebih dari satu pendidikan agama yang diajarkan, jumlah dan jenis guru agama disesuaikan dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku, Formula Perhitungan Kebutuhan Guru SMK Rumus penghitungan jumlah guru per mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif sebagai berikut: KGn/a =
2)
JTM 24
=
(MP1 x ∑K1) + (MP2 x ∑K2) + (MP3 x ∑K3) 24
Rumus penghitungan jumlah guru produktif: KGp =
JTM 24
=
(MP1x∑K1xKP1) + (MP2x∑K2xKP2) + (MP3x∑K3xKP3) 24
Keterangan: KGn/a = kebutuhan guru mata pelajaran normatif/adaptif KGp = kebutuhan guru mata pelajaran produktif JTM = jumlah tatap muka per jenis guru per minggu MP = alokasi jam mata pelajaran per minggu pada suatu mata pelajaran ∑K = jumlah kelas/rombel pada suatu tingkat yang mengikuti mata pelajaran produktif pada spesialisasi tertentu KP = jumlah kelompok pelajaran produktif setiap rombel pada suatu tingkat yang mengikuti mata pelajaran produktif tertentu 24 = Wajib mengajar per minggu, digunakan angka 24 1,2,3 = tingkat 1, 2 dan 3. Sehingga dapat dijelaskan menurut peraturan bersama lima menteri dan beberapa pendapat peneliti, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri sudah diatur dalam peraturan bersama lima menteri yang selanjutnya kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri dihitung oleh SMK Negeri terkait mengacu pada peraturan tersebut, kemudian dilaporkan pada dinas terkait, selanjutnya direkomendasikan pada kepala daerah tingkat I dan II. Proses terakhir diajukan pelaksanaan penerimaan guru produktif commit SMK Negeri to user kepada kementrian terkait untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 disetujui dan dilaksanakan oleh panitia penerimaan guru produktif SMK Negeri yang terangkum pada formasi guru penerimaan CPNS. d. LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) LPTK atau kepanjangan dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang sesuai dengan kepanjangannya LPTK merupakan suatu lembaga setingkat universitas yang menghasilkan calon guru merupakan tingkatan lanjutan dari pendidikan tinngi setelah pendidikan menengah. Oemar Hamalik (2002:53) menyatakan bahwa: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau disingkat LPTK sebagai suatu lembaga pendidikan guru tingkat universitas mempunyai pokok dalam rangka mempersiapkan para calon guru yang kelak mampu malakukan tugasnya selaku professional pada sekolah menengah pertama (SLTP) dan sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SLTA). Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai bagian dari sistem pendidikan tinggi perlu memiliki standar mutu lulusan dan diupayakan untuk pencapaiannya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan perlunya suatu standar nasional pendidikan yang mencakup standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan ini harus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan pendidikan dan pembiayaannya. Penyelenggaraan pendidikan tenaga kependidikan merupakan program pendidikan yang selain harus meningkatkan mutu lulusan juga harus memperhatikan kebutuhan pemakai lulusannya dan keterkaitannya dengan peran pihak-pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung berpotensi memiliki peran dalam pendidikan guru dan tenaga kependidikan lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Konversi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri menjadikan seluruh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Negeri di Indonesia memangku mandat ganda (wider mandate), yaitu bertugas untuk mendidik tenaga kependidikan yang kompeten diberbagai jenjang (SD,SMP,dan SMA/SMK) di samping bertugas pula untuk menghasilkan tenaga terampil dan ahli dalam berbagai bidang di luar tenaga kependidikan. Sementara pada saat ini terdapat lebih 270 LPTK dalam bentuk institut, universitas, fakultas, dan sekolah tinggi yang terus beroperasi dengan kualitas beragam dan memerlukan kepastian masa depan lulusannya.
e. Pendidikan Profesi Guru (PPG) 1) Pengertian PPG Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 1) pendahuluan dalam Draft Panduan Pendidikan Profesi Guru, bahwa: menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian, maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Telah dijelaskan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 2) dalam Draft Panduan Pendidikan
Profesi Guru, landasan
Pendidikan Profesi Guru sebagai berikut: commit to user
penyelenggaraan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 1. UURI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan nasional. 2. UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 2) Tujuan Pendidikan Profesi Guru Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 2) tujuan Pendidikan Profesi Guru yang telah termuat pada undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 menjadi salah satu tujuan diadakannya Pendidikan Porfesi Guru. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian. 3) Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru Penyelenggaraan PPG yang juga sudah diatur dalam panduan PPG dimana sudah mengacu pada undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi rujukan dalam penyelengaraan
PPG.
Dirjen
Pendidikan
Tinggi
Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 2), berikut ketentuanketentuannya: Berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam undang-undang dan peraturan yang ada maka pada dasarnya ada dua bentuk penyelenggaraan PPG, yakni: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 1. PPG pasca S-1 kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1 kependidikan dengan struktur kurikulum subject specific paedagogy (pendidikan bidang studi) dan PPL Kependidikan. 2. PPG pasca S-1/D-IV non kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1/D-IV non kependidikan, dengan struktur kurikulum matakuliah akademik kependidikan (paedagogical content), subject specific paedagogy (pendidikan bidang studi), dan PPL Kependidikan. 4) Sistem Rekrutmen dan Seleksi Mahasiswa Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 3). Dikarenakan sangat dibutuhkannya keberhasilan pelaksanaan PPG Sistem rekrutmen dan seleksi mahasiswa Pendidikan Profesi Guru juga sudah di atur dalam panduan PPG.
1.
2.
3.
4. 5.
Rekrutmen calon mahasiswa merupakan kunci utama keberhasilan program PPG. Rekrutmen mahasiswa harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: Penerimaan calon harus disesuaikan dengan permintaan nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip supply and demand sehingga tidak ada lulusan yang tidak mendapat pekerjaan. Hal ini dapat mendorong calon yang baik memasuki PPG. Mengutamakan kualitas calon mahasiswa dengan menentukan batas kelulusan minimal menggunakan acuan patokan. Ini berarti bahwa calon mahasiswa hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan lulus minimal dan bukan berdasarkan alasan lain. Hanya calon terbaik yang dapat diterima. Untuk memenuhi prinsip a dan b di atas maka penerimaan mahasiswa baru perlu dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di daerah sebagai stakeholders. Kerjasama ini perlu dilakukan menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-benar diperlukan. Agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi maka proses penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka dan bertanggung jawab. Rekrutmen dilakukan dengan: a. Seleksi administrasi: (1) Ijazah relevan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan dari program studi yang terakreditasi, (2) Transkrip nilai dengan indeks prestasi kumulatif minimal 2,75, (3) Surat keterangan kesehatan, (4) commit to user baik, dan (5) Surat keterangan Surat keterangan kelakuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
b. c. d. e.
