ANALISIS JALUR PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KECAMATAN LEMBO KABUPATEN KONAWE UTARA Oleh: Muhammad Aswar Limi1)
ABSTRACT Peanuts are a food commodity after rice which has a strategic value in the national economy. One area in Southeast Sulawesi which have certain potential for a wide area of 7.211.8 ha with productivity high enough for the peanut farming business located in Sub District Lembo of North Konawe District. In conducting farming activities, farmers use several means of production such as seed, labor and capital but socioeconomic factors of farmers to manage farm business is also an important factor such as age, education level, number of family dependents, farming experience, owned capital, and the area of used in farming, but it is still unknown factors that directly and indirectly to the production and farm income peanuts that can provide material benefits for peanut farmers information for decision-making in order to develop a more insightful agribusiness agriculture. Research conducted in the Sub District Lembo of North Konawe District as the center of the peanut crop production. Samples will be determined by simple random sampling as many as 68 people from the amount of peanut population of 141 peanut farmers. Variables that will be examined in this study consisted of variables including age causes farmers, while following the formal education, number of family dependents, farming experience, work flow, land area, cultivated varieties, production costs, production and selling price. Meanwhile, due to variable consists of the production and peanut farming income. The data have been collected in the analysis of farm income analysis and data on the influence of production factors on the production and influence the production, production costs and selling prices to income are analyzed with path analysis using SPSS Amos 16 Based on the results of path analysis with α = 0.05 level on the factors of production used in peanut farming is known that the production factor land area, number of seeds and number of dependents directly affects the production of peanuts and peanut farm production directly influence peanut farmers' income in the District Lembo while production costs directly affect farm income is negative and peanuts on income. Keywords :
production factors; production and income; peanut farming; and sub district lembo
PENDAHULUAN Pembangunan pertanian tidak hanya berorientasi pada peningkatan produksi, dalam rangka kecukupan pangan nasional, tetapi juga dilakukan upaya peningkatan kesejahteraan petani. Agar upaya peningkatan produksi tanaman pangan dapat berhasil, maka diperlukan adanya interaksi yang serasi antara kebijaksanaan pemerintah, dukungan eksternal, partisipasi petani dan dukungan penelitian. Tanaman pangan memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan 1
ekonomi khususnya pada sektor pertanian. Salah satu tanaman pangan tersebut adalah kacang tanah yang merupakan komoditas pangan setelah padi yang mempunyai nilai strategis dalam ekonomi nasional. Kebijakan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pertanian dalam upaya peningkatan poduksi tanaman pangan, diarahkan pada tiga kebijakan pokok yaitu program pengembangan agribisnis, program peningkatan ketahanan pangan dan program Pengembangan Prasarana Sumberdaya Kelembagaan Pertanian (PPSK). Untuk mewujudkan
)Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu2013, Oleo, Kendari AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei ISSN 0854-0128
124
125
ketiga kebijakan tersebut, maka Dinas Pertanian mengimplementasikannya melalui empat usaha pokok yaitu ekstensifikasi, diversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi pertanian Salah satu daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumber daya alam adalah Kabupaten Konawe Utara, dan 60% mata pencaharian penduduknya pada sektor pertanian, namun permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam bidang pertanian di kabupaten tersebut antara lain produktifitas dan efisiensi usaha yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana pertanian, terbatasnya infrastruktur pertanian serta, permasalahan permodalan pertanian dalam pengelolaan usahataninya. Permasalahan lainnya di bidang ini sebagai sebab dan akibat dari permasalahan di atas adalah rendahnya kesejahteraan petani dan masih tingginya tingkat kemiskinan di kalangan petani, rendahnya kualitas sumberdaya manusia petani serta, penguasaan teknologi yang masih rendah. Kabupaten Konawe Utara terutama di