bebas napza. Seleksi penguasaan bidang studi melalui tes penguasaan bidang studi yang akan diajarkan. Tes Potensi Akademik. Tes penguasaan kemampuan bahasa Inggris (English for academic purpose). Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan. Tes kepribadian melalui wawancara/inventory. Keberhasilan
rekrutmen
ini
amat
tergantung
kepada
kerjasama antara LPTK penyelenggara PPG dan Direktur Jenderal Pendidikan Tingggi pada satu fihak dengan Dinas Pendidikan atau Pemerintah Daerah pada fihak lain untuk memegang teguh prinsip akuntabilitas pengadaan tenaga kependidikan/guru. Karena rekrutmen guru
merupakan
masalah
yang
crucial
atau
bahkan
dapat
menimbulkan kesenjangan sosial dan sensitifisme masyarakat pada suatu wilayah kabupaten/kota. 2. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1) “Studi Evaluasi Kebutuhan Guru Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Bangka Belitung” oleh Yadi Mulyadi, Agus Setiawan, Purnawan (2010). Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini adalah bahwa terdapat kelebihan jumlah guru sebanyak 223 orang dengan rincian kelebihan jumlah guru normatif sebanyak 173 orang dan guru adaptif sebanyak 98 orang, sedangkan untuk guru produktif masih kekurangan sebanyak 82 orang. Rekomendasi yang dapat disampaikan yaitu : melakukan redistribusi guru kejuruan dari kota besar ke daerah, melakukan alih kompetensi mengajar guru adaptif/ normatif menjadi guru produktif atau melakukan rekruitmen guru produktif baru, dan melakukan KKN tematik bagi mahasiswa pada program keahlian yang relevan dengan SMK. 2) “Pemetaan SMK Se Indonesia (Studi Eksploratif di DIY, Kalsel, Dan to Suyanto, user Kaltim)” oleh Sudji Munadi,commit Wardan Sri Wening, Bambang Setya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Hari Purwoko, Martubi, Mutaqin, Masduku
(2008). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa berdasarkan studi dokumentasi terdapat perbedaan jumlah SMK antara yang tercatat pada tahun 2008 (409 sekolah) dan yang riel di lapangan berdasarkan hasil observasi. Jumlah SMK tahun 2009 se wilayah DIY, Kalsel, dan Kaltim adalah 423 yang terdiri dari SMK Negeri = 152 dan SMK Swasta = 271. Jumlah Program Keahlian = 1142 yang tersebar di DIY = 491, Kalsel = 198 , dan Kaltim = 453. Jumlah rombel 4998, untuk DIY = 2309, Kalsel = 785 , dan Kaltim = 1904. Jumlah guru = 16069 orang, untuk DIY = 7450 orang, Kaltim = 5160 , dan kalsel 2459 . Perbandingan jumlah guru : program keahlian = 14,6 : 1, jumlah guru: rombongan belajar = 3 ,2
: 1 . Program keahlian yang dominan
dilaksanakan di ketiga wilayah provinsi di atas adalah Teknik Mekanik Otomotip, Teknik Komputer dan Jaringan, Akuntansi, Multimedia, Penjualan, dan Administrasi Perkantoran. Khusus DIY program keahlian yang juga banyak ditawarkan adalah Tata Busana. 3) “Pemetaan Guru SMK Wilayah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur Dan Sulawesi Tenggara” oleh M. Furqon Hidayatulloh, Bambang Dwi Wahyudi, Yuyun Estriyanto, Ranto, Taufiq Lilo Adi Sucipto, Agusti Tamrin, Agus Efendi, Sutrisno, Suharno (2009). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan studi dengan metode sensus yang dilakukan pada 7.594 baik SMK Negeri maupun SMK Swasta terdapat kelebihan dan kekurangan guru SMK pada setiap daerahnya. Dan persebaran serta pemenuhan guru SMK yang tidak merata dan kurang sesuai dengan spektrum keahlian yang telah diberlakukan saat ini. Dari hasil penelitian di atas sama halnya dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti, yaitu kesamaan dalam menyajikan kuantitas guru produktif yang ada di SMK Negeri se-Kabupaten Madiun. Serta menunjukkan kelebihan dan kekurangan guru produktif pada tiap-tiap SMK Negeri seKabupaten Madiun. Sehingga kurang lebih dari metode, pemikiran, dan langkah-langkah penlitian di atas digunakan peneliti sebagai acuan dalam commit to user melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 B. Kerangka Berpikir Penelitian dilaksanakan mengikuti kerangka berpikir sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut: Kemendikbud RI
Latar Belakang: 1. 2. 3. 4. 5.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 PP. No. 19 Tahun 2005 UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Renstra Kebijakan perbandingan SMK:SMA = 70%:30% SK Dirjen Mandikdasmen No. 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Keahlian SMK Kebutuhan Guru Produktif SMK Negeri Analisa Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri
LPTK 1. Eks Karisidenan Madiun 2. Sekitar Eks Karisidenan Madiun
Non LPTK 1. Eks Karisidenan Madiun 2. Sekitar Eks Karisidenan Madiun
Dindik Kab.Madiun
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, 7 SMK Negeri yang ada di Kabupaten Madiun, yaitu SMK N 1 Wonoasri, SMK N 1 Jiwan, SMK N 2 Jiwan, SMK N 1, SMK N 1 Kebonsari, SMK N 1 Geger, SMK N 1 Kare, dan SMK N 1 Gemarang. Pemilihan tempat penelitian ini, dengan pertimbangan : a. Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun merupakan instasi pemerintah yang menyimpan data-data profil Guru SMK Negeri se Kabupaten Madiun. b. Ada unsur kekurangjelasan dalam model rekruitmen guru produktif dari lulusan Non LPTK c. Persebaran yang tidak merata guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun, sehingga menimbulkan kekurangan guru. d. Ketujuh SMK Negeri tersebut merupakan SMK Negeri yang ada di Kabupaten Madiun, mengingat kebutuhan PNS guru sangat dibutuhkan di Kabupaten Madiun. e. Domisili tetap dari peneliti di Kabupaten Madiun, sehingga memudahkan mobilisasi peneliti dalam melakukan penelitian.
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2. Waktu Penelitian Berikut adalah rincian peneliti melaksanakan kegiatan pada penelitian ini: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No. Kegiatan 1. Pengajuan Judul
Pelaksanaan 25-27 Januari 2012
2.
Persetujuan judul
27 Januari 2012
3.
Penyusunan Proposal
30 Januari 2012-11 Februari 2012
4.
Konsultasi proposal
12 Februari 2012-30 Maret 2012
5.
Seminar proposal
6.
Perijinan penelitian
3 April 2012-9 April 2012
7.
Pelaksanaan penelitian
10 April 2012-16 Mei 2012
8.
Penulisan laporan penelitian
18 Mei 2012-17 Juni 2012
9.
Konsultasi Laporan Penelitian
20 Juni 2012-21 Juli 2012
3 April 2012
Lama penelitian yang diberikan oleh Badan Kesejahteraan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah dan Badan Kesejahteraan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Timur selama kurang lebih tiga bulan, yaitu bulan April 2012-Juli 2012. Dalam kenyataan di Lapangan hanya kurang lebih satu bulan, disebabkan data yang dibutuhkan di SMK Negeri se Kabupaten Madiun sudah cukup akurat dan terpenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga perlu pendekatan tertentu untuk memahaminya. Menurut Sugiyono (2012: 15) metode poenelitian kualitatif adalah Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Sugiyono (2012: 285-286) menyatakan dengan demikian dalam penelitian kualitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang bersifat umum. Sehingga peneliti melakukan fokus penelitiaan, agar memudahkan dalam penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Fokus penelitiannya sebagai berikut: a. Jumlah kebutuhan dan profil guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun. b. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK di Kabupaten Madiun. c. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan Non LPTK di Kabupaten Madiun. d. Alternatif model rekruitmen guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun dari lulusan non LPTK. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 2. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengertian deskriptif kualitatif sesuai dengan pengertian Yoga Pramono (mengutip pengertian yang disebutkan oleh Miles, 1992). Analisis deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial atau fenomena alam secara sistematis, faktual dan akurat. Analisis kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang atau dari suatu proses yang diamati. Data yang muncul yanag berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka didapatkan dalam beberapa cara, yaitu: observasi, wawancara, intisari dokumen, atau dengan cara lain yang biasanya diproses dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, penyuntingan, atau alih tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas (2009: 14). C. Data dan Sumber Data Nar Herryanto, H.M. Akib Hamid (2007: 1.4) menyatakan Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi serta diperoleh langsung dari obyeknya. Sedangkan data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan sensus atau mendatangi langsung ke 7 SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Debgan harapan memperoleh : a. Data masing-masing profil guru produktif SMK Negeri yang ada di Kabupaten Madiun. b. Data jumlah guru produktif SMK Negeri untuk masing-masing kelompok kompetensi keahlian. c. Data jumlah SMK Negeri yang mengalami kelebihan dan kekurangan. d. Data kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun commit user berdasarkan spektrum keahlian yangtodiberlakukan saat ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 e. Memperoleh data dari hasil wawancara alternatif model rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data ini dicatat dalam bentuk publikasi-publikasi. Dalam penelitian ini data sekunder dapat diperoleh melalui menyadur data di website Dit PSMK dan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun. Jadi setelah dijelaskan di atas, sumber data yang akan diperoleh berupa dokumen dan arsip seperti profil singkat guru, data pokok tiap SMK Negeri yang menjadi objek penelitian serta pengisian form tentang profil sekolah. D. Teknik Sampling (cuplikan) Jalaluddin Rahmat (1984: 78) menyatakan bahwa: Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian kualitatif ialah kenyataan kita dapat menduga sifatsifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Bagian dari kumpulan itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Metode menduga secara cermat parameter dari statistik disebut teori sampling. Dan bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu
dapat menggunakan sampling non probabilitas. Akan
tetapi sampel dan populasi hanya digunakan pada penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012: 300) mengungkapkan: biasanya penelitian kualitaif sering menggunakan teknik sampling purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti Snowball sampling adalah teknik commit to user pengambilan sampel yang awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling purposive memilih kepala sekolah atau yang mewakili dan kepala dinas Pendidikan atau yang mewakili sesuai dengan bidangnya karena dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti berdiri sendiri dan tidak menjadi anggota pada instansi yang menjadi tempat penelitian. Dan peneliti berusaha seselektif mungkin dalam melakukan penelitian karena peneliti tidak melakukan generalisasi pada perolehan data dan hasil wawancara. Peneliti tanpa menyeleksi dan membatasi data yang diperoleh dan jumlah informan dengan pertimbangan waktu yang tidak banyak dan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun sebagai tempat pengumpulan data yang harus netral dari pengaruh luar, kecuali 7 SMK Negeri yang memberikan keleluasaan dalam perolehan data. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data terdiri dari : 1. Wawancara Sugiyono dengan mengutip pendapat mengemukakan
beberapa
macam
Esterberg (2012: 319)
wawancara,
yaitu
wawancara
terstruktur,semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Macam-macam wawncara tersebut diraikan sebagai berikut: a. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. b. Wawacara semiterstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. c. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar yang akan ditanyakan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara to mengajukan user semiterstruktur. Dalam hal ini,commit peneliti pertanyaan yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 terbuka, dan mengarah pada kedalaman informasi dengan suasana yang lentur, terbuka dan santai namun tetap serius guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal. Kelonggaran dan kelenturan cara pengumpulan data ini diharapkan akan mampu mendapatkan kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Wawancara ditujukan pada para Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri dan atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun atau yang mewakili. Adapun pedoman wawancara yang dilaksanakan secara garis besar adalah sebagai berikut : a) Sistem rekrutmen calon guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan Non LPTK yang ada di Kabupaten Madiun. b) Penyediaan dan kebutuhan guru produktif SMK Negeri berdasarkan spektrum keahlian di Kabupaten Madiun. c) Jumlah SMK Negeri di Kabupaten Madiun yang mengalami kelebihan dan kekurangan guru produktif. 2. Dokumen Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki berbagai benda-benda tertulis yang mendukung penelitian. Arsip atau dokumen yang dikaji antara lain adalah data instansi (profil guru produktif SMK Negeri, jumlah guru produktif SMK Negeri) di Kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Berikut adalah skema pengumpulan data: Data Dit PSMK
Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun
SMK N 1 Kebonsari
SMK N 1 Kare
SMK N 1 Geger
SMK N 1 Wonoasri
SMK N 1 Gemarang
SMK N 1 Jiwan
Gambar 3.1. Skema Pengumpulan Data
F. Uji Validitas Data Uji validitas data atau disebut juga uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan cofirmability (obyektivitas). (Sugiyono 2012: 366). Menurut Sugiyono (2012: 368) dalam uji validitas data terdapat uji credibility (validitas internal) yang di dalamnya ada bermacam-macam cara pengujian diantaranya yaitu: 1. Perpanjangan pengamatan 2. Peningkatan ketekunan 3. Triangulasi 4. Diskusi dengan teman 5. Analisis kasus negatif 6. Member chek Salah satu uji dalam uji credibility yang dinyatakan akan lebih akurat dan kredibel untuk uji validitas adalah triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, commit to user
SMK N 2 Jiwan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 triangulasi pengumpulan data, dan waktu. Untuk lebih jelasnya, proses triangulasi data (sumber) pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Wawancara
Informan
Staf atau pejabat Diknas&Wakasek SMK Negeri
Content Analysis
Dokumen/ Arsip
Data Instansi, profil guru, catatan,dll.
Triangul asi Data
Gambar 3.2. Skema Triangulasi Data G. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis). Menurut Miles dan Huberman (1984) yang dikutip dalam Sugiyono (2012: 337), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan yang kesemuanya dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Ketiga kegiatan dalam digambarkan dalam bagan sebagai berikut: PENGUMPULAN DATA
REDUKSI DATA
PENYAJIAN DATA
PENARIKAN KESIMPULAN
Gambar 3.3 Model Analisis Interaktif commit to user (Sumber: Metode penelitian pendidikan, Sugiyono 2012: 338)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk naratif yang disusun, diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami, dilakukan secara bertahap dari kesimpulan sementara kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. H. Prosedur Penelitian Moleong mengemukakan yang dikutip oleh tim peneliti pendidikan Universitas Islam Negeri Malang (2009: 17) bahwa ’’Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : 1. Tahap sebelum ke lapangan. 2. Tahap pekerjaan lapangan. 3. Tahap analisis data. 4. Tahap penulisan laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut : 1. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian. 2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan data-data profil ke 7 SMK Negeri di Kabupaten Madiun dengan cara menyadurnya pada website Dit PSMK. Data-data yang diperoleh sebagai data sekunder awal dan selanjutnya memperoleh data sekunder dari Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun sebagai data tambahan tentang profil guru produktif. Lebih rinci peneliti sajikan seperti berikut: a. Peneliti menyadur data profil SMK Negeri di Kabupaten Madiun pada website Dit PSMK. b. Melakukan pendekatan dan perijinan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dengan memaparkan konsep penelitian serta menanyakan pada to dari userDit PSMK. informan tentang data yang commit diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 c. Setelah data sekunder dari Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun didapatkan dan cukup untuk tambahan data, maka peneliti segera melakukan pendekatan ke 7 SMK Negeri di Kabupaten Madiun dengan melakukan sedikit pemahaman konsep penelitian yang akan dilaksanakan peneliti ke Pejabat sekolah atau yang mewakili. d. Memberikan lembaran kosong yang sudah disediakan peneliti untuk dilakukan pengisian data program keahlian, guru dan siswa dan pengisisan tersebut diberikan waktu selama 2 minggu dari pertemuan peneliti dengan ke 7 pejabat SMK Negeri atau yang mewakili. e. Setelah tanggal yang ditentukan, maka diadakan pertemuan lagi ke 7 pejabat SMK Negeri atau yang mewakili untuk menyerahkan hasil isian sekaligus diverifikasi. 3. Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui dokumen maupun wawancara mendalam dengan pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dan pejabat ke 7 SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. 4. Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kabupaten Madiun 1.010,86 Km2 atau 101.086 Ha. Secara astronomis terletak pada posisi 7o12’-7o48’30” Lintang Selatan dan 111o25’45”-111o51” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi. Jarak antara Kabupaten Madiun dengan ibukota Propinsi Jawa Timur kurang lebih 175 km kearah timur, sedangkan jarak dengan dengan ibukota negara kurang lebih 775 km. 2. Sejarah Berdirinya Kabupaten Madiun Kabupaten Madiun ditinjau dari pemerintahan yang sah, berdiri pada tanggal paro terang, bulan Muharam, tahun 1568 Masehi tepatnya jatuh hari Karnis Kilwon tanggal 18 Juli 1568 / Jumat Legi tanggal 15 Suro 1487 Be Jawa Islam. Pangeran Timoer dilantik menjadi Bupati di Purabaya tanggal 18 Juli 1568 berpusat di desa Sogaten. Sejak saat itu secara yuridis formal Kabupaten Purabaya menjadi suatu wilayah pemerintahan di bawah seorang Bupati dan berakhirlah pemerintahan pengawasan di Purabaya yang dipegang oleh Kyai Rekso Gati atas nama Demak dari tahun 1518 - 1568. Pada tahun 1575 pusat pemerintahan dipindahkan dari desa Sogaten ke desa Wonorejo atau Kuncen, Kota Madiun sampai tahun 1590. Pada tahun 1686, kekuasaan pemerintahan Kabupaten Purabaya diserahkan oleh Bupati Pangeran Timoer (Panembahan Rama) kepada putrinya Raden Ayu Retno Djumilah. commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Bupati inilah selaku senopati manggalaning perang yang memimpin prajurit-prajurit Mancanegara Timur. Pada tahun 1586 dan 1587 Mataram melakukan penyerangan ke Purbaya dengan Mataram menderita kekalahan berat. Pada tahun 1590, dengan berpura-pura menyatakan takluk, Mataram menyerang pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan oleh Raden Ayu Retno Djumilah dengan sejumlah kecil pengawalnya. Perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan Raden Ayu Retno Djumilah. Pusaka Tundung Madiun berhasil direbut oleh Sutawidjaja, sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut maka pada hari jum'at Legi tanggal 16 Nopember 1590 Masehi nama “Purbaya” diganti menjadi “Madiun ”.