Kecamatan Lembo merupakan salah satu kecamatan yang memilik potensi lahan yang cukup luas yaitu 7.211.8 ha dengan produktivitas yang cukup tinggi terutama bagi usahatani kacang tanah sebagai komoditas yang sedang dikembangkan di daerah tersebut. Komoditas kacang tanah memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan salah satu komoditi yang akan mempengaruhi industri kacang ketika NAFTA dan GATT diberlakukan (Dale and Fletcher, 2003) selain itu komoditas kacang tanah memiliki peluang bisnis yang cukup besar, karena kacang tanah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan industri rumah tangga dan juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku aneka industri meskipun terdapat kecenderungan peningkatan hasil impor kacang tanah untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri terutama untuk sektor industri yang berasal dari kacang tanah (Salih dkk., 1996). Dalam menjalankan kegiatan usahataninya ada beberapa faktor produksi yang memiliki peranan penting untuk peningkatan produksi dan pendapatan para petani. Petani kacang tanah di Kecamatan
Lembo mengelola usahataninya dengan menggunakan beberapa sarana produksi seperti benih, tenaga kerja dan modal. Faktor sosial ekonomi petani dalam mengelola usahataninya juga merupakan faktor penting seperti umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, modal yang dimiliki, dan luas lahan yang digunakan dalam berusahatani. Ibrahim et al, (2012) menyatakan bahwa modal, lokasi usahatani serta peningkatan luas lahan usahatani kacang tanah dapat meningkatkan pendapatan petani yang didukung dengan struktur pemasaran yang lebih teratur (Cesar et al, 2005) Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah dapat berpengaruh langsung dan adapula yang berpengaruh tidak langsung. Bagi faktor yang berpengaruh tidak langsung, akan berpengaruh melalui perantara atau yang dikenal dengan variabel antara. Sehingga untuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh baik langsung maupun tidak berpengaruh langsung terhadap produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah dapat diketahui dengan ”Path menggunakan analisis jalur Analysis”, yang bertujuan untuk menerangkan akibat langsung (direct effect) dan tidak langsung (indirect effect) seperangkat variabel sebagai variabel penyebab terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (Al-Rasyid, 1994) sehingga dapat digunakan untuk mengkombinasikan dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalur pengaruh faktor produksi terhadap produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah yang dapat memberikan manfaat sebagai bahan informasi bagi para petani kacang tanah untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan usahataninya yang lebih berwawasan agribisnis.
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
126
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksakana di Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara. Kecamatan ini dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah produksi tanaman kacang tanah. Penentuan Responden Populasi penelitian ini adalah petani kacang tanah yang ada di Kecamatan Lembo yang berusahatani kacang tanah secara monokultur. Sampel ditentukan secara simple random sampling sebanyak 68 orang petani kacang tanah dari jumlah populasi sebanyak 141 orang petani kacang tanah. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dari petani yang terpilih sebagai responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari Kantor Kecamatan Lembo, BPS Kecamatan Lembo dan berbagai instansi terkait (BPTP Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Pertanian Kabupaten Konawe) dan yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
1) Pengaruh faktor produksi terhadap produksi dan pengaruh produksi, biaya produksi, dan harga jual terhadap pendapatan dianalisis dengan metode analisis jalur menggunakan program SPSS Amos 16. Model persamaan strukturalnya sebagai berikut: Y1 = p1yX1 + p2yX2 + p3yX3 + p4yX4 + p5yX5 + p6yX6 + p7yX7 + ε1 Y2 = p8yX8 + p9yX9 + Y1 + ε2 Keterangan, Y1 = produksi kacang tanah (kg/MT) Y2 = pendapatan (Rp/MT) X1 = luas lahan (ha) X2 = jumlah benih X3 = curahan kerja (HKP) X4 = umur petani (thn) X5 = pendidikan formal (thn) X6 = jumlah tanggungan keluarga (thn) X7 = pengalaman berusahatani (thn) X8 = biaya produksi (Rp) X9 = harga jual produksi (Rp/kg) ε1 = variabel residu/sisa yang berpengaruh terhadap produksi ε2 = variabel/sisa yang berpengaruh terhadap pendapatan x1
x2
x3
Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan.