Gambar 4.1. Peta Potensi Kabupaten Madiun (Sumber:http://dinas.dindikkabmadiun.com/index.php?option=com _content&view=article&id=194&Itemid=161 diakses pada 06 Juni 2012 3. Kondisi Pendidikan Kemajuan pendidikan di Kabupaten Madiun cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di daerah ini telah berkembang diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Secara rinci, pembangunan disetiap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 jenjang pendidikan tidak sama, untuk itu, perlu dijelaskan secara berturut-turut tentang keadaan tingkat SD, tingkat SMP, Sekolah Menengah. a. Tingkat SD ( SD dan MI ) Berdasarkan data yang ada pada tahun 2009/2010, jumlah SD dan MI sebanyak 519 sekolah, siswa seluruhnya sebesar 60.012 siswa. Tersedia ruang kelas sebanyak 3315 ruang. Guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak 5.422 orang. Tabel 4.1. Data Pokok SD dan MI Tahun 2009/2010 No. Komponen
SD
MI
SD+MI
1
Sekolah
452
63
519
2
Siswa Baru Tk I
8452
1600
10439
3
Siswa
49886
8202
60012
4
Lulusan
8504
1204
10289
5
Ruang Kelas
2863
379
3315
a. Baik
1653
206
1486
b. Rusak ringan
656
150
1119
c. Rusak berat
554
50
737
6
Kelas
2740
410
3176
7
Guru
4618
804
5422
a. Layak mengajar
4685
497
4244
b. Semi layak
56
47
786
c. Tidak layak
16
60
192
Fasilitas
830
27
857
a. Perpustakaan
49
17
66
b. Lapangan olah raga
328
7
335
c. UKS
453
3
456
8
(Sumber:http://dinas.dindikkabmadiun.com/index.php?option=com_content&vie w=article&id=203&Itemid=163 diakses pada 03 Juni 2012) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 b. Tingkat SMP ( SMP dan MTs Berdasarkan data yang ada pada tahun 2009/2010, jumlah SMP dan MTs sebanyak 75 sekolah, siswa seluruhnya sebesar 27.629 orang. Tersedia ruang kelas 849 ruang. Tabel 4.2. Data Pokok SMP dan MTs Tahun 2009/2010 No. Komponen
SMP
MTs
SMP + MTs
1.
Sekolah
42
33
75
2.
Siswa Baru Tk. I
7344
2330
9674
3.
Siswa
21184
6445
27629
4.
Lulusan
8215
1811
10026
5.
Ruang Kelas
614
235
849
a. Baik
533
189
722
b. Rusak Ringan
76
31
107
c. Rusak Berat
5
15
20
6.
Kelas
548
203
751
7.
Guru
1443
692
2135
a. Layak Mengajar
1340
616
1956
b. Semi Layak
28
26
54
c. Tidak Layak
75
50
125
Fasilitas
113
27
140
a. Perpustakaan
35
13
48
b. Lapangan Olahraga 16
4
20
c. UKS
30
4
34
d. Laboratorium
32
6
38
8.
(Sumber:http://dinas.dindikkabmadiun.com/index.php?option=com_content&v iew=article&id=203&Itemid=163 diakses pada 03 Juni 2012) Guru yang mengajar di SMP dan MTs sebanyak 2.135 orang. Jumlah SMP sebesar 42 buah, dengan jumlah siswa sebesar 21.184 orang dengan commit to user ruang kelas sebesar 614 buah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 c. Tingkat Sekolah Menengah Atas ( SMA, SMK dan MA ) Berdasarkan data pada tahun 2009/2010, jumlah SMA, SMK, dan MA sebanyak 43 sekolah, berjumlah 15.858 siswa, ruang kelas sebanyak 575 ruang. Tabel 4.3. Data Pokok SMA,MA dan SMK Tahun 2009/2010 No. Komponen
SMA
MA
SMK
SM+MA
1.
Sekolah
13
14
16
43
2.
Siswa Baru Tk. I
2475
684
2763
5922
3.
Siswa
6620
2089
7149
15858
4.
Lulusan
2043
537
1742
4322
5.
Ruang kelas
182
79
314
575
a. Baik
154
68
110
332
b. Rusak Ringan
21
6
204
231
c. Rusak berat
20
5
0
25
6.
Kelas
171
74
172
417
7.
Guru
530
294
438
1262
a. Layak mengajar
482
248
390
1120
b. Semi layak
40
15
44
99
c. Tidak layak
8
31
14
53
10
9
3
22
b. Lapangan Olahraga 9
4
3
16
c. UKS
8
5
11
24
d. Laboratorium
26
8
18
52
e. Ketrampilan
7
4
10
21
f. BP
12
4
9
25
g. Serbaguna
4
0
4
8
h. Bengkel
0
0
8
8
i. Ruang Praktik
0
0
16
16
8.
Fasilitas a. Perpustakaan
(Sumber:http://dinas.dindikkabmadiun.com/index.php?option=com_conte commit to user nt&view=article&id=203&Itemid=163 diakses pada 03 Juni 2012)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Guru yang mengajar di SMA, SMK, dan MA sebanyak 1.262 orang. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMA, SMK dan MA terdapat fasilitas perpustakaan sebesar 22 ruang, lapangan olah raga 16, UKS 24 ruang, laboratorium sebesar 52 buah, ketrampilan sebesar 21 buah, BP sebesar 25 buah, serba guna sebesar 8 buah, bengkel sebesar 8 buah, dan ruang praktik sebesar 16 buah . Bila dibandingkan antara siswa SMA dengan SMK yaitu 6.620 siswa dan 7.149 siswa ternyata jumlah siswa SMK lebih besar. Hal ini disebabkan karena pemerintah telah banyak membangun SMK dari pada SMA sehingga mencapai indikator 40% untuk SMA dan 60% utuk SMK, selain itu jumlah SMK didaerah sekitar Kabupaten Madiun banyak lembaga SMK Swasta. Sehingga lulusan SMA lebih besar jika dibandingkan dengan lulusan SMK. B. Deskripsi Temuan Penelitian Deskripsi temuan penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisa kondisi eksisting Kabupaten Madiun
mengenai kebutuhan dan
penyediaan guru produktif Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMK N) yang meliputi penyediaan SMK yang meliputi daya tampung guru SMK, program keahlian dan kesesuaian program keahlian terhadap lulusan calon guru, seperti yang tertuang dalam kerangka penelitian pada BAB II, halaman 22 dan sesuai dengan rumusan masalah. 1. Analisis Jumlah Kebutuhan Guru Produktif SMK Negeri Selanjutnya analisis mengenai kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri. Sedangkan yang menjadi acuan menghitung kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri adalah Peraturan bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru commit to user Pegawai Negeri Sipil.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun yang diwakilkan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun menggunakan peraturan tersebut untuk menata dan memeratakan guru pegawai negeri sipil. Berikut data kebutuhan dan penyediaan guru produktif masing-masing SMK Negeri yang telah diisi oleh responden dan data pokok SMK Negeri di Kabupaten Madiun. a. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Wonoasri Dengan menganalisa hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha (responden) dan menggunakan data pokok sementara SMK Negeri 1 Wonoasri tahun 2012, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 1 Wonoasri sebagai berikut: Tabel 4.4. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri Wonoasri. No
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik
Jumlah Kebutuhan
6
4
Kurang 2
8
7
Kurang 1
5
6
Lebih 1
8
9
Lebih 1
10
7
Kurang 3
Konstruksi Kayu 2.