e2
1
x4
Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel penyebab meliputi umur petani, lama mengikuti pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, curahan kerja, luas lahan, varietas yang diusahakan, biaya produksi, dan harga jual produksi. Sedangkan variabel akibat terdiri dari produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah.
e1
1
y1
y2
x5 x8 x6
x9
x7
Keterangan : = Hubungan korelasi = Hubungan kausal (sebab akibat) Gambar 1. Diagram Jalur Pengaruh faktorFaktor Produksi erhadap Produksi dan Pendapatan 2) Pendapatan usahatani dihitung dengan formulasi menurut Hernanto, 1993 sebagai berikut : I = TR – TC
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
127
Keterangan, I = income (pendapatan) (Rp/MT) TR = total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total) (Rp/MT)
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Identitas Responden Petani Kacang Tanah Identitas petani kacang tanah merupakan variabel penyebab yang meliputi umur petani, lama mengikuti pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani seperti pada Tabel 1: Tabel 1. Petani Responden di Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara No Variabel Kisaran RataRata 1 Umur (thn) 26 – 64 38,44 2 Tingkat 6 –12 7,54 Pendidikan (thn) 3 Tanggungan 0–9 4,37 Keluarga (jiwa) 1–6 3,19 4 Pengalaman Berusahatani (thn) Berdasarkan pada Tabel 1 diketahui bahwa petani kacang tanah berada pada kisaran umur produktif yaitu 26 – 54 tahun sebesar 94% dan umur tidak produktif yakni 55 tahun keatas hanya 6%, dengan rata-rata 38,44 tahun. Soeharjo dan Patong (1984) yang menyatakan bahwa kemampuan kerja petani sangat ditentukan oleh umur petani itu sendiri yang mana akan mempengaruhi kemampuan fisik dalam bekerja. Tingkat pendidikan petani di Kecamatan Lembo tergolong rendah yaitu berkisar antara 6 – 12 tahun, dengan rata-rata 7,24 tahun sehingga diperlukan adanya tambahan pengetahuan dan keterampilan bagi petani kacang tanah melalui kegiatan penyuluhan maupun pelatihan secara intensif agar mereka dapat mengelola usahataninya dengan baik guna mencapai produksi dan pendapatan yang maksimal.
Jumlah tanggungan keluarga petani petani kacang tanah tergolong dalam keluarga sedang yaitu berkisar antara 1 – 7 jiwa, dengan rata-rata 4,37 jiwa. Dengan rata-rata jumlah anggota keluarga tersebut, maka diharapkan anggota keluarga yang telah berada pada umur produktif dapat menjadi sumber tenaga kerja di dalam mengelola usahataninya dan bukannya menjadi beban bagi petani sebagai kepala keluarga. Pengalaman berusahatani petani kacang tanah antara 1 – 6 tahun dengan ratarata 3,19 tahun. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar petani kacang tanah di Kecamatan Lembo dapat dikategorikan kurang berpengalaman di dalam mengelola usahatani kacang tanah 2.