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
3.
Teknik Pengelasan
4.
Teknik Kendaraan Ringan
5.
Teknik Audio Video
6.
Multi Media
8
7
Kurang 1
7.
Jasa Boga
9
7
Kurang 2
8.
Busana Butik
6 7 commit to user (Sumber: Data Pokok SMK Negeri 1 Wonoasri, 2012)
Lebih 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri 1 Wonoasri kurang terpenuhi bahkan ada yang lebih dikarenakan berbagai faktor, salah satunya adalah terlalu banyak jumlah siswa yang masuk pada kompetensi keahlian tersebut. b. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Jiwan Sama seperti analisis di SMK Negeri 1 Wonoasri. Analisis di SMK Negeri 2 Jiwan menganalisa hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum (responden) dan dengan menggunakan data pokok SMK Negeri 2 Jiwan tahun 2011, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 2 Jiwan sebagai berikut: Tabel 4.5. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 2 Jiwan. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik
Jumlah Kebutuhan
15
11
Kurang 4
15
11
Kurang 4
10
6
Kurang 4
Pemesinan 2.
Teknik Kendaraan Ringan
3.
Akuntansi
(Sumber: Data Pokok SMK Negeri 2 Jiwan, 2011) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri 2 Jiwan belum terpenuhi. c. SMK Negeri 1 Jiwan Sama seperti analisis di SMK Negeri yang lain. Analisis di SMK Negeri 1 Jiwan menganalisa hasil wawancara dengan Staf Wakil Kepala commit to user Sekolah bagian Kurikulum (responden) dan dengan menggunakan data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 pokok SMK Negeri 1 Jiwan tahun 2011, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 1 Jiwan sebagai berikut: Tabel 4.6. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Jiwan. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik
Jumlah Kebutuhan
10
6
Kurang 4
5
5
-
7
5
Kurang 2
Kendaraan Ringan 2.
Teknik Audio Video
3.
Teknik Komputer & Jaringan
4.
Akuntansi
2
2
-
5.
Pemasaran
2
2
-
(Sumber: Data Pokok SMK Negeri 1 Jiwan, 2011) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri 1 Jiwan belum terpenuhi untu kompetensi keahlian Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Kendaraan Ringan, akan tetapi untuk kompetensi keahlian Teknik Audio Video, Akuntansi, dan Pemasaran sudah memenuhi kebutuhan dan penyediaannya. d. SMK Negeri 1 Kebonsari Analisis di SMK Negeri 1 Kebonsari menganalisa hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (responden) dan dengan menggunakan data pokok sementara SMK Negeri 1 Kebonari tahun 2012, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 1 Kebonsari sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Tabel 4.7. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Kebonsari. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik
Jumlah Kebutuhan
8
6
Kurang 2
14
8
Kurang 6
8
7
Kurang 1
Pengelasan 2.
Teknik Kendaraan Ringan
3.
Teknik Komputer & Jaringan
(Sumber: Data Pokok Sementara SMK Negeri Kebonsari, 2012) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri 1 Kebonsari belum terpenuhi dari ketiga kompetensi keahlian yang ada. Dikarenakan salah satu faktor yang mendasar yaitu letak dari SMK Negeri 1 Kebonsari yang kurang strategis sehingga banyak masyarakat mendaftar ke SMK lain. Selain itu kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan merupakan kompetensi keahlian terbanyak dibuka SMK Negeri di Kabupaten Madiun, sehingga terjadi ketidakmerataan guru produktif untuk kompetensi keahlian tersebut. e. SMK Negeri 1 Geger Sama seperti analisis di SMK Negeri yang lain. Analisis di SMK Negeri 1 Geger juga menganalisa hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum (responden) dan dengan menganalisan data pokok SMK Negeri 1 Geger tahun 2011, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 1 Geger sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Tabel 4.8. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Geger. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Jumlah Kebutuhan
Teknik Sepeda
5
5
-
5
5
-
4
4
-
4
4
-
Motor 2.
Teknik Komputer Jaringan
3.
Administrasi Perkantoran
4.
Akuntansi
(Sumber: Data Pokok SMK Negeri 1 Jiwan, 2011) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri 1 Geger sudah semua di setiap kompetensi keahlian yang ada. f. SMK Negeri 1 Kare Sama seperti analisis di SMK Negeri yang lain. Analisis di SMK Negeri Kare juga menganalisa hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Manajemen (responden) dengan menggunakan data pokok SMK Negeri Kare tahun 2011, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri Kare sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Tabel 4.9. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri Kare. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik Kendaraan
Jumlah Kebutuhan
6
6
-
6
4
Kurang 2
3
1
Kurang 2
Ringan 2.
Teknik Komputer & Jaringan
3.
Akuntansi
(Sumber: Data Pokok SMK Negeri Kare, 2011) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri Kare belum terpenuhi, akan tetapi untuk guru produktif kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan sudah terpenuhi. g. SMK Negeri 1 Gemarang Analisis di SMK Negeri 1 Gemarang juga menganalisa hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bagian Humas (responden) dan dengan menggunakan data pokok SMK Negeri Gemarang tahun 2011, maka diperoleh rekapitulasi kebutuhan guru produktif SMK Negeri 1 Gemarang sebagai berikut: Tabel 4.10. Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri Gemarang. No.
Kompetensi
Kebutuhan
Penyediaan
Keahlian 1.
Teknik Kendaraan
Jumlah Kebutuhan
12
9
Kurang 3
Ringan 2.
Multi Media
12 2 Kurang 10 commit to user (Sumber: Data Pokok SMK Negeri 1 Gemarang, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru produktif di SMK Negeri Kare belum terpenuhi, terlebih guru produktif kompetensi keahlian Multi Media penyediaan guru produktifnya sangat jauh dari standar apabila dibandingkan dengan rombongan belajar yang ada. Tabel 4.11. Rekapitulasi Kebutuhan dan Penyediaan Guru Produtif SMK Negeri di Kabupaten Madiun No.
Kompetensi Keahlian
Jumlah Kebutuhan
1.
Teknik Konstruksi Kayu
Kurang 2
2.
Teknik Instalasi Tenaga
Kurang 1
Listrik 3.
Teknik Pengelasan
Kurang 1
4.
Teknik Kendaraan
Kurang 16
Ringan 5.
Teknik Audio Video
Kurang 3
6.
Multi Media
Kurang 11
7.
Jasa Boga
Kurang 2
8.
Busana Butik
Lebih 1
9.
Teknik Pemesinan
Kurang 4
10.
Pemasaran
-
11.
Teknik Sepeda Motor
-
12.
Administrasi
-
Perkantoran 13.
Akuntansi
Kurang 6
14.
Teknik
Kurang 3
Komputer&Jaringan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 4 2 0 -2
2 -2
-1
-1
0
0
-2
-3
-3
-4
-4 Jumlah
0
-6
-6 -8 -10
-11
-12 -14
-16
-16 -18
Kompetensi Keahlian Jumlah Kebutuhan Guru Produktif SMK Negeri
Gambar 4.2. Diagram Jumlah Kebutuhan Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun 2. Analisis Kondisi Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK Guru produktif sangat berperan penting dalam mencerdaskan dan memberikan pengalaman kerja di dalam sekolah kepada siswa SMK. Dibutuhkan keahlian khusus tiap kompetensi keahlain yang ada di SMK untuk seorang guru. Maka tak lepas dari studi yang dilakukan oleh guru di tingkat perguruan tinggi sesuai atau tidak dengan kompetensi keahlian yang dibuka oleh SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Kompetensi Keguruan juga hanya didapat di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Karena LPTK sangat berperan dalam mendidik calon guru agar siap mengajar di SMK dan menjadi guru yang profesional yang siap mendidik siswa serta menjawab tantangan zaman dan persaingan pasar yang semakin ketat. Maka, commit ada kurang lebih 270 Perguruan Tinggitodiuser Indonesia yang mendapatkan winder
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 mandate dari Kementreian Pendidikan dan Kebudayaan.. Sesuai dengan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengatur tentang kualifikasi tenaga pendidik. Uraian sedikit di atas menjadikan acuan Pemerintah Kabuupaten Madiun khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dalam menyeleksi guru lulusan LPTK yang notabene sudah mengantongi empat kompetensi, diantaranya
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
sosial,
kompetensi
kepribadian, dan kompetensi profesional. Tabel Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun sebagai berikut: Tabel 4.12. Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun No.
Nama Sekolah
Jumlah Guru Produktif dari LPTK
1.
SMK Negeri 1 Wonoasri
34
2.
SMK Negeri 2 Jiwan
26
3.
SMK Negeri 1 Jiwan
14
4.
SMK Negeri 1 Kebonsari
10
5.
SMK Negeri 1 Geger
16
6.
SMK Negeri Kare
6
7.
SMK Negeri 1 Gemarang
11
Jumlah
117
(Sumber: Data Pokok guru produktif, 2011) Tabel di atas menunjukkan bahwa SMK Negeri se Kabupaten Madiun mempunyai jumlah guru produktif lulusan LPTK sebanyak 117 orang berasal dari lulusan berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia yang memegang wider mandate sebagai LPTK. Dengan berbagai kualitas yang cukup baik dan siap mengajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Serta membentuk commit to user karakter siswa SMK Negeri yang siap kerja profesional.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 3. Analisis Kondisi Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK Tertera dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, 9 dan 10 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik (diploma empat atau sarjana), kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan empat kompetensi tersebut hanya dapat diperoleh di bangku perkuliahan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Secara otomatis untuk lulusan Non LPTK belum bahkan tidak menerima pembelajaran tentang empat kompetensi tersebut. Alternatif lain untuk bisa menjadi guru produktif di SMK Negeri, setelah mendapatkan sertifikat sarana atau diploma empat yaitu mengikuti program akta empat atrau program Pendidikan Profesi Guru seperti yang tertuang dalam Undang-unang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Senada dengan undang-undang tersebut, apabila kembali pada Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan tentang spektrum keahlian pendidikan kejuruan terdapat beberapa kompetensi keahlian yang tidak disediakan LPTK sehingga kontribusi lulusan Non LPTK sangat dibutuhkan. Tetapi di Kabupaten Madiun tidak begitu besar dan berpengaruh pada uraian di atas dan yang dikembangkan menurut peraturan pemerintah dan undang-undang serta surat keputusan di atas, dikarenakan belum ada SMK Negeri yang membuka kompetensi keahlian yang jurusannya tidak dibuka oleh LPTK, sehingga permasalahan yang timbul tidak begitu besar dalam penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK di Kabupaten Madiun. Lebih jelasnya berikut adalah tabel jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Tabel 4.13. Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK di Kabupaten Madiun No.
Nama Sekolah
Jumlah Guru Produktif dari Non LPTK
1.
SMK Negeri 1 Wonoasri
9
2.
SMK Negeri 2 Jiwan
5
3.
SMK Negeri 1 Jiwan
9
4.
SMK Negeri 1 Kebonsari
3
5.
SMK Negeri 1 Geger
7
6.
SMK Negeri Kare
7
7.
SMK Negeri 1 Gemarang
0
Jumlah
40
(Sumber: Data Pokok guru produktif, 2011) Tabel di atas menunjukkan bahwa SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun mempunyai jumlah guru produktif lulusan Non LPTK sebanyak 40 orang berasal dari lulusan berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Dengan berbagai kualitas yang cukup baik dan siap mengajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Serta membentuk karakter siswa SMK Negeri yang siap kerja profesional. Menurut data yang didapat di lapangan, guru produktif lulusan Non LPTK tersebut mengajar kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan serta Multi Media. Akan tetari guru-guru produktif tersebut sebagian besar sudah mendapatkan sertifikat pendidikan profesi yaitu akta empat, sehingga dapat mengajar di SMK Negeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Diagram jumlah guru produktif dari lulusan LPTK dan Non LPTK 40
Jumlah Guru Produktif
35
34
30 26 25 20 16 14
15 10 5
9
11
10
9
7 5
6
7
3 0
0
SMK N 1 SMK N 2 SMK N 1 SMK N 1 SMK N 1 SMK N SMK N 1 Wonoasri Jiwan Jiwan Kebonsari Geger Kare Gemarang Nama Sekolah
Lulusan LPTK Lulusan Non LPTK
Gambar 4.3. Diagram Penyediaan Guru Produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan Non LPTK 4. Model rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK Model rekruitmen yang ada di Kabupaten Madiun dan sesuai hasil wawancara dengan Kepala Bidang SMP,SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun untuk masuk menjadi guru produktif SMK Negeri-SMK Negeri bagi lulusan Non LPTK selain mengikuti Penerimaan CPNS, juga bisa mengikuti program sukuwan/wiyata bakti yang diselenggarakan oleh masingmasing SMK Negeri yang kekurangan guru produktif sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Madiun. Tentunya pendaftaran sukuan ini hanya untuk to user lulusan Non LPTK yang sudahcommit mempunyai ijazah Akta IV.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Selanjutnya Kepala Sekolah dapat mendaftarkan guru produktif tersebut ke dalam database Guru Tidak Tetap di Bagian Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun. Selanjutnya untuk dapat mengikuti penerimaan CPNS dengan status sebagai guru produktif tidak tetap, maka dengan syarat dalam kurun waktu sekurangnya-kurangnya mengajar SMK Negeri tersebut selama 5 tahun berturut-turut guru produktif tidak tetap tersebut dapat mengikuti penerimaan CPNS. Apabila mengajar kurang dari lima tahun dan sudah berstatus sebagai guru produktif tidak tetap selanjutnya mengikuti penerimaan CPNS, status guru tidak tetap tersebut menjadi tidak dipakai dan hangus. Sehingga banyak sekali guru tidak tetap yang menumpuk setiap SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Dan kurang sesuai dengan jangka pengadaan penerimaan CPNS, yangmana di Kabupaten Madiun hanya diselenggarakan sekitar dua tahun sekali mengingat anggaran pengadaan penerimaan CPNS tidak sedikit. Tidak menutup kemungkinan, banyak guru produktif yang kurang diperhatikan kesejahteraannya oleh Pemerintah Kabupaten Madiun. Dari rangkain model rekrutmen guru produktif dari lulusan Non LPTK di atas, yang paling penting untuk menjadi guru produktif bagi lulusan Non LPTK yaitu mempunyai ijazah Akta IV. Ironisnya di Kabupaten Madiun guru produktif SMK Negeri yang belum mempunyai sertifikat pendidik atau ijazah Akta IV tidak begitu paham tentang program Pendidikan Profesi Guru (PPG), sehingga membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang program PPG agar tujuan Standar Nasional Pendidikan di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Madiun pada khususnya tercapai dan lebih mengena dengan baik, profesional dan berkualitas. Alur penerimaan guru produktif lulusan Non LPTK yang sudah berijazah Akta IV sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Lulusan Non LPTK . Mengikuti program akta 4
Mengikuti Sukuan/ wiyata bakti
Wawancara dengan Kepsek
Memiliki Ijazah Akta IV
Penerimaan CPNS
Tes tulis, wawancara, dsb
Diterima
Mengajar di SMK
Pengangkatan PNS sekurang-kurangnya 5 Tahun sudah masuk database sebagai GTT Mengikuti tes CPNS
Lulus SK Bupati penempatan mengajar lalu mengajar di SMK
Diklat CPNS selama ± 3 bulan
Mendapatkan NIP dan golongan ruang III a