Deskripsi Usahatani Kacang Tanah Deskripsi usahatani kacang tanah yang meliputi luas lahan, curahan kerja, produksi, harga jual, nilai produksi, biaya produksi, dan pendapatan seperti pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Deskripsi Usahatani Kacang Tanah Petani Responden di Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara No
Variabel
Kisaran
1
Luas Lahan (ha) Curahan Kerja (HKP) Produki (kg/ha) Harga Jual (Rp/kg) Nilai Produksi (Rp/kg) Biaya Produksi (Rp) Pendapat an (Rp)
0,40 – 2,00
RataRata 1
35,79 – 149,77
76,27
170 - 1403
765
3.500
3.500
595.000 – 4.908.750
2.677.500
121.275 – 521.563
288.027
313.917 – 4.412.600
2.389.473
2 3 4 5 6 7
Pada Tabel 2 diketahui bahwa lahan yang digunakan oleh petani kacang tanah berkisar antara 0,50 – 2,00 ha dengan ratarata 1 ha. Adiwilaga (1982) menyatakan bahwa sukses usahatani tergantung dari bentangan tanah usaha sehingga luas tanah garapan sebagai salah satu faktor produksi
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
128
adalah sangat penting untuk meningkatkan suatu produksi usahatani. Umumnya makin luas tanah garapan makin besar produksi rata-rata yang dihasilkan. Tenaga kerja pada usahatani kacang tanah berkisar antara 35,79 – 149,77 dengan rata-rata 76,27. Tenaga kerja ssahatani kacang tanah menggunakan tenaga kerja manusia, yang berasal dari keluarga, yang dihitung dengan satuan curahan kerja (HKP). Penggunaan tenaga kerja terbanyak yaitu pada saat tanam dan panen. Petani kacang tanah pada saat tanam juga panen selain menggunakan tenaga kerja keluarga petani juga menggunakan sistem gotongroyong dengan petani-petani lain yang mengusahakan usahatani yang sejenis yang berada di satu wilayah terdekat, dengan demikian penggunaan biaya tenaga kerja dapat di minimalisir. Produksi yang dicapai oleh petani kacang tanah di Kecamatan Lembo bervariasi tergantung dari luas lahan yang diolah. Produksi rata-rata per musim tanam sebesar 765 kg/ha, dengan kisaran 170 – 1403 kg/ha. Produksi kacang tanah yang dihasilkan oleh petani di Kecamatan Lembo tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan kegiatan usahataninya petani tidak menggunakan sarana produksi pupuk maupun pestisida sebagaimana yang telah dianjurkan agar dapat meningkatkan hasil produksi. Harga jual produksi kacang tanah Rp 3.500 per kg. Petani kacang tanah menjual kacang tanah hasil produksi masih dengan kulitnya. Petani biasa menjual hasil panen mereka ke pasar lokal atau konsumen sendiri yang langsung datang ke kebun atau
kerumah-rumah petani, dan konsumen ini banyak berasal dari Kota Kendari. Nilai produksi yang diperoleh petani di daerah penelitian bervariasi berkisaran antara Rp595.000 – 4.908.750 dengan rata-rata Rp 2.677.500. Nilai produksi yang diperoleh petani tergolong rendah. Tinggi rendahnya produksi yang dihasilkan oleh petani tergantung tinggi rendahnya produksi total yang diperoleh. Penggunaan biaya produksi usahatani kacang tanah berkisar antara Rp 12.1275 – 52.1563 dengan rata-rata Rp 28.8027. Harga benih kacang tanah yaitu berkisar antara Rp 7.000 – 8.500. Biaya poduksi yang digunakan sangat rendah hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan hanya terbatas pada pembelian benih, sedangkan sarana produksi lainnya seperti pupuk, pestisida tidak digunakan bahkan tenaga kerja pun berasal dari keluarga. Kisaran pendapatan yang diperoleh usahatani kacang tanah kisaran pendapatan yang diperoleh petani adalah Rp 313.917 – 4.412.600 dengan rata-rata Rp 2.389.473. Besar atau kecilnya pendapatan usahatani sangat dipengaruhi oleh: lahan, produktivitas, kesuburan tanah, jenis komoditi dan teknologi yang digunakan 3.