Gambar 4.4. Alur penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK Alur di atas menerangkan bahwa, penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK ada dua pilihan yaitu, mengikuti sukuan atau mengikuti CPNS, asalkan lulusan Non LPTK tersebut sudah mempunyai ijazah Akta IV. Dengan ketentuan yang sama dalam mengikuti penerimaan CPNS commit to user bagi GTT yang sudah mempunyai Akta IV tanpa pengecualian. Didapat dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 hasil wawancara dengan Kepala Bidang SMP, SMA, dan SMK Kabupaten Madiun, menjelaskan bahwa selama masa sukuan, GTT tersebut dapat mengikuti tes CPNS di luar penerimaan CPNS Guru. Asalkan setelah diterima menjadi CPNS mencabut berkas secara pribadi dengan surat pengantar dari Kepala Sekolah tempat sukuan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Madiun. C. Pembahasan Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun khususnya dalam mengembangkan sekolah kejuruan (SMK) mengikuti kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Proivinsi yaitu mengarahkan pengembangan sekolah kejuruan (SMK) untuk mendukung pengembangan potensi wilayah khususnya dalam rangka memenuhi tenaga kerja lokal dan untuk menciptakan lapangan kerja baru (wirausaha). Namun dalam kenyataannya kebijakan tersebut tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan, karena masyarakat cenderung lebih memilih program keahlian yang mudah dalam mencari pekerjaan (marketable). Dengan melihat kondisi tersebut Dinas Pendidikan akhirnya memenuhi keinginan masyarakat tersebut mengingat salah satu kebijakan pendidikan nasional adalah pemerataan akses pendidikan. Selanjutnya, menyikapi kebijakan tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun bekerjasama dengan SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun menyetujui dalam penerimaan guru produktif SMK Negeri. Mengingat kebutuhan guru produktif SMK Negeri sangat besar maka untuk memenuhinya Dinas Pendidikan membuka peluang lebar untuk lulusan Non LPTK asalkan sesuai dengan kompetensi keahlian yang dibuka SMK Negeri dan telah memiliki sertifikat Akta IV. Sedangkan yang menjadi acuan menghitung kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri adalah Peraturan bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, commit to user Guru Pegawai Negeri Sipil. 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Pemerintah
daerah
Kabupaten
Madiun
yang
diwakilkan
Dinas
Pendidikan Kabupaten Madiun menggunakan peraturan tersebut untuk menata dan memeratakan guru pegawai negeri sipil. Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah masing-masing perhitungan kebutuhan dan penyediaan guru produktif sudah dilakukan oleh pihak SMK Negeri tersebut. Lalu dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Madiun,
selanjutnya
diterimakan
ke
Panitia
Penyelenggara
Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan peneliti hanya menganalisa dan menyesuaikan hasil dari perolehan data kebutuhan dan penyediaan guru produktif masing-masing SMK Negeri yang telah diisi oleh responden dengan data pokok SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Diketahui jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu sebesar 207 orang guru produktif, sedangkan penyediaannya tidak berbanding seimbang yaitu baru terpenuhi 157 orang guru produktif sehingga membutuhkan 50 orang guru produktif dari berbagai jurusan yang mengajar sesuai dengan beberapa kompetensi keahlian yang mengalami kekurangan, seperti kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer Jaringan dan Multi Media. Guru produktif sangat berperan penting dalam mencerdaskan dan memberikan pengalaman kerja di dalam sekolah kepada siswa SMK. Dibutuhkan keahlian khusus tiap kompetensi keahlian yang ada di SMK untuk seorang guru. Maka tak lepas dari studi yang dilakukan oleh guru di tingkat perguruan tinggi sesuai atau tidak dengan kompetensi keahlian yang dibuka oleh SMK NegeriSMK Negeri di Kabupaten Madiun. Sedangkan untuk menjadi guru harus mempunyai kompetensi sebagai guru yang berjumlah empat, diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional Kompetensi keguruan tersebut hanya diperoleh di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Karena LPTK sangat berperan dalam mendidik calon guru agar siap mengajar di SMK dan menjadi guru yang profesional yang siap mendidik siswa serta menjawab tantangan zaman commit user ada kurang lebih 270 Perguruan dan persaingan pasar yang semakin ketat.toMaka,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Tinggi di Indonesia yang mendapatkan winder mandate dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.. Sesuai dengan undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengatur tentang kualifikasi tenaga pendidik. Uraian sedikit di atas menjadikan acuan Pemerintah Kabuupaten Madiun khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dalam menyeleksi guru lulusan LPTK yang notabene sudah mengantongi kompetensi keguruan. Selanjutnya untuk guru produktif dari lulusan LPTK dan Non LPTK dapat disimpulkan bahwa SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun mempunyai jumlah guru produktif lulusan LPTK lebih banyak daripada lulusan Non LPTK, yaitu sebanyak 117 orang guru produktif dari lulusan LPTK dan 40 orang guru produktif dari lulusan Non LPTK berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Dengan kualitas yang cukup baik dan siap mengajar siswa SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Serta membentuk karakter siswa SMK Negeri yang siap kerja profesional. Tetapi untuk guru produktif dari lulusan Non LPTK yang sudah memiliki Akta 4 bisa mengikuti penerimaan CPNS di lingkungan Kabupaten Madiun. Sehingga setidaknya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang berisi tentang kompetensi yang harus dimilki guru bisa terwujud. Lantas lulusan LPTK, kompetensi keahlian yang bisa dipenuhi hampir kesemuanya. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa Kabupaten Madiun tidak ada masalah yang begitu signifikan mengenai pemenuhan kompetensi keahlian yang disediakan oleh SMK Negeri-SMK Negeri seperti halnya Teknik Komputer Jaringan, sekarang sudah banyak LPTK yang membuka jurusan Pendidikan Teknik Informatika yang notabene setelah lulus dapat mengajar kompetensi keahlian Teknik Komputer Jaringan. Sedangkan dari lulusan Non LPTK hampir semua kompetensi keahlian sudah dapat terpenuhi. Dengan kesimpulan, bahwa kompetensi keahlian yang dibuka SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun sudah terpenuhi semua oleh lulusan LPT maupun Non LPTK disebabkan jurusan yang ada di Non LPTK yang dibutuhkan oleh SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun juga sudah commit tersedia to di user LPTK.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Model rekruitment yang telah ditemukan di lapangan dan sesuai hasil wawancara dengan Kepala Bidang SMP,SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun untuk masuk menjadi guru produktif SMK Negeri-SMK Negeri bisa mengikuti program sukuwan/wiyata bakti yang diselenggarakan oleh masing-masing SMK Negeri yang kekurangan guru produktif sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Madiun, selanjutnya Kepala Sekolah dapat mendaftarkan guru produktif tersebut ke dalam database Guru Tidak Tetap di Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun. Dengan syarat dalam kurun waktu sekurangnya-kurangnya mengajar SMK Negeri tersebut selama 5 tahun berturut-turut. Setelah menganalisa profil data SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten guru sukuan yang terakhir mengikuti program sukuan/wiyata bakti adalah tahun 2010 dan sekarang sudah dikurangi. Sebab ditemukan banyak guru sukuan tanpa mempunyai ijazah Strata I/Diploma IV, dengan alasan masih mengikuti kuliah dan mendahului mendaftar sukuan agar tidak telat atau kedahuluan lulusan Strata I. Akan tetapi data yang masuk database menjadi rancu karena lulusan minimal menurut undang-undang yang mengatur adalah Strata I/Diploma IV tidak tercapai. Maka model rekruitmen sukuan/wiyata bakti harus yang sekarang mempunyai syarat minimal mempunyai ijazah Strata I/Diploma IV lulusan LPTK. Jadi untuk lulusan Non LPTK mulai tahun 2011 tidak bisa mengikuti program sukuan/wiyata bakti. Karena belum mempunyai sertifikat sebagai pengajar. Sedangkan program Akta IV juga sudah tidak ada lagi. Sehingga jalan satu-satunya adalah mengikuti Pendidikan Profesi Guru, tetapi setelah ditetapkan pada tahun akan dilasanakan pada tahun 2010, kenyataanya sampai sekarang juga belum berjalan. Lingkungan Karisidenan Kabupaten Madiun mempunyai beberapa LPTK dan Non LPTK yang siap bersaing, diantaranya adalah: 1. IKIP PGRI Madiun 2. UII Madiun 3. Universitas Terbuka Madiun 4. STKIP Dr. Nugroho Magetan 5. Universitas Terbuka Ngawi 6. STKIP Ngawi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 7. Universitas Muhammadiyah Ponorogo 