Koefisien Jalur Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi dan pendapatan Usahatani Kacang Tanah
Hasil analisis jalur pengaruh faktor produksi terhadap produksi usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Nilai Parameter Regresi Pengaruh Faktor Produksi (Xi) terhadap Produksi (Yi) Usahatani Kacang Tanah Estimate S.E. C.R. P Label Produksi y1 <--- Luas Lahan x1 238,447 91,237 2,614 ,009 ** Produksi y1 <--- Jumlah Benih x2 12,784 3,144 4,066 *** ** Produksi y1 <--- Cuarahan T. Kerja x3 ,396 ,467 ,848 ,397 ns Produksi y1 <--- Umur Petani x4 -,511 1,272 -,402 ,688 ns Produksi y1 <--- Pendidikan x5 -7,623 4,308 -1,769 ,077 ns Produksi y1 <--- Jumlah T. Keluarga x6 15,252 7,082 2,154 ,031 ** Produksi y1 <--- Pengalaman x7 11,093 7,059 1,571 ,116 ns Keterangan : ns = Non significant ** = Highly significant
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
129
Berdasarkan hasil analisis jalur dengan menggunakan Amos 16 diketahui nilai Regression Weights seperti pada Tabel 3 dimana luas lahan, jumlah benih, jumlah tanggungan keluarga berpengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap produksi. Sedangkan faktor lainnya, curahan tenaga kerja, umur petani, pendidikan dan
pengalaman berusahatani berpengaruh tidak nyata (non significant) Hasil analisis ulang uji koefisien jalur pengaruh luas lahan, benih dan jumlah tanggungan keluarga terhadap produksi diperoleh nilai-nilai koefisien jalur disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Analisis Kebermaknaan Koefisien Jalur Pengaruh Xi terhadap Produksi (Yi) pada Usahatani Kacang Tanah. Estimate S.E. C.R. P Label Produksi y1 <--- Jumlah T. Keluarga x6 13,794 7,312 1,887 ,050 ** Produksi y1 <--- Jumlah Benih x2 12,164 3,008 4,044 *** ** Produksi y1 <--- Luas Lahan x1 257,334 88,964 2,893 ,004 ** Keterangan : ns = Non significant ** = Highly significant Berdasarkan data pada Tabel 4 diketahui bahwa luas lahan, jumlah benih dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap produksi usahatani kacang tanah. Dengan demikian maka dilanjutkan dengan uji pengaruh langsung (direct effect) dan pengaruh tidak langsung (Indirect effect). Keberhasilan suatu usahatani tergantung dari luas lahan garapan sebagai salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk meningkatkan suatu produksi usahatani. Petani kacang tanah yang memiliki lahan usahatani yang lebih luas akan membuat petani bersangkutan lebih bergairah untuk mengelolanya sehingga produktivitas usahataninya tinggi. Jenis lahan yang digunakan oleh petani dalam berusahatani kacang tanah sebagian besar berupa lahan miring yang umumnya merupakan lahan baru hasil perambahan hutan yang kondisi tanahnya cukup subur dan gembur sehingga rata – rata pertumbuhan dan produksi tanaman yang dihasilkan cukup baik jika dibandingkan dengan petani yang menggunakan lahan datar yang umumnya mengolah lahan bekas penanaman sebelumnya sehingga produksi yang dihasilkan relatif lebih rendah. Oleh sebab itu petani menyimpulkan bahwa lahan
yang cocok untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah adalah lahan miring. Namun hal ini kurang baik jika penanaman dilakukan pada musim kemarau karena ketersediaan air terbatas berbeda dengan produksi yang dihasilkan jika penanaman dilakukan di lahan yang datar, karena ketersediaan air masih cukup. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih berada dalam satu unit pengelolaan usahatani. Oleh karena itu, jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi aktivitas petani di dalam mengelola usataninya. Anggota keluarga yang telah berada pada umur produktif dapat menjadi sumber tenaga kerja di dalam mengelola usahataninya dan bukannya menjadi beban bagi petani sebagai kepala keluarga. Sehingga petani dapat mengurangi biaya penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga. Dengan demikian, petani dituntut untuk lebih giat bekerja di dalam mengusahakan usahatani kacang tanah agar segala kebutuhan hidup anggota keluarganya dapat terpenuhi. Hasil analisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi dan pendapatan usahatani kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 5.
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
130
Tabel 5. Nilai Parameter Regresi Produksi, Biaya Produksi dan Harga Jual terhadap Pendapatan Petani pada Usahatani Kacang Tanah. Estimate S.E. C.R. P Label Pendapatan y2 <--- Produksi y1 3499,830 ,379 9246,134 *** ** Pendapatan y2 <--- Biaya Produksi x8 -,999 ,001 -897,573 *** ** Pendapatan y2 <--- Harga Jual x9 ns Keterangan : = Non significant ** = Highly significant Pada Tabel 5 nampak bahwa produksi dan biaya produksi pada usahatani kacang tanah berpengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap pendapatan, sedangkan harga jual tidak dianalisis dikarenakan harga jual kacang tanah secara keseluruhan sama. Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang/jasa yang dilakukan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan manusia atau konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan faktor tersebut dalam jumlah yang berbeda pula sedangkan pendapatan usahatani sebagai selisih antara penerimaan dengan biaya (Soeharjo dan Patong, 1984).
x1
4.
Pengaruh Langsung (direct effect) atau Tidak Langsung (indirect effect)
Pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Kuat dan tidaknya pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dideteksi dengan menghitung hasil kali koefisien jalur antar variabel (baik variabel penyebab maupun variabel akibat). Variabel penyebab yang berpengaruh tidak langsung, berarti variabel tersebut berpengaruh melalui perantara atau disebut variabel antara. Nilai-nilai koefisien korelasi antar-variabel dan koefisien jalur pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat disajikan pada Gambar 2
257,333
e1
5,838
e2
1
1
12,164
x2
y1
y2 3499,830
-.358
-,999
x6
13,794
x8
Gambar 2. Model Kausal Pengaruh Luas Lahan (X1), Jumlah Benih (X2) dan Jumlah Tanggungan Keluarga (X6) terhadap Produksi (Y1) dan Pengaruh Produksi (Y1) dan Biaya Produksi (X8) terhadap Pendapatan (Y2) Usahatani Kacang Tanah
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
131
Pada Gambar 2 diketahui bahwa tingkat keeratan hubungan antar-variabel yang sangat erat (highly significant) pada usahatani kacang tanah adalah antara luas lahan (X1) dengan jumlah benih (X2) yang digunakan dengan koefisien sebesar 5,838. Luas lahan dan jumlah benih berpengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap produksi (Y1) usahatani kacang tanah, sedangkan produksi berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y2) usahatani kacang tanah serta biaya produksi (X8) berpengaruh nyata terhadap pendapatan (Y2) dengan proporsi pengaruh sebesar-0,999
Setelah melihat tingkat signifikansinya, maka dilanjutkan dengan menilai efek-efek variabel penyebab pada variabel akibat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efek (pengaruh) langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya korelasi antarvariabel eksogen. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan dengan menggunakan output data pada tabel Standardize Direct Effect, Standardize indirect Effect dan Standardize Total Effect di bawah ini :
Tabel 6. Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) Biaya Jumlah T. Jumlah Luas Lahan Produksi Keluarga Benih x1 x8 x6 x2 Produksi y1 ,000 ,071 ,559 ,400 Pendapatan y2 -,098 ,000 ,000 ,000 Tabel 7. Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) Biaya Jumlah T. Jumlah Luas Lahan Produksi Keluarga Benih x1 x8 x6 x2 Produksi y1 ,000 ,000 ,000 ,000 Pendapatan y2 ,000 ,071 ,556 ,398 Tabel 8. Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model) Biaya Jumlah T. Jumlah Luas Lahan Produksi Keluarga Benih x1 x8 x6 x2 Produksi y1 ,000 ,071 ,559 ,400 Pendapatan y2 -,098 ,071 ,556 ,398 Berdasarkan data pada Tabel 6 dan Tabel 7 diketahui bahwa Luas Lahan (X1) mempunyai pengaruh langsung terhadap Produksi (Y1) usahatani kacang tanah dengan proporsi pengaruh sebesar 40.00 % sedangkan pengaruh tidak langsung hanya 39,80%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin luas lahan yang digunakan petani dalam berusahatani kacang tanah maka jumlah produksi yang dihasilkan akan meningkat Jumlah Benih (X2) berpengaruh langsung dengan Produksi (Y1) usahatani kacang tanah. Proporsi pengaruh benih terhadap produksi sebesar 55,90%, dan