8. STAIN Ponorogo Dari kedelapan LPTK yang terdapat program studi pencetak guru produktif hanya IKIP PGRI Madiun, terdapat program studi Pendidikan Teknik Elektro dan Pendidikan Koperasi. Sedangkan perguruan tinggi LPTK yang siap bersaing sebagi calon guru produktif adalah: 1. Universitas Merdeka 2. Polteknik Madiun Dari kedua perguruan tinggi tersebut yang lulusannya banyak mengikuti bursa penerimaan CPNS guru produktif adalah Universitas Merdeka dikarenakan sudah lama berdiri. Walaupun lulusan Perguruan tinggi se eks Karisidenan Madiun cukup baik dan berkualitas, masih banyak lulusan Sekolah Menengah yang melanjutkan studinya di eks Karisidenan Kabupaten Madiun. Disebabkan menurut mereka lulusan negeri lebih menjamin. Perguruan Tinggi yang memegang winder mandate sebagai LPTK yang di dalamnya disediaskan jurusan yang mencetak calon guru produktif meliputi: 1. Universitas Negeri Malang 2. Universitas Negeri Surabaya 3. Universitas Negeri Yogjakarta 4. Universitas Negeri Semarang 5. Universitas Sebelas Maret Sedangkan Perguruan Tinggi negeri Non LPTK yang juga menyediakan beberapa jurusan yang sesuai dengan kompetensi keahlian menurut spektum keahlian pendidikan menengah kejuruan, yang terdapat pada eks Karisidenan Madiun adalah sebagai berikut: 1. Universitas Brawijaya 2. Universitas Airlangga 3. Universitas Gajah Mada 4. Universitas Diponegoro 5. Universitas Jember 6. Dll.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Dari beberapa perguruan tinggi hampir keseluruhan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing dalam memperebutkan calon guru produktif. Akan tetapi sesuai pernyataan di atas dan undang-undang Standar Nasional Pendidikan, untuk lulusan Non LPTK belum bisa mengikuti penerimaan guru produktif disebabkan tidak mempunyai sertifikat pendidik. Sedangkan program Akta IV sudah ditiadakan dan Pendidikan Profesi Guru belum berjalan. Dari hasil pembahasan di atas, timbul pemikiran mengenai pola rekruitmen untuk lulusan LPTK maupun Non LPTK yang dapat membantu dalam rekruitmen guru produktif SMK Negeri. Pemikiran ini terlepas dari penerimaan guru produktif melalui progam sukuan/wiyata bakti atau penerimaan CPNS, tetapi penerimaan guru produktif secara umum. Dalam wawancara dengan Kepala Bidang SMP, SMA, SMK Dinas Pendidikan Kabupatenm Madiun didapatkan hasil sebagai masukan dari narasumber untuk kedepannya dalam penerimaan CPNS lebih disarankan kepada Panitia Penyelenggara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang pertama mengenai lulusan LPTK maupun lulusan Non LPTK yang hendak mengikuti persaingan penerimaan CPNS khususnya gfuru produktif yaitu IPK minimal 3,00 untuk lulusan LPTK dan Non LPTK Negeri, 3,20 untuk lulusan LPTK dan Non LPTK Swasta. Lantas yang kedua yaitu diadakan tes tulis kompetensi keahlian untu lulusan LPTK maupun Non LPTK. Yang ketiga khusus untuk lulusan Non LPTK diadakan tes praktek mengajar materi yang bersangkutan sesuai dengan kompetensi keahlian dan ijazah Strata I yang dimilikinya di depan panitia dan tim independen. Untuk poin yang ketiga bertujuan sebagai penilaian seberapa besar materi mengajar yang dikuasai oleh lulusan Non LPTK. Agar lebih jelas saran Kepala Bidang SMP, SMA, dan SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun tersebut, peneliti sajikan dalam bentuk flowchart sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 1. Untuk lulusan LPTK
Lulusan LPTK
Mengikuti PPG LULUS PPG Penerimaan Guru Produktif SMK Negeri
Persyaratan: 1. IPK untuk lulusan LPTK negeri min 3,00 lulusan LPTK swasta min 3,2 2. Ijazah Strata I disertai sertifikat pendidik 3. Persyaratan lain ditentukan oleh undangLulus undang yang mengatur
1. 2. 3. 4. 5.
Tes Tulis meliputi: Kompetensi keahlian sesuai ijazah S 1 Pengetahuan Umum Potensi akademis Psikotes Dll, sesuai peraturan yang berlaku
Tes wawancara oleh panitia dan tim independen
Gambar 4.5. Flowchart penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan commit to user LPTK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 2. Lulusan Non LPTK Lulusan Non LPTK
Mengikuti PPG LULUS PPG Penerimaan Guru Produktif SMK Negeri
Persyaratan: 1. IPK untuk lulusan Non LPTK negeri min 3,00 lulusan Non LPTK swasta min 3,2 2. Ijazah Strata I disertai sertifikat PPG 3. Persyaratan lain ditentukan oleh undang-undang yang mengatur
1. 2. 3. 4. 5.
Tes Tulis meliputi: Kompetensi keahlian sesuai ijazah S 1 Pengetahuan Umum Potensi akademis Psikotes Dll, sesuai peraturan yang berlaku
Tes wawancara oleh panitia dan tim independen serta praktek mengajar di depan panitia dan tim independen
Gambar 4.6. Flowchart penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non commit to user LPTK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dengan menganalisa serta mengkoreksi dengan data yang diperoleh, jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun sebanyak 207 orang guru produktif dan baru tersedia 157 orang guru produktif, sehingga mengalami kekurangan sebanyak 50 orang guru produktif. 2. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri-SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun cukup baik, dari 7 SMK Negeri yang berdiri ada 117 orang guru produktif lulusan LPTK. 3. Sedangkan kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri-SMK Negeri dari lulusan Non LPTK di Kabupaten berjumlah 40 orang guru produktif , tentunya sudah memiliki sertifikat Akta IV dan mengajar sejumlah kompetensi keahlian yang sesuai jurusan yang dibuka oleh LPTK maupun tidak dibuka oleh LPTK. 4. Model rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non LPTK yang berakta IV sama dengan rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK yaitu mengikuti tes penerimaan CPNS dan atau mendaftarkan sukuan/wiyata bakti yang diselenggarakan oleh masing-masing SMK Negeri yang kekurangan guru produktif sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Madiun. Untuk model rekrutmen sukuan/wiyata bakti menjalaninya sebagai guru produktif SMK Negeri sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 B. Implikasi Implikasi atau dampak dari dilaksanakan penelitian ini antara lain yaitu : 1. Melakukan pendataan ulang secara sistematis dan lebih akurat serta terbaru profil guru produktif oleh SMK Negeri-SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Mengingat data pokok 2012 harus sudah disusun dan dilaporkan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun. 2. Apabila dalam pemenuhan kebutuhan guru produktif SMK Negeri pada kompetensi keahlian tertentu hanya mengandalkan lulusan LPTK, maka kebutuhan guru produktif SMK Negeri tidak akan terpenuhi. 3. Melaksanakan Program Pendidikan Profesi Guru, bagi guru produktif lulusan Non LPTK dengan status guru tidak tetap dan tidak mempunyai mempunyai ijazah Akta IV. Mengingat Akta IV sudah ditiadakan. 4. Model rekruitmen guru produktif dari lulusan LPTK dn Non LPTK diadakan tes kompetensi keahlian sesuai dengan ijazah Strata 1 dan kompetensi keahlian yang dipilih. Untuk lulusan Non LPTK harus ada tes mengajar di hadapan tim indepen. C. Saran Beberapa saran yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Dalam pendataan profil guru produktif, setiap SMK Negeri sebaiknya lebih akuntabel dan akurat sehingga memudahkan bagi pengawas sekolah atau Dinas Pendidikan dalam mendata ulang agar tidak rancu saat penerimaan CPNS serta menggunakan peraturan perhitungan kebutuhan guru yang terbaru. 2. Lebih transparan dan terbuka dalam rekruitmen guru dengan program sukuan/wiyata bakti, agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial. 3. Sebaiknya dalam penerimaan guru produktif apabila kompetensi keahlian yang mengalami kekurangan guru produktif dan kompetensi keahlian tersebut sesuai dengan jurusan yang ada di LPTK, maka yang diterima jangan lulusan Non LPTK. Jadi dahulukan lulusan LPTK. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain commit to user dalam melakukan penelitian serupa.