Produksi y1 ,000 ,995
Produksi y1 ,000 ,000
Produksi y1 ,000 ,995
pengaruh tidak langsung melalui luas lahan sebesar 55,60%. Pengaruh langsung benih terhadap produksi dapat dijelaskan bahwa semakin banyak benih yang digunakan dalam proses produksi maka akan semakin besar pula produksi yang dihasilkan, sesuai dengan luas lahan yang digunakan demikian pula sebaliknya. Jumlah Tanggunga Keluarga (X6) dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap Produksi (Y1) dengan proporsi pengaruh langsung dan tidak langsung masing-masing sebesar 7,1%. Pengaruh langsung dan tidak langsung jumlah tanggunga keluarga terhadap
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128
132
produksi dapat dijelaskan bahwa anggota keluarga yang telah berada pada umur produktif dapat menjadi sumber tenaga kerja di dalam mengelola usahataninya dan bukannya menjadi beban bagi petani sebagai kepala keluarga. Sehingga petani dapat mengurangi biaya penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga sehingga petani dapat lebih giat untuk mengelolah lahan usahataninya sehingga produksi usahatani kacang tanah dapat meningkat. Produksi (Y1) berpengaruh langsung dengan Pendapatan (Y2) usahatani kacang tanah dengan proporsi pengaruh sebesar 99,50% sedangkan pengaruh tidak langsung hanya 0,05%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar produksi yang dihasilkan petani maka pendapatan yang diperoleh semakin besar. Biaya Produksi (X8) berpengaruh langsung dan bernilai negatif terhadap Pendapatan (Y2) usahatani kacang tanah. Proporsi pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan sebesar -9,8%, dan pengaruh tidak langsung sebesar 0%. Pengaruh langsung biaya produksi terhadap pendapatan dapat dijelaskan bahwa semakin besar biaya produksi yang digunakan dalam proses produksi maka semakin kecil pendapatan yang diperoleh petani, demikian pula sebaliknya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis jalur dengan taraf α = 0,05 pada faktor-faktor produksi yang digunakan pada usahatani kacang tanah diketahui bahwa faktor produksi luas lahan, jumlah benih dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara langsung terhadap produksi kacang tanah dan produksi usahatani kacang tanah berpengaruh langsung terhadap pendapatan petani kacang tanah di Kecamatan Lembo sedangkan biaya produksi berpengaruh langsung terhadap pendapatan usahatani kacang tanah dan bernilai negatif terhadap pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Rasyid, Harun. 1994. Analisis Jalur (PathAnalysis) Sebagai Sarana Statistika dalam Analisis Kausal. Bandung: LP3ES Adiwilaga, A. 1982. Ilmu Alumni. Bandung.
Usahatani.
Cesar L. R. G, D. A. Nadolnyak and S. M. Fletcher. 2005. Contract Marketing in the US after the 2002 Farm Act: The Case of Peanuts. Environmental Economy and Policy Research Number: 11.2005. Department of Land Economy University of Cambridge Dale,
H and M. Fletcher. 2003. International Trade Liberalization Impact on the U.S. Peanut Industry. Journal of Agribusiness 11-1 Spring 2003 51-65
Hernanto, F. 1993. Ilmu Penebar Swadaya Indonesia. Jakarta
Usahatani. Yayasan
Ibrahim, M., W. J. Florkowski and S. Kolavalli. 2012. The Determinants of Farmer Adoption of Improved Peanut Varieties and Their Impact on Farm Income: Evidence from Northern Ghana. Selected Paper prepared for presentation at the Agricultural and Applied Economics Association Annual Meeting, Seattle, WA, August 1214, 2012 Salih. N, dkk., 1996. Risalah Seminar Nasional Proyek Pengembangan Agribisnis Kacang Tanah Di Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian. Malang. Soeharjo, A. dan D. Patong. 1984. SendiSendi Pokok Ilmu Usahatani. Lembaga Penerbit Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 02 Mei 2013, ISSN 0854-0128